kesenangan berolahraga dan proses kognisi dalam penjas

24
ARTIKEL PENJAS KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNISI DALAM PENJAS Disusun oleh : Evi Elisa 1001086 Mega Wijayanti K. 1005304 Okky Puspitasari K. 1002378 Rani Reina Y. 1000513 Resania Noor S. D. 1003096 Jurusan Pendidikan Kimia

Upload: spsupi

Post on 07-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ARTIKEL PENJAS KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNISI

DALAM PENJAS

Disusun oleh :

Evi Elisa 1001086

Mega Wijayanti K. 1005304

Okky Puspitasari K. 1002378

Rani Reina Y. 1000513

Resania Noor S. D. 1003096

Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Pendidikan Matematika dan IlmuPendidikan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

2010

KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNISI DALAM PENJAS

A. KESENANGAN BEROLAHRAGA

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu,

pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan

pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri,

tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalu

aktivitas jasmani.

            Persepsi yang sempit dan keliru terhadap

pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur

dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak

akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus

disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan

materi serta cara penyampaian harus disesuaikan

sehingga menarik  dan menyenangkan. Sasaran

pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan

keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak

seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model

pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu

dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan

jasmani.

            Pengertian pendidikan jasmani sering

dikaburkan dengan konsep lain, dimana pendididkan

jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan

yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh

manusia (body building), kesegaran jasmani (physical

fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan

pengembangan keterampilan (skill development).

Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan

menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya.

Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai

tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan

tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung

unsur-unsur pedagogi.

            Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan

aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan

tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara

umum (general education). Tentunya proses tersebut 

dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi

sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada

tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali

digunakan sebagai referensi dalam berbagai

karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik

(physical strenght), perkembangan fisik (physical

development), kecakapan fisik (physical prowess),

kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik

(physical appearance).

Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran

(mind). Oleh karena itu, jika kata pendidikan

(education) ditambahkan dalam kata fisik, maka

membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik

atau pendidikan jasmani (physical education), yakni

menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-

aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh

manusia.

Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa

pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari

seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan

aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan

dengan perubahan yang dihasilkan individu dari

respons tersebut.

Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa

pendidikan jasmani adalah fase dari program

pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi,

terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan

dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak.

Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan

dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-

cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.

Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran

yang memberikan perhatian yang proporsional dan

memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu

psikomotor, kognitif, dan afektif.

Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani

merupakan bagian integral dari suatu proses

pendidikan secara keseluruhan, adalah proses

pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik,

neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional

Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani

merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang

bertujuan mengembangkan secara organik,

neuromuskuler, intelektual dan emosional.

Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain

untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup

sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh

ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif

setiap siswa.

 

2. Pengertian Olahraga

Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses

sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha

yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina

potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang

sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam

bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan

prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya yang berkualitas berdasarkan

Pancasila.         

Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut

Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep

bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain

mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari

rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d.

Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup

pada games mempunyai karakteristik;  a. ada

kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan

fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup

sport; permainan yang dilembagakan.

 

3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan

Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus

juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play)

dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih

dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam

konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan

membantu para guru atau masyarakat dalam memahami

peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih

konseptual.

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang

digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain

sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak

kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu

bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan

pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain

dapat ditemukan di dalam keduanya.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain

yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa

ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu

bentuk permainan yang terorganisasi, yang

menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan

jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat

menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga

melibatkan aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai

aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita

mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah

disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu,

sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap

yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis

maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam

aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut

tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung,

kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah

aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan

olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa

kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata

bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada suatu

saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga

tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek

kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung

elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi

tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga

harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana

dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani

adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan

kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat

fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan

untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi

bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu

digunakan dalam proses kependidikan.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani

melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat

melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika

digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain

dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya

tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis

tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga

profesional (di Amerika umumnya disebut athletics)

dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa,

tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan

bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk

kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan,

atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan

pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;

keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

Selain itu, penjas merupakan salah satu mata

pelajaran yang sangat penting dan bermanfaat bagi

perkembangan fisik maupun mental setiap individu.

