implementasi psak no. 45 sebagai bentuk

86
IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 SEBAGAI BENTUK AKUNTABILITAS KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Suryaning Tyas Suci NIM: 11160150000085 PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: khangminh22

Post on 26-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 SEBAGAI BENTUK

AKUNTABILITAS KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN

(Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Suryaning Tyas Suci

NIM: 11160150000085

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 SEBAGAI BENTUK AKUNTABILITAS

KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN

(STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Suryaning Tyas Suci

NIM. 11160150000085

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Anissa Windarti, M.Sc. Cut Dhien Nourwahida, M.A

NIP. 19820802 201101 2 005 NIP. 19791221 200801 2 016

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk Akuntabilitas

Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” disusun oleh Suryaning Tyas

Suci, NIM. 11160150000085, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dah Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah

melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diajukan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Anissa Windarti, M.Sc. Cut Dhien Nourwahida, M.A

NIP. 19820802 201101 2 005 NIP. 19791221 200801 2 016

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripi yang berjudul “Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk

Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada Madrasah

Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” disusun oleh

Suryaning Tyas Suci, NIM. 11160150000085, diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus

dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 3 Juni 2021 di hadapan dewan penguji.

Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Tadris

Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Ekonomi.

iv

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

“Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk Akuntabilitas Keuangan

Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang disusun oleh Suryaning Tyas Suci,

NIM. 11160150000085, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 26 April 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Anissa Windarti, M.Sc. Cut Dhien Nourwahida, M.A

NIP. 19820802 201101 2 005 NIP. 19791221 200801 2 016

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Suryaning Tyas Suci

Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 10 September 1996

NIM : 11160150000085

Jurusan/Prodi : Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk

Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan

(Studi Kasus pada Madrasah Aliyah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dosen Pembimbing : 1. Anissa Windarti, M.Sc

2. Cut Dhien Nourwahida, M.A

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 26 April 2021

Mahasiswa Ybs.

Suryaning Tyas Suci

NIM. 11160150000085

vi

ABSTRAK

Suryaning Tyas Suci (11160150000085), Program Studi Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi “Implementasi PSAK No. 45

Sebagai Bentuk Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus

Pada MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.

Masih banyaknya pengurus keuangan organisasi nirlaba yang belum menggunakan

PSAK No. 45 sebagai pedoman pencatatan laporan keuangan dapat menimbulkan

ketidakpercayaan terkait akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui implementasi PSAK No. 45 sebagai bentuk

akuntabilitas keuangan pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber

data pada penelitian ini diperoleh dari dua golongan yang pertama yaitu pembuat

laporan keuangan dan kedua yaitu pengguna informasi laporan keuangan. Analisis

data pada penelitian ini menggunakan analisis data Miles and Huberman yang

terdiri dari empat tahap, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data atau triangulasi yang digunakan

adalah triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

implementasi PSAK No. 45 sudah dilakukan walaupun hanya sebagian saja.

Laporan keuangan yang dibuat juga sudah bisa dikatakan memiliki akuntabilitas

yang cukup baik karena sudah memenuhi syarat dari indikator akuntabilitas

keuangan yakni: integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan.

Kata Kunci: PSAK No. 45, Laporan Keuangan, Akuntabilitas Keuangan.

vii

ABSTRACT

Suryaning Tyas Suci (11160150000085), Departement of Social Sciences

Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta. Research of “Implementation of PSAK Number

45 As A Form of Financial Accountability For Educational Institutions (A Case

Study at Madrasah Aliyah Pembangunan Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta)”

There are still many financial management of non-profit organizations who have

not used PSAK No. 45 as a guideline for recording financial statements can cause

distrust regarding the financial accountability of non-profit organizations. This

study aims to determine the implementation of PSAK No. 45 as a form of financial

accountability at Madrasah Aliyah Pembangunan Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta. This study used a qualitative research approach with a

case study research design. Data collection in this study was carried out using

observation, interviews, and documentation. Sources of data in this study were

obtained from two groups, the first is financial report makers and the second is

users of financial statement information. Data analysis in this study used data

analysis by Miles and Huberman which consisted of four stages, namely: data

collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Checking

the validity of the data or triangulation used is triangulation of sources. The results

of this study indicate that the implementation of PSAK No. 45 have been done

although only partially. The financial statements made can also be said to have

fairly good accountability because they meet the requirements of the financial

accountability indicators, namely: financial integrity, disclosure, and compliance.

Keywords: PSAK No. 45, Financial Statements, Financial Accountability.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim,

Alhamdulillahi robbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi PSAK No. 45

Sebagai Bentuk Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada

Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Shalawat serta

salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi

Wassalam, beserta sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali berbagai pihak yang membantu,

mendukung, dan membimbing penulis dalam penulisannya. Sehingga dalam

kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua terkasih, Bapak Untung Tarkono dan Alm. Ibu Winarti, terima

kasih sebesar-besarnya atas semua pengorbanan dan kesabaran. Terima kasih

juga atas limpahan kasih sayang, perhatian, doa, dan dukungan baik moril dan

materil yang telah diberikan kepada penulis.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran staffnya.

3. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Tadris

Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix

6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan waktu, arahan, bimbingan, dan motivasi pada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.Ibu Cut Dhien Nourwahidah, M.A., selaku Dosen

Pembimbing II yang selalu memberikan waktu, arahan, bimbingan, dan

motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Zaharah, M.Ed., selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu

memberikan waktu dan nasihat pada penulis.

8. Bapak Drs. Rusli Ishaq, M.Pd., selaku Dosen Program Studi Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga

penulis dapat melakukan penelitian.

9. Seluruh Dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis

10. Kakak-kakak tersayang, Wendi Setiarini, Adita Tarkono Putra, dan Yeni

Seriartini yang selalu menemani dan juga memberikan bimbingan serta

semangatnya kepada penulis dalam menyelesaikan proses skripsi.

11. Narasumber penelitian di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan waktunya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

12. Rida Nur Afiyah, Yeni Mu’alviani, dan Andini Dwi Rahayu yang selalu

memberikan ide dikala penat dan memberikan motivasi dikala

membutuhkannya.

13. Sahabat tersayang (Novhi Soviah Asih, Iswatun Chasanah, Rizkiyana Syabania,

Nurkholifah, Ayu Citra Dewi, Julaiha Hasanah, Reni Risnawati, Uun Unwanah,

Indriyani Nuraulia Ma’rifah, Aning Rohyani, Putri Zahari, Feni Nabila Ihsan,

Jelita Nissa, Siti Mutia Nur Falah, Tania Dea Eka Putri, Meirisya Nabila, Dea

Raudia, Inkha Noviana Sari, Lia Apriani, dan Sinta Dyah Apriliani). Terima

kasih atas bantuan, masukan, dan dukungannya, serta pengalaman-pengalaman

yang tidak dapat penulis lupakan.

x

14. Sahabat-sahabat penulis di Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

angkatan 2016 terutama konsentrasi ekonomi yang saling memberikan motivasi

selama masa perkuliahan.Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu, yang telah membantu hingga tersusunnya skripsi ini.

Semoga mereka yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan mendapat

balasan kebaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan

kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi siapa yang membaca.

Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta, 26 April 2021

Penulis,

Suryaning Tyas Suci

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Batasan Masalah........................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 8

A. Kajian Teori ................................................................................................. 8

1. Signaling Theory................................................................................. 23

2. Akuntansi .............................................................................................. 8

3. Akuntabilitas ....................................................................................... 19

4. Organisasi Nirlaba .............................................................................. 23

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 26

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 38

xii

BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 411

Tempat Penelitian....................................................................................... 41

2. Waktu Penelitian ........................................................................................ 41

B. Metode Penelitian....................................................................................... 43

C. Fokus Penelitian ......................................................................................... 44

D. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 44

E. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 45

F. Metode Analisis ......................................................................................... 57

G. Uji Validitas dan Keabsahan Data ............................................................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 61

A. Deskripsi Data ............................................................................................ 61

1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 61

2. Informasi Narasumber ........................................................................ 62

3. Hasil Penelitian ................................................................................... 64

B. Pembahasan ................................................................................................ 86

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 96

A. Kesimpulan ................................................................................................ 96

B. Implikasi ..................................................................................................... 96

C. Saran ........................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98

LAMPIRAN ....................................................................................................... 103

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Organisasi Bisnis/Perusahaan dengan

Organisasi Publik serta Organisasi Nirlaba........................................................... 24

Tabel 2. 2 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 34

Tabel 3. 1 Agenda Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 42

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Observasi .............................................................................. 46

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Wawancara ........................................................................... 48

Tabel 3. 4 Pedoman Dokumentasi ........................................................................ 56

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba ........................... 14

Gambar 2. 2 Contoh Laporan Aktivitas Entitas Nirlaba ....................................... 16

Gambar 2. 3 Contoh Lanjutan Laporan Aktivitas Entitas Nirlaba ........................ 16

Gambar 2. 4 Contoh Laporan Arus Kas Entitas Nirlaba ....................................... 18

Gambar 2. 5 Contoh Lanjutan Laporan Arus Kas Entitas Nirlaba ....................... 18

Gambar 2. 6 Kerangka Berpikir ............................................................................ 40

Gambar 3. 1 Peta lokasi Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

............................................................................................................................... 41

Gambar 4.1 Bagan Proses Pengungkapan Laporan Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................... 80

Gambar 4. 2 Bagan Proses Pengawasan Laporan Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................... 85

Gambar 4. 3 Bagan Penyusunan Laporan Keuangan Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................................................... 90

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Obsevasi

Lampiran 2 Hasil Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Bagian Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5 Pedoman Wawancara KASUBAG Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Komite Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Bagian Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bapak M. Aghil

Hanafi)

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Bagian Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ibu Puspita

Anggaini)

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bapak Zakariya)

Lampiran 10 Transkrip Wawancara KASUBAG Keuangan Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bapak

Maradona)

Lampiran 11 Transkrip Wawancara Ketua Umum Komite Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ibu Silvia

Wahyuni)

Lampiran 12 Transkrip Wawancara Ketua Komite Unit Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ibu Yanny

Tirtaatmadja)

xvi

Lampiran 13 Transkrip Wawancara Anggota Komite Unit Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ibu Laksmi

Dewi Wulandari)

Lampiran 14 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 15 Hasil Dokumentasi

Lampiran 16 Lembar Uji Referensi

Lampiran 17 Surat-Surat

Lampiran 18 Biografi Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini organisasi memiliki berbagai macam jenis mulai dari

organisasi bisnis, sosial, agama, pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam

pengertiannya organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas

kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok

orang untuk mencapai suatu tujuan.1 Berdasarkan tujuannya, organisasi dibagi

menjadi dua. Pertama, organisasi yang bertujuan mencari keuntungan atau

profit oriented dan kedua, yaitu organisasi yang bertujuan tidak mencari

keuntungan atau non-profit oriented.2

Organisasi non-profit oriented biasa disebut dengan organisasi nirlaba.

Organisasi nirlaba ini merupakan organisasi yang melayani dalam tujuan

tertentu dan tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan atau laba.3 Hal ini

karena organisasi nirlaba lebih diperuntukkan untuk mendukung suatu isu atau

perihal dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil.

Organisasi nirlaba meliputi organisasi pada bidang keagamaan, sekolah negeri,

derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan

masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan,

serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, beberapa petugas

pemerintah, serta yayasan pendidikan.4

Meskipun telah banyak organisasi nirlaba yang berkembang di

Indonesia, tetapi masih banyak organisasi nirlaba yang kurang memahami

1 Arif yusuf Hamali dan Eka Sari Budihastuti, Pemahaman Praktis Administrasi,

Organisasi, dan Manajemen Strategi Mengelola Kelangsungan Hidup Organisasi (Jakarta: Prenada

Media, 2019), h.10. 2 Ibid., h. 32. 3 Jeff Madura, Pengantar Bisnis, 4th ed. (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 10. 4 Mardiana Andarwati, “Desain Sistem Informasi Dan Laporan Keuangan Pada Organisasi

Nirlaba,” Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika 2, no. 1 (May 15, 2016): h. 22.

