ecm (english course management)

142
1 BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN KURSUS BAHASA INGGRIS A. PENDAHULUAN Bahasa inggris sebagai bahasa internasional sangat penting peranannya di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan. Maka dari itu banyak lembaga yang ingin mendirikan kursus bahasa inggris. Banyak orang menganggap bahwa kursus bahasa inggris mempunyai prospek bagus di masa depan karena bahasa inggris sangat penting dan di butuhkan. Banyak orang beranggapan bahwa bisnis mendirikan lembaga bimbingan belajar merupakan bisnis yang tidak akan merugikan. Karena berkembangnya jaman, dunia pendidikan akan terus dibutuhkan oleh masyarakat khususnya bahasa inggris. Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang akan menjadi pengantar di era globlalisasi. Indonesia yang memiliki populasi penduduk yang cukup besar mencapai 240 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 1,4% per tahun merupakan potensi pasar yang cukup besar dalam bidang pendidikan, khususnya dalam penyediaan jasa bimbingan belajar Bahasa Inggris.Ada dua jenis pendidikan yang dikenal di masyarakat Indonesia, yaitu pendidikan formal (seperti TK, SD sampai Univesitas) dan pendidikan nonformal (seperti kursus komputer, les Bahasa Inggris dan sebagainya). Dalam hal ini pendidikan nonformal, khususnya Bahasa Inggris memiliki peranan yang tidak kalah penting. Pendidikan ini berfungsi untuk membantu anak didik untuk memaksimalkan potensinya yang mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh melalui jenjang pendidikan formal. Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam era globalisasi saat ini.Apalagi perkembangan sistem pendidikan sekarang ini telah memasukkan Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional. Membaiknya perekonomian masyarakat dan berubahnya pola kehidupan terutama diwilayah perkotaan yang mobilitas masyarakatnya cukup tinggi,

Upload: independent

Post on 03-Dec-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN KURSUS BAHASA INGGRIS

A. PENDAHULUAN

Bahasa inggris sebagai bahasa internasional sangat penting peranannya di

berbagai bidang terutama di bidang pendidikan. Maka dari itu banyak lembaga

yang ingin mendirikan kursus bahasa inggris. Banyak orang menganggap bahwa

kursus bahasa inggris mempunyai prospek bagus di masa depan karena bahasa

inggris sangat penting dan di butuhkan.

Banyak orang beranggapan bahwa bisnis mendirikan lembaga bimbingan

belajar merupakan bisnis yang tidak akan merugikan. Karena berkembangnya

jaman, dunia pendidikan akan terus dibutuhkan oleh masyarakat khususnya

bahasa inggris. Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang akan menjadi

pengantar di era globlalisasi.

Indonesia yang memiliki populasi penduduk yang cukup besar mencapai 240

juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 1,4% per tahun

merupakan potensi pasar yang cukup besar dalam bidang pendidikan, khususnya

dalam penyediaan jasa bimbingan belajar Bahasa Inggris.Ada dua jenis

pendidikan yang dikenal di masyarakat Indonesia, yaitu pendidikan formal

(seperti TK, SD sampai Univesitas) dan pendidikan nonformal (seperti kursus

komputer, les Bahasa Inggris dan sebagainya).

Dalam hal ini pendidikan nonformal, khususnya Bahasa Inggris memiliki

peranan yang tidak kalah penting. Pendidikan ini berfungsi untuk membantu anak

didik untuk memaksimalkan potensinya yang mungkin belum seluruhnya bisa

diperoleh melalui jenjang pendidikan formal. Bahasa Inggris merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam era globalisasi saat ini.Apalagi

perkembangan sistem pendidikan sekarang ini telah memasukkan Bahasa Inggris

sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional.

Membaiknya perekonomian masyarakat dan berubahnya pola kehidupan

terutama diwilayah perkotaan yang mobilitas masyarakatnya cukup tinggi,

2

sehingga waktu orang tua dalam membimbing dan mendidik anaknya dalam hal

pendidikan tentunya semakin berkurang hal ini tentunya menjadikan bimbingan

belajar Bahasa Inggris menjadi salah satu alternatif pilihan orang tua untuk

mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan anaknya dalam berbahasa Inggris.

Dengan demikian prospek pendirian jasa bimbingan belajar cukup besar.

Khususnya Bahasa Inggris memiliki peranan yang tidak kalah penting. Pendidikan

ini berfungsi untuk membantu anak didik untuk memaksimalkan potensinya yang

mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh melalui jenjang pendidikan formal.

Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam era

globalisasi saat ini.Seperti kita ketahui bahwa perkembangan tehnologi di era

globalisasi sangat pesat khususnya di bidang informasi yakni melalui komputer.

Komputer yang di dalamnya terdapat banyak fasilitas yang bisa kita dapatkan

seperti internet dan lain-lain. Dan pengoperasian komputer sendiri menggunakan

bahasa inggris. Hal ini menuntut kita untuk bisa menguasai bahasa inggris agar

kita lebih mudah mengoperasikan komputer dan mendapatkan informasi yang kita

inginkan lewat komputer berupa informasi lewat internet. Selain komputer, masih

banyak lagi peralatan dengan tehnologi canggih yang menggunakan bahasa

inggris untuk mengoperasikannya.

Untuk itu banyak orang berfikir untuk menambah pengetahuan mereka dengan

mempelajari bahasa inggris. Dengan bias menguasai bahasa inggris dengan baik

tentulah akan berguna bagi mereka, hal ini untuk mempermudah mereka dalam

hal memperoleh informasi baik dari internet maupun dari media yang lain seperti

televisi maupun radio. Kita tahu bahwa ada banyak program televisi dan radio dari

luar negeri seperti BBC,VOA,CNN dan lain-lain yang menyuguhkan acara

berbagai bidang baik informasi maupun hiburan. Untuk itu alangkah lebih baik

jika kita mengikuti perkembangan jaman dengan mengetahui berbagai informasi

baik dari dalam dan dari luar negeri. Dan tentunya dari berbagai program televisi

dan radio luar negeri semua menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa

pengantarnya.

Fenomena tersebut diatas mengindikasikan prospek pendirian jasa bimbingan

belajar cukup besar.Karena tingkat kebutuhan untuk menguasai bahasa inggris

3

menjadi hal penting bagi banyak orang, terutama orang yang membutuhkan

banyak informasi. Mereka merasa bahwa dengan menguasai bahasa inggris akan

mempermudah mereka dalam hal mendapatkan informasi.

B. SEJARAH MUNCULNYA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sejarah manusia mengenal bercocok tanam dan berburu pada tahap awal

kehidupanny, sejak inilah barangkali kita sudah berhubungan dengan alih

ketrampilan dari generasi berikutnya. Alih ketrampilan dan pengetahuan itulah

yang kita ketahui sebagai awal mulanya pendidikan pelatihan.

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Zais, (1986:317) mengemukakan bahwa pendidikan dapat diartikan

sebagai proses memperluas kepedulian dan keberadaan seseorang menjadi dirinya

sendiri, atau proses mendefinisikan dan meredefinisikan keberadaan diri sendiri di

tengah-tengah lingkungannya. Sedangkan Pelatihan dapat diartikan sebagai proses

di mana para instruktur memanipulasi peserta dan lingkungan mereka dengan

cara-cara tertentu sehingga peserta mampu menguasai perilakuyang diinginkan.

Melengkapi pendapat tersebut di atas, menurut Wexley and Yukl (1995:301)

menyatakan “pelatihan adalah proses di mana pekerja mempelajari keterampilan,

sikap dan perilaku yang diperlukan guna melaksanakan pekerjaan mereka secara

efektif”.

Tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu: Pendidikan & Pelatihan yang dimaksud

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000, bertujuan

untuk :

• Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi

kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan

instansi.

4

• Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

• Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.

• Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan

tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya

kepemerintahan yang baik.

Periodisasi tentang pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk lebih

mengtahui dan memahami tentang perkembangan diklat pada suatu bangsa dan

Negara. Perancis, serta Jerman dan Negara-negara eropa lainnya, penyusunan

periodisasi diklat dapat disusun dengan berpedoman pada data tertulis yang

mereka miliki. Lain halnya di Negara-negara yang sedang berkembang,

nampaknya sulit untuk melakukan periodisasi diklat, mengingat keterbatasan atau

langkanya data yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan diklat. Demikian juga di

Indonesia, sejarah kediklatan kurang mendapat perhatian, sehingga agak sulit

untuk menyusun perkembangan diklat di Indonsia. Tetapi, minimal kita

mengetahui dari sejarah ekonomi Indonesia tentang adanya pelatihan bagi para

calon juru tulis yang akan bekerja di Pemerintah belanda dan Perusahaan

Perkebunan. Barangkali mereka itulah yang dapat kita anggap sebagai embrio

pelatihan. Berikut ini adalah periodisasi kediklatan yang di susun oleh Vincent A.

Miller (1996), antara lain :

1. Periode Prasejarah (zaman batu)

Dewasa ini, manusia telah menemukan alat-alat untuk bercocok tanam,

dan membuat pakain (dari kulit kayu), membuat tempat tinggal, dan

mempergunakan bahasa. Penemuan alat-alat senjata, pakaian, dan tempat tinggal

merupakan langkah awal pengalihan pengetahuan dan ketrampilan kepada

generasi berikutnya. Mereka mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut

tidak dengan kata-kata tertulis, tetapi denga contoh-contoh nyata (disengaja),

tanda-tanda atau kata-kata. Dengan berhasilnya pesan yang disampaikan dari

generasi muda, pada saat itulah terjadi alih pengetahuan dan ketrampilan, serta

5

proses pengembangan yang kita sebut dengan diklat yang diadministrasikan.

Penemuan-penemuan merupakan kemungkinan terjadinya siklus penemuan pada

sejarah umat manusia masa lalu, yang dapat kia lihat di gua-gua peninggalan

zaman batu dalam bentuk gambar.

2. Periode Magang (Apprenticeship)

Sistem magang telah ada sejak tahun 1800 SM, seperti tercantum dalam

Kode Hammurabi. Sistem magang bukan hanya milik para artis (ahli

seni/seniman), tetapi semua lapangan pekerjaan, seperti dokter, ahli hukum, ahli

pendidikan, dan sebagainya. System ini berlangsung dalam tiga tahap, yaitu

seseorang yang berpengalaman mengalihkan, mentransfer pengetahuan dan

ketrampilannya kepada pemagang, setelah itu melalui periode magang baru

menjadi journeyman (ahli perdagangan) atau yeom(ahli administrasi).

Kemungkinan, dinegara Indonsia, system semacam ini banyak dilakkukan oleh

para pengrajin kayu dan bamboo di Jawa Tengah, Sumatra, dan Aceh, juga di

setiap propinsi umumnya.

3. Periode Gilda (Guilds)

Periode Gilda terkenal pada abad pertengahan. System ini merupakan

kumpulan orang-orang yang mempunyai minat dan kepentingan bersama untuk

memajukan perusahaan. System ini dikenal pertama kalinya di Inggris sebelum

Bangsa Normandia menyerbu Inggris tahun 1066. Pada akhir abad 12, system

Gilda tersebar di seluruh Eropa. Tujuan utama system ini adalah pengamanan

bersama, saling membantu, dan saling menguntungkan. Intinya, system Gilda

menciptakan usaha/franchise pada saat yang sama menentukan kualitas produk,

melahirkan standar kualitas,standar bagi tenaga kerja.

Ada tiga kelas keanggotaan dalam sistem Gilda, pertama adalaj para

tuan/majikan yang memilih bahan-bahan mentah, alat-alat produksi, dan

mengarahkan pekerja secara langsung: kedua, pemagang yang yang biasanya

tinggal bersama majikan, mereka mendpata kesempatan mengikuti pelatihan dan

makan selama tinggal di tempat majikan, ketiga journeyman(para pedagang) yang

telah menyelesaikan tahap magangnya, tetapi belum memiliki kualifikasi sebagai

6

majikan, menerima upah untuk pekerjaanya. Para journeyman tinggal bersama

dengan majikannya, tetapi mereka memilih kemungkinan untuk menabung, dari

hasil upahnya membeli alat produksi da menempuh ujian sebagai ahli dibidangnya

(pengrajin). Bila telah lulus ujian sebagai para pengrahin, journeyman telah resmi

menjadi ahli pengrajin dan dapat membuka tokonyo sendiri.

Karena semakin berkembang perdagangan di eropa, maka sangat

dibutuhkan mesin-mesin sebagai alat yang merupakan investasi yang besar.

Keadaan ini tidak menguntngkan bagi journeyman. Oleh kaena itu, mereka

menjadi yeomanry(gilda yeomanry). Ini merupakan awal dari berdirinya Serikat

buruh Sistem gilda abad yang berlangsung dari ke 12 sampai dengan abad ke 15

di Eropa.

4. Periode Pendidikan dan Pelatihan Pengrajin

Periode ini lebih ditekankan pada pencapaian keahlian/spesialisasi

pekerjaan. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan lebih ditekankan pada

kualitas. Diklat yang diterima oleh pekerja mendapata dukunga yang kuat dari

organisasi pekerja (union), yaitu dengan adanya Undang-Undang yang

menyiapkan suatu rentang pendidikan kejuruan yang luas.

Keadaan ini tidak terlepas dari lahirnya industry, yang berarti adanya dua

perubahan dalam persiapan untuk bekerja. Pertama, perlu adanya diklat yang

spesifik dan dipersyarakan sebelum tugs-tugas khusus dilaksanakan. Kedua,

dipersyaratkan adanya suatu orientasi pekerjaan yang bermacam-macam/berbeda-

beda.

Revolusi industry mensyaratkan perlunya pendidikan untuk tugas-tugas

khusus, juga fungsi pendidikan dalam organisasi perusahaan yang sedang

berkembang.

Salah satu hal yang paling menarik dalam sejarah pendidikan bisnis bahwa

beberapa sekola administrasi bisnis awal didirikan sebagai program-program

kursus bisnis pada pertama kalinya. Kursus-kursus yang disponsori oleh organisa-

organisasi perusahaan lebih dahulu didirikan, dan diikuti kemudian oleh kursus-

kursus bisnis secara penuh.

7

Sejarah perkembangan diklat yang diikuti oleh ekspansi industry sangat

menakjubkan. Tahun 1809 Grand Lodge New York di bawah kepemimpinan De

Wit Clintons membangun fasilit pendidikan kejuruan. Diklat yang bersifat manual

mulai dilaksanakan di Amerika Serikat tahun 1825. Konsep aplikasi pendidikan

dan pelatihan pada praktek telah berjalan di Amerika Serikat sejak institute

Politeknik Rensselear menjadi kursus pertama yang mendobrak rintangan pada

tahun 1824. Pengajaran di bidang pertanian, pendidikan, administrasi bisnis,

akuntansi, dan jurnalistik, serta yang lain pun mengikutinya. Sehingga lambat

laun berkembang penerimaan secara umum bahwa ada keterkaitan antara

pendidikan dan pelatihan.

5. Periode Pengembangan industri

Revolusi industry di mulai di Inggris tahun 1750, dan menyebar ke

Perancis, Jerman, dan Amerika. Perkembangan revolusi industry di Amerika dit

Andai dengan dibangunnya banyak pabrik tekstil dengan jumlah pegawai

76.000 orang (1885). Pekerja ini terdiri dari para wanita dan anak-anak yang

kemudian disebut “pekerja industry”, industry menjadi terlibat dalam isu yang

besar dalam pendidikan dan peningkatan kualitas hidup. Metode kasus dalam

diklat dikembangkan oleh Christopher Langdell di Fakultas hukum universitas

Harvard tahun 1880. Teknik diklat yang tidak langsung dapat digunakan pada

kelompok kecil maupun kelompok besar. Teknik lainnya banyak digunakan

adalah bermain peran(role play).

6. Periode Diklat tahun 1910-1920

Dimulainya diklat khusus sehubungan dengan ditetapkannya konsep

produksi lini pada tahun 1910, dan ban berjalan pada tahun 1913. Dengan ban

berjalan, rakitan sebuah mobil dimulai dari kerangka (chasis) dan diakhiri dengan

selesainya lengkap sebuah mobil Ford modelT.

Perang dunia I memacu stimulus untuk melaksanakan diklat. Dibutuhkan

alat-alat perang, seperti kapal perang, mendorong Emergency Fleet Corporation

of The United State Shipping Board membentuk seksi pendidikan dan pelatihan .

8

Dibutuhkan 61 kapal perang, dengan pekerja sebanyak 50.000 orang. Namun,

untuk menyelesaikan tugas itu dibutuhkan 10 kali lipat jumlah pekerja yang

terlatih. Charles R. Allen, yaitu seseorang yang ditugaskan memimpin program

tersebut memerintahkan agar mereka yang mendapat pendidikan dan pelatihan

pada galangan kapal dan para pelatih (instruktur) harus menjadi supervisor pada

galangan tersebut. Allen menggunakan metode 4 (empat) langkah, yaitu

menunjukkan(show), istruksi(tell), melaksanakan(do), dan cek(check) sebagai

metode standar yang digunakan sebagai metode pelatihan kerja untuk mengatassi

masalah Perang Dunia I.

7. Pendidikan dan pelatihan tahun 1920

Pada masa setelah PD I, berkembangalah industry elektronik pertama,

yaitu munculnya radio. Pada masa ini dibutuhkan tenaga penjual produk radio,

dan banyak pula stasiun radio yang menyiarkan siaranya ke seluruh wilayah

Amerika. Ini ditanggapi oleh bangsa Amerika yang banyak membeli radio, lemari

es, mesin cuci yang merupakan cirri status social. Tenaga penjual inilah yang

memerlukan pelatihan. Mereka inilah yang bertugas menjual produk industry dari

rumah ke rumah (door to door).

8. Pendidikan dan pelatihan tahun 1930 (masa depresi)

Pada masa depresi ini yanga lebih berperan adalah pemerintah yanf

memberikan pelatihan bagi para penganggur. Pelatihan yang dilakukan adalah

pelatihan kerajinan tangan (handycraft). Media pendidikan dan pelatihan ,

digunakan adalah papan tulis, flipchart, slide, dan film 16 mm. dengan

dipergunakannya film 16 mm yang bersuara, pada saat ininlah di kenal dengan

audio visual bagi media pendidikan dan pelatihan.

9. Pendidkan dan pelatihan tahun 1940

Amerika merupakan Negara yang pertama kali mempunyai asosiasi

pendidikan dan pelatihan, yaitu National of Sales Training Executive, yang

kemudian menjdai American Society for Training and Development(ASTD)

9

Pada Perang Dunia II dibutuhkan tenaga terlatih yang lebih banyak untuk

melakukan produksi alat-alat perang. Dan seperti pada Perang Dunia I, banyak

dilaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk tenaga-tenaga yang belum terlatih.

Tetapi, siapa yang akan melaksanakan pendidikan dan pelatihan itu?.

Diklat menjadi suatu kebutuhan, dan topic pendidikan dan pelatihan manajemen

(training management) menjadi hal yang umum dalam hirarki majnajemen. Salah

satu badan penyelenggara diklat yang terbaik di Amerika Serikat adalah Training

With Industry and Service yang didirikan pada tahun 1940 oleh The National

Defence Advisory Comission. Pada tahun 1942, dengan keputusan presiden, TWI

menjadi bagian dar War Manpower Comission yang berbeda di bawah Bureu

Training dan dikembangkan menjadi JIt (Job Instruction Training) dalam

pelatihan supervisor pada Departemen Pelatihan Amerika Serikat yang bertujuan

untuk melatih ketrampilan para pekerja secepat mungkin. Pelatihan bagi para

pelatih tersebar di seluruh Amerika dengan jangka waktu tiga hari, dengan jumlah

15-30 orang, yang kemudian berkembang menjadi 45 orang, dan akhirnya

bekembang menjadi pelatihan, seperti JRT (Job RelationsTraining), JMT (Job

Method Training), dan JST (Job Safety Training).

10. Pendidikan dan pelatihan tahun 1950

Pada tahun 1950-1955, media diklat yang banyak digunakan adalah

rekaman. kabel (cord recorder), dan pada tahun 1956 ditemukan video tape yang

dibuat oleh Ampex Corporation. Karena bentuk video tape ini tidak praktis, maka

penggunaan media video tape ini untuk diklat tidak berlangsung lama dan tahun

1970, video tape berwarna dipakai sebagaimedia diklat. Sejak tahun 1950,

bussinss game dan in basket, simulasi pengambilan keputusan bagi pelatihan

manajer banyak dipergunakan sebagai metode diklat, sedangkan metode role play

banyak digunakan dalam diklat penjualan dan manajemen industry.

11. Pendidikan dan pelatihan tahun 1960

10

Pada tahun 1960, salah satu organisasi bisnis Amerika menggunakan

Assesment centre, dan selanjutnya pada pertengahan tahun 1960 lebih banyak

organisasi bisnis yang menggunakan Assesment centre.

Muncul beberapa lembaga Diklat yang menggunakan teknik/materi

laboratorium diklat(training laboratory) sesitivitas training, change attitude, dan

juga teknik yang sangat popular, yaitu teknik pengajaran program(programme

instruction). Menjelang tahun 1970, lembaga diklat di Amerika mulai

mempergunakan computer dalam pelaksanaan diklatnya.

12. Pendidikan dan pelatihan 1970

Pada tahun 1970, diklat lebih bersifat professional. Lembaga diklat

terbesar di Amerika Serikat ASTD menerbitkan majalah Professional

Development Manual For Trainer. Majalah ini penuh dengan informasi tentang

bagaimana membuat training need, evaluasi, pengembangan manejemen,

motivasi, dan fungsi serta metode diklat. Organization Development (OD)

mengembangkan komponen-komponen yang saling mengisi, teknik seleksi

enonjol, pengembangan pegawai, struktur organisasi, metode manajemen,

hubungan internasional, dan dinamika kelompok. Mereka yang mengikuti diklat

(OD) , sekarang lebih banyak berkenalan dengan pengembangan organisasi

dengan nama Humas Resource Department (HRD).

Jika departemen personel dan lembaga berkaitan dengang orang, maka OD

konsultan berkaitan dengan kesehatan organisasi. Banyak para pelatih senior

menjadi konsultan, baik di dalam maupun diluar organisasi. Hasil kerja yang telah

dilaksanakan oleh bidang need assessment (penilaian kebutuhan) analis tugas ,

dan evaluasi menjadi pelaksana dasar diperkenalkannya belajar berdasar

kompetensi (Competency Based Learning). Kompetensi ini berkenaan dengan

pemilihan peserta diklat dalam mengembangkan kompetensi yang specificdan

yang memiliah kompetensi teknik yang cocok dengan pernyataan tugas pekerjaan

tidak perlu mengetahui diklat. Banyak teknologi diklat dipakai pada periode ini,

seperti peningkatan perangkat keras diklat (video,satelis,computer).

