kasus oreo

30
KASUS OREO Perkembangan zaman yang semakin cepat telah merubah pola stuktur dan konsumsi dimasyarakat, dimana masyarakat cenderung lebih menyukai produkproduk praktis dan sesuai selera. Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 231 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,45 persen (BPS, 2009) merupakan pasar potensial untuk mengembangkan bisnis produk makanan. Hal ini terlihat dari besarnya tingkat pengeluran masyarakat untuk produk makanan yaitu lebih dari 50 persen. Hal ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi para pelaku bisnis khususnya bisnis dibidang makanan. Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi adalah produk biskuit. Salah satu produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Oreo yang diproduksi oleh PT.Kraft Foods Inc. Menurut CEO Kraft, Irene Rosenfeld, Kraft saat ini merupakan pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek- merek ternama diseluruh dunia. Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio lengkap dengan merek-merek produk yang tersebar diseluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz, Chip's Ahoy, Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki. Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen, pangsa pasar biskuit susu dikuasai oleh biskuit Danone dan Oreo. Berdasarkan hasil penelitian BPOM pada September 2008 ditemukan bahwa semua produk yang mengandung susu dan berasal dari Cina positif mengandung melamin sebesar 8.51 mg/kg sampai dengan 945.86 mg/kg, dan salah satu produk yang mengandung melamin adalah produk Oreo Wafer Sticks produksi PT. Nabisco Food

Upload: independent

Post on 27-Feb-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KASUS OREO

Perkembangan zaman yang semakin cepat telah merubah pola stuktur

dan konsumsi dimasyarakat, dimana masyarakat cenderung lebih

menyukai produkproduk praktis dan sesuai selera. Indonesia dengan

jumlah penduduk sebesar 231 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan

mencapai 1,45 persen (BPS, 2009) merupakan pasar potensial untuk

mengembangkan bisnis produk makanan. Hal ini terlihat dari

besarnya tingkat pengeluran masyarakat untuk produk makanan yaitu

lebih dari 50 persen. Hal ini merupakan peluang yang cukup

menjanjikan bagi para pelaku bisnis khususnya bisnis dibidang

makanan. Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi

adalah produk biskuit. Salah satu produk biskuit yang banyak

digemari adalah produk Oreo yang diproduksi oleh PT.Kraft Foods

Inc. Menurut CEO Kraft, Irene Rosenfeld, Kraft saat ini merupakan

pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek-

merek ternama diseluruh dunia. Di Asia, Kraft saat ini memiliki

portofolio lengkap dengan merek-merek produk yang tersebar

diseluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz, Chip's Ahoy,

Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium

Soda, Tuc, dan Tiki. Berdasarkan survei yang dilakukan AC

Nielsen, pangsa pasar biskuit susu dikuasai oleh biskuit Danone

dan Oreo. Berdasarkan hasil penelitian BPOM pada September 2008

ditemukan bahwa semua produk yang mengandung susu dan berasal

dari Cina positif mengandung melamin sebesar 8.51 mg/kg sampai

dengan 945.86 mg/kg, dan salah satu produk yang mengandung

melamin adalah produk Oreo Wafer Sticks produksi PT. Nabisco Food

(Suzhou) Co.Ltd, China dengan kandungan melamin sebesar 366.08

mg/kg dan sebesar 361.69 mg/kg. Namun adanya pemberitaan media

massa yang kurang spesifik dan informatif serta adanya kesalahan

pemaknaan yang diterima masyarakat telah membuat masyarakat

mencap bahwa semua produk Oreo berbahaya padahal produk Oreo

buatan dalam negeri (PT.Kraft Foods Indonesia) bebas melamin, hal

ini tentunya akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen

terhadap produk Oreo.

2.2 Melamin

Melamin adalah senyawa basa organik dengan rumus kimia C3H6N6 dan

memiliki nama IUPAC 1,3,5-triazina-2,4,6-triamina. Melamin hanya

sedikit larut

dalam air. Melamin adalah trimer dari sianamida, dan seperti

sianamida, serta

mengandung 66% nitrogen (berdasarkan massa). Melamin merupakan

metabolit

dari siromazina yaitu sejenis pestisida. Melamin terbentuk dalam

tubuh mamalia

yang mengkonsumsi siromazina. Siromazina diubah menjadi melamin

pada

tanaman.

