jurnal penelitian iptek-kom hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap perilaku...

23
Volume 13, No. 1, Juni 2011 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 1 HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA MAKASSAR Christiany Juditha Peneliti Muda Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar Jl. Racing Centre II No. 25 Makassar email: [email protected] Naskah diterima: 1 April 2011 dan disetujui: 14 Juni 2011 Abstrak Meningkatnya pengguna situs jejaring sosial yang sebagian besar diantaranya adalah remaja, merupakan fenomena yang berkembang saat ini. Akibatnya dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan media sosial ini juga berimbas bagi pengguna. Karena itu penelitian ini bertujuan mencari jawaban ada tidaknya hubungan penggunaan Facebook (FB) terhadap perilaku remaja di kota Makassar. Hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 204 responden ini menyebutkan bahwa ada hubungan antara penggunaan FB dengan perilaku remaja baik itu secara positif maupun negatif. Kata kunci: penggunaan, facebook, remaja, Makassar THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF FACEBOOK AND TEENEGERS’ BEHAVIOR IN MAKASSAR Abstract The increasing social networking site users which are mostly teenagers is a growing phenomenon today. As a result, positive and negative impacts brought about by the social media also affected the users. Therefore this research aims to find answers of whether there is a relationship between the use of Facebook (FB) and the behavior of teenagers in Makassar. Results of research with a total sample of 204 respondents mention that there is a relationship between the use of FB and teenagers’ behavior both positively and negatively. Keywords: use, facebook, teenegers, Makassar

Upload: universitasnegerimalang

Post on 18-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 1

HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS

JEJARING SOSIAL FACEBOOK

TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA MAKASSAR

Christiany Juditha

Peneliti Muda Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar

Jl. Racing Centre II No. 25 Makassar email: [email protected]

Naskah diterima: 1 April 2011 dan disetujui: 14 Juni 2011

Abstrak

Meningkatnya pengguna situs jejaring sosial yang sebagian besar

diantaranya adalah remaja, merupakan fenomena yang berkembang saat

ini. Akibatnya dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan media

sosial ini juga berimbas bagi pengguna. Karena itu penelitian ini bertujuan

mencari jawaban ada tidaknya hubungan penggunaan Facebook (FB)

terhadap perilaku remaja di kota Makassar. Hasil penelitian dengan jumlah

sampel sebanyak 204 responden ini menyebutkan bahwa ada hubungan

antara penggunaan FB dengan perilaku remaja baik itu secara positif

maupun negatif.

Kata kunci: penggunaan, facebook, remaja, Makassar

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF FACEBOOK AND TEENEGERS’ BEHAVIOR

IN MAKASSAR

Abstract

The increasing social networking site users which are mostly teenagers is a

growing phenomenon today. As a result, positive and negative impacts

brought about by the social media also affected the users. Therefore this

research aims to find answers of whether there is a relationship between the

use of Facebook (FB) and the behavior of teenagers in Makassar. Results of

research with a total sample of 204 respondents mention that there is a

relationship between the use of FB and teenagers’ behavior both positively

and negatively.

Keywords: use, facebook, teenegers, Makassar

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mengakses internet saat ini sudah

menjadi rutinitas kebanyakan masya‐

rakat. Tidak hanya dengan menggunakan

komputer/laptop saja tetapi kini dapat

mengaksesnya melalui handphone dengan

berbagai kemudahan yang ditawarkan

oleh sejumlah provider telepon selular.

Saat ini masyarakat tidak hanya menggu‐

nakan internet untuk berinteraksi dengan

orang lain, namun juga menggunakannya

sebagai sebuah sarana sosialisasi, mem‐

bentuk hubungan yang lebih bertahan

lama, bahkan malah dapat berkembang

secara nyata di dalam kehidupan sosial.

Penemuan yang disampaikan oleh mana‐

jer umum dari perusahaan penelitian

Hitwise, Bill Tancer mengungkapkan bah‐

wa semakin meluasnya audience peng‐

guna internet, mengungkap fakta bahwa

trafik pencarian untuk situs jejaring sosial

atau situs pertemanan seperti Friendster,

FB, MySpace, Hi5, Orkut, tagged dan

sebagainya, telah mengalahkan para pen‐

cari situs porno. Ini menjadi indikator

trend besar apa yang ada di masa

mendatang (Tancer, 2008).

Facebook (FB) merupakan salah

satu situs pertemanan atau jejaring sosial

yang belakangan sangat berkembang

pesat dibanding situs pertemanan lain‐

nya. FB sendiri adalah website jaringan

sosial dimana para pengguna dapat ber‐

gabung dalam komunitas seperti kota,

kerja, sekolah, dan daerah untuk melaku‐

kan koneksi dan berinteraksi dengan

orang lain. Orang juga dapat menambah‐

kan teman‐teman mereka, mengirim

pesan, dan memperbarui profil pribadi

agar orang lain dapat melihat tentang

dirinya.

Saat ini penggunaan FB di Indonesia

sudah menjadi rutinitas sehari‐hari, mulai

dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen,

pengusaha, pengacara, politisi, artis,

tokoh‐tokoh dunia dan lain‐lain, dan dari

berbagai kelas dan golongan karena

masalah penggunaan internet sudah

bukan barang yang mahal. Hal ini

disebabkan hanya dengan beberapa ribu

rupiah saja sudah bisa menjelajah ke

dunia maya di warnet‐warnet pinggir

jalan sehingga penggunaan FB merupakan

hal yang biasa seperti penggunaan

internet pada umumnya. Sekarang ini

Indonesia telah menjadi 'the Republic of

the FB'.1 Ungkapan ini terinspirasi oleh

perkembangan penggunaan FB oleh

masyarakat Indonesia yang mencapai

pertumbuhan 64,5% pada tahun 2008.

Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai

'the fastest growing country on FB in

Southeast Asia'. Bahkan, angka ini

mengalahkan pertumbuhan pengguna FB

di China dan India yang merupakan

peringkat teratas populasi penduduk di

dunia (Sahana, 2008).

Demam FB menggejala di Indonesia,

sebagaimana yang dilaporkan oleh Tempo

Interaktif 9 Februari 2009, dimulai pada

pertengahan tahun 2008. Bahkan disebut‐

kan juga hingga pertengahan 2007, FB

hampir tidak dilirik pengguna Internet.

1 Budi Putra, The Republic of the Facebook,

www.Linkedin.com 2009

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 3

Lonjakan pengguna FB pada pertengahan

2008 dibuktikan dengan statistik FB

sebagai situs ranking kelima yang paling

banyak diakses di Indonesia. Indonesia

tercatat dalam sepuluh besar negara

pemakai situs yang mulai dibuka untuk

umum pada 2009 ini (Wiguna, 2009).

Pertumbuhan pengguna FB di Indonesia

dari tahun ketahun meningkat terus, ta‐

hun 2008 adalah 64,5% dengan 831.000

pengguna di akhir tahun, menjadi negara

dengan tingkat pertumbuhan pengguna

tertinggi di Asia. Hingga September 2010

data pengguna FB di Indonesia yang

dirilis situs InsideFB.com per 2 Septem‐

ber 2010, jumlah pengguna Indonesia

mencapai 27.800.160. Jumlah ini men‐

dudukan Indonesia sebagai pengguna FB

terbanyak ke‐3 di dunia setelah Amerika

Serikat dan Inggris dan dari jumlah ini

53% diantaranya adalah remaja yang

berusia dibawah 18 tahun. Beberapa

generasi menyebut generasi ini sebagai

Netizen atau generasi yang lahir setelah

tahun 90‐an yang ketika lahir sudah

mengenal keyboard dan monitor atau

generasi yang sudah akrab dengan

pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi termasuk internet.