13. Pendidikan dan pelatihan tahun 1980.

11

Pada tahun 1980, penggunaan computer sangat maju sekali. Banyak

organisasi besar menyadari bahwa mereka memasuki dan harus berani

menghadapi pasar global. Jika mereka mau bertahan hidup (survive). Sebagai

akibatnya,ASTD lebih menempatkan diri sebagai lembaga yang menyediakan

informasi yangmemberitahukan kepada peserta Diklat bagaimana diklat dapat

dipergunakan oleh operasi global perusahaan.

14. Pendidikan dan pelatihan tahun1990- sekarang

Dalam decade ini, ekonomi global akan terus berlanjut mengubah cara

berorganisasi dan beroperasi dalam bisnis. Pelaksanaan akan diukur oleh

keputusan standar melalui penggunaan dan era baru bagi para peserta (trainee)

akan mendukung organisasi untuk mencapai pelaksanaanya. Sebagaian besar,

sumber daya professional akan ikut serta membantu perubahan dan transformasi

organisasi. Para professional pembelajaran akan bekerja dengan menggunakkan

banyak model individual dan organisasi pembelajara, terutama mereka yang

menggambarkan bagaimana orang belajar dalam konteks bekerja. Kekuatan

teknologi akan mengubaha cara penciptaan informasi, penyimpanan diklat. Kelas

dan peserta yang dipimpin oleh instruktur akan sering diganti berdasarkan

pembelajaran. Dalam perannya, sebagai organisasi pembelajaran, trainer akan

mengubah dan megurangi porsi dirinya sebagai guru bagi perserta (Robert Craigh,

1966).

Setelah mengetahui perkembangan sejarah pelatihan selama beberapa periode,

dapat disimpulkan bahwa pelatihan berasal dari Negara-negara bagian barat,

seperti Eropa, dan Amerika. Negara-negara tersebut menjadi basis munculnya

pendidikan dan pelatihan untuk manusia mulai dari zaman batu(stone age) hingga

zaman modern sekarang ini

C. ANALISA MENDIRIKAN KURSUS BAHASA INGGRIS

12

Dalam mendirikan sebuah lembaga bimbingan bahasa inggris perlu sebuah

perencanaan dan analisa yang matang.Karena hal ini sangat penting untuk

perkembangan selanjutnya apakah kursus itu bisa berkembang atau malah

sebaliknya. Perencanaan dan analisa di sini mencakup berbagai hal seperti lokasi,

sasaran, dana, fasilitas, materi yang dibutuhkan dan pengajar. Sebuah kursus bisa

berkembang tentunya dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang

baik.Berbagai hal di atas harus benar-benar diperhatikan supaya lembaga

bimbingan belajar bisa berkembang dengan baik.

Sebelum mendirikan lembaga bimbingan belajar, tentunya memerlukan

persiapan dana untuk memenuhi kebutuhan baik itu berupa peralatan yang

dibutuhkan maupun untuk keperluan memberi gaji pengajar. Adapun persiapan

awal berupa sasaran yang akan dituju dalam hal ini konsumen atau peserta didik

juga harus di rencanakan. Berikut ini uraian yang lebih jauh mengenai segala hal

yang perlu dipersiapkan dengan matang.

1. Dana

Persiapan dana adalah hal yang sangat penting, karena tidak bisaa di

pungkiri bahwa mendirikan sebuah kursus memerlukan peralatan untuk

menunjang proses belajar dan mengajar. Dana yang diperlukan benar-benar harus

dipersiapkan, karena bila tempat atau lokasi sudah ada namun dana belum

mencukupi, maka akan menghambat proses mendirikan kursus. Bagaimanapun

fasilitas berupa peralatan mengajar dan sebagainya sangat penting.

Memang ada sebuah kursus yang menyediakan fasilitas yang sederhana

atau seadanya, namun alangkah iebih baik jika sebuah kursus menyediakan

fasilitas yang baik dan layak untuk proses belajar mengajar. Bagaimanapun

fasilitas yang baik akan mempengaruhi kualitas belajar. Jika peserta didik dan

pengajar merasa nyaman dengan fasilitas dan ruangan yang disediakan, maka

mereka akan lebih bersemangat dan focus belajar.

Tapi sebaliknya, jika sebuah kursus hanya menyediakan fasilitas yang

terbatas dan seadanya, maka akan berpengaruh pada proses belajar terutama buat

peserta didik. Seperti pepatah mengatakan bahwa “pembeli adalah raja” disini

13

peserta didik bisaa di ibaratkan raja yang juga memerlukan fasilitas yang baik

karena mereka mempunyai hak mendapatkan itu dengan membayar biaya kursus

yang telah mereka keluarkan.

Sebuah kursus bahasa inggris yang baik dan maju biasanya juga di

lengkapi dengan fasilitas yang lengkap yang bias menunjang kebutuhan belajar

dan mengajar. Contohnya seperti laboratorium bahasa, LCD proyektor, dan

fasilitas lainya yang penting untuk mempermudah proses belajar dan mengajar.

Penyediaan laboratorium bahasa sangat penting, sebab peserta didik bias

menggunakannya ketika pengajar mengajarkan listening. Karena dengan

tersedianya laboratorium bahasa, para peserta didik akan bias mendengarkan kaset

ataupun CD yang didalamnya mengajarkan tentang pengucapan. Bagaimanapun

mendengarkan kaset yang di dalamnya terdapat suara seorang native speaker akan

lebih jelas bila di perdengarkan di laboratorium bahasa dengan menggunakan

head phone. Peserta didik akan lebih konsentrasi dengan mendengarkan kaset

melalui head phone, karena mereka tidak terganggu dengan pandangan lain yang

bias mengalihkan perhatiaian ketika mendengarkan kaset.

Selain fasilitas berupa laboratorium bahasa, yang juga sangat penting yaitu

penyediaan buku materi yang di pakai sebagai bahan pelajaran di kelas.Buku

pedoman/materi yang diajarkan haruslah di rancang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Peserta didik akan memakai buku tersebut sebagai bahan belajar

baik di kelas maupun diluar kelas. Maka seharusnya penyediaan buku materi yang

dibutuhkan peserta didik harus baik dan mudah di pahami, selain mudah juga

harus berdasarkan syllabus yang sesuai dengan standart yang ditentukan.

Menyusun dan membuat buku materi tidak sembarangan, karena dengan

perkembangan jaman banyak peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih

peka melihat dan memperoleh sumber informasi dari referensi lain. Untuk itu

perlu perencanaan yang matang dalam menyusun syllabus sebagai bahan untuk

dijadikan sebuah buku pedoman atau materi pengajaran.Kursus yang baik dan

maju sangat memperhatikan apapun baik itu fasilitas berupa tempat, buku materi,

tenaga pengajar dan system belajar yang digunakan. Karena hal ini akan

mempengaruhi kemajuan kursus tersebut di kemudian hari.

14

2.Sasaran

Menentukan target atau sasaran adalah hal yang juga perlu di rencanakan

dengan matang. Apakah kursus tersebut untuk anak sekolah saja atau untuk

umum, karena jelas berbeda materi dan konsepnya. Ada kursus yang menawarkan

program untuk anak sekolah saja seperti contohnya , Primagama, EF dan lain

sebagainya. Ada juga kursus yang menawarkan program bahasa inggris untuk

umum. Untuk itu perlu penanganan yang berbeda dalam hal konsep materi yang

diberikan dan proses memasarkannya.

Materi pelajaran bahasa inggris untuk anak sekolah bisaaanya diberikan

materi yang berhubungan dengan pelajaran bahasa inggris di sekolah seperti

mengerjakan soal-soal di buku pelajaran dan latihan-latihan soal yang terbatas

pada materi pelajaran di sekolah.Sedangkan materi bahasa inggris untuk umum

lebih luas dan ada tingkatannya.Dan bisaaannya kursus bahasa inggris untuk anak

sekolah lebih mengutamakan penguasaan materi yang bisaaanya diajarkan

disekolah, sedangkan kursus bahasa inggris untuk umum lebih lengkap dan lebih

focus.

Program yang ditawarkan oleh kursus bahasa inggris juga berbeda-beda.

Ada kursus bahasa inggris yang hanya memfokuskan ke grammar dan ada juga

kursus bahasa inggris yang lebih focus ke speaking ataupun pronunciation. Untuk

itu sebuah kursus bahasa inggris juga harus menyiapkan materi dan pengajar yang

professional di bidangnya.

Karena sasaran mencari peserta didik berbeda-beda dari kursus satu

dengan kursus yang lain, maka konsep membuat brosur dan tempat yang dituju

juga harus ditentukan. Kursus yang menawarkan bahasa inggris untuk anak

sekolah bisaaanya menyebarkan brosur di sekolah atau promosi melalui

bimbingan belajar gratis untuk permulaan. Atau bisaaanya kursus tersebut

mengadakan try out untuk anak sekolah.

Sedangkan kursus yang menawarkan bahasa inggris untuk umum lebih

luas dalam menyebarkan brosur untuk mencari peserta didik sebagai

konsumen.Kursus ini bisa menawarkan ke berbagai instansi seperti menawarkan

15

ke kampus atau ke karyawan perusahaan dan masih banyak lagi sasaran yang di

tuju untuk kursus ini.

Masyarakat akan bias memilih program-program yang ditawarkan oleh

kursus bahasa inggris sesuai yang mereka inginkan. Dan kursus bahasa inggris

untuk anak sekolah dan kursus bahasa inggris umum juga mempunyai pembagian

kelas yang berbeda.Kursus bahasa inggris untuk anak sekolah biasanya di bagi

berdasarkan umur dan tingkat sekolah, sedangkan kursus bahasa inggris umum

biasanya dibagi tidak berdasarkan umur atau tingkat sekolah melainkan tingkat

kemampuan. Untuk itu sebelum di masukkan ke kelas, kursus bahasa inggris

umum menguji kemampuan peserta didik supaya mengetahui akan di masukkan

ke kelas yang sesuai.

Hal yang penting dalam mendirikan kursus

Logistik

Untuk membuat kursus pelatihan yang berhasil, anda perlu suatu

kombinasi dari keterampilan dan keahlian. Perencanaan logistik yang baik

merupakan salah satu aspek yang paling penting dari penyampaian

pelatihan. Apabila para peserta tidak nyaman secara fisik dan tidak tenang

secara psikologis, maka mereka tidak akan mengambil manfaat

sepenuhnya dari konten pelatihan tersebut. Langkah pertama dalam

perencanaan logistik untuk pelatihan adalah membuat suatu jadwal

pelatihan. Merancang apa yang dilakukan dengan alokasi waktu dan

penunjukkan tanggung jawab untuk setiap tugas. Ingat bahwa akan selalu

ada kejadian pada saat anda memiliki sedikit atau tidak ada kontrol

mengenai beberapa atau seluruh logistik tersebut, dalam hal ini yang

paling baik adalah fleksibel dan bekerja sama dengan para peserta untuk

membuat situasi yang terbaik.

Contoh daftar logistik

Merancang waktu untuk pelatihan

Spesifikasi perlengkapan yang diperlukan

16

Identifikasi tempat yang sesuai

Memesan tempat

Mengundang para pembicara, termasuk tenggat waktu untuk handout,

ringkasan, dsb.

Mengkonfirmasikan para pembicara

Menyusun program

Mengiklankan

Registrasi para peserta

Konfirmasi untuk para peserta

Ketentuan-ketentuan dan pemesanan-pemesanan konsumsi

Pengkopian handout dan materi pelatihan

Membuat formulir evaluasi

Membuat sertifikat

Tempat dan ruang kelas

Salah satu faktor yang paling penting untuk keberhasilan pelatihan adalah

tempat atau ruang penyelenggaraan pelatihan. Ini sangat penting untuk

memilih tempat pelatihan yang baik dan, khususnya apabila anda tidak

memiliki banyak pilihan, mendapatkan ruang di luar tempat anda bekerja.

Apabila tidak mungkin sebelumnya memeriksa sendiri tempat itu, maka

disarankan untuk dapat ke tempat tersebut sebelum pelatihan untuk

mengatasi masalah-masalah.

Tidak perlu takut untuk mengatur kembali furnitur tempat pelatihan,

membuka atau menutup jendela-jendela dan pintu-pintu untuk

memberikan kenyamanan kepada para peserta. Apabila para peserta

17

merasa udara terlalu panas atau terlalu dingin, dapat mendengar suara

bising di luar, dan duduk di kursi yang keras atau yang terlalu lembut,

maka konsentrasi mereka dapat terganggu.

Daftar pertanyaan

Berapa banyak ruangan yang akan anda butuhkan?

Apakah anda memerlukan pemisahan ruangan atau penyatuan ruangan

untuk kelompok kecil bekerja dan berdiskusi?

Berapa luas ruangan tersebut?

Furnitur seperti apa — yang diperlukan oleh para peserta untuk menulis

dengan tenang? Apakah kursi-kursinya nyaman?

Cara apa yang paling baik untuk mengatur furnitur tersebut — model

kuliah, mengelilingi sebuah meja yang besar, kursi-kursi yang disusun

melingkar?

Peralatan pelatihan

Pada saat merencanakan pelatihan, anda perlu mengetahui bahwa anda dan

para pembicara tamu memiliki peralatan yang diperlukan untuk

mendukung presentasi-presentasi. Memeriksa tempat tersebut sebelum

memesannya dan mencatat ketentuan-ketentuan peralatan anda.

Bahkan ketika anda sudah merencanakan dengan baik dan tempat tersebut

dapat diandalkan, peralatan dapat saja tidak sesuai dan membuat anda

kecewa. Sebaiknya di awal hari pelatihan, anda harus membuat file-file

anda sesuai dengan perangkat keras dan perangkat lunak di tempat

tersebut. Peralatan komputer mudah mengalami gangguan, sehingga anda

perlu memeriksanya sendiri sejak awal pelatihan bahwa peralatan tersebut

berfungsi. Sebuah ide yang baik untuk memiliki seorang teknisi yang

dapat membantu mengatasi masalah-masalah teknis. Apabila anda

memiliki handout, maka anda dapat menggunakannya sebagai pengganti

dari OHP. Apabila peralatan proyektor data tersebut tidak berfungsi, maka

18

back-up overhead dapat menjadi vital. Apabila anda merencanakan sebuah

presentasi video, maka anda mungkin perlu membicarakan melalui

program tersebut dan menjelaskan cara pembelajarannya

tips mendirikan kursus

Hal pertama yang menjadi tips membuka bisnis kursus bahasa adalah

identifikasi target konsumen Anda berdasarkan kualifikasi kemampun dan

pengalaman Anda. Apakah anak-anak usia dini, anak-anak TK, anak-anak

SD, siswa-siswa SMP, siswa-siswa SMA, mahasiswa, atau umum? Ingat,

selain derajat pendidikan, hal yang perlu diperhatikan di sini adalah

pengetahuan Anda tentang budaya, adat istiadat, dan sejarah yang

berhubungan dengan target konsumen Anda.

Tentukan lokasi/daerah yang akan dijadikan tempat dibukanya kursus

bahasa Anda. Pastikan tempatnya strategis. Misalnya dekat dengan tempat

target konsumen (misalnya dekat dengan sekolah).

Buat penelitian kecil mengenai kompetitor Anda. Tulis semua kelebihan,

kekurangan, dan jarak tempat kompetitor dengan tempat kursus Anda.

Penelitian bisa dilakukan dengan browsing internet, wawancara murid-

muridnya, atau metode lain. Hasil yang didapat bisa menjadi acuan Anda

dalam membuat tempat kursus.

Lakukan juga penelitian mengenai cara membuat izin dalam membuka

tempat kursus. Cari tahu mengenai syarat-syaratnya. Biasanya, syarat-

syarat tersebut meliputi adanya dewan pembina, dewan pengawas, adanya

pengurus, fotokpi KTP pengurus, surat domisili, NPWP, surat dari notaris,

dan surat izin operasi dari pemerintah setempat.

Buatlah business plan. Isinya tentu saja tentang segala hal mengenai bisnis

Anda. Mulai dari budget hingga 3 tahun ke depan, peralatan dan

perlengkapan kerja, banyaknya pekerja dan departemennya, banyaknya

kelas dan murid-muridnya, level-level/paket yang ditawarkan, analisis

untung-rugi, dan lain-lain.

19

Lakukan percobaan dengan membuat les bahasa privat dahulu. Di sini

tentu saja tidak ada risiko yang akan Anda tanggung karena Anda

sendirilah yang akan turun ke lapangan. Tak ada budget yang perlu

dikeluarkan. Cara ini juga bisa menjadi ajang promosi diri Anda.

Jika keadaan sudah memungkinkan, segeralah eksekusi semua rencana dan

business plan yang sudah dibuat step by step.

Branding nama Anda dengan membuat artikel-artikel bahasa up to date

dan menarik yang dikirimkan ke media-media lokal dan nasional. Dari

sana, Anda akan terpromosikan dengan sendirinya.

Buat website profesional mengenai tempat kursus Anda. Gunakan hosting

berbayar yang berfungsi sebagai prestise. Isilah website tersebut dengan

konten berbobot dan mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan konsumen

Anda.

Buat rencana open house, kerjasama dengan media, tur ke sekolah-

sekolah, dan juga paket promo.

Jalin network dengan organisasi/asosiasi yang mewadahi tempat kursus

seperti milik Anda. Aktiflah Anda di dalamnya karena ini akan menjadi

nilai plus bagi Anda.

Tujuan dan sasaran

Tujuan, sasaran, dan hasil pembelajaran memberikan suatu petunjuk yang

jelas tentang maksud dan tujuan pelatihan tersebut. Para instruktur

menggunakannya untuk memusatkan pelatihan dan menilai kinerja serta

keberhasilan para peserta. Para peserta dapat menggunakannya untuk

mengevaluasi pelatihan tersebut dari perspektif mereka sendiri.

Tujuan adalah pernyataan keseluruhan tentang apa yang anda harapkan

untuk dicapai dari penyelenggaraan pelatihan tersebut. Sebagai contoh:

20

“Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan suatu pendahuluan

manajemen arsip dinamis dan statis, serta preservasi."

D. PROPOSAL

Dalam mendirikan kursus bahasa inggris memerlukan persiapan yang

matang, tidak hanya asal membuka kelas untuk di jadikan kursus bahasa inggris.

Hal ini akan berpengaruh terhadap perjalanan dan perkembangan kursus. Untuk

itu perlu terlebih dahulu mengajukan proposal ke instansi yang berkepentingan

yaitu Dinas Pendidikan dan notaris.Adapun tujuan dari pengajuan proposal untuk

mendaftarkan kursus tersebut supaya menjadi kursus yang legal dan dilindungi

hukum. Dibawah ini tujuan dari pengajuan proposal :

- Dinas pendidikan : mengapa harus mendaftarkan kursus ke diknas ? Karena

untuk melegalkan kursus dan supaya di akui keabsahannya sebagai lembaga

pendidikan.Selain itu tujuannya untuk melindungi konsumen, dalam arti

konsumen di sini adalah siswa yang belajar di kursus tersebut. Siswa akan merasa

nyaman belajar di kursus yang legal dan di daftarkan ke diknas.

- Notaris : kursus atau lembaga bimbingan belajar perlu juga mendaftarkan

kursusnya ke notaries. Hal ini bertujuan untuk melegalkan nama kursus tersebut.

Karena kalau sebuah kursus tidak dilegalkan namanya ke notaries, maka

kemungkinan untuk di tiru oleh kursus lain mudah dan tidak bisa menuntut kursus

atau lembaga yang meniru nama kursus tersebut. Misalnya ada kursus bernama

“SUNRISE” yang berlokasi di pare, kemudian ada di dekatnya atau di tempat lain

juga ada lembaga yang mendirikan kursus dengan nama yang sama. Maka kursus

yang pertama mendirikan dan tidak melegalkan kursusnya tersebut tidak bisa

menuntut lembaga atau kursus yang menjiplak.

Dasar Hukum (http://www.infokursus.net/perijinan.php

21

dan direktorat pembinaan kursus dan pelatihan )

- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

- Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah

- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

- Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang

Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kerja

- Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 261 /U/1999

tentang Penyelenggaraan Kursus

Penerbitan Izin Kursus

Izin kursus diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten/ Kota atas nama bupati/walikota, sebagai bentuk

pemberian legalitas atas penyelenggaraan kursus di wilayah kerjanya

Izin kursus bertujuan untuk:

- Memudahkan dalam pembinaan don pengembangan kursus

- Memelihara don meningkatkan mutu penyelenggaraan

- Mengarahkan, menyerasikan don mengembangkan kursus guna

menunjang suksesnya program pembangunan bidang pendidikan

- Melindungi kursus terhadap penyalahgunaan wewenang, hak dan

kewajiban setiap jenis kursus

- Melindungi konsumen

Prosedur pengurusan izin

- Calon penyelenggara kursus mengajukan izin untuk setiap jenis kursus

yang akan diselenggarakan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

dengan melampirkan persyarata-persyaratan yang ditentukan

- Lembaga kursus yang telah memperoleh izin harus memperpanjang izin

kursus selambat-lambatnya satu bulan sebelum izin kursus berakhir

dengan melampirkan fotocopy izin penyelenggaraan kursus sebelumnya

22

dan persyaratan lain sesuai ketentuan kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota

Pengawasan dan Sanksi

Pengawasan

a. Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan melakukan pengawasan atas

penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan dan

kewenangan masing-masing

b. Pengawasan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas public

Bentuk Pelanggaran

Pelanggaran atau penyalahgunaan izin penyelenggaraan dapat berupa:

a. Penipuan publik, antara lain memberikan janji-janji kepada peserta didik untuk

disalurkan setelah lulusan, tetapi ternyata tidak terbukti

b. Pemalsuan dokumen

c. Penyalahgunaan izin

Sanksi

a. Penyelenggara kursus yang beroperasi tanpa izin dapat dikenai pidana

penjara paling lama 10 tahun dan/atau pidana denda paling banyak 1

milyar rupiah

b. Bagi lembaga kursus yang menyalahgunakan izin kursus maka dinas

pendidikan kabupaten/kota dapat memberi sanksi berupa teguran lisan,

teguran tertulis, atau pencabutan izin kursus

1. Syarat-syarat pengajuan proposal

Untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh swasta

maupun negeri, baik itu berupa sekolah tinggi, sekolah kejuruan, balai pelatihan,

maupun kursus-kursus, sama seperti mendirikan Badan usaha atau badan hukum

lainya, yaitu akan didirikan oleh perorangan saja, ataukah akan berpartner dengan

membentuk CV, Yayasan maupun PT. Namun bedanya n melainkan Dikmenti

tersebut.

