kti wisnuariopratisto

17
PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD”X” KOTA BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran WISNU ARIO PRATISTO 1210085 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2015

Upload: independent

Post on 18-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP

STATUS GIZI ANAK DI SD”X” KOTA

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WISNU ARIO PRATISTO

1210085

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2015

i

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP

STATUS GIZI ANAK DI SD”X” KOTA

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WISNU ARIO PRATISTO

1210085

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2015

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI

ANAK DI SEKOLAH DASAR “X” KOTA BANDUNG

PENYUSUN : WISNU ARIO PRATISTO

NRP : 1210085

BANDUNG, JANUARI 2015

MENYETUJUI,

PEMBIMBING UTAMA

Grace Puspasari, dr., M.Gizi

NIK. 111200

PEMBIMBING PENDAMPING

Cindra Paskaria Ginting, dr., MKM.

NIK. 111205

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wisnu Ario Pratisto

NRP : 1210085

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, bukan

duplikasi dari hasil karya orang lain.

Apabila di kemudian hari diketahui tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian pernyataan saya.

Bandung, Januari 2015

Wisnu Ario Pratisto

iv

DAFTAR ISI

BAB I ...............................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah .........................................................................................2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .........................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................2

1.4.1 Manfaat Akademis ..........................................................................................2

1.4.2 Manfaat Praktis ..............................................................................................3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ...................................................3

1.5.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................................4

Bab III..............................................................................................................................5

METODOLOGI .................................................................................................................5

3.1 Alat dan Subjek Penelitian .....................................................................................5

3.1.1 Alat Penelitian ................................................................................................5

3.1.2 Subjek Penelitian ............................................................................................5

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................5

3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................5

3.2.2 Waktu Penelitian ......................................................................................6

3.3 Prosedur Penelitian..........................................................................................6

3.4 Metode Penelitian ...........................................................................................6

3.4.1 Rancangan Penelitian......................................................................................6

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ..........................................................................7

3.4.3 Perhitungan Besar Sampel ..............................................................................7

3.4.4 Teknik Pengambilan Sampel............................................................................8

3.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...........................................8

3.5.1 Sumber Data Penelitian ..................................................................................8

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ..............................................................8

v

3.6 Metode Analisis Data ........................................................................................... 10

3.7 Uji Pendahuluan .................................................................................................. 10

3.8 Aspek Etik Penelitian ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi merupakan indikator baik buruknya penyediaan makanan

sehari-hari seseorang. Status gizi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan

anak. Pola makan yang dimulai sejak masa kanak-kanak dapat mempengaruhi

kesehatan mereka selanjutnya. Pada masa kanak-kanak, status gizi yang

kurang baik dapat mengakibatkan sangat gemuk (obesitas), gagal tumbuh, dan

penyakit terkait defisiensi nutrisi. Akibat jangka panjang yang dapat

ditimbulkan adalah meningkatnya risiko penyakit degeneratif saat usia lanjut

(Abidin, 2008).

Status gizi pada setiap anak berbeda. Berdasarkan umur, status gizi pada

anak dibagi menjadi umur balita (bawah lima tahun) dan umur 5-18 tahun.

Status gizi anak umur 5-18 tahun dapat ditentukan menggunakan Z-score

dengan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U) dan indeks massa tubuh

menurut umur (IMT/U). Berdasarkan indikator IMT/U status gizi anak

dikelompokkan menjadi sangat kurus, kurus, normal, gemuk, dan kegemukan

(Riskesdas, 2013).

Di Indonesia jumlah status gizi anak umur 5-12 tahun (anak usia sekolah

dasar) yang tidak termasuk kategori normal cukup tinggi yaitu 30 persen,

dibandingkan dengan kelompok umur balita 24 persen, kelompok umur 13-15

tahun 21,9 persen, dan kelompok umur 15-18 tahun 16,7 persen. Sedangkan di

Jawa Barat sendiri prevalensi status gizi anak umur 5-12 tahun yang tidak

termasuk kategori normal adalah 27,7 persen terdiri dari 3,1 persen sangat

kurus, 6,0 persen kurus, 10,7 persen gemuk, 7,9 persen sangat gemuk

(obesitas) (Riskesdas, 2013). Data mengenai status gizi anak umur 5-12 tahun

di wilayah Bandung sendiri masih belum jelas.

2

Status Gizi anak pada umumnya dipengaruhi oleh pola makan. Pola makan

anak usia sekolah dasar sebagian besar diadaptasi dari pola makan di keluarga.

Di keluarga, yang berperan penting dalam mengatur pola makan keluarga

adalah ibu (Achadi dkk, 2009). Karena itu, peneliti merasa perlu untuk

mengetahui apakah pola asuh ibu berpengaruh terhadap status gizi anak umur

sekolah dasar di kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

- Bagaimana gambaran status gizi anak di SD “X” kota Bandung.

- Bagaimana gambaran pola asuh ibu dari anak di SD “X” kota Bandung.