Melamin pertama kali disintesis oleh Liebig pada tahun 1834. Pada

produksi awal, kalsium sianamida diubah menjadi disiandiamida,

kemudian

dipanaskan di atas titik leburnya untuk menghasilkan melamin.

Melamin dikenal

pada tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik

Baekeland,

berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut

Bakelite. Pada mulanya

Bakelite digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi

pertama,

pada perkembangannya dimanfaatkan oleh industri peralatan rumah

tangga dalam

pembuatan sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok

sup, dan lainlain.

Pada zaman sekarang, kebanyakan pabrik industri menggunakan urea

untuk menghasilkan melamin melalui reaksi : 6(NH2)2CO → C3H6N6 +

6NH3 +

3CO2. Pertama-tama, urea terurai menjadi asam sianat pada reaksi

endotermik

((NH2)2CO → HCNO + NH3). Kemudian asam sianat berpolimerisasi

membentuk melamin dan karbon dioksida (6HCNO → C3H6N6 + 3CO2).

Reaksi

kedua adalah eksotermik, namun keseluruhan proses reaksi bersifat

endotermik.

Melamin merupakan senyawa polimer yang merupakan gabungan

monomer formaldehide (formalin) dan fenol yang apabila komponen

penyusun

melamin tersebut dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman

tetapi harus

diwaspadai. Seringkali dalam pembuatan melamin proses

pencampurannya sering

tidak terkontrol. Apabila komposisi antara formaldehide dengan

fenol tidak

seimbang maka akan terjadi residu, yaitu monomer formaldehide

atau fenol yang

tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer formaldehide inilah yang

berbahaya

bagi kesehatan tubuh. Selain itu, senyawa melamin rentan terhadap

panas dan

sinar ultraviolet yang dapat mendepolimerisasi melamin menjadi

monomer

formaldehide dan fenol. Meski tahan pada rentang suhu 1200 C

sampai 300 C di

bawah nol, tetapi karena menyerap panas, melamin tidak tahan

dipapar panas

terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh

sebab itu melamin

tidak dapat digunakan dalam microwave.

Gesekan terhadap peralatan melamin juga berpotensi melepaskan

residu

formaldehide yang terperangkap sebelumnya. Sehingga meskipun

kontrol

pembuatan peralatan melamin sudah baik namun masih menyimpan

bahaya bagi

kesehatan. Formaldehide atau yang dikenal sebagai formalin

merupakan

desinfektan yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet

mayat, formalin

sangat mudah masuk ke dalam tubuh lewat jalur oral/mulut, saluran

pernafasan

dan pembuluh darah. Berdasarkan acuan kesehatan di Inggris,

paparan

maksimumnya 2 ppm atau 2 mg/l. Sedangkan Amerika Serikat (AS)

menetapkan

paparan maksimum untuk jangka panjang 1 ppm dan jangka pendek 2

ppm.

Melamin berguna dalam pembuatan plastik, bahan perekat,

countertops, dishware,

whiteboards dan fertilizers. Adapun Standard batas kandungan

Melamin adalah:

1. European Food Safety Agency (EFSA) dan U.S. Food and Drug

Administration

(FDA) untuk batas kandungan melamin dalam produk makanan , selain

makanan bayi adalah kurang dari 2.5 ppm

2. Hong Kong untuk batasan maksimum konsentrasi melamin pada

makanan bayi

adalah 1 ppm dan makanan lain 2.5 ppm

3. FDA menetapkan batasan konsentrasi melamine yang terkonsumsi

per hari

yang dapat ditoleransi adalah 0.63 mg / kg berat badan.

Monomer formaldehide yang masuk ke tubuh manusia berpotensi

membahayakan kesehatan. Formaldehide yang masuk ke dalam tubuh

dapat

mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian

sel. Dalam

jangka pendek, hal ini bisa mengakibatkan gejala berupa muntah,

diare, dan

kencing bercampur darah. Sementara untuk jangka panjang,

akumulasi

formaldehid yang berlebih dapat mengakibatkan iritasi lambung,

gangguan fungsi

otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, fatalnya dapat

mengakibatkan kanker

(karsinogenik).