2

bagaimana penyusunan laporan keuangannya. Hal ini terlihat dari

menggunakan pencatatan tradisional yaitu pencatatan pemasukan dan

pengeluaran kas saja.5 Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 dimana

PSAK No.45 ditujukan sebagai pedoman pembuatan laporan keuangan bagi

organisasi nirlaba.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 berbeda

dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP). PSAK No. 45 dibuat dengan tujuan untuk mengatur pelaporan

keuangan entitas nirlaba, sedangkan SAK ETAP digunakan untuk mengatur

pelaporan keuangan perusahaan kecil dan menengah. Dari segi laporan

keuangannya pun terdapat perbedaan. Laporan keuangan pada PSAK No. 45

terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan

aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, sedangkan

laporan keuangan SAK ETAP terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan

adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat

lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang

tinggi.6

Walaupun telah memiliki acuan yang jelas mengenai penyusunan

laporan keuangan organisasi nirlaba, tetapi masih banyak organisasi nirlaba

yang belum menggunakan PSAK No. 45 sebagai pedoman pelaporan

keuangannya. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang relevan bahwa pada

penelitian tersebut belum menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK

No. 45. Hal ini karena kurangnya pengetahuan untuk menyusun laporan

5 Endra Julianto, dkk (2017) di Yayasan Al Ma'ruf Samarinda, Aldiansyah, dkk (2017) di

MI Baitul Makmur Kota Mobagu, Dwi Ayu N, dkk (2019) di SMP Islam Nurul Ulum Jember, Evi

Laffatul Hikmah (2018) di SMK Muhammadiyah 1 Genteng, Nefi Siti Nurrahmah, dkk (2019) di

SMP Hikmah Teladan Bandung, dan Ignasius Rian Gultom (2015) di Kantor Sinode GMIM. 6 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pelaporan Kuangan Entitas Nirlaba Revisi 2011 (Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011), h. 2.

3

keuangan PSAK No.45 yang akhirnya hanya membuat laporan keuangan

sebatas pemasukan dan pengeluaran kas. 7

Belum sesuainya laporan keuangan organisasi nirlaba dengan PSAK

No. 45 dapat menimbulkan ketidakpercayaan terkait akuntabilitas dan

transparasi keuangan yang ada di organisasi tersebut. Di tahun 2019 sendiri

terdapat banyak kasus korupsi terkait dengan aliran dana yang tidak jelas di

yayasan pendidikan. Salah satu contohnya yaitu seorang kepala sekolah SMP

di Neglasari Kota Tangerang dipecat sepihak oleh yayasan karena yang

bersangkutan ingin mengetahui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Seharusnya sebagai kepala

sekolah tentunya memiliki hak untuk mengawasi dana BOS dan BOP.8 Dari

kasus tersebut pihak yayasan telah melanggar akuntabilitas laporan keuangan

dalam bentuk integritas keuangan. Seharusnya laporan keuangan harus

menampilkan suatu kondisi yang sebenarnya tanpa ada yang di tutup-tutupi

(transparan).

Dengan adanya standar PSAK No. 45 diharapkan dapat menciptakan

transparasi dan akuntabilitas yang baik karena laporan keuangannya dapat

disajikan secara relevan dan mudah dipahami. Bagi para donatur dapat melihat

bentuk sumberdaya yang telah diberikan, dipergunakan, serta

dipertanggungjawabkan dengan lebih baik karena didalamnya telah dijelaskan

berbagai rincian yang dikelompokkan dengan baik.9

Akuntabilitas sendiri sebenarnya timbul karena adanya hubungan antara

manajemen (agent) dengan pemilik (principal) sehingga muncul hubungan

7 Endra Julianto, dkk (2017) di Yayasan Al Ma'ruf Samarinda, Aldiansyah, dkk (2017) di

MI Baitul Makmur Kota Mobagu, Dwi Ayu N, dkk (2019) di SMP Islam Nurul Ulum Jember, Evi

Laffatul Hikmah (2018) di SMK Muhammadiyah 1 Genteng, Nefi Siti Nurrahmah, dkk (2019) di

SMP Hikmah Teladan Bandung, dan Ignasius Rian Gultom (2015) di Kantor Sinode GMIM. 8 “Dipecat Sepihak Oleh Yayasan karena Kepengin Tahu Penggunaan Dana BOS/BOP,

Kepsek SMP buat Aduan,” Warta Kota, diakses pada 16 Juli 2020,

https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/01/dipecat-sepihak-oleh-yayasan-karena-kepengin-

tahu-penggunaan-dana-bosbop-kepsek-smp-buat-aduan. 9 Sarwenda Biduri, Ruci Arizanda Rahayu, and Ilmiatul Mukarromah, “Implementasi

PSAK No. 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan Pondok Pesantren Demi Terciptanya

Transparasi dan Akuntabilitas,” Seminar Nasional dan The 6th Call For Syariah Paper (SANCALL)

Juli 2019, h. 233.

4

yang dinamis berupa agent-principal relationship.10 Hubungan yang dimaksud

disini yaitu adanya pemberian wewenang penuh dari pemilik kepada pihak

manajemen untuk melakukan kegiatan operasi organisasi. Dengan adanya

wewenang tersebut maka pihak manajemen harus memberikan

pertanggungjawaban kepada pemilik terkait aktivitas yang dilakukan organisasi

tersebut.

Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (MP UIN)

merupakan salah satu bagian dari organisasi nirlaba yang bergerak pada bidang

Pendidikan. Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari

keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari para

tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.11 Sampai

dengan saat ini, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah menaungi empat

jenjang pendidikan, yakni jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

Dalam fokus penelitian ini ditujukan pada laporan keuangan yang dibuat oleh

Madrasah Aliyah Pembangungan UIN Jakarta.

Tidak seperti yang terdapat pada lokasi penelitan Endra Julianto, dkk

(2017), Aldiansyah, dkk (2017), Dwi Ayu N, dkk (2019, Evi Laffatul Hikmah

(2018), Nefi Siti Nurrahmah, dkk (2019), dan Ignasius Rian Gultom (2015),

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah menggunakan PSAK No.45 sebagai

pedoman penulisan laporan keuangannya.12 Dengan adanya laporan menurut

PSAK No. 45 ini berarti Madrasah Pembangunan UIN Jakarta setidaknya telah

memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi akuntabilitas keuangan yang di

jelaskan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yaitu mengenai pengungkapan karena

dalam pengungkapan laporan keuangan mewajibkan agar laporan keuangan

10 Rifqi Muhammad, “Akuntabilitas Keuangan pada Organisasi Pengelola Zakat (Opz) di

Daerah Istimewa Yogyakarta,” Journal of Accounting and Investment 7, no. 1, January 25, 2006, h.

36. 11 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, “Sejarah Singkat”, diakses dari

https://www.mpuin-jkt.sch.id/profil, pada tanggal 16 Februari 2020, pukul 17.40 WIB 12 Hasil Wawancara dengan Bapak Maradona, Bapak Muhammad Aghil Hanafi, dan Ibu

Puspita Anggraini Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5

didesain dan disajikan sebagai gambaran atau kenyataan dari segala proses

kejadian atau aktifitas organisasi untuk suatu periode yang berisi suatu

informasi.

Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat

bagaimana penerapan PSAK No. 45 pada laporan keuangan di Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Jakarta dan bagaimana akuntabilitas laporan keuangan di

Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba membuat penelitian

yang berjudul “Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk Akuntabilitas

Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Masih banyak organisasi nirlaba yang belum menggunakan PSAK No. 45

sebagai pedoman pelaporan keuangannya.

2. Sektor nirlaba kurang memahami penyusunan laporan keuangannya.

3. Pengelola keuangan organisasi nirlaba masih belum mengenal PSAK

No.45.

4. Belum sesuainya laporan keuangan organisasi nirlaba dengan PSAK No. 45

dapat menimbulkan ketidakpercayaan terkait akuntabilitas keuangan

organisasi nirlaba.

C. Batasan Masalah

Masalah yang telah diidentifikasi masih luas, sehingga diperlukan

pembatasan masalah agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat lebih fokus

untuk dilakukan. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah pada:

1. Pengelola keuangan organisasi nirlaba masih belum mengenal PSAK No.

45

6

2. Belum sesuainya laporan keuangan organisasi nirlaba dengan PSAK No. 45

dapat menimbulkan ketidakpercayaan terkait akuntabilitas keuangan

organisasi nirlaba.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan batasan masalah yang telah dijelaskan diatas maka

rumusan masalah yang akan diteliti adalah "Bagaimana implementasi PSAK

No. 45 sebagai bentuk akuntabilitas keuangan pada Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti

melalui kegiatan penelitian.13 Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian adalah “Untuk mengetahui implementasi PSAK No. 45 sebagai

bentuk akuntabilitas keuangan pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dengan diadakannya penelitian ini

adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai ekonomi akuntansi khususnya pada Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 dan berguna bagi penelitian

selanjutnya terkait dengan Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk

Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pemberian

13 Widodo, Metodelogi Penelitian Populer & Praktis, (Depok, Raja Grafindo, 2017), h. 35.

7

informasi mengenai Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 45 dan

akuntabilitas keuangan.

b. Stakeholder

Penelitian ini diharapkan dapat membantu stakeholder dalam

meningkatkan kepercayaannya terhadap Madrasah Aliyah

Pembangungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena telah memiliki

laporan keuangan yang akuntibel dan transparan.

c. Bagi Organisasi Nirlaba

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam

pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi (PSAK) No. 45 dan akuntabilitas keuangan.

d. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

pertimbangan dalam pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai

pengaplikasian laporan keuangan menurut PSAK No. 45 serta dapat

mengetahui bagaimana akuntabilitas keuangan pada organisasi nirlaba

dalam hal ini akuntabilitas yang terdapat pada Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Akuntansi memiliki banyak pengertian diantaranya yaitu

sebagai berikut:

a. Menurut American Institute of Certified Public Accountants

(AICPA), akuntansi merupakan seni pencatatan, pengklasifikasian,

dan pengikhtisaran transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang

bersifat finansial yang dinyatakan dalam satuan mata uang.

b. Sedangkan, menurut American Accounting Association akuntansi

adalah proses identifikasi untuk memungkinkan adanya penilaian

dan pengambilan keputusanyang tegas dan jelas bagi mereka yang

menggunakan informasi tersebut.

c. Menurut Haryono Yusup, akuntansi merupakan proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan pelaporan data-data keuangan

dalam suatu organisasi.

d. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran,

dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa,

sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar yang diakui umum.

1

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan dengan cara

menggolongkan atau mengidentifikasi data-data keuangan yang

kemudian dilaporkan pada suatu organisasi dengan standar yang diakui

secara umum.

b. Kegunaan Akuntansi

1 Syaiful Bahri, Pengantar Akuntansi (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2016), h. 2.

9

Berdasarkan pengertian akuntansi, akuntansi memiliki beberapa

kegunaan, antara lain sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi ekonomis untuk pengambilan keputusan

investasi.

2) Media komunikasi bisnis para stakeholders.

3) Bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada

pemilik perusahaan.

4) Gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode

berikutnya.2

c. Pemakai Informasi Akuntansi

Kegiatan akuntansi yang dijalankan oleh entitas pada akhir

periode akan menghasilkan produk berupa informasi ekonomi yang

berwujud Laporan Keuangan.3 Oleh karena itu informasi ekonomi yang

dihasilkan dari pencatatan akuntansi sangat dibutuhkan baik dari pihak

manajemen entitas itu sendiri maupun pihak luar entitas.

Berikut ini merupakan pihak pemakai informasi akuntansi

adalah:

1) Investor, penanam modal, penasihat dan pemegang saham

membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli,

menahan, maupun menjual investasinya serta untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2) Karyawan membutuhkan informasi keuangan mengenai stabilitas

dan profitabilitas perusahaan, dan untuk menilai kemampuan

perusahaan.

3) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan untuk

memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada

jatuh tempo atau tidak.

2 Agie Hanggara, Pengantar Akuntansi (Surabaya: Jakad Media Publishing, 2019), h. 1. 3 Sochib, Buku Ajar Pengantar Akuntansi (Deepublish, 2018), h. 8.

10

4) Pemasok dan kreditur usaha lainnya, informasi keuangan digunakan

untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan dibayar pada saat

jatuh tempo.

5) Pelanggan, informasi keuangan digunakan untuk menilai

kelangsungan hidup perusahaan.

6) Pemerintah, menggunakan informasi keuangan untuk mengatur

aktivitas perusahaan, menerapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar

untuk menyusun statistic pendapatan nasional.