Keistimewaan FB terletak pada fasi‐

litasnya yang variatif dan cenderung

mudah dipelajari. FB muncul dengan

segala sesuatu yang belum pernah ada

sebelumnya, lewat berbagai aplikasi yang

seru dalam era Web 2.0. Keberadaan fitur

chat, notes, atau sistem tag, merupakan

sebuah inovasi tersendiri. Bahkan kini, FB

menjadi hosting foto terbesar, menga‐

lahkan situs foto seperti Flickr atau

Picasso (Enda Nasution, 2008). Lebih

dari sekadar mencari teman dan mema‐

sukkannya dalam friendlist, situs ini bisa

menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk

media seperti audio, video, foto, dan

notes, merupakan salah satu wujud kebe‐

basan yang memungkinkan siapa saja

dapat mengunggah apa saja dengan

segala risiko yang juga ada. Sedang untuk

jaminan keamanannya bisa diatur untuk

foto dan profil dalam privacy setting.

Pola komunikasi Internet melalui

situs pertemanan FB ini, pada tahap

tertentu bisa menimbulkan adiksi yang

mungkin berpengaruh terhadap kehi‐

dupan nyata. Beberapa ciri‐ciri orang

yang teradiksi terhadap internet, yaitu

penggunaan yang berlebihan, kegelisahan

ketika tidak mengakses internet dalam

interval waktu tertentu, peningkatan tole‐

ransi terhadap adiksi internet itu sendiri,

dan dampak negatif (termasuk isolasi

sosial) (Jerald J., 2008). Dalam dunia

pekerjaan isu ini mendapat perhatian

khusus. Beberapa perusahaan menutup

akses situs jejaring sosial di area perkan‐

torannya. Hal ini dilakukan karena

banyak pegawai ketika jam kerja mem‐

buka FB dan membuat kinerja mereka

menurun. Dalam kerangka dunia pendi‐

dikan, keberadaan FB juga mendapat

sorotan. Sebuah survey yang dilakukan

oleh Ohio University, menyebutkan

bahwa mahasiswa yang kerap mengguna‐

kan FB ternyata menjadi malas dan

bodoh. Bahkan beberapa kasus di Indo‐

nesia seperti penculikan anak dibawah

umur, dan perilaku tidak sopan pelajar

terjadi berawal karena penggunaan situs

Volume 13, No. 1, Juni 2011

4 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

jejaring sosial FB. Seperti siswi SMAN 22

Surabaya meninggalkan rumah dan

sejumlah remaja hilang akibat perte‐

manan di FB. Dan hingga tahun 2010,

Komnas Perlindungan Anak telah mene‐

rima lebih dari 100 laporan remaja hilang.

Terdapat juga empat siswa SMAN 4 Tan‐

jung Pinang yang dipecat sekolah mereka

karena menghina guru melalui FB, bahkan

seorang remaja 18 tahun divonis Penga‐

dilan Negeri Bogor karena menghina

teman melalui FB serta 21 Kasus seks

komersial dan 6 kasus pelampiasan seks

melalui FB. Remaja yang masih berjiwa

labil dan emosional sering salah menaf‐

sirkan apa yang mereka dapatkan baik

dari media massa maupun dari situs

pertemanan. Keadaan yang seperti demi‐

kian menjadikan remaja sering terpancing

rasa keingintahuannya untuk mencoba

apa yang ditawarkan kepada mereka

melalui media‐media tersebut yang

kemudian memunculkan perubahan peri‐

laku baik itu yang positif maupun negatif

pada diri remaja.

Melihat perkembangan FB yang

semakin familiar dan banyak disenangi

oleh pengguna internet di Indonesia khu‐

susnya remaja, sekaligus dampak‐dampak

negatif yang ditimbulkannya serta ber‐

indikasi memiliki peran yang kuat dalam

menfasilitasi penggunanya untuk melaku‐

kan interaksi sosial melalui komunikasi,

mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian hubungan penggunaan situs

jejaring sosial terhadap perilaku pada

remaja di Kota Makassar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah ada hubungan penggunaan

situs jejaring sosial FB terhadap perilaku

remaja di Kota Makassar?

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan penggunaan situs

jejaring sosial FB terhadap perilaku

remaja di Kota Makassar.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah

secara teoritik sebagai bahan masukan

bagi pengembangan konsep‐konsep ilmu

dibidang psikologi, sosiologi, komunikasi

serta informatika. Dan secara praktis

adalah bagi pemerintah, untuk pengem‐

bangan kebijakan tentang adanya situs

jejaring sosial dan sebagai bahan masuk‐

an bagi para peneliti untuk melakukan

penelitian lanjutan yang berhubungan

dengan situs jejaring sosial.

TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa studi dan penelitian

mengenai dampak penggunaan situs

jejaring sosial khususnya FB sudah

banyak dilakukan baik tentang dampak

negatif maupun positif. Sebuah survei

yang dilakukan oleh Ohio University,

menyebutkan bahwa mahasiswa yang

kerap menggunakan FB ternyata menjadi

malas dan bodoh. Menurut studi yang

mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio

State University tersebut, semakin sering

mahasiswa menggunakan FB, semakin

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 5

sedikit waktu mahasiswa belajar dan

semakin buruk nilai‐nilai mata pelajaran

mahasiswa. Seperti dikutip Daily Mail,

para psikolog melakukan penelitian dan

mengungkap bahwa hasil ujian dari

mereka yang belajar sambil main situs

jejaring sosial itu lebih kecil 20 persen

dibandingkan rekan mereka yang belajar

saja. Temuan itu menyanggah teori bahwa

otak anak muda mampu lebih baik dalam

multi tasking saat menggunakan perang‐

kat digital.2

Penelitian yang mengenai Pengaruh

Negatif Jejaring Sosial Pada Perkembang‐

an Remaja Indonesia juga dilakukan oleh

Bayu Malindo Putra tahun 2010. Pene‐

litian yang bertujuan memberi gambaran

mengenai dampak negatif situs jejaring

sosial pada pertumbuhan dan perkem‐

bangan anak remaja Indonesia ini

menyimpulkan bahwa lebih banyak

dampak negatif yang ditimbulkan situs

jejaring sosial bagi remaja daripada

dampak positifnya (Putra. 2010).

Namun melalui FB masyarakat

dapat juga membangun gerakan sosial

seperti untuk mendukung kasus Prita

Mulyasari, Bibit‐Candra dan lainnya.

Penelitian dengan judul Simbol‐Simbol

Kepedulian Sosial dalam Situs Jejaring

Sosial (Analisa Semiotika terhadap Teks

Dalam Group FB Koin Peduli Prita) yang

penulis lakukan tahun 2010 jelas

menyimpulkan bahwa melalui akun grup

FB ribuan orang tergerak untuk mendu‐

kung kasus Prita dan dimaknai sebagai

kepada Prita dengan upaya mengumpulan

koin untuk membantu Prita Muliasari

yang sedang berseteru dengan rumah

sakit Omni Internasional (Juditha, 2010).

LANDASAN TEORI

Situs jejaring social

Situs jejaring sosial yang dalam

bahasa Inggris disebut social network sites

merupakan sebuah web berbasis pela‐

yanan yang memungkinkan penggunanya

untuk membuat profil, melihat daftar

pengguna yang tersedia, serta mengun‐

dang atau menerima teman untuk berga‐

bung dalam situs tersebut.3 Tampilan

dasar situs jejaring sosial ini menampil‐

kan halaman profil pengguna, yang di

dalamnya terdiri dari identitas diri dan

foto pengguna (Dirgayuza. 2008: 6‐9).

Kemunculan situs jejaring sosial ini

diawali dari adanya inisiatif untuk meng‐

hubungkan orang‐orang dari seluruh

belahan dunia (Watkins, 2009). Situs

jejaring sosial pertama, yaitu

Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun

1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk

membuat profil, menambah teman, dan

mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000,

muncul situs sosial lunarstorm, live

journal, Cyword yang berfungsi mem‐

perluas informasi secara searah. Tahun

2001, muncul Ryze.com yang berperan

untuk memperbesar jejaring bisnis.

Tahun 2002, muncul friendster sebagai

situs anak muda pertama yang semula

simbol kepedulian sosial dari masyarakat 3 Social network sites: definition, history, and

2 http://inimu.com/berita/2010/09/07/situs‐ jejaring‐sosial‐bikin‐nilai‐ulangan‐jeblok/

scholarship. journal of computer‐mediated communication, 13(1), article 1

Volume 13, No. 1, Juni 2011

6 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

disediakan untuk tempat pencarian

jodoh.4 Dalam kelanjutannya, friendster

ini lebih diminati anak muda untuk saling

berkenalan dengan pengguna lain. Tahun

2003, muncul situs sosial interaktif lain

menyusul kemunculan friendster, Flick R,

You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun

2005, friendster dan Myspace merupakan

situs jejaring sosial yang paling diminati.

