balanced scorecard
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia usaha sedang berada pada masa transisi
dari era persaingan industri ke persaingan informasi.
Persaingan abad industri telah bergeser kepada persaingan
dalam lingkungan yang lebih bergolak, dan para manager
senior perlu menerima umpan balik dari strategi yang lebih
kompleks. Strategi yang direncanakan, walaupun dimulai
dengan maksud yang baik dengan informasi serta pengetahuan
terbaik yang tersedia, mungkin tidak lagi sesuai atau valid
untuk kondisi saat ini.
Manajemen perusahaan perlu mendesain, memasang dan
mengoperasikan sistem perumusan strategi, sistem
perencanaan strategik, dan sistem penyusunan program untuk
memotivasi seluruh personel perusahaan dalam mencari dan
merumuskan langkah-langkah strategik untuk membangun masa
depan perusahaan mereka. Perusahaan yang memiliki kemampuan
1
untuk melipatgandakan kinerja maka dia akan mampu bertahan
dan tumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif sekarang
ini.
Peningkatan kualitas melalui pengukuran kinerja
organisasi harus mendapat perhatian khusus. Keberhasilan
suatu organisasi dilihat dari kinerja yang telah
dilaksanakan yaitu gambaran mengenai pencapaian pelaksanaan
kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Secara
umum kinerja dikatakan sebagai prestasi yang dapat dicapai
organisasi, apabila melalui proses yang telah ditentukan.
Tujuan perusahaan adalah untuk berhasil dan tetap
tumbuh dalam persaingan di abad informasi, maka perusahaan
harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang
diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki
perusahaan. Tujuan tersebut dapat tercapai, bila perusahaan
dalam menilai kinerja perusahaannya tidak hanya diukur dari
aspek keuangan saja. Ukuran keuangan tidak cukup untuk
menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan melalui
lingkungan yang kompetitif, serta ukuran keuangan hanya
2
menceritakan sebagian tindakan masa lalu dan tidak mampu
memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai
keuangan masa depan yang dilaksanakan saat ini dan jangka
panjang. Untuk mengatasi masalah tentang kelemahan sistem
pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada aspek
keuangan dan mengabaikan kinerja non keuangan,
diciptakanlah model pengukuran kinerja yang tidak hanya
mencakup keuangan melainkan non keuangan yaitu model
balanced scorecard (BSC).
Kaplan dan Norton (2000:9) bahwa balanced scorecard lebih
dari sekedar sistem pengukuran taktis dalam operasional.
Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai
sebuah sistem manajemen strategis. Fokus pengeluaran
scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen
penting yaitu: memperjelas dan menerjemahkan visi dan
strategi, mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan
pengukuran strategi, merencanakan, menetapkan sasaran dan
menyelaraskan berbagai inisiatif strategi, serta
meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategi. Model
3
ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Robert S.
Kaplan dan David P. Norton, yang kemudian disimpulkan bahwa
untuk mengukur kinerja perusahaan di masa depan diperlukan
ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan.
Model balanced scorecard mampu memberikan kepada
eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk
menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang terpadu. balanced scorecard
merupakan alat manajemen kontemporer, yang membantu
perusahaan dalam memasuki lingkungan bisnis kompetitif dan
perubahan sistem manajemen yang harus disesuaikan dengan
tuntutan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Kota Makassar adalah sebuah kota yang terus berkembang
secara pesat, menuju kota metropolis dengan dinamika dan
aktivitas penduduknya yang terus berkembang, itu artinya
tingkat kebutuhan penduduk kota makassar akan air bersih
juga terus meningkat. Dalam hal ini Perusahaan Daerah Air
4
Minum (PDAM) Kota Makassar sebagai satu-satunya perusahaan
daerah di kota Makassar yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab vital menyediakan air bersih juga terus meningkat.
Sesuai dengan visinya “Menjadi salah satu perusahaan daerah
air minum terkemuka di Indonesia yang memiliki daya saing
global”, PDAM Kota Makassar dalam menjalankan perannya
secara konsisten diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik serta terus maju dalam menghadapi kemajuan
informasi yang terus berubah.
Manajemen perusahaan dalam hal ini PDAM Kota Makassar
perlu mendesain, memasang dan mengoperasikan sistem
perumusan strategi, sistem perencanaan strategik, dan
sistem penyusunan program untuk memotivasi seluruh personel
perusahaan dalam mencari dan merumuskan langkah-langkah
strategik untuk membangun masa depan perusahaan mereka.
Perjalanan menuju masa depan yang lebih kompetitif, padat
teknologi, dan ditentukan oleh kapabilitas tidak dapat
dicapai semata-mata melalui pemantauan dan pengendalian
berbagai ukuran kinerja masa lalu.
5
Adanya kelebihan dari model balanced scorecard yang
diberikan, maka dalam Pada penelitian ini penulis mencoba
untuk menerapkannya pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Makassar. Hal ini dilihat dari aspek-aspek kinerja yang
dilaksanakan oleh PDAM meliputi tiga aspek diantaranya:
aspek keuangan, operasional dan aspek administrasi yang
masing-masing di dalamnya terdapat indikator kinerja.
Ketiga aspek ini sejalan dengan empat perspektif yang ada
dalam balanced scorecard.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebut diatas,
maka penulis mencoba untuk membahas dan membatasi
permasalahan. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini
yaitu “Bagaimana kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Makassar ditinjau dari pendekatan balanced
scorecard ?”
1.3. Tujuan Penelitian
6
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah : Untuk menganalisis dan menerapkan pendekatan
balanced scorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar .
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan kepada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Makassar akan kajian tentang
penerapan balanced scorecard sebagai salah satu konsep
dalam pengukuran kinerja organisasi yang
komprehensif.
2. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi
dasar penilaian kinerja dan penyususunan program
dalam rangka pengembangan perusahaan dimasa yang
akan datang.
3. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
topik dan masalah yang sama.
7
2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Makassar Jl. Sam Ratulangi No. 3 Makassar dan
pengambilan sampel pelanggan berupa pengedaran kuisioner di
wilayah unit pelayanan Tamalanrea, dimana waktu penelitian
selama satu bulan lebih dimulai pada tanggal 19 Mei s/d 30
Juni 2008.
2.2. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dengan
melakukan penelusuran dokumen, observasi langsung,
wawancara, dan pembagian kuisioner kepada pegawai serta
pelanggan PDAM Kota Makassar.
Dalam pengumpulan data melalui kuisioner, penulis
membagikan kuisioner dan memberikan kesempatan kepada
pelanggan untuk mengisi kuisioner tersebut selama satu
sampai tujuh hari, sedangkan kepada pegawai PDAM Kota
Makassar selama dua sampai tiga hari.
Sampel penelitian diambil dengan metode cluster sampling
yaitu; sampel diambil dari populasi yang telah dibagi-bagi
9
dalam beberapa kelompok atau bagian dan pemilihan anggota
sampel dilakukan secara accidental sampling (pemilihan sampel
secara subjektif oleh penulis) dimana populasi yang
diteliti bersifat homogen. Populasi homogen adalah sumber
data yang unsur-unsur atau elemennya memiliki sifat yang
mendekati sama sehingga tidak perlu ditetapkan jumlahnya
secara kuantitatif.
2.3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan adalah ;
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh
dari sumber pertama baik dari individu atau orang
yang dianggap berkompeten terhadap penelitian,
seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuisioner.
2. Data sekunder, merupakan data yang telah
diolah secara lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data
ini kemudian akan diproses lebih lanjut oleh
peneliti.
10
2.4. Metode Analisia Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif sesuai dengan empat perspektif balanced scorecard.
2.4.1. Perspektif Keuangan
Dalam mengukur tingkat kesehatan pada perspektif
keuangan penulis menggunakan metode analisis
berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Dalam hal penilaian
bobot PDAM Kota Makassar tergolong dalam kategori BUMD
Infrastruktur. BUMN/BUMD yang tergolong Infrasturuktur
menurut KEP-100/MBU/2002 adalah BUMN/BUMD yang
kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk
kepentingan masyarakat luas.
TABEL 2.1
11
DAFTAR INDIKATOR DAN BOBOT
INDIKATORBobotInfra
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 152. Imbalan Investasi (ROI) 103. Rasio Kas 34. Rasio Lancar 45. Colection Periods 46. Perputaran persediaan 47. Perputaran total asset 48. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 6
Total Bobot 50 Sumber : KEP-100/MBU/2002
Adapun indikator keuangan pada KEP-100/MBU/2002,sebagai berikut ;
1. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE)
Rumus :
Laba Setelah PajakROE = x 100%
Modal SendiriDefinisi :
a. Laba setelah Pajak adalah Laba setelah
Pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan
dari : aktiva tetap, aktiva non produktif,
aktiva lain-lain dan saham penyertaan
langsung.
12
b. Modal Sendiri adalah seluruh komponen
Modal Sendiri dalam neraca perusahaan pada
posisi akhir tahun buku dikurangi dengan
komponen Modal sendiri yang digunakan untuk
membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan
laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri
tersebut di atas termasuk komponen kewajiban
yang belum ditetapkan statusnya.
c. Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah
posisi pada akhir tahun buku Aktiva Tetap yang
sedang dalam tahap pembangunan.
TABEL 2.2DAFTAR SKOR PENILAIAN ROE
ROE (%) Skor Infra15 < ROE 1513 < ROE<= 15 13,511< ROE <= 13 129 < ROE <= 11 10,57,9<ROE <= 9 96,6<ROE <= 7,9 7,55,3<ROE <= 6,6 64 <ROE <= 5,3 52,5 <ROE<= 4 41 <ROE <= 2,5 30 <ROE <= 1 1,5ROE < 0 1Sumber : KEP-100/MBU/2002
13
2. Imbalan Investasi Return/Return On Investment (ROI)
Rumus : EBIT + PenyusutanROI = x 100%
Capital EmployedDefinisi :
a. EBIT adalah laba sebelum bunga dan
pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari
: aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non
produktif, saham penyertaan langsung.
b. Penyusutan adalah Depresiasi,
Amortisasi dan Deplesi.
c. Capital Employed adalah posisi pada
akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva
Tetap dalam pelaksanaan.
TABEL 2.3DAFTAR SKOR PENILAIAN ROI
ROI (%) Skor Infra18 < ROI 1015 < ROI < = 18 913 < ROI < = 15 812 < ROI < = 13 710,5 < ROI < = 12 69 < ROI < = 10,5 5
14
7 < ROI < = 9 45 < ROI < = 7 3,53 < ROI < = 5 31 < ROI < = 3 2,50 < ROI < = 1 2ROI < 0 0Sumber : KEP-100/MBU/2002
3. Rasio Kas/Cash Ratio
Rumus : Kas + Bank + SuratBerharga Jangka Pendek
Cash Ratio = x 100%
CurrentLiabilities
Definisi :
a. Kas, Bank dan surat Berharga Jangka Pendek
adalah posisi masing-masing pada akhir tahun
buku.
b. Current Liabilities adalah posisi seluruh
kewajiban Lancar pada akhir tahun buku.
TABEL 2.4DAFTAR SKOR PENILAIAN CASH RATIO
Cash Ratio = x (%) Skor Infrax > = 35 325 < = x < 35 2,515 < = x < 25 210 < = x < 15 1,55 < = x < 10 10 < = x < 5 0Sumber : KEP-100/MBU/2002
15
4. Rasio Lancar/Current Ratio
Rumus : Current Asset
Current Ratio = x 100% Current Liabilities
Definisi :
a. Current Asset adalah posisi Total Aktiva
Lancar pada akhir tahun buku.
b. Current Liabilities adalah posisi Total
Kewajiban Lancar pada akhir tahun
buku .
TABEL 2.5DAFTAR SKOR PENILAIAN CURRENT RATIO
Cash Ratio = x (%) Skor Infra125 < = X 3110 < = X < 125 2,5100 < = X < 110 295 < = X < 100 1,590 < = X < 95 1 X < 90 0Sumber : KEP-100/MBU/2002
5. Collection Periods (CP)
Rumus : Total Piutang Usaha
CP = x 365hari
Total Pendapatan UsahaDefinisi :
16
a. Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang
Usaha setelah dikurangi Cadangan Penyisihan
Piutang pada akhir tahun buku.
b. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah
Pendapatan Usaha selama tahun buku.