7) Masyarakat, informasi keuangan digunakan untuk membantu

masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan. 4

Dalam sektor pendidikan, akuntansi memiliki peran dan fungsi

sebagai penyedia informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

ekonomi pada lembaga pendidikan. Berikut ini merupakan beberapa

pihak pengguna informasi akuntansi dalam sektor pendidikan:

1) Kepala Sekolah, menggunakan akuntansi untuk Menyusun

perencanaan sekolah, mengevaluasi kemajuan yang dicapai, dan

melakukan koreksi yang perlu dilakukan.

2) Guru dan Karyawan, menggunakan akuntansi sebagai informasi

untuk mengetahui kemampuan sekolah dalam memberikan balas

jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja.

3) Orangtua Siswa, menggunakan akuntansi sebagai informasi untuk

mengetahui kemampuan sekolah dalam penyediaan layanan

pendidikan.

4) Pemerintah, menggunakan akuntansi sebagai informasi untuk

mengatur aktivitas sekolah, menerapkan kebijakan anggaran, dan

sebagai dasar penyusunan anggaran sekolah untuk tahun berikutnya.

4 Syaiful Bahri, op.cit., h. 2.

11

5) Masyarakat, menggunakan akuntansi sebagai informasi untuk

mengetahui pengelolaan keuangan dan rangkaian kegiatan sekolah.5

d. Syarat-Syarat Laporan Keuangan

Dalam akuntansi, laporan keuangan merupakan sebuah wujud

dari informasi yang telah diproses dalam kegiatan akuntansi dimana

informasi tersebut berupa informasi keuangan perusahaan. Dalam

menyusun laporan keuangan haruslah memperhatikan syarat-syarat

yang telah ditentukan. Syarat laporan keuangan digolongkan menjadi

dua bagian yaitu sebagai berikut:

1) Syarat Umum (Kuantitatif)

Syarat umum atau syarat kuantitatif laporan keuangan yang

sesuai dengan standar akuntansi adalah informasi keuangan harus

bisa dipercaya dan lengkap yang mencakup harta, utang, modal,

kewajiban, pendapatan, dan beban perusahaan. Informasi yang di

peroleh berisi tentang kebijakan akuntansi, harta dan keuntungan

perusahaan yang sangat berguna bagi perusahaan dalam

pengambilan keputusan.

2) Syarat Khusus (Kualitatif)

Syarat khusus atau syarat kualitatif laporan keuangan

merupakan syarat-syarat yang terdiri dari beberapa poin yakni:

(a) Laporan Keuangan harus sesuai dan relevan dengan tujuan

perusahaan.

(b) Laporan Keuangan harus jelas dan mudah untuk di mengerti.

(c) Laporan Keuangan harus sesuai dengan ukuran yang seragam

dan daya uji kebenaran

(d) Laporan keuangan harus netral dan lengkap sebagai data

Akuntansi

5 Nefi Siti Nurrahmah, Ia Kurnia, and Abin Suarsa, “Penerapan PSAK No.45 Dalam

Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada SMP Hikmah Teladan

Bandung,” Jurnal SEMAR : Sain Ekonomi Manajemen & Akuntansi Riviu 1, no. 3 (December 4,

2019), h. 4.

12

(e) Laporan Keuangan harus tepat waktu

(f) Laporan Keuangan harus memiliki daya banding6

e. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Di Indonesia standar akuntansi keuangan diatur oleh Dewan

Standar Akuntansi Keuangan yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

Standar akuntansi keuangan sendiri memiliki beberapa standar yang

berlaku secara umum dan dipraktikkan secara universal dimana standar-

standar ini mengatur bagaimana peristiwa-peristiwa ekonomi

dilaporkan.7 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sendiri berisi tentang

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi

Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang disusun oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK).

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti tenatang Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 mengenai standar khusus

akuntansi keuangan untuk organisasi nirlaba.

f. Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

merupakan standar khusus untuk organisasi nirlaba. Di Indonesia

sendiri penggunaan PSAK No. 45 sudah diberlakukan sejak 23

Desember 1997. PSAK No. 45 ini dibuat karena terdapat perbedaan

karakteristik antara organisasi nirlaba dengan organisasi bisnis yang

berorientasi untuk mendapatkan laba. Pada organisasi nirlaba sumber

daya diperoleh dari sumbangan baik dari para anggota maupun

penyumbang lain dimana mereka tidak mengharapkan imbalan apapun

dari organisasi yang bersangkutan.

PSAK No. 45 sendiri memiliki tujuan untuk mengatur pelaporan

keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan

6 Book Of Accounting, “Syarat-Syarat Akuntansi Keuangan | Software Akuntansi,” August

29, 2017, https://www.bookofaccounting.com/syarat-syarat-akuntansi-keuangan/. Diakses pada 21

Januari 2021 7 Ibid., h. 2.

13

laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki

relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.8

Pada PSAK 45 mengatur mengenai laporan keuangan bagi

organisasi nirlaba. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba

menurut PSAK 45 yaitu menyediakan informasi yang relevan untuk

memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba,

kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas

nirlaba.9 Pada prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari

penerimaan kas, pengeluasan kas, pembelian, penjualan produk/jasa,

penyusutan, dan transaksi reguler lainnya tidak ada perbedaan dengan

organisasi bisnis. Namun, yang membuat berbeda adalah organisasi

nirlaba tidak ada pihak yang menjadi pemilik, sehingga tidak ada

transaksi yang berhubungan dengan penjualan/perubahan kepemilikan,

atau tidak adanya alokasi dana/sumber daya hasil likuidasi (pembubaran

organisasi) kepada orang-orang tertentu.10 Laporan keuangan organisasi

nirlaba meliputi:

1) Laporan Posisi Keuangan

Laporan keuangan pertama yang harus dibuat oleh

organisasi nirlaba adalah laporan posisi keuangan. Tujuan laporan

posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai

aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di

antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

Dalam pencatatan laporan posisi keuangan organisasi nirlaba

sebenarnya sama dengan pencatatan laporan posisi keuangan

organisasi laba. Perbedaannya hanya terletak pada nama akun.

Biasanya pada organisasi yang berorientasi terhadap laba terdapat

goodwill pada laporan posisi keuangan. Goodwill sendiri memiliki

8 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Revisi 2010 (Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2010), 2. 9 Ibid., h.4 10 Dedhy Sulistiawan, Akuntansi Nirlaba Menggunakan Accurate (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2007), h. 4.

14

pengertian sebagai salah satu bagian aktiva dalam neraca yang

mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan

perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar.

Dalam pencatatannya, laporan posisi keuangan dilakukan

dengan cara mengklasifikasikan aset dan liabilitas serta

mengklasifikasikan aset neto terikat dan tidak terikat. Untuk

mencatat aset dan liabilitas harus berdasarkan urutan likuiditas

berdasarkan tanggal jatuh tempo; mengelompokkan aset ke dalam

lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan

jangka panjang; serta mengungkapkan informasi mengenai

likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk

pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

Untuk mencatat aset neto terikat atau tidak terikat dapat disajikan

dengan menjumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan

ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara

permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Gambar 2. 1 Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba

15

2) Laporan Aktivitas

Perbedaan yang sangat mendasar dari laporan keuangan

organisasi nirlaba dengan organisasi laba yaitu adanya laporan

aktivitas pada organisasi nirlaba. Dalam laporan keuangan bisnis,

laporan ini memiliki karakteristik yang sama dengan kombinasi

antara laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi.11 Tujuan

utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai

pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan

sifat aset neto, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan

bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai

program atau jasa.

Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama

dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya,

dapat membantu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditur

dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,

menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan

memberikan jasa, serta menilai pelaksanaan tanggung jawab dan

kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara

keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama

suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin

pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

11 Ibid., h. 6

16

Gambar 2. 2 Contoh Laporan Aktivitas Entitas Nirlaba

Gambar 2. 3 Contoh Lanjutan Laporan Aktivitas Entitas

Nirlaba

3) Laporan Arus Kas

Laporan yang harus dibuat oleh organisasi nirlaba

selanjutnya adalah laporan arus kas. Tujuan dibuatnya laporan

17

aruskan adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas dalam suatu periode.

Dalam pencatatannya, laporan arus kas harus di klasifikasi

antara penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan arus kas sendiri

disajikan sesuai PSAK 2 (revisi 2009), dengan tambahan sebagai

berikut:

(a) Aktivitas pendanaan

(i) penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya

dibatasi untuk jangka panjang.

(ii) penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi

yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan,

pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan

dana abadi.

(iii)bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk

jangka panjang.

(b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan

pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aset

investasi.

18

Gambar 2. 4 Contoh Laporan Arus Kas Entitas Nirlaba

Gambar 2. 5 Contoh Lanjutan Laporan Arus Kas Entitas

Nirlaba

19

4) Catatan Atas Laporan Keuangan

Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas

laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai: (a)

jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba; (b)

pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai

dan sifat aset neto (c) jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar

sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya; (d) cara

entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh

pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh

pada likuiditasnya; (e) usaha jasa entitas nirlaba. 12

2. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris

accountability yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk

dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta

pertanggunganjawab.13 Selain pengertian tersebut, terdapat beberapa

pengertian lain mengenai akuntabilitas menurut para ahli, yaitu sebagai

berikut:

1) Menurut J.B. Ghartey, akuntabilitas ditunjukkan untuk mencari

jawaaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan

apa, siapa, kepada siapa, milik siapa yang mana dan bagaimana.14

2) Ledvina V. Carino mengemukakan bahwa akuntabilitas adalah suatu

evolusi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang petugas

baik masih berada pada jalur otoritasnya atau sudah berada jauh di

luar tanggung jawab dan kewenangannya.15

12 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pelaporan Kuangan Entitas Nirlaba Revisi 2011, (Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia), h. 5-30. 13 John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, (London:

Cornell University Press, 1975), h. 7 14 LAN dan BPKP, Akuntabilitas Dan Good Governance Modul 1 Dari 5 Modul Sosialisasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), vol. 1 (Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara, 2000), h. 21. 15 Ibid., h. 22

20

3) Menurut Syahruddin Rasul, akuntabilitas adalah kemampuan

memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan

seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam suatu

organisasi.16

4) Menurut Mahmudi, Akuntabilitas publik adalah kewajiban agen

(pemerintah) untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan

mengungkapan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan

penggunaan sumber daya daya publik kepada pemberi mandat

(prinsipal)17

Dari pengertian di atas, maka akuntabilitas adalah sebuah

pertanggungjawaban mengenai kegiatan yang dilakukan terhadap

masyarakat luas atau dalam suatu organisasi.

b. Tingkatan Akuntabilitas

Berikut ini merupakan tingkatan akuntabilitas, yaitu:

1) Akuntabilitas Personal. Akuntabilitas berkaitan dengan diri sendiri.

2) Akuntabilitas Individu. Akuntabilitas yang berkaitan dengan suatu

pelaksanaan.

3) Akuntabilitas Tim. Akuntabilitas yang dibagi dalam kerja kelompok

atau tim.

4) Akuntabilitas Organisasi. Akuntabilitas Internal dan Eksternal

didalam organisasi.

5) Akuntabilitas Stakeholders. Akuntabilitas yang terpisah antara

stakeholders dan organisasi.18

c. Jenis-Jenis Akuntabilitas

Dalam akuntabilitas, terdapat berbagai macam jenis. Hal ini

terjadi karena banyak ahli yang memiliki cara pandang berbeda dalam

menjeniskan akuntabilitas.

16 Syahruddin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam

Perspektif UU NO. 17/2003 Tentang Keuangan Negara (Jakarta: Perum. Percetakan Negara, 2003),

h. 8. 17 Mahmudi, Akuntansi Sektor Publik Edisi Revisi (Yogyakarta: UII Press, 2016), h. 18. 18Muchlisin Riadi, “Teori Akuntabilitas,” diakses pada 31 Januari 2020,

https://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-akuntabilitas.html.

21

Menurut Sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal, akuntabilitas

sebetulnya merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia

meliputi:

1) Akuntabilitas Intern Seseorang, yang merupakan

pertanggungjawaban orang tersebut kepada tuhannya.

2) Ekstern Seseorang, yang berarti akuntabilitas orang tersebut kepada

lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-bawahan) maupun

lingkungan masyarakat.19

Menurut Mardiasmo, akuntabilitas terdiri atas dua macam, yaitu:

1) Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability), yang merupakan

pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang

lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas)

kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah

kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR.

