karakteristik manusia komunikan

37
KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN SULASTRI,S.Psi., M.H.I

Upload: independent

Post on 20-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN

SULASTRI,S.Psi., M.H.I

MOTTO: GNOTHI SEAUTHON (Kenalilah Dirimu)

Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia

Sebagai psikolog harus memandang komunikasi pada perilaku manusia komunikan

Psikolog mulai masuk ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterima, bagaimana cara berpikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambang-lambang yang dimiliki.

Teori –teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens)

Teori “Jarum hipodermik” yang menyatakan media massa sangat berpengaruh dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai mahluk yang digerakkan semaunya oleh lingkungan (Homo Mechanicus)

Konsepsi Psikologi Tentang Manusia

Teori pengolahan informasi dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens).

Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens)

Empat teori, konsepsi tentang manusia, tokoh-tokohnya dan kontribusi pada Psikologi Sosial

Konsepsi tentang manusia: Homo Valens (manusia berkeinginan)

Tokohnya: Freud, Jung, Adler, Abraham, Horney dan Blon.

Kontribusi pada Psikologi Sosial: Perkembangan kepribadian, sosialisasi, identifikasi, agresi, kebudayaan dan perilaku

Teori Psikoanalisa

Freud , orang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia.

Fokus perhatiannya pada totalitas kepribadian manusia, buka pada bagian-bagian yang terpisah

Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia Id, Ego dan Superego

Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia-pusat instink (hawa nafsu).

Instink terbagi menjadi Libido dan Thanatos.Libido:1.Instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif .2.Disebut juga dengan kehidupan3.Tidak hanya meliputi dorongan seksual tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri (Narcisism)

Tonathos:1. Instink destruktif dan agresi2. Merupakan instink kematian ID:1. Bergerak berdasarkan prinsip

kesenangan (pleasure principle), ingin segera memenuhi kebutuhannya.

2. Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan.

3. Tabiat hewani manusia4. Mampu melahirkan keinginan, tidak

mampu memuaskan keinginannya.

Ego:1. Berfungsi menjembatani tuntutan id

dengan realitas di dunia luar2. Mediator antara hasrat-hasrat hewani

dengan tuntutan rasional dan realistik.

3. Menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal)

4. Bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle)

Superego:1. Polisi kepribadian, mewakili

ideal2. Hati nurani yang merupakan

internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya.

3. Memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.

Dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego) dan komponen sosial (superego) atau unsur animal, rasional dan moral (hewani, akali dan nilai)

Buat kasus dalam berbagai bidang, yang menggambarkan ke tiga komponen di dalam psikonalisa.

Setiap kelompok bidangnya harus berbeda

Tugas kelompok

Behaviorisme lahir sebagai 1. Reaksi terhadap

introspeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif)

2. Psikonalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak nampak).

Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme

Behaviorisme menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.

Teori kaum behaviorisme dikenal dengan nama teori belajar karena seluruh perilaku manusia merupakan hasil belajar, kecuali instink.

Belajar: perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.

1. Tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional

2. Hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan

3. Timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus)

Behaviorisme:

Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, sebuah meja lilin (tabula rasa) yang siap dilukis oleh pengalaman.

Jonh Lock, tokoh empirisme. Menurut konsep ini bahwa manusia pada waktu lahir tidak mempunyai warna mental, warna ini di dapat dari pengalaman, karena pengalaman satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan.

Pengaruh Behaviorisme terhadap perkembangan Psikologi (Ekperimen)

Menurut paham empirisme bahwa manusia berperilaku kerena faktor hedonisme yaitu memandang manusia

sebagai mahkluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya,

mencari kesenangan dan menghindari kesulitan atau penderitaan.

Bila empirisme digabung dengan utilitarianisme dan hedonisme, maka

dapat ditemukan apa yang disebut dengan behaviorisme.

Kaum behaviorisme berpendirian bahwa1. Organisme dilahirkan tanpa sifat-

sifat sosial atau psikologis,2. Perilaku adalah hasil pengalaman3. Perilaku digerakkan atau dimotivasi

oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.