TABEL 2.6DAFTAR SKOR PENILAIAN COLLECTION PERIODS
CP = X (Hari)Perbaikan = X
(Hari) Skor Infrax <= 60 x > 35 460 < x <= 90 30 < x <=35 3,590 < x <= 120 25 < x <=30 3120 < x <= 150 20 < x <=25 2,5150 < x <= 180 15 < x <=20 2180 < x <= 210 10 < x <=15 1,6210 < x <= 240 6 < x <=10 1,2240 < x <= 270 3 < x <= 6 0,8270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,4300< x 0 < x <=1 0
Sumber : KEP-100/MBU/2002
6. Perputaran Persedian (PP)
Rumus : Total Persedian
PP = x 365 hari Total Pendapatan Usaha
Definisi :
a. Total Persediaan adalah seluruh persediaan
yang digunakan untuk proses produksi pada
17
akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan
bahan baku, persediaan barang setengah jadi
dan persediaan barang jadi ditambah persediaan
peralatan dan suku cadang.
b. Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan
Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.
TABEL 2.7DAFTAR SKOR PENILAIAN PERPUTARAN PERSEDIAN
CP = X (Hari)Perbaikan = X
(Hari) Skor Infrax <= 60 35 < x 460 < x <= 90 30 < x <=35 3,590 < x <= 120 25 < x <=30 3120 < x <= 150 20 < x <=25 2,5150 < x <= 180 15 < x <=20 2180 < x <= 210 10 < x <=15 1,6210 < x <= 240 6 < x <=10 1,2240 < x <= 270 3 < x <= 6 0,8270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,4300< x 0 < x <=1 0
Sumber : KEP-100/MBU/2002
18
7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Rumus :
Total PendapatanTATO = x 100%
Capital Employed
Definisi :
a. Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha
dan Non Usaha tidak termasuk pendapatan hasil
penjualan Aktiva Tetap.
b. Capital Employed adalah posisi pada akhir
tahun buku total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap
Dalam Pelaksanaan.
TABEL 2.8DAFTAR SKOR PENILAIAN PERPUTARAN TOTAL ASSET (TATO)
TATO = x (%)Perbaikan = x
(%)SkorInfra
120< x 20 < x 4
19
105< x <= 120 15 < x <=20 3,590 < x <= 105 10 < x <=15 375 < x <= 90 5 < x <=10 2,560 < x <= 75 0 < x <= 5 240 < x <= 60 x <=0 1,520 < x <= 40 x < 0 1x <= 20 x < 0 0,5
Sumber : KEP-100/MBU/2002
8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap TotalAsset (TMS terhadap TA)
Rumus : Total Modal
SendiriTMS terhadap TA = x 100%
TotalAsset
Definisi :
a. Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen
Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar
dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
b. Total Asset adalah Total Asset dikurangi
dengan dana-dana yang belum ditetapkan
statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang
bersangkutan.
20
TABEL 2.9DAFTAR SKOR PENILAIAN RASIO TMS TERHADAP TA
TMS Terhadap TA (%) = X Skor Infrax < 0 00 < = x < 10 210 < = x < 20 320 < = x < 30 430 < = x < 40 640 < = x < 50 5,550 < = x < 60 560 < = x < 70 4,570 < = x < 80 4,2580 < = x < 90 490 < = x < 100 3,5Sumber : KEP-100/MBU/2002
Sesuai dengan KEP-100/MBU/2002, Penilaian Tingkat
Kesehatan BUMN/BUMD digolongkan menjadi :
a. SEHAT, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS)
lebih besar dari 95, AA apabila 80 < TS < = 95 , dan
A apabila 65 < TS < = 80.
21
b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari :BBB apabila 50 <
TS < = 65, BB apabila 40 < TS < = 50, dan B
apabila 30 < TS < = 40.
c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : CCC apabila 20 <
TS < = 30, CC apabila 10 < TS < = 20, dan C
apabila TS < = 10
2.4.2. Perspektif Pelanggan
Dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan penulis
mengembangkan alat ukur kuisioner yang dipakai oleh
Hasbianti Nur Fatimah yang dibagikan kepada pelanggan di
wilayah unit pelayanan Tamalanrea sebanyak 90 pelanggan
dimana pelanggan aktifnya berjumlah 8017. Dalam hal ini
metode pengambilan sampel menggunakan teknik cluster
sampling dari populasi pelanggan PDAM kota Makassar
secara keseluruhan dan pemilihan jumlah atau anggota
sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu;
pemilihan anggota sampel dilakukan secara subjektif oleh
penulis. Sedangkan untuk menganalisa data yang didapat
penulis menggunkan teknik pembobotan dengan Skala
22
Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan perspektif seseorang atau
sekelompok orang tentang hal sosial..
Skala Likert didesain untuk menelah seberapa kuat
subjek setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik
dengan susunan sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS) Memiliki Bobot 1
Tidak Setuju (TS) Memiliki Bobot 2
Tidak Berpendapat (TB) Memiliki Bobot 3
Setuju (S) Memiliki Bobot 4
Sangat Setuju (SS) Memiliki Bobot 5
Hasil dari penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh
dari responden akan diketahui pencapaian indeks kepuasan
konsumen, dengan rumus:
IKK=PP
Dimana :
IKK = Indeks Kepuasan Konsumen
PP = Percieved Performance
23
Untuk mencari Interval kepuasan digunakan rumus
sebagai berikut :
Interval = (IKmaks-IKmin) : 5
IKmaks = PP x R x EKmaks
IKmin = PP x R x EKmin
Dengan Keterangan :
PP = Banyaknya item pertanyaan
R = Jumlah Responden
Exmaks = Skor maksimal yang bisa diberikan
Exmin = Skor minimal yang bisa diberikan
Setelah mengetahui IKK kemudian mengkategorikan
nilai tersebut pada keterangan :sangat tidak puas, tidak
puas, cukup, puas, dan sangat puas
2.4.2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses Bisnis Internal meliputi tiga masa pelayanan
yaitu: Inovasi, proses pelayanan dan proses evaluasi.
Pada penelitian ini penulis mengukur tiga indikator
perspektif bisnis internal yaitu tingkat kualitas dan
kontinuitas air serta kemudahan pelayanan yang
24
diberikan. Pada tingkat kualitas dan kontinuitas air
penulis memakai kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh
penulis dan membagikannya kepada pelanggan di wilayah
unit pelayanan Tamalanrea sedangkan dalam hal kemudahan
pelayanan yang diberikan penulis menggunakan metode
pengamatan selama penelitian. Penilaian kinerja pada
perspektif ini meliputi:
1. Tingkat Kualitas Air
Menurut SK Mendagri N0. 47 Tahun 1999, kualitas
air digolongkan dalam tiga kategori yaitu:
memenuhi syarat air minum, memenuhi syarat air
bersih, dan tidak memenuhi syarat.
2. Tingkat Kontinuitas Air
Indikator ini melihat aliran air yang mengalir ke
pelanggan selama 24 jam.
3. Kemudahan Pelayanan
Kemudahan pelayanan dilihat dari penyedia sarana
penunjang diluar kantor pusat.
25
2.4.2. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif ini perusahaan melihat 3 faktor
utama, yaitu orang, sistem, dan prosedur organisasi,
yang berperan dalam pertumbuhan jangka panjang
perusahaan. Ukuran yang digunakan penulis adalah:
1. Employee Satisfaction Index (Tingkat Kepuasan Karyawan)
2. Employee Learning Index (Tingkat Pelatihan
/Pembelajaran)
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan dan
pelatihan/pembelajaran pegawai, penulis mengembangkan
kuisioner yang dipakai oleh Hasbianti Nur Fatimah yang
dibagikan kepada pegawai pada bagian anggaran,
personalia dan PDE yang semuanya berjumlah 30 kuisioner
dimana jumlah pegawai PDAM seluruhnya kurang lebih 750
pegawai. Dalam hal ini metode pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster sampling dari populasi pegawai
PDAM kota Makassar secara keseluruhan dan sampelnya
adalah pegawai pada bagian keuangan, personalia dan PDE,
sedangkan untuk menganalisis data penulis menggunakan
26
teknik pembobotan dengan skala likert (Kaplan dan
Norton, 2000:112).
2.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada skripsi ini, sebagai
berikut :
BAB I.PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan. Pada bab ini
memberikan penjelasan tentang gambaran umum dari
masalah yang akan dibahas.
BAB II. METODE PENELITIAN
Berisi tentang lokasi penelitian, metode pengumpulan
data, jenis dan sumber data, metode analisis, dan
sistematika penulisan.
BAB III. LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan
pokok pembahasan yang diuraikan dalam tinjauan
pustaka dimana berisikan pengertian pengukuran
27
kinerja, konsep, sejarah, dan pengertian balanced
scorecard, perspektif balanced scorecard, keunggulan dan
manfaat balanced scorecard bagi perusahaan.
BAB IV.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, dan pembagian tugas pada PDAM Kota
Makassar.
BAB V.PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan analisis pengukuran
kinerja PDAM Kota Makassar berdasarkan metode
balanced scorecard.
BAB VI. PENUTUP
Merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan
saran-saran.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Pengukuran Kinerja
28
Pengukuran kinerja telah diakui sebagai komponen inti
dari sistem pengendalian manajemen. Pengukuran kinerja
diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mengetahui sampai
dimana tingkat keberhasilan perusahaan dimana pengukuran
kinerja memperlihatkan suatu hubungan antara perencanaan
yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah
dicapai perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu
perusahaan.
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang
dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai
yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut
kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan
titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian
atas aktivitas perencanaan dan pengendalian (Sony
Yuwono,dkk. 2006:23). Tujuan pokok pengukuran kinerja
adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran
organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah
29
ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan.
Jadi secara umum pengertian pengukuran kinerja
disimpulkan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan manajemen
perusahaan untuk mengevaluasi hasil-hasil dari berbagai
aktivitas-aktivitas dalam rantai nilai yang telah
dilaksanakan.
Menurut Sony Yuwono,dkk. (2006:29) dengan munculnya
berbagai paradigma baru dimana bisnis harus digerakkan oleh
customer-focused, suatu sistem pengukuran kinarja paling
tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan
karakteristik organisasi itu sendiri sesuai
perspektif pelanggan.
2. Evaluasi atas berbagai aktivitas, menggunakan
ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated.
30
3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas
yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan
penilaian yang komprehensif.
4. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh
anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang
ada kemungkinan untuk diperbaiki.
Adapun manfaaat pengukuran kinerja bagi manajemen
perusahaan (Sony Yuwono,dkk. 2006:29) adalah sebagai
berikut :
a.Menelusuri kenerja terhadap harapan pelanggan
sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada
pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan
kepada pelanggan.
b.Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan
sebagai bagian dari mata – rantai pelanggan dan
pemasok internal.
31
c.Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus
mendorong upaya- upaya pengurangan terhadap
pemborosan tersebut (reduction of waste).
d.Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya
masih kabur menjadi lebih konkret sehingga
mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e.Membangun konsensus untuk melakukan suatu
perubahan dengan memberi “reward” atas perilaku
yang diharapkan tersebut.
3.2. Konsep, Sejarah, dan Pengertian Balanced Scorecard
3.2.1. Konsep Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan
perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri
dari dua kata yaitu : kartu skor (scorecard) dan berimbang
(balanced).
Kartu score adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor ini
dapat juga digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
dicapai atau yang diwujudkan personel di masa depan.
32
Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern.
3.1.2. Sejarah Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard pertama kali diperkenalkan
oleh Robert S. Kaplan dari Harvard Business School dan David
P. Norton President of Rainaissance Solution Inc. pada sebuah
artikel dalam Harvard Business Review (Januari-Februari 1992)
yang merupakan suatu alat manajemen strategi yang terdiri
dari suatu kerangka kerja yang komprehensif dengan
menjabarkan tujuan-tujuan strategik perusahaan dalam
beberapa himpunan penilaian kinerja yang terkait secara
logis satu sama lain. Balanced Scorecard terdiri dari
kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan
dari strategi perusahaan yang mendukung strategi
perusahaan secara keseluruhan
Balanced Scorecard ditujukan untuk memperbaiki sistem
pengukuran kinerja eksekutif pada tahap awal
33
perkembangannya. Sebelum tahun 1990-an, kinerja eksekutif
hanya diukur dari perspektif keuangan. Sebagai akibatnya,
fokus perhatian dari usaha eksekutif lebih dicurahkan
untuk mewujudkan kinerja keuangan, sehingga terdapat
kencendrugan eksekutif untuk mengabaikan kinerja
nonkeuangan, seperti kepuasan customers produktivitas dan
cost-effectiviness proses yang digunakan untuk menghasilkan
produk dan jasa bagi kepuasan customer.
Pada tahun 1990 Nolan Norton Institute, bagian riset
kantor akuntan publik KPMG di U.S.A yang dipimpin oleh
David P. Norton, mensponsori studi tentang “Pegukuran
Kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Hasil studi
tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul
“Balanced Scorecard-Measures That Drive Performance” dalam Harvard
Business Review (Januari-Februari 1992). Hasil studi
tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja
eksekutif di masa depan diperlihatkan ukuran komprehensif
yang mencakup empat perspektif, yaitu: keuangan, customer,
proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
34
Ukuran ini disebut balanced scorecard yang cukup
komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan
kinerja dalam keempat perspektif tersebut agar
keberhasilan keuangan yang diwujudkan perusahaan bersifat
sustainable (berjangka panjang).