2) Akuntabilitas Horisontal (horizontal accountability), yang berarti

pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.20

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan

Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akuntabilitas dibagi

menjadi tiga bagian yaitu akuntabilitas keuangan, akuntabilitas manfaat

dan akuntabilitas prosedural.

1) Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban

mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran

pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan yang disajikan

dan peraturan perundangan yang berlaku mencakup penerimaan,

penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi.

Indikator dari akuntabilitas keuangan yaitu:

19 LAN dan BPKP, op.cit, h. 24-25. 20 Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik (Yogyakarta: ANDI, 2002), 21.

22

(a) Integritas keuangan. Laporan keuangan yang menampilkan

suatu kondisi yang sebenarnya tanpa ada yang di tutup-

tutupi.

(b) Pengungkapan. Konsep pengungkapan mewajibkan agar

laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai gambaran

atau kenyataan dari segala proses kejadian atau aktifitas

organisasi untuk suatu periode yang berisi suatu informasi.

Dengan melakukan pencatatan terhadap semua transaksi

akan lebih mudah mempertanggungjawabkannya.

(c) Ketaatan. Ketaatan terhadap peraturan dalam proses

pencatatan keuangan dengan menggunakan prinsip

akuntansi. Prinsip umum dari akuntansi yaitu keadilan,

kebenaran dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu

transaksi dalam suatu pelaporan akuntansi dilakukan dengan

benar, jelas, informatif, menyeluruh, ditunjukan kepada

semua pihak dan tidak terdapat unsur manipulasi.21

2) Akuntabilitas Manfaat

Akuntabilitas manfaat (efektifitas) memberi perhatian

kepada hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah. Dalam hal ini,

seluuruh apparat pemerintah dipandang berkemampuan menjawab

pencapaian tujuan (dengan memperhatikan biaya dan manfaat) dan

tidak hanya sekedar kepatuhan terhadap kebutuhan birokrasi atau

prosedur.

3) Akuntabilitas Prosedural

Akuntabilitas prosedural merupakan pertanggungjawaban

mengenai apakah suatu prosedur penetapan dan pelaksanaan suatu

kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika,

21 Welem Aliando Takasihaeng, Novie Pioh, and Welly Waworundeng, “Akuntabilitas

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Dalam Pembangunan Tahun 2017 di Desa

Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe,” Jurnal Eksekutif 3, no. 3

(December 28, 2019), h. 4.

23

kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis untuk

mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan. 22

3. Signaling Theory

Dalam ilmu manajemen terdapat teori sinyal (signaling theory) yang

digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan

dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif

kepada pemakainya.23 Secara umum, sinyal diartikan sebagai isyarat yang

dilakukan oleh perusahaan kepada investor. Sinyal tersebut dapat berwujud

dalam berbagai bentuk, baik yang langsung dapat diamati maupun yang

harus dilakukan penelaahan lebih mandalam untuk dapat mengetahuinya.24

Prinsip dari signaling theory adalah setiap tindakan mengandung

informasi karena adanya kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi

yang lebih banyak dari pada pihak lain yang sering disebut sebagai asimetri

informasi.25 Tujuan dari signaling theory ini kemungkinan dapat membawa

dampak yang baik bagi pemakai laporan keuangan. Manajer berupaya untuk

menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa

yang akan datang. Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitannya

dengan keputusan yang berhubungan dengan aktivitas investasi maupun

operasi perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih

baik mengenai prospek perusahaan masa datang. Oleh karena itu, manajer

dapat mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan

kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainya.26

22 LAN dan BPKP, op.cit, h. 28-29. 23 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba (Teori & Model Empiris) (Jakarta: Grasindo, 2008),

57. 24 Fenty Fauziah, Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan: Teori dan

Kajian Empiris (Samarinda: Pustaka Horizon, 2017), h. 11. 25 Hendrik Prasetyo, R. Anastasia Endang Susilawati, and Ati Retna Sari, “Stock split

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Riset

Mahasiswa Akuntansi 4, no. 1 (April 2, 2016): h. 2. 26 Hesty Setyaningsih, “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap

Konservatisme Akuntansi,” Journal of Accounting and Investment 9, no. 1 (February 11, 2016): h.

94.

24

4. Organisasi Nirlaba

a. Pengertian Organisasi Nirlaba

Tidak semua bisnis diciptakan untuk menghasilkan laba.

Organisasi nirlaba (non-profit organization) adalah organisasi yang

melayani tujuan tertentu dan tidak dimaksudkan untuk mencari laba.27

Organisasi nirlaba memiliki tujuan untuk mendukung suatu isu atau

persoalan ditengah-tengah masyarakat tanpa mencari keuntungan.

Berikut ini beberapa persamaan dan perbedaan antara organisasi

bisnis/perusahaan, dengan organisasi publik, maupun dengan orgaisasi

nirlaba:28

Tabel 2. 1 Persamaan dan Perbedaan Organisasi

Bisnis/Perusahaan dengan Organisasi Publik serta Organisasi

Nirlaba

Persamaan dan

Perbedaan

Organisasi Bisnis/

Perusahaan

Organisasi

Publik

Organisasi

Nirlaba

Tujuan Laba/profit dan

nilai perusahaan

Kesejahteraan

masyarakat

umum

Kesejahteraan

sosial untuk

masyarakat

spesifik sesuai

anggaran dasar

Sumber pembiayaan Pemodal Masyarakat Donasi

(Anggaran)

Laporan/tanggung

jawab

Publik atau

pemodal

Publik Publik atau

Donatur

Departemen Produksi,

pemasaran, SDM,

keuangan, dll

Mirip dengan

departemen/

kementerian

yang ada dalam

suatu negara

Mirip dengan

perusahaan

namun

disesuaikan

dengan ruang

lingkup Yayasan

27 Jeff Madura, Pengantar Bisnis, Edisi 4, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 9. 28 Dian Ari Nugroho, Pengantar Manajemen Untuk Organisasi Bisnis, Publik, dan Nirlaba,

(Malang: UB Press, 2017), h. 3-4.

25

Struktur Organisasi

Formal

Ada Ada Ada

Tugas, Peran, dan

Fungsi Anggota

Ada Ada Ada

Keberadaan Pemimpin Ada Ada Ada

b. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Beberapa karakteristik yang membedakan organisasi nirlaba

dengan organisasi laba dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tidak adanya pengukuran laba

Biaya dalam organisasi nirlaba dapat dihitung dengan

mudah layaknya seperti pada organisasi laba, sebaliknya keluaran

sulit ditentukan secara kuantitatif. Dengan demikian tidak ada

ukuran tunggal prestasi organisasi nirlaba dan hampir tidak

mungkin membandingkan organisasi terpisah secara efektif dan

realistik.

2) Tidak selalu bergantung pada kekuatan pasar

Beberapa organisasi nirlaba juga mendapatkan seluruh atau

sebagian besar sumber dananya dari penjualan, misalnya sebagian

besar rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi swasta yang

tergantung terutama pada uang kuliah, termasuk juga organisasi riset

yang sumber dananya berasal dari kontrak dengan proyek proyek

tertentu. Organisasi laba semacam ini dikatakan sebagai organisasi

yang didukung klien, dimana dalam mempertimbangkan kekuatan

pasar sama keberadaannya dengan organisasi komersial. Berbeda

dengan organisasi nirlaba yang dananya berasal dari dukungan dana

diluar pendapatan dari jasa yang mereka berikan. Organisasi ini

dinamakan organisasi yang didukung dana masyarakat.

3) Ketiadaan komparatif pertanggungjawaban

Mengingat sifat organisasi nirlaba yang tanpa kepemilikan

seperti layaknya pada organisasi komersial maka pertanggung

jawaban operasional kemungkinan tidak seakurat pada organisasi

26

komersial. Selain itu dengan sifat alamiahnya banyak organisasi

nirlaba dikelola oleh para amatir yang jam kerjanya tidak penuh, dan

kerap kali tidak digaji. Dengan mekanisme kendali yang kurang

ketat dan terutama karena sifat tradisionalis, mayoritas organisasi

nirlaba telah mengabaikan pemakaian akuntan manajemen dan

sistem informasi yang komprehensip dan canggih. Mereka lebih

terlena menjaga sistem yang diciptakan sendiri secara santai dan

motivasi atas pengembangan inovatif sangatlah lamban. 29

Menurut IAI, organisasi nirlaba meniliki karakteristik sebagai

berikut:

1) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang

tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi

yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba,

dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak

dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.

3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam

arti bahwa kepemilikan dalam entitasnirlaba tidak dapat dijual,

dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak

mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba

pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.30

Berdasarkan hal tersebut, Lembaga Pendidikan dalam hal ini

Lembaga Yayasan Pendidikan merupakan salah satu contoh dari

organisasi nirlaba.

B. Penelitian Yang Relevan

Referensi yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini tidak hanya

menggunakan referensi dari buku semata. Penelitian ini juga melihat penelitian-

29 Bambang Suryono, “Organisasi Nirlaba: Karakterisitik Dan Pelaporan Keuangan

Organisasi,” Ekuitas, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan 3 (November 23, 2016): h. 78. 30 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, op.cit., h. 2.

27

penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian yang akan diteliti. Berikut

ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Endra Julianto, Nurita Affan, dan Ferry Diyanti, di tahun 2017 dengan judul

penelitian “Analisis Penerapan PSAK No. 45”. Pada penelitian Endra

Julianto, dkk, menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan

Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi serta wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang masih

dilakukan oleh masing-masing Badan Pelaksana terdiri dari kegiatan

masjid, Pendidikan dan Bisnis yang diarsir oleh Yayasan Al-Ma'ruf

Samarinda hanya berupa laporan pendapatan dan pengeluaran kas dan tidak

dilakukan Konsolidasi Laporan keuangan. Laporan keuangan diadopsi oleh

Yayasan Al-Ma'ruf tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 45.31 Sebagai salah satu penelitian yang relevan,

penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

peneliti tulis. Persamaannya yaitu kajian penelitian adalah melihat

penerapan PSAK No.45, meneliti di lembaga pendidikan, dan penggunakan

jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitiannya

berupa penelitian deskriptif komparatif dan tidak membahas akuntabilitas

laporan keuangannya.

2. Aldiansyah dan Linda Lambey pada tahun 2017 membuat penelitian dengan

judul “Penerapan PSAK No. 45 Revisi Tahun 2015 Pada Yayasan Madrasah

Ibtidaiyah Baitul Makmur Kota Kotamobagu”. Dalam penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data

wawancara, teknik rekaman, survey lapangan, dan studi kepustakaan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang masih dilakukan

oleh masing-masing Badan Pelaksana terdiri dari kegiatan masjid,

Pendidikan dan Bisnis yang diarsir oleh Yayasan Al-Ma'ruf Samarinda

hanya berupa laporan pendapatan dan pengeluaran kas dan tidak dilakukan

Konsolidasi Laporan keuangan. Laporan keuangan diadopsi oleh Yayasan

31 Endra Julianto, Nurita Affan, and Ferry Diyanti, “Analisis Penerapan Psak No. 45,”

Jurnal Manajemen 9, no. 2 (January 9, 2018), h. 55.

28

Al-Ma'ruf tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 45.32 Dari penelitian ini, terdapat persamaan dan perbedaan

yang mendasar dengan penelitian yang ada pada penelitian yang penulis

buat, yaitu dari segi persamaan penelitian Aldiansyah dan Linda Lambey

kajian penelitiannya adalah melihat penerapan PSAK No.45, menggunakan

metode deskriptif kualitatif, dan meneliti di lembaga pendidikan.

Sedangkan perbedaannya pada penelitian Aldiansyah dan Linda Lambey

tidak membahas akuntabilitas laporan keuangannya.

3. Dwi Ayu N., Yulinartati, dan Suwarno, di tahun 2019 melakukan penelitian

dengan judul “Rekonstruksi Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan

Berdasarkan PSAK 45”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data

sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusunan laporan

keuangan lembaga pendidikan SMP Islam Nurul Ulum Jember tidak sesuai

dengan PSAK 45 dikarenakan laporan keuangan yang disusun yaitu

penerimaan dan pengeluaran kas tiap bulan, sehingga dihasilkan

rekonstruksi laporan keuangan lembaga pendidikan berdasarkan PSAK

45.33 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis teliti yaitu

kajian penelitian adalah fokus kepada PSAK No.45, menggunakan metode

deskriptif kualitatif, meneliti di lembaga pendidikan. Perbedaannya adalah

dalam penelitian Dwi Ayu, Yulinartati, dan Suwarno, mereka

merekonstruksi laporan keuangan milik SMP Islam Nurul Ulum Jember

sehingga sesuai dengan PSAK 45 dan tidak membahas akuntabilitas laporan

keuangannya.

