buck konverter (new)
TRANSCRIPT
KONVERTER DC TO DC CHOPPER BUCK
LT2D
KELOMPOK 3
Ghazi Arslandi ( 09 )
Handiyan Bima P. ( 10 )
Hermawan Ivo A. ( 11 )
Ida Mora S. ( 12 )
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012BAB I
PENDAHULUANPower supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan
istrilah catu daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk
sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk tegangan dan arus yang
dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem catu-daya
modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan
mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem
catu daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC(Chopper).
Gambar.1 Catu Daya Linier Sederhana
Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang
mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun pengurangan daya
masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya, sehingga
secara ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut :
Sistem catu-daya yang bekerja dalam mode pensaklaran (switching)
mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding sistem catu-daya
linier. Oleh karenanya, hampir semua catu-daya modern bekerja dalam
mode switching atau dikenal sebagai SMPS (Switched Mode Power Supply).
Komponen utama dari sistem catu-daya adalah konverter dc-dc yang
berfungsi untuk mengkonversikan daya elektrik bentuk dc (searah) ke
bentuk dc lainnya.
BAB IIPENGERTIAN CHOPPER ( KONVERTER DC KE DC )
Konverter DC-DC atau disebut juga dengan chopper digunakan
untuk mengatur atau mengubah tegangan searah menjadi tegangan
searah dengan tegangan masukan yang tetap sedangkan tegangan
keluarannya dapat di atur.
Gambar.2 Block Diagram Chopper
Penggunaannya diantaranya:
a. pengendalian motor DC untuk peralatan pemindah yang cepat
b. kendaraan listrik
c. pengaturan eksitasi mesin-mesin listrik
d. pengendalian tegangan searah masukan untuk inverter
Ada dua macam cara pengolahan daya dari DC ke DC, yaitu tipe
linier dan tipe peralihan (switching)/chopper. Tergantung dari
jenis aplikasinya, masing masing tipe memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Namun dalam perkembangannya, tipe peralihan semakin populer
terutama karena kelebihannya dalam mengubah daya secara jauh
lebih efisien dan pemakaian komponen yang ukurannya lebih
kecil,sedangkan tipe linier memiliki efisiensi yang kecil.
Secara umum chopper dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Konverter/chopper Buck
b. Konverter/chopper Boost
c. Konverter Buck-Boost
d. Konverter Boost-Buck atau Cuk
Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar,
yaitu yang terisolasi dan yang tak terisolasi. Kata ’isolasi’
disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi
galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter
DC-DC. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak
terisolasi dengan istilah direct converter, dan konverter yang
terisolasi dengan istilah indirect converter.
DC-DC converter mempunyai dua mode operasi. Pertama adalah
Continuous Conduction Mode (CCM) dan kedua ialah Discontinuous Conduction
Mode (DCM). Pada continuous mode, arus induktor tidak pernah jatuh
ke nol dalam semua siklus pensaklaran. Sedangkan untuk
discontinuous mode, arus pada induktor akan jatuh ke nol sebelum
selesai satu periode pensaklaran.
DC-DC converter memiki 2 klasifikasi yaitu
1. Berdasarkan jumlah fasa
• Satu-fasa
• Multifasa
2. Jumlah kuadran
• Satu kuadran
• Dua kuadran
• Empat kuadran
BAB IIICHOPPER BUCK
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang
mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya
yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar di bawah,
rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET),
satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis
keluarannya.
Gambar.3 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda)
sering diganti dengan saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya
pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif,
kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu
saklar yang menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran
konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar
(saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya
nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika
dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan
bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter
turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan
konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi
dengan trafo.
Untuk menghasilkan keluaran yang konstan, Buck Konverter
dapata ditambah dengan rangkaian feedback (umpan balik). Pada
rangkaian feedback ini, tegangan keluaran akan dibandingkan
dengan tegangan referensi, selisih keduanya akan digunakan untuk
menentukan duty cycle yang perlu ditambah atau dikurang sehingga
menghasilkan tegangan keluaran yang konstan.