Produk makanan dan minuman yang mengandung melamin jika

dikonsumsi secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan.

Bahaya yang

dapat ditimbulkan oleh konsumsi produk makanan dan minuman

bermelamin

adalah :

1. Mengakibatkan gangguan metabolisme, terutama terhadap bayi dan

anakanak.

Organ tubuh yang paling cepat terganggu adalah fungsi ginjal yang

bekerja untuk membuang racun-racun dalam tubuh.

2. Serangan akut pada saluran pencernaan, di antaranya muntah dan

mencret

3. Kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain kerusakan, mulai

dari fungsi

otak, hati, ginjal, mata dan telinga, dan bisa menyebabkan

kematian.

4. Melamin juga merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak

yang

mengonsumsi.

5. Melamin dapat menyebabkan masalah pernapasan pada hewan

percobaan.

6. Konsumsi melamin juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Siapa pun

yang terpapar zat kimia itu akan mudah terserang flu dan infeksi

karena virus

dan bakteri.

Perumusan Masalah

Keamanan pangan menjadi salah satu isu yang menyita perhatian

beberapa

organisasi kesehatan di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan

Food and

Agriculture Organization (FAO) saat ini memberikan penekanan bagi

seluruh

negara agar memperkuat sistem keamanan pangan. Negara-negara

diminta untuk

meningkatkan kewaspadaan terhadap para produsen dan penjual yang

terlibat

dalam industri pangan. Kejadian terkait isu keamanan pangan baru-

baru ini,

seperti temuan melamin hasil industri kimia pada produk makanan

dan minuman,

atau penggunaan tanpa izin obat-obatan hewan tertentu pada

peternakan ikan,

dapat berpengaruh pada kesehatan dan sering berakibat pada

penolakan produk

pangan dalam perdagangan nasional maupun internasional.

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk

kelangsungan hidup manusia. Banyaknya pangan yang tidak sehat

seperti

makanan yang memakai bahan pewarna pakaian, makanan yang

menggunakan

borak, makanan yang berpengawet formalin maupun bahan kimia

lainnya

merupakan permasalahan yang harus mendapat perhatian dari semua

pihak. Hal

ini didasarkan pada konsumsi masyarakat Indonesia terhadap

makanan yang

mengandung bahan kimiawi sangat tinggi. Apalagi konsumen dominan

yang

bersentuhan langsung adalah anak-anak sekolah dasar dan ibu rumah

tangga.

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan

ilustrasi bahwa lebih dari 90 persen terjadinya penyakit pada

manusia yang terkait

dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi

mikrobiologi,

yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism,

dan intoksikasi

bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis.

Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tetapi juga

menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan

adalah

merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar

terpenting dan

sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu

menarik, nikmat,

tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, maka tidak ada

nilainya sama sekali.

Oleh karena itu, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pangan

yang

dikonsumsi menjadi hal penting.

Berdasarkan hasil penemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) terdapat 28 produk makanan dan minuman yang beredar di

pasaran yang

diduga mengandung zat berbahaya melamin. Melamin merupkan zat

yang

berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Konsumsi secara terus-

menerus akan

membahayakan kesehatan. Hal ini terbukti dari adanya kasus 56

balita di China

yang mengalami gagal ginjal bahkan kematian setelah mengkonsumsi

susu yang

mengandung melamin. Bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh

konsumsi produk

makanan dan minuman bermelamin seperti serangan akut pada

pernapasan,

kerusakan berbagai organ tubuh, dan merusak sistem kekebalan

tubuh bayi dan

anak-anak.

Salah satu produk makanan yang diduga mengandung melamin

berdasarkan penemuan BPOM pada September 2008 adalah produk Oreo.