4. Evi Latiffatul Hikmah tahun 2018 menuliskan skripsi dengan judul

“Analisis Kesesuaian Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan Berdasarkan

PSAK 45 Pada SMK Muhammadiyah 1 Genteng”. Penelitian ini

32 Aldiansyah Sugeha and Linda Lambey, “Penerapan Psak No. 45 Revisi Tahun 2015 Pada

Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Baitul Makmur Kota Kotamobagu,” Accountability 6, no. 1 (June 20,

2017): h. 92. 33 Dwi Ayu N, Yulinartati Yulinartati, dan Suwarno Suwarno, “Rekonstruksi Laporan

Keuangan Lembaga Pendidikan Berdasarkan Psak 45,” Vokasi: Jurnal Riset Akuntansi 8, no. 1

(2019): h. 26

29

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer

dan sekunder. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa laporan

keuangan Lembaga Pendidikan SMK Muhammadiyah 1 Genteng terdiri

dari buku kas umum, dan buku pembantu kas. Laporan tersebut belum

sesuai dengan PSAK 45.34 Persamaan dan perbedaan dari penelitian ini

dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti yaitu: Persamaan: Kajian

penelitian adalah melihat penerapan PSAK No.45, menggunakan jenis

penelitian studi kasus, meneliti di lembaga pendidikan; Perbedaan:

Memberikan Usulan untuk kepada SMK Muhammadiyah 1 Genteng untuk

merekonstruksi laporan keuangannya agar sesuai dengan PSAK 45 dan

tidak membahas akuntabilitas laporan keuangannya.

5. Carolima Lita Permatasari, Heri Yanto, Widiyanto tahun 2016 menuliskan

penelitian dengan judul “Penerimaan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Oleh Pengelolaan Keuangan Yayasan Pendidikan: Analisis

Technology Acceptance Model”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu

metode kuantitatif dengan analisis jalur. Jumlah populasi dalam penelitian

ini kurang lebih 240 responden dari 48 yayasan pendidikan di Kota

Semarang dengan jumlah sampel 200 responden terdiri dari pengelola

keuangan yayasan pendidikan. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh

kompetensi pengguna terhadap persepsi kemudahan, persepsi kegunaan,

dan sikap penggunaan; dukungan teknologi terhadap persepsi kegunaan;

persepsi kemudahan terhadap persepsi kegunaan; persepsi kegunaan

terhadap sikap penggunaan; persepsi kemudahan terhadap sikap

penggunaan; persepsi kemudahan terhadap niat penggunaan; serta sikap

penggunaan terhadap niat penggunaan. Adanya pengaruh negatif norma

subjektif terhadap persepsi kegunaan.35 Persamaan dan perbedaan

penelitian ini yaitu persamaan: meneliti tentang PSAK 45 dan meneliti di

34 Evi Latiffatul Hikmah, “Analisis Kesesuaian Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan

Berdasarkan PSAK 45 Pada SMK Muhammadiyah 1 Genteng " Skripsi Program Studi S1 Akuntansi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jember 2018,” n.d., h. x-xi. 35 Carolina Lita Permatasari, Heri Yanto, dan Widiyanto Widiyanto, “Penerimaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Oleh Pengelola Keuangan Yayasan Pendidikan: Analisis

Technology Acceptance Model,” Journal of Economic Education 5, no. 1 (2016): h. 90.

30

lembaga pendidikan. Sedangkan perbedaan: jenis penelitian kuantitatif,

tidak membahas akuntabilitas, melihat pengaruh terhadap persepsi

kemudahan penggunaan PSAK 45. 6. Nefi Siti Nurrahmah, Ia Kurnia, dan Abin Suarsa tahun 2019 membuat

penelitian yang berjudul “Penerapan PSAK No.45 Dalam Meningkatkan

Transparansi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada SMP Hikmah

Teladan Bandung”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Objek penelitian ini adalah laporan penerimaan dan pengeluaran kas SMP

Hikmah Teladan. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa pelaporan

keuangan SMP Hikmah Teladan belum berdasarkan PSAK No.45,

melainkan hanya penerimaanadan pengeluaran kas. Laporan keuangan

berdasarkan PSAK No.45 meliputi laporan posisi keuangan, laporana

aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Penerapan

PSAK No.45 diperlukan guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

laporan keuangan SMP Hikmah Teladan.36 Persamaan dan perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti adalah sebagai

berikut: Persamaan: kajian penelitian adalah melihat penerapan PSAK

No.45, meneliti akuntabilitas laporan keuangan, menggunakan metode

deskriptif kualitatif, dan meneliti di lembaga pendidikan. Perbedaan:

Membuat laporan keuangan berdasarkan PSAK 45 secara langsung dan

meneliti transparansi. 7. Ignasius Rian Gultom pada tahun 2015 melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Penerapan PSAK No.45 Tentang Laporan Keuangan Organisasi

Nirlaba Dalam Mencapai Transparansi Dan Akuntabilitas Kantor Sinode

GMIM”. Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kantor Sinode GMIM belum

menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No.45. Laporan keuangan hanya

berupa laporan realisasi anggaran belanja dan pendapatan yang disusun

berdasarkan tata gereja GMIM. Kantor sinode GMIM mempunyai masalah

36 Nefi Siti Nurrahmah, Ia Kurnia, dan Abin Suarsa, op.cit., h. 1.

31

keterbatasan sumber daya manusia dalam menyusun laporan keuangan.37

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang ditulis oleh

peneliti adalah sebagai berikut: Persamaan: kajian penelitian adalah melihat

penerapan PSAK No.45, meneliti akuntabilitas laporan keuangan,

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan: meneliti

transparansi, penelitian dilakukan untuk organisasi agama, bentuk

penelitian berupa jurnal ilmiah.

8. Hasanah Tisna Amijaya tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Akuntabilitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Good Government

Governance Sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan metode explanatory. Hasil penelitian

menunjukan bahwa avariabel pengendalian intern memiliki pengaruh yang

positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan

good government governance sebagai intervening secara simultan dan

parsial.38 Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

ditulis oleh peneliti adalah sebagai berikut: Persamaan: membahas

akuntabilitas laporan keuangan. Perbedaan: menggunakan penelitian

kuantitatif; memiliki variable pengendalian intern pemerintah serta good

government governance sebagai intervening; dan penelitian pada instansi

pemerintahan.

9. Auliana Putri dan M. Rizal Yahya tahun 2016 melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja Baitul Mal Kota Banda

Aceh”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menguji

pengaruh variable independent yaitu akuntabilitas keuangan, akuntabilitas

37 Ignasius Rian Gultom and Agus T. Poputra, “Analisis Penerapan PSAK No.45 Tentang

Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Dalam Mencapai Transparansi dan Akuntabilitas Kantor

Sinode GMIM,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 3, no. 4

(February 6, 2016): h. 527. 38 Hasanah Tisna Amijaya, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap

Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Good Government Governance

Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung

Barat)” (Thesis, Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Widyatama, 2019).

32

manfaat, dan akuntabilitas prosedural terhadap kinerja Baitul Mal Kota

Banda Aceh. Hasil penelitian ini yaitu 1) Akuntabilitas keuangan,

akuntabilitas manfaat dan akuntabilitas prosedural secara bersamasama

berpengaruh terhadap kinerja Baitul Mal Kota Banda Aceh. 2) Akuntabilitas

keuangan tidak berpengaruh terhadap kinerja Baitul Mal Kota Banda Aceh.

3) Akuntabilitas manfaat berpengaruh terhadap kinerja Baitul Mal Kota

Banda Aceh. 4) Akuntabilitas Prosedural berpengaruh terhadap kinerja

Baitul Mal Kota Banda Aceh.39 Persamaan dan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Persamaan: membahas akuntabilitas. Perbedaan: menggunakan penelitian

kuantitatif; tidak melihat PSAK No. 45 dalam penelitiannya; penelitian

dilakukan untuk organisasi agama.

10. Welem Aliando Takasihaeng, Novie R. Pioh, dan Welly Waworundeng

tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul “Akuntabilitas Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Dalam Pembangunan Tahun 2017

di Desa Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh

data yang diperlukan, penulis melakukan kegiatan dengan cara

wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dalam proses Akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa dalam pembangunan tahun 2017 di Desa Barangka

Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, dalam proses

pemberian informasi mengenai pengelolaan Dana Desa masih mengalami

beberapa kendala. Hal ini dilihat dari Pemerintah Desa Barangka yang

masih kurang jelas dan kurang transparan dalam memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai pengelolaan Dana Desa.40 Persamaan dan

perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti adalah

39 Auliana Putri dan M. Rizal Yahya, “Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja Baitul

Mal Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi 1, no. 1 (August 1, 2016):

357. 40 Takasihaeng, Pioh, dan Waworundeng, “Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Desa Dalam Pembangunan Tahun 2017 di Desa Barangka Kecamatan

Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe.” Jurnal Eksekutif 3, no. 3 (Desember 28, 2019), h. 1

33

sebagai berikut: Persamaan: membahas akuntabilitas. Perbedaan: tidak

membahas PSAK No. 45 melainkan pengelolaan APBD dalam

penelitiannya; penelitian dilakukan untuk instansi pemerintahan.

11. Sarwenda Biduri, Ruci Arizanda Rahayu, dan Ilmiatul Mukarromah tahun

2019 melakukan penelitian tentang judul “Implementasi PSAK No. 45 Pada

Penyusunan Laporan Keuangan Pondok Pesantren Demi Terciptanya

Transparansi dan Akuntabilitas”. Penelitian ini dilakukan di Pondok

Pesantren Darul Falah Pusat Krian. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

melakukan kegiatan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan

hanya berupa laporan penerimaan dan pengeluarannya belum sesuai dengan

standar akuntansi keuangan yaitu PSAK No.45 yang mengatur tentang

organisasi nirlaba. Dengan adanya bentuk laporan keuangan yang telah

disusun dengan standart keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK No.45

dapat menciptakan transparasi dan akuntabilitas yang baik karena laporan

keuangnya dapat disajikan dengan relevan, dan mudah dipahami. Dan bagi

para donatur dapat melihat bentuk sumberdaya yang telah diberikan

dipergunakan serta dipertanggungjawabkan dengan baik. Hal ini karena

didalamnya telah dijelaskan berbagai rincian serta dikelompokkan dengan

baik. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang ditulis

oleh peneliti adalah sebagai berikut: Persamaan: Kajian Penelitian melihat

PSAK No. 45 dan Akuntabilitas; Menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif; Meneliti di Lembaga Pendidikan. Perbedaan: Lokasi Penelitian

nya di Pondok Pesantren Darul Falah Pusat Krian; Meneliti Transparansi.41

Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian sebelumnya yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

41 Sarwenda Biduri, Ruci Arizanda Rahayu, dan Ilmiatul Mukarromah, “Implementasi PSAK No.

45 pada Penyusunan Laporan Keuangan Pondok Pesantren Demi Terciptanya Transparasi dan

Akuntabilitas,” July 2019, http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/11393.

34

Tabel 2. 2 Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Endra Julianto,

Nurita Affan, dan

Ferry Diyanti,

FEB Universitas

Mulawarman.

(Jurnal

Manajemen

Volume 9, 2017)

Analisis

Penerapan PSAK

No. 45

1. Kajian penelitian

adalah melihat

penerapan PSAK

No.45

2. Meneliti di Lembaga

pendidikan

1. Penelitiannya

berupa

penelitian

deskriptif

komparatif.

2. Tidak

membahas

akuntabilitas

laporan

keuangannya.

2 Aldiansyah dan

Linda Lambey,

FEB Universitas

Sam Ratulangi.

(Jurnal

Accountability,

2017)

Penerapan PSAK

No. 45 Revisi

Tahun 2015 Pada

Yayasan

Madrasah

Ibtidaiyah Baitul

Makmur Kota

Kotamobagu

1. Kajian penelitian

adalah melihat

penerapan PSAK

No.45.