Gambar.4 Rangkaian Buck Konverter dengan feedback
BAB IVPRINSIP KERJA CHOPPER BUCK
MOSFET yang digunakan pada rangkaian Buck Konverter adalah
bertindak sebagai saklar yang dapat membuka atau menutup
rangkaian sehingga arus dapat dikendalikan sesuai dengan duty
cycle yang diingankan. Berikut adalah skema secara umum dari.
Gambar.5 Skema Buck Konverter
Kinerja dari Buck Konverter dibagi menjadi 2 kerja utama,
yaitu:
1. Ketika MOSFET on (tertutup) dan diode off, arus mengalir
dari sumber menuju ke inductor (pengisisan inductor),
disaring dengan kapasitor, lalu ke beban, kembali lagi ke
sumber.
Gambar.6 Buck Konverter dengan MOSFET ON
2. Ketika MOSFET off (terbuka) dan diode on, arus yang
disimpan inductor dikeluarkan menuju ke beban lalu ke
diode freewheeling dan kembali lagi ke inductor.
Gambar.8 Grafik keluaran Buck Konverter
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa arus beban
(IL) merupakan arus DC dimana jika kita rata-rata arus beban
tersebut, maka kita dapatkan bukan bernilai nol. Lebar periode
dari arus beban (IL) bergantung pada frekuensi yang diberikan
oleh rangkaian control. Posisi titik tertinggi arus bebean (IL)
dipengaruhi oleh besarnya duty cycle yang diberikan oleh
rangkaian control.
Semakin besar duty cucle, maka semakin besar pula tegangan
keluaran yang dihasilkan Buck Konverter. Namun, tegangan keluaran
tersebut selalu lebih kecil atau sama dengan tegangan masukan
Buck Konverter. Semakin besarnya duty cycle dapat dilihat dari
semakin besarnya area yang diwarnai biru muda pada gambar di
atas.
Fungsi alir dari Buck Konverter / M(D) adalah sebagai berikut:
Berikut adalah grafik hubungan duty cycle dengan fungsi alirBuck Konverter:
Gambar . 9 grafik hubungan duty cycle dengan fungsi alir Buck Konverter
Semakin besar duty cycle (D), maka semakin besar pula fungsi
alihnya/M(D). Begitu pula sebaliknya, semakin kecil duty cycle,
maka semakin kecil pula fungsi alihnya.
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain
tapis atau filter keluaran konverter DC-DC. Dari persamaan di
bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran
konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang
nilainya akan semakin
kecil dengan meningkatkan
frekuensi penyaklaran.
Riak arus keluaran
konverter DC- DC akan
bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) =
0,5.
Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di
tapis induktor pada saat konverter DC-DC bekerja pada kondisi
kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah kondisi
dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai
nol pada saat saklar OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber
arus. Dari gambar terlihat bahwa arus yang mengalir di induktor
sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran. Pada kondisi
ini, dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata
sebanding dengan 1/2 riak arus puncak ke puncak yang dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Gambar. 10 bentuk gelombang penyaklaran pada kondisi kritisBerikut bentuk gelombang pada saat kondisi diskontinu
Gambar.11 bentuk gelombang kondisi diskontinu
BAB VKELEBIHAN DAN KEKURANGAN CHOPPER BUCK
Keuntungan pada Buck Konverter :
1. Efisiensi tinggi
2. Rangkaiannya Sederhana
3. Tidak memerlukan transformer
4. Tingkatan stress pada komponen switch yang rendah
5. Riak atau ripple juga rendah
6. Penyaring atau filter yang dibutuhkan relative kecil
Kekurangan pada Buck Konverter :
1. Tidak adanya isolasi antara masukan dan keluaran
2. Hanya satu keluaran yang dihasilkan
3. Tingkat ripple yang tinggi pada arus masukan
4. Metode Buck Konverter digunakan pada aplikasi yang
membutuhkan sistem yang berukuran kecil
SUMBER REFERENSI
http://www.docstoc.com/docs/43479867/Dasar-Teori-Buck
http://indone5ia.wordpress.com/2011/09/02/sekilas-mengenai-konverter-dc-dc/
http://konversi.wordpress.com/2009/01/07/topologi-konverter-dc-dc/
http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/11/dc-chopper-tipe-buck-buck-converter.html