Balanced Scorecard telah menjadi inti sistem menajemen
strategik (stategic management system) pada awal tahun 2000,
tidak hanya bagi eksekutif namun bagi seluruh personel
perusahaan terutama dalam perusahaan yang telah
memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam
operasi bisnisnya.
3.1.3 Pengertian Balanced Scorecard
Beberapa pengertian Balanced Scorecard menurut para ahli
:
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton terjemahan
Peter R. Yosi Pasla (2000:7) :
“Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuranfinansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong(drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran Scorecardditurunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuranmemandang kinerja perusahaan dari empat perspektif,
35
yaitu: finansial, pelanggan, proses bisnis internal,serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif inimemberi kerangka kerja bagi balanced scorecard.”
Menurut Vincent Gaspersz (2005:9)
“Balanced Scorecard merupakan suatu konsep manajemen yangmembantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan.Balanced Scorecard adalah lebih dari sekedar suatu sistempengukuran operasional atau taktis. Perusahaan-perusahaanyang inovatif menggunakannya sebagai suatu sistemmanajemen strategis yang mengelola strategi perusahaansepanjang waktu.”
Menurut Sony Yuwono, dkk. (2006:8)
“Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen,pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat,dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepadamanajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerjatersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif,yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalamperusahaan serta proses pembelajaran dan pertumbuhan.Melalui mekanisme sebab akibat (cause and effect), perspektifkeuangan menjadi tolak ukur utama yang dijelaskan olehtolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnyasebagai driver (lead indicators).”
Menurut Maman Suhendra (2004:83)
“Balanced Scorecard merupakan suatu kerangka kerja baruyang mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan
36
dari strategi perusahaan. Selain ukuran finansial masalalu, balanced scorecard juga menggunakan pendorong kinerjamasa depan. Pendorong kinerja yang meliputi perspektifpelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran sertapertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategiperusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketatke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.”
Menurut Siti Mirhani (2001:1)
“Balanced Scorecard merupakan alternatif dalam mengukurkinerja, selain mempertimbangkan faktor financial jugafaktor nonfinancial, dengan empat perspektif yaitu customer,internal, learning and growth dan financial yang diharapkan dapatmemberikan penilaian yang komprehensif kepada manajemen.Sistem ini diciptakan untuk menetapkan goals dansekaligus melakukan pengukuran atas pencapaiannya,sehingga secara tidak langsung dalam aplikasnya sistemini dapat dipakai sebagai alat penetapan strategi bagiperusahaan.”
Dari beberapa pengertian balanced scorecard di atas
dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah suatu
suatu sistem pengukuran, manajemen, dan pengendalian
perusahaan yang dirancang dalam bentuk yang terintegrasi
yang diturunkan dari strategi perusahaan untuk memberikan
gambaran baik segi keuangan maupun nonkeuangan yang
pengukurannya mencakup empat perspektif yaitu: keuangan,
37
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
3.3. Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian
kinerja perusahaan yang terdiri dari 4 (empat) perpektif
yaiu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan. Dari keempat perspektif tersebut dapat
dilihat bahwa balanced scorecrad menekankan pada perspektif
keuangan dan nonkeuangan.
Menurut Vincent Gaspersz (2005:213) pendekatan balanced
scorecard pada usaha pemerintah dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan pokok, yaitu:
1. Perspektif Finansial
Manajer pemerintah harus berfokus pada pemenuhan
kebutuhan pelayanan publik dalam cara-cara yang
efesien. Pertanyaannya adalah: Apakah pelayanan
publik diberikan pada tingkat biaya yang kompetitif
dan efesien.
38
2. Perspektif Kepuasan Pelanggan
Manajer pemerintah harus mengetahui apakah
pelayanan publik yang mereka berikan telah memenuhi
kebutuhan mesyarakat sebagai warga negara dan
membayar pajak. Pertanyaannya adalah: Apakah
organisasi pemerintah telah memberikan pelayanan
publik yang sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi
rasional masyarakat.
3. Perspektif Proses Internal
Manajer pemerintah harus berfokus pada operasi-
operasi kritis yang memungkinkan mereka mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertanyaannya
adalah: Dapatkah organisasi pemerintah meningkatkan
pelayanan publik melalui pengubahan cara (metode)
pelayanan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kemampuan suatu organisasi pemerintah meningkatkan
dan memenuhi kebutuhan masyarakat berkaitan secara
langsung dengan kemampuan karyawan (sumber daya
39
manusia) untuk memenuhi permintaan masyarakat itu.
Pertanyaannya adalah: Apakah organisasi pemerintah
mempertahankan teknologi dan pelatihan karyawan
untuk peningkatan terus-menerus.
GAMBAR 3.1
40
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A , 2000, hal 8.
Hubungan sebab-akibat dari keempat perspektif dalam
balanced scorecard diperlihatkan dalam gambar berikut:
41
GAMBAR 3.2 HUBUNGAN KEEMPAT PERSPEKTIF DALAM BALANCED SCORECARD
Perspektif Pengukuran Kinerja
KeuanganTingkat pengembalian
Investasi ( ROI )
Pelanggan
Loyalitas Pelanggan
Pengiriman tepat waktu
Proses Peningkatan Kualitas Penurunan WaktuInternalproduksiBisnis
PembelajaranKeahlian PekerjaDan Perumbuhan
Sumber : Gaspersz, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced ScorecardDengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah , 2005, hal 7.
42
3.3.1. Perspektif Keuangan
Tujuan perspektif finansial menjadi fokus tujuan dan
ukuran di semua perspektif lainnya. Setiap ukuran
terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Tujuan
dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda, yakni:
menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari
strategi dan menjadi sasaran akhir tujuan serta ukuran
perspektif scorecard lainnya. Perspektif finansial
menunjukkan apakah strategi, sasaran strategik, dan
implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan. Kaplan & Norton
(2000:42) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus
kehidupan bisnis yaitu :
1. Pertumbuhan (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus
kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan
memiliki produk atau jasa yang secara signifikan
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau
43
paling tidak memiliki potensi untuk berkembang.
Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual
beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat
pengembalian atas modal investasi yang rendah. Sasaran
keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini
menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan
penerimaan atau penjualan dalam pasar yang
ditargetkan.
2. Bertahan (Sustain Stage)
Sustain Stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan
masih melakukan investasi dengan mempersyaratkan
tingkat pengembalian yang terbaik. Dalam hal ini
perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang
ada dan mengembangkannya apabila mungkin. Secara
konsisten pada tahap ini perusahaan tidak lagi
bertumpuk pada strategi-strategi jangka panjang.
Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
44
3. Menuai (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu
tahap dimana perusahaan melakukan panen terhadap
investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya.
Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh
kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan
perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke
perusahaan. Melalui keunggulan di bidang ini
organisasi menguasai sumber daya yang sangat
diperlukan untuk mewujudkan tiga perspektif strategi
lain yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif proses pertumbuhan dan
pembelajaran.
Pada BUMN dan BUMD telah ada pedoman yang mengatur
secara rinci penilaian tingkat kesehatan sejak tahun
1998. Pedoman tersebut tertuang dalam Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 198/KMK.016/1998
45
tanggal 24 Maret 1998 dan diperbaharui dalam Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-
100/MBU/2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan
Usaha Milik Negara (Sutrisno, 2001:243). Dalam hal ini
rasio yang digunakan ada delapan rasio yaitu:
a. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) sering disebut rate of return on Net
Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.
b. Imbalan Investasi Return/Return On Investment (ROI)
Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan
digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan.
c. Rasio Kas/Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara
kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
46
uang kas dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan untuk membayar hutang
yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
d. Rasio Lancar/Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan
hutang jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan.
e. Collection Periods (CP)
Collection Periods merupakan ukuran efektivitas
pengelolaan piutang. Semakin cepat periode
pengumpulan piutang semakin efektif pengelolaan
piutang.
f. Perputaran Persedian (PP)
Perputaran Persedian merupakan komponen utama
barang dijual untuk mengukuran keefektif
perusahaan dalam mengelola persedian.
47
g. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over merupakan perbandingan antara
pendapatan dengan total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan
pendapatan.
h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS
terhadap TA)
TMS terhadap TA merupakan perbandingan komponen
modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-
dana yang belum ditetapkan statusnya terhadap
total asset.
3.3.2. Perspektif Kepuasan Pelanggan
Tujuan utama organisasi publik adalah bukan
memaksimalkan hasil-hasil finansial, tetapi keseimbangan
pertanggungjawaban finansial melalui pelayanan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan visi dan
48
misi organisasi pemerintah dimana fokus utama sektor
publik adalah masyarakat dan kelompok-kelompok tertentu (
Gaspersz, 2005:210).
Dalam dunia usaha, pelanggan adalah sasaran kedua
setelah keuangan, tetapi pada sektor publik faktor yang
harus diperhatikan adalah pelanggan. Suatu produk atau
jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika
manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada
pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk
mendapat produk dan jasa itu. Produk atau jasa tersebut
akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati
ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:56) perusahaan
diharapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar dan
menentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk
dijadikan sasaran sesuai dengan kamampuan sumber daya dan
rencana jangka panjang perusahaan. Dalam perspektif
pelanggan terdapat dua kelompok perusahaan yaitu :
49
1. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core
measurement group)
a. Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai
oleh perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
b. Kemampuan mempertahankan konsumen (customer
retention)
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
hubungan dengan konsumennya dan juga seberapa besar
perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
c. Kemampuan meraih konsumen baru (customer acquisition)
Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan
menarik konsumen baru dalam pasar.
d. Tingkat kepuasan konsumen (customer satisfaction)
Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap
kriteria kinerja/nilai tertentu yang diberikan oleh
perusahaan.
e. Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability)
50
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil
diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen
atau segmen pasar.
GAMBAR 3.3PERSPEKTIF PELANGGAN-UKURAN UTAMA
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A , 2000, hal 60.
51
Akuisisi Pelanggan
Profitabilitas
Pelanggan
Pangsa Pasar
Kepuasan Pelanggan
Retensi Pelanggan
2. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value
measement)
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep
kunci untuk memahami pemicu-pemicu (driver) dari
kelompok-kelompok pengukuran inti konsumen kelompok.
Pengukuran nilai konsumen terdiri dari :
a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan
fasilitasnya.
b. Hubungan dengan konsumen (customer relationship)
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi
melalui pengisian produk/jasa kepada konsumen,
termasuk dimensi respon dan waktu pengirimannya dan
bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen
setelah membeli produk atau jasa perusahaan
tersebut.
c. Citra dan reputasi (image & reputation)
52
Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat
konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti
hasil promosi baik secara personal (melalui pameran-
pameran, door to door) maupun lewat media masa atau
elektronik ataupun ungkapan-ungkapan yang mudah
diingat oleh konsumen.
GAMBAR 3.4PROPORSI NILAI PELANGGAN
= + +
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A , 2000, hal 65.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pada masyarakat
maka harus dilaksanakan survey terhadap masyarakat
tersebut dimana ada tiga faktor yang harus diperhatikan
yaitu; waktu, kualitas dan harga. Prinsip dari
perspektif ini adalah bagaimana institusi pemerintah
daerah menyajikan pelayanan yang mengatalisasi
53
Nilai AtributProduk/Jasa
Citra Hubungan
Fungsi-onalita WaktuHargaMutu
pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah. Sebagai
katalisator, reorientasi institusi pemerintah daerah
berfokus pada pemuasan kebutuhan publik (masyarakat) dan
efesiensi.
3.3.3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif bisnis internal, perusahaan harus
mengidentifikasikan proses internal yang penting dimana
perusahaan harus melakukannya dengan sebaik-baiknya.
Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang
diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham.
Para manajer harus memfokuskan perhatiannya pada
proses bisnis internal yang menjadi penentu kepuasan
pelanggan kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan.
Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses
kinerja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan.
Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang
menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk
menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi tersebut.
54
Perspektif ini megindentifikasi berbagai proses
penting dan berfokus pada peningkatan proses operasi saat
ini. Pada proses ini, seluruh aktivitas instansi
dipandang dalam satuan mata rantai nilai. Mulai dari
inovasi yang dihasilkan dari pemahaman terhadap kebutuhan
masyarakat sampai pada evaluasi sebagai purna pelayanan.