Menurut produsen produk Oreo (PT Kraft Indonesia) produk Oreo

yang beredar di

Indonesia ada dua macam yakni 90 persen Oreo yang dijual bebas

yang

merupakan produk asli Indonesia dan hanya 10 persen produk Oreo

yang diimpor

dari Tiongkok (China). Produk Oreo yang mengandung melamin

merupakan

produk Oreo wafer stick yang diproduksi oleh PT. Nabisco Food

( Suzhou ) Co.

Ltd., China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan

361.69 mg/kg.

sedangkan Oreo wafer, Oreo Coklat Sandwich Cookies dan Oreo

Vanila buatan

Indonesia bukanlah produk Oreo yang mengandung melamin.

Hal ini menjadi suatu kerugian bagi pihak perusahaan PT Kraft

Foods

Indonesia. Citra perusahaan yang selama ini telah dibangun selama

bertahuntahun

di Indonesia menjadi menurun karena masalah tersebut. Menurut

riset yang

dilakukan AC Nielsen, penjualan produk Oreo dari biskuit coklat

berbagai rasa

hingga wafer mengalamin penurunan penjualan yang cukup signifikan

setelah

adanya pengeluaran argumen dari BPOM dan menteri kesehatan,

penjualan

produk Oreo menurun hingga 10 persen di pasar Indonesia. Melihat

realita

tersebut, bila pihak perusahaan Kraft yang bertaraf Internasional

tidak cepat

melakukan pembaharuan image, dapat diprediksikan bahwa masyarakat

Indonesia

dapat kehilangan kepercayaan kepada Kraft.

Adanya pemberitaan media massa baik elektronik maupun cetak yang

kurang spesifik dan kurang informatif, serta adanya kesalahan

informasi yang

diterima oleh masyarakat yang diakibatkan adanya salah pemaknaan

dalam

menerima informasi dari media telah membuat tingkat pengetahuan

masyarakat

terhadap daftar produk bermelamin terutama produk Oreo menjadi

berkurang. Hal

ini berdampak pada sikap masyarakat yang mencap semua produk Oreo

sebagai

produk yang mengandung melamin.

Padahal menurut hasil conference yang dilakukan oleh pihak Badan

Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa produk-produk

yang

dilarang peredarannya dan harus ditarik dari pasaran adalah

produk-produk

dengan kode ML (makanan diproduksi di luar negeri), namun

kenyataan diluar

bahwa masyarakat Indonesia salah mengartikan informasi tersebut,

banyak dari

masyarakat yang mengartikan bahwa produk dengan merek-merek

tersebut seperti

Oreo baik di produksi dalam negeri maupun luar negeri bagi mereka

tidak aman

dikonsumsi. Kondisi tersebut ternyata membuat pihak PT.Kraft

Indonesia

mengalami goncangan karena hal tersebut berdampak pada citra dari

merek yang

telah lama dibangun.

Adanya pemberitaan media massa telah mempengaruhi tingkat

pengetahuan konsumen terhadap isu melamin. Dampak langsung

ataupun tidak

langsung dari pemberitaan media massa akan membentuk persepsi

masyarakat

tentang produk Oreo. Ada dua kemungkinan persepsi yang terbentuk,

yaitu

persepsi yang benar dan salah. Jika yang terbentuk adalah

persepsi yang salah

maka akan mempengaruhi sikap masyarakat, mereka akan merasa

khawatir untuk

mengkonsumsi produk Oreo. Masyarakat akan mengurangi atau bahkan

beralih ke

produk biskuit lain. Tentunya hal ini tidak diinginkan karena

akan merugikan

banyak pihak terutama produsen yaitu PT. Kraft Indonesia.

Sebagai perusahaan yang terkena imbas kasus melamin, PT Kraft

Indonesia memiliki kepentingan untuk mengetahui persepsi konsumen

terhadap

merek yang dimilikinya. Persepsi konsumen penting diketahui oleh

produsen,

karena persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengambilan

keputusan konsumen. PT Kraft Indonesia ingin mengembalikan citra

perusahaannya serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap

produk

Oreo.

