keutamaan akhlak terpuji
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada
wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat
pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam
Islam mendapat perhatian yang sangat besar.
Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau
tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan
sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan
perbuatan baik dan buruk.
Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat
yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir
perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran
terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang
sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak
meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal)
dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk
pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat
serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk
(alam semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah
seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW
karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada
dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan
merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik
bagi seluruh kaum Muslimin.
1
Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad
SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: “Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak
agung.” (Al-Qalam:4)
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk
berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadis:
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya
adalah yang paling baik akhlaknya.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
dirumuskan latar belakang dari permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari akhlak ?
2. Apa saja macam-macam dari akhlak mahmudah ?
3. Apa saja keutamaan akhlak mahmudah ?
4. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak
2. Untuk mengetahui macam-macam dari akhlak mahmudah
2
3. Untuk mengetahui keutamaan mahmudah
4. Dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut
pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal
dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
3
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain
dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian,
serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti
Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang
diciptakan.
Akhlak menempati kedudukan yang luhur dalam
Islam, bahkan di antara misi utama agama ini
adalah menyempurnakan akhlak yang mulia,
sebagaimana sabda Nabi SAW :
لق� هم خ�� ا اح�سن� مان�� ن� اي�� ي� ااك�مل ال�مؤ� م�ن�Artinya : “ Mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya”
660.AKHLAK
ه ا وم�ن� اراد ب�! ا ح�سن� لق� حه خ�� ي�را م�ن) ه خ� عل ب�! لا ق� م�ن� ا ل�له ف��من� ا راد ال�له ت�� ان� ه�ذ� ة� الا خ��ا ا س�ن� لق� حه خ�� س�وء م�ن)
Artinya:
“Sesungguhnya akhlaq ini dari Allah, maka
barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan
untuk dirinya, Dia berikan kepadanya akhlak yang
baik, dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
keburukan untuk dirinya, Dia diberikan kepadanya
akhlak yang buruk.”
4
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Jami’ al Ausath
dari Abu Huraira r,a
Sahabul wurud meriwayatkan dari Abu Minhal,
demikian ulama hadits lainya, bahwa Nabi SAW
berjumpa dengan seorang laki-laki yang memiliki
beberapa ekor unta, tapi tidak seekorpun yang
disembelihnya. Beliau berjumpa pula dengan
seorang perempuan yang memiliki beberapa ekor
unta yang
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah
fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya
aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan
seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang
itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik,
yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan
kecenderungan hati (sadar). Akhlak merupakan
kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara
hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan
dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan
melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam
5
diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat,
mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna,
mana yang cantik dan mana yang buruk.
Sedangkan diterjemah dari kitab Is’af thalibi
Ridhol Khallaq bibayani Makarimil Akhlaq. Akhlak
adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan
pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah
manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu
tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau
dihubungkan dengan manusia,kata khuluk lawan kata
dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang
terpuji maupun yang tercela disebut dengan
akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia
terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan Allah
SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan
hidup.
Bidang akhlak adalah bidang yang amat penting
dalam sistem hidup manusia. Ini disebabkan oleh
nilai manusia itu pada hakikatnya terletak pada
akhlak dirinya. Semakin tinggi nilai akhlak diri
seseorang itu maka makin tinggi pula nilai
kemanusian pada dirinya. Akhlak ini jugalah yang
membedakan antara insan dengan hewan dari segi
perilaku, tindak-tanduk dan tanggungjawab dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang yang tidak
6
berakhlak adalah sama tarafnya dengan hewan malah
lebih rendah dari itu. Berdasarkan firman Allah SWT
“Dan sesugguhnya kami telah sediakan untuk
neraka banyak sekali golongan jin dan manusia yang
mana mereka mempunyai hati tetapi tidak mau mengerti
dengannya, mempunyai mata tetapi tidak mau melihat
dengannya, mempunyai telinga tetapi tidak mau
mendengar dengannya, mereka itu seperti binatang
malah lebih sesat, mereka ialah orang-orang yang
lalai (Qs. Al-A’raf : 179).
Akhlak mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
hirarki tamaddun ummat manusia. Oleh itu, masyarakat
yang tidak mempunyai nilai akhlak tidak boleh
dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia
walaupun mempunyai kemajuan yang dalam bidang
ekonomi, teknologi ilmu pengetahuan dll. Akhlak
terbagi menjadi dua : Akhlak mahmudah dan akhlak
madzmumah.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul
kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-
Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.Akhlak
mahmudah seperti beribadah kepada Allah, mencintai-
Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan
berbuat baik serta menjauhkan diri dari perbuatan-
perbuatan yang dibenci Allah dan memulai berbuat
sholeh dengan niat ikhlas, berbakti kepada kedua
orangtua dan lainyya. Sedangkan akhlak madzmumah
7
seperti ujub, sombong, riya', dengki, berbuat
kerusakan, bohong, bakhil, malas, dan lain
sebagainya.
Akhlak mahmudah adalah sebab-sebab kebahagiaan
di dunia dan akhirat, yang meridhoilah Allah dan
mencintailah keluarga dan seluruh manusia dan
diantara kehidupan mereka kepada seorang muslim.
Sebaliknya akhlak madzmumah adalah asal penderitaan
di dunia dan akhirat.
Ciri-ciri Akhlak
1. Perbuatan itu sudah menjadi kebiasaan
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan itu adalah dilakukan tanpa
didahului oleh pertimbangan.
3. Perbuatan itu timbul dari dorongan hati atau
keinginan hati, bukan karena terpaksa.
4. Perbuatan itu dilakukan dengan sesungguhnya
hati, bukan sekadar bercanda dan kajian
ilmiah.
5. Perbuatan itu dilakukan dengan ikhlas ( untuk
perbutan baik).
6. Tidak merasa bersalah atau malu setelah
melakukannya, karena sudah menjadi kebiasaan
sehari-sehari.
1.2 Akhlak Mahmudah
Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya',
keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha
8
memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul
dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam
semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal
akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang
didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama
dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui
ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang
adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat
menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji.
Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak
mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain
adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah,
baik hati, tawadhu, istiqomah dll.
Sebagai umat islam kita mempunyai suri-tauladan
yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu Nabi
Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik manusia yang
berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana
akhlak rasul, maka ia menjawab bahwa akhlak rasul
adalah Al-Quran. Artinya rasul merupakan manusia
yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di
dalam Al-Qur’an [10:36] Dan kebanyakan mereka tidak
mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Akhlak mahmudah
(terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh
agama (Allah dan RasulNya).
9
Akhlakul mahmudah(sifat-sifat terpuji) ini
banyak macamnya, diantaranya adalah
Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-
santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah
hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,
taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh,
sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab,
adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,
optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid,
ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur,
tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun,
berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan
dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan
remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu di bagi
kepada 3 (tiga), yaitu :
1. Akhlak kepada Pencipta
Salah satu perilaku atau tindakan yang
mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.
Taubat secara bahasa berarti kembali pada
kebenaran. Secara istilah adalah meninggalkan
sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa
dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha
untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.
Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali
kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik
10
dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang
sudah terlanjur dikerjakan. Beberapa contoh akhlak
kepada Allah ialah:
a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
b. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan
buruk) dari Allah SWT.
d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
f. Senantiasa mengingat Allah SWT.
g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah
SWT.
1190. Ingat Allah dalam Setiap Keadaan
ا ذ ه?� ا خ??�ذثA ع�ن??� ه� ف??�� ي� ا ع�ملت� س?� ج!ر,واد� A�?ر وش ذ ك?�ل ح�ج?! . واد� ك�را ل�له ع�ن� طعت� ؤ ال�له م�ااس�ت� ق� ت� كY ب�! ع�لن�
ه� ي� ا ل�علا ب�� ه� ن�! ي� ا ل�سر وال�علا ب�� ه� ل�سر ن�! وب�! ت��Perawi
Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad di dalam “Az
Zuhud”, oleh Thabrani dari Atha Bersumber dari
Mu’adz bin Jabal. Menurut al Mundziri, hadis ini
hasan, tetapi ‘Atha tidak berjumpa dengan Mu’adz.
Al Baihaqi pun meriwayatkanya dengan tambahan
lafal : “Fa adkhala bainahuma rajulan lam
yusumma” (maka masuklah diantara keduanya seorang
laki-laki yang namanya tidak disebut). Kata Al
Haitsami, isnadnya hasan.
Asbabul wurud
11
Hadits ini timbul sehubung dengan permintaan
Mu’adz: “ Ya Rasulallah, nasihatilah aku” Maka
Rasullah bersabda: “Hendaklah kau. . . . dst”1
2. Akhlak terhadap Sesama
Setelah mencermati kondisi realitas social
tentunya tidak terlepas berbicara masalah
kehidupan. Masalah dan tujuan hidup adalah
mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya
dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan
mengatasi masalah hidup. Kehidupan sendiri tidak
pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang
untuk bebas berekspresi,berkarya. Kehidupan adalah
saling berketergantungan antara sesama makhluk dan
dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari
aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma
kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena
dengan norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami
apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara
sesama manusia dan makhluk lainnya.
