iw2014 keep nurhasanah untan menuju panggung dunia

10
KOMPETISI ESAI PENDIDIKAN ISLAMIC WEEK 2014 Pendidikan Madani Terobosan Indonesia Menuju Panggung Dunia Diusulkan oleh : Nurhasanah NIM. F03112023 Tahun Angkatan 2012 UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANK 2014

Upload: untan

Post on 10-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOMPETISI ESAI PENDIDIKAN

ISLAMIC WEEK 2014

Pendidikan Madani Terobosan Indonesia Menuju Panggung Dunia

Diusulkan oleh :

Nurhasanah NIM. F03112023 Tahun Angkatan 2012

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANK

2014

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

Pendidikan Madani Terobosan Indonesia Menuju Panggung Dunia

Hingga tulian ini di buat masih belum ada satu pun solusi yang di tawarkan

terhadap survei pendidikan internasional yang dilakuan programmer international

student assessment (PISA) pada tahun 2012 di release oleh Organisation for

Economic Coopeartion and Development (OECD). Hasil penelitian ini diperoleh

dengan cara memberikan soal bahasa indonesia, matematika dan IPA dari level 1

hingga level 6, dimana soal yang ada telah diterjemahkan sesuai dengan bahasa

yang digunakan 65 negara peserta PISA 2012. Menunjukkan pendidikan

Indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara untuk bidang IPA dan Matematika,

sedangkan Membaca berada pada urutan 61 dari 65 negara peserta PISA.1

“Hampir semua pelajar Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3

saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6”.2 Tidak

hanya itu, PISA juga melakukan penelitian melalui kuesioner terhadap peserta.

Indonesia menempati perolehan pesentase dengan 96% untuk pernyataan “ I feel

happy at school”. Berbeda dengan korea selatan, republik ceko, repuplik slowakia,

estonia dan firlandia yang memiliki nilai jauh lebih baik di bandingkan indonesia

pada bidang matematika, IPA dan membaca ini persentase “ I feel happy at

school” nya cukup rendah.

Namun pada kenyataannya perasaan bahagia yang dirasakan peserta didik

tidaklah berbanding lurus dengan kompetensi (kemampuan) yang dimiliki peserta

didik. Dapat disimpulkan, yang di maksud dengan bahagia disini bukanlah sikap

atau perasaan bahagia yang ditimbulkan dari ketetarikan peserta didik terhadap

proses pembelajaran dan berbagai hal yang menunjang perkembangan

kemampuan. Melainkan adanya faktor lain yang membuat peserta didik merasa

bahagia di sekolah. 3

Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa kondisi pendidikan

indonesia saat ini belumlah mampu menjadi penggangan untuk menyongsong

indonesia yang lebih baik kedepanya kelak. Maka dari itu, diperlukan inovasi dan

kreativitas untuk menjawab permasalahan yang ada mengenai kualitas pendidikan

indonesia di tatanan dunia. Jawaban itu berupa pembaharuan sistem, lembaga

pendidika, tenaga pendidik, peserta didik, orang tua peserta didik dan lingkuannya

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

yaitu dengan pendidikan mengusung konsep madani sebagai terobosan indonesia

menuju panggung dunia.

Sudah menjadi rahasia khlayak ramai bahwa indonesia adalah negara

dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dan juga sudah menjadi

rahasia bersama bahwa kekayaan tersebut tidak selaras dengan sumber daya

manusianya. Sehingga kekayaan perlahan namun pasti dikeruk oleh perusahaan

asing masyarakat hanya gigit jari bahkan lebih parahnya banyak tidak menyadari

hal itu. Pembangunan berbagai infrastruktur, notabene untuk kesejahteraan rakyat

malah menjadi jalan mulus perusahan asing pulang pergi membawa hasil bumi

indonesia. Apakah masyarakat sadar? Tidak ! mengapa demikian? Karena

pendidikan negeri ini belum mampu menyadarkannya. Menghadapi peralihan

kepemimpinan banyak yang berharap dapat memperbaiki permasalahan

pendidikan yang terjadi saat ini.

Kembali berfokus pada hasil penelitian PISA tahun 2012 4 mengenai

pengetahun matematika, IPA dan membaca peserta didik di indonesia yang cukup

menyedihakan skala dunia, memang saat ini mengharuskan pemenuhan standar

kelulusan yang tinggi bagaimana pun caranya agar nilai akreditasi lembaga

pendidikan semakin membaik tanpa memperhatikan sejauh mana pengertahun

atau pemahaman yang telah di kuasai peserta didik.

Pada daerah tertentu bukan suatu keanehan jika ada anak kelas 3 samapai

kelas 6 yang belum lancar membaca dan mengoperasikan matematika sederhana.

