keutamaan akhlak terpuji

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta). Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. 1

Upload: uin-malang-ac

Post on 26-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada

wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat

pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam

Islam mendapat perhatian yang sangat besar.

Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau

tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan

sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan

perbuatan baik dan buruk.

Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat

yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir

perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran

terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang

sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak

meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal)

dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk

pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat

serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk

(alam semesta). 

Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah

seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW

karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada

dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan

merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik

bagi seluruh kaum Muslimin.

1

Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad

SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: “Dan

sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak

agung.” (Al-Qalam:4)

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk

berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadis:

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya

adalah yang paling baik akhlaknya.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat

dirumuskan latar belakang dari permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa pengertian dari akhlak ?

2. Apa saja macam-macam dari akhlak mahmudah ?

3. Apa saja keutamaan akhlak mahmudah ?

4. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak

2. Untuk mengetahui macam-macam dari akhlak mahmudah

2

3. Untuk mengetahui keutamaan mahmudah

4. Dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut

pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal

dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya

3

“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain

dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian,

serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti

Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang

diciptakan.

Akhlak menempati kedudukan yang luhur dalam

Islam, bahkan di antara misi utama agama ini

adalah menyempurnakan akhlak yang mulia,

sebagaimana sabda Nabi SAW :

لق� هم خ�� ا اح�سن� مان�� ن� اي�� ي� ااك�مل ال�مؤ� م�ن�Artinya : “ Mukmin yang paling sempurna imannya

adalah yang paling baik akhlaknya”

660.AKHLAK

ه ا وم�ن� اراد ب�! ا ح�سن� لق� حه خ�� ي�را م�ن) ه خ� عل ب�! لا ق� م�ن� ا ل�له ف��من� ا راد ال�له ت�� ان� ه�ذ� ة� الا خ��ا ا س�ن� لق� حه خ�� س�وء م�ن)

Artinya:

“Sesungguhnya akhlaq ini dari Allah, maka

barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan

untuk dirinya, Dia berikan kepadanya akhlak yang

baik, dan barangsiapa yang dikehendaki Allah

keburukan untuk dirinya, Dia diberikan kepadanya

akhlak yang buruk.”

4

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Jami’ al Ausath

dari Abu Huraira r,a

Sahabul wurud meriwayatkan dari Abu Minhal,

demikian ulama hadits lainya, bahwa Nabi SAW

berjumpa dengan seorang laki-laki yang memiliki

beberapa ekor unta, tapi tidak seekorpun yang

disembelihnya. Beliau berjumpa pula dengan

seorang perempuan yang memiliki beberapa ekor

unta yang

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah

fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya

aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan

seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang

itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami

akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik,

yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan

kecenderungan hati (sadar). Akhlak merupakan

kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara

hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan

dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan

akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup

keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan

melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam

5

diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat,

mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna,

mana yang cantik dan mana yang buruk.

Sedangkan diterjemah dari kitab Is’af thalibi

Ridhol Khallaq bibayani Makarimil Akhlaq. Akhlak

adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan

pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat

maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah

manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu

tampak dihari kiamat nanti.

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau

dihubungkan dengan manusia,kata khuluk lawan kata

dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang

terpuji maupun yang tercela disebut dengan

akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia

terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan Allah

SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan

hidup.

Bidang akhlak adalah bidang yang amat penting

dalam sistem hidup manusia. Ini disebabkan oleh

nilai manusia itu pada hakikatnya terletak pada

akhlak dirinya. Semakin tinggi nilai akhlak diri

seseorang itu maka makin tinggi pula nilai

kemanusian pada dirinya. Akhlak ini jugalah yang

membedakan antara insan dengan hewan dari segi

perilaku, tindak-tanduk dan tanggungjawab dalam

kehidupan sehari-hari. Seseorang yang tidak

6

berakhlak adalah sama tarafnya dengan hewan malah

lebih rendah dari itu. Berdasarkan firman Allah SWT

“Dan sesugguhnya kami telah sediakan untuk

neraka banyak sekali golongan jin dan manusia yang

mana mereka mempunyai hati tetapi tidak mau mengerti

dengannya, mempunyai mata tetapi tidak mau melihat

dengannya, mempunyai telinga tetapi tidak mau

mendengar dengannya, mereka itu seperti binatang

malah lebih sesat, mereka ialah orang-orang yang

lalai (Qs. Al-A’raf : 179).

Akhlak mempunyai kedudukan paling tinggi dalam

hirarki tamaddun ummat manusia. Oleh itu, masyarakat

yang tidak mempunyai nilai akhlak tidak boleh

dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia

walaupun mempunyai kemajuan yang dalam bidang

ekonomi, teknologi ilmu pengetahuan dll. Akhlak

terbagi menjadi dua : Akhlak mahmudah dan akhlak

madzmumah.

Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang

tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul

kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-

Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.Akhlak

mahmudah seperti beribadah kepada Allah, mencintai-

Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan

berbuat baik serta menjauhkan diri dari perbuatan-

perbuatan yang dibenci Allah dan memulai berbuat

sholeh dengan niat ikhlas, berbakti kepada kedua

orangtua dan lainyya. Sedangkan akhlak madzmumah

7

seperti ujub, sombong, riya', dengki, berbuat

kerusakan, bohong, bakhil, malas, dan lain

sebagainya.

Akhlak mahmudah adalah sebab-sebab kebahagiaan

di dunia dan akhirat, yang meridhoilah Allah dan

mencintailah keluarga dan seluruh manusia dan

diantara kehidupan mereka kepada seorang muslim.

Sebaliknya akhlak madzmumah adalah asal penderitaan

di dunia dan akhirat.

Ciri-ciri Akhlak

1. Perbuatan itu sudah menjadi kebiasaan

sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan itu adalah dilakukan tanpa

didahului oleh pertimbangan.

3. Perbuatan itu timbul dari dorongan hati atau

keinginan hati, bukan karena terpaksa.

4. Perbuatan itu dilakukan dengan sesungguhnya

hati, bukan sekadar bercanda dan kajian

ilmiah.

5. Perbuatan itu dilakukan dengan ikhlas ( untuk

perbutan baik).

6. Tidak merasa bersalah atau malu setelah

melakukannya, karena sudah menjadi kebiasaan

sehari-sehari.

1.2 Akhlak Mahmudah

Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya',

keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha

8

memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul

dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam

semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal

akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang

didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama

dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui

ilmu dan pemahaman.

Implementasi dari sebuah keimanan seseorang

adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat

menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji.

Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak

mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain

adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah,

baik hati, tawadhu, istiqomah dll.

Sebagai umat islam kita mempunyai suri-tauladan

yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu Nabi

Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik manusia yang

berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana

akhlak rasul, maka ia menjawab bahwa akhlak rasul

adalah Al-Quran. Artinya rasul merupakan manusia

yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di

dalam Al-Qur’an [10:36] Dan kebanyakan mereka tidak

mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya

persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk

mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Akhlak mahmudah

(terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh

agama (Allah dan RasulNya).

9

Akhlakul mahmudah(sifat-sifat terpuji) ini

banyak macamnya, diantaranya adalah

Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-

santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah

hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,

taat, rukun,  tolong-menolong, hormat dan patuh,

sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab,

adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,

optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid,

ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur,

tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun,

berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam

berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan

dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan

remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.

Dalam konteks pembahasan Akhlak itu di bagi

kepada 3 (tiga), yaitu :

1. Akhlak kepada Pencipta

Salah satu perilaku atau tindakan yang

mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.

Taubat secara bahasa berarti kembali pada

kebenaran. Secara istilah adalah meninggalkan

sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa

dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha

untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.

Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali

kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik

10

dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang

sudah terlanjur dikerjakan. Beberapa contoh akhlak

kepada Allah ialah:

a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.

b. Berbaik sangka kepada Allah SWT.

c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan

buruk) dari Allah SWT.

d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.

e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.

f. Senantiasa mengingat Allah SWT.

g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.

h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah

SWT.

1190. Ingat Allah dalam Setiap Keadaan

ا ذ ه?� ا خ??�ذثA ع�ن??� ه� ف??�� ي� ا ع�ملت� س?� ج!ر,واد� A�?ر وش ذ ك?�ل ح�ج?! . واد� ك�را ل�له ع�ن� طعت� ؤ ال�له م�ااس�ت� ق� ت� كY ب�! ع�لن�

ه� ي� ا ل�علا ب�� ه� ن�! ي� ا ل�سر وال�علا ب�� ه� ل�سر ن�! وب�! ت��Perawi

Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad di dalam “Az

Zuhud”, oleh Thabrani dari Atha Bersumber dari

Mu’adz bin Jabal. Menurut al Mundziri, hadis ini

hasan, tetapi ‘Atha tidak berjumpa dengan Mu’adz.

Al Baihaqi pun meriwayatkanya dengan tambahan

lafal : “Fa adkhala bainahuma rajulan lam

yusumma” (maka masuklah diantara keduanya seorang

laki-laki yang namanya tidak disebut). Kata Al

Haitsami, isnadnya hasan.

Asbabul wurud

11

Hadits ini timbul sehubung dengan permintaan

Mu’adz: “ Ya Rasulallah, nasihatilah aku” Maka

Rasullah bersabda: “Hendaklah kau. . . . dst”1

2. Akhlak terhadap Sesama

Setelah mencermati kondisi realitas social

tentunya tidak terlepas berbicara masalah

kehidupan. Masalah dan tujuan hidup adalah

mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya

dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan

mengatasi masalah hidup. Kehidupan sendiri tidak

pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang

untuk bebas berekspresi,berkarya. Kehidupan adalah

saling berketergantungan antara sesama makhluk dan

dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari

aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma

kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena

dengan norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami

apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara

sesama manusia dan makhluk lainnya.