Sebelum melakukan kebijakan pengembalian citra/image serta

kepercayaan masyarakat, PT Kraft Indonesia perlu mengetahui

persepsi konsumen

terhadap produk Oreo, apa yang konsumen ketahui, konsumen

percayai dan

konsumen pikirkan megenai produk Oreo. Dengan mengetahui persepsi

konsumen, maka dapat diketahui perilaku dari konsumen tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

yang

akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan

pangan ?

2. Bagaimana persepsi responden terhadap produk Oreo setelah

adanya isu

melamin ?

3. Bagaimana sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya

isu

melamin?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi dan sikap

responden

terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan

diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan

pangan.

2. Menganalisis persepsi responden terhadap produk Oreo setelah

adanya isu

melamin.

3. Manganalisis sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo

setelah

adanya isu melamin.

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan

sikap responden

terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.

1.4 Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

perusahaan

produsen, dalam hal ini PT. Kraft Indonesia yang meliputi

persepsi dan sikap

konsumen terhadap produk Oreo. Bagi penulis, penelitian ini

bermanfaat untuk

melatih diri, berpikir dan menuangkan ide serta pemikirannya ke

dalam bentuk

laporan penelitian serta menambah wawasan mengenai perilaku

konsumen

terutama untuk produk-produk yang terkena isu. Selain itu, hasil

penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan acuan penelitian lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian mengenai perilaku konsumen ini dibatasi pada produk

Oreo

dengan tujuan untuk mempersempit ruang lingkup penelitian.

penelitian ini hanya

menganalisis tingkat pengetahuan mengenai keamanan pangan,

persepsi dan sikap

konsumen terhadap produk Oreo terkait isu melamin serta faktor-

faktor yang

mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo

setelah adanya

isu melamin.

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR

ISI .............................................................

........................................................ i

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar

Belakang ........................................................

...................................... 1

1.2

Permasalahan ....................................................

............................................ 2

1.3

Tujuan ..........................................................

................................................. 2

BAB II Pembahasan

2.1

Analisis ........................................................

................................................. 3

BAB III Penutup

3.1

Kesimpulan ......................................................

............................................. 6

3.2

Saran ...........................................................

................................................... 6

Daftar

Pustaka .........................................................

......................................................... 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada era

modernisasi ini membuat mereka tidak sempat untuk memikirkan dan

membuat masakan untuk mereka konsumsi, akhirnya makanan instanlah

yang dipilih. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya berbagai

makanan ringan. Melihat peluang pasar yang terbuka lebar, membuat

produsen makanan semakin kreatif dalam membuat ide-ide baru dalam

hal makanan ringan.

Akhirnya tidak sedikit dari para produsen makanan yang

menambahkan zat-zat kimia untuk membuat produk mereka menjadi

lebih enak dan nikmat, sehingga konsumen akan terus mengkomsusmsi

produk tersebut. Padahal produsen makanan ringan jelas-jelas

mengetahui bahaya dari penggunaan zat-zat kimia apabila di

konsumsi dalam waktu yang lama. Macam-macam zat kimia yang

disebut-sebut sebagai salah satu pelengkap pada produk makanan

pun beragam diantaranya, MSG (monosodium glutamat), pewarna

buatan yang bukan digunakan untuk makanan (rodamin B), melmin

(C3H6N6) dan masih banyak zat kimia yang lain.

Kasus penggunaan zat-zat kimia yang terdapat dalam makanan ringan

bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi kasus

yang sama pada produk makanan Anak Mas, yaitu makanan ringan yang

menggunakan MSG berlebih didalamnya sehingga sangat berpengaruh

pada kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Diantara banyak kasus yang beredar tentang penggunaan zat-zat

kimia pada produk makanan, salah satu produk yang di sebuat

adalah oreo. Oreo adalah makanan ringan yang di produksi oleh PT.

KRAFT, dengan banyak distributor di beberapa negara.

Diantaranya : Singapore Distributor : Kraft Food Singapore,

Malaysia Importer : Kfart Malaysia, Brunei Distributor : Syarikat

Perniagaan Malar Setia, Imported & Distributed by Kraft Food

Fhilipina, dan PT. Kraft Food Indonesia (tertera pada kemasan

oreo). Zat kimia yang terkandung dalam produk oreo adalah

melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk

kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik,

pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan

pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa

menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada

bayi.Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam

tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal.

