disertasi - perpustakaan universitas hasanuddin
TRANSCRIPT
DISERTASI PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN PENDAPATAN TERHADAP
PERMINTAAN HOLDING CASH MONEY DI MAKASSAR
EFFECT OF DEMOGRAPHIC FACTORS AND INCOME ON DEMAND FOR HOLDING CASH MONEY IN MAKASSAR
MUNAWWARAH S. MUBARAK
PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
DISERTASI
PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN PENDAPATAN
TERHADAP PERMINTAAN HOLDING CASH MONEY DI
MAKASSAR
EFFECT OF DEMOGRAPHIC FACTORS AND INCOME ON
DEMAND FOR HOLDING CASH MONEY IN MAKASSAR
Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor
Disusun dan diajukan oleh:
MUNAWWARAH S. MUBARAK P0500312004
Kepada:
PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Munawwarah S. Mubarak NIM : P0500312004 Program Studi : Doktor Ilmu Ekonomi
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi yang berjudul
Pengaruh Faktor Demografi dan Pendapatan terhadap Permintaan Holding Cash Money di Makassar
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah disertasi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan/ditulis/diterbitkan sebelumnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah disertasi ini dapat dibuktikan terdapat unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, Mei 2017 Yang membuat pernyataan, Munawwarah S. Mubarak
ii
PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirrabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta salam
dan shalawat senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas
sunnah dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi
yang berjudul ”Pengaruh Faktor Demografi dan Pendapatan terhadap
Permintaan Holding Cash Money di Makassar. Banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan
disertasi ini, dan hanya berkat bantuan, bimbingan, dan arahan dari
berbagai pihaklah penulis dapat menyelesaikan disertasi ini sebagaimana
mestinya. Dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Made Benyamin, M.Ec sebagai
Promotor, Bapak Dr. Sanusi Fattah, M.Si sebagai co-promotor I dan
Bapak Dr. Paulus Uppun, MA sebagai co-promotor II atas segala bantuan
dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan disertasi ini. Atas segala bantuan yang penulis terima selama mengikuti program
S3, penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor UNHAS, Ibu Prof.
Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., Dekan Sekolah Pascasarjana
UNHAS, Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, S.E., M.S., Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNHAS, Bapak Prof. Dr. Gagaring Pagalung, S.E.,
M.Si., Ak., CA., beserta para Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana UNHAS
maupun para Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNHAS. Atas
segala bantuan yang penulis terima selama mengikuti program S3. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Haris Maupa, M.Si
sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UNHAS atas kesediaannya meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menjalani studi hingga selesai. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen yang pernah
mengajarkan penulis tentang berbagai seluk beluk ilmu ekonomi pada
Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi dan kepada seluruh anggota tim
penguji : Prof Dr Basri Hasanuddin, MA; Prof. Marsuki, DEA, P.hD; Dr. H.
Madris, M.Si; Dr. Nursini, SE., MA; Prof Dr. Djabir Hamzah, MA; Prof. Dr.
Salamun Pasda., M.Si yang telah meluangkan waktu dalam meneliti
keabsahan dan memberikan kritik serta saran yang sangat berguna atas
penyempurnaan disertasi ini. Terima kasih penulis ucapkan juga kepada
seluruh staf akademik (khususnya Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi
iii
Fakultas Ekonomi UNHAS) yang dengan senang hati membantu penulis
dalam menyelesaikan urusan-urusan akademik. Penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih kepada
seluruh teman-teman mahasiswa Pascasarjana UNHAS, khususnya
teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Program Studi Doktor Ilmu
Ekonomi Pak Muchriady, Ibu Sri Astuti, pak Edwin, Pak Ridwan, Ibu Andi
Emma, Pak Firman, Pak Alim, Ibu Emilia, Ibu Tri, Pak Rizal, Pak Diaraya,
pak Syahruddin yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan
moril serta kerja samanya.
Hal yang sama penulis ucapkan kepada Adik-adik penulis, Ahmad
Samhan Mubarak, SP; Khadijatul Fatiyah Mubarak, S.KM; Abdullah
Muqsith Mubarak, Muhammad Hilal Mubarak; Adik Ipar, Ayu Latifah
Alfisyahrin Yunus, Adindaasia Minhikmah Alena Pituleng Yunus, Akbar
Mandela Yunus, SE yang dengan tulus selalu memberikan motivasi,
semangat dan turut mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan studi
dengan baik.