1609. Muslim Bersaudara

ذ� له ولا ي��سلمه خ� لمه ولا ي�� hظ ؤال�مسلم لا ي�� ال�مسلم اخ��“orang muslimin itu adalah saudara bagi muslim

(yang lain), tidak boleh menganiaya, menghina, dan

melentarakan”

Perawi

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim

dari Ibnu Umar r.a.

1 Ibid. hal 16

12

Sababul wurud diriwayatkan oleh Abu Daud dari

Suwaid ibnu Hanzhalah: Kami berangkat bersama Wail

bin Hujur untuk menemui Rasulallah SAW.(dalam

perjalanan) seorang musuh menghadangya. Lalu aku

bertemu musuhnya, maka suatu kaum memaksa agar

mereka bersumpah, kemudian aku bersumpah

sesungguhnya dia adalah saudaraku, lalu nabi

membiarkan hal tersebut dan mendatangi kami, maka

aku kabarkan kepadanya bahwa suatu kaum memaksa

mereka agar bersumpah bahwa musuhnya itu

saudaranya, lalu beliau berkata kamu benar, kaum

muslim itu saudara kaum muslimin dan menyebutkan

hadits tersebut2.

2.3 Keutamaan Akhlak Mahmudah

a) Allah berfirman:

مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????

2 Ibid.hal 336

13

اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل

“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu

dan kepada surga yang luasnya langit dan bumi

yang disediakan untuk orang-orang bertakwa.

(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),

baik di waktu lapang maupun sempit; orang-orang

yang menahan amaranya dan memaafkan (kesalahan)

orang. Allah menyulai orang-orang yang berbuat

kebajikan.” (Ali-Imron: 133-134)

Allah memerintah orang-orang beriman untuk

bersegera kepada ampunan dan meraih surga-Nya

yang seluas langit dan bumi. Merekalah penghuni

surga itu. Amal-amal ketakwaan mereka adalah

pengantar menuju surga.

Setelah itu, Allah menyebutkan ciri-ciri orang

yang bertakwa dan amalannya:

“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit.”

Maksudnya, ketika mereka dalam keadaan sulit

dan mudah. Jika keadaan mereka mudah (baca:

banyak rezeki) maka mereka akan memperbanyak

infak. Tapi, jika keadaan mereka sulit (baca:

sedikit rezeki), mereka pun tidak meremehkan

kebaikan, meskipun itu sedikit.

“Orang-orang yang menahan amarahnya.”

14

Artinya, jika ia disakiti orang lain yang

menyulut kemarahannya, mereka tidak berbuat

sebagaimana lazimnya tabiat manusia. Tapi, mereka

menahan amarah di dalam hatinya dan bersabar

menghadapi orang yang berbuat jahat kepadanya.

“Orang-orang memaafkan kesalahan orang lain.”

Hendaknya seorang muslim juga memaafkan siapa

saja yang berbuat jahat, bail dengan perkataan

maupun dengan perbuatan. Memaafkan itu lebih

sulit daripada menahan amarah. Sebab, memaafkan

itu artinya tidak membalas perbuatan kemudian ia

membiarkan orang yang berbuat jahat kepadanya.

Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang

memiliki akhlak mulia.

Sifat ini juga dimiliki oleh orang berniaga

kepada Allah, yakni dengan memaafkan hamba Allah

sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka. Ia

pun tidak suka mereka tertimpa keburukan. Ini

supaya Allah memaafkan mereka. Ia menyerahkan

pahalanya kepada Rabb-nya yang Maha Mulia. Ini

sebagaimana firman Allah, “Barang siapa yang

memaafkan dan memperbaiki (amalnya) maka

pahalanya ada pada Allah.”

Allah kemudian sifat lainnya yang lebih umum, lebih baik, lebih

tinggi, dan lebih mulia, yaitu ihsan. Allah berfirman, “Dan Allah

mencintai orang-orang yang berbuat baik.”

Ihsan (berbuat baik) ada dua macam, yakni ihsan

dalam beribadah kepada Sang Khaliq dan ihsan

15

kepada makhluk. Tentang ihsan dalam sabdanya,

“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau

melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya,

sesungguhnya Dia melihatmu.”

Adapun bentuk ihsan kepada makhluk adalah

memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegah

kemungkaran, mengajari yang bodoh, mengingatkan

yang lalai, menasehati orang-orang awam di antara

mereka, meyangkutkan pendapat, serta memberikan

sedekah dan infak kepada mereka. selain itu,

curahkan kedermawanan kita, mencegah bahaya, dan

menanggung kesulitan mereka. inilah penjabaran

ciri-ciri yang diberikan Allah kepada orang

bertakwa dalam ayat ini. Barang siapa

melaksanakan perkara-perkara ini, berarti ia

telah melaksanakan hak Allah dan hak hamba-Nya.3

Hadits 285

3 Tafsir As-Sa’di: I/148.

16

كن� ا ل: ل�م ن�� هما، ف�� ي� ال�له ع�ن� ن� ال�عا ض رض� ن� ع�مرو ي�! ذ ال�له ي�! و ع�ن� ع�ن!ار ك�م ن� ن� م�ن� ح�� ؤل: ا{ ق� ا، وك�ان� ت�� Aحس ف� ا ولا م�ت� Aاح�س ه وس�لم ف�� رس�ول ال�له ع�لي�

ه ق� ع�لي� ق� ا. م�ت� لاف�� خ�� كم ا� ح�سن� .ا�Abdullah bin Amr r.a berkata, “Nabi tidak pernah

melakukan perbuatan keji ataupun melontarkan

kata-kata keji. Dia bersabda, `Sebaik-sebaik

kalian adalah yang paling baik pahalanya.`”4

Hadits 286

ل�ت� رس�ول ال�له ع�ن� الي!ر ال: س�ا� صاري� ف�� ي�� ن� س�معان� الا� ؤاس ي�! وع�ن� ال�ن�،Yي� ص�ذرك� م م�ا خ�اك�Y ف� Aث� ، ولا{ لق� ر ح�سن� ال�خ� ال: ))الي! ق� م؟ ف�� Aث� والا{

اس(( ه ال�ن� ظلع ع�لي� ن� ي�� .وك�ره�ت� ا�An-Nawas bin As-Sim’an Al-Anshari r.a berkata,

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang

kebaikan dan dosa. Beliau menjawab, kebaikan ط adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah

apa yang terasa mengganggu jiwa dan engkau tidak

suka diketahui manusia 5”.ط

Hadits 287

4 Muttafaq ‘Aalaih. HR. Bukhari (3559), ini lafalnya. HR. Muslim (2321).5 HR. Muslim (2553).

17

ا لق� اس خ�� ح�سن� ال�ن� ي� ا� ب! ال: ك�ان� ال�ن� س ف�� ي�� .وع�ن� ا�Anas bin Malik r.a mengatakan, “Nabi SAW. adalah

manusia paling baik akhlaknya.”6

كن� ا ل: ل�م ن�� هم????ا، ف????�� ي� ال�ل????ه ع�ن� ن� ال�ع????ا ض رض????� ن� ع�م????رو ي�! ذ ال�ل????ه ي�! وع�ن� ع�ن????!ار ك�م ن??� ن� م�ن� ح�� ؤل: ا{ ق??� ان� ت�� ا، وك??� A??حس ف� ا ولا م�ت� A??اح�س لم ف�� ه وس??� ول ال�ل??ه ع�لي??� رس??�ه ق� ع�لي� ق� ا. م�ت� لاف�� خ�� كم ا� ح�سن� .ا�212. dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu

‘anhuma, ia berkata: “Rasulullah SAW. itu bukan

orang yang kotor (kata-kata maupun tindakannya)

dan bukan pula orang yang sengaja hendak berbuat

kekotoran.” Beliau SAW. bersabda: “Sesungguhnya

termasuk dalam golongan orang-orang yang terpilih

di antara kalian adalah yang terbaik akhlak.”

(Muttafaq ‘alaih)

ال: م�ا ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ن� ال�ن� ه: ا� ي� ال�له ع�ي� ى� ال�ذرداء رض� ب�! وع�ن� ا�, ل??ق� ام??ه� م�ن� ح�س??ن� ال�خ� ن� وم ال�ق� م�ن� ت�� ذ ال�مؤ� ان� ال�عن! ر� ي� مي� ل ف� ق� Aت� ء ا� ي� Aم�ن� ش

ي��تA ح�س??ن� ذ ال: خ??� , وف??�� ي� ذ� . رواة الي�رم??� ي� ذ� سA ال�ن??! ا ح�� ض� ال�ق??� غ� ت! ن� ال�له ب�� وا{ح .ص�حي�

6 Muttafaq ‘Aalaih. HR. Bukhari (6203), ini lafalnya. HR. Muslim (2150).

18

213. Dari Abu Darda’ r.a bahwa Nabi SAW.

bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat

dalam timbangan amalan seorang mu’min kelak pada

hari kiamat daripada baiknya akhlak, dan

sesungguhnya Allah membenci orang yang kotor

serta rendah tutur katanya.” (Diriwayatkan oleh

Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah

Hadits Shahih).