1609. Muslim Bersaudara
ذ� له ولا ي��سلمه خ� لمه ولا ي�� hظ ؤال�مسلم لا ي�� ال�مسلم اخ��“orang muslimin itu adalah saudara bagi muslim
(yang lain), tidak boleh menganiaya, menghina, dan
melentarakan”
Perawi
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Umar r.a.
1 Ibid. hal 16
12
Sababul wurud diriwayatkan oleh Abu Daud dari
Suwaid ibnu Hanzhalah: Kami berangkat bersama Wail
bin Hujur untuk menemui Rasulallah SAW.(dalam
perjalanan) seorang musuh menghadangya. Lalu aku
bertemu musuhnya, maka suatu kaum memaksa agar
mereka bersumpah, kemudian aku bersumpah
sesungguhnya dia adalah saudaraku, lalu nabi
membiarkan hal tersebut dan mendatangi kami, maka
aku kabarkan kepadanya bahwa suatu kaum memaksa
mereka agar bersumpah bahwa musuhnya itu
saudaranya, lalu beliau berkata kamu benar, kaum
muslim itu saudara kaum muslimin dan menyebutkan
hadits tersebut2.
2.3 Keutamaan Akhlak Mahmudah
a) Allah berfirman:
مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????
2 Ibid.hal 336
13
اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل
“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu
dan kepada surga yang luasnya langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang bertakwa.
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit; orang-orang
yang menahan amaranya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyulai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (Ali-Imron: 133-134)
Allah memerintah orang-orang beriman untuk
bersegera kepada ampunan dan meraih surga-Nya
yang seluas langit dan bumi. Merekalah penghuni
surga itu. Amal-amal ketakwaan mereka adalah
pengantar menuju surga.
Setelah itu, Allah menyebutkan ciri-ciri orang
yang bertakwa dan amalannya:
“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit.”
Maksudnya, ketika mereka dalam keadaan sulit
dan mudah. Jika keadaan mereka mudah (baca:
banyak rezeki) maka mereka akan memperbanyak
infak. Tapi, jika keadaan mereka sulit (baca:
sedikit rezeki), mereka pun tidak meremehkan
kebaikan, meskipun itu sedikit.
“Orang-orang yang menahan amarahnya.”
14
Artinya, jika ia disakiti orang lain yang
menyulut kemarahannya, mereka tidak berbuat
sebagaimana lazimnya tabiat manusia. Tapi, mereka
menahan amarah di dalam hatinya dan bersabar
menghadapi orang yang berbuat jahat kepadanya.
“Orang-orang memaafkan kesalahan orang lain.”
Hendaknya seorang muslim juga memaafkan siapa
saja yang berbuat jahat, bail dengan perkataan
maupun dengan perbuatan. Memaafkan itu lebih
sulit daripada menahan amarah. Sebab, memaafkan
itu artinya tidak membalas perbuatan kemudian ia
membiarkan orang yang berbuat jahat kepadanya.
Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang
memiliki akhlak mulia.
Sifat ini juga dimiliki oleh orang berniaga
kepada Allah, yakni dengan memaafkan hamba Allah
sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka. Ia
pun tidak suka mereka tertimpa keburukan. Ini
supaya Allah memaafkan mereka. Ia menyerahkan
pahalanya kepada Rabb-nya yang Maha Mulia. Ini
sebagaimana firman Allah, “Barang siapa yang
memaafkan dan memperbaiki (amalnya) maka
pahalanya ada pada Allah.”
Allah kemudian sifat lainnya yang lebih umum, lebih baik, lebih
tinggi, dan lebih mulia, yaitu ihsan. Allah berfirman, “Dan Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik.”
Ihsan (berbuat baik) ada dua macam, yakni ihsan
dalam beribadah kepada Sang Khaliq dan ihsan
15
kepada makhluk. Tentang ihsan dalam sabdanya,
“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya,
sesungguhnya Dia melihatmu.”
Adapun bentuk ihsan kepada makhluk adalah
memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegah
kemungkaran, mengajari yang bodoh, mengingatkan
yang lalai, menasehati orang-orang awam di antara
mereka, meyangkutkan pendapat, serta memberikan
sedekah dan infak kepada mereka. selain itu,
curahkan kedermawanan kita, mencegah bahaya, dan
menanggung kesulitan mereka. inilah penjabaran
ciri-ciri yang diberikan Allah kepada orang
bertakwa dalam ayat ini. Barang siapa
melaksanakan perkara-perkara ini, berarti ia
telah melaksanakan hak Allah dan hak hamba-Nya.3
Hadits 285
3 Tafsir As-Sa’di: I/148.
16
كن� ا ل: ل�م ن�� هما، ف�� ي� ال�له ع�ن� ن� ال�عا ض رض� ن� ع�مرو ي�! ذ ال�له ي�! و ع�ن� ع�ن!ار ك�م ن� ن� م�ن� ح�� ؤل: ا{ ق� ا، وك�ان� ت�� Aحس ف� ا ولا م�ت� Aاح�س ه وس�لم ف�� رس�ول ال�له ع�لي�
ه ق� ع�لي� ق� ا. م�ت� لاف�� خ�� كم ا� ح�سن� .ا�Abdullah bin Amr r.a berkata, “Nabi tidak pernah
melakukan perbuatan keji ataupun melontarkan
kata-kata keji. Dia bersabda, `Sebaik-sebaik
kalian adalah yang paling baik pahalanya.`”4
Hadits 286
ل�ت� رس�ول ال�له ع�ن� الي!ر ال: س�ا� صاري� ف�� ي�� ن� س�معان� الا� ؤاس ي�! وع�ن� ال�ن�،Yي� ص�ذرك� م م�ا خ�اك�Y ف� Aث� ، ولا{ لق� ر ح�سن� ال�خ� ال: ))الي! ق� م؟ ف�� Aث� والا{
اس(( ه ال�ن� ظلع ع�لي� ن� ي�� .وك�ره�ت� ا�An-Nawas bin As-Sim’an Al-Anshari r.a berkata,
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang
kebaikan dan dosa. Beliau menjawab, kebaikan ط adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah
apa yang terasa mengganggu jiwa dan engkau tidak
suka diketahui manusia 5”.ط
Hadits 287
4 Muttafaq ‘Aalaih. HR. Bukhari (3559), ini lafalnya. HR. Muslim (2321).5 HR. Muslim (2553).
17
ا لق� اس خ�� ح�سن� ال�ن� ي� ا� ب! ال: ك�ان� ال�ن� س ف�� ي�� .وع�ن� ا�Anas bin Malik r.a mengatakan, “Nabi SAW. adalah
manusia paling baik akhlaknya.”6
كن� ا ل: ل�م ن�� هم????ا، ف????�� ي� ال�ل????ه ع�ن� ن� ال�ع????ا ض رض????� ن� ع�م????رو ي�! ذ ال�ل????ه ي�! وع�ن� ع�ن????!ار ك�م ن??� ن� م�ن� ح�� ؤل: ا{ ق??� ان� ت�� ا، وك??� A??حس ف� ا ولا م�ت� A??اح�س لم ف�� ه وس??� ول ال�ل??ه ع�لي??� رس??�ه ق� ع�لي� ق� ا. م�ت� لاف�� خ�� كم ا� ح�سن� .ا�212. dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata: “Rasulullah SAW. itu bukan
orang yang kotor (kata-kata maupun tindakannya)
dan bukan pula orang yang sengaja hendak berbuat
kekotoran.” Beliau SAW. bersabda: “Sesungguhnya
termasuk dalam golongan orang-orang yang terpilih
di antara kalian adalah yang terbaik akhlak.”
(Muttafaq ‘alaih)
ال: م�ا ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ن� ال�ن� ه: ا� ي� ال�له ع�ي� ى� ال�ذرداء رض� ب�! وع�ن� ا�, ل??ق� ام??ه� م�ن� ح�س??ن� ال�خ� ن� وم ال�ق� م�ن� ت�� ذ ال�مؤ� ان� ال�عن! ر� ي� مي� ل ف� ق� Aت� ء ا� ي� Aم�ن� ش
ي��تA ح�س??ن� ذ ال: خ??� , وف??�� ي� ذ� . رواة الي�رم??� ي� ذ� سA ال�ن??! ا ح�� ض� ال�ق??� غ� ت! ن� ال�له ب�� وا{ح .ص�حي�
6 Muttafaq ‘Aalaih. HR. Bukhari (6203), ini lafalnya. HR. Muslim (2150).
18
213. Dari Abu Darda’ r.a bahwa Nabi SAW.
bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat
dalam timbangan amalan seorang mu’min kelak pada
hari kiamat daripada baiknya akhlak, dan
sesungguhnya Allah membenci orang yang kotor
serta rendah tutur katanya.” (Diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadits Shahih).