23

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional

menegaskan bahwa penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan

melalui 3 jalur, yaitu, : jalur formal, non formal, dan informal. Salah satu satuan

pendidikan non formal adalah penyelenggaraan kursus. Berdasarkan pasal 10 ayat

1 tentang Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. N0. 261/U/1999

tentang penyelenggaraan kurus, dinyatakan bahwa setiap penyelenggara kursus

wajib memperoleh ijin dari instansi yang berwenang (dalam hal ini Depdiknas).

Adapun Syarat-syarat adminisratif yang harus dipenuhi baik untuk

perorangan maupun badan usaha atau badan hukum adalah :

1. Mengisi formulir yang telah disediakan di kantor suku dinas Dikmenti

kotamadya.

2. Melampirkan foto copy akta notaries bagi yang berbentuk yayasan.

3. Melampirkan foto copy KTP baik pemilik/penyelenggara, maupun

penanggung jawab teknik edukatif.

4. Melampirkan foto copy ijazah bagi pemilik/penyelenggara, penanggung

jawab teknik edukatif maupun tenaga pendidik.

5. Melampirkan daftar riwayat hidup pemilik/penyelenggara dan penanggung

jawab teknis edukatif.

6. Melampirkan surat keterangan kelakuan baik pemilik/penanggung jawab

teknik edukatif.

7. Melampirkan kurikulum jenis kursus yang bersangkutan

8. Melampirkan tata tertibkursus.

9. Melampirkan denah/peta lokasi kursus.

10. Melampirkan pas foto pemilik/penyelenggara ukuran 4x6 maing-masing

sebanyak 5 lembar.

11. Melampirkan surat rekomendasi dari DPC HIPKI.

24

12. Melampirkan materai Rp. 6000 sebanyak 1 buah.

13. Melampirkan surat ketengan domisili usaha dari kecamatan

2. Prosedur pendaftaran

1. Untuk memperoleh status terdaftar, maka prosedur yang harus dilalui

adalah sebagai berikut :

a. Persyaratan administrative dibuat rangkap 5 dan masing-masing

dimasukkan dalam map snelhekter.

b. Formulir yang telah diisi di tanda tangani oleh pemohon berikut lampiran-

lampirannya dibawa dan diserahkan ke Sudin Dikmenti kotamadya

setempat dalam hal ini subdinas pendidikan luar sekolah.

c. Berkas permohonan tersebut kemudian diteliti oleh petugas pendaftaran

pada seksi pendidikan luar sekolah suku dinas Dikmenti kotamadya.

d. Apabila sudah lengkap semua persyaratan yang harus dipenuhi, petugas

pendaftaran segera membuat tanda terima berkas permohonan ijin kursus.

e. Berdasarkan permohonan dan kesepakatan antara pemohon dan petugas

yang terdiri dari satu team, akan melakukan survey lapangan untuk

mengadakan studi kelayakan terhadap permohonan tersebut.

f. Permohonan yang memenuhi syarat baik secara teknis maupun

administrative akan diberikan Surat Tanda bukti pendaftaran kursus oleh

Kepala Suku Dinas Dimenti Kotamadya setempat.

g. Tanda bukti pendaftaran kursus tersebut berlaku selama 6 (bulan)

terhitung sejak surat tersebut di tanda tangani.

3. Jenjang tipe kursus

25

Setelah dipenuhinya prosedur awal, maka akan dilanjutkan dengan

pemberian tipe kursus yang akan diberikan oleh Dikmenti, yaitu Tipe

A, Tipe B, Tipe C. Adapun tahapannya dijelaskan seperti berikut :

- Ijin tahap Tipe c berlaku 1 tahun, yang mana akan diterbitkan oleh

Suku Dinas Dikmenti Kotamadya.

- Ijin tahap/Tipe B berlaku2-3 tahun, yang mana akan diterbitkan

oleh Dinas Dikmenti Propinsi.

- Ijin tahap/Tipe A 4-5 tahun, yang mana akan diterbitkan oleh

Dinas Dikmenti Propinsi.

Adapun kalau bentuk kursus tersebut franchise, maka seperti

halnya franchise pada umumnya, pihak franchisor sudah memiliki

syarat-syarat standard yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak lain

yang membeli franchise mereka. Demikian pula mengenai

prosedur pendirian lembaga kursus yang dijual secara franchise

tersebut. Biasanya franchisor akan membantu para franchise (pihak

yang membeli lisensi atau ijin tersebut) untuk mend irikan kursus-

kursus dimaksud.

4. Bentuk Proposal

Bentuk proposal terdiri dari beberapa bab, yaitu:

1. Bab 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Maksud dan tujuan penulisan

1.4 Usaha yang akan dikembangkan

2. Bab 2. DESKRIPSI KELAYAKAN PENDIRIAN

BIMBINGANBELAJAR

2.1 Target pasar

2.2 Lokasi pembukaan bimbingan belajar

2.3 Sistem atau metode pengajaran yang diterapkan

2.4 Pendaftaran siswa

2.5 Instruktur atau staf pengajar

26

2.6 Jenis level/ Tingkatan uang bimbingan belajar

3. Bab 3. ANGGARAN BIAYA

3.1 Taksiran Biaya

3.2 Perkiraan pendapatan usaha

3.3 Daftar biaya kursus

3.4 Biaya pengeluaran rata rata perbulan

3.5 Taksiran laba

4. Bab 4 PENUTUP

5. LAMPIRAN

- Struktur lembaga

- Daftar inventaris dan kalkulasi biaya

- Peta lokasi

E. ELIGIBILITY (Kelayakan)

Eligibility atau kelayakan, ada beberapa kriteria kelayakan untuk

mendirikan sebuah kursus atau lembaga bimbingan belajar. Diantara kriteria

kelayakan yaitu, lokasi, bangunan, tenaga pengajar dan lain sebagainya. Untuk

lokasi sebaiknya memilih atau memiliki lokasi yang strategis dan layak. Strategis

dan layak bisa didefinisikan sebagai berikut:

Perlu dipertimbangkan karena kalau lokasi kursus jauh dan susah di capai, maka

kemungkinan besar orang akan kesulitan mendatangi kursus tersebut. Selain dekat

dari jalur kendaraan umum, juga hindari mendirikan kursus di tempat bangunan

yang memenuhi syarat kenyamanan termasuk (ruayang ramai seperti di dekat

pasar atau tempat umum lainya yang memungkinkan mengganggu proses belajar

mengajar.

1. Lokasi

Lokasi yang layak bisa di kategorikan dengan keadaan tempat. Di sini bisa

di gambarkan bahwa tempat yang layak seperti di dalam kelas yang sesuai dengan

kondisi dan jumlah murid.Jangan sampai menerima pendaftar yang tidak di

perhitungkan dengan jumlah kelas atau tempat yang tersedia. Karena seperti

pepatah mengatakan bahwa pembeli adalah raja, dan di sini peserta didik juga bisa

27

di sebut raja yang berhak mendapatkan kelayakan tempat untuk mereka tempati

dalam proses belajar.

2. Bangunan atau gedung

Kemudian kelayakan bangunan juga harus dipertimbangkan, bangunan

disini yang dimaksud adalah ruang kelas yang nyaman merasa nyaman dan

fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar. Tersedianya tempat yang layak

bagi peserta didik dan pengajar sangat penting, karena hal ini akan mempengaruhi

hasil dari proses belajar dan mengajar.

3. Tenaga pengajar

Dan kelayakan yang selanjutnya yaitu tenaga pengajar.Untuk

menyediakan tenaga pengajar yang baik dan layak sangat penting. Karena apabila

mutu tenaga pengajar tidak memenuhi syarat, maka kemungkinan peserta didik

akan mengeluh dan merasa tidak puas dengan pengajarnya. Untuk itu sebagai

pendiri atau pemilik sebuah lembaga pembelajaran atau kursus harus merekrut

tenaga pengajar yang memenuhi kriteria mengajar.

Berkembang dan tidaknya sebuah kursus atau lembaga bimbingan belajar

juga tergantung pada kualitas pengajarnya. Apabila pengajarnya berpengalaman

dan professional serta layak menjadi pengajar, maka kursus tersebut akan dikenal

dan dinilai oleh masyarakat sebagai kursus yang bagus. Dan tentunya peserta

didik yang sudah lulus dari tempat kursus yang mempunyai kualitas bagus akan

memberi informasi ke beberapa orang terdekatnya untuk belajar di tempat

tersebut.

Untuk merekrut tenaga pengajar yang professional, bisaaa lembaga

bimbingan belajar akan menguji melalui tes baik itu tes interview maupun mikro

teaching. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui kemampuan calon pengajar

yang akan di rekrut dan dijadikan pengajar. Memberikan pelatihan juga sangat

perlu bagi seorang pengajar untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Lembaga bimbingan belajar yang baik, akan memberikan pelatihan kepada tenaga

28

pengajarnya supaya para tenaga pengajarnya mendapatkan tambahan berupa

keahlian dan pengetahuan yang mungkin ada yang belum mereka miliki.

4. Fasilitas

Sesuai perkembangan jaman, maka sebuah lembaga bimbingan belajar

juga harus selalu mengikuti perkembangan kemajuan di bidang informasi atau

tehnology.Dan hal ini juga berhubungan dengan perbaikan mutu dari lembaga

bimbingan belajar tersebut.Salah satu jalan untuk mengikuti perkembangan

informasi yaitu mengadakan atau mengikuti seminar.

Dengan mengadakan ataupun mengikuti seminar, maka lembaga tersebut

akan mendapatkan masukan yang mungkin sebelumnya tidak atau belum mereka

ketahui. Masih banyak lagi cara untuk mengikuti perkembangan dengan berbagai

cara. Bisa juga lembaga tersebut bekerja sama dengan lembaga lain yang

memungkinkan untuk mempermudah mereka memasarkan kursus mencari peserta

didik. Sebuah lembaga bimbingan belajar juga harus mencari terobosan baru

untuk menarik minat peserta didik untuk masuk dan bergabung belajar di

tempatnya.

Salah satu cara untuk memajukan dan mengembangkan sebuah kursus

bahasa inggris yaitu dengan sering mendatangkan seorang pembicara disini

sebagai tamu yaitu native speaker atau orang asing yang benar-benar menguasai

bahasa inggris sebagai bahasa ibu mereka. Lembaga tersebut bisaa mengambil

native speaker dari Negara pemakai bahasa tersebut seperti Inggris, Amerika,

Australia dan sebagainya.Tujuan mendatangkan native speaker yaitu untuk

menambah wawasan khususnya dalam hal berbicara dan pengucapan.

Tentulah berbeda mendengarkan orang yang memakai bahasa sendiri dengan

orang yang bukan pemakai bahasa sendiri.Karena native speaker dari lahir sudah

mengucapkan bahasa mereka sebagai bahasa keseharian, maka mereka lebih cepat

mengucapkannya. Sebagai perbandingan peserta didik bisa memperhatikan dan

mendengarkan secara seksama cara mengucapkan bahasa inggris dengan benar.

29

F. PENUTUP

Demikianlah tulisan ini dibuat sebagai suatu acuan dalam pendirian

bimbingan belajar Bahasa Inggris dan juga dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran bersama dan diskusi bagi para mahasiswa.

Hasil wawancara dengan lembaga kursus “EECC” Pare:

Hampir sama seperti materi pendahuluan dalam membuat kursusan, di

kursusan ini dana di hasilkan dari pemilik kursusan itu sendiri. Di mulai

dari menyewa camp dengan satu kelas. Dan pemilik menjadi pengajar

untuk peserta didiknya. Sampai sekarang berkembang menjadi 4 kelas.

Sasaran lembaga kursus ini adalah umum untuk semua peserta didik.

Mencakup 4 skill (writing, reading, speaking, dan listening).

Proposal ijin pembuatan lembaga di buat setelah camp yang di sewa tadi

berkembang dan mampu membeli gedung sendiri. Proposal di buat untuk

diknas. Proposal di buat menyebutkan bahwa lembaga ini menjadi cabang

30

dari lembaga kursus sebelumnya yang sudah berkembang yaitu“BEC” atas

sepengetahuan lembaga tersebut karena pemilik lembaga ini adalah salah

satu tutor dari BEC. Diknas pun memberi ijin dan legalitas untuk

mengeluarkan sertifikat.

Dalam tingkat kelayakan lembaga ini sudah sangat layak. Karena sudah di

lengkapi ruang kelas, alat-alat proses pembelajaran, mushola, cam putra

dan camp putri.

DAFTAR PUSTAKA

Miller, Vincent. A.History of Training.

http://www.scribd.com/doc/.../Contoh-Proposal-Mendirikan-BIMBEL

(Accessed on November, 14th 2012)

http://yudesi.blogspot.com/2009/06/mendirikan-usaha-kursus.html

(Accessed on November, 14th 2012)

[email protected] Alpert Sleight, Michigan State University

31

BAB II

PERENCANAAN KURSUS

A. Definisi Kursusan

Dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003,

dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan keterampilan,standar kompetensi, pengembangan sikap

kewirausahaan serta pengembangan kepribadian profesional.

Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 5: Kursus

dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal

pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan

diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian profesional.

Kursus juga dapat diartikan sebagai lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak,

32

menjahit, musik dan lain sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu seperti, kursus ahli kecantikan atau penata rambut, peserta kursus diwajibkan menempuh ujian negara. Ujian negara ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan, sehingga pelajaran yang diberikan memenuhi syarat dan peserta memiliki keterampilan dalam bidangnya.

Sedangkan Planning courses adalah: suatu proses perencanaan

yangdilakukan ketika seseorang mendirikan suatu lembaga kursusan.

B. Tujuan Pendirian Kursusan

Sejalan dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26

ayat 5, maka kursus diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan

diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kepada masyarakat yang mebutuhkan.

Kursus diselenggarakan bagi peserta didik (masyarakat yang usianya tidak

dibatasi, tidak dibedakan jenis kelaminya, dan jumlah disesuaikan dengan

kebutuhan proses belajar yang efektif), yang memerlukan bekal pengetahuan,

keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada dasarnya masyarakat mengikuti kursus dan pelatihan karena ingin

memperoleh pendidikan berkelanjutan yang dapat ditempuh dalam waktu singkat

serta hasilnya dapat langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk:

1) Mengembangkan minat dan bakat.

2) Mencari pekerjaan.

3) Mengembangkan profesi.

33

4) Berusaha mandiri (wiraswasta).

5) Pengembangan karier.

6) untuk memperkuat kegiatan pendidikan

C. Penetapan Visi, Misi, dan Tujuan Kursusan

Pengertian Visi

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan

ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang

diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang

menjangkau masa yang akan datang (Akdon, 2006:94).

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan

Ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi:

Berorientasi pada masa depan;

Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini;

34

Mengekspresikan kreativitas;

Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat;

Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga; 

Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggauta lembaga;

Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya;

Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga;

Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya;

Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis & Smith 1994)

Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) menyatakan bahwa visi adalah

pernyataan yang merupakan sarana untuk:

1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan

tugas pokok.

2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan

stakeholders(sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain

yangterkait).

3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan

perkembangan.

35

Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan

baik, tidak mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang

mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi (kursusan).

Bagi kursusan Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil

kursusan yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan

selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa

datang. Dalam menentukan visi tersebut, kursusan harus memperhatikan

perkembangan dan tantangan masa depan.

Merumuskan Visi Kursusan

Bagi suatu organisasi visi memiliki peranan yang penting dalam

menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi tersebut.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan sebuah visi

menurut Bryson (2001:213) antara lain:

1. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.

2. Visi harus desebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder)

3. Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan

organisasi yangpenting.

Menurut Akdon (2006:96), terdapaat beberapa kriteri dalam merumuskan

visi,antara lain:

1) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan

yangingindiwujudkan.

2) Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi

untukmenunjukkankinerja yang baik.

3) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan

4) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.

5) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.

36

6) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, rumusan visi kursusan yang baik

seharusnya memberikan isyarat:

1) Visi kursusan berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.

2) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai

dengannormal danharapan masyarakat.

3) Visi kursusan harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita

yangingin dicapai.

4) Visi kursusan harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya

inspirasi,semangat dan komitmen bagi stakeholder.

5) Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan

danpengembangan kursusan ke arah yang lebih baik.

6) Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan kursusan.

7) Dalam merumuskan visi harus disertai indikator pencapaian visi.

Pengertian Misi

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi

bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2006: 97).

Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang

ditawarkan.

Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa

37

berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8).

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Pernyataan misi harus:

1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh

organisasi danbidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.

2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.

3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang

utama yang digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).

Merumuskan Misi kursusan

Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi

merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan

rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata

lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam

visi dengan berbagai indikatornya.

Ada beberapa kriteria dalam pembuatan misi, antara lain:

1) Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat

diperlukan olehmasyarakat.

2) Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.

38

3) Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang

meyakinkanmasyarakat.

4) Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga

bermanfaat dankeuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan

yang tersedia (Akdon,2006:99).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi kursusan antara

lain:

1. Pernyataan misi kursusan harus menunjukkan secara jelas mengenai apa

yang hendakdicapai oleh kursusan.

2. Rumusan misi kursusan selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan

“tindakan” danbukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada

rumusan visi.

3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara

indicator visidengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang

merahnya secara jelas.

4. Misi kursusan menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan

diberikanpada masyarakat (siswa).

5. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya

saingyang tinggi,namun disesuaikan dengan kondisi kursusan.

Tujuan (Goals)

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci

keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus

dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi

yang ingin dicapaidi masa mendatang (Akdon, 2006:143). Tujuan akan

mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam

39

rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar

yang kuat untuk menetapkan indikator.

Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi tujuan:

H.R. Daeng Naja

Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut

Ida Nuraida

Tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen

Spillane, Sj

Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan

Abubakar A & Wibowo

Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas

Ken Mc Elroy

Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan

Jemsly H & Martani H

Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis

40

Yayasan Trisakti

Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program

Tommy Suprapto

Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek

Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi atau perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya.

Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah

organisasi.

Beberapa kriteria tujuan antara lain:

1. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-

nilaiorganisasi.

2. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi,

programdan sub program organisasi.

3. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran

lingkungan,atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan.

4. Tujuan biasanya secara reatif berjangka panjang.

5. Tujuan menggambarkan hasil program.

6. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi.

7. Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

41

Merumuskan Tujuan Kursusan

Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi kursusan. Perumusan tujuan

akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu kursusan. Oleh karena

itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan kursusan, antara

lain:

1) Tujuan kursusan harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel

(dapat diukur)

2) Tujuan kursusan merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan

harus selarasdengan visi dan misi.

3) Tujuan kursusan menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan

dan kapandiselesaikannya?

D. Program Kursusan

Program merupakan implementasi dari visi, misi dan tujuan. Program yang

dimaksudkan dalam makalah ini adalah program operasional. Program

operasional didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan yang dihimpun dalam satu

kelompok yang sama secara sendiri-sndiri atau bersama-sama untuk mencapai

tujuan dan sasaran (Akdon, 2006:135). Program merupakan kumpulan kegiatan

nyata, sistematis dan terpadu, dilaksanakan oleh satu instansi pemerintah atau

lebih ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat atau yang merupakan

partisipasi aktif masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

Wujud nyata sebuah organisasi adalah adanya program operasional yang

akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan. Beberapa ciri-ciri program operasional

adalah:

1) Program kerja operasional didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan,

sasaran dankebijakan yang telah ditetapkan.

42

2) Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk

implementasi strategiorganisasi.

3) Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis

sumber dayayang diperlukan dalam rangka pelaksanaan satu rencana.

4) Program operasional merupakan penjabaran riil tentang langkah-langkah

yang diambiluntuk menjabarkan kebijakan.

5) Program operasional dapat bersifat jangka panjang dan menengah, atau

bersifattahunan.

6) Program kerja operasional tidak terlepas dari kebijakan yang telah

ditetapkansebelumnya.

Merumuskan Program Kerja Kursusan

Perumusan program kerja kursusan berdasarkan atas perumusan visi, misi,

tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan

program kerja kursusan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Program kerja kursusan merupakan implemantasi dari tujuan dan strategi

kursusan, jadidalam merumuskannya harus seirama dengan tujuan dan strategi

yang telah ditetapkan.

2) Dalam merumuskan program kursusan harus ditentukan siapa yang akan

menjadipenanggungjawab masing-masing program kerja sekolah dan kapan

langkah tersebutselesai.

3. Peran visi, misi, tujuan dan program dalam menyusun perencanaan strategis

kursusan.

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk

menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk

mengalokasikan sumber dayanya(termasuk modal dan sumber daya manusia)

untuk mencapai tujuan dari organisasitersebut (Amrullah, 2010:4).

43

Akdon (2006:302) menyatakan bahwa, langkah-langkah perencanaan strategis

terdiri dari:

a.Perumusan visi, misi dan nilai-nilai

b. Telaah lingkungan strategik, yang terdiri dari analisis lingkungan internal,

analisislingkungan eksternal.

c. Analisis strategik dan kunci keberhasilan.

d. Rencana Strategis yang terdiri dari merumuskan tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan,program, kegiatan suatu organisasi

Langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut:

http://3.bp.blogspot.com/_3L6E_YR9V5s/S8Rthh5YQlI/AAAAAAAAAHE/TiX-aJW85Pc/s1600/Graphic2.jpg

Gambar: Bagan Kerangka Perencanaan Strategis

Berdasarkan bagan diatas, dapat kita ketahui peran visi, misi, tujuan dan

program dalam

merumuskan perencanaan strategis, antara lain:

44

a. Visi dan misi merupakan landasan awal dalam merumuskan perencanaan

strategis. Visimemberikan merupakan imajinasi/gambaran masa depan suatu

organisasi, dia berperansebagai pemberi arahan dan motivasi anggota organisasi.

Misi adalah penjabaran dari visiyang memberikan produk/pelayanan kepada

publik. Misi berperan untuk mengenalkanpara anggota organisasi terhadap peran

dan fungsi mereka.

b. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang

akandicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam

perencanaanstrategis, rumusan tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,

strategi, program dankegiatan dalam merealisasikan misi.

Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu,

dilaksanakan oleh satu instansi pemerintah atau lebih ataupun dalam rangka kerja

sama dengan masyarakat atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat guna

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam perencanaan strategis,

program berfungsi untuk menjalankan kebijakan strategis yang akan dilakukan

dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata.

E. Mempersiapkan Silabus dan Media Pembelajaran

MediaPembelajaran

Oleh: Sutirman

1). Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Association of Education and Communication

Technology (AECT) (1986: 43)memberikan definisi media sebagai sistem

transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan

tertentu. Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada

komunikan (Suranto, 2005: 18). Sedangkan Trini (2005: 3) memberi makna media

sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke

penerima informasi.

45

Heinich dan kawan-kawan (1996: 8) mengartikan media sebagai perantara

yang mengantar informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian

televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

bahan cetakan, dan sejenisnya adalah tergolong media. Apabila media tersebut

membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung maksud dan tujuan

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalahsebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Asosociation of Education and Communication Technology (AECT).

Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Y. Miarso, mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya.

Gerlach & Ely: “media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer, TV,

46

projector, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.

Arief S. Sadiman, dkk (1984) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media yaitu: Fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompensatoris. Menurut Bretz (1971), media dibedakan menjadi 8 macam yaitu: media audio, media cetak, media visual diam, media visua gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio visual diam, media audio visual gerak.

Menurut Anderson (1998) media pembelajaran dibagi menjadi 10 yaitu: audio, cetak, audio-cetak, proyeksi visual diam, proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio visual gerak, obyek fisik, manusia dan lingkungan dan komputer

Secara lebih khusus Briggs dalam Trini (2005: 4), mengatakan media

sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana

fisik tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film, slide,

foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Sependapat dengan pendapat di atas,

Wang &Wingsum (2003: 217), menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan,

media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan kepada

pembelajar. Media dapat dikatakan pula sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik

tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat

dimanipulasi, dilihat, dibaca, dan didengar.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media

47

merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

2). Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan

perkembangan teknologi. Beberapa ahli menggolongkan macam-macam media

pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda.

Bretz membagi media menjadi tiga macam yaitu media yang dapat didengar

(audio), media yang dapat dilihat (video), dan media yang dapat bergerak. Media

visual dikelompokkan lagi menjadi tiga yaitu gambar visual, garis (grafis), dan

simbol verbal. Selain menggolongkan media menjadi tiga macam di atas, Bretz

juga membagi media menjadi media transmisi dan media rekaman  (Prastati,

2005: 9-10).

Schramm (1977: 21) membedakan media menurut jumlah audiens yang

dilayaninya menjadi: massal, klasikal, dan individual. Yang termasuk media untuk

massal antara lain televisi, radio, dan internet. Media untuk klasikal adalah OHP,

papan tulis, slide, videotape, poster, foto, dan lain-lain. Sedangkan media yang

bersifat individual dapat berupa hand out, telepon, dan Computer Assisted

Instruction (CAI).

Heinich (1996: 8) menjabarkan media pembelajaran dalam bukunya

meliputi: nonprojected media, projected media, audiomedia, motionmedia,

computer mediated instruction, computer based multimedia and hypermedia,

media radio and television. Nonprojected media berupa photographs, diagrams,

displays, dan models. Projectedmedia terdiri dari slides, filmstrips, overhead

transparencies, dan computer projection. Audiomedia berupa cassettes dan

compact discs, sedangkan motionmedia berupa video dan film.

Arsyad (2007: 29) mengelompokkan meda pembelajaran menjadi empat

kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual,

media hasil teknologi komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan

komputer.

48

Sementara Seels & Glasgow (1990: 181-183) membagi media berdasarkan

perkembangan terknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional dan media

dengan teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi: (a)

visual diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak tembus pandang),

proyeksi overhead, slides, filmstrips; (b) visual yang tidak diproyeksikan berupa

gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info; (c) audio

terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d) penyajian multimedia dibedakan

menjadi slide plus suara dan multi image; (e) visual dinamis yang diproyeksikan

berupa  film, televisi, video; (f) media cetak seperti buku teks, modul, teks

terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, dan hand out; (g) permainan

diantaranya teka-teki, simulasi, permainan papan; (h) realita dapat berupa model,

specimen (contoh), manipulatif (peta, miniatur, boneka).

Sedangkan media dengan teknologi mutakhir dibedakan menjadi: (a) media

berbasis telekomunikasi diantaranya adalah telekonfrence dan distance learning;

(b) media berbasis mikroprosesor terdiri dari CAI (Computer Assisted

Instruction), Games, Hypermedia, CD (Compact Disc), danPembelajaran Berbasis

Web (Web Based Learning).

Penggolongan media yang lebih aktual dikemukakan oleh Lee & Owen

(2004: 55-56) dengan delapan tipe media pengiriman. Kedelapan media tersebut

adalah instructor-led, computer-based, distance broadcast, web-based,

performance support systems (PSS), dan electronic performance support systems

(EPSS).

Berdasarkan macam-macam media tersebut di atas, menunjukkan bahwa

media pembelajaran senantiasa mengalami perkembangan seiring kemajuan ilmu

dan teknologi. Perkembangan media pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan

kebutuhan  pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

3). Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Levie & Lents dalam Arsyad (2007: 16) mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif,

fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

49

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media

gambar atau animasi yang diproyeksikan melalui LCD (Liquid Crystal Display)

dapat memfokuskan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang

akan mereka terima. Hal ini berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran

yang lebih baik oleh siswa.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan

sikap siswa pada saat menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan

visualisasi. Misalnya, tayangan video gambar simulasi kegiatan pengelolaan arsip,

video penggunaan mesin-mesin kantor, dan sejenisnya.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari kajian-kajian ilmiah yang

mengemukakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung

dalam gambar. Sedangkan fungsi kompensatoris dari media pembelajaran dapat

dilihat dari hasil penelitian bahwa media visual membantu pemahaman dan

ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca.

Secara lebih khusus, Kemp & Dayton dalam (1985: 3-4) mengidentifikasi

delapan manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

(1) penyampaian perkuliahan menjadi lebih baku.

(2) Pembelajaran cenderung menjadi lebih menarik.

(3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

(4) Lama waktu pembelajaran dapat dikurangi.

(5) Kualitas hasil belajar siswa lebih meningkat.

(6) Pembelajaran dapat berlangsung di mana dan kapan saja.

(7) Sikap positif siswa terhadap materi belajar dan proses belajar dapat

ditingkatkan.

50

(8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Oleh karena banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan media

pembelajaran, maka guru sebagai sumber pembawa informasi bagi peserta didik

hendaknya menyadari akan pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran.

Mendukung pendapat di atas, Sudjana & Rivai (1992: 2), menyebutkan

bahwa media pembelajaran dalam proses belajar bermanfaat agar:

a). Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga menumbuhkan motivasi

belajarsiswa.

b). Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

c). Metode mengajar menjadi lebih variatif sehingga dapat mengurangi

kebosananbelajar.

d). Siswa lebih aktif melakukan kegiatan belajar.

Sedangkan Sadiman, dkk. (2006: 17-18) menjelaskan kegunaan media

pembelajaran sebagai berikut:

a) Memperjelas penyajian pesan.

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c) Mengatasi sikap pasif, sehingga peserta didik menjadi lebih

semangat dan lebih mandiri dalam belajar.

d) Memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama

terhadap materi belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, media pembelajaran sangat

dirasakan manfaatnya dalam proses belajar mengajar. Secara umum, media

pembelajaran bermanfaat untuk memperlancar interaksi dosen dan mahasiswa,

dengan maksud membantu mahasiswa belajar secara optimal.

4)Pemilihan dan Pemanfaatan Media

51

Pembelajaran yang baik memerlukan adanya perencanaan yang sistematis.

Memilih media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar juga

memerlukan perencanaan yang baik agar pemanfaatannya bisa efektif. Pada

kenyataanya di lapangan, pengajar sering memilih dan menggunakan media tanpa

ada perencanaan terlebih dahulu. Pemanfaatan media sering hanya didasarkan

pada kebiasaan dan ketersediaan alat, tanpa mempertimbangkan efektivitasnya.

Heinich(1996: 34-35) dan kawan-kawan mengembangkan model

perencanaan penggunaan media yang efektif dalam pembelajaran. Model itu

disebut dengan istilah ASSURE (ASSURE models). Model ASSURE ini

dikembangkan dengan enam langkah yang meliputi analisis peserta didik,

menetapkan tujuan pembelajaran, memilih metode, media dan bahan,

menggunakan media dan bahan, melibatkan peserta didik, serta evaluasi dan revisi

Berdasarkan model yang kembangkan oleh Heinich dan kawan-kawan

tersebut maka sebelum menggunakan media dalam pembelajaran guru

seyogyanya melakukan analisis peserta didik untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dan tipe belajarnya. Selanjutnya guru menetapkan tujuan pembelajaran yang

berupa kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah proses

pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang cocok,

memilih format media yang sesuai dengan bahan yang akan diajarkan.

Penggunaan media hendaknya mendorong keterlibatan peserta didik dalam

aktivitas pembelajaran.

ASSURE model yang dikembangkan oleh Heinich dkk tersebut dapat

digunakan oleh para pengajar sebagai rujukan dalam menentukan langkah-

langkah pemanfaatan media pembelajaran. Dengan langkah-langkah yang

terencana dan sistematis diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pemilihan media juga harus memperhatikan landasan teori belajar.

Berdasarkan teori belajar, terdapat beberapa kondisi dan prinsip psikologis yang

perlu diperhatikan dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran, yaitu

prinsip motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi, persiapan

52

sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan

pengulangan, serta penerapan (Arsyad, 2007: 72-74).

Pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat ber landaskan

pada teori belajar yang relevan akan berdampak positif terhadap keberhasilan

proses belajar menga.

Silabus

Menurut para ahli:Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-

pokok isi/materi pembelajaran (salim, 1987:98). Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123)

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2010:190)

Membangun silabus Anda baik di muka, sebagai bagian dari proses

perencanaan programSilabus tentu saja memiliki beberapa fungsi:

a) Silabus adalah alat-kursus perencanaan. Ini membantu instruktur

menyiapkan dan menyelenggarakan kursus. Mengambil waktu untuk

membangun sebuah silabus rinci akan membantu Anda menentukan

tujuan kursus, merencanakan struktur program dan tugas, ujian, sesi

review, dan kegiatan lainnya, dan menentukan seberapa banyak waktu

yang Anda harus mengabdikan untuk topik-topik tertentu.

b) Silabus adalah prospektus yang menjawab pertanyaan di benak banyak

siswa pada hari pertama kelas: "? Mengapa saya harus mengambil

kursus ini" berkomunikasi silabus kepada siswa gagasan yang jelas

53

tentang isi kursus, pendekatan Anda untuk mengajar itu, dan apa yang

bisa mereka harapkan untuk dilakukan dan belajar dalam menyelesaikan

persyaratan kursus. Silabus juga harus merangsang minat dalam topik

kursus dengan menunjukkan mengapa topik tersebut penting atau

menarik. Perlu diingat bahwa rekan-rekan, administrator, dan lain-lain

tertarik pada kursus akan membaca silabus. Dengan demikian, silabus

memberikan kesempatan bagi Anda untuk berkomunikasi dengan

audiens yang lebih besar tentang kursus dan pentingnya untuk tujuan

pendidikan yang luas.

c) Silabus adalah panduan referensi. Ini memberikan siswa dengan

rangkuman informasi bahwa mereka akan berkonsultasi sepanjang

perjalanan, termasuk informasi logistik seperti nama kursus dan nomor,

prasyarat, dan nama instruktur dan informasi kontak, serta tanggal jatuh

tempo, waktu ujian, dan persyaratan kursus dan kebijakan.

d) Silabus ini mirip dengan kontrak, dalam hal ini menetapkan persyaratan

kursus dan kebijakan mengenai grading, integritas akademik, perilaku

siswa, absensi, pekerjaan akhir, dan isu-isu lainnya. Siswa bertanggung

jawab untuk membaca dan memahami silabus, ketentuan yang mereka

implisit setuju untuk mematuhi ketika mereka mengambil kursus;.

Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memastikan

bahwa mereka memahami kebijakan dan persyaratan kursus Anda harus

menyertakan peringatan, bagaimanapun, menunjukkan bahwa Anda

dapat melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap dokumen

selama kursus berlangsung, sesuai kebutuhan.

Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

54

F. Surat Perizinan

Berdasarkan pasal 10 ayat 1 Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No. 261/U/1999 tentang Penyelenggaraan Kursus, dinyatakan

bahwa setiap penyelenggara kursus wajib memperoleh ijin dari instansi yang

berwenang (dalam hal ini Depdiknas).

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 62Ayat (1) Setiap

satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin

Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Ayat (2) Syarat-syarat untuk memperoleh

izin meliputi isi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan

pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi serta manajemen dan proses

pendidikan.

a) Perizinan adalah suatu ketetapan Pemerintah atau Pemerintah Daerah

dalam hal ini Dinas Pendidikan pada tingkat Kabupaten/Kota untuk

memberikan legalitas atau pengakuan dan persetujuan resmi atas status

penyelenggaraan kursus dan pelatihan dalam melaksanakanprogramnya.

Pengaturan perizinan lembaga kursus dilakukan dengan tujuan.

Memudahkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam mengadakan

pembinaan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan

evaluasi, serta pengawasan secara tertib, teratur dan terarah terhadap setiap

jenis kursus dan pelatihan;

b) Memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan yang serasi dengan

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

masyarakat, dan dunia usaha/industry.

c) Mengarahkan, menyerasikan, dan mengembangkan program pendidikan

nonformal guna menunjang suksesnya program pembangunan.

d) Melindungi lembaga kursus dan pelatihan dari tindakan di luar peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e) Melindungi warga masyarakat dari penyalahgunaan penyelenggararaan

kursus dan pelatihan yang mengakibatkan kerugian.

f) Memberikan tanggung jawab hukum kepada lembaga kursus dan pelatihan.

55

Adapun syarat-syarat administrative yang harus dipenuhi baik untuk

perorangan maupun badan usaha atau badan hukum adalah:

1. Mengisi formulir yang telah disediakan di kantor suku dinas Dikmenti

kotamdya

2. Melampirkan foto copy akta notaris bagi yang berbentuk yayasan

3. Melampirkan foto copy KTP baik pemilik/penyelenggara, maupun penanggung

jawabteknis edukatif.

4. Melampirkan foto copy ijazah bagi pemilik/penyelenggara, penanggung jawab

teknisedukatif maupun tenaga pendidik.

5. Melampirkan Daftar Riawayat Hidup Pemilik/Penyelenggara dan penanggung

jawabteknis edukatif

6. Melampirkan surat keterangan kelakukan baik pemilik/penyelenggara dari

Kepolisian.

7. Melampirkan kurikulum jenis kursus yang bersangkutan.

8. Melampirkan tata tertib kursus.

9. Melampirkan denah/peta lokasi kursus.

10. Melampirkan pasfoto pemilik/penyelenggara dan penanggung Jawab Teknis

Edukatifukuran 4 X 6 masing-masing sebanyak 5 lembar

11. Melampirkan Surat Rekomendasi dari DPC HIPKI (Himpunan Penyelenggara

Kursus Indonesia).

12. Melampirkan materai Rp. 6.000 sebanyak 1 (satu) buah)

13. Melampirkan surat keterangan domisili usaha dari kecamatan.

SedangkanStandar minimal (kelayakan) membuka kursusan adalah:

a. Isi pendidikan, meliputi: struktur kurikulum yang berbasis kompetensi dan

berorientasipada keunggulan lokal, dan bahan ajar berupa buku/modul bahan ajar;

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, meliputi: jumlah, kualifikasi, dan

kompetensi masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan

bidangnya;

c. Sarana dan prasarana, meliputi ketersediaan ruang kantor, ruang belajar teori,

ruangpraktek, sarana belajar mengajar, dan media pembelajaran, dengan ukuran,

jenis, danjumlah yang sesuai;

d. Pembiayaan, meliputi biaya operasional dan biaya personal untuk mendukung

56

terselenggaranya program pendidikan;

e. Manajemen meliputi struktur organisasi lembaga dan deskripsi tugas yang jelas

dan terarahguna memudahkan jalannya kegiatan dalam pencapaian tujuan; dan

f. Proses pendidikan, meliputi: silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

G. Pembangunan

Pembangunan adalah salah satu syarat dalam planning courses.Seperti yang

kita tahu bahwa pembangunan mempunyai beberapa fungsi dan tujuan yang

menjadi dasar terselenggaranya planning courses yang maximal.Berdasarkan

bentuknya planning courses dalam pembangunan dibagi menjadi dua.

1. Pembangunan fisik.

2. Pembangunan non fisik.

a. Pembangunan Fisik

Pembangunan fisik merupakan pembangunan yang diperlukan demi tercipta

atau terbentuknya keamanan,kenyamanan dan ketenangan ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung(KBM).Sehingga gedung merupakan contoh konkret dalam

pembangunan fisik.

Gedung mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah

kursusan,karena gedung mempunyai beberapa fungsi.

Adapun fungsi gedung atau pembangunan fisik adalah:

1.Dengan adanya gedung, proses belajar mengajar menjadi lancar,aman dan

nyaman.

2.Dengan adanya gedung, teaching learning process yang telah disusun bisa

diaplikasikan secara optimal.

3.Dengan adanya gedung, siswa tidak akan terganggu ketika musim penghujan

tiba begitu juga tutornya.

57

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa gedung mempunyai

peranan penting dalam teaching and learning process,oleh karena itu pemilihan

lokasi yang strategis juga menentukan keberhasilan seorang tutor dalam

mengelola sebuah kursusan yang maksimal.

b. Pembangunan Non Fisik

Pembangunan non fisik merupakan pembangunan yang berupa

syllabus,lesson plan,prota,promes,dll.Pembngunan ini merupakan pembangunan

yang mendasari program apa yang akan diaplikasikan dalam

kursusannya,termasuk materi apa yang akan disajikan dalam kursusannya,dan hal-

hal apa saja yang akan diperoleh siswa selama belajar disitu.Oleh karena itu

mempersiapkan pembangunan non fisik sangat diperlukan dalam kursusan,supaya

terciptanya kepuasan peserta didik terhadap tutornya terlebih kepada lembaganya

Pembangunan non fisik mempunyai beberapa fungsi dintaranya:

1.Membuat lembaga menjadi terprogram.

2.Mempermudah tutor menyampaikan materi.

3. Membuat tutor menjadi lebih giat dan bersemangat.

4.Mempermudah tutor menyampaikan tema atau materi.

5.Mempermudah siswa mendapatkan materi secara optimal.

Dari penjelasan pembangunan non fisik di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pembangunan non fisik mempunyai peranan yang tidak kalah penting

dibanding pembangunan fisik dalam planning courses.

H. Promosi

Agar suatu kursusan dapat berjalan dengan lancar maka langkah promosi diperlukan untuk menarik orang-orang belajar di tempat kursusan kita. Promosi bisa dilaksanakan melalui media social seperti internet ataupun menyebarkan brosur-brosur, bisa juga

58

dengan mengajak orang-orang di sekitar tempat tinggal kita untuk kursus di tempat kursusan kita.

Jangan lupa menekanan pada nilai tambah pada kegiatan promosi.Dengan adanya nilai tambah alias nilai kelebihan yang tidak dimiliki lembaga kursus lain, maka anda bisa mencantumkan dalam promosi bisnis kursus anda mengenai nilai tambah alias kelebihan-kelebihan yang dimiliki lembaga kursus anda.Tentu kegiatan pencantuman nilai tambah alias kelebihan-kelebihan mengenai lembaga kursus sebagai usaha pencarian minat untuk mengikuti lembaga kursus anda.Kegiatan promosi tidak mesti harus dengan media ofline karena bisa saja mengeluarkan banyak biaya untuk kegiatan promosi namun pelanggan yang didapat sepadan dengan tanpa biaya promosi. Sekarang ini kegiatan promosi harus ditambah dengan media online.Dengan menggunakan Google Adwords atau Facebook maka anda bisa beriklan dengan mensetting target wilayah. Bila memang anda menargetkan wilayah cirebon maka anda bisa mensetting ke daerah Cireboon. Bila kendala anda masih belum memiliki kartu kredit untuk promosi di Google Adwords atau Facebook maka awal-awal anda bisa membuat blog atau melakukan aktifitas bersosial dengan grup khusus Cireboon dalam Facebook.

59

APPENDIX

Nama narasumber : Mrs. Rini Wulandari

Alamat : Lembaga Kursus di Wonosari, Sumberkepuh, Tanjunganom, Nganjuk (Cabang Pare)

- VisiMenjadi lembaga kursus yang unggul dalam bidang bahasa Inggris untuk para pelajar.

- MisiMenjadikan lembaga kursus bahasa inggris yang berkualitas dan inovatif serta relevan bagi pelajar.

- Tujuan Untuk mencerdaskan bahasa Inggris para pelajar di daerah pedesaan khususnya desa Sumberkepuh.

- Media Pembelajaran

60

Media pembelajaran yang digunakan adalah buku, LKS, dan modul dari Pare

- SilabusSilabus LBB ini berasal dari materi sekolah SD, SMP, SMA, umum, mahasiswa dan materi dasar bahasa Inggris 4 skill

- Surat PerizinanLBB ini telah memiliki surat perizinan tapi pada tahun ini belum diperpanjang dan rencananya akan diperpanjang. LBB ini juga bersertifikat dari Pare.

- Pembangunan LBB ini awal dibuka di Sumberkepuh pada tahun 2009 dan bertempat di rumah Mrs Rini dan masih beroperasi hingga sekarang.

- PromosiUntuk promosi LBB ini menyebarkan brosur-brosur ke sekolah-sekolah jenjang SD, SMP dan SMA

Biblibiografi

Adapted from :http://teachingcenter.wustl.edu/planning-course. /2009/11

Adapted from: (http:/ / Media.com/courses at.14 november 2012)

Handpage.blogspot.com/p./pengertian visi dan misi.html.

Pascasarjanasbw.wordpress.com/2008/11/pegertian visi dan misi

“Planning Your Course:A Decision Guide “Center for Learning and

Teaching,Cornell University.

Stout,Julie.”Radical Course Revision:A Case Study”National Teaching and

Learning Forum 10(4).May 2001.le

61

Wiggins,Grant and Jay Mc Tighe.Understanding by

design.Alexandria,VA:Assosiation for Supervision and curriculum

Development,1998.

2009,The Teaching Center,Washington University in st.Louis.

http://teachingcenter.wustl.edu/planning-course.

Dr. rer. nat. H. Rayandra Asyhar, M.Si (2011), Kreatif Mengembangkan Media

Pembelajaran, GP. Press, Jakarta

Handpage.blogspot.com/p./pengertian visi dan misi.html.

http://memulaibisnisonlinex.blogspot.com/2013/10/peluang-bisnis-kursus-

inggris.html

62

BAB III

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gajiadalah salah satu hal yang penting bagi setiap tutor lembaga kursus atau karyawan yang bekerja dalam suatu lembaga pendidikan kursus atau bahkan di suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapatmemenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut beberapa pakar ahli bahasa. Diantaranya adalah Hasibuan (2002) menyatakan bahwa “Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada tutor atau karyawan tetap serta mempunyai jaminan yangpasti” (p. 118). Pendapat lain dikemukakan oleh Handoko (1993), “Gaji adalah pemberian pembayaran finansial kepada tutor atau karyawan sebagai balas jasa untukpekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang” (p. 218). Selain pernyataan Hasibuan dan Handoko,ada pernyataan lainnya mengenai gaji dari Hariandja (2002), yaitu Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerjakaryawan atau pengajar di suatu lembaga kursus, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengangaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.