Mata rantai krisis yang perlu ditinggalkan untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat perlu diidentifikasikan
secara jelas. Perusahaan menganalisis kemungkinan
direformasinya proses pelayanan untuk meningkatkan
kinerja dari masyarakat, sehingga tidak sekedar sebatas
memperbaiki proses pelayanan yang sudah ada.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:83), rantai nilai
proses bisnis internal terdiri atas tiga proses utama,
yaitu:
1. Inovasi
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini
kurang mendapatkan perhatian, dibandingkan
pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses
55
operasi. Pada tahap ini perusahaan
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para
pelanggan di masa mendatang serta merumuskan cara
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
2. Operasi
Tahap ini merupakan tahap akhir di mana perusahaan
secara nyata berupaya untuk memberikan solusi
kepada para pelanggannya dalam memenuhi keinginan
dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka.
Kegiatan operasional berasal dari penerimaan
pesanan dari pelanggan dan berakhir dengan
pengiriman produk atau jasa pada pelanggan.
Kegiatan ini lebih mudah diukur kejadiannya yang
rutin dan terulang.
3. Layanan Purna Jual
Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan
manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah
membeli produk-produknya dalam bentuk layanan
pasca transaksi.
56
LayaniPelanggan
GAMBAR 3.5MODEL RANTAI NILAI GENERIK
Proses Layanan Proses InovasiProses Operasi Purna Jual
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A, 2000, hal 84.
Pada PDAM Kota Makassar proses operasi didasarkan
pada Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yaitu tentang
Kinerja Operasional Perusahaan Daerah Air Minum, dimana
proses operasi dilihat dari 10 indikator yaitu : cakupan
pelayanan, kualitas air distribusi, kontinuitas air,
produktivitas pemanfaatan instalasi produksi, tingkat
kehilangan air, peneraan meter air, kecepatan
penyambungan baru, kemampuan penanganan pengaduan,
kemudahan pelayanan, dan rasio karyawan per seribu
pelanggan.
3.3.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
57
KebutuhanPelangganDiidentifi
kasiKenali Pasar
LuncurkanProduk/Jasa
Bangun Produk/Jasa
KebutuhanPelangganTerpuaska
n
Ciptakan Produk/Jasa
KebutuhanPelangganDiidentifi
kasi
Fokus pada perspektif ini adalah menyediakan
infrastruktur yang memungkinkan tujuan dari tiga
perspektif lainnya dapat tercapai. Perspektif ini
memberikan penilaian yang merupakan pemicu kompetisi
personal, prasarana sistem informasi, suasana lingkungan
kerja yang diperlukan untuk mewujudkan target finansial,
dan proses internal bisnis.
Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari
faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur
organisasi. Perspektif ini menekankan pada bagaimana
perusahaan dapat berinovasi dan terus tumbuh berkembang
agar dapat bersaing dimasa sekarang dan kelak. Karena itu
sumber daya dituntut untuk produktif dan terus belajar,
agar mampu berinovasi dan mengembangkan produknya.
Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai
dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan
individu dan organisasi, dimana perspektif ini merupakan
pondasi atau dasar organisasi.
58
Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk
mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar (learning
organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya. Kaplan
dan Norton (2000:110) membagi tolak ukur perspektif ini
dalam tiga prinsip yaitu :
1. Kapabilitas Pekerja (Employee Capabilities)
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih lanjut
dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan
evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat
memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam
pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus
berkaitan secara spesifik dengan kemampuan pegawai
yaitu; apakah perusahaan telah mencanangkan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang
dimiliki. Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia
ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan
balanced scorecard :
a. Tingkat Kepuasan Karyawan
59
Kepuasan karyawan merupakan suatu kondisi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan
kepada konsumen dan kecepatan bereaksi. Kepuasan
karyawan menjadi hal yang penting khususnya bagi
perusahaan jasa.
b. Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)
Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk
terus berada dalam organisasinya. Perusahaan yang
telah melakukan investasi dalam sumber daya manusia
akan sia-sia apabila tidak mempertahankan
karyawannya untuk terus berada dalam perusahaan.
c. Produktivitas Karyawan
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-
rata dari peningkatan keahlian dan semangat inovasi,
perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan
pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output
yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah
keseluruhan pekerja.
60
2. Kapabilitas Sistem Informasi (Information Systems Capabilities)
Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup
untuk menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran
dan pertumbuhan apabila mereka tidak memiliki
informasi yang memadai, cepat, tepat waktu, serta
akurat sebagai umpan balik. Oleh karena itu karyawan
membutuhkan suatu system informasi yang mempunyai
kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Kepuasan Kerja, Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu
diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja yang handal.
Prosedur dan perbaikan rutinitas harus diteruskan
karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang
berlimpah tidak akan memberikan kontribusi pada
keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi
untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau
apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk
mengambil keputusan atau bertindak.
61
GAMBAR 3.6KERANGKA KERJA UKURAN PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Ukuran Inti
Faktor yang Mempengaruhi
62
RetensiPekerja
Hasil
Kepuasan Pekerja
Produktivitas
Pekerja
Infrastruktur
Kompetensi Staf
IklimUntuk
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A, 2000, hal 112.
3.4. Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran
kinerja manajemen atau sistem manajemen strategis, yang
diturunkan dari visi dan strategi dan merefleksikan aspek-
aspek terpenting dalam suatu bisnis. Tujuan dan ukurannya
memandang kinerja empat perspektif, yaitu: finansial,
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Menurut Siti Mirhani (2001:1), pengembangan balanced
scorecard meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan, dimana suatu organisasi harus
menentukan dan mendefinisikan unit bisnis yang sesuai
dengan unit balanced scorecard system yang akan
dikembangkan biasanya unit bisnis yang memiliki
sendiri konsumen, saluran distribusi, fasilitas
produksi dan tolok ukur keuangan sendiri.
63
2. Penentuan dan pengembangan visi, misi dan
strategi perusahaan. Visi perusahaan ialah kemampuan
atau daya perusahaan untuk melihat atau
mengimajinasikan dirinya sendiri dimasa depan. Misi
perusahaan artinya tugas khusus yang akan diemban
oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga
memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap
aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan strategi perusahaan
didefinisikan sebagai apa yang sedang dan akan
dikerjakan organisasi.
3. Memformulasikan balanced scorecard dimana dapat
mengintegrasikan tolok ukur keuangan sebagai satu
kesatuan tolok ukur kinerja
4. Mengimplementasikan balanced scorecard dengan cara
mengintegrasikannya kedalam filosofi manajemen dan
budaya perusahaan, mengkomunikasikannya kepada
karyawan dan mengembangkan sistem informasi yang
mendukung pengukuran kinerja menurut balanced scorecard
64
system serta mengimplementasikan balanced scorecard
kedalam aktivitas-aktivitas perusahaan sehari-hari.
5. Mengevaluasi balanced scorecard pada setiap akhir
suatu periode yang telah ditetapkan sebagai saat
evaluasi misalnya bulanan, semesteran atau tahunan
dan mendiskusikannya kepada seluruh jenjang manajemen
sebagai bagian dari penetapan tujuan strategi
perusahaan dan proses alokasi sumber daya.
Keempat perspektif balanced scorecard yang komprehensif,
koheren, seimbang, dan terukur sangat bermanfaat bagi para
pemakainya terutama perusahaan karena dapat
mengidentifikasi feedback (umpan-balik) yang membantu
manajer dalam mengidentifikasi masalah yang timbul,
membantu untuk mencari pemecahannya sekaligus sebagai
pembelajaran strategis untuk peningkatan terus-menerus di
masa yang akan datang. Balanced Scorecard menekankan bahwa
pengukuran keuangan dan non keuangan harus merupakan bagian
dari informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan
bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam balanced
65
scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran
keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan
hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan
misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi
tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran
yang lebih nyata.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:9), perusahaan yang
inovatif menggunakan balanced scorecard sebagai sistem
manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka
panjang, dimana fokus pengukuran scorecard menghasilkan
berbagai proses manajemen penting yaitu:
a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
Proses ini adalah klarifikasi visi dan strategi
bersama yang hendak dicapai oleh seluruh organisasi
yang merupakan titik tolak atau referensi bagi
keseluruhan proses manajemen dalam menerjemahkan
berbagai konsep yang rumit dan sering kali samar-
samar ke dalam suatu bentuk yang lebih pasti yang
66
dapat memperoleh konsensius dari para eksekutif
senior.
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan
dan ukuran strategis.
Proses ini merupakan proses untuk memobilisasi semua
individu untuk bertindak menuju tercapainya tujuan
perusahaan dimana pendidikan dan komunikasi yang
terbuka tentang strategi adalah basis bagi
pemberdayaan. Penekanan hubungan sebab dan akibat
dalam membentuk scorecard memperkenalkan pemikiran
sistem yang dinamis yang seluruh sasarannya harus
selaras dari manajemen tingkat atas sampai individu
paling bawah.
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan
menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
Proses ini mendefenisikan tujuan kinerja spesifik dan
kuantitatif bagi organisasi pada seperangkat hasil
dan faktor pendorong (driver) kinerja yang seimbang.
67
Contoh penerapanya pada aspek keuangan sebagai
berikut: stretch targets dibuat dan disetujui, kemudian
inisiatif strategis secara jelas diidentifikasikan,
selanjutnya investasi ditentukan oleh strategi, dan
anggaran tahunan dihubungkan ke perencanaan jangka
panjang.
d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran
strategis.
Proses ini menyertakan balanced scorecard dalam suatu
kerangka kinerja pembelajaran strategik bagi
perusahaan pada tingkat eksekutif. Tahap ini
memungkinkan manejer memantau dan menyesuaikan
pelaksanaan satrategik dan jika perlu membuat
perubahan-perubahan mendasar terhadap strategi itu
sendiri. Penerapan umpan balik digunakan untuk
menguji hipotesis dimana strategi didasarkan,
kemudian dibentuk tim problem solving, yang selanjutnya
pengembangan strategi dilakukan secara
berkesinambungan.
68
GAMBAR 3.7BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU KERANGKA KERJA TINDAKAN
STRATEGIS
Sumber: Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard; Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,terjemahan : Peter R.Yosi Pasla, M.B.A , 2000, hal 11.
3.5. Proses Penyusunan dan Penerapan Balanced Scorecard
3.5.1. Proses Penyusunan Balanced Scorecard
Bangunan balanced scorecard dimulai dari visi
perusahaan. Visi di sini adalah situasi masa depan
69
perusahaan yang diinginkan. Kemudian visi ini diuraikan
dalam perspektif-perspektif pengukuran. Pada masing-
masing perspektif tersebut ditetapkan tujuan-tujuan
strategis yang lebih spesifik yang merupakan penjabaran
dari visi perusahaan. Atas dasar tujuan strategis ini,
perusahaan kemudian menetapkan faktor-faktor keberhasilan
kritikal agar visi perusahaan bisa diwujudkan. Setelah
penetapan faktor-faktor keberhasilan kritikal ini,
kemudian ditentukan ukuran-ukuran strategis yang
mencerminkan strategi perusahaan. Terakhir, perusahaan
menyiapkan langkah-langkah spesifik yang akan dilakukan
pada masa mendatang agar tercapai tujuan-tujuan strategis
yang merupakan syarat bagi pencapaian misi perusahaan.
GAMBAR 3.8IKHTISAR BAGAIMANA BALANCED SCORECARD DIKEMBANGKAN
VisiApa visi kami mendatang?
Perspektif
Tujuan Strategis
70
Jika visi kami sukses, bagaimana kamiakan berbeda?
Faktor-faktor Keberhasilan kritikal
Faktor-faktor sukses kritis apakahuntuk mencapai tujuan strategik kami?
Tolak Ukur StrategisPengukuran kritis apakah yang dapatmemberi kami petunjuk strategis?
Langkah-langkah ke depanLangkah-langkah apa yang akanditempuh kedepan supaya berhasil?
Sumber : Suhendra. Evaluasi Atas Penerapan Balanced Scorecard Sebagai SistemPengukuran Kinerja Perusahaan: Studi Kasus PT X. 2004. Kajian Ekonomi danKeuangan, Vol 8, No. 2, Hal 88.
Menurut Sony Yuwono, dkk. (2006:83) langkah-langkah
penyusunan balanced scorecard adalah sebagai berikut:
1.Membangun konsensius tentang pentingnya perubahan
manajemen.
2.Pembentukan tim proyek balanced scorecard.
3.Mendefenisikan industri, menjelaskan perkembangan
dan peran perusahaan.
4.Menentukan unit atau strategic business unit (SBU).
5.Mengevaluasi sitem pengukuran yang ada.
6.Merumuskan/mengkonfirmasikan visi perusahaan.
71
7.Merumuskan perspektif.
8.Merinci visi berdasarkan masing-masing perspektif
dan merumuskan seluruh tujuan strategis.
9.Identifikasi faktor-faktor penting bagi
kesuksesan.
10.Mengembangkan tolak ukur, identifikasi sebab dan
akibat, dan menyusun keseimbangan.