لم ع�ن� ه وس?� ول ال�ل?ه ع�لي?� ل رس??� ن� ال: س?� ه, ف??�� ي� ال�له ع�ي?� ي��رة� رض� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�ل ع�ن� ن� . وس?� ل?ق� ؤي ال�ل?ه وح�س?ن� ال�خ� ق?� Aال: ت� . ف?�� Âة ي?) اس ال�ح! ل ال�ن� ذخ�� كÄيAر م�ا ن�� ا�
ال: , وف�� ي� . رواة الي�رم�ذ� م وال�ف�رج� ال: ال�ف� ق� ار, ف�� اس ال�ن� ل ال�ن� ذخ�� كÄيAر م�ا ن�� ا�ح ي��تA ح�سن� ص�حي� .خ�ذ214. Dari Abu Hurairah r.a katanya: “Rasulullah
SAW. ditanya tentang tentang apakah sebagian
besar amalan yang memasukkan umat manusia ke
dalam syurga. Beliau SAW. menjawab: “Bertakwa
kepada Allah dan bagusnya akhlak.” Beliau ditanya
pula tentang apakah sebagian besar amalan yang
memasukkan umat manusia ke dalam neraka. Beliau
menjawab: ”Karena mulut dan kemaluan.”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadits Hasan).
19
ه لي ال�ل??ه ع�لي??� ول ال�ل??ه ص??� ال رس??� ال: ف??�� ه, ف??�� ي� ال�ل??ه ع�ي??� رة� رض??� ي??�� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�هم. س???ا ئ�� ارك�م ل�ن� ن???� ارك�م ح�� ن??� ا, وح�� لق??� هم خ�� ح�س???ن� ا ا� مان???�� ي�� ن� ا{ ي� ن� م??� ك�م??ل ال�مؤ� لم: ا� وس??�ح ي��تA ح�سن� ص�حي� ال: خ�ذ , وف�� ي� .رواة الي�رم�ذ�215. Dari Abu Hurairah r.a pula, ia berkata:
Rasulullah SAW. bersabda: “Orang mu’min yang
paling sempurna keimanannya ialah yang terbaik
akhlaknya di antara kaum mu’minin, sedangkan
orang-orang pilihan di antara kalian ialah yang
terbaik pergaulannya dengan istrinya.”
(Diriwayatkan oleh Trimidzi dan ia mengatakan
bahwa Hadits ini adalah Hasan Shahih).
ه لي ال�ل??ه ع�لي?� ول ال�ل??ه ص?� معت� رس??� : س??� ال�ت� ه?ا, ف?�� ي� ال�ل??ه ع�ن� ه� رض?� Aش وع�ن� ع�اي��م. اث�� م ال�ق??� ه� ال�ص??اث�� ه درخ??! لق??� حس??ن� خ�� ذرك�Y ي�! م�ن� ل�ن??� ن� ال�م??ؤ� ؤل: ا{ ق??� لم, ت�� وس??�و داود ت�! .رواة ا�216. Dari Aisyah r.a, ia berkata: “Aku mendengar
Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min
itu niscaya dapat mencapai derajatnya orang yang
berpuasa (pada siang harinya) dan berdiri
beribadah (di malam harinya) dengan sebab
20
kebaikan akhlaknya.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud).
لي ال�ل??ه ول ال�ل??ه ص??� ال رس??� ال: ف??�� ه, ف??�� ي� ال�ل??ه ع�ي??� هلي� رض??� م�ام??ه� ال�ن! ى� ا� ب�! وع�ن� ا�ان� ن� ك?� رك�Y ال�م?راء, وا{ ة ل�من� ي?�� ي?) ض� ال�ح! ي� ري�! ت� ف� ي� Íن Í�?م ب ع�ي� ا ر� ن?�� لم: ا� ه وس?� ع�لي�
ا, خ????� ا ر� ان� م????� ن� ك????� , وا{ ث! رك�Y ال�ك????ذ� ة ل�من� ي????�� ي????) ظ ال�ح! ي� وس????� ت� ف� ي� Íن Í�????ا, و ب م�حق????�
و ت???????�! ح, ا� حي� ي��تA ح�س???????ن� ص???????� ذ ه. خ???????� لق???????� ة ل�من� ح�س???????ن� خ�� ي???????) ع�لي ال�ح! ي� ا� ت� ف� ي� Íن Í�???????وبح اد ص�حي� س�ن� Ôا Íداودن�.217. Dari Abu Umamah al-Bahili r.a, ia berkata:
“Rasulullah SAW. bersabda: “Aku adalah orang yang
memberikan jaminan untuk memperoleh sebuah rumah
di halaman syurga bagi orang yang meninggalkan
memberikan bantahan, sekalipun ia merasa dalam
kebenaran, juga sebbuah rumah di tengah syurga
bagi orang yang meninggalkan dusta, sekalipun
dengan maksud bersenda gurau, demikian pula
sebuah rumah di dataran tinggi di syurga bagi
orang yang memperbaiki akhlaknya.” (Hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan
Isnad Shahih).
21
ن� م�ن� ال: ا{ لم ف???�� ه وس???� ول ال�ل???ه ع�لي???� ن� رس???� ه: : ا� ي� ال�ل???ه ع�ي???� اي�!ررض???� وع�ن� خ�!ن� ا، وا{ لاف?????�� خ�� كم ا� ح�س?????ن� ,ا� ام?????ه� ن� وم ال�ق� لس?????ا ت?????�� ي� م�خ! ب� كم م?????� رن�! � ق?????� , و ا� لى� كم ا{ ح�ن! ا�ون� ذق� A????????س ارون� وال�من� A�????????رنAالي , ام????????ه� ن� وم ال�ق� ي� ت????????�� ب� ع????????ذك�م م????????� ت�! لى� وا� كم ا{ ص????????� غ� ت�! ا�
م??ا , ف�� ون� ذق� A??س ارون� وال�من� A�??رنAال الي ا ف??�� ذ ع�لمن??� ول ال�ل??ه, ف??�� ا رس??� . ن??�� ؤن� هق??� ن� ق� وال�مت�ي��تA ح�سن� ال: خ�ذ , وف�� ي� ذ� . رواة الي�رم�ن� كي!رون� ال: ال�من� ؟ ف�� ؤن� هق� ن� ق� .ال�مت�218. Dari Jabir r.a bahwa Rasulullah SAW.
bersabda: “Sesungguhnya termasuk golongan orang
yang paling kucintai di antara kalian serta yang
terdekat kedudukannya denganku pada hari kiamat
ialah yang terbaik akhlaknya di antara kalian,
dan sesungguhnya termasuk golongan orang yang
paling ku benci di antara kalian serta yang
terjauh kedudukannya denganku pada hari kiamat
ialah orang-orang yang banyak berbicara, sombong
bicaranya serta para mutafaihiq.” Para sahabat
berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengerti
apa arti orang yang banyak bicara serta orang
yang sombong bocaranya. Tetapi apakah yang
dimaksud mutafaihiq itu?” Beliau SAW menjawab:
“Mereka itu ialah orang-orang yang sombong
(merasa tinggi isi pembicaraannya.)”
22
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia
mengatakan bahwa ia adalah Hadits Hasan)
1. Keutamaan Sabar
a) Allah berfirman:
ن� ض م� ق� ؤع وت�� ح! وال� ؤف� ح� ن� ال� ء م� ي� Aم ي�!ش ك لؤن�� ن! ن) ول�ن� ) ي�� اي�!ر ر ال�ص Aس وي�! مراث� Aس وال�ث ق� ت�� وال والا� م� (155الا�
غؤن� ) ه راج�! ي� ل� ا ا{ ن�� وا{ ا هلل ن�� وا ا{ ال� ة� ف�� ي! ن� ص هم م� ن� اب�! ص� ا ا� د� ن� ا{ ي�� ذ� ال�156Yك ن� ول� مه� وا� هم ورح� ئ�! ن� ر لؤاث� م� هم ص� لن� كY ع� ن� ول� ( ا�
ذون�? ) مهن� م ال� (157ه�“Sesungguhnya, akan kami berikan cobaan kepadamu
dengan sedikit ketakutan; kelaparan; kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Berikanlah berite
gembira bagi orang-orang yang sabar. (Yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, merek
mengucapkan, ‘innalillahi wainna ilahi raji’un.’ Mereka
itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna
dan rahmat dari Rabb mereka; dan mereka itulah
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Al-
Baqarah: 155-157)
Allah mengabarkan kepada orang-orang beriman
bahwa Dia akan menurunkan cobaan dan menguji
mereka dengan sedikit rasa takut, lapar, serta23
hilangnya sebagian harta. Allah juga akan menguji
dengan kematian sebagian sahabat, kerabat, dan
orang-orang yang dicintainya; termasuk pula
berkurangnya hasil pertanian.
Barang siapa bersabar atas ketentuan Allah dan
keputusan-Nya maka Dia akan memberinya pahala.
Tapi, barang siapa putus asa dank eras kepala mka
Dia akan mengazabnya.
Orang-orang bersabar yang Allah maksud akan
memperoleh berita gembira adalah orang-orang yang
percaya bahwa kebaikan dan keburukan itu
datangnya hanya dari Allah. Bial musibah itu
menimpa, mereka bersabar dan berpegang teguh
dengan ucapan mereka, ‘innalillahi wainna ilahi raji’un.’
Maksudnya, mereka adalah hamba Allah dan milik-
Nya; mereka pasti akan kembali ke negeri akhirat.
Allah memuji mereka dengan bersabar. Dia juga
mengabarkan bahwa mereka berada dalam naungan
rahmat-Nya. Mereka merasakan efek rahmat ini
dengan kesejukan hati mereka saat ditimpa
musibah. Mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk menuju jalan kebaikan dan kebenaran.