Penulis mengucapkan rasa hormat dan penuh kepatuhan serta
terima kasih yang tak terhingga atas keikhlasan kedua orang tua,
Ayahanda Drs. H. Sufyan Mubarak, SH., MH; dan Ibunda Hj. Arfiah Nur,
Ayah Mertua Prof. Dr. H. Muhammad Yunus Zain, MA dan Ibu mertua
Prof. Dr. Hj. Rahmatia, MA dalam mengajar, mendidik, dan mendoakan
penulis.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada suami Amanus Khalifah Fil’ardy Yunus, SE., M.Si atas
kesetiaannya menemani dan membantu penulis dalam suka maupun duka
serta bekerja sama dan saling memberikan semangat dan doa yang tiada
henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik serta
anakda Arufalah Masugiri Amanus Yunus buah hati penulis yang menjadi
penyejuk hati dan pemberi semangat tiada henti dengan tingkah lucunya.
Maha Suci Engkau Ya Allah tidaklah ada yang kami ketahui selain
apa yang Engkau telah beritahukan kepada kami, sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui segala hikmah. Engkau memberi
hikmah kepada siapa saja yang dianugerahi karunia yang banyak dan
hanya orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. Wallahu ‘alam.
Makassar, Mei 2017
Munawwarah S. Mubarak
ABSTRAK
MUNAWWARAH S. MUBARAK. Pengaruh Faktor Demografi dan Pendapatan terhadap Permintaan Holding Cash Money Di Makassar. (dibimbing oleh I Made Benyamin, Sanusi Fattah, Paulus Uppun)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Seberapa besar pengaruh
family size, umur, gender, jenis pekerjaan, jam kerja, pendapatan tetap, pendapatan
tidak tetap, warisan terhadap permintaan holding cash money baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui financial investment, konsumsi durable goods, (2)
Seberapa besar pengaruh financial investment terhadap permintaan holding cash
money baik secara langsung maupun tidak langsung melalui konsumsi durable
goods.
Data diperoleh melalui kuesioner dengan sampel penelitian sebanyak 289
unit rumah tangga yang dilaksanakan pada tahun 2016. Pengambilan resonden
dilakukan secara secara proportionate stratified random sampling di Kota Makassar
dengan dasar stratifikasi pada jenis pekerjaan/mata pencaharian. Penelitian ini pada
dasarnya merupakan jenis penelitian dasar yang bersifat deduktif maupun induktif
(statistik inferensial-induktif) untuk melakukan verifikasi ulang teori permintaan uang
dari perspektif makroekonomi ke arah lebih bersifat mikroekonomi. Metode analisis
data menggunakan Simultaneous Equation Model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total pengaruh family size terhadap
permintaan holding cash money menunjukkan hubungan positif dan signifikan,yang
menunjukkan masyarakat rasional dan menguatkan motif transaksi pada teori
Keynes. Variabel dummy umur dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan holding cash money, yang mengarah ke financial inclusion. Variabel
dummy jenis pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap permintaan holding cash
money dan jam kerja yang mencerminkan produktifitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap permintaan holding cash money, kedua hasil peneltian mengarah ke
money illusion. Variabel pendapatan tetap, pendapatan tidak tetap dan warisan
secara keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan holding
cash money, hasil penelitian menguatkan motif memegang uang pada teori Keynes
terakhir variabel financial investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan holding cash money, hasil tersebut menyatakan bahwa terjadi fenomena
money illusion pada masyarakat.
Kata Kunci: Permintaan holding cash money, variabel demografi, pendapatan,
fondasi mikro.
ABSTRACT Munawwarah S. MUBARAK. Effect of Demographic Factors and Income on Demand Holding Cash Money In Makassar. (Guided by I Made Benyamin, Sanusi Fattah, Paulus Uppun)
This study aims to determine: (1) How much influence family size, age, gender, type of job, working hours, fixed income, income is not fixed, the legacy of the demand for holding cash money either directly or indirectly through financial investment, consumer durables goods, (2) How much influence to demand financial investment holding cash money either directly or indirectly through the consumption of durable goods.