Selain berguna dalam kesehatan, penjas juga mempunyai

banyak manfaat lainnya dalam kehidupan kita, apalagi

jika kita melakukan olahraga secara rutin. Sebab,

Jika kita sudah melakukannya, pasti sudah banyak pula

manfaat yang kita rasakan selama ini. Baik yang dapat

dirasakan secara langsung, maupun yang kita alami

dalam jenjang waktu tertentu. Semua manfaat tersebut,

merefleksikan keseriusan dan usaha yang kita lakukan

dalam latihan rutin.

Namun lebih dari itu, banyak hal yang sebetulnya

bisa kita dapatkan dengan berolahraga. Tidak hanya

terwujud pada kesehatan fisik dan kesegaran mental,

tapi aktivitas ini juga memberikan kebanggan atas apa

yang kita jalani dengan tekun.

Misalnya, sebagai atlet yang memperoleh prestasi

dalam kagiatan keolahragaan. Dengan demikian, timbul

rasa senang dan tidak sedikit orang yang menjadikan

olahraga sebagai hobby yang harus dipuaskan.

Dengan berolahraga kita akan mendapatkan manfaat

baik untuk fisik maupun mental kita,yaitu :

A. Untuk_Kesehatan

Sudah pasti jika olahraga yang kita lakukan

dengan baik dan benar dalam porsi dan prosedur

latihan yang pas, baik yang secara langsung maupun

tidak langsung, akan membawa hasil postif bagi

kesehatan fisik juga psikis bagi pelakunya.

Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh

agar tidak menimbun penyakit di kemudian hari akibat

pola hidup yang tidak kita kontrol dan tidak

diimbangi olahraga. Sesuai dengan anjuran para ahli,

terlalu jarang bergerak tidak akan membuat tubuh

kita merasa segar dan ini bisa berakibat pada

labilnya keadaan struktur tulang.

Jika demikian, ada kemungkinan tulang akan tumbuh

tidak kuat. Mudah lemas dan kekuatan ototpun kurang

maksimal. Akan berbeda keadaannya jika kita rajin

berolahraga. Dengan aktivitas itu, secara perlahan

tubuh kita akan memperbaiki keadaan strukturnya.

Mulai dari otot-otot yang terjaga elastisitas dan

kekuatannya, kondisi tulang yang kuat dan tidak

mudah patah, serta metabolisme tubuh yang terus

berkembang dan terjaga dengan baik. Akan tetapi, ada

hal yang perlu dihindari. Porsi latihan yang

berlebih juga tidak bagus bagi tubuh. Tiap-tiap

orang memiliki batas gerak tubuh yang berbeda.

Gerak otot dan tulang yang terlalu diforsir dapat

menyebabkan cedera otot dan persendian juga. Jika

sudah begini, fokus latihannya bukan lagi pada

proses pembentukan kesehatan organ-organ tubuh

pelaku, tapi lebih kepada proses penyembuhan dan

terapi pemulihan tubuh dari cedera. Jadi sebaiknya,

kita lebih berkonsentrasi kepada bagaimana kita

berolahraga secara rutin dan aman bagi keadaan fisik

kita.

Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik (organ tubuh)

Bila kita coba kumpulkan keuntungan berolahraga,

kita akan dapat ringkasan sebagaiberikut:

1.Jantung dan pembuluh darah

Keuntungan tersebut terutama pada jantung dan

paru-paru.

a. Otot jantung diperkuat, dan isi sekuncup

bertambah.

Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, dan

pembuluh darah.

Jantung kita dapat memompakan jumlah darah yang

lebih

banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat

jantung lebih

berdayaguna, jumlah darah yang dipompakan lebih

banyak.

b. Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan

darah tinggi,

olahraga akan menurunkannya. Namun bila tekanan

darah

rendah, olahraga justru akan menaikkannya

menjadi normal.

c. Memperbesar kapasitas darah dalam membawa

oksigen

sehingga lebih banyak darah yang dapat mencapai

seluruh

bagian tubuh manusia.

d. Menurunkan denyut nadi dalam keadaan

istirahat. Hal ini

sangatlah penting sebab dengan berkurangnya

denyut nadi,

jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.

e. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah

adalah sungai

kehidupan kita, sebab darah membawa oksigen, zat

makanan dan za-zat penting lainnya ke seluruh

tubuh

manusia. Darah juga yang membawa produk sisa

metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit

untuk dikeluarkan

dari tubuh kita.

f. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.

g. Mengurangi aterosklerosis.