Memasuki tahun 2006, penggunaan

friendster dan Myspace mulai tergeser

dengan adanya FB. FB dengan tampilan

yang lebih modern memungkinkan orang

untuk berkenalan dan mengakses

informasi seluas‐luasnya. Tahun 2009,

kemunculan Twitter ternyata menambah

jumlah situs sosial bagi anak muda.

Twitter menggunakan sistem mengikuti ‐

tidak mengikuti (follow­unfollow), dimana

kita dapat melihat status terbaru dari

orang yang kita ikuti (follow).

Keberadaan situs jejaring sosial ini

memudahkan kita untuk berinteraksi

secara mudah dengan orang‐orang dari

seluruh belahan dunia dengan biaya yang

lebih murah dibandingkan menggunakan

telepon (Aleman & Wartman, 2009:120‐

123). Selain itu, dengan adanya situs

jejaring sosial, penyebaran informasi

dapat berlangsung secara cepat (Lin &

Atkin, 2002: 183). Namun kemunculan

situs jejaring sosial ini menyebabkan

interaksi interpersonal secara tatap muka

(face­to­face) cenderung menurun. Orang

lebih memilih untuk menggunakan situs

4 Lange, P. G. (2007). Publicly private and privately public: Social networking on YouTube. Journal of Computer‐Mediated Communication, 13(1), article 18.

jejaring sosial karena lebih praktis. Di lain

pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini

membuat anak muda dapat mengakses

internet. Dalam kadar yang berlebihan,

situs jejaring sosial ini secara tidak lang‐

sung membawa dampak negatif, seperti

kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan

terganggunya privasi seseorang.

Facebook

Facebook (FB) adalah sebuah situs

web jejaring sosial populer yang dilun‐

curkan pada 4 Februari 2004. FB

didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang

mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei

1984 dan mantan murid Ardsley High

School. Pada awal masa kuliahnya situs

web jejaring sosial ini, keanggotaannya

masih dibatasi untuk mahasiswa dari

Harvard College. Dalam dua bulan

selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke

sekolah lain di wilayah Boston (Boston

College, Universitas Boston, MIT, Tufts),

Rochester, Stanford, NYU, Northwestern,

dan semua sekolah yang termasuk dalam

Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain

yang selanjutnya ditambahkan berturut‐

turut dalam kurun waktu satu tahun

setelah peluncurannya. Akhirnya, orang‐

orang yang memiliki alamat surat‐e suatu

universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari

seluruh dunia dapat juga bergabung

dengan situs jejaring sosial ini.

Selanjutnya dikembangkan pula

jaringan untuk sekolah‐sekolah tingkat

atas dan beberapa perusahaan besar.

Sejak 11 September 2006, orang dengan

alamat surat‐e apa pun dapat mendaftar

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 7

di FB.5 Pengguna dapat memilih untuk

bergabung dengan satu atau lebih

jaringan yang tersedia, seperti berdasar‐

kan sekolah, tempat kerja, atau wilayah

geografis. Hingga Juli 2007, FB memiliki

jumlah pengguna terdaftar paling besar di

antara situs‐situs yang berfokus pada

sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota

aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia.6

Dari September 2006 hingga September

2007, peringkatnya naik dari posisi ke‐60

ke posisi ke‐7 situs paling banyak dikun‐

jungi,7 dan merupakan situs nomor satu

untuk foto di Amerika Serikat, mengung‐

guli situs publik lain seperti Flickr,

dengan 8,5 juta foto dimuat setiap

harinya.8 Fitur hiburan dalam FB disebut

aplikasi. Contohnya antara lain permain‐

an video, kuis, dan lain sebagainya.9

Keistimewaan FB terletak pada fasilitas‐

nya yang variatif dan cenderung mudah

dipelajari. Bahkan kini, FB menjadi

hosting foto terbesar, mengalahkan situs

foto seperti Flickr atau Picasso (Enda

Nasution, 2008). Lebih dari sekadar

5 "Facebook: The Newest Fad in Marketing"

6 Maestri, Nicole (8 Agustus 2007). ""Wal‐Mart using Facebook to win back‐to‐school sales""

7 "Related info for: facebook.com/". Alexa Internet. http://www.alexa.com/data/details/traffic_det ails?q=facebook&url=http://www.facebook.co m/

8 Doug Beaver (2007). "Facebook Photos Infrastructure" (html). Facebook Weblog. Facebook. http://blog.facebook.com/blog.php?post=2406 207130.

9 Donna Bogatin (2007). "Why Facebook Is Scarier than Google" (html). ZDNet Blogs ­ Digital Markets. CNET Network

mencari teman dan memasukkannya

dalam friendlist, situs ini bisa menawar‐

kan lebih dari itu. Sharing untuk media

seperti audio, video, foto, dan notes,

merupakan salah satu wujud kebebasan

yang memungkinkan siapa saja dapat

mengunggah apa saja dengan segala resi‐

ko yang juga ada. Sedang untuk jaminan

keamanannya bisa diatur untuk foto dan

profil dalam privacy setting.

Pola komunikasi internet melalui

situs pertemanan FB ini, pada tahap

tertentu bisa menimbulkan adiksi yang

mungkin berpengaruh terhadap kehidup‐

an nyata. Beberapa ciri‐ciri orang yang

teradiksi terhadap internet, yaitu peng‐

gunaan yang berlebihan, kegelisahan

ketika tidak mengakses internet dalam

interval waktu tertentu, peningkatan

toleransi terhadap addiksi internet itu

sendiri, dan dampak negatif (termasuk

isolasi sosial) (Jerald J., 2008).

Tetapi jika FB tidak digunakan

dengan bijak, hubungan kekerabatan

antar manusia akan hilang keintimannya.

Tidak dipungkiri, kegunaan FB bisa

sebagai sarana siluturakhim, dan sumber

informasi tentang kabar, status hubungan,

info rumah, telepon, dan foto terbaru

orang di sekeliling kita. Interaksi dalam

situs jejaring sosial juga kerap bersifat

hiperealitas, yaitu semu menciptakan

kondisi fakta bersimpang siur dengan

rekayasa. Memang kecemasan yang sering

mengemuka, orang akan lebih menyukai

bentuk virtual daripada fisik. Komunikasi

lebih banyak secara tidak langsung, dari‐

pada langsung. Kita akan lebih mengenal

orang di ujung dunia, daripada tetangga

Volume 13, No. 1, Juni 2011

8 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

sendiri (Alfathri Adlin, anggota Forum

Studi Kebudayaan (FSK) ITB, 2008).

Perilaku Manusia

Perilaku manusia adalah sekum‐

pulan perilaku yang dimiliki oleh manu‐

sia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,

emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi,

dan/atau genetika. Bimo Walgito (2003)

berpendapat bahwa sikap yang ada pada

seseorang akan memberikan warna atau

corak pada perilaku atau perbuatan orang

yang bersangkutan. Sementara sikap pada

umumnya mengandung tiga komponen

yang membentuk struktur sikap, yaitu:

komponen kognitif, komponen afektif,

dan komponen konatif.

Selanjutnya menurut Myers (1983),

perilaku adalah sikap yang diekspresikan

(expressed attitudes). Perilaku dengan

sikap saling berinteraksi, saling mem‐

pengaruhi satu dengan yang lain. Kurt

Lewin (1970) berpendapat bahwa peri‐

laku manusia adalah suatu keadaan yang

seimbang antara kekuatan‐kekuatan

pendorong (driving forces) dan kekuatan‐

kekuatan penahan (restrining forces).

Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi

ketidakseimbangan antara kedua kekuat‐

an tersebut didalam diri seseorang.