11.Mengembangkan top-level scorecard.
12.Rincian scorecard dan tolak ukur oleh unit
organisasi.
13.Merumuskan tujuan-tujuan.
14.Mengembangkan rencana tindakan.
15.Implementasi scorecard.
Dorongan untuk menyusun sebuah balanced scorecard
menurut Maman Suhendra (2004:87) dapat timbul dari
kebutuhan untuk:
a. Mengklarifikasi dan memperoleh konsensus
tentang visi dan strategi.
b. Membangun sebuah tim manajemen.
72
c. Mengkomunikasikan strategi.
d. Mengaitkan imbalan dengan pencapaian
tujuan strategis.
e. Menentukan target strategis.
f. Menyelaraskan sumber daya dengan inisiatif
strategis.
g. Mempertahankan investasi di dalam aktiva
intelektual dan tidak berwujud.
h. Menyediakan dasar bagi pembelajaran
strategis.
3.5.2. Proses Penerapan Balanced Scorecard
Tahap ini membutuhkan pengembangan sistem dan IT
(Information Technology) untuk mengimbangi perubahan
lingkungan bisnis yang terus terjadi. Pengendalian
strategis mengantarkan organisasi untuk terus belajar
menyempurnakan ukuran-ukuran agar selalu merefleksikan
strategi perusahaan. Proses penerapan ini dapat dilihat
secara ringkas pada gambar berikut:
GAMBAR 3.9
73
PROSES PENERAPAN BALANCED SCORECARD
Sumber : Suhendra. Evaluasi Atas Penerapan Balanced Scorecard Sebagai SistemPengukuran Kinerja Perusahaan: Studi Kasus PT X. 2004. Kajian Ekonomi danKeuangan, Vol 8, No. 2, Hal 88.Model balanced scorecard hanya memberikan perusahaan
sebuah struktur yang menyatakan visi dan strategi
perusahaan ke dalam sasaran dan ukuran yang nyata.
Perusahaan masih menghadapi tantangan untuk membangun
sebuah sistem serta prosedur yang mampu mengumpulkan
informasi sekaligus mengkomunikasikannya kepada karyawan
dan pihak-pihak yang memerlukan.
Banyak perusahaan yang telah mengklaim bahwa mereka
telah menerapkan balanced scorecard karena telah menggunakan
74
PembelajaranOrganisasi
SistemPengendalianManajemen
Sistem danTeknologiInformasi
PengembanganStrategi
campuran ukuran keuangan dan nonkeuangan. Padahal pada
kenyataannya mereka baru menggunakan ukuran yang lebih
seimbang dibandingkan dengan perusahaan yang hanya
menggunakan ukuran finansial semata-mata dalam mengukur
kinerjanya. Hal ini dikarenakan mereka menggunakan ukuran
yang sifatnya tidak mendukung strategi perusahaan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan
penerapan balanced scorecard menurut Sony Yuwono, dkk.
(2006:126) adalah sebagai berikut:
1. Memandang bahwa balanced scorecard merupakan suatu
pendekatan yang berdiri sendiri, yang berbeda
dengan pendekatan lain (eksklusif).
2. Kekeliruan dalam menentukan variabel dan tolak
ukur balanced scorecard yang tidak sejalan dengan
ekspektasi stakeholder, terutama non-owners stakeholders
(selain pemegang saham, seperti: karyawan,
pelanggan, pemasok, masyarakat, dan bahkan juga
generasi mendatang).
75
3. Improvement goals (tujuan-tujuan pengembangan
manajerial dan bisnis) dalam perusahaan tidak
didasarkan pada kebutuhan stakeholders.
4. Tidak ada sistem yang dapat diandalkan yang dapat
merinci sasaran-sasaran pada tingkat manajemen
puncak hingga level di bawahnya secara efektif,
yang pada dasarnya merupakan alat aktualisasi
strategi dan pengembangan bisnis.
5. Karyawan (employess) kurang mempunyai rasa
memiliki terhadap perusahaan dimana penerapan
balanced scorecard membutuhkan peran serta seluruh
individu dalam seluruh lini organisasi.
Balanced Scorecard yang baik mampu merefleksikan
strategi perusahaan. Cara yang paling tepat untuk untuk
mengujinya adalah apakah kita bisa memahami strategi
perusahaan dengan hanya melihat scorecard tersebut. Strategy
scorecard menyediakan cara yang logis serta komprehensif
untuk menjelaskan strategi perusahaan. Scorecard ini dengan
jelas mengkomunikasikan keluaran yang diinginkan
76
perusahaan sekaligus hipotesis mengenai bagaimana
keluaran tersebut dapat dicapai.
Keadaan yang menunjukkan penerapan balanced scorecard
yang berhasil (Suhendra, 2004:90) sebagai berikut:
a. Dukungan dan partisipasi.
b. Adanya prioritas.
c. Komposisi project group dan cakupan project.
d. Mendasarkan scorecard pada strategi
perusahaan.
e. Berbagai tolak ukur yang didefenisikan
secara jelas dan konsisten.
f. Keseimbangan dan hubungan sebab akibat
antara berbgai tolak ukur.
g. Hubungan dengan sistem pengendalian yang
ada.
h. Menyakinkan kemungkinan dikerjakannya
tolak ukur dan pengukuran.
i. Adanya teknologi informasi berbasis
persentase dan sistem pendukung.
77
j. Pelatihan dan informasi.
k. Pengembangan dan pembelajaran organisasi.
l. Menindak lanjuti konsep.
3.6. Balanced Scorecard Dalam Sektor Publik
Pengukuran kinerja yang telah dilaksanakan oleh PDAM
Kota Makassar sejalan dengan balanced scorecard walaupun aspek-
aspek penilaian kinerjanya berbada, namun indikator-
indikator yang dimuat dalam aspek penilaian kinerja PDAM
dapat mewakili indikator kinerja dalam keempat perspektif
balanced scorecard. Walaupun perusahaan daerah juga berfokus
pada laba tetapi perusahaan ini masih tetap dapat
dikategorikan dalam sektor publik karena merupakan salah
satu bagian dari instansi pemerintah yang juga berfokus
kesejahtraan masyarakat.
Menurut Gaspersz (2005:210), penerapan balanced scorecard
organisasi pemerintah memerlukan beberapa penyesuaian,
karena :
78
1. Fokus utama sektor publik adalah masyarakat dan
kelompok-kelompok tertentu, sedangkan fokus utama
sektor bisnis adalah pelanggan dan pemegang saham.
2. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan
maksimalisasi hasil-hasil finansial, tetapi
keseimbangan finansial (anggaran) melalui pelayanan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakehokders)
sesuai dengan visi dan misi organisasi pemerintah.
3. Mendefenisikan ukuran dan target dalam perspektif
customer/stakehoklder membutuhkan pandangan dan
kepedulian yang tinggi sebagai konsekuensi dari
peran kepengurusan organisasi pemerintah, dan
membutuhkan defenisi yang jelas serta hasil
strategis yang diinginkan.
Konsep manajemen pemerintah berfokus pada pada
masyarakat membutuhkan pardigma baru serta menghilangkan
paradigma lama yang masih banyak dianut oleh aparatur
pemerintah. Menurut Gaspersz (2005:205) perbedaannya
adalah:
79
TABEL 3.1PERBEDAAN PARADIGMA LAMA DENGAN PARADIGMA BARU PADA KONSEP
MANAJEMEN PEMERINTAH
Paradigma Baru Paradigma Lama
Pemerintah harus bekerjasamadengan elemen-elemen utamadalam masyarakat untukmenentukan visi, misi, dantujuan bersama untukmeningkatkan kesejahtraanmasyarakat, yang kemudiandilaksanakan oleh masyarakatdengan pengarah danpembimbing pemerintah.
Pemerintah harusmemberdayakan masyarakatuntuk mengambil alihtanggung jawab, misalnya:keamanan dan kebersihanlingkungan.
Pemerintah harusmenumbuhkembangkan semangatkompetensi yang sehat disegala kehidupan.
Pemerintahmenumbuhkembangkankreativitas aparatbawahannya dengan tetapmelakukan pengarahan danbimbingan untuk menujutujuan bersama meningkatkankesejahtraan masyarakat.
Pemerintah membuat semuakebijakan dan melaksanakansendiri sesuai dengtankeinginannya.
Pemerintah terus-menerusmelayani masyarakat dalamsegala hal dan urusan.
Pemerintah tidakmenumbuhkembangkan semangatkompetensi yang sehat.
Pemerintah menerbitkansegala bentuk petunjukpelaksanaan dan petunjukteknis secara ketat dankaku kepada aparatbawahannya.
Pemerintah hanyaberorientasi padapelaksanaan proyek-proyek
80
Pemerintah harusberorientasi pada manfaatproyek pembangunan untukmencapai tujuan bersamameningkatkan kesejahtraanmasyarakat (benefit oriented).Tabel 3.1. LanjutanPemerintah harusberorientasi pada kepuasanmasyarakat.
Pemerintah harus kreatifuntuk mencari danapembangunan melaluikerjasama yang salingmenguntungkan denganberbagai pihak yangpotensial dalam masyarakat.
Pemerintah harus memilikidaya antisipasi dan proaktifuntuk mencegah masalah-masalah potensial yangdiperkirakan akan munculdengan pembangun komunikasidan interaksi aktif denganberbagai elemen pentingdalam masyarakat.
Pemerintah harus menerapkanindikator pengukuran dantarget kinerja yang berfokuspada kepuasan masyarakatyang secara transparan dapatdievaluasi oleh semua pihakyang berkepentingan.
pembangunan tanpamemikirkan menfaatnya bagimasyarakat (cost or budgetoriented).
Pemerintah hanyaberorientasi pada kepuasandiri sendiri atau kepuasanbirokrat.
Pemerintah tidak kreatifmencari dana pembangunan,hanya mengharapkan danadari anggaran yangdiperoleh, kemudianmembelanjakannya denganboros.
Pemerintah bersikapreaktif, hanya untukmenyelesaikan masalah-masalah yang telah muncul.
Pemerintah tidak memilikiindikator pengukuran targetkinerja kepuasan masyarakatyang jelas, sehingga sulituntuk menentukanefektivitas dan efesiensipemerintah.
Pemerintah hanyaberorientasi pola kerja
81
Pemerintah harusberorientasi pola kerjasamadan partisipasi aktif denganmembentuk dan mengembangkankelompok-kelompokpengendalian kualitaspelayanan publik.
berhirarki ketat, hubunganatasan bawahan yang kakuserta birokrasi yang tidakefesien.
Sumber : Gaspersz, Sistem manajemen Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan SixSigma Untuk Organiasasi Bisnis Dan Pemerintah, 2005, hal 205.
Menurut Gaspersz (2005:207) terdapat perbadaan
perspektif balanced scorecard yang diteapkan pada sektor
swasta dan sektor pemerintah yaitu :
TABEL 3.2PERBADAAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA SEKTOR SWASTA
DAN PEMERINTAH
Perspektif Sektor Swasta(private sector)
Sektor Pemerintah(public sector)
Keuangan(Finansial)
Bagaimana kita melihat/memandang danmemberikan nilai kepada pemegang saham.
Bagaimana kita melihat/memandang danmemberikan nilai kepada masyarakat danatau pembayar pajak.
82
Palanggan
PembelajaranDanPertumbuhan
Proses danProduk
Bagaimana pelanggan melihat atau memandang dan mengevaluasi kinerja kami.
Dapatkah kita melanjutkan untuk meningkatkan dan menciptakan nilai kepada pelanggan, pemegang saham, karyawan, manajemen serta organisasi.
Apa yang harus diunggulkan dari proses dan produk kami.
Bagaimana orang-orangyang menggunakan jasa/pelayanan publikmelihat atau memandang dan mengevaluasi kinerja kami.
Dapatkah kita melanjutkan untuk meningkatkan dan menciptakan nilai kepada masyarakat atau pembayar pajak, aparatur dan pejabat pemerintah, organisasi pemerintahan, dan pihak-pihak lain yangberkepentingan.
Apakah program-program pembangunan yang dilaksanakan telah memberikan hasil-hasil sesuai dengan yang diinginkan/diharapkan.
Sumber : Gaspersz, Sistem manajemen Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan SixSigma Untuk Organiasasi Bisnis Dan Pemerintah , 2005, hal 207.
Awalnya penerapan balanced scorecard mungkin akan
berjalan sulit dengan melihat paradigma lama yang telah
membudaya di sektor publik, namun jika hal tersebut
83
diimplementasikan secara profesional dan kerjasama yang
baik maka pasti akan berjalan dengan baik.
3.7. Manfaat Balanced Scorecard Bagi Perusahaan
Menurut Kaplan dan Norton (2000:17) manfaat dari
pengukuran kinerja dengan balanced scorecard yaitu:
1. Mengklarifikasikan dan menghasilkan konsensius
mengenai strategi.