2. Paru-paru

a. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas

pernapasannya, masuk dan keluar.

b. Merangsang pernafasan yang dalam, yang

menyebabkan paru-paru perkembang melalui refleks

dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru

lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan

disalurkan ke dalam arah dan lebih banyak

karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.

3. Otot

a. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta

meredakan emosi yang negatif. Ini akan membuat kita

lebih merasa senang terhadap diri sendiri, sebab

kemarahan dan frustasi dapat dikurangi.

b. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan

ketahanannya

c. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat

tubuh. Ini akan menghindarkan Anda dari kehilangan

mineral tulang, dengan demikian Anda akan terhindar

dari penyakit osteoporosis.

4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari

sel otot yang menyimpan oksigen dan mengeluarkan

energi menjadi lebih besar dan banyak sehingga badan

kita menjadi lebih efisien untuk membuang panas.

Mari kita tingkatkan kebugaran tubuh dengan senam

aerobik!

4.Metabolisme

a. Penumpukan asam laktat berkurang.

b. Meningkatkan HDL Kolesterol.

c. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel

saraf. Hal ini akan memberi- kan keseimbangan yang

lebih baik antara susunan saraf sadar dan tak sadar.

d. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan

usus, mengurangi gas dan sembelit.

e. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada

sistem endokrin kita, se- hingga kelenjar pituitari,

pankreas, adrenalin dan seks akan menjadi lebih

berdayaguna.

B. Untuk_Prestasi

Apabila kita seorang atlet, tentunya sudah menjadi

aktivitas rutin untuk melakukan latihan fisik secara

berkelanjutan. Sudah menjadi pekerjaan kita juga

untuk berolahraga dengan tujuan mendapat prestasi

lebih pada cabang yang kita pilih.

Hal ini adalah manfaat ekstra yang dapat kita miliki

atas kerja keras dalam proses rutin yang

mengharuskan kita berdedikasi pada profesi yang

ditekuni. Prestasi olahraga inilah yang memberikan

kebangaan tersendiri bagi kita yang telah berlatih

keras dan mewujudkannya dalam berbagai perlombaan

keolahragaan. Prestasi ini juga sebagai wujud

pengakuan publik atas hasil olahraga yang kita

capai.

Maka jelas bagi seorang atlet, olahraga dapat

memberikan predikat dan prestasi yang baik untuk

diunggulkan tidak hanya dalam lingkup global, tapi

dalam kelas tersendiri.

C. Untuk_Kesenangan/Prestise.

Tidak berlebihan memang apabila sekarang kita

memiliki hobby atau kesenangan baru yang menjadikan

olahraga sebagai wadah bermainnya. Tidak sedikit

dari kita yang menemukan kesenangan batin dari

berolahraga bersama rekan-rekan.

Dalam hal ini lebih cenderung kepada permainan yang

menyegarkan pikiran tapi secara tidak langsung

menyehatkan badan. Banyak contoh dan manfaat

olahraga sebagai ajang untuk menyenangkan suasana

hati. Sebut saja salah satunya golf.

Bagi Anda yang suka berolahraga santai dengan

mengkoordinasikan tubuh bagian dan bawah serta

merasakan sejuknya udara padang golf, tentu saja

Anda akan dengan sengan hati ber-golf bersama

kolega. Ada pula cabang olahraga catur dan memancing

yang memfokuskan manfaatnya untuk melatih

konsentrasi otak dan kesabaran bermain para

peminatnya.

Manfaat yang sangat terasa dari olahraga-olahraga

permainan ini adalah lebih kepada ketenangan batin,

kenyamanan berkomunikasi, dan kesehatan secara

rohani.

Akan tetapi pada awalnya Sering orang mengatakan

bahwa sejak kecil tidak begitu aktif berolah raga.

Karena berolah raga hanya dianggap sebagai salah satu

ekstra kurikuler yang diwajibkan semasa sekolah dulu.

Atau mungkin anda salah satu dari orang yang

beranggapan bahwa olah raga hanya merupakan kegiatan

untuk mereka yang ingin menjadi olahragawan/atlet. Olah

raga bukan porsi anda, seorang yang aktif bekerja di

kantor dan tidak memiliki banyak waktu luang.

Tetapi tanpa disadari, kesibukan kita membuat kita

menjadi lebih sering duduk dan berdiam diri di tempat.