2. Menggunakan

metode deskriptif

kualitatif.

3. Meneliti di Lembaga

pendidikan.

1. Tidak

membahas

akuntabilitas

laporan

keuangannya.

3 Dwi Ayu N,

Yulinartati, dan

Suwarno, Fakultas

Ekonomi

Universitas

Muhammadiyah

Jember. (Jurnal

Riset Akuntansi

Vol 8, No. 1,

2019)

Rekonstruksi

Laporan

Keuangan

Lembaga

Pendidikan

Berdasarkan

Psak 45

1. Kajian penelitian

adalah melihat

penerapan PSAK

No.45.

2. Menggunakan

metode deskriptif

kualitatif.

3. Meneliti di Lembaga

pendidikan.

1. Melakukan

rekontruksi

laporan

keuangan

secara langsung

kepada SMP

Islam Nurul

Ulum sehingga

sesuai dengan

PSAK 45.

2. Tidak

membahas

akuntabilitas

4 Evi Latiffatul

Hikmah, FEB

Analisis

Kesesuaian

1. Kajian penelitian

adalah melihat

1. Memberikan

Usulan untuk

35

Universitas

Jember. (Skripsi,

2018)

Laporan

Keuangan

Lembaga

Pendidikan

Berdasarkan

PSAK 45 Pada

SMK

Muhammadiyah

1 Genteng

penerapan PSAK

No.45.

2. Menggunakan jenis

penelitian studi kasus.

3. Meneliti di Lembaga

pendidikan.

kepada SMK

Muhammadiyah

1 Genteng untuk

merekonstruksi

laporan

keuangannya

agar sesuai

dengan PSAK

45

2. Tidak

membahas

akuntabilitas

laporan

keuangannya

5 Carolima Lita

Permatasari, Heri

Yanto, Widiyanto,

Pascasarjana

Universitas

Negeri Semarang.

(Journal of

Economic

Education V. 5,

2016)

Penerimaan

Pernyataan

Standar

Akuntansi

Keuangan Oleh

Pengelolaan

Keuangan

Yayasan

Pendidikan:

Analisis

Technology

Acceptance

Model

1. Meneliti tentang

PSAK 45.

2. Meneliti di Lembaga

pendidikan.

1. Jenis penelitian

kuantitatif.

2. Tidak

membahas

akuntabilitas.

3. Melihat

pengaruh

terhadap

persepsi

kemudahan

penggunaan

PSAK 45.

6 Nefi Siti

Nurrahmah, Ia

Kurnia, Abin

Suarsa, Sekolah

Tinggi Ilmu

Ekonomi

Muhammadiyah

Bandung. (Jurnal

Sain Ekonomi

Penerapan Psak

No.45 Dalam

Meningkatkan

Transparansi Dan

Akuntabilitas

Laporan

Keuangan Pada

Smp Hikmah

Teladan Bandung

1. Kajian penelitian

adalah melihat

penerapan PSAK

No.45.

2. Meneliti

akuntabilitas laporan

keuangan

1. Membuat

laporan

keuangan

berdasarkan

PSAK 45

secara

langsung

2. Meneliti

transparansi.

36

Manajemen &

Akuntansi Riviu,

2019)

3. Menggunakan

metode deskriptif

kualitatif.

4. Meneliti di Lembaga

pendidikan.

7 Ignasius Rian

Gultom, FEB

Universitas Sam

Ratulangi. (Jurnal

EMBA Vol. 3 No.

4, 2015)

Analisis

Penerapan PSAK

No.45 Tentang

Laporan

Keuangan

Organisasi

Nirlaba Dalam

Mencapai

Transparansi Dan

Akuntabilitas

Kantor Sinode

GMIM

1. Kajian penelitian

adalah melihat

penerapan PSAK

No.45.

2. Meneliti

akuntabilitas laporan

keuangan

3. Menggunakan

metode deskriptif

kualitatif.

1. Meneliti

transparansi.

2. Penelitian

dilakukan

untuk

organisasi

agama.

8 Hasanah Tisna

Amijaya, STMIK

Mardira

Indonesia. (Tesis,

2019)

Pengaruh Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

Terhadap

Akuntabilitas

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah Dengan

Good

Government

Governance

Sebagai Variabel

Intervening

1. Salah satu variable

penelitiannya adalah

akuntabilitas laporan

keuangan

1. Menggunakan

penelitian

kuantitatif

2. Memiliki

variable

pengendalian

intern

pemerintah serta

good

government

governance

sebagai variable

intervening

3. Penelitian pada

instansi

pemerintahan.

37

9 Auliana Putri dan

M. Rizal Yahya,

FEB Universitas

Syiah Kuala

(Jurnal Ilmiah

Mahasiswa

Ekonomi

Akuntansi Vol. 1

No. 1, 2016)

Pengaruh

Akuntabilitas

Terhadap Kinerja

Baitul Mal Kota

Banda Aceh

1. Salah satu variable

penelitiannya adalah

akuntabilitas.

1. Menggunakan

penelitian

kuantitatif

2. Tidak melihat

PSAK No. 45

dalam

penelitiannya

3. Penelitian

dilakukan untuk

organisasi

agama.

10 Welem Aliando

Takasihaeng,

Novie R. Pioh,

dan Welly

Waworundeng

FISIP Universitas

Sam Ratulangi.

(Jurnal, Eksekutif

Jurnal Jurusan

Ilmu

Pemerintahan

Vol. 3 No 3, 2019)

Akuntabilitas

Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Desa

Dalam

Pembangunan

Tahun 2017 di

Desa Barangka

Kecamatan

Manganitu

Kabupaten

Kepulauan

Sangihe

1. Menggunakan

penelitian kualitatif

2. Meneliti akuntabilitas

1. Tidak

membahas

PSAK No. 45

melainkan

pengelolaan

APBD dalam

penelitiannya;

2. Penelitian

dilakukan untuk

instansi

pemerintahan.

11 Sarwenda Biduri,

Ruci Arizanda

Rahayu, dan

Ilmiatul

Mukarromah

(Seminar

Nasional dan The

6th Call For

Syariah Paper

(SANCALL)

2019)

“Implementasi

PSAK No. 45

Pada Penyusunan

Laporan

Keuangan

Pondok

Pesantren Demi

Terciptanya

Transparansi dan

Akuntabilitas”.

1. Kajian Penelitian

melihat PSAK No. 45

dan Akuntabilitas;

2. Menggunakan

metode penelitian

kualitatif deskriptif;

3. Meneliti di Lembaga

Pendidikan.

1. Lokasi

Penelitian nya

di Pondok

Pesantren

Darul Falah

Pusat Krian;

2. Meneliti

Transparansi.

38

C. Kerangka Berpikir

Organisasi nirlaba merupakan sebuah organisasi yang melayani tujuan

tertentu dan tidak dimaksudkan untuk mencari laba.42 Organisasi nirlaba

memiliki tujuan untuk mendukung suatu isu atau persoalan ditengah-tengah

masyarakat tanpa mencari keuntungan.

Walaupun tidak berorientasi pada keuntungan, organisasi nirlaba tetap

harus melaporkan keuangannya baik kepada pemilik, kepada donatur, maupun

masyarakat. Oleh karena itu Ikatan Akuntansi Indonesia membuat standar untuk

menuliskan laporan keuangan organisasi nirlaba, yaitu dengan menggunakan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (PSAK No.45).

PSAK No. 45 sendiri memiliki tujuan untuk mengatur pelaporan

keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan

keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan

memiliki daya banding yang tinggi.43

Dalam pembuatan laporan keuangan, organisasi nirlaba harus

menggunakan laporan keuangan yang telah diatur pada PSAK No. 45. Laporan

keuangan tersebut yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus

kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan dibuatnya laporan keuangan

organisasi nirlaba menurut PSAK No. 45 ini diharapkan dapat memenuhi salah

satu dari akuntabilitas keuangan.

Akuntabilitas sendiri memiliki pengertian sebagai kemampuan memberi

jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang/sekelompok

orang terhadap masyarakat luas dalam suatu organisasi. Menurut LAN dan

BPKP akuntabilitas dibagi menjadi tiga yaitu 1) akuntabilitas keuangan; 2)

akuntabilitas manfaat, dan; 3) akuntabilitas prosedural.44

Peneliti menggunakan teori jenis-jenis akuntabilitas dari LAN dan

BPKP karena dalam akuntabilitas keuangan yang dikemukakan LAN dan BPKP

terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu integritas keuangan,

42 Jeff Madura, op.cit., h. 9. 43 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, op.cit., h. 2. 44 LAN dan BPKP, op.cit., h. 28-29.

39

pengungkapan, dan ketaatan. Aspek-aspek inilah yang akan digunakan peneliti

sebagai indikator dalam melakukan pertanyaan terkait akuntabilitas laporan

keuangan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Welem Aliando Takasihaeng, Novie R. Pioh, dan Welly Waworundeng juga

menggunakan tiga aspek tersebut dalam penelitiannya.45

Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai implementasi PSAK no. 45 sebagai bentuk akuntabilitas keuangan

lembaga pendidikan yang terdapat Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

45 Takasihaeng, Pioh, dan Waworundeng, op.cit., h. 7-8.

40

AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK 45

LAP. POSISI KEUANGAN

LAP. AKTIVITAS

LAP. ARUS KAS

CATATAN ATAS LAP KEUANGAN

INTERPRETASI STANDAR

AKUNTANSI KEUANGAN

ORGANISA

SI NIRLABA

AKUNTABILITAS

KEUANGAN

Menurut LAN dan BPKP

INTEGRITAS

KEUANGAN

PENGUNGKAPAN

KETAATAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN PSAK NO.45 SEBAGAI BENTUK

AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA

PENDIDIKAN

(STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA)

Gambar 2. 6 Kerangka Berpikir

41

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Madrasah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini bertempat di Komplek UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jalan Ibnu Taimia IV, Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Banten.

Gambar 3. 1 Peta lokasi Madrasah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sumber: https://www.google.com/maps

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dimulai dengan

perencanaan penyusunan Bab I dan Bab II kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan Bab III serta pembuatan instrument penelitian. Setelah selesai

barulah peneliti melakukan pengambilan dan pengolahan data dilanjutkan

dengan penyusunan Bab IV dan V diakhiri dengan melakukan sidang

munaqasah.

42

Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini

yaitu sepuluh bulan, terhitung dari Juli 2020 sampai dengan April 2021.

Namun, waktu tersebut masih bersifat sementara sehingga jika penulis

masih memerlukan data-data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian

sewaktu-waktu.

Adapun agenda penelitian yang penulis buat agar penyusunan

penelitian ini sesuai dengan waktu yang direncanakan dan lebih terarah,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Agenda Pelaksanaan Penelitian

No Keterangan

2020

Bulan

Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Penyusunan

Bab I dan Bab

II

2 Penyusunan

Bab III ✓ ✓ ✓

3 Penyusunan

Instrumen

Penelitian

✓ ✓

4 Pengambilan

dan

Pengolahan

Data Penelitian

2021

Bulan

Jan Feb Mar Apr May Jun

5 Penyusunan

Bab IV dan

Bab V

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

43

6 Sidang

Munaqasah

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan

dalam melakukan penelitian.1 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2 Oleh

sebab itu, dalam sebuah penelitian haruslah menggunakan metode yang tepat

agar teknik dapat sesuai dengan tujuan serta kegunaan dari penelitian yang akan

dilakukan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam

pelaksanaannya. Penelitian kualitatif digunakan karena peneliti ingin

mengungkapkan secara mendalam mengenai objek penelitian. Pengertian

penelitian kualitatif sendiri yaitu metode penelitian yang berlandasan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.3

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Studi kasus

merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara

cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.

Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan

informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur

pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.4

1 Widodo, Metodelogi Penelitian Populer & Praktis (Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 66. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2008), h.2. 3 Ibid., h. 9. 4 John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches, 4th ed. (California: SAGE, 2014), h. 14.