لم ع�ن� ه وس?� ول ال�ل?ه ع�لي?� ل رس??� ن� ال: س?� ه, ف??�� ي� ال�له ع�ي?� ي��رة� رض� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�ل ع�ن� ن� . وس?� ل?ق� ؤي ال�ل?ه وح�س?ن� ال�خ� ق?� Aال: ت� . ف?�� Âة ي?) اس ال�ح! ل ال�ن� ذخ�� كÄيAر م�ا ن�� ا�

ال: , وف�� ي� . رواة الي�رم�ذ� م وال�ف�رج� ال: ال�ف� ق� ار, ف�� اس ال�ن� ل ال�ن� ذخ�� كÄيAر م�ا ن�� ا�ح ي��تA ح�سن� ص�حي� .خ�ذ214. Dari Abu Hurairah r.a katanya: “Rasulullah

SAW. ditanya tentang tentang apakah sebagian

besar amalan yang memasukkan umat manusia ke

dalam syurga. Beliau SAW. menjawab: “Bertakwa

kepada Allah dan bagusnya akhlak.” Beliau ditanya

pula tentang apakah sebagian besar amalan yang

memasukkan umat manusia ke dalam neraka. Beliau

menjawab: ”Karena mulut dan kemaluan.”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia

mengatakan bahwa ini adalah Hadits Hasan).

19

ه لي ال�ل??ه ع�لي??� ول ال�ل??ه ص??� ال رس??� ال: ف??�� ه, ف??�� ي� ال�ل??ه ع�ي??� رة� رض??� ي??�� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�هم. س???ا ئ�� ارك�م ل�ن� ن???� ارك�م ح�� ن??� ا, وح�� لق??� هم خ�� ح�س???ن� ا ا� مان???�� ي�� ن� ا{ ي� ن� م??� ك�م??ل ال�مؤ� لم: ا� وس??�ح ي��تA ح�سن� ص�حي� ال: خ�ذ , وف�� ي� .رواة الي�رم�ذ�215. Dari Abu Hurairah r.a pula, ia berkata:

Rasulullah SAW. bersabda: “Orang mu’min yang

paling sempurna keimanannya ialah yang terbaik

akhlaknya di antara kaum mu’minin, sedangkan

orang-orang pilihan di antara kalian ialah yang

terbaik pergaulannya dengan istrinya.”

(Diriwayatkan oleh Trimidzi dan ia mengatakan

bahwa Hadits ini adalah Hasan Shahih).

ه لي ال�ل??ه ع�لي?� ول ال�ل??ه ص?� معت� رس??� : س??� ال�ت� ه?ا, ف?�� ي� ال�ل??ه ع�ن� ه� رض?� Aش وع�ن� ع�اي��م. اث�� م ال�ق??� ه� ال�ص??اث�� ه درخ??! لق??� حس??ن� خ�� ذرك�Y ي�! م�ن� ل�ن??� ن� ال�م??ؤ� ؤل: ا{ ق??� لم, ت�� وس??�و داود ت�! .رواة ا�216. Dari Aisyah r.a, ia berkata: “Aku mendengar

Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min

itu niscaya dapat mencapai derajatnya orang yang

berpuasa (pada siang harinya) dan berdiri

beribadah (di malam harinya) dengan sebab

20

kebaikan akhlaknya.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu

Dawud).

لي ال�ل??ه ول ال�ل??ه ص??� ال رس??� ال: ف??�� ه, ف??�� ي� ال�ل??ه ع�ي??� هلي� رض??� م�ام??ه� ال�ن! ى� ا� ب�! وع�ن� ا�ان� ن� ك?� رك�Y ال�م?راء, وا{ ة ل�من� ي?�� ي?) ض� ال�ح! ي� ري�! ت� ف� ي� Íن Í�?م ب ع�ي� ا ر� ن?�� لم: ا� ه وس?� ع�لي�

ا, خ????� ا ر� ان� م????� ن� ك????� , وا{ ث! رك�Y ال�ك????ذ� ة ل�من� ي????�� ي????) ظ ال�ح! ي� وس????� ت� ف� ي� Íن Í�????ا, و ب م�حق????�

و ت???????�! ح, ا� حي� ي��تA ح�س???????ن� ص???????� ذ ه. خ???????� لق???????� ة ل�من� ح�س???????ن� خ�� ي???????) ع�لي ال�ح! ي� ا� ت� ف� ي� Íن Í�???????وبح اد ص�حي� س�ن� Ôا Íداودن�.217. Dari Abu Umamah al-Bahili r.a, ia berkata:

“Rasulullah SAW. bersabda: “Aku adalah orang yang

memberikan jaminan untuk memperoleh sebuah rumah

di halaman syurga bagi orang yang meninggalkan

memberikan bantahan, sekalipun ia merasa dalam

kebenaran, juga sebbuah rumah di tengah syurga

bagi orang yang meninggalkan dusta, sekalipun

dengan maksud bersenda gurau, demikian pula

sebuah rumah di dataran tinggi di syurga bagi

orang yang memperbaiki akhlaknya.” (Hadits shahih

yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan

Isnad Shahih).

21

ن� م�ن� ال: ا{ لم ف???�� ه وس???� ول ال�ل???ه ع�لي???� ن� رس???� ه: : ا� ي� ال�ل???ه ع�ي???� اي�!ررض???� وع�ن� خ�!ن� ا، وا{ لاف?????�� خ�� كم ا� ح�س?????ن� ,ا� ام?????ه� ن� وم ال�ق� لس?????ا ت?????�� ي� م�خ! ب� كم م?????� رن�! � ق?????� , و ا� لى� كم ا{ ح�ن! ا�ون� ذق� A????????س ارون� وال�من� A�????????رنAالي , ام????????ه� ن� وم ال�ق� ي� ت????????�� ب� ع????????ذك�م م????????� ت�! لى� وا� كم ا{ ص????????� غ� ت�! ا�

م??ا , ف�� ون� ذق� A??س ارون� وال�من� A�??رنAال الي ا ف??�� ذ ع�لمن??� ول ال�ل??ه, ف??�� ا رس??� . ن??�� ؤن� هق??� ن� ق� وال�مت�ي��تA ح�سن� ال: خ�ذ , وف�� ي� ذ� . رواة الي�رم�ن� كي!رون� ال: ال�من� ؟ ف�� ؤن� هق� ن� ق� .ال�مت�218. Dari Jabir r.a bahwa Rasulullah SAW.

bersabda: “Sesungguhnya termasuk golongan orang

yang paling kucintai di antara kalian serta yang

terdekat kedudukannya denganku pada hari kiamat

ialah yang terbaik akhlaknya di antara kalian,

dan sesungguhnya termasuk golongan orang yang

paling ku benci di antara kalian serta yang

terjauh kedudukannya denganku pada hari kiamat

ialah orang-orang yang banyak berbicara, sombong

bicaranya serta para mutafaihiq.” Para sahabat

berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengerti

apa arti orang yang banyak bicara serta orang

yang sombong bocaranya. Tetapi apakah yang

dimaksud mutafaihiq itu?” Beliau SAW menjawab:

“Mereka itu ialah orang-orang yang sombong

(merasa tinggi isi pembicaraannya.)”

22

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia

mengatakan bahwa ia adalah Hadits Hasan)

1. Keutamaan Sabar

a) Allah berfirman:

ن� ض م� ق� ؤع وت�� ح! وال� ؤف� ح� ن� ال� ء م� ي� Aم ي�!ش ك لؤن�� ن! ن) ول�ن� ) ي�� اي�!ر ر ال�ص Aس وي�! مراث� Aس وال�ث ق� ت�� وال والا� م� (155الا�

غؤن� ) ه راج�! ي� ل� ا ا{ ن�� وا{ ا هلل ن�� وا ا{ ال� ة� ف�� ي! ن� ص هم م� ن� اب�! ص� ا ا� د� ن� ا{ ي�� ذ� ال�156Yك ن� ول� مه� وا� هم ورح� ئ�! ن� ر لؤاث� م� هم ص� لن� كY ع� ن� ول� ( ا�

ذون�? ) مهن� م ال� (157ه�“Sesungguhnya, akan kami berikan cobaan kepadamu

dengan sedikit ketakutan; kelaparan; kekurangan

harta, jiwa, dan buah-buahan. Berikanlah berite

gembira bagi orang-orang yang sabar. (Yaitu)

orang-orang yang apabila ditimpa musibah, merek

mengucapkan, ‘innalillahi wainna ilahi raji’un.’ Mereka

itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna

dan rahmat dari Rabb mereka; dan mereka itulah

orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Al-

Baqarah: 155-157)

Allah mengabarkan kepada orang-orang beriman

bahwa Dia akan menurunkan cobaan dan menguji

mereka dengan sedikit rasa takut, lapar, serta23

hilangnya sebagian harta. Allah juga akan menguji

dengan kematian sebagian sahabat, kerabat, dan

orang-orang yang dicintainya; termasuk pula

berkurangnya hasil pertanian.

Barang siapa bersabar atas ketentuan Allah dan

keputusan-Nya maka Dia akan memberinya pahala.

Tapi, barang siapa putus asa dank eras kepala mka

Dia akan mengazabnya.

Orang-orang bersabar yang Allah maksud akan

memperoleh berita gembira adalah orang-orang yang

percaya bahwa kebaikan dan keburukan itu

datangnya hanya dari Allah. Bial musibah itu

menimpa, mereka bersabar dan berpegang teguh

dengan ucapan mereka, ‘innalillahi wainna ilahi raji’un.’

Maksudnya, mereka adalah hamba Allah dan milik-

Nya; mereka pasti akan kembali ke negeri akhirat.