Selain itu, mereka juga menerima segala ketentuan
Allah sehingga mereka tidak dilanda kecemasan.7
a) Allah berfirman
7 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/162.
24
مؤا ث� ق� اء وت�� ق� ت� ن� ح� ي�� ن� له ال�ذ ي� لص خ� م� ذوا? اهلل عن! ت� ا ل� ل مروا ا{ ا ا� وم�( مه� ث� ق� ي��ن� ال� كY د ل� اة� ود� ك� وا ال�ر� ت�� و� ت�� لاة� و (5ال�ص
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah
kepada Rabbmu.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya, hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman untuk berhijrah dari negeri di mana
mereka tidak mampu menegakkan syiar-syiar agama,
menuju tempat lain di bumi Allah yang luas. Di
tempat tersebut mereka bisa menegakkan syiar-
syiar agama sebagaimana yang diperintahkan Rabb
mereka.8
Hadits 290
ل�وا رس�ول ال�له صار، س�ا� ي�� اس�ا م�ن� الا� ن� ن�� ذري� ا{ ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�ذة, ذ م�ا ع�ن� ق� ي� ت�� ع�ظاه�م, ح�ب� ا� ل�وة ف�� م س�ا� Aع�ظاه�م, ث� ا� ل�وة ف�� م س�ا� Aع�ظاه�م، ث� ا� ف��
ه غق� ف� ت�� غق� كم, وم�ن� ي��ست� رة ع�ن� دخ�� لن� ا� ر ف�� ي� ذي� م�ن� خ� كؤن� ع�ن� ال: ))م�ا ن�� ق� ف��
8 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/3278
25
خ�ذ ع�ظاء ع�طي� ا� رة? ال�له وم�ا ا� صي! ر ي�� صي! ت� ه ال�له, وم�ن� ب�� ي� ع� ن� ت�� ع� ال�له, وم�ن� ي��ست�وس�ع م�ن� ال�صي!ر(( را وا� ي� .خ�
Abu sa’id Al-Khudri r.a meriwayatkan bahwa orang-
orang dari kalangan Anshar meminta kepada
Rasulullah. Beliau lalu memberikan kepada mereka
apa yang mereka minta. Mereka kemudian meminta
lagi kepadanya, beliau pun memberi mereka apa
yang mereka minta. Mereka kemudian meminta lagi
kepadanya, beliau pun memberinya. Hingga apabila
sudah habis apa yang ada di sisi beliau bersabda:
“Apapun yang ada di sisiku, amak aku tidak akan
menyimpannya dari kalian. Barang siapa berusaha
‘iffah (menjaga diri hal-hal yang tidak terpuji)
niscaya Allah memberinya sifat iffah. Barang
siapa merasa cukup niscaya Allah akan memberinya
kecukupan. Barang siapa merasa sabar, niscaya
Allah memberikan kesabaran kepadanya. Tiada
seorang pun yang diberikan satu pemberian yang
lebih baik baginya dan lebih luas dari pada sifat
sabar.”9
2. Keutamaan Jujur
a) Allah berfirman
9 Muttafaq ‘Alaih. HR. Bukhari (1469), ini lafalnya. HR. Muslim (1053).
26
اس لن�????? لت� ل� ي��ت� ف�� ا� م ا� رث�� ن� م????? ي اي�! ش????? ي� ا ع� ن��????? ال اهلل د� ف��????? وا{ا كY م�????? اب�) خ ب! ال س?????� ف��????? اهلل ن� دون� م� ن� هي� ل� ي� ا{ م ى� وا� � وب� ذ� خ�????? اي��ذ ق�??? ة ف�� لي�??? ت� ف�� ي� ن� ك� ا{ ق� ح??? س لى� ي�! ن� ا ل� ول م�??? ق�??? ن� ا� ؤن� لى� ا� ك??? ن��
ي��ت� كY ا� ب��?? كY ا{ س?? ق� ي� ت�� ا ف� لم م�?? ع� ي� ولا ا� ش?? ق� ي� ت�� ا ف� علم م�?? ة ت�� لمي�?? ع�ؤث! ) ??? ن� ع� ام ال� ل 116ع� ن� ه ا� ي� ب�!??? ب) ب�� ر م??? ا ا� ا م�??? ل هم ا{ لت� ل� ا ف�� ( م�???
ت� ا دم� ذا م�??????? هن� A�???????هم ش لن� ت�? ع� ي� م وك� ك ن�! ى� ور ب�! ر ذوا اهلل ن!??????? اع�لي ي��ت� ع� هم وا� لن� ت! ع� ي� ق�� ر ي��ت� ال???� ت� ا� ي� ي� ك� ب� Âن ن� وق�� ا ت��??? لم??? هم ف�� ن� ق��
ذ ) هن� Aء ش� ي� Aل ش ن�117ك� ادك�Y وا{ ?? ن! هم ع� ئ�� ا{ هم ف�� ئ�! عذ� ن� ت�� ( ا{م ) كي� خ ر� ال� ي????�� عر� ي��ت� ال� كY ا� ب��???? ا{ هم ف�� ر ل� ف�???? غ� 118ت�� ال اهلل ( ف��????
ن� ??ري� م� ج! اث� ي�� ن�?? هم ح�! هم ل� ذق�� ن� ص??� ي� ادف�� ع ال�ص?? ق� ت� وم ب�� ا ت�� ذ� ه�وا هم ورض??�� ن� ع� ي� اهلل ذا رض??� ن�!?? ا ا� ه?? ن� ن� ق�� ي�� ذ ال�?? ار خ�� ه?? ئ�� ا الا� ه?? ن� ح ي��
م ) ي� hغظ ؤر� ال� ق� كY ال� ل� ة د� ي� (119ع�27
“(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putera Maryam, adakah
kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku
dua orang Rabb selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Mahasuci Engkau,
tidaklah patut bagiku megatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan Maka tentu
Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya,
Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib.’
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya, yaitu,
‘Sembahlah Allah, Rabb-ku dan Rabb-mu,’ dan aku menjadi saksi
terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. maka
setelah Engkau wafatkan Aku, Engkaulah yang mengawasi
mereka. Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
Jika Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka
hamba-hamba Engkau, jika Engkau mengampuni mereka maka
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Allah berfirman, ‘Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi
orang-orang yang benar kebeneran mereka. bagi mereka, surga
yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnyaselama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar.” (Al-Maidah: 116-119)
Ketika Isa a.s berlepas diri dari menyembah oran
yang disembah mereka dan Allah mengetahui
kejujuran maka Dia berfirman bahwa inilah hari di
mana kejujuran bermanfaat bagi orang yang jujur,
28
tauhid bermanfaat bagi orang yang mengesankan
(Allah).
Orang-orang yang jujur akan memperoleh surge yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai. Sebuah balasan
yang patut bagi mereka. mereka juga akan kekal di
dalamnya. Mereka telah memperoleh ridha dan
keridhaan dari Rabb-nya. Mereka ridha dengan
kemuliaan daan nikmat yang Allah berikan kepada
mereka. inilah kemengangan besar, tidak ada yang
lebih besar daripada ini.10
Hadits 291
ن� ا{ ال�صذق� ف�� كم ن�! ال رس�ول ال�له: ))ع�لن� ال: ف�� ذال�له ي�!ن� م�سغؤد ف�� وع�ن� ع�ن!ل ال ال�رخ�! ، وم�ا ي��ر� Âة ي) لى ال�ح! هذي� ا{ ئ�� ر ن� الي! لى الي!ر، وا{ هذي� ا{ ال�صذق� ئ��اك�م وال�كذ� ث! ن�� ا، وا{ ق� ت�� ذ ال�له ص�ذ كي�ت! ع�ن� ي ن�� جري ال�صذق� ح�ب� Âن صذق� وب�� ي��
ال اس، وم�ا ي��ر� لى ال�ن� هذي� ا{ ج!ر ئ�� ن� ال�ف� ؤر وا{ ح! لى ال�ف� هذي� ا{ ن� ال�كذ� ث! ئ�� ا{ ف��ا(( ان�! ذ ال�له ك�ذ� كي�ت! ع�ن� ي ن�� جري ال�كذ� ث! ح�ب� Âن كذ� ث! وب�� ل ن�� .ال�رخ�!