Teori yang lain dikemukakan oleh Sastro Hadiwiryo (1998), yaitu :Gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan atau pengajar kursus untuk bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktivitas dalamperusahaan, serta mengimbangi kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa

63

kini. Perusahaan dan lembaga kursus yang tergolong modern,saat ini banyak mengaitkan gaji dengan kinerja.Pernyataan di atas juga didukung oleh pendapat Mathis dan Lackson (2002), “Gaji adalah suatu bentuk kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individu,kelompok ataupun kinerja lembaga kursus” (p. 165).

B. Rumusan masalah

Fee tutor’s determination di lembaga kursus di wilayah Kediri terutama di

Pare yang mana menjadi tolak ukur dalam penentuan standart gaji minimum bagi

para tutor lembaga kursus khususnya bahasa inggris. Gaji mempunyai peranan

yang sangat penting bagi kesejahteraan para guru dan karyawan di lembaga

informal. Apabila suatu kursus memberikan gaji terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan kenaikan yang signifikan pula terhadap tingginya biaya kursus bagi peserta didik dan bila gaji yangdiberikan terlalu rendah akan mengakibatkan melemahnya motivasi dan kinerja para guru dan karyawan lembaga kursus. Oleh karena itu perlu adanya penentuan standar gaji bagi para tutor dan karyawan di lembaga kursus.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan

dan menganalisis penggajian di lembaga kursus di wilayah kediri dari mulai

lembaga kursus yang terkenal hingga yang biasa saja. Dalam analisis ini yang

kami analisis dari sudut pandang besarnya gaji yang di berikan kepada para guru

dan karyawan di suatu kursus. Oleh karena itu melalui penelitian kami kepada

beberapa tutor di beberapa lembaga kursus, kami akan memberikan gambaran

kepada para pembaca tentang cara penentuan gaji di suatu lembaga kursus.

D. Fungsi Fee Tutor’s Determination

64

Menurut Komaruddin (1995) fungsi gaji bukan hanya membantu direktur lembaga kursus dalam menjalankan aktifitas-aktifitas kelembagaan. Tetapi juga bagaimana seorang direktur mampu menentukan gaji yang adil dan layak bagi para tutor dan karyawannya, disamping fungsi tersebut diatas masih adafungsi-fungsi yang lain, yaitu (p. 164) :

1. Untuk menarik para tutor yang mempunyai kemampuan ke dalam lembaga kursus

2. Untuk mendorong para tutor agar menunjukkan prestasi yang tinggi

3. Untuk memelihara prestasi tutor selama periode yang panjang

Sedangkan menurut Hasibuan (2002) fungsi penggajian, antara lain :

a. Ikatan kerja samaDengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama

formal antara director dengan para tutor dan karyawan. Tutor dan karyawan harus mengerjakan tugas - tugasnya denganbaik, sedangkan direktur wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan kerjaDengan balas jasa, para tutor dan karyawan akan

dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja darijabatannya.

c. Pengadaan efektif

Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan guru dan karyawan yang qualified untuk lembaga kursus akan lebih mudah.

65

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.

e. Stabilitas tutor dan karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karenaturnover relatif kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin para tutor dan karyawan semakin baik. Para tutor dan karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan – peraturan kelembagaan yang telah ditentukan sehingga mampu memacu meningkatnya kualitas lembaga kursus tersebut.

BAB II

TEORI DAN MODEL FEE TUTOR DETERMINATION

A. Teori-teori fee tutor determination1. Teori the need of hirarki (Maslow)

Interpretasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang direpresentasikan dalam bentuk piramida dengan kebutuhan

66

yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah.Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan.Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis atau dasar

2. Kebutuhan akan rasa aman

3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

4. Kebutuhan untuk dihargai

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Homeostatis adalah prinsip yang mengatur cara kerja termostat (alat pengendali suhu). Kalau suhu terlalu dingin, alat itu akan menyalakan penghangat, sebaliknya kalau suhu terlalu panas, ia akan menyalakan dingin. Begitu pula dengan tubuh manusia, ketika manusia merasa kekurangan bahan-bahan tertentu, dia akan merasa memerlukannya. Ketika dia sudah cukup mendapatkannya, rasa butuh itu pun kemudian berhenti dengan sendirinya.

Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan.Cinta dan kasih sayang pun

67

sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.

2.Teori X dan Teori Y (Douglas McGregor)

Teori X dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang dicipta dan dibangunkan oleh Douglas McGregor pada 1960-an. Teori ini mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep pengurusanberpenyertaan. Konsep ini terkenal dengan menggunakan anggapan-anggapan sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan melalui kuasa dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Sebagai contoh, karyawan yang memiliki jenis teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki jenis teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Jenis Y ini adalah jenis yang sudah menyedari tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.

Teori perilaku ialah teori yang menjelaskan bahawa suatu perilaku tertentu dapat membezakan pemimpin dan bukan pemimpin pada setiap manusia. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para pengurus / pemimpin lembaga kursus syarikat memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan iaitu teori x atau teori y.

a. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan

68

kepadanya. Pekerja memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai tujuan syarikat namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan syarikat.

b. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat kerana mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan syarikat. Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian serta memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.

3.Teori Dua Faktor Hezberg

Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.

Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan(lembaga kursus), dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan atau tutors. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins,2001:170).

69

Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan atau turor lembaga kursus (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :

1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.

2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.

3. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :

a. Maintenance Factors

Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.

b. Motivation Factors

Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan

70

dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.

a. Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Lembaga kursus

Dalam kehidupan lembaga kursus, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut :

a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.

b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.

Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang dikemukakan oleh Herzberg:

Pertama, teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.

71

Kedua, teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow.

Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan lembaga kursus dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua, kerangka ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker and Hall dalam Timpe, 1999 : 13).

Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat dari berbagai Industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor (Cushway and Lodge, 1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation.

Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari lembaga kursus tempatnya bekerja.

Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang

72

bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh lembaga kursus kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari lembaga kursus (dalam Sondang, 2002 : 107).

Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang

diraih (achievement), peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab (responsible).

Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor

tidak akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge, 1995 : 139).

Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis) (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999 : 13).

Dari teori Herzberg tersebut, uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali dilakukan oleh mereka bukan

73

karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka (Cushway & Lodge, 1995 : 139).

4. Model fee determination

Dalam menggali informasi tentang fee tutor’s determination kita

menggunakan teknik interview untuk mendiskripsikan tentang kebijaksanaan-

kebijaksanaan di lembaga kursus mereka masing-masing . Berdasarkan beberapa

para nara sumber yang kita interview tersebut, kami dapat membagi cara

penentuan gaji di beberapa kursus sebagai berikut:

a. Standart Minimum Tuition

Dalam hal ini standart minimum tuition dalam kursus bahasa inggris tidak

bisa di tentukan oleh salah satu orang//institusi tertentu karena sebuah lembaga

kursus merupakan pemilik swasta, yang berhak untuk menentukan

management finansial dalam kursus miliknya.

b. Total Meeting

Dalam perhitungan total meeting, fee akan dicatat per pertemuan di

kalikan fee yang didapat sehingga diperoleh total meeting.Penulis memperoleh

data tentang total meeting dengan cara interview kepada nara sumber yang

memperoleh total meeting pada sebuah kursus bahasa inggris di kota kediri.

Pada hasil interview pertama terdapat hasil yang bisa menjelaskan tentang

total meeting. Nara merupakan seorang tutor sebuah kursus yang bernama

direktur dari lembaga Agnes course. Beliau menerangkan bahwa fee setiap

pertemuan Rp 20.000,- , 1 pertemuan merupakan 1 ½ jam perhari dalam 1

minggu ada 2 kali pertemuan. Sehingga dalam 1 bulan total meeting yang

didapat setiap tutor adalah Rp 120.000,-. Dalam bulan berikutnya juga seperti

itu, tiada perubahan.

c. Persentage Tuition

74

Dalam hal persentage tuition, penulis juga melakukan interview kepada

narasumber yang mendapatkan fee dengan hitungan persentage. Dia

menjelaskan bahwa tutor yang bekerja dalam lembaga kursus tersebut akan

mendapatkan 30 % (untuk keseluruhan tutor) dari pendapatan keseluruhan

lembaga kursus tersebut. Dalam pelaksanaan ini tutor dan management

lembaga kursus sangat terbuka tentang administrasi di dalam lembaga kursus

itu. sehingga tutor bisa langsung tahu berapa fee yang akan didapat sesuai

dengan besar kecilnya pendapatan lembaga itu.

d. Evaluation Determination

Evaluation determination merupakan mengevaluasi setiap bulan sekali dari

hasil metode teaching seorang tutor di suatu lembaga kursus. Evaluation

determination bisa dilakukan di semua lembaga kursus untuk meningkatkan fee

seorang tutor menurut prestasi dalam mengajar bahasa inggris. Jadi seorang

tutor di suatu lembaga kursus bisa meningkatkan fee mereka dengan

melakukan inovasi & kreatifitas dalam mengajar bahasa inggris sehingga

prestasi mengajar menjadi lebih baik, semakin baik prestasinya maka

meningkat pula fee yang di dapat setiap bulan.

Evaluation determination memiliki efek positif bagi tutor suatu lembaga

kursus, dikarenakan bisa meningkatkan motivasi seorang tutor untuk semakin

baik mengajar bahasa inggris. Jika tutor termotivasi maka prestasi setiap

bulannya akan meningkat, dengan meningkatnya prestasi, peserta didik akan

merasa puas belajar bahasa inggris di lembaga kursus tersebut. Kepuasaan

peserta didik merupakan tujuan utama suatu kursus , sehingga bisa

meningkatkan jumlah peserta didik yang masuk ke lembaga kursus tersebut

untuk belajar bahasa inggris. Meningkatnya jumlah peserta didik yang masuk

maka meningkat pula jumlah pendapatan lembaga kursus tersebut.

Kesimpulan

75

Penentuan-penentuan gaji tersebut diatas memakai pola bervariasi ada

yang didasarkan terhadap standart upah minimum nasional, jumlah tatap muka,

monthly tuition, bagi hasil yang didasarkan pada prosentase dari total jumlah

masukan dari peserta didik,dan penentuan gaji yang didasarkan atas evaluasi yang

diadakan tiap bulan oleh lembaga.

Apapun Kebijakan-kebijakan dalam menentukan gaji para tutor dan

karyawannya yang dilakukan oleh pemilik lembaga harus didasarkan pada

kemampuan lembaga dan kebutuhan para tutor yang dilandaskan terhadap

peraturan pemerintah tentang upah minimum tutor dan karyawan.

BIBLIOGRAPHY

76

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kediri, Bidang Ketenagaan, Materi Pelatihan Pengembangan Profesi Penilaian Angka Kredit, Kediri: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kediri, Bidang Ketenagaan, 2009

C. George Boeree. 2006. Personality Theories. Yogyakarta: Primasophie. Hlm. 277-290.

H. Maslow. 1986. FartherReaches of Human Nature. New York: Orbis Book. Hlm. 260-280, 299.

Sofian, Jonathan Standar Gaji Indonesia . Jakarta : Sofwan Press, 2008.

Http://jsofian.wordpress.com/2008/11/20/indonesia-salary-survey-2008/ (5 of 5) accessed on 07/10/2012 15:11:48

Sulastiningtiyas, Defina. Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2 — Presentation Transcript, 2011.

McGregor, D. (1960). The Human Side of Enterprise, New York, McGrawHill.

Duke, Daniel Linden. Teaching An Introduction. USA: McGraw- Hill, Inc, 1990.

McGregor, Douglas. Definisi/Pengertian Teori Perilaku Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory), 2008.

Hornby, AS. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press, 1995.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1998.

77

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Maslow, Abraham (1954). Motivation and Personality. New York: Harper. pp. 236.

Lampiran 1

Script Interview

Nama Narasumber : Mr. Asep Saifudin

Jabatan : Direktur AGNES COURSE

Alamat : Lembaga Kursus AGNES Bandar-Kota Kediri

1. Berapa minimal siswa dalam kursusan anda dalam satu kelas dan

maksimalnya?

Jawab: 6 anak minimal dan 20 anak maksimal

2. Ada berapa kelas dalam lembaga kursus anda?

Jawab : 4 kelas

3. Fasilitas apa saja yang dipakai dalam pembelajaran?

Jawab: tape recorder, papan tulis dan study tour di akhir study.

4. Skill apa yang anda tawarkan dalam kursusan anda?

Jawab : semua skill saya masukkan, tapi kebanyakan mereka yang kursus

disini lebih mengarah ke speaking dan kami lebih dominan ke british dan

sedikit memakai american.

5. Dalam 1 minggu ada berapa kali pertemuan?

Jawab : kelas yang kami tawarkan fleksibel bisa diambil pagi hingga

malam.

6. Bagaimana promosi dan publikasi kursusan anda?

Jawab : saya hanya melalui brosur dan mulut ke mulut

7. Berapa registrasi siswa di kursusan ini?

78

Jawab : ada beberapa program di kursusan kami dan mempunyai biaya

registrasi yang berbeda :

a. Program CTC (candidate of training class) ditempuh dalam 2 bulan

sebanyak 6 kali pertemuan perminggu dengan biaya Rp. 400.000.

b. Program TC (training class) ditempuh dalam 2 bulan sebanyak 6 kali

pertemuan perminggu dengan biaya Rp. 400.000.

c. Program BTC (basic training class) ditempuh dalam 4 bulan sebanyak

3 kali pertemuan perminggu dengan biaya Rp. 400.000.

d. Program EFC (english for children) ditempuh dalam 4 bulan

sebanyak 3 kali pertemuan perminggu dengan biaya Rp. 400.000.

e. Program HMS (holliday 4 mastering skill) ditempuh dalam 4 bulan

sebanyak 3 kali pertemuan perminggu dengan biaya Rp. 400.000.

8. Berapa fee yang Anda beri kepada tutor setiap 1 x pertemuan dalam

mengajar bahasa inggris di lembaga kursus anda ?

Jawab : Saya memberikan Rp 20.000,- (per pertemuan)

9. Dalam 1 x pertemuan ada berapa jam?

Jawab : 90Menit

10. Fasilitas apa yang tutor dapat selain fee?

Jawab : Study tour dengan siswa di akhir study

11. Penerimaan fee dilakukan setiap minggu atau bulan?

Jawab : Setiap bulan

12. Bagaimana penilaian kualitas pengajaran tutor?

Jawab : melalui survey tutor dari penilaian siswa

13. Adakah peningkatan gaji tutor yang lama dan baru?

Jawab : ada senioritas dalam tutor, bagi tutor senior akan mendapatkan

gaji lebih jika dalam penilaian siswa baik. Bagi tutor yang baru dimulai

dari gaji Rp. 20.000 yang telah ditetapkan sebelumnya.

14. Bagaimana mengenai gaji tutor privat?

Jawab : Gaji dalam privat sama dengan gaji kursus.

79

BAB IV

MANAJEMEN KURIKULUM

A. Pengertian Kurikulum Management

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan

yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi

rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam

satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini

disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan

dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan

maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum

ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan

tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Dalam memahami pelaksanaan kurikulum management, Menurut Guba

dan Lincoln bahwa kurikulum management dinyatakan sebagai suatu

proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang

dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang,

benda, kegiatan, keadaaan atau sesuatu kesatuan tertentu.

Kurikulummanagementadalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk

menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan dalam membuat keputusan

tentang program kurikulum. yang dimulai dari tahap  input evaluation, 

process evaluation, output evaluation dan outcomes evaluation.

Bertujuan untuk mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui

80

hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan

membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi

keberhasilannya, memonitor dan mengawasi pelaksanaan program,

mengidentifikasi masalah yang timbul, menentukan kegunaan kurikulum,

keuntungan, dan kemungkinan pengembangan lebih lanjut, mengukur

dampak kurikulum bagi kinerja.(Bushnell dalam Harris dan Desimone:

1994)Management merupakan kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam

suatu sistem kurikulum, karena berkaitan langsung dengan setiap komponen

dalam sistem instruksional, dalam seluruh tahapan desain, dan

pengembangan kurikulum. Asumsi dasar yang digunakan dalam evaluasi

kurikulum dapat berupa spesifik yang ditujukan kepada pengukuran potensi

dan kinerja manusia, dalam hal ini tenaga kependidikan.

Dari pendapat di atas, maka ada dua pokok yang menjadi karakteristik

management, yaitu:

1. Management merupakan suatu proses atau tindakan. Tindakan tersebut

dilakukan untuk memberi makna atau nilai sesuatu. Dengan demikian

evaluasi bukanlah hasil atau produk.

2. Management berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya

berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai

niai atau tidak. Dengan kata lain evaluasi dapat menunjukkan kualitas

yang dinilai.

Kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir, meliputi

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Maka management itu sendiri

merupakan bagian yang terintegrasi dalam suatu proses pengembangan

kurikulum.

Rumusan tentang tujuan management dikemukakan oleh Purwanto dan

Atwi (1999: 75) yaitu:

1. Mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui hambatan-hambatan

81

dalam pencapaian tujuan kurikulum.

2. Mengukur dan membandingkan keberhasilan kurikulum serta

mengetahui potensi keberhasilannya.

3. Memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi

permasalahan yang timbul.

4. Menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan

pengembangannya lebih lanjut.

5. Mengukur dampak kurikulum bagi peningkatan kinerja.

Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi, pertama, kurikulum sebagai suatu

program pendidikan atau kurikulum sebagai suatu dokumen. Kedua,

kurikulum sebagai suatu proses atau kegiatan. Dalam proses pendidikan

kedua sisi ini sama pentingnya, seperti dua sisi dari satu mata uang logam.

Kurikulum management haruslah mencakup kedua sisi tersebut, baik

terhadap management kurikulum yang ditempatkan sebagai suatu dokumen

yang dijadikan pedoman juga kurikulum sebagai suatu proses, yakni

implementasi dokumen secara sistematis.

Berikut adalah kegiatan evaluasi terhadap kurikulum:

1. Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh setiap

anak yang  sesuai dengan visi dan misi lembaga.

Dalam evaluasi kurikulum seperti ini maka pokok yang akan dinilai

adalah aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam dokumen

kurikulum, yaitu mencakup :

a. Apakah kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak didik

sesuai dengan misi dan visi lembaga.

b. Apakah tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh setiap

guru. Sebagai suatu dokumen, kurikulum tidak akan memiliki

makna apa-apa tanpa diimplementasikan oleh guru. Maka guru

perlu memahami mengenai kompetensi yang diharapkan oleh

82

lembaga pendidikan.

c. Apakah tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam kurikulum

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

2. Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang direncanakan

Kriteria yang dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu menguji

pengalaman belajar diantaranya :

a. Apakah pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum sesuai atau

dapat mendukung pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan?

b. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai dengan

minat siswa?

c. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan sesuai dengan

karakteristik lingkungan di mana anak tinggal?

d. Apakah pengalaman belajar yang ditetapkan dalam kurikulum

sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia?

3. Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar

Sebagai suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga seharusnya memuat

petunjuk sehingga bagaimana cara pelaksanaan atau cara

mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.

Sejumlah kriteria yang dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi

belajar mengajar, diantaranya:

a. Apakah strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan dapat

mendukung untuk keberhasilan pencapaian kompetensi

pendidikan?

b. Apakah strategi pembelajaran yang diusulkan dapat mendorong

aktivitas dan minat siswa untuk belajar?

c. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap pedoman pelaksanaan

strategi pembelajaran yang disusulkan?

d. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan

83

siswa?

e. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan

alokasi waktu?

4. Evaluasi terhadap program penilaian

Kompoenen berikutnya adalah komponen yang harus dijadikan sasaran

penilai terhadap kurikulum sebagai suatu program adalah evaluasi

terhadap program penilaian. Beberapa kriteria yang  dapat dijadikan

acuan yaitu :

a. Apakah program evaluasi relevan dengan tujuan atau kompetensi

yang ingin dicapai.

b. Apakah evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi,

baik sebagai formatif maupun sumatif.

c. Apakah program evaluasi kurikulum yang direncanakan dapat

mudah dibaca dan dipahami oleh guru.

d. Apakah program evaluasi bersifat realistis, dalam arti mungkin

dapat dilaksanakan oleh guru.

5. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum

Sisi kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau implementasi

kurikulum sebagai program. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan

pedoman sebagai berikut :

a. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru

sesuai dengan program yang direncanakan?

b. Apakah setiap program yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh

guru?

c. Sejauhmana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?

d. Apakah keseluruhan implementasi kurikulum dianggap efektif dan

efisien?

84

B. Model Kurikulum Management

Ada sejumlah model evaluasi kurikulum menurt Guba dan

Lincolndiantaranya model Tyler, model CIPP, model Stake, yaitu :

1. Pendekatan Tyler

Pendekatan model Tyler menekankan bahwa evaluasi kurikulum

diarahkan kepada usaha untuk mengetahui sejauhmana tujuan

pendidikan yang berupa tingkah laku yang diharapkan telah dicapai

oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka tampilkan pada

akhir kegiatan pembelajaran. Oleh karena model Tyler diarahkan untuk

melihat kesesuaian antara tujuan yang diharapkan dengan hasil yang

diperoleh siswa, maka model ini juga dinamakan management model

congruence (persuation).

2. Pendekatan CIPP

Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam. CIPP singkatan dari

Context, Input, Process dan Product. Menurut model ini, proses

pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari empat dimensi

tersebut. Maka keempat komponen itu CIPP harus dijadikan pokok

dalam evaluasi kurikulum. Isi adalah situasi atau latar belakang yang

mempengaruhi perumusan tujuan yang hendak dicapai, misalkan

pandangan hidup atau sistem nilai masyarakat, keadaan ekonomi,

kondisi geografis, motivasi beajar dan sebagainya. Input adalah sarana

prasarana, modal, bahan serta rencana strategi yang matang untuk

mencapai tujuan. Proses adalah pelaksanaan strategi serta pemanfaatan

berbagai sarana, modal, dan fasilitas seperti yang ditetapkan dalam

komponen input. Produk adalah hasil yang dicapai baik selama maupun

akhir pengembangan kurikulum yang berlaku. Empat hal ini bisa

dianggap sebagai tipe atau fase dalam evaluasi. Evaluasi konteks

berfokus pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-

85

masalah dan peluang. Evaluasi input berfokus pada kemampuan sistem,

strategi pencapaian tujuan, implementasi desain dan cost benefit dari

rancangan. Evaluasi proses memiliki focus lain yaitu menyediakan

informasi untuk pembuatan keputusan day to day decision making

untuk melaksanakan program, membuat catatan atau “record”, atau

merekam pelaksanaan program. Evaluasi produk berfokus pada

mengukur pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir program.