Kerena pendidikan menekankan pada nilai dan menghafal memperkerjakan fungsi

otak kiri. Padahal pendidikan akan lebih menyenangkan saat pembelajaran

mengaktifkan ota kanan. Selain dari pada itu keadaan semakin mendukung saat

nilai rapot diambil 40% dalam penentuan kelulusan peserta didik pada tahun

2012. Banyak sekolah berbondong-bondong menaikan setandar kelulusan peserta

didiknya agar nilai akhir pemlajaran tinggi.

Kemudian pada tahun 2014 menjadi 70% nilai rapot 30% sisanya

berdasarkan nilai ujian nasional dalam menentukan kelulusan peserta didik.5

peraturan tersebut membuka jalan permainan nilai pendidikan di negeri ini

semakin mudah. Pada akhirnya peserta didik dapat lulus dengan mudah meski

dengan ilmu pas-pasan. Bocornya soal ujian bukanlah baru dan mengerankan

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

lagi, pembentukan tim sukses ujian nasional tiap sekolah sudah menjadi rahasia

publik.

memenuhi syarat sertifikasi, yakni sertifikat yang menunjukkan guru tersebut

profesional.9 Wajar ketika di survei hasilnya seperti yang ditunjukan oleh PISA 2012.

Belajar dari negara luar dengan pendidikan terbaik di asia tenggara seperti

singapura yang memiliki metode pembelajaran yang bertaraf internasional, infrastruktur

pendidikan yang canggih, serta atmosfer belajar nyaman di tengah kerharmonisan

multibudaya masyarakat.10 Di jepang, untuk pendidikan terbaik di asia pendidikan dasar

yang ditekankan adalah pembentukan karakter, disiplin, sikap menghargai dan teladan

yang baik sehingga menghasilkan generasi yang siap bersain dengan masyarakat dunia.

Sedangakan indonesia, haruskan meniru negara-negara tersebut? Jawabanya tidak harus

walaupun harus banyak belajar dari negara-negara maju tersebut. Kondisi masyarakat

yang majemuk dengan berbagai latar kebudayaan juga mempengaruhi pola pendidikan

negeri ini. Pendidikan dengan konsep madani di yakini dapat menjadi solusi

permasalahan pendidikan yang telah terjadi di negeri ini menuju panggung dunia.

Permasalahan yang ada berakar dari kurangnya penerpan ilmu agama dalam setiap

ativitas. Sitem pendidikan yang banyak main curang terhadap nilia peserta didik untuk

mendapatkan akreditasi sebagai sekolah terbaik, index perestasi terbaik apapun itu yang

berpatokan pada nilai sehingga peserta didik yang tidak patas naik atau bahkan lulus pun

di naik-naikan/diluluskan, kualitas guru yang kurang berkompeten mudah tergiur dengan

duniawi sehingga menurut saja ketika di perintakahkan yang tidak baik oleh atasan meski

bertentang dengan hati nurani, kebiasaan mencontek peserta didik, semua berangkat dari

pemahaman akan agama yang kurang. Kata madani itu sendiri artinya adalah beradab.

Kemudian digambarkan sebagai suatu pendidikan dalam kehidupan yang berdasarkan

aturan-aturan agama yang syumul, manusia yang berakhlak dengan berwujudan melalui

kewajiban menjalankan setiap aktivitas berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

Dengan penerapan integralistik yaitu pendidikan yang diorientasikan pada

komponen kehidupan meliputi orientasi Robbaniyyah (ketuhanan), insaniyya

(kemanusiaan) dan alamiyah. Sebagai sesuatu yag integralistik bagi perwujudan

kehidupan yang baik serta pendidikan yang menganggap manusia sebagai pribadi

jasmani, rohani, intelektual, perasaan, dan individu sosial yang akan menghasilkn

manusia yang memiliki integritas yang tinggi.

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

Humanistik, Pendidikan yang berorientasi dengan memandang manusia sebagai

manusia yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrahnya, manusia makhluk hidup yang

harus mampu melangsungkan dan mempertahankan hidupnya. Posisi pendidikan dapat

Sistem pendidikan di Indonesia memang unik dan aneh. semua

permasalahan pendidikan, termasuk kualitas yang rendah, selalu dibebankan

kepada siswa/mahasiswa. perbaikan bukan meningkatkan kualitas sistem

pendidikan melalui menerapkan Total Quality Management in Education (TQME)

tetapi menambah beban belajar kepada siswa/mahasiswa. Contoh nyata dalam

Peraturan Mendikbud RI No. 049 Tahun 2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi. Agar meningkatkan "kualitas pendidikan tinggi", maka

jumlah SKS untuk mahasiswa pascasarjana (S2) ditambah dari 36 SKS menjadi

72 SKS, yang berarti lama studi yang normal selama empat semester ditambah

menjadi sekitar delapan semester (empat tahun). 6

Unik karena negara-negara maju proses pendidikan didesain dan

diimplementasikan agar cepat menghasilkan standar lulusan yang berkualitas dan

diakui dunia (reputasi kelas dunia) melalui seleksi mata pelajaran yang diajarkan

sesuai kebutuhan, tetapi di Indonesia proses pendidikan "sengaja diperlambat"

melalui menambah mata pelajaran tanpa jaminan standar lulusan yang berkualitas

dan diakui dunia (reputasi kelas dunia). Aneh, meskipun sistem pendidikan di

Indonesia telah "menambah waktu dan beban belajar", tetapi ranking pendidikan

di Indonesia adalah yang paling rendah (nomor 40) dari ranking 40 negara di

dunia, berdasarkan publikasi terbaru dari Pearson Education (2014).7

Selain itu kualitas dan kuantitas guru masih belum merata tiap daerahnya.