Allah memuji mereka dengan bersabar. Dia juga

mengabarkan bahwa mereka berada dalam naungan

rahmat-Nya. Mereka merasakan efek rahmat ini

dengan kesejukan hati mereka saat ditimpa

musibah. Mereka adalah orang-orang yang mendapat

petunjuk menuju jalan kebaikan dan kebenaran.

Selain itu, mereka juga menerima segala ketentuan

Allah sehingga mereka tidak dilanda kecemasan.7

a) Allah berfirman

7 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/162.

24

مؤا ث� ق� اء وت�� ق� ت� ن� ح� ي�� ن� له ال�ذ ي� لص خ� م� ذوا? اهلل عن! ت� ا ل� ل مروا ا{ ا ا� وم�( مه� ث� ق� ي��ن� ال� كY د ل� اة� ود� ك� وا ال�ر� ت�� و� ت�� لاة� و (5ال�ص

“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah

kepada Rabbmu.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini

memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya, hanya

orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka

tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)

Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang

beriman untuk berhijrah dari negeri di mana

mereka tidak mampu menegakkan syiar-syiar agama,

menuju tempat lain di bumi Allah yang luas. Di

tempat tersebut mereka bisa menegakkan syiar-

syiar agama sebagaimana yang diperintahkan Rabb

mereka.8

Hadits 290

ل�وا رس�ول ال�له صار، س�ا� ي�� اس�ا م�ن� الا� ن� ن�� ذري� ا{ ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�ذة, ذ م�ا ع�ن� ق� ي� ت�� ع�ظاه�م, ح�ب� ا� ل�وة ف�� م س�ا� Aع�ظاه�م, ث� ا� ل�وة ف�� م س�ا� Aع�ظاه�م، ث� ا� ف��

ه غق� ف� ت�� غق� كم, وم�ن� ي��ست� رة ع�ن� دخ�� لن� ا� ر ف�� ي� ذي� م�ن� خ� كؤن� ع�ن� ال: ))م�ا ن�� ق� ف��

8 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/3278

25

خ�ذ ع�ظاء ع�طي� ا� رة? ال�له وم�ا ا� صي! ر ي�� صي! ت� ه ال�له, وم�ن� ب�� ي� ع� ن� ت�� ع� ال�له, وم�ن� ي��ست�وس�ع م�ن� ال�صي!ر(( را وا� ي� .خ�

Abu sa’id Al-Khudri r.a meriwayatkan bahwa orang-

orang dari kalangan Anshar meminta kepada

Rasulullah. Beliau lalu memberikan kepada mereka

apa yang mereka minta. Mereka kemudian meminta

lagi kepadanya, beliau pun memberi mereka apa

yang mereka minta. Mereka kemudian meminta lagi

kepadanya, beliau pun memberinya. Hingga apabila

sudah habis apa yang ada di sisi beliau bersabda:

“Apapun yang ada di sisiku, amak aku tidak akan

menyimpannya dari kalian. Barang siapa berusaha

‘iffah (menjaga diri hal-hal yang tidak terpuji)

niscaya Allah memberinya sifat iffah. Barang

siapa merasa cukup niscaya Allah akan memberinya

kecukupan. Barang siapa merasa sabar, niscaya

Allah memberikan kesabaran kepadanya. Tiada

seorang pun yang diberikan satu pemberian yang

lebih baik baginya dan lebih luas dari pada sifat

sabar.”9

2. Keutamaan Jujur

a) Allah berfirman

9 Muttafaq ‘Alaih. HR. Bukhari (1469), ini lafalnya. HR. Muslim (1053).

26

اس لن�????? لت� ل� ي��ت� ف�� ا� م ا� رث�� ن� م????? ي اي�! ش????? ي� ا ع� ن��????? ال اهلل د� ف��????? وا{ا كY م�????? اب�) خ ب! ال س?????� ف��????? اهلل ن� دون� م� ن� هي� ل� ي� ا{ م ى� وا� � وب� ذ� خ�????? اي��ذ ق�??? ة ف�� لي�??? ت� ف�� ي� ن� ك� ا{ ق� ح??? س لى� ي�! ن� ا ل� ول م�??? ق�??? ن� ا� ؤن� لى� ا� ك??? ن��

ي��ت� كY ا� ب��?? كY ا{ س?? ق� ي� ت�� ا ف� لم م�?? ع� ي� ولا ا� ش?? ق� ي� ت�� ا ف� علم م�?? ة ت�� لمي�?? ع�ؤث! ) ??? ن� ع� ام ال� ل 116ع� ن� ه ا� ي� ب�!??? ب) ب�� ر م??? ا ا� ا م�??? ل هم ا{ لت� ل� ا ف�� ( م�???

ت� ا دم� ذا م�??????? هن� A�???????هم ش لن� ت�? ع� ي� م وك� ك ن�! ى� ور ب�! ر ذوا اهلل ن!??????? اع�لي ي��ت� ع� هم وا� لن� ت! ع� ي� ق�� ر ي��ت� ال???� ت� ا� ي� ي� ك� ب� Âن ن� وق�� ا ت��??? لم??? هم ف�� ن� ق��

ذ ) هن� Aء ش� ي� Aل ش ن�117ك� ادك�Y وا{ ?? ن! هم ع� ئ�� ا{ هم ف�� ئ�! عذ� ن� ت�� ( ا{م ) كي� خ ر� ال� ي????�� عر� ي��ت� ال� كY ا� ب��???? ا{ هم ف�� ر ل� ف�???? غ� 118ت�� ال اهلل ( ف��????

ن� ??ري� م� ج! اث� ي�� ن�?? هم ح�! هم ل� ذق�� ن� ص??� ي� ادف�� ع ال�ص?? ق� ت� وم ب�� ا ت�� ذ� ه�وا هم ورض??�� ن� ع� ي� اهلل ذا رض??� ن�!?? ا ا� ه?? ن� ن� ق�� ي�� ذ ال�?? ار خ�� ه?? ئ�� ا الا� ه?? ن� ح ي��

م ) ي� hغظ ؤر� ال� ق� كY ال� ل� ة د� ي� (119ع�27

“(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putera Maryam, adakah

kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku

dua orang Rabb selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Mahasuci Engkau,

tidaklah patut bagiku megatakan apa yang bukan hakku

(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan Maka tentu

Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak

mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya,

Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib.’

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang

Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya, yaitu,

‘Sembahlah Allah, Rabb-ku dan Rabb-mu,’ dan aku menjadi saksi

terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. maka

setelah Engkau wafatkan Aku, Engkaulah yang mengawasi

mereka. Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Jika Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka

hamba-hamba Engkau, jika Engkau mengampuni mereka maka

sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.

Allah berfirman, ‘Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi

orang-orang yang benar kebeneran mereka. bagi mereka, surga

yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di

dalamnyaselama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah

keberuntungan yang paling besar.” (Al-Maidah: 116-119)

Ketika Isa a.s berlepas diri dari menyembah oran

yang disembah mereka dan Allah mengetahui

kejujuran maka Dia berfirman bahwa inilah hari di

mana kejujuran bermanfaat bagi orang yang jujur,

28

tauhid bermanfaat bagi orang yang mengesankan

(Allah).

Orang-orang yang jujur akan memperoleh surge yang

dibawahnya mengalir sungai-sungai. Sebuah balasan

yang patut bagi mereka. mereka juga akan kekal di

dalamnya. Mereka telah memperoleh ridha dan

keridhaan dari Rabb-nya. Mereka ridha dengan

kemuliaan daan nikmat yang Allah berikan kepada

mereka. inilah kemengangan besar, tidak ada yang

lebih besar daripada ini.10

Hadits 291

ن� ا{ ال�صذق� ف�� كم ن�! ال رس�ول ال�له: ))ع�لن� ال: ف�� ذال�له ي�!ن� م�سغؤد ف�� وع�ن� ع�ن!ل ال ال�رخ�! ، وم�ا ي��ر� Âة ي) لى ال�ح! هذي� ا{ ئ�� ر ن� الي! لى الي!ر، وا{ هذي� ا{ ال�صذق� ئ��اك�م وال�كذ� ث! ن�� ا، وا{ ق� ت�� ذ ال�له ص�ذ كي�ت! ع�ن� ي ن�� جري ال�صذق� ح�ب� Âن صذق� وب�� ي��

ال اس، وم�ا ي��ر� لى ال�ن� هذي� ا{ ج!ر ئ�� ن� ال�ف� ؤر وا{ ح! لى ال�ف� هذي� ا{ ن� ال�كذ� ث! ئ�� ا{ ف��ا(( ان�! ذ ال�له ك�ذ� كي�ت! ع�ن� ي ن�� جري ال�كذ� ث! ح�ب� Âن كذ� ث! وب�� ل ن�� .ال�رخ�!