Dan makin lama, olah raga dianggap sebagai sesuatu

kegiatan yang asing bagi kita.  Sebenarnya seiring

dengan aktifnya pergerakan tubuh seseorang, maka

kesehatan tubuh kita ditingkatkan. Bila anda ingin

mengetahui lebih jauh apa keuntungan dari berolah raga,

mungkin anda dapat menemukan jawabannya disini. Bila

paling tidak ada 2 atau 3 keuntungan yang anda sukai,

itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berolah raga

bukan?

Bila anda aktif berolah raga secara teratur maka

keuntungan yang akan anda dapatkan:

Dapat tidur lebih lelap

Istirahat yang tenang dan tidur yang lelap akan

terjadi secara natural setelah periode olahraga

teratur

Meningkatkan densitas tulang

Jenis olah raga tertentu, seperti olah raga

mengangkat beban, akan meningkatkan kekuatan

tulang dan memperlambat terjadinya osteoporosis

Komposisi tubuh menjadi lebih baik

Jika kita berolah raga teratur dengan

balance/keseimbangan dengan diet sehat, maka

komposisi tubuh kita akan lebih baik dengan

berkurangnya lemak tubuh

Mengurangi insidens terjadinya kecemasan dan

depresi

Olah raga dapat membuat orang lebih semangat, mood

menjadi lebih baik, dan  secara tidak langsung

meningkatkan kualitas hidup seseorang

Mengurangi resiko batu kandung empedu (wanita)

Khusus untuk para wanita, pengaturan berolah raga

dengan cara diet sehat dan olah raga teratur dapat

mengurangi level lemak dalam darah yang menjadi

faktor resiko batu empedu

Mengurangi  resiko menderita Diabetes Melitus tipe

2 (kencing manis)

Mengurangi resiko menderita penyakit jantung dan

koroner

Meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut,

meningkatkan harapan hidup dan angka mortalitas

(kematian) orang berolah raga lebih rendah

daripada orang yang tidak berolahraga

Olah raga membuat anda merasa lebih fit dan segar

Mengurangi proses penuaan

Membuat anda lebih energik

Meningkatkan imunitas tubuh sehingga anda jarang

sakit

Mengurangi tekanan darah untuk orang yang

cenderung memiliki tekanan darah tinggi

Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan

kesempatan kepada siswa untuk:

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang

berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan

estetika, dan perkembangan social.

Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk

menguasai keterampilan gerak dasar yang akan

mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas

jasmani.

Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran

jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas

sehari-hari secara efisien dan terkendali.

Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui

partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara

berkelompok maupun perorangan.

Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat

mengembangkan keterampilan social yang

memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam

hubungan antar orang.

Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui

aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

D. PROSES KOGNISI DALAM PENJAS

Pembelajaran kognitif dalam pendidikan jasmani

terkait dengan tema Teaching Game for Understanding

(TGfU) yang terangkum dalam model pembelajaran

permainan taktikal dalam pengajaran pendidikan

jasmani. Model pembelajaran permainan taktikal

menggunakan minat siswa dalam suatu struktur

permainan untuk mempromosikan pengembangan

keterampilan dan pengetahuan taktikal yang

diperlukan untuk penampilan permainan. Sedangkan

pembelajaran kognitif memfokuskan pada upaya

menanamkan materi pembelajaran masuk ke dalam alam

pikiran siswa, sehinga terbentuk struktur

pengetahuan tertentu. Pembelajaran pendekatan

taktikal dalam pendidikan jasmani adalah bagian dari

pembelajaran kognitif.

Dalam satu unit pembelajaran permainan, guru

membuat suatu perencanaan pembelajaran mulai dari

keterampilan dasar sampai keterampilan yang lebih

kompleks, diikuti dengan penjelasan peraturan

permainan secara utuh. Pada model pembelajaran

permainan taktikal, guru merencanakan urutan tugas

mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan

taktis bennain siswa, mengarah pada permainan yang

sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan

dan modifikasi bermain sering disebut sebagai

"bentuk-bentuk permainan". Penekanannya pada

pengernbangan pengetahuan taktikal yang

memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam permainan,

sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya

di saat dibutuhkan. Pada intinya adalah siswa dapat

mengembangkan keterampilan dan taktis bermainan

secara berkesinambungan.