Perbaikan kurikulum yang dilakukan pun akan terasa tidak berefek pada kondisi

pendidikan ini jika tenaga pendidiknya masih menggunakan cara lama dalam

penyampaian materi kepada peserta didik. Terbatasnya akses pendidikan di

Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi

untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.8 Menyebabkan kedaan

pendidikan di kota-kota besar dekat dengan pemerintahan jauh lebih baik.

Hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi juga sebagai salah satu

indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami substansi

keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak

didik. Dia mencontohkan dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

guru, baru sekitar 51% yang berpendidikan S1 atau lebih, sedangkan sisanya belum

berpendidikan S1. Begitu pun dari persyaratan sertifikasi hanya 2,06 juta guru atau

sekitar 70,5% guru yang memenuhi syarat. Sedangkan 861.67 guru lainnya belum

menghasilkan manusia yang manusiawi, mengembangkan damn membentuk manusia

yang berfikir, berasa dan berkemauan untuk bertindak sesuai dengan nilai luhur

kemanusiaan.

Pragmatik, adalah pendidikan yang memandang manusia sebagai makhluk hidup

yang selalu membutuhkan sesuatu untuk melangsungkan dan mengembangkan hidupnya

baik bersifat maupun rohani. Dengan demikian, model pendidikan ini diharapkan dapat

mencetak manusia pragmatik yang sadar akan kebutuhan hidupnya dan peka terhadap

masalah sosial kemanusiaan. Serta yang berdasarkan pada budaya yang kuat yaitu

pendidikan yang tidak meninggalkan akar sejarah baik secara kemanusiaan umumnya

maupun sejarah kebudayaan suatu bangsa. Pendidikan ini diharapkan dapat membentuk

manusia yang mempunyai kepribadian, harga diri dan percaya pada diri sendiri untuk

membangun peradaban berdasarkan budaya.11

Seluruh perbaikan ada di tangan militansinya seorang guru . kata madani bukanlah

hal baru dalam dunia pendidikan tetapi pendidikan madani belum pernah terabstraksikan

dalam dunia pendidikan. Jika di sandingkan dengan kurikulum 2013, konsep madani

lebih mudah di pahami meski oleh kaum awam sekali pun. Karena kata tersebut berawal

dari suatu peradapan maju yang pernah ada dan sampai sekarang masih ada di bumi ini

yaitu madinah. Pada akhirnya pendidikan ini dapat berfungsi sebagai penghubung antara

peserta didik dengan nilai-nilai ilahiyah, pengetahuan, dan ketrampilan. Serta nilai-nilai

demokrasi dan sosial cultural berfungsi untuk memberi hubungan secara operasional

antara peserta didik dengan masyarkatnya.

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

Refrensi :

1. http://www.oecd.org/pisa

2. Mendibud, 4 Mei 2013 3. Kondisi ini diketahui dari The Learning Curve 2012 Report

www.thelearningcurve.pearson.com

4. dipuplikasi pada http://www.globalinnovationindex.org

5. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/mengapa-ujian-akhir-nasional-bocor/

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

7. http://thelearningcurve.pearson.com/2014-report-summary/.

8. http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-

pendidikan-di-indonesia.

9. Syahwal Gultom yang berada di Ambon sebagai pembicara pada Seminar

Mutu Pendidikan Nasional yang digelar Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP) 27 sept 2013

10. Kampus.okezone.com

11. Bersaing dengan lulusan dari PTAI (Mastuhu,1999:1

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SENTRA KEGIATAN ISLAM

Jln. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126,

ski.uns.ac.id, [email protected]

Biodata :

Tanggal 3 februari tahun 1995 di kota singkawang saya dilahirkan. Saya pernah

bersekolah di SDN 2 Pemuar kab. Melawi, SMP dan SMA di sintang kalbar . kini

melanjutkan pendidikan di universitas tanjungpura pontianak provinsi Kalimantan

barat mengeluti bidang ilmu pendidikan fisika pada semester lima. Pengagum

sejarah islam, menyadari betapa pentingnya membaca dan menulis bagi generasi

muslim di indonesia membuat saya aktif mengikuti berbagai perlombaan sebagai

sarana berlatih, mengaplikasikan ilmu, dan mengabdi pada negeri.

Kartu Identitas :

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya”. (At Taubah: 122)