Ibnu Mas’ud r.a berkata bahwa Rasulullah

bersabda:

“Hendaklah kalian berlaku jujur. Sebab, kejujuran

itu mengantarkan pada kebaikan; kebaikan itu

10 Aisar At-Tafasir. I/789

29

mengantarkan ke surga. Seseorang akan selalu

berlaku jujur dan memiliki sifat jujur sampai ia

ditetapkan sebagai orang yang jujur di sisi

Allah. Jauhilah dusta. Sebab, kedustaan itu

mengantarkan pada dosa; dosa itu mengantarkan ke

neraka. Seseorang akan selalu berdusta dan

memiliki sifat dusta sehingga ia ditetapkan

sebagai pendusta di sisi Allah.”11

3. Keutamaan Ikhlas

a) Allah berfirman:

ن� ي�� ذ ه ال??� ا ل? لص? خ� م� ذ اهلل ?? ن! اع� ف�� ق� ح ال� اث! ن�!? كن�?? كY ال� ? ن� ل� ا ا{ ن� ل� ر) ي�� ا ا� ن�� ا{ه2) ?????? ن� دوب�� وا م� ذ� خ�?????? ن� اي�� ي�� ذ� ض وال�?????? ال� خ�?????? ن� ال� ي�� ذ ال??????� لا هلل ( ا�

م ك خ ي�� ن� اهلل ي ا{ ف� ل� ر� لى اهلل ا ا{ ون��????? ت�! ف�ر ت� ا ل� ل م ا{ ذه� ????? عن! ا ت�� اء م�????? ????? ن� ول� ا�ث! اد� ؤ ك�? ن� ه�? ذي� م� ه? لا ئ�� ن� اهلل ؤن� ا{ لق�? ن� ح� ه ي�� ي� م ق�� ا ه� ي� م� هم ف� ن� ن� Íب�

ار ) ق� (3ك�“Sesungguhnya, Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran)

dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah

memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan

Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)

Ibadah dan ketaatan hanya untuk Allah semata,

tiada seorang pun menjadi sekutu-Nya. Sebab,11 HR. Muslim (2607)

30

segala sesuatu selain-Nya adalah milik-Nya, dan

setiap orang yang dimiliki harus taat kepada

pemiliknya, dan setiap hamba harus memurnikan

ibadah kepada Allah.

Adapun orang-orang musyrik yang menyembah patung-

patung, alasan mereka melakukan hal demikian

karena menyerupakan patung-patung tersebut dengan

malaikat. Mereka lalau beribadah kepadanya utnuk

memohon pertolongan dalam rangka memenuhi

kebuthannya di sisi Allah.

Orang-orang musyrik tersebut membenarkan

peribadatan mereka kepada selain Allah, yakni

dengan alasan bahwa illah yang tergantung itu

tidak layak diibadahi manusia secara langsung.

Mereka beribadah kepada illah-illah tersebut dan

illah-illah itu pun beribadah kepada illah yang

paling agung (Allah).

Pada hari kiamat, Allah akan memberi keputusan di

antara mereka dan seterusnya; antara tauhid dan

syirik. Dia memberi balasan kepada setiap orang

sesuai amalnya.

Allah tidak menunjuki seorang pendusta dan penipu

agama pada jalan yang benar. Sebab, ia menyangka

bahwa Dia memiliki anak atau istri. Maha tinggi

Allah dari semua prasangka itu.

b) Allah berfirman:

31

ؤا م? ث� ق� اء وت�� ق�? ت� ن� ح� ي�� ذ ه ال?� ن� ل? ي� لص? خ� م� ذوا اهلل ? عن! ت� ا ل� ل م?روا ا{ ا ا� وم�?( مه� ث� ق� ي��ن� ال� كY د ل� اة� ود� ك� وا ال�ر� ت�� و� ت�� لاة� و (5ال�ص

“Padahal, mereka tidak disuruh, kecuali menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama

yang lurus, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; demikian

itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

Mereka telah berselisih dengan melampau batas dan

saling beemusuhan. Padahal, mereka tidak

diperintahkan untuk itu. Tapi, mereka

diperintahkan untuk memperbaiki agama dan

dunianya. Mereka juga diperintahkan pada sesuatu

yang bisa mewujudkan kebahagiaan mereka di dunia

dan akhirat. Misalnya, ikhlas dalam keadaan

tersembunyi atau terlihat; membersihkan amal-amal

mereka dari kesyirikan; mengikuti agama Ibrahim

yang hanif (lurus), yang jauh dari kesyirikan;

mendirikan dan melaksanakan shlat dengan sebaik-

baiknya; serta membayar zakat hartanya. Inilah

agama yang benar, yang terdapat dalam kitab-

kitab, dan tidak cacat.12

12 As’ad Haumad, Aisar Tafasir: I/3940

32

Hadits 294

ع�مال ما الا� ي�� ؤل: ))ا{ ق� ال: س�معت� رس�ول ال�له ت�� ظاث! ف�� خ� ن� ال� وع�ن� ع�مري�!لى ه ا{ هج!رب�� لى ال�له ورس�وله، ق�� ه ا{ وي, ف��من� ك�اي��ت� ه�ج!رب�� ما لامري� م�ا ت�� ي�� ، وا{ ه� ي� ال�ن� ن�!

لى ه ا{ هج!رب�� ها, ق�� وج�! ي�ر� ة� ب�� وامرا� ها،? ا� ن! صن� ا ي�� ن� ب�� لى د ه ا{ ال�له ورس�وله وم�ن� ك�اي��ت� ه�ج!رب��ه(( ل�ي� ر ا{ .م�ا ه�اخ�!

Umar bin Khatthan r.a berkata, “Aku mendengar

Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya, setiap

perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang

(akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan.

Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan

keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang

hijrahnya karena dunia atau wanita yang ingin

dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai

sebagaimana) yang dia niatkan’.”13

Keutamaan Sifat Malu

Hadits 309

13 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (6689), ini lafalnya. HR Muslim (1907)

33

ع ض� مان� ي�! ي�� ال: ))الا{ ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ي��رة� ع�ن� ال�ن� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�)) مان� ي�� ه� م�ن� الا{ عي! Aاء س� , وال�حن� ه� عي! Aؤن� س� .وس�ن�

Abu hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah

bersabda, “Iman itu ada eman puluh lebih cabang,

dan malu adalah cabang dari iman.14

Hadits310

ن� م�ما ه وس�لم: ))ا{ ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ال ال�ن� ال: ف�� ى� م�سغؤد ف�� ب�! وع�ن� ا�)) ي�ت� Aع م�ا س� اص�ت� ح ف�� سي� ا ل�م ي�� د� : ا{ ؤة� ن! اس م�ن� ك�لام ال�ن� درك�Y ال�ن� .ا�

Ibnu Mas’ud r.a berkata, “Nabi bersabda,

‘Sesungguhnya, ungkapan yang telah dikenal orang-

orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah:

Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang telah

engkau suka.15

Hadits 311

14 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (9), ini lafalnya. HR Muslim (35)15 HR Bukhari (3484).

34

اء ذ ح�ن� Aس� ه وس�لم ا� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ال: ك�ان� ال�ن� ذري� ف�� ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�هه ي� وج�! اة ف� ن� كرهه ع�رق�� ا ن�� ن� ن� Aي س� ا را� د� ا{ ذره�ا, ف�� ي� خ�� راء ف� .م�ن� ال�عذ�

Abu Said Al-Khudri r.a berkata, “Nabi lebih

pemalu dibanding seroang gadis dalam pingitannya.

Jika beliau melihat sesuatu yang tidak beliau

sukai, kami mengetahuinya dari wajah beliau.16

4. Keutamaan Sifat Memaafkan dan Lapang Dada

a) Allah berfirman:

ى ب�! ف�ر ولى� ال� وا ا� ت�� و� ن� ت�� ا� عه� م وال�س ك ن� ل م� ص� ق� و ال� ول� ل ا� ب�� ا� ولا ن��لا ؤا ا� ح ف� ض ت� ؤا ول� غق� ت� ول� ل اهلل ن� Íن ي� س� ن� ف� ي�� ر مهاخ�! ن� وال� ي� مساك� وال�

م ) ي� ؤر رح� ق� غ�� م واهلل ك ل� ر اهلل ف� غ� ن� ت�� ؤن� ا� ن! ح (22ي��“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan

kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak)

akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang

miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah.

Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah

kamu tidak ingin Allah mengampunimu ? Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.” (An-Nur: 22)

Hendaklah orang-orang yang mampu berinfak,

berbuat baik, dan orang-orang yang memiliki

kelapangan rezeki di antara kalian, tidak16 Muttafaq ‘Alaih. HR Bukhari (6102), ini lafalnya. HR Muslim (2320)

35

memutuskan hubungan dengan kerabat-kerabat merka

yang miskin dan muhajirin. Hendaklah mereka

bersikap lapang dada dan memaafkan mereka atas

perbuatan buruk dan menyakitkan yang telah mereka

lakukan.

Allah pasti membalas mereka dengan maaf dan

ampunan. Ini dikarenakan kelapangan dada mereka

atas kelakuan buruk kerabat-kerabat dekat mereka

dan atas kebaikan mereka kepadanya. Jika kalian

ingin Allah kalian memaafkan dosa-dosa kalian

maka lakukanlah kepada orang yang berbuat jahat

kepada kalian seperti apa yang kalian inginkan

dari Allah. Beradablah dengan adab Allah. Dia

Mahaluas ampunan dan rahmat-Nya. 17

Allah berfirman:

م ك ا? ل� ذو م ع� ولادك� م وا� ك واخ�! ر� ن� ا� ن� م� ؤا ا{ ن� م� ن� ا� ي�� ذ� ها ال� ئ�� ا ا� ن��ؤر ق� غ�� ن� اهلل ا{ روا ف�� ف� غ� ؤا وت�� ح ف� ض ؤا وي�� غق� ن� ت�� م وا{ روه� ذ� اخ� ف��

م ) ي� (14رح�“Hai orng-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istri dan

anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka dari itu,

berhati-hatilah kamu terhadap mereka; jika kamu memaafkan,

17 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/2695

36

tidak memarahi, dan mengampuni (mereka) maka sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taghbun:

14).