2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan
pribadi dengan strategi perusahaan.
4. Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan
sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan.
5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis.
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara
periodik dan sistematis.
7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk
mempelajari dan memperbaiki strategi.
84
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Singkat
Dinamika perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Makassar (PDAM KM) terus menerus mengalami perkembangan
melalui lintas sejarah yang cukup panjang, yang berawal
pada tahun 1924 dengan dibangunya Instalasi Pengelolahan
Air (IPA) I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda dengan
nama Waterleidjding Bedrijf yang kapasitas produksinya
terpasang 50 liter per detik. Kemudian pada zaman
85
pendudukan Jepang pada tahun 1937 ditingkatkan manjadi 100
liter perdetik. Air baku diambil dari sungai Jeneberang
yang terletak di sebelah selatan pusat kota, dipompa
melalui saluran tertutup ke instalasi Ratulangi.
Pada tahun 1974 nama perusahaan ini dinamakan Dinas
Air Minum Kota Madya Ujung Pandang, seiring dengan usianya
IPA I Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan
kapasitas produksi.
Pada tahun 1976 terjadi perubahan status dari Dinas
Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum Kodya Ujung Pandang,
sesuai dengan Perda No. 21/P/II/1976, dimana kapasitas
produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 liter per detik
disebabkan karena usia.
Pada tahun 1977 dibangun Instalasi II Panaikang dengan
kapasitas tahap pertama 500 liter per detik. Sumber air
baku diambil dari Bendungan Lekopancing sungai Maros sejauh
29, 6 Km dari kota Makassar.
Pada tahun 1983 melalui paket pembangunan Perum
Perumnas dibangun Instalasi II Antang dengan kapasitas awal
86
20 liter per detik. Kemudian tahun 1989 IPA Panaikang
ditingkatkan menjadi 1000 liter perdetik.
Pada tahun 1992 dibangun lagi IPA Antang II, dengan
demikian total kapasitas IPA Antang menjadi 40 liter per
detik dari dua IPA. Tahun 1993 lewat paket bantuan hibah
pemerintah pusat, dibangun lagi Instalasi IV, kapasitas
terpasang 200 liter per detik di Maccini Sombala dengan
sumber aur baku dari sungai Jeneberang.
Penambahan kapasitas produksi rupanya belum mampu
mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, pemukiman dan
industri sehingga melalui Proyek Pengembangan Sistem
Penyedian Air Bersih Kotamadya Ujung Pandang pada tahun
2000 dibangun Instalasi V Somba Opu dengan kapasitas 1000
liter per detik di Kabupaten Gowa dengan sumber air baku
dari Dam Bili-bili sejauh 16 Km yang diresmikan oleh
Presiden RI, Ibu Megawati Soekarno Putri.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususunya wilayah
pelayanan Antang dimana pelanggannya terus bertambah, maka
pada tahun 2003 PDAM Kota Makassar menambah kapasitas
87
produksi IPA Antang dari 40 liter perdetik menjadi 90 liter
per detik. Melalui pembangunan IPA Antang III. Dengan
demikian produksi air bersih PDAM Kota Makassar menjadi
2.340 liter per detik.
PDAM Kota Makassar sampai saat ini telah menjangkau
842.654 jiwa penduduk dari 1.160.011 jiwa total penduduk
kota Makassar atau 70,38 %. Luas wilayah distribusi telah
mencapai radius 12,37 Ha, ini berarti bahwa pelayanan air
bersih PDAM Kota Makassar telah menjangkau 70,38 % dari
luas wilayah kota Makassar yang mempunyai luas 17.577 Ha
(175,77 Km2 ). Sistem distribusi air bersih dilakukan
dengan pemompaan. Hingga tahun 2007 PDAM terus menjalankan
operasinya melayani kebutuhan penduduk kota Makassar akan
air bersih.
Tabel 4.1Instalasi Pengolahan Air (IPA)
NO INSTALASI PENGOLAHAN AIR KAPASITAS PRODUKSI
1 Instalasi I Ratulangi 50 liter per detik2 Instalasi II Panaikang 1000 liter per detik
3 Instalasi III Antang 90 liter per detik
4 Instalasi IV Maccini 200 liter per detik
88
Sombala5 Instalasi V Somba Opu 1000 liter per detik
Total 2.340 liter perdetik
Sumber : PDAM Kota Makassar
4.2. Profil PDAM Kota Makassar
Peruasahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar
memiliki 12 kantor unit pelayanan yaitu:
1. Kantor Unit Pelayanan Ujung Pandang.
2. Kantor Unit Pelayanan Wajo.
3. Kantor Unit Pelayanan Panakukang.
4. Kantor Unit Pelayanan Rappocini.
5. Kantor Unit Pelayanan Tamalanrea.
6. Kantor Unit Pelayanan Mariso.
7. Kantor Unit Pelayanan Mamajang.
8. Kantor Unit Pelayanan Bontoala.
9. Kantor Unit Pelayanan Manggala.
10. Kantor Unit Pelayanan Tamalate.
11. Kantor Unit Pelayanan Kima.
12. Kantor Unit Pelayanan Biringkanaya.
89
PDAM Kota Makassar adalah satu-satunya badan usaha
milik daerah Kota Makassar yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Unit Pelayanan PDAM Kota Makassar dibagi kedalam
beberapa tipe dimana penentuan jenis tipe dilihat dari
banyaknya pelanggan, yaitu :
a. Kategori tipe A mempunyai jumlah pelanggan
minimal 10.000
b. Kategori tipe B mempunyai jumlah pelanggan
minimal 5.000
c. Kategori tipe C mempunyai jumlah pelanggan
dibawah 5.000
Setiap unit pelayanan dipimpin oleh seorang kepala
unit dan dibantu oleh tiga kepala urusan (KAUR) yakni
kepala urusan administrasi dan keuangan, kepala urusan
hubungan langganan, dan serta kepala urusan teknik
operasional.Sesuai dengan motto PDAM Kota Makassar yaitu
“Commited to serve you better”, yaitu komitmen kami melayani anda
90
lebih baik, maka setiap unit berkomitmen untuk selalu
berusaha dan siap memberikan pelayanan yang terbaik.
4.3. Visi dan Misi
PDAM mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman
setiap gerak dan langkah organisasi sebagai berikut :
1. Visi PDAM
Menjadi salah satu perusahaan daerah air minum
terkemuka di Indonesia yang memiliki daya saing
global.
2. Misi PDAM
a. Memberikan pelayanan air minum yang terbaik bagi
masyarakat.
b. Menunjang pembangunan dan pelayanan perkotaan.
c. Mewujudkan profesionalisme pengelolaan
perusahaan.
4.4. Struktur Organisasi Perusahaan
91
Secara umum dapat dikemukakan bahwa organisasi adalah
suatu sistem hirarki dan satuan administrasi dan
operasional dari perusahaan. Dalam suatu perusahaan,
struktur organisasi memgang peranan penting bagi
kelangsungan organisasi perusahaan karena hal ini
menyangkut tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap
individu yang ada di dalmnya.
Struktur organisasi yang baik akan sangat mendukung
suksesnya sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan dan
asaran yang ditargetkan oleh perusahan tersebut karena
didalamnya terdapat hubungan kerjasama yang baik terhadap
para karyawan yang ada dalam perusahaan. Untuk memelihat
hubungan kerjasamanya maka diperlukan adanya pembangian
tugas atau job description yang jelas sehingga antara satu
pekerjaan dengan pekerjaan lainya tidak saling tumpang
tindih atau tidak asanya monopoli pada satu bagian. Oleh
karena itu, suatu perusahaan hendaknya membuat suatu
struktur organisasi yang akan menggambarkan hubungan kerja,
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
92
demikian akan terjadi rasa tanggung jawab terhadap setiap
pekerjaan yang diberikan karywan sesuai dengan profesinya.
Dengan adanya struktur organisasi yang baik akan
mendorong tercapainya tujuan perusahaan dengan sebaik-
baiknya, karena organisasi merupakan suatu kelopok orang-
orang yang mau bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan
yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, maka
Perusahaan Daerah Air Minum kota Makassar menyususn suatu
struktur organisasi dengan tujuan untuk memperjelas tugas
dan tanggunng jawab para karywannya. Selain itu, struktur
organisasi menunjang tercapainya sasaran yang telah
ditetapkan secara efektif dan efesien.
Susunan organisasi PDAM Kota Makassar sesuai dengan
Peraturan Walikota Makassar Nomor : 116 Tahun 2006, tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Makassar, terdiri dari :
1. Badan Pengawas.
2. Direksi, terdiri atas:
a. Direktur Utama.
93
b. Direktur Umum.
c. Direktur Keuangan.
d. Direktur Teknik.
3. Direktur Umum, terdiri atas:
1) Bagian Personalia, terdiri atas:
a) Seksi Kepegawaian.
b) Seksi Pengembangan SDM.
c) Seksi Pengamanan.
2) Bagian Logistik, terdiri atas:
a) Seksi Pengadaan.
b) Seksi Gudang.
c) Seksi Aset.
3) Bagian Tata Usaha dan Kepelangganan,
terdiri atas:
a) Seksi Sekretariat & Hukum.
b) Seksi Pelayanan Pelanggan.
c) Seksi Humas.
4. Direktur Keuangan, terdiri atas:
1) Bagian Perbendaharaan, terdiri atas:
94
a) Seksi Penagihan.
b) Seksi Kas.
2) Bagian Anggaran, terdiri atas:
a) Seksi Akuntansi.
b) Seksi Perencanaan Keuangan.
5. Direktur Teknik, terdiri atas:
1) Bagian Produksi, terdiri atas:
a) Seksi Instalasi II & III;
1. Urusan Laboratorium / Pengolahan IPA II.
2. Urusan Laboratorium / Pengolahan IPA III.
3. Urusan Maintenance IPA II.
4. Urusan Maintenance IPA III.
b) Seksi Instalasi I, IV & V;
1. Urusan Laboratorium / Pengolahan IPA I.
2. Urusan Laboratorium / Pengolahan IPA IV.
3. Urusan Laboratorium / Pengolahan IPA V.
4. Urusan Maintenance IPA I.
5. Urusan Maintenance IPA IV.
95
6. Urusan Maintenance IPA V.
c) Seksi Laboratorium;
d) Seksi Air Baku & Intake.
2) Bagian Pengendalian Kehilangan Air, terdiri atas:
a) Seksi Meter.
b) Seksi Distribusi.
c) Seksi Kebocoran.
d) Seksi Pemeliharaan & Booster.
3) Bagian Perencanaan, terdiri atas:
a) Seksi Konstruksi & Jaringan.
b) Seksi Dokumentasi & Pemetaan.
c) Seksi Pengawasan Teknik.
6. Satuan Pengawas Internal (SPI)
a. Pemeriksaan Operasional.
b. Pemeriksaan Umum & Keuangan.
7. Penelitian & Pengembangan (Litbang)
a. Pengelolaan Evaluasi Data & Pelaporan.
96
b. Pengelolaan Pengembangan.
c. Pengelolaan Pengolahan Data Elektronik.
8. Unit Pelayanan
a. Urusan Administrasi & Keuangan;
b. Urusan Teknik Operasional;
c. Urusan Kepelangganan.
Struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
kota Makassar dapat dilihat pada ganbar berikut ini :
97
98
W ALIKO TA
D IR EK TURU TA M A
BA D A N PEN G A W A S
D IREKTU RTEKN IK
D IREKTU RKEU AN G AN
D IREKTU RU M U M
B A G IA NP R O DU K S I
B AG IAN A N G GA R A N
B A G IA N P ER B EN D A -H A R A A N
B AG IA N P ER S O N A LIA
B AG IAN LO G IS TIK
K EP A LAS PI
K EP A LALITB A N G
B A G IA NP EN G EN D A LIA NK EH ILA N G A N A IR
B AG IAN TA TA U S AH A &
K EP ELA N G G A N A NB A G IA N
P ER ENC A N A A N
K A S IEP EN G AW A S ANO PER AS IO N A L
K A S IEP EN G AW A S AN U M U M & KU
K A S IEEV A LU A S I D A TA& P ELA P O R A N
K A S IEP EN G O LA H D A TA
ELEK TR O N IK
K A S IEP EN G EM B AN G A N
K A S IEINS TA LA SI II,III
K A S IEA IR BA K U& IN TA K E
K A S IEIN S TA LA S I I,IV ,V
K AS IE LAB O R A TO R IU M
K A S IEM ETER
K A S IED IS TR IB US I
K A S IEK EB O CO R A N
K AS IEP ER ENC A N A A N
K AS IED O K U M EN TA S I& PEM ETAA N
K AS IEP EN G A W AS A N
TEK N IK
K A S IEP EN A G IH A N
K AS IEK A S
K A S IEA K U N TA S I
K A S IEP ER EN C A NA A NK EU A N G A N
K A S IEP EN G EM B AN G A N
S DM
K A S IEK EP EG A W A IA N
K A S IEP EN G AM AN A N
K A S IEP EN G A D A AN
K A S IEG UD A N G
K A S IEA S ET
K A S IEH UM AS
K A S IES EK R ETA R IA T
& HU K U M
K A S IER UM A H TA N G G A
K A S IEP EM ELIH AR A A N
& B O OS TER
U N ITK IM A
U NITU JU N G
P AN D A N GU N IT
TA M ALA N REAU NIT
B IR IN G K AN A Y AU NIT
M A R IS OU NIT
TA M ALA TEU NIT
M A M A JA N GU NIT
B O N TO A LAU N ITW AJO
U N ITP AN A K U K A N G
U NITR A P P O C INI
U N ITB O N TO A LA
Uraian tugas dari struktur organisasi tersebut atl :
1. Badan Pengawas, bertugas :
a. Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para
anggota menurut bidang masing-masing untuk masa 12
(dua belas) bulan dan sesuai dengan tahun buku
Perusahaan.
b. Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali untuk membicarakan dan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya. Bila
diperlukan sewaktu-waktu mengadakan rapat untuk
menentukan keputusan mengenai hal-hal yang
mendesak.