Ibnu Mas’ud r.a berkata bahwa Rasulullah
bersabda:
“Hendaklah kalian berlaku jujur. Sebab, kejujuran
itu mengantarkan pada kebaikan; kebaikan itu
10 Aisar At-Tafasir. I/789
29
mengantarkan ke surga. Seseorang akan selalu
berlaku jujur dan memiliki sifat jujur sampai ia
ditetapkan sebagai orang yang jujur di sisi
Allah. Jauhilah dusta. Sebab, kedustaan itu
mengantarkan pada dosa; dosa itu mengantarkan ke
neraka. Seseorang akan selalu berdusta dan
memiliki sifat dusta sehingga ia ditetapkan
sebagai pendusta di sisi Allah.”11
3. Keutamaan Ikhlas
a) Allah berfirman:
ن� ي�� ذ ه ال??� ا ل? لص? خ� م� ذ اهلل ?? ن! اع� ف�� ق� ح ال� اث! ن�!? كن�?? كY ال� ? ن� ل� ا ا{ ن� ل� ر) ي�� ا ا� ن�� ا{ه2) ?????? ن� دوب�� وا م� ذ� خ�?????? ن� اي�� ي�� ذ� ض وال�?????? ال� خ�?????? ن� ال� ي�� ذ ال??????� لا هلل ( ا�
م ك خ ي�� ن� اهلل ي ا{ ف� ل� ر� لى اهلل ا ا{ ون��????? ت�! ف�ر ت� ا ل� ل م ا{ ذه� ????? عن! ا ت�� اء م�????? ????? ن� ول� ا�ث! اد� ؤ ك�? ن� ه�? ذي� م� ه? لا ئ�� ن� اهلل ؤن� ا{ لق�? ن� ح� ه ي�� ي� م ق�� ا ه� ي� م� هم ف� ن� ن� Íب�
ار ) ق� (3ك�“Sesungguhnya, Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah
memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan
Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)
Ibadah dan ketaatan hanya untuk Allah semata,
tiada seorang pun menjadi sekutu-Nya. Sebab,11 HR. Muslim (2607)
30
segala sesuatu selain-Nya adalah milik-Nya, dan
setiap orang yang dimiliki harus taat kepada
pemiliknya, dan setiap hamba harus memurnikan
ibadah kepada Allah.
Adapun orang-orang musyrik yang menyembah patung-
patung, alasan mereka melakukan hal demikian
karena menyerupakan patung-patung tersebut dengan
malaikat. Mereka lalau beribadah kepadanya utnuk
memohon pertolongan dalam rangka memenuhi
kebuthannya di sisi Allah.
Orang-orang musyrik tersebut membenarkan
peribadatan mereka kepada selain Allah, yakni
dengan alasan bahwa illah yang tergantung itu
tidak layak diibadahi manusia secara langsung.
Mereka beribadah kepada illah-illah tersebut dan
illah-illah itu pun beribadah kepada illah yang
paling agung (Allah).
Pada hari kiamat, Allah akan memberi keputusan di
antara mereka dan seterusnya; antara tauhid dan
syirik. Dia memberi balasan kepada setiap orang
sesuai amalnya.
Allah tidak menunjuki seorang pendusta dan penipu
agama pada jalan yang benar. Sebab, ia menyangka
bahwa Dia memiliki anak atau istri. Maha tinggi
Allah dari semua prasangka itu.
b) Allah berfirman:
31
ؤا م? ث� ق� اء وت�� ق�? ت� ن� ح� ي�� ذ ه ال?� ن� ل? ي� لص? خ� م� ذوا اهلل ? عن! ت� ا ل� ل م?روا ا{ ا ا� وم�?( مه� ث� ق� ي��ن� ال� كY د ل� اة� ود� ك� وا ال�ر� ت�� و� ت�� لاة� و (5ال�ص
“Padahal, mereka tidak disuruh, kecuali menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; demikian
itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)
Mereka telah berselisih dengan melampau batas dan
saling beemusuhan. Padahal, mereka tidak
diperintahkan untuk itu. Tapi, mereka
diperintahkan untuk memperbaiki agama dan
dunianya. Mereka juga diperintahkan pada sesuatu
yang bisa mewujudkan kebahagiaan mereka di dunia
dan akhirat. Misalnya, ikhlas dalam keadaan
tersembunyi atau terlihat; membersihkan amal-amal
mereka dari kesyirikan; mengikuti agama Ibrahim
yang hanif (lurus), yang jauh dari kesyirikan;
mendirikan dan melaksanakan shlat dengan sebaik-
baiknya; serta membayar zakat hartanya. Inilah
agama yang benar, yang terdapat dalam kitab-
kitab, dan tidak cacat.12
12 As’ad Haumad, Aisar Tafasir: I/3940
32
Hadits 294
ع�مال ما الا� ي�� ؤل: ))ا{ ق� ال: س�معت� رس�ول ال�له ت�� ظاث! ف�� خ� ن� ال� وع�ن� ع�مري�!لى ه ا{ هج!رب�� لى ال�له ورس�وله، ق�� ه ا{ وي, ف��من� ك�اي��ت� ه�ج!رب�� ما لامري� م�ا ت�� ي�� ، وا{ ه� ي� ال�ن� ن�!
لى ه ا{ هج!رب�� ها, ق�� وج�! ي�ر� ة� ب�� وامرا� ها،? ا� ن! صن� ا ي�� ن� ب�� لى د ه ا{ ال�له ورس�وله وم�ن� ك�اي��ت� ه�ج!رب��ه(( ل�ي� ر ا{ .م�ا ه�اخ�!
Umar bin Khatthan r.a berkata, “Aku mendengar
Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya, setiap
perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang
(akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan.
Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan
keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang
hijrahnya karena dunia atau wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai
sebagaimana) yang dia niatkan’.”13
Keutamaan Sifat Malu
Hadits 309
13 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (6689), ini lafalnya. HR Muslim (1907)
33
ع ض� مان� ي�! ي�� ال: ))الا{ ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ي��رة� ع�ن� ال�ن� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�)) مان� ي�� ه� م�ن� الا{ عي! Aاء س� , وال�حن� ه� عي! Aؤن� س� .وس�ن�
Abu hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah
bersabda, “Iman itu ada eman puluh lebih cabang,
dan malu adalah cabang dari iman.14
Hadits310
ن� م�ما ه وس�لم: ))ا{ ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ال ال�ن� ال: ف�� ى� م�سغؤد ف�� ب�! وع�ن� ا�)) ي�ت� Aع م�ا س� اص�ت� ح ف�� سي� ا ل�م ي�� د� : ا{ ؤة� ن! اس م�ن� ك�لام ال�ن� درك�Y ال�ن� .ا�
Ibnu Mas’ud r.a berkata, “Nabi bersabda,
‘Sesungguhnya, ungkapan yang telah dikenal orang-
orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah:
Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang telah
engkau suka.15
Hadits 311
14 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (9), ini lafalnya. HR Muslim (35)15 HR Bukhari (3484).
34
اء ذ ح�ن� Aس� ه وس�لم ا� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ال: ك�ان� ال�ن� ذري� ف�� ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�هه ي� وج�! اة ف� ن� كرهه ع�رق�� ا ن�� ن� ن� Aي س� ا را� د� ا{ ذره�ا, ف�� ي� خ�� راء ف� .م�ن� ال�عذ�
Abu Said Al-Khudri r.a berkata, “Nabi lebih
pemalu dibanding seroang gadis dalam pingitannya.
Jika beliau melihat sesuatu yang tidak beliau
sukai, kami mengetahuinya dari wajah beliau.16
4. Keutamaan Sifat Memaafkan dan Lapang Dada
a) Allah berfirman:
ى ب�! ف�ر ولى� ال� وا ا� ت�� و� ن� ت�� ا� عه� م وال�س ك ن� ل م� ص� ق� و ال� ول� ل ا� ب�� ا� ولا ن��لا ؤا ا� ح ف� ض ت� ؤا ول� غق� ت� ول� ل اهلل ن� Íن ي� س� ن� ف� ي�� ر مهاخ�! ن� وال� ي� مساك� وال�
م ) ي� ؤر رح� ق� غ�� م واهلل ك ل� ر اهلل ف� غ� ن� ت�� ؤن� ا� ن! ح (22ي��“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak)
akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang
miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah.
Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin Allah mengampunimu ? Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (An-Nur: 22)
Hendaklah orang-orang yang mampu berinfak,
berbuat baik, dan orang-orang yang memiliki
kelapangan rezeki di antara kalian, tidak16 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (6102), ini lafalnya. HR Muslim (2320)
35
memutuskan hubungan dengan kerabat-kerabat merka
yang miskin dan muhajirin. Hendaklah mereka
bersikap lapang dada dan memaafkan mereka atas
perbuatan buruk dan menyakitkan yang telah mereka
lakukan.
Allah pasti membalas mereka dengan maaf dan
ampunan. Ini dikarenakan kelapangan dada mereka
atas kelakuan buruk kerabat-kerabat dekat mereka
dan atas kebaikan mereka kepadanya. Jika kalian
ingin Allah kalian memaafkan dosa-dosa kalian
maka lakukanlah kepada orang yang berbuat jahat
kepada kalian seperti apa yang kalian inginkan
dari Allah. Beradablah dengan adab Allah. Dia
Mahaluas ampunan dan rahmat-Nya. 17
Allah berfirman:
م ك ا? ل� ذو م ع� ولادك� م وا� ك واخ�! ر� ن� ا� ن� م� ؤا ا{ ن� م� ن� ا� ي�� ذ� ها ال� ئ�� ا ا� ن��ؤر ق� غ�� ن� اهلل ا{ روا ف�� ف� غ� ؤا وت�� ح ف� ض ؤا وي�� غق� ن� ت�� م وا{ روه� ذ� اخ� ف��
م ) ي� (14رح�“Hai orng-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istri dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka dari itu,
berhati-hatilah kamu terhadap mereka; jika kamu memaafkan,
17 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/2695
36
tidak memarahi, dan mengampuni (mereka) maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taghbun:
14).