44

C. Fokus Penelitian

Pada penelitian kualitatif fokus penelitian berisi batasan pokok masalah

yang bersifat umum. Selain faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu dasar

dari pembatasan penelitian kualitatif dilihat pada tingkat kepentingan, urgensi,

dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan. 5

Fokus penelitian berguna dalam memberikan arah selama proses

penelitian, utamanya pada saat pengumpulan data, yaitu untuk membedakan

antara data mana yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus penelitian

ini selalu disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan memungkinkan

untuk diubah pada saat berada di lapangan.6

Berdasarkan penjelasan mengenai fokus penelitian di atas, maka fokus

penelitian ini berfokus pada laporan keuangan MA Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian atau dapat juga disebut dengan situasi sosial terdiri

dari tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis.7 Pada objek penelitian ini berarti

peneliti dapat mengamati secara mendalam baik dari tempat, pelaku, serta

aktivitas tertentu yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Objek dari penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait dengan penggunaan laporan

keuangan yang menggunaan PSAK No.45 serta kaitannya dengan

akuntabilitas laporan keuangan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini sangatlah berperan penting

karena dalam sebuah penelitian kualitatif subjek penelitian merupakan

5 Sugiyono, op.cit., h. 207. 6 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,

3rd ed. (Prenada Media, 2015), h. 171. 7 Sugiyono, op.cit., h. 215.

45

seorang informan yang akan memberikan data-data mengenai objek yang

diteliti. Dalam pengertiannya, subjek penelitian merujuk pada responden,

informan yang hendak dimintai atau digali datanya.8

Berdasarkan pengertian tersebut, subjek penelitian ini merupakan

orang-orang yang dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai

objek penelitian (laporan keuangan). Sehingga subjek penelitian ini yaitu

terbagi atas dua golongan, golongan pertama yaitu orang-orang yang

berkaitan langsung dengan penyusunan laporan keuangan Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu staf bagian keuangan

atau bagian akuntansi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya yaitu golongan pengguna laporan

keuangan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yaitu kepala MA, komite Madrasah, serta Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Agar lebih spesifik, peneliti akan melakukan wawancara dengan dua

pegawai bagaian keuangan atau bagian akuntansi MA Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Kepala MA Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, satu orang dari pihak Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dua orang dari pihak komite MA

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara:

1. Observasi

Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.9 Menurut

Marshall, dengan melakukan observasi, peneliti dapat belajar mengenai

perilaku dan makna dari perilaku tersebut.10

8 Muh Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas &

studi kasus (Sukabumi: Jejak, 2018), 152. 9 S Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 158. 10 Sugiyono, op.cit., (2008), h.226.

46

Dalam kegiatan observasi dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis,

yaitu observasi partisipatif, observasi yang secara terus terang atau tersamar,

serta observasi yang tak berstruktur. Dalam penelitian ini observasi yang

dilakukan yaitu observasi secara terus terang atau tersamar. Dalam hal ini,

dalam pengumpulan data peneliti menyatakan terus terang kepada sumber

data, bahwa sedang melakukan penelitian. 11 Berikut ini merupakan kisi-kisi

observasi yang akan dilakukan peneliti:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Observasi

No. Variabel Indikator Pernyataan No. Item

1. PSAK No. 45 1. Laporan Posisi

Keuangan

Laporan posisi keuangan

berdasarkan PSAK No.

45

2

2. Laporan

Aktivitas

Laporan aktivitas

berdasarkan PSAK No.

45

3

3. Laporan Arus

Kas

Laporan arus kas

berdasarkan PSAK No.

45

4

4. Catatan Atas

Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan

keuangan berdasarkan

PSAK No. 45

5

2. Akuntabilitas

Keuangan

1. Integritas

Keuangan

Laporan keuangan

menunjukkan informasi

yang benar

6

Laporan keuangan

menunjukkan informasi

yang jujur

7

Kepala MA

Pembangunan UIN

Jakarta melalukan

8

11 Ibid., (2008), h. 228

47

pengawasan terhadap

pembuatan laporan

keuangan

2. Pengungkapan Laporan keuangan MA

Pembangunan UIN

Jakarta dapat diakses

secara online

9

Pengungkapan laporan

keuangan yang dilakukan

oleh MA Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dilakukan secara

sukarela

10

3. Ketaatan MA Pembangunan UIN

Jakarta telah

menggunakan PSAK No.

45 sebagai pedoman

pembuatan laporan

keuangan lembaga

pendidikan.

1

Pencatatan laporan

keuangan dilakukan

setiap periode akuntansi

11

Penyajian laporan

keuangan selalu tepat

waktu

12

2. Wawancara

Interview atau dikenal juga dengan istilah wawancara adalah suatu

proses pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan

48

secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.12 Oleh karena itu, dengan

adanya wawancara peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai objek

yang diteliti.

Wawancara dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu

wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak

berstruktur.13 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara

semiterstruktur. Hal ini karena dalam wawancara semiterstruktur lebih

bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur sehingga peneliti

dapat mengungkapkan lebih dalam mengenai objek penelitian dan dapat

mengembangkan pertanyaan berdasarkan informasi yang diperoleh dari

sumber data penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan

dua pegawai bagaian keuangan atau bagian akuntansi MA Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kepala MA Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, satu orang dari pihak Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan tiga orang dari pihak komite MA

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini merupakan kisi-

kisi wawancara yang akan peneliti ajukan kepada narasumber:

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Wawancara

No Variabel Indikator Pertanyaan Sumber

Data

No.

Item

1 PSAK

No. 45

1. Laporan

Posisi

Keuangan

Bagaimana cara

penyusunan laporan

posisi keuangan di MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.8

12 S. Margono, op.cit., (1997), h. 165. 13 Sugiyono, op.cit., (2008), h. 233.

49

2. Laporan

Aktivitas

Apa tujuan dibuatnya

laporan aktivitas?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.2

Apakah perbedaan

yang terdapat pada

laporan aktivitas

dengan laporan laba

rugi?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.5

Kapan laporan

aktivitas dibuat?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.3

Apakah seluruh

program/kegiatan yang

dilakukan MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta dicatat dalam

laporan aktivitas?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.4

50

Bagaimana cara

penyusunan laporan

aktivitas di MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.7

Apakah terdapat

pelatihan dalam

pembuatan laporan

keuangan PSAK No.

45 khususnya laporan

aktivitas di MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

Sekolah,

dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.6;

B.3;

C.3

Apakah laporan

keuangan berdasarkan

PSAK No. 45

khususnya laporan

aktivitas yang dibuat

oleh MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta mudah untuk

dipahami?

Kepala MA

Pembangun

an UIN

Jakarta,

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta,

Komite

Madrasah

Pembangun

an UIN

Jakarta

B.2;

C.2;

D.1

51

3. Laporan Arus

Kas

Bagaimana cara

penyusunan laporan

arus kas di MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.9

4. Catatan Atas

Laporan

Keuangan

Apa saja data yang

diungkapkan dalam

catatan atas laporan

keuangan PSAK No

45?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.10

Bagaimana cara

penyusunan catatan

atas laporan keuangan

di MA Pembangunan

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.11

2 Akuntabi

litas

Keuanga

n

1. Integritas

Keuangan

Apakah dengan

dibuatnya laporan

keuangan berdasarkan

PSAK No. 45 telah

mencerminkan

integritas keuangan di

MA Pembangunan

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA,

Kepala

MA, dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.12;

B.4;

C.4

Apa yang dilakukan

oleh MA

Pembangunan UIN

Bagian

Keuangan

atau

A.13;

B.5

52

Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk

meyakinkan komite

MA, pihak yayasan,

dan/atau donatur

bahwa laporan

keuangannya telah

menampilkan kondisi

yang sebenarnya?

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

Apakah terdapat audit

terhadap laporan

keuangan MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

MA, dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.14;

B.6;

C.5

Apakah Bapak/Ibu

sudah memercayai

sepenuhnya dengan

pengerjaan laporan

keuangan yang

dilakukan oleh MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Kepala

MA,

Yayasan,

dan Komite

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

B.7;

C.6;

D.2

2. Pengungkapa

n

Apakah laporan

keuangan PSAK No.45

yang dibuat oleh MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA,

A.15;

B.8;

C.7

53

Jakarta dapat diakses

secara umum?

Kepala

MA,

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

Kepada siapa saja

informasi laporan

keuangan

diungkapkan?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.16

Apakah dengan

menggunakan PSAK

No. 45 pengungkapan

informasi pada laporan

keuangan telah

lengkap?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.17

Seberapa banyak

informasi yang harus

diungkapkan

komite/donatur/publik

dalam laporan

keuangan?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

MA, dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.18;

B.9;

C.8

54

Apakah pengungkapan

laporan keuangan yang

dilakukan oleh MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta dilakukan

secara sukarela tanpa

diharuskan oleh

peraturan?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an

A.19

Apakah dengan adanya

pengungkapan laporan

keuangan dapat

membantu

memberikan informasi

terkait pemakaian dana

di MA Pembangunan

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

Komite

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

D.3

Apakah penyediaan

informasi laporan

keuangan bermanfaat

bagi Bapak/Ibu?

Komite

MA

Pembangun

an UIN

Jakarta

D.4

3. Ketaatan Apakah dengan telah

digunakannya PSAK

No.45 telah

menunjukkan ketaatan

dalam penyusunan

laporan keuangan di

MA Pembangunan

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

Sekolah,

dan

Yayasan

Pembangun

A.20;

B.10;

C.9

55

an UIN

Jakarta

Sejak kapan

diberlakukannya

penyusunan laporan

keuangan dengan

menggunakan PSAK

No.45?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

Sekolah,

dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.1;

B.1;

C.1

Bagaimana Anda

memastikan bahwa

laporan keuangan yang

dibuat telah memenuhi

syarat ketaatan

akuntansi?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

Sekolah,

dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

A.21;

B.11;

C.10

Apa yang Anda

lakukan untuk

menghindari/meminim

alisir tindak

kecurangan?

Kepala

Sekolah,

dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta

B.12;

C.11

56

Apakah laporan

keuangan di MA

Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta selalu

dilaporkan tepat

waktu?

Bagian

Keuangan

atau

Akuntansi

MA

Pembangun

an, Kepala

MA,

Komite

MA dan

Yayasan

Pembangun

an UIN

Jakarta,

A.22;

B.13;

C.12;

D.5

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.14Jadi dengan adanya dokumentasi hasil dari observasi dan

wawancara akan lebih dipercaya karena didukung dengan dokumen-

dokumen yang ada.

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu profil dan data

Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta data

laporan keuangan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 3. 4 Pedoman Dokumentasi

No. Dokumen Ada Tidak Keterangan

1. Ada atau tidak Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Nirlaba sebagai

pedoman pembuatan laporan

keuangan.

14 Ibid., (2008), h. 240.

57

2. Ada atau tidak laporan posisi

keuangan berdasarkan PSAK

No.45

3. Ada atau tidak laporan

aktivitas berdasarkan PSAK

No.45

4. Ada atau tidak laporan arus kas

berdasarkan PSAK No.45

5. Ada atau tidak catatan atas

laporan keuangan berdasarkan

PSAK No.45

6. Foto-foto pendukung saat

melakukan observasi dan

wawancara narasumber

F. Metode Analisis

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi

lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman dan untuk

menyajikan data apa yang telah ditemukan.15 Sebagai sebuah penelitian

kualitatif, penelitian ini menggunakan peneliti sebagai instrumen inti karena

penelitilah yang mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dan mengolahnya

menjadi kesimpulan. Oleh sebab itu, proses analisis data sering dilakukan pada

tahap pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh

Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data),

15 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, 1st ed. (Jakarta: Rajawali Pers,

2016), 85.

58

dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).16

Berikut ini merupakan penjelasan analisa oleh Miles dan Huberman yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin

banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu diperlukan analisis data

melalui reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan pentransformasi

data “mentah” dalam catatan-catatan tertulis dilapangan.17

Dalam mereduksi data, peneliti berarti harus merangkum dan

memilih hal-hal yang pokok, kemudian memfokuskan pada hal-hal yang

penting agar dapat melihat tema dan pola dari data yang diperoleh selama

wawancara. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data berikutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah reduksi data, peneliti selanjutnya melakukan penyajian data.

Tidak seperti data kuantitatif yang menyajikan data dalam bentuk tabel,

grafik atau sebagainya, data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian

singkat, atau teks naratif. 18 Dalam penyajian dilakukan analisis mendalam

untuk dilihat apakah interaktif antara data yang satu dengan data yang lain.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Langkah selanjutnya setelah melakukan penyajian data adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat. Namun, apabila kesimpulan awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.19

16 Sugiyono, op.cit., (2008), h. 246. 17 Emzir, op.cit., (2016), h. 129. 18 Sugiyono, op.cit., (2008), h. 249. 19 Ibid., h. 252.