Kemungkinan terjadinya perubahan peri‐

laku pada diri seseorang itu, yaitu 1. Jika

kekuatan‐kekuatan pendorong mening‐

kat. Hal ini terjadi karena adanya

stimulus‐stimulus yang mendorong untuk

terjadinya perubahan‐perubahan peri‐

laku. Stimulus ini berupa informasi‐

informasi sehubungan dengan perilaku

yang bersangkutan. 2. Jika kekuatan‐

kekuatan penahan menurun. Hal ini akan

terjadi karena adanya stimulus‐stimulus

yang memperlemah kekuatan penahan

tersebut. 3. Jika kekuatan pendorong

meningkat, kekuatan penahan menurun.

Dengan keadaan semacam ini jelas juga

akan terjadi perubahan perilaku.

Karakteristik Perilaku

Ada beberapa karakteristik perilaku

yaitu : 1.Perilaku adalah perkataan dan

perbuatan individu. Jadi apa yang dikata‐

kan dan dilakukan oleh seseorang meru‐

pakan karakteristik dari perilakunya. 2.

Perilaku mempunyai satu atau lebih

dimensi yang dapat diukur, yaitu :

frekuensi, durasi, dan intensitas. 3. Peri‐

laku dapat diobservasi, dijelaskan, dan

direkam oleh orang lain atau orang yang

terlibat dalam perilaku tersebut. 4. Peri‐

laku mempengaruhi lingkungan, ling‐

kungan fisik atau sosial. 5. Perilaku di‐

pengaruhi oleh lingkungan (lawful). 6.

Perilaku bisa tampak atau tidak tampak.

Perilaku yang tampak bisa diobservasi

oleh orang lain, sedangkan perilaku yang

tidak tampak merupakan kejadian atau

hal pribadi yang hanya bisa dirasakan

oleh individu itu sendiri atau individu lain

yang terlibat dalam perilaku tersebut.10

Faktor­Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Manusia

Perilaku atau aktivitas pada indi‐

vidu atau organisme tidak timbul dengan

sendirinya, tetapi sebagai akibat dari

10 http://www.docstoc.com/docs/18468555/

Pengantar‐Modifikasi‐Perilaku

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 9

stimulus yang diterima oleh organisme

yang bersangkutan baik stimulus ekster‐

nal maupun stimulus internal. Perilaku

individu dapat mempengaruhi individu

itu sendiri, di samping itu perilaku juga

berpengaruh pada lingkungan. Demikian

pula lingkungan dapat mempengaruhi

individu, demikian sebaliknya. Oleh sebab

itu, dalam perspektif psikologi, perilaku

manusia (human behavior) dipandang

sebagai reaksi yang dapat bersifat

sederhana maupun bersifat kompleks

(Bandura, 1977; Azwar, 2003).

Remaja

Remaja berasal dari kata latin

adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolen­

sence mempunyai arti yang lebih luas lagi

yang mencakup kematangan mental,

emosional sosial dan fisik (Hurlock,

1992). Remaja sebenarnya tidak

mempunyai tempat yang jelas karena

tidak termasuk golongan anak tetapi tidak

juga golongan dewasa atau tua. Seperti

yang dikemukakan oleh Calon (dalam

Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja

menunjukkan dengan jelas sifat transisi

atau peralihan karena remaja belum

memperoleh status dewasa dan tidak lagi

memiliki status anak. Dari defenisi diatas

dapat disimpulkan bahwa masa remaja

adalah masa peralihan dari masa anak‐

anak ke masa dewasa, dimana pada masa

tersebut terjadi proses pematangan baik

itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Karakteristik pertumbuhan dan

perkembangan remaja yang mencakup

beberapa perubahan yaitu transisi bio‐

logis, transisi kognitif, dan transisi sosial.

1. Transisi Biologis menurut Santrock

(2003: 91) perubahan fisik yang ter‐

jadi pada remaja terlihat nampak pada

saat masa pubertas yaitu meningkat‐

nya tinggi dan berat badan serta kema‐

tangan sosial. Diantara perubahan fisik

itu, yang terbesar pengaruhnya pada

perkembangan jiwa remaja adalah per‐

tumbuhan tubuh (badan menjadi

semakin panjang dan tinggi). Selan‐

jutnya, mulai berfungsinya alat‐alat

reproduksi (ditandai dengan haid pada

wanita dan mimpi basah pada laki‐

laki) dan tanda‐tanda seksual sekun‐

der yang tumbuh (Sarlito Wirawan

Sarwono, 2006: 52). Pada dasarnya

perubahan fisik remaja disebabkan

oleh kelenjar pituitary dan kelenjar

hypothalamus. Kedua kelenjar itu

masing‐masing menyebabkan terjadi‐

nya pertumbuhan ukuran tubuh dan

merangsang aktifitas serta partum‐

buhan alat kelamin utama dan kedua

pada remaja (Sunarto & Agung

Hartono, 2002: 94).

2. Transisi Kognitif menurut Piaget

(dalam Santrock, 2003: 15) bahwa

pemikiran operasional formal berlang‐

sung antara usia 11 sampai 15 tahun.

Pemikiran operasional formal lebih ‐

abstrak, idealis, dan logis daripada

pemikiran operasional konkret. Piaget

menekankan bahwa bahwa remaja

terdorong untuk memahami dunianya

karena tindakan yang dilakukannya

penyesuaian diri biologis. Secara lebih

nyata mereka mengaitkan suatu

gagasan dengan gagasan lain. Mereka

Volume 13, No. 1, Juni 2011

10 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

bukan hanya mengorganisasikan peng‐

amatan dan pengalaman akan tetapi

juga menyesuaikan cara berfikir

mereka untuk menyertakan gagasan

baru karena informasi tambahan mem‐

buat pemahaman lebih mendalam.

Dalam perkembangan kognitif, remaja

tidak terlepas dari lingkungan sosial.

Hal ini menekankan pentingnya

interaksi sosial dan budaya dalam

perkembangan kognitif remaja.

3. Transisi Sosial. Santrock (2003: 24)

mengungkapkan bahwa pada transisi

sosial remaja mengalami perubahan

dalam hubungan individu dengan

manusia lain yaitu dalam emosi, dalam

kepribadian, dan dalam peran dari

konteks sosial dalam perkembangan.

Membantah orang tua, serangan agre‐

sif terhadap teman sebaya, perkem‐

bangan sikap asertif, kebahagiaan

remaja dalam peristiwa tertentu serta

peran gender dalam masyarakat mere‐

fleksikan peran proses sosial‐emosi‐

onal dalam perkembangan remaja.

John Flavell (dalam Santrock, 2003:

125) juga menyebutkan bahwa ke‐

mampuan remaja untuk memantau

kognisi sosial mereka secara efektif

merupakan petunjuk penting menge‐

nai adanya kematangan dan kompe‐

tensi sosial mereka.

KERANGKA KONSEP

Pemanfaatan teknologi komunikasi

dan informatika (TIK) terbukti telah

dapat mempengaruhi masyarakat secara

global baik itu perubahan sosial, ekonomi,

dan budaya yang secara signifikan ber‐

langsung demikian cepat. Teknologi Infor‐

masi saat ini menjadi pedang bermata dua

karena selain memberikan kontribusi

bagi peningkatan kesejahteraan, kema‐

juan, dan peradaban manusia, sekaligus

juga menjadi sarana efektif perbuatan

melawan hukum seperti pornografi,

kejahatan elektronik dan lain sebagainya.

Situs jejaring sosial FB yang saat ini

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

khususnya remaja juga merupakan media

TIK yang dapat mempengaruhi perilaku

keseharian remaja yang masih sangat

labil. Kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Perilaku remaja dalam penggunaan

FB memiliki karakteristik dapat dilihat

pada perkataan dan perbuatan remaja

saat mereka memanfaatkan FB. Dalam hal

ini yang akan diukur adalah FB dapat

memperburuk cara berkomunikasi dan

merusak tata bahasa pengguna/ remaja.