Allah mengingatkan kepada orang-orang beriman
yang jujur agar waspada kepada istri dan anak-
anaknya. Sebab, ada kemungkinan bahwa mereka itu
menjadi musuh dan menghalangi seseorang
melaksanakan ketaatan kepada Allah. Bahkan,
mereka dapat membawa seseorang melakukan hal yang
haram dan berbuat dosa demi kepentingan mereka.
kadang kala, kebencian bisa menyebabkan
kedzaliman terhadap hak istri dan orang tua
sehingga hal itu emnjadi permusuhan.rasulullah
bersabda bahwa suatu saat akan datang suatu zaman
kepada umatku. Pad saat itu, kebinasaan seroang
lelaki akan terjadi oleh tangan istri dan
anaknya. Mereka menghinanya dengan kefakiran lalu
ia melakukan perbuatan dosa sehingga ia binasa.
Sebagian manusia ada yang dihanyutkan oleh cinta,
perhatian kepada mereka, dan bertekad supaya
mereka hidup senang ketika ia masih hidup bahkan
pasca kematiannya. Akibatnya, ia melanggar
larangan untuk mewujudkannya, tapi ia binasa.
Allah kemudian mendorong orang-orang beriman
untuk memaafkan dan lapang dada. Sebab, pada hal
tersebut ada kebaikan bagi manusia. Allah Maha
Pengampun dan Penyayang. Dia juga memberinya
keutamaan sebagai pemuliaan dari-Nya.18
18 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/5091
37
b) Allah berfirman:
مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????
اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل
“bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit; orang-orang
yang menahan amarahnya; dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali
‘Imran: 133-134).
Bersegeralah menaati Allah dan Rasul-Nya untuk
memperoleh ampunan yang agung dari Rabb-mu dan
surga yang luas. Lebarnya seperti langit dan
bumi. Hal itu Allah persiapkan bagi orang-orang
yang bertakwa; yang menginfakkan hartanya pada
saat mudah dan sulit rezekinya; yang menahan
38
kemarahannya dengan kesabaran; dan memaafkan
orang yang menzaliminya. Inilah perbuatan baik
yang dicintai Allah.
c) Allah berfirman:
ن� ) لي� اه� خ! ال� ن� رض� ع� ع� وا� عرف� ال� مر ن�! ؤ وا� غق� ال� ذ� (199خ��“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Al-
A’raf: 199).
Terimalah wahai Nabi dan umatmu keutamaan akhlak
dan amal manusia. Jangan menuntut mereka
melakukan sesuatu yang memberatkan sehingga
mereka lari. Suruhlah orang mengucapkan yang baik
dan berbuat sopan. Berpalinglah dari perseteruan
orang bodoh dan perlakuan buruk orang pandir.
5. Keutamaan Tawadhu’ (Rendah Hati)
a) Allah berfirman:
ى� � ب� ا� ؤف� ن��?? س?? ه ق�� ي�?? ب�� ن� د م ع� ك ن� ذ م� رن��?? ن� ي�� ؤا م� ن�?? م� ن� ا� ي�� ذ� ا ال�?? ه?? ئ�� ا ا� ن��??لي ة� ع� ر� ع�??????? ي�ن� ا� ن� م� ؤ� م??????? لي ال� ع� ه� ل??????? د� ه ا� ؤب��??????? ن! ح هم وي�� ن! ح ؤم ي�� ق�??????? ت�! اهلل
39
م ه� لاث�� وم???? ون� ل� اق� خ�??? ولا ي�� ل اهلل ن� Íن ي� س????� ذون�? ف� اه�???? خ! ي��ن� ي�� �ر اق� ك???? ال�م ) لي� ع ع� واس� اء واهلل Aس ن� ي�� ه م� ي� �Äب و� ت�� ل اهلل ص� كY ف�� ل� (54د�
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu
yang murtad dari agamanya maka Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya; yang bersikap lemah lembut terhadap orang
mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir; yang
berjihad dijalan Allah; dan yang tidak takut pada celaan orang
yang suak mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” (Al-Maidah: 54).
Allah mengabarkan tentang keagungan kekuasaan-
Nya. Dia juga berfirman bahwa orang-orang yang
berpaling (murtad), dari iman menjadi kufur,
tidak mau menolong agamanya dan menegakkan
syariatnya maka Allah akan mengaanti mereka
dengan kaum yang lebih baik, lebih kuat
pembelaanya, lebih lurus, jalannya; Dia mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya. Mereka juga
memiliki sifat-sifat orang beriman, yaitu keras
terhadap orang kafir, sayang dan merendahkan diri
kepada orang beriman; berjihad di jalan Allah;
tiada yang menggentarkannya dalam menyebarkan
perintah Allah, menegakkan hokum, memerangi
musuh; memerintahkan kepada yang makruf dan
mencegah yang mungkar.
40
Barang siapa memiliki karakteristik ini maka amat
besar karunia Allah pada dirinya. Allah itu luas
karunia-Nya. Dia mengetahui siapa yang berhak
atas hal tersebut.
a) Allah berfirman:
ي� ا ف� ؤ ل?????? ذون� ع� ن??????�� ر ن� لا ي�� ي�� ذ� ل?????? ا ل� عله?????? ح! رة� ي�� خ��?????? ار الا� ذ كY ال??????� ل?????? ن��ن� ) ي� ق� لمت� ة ل� ي! عاق�� سادا وال� ولا ق�� رض� (83الا�
“Negeri akhirat19 itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak
ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Dan kesudahan (yang baik)20 itu adalah bagi orang-orang
yang bertakwa.” (Al-Qashsash: 83)
Negeri akhirat itu telah Allah jadikan secara
khusus bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan
rendah hati. Mereka tidak sombong di hadapan
makhluk Allah dan tidak merasa lebih mulia
daripada mereka. mereka juga tidak sewenang-
wenang apalagi berbuat kerusakan di muka bumi.
Sehingga, mereka mendapat surga. Itu telah Allah
siapkan bagi oragn yang hatinya dipenuhi rasa19 Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan diakhirat.20 Maksudnya: syurga.
41
khasyyah (takut); takut pada azab-Nya dengan
melaksanakan ketaatannya dan meninggalkan yang
diharamkan.21
Hadits 314
ه� صت� ص�ذق� ق� ال: ))م�ا ت�� ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ي��رة� ع�ن� ال�ن� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�عه ال�له(( لا رف�� خ�ذ, ا{ ع ا� واض�� ا, وم�ا ت�� لا ع�ر� غف�ر ا{ ذا ت�! اد ال�له ع�ن! .م�ن� م�ال, وم�ا ر�Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah
yang bersabda, “Sedekah itu tidak mengurangi
harta. Dengan memaafkan, Allah menambahkan
kemuliaan kepada hamba. Bagi seseorang yang
tawadhu’, pasti Allah mengangakat derajatnya.”22
6. Keutamaan Sikap Santun dan Menahan Marah
a) Firman Allah:
مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????
اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل
“Bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-21 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/321722 HR. Muslim (2588)
42
orang bertakwa. (Yaitu), orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang
menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran:
133-134).
Bersegeralah melakukan amal saleh agar kalian
mendapat ampunan yang besar dari Allah. Agar
kalian pun memperoleh surga yang luas, lebarnya
selebar langit dan bumi yang dipersiapkan bagi
siapa saja yang takut kepada Allah dan azab-Nya.
Orang yang bertakwa itu ialah mereka yang
menginfakkan hartanya pada saat lapang dan sempit
rezekinya, saat kuat dan lemah demi mencari ridha
Allah. Selain itu, mereka juga menahan diri dari
melampiaskan kemarahan kepada orang yang berbuat
jahat kepadanya dan memaafkan orang yang
menyakitinya. Dengan karakteristik ini, mereka
terhitung sebagai orang yang berbuat baik
(muhsinin), Allah mencintai orang-orang yang
berbuat baik dan meridhai mereka.23
a) Allah berfirman:
مرون� ) ا� ا ن��??? اد� م??? جرة ف�� س??? Íم ي� ك رص???�� ن� ا� م م� ك ج�???رخ�! ن� ي�� ذ ا� ن???�� ر (35ي��ن� ) ي�� ر Aاش خ� ن� مذاي�� ي� ال� عتA ف� اة وات�! خ�� ه وا� رخ! وا ا� ال� (36ف��
“Sesuatu yang diberikan kepadamu adalah kenikmatan hidup di
dunia; yang ada pada sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal
23 Al-Mutakhab min Tafsir Al-Qur’an: I/108
43
bagi orang-orang yang beriman; hanya kepada Rabb mereka,
mereka bertawakkal. (Bagi) orang –orang yang menjauhi dosa-
dosa besar dan perbuatan keji dan apabila marah, mereka
memberi maaf. (Asy-Syura: 36-37).
Harta, anak, kekayaan dan harta benda yang kalian
peroleh di dunia; yang ada di dunia hanyalah
kesenangan dan sedikit dan remeh. Sedangkan,
balasan di sisi Allah (negeri akhirat) itu lebih
baik dari semua kesenangan dunia. Sebab, ia
kekal, terus-menerus, tidak sirna, dan tidak
lekang.