59

Teknik analisis data tersebut digunakan oleh peneliti karena dalam

penelitian ini analisis data dilakukan secara berkesinambungan.

G. Uji Validitas dan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif sehingga

dalam melakukan pengujian data tentu akan berbeda dengan jenis penelitian

kuantitatif. Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam melakukan

pemeriksaan terhadap keabsahan data kualitatif, yaitu:

1. Uji Kredibilitas

Untuk melaksanakan uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data

hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi

dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.20 Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi dibedakan menjadi

beberapa bagian, yaitu

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi ini menguji kredibilitas data dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah

diterima dari beberapa sumber tersebut kemudian dideskripsikan dan

digolongkan, mana pandangan yang sama, dan mana yang berbeda

selanjutnya dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga memengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat

20 Ibid., (2008), h. 270.

60

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data

lebih valid sehingga lebih kredibel.

2. Keteralihan (Transferability)

Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitiatif

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut,

maka penelti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang

rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka

pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat

memutuskan atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut

ditempat lain.

3. Kebergantungan (dependability)

Dalam peneliti kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu

penelitian yang reliabeladalah apabila orang lain dapat mengulangi /

mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian.

4. Kepastian (Confirmability)

Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan

uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian

telah disepakati banyak orang. Dalam peneltiian kualitatif uji confirmability

mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan

secara bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil peneliitian merupakan

fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah

memenuhi standar confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses

tidak ada tetapi hasilnya ada.21

21 Ibid., (2008), h. 277.

96

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat disimpulkan bahwa

implementasi PSAK No. 45 sudah dilakukan walaupun hanya sebagian saja.

Laporan yang dibuat berdasarkan PSAK No. 45 yaitu laporan posisi keuangan,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan yang tidak dibuat

yaitu laporan aktivitas digantikan dengan pembuatan laporan laba/rugi.

Penggantian laporan ini disebabkan oleh adanya pelaporan pajak badan yang

membutuhkan laporan laba/rugi bukan laporan aktivitas. Namun begitu, laporan

keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan Madrasah Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sudah bisa dikatakan cukup baik karena sudah

memenuhi syarat dari indikator akuntabilitas keuangan yaitu: integritas

keuangan, pengungkapan, dan ketaatan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari penelitian ini yaitu

dengan adanya penerapan PSAK No. 45 pada laporan keuangan di Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka laporan keuangan sudah

dapat dikatan memiliki akuntabilitas keuangan yang baik. Hal itu karena

sebagai salah satu lembaga pendidikan yang termasuk dalam organisasi nirlaba,

penerapan PSAK No. 45 merupakan bentuk ketaatan peraturan.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan,

berikut ini merupakan beberapa saran yang dapat peneliti berikan, yakni:

1. Bagi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(secara keseluhan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta)

97

Untuk Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ataupun Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

agar dapat memberikan pelatihan secara berkala kepada staf bagian

keuangan terutama pelatihan mengenai PSAK No. 45 agar laporan

keuangan dapat selalu update. Selanjutnya yaitu agar Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun Madrasah

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mempertahankan

dan/atau meningkatkan akuntabilitas keuangan agar kepercayaan

stakeholder semakin meningkat.

2. Bagi Stakeholder

Bagi stakeholder agar dapat memberikan kritik terhadap laporan

keuangan yang dibuat oleh Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ataupun Madrasah Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sehingga laporan keuangan yang dibuat tetap diawasi

dengan baik.

3. Bagi Organisasi Nirlaba

Bagi organisasi nirlaba lainnya agar dapat membuat laporan

keuangannya berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu PSAK No. 45

sehingga laporan keuangan yang dibuat lebih akuntibel.

4. Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia

Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia agar dapat melakukan

penyesuaian-penyesuaian terhadap PSAK No. 45 sehingga laporan

keuangan nirlaba juga bisa digunakan dalam pembayaran pajak badan.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian

tidak hanya fokus kepada akuntabilitas keuangan saja, tetapi juga bisa

berfokus kepada variabel lain.

98

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Akuntansi Keuangan, Dewan Standar. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Revisi 2010. Jakarta:

Ikatan Akuntansi Indonesia.

———. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Kuangan

Entitas Nirlaba Revisi 2011. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Creswell, John W. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. 4th ed. California: SAGE.

Echols, John M., Hassan Shadily. 1975. An English-Indonesian Dictionary.

London: Cornell University Press.

Emzir. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:

Rajagrafindo.

Fenty Fauziah. 2017. Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan:

Teori dan Kajian Empiris. Samarinda: Pustaka Horizon.

Fitrah, Muh., Luthfiyah. 2018. Metodologi penelitian: penelitian kualitatif,

tindakan kelas & studi kasus. Sukabumi: Jejak.

Hamali, Arif yusuf, Eka Sari Budihastuti. 2019. Pemahaman Praktis

Administrasi,Organisasi, dan Manajemen Strategi Mengelola

Kelangsungan Hidup Organisasi. Jakarta: Prenada Media.

Hanggara, Agie. 2019. Pengantar Akuntansi. Surabaya: Jakad Media Publishing.

99

LAN, BPKP. 2000. Akuntabilitas Dan Good Governance Modul 1 Dari 5 Modul

Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Vol.

1. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. 4th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Mahmudi. 2016. Akuntansi Sektor Publik Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press.

Mardiasmo. 2002 Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Margono, S. 1997. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rasul, Syahruddin. 2003. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan

Anggaran Dalam Perspektif UU NO. 17/2003 Tentang Keuangan Negara.

Jakarta: Perum. Percetakan Negara.

Sochib. 2018. Buku Ajar Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Deepublish.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistiawan, Dedhy. 2007. Akuntansi Nirlaba Menggunakan Accurate. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba (Teori & Model Empiris). Jakarta:

Grasindo.

Suyanto, Bagong, and Sutinah. 2015. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. 3rd ed. Jakarta: Prenada Media.

Widodo. 2019. Metodelogi Penelitian Populer & Praktis. Depok: Rajawali Pers.

JURNAL

Andarwati, Mardiana. “Desain Sistem Informasi Dan Laporan Keuangan Pada

Organisasi Nirlaba.” Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika 2, no.

1, 2016.

100

Biduri, Sarwenda, Ruci Arizanda Rahayu, and Ilmiatul Mukarromah.

“Implementasi PSAK No. 45 pada Penyusunan Laporan Keuangan Pondok

Pesantren Demi Terciptanya Transparasi dan Akuntabilitas,”Jurnal

Seminar Nasional dan The 6th Call for Syariah Paper Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2019.

Gultom, Ignasius Rian, and Agus T. Poputra. “Analisis Penerapan PSAK NO.45

Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Dalam Mencapai

Transparansi Dan Akuntabilitas Kantor Sinode GMIM.” Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 3, no. 4, 2016

Julianto, Endra, Nurita Affan, and Ferry Diyanti. “Analisis Penerapan PSAK No.

45.” Jurnal Manajemen 9, no. 2, 2018.

Muhammad, Rifqi. “Akuntabilitas Keuangan pada Organisasi Pengelola Zakat

(Opz) di Daerah Istimewa Yogyakarta.” Journal of Accounting and

Investment 7, no. 1, 2006.

N, Dwi Ayu, Yulinartati Yulinartati, and Suwarno Suwarno. “Rekonstruksi

Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan Berdasarkan PSAK 45.” Vokasi:

Jurnal Riset Akuntansi 8, no. 1, 2019.

Nurrahmah, Nefi Siti, Ia Kurnia, and Abin Suarsa. “Penerapan PSAK No.45 Dalam

Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada

SMP Hikmah Teladan Bandung.” Jurnal SEMAR: Sain Ekonomi

Manajemen & Akuntansi Riviu 1, no. 3, 2019.

Permatasari, Carolina Lita, Heri Yanto, and Widiyanto Widiyanto. “Penerimaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Oleh Pengelola Keuangan

Yayasan Pendidikan: Analisis Technology Acceptance Model.” Journal of

Economic Education 5, no. 1, 2016.

Prasetyo, Hendrik, R. Anastasia Endang Susilawati, and Ati Retna Sari. “Stock split

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek

Indonesia.” Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi 4, no. 1, 2016.

101

Putri, Auliana, and M. Rizal Yahya. “Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja

Baitul Mal Kota Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi

Akuntansi 1, no. 1, 2016.

Setyaningsih, Hesty. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap

Konservatisme Akuntansi.” Journal of Accounting and Investment 9, no. 1,

2016.

Sugeha, Aldiansyah, and Linda Lambey. “Penerapan PSAK No. 45 Revisi Tahun

2015 Pada Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Baitul Makmur Kota

Kotamobagu.” Jurnal Accountability 6, no. 1, 2017.

Suryono, Bambang. “Organisasi Nirlaba: Karakterisitik Dan Pelaporan Keuangan

Organisasi.” Ekuitas Jurnal Ekonomi dan Keuangan 3, 2016.

Takasihaeng, Welem Aliando, Novie Pioh, and Welly Waworundeng.

“Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Dalam

Pembangunan Tahun 2017 Di Desa Barangka Kecamatan Manganitu

Kabupaten Kepulauan Sangihe.” Jurnal Eksekutif 3, no. 3, 2019.

SKRIPSI

Hikmah, Evi Latiffatul. “Analisis Kesesuaian Laporan Keuangan Lembaga

Pendidikan Berdasarkan PSAK 45 Pada SMK Muhammadiyah 1 Genteng.”

Universitas Jember, 2018.

TESIS

Amijaya, Hasanah Tisna. “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan

Good Government Governance Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus

pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat).” Thesis,

Program Studi Magister Akuntansi Pada Universitas Widyatama. Bandung:

Universitas Widyatama, 2019.

102

WEBSITE

Book Of Accounting. “Syarat-Syarat Akuntansi Keuangan | Software Akuntansi,”

August 29, 2017. Diakses pada 21 Januari 2021

https://www.bookofaccounting.com/syarat-syarat-akuntansi-keuangan/.

Warta Kota. “Dipecat Sepihak Oleh Yayasan karena Kepengin Tahu Penggunaan

Dana BOS/BOP, Kepsek SMP buat Aduan.” Diakses pada 16 Juli 2020

https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/01/dipecat-sepihak-oleh-

yayasan-karena-kepengin-tahu-penggunaan-dana-bosbop-kepsek-smp-

buat-aduan.

“Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.” Diakses pada 30 April 2020.

https://www.mpuin-jkt.sch.id/profil.

“Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.” Diakses pada 1 Januari 2021.

https://ma.mpuin-jkt.sch.id/visi-misi.

Riadi, Muchlisin. “Teori Akuntabilitas.” Diakses pada 31 Januari 2020.

https://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-akuntabilitas.html.

LAIN-LAIN

Hasil Wawancara dengan Bapak Maradona pada Rabu, 23 Desember 2020

Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Aghil Hanafi pada Rabu, 23

Desember 2020

Hasil Wawancara dengan Bapak Zakariya pada Jumat, 18 Desember 2020

Hasil Wawancara dengan Ibu Laksmi Dewi Wulandari pada Senin, 21 Desember

2020.

Hasil Wawancara dengan Ibu Puspita Anggraini pada Rabu, 23 Desember 2020

Hasil Wawancara dengan Ibu Silvia Wahyuni pada Jumat, 18 Desember 2020

103

Hasil Wawancara dengan Ibu Yanny Rahmayani Tirtaatmadja pada Minggu, 20

Desember 2020

Lampiran 18 Biografi Penulis

Suryaning Tyas Suci, lahir di Tangerang pada tanggal 10 September 1996, anak

bungsu dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Untung Tarkono dan Ibu Winarti.

Bertempat tinggal di Jalan Sukamulya Raya No.10, Serua Indah, Ciputat,

Tangerang Selatan.

Riwayat pendidikan formal yang ditempuh yaitu SD Negeri Serua III (2003-2009),

SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan (2009-2012), SMK Nusantara 1 Ciputat

Jurusan Akuntansi (2012-2015). Sempat memutuskan untuk tidak berkuliah selama

satu tahun kemudian melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai anggota Departemen Luar Negeri

(2018-2019). Pengalaman mengajar penulis yaitu sebagai pengajar di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat Penerus Bangsa pada Program Kesetaraan (2019-

Sekarang) dan PLP di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.