Perilaku remaja juga dapat diukur dari

frekuensi, durasi, dan intensitas remaja

saat memanfaatkan FB. Perilaku remaja

ini juga dapat dipengaruhi dan mem‐

pengaruhi lingkungan, dimana saat semua

teman‐teman di sekitar mereka meman‐

faatkan situs jejaring sosial maka mereka

juga akan melakukan hal yang sama. Hal

ini akan sangat berguna bagi remaja

dalam mencari teman baru mempererat

hubungan dengan teman yang sudah ada,

juga percaya atau sebaliknya kepada

orang yang baru dikenal melalui FB,

mendapatkan banyak informasi, penge‐

tahuan dan pengalaan baru sekaligus ter‐

hibur dan menghibur orang lain melalui

FB atau sebaliknya mendapatkan masalah

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 11

/musuh akibat FB. Penggunaan FB juga

akan membentuk sikap remaja yang

dapat dilihat secara langsung misalnya

kecanduan penggunaan situs jejaring

sosial ini, dan jarang bertemu dengan

orang secara langsung/tatap muka.

Gambar 1. Kerangka Konsep

Perilaku

Remaja (Y)

- Perkataan/per

buatan remaja

antara frekuensi observasi atau yang

benar‐benar terjadi atau aktual dengan

frekuensi harapan. Yang dimaksud

dengan frekuensi harapan adalah freku‐

ensi yang nilainya dapat dihitung secara

teoritis (e). Sedangkan dengan frekuensi

observasi adalah frekuensi yang nilainya

didapat dari hasil percobaan (o). Uji

Kebebasan Chi‐Square digunakan untuk

memeriksa kebebasan/independensi dari

dua variabel kategorik sehingga dapat

disimpulkan apakah kedua variabel terse‐ Pengguna

an Situs

Jejaring

Sosial

Facebook

(X)

Hipotesis Penelitian

- Frekuensi

penggunaan

FB

- Remaja dapat

mempengaruhi

/dipengaruhi

lingkungannya

- Sikap yang

nampak

but saling bebas (tidak berhubungan)

ataukah keduanya saling bertalian

(berhubungan).

Definisi Operasional

1. Pengguna Situs Jejaring Sosial FB ada‐

lah remaja yang memiliki akun FB

yaitu sarana sosial yang membantu re‐

maja untuk berkomunikasi secara

lebih efisien dengan teman‐teman, ke‐

luarga, serta orang lain. Penggunaan

Penelitian ini mengajukan hipotesis

bahwa : ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial terhadap perilaku remaja.

Hipotesis (Ho dan H1) dalam uraian

kalimat :

Ho : Tidak ada hubungan penggunaan

situs jejaring sosial FB (X) terhadap

perilaku remaja (Y). Ho : p = 0

H1 : Ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial FB (X) terhadap

perilaku remaja (Y). H1 : p ≠ 0

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam peneli‐

tian menggunakan Chi square yaitu peng‐

ujian hipotesis mengenai perbandingan

yang diteliti disini meliputi frekuensi,

waktu, aktifitas remaja pada FB yang

bisa mempengaruhi perilaku peng‐

guna.

2. Perilaku Remaja adalah tanggapan

atau reaksi individu yang terwujud

dari gerakan/ tindakan (sikap), tidak

saja badan tapi juga ucapan, akibat

yang ditimbulkan dari penggunaan FB.

METODOLOGI

Jenis penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

metode survei yang bertujuan mengum‐

pulkan dan menggali sejumlah besar data

untuk selanjutnya dianalisis.

Volume 13, No. 1, Juni 2011

12 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

remaja yang mempunyai akun situs

jejaring sosial FB yang berdomisili di kota

Makassar dengan jumlah populasi sebesar

250.202 jiwa. Sedangkan sampling yang

dilakukan adalah acak atau random

sampling / probability sampling, yaitu

setiap elemen populasi mempunyai

kemungkinan yang sama untuk dijadikan

sampel. Adapun penentuan jumlah

sampel dengan menggunakan rumus

Slovin sebagai berikut :

n = N/1 + Ne²

n = besar sampel

N = jumlah populasi (250.202 jiwa)

e = nilai presisi (tingkat presisi yang

ditetapkan sebesar 7%)

1 = konstanta

Berdasarkan rumus penentuan

besar sampel, maka diperoleh jumlah

sampel sebagai berikut : 203,9 = 204

responden.

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dengan menggunakan kue‐

sioner kepada responden dan wawancara

mendalam kepada informan berkompe‐

ten. Juga menghimpun data dan informasi

lain yang mendukung penelitian, terma‐

suk didalamnya studi kepustakaan seba‐

gai data sekunder dan data tertier untuk

mendukung data primer yang sudah ada.

Analisis data

Teknik analisis data yang diguna‐

kan secara deskriptif kuantitatif. Data

diolah dengan program SPSS 17. Dan sete‐

lah diolah, dikategorisasikan dan kemu‐

dian disimpulkan.

Validitas dan Realiabilitas

Untuk mendapatkan validitas dan

realibilitas instrument dilakukan uji coba

(pre­test), untuk memastikan apakah

instrument tersebut merupakan alat ukur

yang akurat dan dapat dipercaya. Validi‐

tas adalah sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur. Sedangkan realibilitas menunjuk‐

kan sejauh mana suatu hasil pengukuran

relatif konsisten apabila pengukuran ter‐

hadap aspek yang sama pada alat ukur

yang sama, (Internal Consistency Realia­

blity) (Singarimbun dan Effendy, 1995).

PEMBAHASAN

Identitas Responden

Identitas responden untuk jenis

kelamin, dari jumlah keseluruhan respon‐

den sebanyak 204 orang, remaja laki‐laki

yang paling dominan dalam penelitian ini,

yaitu sebanyak 103 responden (50,5%)

menyusul perempuan sebanyak 101 res‐

ponden (49,5%). Sedangkan untuk usia

responden dari 11–22 tahun, usia 14

tahun yang paling banyak yaitu sebanyak

41 responden (20,1%) sedangkan yang

paling sedikit adalah responden yang ber‐

usia 11 tahun sebanyak 1 orang (0,5%).

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 13

Grafik 1. Tingkat Pendidikan

Dari hasil penelitian ini, responden

yang terbanyak adalah remaja SMP

sebanyak 52, 45%, kemudian remaja SMU

sebanyak 26, 47% dan remaja yang telah

kuliah sebanyak 21,08%. Adapun res‐

ponden yang paling banyak adalah remaja

yang duduk dikelas 9 atau kelas 3 SMP

sedangkan yang paling sedikit adalah

remaja yang berkuliah pada semester 7.

Hal ini menunjukkan bahwa remaja peng‐

guna FB terbanyak adalah pelajar SMP

yang memiliki rentang usia 11‐15 tahun.

Dimana pada usia ini remaja telah memi‐

liki pemikiran operasional formal dan

logis. Remaja usia ini juga terdorong

untuk memahami dunianya karena tin‐

dakan yang dilakukannya serta tidak

terlepas dari lingkungan sosial. Dimana

hampir semua teman mereka telah meng‐

gunakan FB sebagai suatu keharusan

maka remaja lainnya juga ikut membuat

akun yang sama.

Grafik 2. Situs Jejaring Sosial yang sering digunakan

Volume 13, No. 1, Juni 2011

14 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

Kepemilikan Akun Situs Jejaring Sosial

Bagian ini membahas kepemilikan

akun situs jejaring sosial. Dari 204 res‐

ponden, 124 responden atau 60,8 % yang

memiliki akun situs jejaring sosial lain

selain FB antara lain akun Twitter se‐

banyak 107 responden (52,45%) menyu‐

sul Friendster sebanyak 44 responden

(21,57%) dan lainnya seperti My space,

Orkud, koprol, Saling Sapa, Purlk, Mig33,

Youtube, Yahoo,Xm, MSN,

Snaptu dan lainnya. Namun

dari beberapa akun situs

jejaring sosial yang dimiliki

responden remaja ini, situs

jejaring sosial FB‐lah yang

paling sering digunakan

oleh mereka yaitu

sebanyak 185 responden

atau 90,7% menyusul

Twitter sebanyak 16

responden (7,8%). Dari sini

terlihat bahwa situs jejaring sosial adalah

akun yang paling populer dibanding yang

lainya. Sehingga apa yang telah diteliti

sebelumnya yaitu FB merupakan situs

terbanyak penggunanya baik di dunia

maupun di Indonesia dikuatkan juga

dalam penelitian ini.