Allah juga menjanjikan kepada orang-orang
beriman, para Rasul-Nya, dan mereka yang
bertawakal bahwa Dia pasti menolong mereka semua
agar bisa bersabar menjalankan kewajiban.
Allah menyifati orang-orang beriman dalam ayat
selanjutny. Mereka adalah orang-orang yang
menjauhi perbuatan dosa besar (seperti: membunuh,
zina, dan mencuri). Mereka juga menjauhi
kekejian, baik berupa perkataan atau perbuatan.
Jika marah, mereka menahan amarahnya, lapang
dada, dan memaafkan orang yang menyebabkan marah.
Hadits 315
44
ن� رس�ول -: ا� ي� س –وف� ي� ذ ال�ق� ذ ع�ن! ي��تA وف�� ي� خ�ذ ذري� ف� ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�ن� ي� صلن� خ� كY ل� ن� ن� ق�� س: ))ا{ ي� ذ ال�ق� ح� ع�ن! Aش� ال لا� ه وس�لم ف�� ال�له ص�لي ال�له ع�لي�
)) اة� ن�� هما ال�له: ال�خلم والا� حن! .ي��Abu Said Al-Khudri r.a meriwayatkan dalam hadits
utusan Abdul Qais-di dalamnya disebutkan-bahwa
Rasulullah bersabda kepada Asyaj Abdul Qais,
“Sesungguhnya, pada mulutmu ada dua sifat yang
dicintai Allah: lembut dan sabar.”24
Keutamaan Adil
Allah berfirman:
سظ ولا ق� ال� هذاء ن�! Aش� ن� هلل ي� ام� و وا ق� وت�� ؤا ك� ن� م� ن� ا� ي�� ذ� ها ال� ئ�� ا ا� ن���رث! ق� ؤ ا� وا ه� ذل� وا اع� عذل� ا ت�� ل لي ا� وم ع� ن� ق� ا� ن� Aم س� ك ن� رم� ج! ي��
عملؤن� ) ما ت�� ر ي�! ي� Íب خ�� ن� اهلل ا{ ؤا اهلل ق� ؤي وات�� ق� لت� (8ل�“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran)karena Allah; menjadi
saksi sengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorongmu berlaku tidak adil adil. Berlaku
adillah. Sebab, adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah
24 HR. Muslim (18)
45
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (Al-Maidah: 8).
Hadits 317
ه وس�لم: ال رس�ول ال�له ص�لي ال�له ع�لي� ال: ف�� ن� ع�مرو ف�� ذ ال�له ي�! وع�ن� ع�ن!ن� ال�رح�من� مي� ور,ع�ن� ي�� اي�!ر م�ن� ت�� ذ ال�له ع�لي م�ن� ن� ع�ن� سظي� ن� ال�مق� ))ا{
هم وم�ا ول�وا(( ه�لن� كمهم وا� ي� خ� عذل�ون� ف� ن� ت�� ي�� ذ� , ال� ن� مي� ه ي�� ذب�� ا ن�� ل, وك�لن� وخ�! .ع�ر�Abdullah bin Amr r.a berkata bahwa Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang yang adil
itu berada di atas mimbar-mimbar yang terbuat
dari cahay, di sebelah kanan Ar-Rahman. Kedua
tangan-Nya kanan. Mereka berlaku dalam memutuskan
(hukum), keluarga, dan apa saja yang mereka
urusi.25
7. Keutamaan Menepati Janji
a) Allah berfirman:
مي ع� ؤ ا� من� ه�? ق� ك� ح?? كY ال� ? ب�! ن� ر كY م� ?? ن� ل� ل ا{ ر) ي��? ا ا� م? ي�� علم ا� ف��من� ت�� ا�اث! ) ?? ن! ل� و الا� ول�?? ر? ا� ك� ذ) ن�?? ا ب�� م?? ي�� ولا19ا{ ذ اهلل عه?? ون� ت�! وق�?? ن� ت�� ي�� ذ� ( ال�??
اق� ) Aن من� ؤن� ال� ض� ق� ت� (20ب��25 HR. Muslim (1827)
46
“Adakah orang yang mengetahui bahwasannya apa yang
diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itu benar sama dengan
orang yang buta ? Hanyalah orang-orang berakal saja yang yang
dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi
janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (Ar-Ra’d: 19-20).
Tentu tidak sama, antara manusia yang mendapatkan
petunjuk dengan orang tersesat yang tidak
mengetahui akan hal itu. Sebab, orang yang
tersesat itu diibaratkan seperti orang buta yang
tidak mendapat hidayah kebaikan dan tidak dapat
memahaminya. Jika ia dapat memahaminya, tentu ia
tidak akan menjalaninya, tidak membenarkannya,
apalagi mengambil manfaat darinya.
Mereka yang dapat menerima nasihat dan mengambil
pelajaran adalah orang-orang yang memiliki akal
sehat dan pandangan yang jelas (Ulul-Albab).
Orang-orang yang mendapat hidayah serta akan
memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat adalah
orang-orang yang menempati janji kepada Allah
bila mereka telah berjanji. Mereka juga tidak
membatalkan janjinya kepada sesama manusia, tidak
mengingkari janji, tidak berbuat sewenang-wenang
apalagi berkhianat.
47
a) Allah berfirman:
كن� مع�رث! ول� وال� رق� Aمس ل ال� ن! م ق�� ك ؤه� وا وخ�! ول� ن� ت�� ر ا� س الي! ن� ل�اث! كن�?????? وال� ه� ك?????? ملان�� ر وال� خ��?????? ؤم الا� ?????? ن� وال� اهلل ن� ن�! م� ن� ا� ر م� الي!??????
امي ن�??????? ن� ى وال� ب�! ف�???????ر وي� ال� ه د� ??????? ي! لي ح� ال ع� م??????? �ى ال� ب� ي�ن�? وا� ن� Íن وال�ن�ام ف��? اث! وا� ف��? ي� ال�ر ن� وف� لي� ان�� ل وال�س? ن� Íن ن� ال�س ن� واي�! ي� مساك� وال�ذوا اه�????????? ا ع� د� م ا{ ذه� عه????????? ون� ت�! مؤق�????????? اة� وال� ك�????????? �ى ال�ر� ب� لاة� وا� ال�ص?????????
Yك ن� ول� س ا� ا� ??? ن! ن� ال� ي� اء وخ� ر اء وال�ض???� س???� ا� ن! ي� ال� ن� ف� ي�� اي�!ر وال�ص???ؤن� ) ق� مت� م ال� كY ه� ن� ول� وا وا� ذق� ن� ص� ي�� ذ� (177ال�
“Bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepaa Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kedempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
48
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa” (Al-Baqarah: 177).
Menurut Allah, kebaikan yang sempurna adalah
beriman kepada Allah, membernarkan-Nya sebagai
satu-satunya. Dzat yang (berhak) diibadahi, tiada
sekutu bagi-Nya; beriman kepada hari kebangkitan
dan pembalasan, malaikat semuanya, semua kitab
yang diturunkan Allah serta beriman kapada semua
Nabi tanpa membeda-bedakannya.
Kebaikan itu juga termasuk memberikan harta-
meskipun ia sngat mencintainya-kepada kerabat
dekat, anak-anak yatim yang membutuhkan sementara
mereka belum baligh, orang-orang miskin yang
fakir, para musafir yang jauh dari keluarga dan
hartanya, peminta-minta yang terpaksa meminta
karena sangat membutuhkan.
Tak kalah pentingnya lagi adalah menginfakkan
harta untuk membebaskan budak dan tawanan;
mendirikan shalat; membayar zakat; menepati
janji; serta bersabar ketika fakir, sakit, dan
ketika perang.
Mereka yang memiliki sifat-sifat ini adalah
orang-orang yang jujur dalam keimanannya. Mereka
adalah orang-orang yang takut pada azab Allah
lalu menjauhi kemaksiatan.