C. Fungsi Management Kurikulum di Lembaga

Pelaksanaan penilaian kurikulum dapat dilihat juga pada konteks

mikro yaitu tingkat pembelajaran seorang guru.Organisasi materi dan cara

penyampaian materi, metode yang dikembangkan serta media yang dipakai

dalam membantu kelancaran belajar siswa, sistem penilaian pembelajaran

itu sendiri. Maka pada konteks ini betul-betul bahwa  evaluasi kurikulum

memang harus dilaksanakan. Di mana ujung akhir dapat dijadikan bahan

atau masukan dalam nenentukan kemampuan siswa tersebut.

Pada dasarnya kurikulum dapat dipandang dari konteks mikro dan

makro serta fungsinya. Dari sudut pandang makro berarti  evaluasi

kurikulum ditujukan pada program kurikulum secara keseluruhan  dalam

suatu institusi atau kelembagaan. Di mana  prosesnya akan terukur dari

setiap penyelenggaraan program kurikulum untuk setiap mata pelajaran

yang dikembangkan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam konteks mikro

berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada upaya perbaikan pembelajaran

pada tingkat kelas, di mana  hasilnya dapat berupa kualitas pembelajaran

dan kualitas output atau keluaran hasil pembelajaran berupa keterampilan

dan kecakapan siswa.

Adapun ditinjau dari fungsi kurikulum dapat berfungsi untuk:

1. Perbaikan, dimana evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk

memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan management itu sendiri,

serta upaya kearah inovasi kurikulum masa yang akan datang.

86

2. Penempatan, dalam arti kurikulum ditujukan untuk melihat hasil

pembelajaran , dimana peserta didik yang mengikuti program

kurikulum dalam bentuk pembelajaran akan dipetakan dalam

kelompok tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sangat penting guna

menilai dan mengembangkan kualitas dan kesesuaian kurikulum

dengan kebutuhan peserta didik.

3. Penyebaran, evaluasi kurikulum dilaksanakan dalam rangka

memberikan perlakukan secara merata pada setiap satuan lembaga

yang dibangun. Tujuannya agar kurikulum betul-betul teruji oleh

semua kondisi dan karakteristik sistem pembelajaran sebagai wujud

implementasinya di lapangan.

4. Penelitian dan Pengembangan, kurikulum dilaksanakan guna

melihat dampak atau perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat.

Dari keempat fungsi kurikulum ini, maka dapat terlihat jika salah satunya

dilaksanakan, maka akan menuntut langkah atau fungsi yang lainnya untuk

dilakukan juga. Hal ini  memungkinkan terjadi karena jika dikembalikan

pada pemahaman kurikulum sebagai suatu sistem, dengan demikian

pelaksanaan evaluasi kurikulum juga harus berbasis sistemik.

Secara lebih khusus bentuk pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan pada

kategori sebagai berikut :

1. Management terhadap konsep kurikulum, dilakukan dengan tujuan

mengukur sejauhmana pemahaman masyarakat belajar terhadap

konsep kurikulum yang akan diimplementasikan dilembaga-lembaga.

Evaluasi terhadap komponen kurikulum, evaluasi ini dilaksanakan

terhadap komponen tujuan, komponen materi atau isi, komponen

metode, dan komponen evaluasi itu sendiri. Di mana

pelaksananaannya dapat dilakukan pada setiap pembelajaran

berlangsung. Karena melalui pembelajaranlah semua komponen

87

kurikulum dalam arti kurikulum aktual dapat terlihat dengan jelas dan

dirasakan oleh peserta didik.

2. Management terhadap isi program kurikulum,dilaksanakan terhadap

semua isi program, baik menyangkut keluasan dan kedalaman isi

Scope dan Sequence. Hal ini sangat penting guna memetakkan

program yang proporsional antara jenjang pendidikan dasar,

menengah, lanjutan dan mungkin pendidikan tinggi. Isi program

dikaitkan dengan filsafat kurikulum yang dewasa ini menggunakan

konsep life skill sebagai tujuan yang harus betul-betul memberikan

perubahan perilaku pada kehidupan peserta didik.

3. Management terhadap prinsip-prinsip kurikulum, dilakukan terhadap

prinsip-prinsip yang selama ini menjladi landasan pengembangan

kurikulum baik secara makro maupun mikro.

4. Management terhadap landasan pengembangan kurikulum, dilakukan

terhadap landasan-landasan pengembangan kurikulum, hal ini penting

karena masalah filosofis akan menjadi dasar bagi pengembangan dan

keberlangsungan diterima tidaknya implementasi suatu kurikulum

dalam suatu negara.

D. Keberhasilan Pelaksanaan Kurikulum melalui Management

Kurikulum

Menurt Guba dan Lincoln, bahwa setiap evaluasi kurikulum pasti

akan menanyakan bagaimana hasil yang dicapai oleh kurikulum yang

bersangkutan. Untuk menetapkan kriteria berhasil tidaknya suatu kurikulum

dilaksanakan, maka  pengolahan hasil evaluasi kurikulum harus mengacu

kepada, indikator sebagai berikut :

1. Efektivitas Proses Pembelajaran

Dalam arti proses pembelajaran akan lebih efektif dan efesien. Di

88

mana efektif dan efesien ini diperoleh dan terwujud dari hasil

masukan evaluasi kurikulum pada tingkat mikro.

2. Kepemimpinan Lembaga Yang Kuat

Dari hasil evaluasi kurikulum maka secara tidak langsung akan

berdampak pada kekuatan kepemimpinan lembaga itu sendiri. Karena

masalah evaluasi akan berhubungan dengan masalah manajemen

evaluasi. Di mana kepemimpinan lembaga yang kuat akan mampu

menjamin pelaksanaan evaluasi kurikulum yang objektif.

3. Pengelolaan Tenaga Kependidikan Yang Efektif

Pelaksanaan evaluasi kurikulum akan berjalan lancar dan objektif jika

didukung oleh tenaga kependidikan yang efektif dalam arti memiliki

pemikiran yang berkualitas sehingga pelaksanaan evaluasi tepat

sasaran, yaitu menilai apa yang seharusnya dinilai.

4. Lembaga Memiliki Budaya Mutu

Jika lembaga sudah memiliki budaya mutu yang tinggi, maka evaluasi

kurikulum pasti gencar dan harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan dan sistem yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Tujuannya

bahwa hasil evaluasi secara tidak langsung akan menjadi landasan

peningkatan mutu sekolah itu sendiri.

5. Lembaga Memiliki “Teamwork” Yang Kompak, Cerdas, dan

Dinamis.

Memang dalam pelaksanaan evaluasi sangat diperlukan suatu sistem

dalam bentuk jaringan SDM –nya maupun perangkat keras dan lunak

yang mampu mendukung terhadap keefektifan pelaksanaan evaluasi.

Jika tim pelaksana evaluasi berkualitas, kompak serta cerdas dan

dinamis, maka kesulitan apapun yang dihadapi akan dapat diatasi,

demikian juga jika harus dituntut memunculkan inovasi atau strategi

pelaksanaan evaluasi kurikulum yang modern juga akan segera

89

terwujud.

6. Lembaga Memiliki Kemandirian

Evaluasi hendaknya dilaksanakan atas kemampuan dan kemauan

lembaga sendiri, hal ini karena evaluasi dilaksanakan sesuai dengan

analisis kebutuhan sebelumnya..

7. Lembaga Memiliki Keterbukaan (Transparansi)

Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan penilaian

hasil evaluasi kurikulum hendaknya disampaikan secara terbuka

kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guna menjaga tingkat

objektivitas evaluasi itu sendiri.

8. Lembaga Memiliki Kemauan Untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Memang evaluasi sangat dituntut jika lembaga mau melakukan

perubahan ke arah yang lebih baik. Hasil evaluasi harus dijadikan

landasan dalam melakukan pengembangan.

9. Lembaga Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Pelaksanaan evaluasi tidak hanya untuk sekali saja. Seperti hanya

untuk menilai KBK saja, akan tetapi mesti dilakukan melalui prosedur

yang sistematis dan berkelanjutan.

10. Lembaga Memiliki Akuntabilitas (Bentuk Pertanggungjawaban)

Masalah kualitas atau mutu hasil dan pelaksanaan evaluasi kurilum

memang harus dijaga baik secara mandiri maupun kolektif. Dalam arti

lembaga diharuskan memiliki standar mutu minimal berdasarkan

tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dengan demikian kualitas yang

dihasilkan dari evaluasi ini bisa dipertanggungjawabkan.

11. Output Adalah Prestasi Lembaga

Hasil evaluasi dengan gambaran yang bagaimanapun akan menjadi

90

suatu input bagi lembaga dalam menunjang prestasi yang sebelumnya

sudah dimiliki lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian

evaluasi secara intern juga ditujukan mengukur kualitas lembaga itu

sendiri.

12. Kepuasan Staf

Keberhasilan kegiatan evaluasi dengan hasil yang baik maka akan

memberikan stimulus bagi peningkatan kinerja para staf pelaksanana.

Setidaknya hasil evaluasi dapat memberikan motivasi untuk lebih

maju lagi dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar hasilnya

tidak menghasilkan raport merah terus.

Selain dengan meilihat indikator keberhsian dalam pelaksanaaan suatu

evaluasi kurikulum, maka juga harus diperhatikan mengenai kriteria-kriteria

keberhasilannya. Menurut Kirkpatrick Model (Harris dan Desimone,

1994: 171), dalam mengevaluasi program kurikulum ada empat kategori

untuk mengukur perubahan yang terjadi yaitu:

a. Reaksi (reaction), bagaimana perasaan peserta terhadap program

kurikulum.

b. Belajar (learning), pada tingkat apa peserta belajar dari apa yang

diajarkan.

c. Perilaku (job behavior), perubahan perilaku apa, dalam konteks

pembelajaran yang terjadi sebagai hasil dari keikut sertaan dalam

program kurikulum.

d. Hasil (result), sejauhmana diperoleh perubahan perilaku yang terkait

dengan biaya, peningkatan kualitas sebagai hasil program kurikulum.

Karena ukuran-ukuran reaksi (reaction) dan belajar (learning)

berkaitan langsung dengan hasil dari program kurikulum, kedua

kategori ini disebut kriteria internal. Ukuran perilaku (behavior) dan

91

hasil (results) menunjukkan dampak pembelajaran terhadap

kehidupan peserta didik sehari-hari, keduanya disebut sebagai kriteria

eksternal.

E. Faktor Pendukung Keberhasilan Kurikulum

Implementasi kurikulum akan sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang sifatnya internal di lingkungan sekolah, ataupun faktor

eksternal di luar sekolah. Secara umum Guba dan Lincoln menyebutkan

beberapa  faktor pendukung evaluasi kurikulum tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Kepemimpinan dan Manajemen Lembaga yang baik

Kurikulum akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan profesional

kepala lembaga dalam memimpin dan mengelola sekolah secara

efektif dan efisien, serta mampu menciptakan iklim organisasi di

lembaga yang kondusif untuk proses belajar mengajar.

2. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap

pendidikan

Faktor eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan evaluasi

kurikulum adalah kondisi tingkat pendidikan orang tua peserta didik

dan masyarakat. Kemampuan dalam membiayai pendidikan, serta

tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus belajar.

3. Profesionalisme

Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja

lembaga. Tanpa profesionalisme kepala lembaga, dan guru, maka

dapat terlihat bahwa keberhasilan suatu evaluasi kurikulum akan

berdampak pada aspek kedua faktor tersebut dalam kerangka dua

92

sudut pandang yaitu masalah sumber daya manusia dan masalah

sistem. Masalah sistem, hasil evaluasi yang didukung oleh faktor-

faktor tersebut memungkinkan munculnya sistem yang demokratis

dan terbuka.

F. Macam-macam Kurikulum Management

Konsep kurikulum yang sangat erat dengan aliran pendidikan ini

telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Menurut Guba dan Lincolnada

4 model konsep kurikulum yang sering dipelajari dan sering digunakan.

Empat model konsep kurikulum itu adalah kurikulum subjek akademis,

kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial, dan kurikulum

teknologis.

Berikut sedikit penjelasan singkat tentang 4 model konsep kurikulum di

atas:

1. Kurikulum Subjek Akademis

Kurikulum subjek akademis ini merupakan kurikulum yang

mengutamakan isi (subject matter). Kurikulum ini berisikan

kumpulan bahan ajar dan rencana pembelajaran. Target utama dari

kurikulum ini adalah penguasaan materi yang sebanyak-banyaknya.

2. Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik merupakan kurikulum yang mengutamakan

proses belajar – mengajar. Kurikulum dikembangkan berdasarkan

kebutuhan peserta didik. Peran guru sangat besar dalam memberikan

suasana belajar yang nyaman kepada peserta didiknya. Target utama

dari kurikulum ini adalah mengembangkan peserta didik menjadi

pribadi yang mandiri.

3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum rekonstruksi sosial merupakan kurikulum yang bertujuan

mempersiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan dalam

93

dunia kerja. Kurikulum ini menuntut sekolah untuk dapat

mengembangkan kehidupan sosial siswa dan bagaimana siswa dapat

bergabung atau berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

4. Kurikulum Tekhnologis

Kurikulum tekhnologis ini merupakan kurikulum yang

menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan tekhnologi (dalam

artian positif). Dengan maksud agar proses pembelajaran disekolah

dapat lebih efektif dan efisien dengan dukungan tekhnologi.

G. Sistem Kurikulum Management

Adanya sistem desentralisasi pendidikan dianggap sebagai jalan yang

terbaik guna menata pendidikan Indonesia di masa mendatang. Sebagai

konsekuensi kebijakan ini, maka pelaksanaan konsep school-based

Management (manajemen berbasis sekolah) dan community-based education

(pendidikan berbasis masyarakat) merupakan suatu keharusan dalam

penyelenggaraan pendidikan dalam era otonomi daerah. Manajemen

Berbasis Lembaga (MBL) sebagai konsepsi dasar manajemen pendidikan

masa kini merupakan konsep manajemen lembaga yang memberikan

kewenangan dan kepercayaan yang luas bagi lembaga berdasarkan

profesionalisme untuk menata organisasi lembaga.

Adapun fungsi utamanya adalah mencari, mengembangkan, dan

mendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersedia, serta memperbaiki

kinerja lembaga dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan lembaga yang

bersangkutan. Sebagian besar lembaga sebenarnya telah melaksanakan

konsepsi ini walaupun sebagian dari mereka masih perlu meningkatkan diri

dalam upaya mencapai produktivitas lembaga yang diinginkan. Dalam

membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem pendidikan

yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi. Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu

94

berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan

dunia pendidikan nasional di masa depan adalah kebijakan mengenai

kurikulum. Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan. Untuk itu,

kurikulum di masa depan perlu dirancang dan disempurnakan sebagai upaya

peningkatan mutu pendidikan secara nasional dan sekaligus meningkatkan

mutu sumber daya manusia Indonesia. Mutu penddikan yang tinggi

diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

demokratis, dan mampu bersaing sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan semua warga negara Indonesia.

Kesejahteraan bangsa Indonesia di masa depan tidak hanya bertumpu

pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber

pada modal intelektual, modal sosial, dan kredibilitas sehingga tuntutan

untuk terus menerus memmutakhirkan pengetahuan menjadi suatu

keharusan. Mutu lulusan tidak cukup Kajian Kebijakan Kurikulum bila

diukur dengan standar lokal saja, sebab perubahan global telah sangat besar

mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu bangsa. Terlebih lagi, industri

baru dikembangkan dengan berbasis kompetensi tingkat tinggi, maka

bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar

mutu yang tinggi.

Dengan demikian, fungsi pendidikan sebagai hak asasi manusia yang

mendasar, modal ekonomi, sosial dan politik, alat pemberdayaan kelompok

masyarakat yang kurang beruntung, landasan budaya damai, dan sebagai

jalan menuju mayarakat belajar sepanjang hayat, sesungguhnya merupakan

langkah penting bagi pembangunan kualitas sebuah bangsa yang berbudaya

dan berkarakter.

95

DAFTAR   PUSTAKA

merdila.blogspot.com/2013/10/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli.html?m=1

hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/manajemen-kurikulum.html?m=1

kiswankurikulum.blogspot.com/?m=

Atmadilaga, D., Firdaus A.F. (1994). Membuat dan Mengevaluasi Skripsi, Tesis dan Disertasi Berdasarkan Filsafat Ilmu. Bandung:SIP Press.

Frances and Roland Bee. (1999). Training Needs Analysis and Evaluation. London: Institute of Personel and Development, Short Run Press, Exeter.

Jack, J. P. (1991). Handbook of Training Evaluation and Measurement Methods. Huoston-Texas: Gulf Publishing Company.

Jack,Fitz-enz. (1995). How To Measure Human Resources Management. California: McGraw-Hill, Inc.

Kadarsah, S. dan Ramdhani.(1998). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung. Remaja Rosda karya.

Marquardt,M.J. (1997). Building The Learning Organization:A System Approachto QuantumImprovement And Global Success. New York: McGraw-Hill.

Oemar Hamlik, (1998), Evaluasi Kurikulum, Bandung : Mandar Madju.

Peter H.R. Howard E.F. Evaluation A Systematic Approach (1986). California: Sage Publication, Inc.

Purwanto dan Atwi (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta: Lembaga administrasi Negara.

Rossi,P.H. and Freeman,H.E.(1985). Evaluation: A Systematic Approach.

96

New Delhi: Sage Publication.

Stufflebeam., Daniel,L., and Shinkfield, Anthony, J. (1985). Systematic Evaluation. Boston:Kluwer-Nijhoff Publishing.

Suparman, A. dan Purwanto. (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta: STIA –LAN Press.

TAMBAHAN

A. Pengertian Kurikulum Management

1. Pengertian kurikulum menurut beberapa ahli :

a. Neagley dan Evans (1967) : kurikulum adalah semua pengalaman

yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah

b. Kerr, J.F (1968) : semua pembelajaran yang dirancangdan

dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik

disekolah atau diluar sekolah.

c. Good V. Carter (1973) : kumpulan kursus atau urutan pelajaran

yang sistematik

d. UU No.20 Tahun 2003 : Kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

e. Inlow (1966) : usaha menyeluruh yang dirancang oleh

pihaksekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil

pembelajaran yang sudah ditentukan.

2. Pengertian management :

a. Management dengankata kerja to manage, diartikan secara umum

sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol

suatu urusan atau “act of running and controlling a business”

(Oxford, 2005)

97

b. Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam buku “ Manajemen Sumber

Daya Manusia” mengemukakan bahwa managemen adalah ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan tertentu

Jadi pengertian Kurikulum Manajemen adalah sebagai suatu system pengelolaan

kurikulum yang komperatif, komprehansif, sistemik dan sitematik dalam rangka

mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

Prinsip dasar kurikulum manajemen ini adalah berusaha agar proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan

mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi

pembelajarannya.

B. Model kurikulum management

1. Model interaktif rasional : memandang rasionalitas sebagai tuntutan

kesepakatan antara pendapat-pendapat yang berbeda, tidak menguruti

urutan logika, perencanaan kurikulum dipandang sebagai suatu

masalah planning with dari pada planning for.

2. The Diciplines Model : model ini menitik beratkan pada guru-guru,

mereka sendiri yang merencanakan kurikulum berdasarkan

pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofi.

C. Fungsi Management Kurikulum di Lembaga

1. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman

belajar pada peserta didik

2. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak

didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

D. Macam-macam kurikulum manajemen

1. The hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) merupakan kurikulum

98

yang tak tertulis, krikulum ini muncul sebagai efek dari tugas social

yang mengakibatkan pengaruh yang diharapkan.

2. The actual curriculum (kurikulum nyata) yaitu kurikulum yang

ditafsirkan sebagian siswa mengalami secara nyata dan guru mengajar

secara nyata

3. The public curriculum (kurikulum publik) yaitu kurikulum yang

berdasarkan pada kebutuhan mendasar dan konkrit yang harus

diperbuat dan dipelajari oleh siswa disekolah, yang dianggap efektif

dan bermakna bagi public luas.

4. A whole curriculum (kurikulum keseluruhan) adalah program kursusan

yang menyeluruh, seimbang, dan koherensi. Menyeluruh maksudnya

semua pengalaman yang direncanakan dan dibimbing lembaga.

Kurikulum pada sebuah lembaga Adi Pare menggunakan kurikulum dari lembaga

B karena A merupakan cabang dari B. Penyusunan kurikulum itu sendiri disusun

oleh tutor-tutor B yang disetujui oleh direktur, selanjutnya kurikulum itu

diterapkan oleh masing-masing tutor disetiap lembaga.

99

BAB V

TENTOR MANAGEMENT

1.1 Latar Belakang Masalah

Seorang guru memiliki peran penting dalam keberhasilan siswa. Guru

adalah salah satu manusia di dunia ini yang dapat mengubah perilaku, sikap dan

pikiran seseorang untuk menjadi lebih baik. Guru adalah seseorang yang memiliki

tugas mengajar, membimbing dan melatih peserta didik. Dan Guru merupakan

seseorang yang memiliki peran yang sangat penting karena seorang yang terjun

langsung sebagai eksekutor suksesi proses belajar siswa.

Mentor management merupakan sangatlah penting untuk development of

course. Karena tentor management adalah salah satu bagian dari management

lembaga kursus. Tentor management berpengaruh banyak terhadap kualitas satu

lembaga kursus, karena menyangkut kualitas pelayanan terhadap siswa lembaga

kursus tersebut. Jadi mentor management merupakan menjadi ujung tombak untuk

suatu lembaga kursusan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat

menemukan permasalahan yaitu :

1. Apakah pengertian dari Mentor Management..?

2. Apa saja kriteria mentor yang baik ?

3. Skill apa saja yang harus dimiliki oleh mentor ?

4. Bagaimana cara perekrutan mentor untuk lembega kursusan ?

5. Bagaimana cara meningkatkan kualitas seorang mentor ?

6. Apa saja permasalahan yang sering muncul tentor dalam sebuah

lembaga kursusan ?

7. Bagaimana cara mengatasai conflik mentor ?

8. Bagaimana cara mensejahterakan mentor untuk memberikan semangat

kinerjanya..?