Penggunaan Facebook

Penggunaan Facebook (FB) oleh

responden yang ternyata kebanyakan dari

mereka telah memiliki akun FB selama 2

tahun sebanyak 77 responden (37,75%)

dan yang paling sedikit adalah 22 respon‐

den (10,8%) yang telah memanfaatkan FB

lebih dari 3 tahun. Hasil penelitian ini juga

mengungkapkan bahwa perkembangan

FB sangat cepat. Sejak kemunculannya ta‐

hun 2006, dalam kurun waktu 5 tahun,

penggunanya sudah sangat banyak dan

merupakan situs jejaring paling populer

di dunia termasuk bagi remaja di

Indonesia.

Kebanyakan dari responden remaja

ini juga hanya menggunakan/ membuka

akun FB mereka 1 kali dalam sehari yaitu

sebanyak 101 responden (49,51%) dan

Diagram 1. Lama waktu

menggunakan akun FB

hanya 10% dari mereka yang membuka

akun mereka diatas 4 kali. Sedangkan saat

menggunakan akun FB, remaja paling

banyak menghabiskan waktu selama

kurang lebih 1 jam yaitu 78 responden

(38,2%) dan yang paling sedikit

menggunakan selama lebih dari 3 jam

yaitu sebanyak 15 responden (7,4%). Ini

berarti sekali pun FB merupakan situs

jejaring yang sangat populer di kalangan

remaja, tetapi tidak berarti media ini

selalu di buka setiap harinya secara ber‐

kali‐kali. Meski memang setiap hari pasti

disempatkan untuk dimanfaatkan selama

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 15

kurang lebih 1 jam oleh kebanyakan re‐

maja. Hal ini menunjukkan FB sudah

menjadi bagian kegiatan rutin setiap hari

bagi remaja. Jika sebelum mereka memi‐

liki situs jejaring sosial waktu mereka

dihabiskan dengan kegiatan lain, tetapi

kini selama sekitar 1 jam remaja ini me‐

manfaatkan FB dengan berbagai tujuan

yaitu antara lain untuk menambah teman,

mendapatkan informasi, mengisi waktu

luang, mencari hiburan dan lain‐lain.

Artinya perilaku remaja telah terbentuk

dengan sendirinya dengan kebiasaan

yang mereka lakukan sehari‐hari.

Dari penelitian ini juga, terungkap

bahwa ternyata kebanyakan remaja su‐

dah memiliki handphone (hp)/ telepon

selular yang berakses internet,

ini terbukti dari kebanyakan

mereka yang mengakses FB

melalui hp pribadi sebanyak 77

responden (37,7%) menyusul

akses internet di rumah

sebanyak 70 responden

(34,3%) dan akses internet di

warnet sebanyak 46 responden

(22,5%).

Perkembangan teknologi

khususnya hp yang begitu

cepat secara langsung juga berdampak

bagi kepemilikan media tersebut oleh

masyarakat khususnya remaja. Harga hp

yang relatif murah meskipun sudah

dilengkapi dengan berbagai fitur menarik

termasuk fasilitas internet, dapat dibeli

oleh masyarakat. Dan biaya pulsa yang

juga bersaing murahnya antar provider,

membawa remaja semakin mudah untuk

mengakses internet dimana saja baik saat

mereka berada di tempat umum, di

rumah, maupun saat berada di sekolah.

Sehingga tidak heran jika remaja dengan

usia relatif masih sangat muda, telah

banyak memanfaatkan internet dan

menggunakan akun FB mereka melalui hp

pribadi. Tapi hasil penelitian ini juga

mengungkapkan bahwa remaja juga tetap

menggunakan jasa warnet saat mereka

mengakses FB mereka sehingga remaja

juga rata‐rata mengeluarkan biaya

sebanyak Rp. 10.000,‐ Rp.20.000,‐ dalam

sebulan untuk mengakses internet baik

melalui hp pribadi maupun warnet. Dan

ada juga diantara mereka yang menge‐

luarkan dana di atas Rp.50.000,‐/bulan

untuk biaya internet.

Diagram 2. Kegiatan dalam

mengakses FB

Kegiatan yang dilakukan selama

mengakses FB adalah yang paling banyak

menulis dan membaca komentar orang

lain sebanyak 133 responden (65,2%),

kemudian mengupdate status sebanyak

126 responden (61,8%), menyusul mem‐

Volume 13, No. 1, Juni 2011

16 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

baca informasi di FB orang lain sebanyak

87 responden (42,6%), bermain game 78

responden (38,2%), mengunggah foto/

video sebanyak 59 responden (28,9%),

menulis di dinding/wall teman 57 respon‐

den (27,9%), kegiatan lainnya yaitu

chatting, mencari teman, dan mencari

informasi sebanyak 27 responden

(13,2%). Sedangkan menulis di notes

merupakan kegiatan yang paling sedikit

dilakukan yaitu sebanyak 16 responden

(7,8%).

Seperti remaja pada umumnya,

mereka juga sedang mengalami transisi

kognitif. Dan dalam perkembangan kog‐

nitif ini, remaja tidak terlepas dari

lingkungan sosial. Sehingga bagi remaja,

hal yang sangat penting adalah melaku‐

kan interaksi sosial. Ini dapat dilihat dari

perilaku keseharian remaja saat meng‐

gunakan FB, dimana setiap hari mereka

paling banyak menuliskan komentar pada

status, foto atau apapun yang di‐ posting

oleh teman‐teman FB. Kegiatan terbanyak

lainnya adalah remaja sangat sering

mengupdate status mereka. Hal ini

menunjukan bahwa remaja usia belasan

tahun sangat membutuhkan pengakuan

diri dari orang lain yang membaca status

mereka melalui FB. Remaja juga ingin

selalu mengekpos keadaan dirinya untuk

diketahui oleh orang lain. Inilah yang

disebut dengan masa transisi sosial

remaja di mana mereka sedang menga‐

lami perubahan dalam hubungan individu

dengan manusia lain yaitu dalam emosi,

dalam kepribadian, dan dalam peran dari

konteks sosial dalam perkembangan.

Hubungan Penggunaan Facebook

Terhadap Perilaku Remaja

Bagian ini membahas hubungan

penggunaan situs jejaring sosial FB

dengan perilaku remaja. Ada beberapa

indikator perilaku remaja yang dimuncul‐

kan dalam kuesioner yaitu penggunaan

FB yang dapat dilihat dari perkataan dan

perbuatan remaja saat mereka meman‐

faatkan FB. Dalam hal ini yang akan di‐

ukur adalah FB dapat memperburuk cara

berkomunikasi dan merusak tata bahasa

pengguna/remaja. Perilaku remaja juga

dapat diukur dari frekuensi, durasi, dan

intensitas remaja saat memanfaatkan FB.

Perilaku remaja ini juga dapat

dipengaruhi dan mempengaruhi ling‐

kungan, dimana saat semua teman‐teman

disekitar mereka memanfaatkan situs

jejaring sosial maka mereka juga akan

melakukan hal yang sama. Hal ini akan

sangat berguna bagi remaja dalam men‐

cari teman baru mempererat hubungan

dengan teman yang sudah ada juga

percaya atau sebaliknya kepada orang

yang baru dikenal melalui FB, menda‐

patkan banyak informasi, pengetahuan

dan pengalaman baru sekaligus terhibur

dan menghibur orang lain melalui FB atau

sebaliknya mendapatkan masalah/musuh

akibat FB. Penggunaan FB juga akan

membentuk sikap remaja yang dapat

dilihat secara langsung misalnya kecan‐

duan penggunaan situs jejaring sosial ini,

dan jarang bertemu dengan orang secara

langsung/tatap muka.