99
c. Merumuskan kebijakan Perusahaan secara terarah
dalam bidang perencanaan modal/penggunaan dana,
pemanfaatan dan pengamanan air baku, meningkatkan
kapasitas produksi air, perluasan maupun
rehabilitasi jaringan transmisi dan distribusi air
minum sesuai program jangka pendek, menengah dan
panjang pemerintah sebagai dasar kebijakan
Walikota.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan
Pengawas bertanggung jawab kepada Walikota.
2. Direktur Utama, bertugas :
a. Merencanakan program perusahaan untuk
jangka pendek, menengah dan panjang, mengawasi dan
mengkoordinir kegiatan di bidang umum, bidang
keuangan dan bidang teknik untuk mencapai tujuan
perusahaan.
b. Merumuskan strategi perusahaan dan
menjalankan program kerja yang ditetapkan oleh
100
Badan Pengawas dalam melaksanakan operasi
perundang-undangan yang berlaku.
c. Memelihara suasana kerja yang baik dalam
organisasi dan berusaha mencapai efektifitas dan
produktivitas kerja, efisiensi keuangan dan
administrasi yang baik.
3. Direktur Umum, bertugas :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan di
bidang administrasi umum, kepegawaian,
kesekretariatan dan kepelangganan.
b. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber
pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan
perusahaan.
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pengadaan, pengelolaan aset dan perlengkapan
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Umum dibantu
oleh :
101
1) Bagian Personalia;
a) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
kegiatan pegawai pada Seksi Kepegawaian, Seksi
Pengembangan SDM serta Seksi Pengamanan.
b) Mengurus segala hal yang berhubungan dengan
kepegawaian.
c) Melaksanakan administrasi kepegawaian,
kesejahteraan pegawai dan pembinaan pegawai
dalam hal pengangkatan/pemberhentian,
mutasi/promosi.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Personalia
dibantu oleh: Seksi Kepegawaian, Seksi
Pengembangan SDM, dan Seksi Pengamanan.
2) Bagian Logistik;
a) Pelaksanaan tugas dari seksi pengadaan, seksi
gudang dan seksi aset.
b) Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi
penggunaan kendaraan dinas sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan.
102
c) Melaksanakan pengadaan/pembelian material dan
jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Logistik
dibantu oleh: Seksi Pengadaan, Seksi Gudang, dan
Seksi Aset.
3) Bagian Tata Usaha dan Kepelangganan;
a) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
pelaksanaan tugas dari seksi sekretariat &
hukum, seksi pelayanan pelanggan dan seksi
humas.
b) Mengkoordinasikan segala kegiatan yang
berhubungan dengan pelayanan pelanggan atau
calon pelanggan serta melaksanakan kegiatan
lain yang berkaitan dengan upaya pemeliharaan
hubungan antara perusahaan dengan masyarakat.
c) Mengkoordinir tugas dan fungsi pelayanan serta
pengelolaan data pelanggan.
103
Dalam melaksanakan tugas Bagian Tata Usaha
dan Kepelangganan dibantu oleh ;Seksi
Sekretariat & Hukum, Seksi Pelayanan
Pelanggan, dan Seksi Humas.
4. Direktur Keungan, bertugas :
a. Mengkoordinasikan Dan Mengendalikan Kegiatan Di
Bidang Keuangan.
b. Mengendalikan Pendapatan Hasil Penagihan Rekening
Air, Non Air Dan Pendapatan Lainnya.
c. Mengadakan Pengelolaan Keuangan Kas Masuk Dan Kas
Keluar Secara Baik.
d. Mengawasi Penyusunan Anggaran Belanja/Menetapkan
Besarnya Investasi, Menetapkan Kebijakan
Penggunaan Keuangan Agar Lebih Efektif Bersama
Dengan Direktur Lainnya.
e. Menyelenggarakan Pembukuan ”Up To Date” Dan
Membuat Laporan Keuangan Kepada Direktur Utama.
104
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Keungan
dibantu oleh :
1) Bagian Perbendaharaan;
a) Merencanakan, Mengkoordinir Dan Mengawasi
Pelaksanaan Tugas Dari Seksi Kas Dan Seksi
Penagihan.
b) Mengkoordinir Transaksi Penerimaan Dan
Pengeluaran Perusahaan Baik Melalui Bank
Maupun Melalui Kas Perusahaan.
c) Mengkoordinir Pemeriksaan Kas Setiap Saat Dan
Menutup Transaksi Setiap Bulan.
Dalam melaksanakan tugas Bagian
Perbendaharaan dibantu oleh: Seksi Kas dan Seksi
Penagihan.
2) Bagian Anggaran;
105
a) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
kegiatan dari seksi akuntansi dan seksi
perencanaan keuangan.
b) Membuat dan mengevaluasi laporan keuangan
secara berkala.
c) Mengkoordinir penyusunan rencana kerja
anggaran perusahaan (RKAP) dan RKAP perubahan
setiap tahun.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Anggaran
dibantu oleh: Seksi Akuntansi dan Seksi
Perencanaan Keuangan
5. Direktur Teknik, bertugas :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan di bidang produksi, pengendalian
kehilangan air dan perencanaan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemanfaatan air
baku, instalasi pengolahan air, sistem transmisi
106
dan distribusi serta mencari sumber air baku
lainnya.
c. Mengadakan koordinasi / kerjasama dengan direktur
umum dan direktur keuangan dalam mengatur,
mengawasi penyediaan fasilitas dan material yang
dibutuhkan untuk kelancaran operasional.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Teknik
dibantu oleh :
1) Bagian Produksi;
a) Merencanakan, mengkoordinir
Laboratorium, Instalasi Pengoperasian Air,
mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi
instalasi II & III; seksi instalasi I, IV & V;
seksi laboratorium serta seksi air baku dan
intake.
b) Melakukan pengendalian atas kualitas,
kuantitas dan kontinuitas produksi air minum
termasuk penyusunan rencana kebutuhan material
produksi.
107
c) Mengkoordinir dan melakukan kegiatan-
kegiatan produksi di bidang perencanan dan
peralatan.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Produksi
dibantu oleh: Seksi Instalasi II & III, Seksi
Instalasi I, IV & V, Seksi Laboratorium, dan
Seksi Air Baku dan Intake.
2) Bagian Pengendalian Kehilangan Air;
a) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
pelaksanaan tugas dari seksi meter, seksi
distribusi, seksi kebocoran, seksi
pemeliharaan dan booster.
b) Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan baca
meter, tera meter, segel meter, reparasi
meter, histori meter, pemasangan pelanggan,
penggantian meter, administrasi dan kebutuhan
material.
108
c) Mengkoordinir dan mengawasi pengaturan
suplai air, sistem pemasangan jaringan pipa
distribusi dan pendistribusiannya.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengendalian
Kehilangan Air dibantu oleh: Seksi Meter,
Seksi Distribusi, Seksi Kebocoran, Seksi
Pemeliharaan dan Booster.
3) Bagian Perencanaan;
a) Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan tugas dari seksi konstruksi &
jaringan, seksi dokumentasi & pemetaan serta
seksi pengawasan teknik.
b) Mengkoordinir perencanaan tentang bangunan
umum dan jaringan pipa serta perencanaan lain
yang berhubungan dengan perairminuman.
c) Menganalisa/mengusulkan kepada direksi
tentang rencana pemasangan jaringan pipa.
Dalam melaksanakan tugas Bagian Perencanaan
dibantu oleh: Seksi Konstruksi & Jaringan,
109
Seksi Dokumentasi & Pemetaan, dan Seksi
Pengawasan Teknik.
6. Satuan Pengawas Internal, bertugas :
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
pelaksanaan tugas dari pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan umum & keuangan.
b. Membantu direksi dalam pengawasan bidang umum dan
bidang teknik, sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan serta kegiatan lainnya.
c. Mengadakan pengawasan tertib manajemen perusahaan
terhadap penyelenggaraan tata kerja dan prosedur
dari setiap unit kerja.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Pengawas
Internal dibantu oleh:
1) Seksi Pemerisaan Operasional
a) Membantu Kepala Satuan Pengawas Intern dalam
bidang tugasnya.
b) Menyusun rencana pemeriksaan operasional dan
mengajukan rencana tersebut kepada Kepala
110
Satuan Pengawas Intern untuk mendapat
persetujuan.
c) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan
operasional sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
2) Seksi Pemeriksaan Umum dan Keuangan
a) Membantu Kepala Satuan Pengawas Intern dalam
bidang tugasnya
b) Menyusun rencana pemeriksaan bidang umum &
keuangan dan mengajukan rencana tersebut
kepada Kepala Satuan Pengawas Intern untuk
mendapat persetujuan
c) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan keuangan
perusahaan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku
7. Bagian Penelitian dan Pengembangan, bertugas :
a. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan tugas dari pengelola evaluasi data &
111
pelaporan, pengembangan dan pengolah data
elektronik.
b. Mengkoordinir penelitian untuk pengembangan
perusahaan.
c. Melakukan penelitian terhadap rencana pembangunan
daerah dalam rangka mengikut sertakan sarana
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian
Penelitian dan Pengembangan dibantu oleh :
1) Seksi Pengelolaan Evaluasi Data &
Pelaporan
a) Membantu Kepala Penelitian dan
Pengembangan dalam bidang tugasnya.
b) Mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi
dan menyajikan data yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
c) Menghimpun hasil studi dan peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan kegiatan
perairminuman.
112
2) Seksi Pengelolaan Pengembangan
a) Membantu Kepala Penelitian dan
Pengembangan dalam bidang tugasnya;
b) Melakukan survei pada instansi yang
terkait dengan pengembangan perusahaan;
c) Melakukan penelitian dan analisis
kegiatan untuk memperbaiki/meningkatkan sistem
pengembangan perusahaan;
3) Seksi Pengelola Pengolahan Data Elektronik.
a) Membantu Kepala Penelitian dan
Pengembangan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Melaksanakan operasional pengolahan
data program.
c) Meneliti, memproses dan membandingkan
data output dengan data masukan.
8. Unit Pelayanan, bertugas :
a. Unit pelayanan dikepalai oleh seorang
Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas dan
113
bertanggungjawab kepada Direktur Utama dengan
berkonsultasi dengan Direksi lainnya.
b. Unit pelayanan adalah unit pelaksana
lapangan seluruh kegiatan bersifat administratif,
operasional dan bertanggungjawab langsung kepada
Bagian penyedia kegiatan.
c. Melaksanakan tertib administrasi dengan
melakukan koordinasi pada bagian yang terkait.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit Pelayanan
dibantu oleh:
1) Urusan Administrasi dan Keuangan
a) Melaksanakan upaya pencapaian target
penjualan rekening air dalam wilayah kerjanya.
b) Melaksanakan sistem pengarsipan surat
menyurat dan laporan hasil pekerjaan.
c) Melaksanakan sistem administrasi barang
sesuai aturan perusahaan.
2) Urusan Teknik Operasional
114
a) Melaksanakan/mengawasi pemasangan
langganan baru dan memelihara jaringan pipa
pelayanan dalam wilayah kerja unit yang
bersangkutan.
b) Melakukan pengendalian suplai air dan
menanggulangi gangguan/ kerusakan terhadap
jaringan pipa pelayanan dan pipa dinas.
c) Melaksanakan pemasangan ganti meter dan
buka tutup pelanggan serta menanggulangi
kebocoran dalam wilayah kerja unit yang
bersangkutan.