Sebagaimana namanya, permainan taktikal, maka

guru harus mampu mengundang siswa untuk memecahkan

masalah taktis bermain. Sebagai contoh: dalam

pennainan tenis, siswa perlu memposisikan diri di

lapangan, menginterpretasi bola-datang, memutuskan,

dan memahami pola gerak yang dilakukan. Pembelajaran

taktikal mengutamakan pada pemanfaatan "masalah-

masalah taktikal" sebagai perantara dan tujuan

pembelajaran. Guru harus mampu menunjukkan masalah-

masalah taktis yang diperlukan dalam situasi

bermain. Sedangkan bagi siswa, sangat penting untuk

mengenali posisi bermain dl lapangan secara benar,

pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan, dan

situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa. Bunker

dan Thorpe's (1986: dalam Metzler. 2000) Pengajaran

Permainan untuk Pemahaman (Teaching Game for

Understanding) didasarkan pada enam komponen dasar

dalam pembelajaran satu unit permainan, yaitu:

1. Permainan

2. Apresiasi bermain

3. Kesadaran taktikal

4. Pembuatan keputusan yang akurat

5. Eksekusi keterampilan

6. Penampilan.

Tahapan pertama adalah pengantar permainan,

termasuk klasifikasinya dan gambaran utuh bagaimana

permainan itu dimainkan. Tahapan kedua, melayani dan

meyakinkan minat siswa untuk bermain melalui

pengajaran sejarah permainannya dan kebiasaan-

kebiasaan yang sering terjadi. Tahapan ketiga,

mengembangkan kesadaran taktikal siswa dengan cara

menyuguhkan masalah-masalah utama taktis dalam

permainan. Tahapan keempat, menggunakan aktivitas

belajar menyerupai permainan untuk membelajarkan

siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan

pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan.

Tahapan kelima, memulai kombinasi pengetahuan

taktikal dengan pelaksanaan keterampilan dalam

aktivitas menyerupai permainan itu. Tahapan keenam,

siswa mengembangkan kemampuan penampilan secara

benar dan tepat, berdasarkan kombinasi pengetahuan

taktikal dan keterampilan. Seperti tergambar dalam

islutrasi di bawah ini, pembelajaran keterampilan

gerak tidak terjadi sampai tahapan kelima, yang

lebih menyerupai pembelajaran pendidikan jasmani

pada umumnya.

Guru merancang urutan aktivitas belajar dalam

hubungan dengan masalah-masalah taktikal. Aktivitas

pertama pembelajaran melibatkan simulasi permainan,

berlanjut pada aktivitas belajar yang sederhana ke

aktivitas belajar yang lebih kompleks. Selama

aktivitas simulasi permainan, guru menganalisis

kemampuan dan pengetahuan taktikal siswa, mengenali

keterampilan yang diperlukan agar permainan

berkembang. Guru dapat mernutuskan apakah

mengharapkan siswa tetap dalam simulasi atau

mengajak siswa berlatih keterampilan dalam struktur

latihan yang berulang-ulang (drill). Disarankan

simulasi bermainlebih sering dilakukan untuk menjaga

konsentrasi siswa tetap pada aplikasi taktikal

keterampilan. Pengulangan dalam bentuk latihan

"drill" hanya digunakan untuk mengembangkan

keterampilan siswa yang diperlukan ketika

berpartisipasi dalam aktivitas jasmani.

Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997;

dalam Metzler, 2000), aktivitas simulasi (atau

bentuk-bentuk pennainan) perlu mencerminkan keutuhan

permainan dan menggugah sistuasi untuk terfokus pada

pengembangan keterampilan taktikal. Makna

mencerminkan yang dimaksud adalah bentuk-bentuk

permainan dalam simulasi adalah suatu situasi yang

realistik yang akan dihadapi siswa dalam bentuk

permainan yang sebenarnya. Siswa juga perlu

senantiasa tergugah dan termotivasi untuk terfokus

pada masalah-masalah taktikal yang dihadapi.

Pembelajaran permainan untuk pemahaman (TGfU)

dilakukan untuk mengembangkan minat dan belajar

siswa. Teori dasar yang melandasinya adalah teori

belajar konstruktivisme dan teori belajar

kognitivisme. Tujuan utamanya adalah membentuk

adanya pengetahuan baru dan mernanfaatkan

pengetahuan-pengetahuan yang terbentuk sebelumnya

kedalam situasi-situasi taktis bermain. Penggunaan

masalah-masalah taktikal dalam permainan dan

memanfaatkan konsep belajar kognitif sebelum

penampilan keterampilan gerak berbasis pada teori

belajar konstruktivisme.