Ketika rumor ini beredar di masyarakat, hal ini menyebabkan

berbagai macam krisis yang terjadi pada PT.KRAFT, diantaranya

krisis kepercayaan danmenyebabkan berbagai macam kerugian,

kerugian secara material maupun immaterial. Hal inilah yang

nantinya akan dibahas lebih rinci lagi pada bab selanjutnya.

1.2 Permasalahan

Setelah mengetahui berbagai macam persoalan yang ditimbulkan pada

latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul adalah :

· Bagaimana mengembalikan image oreo pada public?

· Bagaimana menghadapi krisis kepercayaan yang terjadi khususnya

melalui media massa?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana cara mengembalikan image public kepada

produk yang sedang mengalami krisis kepercayaan. Dan bagaimana

selanjutnya mempertahankan image yang telah dibangun kembali.

BAB II

PEMBAHASAN

Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak

dan 54.000 penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai

mengadakan peninjauan langsung kepada pasar-pasar dan supermarket

untuk memeriksa produk-produk apa saja yang mengandung susu

china. Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu

import china ini digunakan untuk membuat yoghurt, permen, coklat

dan makanan ringan lainnya (www.googel.com/bakohumas)

Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan

mengandung susu china atau melamin. Melamin (C3H6N6) adalah

sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk

membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk

tahan api,polimer dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat

kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal,

khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan

amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin

dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit coklat dan

pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biskuit.

Setelah BPOM melakukan tinjuan langsung pada pasar dan

supermarket maka tidak lama seluruh produk oreo langsung dicabut

dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan kandungan

makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat

berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang

lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya

oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan

kerugian secara materiil dan immateriil.

KRISIS KEPERCAYAAN TERHADAP PRODUK OREO

Dengan adanya kasus tersebut maka oreo benar-benar dalam posisi

yang sangat sulit. Oreo mengalami krisis kepercayaan yaitu,

kondisi dimana publik sudah tidak lagi percaya dan mau

menggunakan lagi produk oreo tersebut. Krisis inilah yang paling

parah bagi sejarah perusahaan karena apabila publik sudah tidak

percaya lagi pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi

kelanjutan perusahaan.

Karena hal ini menyebar lewat media massa, maka pihak Public

Relations PT.KRAFT harusnya langsung menetralisir rumor tersebut.

Dengan cara menjelaskan tentang keberadaan produk oreo. Karena

oreo berasal dari berbagai macam distributor di berbagai negara,

maka seorang PR oreo harus menginformasikan bahwa produk oreo

yang disinyalir terdapat kandungan melamin atau susu import china

adalah produk oreo bukan berasal dari distributor PT.KRAFT

Indonesia, melainkan dari distributor asing yang lain. Sehingga

publik akan memikir ulang apabila akan mengkonsumsi oreo. Cara

untuk melihat apakah oreo tersebut buatan distributor asing atau

buatan indonesia yaitu dengan cara melihat kode produksi yang

tertera pada no BPOM. Kode MD untuk semua produk buatan indonesia

dan kode ML untuk produk buatan asing.(www.TEMPOinteraktif.com)

PR Oreo juga harus memberi penjalasan kepada media dengan cara

mengadakan konferensi pers melalui media, hal ini bertujuan agar

publik tidak merasa di tipu oleh berita yang beredar, karena

publik pun butuh penjelasan. Kemudian cara PR oreo yang berusaha

membangun kembali image yang hancur melalui iklan tergolong cukup

baik sebagai langkah cepat untuk menetralisir masalah yang sedang

terjadi. Dalam iklan tersebut diperlihatkan bagaimana cara

pembutan oreo serta lebih ditonjolkan pada ke-higienisan

produknya. Dengan memakai Ferdi Hasan sebagai Brand Imagenya

diharapkan oreo mampu mengembalikan image seperi dulu lagi. Iklan

oreo yang ditampilkan diharapkan agar publik mengetahui proses

pembuatan oreo, dengan kebersihannya dan penggunaan mesin yang

modern sehingga tidak mungkin apabila terdapat zat kimia pada

produk tersebut. Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh PR oreo

kepada publik. Di akhir iklan terdapat logo I love Indonesia

dimaksudkan agar publik lebih mengutamakan produk buatan

indonesia daripada produk buatan asing, meskipun sama-sama

oreonya. Karena yang disinyalir terdapat susu china atau melamin

adalah terdapat pada oreo buatan distributor asing.