Data obtained through questionnaires to sample as many as 289 household were executed in 2016. Taking respondent conducted by proportionate stratified random sampling in Makassar on the basis of stratification on the type of job / livelihood. This study is basically a kind of basic research that is both deductive and inductive (inferential statistics-inductive) to verify the theory of demand for money from a macroeconomic perspective toward a more microeconomic nature. Methods of data analysis using the Simultaneous Equation Model.
The results showed that the total effect of family size on holding cash money demand showed positive and significant correlation, indicating a rational society and strengthen the transaction motive on Keynesian theory. Dummy variables age and gender did not significantly affect demand for holding cash money, which leads to financial inclusion. Dummy variables significantly influence the type of job demand holding cash money and hours of work that reflects the productivity does not significantly influence the demand holding cash money, both of research findings leads to money illusion. Variable fixed income, irregular income and legacy overall positive and significant impact on the demand for holding cash money, the results of this study strengthens the motive of holding money in Keynes's theory last variable of financial investment positive and significant impact on the demand for holding cash money, these results suggest that there phenomenon money illusion in the society. Keywords: Demand for holding cash money, demographic variables, income, micro foundations.
vi
D AF T AR I S I
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN i
PRAKATA ii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latarbelakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah Pokok Penelitian 16
C. Tujuan Penelitian 17
D. Manfaat Penelitian 19
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 20
A. Tinjauan Teoritis Permintaan Uang: Masalah Fondasi Mikro
Untuk Makroekonomi 20
1. Dari Klasik- Neoklasik ke Keynesian: Perspektif Permintaan
Uang secara Makro 26
2. Masalah Microfoundation Permintaan Uang: Hakikat Fungsi
dan Nilai Uang dalam Perkembangan Teori Neoklasik 32
2.1. Quantity Theory of Money (QTM) dari Irving Fisher
dan Perkembangan Teori Ekonomi Neoklasik: Masalah
Fondasi Utility dalam Teori Permintaan Uang 46
2.1.1. Perkembangan Demand Model dan Teori
Permintaan Uang 47
2.1.2. Hakikat Utility dan Teori Permintaan: Memahami
Fungsi dan Nilai Uang 56
2.2. Perspektif Analisis Mikro untuk Model Permintaan Uang 60
vii
2.2.1. Model Transaction Cost dalam Mikro Analisis:
Model Permintaan Uang Tobin dan Baumol 60
2.2.2. Perspektif Mikro Permintaan Uang dari
Becker;s Household model dan faktor demografi 63
3. Kaitan Teoretis antara Faktor Demografi, Financial
Investment, Konsumsi Durable Goods dan Permintaan Uang 67
4. Kaitan Teoretis antara Pendapatan, Financial Investment,
Konsumsi Durable Goods dan Permintaan Uang 71
B. Studi-Studi Empiris Terkait Sebelumnya Tentang
Permintaan Uang 75
BAB III : KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 97
A. Kerangka Konseptual 97
B. Hipotesis Penelitian 109
BAB IV : METODE PENELITIAN 111
A. Lokasi dan Jenis Penelitian 111
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 112
C. Metode Analisis dan Teknik Analisis Data 115
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 124
BAB V : HASIL PENELITIAN 128
A. Gambaran Umum Penelitian 128
B. Deskripsi Responden dan Distribusi Variabel Penelitian 140
C. Hasil Estimasi Faktor Penentu Demand for Holding Cash
Money (DHCM) 166
D. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian 177
1. Pengaruh Family size terhadap DHCM 177
2. Pengaruh Perbedaan Umur terhadap DHCM 179
3. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap DHCM 181
4. Pengaruh Perbedaan Jenis Pekerjaan terhadap DHCM 182
viii
5. Pengaruh Jam Kerja terhadap DHCM 184
6. Pengaruh Pendapatan Tetap terhadap DHCM 186
7. Pengaruh Pendapatan tidak Tetap terhadap DHCM 189
8. Pengaruh Warisan terhadap DHCM 191
9. Pengaruh Financial Invesment dan Konsumsi Durable
Goods terhadap DHCM 193
BAB VI : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 195