Skala perilaku remaja terdiri dari

20 item pertanyaan dengan skor minimal

1 dan skor maksimal 5. Jumlah skor

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 17

Observed

N

Expect

ed

N

Resi

dual

Sangat Tidak Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

Sangat Setuju

Total

35 46

46

52

25

204

40.8 40.8

40.8

40.8

40.8

‐5.8 5.2

5.2

11.2

Observed N

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

Sangat Setuju

Total

78

74

40

10

2

204

minimal adalah 20 x 1 = 20, jumlah skor

maksimalnya adalah 20 x 5 = 100, dengan

jarak sebaran 100‐20 = 80. Setiap satuan

deviasi standar dengan demikian bernilai

80 : 4 = 20. Sehingga hubungan yang

lemah antar variabel skornya = x< 20,

sedang =20 ≤x≥80, dan kuat = 80<x.

Dalam penelitian ini, sebanyak 103

responden (50,49%) menyatakan setuju

jika FB merupakan media yang dianggap

dapat menambah teman atau memperluas

jaringan pertemanan. Dengan situs jeja‐

ring sosial ini juga mayoritas responden

setuju dapat berteman dengan siapa saja

dan dapat menghubungkan mereka

dengan teman lama termasuk bergabung

dengan kelompok‐kelompok yang mereka

minati. Hasil penelitian juga menyim‐

pulkan variabel ini memiliki hubungan

yang kuat dengan penggunaan akun FB.

Namun kebanyakan responden sangat

tidak setuju jika dengan FB mereka

dengan mudah percaya kepada orang

baru dikenal dalam akun mereka dan

memutuskan untuk bertemu secara fisik

dengan orang tersebut.

Tabel 1. Percaya Kepada Orang Yang

Baru Dikenal

pengetahuan. Sebanyak 96 responden

(47,04%) menyatakan sangat setuju

dengan hal tersebut. Dan sebanyak 101

responden (49,50%) menyatakan bahwa

dengan FB, remaja dapat menambah

pengalaman dengan apa yang ditemui di

akun situs jejaring sosial tersebut.

Disamping itu hasil penelitian menyebut‐

kan bahwa 109 remaja (53,43%) setuju

dan merasa terhibur dengan adanya FB.

Akun situs jejaring sosial FB juga

dapat membuat remaja kecanduan dan

lupa waktu. Hasil penelitian menyebutkan

bahwa ada hubungan antara penggunaan

akun FB dengan kecanduan peng‐

gunaannya.

Tabel 2. FB Membuat Kecanduan/

Lupa Waktu

Test Statistics

FB membuat

kecanduan

Chi‐Square(a)

df

Asymp. Sig.

11.343

4

.023

Media FB juga dianggap merupakan

media bertukar informasi dan menambah

Tabel statistik tes yang dapat

dianalisis sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan penggunaan

situs jejaring sosial FB (X) dengan

Volume 13, No. 1, Juni 2011

18 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

kecanduan/lupa waktu (Y). Ho : p

= 0

H1 : Ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial FB (X) terhadap

kecanduan/lupa waktu (Y). H1 : p

≠ 0

Jika chi‐square hitung > chi square

tabel, Ho ditolak. Jika chi square hitung <

chi square tabel, maka Ho diterima. Chi‐

square tabel dengan alpha 0,005 dan dk=

5‐1=4 adalah 9,49. Chi‐square hitung

11,343. Berarti chi square hitung > chi

square tabel, dan Ho di tolak. Kesimpulan,

bahwa ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial terhadap kecanduan/lupa

waktu tetapi lemah.

FB Membuat Nilai Pelajaran Menurun

Observe

d N Expected

N Resi

dual

Sangat Tidak

Setuju

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

Sangat Setuju

Total

57

50

58

29

10

204

40.8

40.8

40.8

40.8

40.8

16.2

9.2

17.2

11.8

30.8

Test Statistics

fb membuat

nilai pelajaran

menurun

Chi‐Square(a)

df

Asymp. Sig.

42.422

4

.000

Tabel statistik tes yang dapat

dianalisis sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan penggunaan

situs jejaring sosial FB (X) dengan

penurunan nilai pelajaran sekolah

(Y). Ho : p = 0

H1 : Ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial FB (X) terhadap

dengan penurunan nilai pelajaran

sekolah (Y). H1 : p ≠ 0

Jika chi‐square hitung > chi square

tabel, Ho ditolak. Jika chi square hitung <

chi square tabel, maka Ho diterima. Chi‐

square tabel dengan alpha 0,005 dan dk=

5‐1=4 adalah 9,49. Chi‐square hitung

42,422. Berarti chi square hitung > chi

square tabel dan Ho ditolak. Kesimpulan,

bahwa ada hubungan antara penggunaan

situs jejaring sosial terhadap penurunan

nilai pelajaran sekolah. Namun hubungan

tersebut sedang.

Kebanyakan remaja sangat tidak

setuju jika disebutkan bahwa FB mem‐

buat mereka jarang bertemu dengan

orang lain. Dan kurang setuju jika FB

dikatakan bisa menambah musuh/ masa‐

lah, memperburuk cara berkomunikasi

dan memperburuk tata bahasa, meski

hasil penelitian menyebutkan variabel‐

variabel tersebut memang ada hubungan

satu sama lain dengan penggunaan FB.

Dari hasil pengujian statistik tersebut di

atas maka diperoleh suatu kesimpulan

bahwa ada hubungan penggunaan situs

jejaring sosial FB terhadap perilaku

remaja. Namun ukuran hubungannya

berbeda ada yang lemah, sedang dan kuat.

Hasil analisis data diatas menye‐

butkan bahwa penggunaan situs jejaring

sosial khususnya FB memang memiliki

dampak/ hubungan baik itu negatif mau‐

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 19

pun positif. Dan hasil ini melengkapi hasil

penelitian‐penelitian sebelumnya yang

menyebutkan bahwa mahasiswa yang

kerap menggunakan FB ternyata menjadi

malas dan bodoh dan makin sedikit waktu

mahasiswa belajar dan semakin buruk

nilai‐nilai mata pelajaran mereka. Namun

hasil studi ini memang mengemukakan

bahwa ada hubungannya antara peng‐

gunaan FB dengan kecanduan/ lupa

waktu dan penurunan nilai pelajaran,

namun hubungannya ini berbeda yaitu

lemah dan sedang.

Tetapi FB yang memberikan dam‐

pak positif terhadap perilaku remaja di‐

mana mereka banyak mendapatkan infor‐

masi, memperbanyak pertemanan dan

lainnya memperkuat pendapat Aleman,

Anna M.Martinez & Wartman, Katherine

Link. 2009 dan Lin, Carolyn A. & Atkin,

David A. 2002 yang menyebutkan bahwa

keberadaan situs jejaring sosial akan

memudahkan kita untuk berinteraksi

dengan mudah dengan orang‐orang dari

seluruh belahan dunia dengan biaya yang

lebih murah dibandingkan menggunakan

telepon. Selain itu, penyebaran informasi

dapat berlangsung secara cepat.

Disamping itu fitur serta aplikasi

yang dimiliki oleh FB yang sangat mudah

digunakan sehingga remaja usia paling

dini pun dapat menggunakannya. Serta

dilengkapi dengan fitur chat, notes, atau

sistem tag, merupakan sebuah inovasi

tersendiri. Bahkan kini, FB menjadi

hosting foto terbesar, mengalahkan situs

foto seperti Flickr atau Picasso (Enda

Nasution, 2008) sehingga lebih banyak

responden memilih menggunakan FB

daripada situs jejaring sosial lainnya.