100

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian

Seorang guru memiliki peran penting dalam keberhasilan siswa. Guru

adalah salah satu manusia di dunia ini yang dapat mengubah perilaku, sikap dan

pikiran seseorang untuk menjadi lebih baik. Guru adalah seseorang yang memiliki

tugas mengajar, membimbing dan melatih peserta didik, juga memenuhi

kompetensi sebagai seseorang yang mampu mendengarkan dan diulang dalam

pidato dan perilaku mereka (Sukadi: 9-10). Hal ini juga didukung oleh Abdul

Majid (2006:123) yang menyatakan bahwa guru adalah seseorang yang bertugas

membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan sehingga mereka dapat

mengembangkan potensi mereka. Siswa dapat mengambil banyak cara guru di

awal pembelajaran, penulis: Rose senior (2006:96). Ini berarti bahwa guru adalah

sebagai tokoh masyarakat yang selalu mampu mengulangi tentang / kinerja dan

peran selama proses belajar mengajar sehingga guru harus menyajikan wajah

profesional untuk siswa agar mereka menemukan hal yang menarik dan efektif.

A teacher or schoolteacher is a person who provideseducation for pupils

(children) and students (adults). Guru / tentor adalah orang memberikan

pendidikan bagi siswa . http://en.wikipedia.org/wiki/teacher

Tentor;

- Dukungan/bimbingan

- Mendukung dan membimbing orang lain untuk berjuang dan berusaha

mencapai tujuan tertinggi.

- Seorang penasehat/pembimbing yang dipercaya dan bersahabat, terutama

seseorang yang baru di suatu peran tertentu(rowtree,1981)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang

memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki

definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,

101

misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur

dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Ricky W. Griffin

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara

efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara

benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

http://en.wikipedia.org/wiki/manajemen

Dari beberapa definisi di atas bisa disimpulkan secara sederhana bahwa

tentor management adalah pengelolaan pembimbing dalam satu lembaga.

2.1.2 Kriteria Tentor

Kriteria adalah hal – hal yang di tentu kan oleh suatu lembaga untuk

menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan dengan (mengenai) domain

perilaku yang ditetapkan / dirumuskan dengan baik.

KRITERIA SEORANG MENTOR/TUTOR (rowtree,1981)

- Mempunyai pengetahuan yang cukup

- Pengalaman yang memadai

- Memahami dan mengerti

- Penasehat yang baik

- Mempunyai ketetapan hati

- Perencanaan yang baik

- Penguasaan diri

- Pembimbing/penunjuk jalan yang dipercaya

Kriteria seorang guru tidak hanya tersebut di atas tetapi ada beberapa hal yang

harus di kuasai oleh seorang guru dalam mengajar yaitu:

a. Penguasaan Materi Pelajaran

Guru yang efektif harus berpengetahauan, fleksibel dan memahami materi. Tentu

saja, pengethauan subjekk pengetahuan subjek materi bukan hanya mencakup

fakta, istilah, dan organisasian materi, mengaitkan beberapa gagasan, cara

102

berpikir, dan beragumen, pole perubahan dalam satu mata pelajaran, kepercayaan

tentang mata pelajaran dan kemampuan untuk mengaitkan satu gagasan dari suatu

disiplin ilmu ke displin ilmu lainnya,

b. Strategi Pengajaran

Konstruktivisme menekankan agar inidividu secara aktif menyusun dan

membangun pengetahuan dan pemahaman, tentor bukan sekadar memberi

informasi kepikiran anak, akan tetapi tentor juga harus harus dapat mendorong

anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukanpengetahuan, merenung

danberpikirsecarakritis.

c. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional

Tentor menghabiskan waktu untuk menyusun rencana instruksional,

megorganisasikan pelajaran agar murid meraih hasil yang maksimal dari kegiatan

belajarnya.

d. Keahlian manajemen kelas

Tentor yang efektif mampu menjaga kelas aktif bersama dan mengorientasikan

kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif membangun dan mempertahankan

lingkungan belajar yang kondusif.

e. Keahlian motivasional

Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau

belajar.

f. Keahlian komunikasi

Keahlian komunikasi yang juga amat diperlukan untuk mengajar adalah keahlian

dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal dan

memahami komunikasi nonverbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik

secara konstruktif. 

103

Keterampilan lain yang harus dimiliki oleh seorang tentor dalam mengelola kelas

dan memecahkan konflik secara konstruktif adalah keterampilan komunikasi yang

baik. 

Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara,

mendengar dan komunikasi nonverbal. Murid akan memperoleh banyak

manfaat jika seorang tentor mempunyai keterampilan berbicara.

Berbicara didepan kelas dan murid, dalam berbicara didepan kelas dan

murid, salah satu hal yang penting yang harus diingat adalah

menkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan (clarity ) dalam

berbicara adalah hal yang sangat penting agar pelajaran berjalan dengan

baik. Langkah-langkah strategi untuk berbicara secara jelas didepan kelas

dan murid : 

Menggunakan tata bahasa yang benar

Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade

murid.

Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam

memahami apa yang guru katakan.

Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu

lambat.

Tidak menyampaikan ha-hal yang kabur.

Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk

berbicara secara jelas di kelas. 

Selain itu ada beberapa aspek lain dalam keterampilan berbicara yaitu

dalam hal penanganan konflik, ada 4 gaya yang bisa dilakukan seorang

guru yaitu : gaya asertif, gaya pasif, gaya manipulatif dan gaya agresif

( galak ). Guru juga harus bisa memberikan ceramah yang efektif kepada

muridnya. 

Keterampilan mendengar, hal yang sangat penting dalam menjalin dan

104

menjaga hubungan. Pendengar yang baik akan mendengar secara aktif.

Mendengar yang aktif berarti memberi perhatian penuh pada pembicara,

memfokuskan diri pada isi intelektual dari pesan. Berkomunikasi

nonverbal, selain apa yang anda katakana, anada juga berkomunikasi

melalui tangan, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain. 

2.1.3 Tentor harus juga mempunyai ketrampilan seperti :

1. Keterampilan dalam mengendalikan kelas :

Dalam hal ini supaya kelas efektif, sebelum dimulai proses belajar-

mengajar, tentor tersebut memastikan dulu apakah siswa sudah rileks atau tenang.

Jika para murid sudah kelihatan bosan dalam mengikuti pembelajaran, tentor

tersebut biasanya mengadakan games, atau kuis dadakan sehingga yang tadinya

murid merasa bosan menjadi kembali semangat. Kalau ada murid yang kurang

aktif biasanya tentor tersebut akan mendekat, berbicara kepada si murid agar

muridnya lebih aktif.

2. Keterampilan dalam mepersiapkan diri baik itu penguasaan materi maupun

perispan mental tentor. 

Persiapan diri sebelum masuk kelas, tentor ini biasanya akan membuat

persiapan-persiapan pembelajaran   seperti materi-materi berkaitan dengan

pembelajaran. Persiapan diri dalam hal penguasaan materi, tentor ini biasanya

akan mempelajari ulang topik yang hendak dibahas di dalam kelas. 

3. Keterampilan dalam berinteraksi dengan para siswa.

Tetap berkomunikasi dengan para siswa baik itu didalam kelas maupun

diluar kelas. Dalam berinteraksi, tentor tersebut lebih banyak menunjukkan

ekspresi senyum, dimana menurut tentor ini tujuannya melakukan itu agar siswa

merasa ada kedekatan dengan para tentornya.

105

4. Keterampilan dalam mebuat variasi gaya mengajar

Dalam membuat variasi gaya mengajar, tentor tersebut bergantung pada   

kelasnya

Setiap lembaga mempunyai kriteria masing masing dalam memilih guru

untuk mengajar peserta didiknya. Pada 2 lembaga kursus di Pare menentukan

kriteria tentornya adalah

1. Fresh graduated

2. Menguasai materi

3. Mampu mengelola kelas

4. Lulus mikro teaching

106

INSTRUMEN PENILAIAN TEST MENGAJAR CALON TENTOR

Nama Calon Tentor :

Hari /

tanggal:

Bidang Studi Diajarkan :

Melamar Untuk Tingkat :

N

oUnsur yang dinilai

SkorKeterangan

1 2 3 4 5

 Keteladanan

         Cara

Pengisian:

1 Sikap dan Prilaku          

*)Beri nilai

angka

2

Kerapihan

Berpakaian          

pada

kolom skor

 

Manajerial

Keilmuan           Katagori :

3 Penguasaan Materi          

1=Sangat

Kurang

4

Sistematika

Penyajian           2=Kurang

5

Kemampuan/

Kejelasan

Penyajian           3=Cukup

6

Humor dan

simpatik           4=Baik

7

Penggunaan

Metode Belajar          

5=Sangat

Baik

Penggunaan

Bahasa

Kesimpulan

:

107

108

BAB X

EVALUASI KURSUS

A. Latar Belakang

Pentingnya sebuah evaluasi dalam rangka peningkatan kualitas

suatu lembaga merupakan salah satu hal yang menjadi agenda setiap

periodik dalam program – program di lembaga pelatihan tersebut atau per

tahun ajaran baru pada ruang lingkup yang lebih formal seperti sekolah.

Penilaian tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengajaran. Jika dalam

pengajaran kita memiliki elemen siswa sebagai input, pembelajaran di

sekolah dan kelas sebagai proses, dan kompetensi lulusan sebagai hasil,

kegiatan penilaian terjadi baik pada awal, proses, maupun pada akhir

pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian

keseluruhan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan pada jenjang

pendidikan tertentu (summative) dan hasilnya digunakan sebagai laporan

kepada siswa tentang hasil belajarnya, kepada guru, orang tua siswa,

masyarakat dan pemerintah sebagai wujud akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan.

B. Tujuan

a) Tujuan Umum

Secara umum, sebuah evaluasi dapat menjadi salah satu komponen

dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan suatu

gambaran menyeluruh mengenai kualitas dan kuantitas dari kursusan atau

lembaga tersebut dalam segi internal maupun eksternal sehingga

mendapatkan pandangan yang positif dari masyarakat umum.

109

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pengadaan evaluasi pada sebuah lembaga atau

kursusan, khususnya pada kursusan bahasa inggris adalah sebagai berikut :

- Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas lembaga tersebut, termasuk

prestasi siswa dan kualitas guru/ tutor.

- Meningkatkan perfomance kinerja para guru / tutor ataupun karyawan.

C. Manfaat

Sebuah evaluasi / penilaian yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kebutuhan, diantaranya:

1. Hasil penilaian dapat dapat digunakan sebagai input bagi guru

untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan jika hasil penilaian menunjukkan bahwa tujuan

pembelajaran belum tercapai sesuai dengan target yang telah

ditetapkan.

2. Bagi siswa, hasil penilaian dapat memberi arah mengenai pokok-

pokok bahasa yang dianggap penting dan harus dikuasai. Hasil

penilaian juga akan memberi informasi bagi siswa mengenai hasil

belajar yang dicapai selama ini. Bila hasilnya kurang memuaskan,

siswa yang bersangkutan dapat belajar lebih giat lagi dengan

menggunakan berbagai pendekatan sehingga hasilnya bisa lebih

baik.

3. Bagi penyelenggara pendidikan, hasil penilaian dapat digunakan

untuk menentukan kebijakan dalam pendidikan seperti dalam

menentukan batas lulus, batas penerimaan siswa baru, penentuan

kluster, penentuan kuota asal siswa, peluncuran bantuan, dan

sejenisnya.

4. Bagi pemerintah, hasil penilaian dapat dijadikan sebagai bentuk

pertanggung jawaban kepada stakeholders pendidikan atas dana

masyarakat yang telah digunakan untuk membiayai pendidikan.

110

5. Bagi orang tua, siswa hasil penilaian dapat dijadikan bahan

informasi untuk memilihkan sekolah / lembaga terbaik bagi anak-

anaknya yang akan memasuki satuan pendidikan tertentu.

6. Bagi masyarakat, hasil penilaian juga dapat dijadikan dasar untuk

ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah-

sekolah / lembaga yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu.

Beberapa poin penting yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga kursus

bahasa. Di antaranya adalah kondisi gedung, sistem adminsitrasi, jurusan

yang ada, sistem pelatihan atau pengajaran, program CSR (corporate

social responsibility), serta tingkat kepuasan peserta didik dan

pegawainya.

1.

1.

2.

D. Pengertian Evaluasi, Tes, dan Sertifikat

Pengajaran adalah suatu proses transfer suatu ilmu yang

melibatkan guru dan siswa. Biasanya untuk melakukan pengajaran, guru

memilih kelas atau tempat yang sekiranya layak untuk dijadikan tempat

aktifitas pengajaran.Dalam setiap pengajaran pastinya akan dilaksanaan

sebuah evaluasi dan atau penilaian.

Penilaian adalah proses pengumpulan informasi untuk menentukan

sejauh mana proses pembelajaran, penerapan media, kinerja tutor /

karyawan, pelaksanaan program, dan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan tercapai. Informasi itu dapat berupa pendapat guru, orang

tua,warga sekitar, kualitas buku, hasil penilaian, dan sikap siswa. Alat

evaluasi dapat berupa tes, kuesioner, wawancara, dan observasi. Penilaian

merupakan semua metode yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi mengenai pengetahuan, kemampuan, pemahaman, sikap, dan

111

motivasi siswa yang di antaranya dapat dilakukan melalui tes, penilaian

diri, baik secara formal maupun informal.

Tes merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk

menilai unjuk kerja siswa. Tes dapat bersifat obyektif atau subyektif. Tes

juga merupakan sebuah metode untuk mengukur kemampuan seseorang,

pengetahuan atau kinerjanya pada ranah tertentu.

Sertifikat adalah surat keterangan tertulis atau tercetak dari sebuah

lembaga atau instansi sebagai bukti nyata bahwa orang tersebut telah

mengikuti suatu program tertentu yang diselenggarakan oleh lembaga atau

instansi tersebut dalam peride tertentu. Fungsi dari sertifikat itu sendiri

salah satunya sebagai dokumen penting dalm melamar sebuah pekerjaan.

Apa itu Evaluasi?

Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses

penilaian.Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses

pengukuranakan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai

tujuan perusahaan.Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan

digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.

Skema yang perlu diperhatikan dalam mengadakan evaluasi

Tahapan sebelum mengadakan evaluasi

Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi,

yakni:

112

1. Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal Konsep perlu

direncanakan secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu

diadakan untuk mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan

eksekusi pesannya.

2. Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari

tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk

mengukur efektifitas pesan yang disampaikan.

Proses evaluasi

Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal

yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana

proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan

evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan

evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber

yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan

pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi

dan periklanan.Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk

menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik

dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan

secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain,

perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena

biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan

akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan

banyak membuang waktu.

Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal

(pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang

diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan.[2]

Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat

tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi

berikutnya.

113

Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi

yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode

penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok

percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat

diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan

menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan

tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar.Realisme

dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan

sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan

secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,

memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk

mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan

menyampaikan hasil penelitian.

STRATEGI

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas

dalam kurunwaktutertentu.Di dalam strategi yang baik, terdapat koordinasi

tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai

dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Menstrategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat

unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yamh ditujukan adalah bagaimana

cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi

bisnis sebainya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh

Michael Porter:

Lima Kekuatan Kompetitif Porter, pendekatan Porter didasarkan

atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:

114

1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa

kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan

tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang

mengitarinya.

2.Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam

suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau

mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga

pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika

harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan

produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk,

maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi

kepuasan konsumen.

3.Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk

dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam

ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi

perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas

(harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen)

tidak akan membeli produk perusahaan.

4.Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai

manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas

produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi

oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status

lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.

5.Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras

mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan

objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa

yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat

memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai

cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit

dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

115

Deskripsi proses pengumpulan data

Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh

penelitisebelum merancang dan merencanakan program.Analisis situasi bertujuan

untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau

publikyang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik,

sertaanggaranbiaya yang diperlukan dalam melaksanakan program.

Macam- macam Analisis

Pada umumnya, proses analisis situasi terdiri dari analisis situasi internal

dan analisis situasi eksternal.

Analisis situasi internal merupakan tinjauan ulang secara menyeluruh

terhadap persepsi dan tindakan organisasi. Jenis dari analisis situasi

internal adalah hubungan personal (personal contact), informasi kunci

(key informan), Internet, bdan pengawas (advisory board), ombudsman,

dan penelitian lapangan (field research).

Analisis situasi eksternal merupakan tinjauan ulang secara sistematislatar

belakangmasalah yang berada di luar organisasi. Jenis dari analisis situasi

eksternal mencakup data sekunder(studi pustaka), survei, pengamatan, dan

analisis isi.

E. Ruang Lingkup Evaluasi

Secara garis besar evaluasi yang akan dilakukan meliputi evaluasi

internal dan eksternal.

a. Evaluasi internal

Dalam evaluasi internal, banyak hal yang perlu diperhatikan untuk

dievaluasi diantaranya adalah evaluasi kelas, evaluasi program, siswa,

guru, serta kurikulum pada lembaga pelatihan tersebut.

116

1. Evaluasi Kelas ( Class Evaluation )

Pada evaluasi kelas yang menjadi main pemeran utama adalah

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang memiliki peran khusus

untuk membawa peserta didiknya menjadi siswa yang kompeten. Para

pendidik harus memiliki komitmen terhadap terwujudnya pelaksanaan

proses pembelajaran yang efektif sehingga setelah mengikuti program,

peserta didik siap mengikuti dan berhasil dalam uji kompetensi sesuai

dengan unit kompetensi yang ada dalam program kursus yang diikuti.

Evaluasi yang bisa di lakukan adalah pemberian nilai keberhasilan

dalam segala tingkat atau level kelas dan pembelajaran. Kelengkapan

atau fasilitas di kelas kelas dapat menjadi tolak ukur bagi peserta didik

dalam memilih tempat belajar mereka. Kenyamanan dalam kelas

adalah salah satu syarat bagi terjalinnya proses belajar yang maksimal.

Ini menjadi bahan yang harus dapat terselesaikan dalam mengevaluasi

kelas.

2. Evaluasi Program ( Program Evaluation )

Evaluasi atas program akan dilakukan untuk mengetahui

apakah program yang dilaksanakan senantiasa dapat memenuhi standar

kebutuhan pemakai lulusan yang digunakan di lingkungan dunia kerja.

Evaluasi program yang akan dilakukan meliputi:

- Kurikulum akan ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali yang meliputi

kesesuaian antara kebutuhan peserta didik dengan pokok

pembelajaran.

- Bahan Ajar sudah memenuhi standar kompetensi.

117

- Metode pembelajaran yang digunakan sudah efektif atau belum.

- Apakah sistem evaluasi penilaian sudah memenuhi tujuan pencapaian

program pembelajaran.

3. Evaluasi Siswa ( Student Evaluation )

a. Kapasitas siswa dalam satu kelas.

Suatu aktifitas pembelajaran akan berjalan sangat

menyenangkan jika tempat belajar (kelas) berisikan siswa atau

peserta didik yang sesuai dengan kapasitasnya, dalam hal ini tidak

terlalu banyak atauun tidak terlau sedikit. Jika terlalu banyak, maka

akan membuat suasana menjadi kurang kondusif dan pembelajaran

menjadi kurang efektif, begitu pula jika terlalu sedikit siswa yang

ada dalam kelas tersebut akan menjadikan suasana kelas menjadi

kurang bersemangat (hal ini tergantung dari metode dan cara yang

di gunakan tutor).

Setelah melakukan survey dari beberapa sumber yang

terpercaya, kapasitas maksimal untuk kelas seukuran 4 meter x 7

meter adalah 25 – 30 siswa (tanpa bangku tapi beralas karpet). Hal

ini sangat efektif untuk kegiatan belajar dan bisa di variasikan

dengan Education Games sebagai media pendekatan pembelajaran

khususnya bahasa inggris.

b. Penempatan siswa sesuai dengan grade-nya.

Setiap siswa / peserta didik yang akan mengikuti program

bimbingan dan pelatihan pada suatu lembaga atau kursusan

(khususnya bahasa inggris), memiliki tingkat pemahaman general

yang berbeda terhadap bahasa tersebut. Oleh karena itu diperlukan

sekali placement test untuk menempatkan siswa pada levelnya

masing – masing agar materi yang akan disampaikan nantinya akan

118

dapat disampaikan dengan mudah sesuai dengan atmosfernya yang

mana level tersebut meliputi; (1) Beginner, (2)Intermediate, (3)

Advance.

4. Evaluasi hasil belajar siswa.

Evaluasi yang menjadi patokan berhasil atau tidaknya

sebuah pembelajaran akan ditentukan dengan evaluasi siswa yang

menitik beratkan pada tehnik testing sebagai instrument atau alat

pengukuran keberhasilan suatu pembelajaran. Pada konteks

pembelajaran formal seperti di sekolah pada umumnya,

berdasarkan pemanfaatan hasilnya, tes dapat dikelompokkan ke

dalam tes formatif dan tes sumatif.

- Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap

akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah

berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes

selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan

guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah

dicapai.

- Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap

akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu

pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana

peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit

berikutnya.Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai

119

penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang

meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu

semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.

Pada umumnya ada beberapa prinsip penilaian yang penting untuk

diketahui, yaitu kepraktisan (practicality), keterandalan (reliability),

validitas (validity), dan keotentikan (authenticity).

1. Kepraktisan (practicality)

Praktis apabila tes itu biaya penyelenggaraannya tidak terlalu

mahal, tidak menyita waktu terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan

penyekorannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.

2. Keterandalan / dapat dipercaya (reliability)

Reliable adalah konsisten dan dapat diandalkan(dapat

dipercayakan). Jikates yang sama diberikan pada siswa yang sama atau

mengorelasikan dua buah perangkat tes yang paralel, dan hasilnya

relatif sama, tes itu dikatakan reliable.

3. Validitas (validity)

Validitas adalah sejauh mana kesimpulan yang kita peroleh dari

tes yang kita lakukan tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan

penilaian yang diinginkan.

4. Keotentikan (authenticity)

Keotentikan adalah tingkat kesejalanan antara ciri-ciri sebuah

tes bahasa dengan fitur-fitur tugas-tugas bahasa yang akan dilakukan

dalam bahasa target. Dengan kata lain, bahan atau tugas yang diteskan

harus mencerminkan kenyataan yang akan dihadapi dalam kondisi

nyata di lapangan.

5. Evaluasi Guru ( Teacher Evaluation )

120

Suatu aspek yang sangat penting jika dalam sebuah evaluasi

difokuskan juga pada evaluasi guru.Pada ruang lingkup formal, guru yang

efektif adalah yang mampu melaksanakan tujuh tugas utama guru dan

berhasil mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti pada satuan

pendidikan dasar yaitu :

1. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, kesehatan jiwa,

serta kebersihan lingkungan.

2. Menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia yang ditandai

dengan kepatuhan menjalankan ajaran agama.

3. Peningkatan pemahaan potensi diri,

Mengenal potensi kekurangan dan kelebihan diri.

Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan.

Bekerja sama dalam kelompok, tolong, menolong, dan menjaga diri

sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

Mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

Berkomunikasi dengan jelas dan santun.

4. Belajar dan berinovasi

Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis,

dan kreatif.

Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan kompetitif.

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar

Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis,

dan berhitung.

5. Melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

6. Berwawasan kebangsaan

Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

121

Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan

tanah air Indonesia.

7. Berwawasan global.

Berdasarkan karakteristik yang perlu di terapkan oleh seorang guru atau tutor

untuk menjadi pribadi guru / tutor yang baik, perlu adanya prinsip / dimensi yang

mengarahkan pada pengembangan kapasitas guru (baik formal maupun informal)

sebagai berikut :

a) Dimensi pertama

1. Menguasai materi pelajaran sesuai dengan mata pelajaran.

2. Menguasai teori, prinsip dan prosedur mentransfer ilmu pengetahuan

kepada peserta didik dalam kegiatan mengajar.

3. Menguasi pengetahuan  tentang cara mengintegrasikan tugas medidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,  melatih, menilai dan

mengevaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Menguasai pengetahuan tentang cara mendisain persiapan, pelaksanaan,

penilaian pembelajaran menilai hasil belajar.

5. Menggunakan  keterampilan mengendalikan proses pembelajaran sesuai

dengan rencana.

6. Merancang instrumen penilaian hasil belajar untuk menghimpun kemajuan

belajar siswa, melakukan remedial dan pengayaan.

7. Menguasai pengetahuan dalam mengembangkan kecakapan  berpikir

kritis, kreatif, inovatif, logis dan imajinatif melalui kegiatan belajar

mandiri, kolaboratif, dan interaktif.

b) Dimensi kedua,

1. Belajar mandiri baik secara individual maupun dalam kolaborasi tim.

122

2. Melaksanakan tugas belajar seperti mengikuti pelatihan, temu kerja, dan

mengikuti pendidikan lanjutan diri  melalui  membaca, riset, dan kerja

sama serta mampu mengekspresikan pikiran dalam bentuk lisan, tulisan

atau karya inovatif.

3. Mengembangkan kerja sama melalui perluasan jejaring profesional dan

sosial.

4. Menggunakan ilmu  pengetahuan dalam kegiatan penelitian dan

mengembangkan karya inovatif untuk memperbaiki dan meningkatkan

mutu pekerjaan.

c) Dimensi ketiga

1. Merencanakan pembelajaran  yang berwujud silabus dan RPP yang

disusun berdasarkan analisis kebutuhan siswa pada tiap 6 bulan sekali

ataupun1 tahun sekali sesuai dengan masa pada setiap program yang di

sediakan pada kursusan tersebut atau pada tingkat satuan pendidikan pada

ruang lingkup sekolah.

2. Mengembangkan instrumen penilaian yang mengukur ketercapaian target

mutu pada tiap indikator hasil belajar yang memenuhi standar kompetensi

lulusan.

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang dirancang dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

4. Melaksanakan penilaian yang ditindaklanjuti dengan melakukan analisis

butir soal, menilai kinerja belajar siswa dalam tujuan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan remedial dan pengayaan, selanjutnya

melaksanakan evaluasi dan tindaklanjut perbaikan.

d) Dimensi keempat

1. Hadir sesuai jadwal, tepat waktu, menggunakan waktu efektif, dan

mengahiri tugas tepat waktu.

123

2. Memiliki stabilitas emosi dalam berinteraksi di kelas maupun di luar kelas.

3. Disiplin menggunakan bahasa yang komunitkatif dan santun.

4. Berpakaian rapi untuk menunjang penampilan sebagai pendidik yang

menjadi teladan.

Evaluasi / penilaian kinerja guru, berikut adalah model evaluasi guru yang

dilakukan untuk mengukur efektifitas kinerja guru yaitu (1) Evaluasi dari Siswa,

(2) Evaluasi dari pertemuan berkala (per period).

a) Evaluasi dari Siswa

Penilaian kinerja guru oleh siswa merupakan salah satu teknik penilaian

untuk mengidentifikasi kinerja guru, yang hingga saat ini keberadaannya masih

kontroversi. Di satu pihak, ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pelibatan

siswa untuk mengukur kinerja guru kurang tepat. Berbeda dengan kepala sekolah

atau pengawas sekolah yang memang telah dibekali pengetahuan dan

keterampilan bagaimana seharusnya guru mengajar, sedangkan siswa dianggap

kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki kematangan dan keahlian untuk

melakukan penilaian tentang gaya mengajar guru. Selain itu, mereka menganggap

bahwa siswa cenderung lebih mengukur popularitas dari pada kemampuan guru

itu sendiri.

Di lain pihak, tidak sedikit pula yang memberikan dukungan terhadap

penggunaan teknik penilaian kinerja guru oleh siswa. Aleamoni (1981)

mengungkapkan argumentasi penggunaan teknik penilaian kinerja guru oleh

siswa, yaitu:

1. Para siswa merupakan sumber informasi utama tentang lingkungan

belajar, termasuk di dalamnya tentang motivasi dan kemampuan mengajar

guru.

124

2. Para siswa pada dasarnya dapat menilai secara logis tentang kualitas,

efektivitas, dan kepuasan dari materi dan metode pembelajaran yang

dikembangkan guru.

3. Penilaian kinerja guru oleh siswa dapat mendorong terjadinya komunikasi

antara siswa yang bersangkutan dengan gurunya, yang pada gilirannya

dapat meningkatkan proses belajar mengajar.

4. Dalam mata pelajaran tertentu, hasil penilaian kinerja guru oleh siswa

dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa-siswa lain dalam memilih

mata pelajaran dan memilih guru yang sesuai dengan dirinya.

5. Dalam pendidikan yang berorientasi pada mutu, siswa pada dasarnya

merupakan pelanggan (costumer) utama yang harus didengar pendapat dan

pemikirannya atas pelayanan pendidikan yang diberikan gurunya.

Menepis persoalan ketidakmatangan siswa untuk dilibatkan dalam

evaluasi kinerja guru, studi yang dilakukan Peterson dan Kauchak (1982)

menemukan bukti bahwa evaluasi kinerja guru oleh siswa ternyata dapat

menunjukkan konsitensi dan reliabilitas yang tinggi dari satu tahun ke

tahun berikutnya. Demikian juga, siswa ternyata dapat membedakan

pengaruh pembelajaran yang efektif dan tidak efektif dilihat dari dimensi

sikap, minat dan keakraban guru.

b) Evaluasi Dari Pertemuan Berkala

Selain dari pada evaluasi yang sangat efektif dengan melibatkan siswa atau

peserta didik dan pelatihan, evaluasi kinerja guru dapat kita lihat pada setiap

pertemuan berkala, yang biasanya dilaksanakan setiap akhir periode yang mana di

pertemuan tersebut akan membahas dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan selamaa satu periode.

125

Merujuk pada evaluasi kinerja guru / tutor yang dilakukan pada setiap

pertemuan berkala, evaluasi yang akan dilakukan adalah dengan melakukan

teaching room, seperti halnya micro teaching namun tidak menggunakan media –

media yang biasanya di gunakan dalam micro teaching . Hal ini tidaklah se-

efektif dengan evaluasi dari siswa karena tentu saja tutor / guru telah

mempersiapkan dengan baik hanya pada meeting saja dan belum tentu

sepenuhnya akan dilakukan atau di praktekkan pada real teaching.

6. Evaluasi Kurikulum ( Curriculum Evaluation )

Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk

menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan dalam membuat keputusan

tentang program kurikulum. Evaluasi sistem kurikulum berkaitan dengan

manajemen kurikulum yang dimulai dari tahap  input evaluation,  process

evaluation, output evaluation dan outcomes evaluation yang bertujuan untuk

mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui hambatan-hambatan dalam

pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan membandingkan keberhasilan

kurikulum serta mengetahui potensi keberhasilannya, memonitor dan

mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah yang timbul,

menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan

pengembangan lebih lanjut.

Dalam evaluasi kurikulum,hal-hal pokok yang akan dinilai adalah

aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam dokumen kurikulum,

yaitu mencakup:

a. Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh setiap anak

yang  sesuai dengan visi dan misi lembaga.

b. Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang direncanakan.

c. Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

d. Evaluasi terhadap program.

e. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum.

126

b. Evaluasi Eksternal

Hal – hal yang perlu di evalusai dalam ruang lingkup eksternal adalah

mengenai fasilitas / media, pemasaran, dan kelengkapan kantor.

1. Evaluasi Fasilitas dan Media

Atmosfer belajar akan terasa menyentuh jika dalam kelas atau

ruangan terdapat fasilitas dan media yang memadai sebagai sarana

penyampaian materi kepada peserta didik. Antara kursusan satu dengan

yang lain tentu saja memiliki fasilitas dan media yang berbeda.

2. Evaluasi Pemasaran

Pemasaran adalah poin yang sangat penting dalam sebuah

evaluasi.Evaluasi yang bisa di lakukan dari system marketing ini adalah

dengan men-sensus pendaftar dari asal mereka, karna system door to door

sekarang ini kurang effective di karnakan ketidak percayaan masyarakat

dengan hal yang frontal seperti langsung mendatani tempat atau rumah

mereka. Media pemasaran yang lebih effective lagi adalah menjalin

hubungan dengan beberapa lembaga formal seperti sekolahan, system

yang di pakai adalah system presentasi yang di selenggarakan atas

persetujuan dari pihak yang berwenang dalam hal ini kepala sekolah

sebagai tingkat tertinggi dalam pelaksanaan dan terlaksananya proses

pembelajaran. Bentuk pemasaran yang seperti ini akan langsung dapat di

evaluasi karena akan sangat terlihat apa respon dari calon pembelajar di

lembaga pendidikan informal ini.

Satu hal yang menjadi kunci dari pemasaran itu sendiri adalah

peserta didik yang mana para peserta didik tersebut terjun langsung

mengikuti proses pembelajaran. Jika pembelajaran dan metode yang

digunakan pada kelas tersebut baik (dalam artian siswa dapat memahami

penjelasan dan bisa menerima apa yang dijelaskan oleh tutor/

pembimbing) juga nyaman dengan metode pembelajaran dan cara

127

treatmen pendidik maka peserta didik akan bercerita dan menginfokan nya

pada teman – temanya bahwasanya pembelajaran di tempat tersebut sangat

baik, asik, dan mudah dipahami. Kemungkinan respon yang di berikan

dari teman – temanya yang mendapatkan cerita tersebut akan dilanjutkan

cerita pada teman teman lainya sehinga terciptalah suatu Natural

Maketing, secara tidak langsung qualitas dari lembaga pendidikan tersebut

lah sebagai kunci terciptanya marketing di lingkup yang sangat kecil

berdampak besar.

3. Evaluasi Kelengkapan Kantor

Kantor sebagai sentral informasi dan sebagai jantung dari lembaga

pendidikan berperan sangat penting dalam peningkatan kualitas kerja dan

segala hal yang menunjang berjalanya proses belajar, Kantor (office)

dalam lembaga atau kursusan merupakan sebuah tempat yang menjadi

pusat aktifitas yang bersangkutan dengan administrasi dari pada lembaga

itu sendiri.Evaluasi yang bisa di ambil dalam menanggapi beberapa bagian

kantor yang kurang lengkap dengan pendataan atas segala ifentaris yang

dimiliki kantor dan dimasukan pada berkas kelengkapan kantor.

128

BIBLIOGRAPHY

Amir Daien. 1993. Evaluasi PendidikanMalang Penerbit IKIP Malang Slameto 1988 Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Brown, Douglas H. (2004). Language Assessment: Principles and Classroom Practices. New York: Pearson Education.

Brown, Douglas H. (2001). Teaching by Principles. New York: Addison Wesley Longman.

Brown, James Dean (1994). Elements of Language Curriculum: A Systematic Approach to Program Development. Boston: Heinle and Heinle.

Celce-Murcia, M., Dörnyei, Z. & Thurrell, S. (1995).Issues in Applied Linguistics 6(2), 5-35.Communicative competence: A pedagogically motivated model with content

specifications.

Hamalik, Oemar. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Mandar Maju Indrakusuma.

http://karunia-kurniawan.blogspot.com/2011/10/tes-formatif-dan-sumatif.html . 11/6/2012 - 10am.

Hughes, Arthur. 1989, 2003. Testing for Language Teachers. 2nd ed. Cambridge: Cambridge University Press.

Pandjaitan, Mutiara O. 2003. Penilaian Berbasis Kelas dengan Portfolio. A Seminar paper Presented at Indonesia University of Education 2003.

Suherdi, Didi and Cece Rakhmat. 1998. Evaluasi Pengajaran. Proyek BP3GSD. Depdikbud RI.

129

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Stamboel, Conny Semiawan. 1979. Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: Mutiara.

http://www.examenglish.com

http://sahlanazha.blogspot.com/2012/04/evaluasi-pendidikan-ciri-ciri-test-

yang.html

http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/2012/12/arab-saudi-evaluasi-tempat-

kursus.html. 4 april 2014 : 09.31 wib.

http://lesinggris.wordpress.com/2011/02/25/tips-mencari-tempat-kursus-bahasa-

inggris/. 4 april 2014.09.34 wib.

http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi . 4 april 2014. 12:29 wib.

http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi . 4 april 2014. 12:37 wib.

http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_situasi . 4 april 2014. 12:47 wib.

130

Lampiran 1 : Lembar Wawancara

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana keadaan tempat kursusan Bapak/ Ibu?

2. Apakah tempat kursusan Bapak/ Ibu mempunyai program unggulan?

3. Apa yang membedakan tempat kursusan Bapak/ Ibu dari tempat kursusan

yang lainnya?

4. Ada berapa program yang ditawarkan oleh kursusan Bapak/ Ibu pada

peserta didik?

5. Mengapa para calon peserta didik harus memilih kursusan Bapak/ Ibu?

6. Bagaimana cara bapak/ Ibu dalam mempertahankan kwalitas kursusan

agar tetap bisa bersaing dengan yang lainnya?

7. Seberapa penting bagi Bapak/ Ibu melakukan evaluasi di kursusan

Bapak/ Ibu?

8. Seberapa sering Bapak/ Ibu mengadakan evaluasi?

9. Bagaimana kurikulum di tempat kursusan Bapak/ Ibu?

10. Ada berapa kelas yang tersedia di tempat kursusan Bapak/ Ibu?

11. Ada berapa tutor/ guru yang mengajar di tempat kursus Bapak/ Ibu?

12. Bagaimana kwalitas para tutor/ guru di kursusan Bapak/ Ibu?

13. Bagaimana pengelolaan siswa/ peseta didik di tempat kursusan Bapak/

Ibu?

131

14. Bagaimana fasilitas yang diperoleh siswa/ peserta didik yang belajar di

tempat kursusan Bapak/ Ibu?

15. Bagaimana cara mengukur tingkat keberhasilan siswa/ peserta didik yang

telah mengikuti program di tempat kursusan Bapak/ Ibu?

16. Bagaimana fasilitas dan media pembelajaran yang ada di tempat kursusan

Bapak/ Ibu?

17. Bagaimana strategi pemasaran/ marketing yang dilakukan di tempat

kursusan Bapak/ Ibu?

18. Bagaimana sistem administrasi kantor yang ada di tempat kursusan

Bapak/ Ibu?

19. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Bapak/ Ibu dalam mengembangkan

tempat kursusan dan bagaimana cara mengatasinya?

20. Bagaimana kiat- kiat / tips dari Bapak/ Ibu dalam membangun dan

mempertahankan sebuah kursusan?

Lampiran : Contoh Instrumen Tes untuk siswa

Choose The Best Answer!

1. Rifqi always........... vocabularies.

a. Memorize. c. memorizes

b. Is memorizing d. memorized

e. has memorized

2.   Jono:  “What did you look for yesterday?”

 Joni : “Yesterday I looked for my dictionary;   I really didn’t know  where I .........

it”

a.    have put

b.    have been putting

c.    was putting

d.    had put  

e. did put

132

3. This is the best picture of my mother .............. have ever taken

a. whom             b. of which          

c. where             d.which     

e. who

4. The doctor is treating a patient .................. leg was broken in an accident.

a.who                 b.whose                

c. which              d. whom  

e. that

5. Ilham: “Where did the fire start?”

Akbar: “In the fifth floor of that building ............ my brother worked last

year”

a.  where             b. there                 

c.  which              d.  that 

e. who

6.  my father .......... meat. He is vegetarian.

a.  like   d. don’t like

b. likes          e. Didn’t like

c. doesn’t like               

7. very month, She.......... to traditional market.

a. Goes. c. Is going

b. Go d. Gone.

e. Was going

8. Yesterday, Rina .......... me about grammar.

a.asks c. ask

b. asked d. Is asking e. has asked

133

9. Nex month, We .......... village hall once a week

a. Does c. Did

b. Do d. Will

e. are doing

10. English ........... an important language

a. Does c. are

b. Do d. was

e. is

TexT (for question number 11-17)

    Once there was a husband and his wife who had a baby. They had a dog

named Bony. It was a very smart dog and faithful to them. The dog used to

take care of the baby while were working in the rice field.

    One afternoon, while working in the field, they heard Bony barking. It

was running toward them. It’s mouth smeared with blood. The husband

shocked and thought that it had killed their baby. Suddenly he took his

sickle and threw it to the dog. It hit the dog’s had and the dog head and the

dog fell down and died.

    Hurriedly they got home and saw the baby sleeping. When the husband

looked around in the baby’s room, he found a big snake lying on the floor.

It was dead and blood spilled everywhere. It seemed the dog had killed the

snake and the killed his faithful dog.

    11.    Who was Bony? Bonny was……….

        a.    the husband’s name

        b.    the wife’s name

        c.    the bay’s name

        d.    the dog’s name

        e.    the snake’s name

    12.    Why was the dog running toward the couple?

        a.    because it afraid of snake

134

        b.    because it was hurt

        c.    because the dog wanted some foods.

        d.    because the dog wanted to tell that something dangerous almost

happened in their home.

        e.    because a snake wanted to catch it.

    13. ……finally killed by the husband. The correct answer to fill in the

blank is …

        a.    the baby    d.    the dog

        b.    the snake    e.    the couple

        c.    the wife

   1 4.    The snake was killed by…………………

        a.    the dog    d.    the child

        b.    the husband    e.    the baby

        c.    the wife

    15.    Was the baby hurt by the dog?

        a.    yes, it is    d.    no was not

        b.    yes, it was    e.    no, it doesn’t

        c.    no, it did

    16.  “Suddenly, he took his sickle …..”(paragraph 2, sentence 5). The

word suddenly has the same meaning with the word….

        a.    usually    d.    angrily

        b.    quietly    e.    hungrily

        c.    quickly

    17.    Why was the husband shocked? Because………………

        a.    He thought that the dog hurt killed his baby

        b.    he was sick

        c.    he saw a snake

        d.    he saw a dog died

        e.    his wife fell down

135

18. Alex did not ………last week

        a.    worked    d.    working

        b.    work    e.    has worked

        c.    works

19. Joko     :    What can I do for you?

       Eni       :    “……..it is very hot.”

        a.    move type tape redorder    d.    open the window, please

        b.    that’s all    e.    thanks a lot

        c.    put my shoes there

  20. John    :    “Can I watch film in the movie, Dad?”

        Father  :    “……..But be careful, then.”

        a.    I am afraid not.    d.    don’t go there.

        b.    why not?.    e.    it’s okay.

        c.    no, you can’t.

136

Lampiran : Contoh Lembar Observasi

Lembar Observasi

Lembar Observasi

1. Tempat / Kelas

2. Tanggal

3. Waktu Pengamatan

4. Jumlah Orang /

objek yang diamati

5. Proses Pelaksanaan

Pengamatan

6. Permasalahan yang

137

muncul

7. Hasil Pengamatan

8. Kesimpulan

Kediri, .........................................

Nama Tanda Tangan Keterangan

Lampiran : Laporan Hasil Pengamatan

Lembar Observasi

1. Tempat / Kelas Rhima English Course

Jln. Anyelir No.23 Pare- Kediri

2. Tanggal Selasa, 15 April 2014

3. Waktu Pengamatan Jam 13.00- 14.30 wib

4. Jumlah Orang /

objek yang diamati

Keadaan/ kondisi tempat kursusan

138

5. Proses Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan dimulai dengan mengadakan wawancara

kepada salah satu tentor di REC dan

mengkonfirmasikan kepada direktur utama REC.

Kemudian pengamatan dilakukan secara langsung

melihat kondisi tempat kursusan mulai dari kantor,

kelas, halaman/ tempat parkir dan ruang pertemuan.

Setelah itu kami mengambil gambar dari beberapa

ruangan tersebut dan meminta brosur sebagai bahan

evaluasi.

6. Permasalahan yang

muncul

Ada beberapa kendala yang dialami oleh REC dalam

rangka mengembangkan tempat Kursusan,

diantaranya adalah

1. Kurangnya dana untuk meningkatkan

kwalitas pelayanan di tempat kursusan

maupun dana untuk mensejahterakan para

tentor dan karyawan.

2. Minimnya dana untuk pemasaran sehingga

strategi pemasarannya hanya dilakukanala

kadarnya saja, sehingga mempengaruhi

pendapatan lembaga karena berdampak pada

perekrutan siswa yang belajar ditempat

kursusan.

3. Sulitnya mengadakan pertemuan secara rutin

untuk seluruh anggota, pengurus, dan tentor

dalam rangka peningkatan kwalitas kursusan

yang lebih baik karena adanya perbedaan

kesibukan yang berarti.

7. Hasil Pengamatan Secara umum tempat kursus ini sudah melaksanakan

kaidah – kaidah sebagaimana tempat kursusan pada

umumnya. REC sudah memiliki perijinan

mendirikan kursusan sehingga sertifikat yang

139

dikeluarkan dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan. Namun ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu manajemen lembaga dalam

rangka mengembangkan tempat kursusan,

manajemen tentor, manajemen siswa dan strategi

marketing yang masih kurang stabil sehingga perlu

diadakan suatu evaluasi untuk meningkatkan

kwalitas tempat kursusan tersebut supaya bisa maju,

berkembang, dan bersaing dengan tempat kursusan

yang lainnya.

8. Kesimpulan Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan

bahwa untuk membangun sebuah kursusan yang baik

dan berkwalitas, perlu adanya kerjasama yang baik

dari seluruh komponen yang ada ditempat kursus

sehingga apabila ada permasalahan yang muncul di

lembaga tersebut akan segera diselesaikan dengan

cepat dan baik.

Kediri, .........................................

Nama Tanda Tangan Keterangan

1. Dhorifatun

Niswa Elfidah

2. Meilina Indriana

1.

2.

Pengamatan berjalan

dengan lancar selama

kurang lebih 2 jam.

140

Lampiran : Foto Keadaan Tempat Kursus REC

Ruang Kelas REC

Inventarisasi Kantor REC

141

Ruang Kantor REC

Halaman Depan REC

142

Papan Informasi REC