A. Analisis dan Implikasi Pengaruh Family Size terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 195
B. Analisis dan Implikasi Perbedaan Umur terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 199
C. Analisis dan Implikasi Perbedaan Gender terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 203
D. Analisis dan Implikasi Perbedaan Jenis Pekerjaan terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 206
E. Analisis dan Implikasi Pengaruh Jam Kerja terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 210
F. Analisis dan Implikasi Pengaruh Pendapatan Tetap terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 215
G. Analisis dan Implikasi Pengaruh Pendapatan tidak Tetap
terhadap Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money)
melalui Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 219
H. Analisis dan Implikasi Pengaruh Warisan terhadap
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) melalui
ix
Financial Investment dan Konsumsi Durable Goods 223
I. Analisis dan Implikasi Pengaruh Financial Investment
Terhadap Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money)
melalui Konsumsi Durable Goods 227
J. Kekuatan Signifikansi dan Kelemahan Penelitian 229
BAB VII : SIMPULAN DAN SARAN 231
A. Simpulan 231
B. Saran 234
DAFTAR PUSTAKA 237
LAMPIRAN 242
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Uang Beredar
dan Kondisi Permintaan Uang di Indonesia 7
Tabel 2.1 Peta Studi Beberapa Penelitian yang Terkait Sebelumnya 89
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Makassar Tahun 2014 berdasarkan
Mata Pencaharian 113
Tabel 4.2 Rancangan Distribusi Jumlah Sampel Penelitian menurut
Strata Jenis Pekerjaan 114
Tabel 4.3 Jumlah Koefisien Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Baik
Variabel Eksogen Maupun Endogen Terhadap Variabel
Permintaan Uang (Demand for Holding Cash Money) 121
Tabel 5.1 Uang Beredar, Penghimpunan Dana, Faktor Yang Mempengaruhi
Uang Beredar, Pinjaman Kepada Sektor Industri Pengolahan,
Kontruksi Serta Perdagangan, Hotel Dan Restoran, Kredit
UMKM Bank Umum, Kredit Properti (Dalam Triliun Rp) 130
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur 133
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 134
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 135
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Tetap 136
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan tidak Tetap 137
Tabel 5.7 Deskripsi Persentase Jumlah Tanggungan Berdasarkan
Banyaknya Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 141
Tabel 5.8 Deskripsi Persentase Jumlah Tanggungan Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 142
Tabel 5.9 Deskripsi Persentase Jumlah Tanggungan Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 143
Tabel 5.10 Deskripsi Persentase Usia Responden Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 144
Tabel 5.11 Deskripsi Persentase Usia Responden Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 145
xi
Tabel 5.12 Deskripsi Persentase Usia Responden Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 146
Tabel 5.13 Deskripsi Persentase Jenis Kelamin Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 146
Tabel 5.14 Deskripsi Persentase Jenis Kelamin Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 148
Tabel 5.15 Deskripsi Persentase Jenis Kelamin Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 149
Tabel 5.16 Deskripsi Persentase Jenis Pekerjaan Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 150
Tabel 5.17 Deskripsi Persentase Jenis Pekerjaan Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 151
Tabel 5.18 Deskripsi Persentase Jenis Pekerjaan Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 152
Tabel 5.19 Deskripsi Persentase Jumlah Jam Kerja Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 153
Tabel 5.20 Deskripsi Persentase Jumlah Jam Kerja Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 153
Tabel 5.21 Deskripsi Persentase Jumlah Jam Kerja Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 154
Tabel 5.22 Deskripsi Persentase Pendapatan Tetap Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 155
Tabel 5.23 Deskripsi Persentase Pendapatan Tetap Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 156