Allah mengingatkan kepada orang-orang beriman

yang jujur agar waspada kepada istri dan anak-

anaknya. Sebab, ada kemungkinan bahwa mereka itu

menjadi musuh dan menghalangi seseorang

melaksanakan ketaatan kepada Allah. Bahkan,

mereka dapat membawa seseorang melakukan hal yang

haram dan berbuat dosa demi kepentingan mereka.

kadang kala, kebencian bisa menyebabkan

kedzaliman terhadap hak istri dan orang tua

sehingga hal itu emnjadi permusuhan.rasulullah

bersabda bahwa suatu saat akan datang suatu zaman

kepada umatku. Pad saat itu, kebinasaan seroang

lelaki akan terjadi oleh tangan istri dan

anaknya. Mereka menghinanya dengan kefakiran lalu

ia melakukan perbuatan dosa sehingga ia binasa.

Sebagian manusia ada yang dihanyutkan oleh cinta,

perhatian kepada mereka, dan bertekad supaya

mereka hidup senang ketika ia masih hidup bahkan

pasca kematiannya. Akibatnya, ia melanggar

larangan untuk mewujudkannya, tapi ia binasa.

Allah kemudian mendorong orang-orang beriman

untuk memaafkan dan lapang dada. Sebab, pada hal

tersebut ada kebaikan bagi manusia. Allah Maha

Pengampun dan Penyayang. Dia juga memberinya

keutamaan sebagai pemuliaan dari-Nya.18

18 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/5091

37

b) Allah berfirman:

مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????

اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل

“bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan surga yang

luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-

orang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan

(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit; orang-orang

yang menahan amarahnya; dan memaafkan (kesalahan) orang.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali

‘Imran: 133-134).

Bersegeralah menaati Allah dan Rasul-Nya untuk

memperoleh ampunan yang agung dari Rabb-mu dan

surga yang luas. Lebarnya seperti langit dan

bumi. Hal itu Allah persiapkan bagi orang-orang

yang bertakwa; yang menginfakkan hartanya pada

saat mudah dan sulit rezekinya; yang menahan

38

kemarahannya dengan kesabaran; dan memaafkan

orang yang menzaliminya. Inilah perbuatan baik

yang dicintai Allah.

c) Allah berfirman:

ن� ) لي� اه� خ! ال� ن� رض� ع� ع� وا� عرف� ال� مر ن�! ؤ وا� غق� ال� ذ� (199خ��“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Al-

A’raf: 199).

Terimalah wahai Nabi dan umatmu keutamaan akhlak

dan amal manusia. Jangan menuntut mereka

melakukan sesuatu yang memberatkan sehingga

mereka lari. Suruhlah orang mengucapkan yang baik

dan berbuat sopan. Berpalinglah dari perseteruan

orang bodoh dan perlakuan buruk orang pandir.

5. Keutamaan Tawadhu’ (Rendah Hati)

a) Allah berfirman:

ى� � ب� ا� ؤف� ن��?? س?? ه ق�� ي�?? ب�� ن� د م ع� ك ن� ذ م� رن��?? ن� ي�� ؤا م� ن�?? م� ن� ا� ي�� ذ� ا ال�?? ه?? ئ�� ا ا� ن��??لي ة� ع� ر� ع�??????? ي�ن� ا� ن� م� ؤ� م??????? لي ال� ع� ه� ل??????? د� ه ا� ؤب��??????? ن! ح هم وي�� ن! ح ؤم ي�� ق�??????? ت�! اهلل

39

م ه� لاث�� وم???? ون� ل� اق� خ�??? ولا ي�� ل اهلل ن� Íن ي� س????� ذون�? ف� اه�???? خ! ي��ن� ي�� �ر اق� ك???? ال�م ) لي� ع ع� واس� اء واهلل Aس ن� ي�� ه م� ي� �Äب و� ت�� ل اهلل ص� كY ف�� ل� (54د�

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu

yang murtad dari agamanya maka Allah akan mendatangkan

suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun

mencintai-Nya; yang bersikap lemah lembut terhadap orang

mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir; yang

berjihad dijalan Allah; dan yang tidak takut pada celaan orang

yang suak mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada

siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya)

lagi Maha Mengetahui.” (Al-Maidah: 54).

Allah mengabarkan tentang keagungan kekuasaan-

Nya. Dia juga berfirman bahwa orang-orang yang

berpaling (murtad), dari iman menjadi kufur,

tidak mau menolong agamanya dan menegakkan

syariatnya maka Allah akan mengaanti mereka

dengan kaum yang lebih baik, lebih kuat

pembelaanya, lebih lurus, jalannya; Dia mencintai

mereka dan mereka pun mencintai-Nya. Mereka juga

memiliki sifat-sifat orang beriman, yaitu keras

terhadap orang kafir, sayang dan merendahkan diri

kepada orang beriman; berjihad di jalan Allah;

tiada yang menggentarkannya dalam menyebarkan

perintah Allah, menegakkan hokum, memerangi

musuh; memerintahkan kepada yang makruf dan

mencegah yang mungkar.

40

Barang siapa memiliki karakteristik ini maka amat

besar karunia Allah pada dirinya. Allah itu luas

karunia-Nya. Dia mengetahui siapa yang berhak

atas hal tersebut.

a) Allah berfirman:

ي� ا ف� ؤ ل?????? ذون� ع� ن??????�� ر ن� لا ي�� ي�� ذ� ل?????? ا ل� عله?????? ح! رة� ي�� خ��?????? ار الا� ذ كY ال??????� ل?????? ن��ن� ) ي� ق� لمت� ة ل� ي! عاق�� سادا وال� ولا ق�� رض� (83الا�

“Negeri akhirat19 itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak

ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Dan kesudahan (yang baik)20 itu adalah bagi orang-orang

yang bertakwa.” (Al-Qashsash: 83)

Negeri akhirat itu telah Allah jadikan secara

khusus bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan

rendah hati. Mereka tidak sombong di hadapan

makhluk Allah dan tidak merasa lebih mulia

daripada mereka. mereka juga tidak sewenang-

wenang apalagi berbuat kerusakan di muka bumi.

Sehingga, mereka mendapat surga. Itu telah Allah

siapkan bagi oragn yang hatinya dipenuhi rasa19 Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan diakhirat.20 Maksudnya: syurga.

41

khasyyah (takut); takut pada azab-Nya dengan

melaksanakan ketaatannya dan meninggalkan yang

diharamkan.21

Hadits 314

ه� صت� ص�ذق� ق� ال: ))م�ا ت�� ه وس�لم ف�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ي��رة� ع�ن� ال�ن� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�عه ال�له(( لا رف�� خ�ذ, ا{ ع ا� واض�� ا, وم�ا ت�� لا ع�ر� غف�ر ا{ ذا ت�! اد ال�له ع�ن! .م�ن� م�ال, وم�ا ر�Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah

yang bersabda, “Sedekah itu tidak mengurangi

harta. Dengan memaafkan, Allah menambahkan

kemuliaan kepada hamba. Bagi seseorang yang

tawadhu’, pasti Allah mengangakat derajatnya.”22

6. Keutamaan Sikap Santun dan Menahan Marah

a) Firman Allah:

مؤاث� ها ال�س????? رض?????�� ع� ه� ي�????? م وح�! ك ن�! ن� ر رة� م� ف�????? غ� لى م� ارعؤا ا{ وس?????�ن� ) ي� ق� لمت� ث� ل� ذ ع�?????????? رض� ا� ي�133والا� ؤن� ف� ق�?????????? ق� ت� ن� ب�� ي�� ذ� ( ال�??????????

اس ال�ن� ن� ن� ع� ي� عاف�� وال� hظ ت� ع� ن� ال� مي� hاظ� ك اء وال� ر اء وال�ض� ر ال�سي�ن� ) سن� مح ت! ال� ح ي�� (134واهلل

“Bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan surga yang

luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-21 As’ad Haumad, Aisar At-Tafsir. I/321722 HR. Muslim (2588)

42

orang bertakwa. (Yaitu), orang-orang yang menafkahkan

(hartanya), baik waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang

menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah

menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran:

133-134).

Bersegeralah melakukan amal saleh agar kalian

mendapat ampunan yang besar dari Allah. Agar

kalian pun memperoleh surga yang luas, lebarnya

selebar langit dan bumi yang dipersiapkan bagi

siapa saja yang takut kepada Allah dan azab-Nya.

Orang yang bertakwa itu ialah mereka yang

menginfakkan hartanya pada saat lapang dan sempit

rezekinya, saat kuat dan lemah demi mencari ridha

Allah. Selain itu, mereka juga menahan diri dari

melampiaskan kemarahan kepada orang yang berbuat

jahat kepadanya dan memaafkan orang yang

menyakitinya. Dengan karakteristik ini, mereka

terhitung sebagai orang yang berbuat baik

(muhsinin), Allah mencintai orang-orang yang

berbuat baik dan meridhai mereka.23

a) Allah berfirman:

مرون� ) ا� ا ن��??? اد� م??? جرة ف�� س??? Íم ي� ك رص???�� ن� ا� م م� ك ج�???رخ�! ن� ي�� ذ ا� ن???�� ر (35ي��ن� ) ي�� ر Aاش خ� ن� مذاي�� ي� ال� عتA ف� اة وات�! خ�� ه وا� رخ! وا ا� ال� (36ف��

“Sesuatu yang diberikan kepadamu adalah kenikmatan hidup di

dunia; yang ada pada sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal

23 Al-Mutakhab min Tafsir Al-Qur’an: I/108

43

bagi orang-orang yang beriman; hanya kepada Rabb mereka,

mereka bertawakkal. (Bagi) orang –orang yang menjauhi dosa-

dosa besar dan perbuatan keji dan apabila marah, mereka

memberi maaf. (Asy-Syura: 36-37).