4. Sumbangan biologi abad XIX yang menyatakan bahwa manusia hanyalah kelanjutan dari organisme yang lebih rendah.

JB. Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins; tujuannya adalah untuk menimbulkan dan mengfhilangkan rasa takut. Subyekeksperimen adalah Albert B, bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggak di rumah perawatan anak-anak invalid, karena ibunya menjadi perawat di situ.

Albert menyayangi tikus putih. Menciptakan rasa takut dengan cara ketika Albert memegang tikus kepala bagian belakangnya dipukul dengan lempengan baja.

Eksperimen

Albert tersentak, tersungkur dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur.

Proses ini diulang hingga sampai Albert mulai bergetar ketakutan.

Seminggu kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya.

Pada Keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja, rasa takut bertambah, dan ia menangis keras

Ketika melihat tikus, walaupun tidak bersuara keras, menangis dan berusaha menjauhi tikus.

Efeknya: Albert bukan saja takut pada tikus, tetapi juga kelinci, anjing, baju berbulu dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus.

Dari eksperimen di atas dapat di hubungkan dengan urai di bawah ini:

1. Bila anak setiap kali membaca dan orang tuanya mengambil buku tersebut dengan paksa, maka anak akan benci dengan buku.

2. Bila munculnya anda berbarengan dengan mala petaka, maka kehadiran anda akan mendebarkan hati orang yang ada di sekitar anda.

Memandang bahwa manusia sebagai mahkluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya.

Memandang manusia sebagai mahkluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens)

Psikologi Kognitif diawali dengan adanya rasionalisme dari Immanuel Kant

Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif

Apakah betul bahwa pengindraan kita, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran.

Kemampuan alat indra kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat.

Descartes dan Kant menyimpulkan bahwa

1. Jiwalah (mind) yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indra.

2. Jiwa menafsirkan

Kaum rasionalis mempertanyakan

2. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna.

3. Tidak semua stimuli kita terima. Sebagai contoh: seorang ibu yang tidur di samping bayinya tidak mendengar suara riuh rendah di sekitarnya, tetapi begitu si kecil bergerak, ibu bangun dengan segera.

4. Sensasdi dan pikiran adalah pelayan, mereka menunggu panggilan kita, mereka tidak datang kecuali kalau kita butuhkan.

Menurut Psikolog Gestalt bahwa:1. Manusia tidak memberikan respon

kepada stimuli secara otomatis.2. Manusia adalah organisme aktif

yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan.

3. Sebelum memberikan respon, manusia menangkap dulu “pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna.

4. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan stimuli itu sendiri.

5. Di kalangan ilmu komunikasi terkenal proposisi “ kata-kata tidak bermakna, oranglah yang memberi makna.

Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi

Psikologi humanistik banyak mengambil dari fenomenologi dan eksistensialisme.

Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. Alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.

Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik

1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana dia –sang aku, ku atau diriku- menjadi pusat. Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomena.

2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri

Garis Besar Pandangan Humanisme menurut Carl Rogers

3. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya-ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.

4. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri, berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.

5. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta memilih jalan menuju pengembangan aktualisasi diri.

Faktor biologis1. Manusia adalah mahluk biologis yang

tidak berbeda dengan hewan yang lain,

2. Lapar jika tidak makan3. Membutuhkan lawan jenis untuk

kegiatan reproduksi4. Faktor biologis terlibat dalam

seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi Perilaku Manusia

Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Bercumbu, memberi makan, merawat anak, dan perilaku agresif adalah merupakan contohnya.

Pengaruh Biologis terhadap Perilaku Manusia

Diakui pula adanya faktor-faktor biuologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis, yang paling penting dari motif ini adalah kebutuhan akan makanan-minuman dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari dari sakit dan bahaya.

Pengaruh lapar: menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa berkonsentrasi.

Makanan mendominasi pikiran, percakapan dan mimpi.

Kekurangan tidur meningkatkan sifat mudah tersinggung dan mengganggu cara berpikir, serta menurunkan kemampuan melakukan tugas-tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan.

Beberapa penelitian tentang pengaruh motif biologis terhadap komunikasi

Faktor-faktor Sosiopsikologis1. Karena manusia mahluk sosial,

dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.

2. Kita dapat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen: komponen afektif, komponen kognitif, komponen konatif.