Tabel 5.24 Deskripsi Persentase Pendapatan Tetap Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 157
Tabel 5.25 Deskripsi Persentase Pendapatan Tidak Tetap Responden
Berdasarkan Banyaknya Demand for Holding Cash Money
(DHCM) di Makassar 158
Tabel 5.26 Deskripsi Persentase Pendapatan Tidak Tetap Berdasarkan
Banyaknya Financial Investment di Makassar 159
xii
Tabel 5.27 Deskripsi Persentase Pendapatan Tidak Tetap Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 160
Tabel 5.28 Deskripsi Persentase Warisan Berdasarkan Banyaknya
Demand for Holding Cash Money (DHCM) di Makassar 161
Tabel 5.29 Deskripsi Persentase Warisan Berdasarkan Banyaknya
Financial Investment di Makassar 162
Tabel 5.30 Deskripsi Persentase Warisan Berdasarkan
Banyaknya Konsumsi Durable Goods di Makassar 163
Tabel 5.31 Deskripsi Persentase Financial Investment Berdasarkan
Banyaknya Demand for Holding Cash Money (DHCM)
di Makassar 164
Tabel 5.32 Deskripsi Persentase Pengeluaran Konsumsi Durable Goods
Berdasarkan Banyaknya Demand for Holding Cash Money
(DHCM) di Makassar 165
Tabel 5.33 Hasil Uji Multikolinearitas penelitian 169
Tabel 5.34 Hasil Estimasi Fungsi Financial Investment , Konsumsi
Durable Goods, dan Demand for Holding Cash Money 173
Tabel 5.35 Hasil Estimasi Koefisien Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung Baik Variabel Eksogen Maupun Variabel Endogen
terhadap Variabel Demand for Holding Cash Money 174
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 104
Gambar 5.1 Kerangka Hasil Estimasi Model Faktor Penentu Permintaan
Uang (DHCM) dengan koefisien 176
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Proses Perhitungan Reduced Form 243
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 245
Lampiran 3 Data Empiris Hasil Tabulasi Kuisioner penelitian 250
Lampiran 4 Data Empiris penelitian yang di input dalam software AMOS 264
Lampiran 5 Hasil Olah Data Fungsi Permintaan Uang
(Holding Cash Money) dengan Menggunakan AMOS 277
Lampiran 6 Hasil Olah Data Uji Normalitas 281
Lampiran 7 Hasil Olah Data Uji Model Fit 282
Lampiran 8 Skema Kerangka Pikir Penelitian 283
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama dalam Bab ini adalah untuk memberikan gambaran
serta argumentasi awal tentang mengapa studi ini penting untuk
dilakukan. Untuk itu Bab ini berisi latarbelakang masalah, rumusan
masalah pokok penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
A. Latarbelakang Masalah
Disadari atau tidak, monetarisme dan kapitalisme sampai dewasa ini
masih merupakan dua sejoli yang sesungguhnya mengandung
kontroversi. Kapitalisme hidup dari roh yang mengagungkan kebebasan
individual, sementara monetarisme taat menumbuhkan kapitalisme
dengan jiwa patriotisme yang otoritarian. Sebab itulah kritik Von Mises
(1921) sebagai prinsip dasar monetaris yang telah memutuskan mata
rantai mikroekonomi perlu dipahami kembali. Salah satunya masalah
mengenai aspek permintaan uang masyarakat.
Banyak literatur makroekonomi yang telah memuat aspek teoretis maupun
empiris tentang permintaan uang di banyak negara. Pada studi moneter, teori
cenderung lemah terutama studi mengenai permintaan uang. Semua teori
permintaan uang didekati dengan variabel makro. Misalnya pada teori
klasik, jika membahas uang, Fisher mengabaikan teori perilaku individu
dan mikroekonomi. Sebaliknya Fisher memandang uang melalui
kacamata agregat yang luas. Fisher melihat pada kecenderungan
2
ekonomi secara umum, seperti seberapa besar uang dan kredit
bertambah di dalam ekonomi, tetapi dia tidak melihat bagaimana cara
individu dan institusi mendapatkan uang (Skouesen, 2005).
Kekurangannya adalah pendekatan makronya yang berlebihan terhadap
teori moneter. Fisher tidak mau melihat pada dinamika di dalam ekonomi
moneter.
Akibatnya, implikasi dasar-dasar moneter (otoritas bank sentral)
tampak sangat mendikte kebutuhan uang masyarakat, sebab tidak
didasarkan pada suatu fondasi mikroekonomi yang kuat. Tidak
mengherankan bahwa, sejak dahulu sampai dewasa ini, sumber krisis
ekonomi pada prinsipnya selalu dipicu oleh adanya tindakan
penggelembungan (bubling) di sisi sektor finansial (Seitz and Von
Landesberger, 2014).