- Apakah pola asuh ibu berpengaruh terhadap status gizi anak di SD “X”

kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

- Mengetahui gambaran status gizi anak di SD “X” kota Bandung.

- Mengetahui gambaran pola asuh ibu dari anak di SD “X” kota Bandung.

- Mengetahui apakah pola asuh ibu berpengaruh terhadap status gizi anak di

SD “X” kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

- Menambah Informasi ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan

mengenai pengaruh pola asuh ibu terhadap status gizi anak.

- Menambah daftar referensi untuk penelitian terhadap status gizi anak

umur 5-12 tahun di masa yang akan datang.

3

1.4.2 Manfaat Praktis

- Memberi gambaran status gizi anak di SD “X” kota Bandung kepada

orang tua mereka.

- Sebagai masukan terhadap pelayanan kesehatan di dinas kesehatan

Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Status gizi anak umur 5-18 tahun dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur

yaitu 5-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Indikator status gizi yang

digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada hasil pengukuran

antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam

bentuk tinggi badan menurut umur (TB/U) dan Indeks Massa Tubuh menurut

umur (IMT/U) (Riskesdas, 2013).

Anak usia sekolah dasar pada umumnya berada pada kelompok umur pertama

yaitu 5-12 tahun. Status gizi anak usia sekolah dasar ditentukan oleh berbagai

macam faktor. Salah satu faktor yang penting adalah pola asuh ibu. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar anak sekolah dasar memperoleh makanan pagi

di rumah ataupun membawa bekal dari rumah. Kemudian, aktivitas fisik mereka

di sekolah dasar terbatas sampai pada siang hari. Sisa aktivitas dan jadwal makan

mereka akan kembali ditentukan setelah anak tersebut tiba di rumah. Di rumah,

menu makan dan jadwal makan keluarga biasanya ditentukan oleh ibu (Achadi

dkk, 2009).

Menurut penelitian sebelumnya di Chilli, pola asuh ibu tidak berhubungan

dengan status gizi anak usia sekolah dasar (Mulder dkk, 2009). Sedangkan

menurut penelitian lainnya di Swedia, didapatkan adanya hubungan pola asuh ibu

4

dalam pemberian makan terhadap status gizi anak usia 4 tahun (Nowicka dkk,

2014). Namun, penelitian mengenai pengaruh pola asuh ibu terhadap status gizi

anak khususnya pada usia sekolah dasar di Indonesia sendiri belum pernah

dilakukan.

Berdasarkan hal telah disebutkan di atas peneliti merasa perlu untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh pola asuh ibu terhadap status gizi anak usia

sekolah dasar. Diharapkan dengan pola asuh ibu yang baik akan membuat status

gizi anak berada dalam kategori normal.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

H-0 : Pola asuh ibu tidak berpengaruh terhadap status gizi anak di SD “X” kota

Bandung.

H-1 : Pola asuh ibu berpengaruh terhadap status gizi anak di SD “X” kota

Bandung.

5

Bab III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Subjek Penelitian

3.1.1 Alat Penelitian

- Alat untuk mengukur berat badan digunakan timbangan digital.

- Alat untuk mengukur tinggi badan digunakan microtoise.

- Alat untuk megambil data pola asuh ibu digunakan kuesioner CFQ (Child

Feeding Questionnare).

- Alat untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan kalkulator.

- Alat untuk mengklasifikasikan status gizi anak menggunakan tabel Z-score

berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U).

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah x anak di SD “X” kota Bandung dan ibu mereka.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

- SD “X” kota Bandung provinsi Jawa Barat Indonesia.

- Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

6

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan

September tahun 2015.

3.3 Prosedur Penelitian

1. Subjek penelitian diberi penjelasan tentang tujuan, prosedur, dan

manfaat penelitian.

2. Setelah bersedia menjadi subjek penelitian, subjek penelitian

menandatangani informed consent.

3. Subjek peneltian anak di SD “X” kota Bandung diukur status gizinya

dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badannya, kemudian

dihitung IMT-nya dan dicocokkan dengan tabel Z-score berdasarkan

IMT menurut umur.

4. Subjek penelitian ibu dari anak di SD “X” kota Bandung diberi

kuesioner pola asuh ibu yaitu CFQ (Child Feeding Questionnare).

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimental survei analitik dengan

rancangan Cross Sectional.

7

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Status gizi anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Z-score

dengan indikator IMT menurut umur. IMT dihitung dengan menggunakan rumus

baku yaitu :

IMT = berat badan(kg)

tinggi badan(m)x tinggi badan(m)

(WHO, 2007).

Pembacaan Z-score adalah sebagai berikut :

- Sangat kurus : Z-score < -3,0

- Kurus : Z-score ≥ -3,0 s/d < -2,0

- Normal : Z-score ≥ -2,0 s/d ≤ 1,0

- Gemuk : Z-score > 1,0 s/d ≤ 2,0

- Obesitas : Z-score > 2,0

(Riskesdas, 2013).