Dengan kemudahan ini, dengan

mudahnya responden remaja memanfaat‐

kan FB yang juga membentuk perilaku

mereka. Seperti yang dikatakan oleh

Myers (1983) bahwa perilaku merupakan

sikap yang diekspresikan dan saling ber‐

interaksi, saling mempengaruhi satu

dengan yang lain. Disamping itu kegiatan

yang dilakukan saat mengakses FB antara

lain memberikan komentar atau diko‐

mentari oleh teman membuat pengaruh

bagi pengguna untuk membalas komen‐

tar‐komentar itu. Disamping itu sisi hi‐

buran FB seperti bermain game dan

mengunggah foto atau sekedar menye‐

barkan foto atau mendapatkan kiriman

foto dari dan untuk teman menjadi suatu

kegiatan yang menyenangkan bagi

responden. Sehingga ada pengaruh untuk

terus mengakses akun FB. Sehingga se‐

perti yang dikatakan Bandura, 1977 bah‐

wa perilaku manusia dipandang sebagai

reaksi yang dapat bersifat sederhana

maupun bersifat kompleks. Apalagi

responden dalam penelitian ini adalah

remaja yang merupakan kelompok usia

yang masih labil. Seperti yang dikemu‐

kakan oleh Calon (dalam Monks, dkk

1994) bahwa masa remaja menunjukkan

dengan jelas sifat transisi atau peralihan

karena remaja belum memperoleh status

dewasa dan tidak lagi memiliki status

anak. Dalam perkembangan kognitif,

remaja tidak terlepas dari lingkungan

sosial. Hal ini menekankan pentingnya

interaksi sosial dan budaya dalam

perkembangan kognitif remaja yang salah

satunya mereka dapatkan dari situs

Volume 13, No. 1, Juni 2011

20 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

jejaring sosial FB. Karena itu banyak dari

mereka yang memang sengaja mencari

teman melalui FB.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil pembahasan sebelumnya

maka dapat diambil suatu simpulan

bahwa terdapat hubungan antara penggu‐

naan situs jejaring sosial dengan perilaku

remaja di kota Makassar. Perilaku remaja

tersebut dalam bentuk teman mereka

bertambah, memperoleh informasi, me‐

nambah pengetahuan dan juga meng‐

hibur. Namun melalui FB juga, waktu

remaja banyak terbuang karena tanpa

mereka sadari FB cenderung membuat

kecanduan serta lupa waktu meski

mayoritas dari mereka menggunakan FB

di waktu senggang.

Saran

Karena hasil penelitian menunjuk‐

kan bahwa ada hubungan antara peng‐

gunaan situs jejaring sosial FB dengan

perilaku remaja, maka beberapa saran

yang dapat diambil diantaranya adalah

penggunaan situs jejaring sosial jenis

apapun sebaiknya tidak secara berlebihan

karena akan mengakibatkan ketergan‐

tungan dan penurunan nilai‐nilai positif

dari remaja. Dan penelitian lanjutan khu‐

sus melihat dampak konten situs jejaring

sosial terhadap penggunanya dapat dila‐

kukan untuk memperkaya hasil penelitian

tentang situs jejaring sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Aleman, Anna M.Martinez & Wartman,

Katherine Link, 2009. Online Social

Networking on Campus: Under­

standing What Matters in Student

Culture. Taylor & Francis Press.

Bandura, A., 1977. Social Learning Theory.

New Jersey : Prentice Hall Inc.

Englewood Cliffs.

Bayu Melindo Putra, 2010. Pengaruh

Jejaring Sosial pada Remaja, Jakarta.

Bill Tancer, 2008. Click: What Millions of

People are Doing Online and Why It

Matters. USA.

Bimo Walgito, 2003. Pengantar Psikologi

Umum, Yogjakarta : Andi Offset. Brehm,

S.S., Kassin, S.M., 1990. Social

Psychology, Boston : Houghton

Mifflin Company.

Burhan Bungin, 2006. Sosiologi Komuni­

kasi. Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyara­

kat, Jakarta: Kencana Predana

Media Group.

Christiany Juditha, 2010. Simbol­Simbol

Kepedulian Sosial dalam Situs Jeja­

ring Sosial (Analisa Semiotika terha­

dap Teks dalam Group Facebook

Koin Peduli Prita), Makassar.

Dirgayuza Setiawan, 2009. Panduan

Praktis Mengoptimalkan Facebook,

Jakarta : Media Kita.

Donna Bogatin, 2007. Why Facebook Is

Scarier than Google, ZDNet Blogs ‐

Digital Markets. CNET Network.

Doug Beaver, 2007. Facebook Photos In­

frastructure. Facebook Weblog, USA.

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 21

Hurlock, E.B., 1990. Psikologi Perkem­

bangan, Suatu Rentang Kehidupan

(Terjemahan : Istiwidayanti dan

Soedjarwo), Edisi 5, Jakarta :

Erlangga.

Jerald J. Block, M.D., 2008. Editorial

American Journal of Psychiatry, USA.

Lange, P. G., 2007. Publicly Private and

Privately Public: Social Networking

On Youtube, Journal of Computer‐

Mediated Communication.

Lewin, K., 1951. Field Theory In Social

Science: Selected Theoretical papers.

D. Cartwright (Ed.), New York :

Harper & Row.

Lin, Carolyn A. & Atkin, David A., 2002.

Communication Technology and So­

ciety. Cresskill, NJ : Hampton Press.

Maestri, Nicole, 2007. Wal­Mart Using

Facebook To WIN Back­To­School

Sales. USA.

Monks, F.J., A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu

Haditono, 1998. Psikologi Perkem­

bangan: Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Myers, D.G., 1983. Social Psychology. Inter‐

national Student Edition, Tokyo :

McGraw‐Hill International Book

Company.

Putra, Bayu Malindo, 2010. Pengaruh

Jejaring Sosial Pada Remaja. Jakarta.

Santrock,J.W.,2003. Adolecense (Perkem­

bangan Remaja). Terjemahan oleh

Soedjarwo. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Sarwono Sarlito, Wirawan, 2002. Teori­

Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.

Radja Grafindo Perkasa

Setiawan, Dirgayuza, 2008. Gaul Ala

Facebook Untuk Pemula. Jakarta :

Media Kita.

Sunarto & Agung Hartono, 2002. Perkem­

bangan Peserta Didik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Watkins, S.Craig, 2009. The Young and the

Digital: What the Migration to Social

Network Sites, Games, and Anytime,

Anywhere Media Means for Our

Future.UK: Beacon Press.

Sumber Lain :

Alexa, 2007. Related info for:face­

book.com,http://www.alexa.com/d

ata/details/traffic_details?q=facebo

ok&url=http://www.facebook.com

/ diakses 3 Februari 2011 pukul

09.45 wita.

Antara, 2010. Situs Jejaring Sosial Bikin

Nilai Ulangan Jeblok, http://www.

inimu.com/berita/2010/09/07/sit

us‐jejaring‐sosial‐bikin‐nilai‐ulang‐

an‐jeblok/ diakses 1 Februari 2011

pukul 14.00 wita.

Artikel Iptek dan Arkeologi, 2010.

Menimbang Manfaat Situs Jejaring

Sosial,http://smartblog92.blogspot.

com/ diakses tanggal 10 Februari

2011 pukul 10.00 wita.

Budi Putra, 2009. The Republic of the

Facebook, www.linkedin.com, diak‐

ses tanggal 10 Februari 2011 pukul

10.00 wita.

Caitkindrake, 2007. Facebook: The Newest

Fad in Marketing, http://thinku‐

bator.ccsp.sfu.ca/FacebookTheNew

estFadInMarketing diakses 2 Febru‐

ari 2011 pukul 8.30 wita.

Volume 13, No. 1, Juni 2011

22 Jurnal Penelitian IPTEK­KOM

Volume 13, No. 1, Juni 2011

Jurnal Penelitian IPTEK­KOM 23

Kangguru, Shvoong.com The Global

Source for Summaries and Reviews,

2009. Alasan Ikut Facebook, http://www.id.shvoong.com/intern

et‐and‐technologies/1896928‐ alasan‐ikut‐facebook/, diakses 24

Maret 2011 pukul 13.00 wita. Sahana, 2008. Facebook Indonesia Out­

paces Southeast Asian Counterparts

in 2008, http://www.insideface‐ book.com/2008/12/31/facebook‐

indonesia‐outpaces southeast‐ asian‐counterparts‐in‐2008/diakses 24 Maret

2011, pukul 09.00 wita.

Wiguna, Oktamandjaya, 2009. Mabuk

Kepayang Facebook (bagian 2 dari

2tulisan),http://www.tempointerak tif.com/hg/it/2009/02/09/brk,200

90209159177,id.htm diakses tanggal 24 Maret Februari 2011 pukul 09.10

wita.

Wikipedia, 2011. Facebook, http://www.

id.wikipedia.org/wiki/Facebook, di‐ akses 1 Februari 2011 pukul 09.00 wita.