Namun timbul pertanyaan, dalam kaitan ini, apakah jumlah uang
beredar sudah cukup mewakili permintaan masyarakat. Ataukah malah
terjadi ketidakseimbangan money supply yang selalu di atas money
demand yang dalam jangka pendek pasti berujung pada inflasi. Akibatnya,
selalu terjadi kesalahan dalam memahami jumlah uang yang dibutuhkan
masyarakat (Seitz and Von Landesberger, 2014). Bahkan doktrin
monetaris bahwa money neutrality (money supply sama dengan money
demand) dalam jangka panjang harus diragukan (Keynes, 1936 dan Seitz
and Von Landesberger, 2014).
3
Tentu saja otoritas Bank Sentral selaku pihak yang menyuplai uang
hanya melihat variabel-variabel makro yang mempengaruhi permintaan
uang dalam menjalankan salah satu tugas utamanya menjaga kestabilan
perekonomian dengan asumsi, dalam jangka panjang, money supply
sama dengan money demand. Muncullah kritik, apakah benar bahwa
money demand bagi masyarakat secara sukarela adalah sama dengan
money supply. Isu ini menjadi sangat krusial karena studi faktor-faktor
penentu permintaan uang sesungguhnya tidak hanya ditentukan dari
aspek makro, tetapi juga harus dari sisi variabel mikroekonomi (Baumol,
1952 dan Tobin, 1956; Mizen, 1997; Shi, 2006; Carrassal and von
Landesberger, 2010; Seitz and Von Landesberger, 2014).
Sayangnya, aplikasi teori permintaan uang dari klasik-neoklasik
misal Quantity Theory of Money dari Irving Fisher hingga Keynes dan
Baumol-Tobin dalam analisis ekonomi makro tetap selalu menyatakan
bahwa money supply adalah sama dengan money demand.
Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mengakibatkan
inflasi seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998, di mana tingkat inflasi
di Indonesia mencapai angka dua digit yaitu hampir 77,6 persen (Bank
Indonesia, 2006). Namun, inflasi yang terjadi pada tahun 1998 tersebut
bukan semata-mata diakibatkan oleh banyaknya jumlah uang beredar
yaitu sebesar Rp 449.824 milyar, tetapi juga disebabkan oleh jatuhnya
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap US dollar
yang sebelumnya sebesar Rp 4.650 per US dollar menjadi Rp 10.088 per
4
US dollar, banyaknya utang luar negeri yang jatuh tempo, dan tingkat
suku bunga yang tinggi (Bank Indonesia, 2006). Sebaliknya, apabila
jumlah uang beredar terlalu sedikit, maka kelesuan ekonomi akan terjadi.
Oleh karena itu, jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai
kapasitas ekonomi, yaitu diupayakan agar tidak terlalu banyak, tetapi juga
tidak boleh terlalu sedikit. Akibat adanya krisis moneter yang melanda
sebagian besar negara-negara di Asia, pertumbuhan ekonomi Indonesia
pun langsung turun drastis, yaitu yang semula sebesar 4,65 persen
menjadi -13,2 persen. Tidak hanya itu, tingkat inflasi juga sangat tinggi
yaitu sebesar 77,6 persen, padahal sebelumnya hanya sebesar 11,6
persen (Bank Indonesia, 2006). Dipahami bahwa Indonesia termasuk
negara yang paling lama mengalami krisis moneter dibandingkan negara-
negara Asia lainnya, tetapi berangsur-angsur perekonomian Indonesia
pulih dari keterpurukannya akibat krisis moneter.
Permintaan uang dari teori klasik-neoklasik seharusnya dapat pula
dikaitkan dengan fondasi mikro (Mises, 1921). Mises menemukan suatu
mata rantai yang hilang antara ekonomi makro dan mikro. Mises
menyakinkan bahwa faktor yang menentukan permintaan uang
sesungguhnya bukan hanya variabel makro saja, tetapi bisa juga dengan
variabel mikro seperti pendapatan dan faktor demografi (Tin, 2010 dan
Dunbar, 2014). Mises di samping mengkritik Keynes atas masalah depresi
ekonomi, juga ikut mengkritik keras paham klasik dari J. B Say yang
mengatakan bahwa supply akan menciptakan demandnya sendiri.