Harta, anak, kekayaan dan harta benda yang kalian

peroleh di dunia; yang ada di dunia hanyalah

kesenangan dan sedikit dan remeh. Sedangkan,

balasan di sisi Allah (negeri akhirat) itu lebih

baik dari semua kesenangan dunia. Sebab, ia

kekal, terus-menerus, tidak sirna, dan tidak

lekang.

Allah juga menjanjikan kepada orang-orang

beriman, para Rasul-Nya, dan mereka yang

bertawakal bahwa Dia pasti menolong mereka semua

agar bisa bersabar menjalankan kewajiban.

Allah menyifati orang-orang beriman dalam ayat

selanjutny. Mereka adalah orang-orang yang

menjauhi perbuatan dosa besar (seperti: membunuh,

zina, dan mencuri). Mereka juga menjauhi

kekejian, baik berupa perkataan atau perbuatan.

Jika marah, mereka menahan amarahnya, lapang

dada, dan memaafkan orang yang menyebabkan marah.

Hadits 315

44

ن� رس�ول -: ا� ي� س –وف� ي� ذ ال�ق� ذ ع�ن! ي��تA وف�� ي� خ�ذ ذري� ف� ذ ال�خ� ى� س�عن� ب�! وع�ن� ا�ن� ي� صلن� خ� كY ل� ن� ن� ق�� س: ))ا{ ي� ذ ال�ق� ح� ع�ن! Aش� ال لا� ه وس�لم ف�� ال�له ص�لي ال�له ع�لي�

)) اة� ن�� هما ال�له: ال�خلم والا� حن! .ي��Abu Said Al-Khudri r.a meriwayatkan dalam hadits

utusan Abdul Qais-di dalamnya disebutkan-bahwa

Rasulullah bersabda kepada Asyaj Abdul Qais,

“Sesungguhnya, pada mulutmu ada dua sifat yang

dicintai Allah: lembut dan sabar.”24

Keutamaan Adil

Allah berfirman:

سظ ولا ق� ال� هذاء ن�! Aش� ن� هلل ي� ام� و وا ق� وت�� ؤا ك� ن� م� ن� ا� ي�� ذ� ها ال� ئ�� ا ا� ن���رث! ق� ؤ ا� وا ه� ذل� وا اع� عذل� ا ت�� ل لي ا� وم ع� ن� ق� ا� ن� Aم س� ك ن� رم� ج! ي��

عملؤن� ) ما ت�� ر ي�! ي� Íب خ�� ن� اهلل ا{ ؤا اهلل ق� ؤي وات�� ق� لت� (8ل�“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran)karena Allah; menjadi

saksi sengan adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorongmu berlaku tidak adil adil. Berlaku

adillah. Sebab, adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah

24 HR. Muslim (18)

45

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan.” (Al-Maidah: 8).

Hadits 317

ه وس�لم: ال رس�ول ال�له ص�لي ال�له ع�لي� ال: ف�� ن� ع�مرو ف�� ذ ال�له ي�! وع�ن� ع�ن!ن� ال�رح�من� مي� ور,ع�ن� ي�� اي�!ر م�ن� ت�� ذ ال�له ع�لي م�ن� ن� ع�ن� سظي� ن� ال�مق� ))ا{

هم وم�ا ول�وا(( ه�لن� كمهم وا� ي� خ� عذل�ون� ف� ن� ت�� ي�� ذ� , ال� ن� مي� ه ي�� ذب�� ا ن�� ل, وك�لن� وخ�! .ع�ر�Abdullah bin Amr r.a berkata bahwa Rasulullah

bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang yang adil

itu berada di atas mimbar-mimbar yang terbuat

dari cahay, di sebelah kanan Ar-Rahman. Kedua

tangan-Nya kanan. Mereka berlaku dalam memutuskan

(hukum), keluarga, dan apa saja yang mereka

urusi.25

7. Keutamaan Menepati Janji

a) Allah berfirman:

مي ع� ؤ ا� من� ه�? ق� ك� ح?? كY ال� ? ب�! ن� ر كY م� ?? ن� ل� ل ا{ ر) ي��? ا ا� م? ي�� علم ا� ف��من� ت�� ا�اث! ) ?? ن! ل� و الا� ول�?? ر? ا� ك� ذ) ن�?? ا ب�� م?? ي�� ولا19ا{ ذ اهلل عه?? ون� ت�! وق�?? ن� ت�� ي�� ذ� ( ال�??

اق� ) Aن من� ؤن� ال� ض� ق� ت� (20ب��25 HR. Muslim (1827)

46

“Adakah orang yang mengetahui bahwasannya apa yang

diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itu benar sama dengan

orang yang buta ? Hanyalah orang-orang berakal saja yang yang

dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi

janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (Ar-Ra’d: 19-20).

Tentu tidak sama, antara manusia yang mendapatkan

petunjuk dengan orang tersesat yang tidak

mengetahui akan hal itu. Sebab, orang yang

tersesat itu diibaratkan seperti orang buta yang

tidak mendapat hidayah kebaikan dan tidak dapat

memahaminya. Jika ia dapat memahaminya, tentu ia

tidak akan menjalaninya, tidak membenarkannya,

apalagi mengambil manfaat darinya.

Mereka yang dapat menerima nasihat dan mengambil

pelajaran adalah orang-orang yang memiliki akal

sehat dan pandangan yang jelas (Ulul-Albab).

Orang-orang yang mendapat hidayah serta akan

memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat adalah

orang-orang yang menempati janji kepada Allah

bila mereka telah berjanji. Mereka juga tidak

membatalkan janjinya kepada sesama manusia, tidak

mengingkari janji, tidak berbuat sewenang-wenang

apalagi berkhianat.

47

a) Allah berfirman:

كن� مع�رث! ول� وال� رق� Aمس ل ال� ن! م ق�� ك ؤه� وا وخ�! ول� ن� ت�� ر ا� س الي! ن� ل�اث! كن�?????? وال� ه� ك?????? ملان�� ر وال� خ��?????? ؤم الا� ?????? ن� وال� اهلل ن� ن�! م� ن� ا� ر م� الي!??????

امي ن�??????? ن� ى وال� ب�! ف�???????ر وي� ال� ه د� ??????? ي! لي ح� ال ع� م??????? �ى ال� ب� ي�ن�? وا� ن� Íن وال�ن�ام ف��? اث! وا� ف��? ي� ال�ر ن� وف� لي� ان�� ل وال�س? ن� Íن ن� ال�س ن� واي�! ي� مساك� وال�ذوا اه�????????? ا ع� د� م ا{ ذه� عه????????? ون� ت�! مؤق�????????? اة� وال� ك�????????? �ى ال�ر� ب� لاة� وا� ال�ص?????????

Yك ن� ول� س ا� ا� ??? ن! ن� ال� ي� اء وخ� ر اء وال�ض???� س???� ا� ن! ي� ال� ن� ف� ي�� اي�!ر وال�ص???ؤن� ) ق� مت� م ال� كY ه� ن� ول� وا وا� ذق� ن� ص� ي�� ذ� (177ال�

“Bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur dan barat itu

suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah

beriman kepaa Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-

kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada

kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang

memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;

dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan

menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya

apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam

kedempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah

48

orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-

orang yang bertakwa” (Al-Baqarah: 177).

Menurut Allah, kebaikan yang sempurna adalah

beriman kepada Allah, membernarkan-Nya sebagai

satu-satunya. Dzat yang (berhak) diibadahi, tiada

sekutu bagi-Nya; beriman kepada hari kebangkitan

dan pembalasan, malaikat semuanya, semua kitab

yang diturunkan Allah serta beriman kapada semua

Nabi tanpa membeda-bedakannya.

Kebaikan itu juga termasuk memberikan harta-

meskipun ia sngat mencintainya-kepada kerabat

dekat, anak-anak yatim yang membutuhkan sementara

mereka belum baligh, orang-orang miskin yang

fakir, para musafir yang jauh dari keluarga dan

hartanya, peminta-minta yang terpaksa meminta

karena sangat membutuhkan.

Tak kalah pentingnya lagi adalah menginfakkan

harta untuk membebaskan budak dan tawanan;

mendirikan shalat; membayar zakat; menepati

janji; serta bersabar ketika fakir, sakit, dan

ketika perang.

Mereka yang memiliki sifat-sifat ini adalah

orang-orang yang jujur dalam keimanannya. Mereka

adalah orang-orang yang takut pada azab Allah

lalu menjauhi kemaksiatan.