Hadits 293
49
كان� ال: ف�� ال�روج ع�هذ, ف�� ن� ن� Íه� وب� ي�ن� م�عاوب�� ال: ك�ان� ب�! ن� ع�امر, ف�� م ي�! وع�ن� س�لي�اءة خ! ال: ف�� اه�م ف�� ر� ت� ال�مذة� ع�� ص� ق� ا ات�� د� ا{ عهم ف�� رض�� ا م�ن� ا� ن! ب�� �ر كؤن� ق� ي ن�� ر ح�ب� ي��شي�
اء ر وف�� كÄي! ؤل ال�له ا� ق� عل ت�� ح! �رس له ف�� شه� ع�لي ق� ن� ع�ي! ال له ع�مرو ي�! ق� ل ت�� رخ�!ه وس�لم ذر س�معت� رس�ول ال�له ص�لي ال�له ع�لي� اء لا ع�� ر وف�� كÄي! ذرك�Y ال�له ا� لاع��
م�ذه�ا ي� ا� ض� ق� ت� ي ب�� خلها ح�ب� ذة� ولا ي�� ذ غ�ق� Aلا ي��س وم ع�هذ ف�� ي�ن� ق� ه وب�! ي� ن� Íؤل م�ن� ك�ان� ب� ق� ت��
Aؤس ن� ال�ح! ه� ن�! ع م�عاوب�� �رج�! ال ق� هم ع�لي س�واء ف�� ل�ن� ذ� ا{ ن! ن� و ب�� .ا�Sulaim bin Amir meriwayatkan, “Ada perjanjian
antara Mu’awiyyah dan Romawi.” Ia berkata, “Ia
(Muawiyyah) berjalan sampai mendekati negeri
mereka. jika waktu perjanjian sudah habis, ia
akan memeranginya.” Ia berkat, “Tiba-tiba ada
seorang lelaki bernama Amr bin ‘Abbash menemuinya
di atas kuda miliknya. Ia lalu berkata, ‘Allahu
Akbar, penuhi perjanjian, jangan khianat. Allahu
Akbar penuhi perjanjian, jangan khianat. Aku
mendengar Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa
antara ia dan suatu kaum ada perjanjian maka
jangan mengencangkan ikatan dan jangan melepasnya
50
sampai habis masa atau dilanggar.” Ia berkata,
“Maka Mu’awiyyah r.a pulang bersama pasukannya.”26
8. Keutamaan Taat (Patuh)
a) Allah berfirman:
ن� ي� رك� A??مس ن� ال� كY م� م ب��?? ا ول� ق� ت� ن� خ� ا هلل ن� ب�) ا ه� ف�� م ان� ا� م ك� ي� راه� ي�! ن� ا{ ا{م )120) ي� ق� ت� س???? راط م� لى ص???? ذاة ا{ اة وه�???? ???? ن! ن� ه اخ�! عم???? ت�� را لا� اك� A�????س )
121)“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-
kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Allah), (Ia senantiasa) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah
telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.”
(An-Nahl: 120-121)
Ibrahim adalah imam (pemimpin) dalam kebaikan. Ia
sangat taat dan tunduk kepada Allah. Ia tidak
menyimpan dari agama Islam. Ia Muwahhid (orang
yang bertauhid). Ia juga selalu mensyukuri
nikmat-nikmat Allah. Allah memilihnya untuk
diutus dan menunjukinya ke jalan yang lurus,
yaitu Islam.
Di dunia, Kami memberinya kenikmatan yang baik,
seperti pujian dan teladan dari orang-orang
setelahnya dan anak saleh. Sesungguhnya, di sisi
26 HR. Ibnu Al-Jarud (1069). HR. Abu Daud (2423). Hadits ini Shahih.
51
Allah, ia termasuk orang-orang yang saleh yang
memiliki kedudukan tinggi.
b) Allah berfirman:
ن� ه م� ي????� ا ق�� ن�??? ح� ف� ت� ا ق�� ه??? �رج�! ي�ت� ق� ص??? ح� ي� ا� ب� ????ران� ال� م ي�ت� ع� م اب�! رث�� وم???ي�ن�? ) ن� ب�) ا ق�?? ن� ال� اي��ت� م� ه وك�?? ي! ن� ها وك� ئ�! ر لماث� ك ت� ب�! ق�� ذ ا وص� ن� روح�
12)“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara
kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian
dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya
dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang
taat.” (At-Tahrim:12)
Allah membuat pemisahan lain bagi orang-orang
beriman tentang keadaan Maryam binti Imran; juga
karamah yang diberikan kepadanya di dunia dan
akhirat. Maka dari itu, Allah memilikinya.
Allah mengutus salah satu malaikat yang mulia
kepadanya dalam wujud manusia untuk menemuinya.
Pada saat itu, Maryam sedang menyendiri beribadah
kemudian memohon perlindungan kepada Allah dari
anak yang akan ia lahirkan dengan kalimat dari
Allah. Anaknya itu kelak akan menjadi nabi yang
mulia. Malaikat lalu menghembuskan ruh Allah
sehingga ia mengandung Isa a.s.
52
Maryam membenarkan seluruh syariat Allah. Ia juga
membenarkan seluruh kitab-Nya yang diturunkan
kepada para rasul dan nabi. Ia termasuk dalam
golongan orang-orang yang patuh, ahli ibadah, dan
taat kepada Allah.27
Hadits 345
ي� هاد? ف� عذل ال�ج! ه وس�لم: م�ا ت�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ل ل�لن� ن� ال: ق�� ي��رة� ف�� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�ن� ي� ب�� ه مر ع�ادوا ع�لي� ا� ال: ف�� غؤة(( ف�� ظت� ست� ال: ))لاي�� ل؟ ف�� وخ�! ل ال�له ع�ر� ن� Íس�ن
ل Aم�ن(( : ة� Aال�ي Aي� ال�ن ال ف� غؤة((, ف�� ظت� ست� ؤل: ))لاي�� ق� ل�كY ت�� ا, ك�ل د� Aلان� Aون� ا�اث� ال�له, لا ان�� اي��ت� ن�! م ال�ق� اث�� مه� ال�ق� ل ال�صاي�� Aل ال�له ك�من ن� Íي� س�ن اه�ذ ف� ال�مخ!
عالى(( ل ال�له ت�� ن� Íي� س�ن اه�ذ ف� ع ال�مخ! ي ي��رج�! , ح�ب� ام ولاص�لاة� م�ن� ص�ن� ي�ر� ق� .ت��Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Nabi ditanya,
“(Amal) apa yang menyamai jihad fi sabilillah?”
Beliau bersabda, “Kalian tidak akan bisa
melaksanakannya.” Mereka lalu mnegulang pertanyaan
tersebut hingga dua atau tiga kali. Setiap
pertanyaan itu dijawab, “Kalian tidak akan bisa
mleksanakannya.” Pada kali ketiga, beliau
27 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/(5119)
53
menjawab, “Peru mpamaan orang yang berjihad di
jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa
kemudian bangun malam membaca ayat-ayat Allah. Ia
tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai
orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali
(pulang).”28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah
ditakdirkan untuk menjalani peringkat hidup duniawi
28 HR. Muslim (1878)
54
di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga
kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai
cara dan peristiwa yang membentuk sejarah dan
tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia
penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia bukan
makhluk sosial semata-mata malah bukan jua
diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-
mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan
kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak
sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah
SAW. Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan
menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid dan
dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di
medan perang.
Dengan akhlak baginda memimpin rakyat dalam
perjuangan mencapai cita-cita serta membangunkan
Negara yang berdaulat dan merdeka. Sesungguhnya
akhlak yang mulia melengkapkan sendi iman untuk
menuju kepada kesempurnaan kepribadian manusia
sebagaimana keterangan hadis yangberbunyi:
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Paling sempurna keimanan orang-orang mukmin ialah
yang lebih baik akhlaknya.” (HR At-Tirmizi dari Abu
Hurairah).
Dalam konteks pengamalan syariat yaitu yang
meliputi pengabdian hamba terhadap Allah, dapat
dilihat pada rukun Islam yang lima dan juga dalam
55
hal muamalah, akhlak berperanan untuk
melengkapinya.
Manakala dalam hal ibadah, kita akan dapati antara
hikmah ibadah-ibadah yang dianjurkan oleh Islam
terdapat pertautan yang erat antara akhlak dan
ibadah meskipun ibadah itu berlainan pada rupa dan
bentuknya tetapi kesemuanya menuju kepada satu
sasaran yang digariskan oleh Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam dalam sabdanya: Aku diutuskan untuk
menyempurnakan akhlak.
Sembahyang, puasa, zakat, haji dan lain-lain
amalan yang diperintahkan di dalam Islam adalah
merupakan anak tangga untuk mendaki kemuncak
kesempurnaan dan sebagai strategi untuk melindungi
diri dai kerosakan dan kerendahan moral. Dengan
sebab ciri-ciri itu maka ibadah-ibadah tersebut
terletak di tempat yang tinggi dalam agama.
Persiapan umat Islam untuk menjadi Ummatan
Wasathon harus dilengkapi dengan tuntutan untuk
dijadikan alat komunikasi dengan sesama manusia.
Tuntutan itu berupa ajaran akhlak mulia, yang
diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan
manusia. Kerana itu, sesungguhnya ilmu komunikasi
yang paling hebat adalah ilmu yang didasarkan kepada
akhlak yang mulia.
3.2 SARAN
Kami sadar bahwa Makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan. Terbatasnya sumber referensi
56
dan pengetahuan kami mengenai topik yang kita angkat
adalah alasan pertama untuk kekurangan penulisan
makalah ini. Oleh karena itulah, saran dan masukan
dari para pembaca terutama bapak Aziz selaku dosen
pengampu adalah harapan besar kami untuk
pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Albani Syaikh Muhammad Nashruddin. 2008. Shahih at-Targhib
wa at-Tarhib. Jakarta: Pustaka Sahifa
57
Asy-Syuhud Syaikh Ali bin Nayif. 2009. Al-Khulaashah fii
Fadhaa’il Al-A’maal (Shahih Fadhilah Amal-amal Saleh). Solo: Aqwam
Jembatan Ilmu
Damsyiqi Ibnu Hamzah Al-Husaini. 2005. Asbabul Wurud 3.
Jakarta: Kalam Mulia
Marzuki A. Choiran. 2010. 300 Haidts Fadhilah Amal
Shaleh.Yogyakarta: Mitra Pustaka
Nursyam Lc. Fakhruddin. 2007. Syarah Lengkap Arba’in Ruhiyah.
Solo: Bina Insani Press Solo
58