5
Sesungguhnya Mises sangat meragukan otoritas kebijakan moneter
dalam menentukan money supply.
Permintaan uang menurut klasik dikaitkan dengan jumlah uang
beredar, harga barang, dan jumlah barang yang diperdagangkan sehingga
menyebabkan kebingungan orang untuk meminta uang sebagai komoditi
atau fiat money (Fisher, 1928). Salah satu bias itu disebut sebagai salah
satu penyebab adanya money illusion. Konsep money illusion adalah
tendensi atau kecenderungan seseorang untuk menilai uang dalam
bentuk nominal lebih dari pada nilai rillnya. (Keynes, 1936 dan Sousa,
2011). Merujuk pada definisi tersebut, tampak bahwa ada
kesalahpahaman mendasar tentang perilaku permintaan uang.
Maksudnya adalah dalam mengartikan uang, orang akan lebih senang
dengan melihat berapa besar jumlah nominal uangnya daripada berapa
purchasing power uang tersebut dalam memainkan fungsi utamanya, yaitu
sebagai alat tukar dan fungsi uang lainnya (Sousa, 2011), Money illusion
ini ternyata juga berakibat semakin buruk dalam perekonomian (Fisher,
1928). Hal ini yang secara mendasar tampak merusak fungsi uang
sebagai alat ukur nilai (produktifitas tenaga kerja) dan penimbun
kekayaan. Semua ini seharusnya dilihat dari perlunya suatu penyajian
fondasi mikro atas permintaan uang.
Perspektif mikro yang mendasari teori permintaan uang Keynes
misalnya hanya dinyatakan bahwa perilaku masyarakat selalu
memandang uang selain dengan motif transaksi dan spekulasi juga
6
dengan motif berjaga-jaga. Akan tetapi pada kenyataannya, setiap
masyarakat pasti harus mempunyai uang tunai di rumah atau di kantong
mereka masing-masing yang dalam istilah ekonomi disebut sebagai
demand for holding cash money (DHCM). Holding cash money ini, tentu
saja tidak hanya secara makro dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
(GDP) dan tingkat bunga, tetapi (secara mikro pada kenyataannya faktor
tingkat bunga sangat dapat diabaikan) juga dipengaruhi oleh jumlah
tabungan yang dimiliki dan perilaku konsumsi rumah tangga. (Friedman,
1956; Anderson, 1976; Ragot, 2010 dan Tin, 2010). Di samping itu,
holding cash money juga dapat dipengaruhi oleh faktor demografi dan
pendapatan (Ragot, 2010; Tin, 2010 dan Carrassal, M and von
Landesberger. 2010).
Sesungguhnya, Friedman (1956) juga mulai berupaya menjembatani
permintaan uang ke arah mikro. Ketika suku bunga meningkat, investasi
menurun, jumlah dari uang tunai yang dipegang untuk transaksi akan
turun, yang berarti percepatan (velocity of money) akan naik seiring
dengan kenaikan suku bunga (Tobin, 1956 dan Baumol, 1952). Dengan
kata lain, komponen transaksi dari permintaan akan uang berhubungan
positif dengan tingkat investasi. Tobin-Baumol pun sangat menekankan
pada adanya biaya transaksi yang perlu dipertimbangkan sebagai aspek
perilaku pada tingkat mikro ekonomi yaitu prinsip menghitung biaya
transaksi selama melakukan aktifitas termasuk kegiatan bolak-balik
menarik uang pada perbankan misalnya. Pengambilan prinsip makro ini,
7
menyebabkan masyarakat harus menghadapi adanya biaya transaksi
pada semua sistem perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Sekali
lagi, prinsip dasar makro (monetaris) bahwa money supply sama dengan
money demand terutama in the long run merupakan suatu pengabaian
prinsip free to choose bagi masyarakat (Friedman, 1956).
Secara makro permintaan uang dipandang selalu sama dengan
jumlah uang beredar (asumsi klasik moneteris). Kondisi permintaan
uang tercermin juga dalam permintaan uang sebagai suatu
permintaan kredit masyarakat (realisasi kredit perbankan). Analisis
permintaan uang secara makro tampak sulit untuk diverifikasi tanpa
adanya suatu penelitian khusus untuk hal tersebut. Tabel 1.1 berikut
menggambarkan kondisi moneter dan gambaran permintaan uang
nominal secara makro di Indonesia.