Pola asuh ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian, sikap,

dan tindakan ibu dalam memberi makan anaknya. Pola asuh ibu dinilai

berdasarkan Child Feeding Questionnare (CFQ) yang mencakup 4 faktor

mengenai sudut pandang orang tua terhadap berat badan anak dan diri mereka

sendiri serta 3 faktor mengenai tindakan orang tua dalam memberi makan anak.

3.4.3 Perhitungan Besar Sampel

Besar sampel (n) yang digunakan dalam penelitian survei dihitung dengan

menggunakan rumus :

n =

Rumus ini akan digunakan setelah megetahui data proporsi yang diambil

dengan uji pendahuluan.

(Z1-α/2√Z�̅�(1 − �̅�) + Z1-ß √P1(1 − P1) + P2(1 − P2) )2

(P1-P2)

2

8

3.4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara random

sampling.

3.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

3.5.1 Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengukuran tinggi badan dan berat

badan anak di SD “X” kota Bandung kelas 1–6 serta kuesioner yang

diberikan kepada orang tua.

2. Data Sekunder

Data sekunder untuk melengkapi nama, usia, jenis kelamin anak

yang diukur IMT-nya diperoleh dari Sekolah Dasar “X” Kota

Bandung.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

3.5.2.1 Prosedur Pengukuran Berat Badan

1. Responden yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket

serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.

2. Alat timbang diaktifkan dengan menekan tombol “ON”. Tunggu

sampai muncul angka 0.

3. Responden (anak sekolah dasar) naik ke alat timbang dengan posisi

kaku tepat di tengah.

9

4. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang dan kepala tidak menunduk (pandangan lurus ke depan).

5. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul dan tunggu sampai

angka tidak berubah (statis).

6. Catat angka yang terakhir. Angka hasil penimbangan dibulatkan

menjadisatu digit. Misal 0,51 –0,54 dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 –

0,59 dibulatkan menjadi 0,6.

7. Minta responden turun dari alat timbang.

8. Penimbangan responden berikutnya, dan ulangi prosedur 1 s/d 5.

3.5.2.2 Prosedur Pengukuran Tinggi Badan

1. Alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala) responden dilepaskan.

2. Papan penggeser berada di posisi atas dan tegak lurus.

3. Responden berdiri tegak, tepat di bawah papan penggeser.

4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat, dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise dipasang.

5. Pandangan lurus ke depan dan lengan dalam posisi tergantung bebas

disamping badan.

6. Geserkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.

7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih

besar. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis

merah, sejajar dengan mata petugas.

8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus

berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.

9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka di belakang

koma (0,1 cm). Contoh : 157,3 cm, 160,0 cm, dan 163,9 cm.

10

3.5.2.3 Pengisian Kuisioner

1. Kuesioner diberikan kepada responden (ibu siswa).

2. Kuesioner diisi oleh ibu siswa dalam batas waktu yang telah

ditentukan (20 menit).

3. Kuesioner dikumpulkan setelah melewati batas waktu.

3.6 Metode Analisis Data

Analasis data dilakukan secara univariat dapat dihitung menggunakan

persentase jumlah anak.

Analisis secara bivariat dengan uji Chi-Square dengan α = 0,05 dan

perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22.

Data disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

3.7 Uji Pendahuluan

Untuk menguji menghitung besar sampel minimal yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka peneliti merasa perlu melakukan uji pendahuluan yang

dilaksanakan pada SD”X” di kota Bandung pada bulan Maret.

3.8 Aspek Etik Penelitian

Penelitian yang ini akan diajukan ke sidang Komisi Etik Penelitian (KEP) FK

UKM dengan memperhatikan 4 aspek sebagai berikut :

1. Menghormati orang (respect for person)

2. Manfaat (benefince)

3. Tidak membahayakan subjek (non malifence)

4. Keadilan (justice)

11

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M. Z. (2008). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kemampuan Gerak

Dasar Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Siswa Kelas III SDN Lawangan Daya II

Pamekasan).

Achadi, E., Pujonarti, S. A., Rahmawati, T. S., Kusharisupeni, Mardatillah, &

Putra, W. K. (2010). Sekolah Dasar Pintu Masuk Perbaikan Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 5.

Mulder, C., Kain, J., Uauy, R., & Seidell, J. C. (2009). Maternal attitude and

child-feeding practices : relationship with the BMI of Chillean Children.

Nutrition Journal , 8, 37.

Npwicka, P., Sorjonen, K., Pietrobelli, A., Flodmark, C. E., & Faith, M. S.

(2014). Parental feeding practices and associations with child weight status,

Swedish Validation of the Child Feeding Questionnare finds parents of 4-year old

less restrictive. Appetite .

(2013). RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS). KEMENTRIAN

KESEHATAN RI.