Hadits 293

49

كان� ال: ف�� ال�روج ع�هذ, ف�� ن� ن� Íه� وب� ي�ن� م�عاوب�� ال: ك�ان� ب�! ن� ع�امر, ف�� م ي�! وع�ن� س�لي�اءة خ! ال: ف�� اه�م ف�� ر� ت� ال�مذة� ع�� ص� ق� ا ات�� د� ا{ عهم ف�� رض�� ا م�ن� ا� ن! ب�� �ر كؤن� ق� ي ن�� ر ح�ب� ي��شي�

اء ر وف�� كÄي! ؤل ال�له ا� ق� عل ت�� ح! �رس له ف�� شه� ع�لي ق� ن� ع�ي! ال له ع�مرو ي�! ق� ل ت�� رخ�!ه وس�لم ذر س�معت� رس�ول ال�له ص�لي ال�له ع�لي� اء لا ع�� ر وف�� كÄي! ذرك�Y ال�له ا� لاع��

م�ذه�ا ي� ا� ض� ق� ت� ي ب�� خلها ح�ب� ذة� ولا ي�� ذ غ�ق� Aلا ي��س وم ع�هذ ف�� ي�ن� ق� ه وب�! ي� ن� Íؤل م�ن� ك�ان� ب� ق� ت��

Aؤس ن� ال�ح! ه� ن�! ع م�عاوب�� �رج�! ال ق� هم ع�لي س�واء ف�� ل�ن� ذ� ا{ ن! ن� و ب�� .ا�Sulaim bin Amir meriwayatkan, “Ada perjanjian

antara Mu’awiyyah dan Romawi.” Ia berkata, “Ia

(Muawiyyah) berjalan sampai mendekati negeri

mereka. jika waktu perjanjian sudah habis, ia

akan memeranginya.” Ia berkat, “Tiba-tiba ada

seorang lelaki bernama Amr bin ‘Abbash menemuinya

di atas kuda miliknya. Ia lalu berkata, ‘Allahu

Akbar, penuhi perjanjian, jangan khianat. Allahu

Akbar penuhi perjanjian, jangan khianat. Aku

mendengar Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa

antara ia dan suatu kaum ada perjanjian maka

jangan mengencangkan ikatan dan jangan melepasnya

50

sampai habis masa atau dilanggar.” Ia berkata,

“Maka Mu’awiyyah r.a pulang bersama pasukannya.”26

8. Keutamaan Taat (Patuh)

a) Allah berfirman:

ن� ي� رك� A??مس ن� ال� كY م� م ب��?? ا ول� ق� ت� ن� خ� ا هلل ن� ب�) ا ه� ف�� م ان� ا� م ك� ي� راه� ي�! ن� ا{ ا{م )120) ي� ق� ت� س???? راط م� لى ص???? ذاة ا{ اة وه�???? ???? ن! ن� ه اخ�! عم???? ت�� را لا� اك� A�????س )

121)“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat

dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-

kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan

(Allah), (Ia senantiasa) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah

telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.”

(An-Nahl: 120-121)

Ibrahim adalah imam (pemimpin) dalam kebaikan. Ia

sangat taat dan tunduk kepada Allah. Ia tidak

menyimpan dari agama Islam. Ia Muwahhid (orang

yang bertauhid). Ia juga selalu mensyukuri

nikmat-nikmat Allah. Allah memilihnya untuk

diutus dan menunjukinya ke jalan yang lurus,

yaitu Islam.

Di dunia, Kami memberinya kenikmatan yang baik,

seperti pujian dan teladan dari orang-orang

setelahnya dan anak saleh. Sesungguhnya, di sisi

26 HR. Ibnu Al-Jarud (1069). HR. Abu Daud (2423). Hadits ini Shahih.

51

Allah, ia termasuk orang-orang yang saleh yang

memiliki kedudukan tinggi.

b) Allah berfirman:

ن� ه م� ي????� ا ق�� ن�??? ح� ف� ت� ا ق�� ه??? �رج�! ي�ت� ق� ص??? ح� ي� ا� ب� ????ران� ال� م ي�ت� ع� م اب�! رث�� وم???ي�ن�? ) ن� ب�) ا ق�?? ن� ال� اي��ت� م� ه وك�?? ي! ن� ها وك� ئ�! ر لماث� ك ت� ب�! ق�� ذ ا وص� ن� روح�

12)“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara

kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian

dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya

dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang

taat.” (At-Tahrim:12)

Allah membuat pemisahan lain bagi orang-orang

beriman tentang keadaan Maryam binti Imran; juga

karamah yang diberikan kepadanya di dunia dan

akhirat. Maka dari itu, Allah memilikinya.

Allah mengutus salah satu malaikat yang mulia

kepadanya dalam wujud manusia untuk menemuinya.

Pada saat itu, Maryam sedang menyendiri beribadah

kemudian memohon perlindungan kepada Allah dari

anak yang akan ia lahirkan dengan kalimat dari

Allah. Anaknya itu kelak akan menjadi nabi yang

mulia. Malaikat lalu menghembuskan ruh Allah

sehingga ia mengandung Isa a.s.

52

Maryam membenarkan seluruh syariat Allah. Ia juga

membenarkan seluruh kitab-Nya yang diturunkan

kepada para rasul dan nabi. Ia termasuk dalam

golongan orang-orang yang patuh, ahli ibadah, dan

taat kepada Allah.27

Hadits 345

ي� هاد? ف� عذل ال�ج! ه وس�لم: م�ا ت�� ي� ص�لي ال�له ع�لي� ب! ل ل�لن� ن� ال: ق�� ي��رة� ف�� ى� ه�ر ب�! وع�ن� ا�ن� ي� ب�� ه مر ع�ادوا ع�لي� ا� ال: ف�� غؤة(( ف�� ظت� ست� ال: ))لاي�� ل؟ ف�� وخ�! ل ال�له ع�ر� ن� Íس�ن

ل Aم�ن(( : ة� Aال�ي Aي� ال�ن ال ف� غؤة((, ف�� ظت� ست� ؤل: ))لاي�� ق� ل�كY ت�� ا, ك�ل د� Aلان� Aون� ا�اث� ال�له, لا ان�� اي��ت� ن�! م ال�ق� اث�� مه� ال�ق� ل ال�صاي�� Aل ال�له ك�من ن� Íي� س�ن اه�ذ ف� ال�مخ!

عالى(( ل ال�له ت�� ن� Íي� س�ن اه�ذ ف� ع ال�مخ! ي ي��رج�! , ح�ب� ام ولاص�لاة� م�ن� ص�ن� ي�ر� ق� .ت��Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Nabi ditanya,

“(Amal) apa yang menyamai jihad fi sabilillah?”

Beliau bersabda, “Kalian tidak akan bisa

melaksanakannya.” Mereka lalu mnegulang pertanyaan

tersebut hingga dua atau tiga kali. Setiap

pertanyaan itu dijawab, “Kalian tidak akan bisa

mleksanakannya.” Pada kali ketiga, beliau

27 As’ad Haumad, Aisar At-Tafasir: I/(5119)

53

menjawab, “Peru mpamaan orang yang berjihad di

jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa

kemudian bangun malam membaca ayat-ayat Allah. Ia

tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai

orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali

(pulang).”28

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah

ditakdirkan untuk menjalani peringkat hidup duniawi

28 HR. Muslim (1878)

54

di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga

kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai

cara dan peristiwa yang membentuk sejarah dan

tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia

penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia bukan

makhluk sosial semata-mata malah bukan jua

diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-

mata.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan

kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak

sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah

SAW. Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan

menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid dan

dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di

medan perang. 

Dengan akhlak baginda memimpin rakyat dalam

perjuangan mencapai cita-cita serta membangunkan

Negara yang berdaulat dan merdeka. Sesungguhnya

akhlak yang mulia melengkapkan sendi iman untuk

menuju kepada kesempurnaan kepribadian manusia

sebagaimana keterangan hadis yangberbunyi:

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Paling sempurna keimanan orang-orang mukmin ialah

yang lebih baik akhlaknya.” (HR At-Tirmizi dari Abu

Hurairah).

Dalam konteks pengamalan syariat yaitu yang

meliputi pengabdian hamba terhadap Allah, dapat

dilihat pada rukun Islam yang lima dan juga dalam

55

hal muamalah, akhlak berperanan untuk

melengkapinya. 

Manakala dalam hal ibadah, kita akan dapati antara

hikmah ibadah-ibadah yang dianjurkan oleh Islam

terdapat pertautan yang erat antara akhlak dan

ibadah meskipun ibadah itu berlainan pada rupa dan

bentuknya tetapi kesemuanya menuju kepada satu

sasaran yang digariskan oleh Rasulullah sallallahu

alaihi wasallam dalam sabdanya: Aku diutuskan untuk

menyempurnakan akhlak.

Sembahyang, puasa, zakat, haji dan lain-lain

amalan yang diperintahkan di dalam Islam adalah

merupakan anak tangga untuk mendaki kemuncak

kesempurnaan dan sebagai strategi untuk melindungi

diri dai kerosakan dan kerendahan moral. Dengan

sebab ciri-ciri itu maka ibadah-ibadah tersebut

terletak di tempat yang tinggi dalam agama.

Persiapan umat Islam untuk menjadi Ummatan

Wasathon harus dilengkapi dengan tuntutan untuk

dijadikan alat komunikasi dengan sesama manusia.

Tuntutan itu berupa ajaran akhlak mulia, yang

diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan

manusia. Kerana itu, sesungguhnya ilmu komunikasi

yang paling hebat adalah ilmu yang didasarkan kepada

akhlak yang mulia.

3.2 SARAN

Kami sadar bahwa Makalah yang kami tulis ini masih

jauh dari kesempurnaan. Terbatasnya sumber referensi

56

dan pengetahuan kami mengenai topik yang kita angkat

adalah alasan pertama untuk kekurangan penulisan

makalah ini. Oleh karena itulah, saran dan masukan

dari para pembaca terutama bapak Aziz selaku dosen

pengampu adalah harapan besar kami untuk

pembelajaran selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani Syaikh Muhammad Nashruddin. 2008. Shahih at-Targhib

wa at-Tarhib. Jakarta: Pustaka Sahifa

57

Asy-Syuhud Syaikh Ali bin Nayif. 2009. Al-Khulaashah fii

Fadhaa’il Al-A’maal (Shahih Fadhilah Amal-amal Saleh). Solo: Aqwam

Jembatan Ilmu

Damsyiqi Ibnu Hamzah Al-Husaini. 2005. Asbabul Wurud 3.

Jakarta: Kalam Mulia

Marzuki A. Choiran. 2010. 300 Haidts Fadhilah Amal

Shaleh.Yogyakarta: Mitra Pustaka

Nursyam Lc. Fakhruddin. 2007. Syarah Lengkap Arba’in Ruhiyah.

Solo: Bina Insani Press Solo

58