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Uang Beredar dan Kondisi Permintaan Uang di Indonesia
No Deskripsi Tahun
2005 2010 2014
1 Jumlah uang beredar (milyar rupiah)
271 140 605 411 955 547
2 Alokasi kredit: Kredit investasi dan modal kerja (milyar rupiah)
- Bank pemerintah 665 46 496 33 546
- Bank swasta 35 993 505 017 552 567
- Lainnya 1 367 87 853 1 005
Alokasi kredit konsumsi (milyar rupiah)
- Bank pemerintah 169 96 413 111 234
- Bank swasta 1 820 213 887 355 567
- Lainnya 78 29 907 59 577
Total alokasi kredit 40 092 979 573 1 113 496
Sumber: Bank Indonesia dan BPS
8
Dari Tabel 1.1 menyatakan jumlah uang beredar yang mewakili
data penawaran uang dari tahun 2005–2010 meningkat dengan pesat.
Begitu juga alokasi kredit baik itu kredit investasi, kredit modal kerja
maupun kredit konsumsi dari bank pemerintah dan swasta yang dapat
dikatakan mewakili data permintaan uang juga mengalami
peningkatan. Apabila kedua data itu dibandingkan, pada tahun 2005
jumlah uang beredar yang disupply oleh bank sentral lebih banyak dari
permintaan uang dalam bentuk kredit oleh masyarakat. Hal tersebut
mengakibatkan ketidakseimbangan (money supply over) yang
dicurigai menjadi penyebab inflasi.
Alokasi kredit perbankan Indonesia di sisi kredit investasi dan
modal kerja bank pemerintah dan bank swasta mengalami fluktuasi
dari tahun ke tahun. Di sisi lain, alokasi kredit perbankan Indonesia di
sisi kredit konsumsi oleh bank pemerintah dan bank swasta
mengalami peningkatan pesat pada tahun 2005 hingga tahun 2014.
Hal ini tentunya mencerminkan pola konsumsi masyarakat tiap
tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Perlu dicatat
bahwa gambaran permintaan uang secara makro di atas sangat tidak
sesuai dengan kebutuhan real masyarakat pada tingkat fondasi
mikroekonomi.
Faktor lain dari aspek mikro yang ikut menentukan permintaan uang
antara lain adalah faktor demografi. Berbagai studi mengenai pengaruh
demografi dan kondisi sosial ekonomi terhadap permintaan uang suatu
9
rumah tangga menunjukkan hasil yang sama maupun berbeda (Tin, 2010;
Dunbar, 2014). Faktor demografi dalam penelitian ini digunakan variabel
jam kerja, family size, umur dan gender. Sampai pada batas umur
tertentu, umur kepala rumah tangga berpengaruh positif terhadap
tabungan dan permintaan uang rumah tangga. Setelah mencapai puncak,
maka umur kepala rumah tangga akan berpengaruh negatif. Attanasio
(1997) melakukan stratifikasi berdasarkan pada 10 kelompok umur di
USA, mulai umur 28–74 tahun dengan masing-masing skala umur 5
tahun. Hasil studi Attanasio, Guiso and Jappelli (2001) menunjukkan
bahwa sampai umur 48 tahun, hubungan antara umur, tabungan dan
permintaan uang adalah positif, tetapi setelah umur tersebut hubungannya
menjadi negatif.
Harris, Loundes dan Webster (2002) melakukan studi yang sama di
Australia dengan stratifikasi umur yang berbeda, yaitu didasarkan pada 6
kelompok umur, mulai umur 18–64 tahun dengan skala umur yang
bervariasi 34 (antara 4-9 tahun). Hasil studi empiris tersebut menunjukkan
bahwa sampai umur 54 tahun, hubungan antara umur, tabungan dan
permintaan uang adalah positif, tetapi setelah itu hubungan menjadi
negatif.
Secara makro, Tobin (1959) melakukan beberapa penelitian awal
tentang hubungan antara suku bunga dan permintaan uang dan
menyimpulkan bahwa permintaan uang sensitif terhadap suku bunga.
Selain itu, sensitivitas tidak berubah dari waktu ke waktu. Banyak peneliti