(www.kompas.com)

Setelah cara-cara aman dilakukan untuk selanjutnya perlu diadakan

promo atau iklan tambahan yang berfungsi sebagai pengingat

terhadap produk oreo. Agar publik senantiasa mengingat oreo dan

dengan demikian kepercayaan publik secara perlahan kembali

normal. Pihak PR juga harus selalu melakukan controling system

kepada produk yang akan dipasarkan, sehingga untuk kemudian tidak

akan ada lagi kasus seperti ini.

KERUGIAN YANG DISEBABKAN ADANYA KRISIS KEPERCAYAAN

Karena adanya krisis kepercayaan membuat perusahaan merugi.

Kerugian yang diterima bukan hanya berupa kerugian materiil

tetapi juga kerugian immateriil. Kerugian materiil berupa

kerugian yang diterima kare produknya di laku dipasaran. Akhirnya

pemasukan berkurang, omset menipis dan laba pun sedikit. Inilah

yang dinamakan kerugian materiil yaitu kerugian yang berhubungan

dengan uang. Kerugian immateriil yang diterima yaitu hilangnya

kepercayaan konsumen terhadap produk yang di pasarkan. Kerugian

ini bisa berupa nama baik. Antara kerugian materiil dan

immateriil sangat berhubungan karena keduanya mempengaruhi

kelangsungan perusahaan.

Untuk meminim kerugian yang terjadi, maka penanganan utama diawal

sangat diperhatikan. PR diharapkan untuk selalu peka terhadap

keadaan yang terjadi baik di publik internal maupun di publik

eksternal. Apabila langkah-langkah penanggulangan terhadap krisis

telah dilakukan maka, untuk selanjutnya PR perlu menjaga hubungan

baik antara pihak internal dan eksternal dengan harapan kasus

seperti ini tidak akan terulang lagi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karena konsumen oreo adalah mayoritas anak kecil, maka hendaknya

diperhatikan bahana pembuatannya sehingga tidak merusk sistem

jaringan tubuh apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama. PR

perusahaan hendaknya selalu menjaga komunikasi antara publik

internal dan publik eksternal sehingga bisa mengidentifikasi

gejala-gejala krisis yang akan timbul, sehingga apabila terjadi

kasus tersebut tidak akan terdengar oleh media dan tidak merusak

citra / image perusahaan. Karena apabila image perusahaan sudah

jelek di mata publik, maka butuh waktu yng lama untuk

mengembalikan kepercayaan tersebut.

3.2 Saran

Dengan adanya krisis yang timbul, diharapkan masyarakat luas

lebih selektif lagi dalam mengambil keputusan. Bagaimanakah sikap

kita seharusnya?

· Jangan mudah percaya oleh iklan yang bersifat persuasif.

· Hendaknya membaca komposisi pada produk yang akan dibeli,

khususnya produk makanan, apakah sudah sesuai dengan nilai

takaran gizi yang berlaku atau belum.

· Apabila ada yang kurang jelas pada kemasan produk, maka jangan

ragu untuk menanyakan pada SPG (sales promtion girl) apabila ada.

Atau tanyakan pada layanan konsumen bebas pulsa yang disediakan

oleh produsen produk tersebut.

· Selalu bersifat pintar dan tanggap pada masalah yang terjadi

sehingga bisa mengambil keputusan dngan bijak dan tepat.

· Bacalah kode BPOM yang tertera pada kemasan MD untuk produk

indonesia sedangkan ML untuk produk asing.

· Usahakan selalu untuk memakai / mengkonsumsi produk buatan

indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

· www.googel.com/bakohumas

· Kemsana produk oreo

· www.TEMPOinteraktif .com

· www.kompas.com