3) Urusan Kepelangganan
a) Melaksanakan upaya pencapaian target
pemasangan baru dalam wilayah kerjanya.
b) Melaksanakan/mengawasi pelayanan
pemasangan langganan baru sesuai prosedur dan
aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
115
c) Melakukan survei lapangan untuk
pelayanan pemasangan langganan baru guna
percepatan pelayanan.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun pelayanan prima dan kinerja unggulan pada PDAM
Kota Makassar jika diterapkan pada balanced scorecard dilihat
pada gambar berikut:
GAMBAR 5.1PELAYANAN PRIMA DAN KINERJA UNGGUL PDAM KOTA MAKASSAR
BERDASARKAN BALANCED SCORECARD
116
Sistemyang baik
Citra
Penanganan
Sistem beroperasidengan baik
HarapanTerpenuhi
Efisiensi Biayabaik
PELAYANAN PRIM A DAN KINERJA UNG G UL
Rasio O perasibaik
baikPendapatan Air
Kom peten Kom itm en
G angguancepat
Perawatanbaik
PELAYANAN PRIM A DAN KINERJA UNGGUL
SDM
BISNIS INTERNAL
PELANG GAN
KEUANG AN
Sumber : PDAM Kota Makassar (Data Olahan)Pengukuran kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Makassar dengan metode balanced scorecard menggunakan empat
perpektif sebagai tolak ukurnya yaitu
5.1. Perspektif Keuangan
Penerapan balanced scorecard pada sektor publik bagian
perspektif keuangan pada dasarnya tidak terlalu menekankan
pada pencaharian keuntungan, akan tetapi menitikberatkan
pada kesejahtraan masyarakat.
Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak tahun 1998
telah ada pedoman yang mengatur secrara rinci penilaian
tingkat kesehatan BUMN dan BUMD. Pedoman tersebut tertuang
117
dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 198/KMK.016/1998 tanggal 24 Maret 1998 dan diperbaharui
dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor : Kep-100/MBU/2002, tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Pada pembahasan perspektif ini penulis menerapkan Kep-
100/MBU/2002 dalam mengukur kinerja keuangan PDAM Kota
Makassar, oleh karena itu data keuangan perusahaan yang
akan digunakan sebagai bahan kebutuhan analisis lebih
lanjut adalah mutlak diperlukan. Untuk itu maka data
keuangan PDAM Kota Makassar yaitu laporan laba rugi dan
neraca PDAM Kota Makassar 5 tahun terakhir mulai dari tahun
2003 sampai 2007 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
118
Berdasarkan data keuangan yang diperoleh dari BPKP
Sul-Sel dan PDAM Kota Makassar berupa neraca dan laporan
laba rugi lima tahun terakhir, maka Indikator perspektif
keungan PDAM Kota Makassar pada tahun 2007 berdasarkan KEP-
100/MBU/2002 adalah sebagai berikut:
5.1.1. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE)
Rumus : Laba Setelah Pajak
ROE = x 100% Modal Sendiri
0ROE = x 100%
0
122
ROE = 0 %
Indikator Return On Equity (ROE) = 0 % memperoleh skor 1.
Ket : - Laba setelah pajak = 0, oleh karena pada
tahun tersebut PDAM Kota Makassar mederita
kerugian sebesar Rp. 6.726.287.083,19.
- Modal Sendiri = 0, oleh karena pada tahun
tersebut modal sendiri berada pada keadaan
negatif atau minus Rp. 13.668.981.015,90.
5.1.2. Imbalan Investasi Return/Return On Investment (ROI)
Rumus : EBIT + Penyusutan
ROI = x 100% Capital Employed
0 +241.921.332.562,42
ROI = x100% 273.584.551.839,62
ROI = 0,88 %Indikator Return On Investment (ROI) = 0,88 % memperoleh
skor 2.
123
Ket : EBIT = 0, oleh karena pada tahun tersebut EBIT
PDAM berada pada keadaan rugi sebesar Rp.
6.726.287.083,19.
5.1.3. Rasio Kas/Cash Ratio
Rumus :
Kas + Bank + Surat BerhargaJangka Pendek
Cash Ratio =x 100%
Current Liabilities
31.797.279.022,32 + 0 + 13.870.000.000,00
Cash Ratio = x 100%
154.527.394.830,47
Cash Ratio = 30 %
Indikator Cash Ratio = 30 % memperoleh skor 2,5.
5.1.4. Rasio Lancar/Current Ratio
Rumus : Current Asset
Current Ratio = x 100% Current Liabilities
69.890.471.869,39
124
Current Ratio = x 100% 154.527.394.830,47
Current Ratio = 45,23 %
Indikator Current Ratio = 45,23 % memperoleh skor 0.
5.1.5 Collection Periods (CP)
Rumus : Total Piutang Usaha
CP = x 365 hari Total Pendapatan Usaha
20.469.854.169,58
CP thn 2007 =x 365 hari
115.522.728.391,52
CP thn 2007 = 64,68 hari
19.278.676.220,36
CP thn 2006 =x 365 hari
110.173.511.624,60
CP thn 2006 = 63,87 hari
125
Tahun 2006 sampai 2007 tidak ada perbaikan, maka
indikator Collection Periods (CP) tahun 2007 = 64,68 hari,
memperoleh skor 3,5.
5.1.6. Perputaran Persedian (PP)
Rumus : Total Persedian
PP = x 365 hari Total Pendapatan Usaha
982.587.070,00
PP thn 2007 = x 365hari 115.522.728.391,52
PP thn 2007 = 3, 1 hari
588.408.995,00
PP thn 2006 = x 365hari 110.173.511.624,60
PP thn 2006 = 1,9 hari
Tahun 2006 sampai 2007 tidak ada perbaikan, maka
indikator Perputaran Persedian (PP) tahun 2007 = 3,1
hari, memperoleh skor 4.
126
5.1.7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Rumus :
Total PendapatanTATO = x 100%
Capital Employed
118.866.738.092,37
TATO thn 2007 = x100%
273.584.551.839,62
TATO thn 2007 = 43 %
110.977.340.260,99
TATO thn 2006 = x100%
262.508.550.993,22
TATO thn 2006 = 42 %
Tahun 2006 sampai 2007 ada perbaikan TATO 1%
memperoleh skor 2.
5.1.8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset
(TMS terhadap TA)
Rumus :
127
Total ModalSendiriTMS terhadap TA = x 100%
TotalAsset
. 0
TMS terhadap TA = x 100% 273.584.551.839,62
TMS terhadap TA = 0 %
Indikator TMS terhadap TA = 0 % memperoleh skor 0.
Ket : - Total Modal Sendiri = 0, oleh karena pada
tahun tersebut modal sendiri berada pada
keadaan negatif atau minus Rp.
20.395.268.099,09.
Dengan dihitungnya 8 indikator perspektif keuangan
sesuai KEP-100/MBU/2002, maka skor yang diperoleh PDAM Kota
Makassar dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 5.3SKOR PERRSPEKTIF KEUANGAN PDAM KOTA MAKASSAR
TAHUN 2007
INDIKATORBobot Infra Skor PDAM
Tahun 20071. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 12. Imbalan Investasi (ROI) 10 23. Rasio Kas 3 2,5
128
4. Rasio Lancar 4 05. Colection Periods 4 3,56. Perputaran persediaan 4 47. Perputaran total asset 4 28. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 6 0
Total 50 15
Dalam membandingkan dengan aturan kesehatan sesuai
KEP-100/MBU/2002, maka diasumsikan aspek operasional dan
aspek administrasi diabaikan. Sudah diketahui sebelumnya
bahwa PDAM Kota Makassar ternasuk dalam kategori BUMD
Infrastruktir dimana BUMN/BUMD yang tergolong dalam
kategori Infrastruktur mempunyai total bobot keuangan 50,
maka aspek keuangan PDAM Kota Makassar dibuat ekuivalen.
Total Skor (TS) PDAM Kota Makassar menjadi = 15 / 0,5 = 30.
Sesuai dengan aturan tingkat kesehatan BUMN/BUMD yang
ditetapkan dalam KEP-100/MBU/2002, maka perspektif keuangan
PDAM Kota Makassar yang memiliki total skor (TS) =30 masuk
dalam kategori “TIDAK SEHAT” dengan predikat CCC. Jadi
apabila ditinjau dari aspek keuangan PDAM Kota Makassar
belum berkembang, menderita kerugian, biaya administrasi
terlalu banyak dan penyelesaian pinjaman bermasalah.
129
5.2. Perspektif Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama yang
harus dicapai pada perspektif ini. Tingkat keberhasilan
pada perspektif ini dilihat dari sejauh mana pelanggan PDAM
Kota Makassar merasa puas atas pelayananan yang telah
mereka terima.
Dalam penelitian ini penulis memakai kuisioner yang
mengukur tingkat kepuasan pelanggan PDAM Kota Makassar
dimana sampel yang diambil adalah pelanggan di wilayah unit
pelayanan Tamalanrea. Kuisioner ini mengukur kepuasan
pelanggan yang terdiri dari atribut produk perusahaan,
citra perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan pelanggan
yang terdiri dari delapan item pertanyaan yang merupakan
pendapat dari pelanggan yaitu:
1. Pemberian pelayanan dalam hal ini penyediaan air
bersih yang memuaskan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pemberiaan palayanan jasa yang sebanding dengan
tarif.
130
3. Fasilitas serta peralatan PDAM Kota Makassar yang
memadai dan sangat mendukung kelancaran pemasokan
air bersih.
4. Jumlah komplain pelanggan atas pelayanan yang
telah diberikan.
5. Ketanggapan dalam menanggapi keluhan pelanggan
dengan cepat dan tepat.
6. Pemberian informasi yang dibutuhkan pelangan
secara tepat dan akurat.
7. Kesan atau pengalaman yang nyaman dan menyenangkan
dalam interaksi dengan pihak PDAM Kota Makassar.
8. Pendapat pelanggan mengenai citra positif PDAM
Kota Makassar secara keseluruhan.
Adapun sampel data hasil kuisioner terdapat pada tabel
5.4 tentang Data Kuisioner Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM
Kota Makassar .
TABEL 5.4HASIL KUISIONER TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN
PDAM KOTA MAKASSAR
Res- Nilai Kuisioner Untuk Nomor Pertanyaan JumlahPonden I II III IV V VI VII VIII
131
1 5 2 5 3 2 5 1 4 272 4 4 4 4 4 4 4 4 323 1 5 1 2 2 2 2 2 174 2 2 3 1 2 1 3 1 155 4 3 3 3 2 4 4 4 276 5 5 4 5 4 4 4 5 367 2 4 4 4 4 4 4 4 308 4 4 3 4 4 4 4 4 319 4 2 4 4 4 4 3 5 3010 4 4 4 4 3 3 3 4 2911 4 3 3 4 2 4 3 4 2712 4 4 3 3 2 4 4 4 2813 4 5 4 4 2 3 4 3 2914 5 5 5 5 5 5 5 2 3715 4 4 3 2 1 1 2 2 1916 2 2 2 4 2 2 3 2 1917 4 2 2 3 3 2 3 4 2318 4 2 4 2 4 3 3 4 2619 4 3 2 4 3 3 4 4 2720 2 2 2 2 4 3 3 4 2221 2 2 2 3 2 2 4 2 1922 2 2 2 3 2 4 2 2 1923 2 2 2 4 2 2 2 2 1824 4 4 4 4 3 3 4 4 3025 4 3 2 4 4 4 4 4 2926 4 4 4 4 5 2 2 4 2927 4 3 4 4 4 4 4 4 31
TABEL 5.4. Lanjutan28 2 4 2 4 2 2 2 4 2229 4 4 4 4 4 4 4 4 3230 4 4 4 4 4 4 4 4 3231 4 4 4 4 4 3 4 4 3132 4 4 4 4 4 4 4 4 3233 5 5 5 5 5 5 5 5 4034 3 4 3 3 3 3 3 3 2535 2 2 4 4 3 4 4 4 2736 2 4 2 4 2 2 3 2 2137 5 4 3 2 4 4 3 5 3038 2 4 4 2 2 3 5 4 2639 5 4 2 4 2 2 4 4 2740 4 5 4 4 3 3 3 4 3041 4 4 5 4 3 3 3 4 3042 4 2 4 2 2 2 3 4 23
132
43 5 1 2 3 5 3 3 4 2644 5 2 4 3 4 4 1 5 2845 4 4 4 2 4 3 4 5 3046 4 2 5 2 2 3 5 4 2747 5 1 4 3 5 2 4 5 2948 4 5 4 5 4 4 4 4 3449 4 4 2 5 3 5 5 4 3250 4 4 4 2 2 3 4 4 2751 2 4 4 2 3 3 4 3 2552 4 3 4 2 2 3 3 4 2553 4 4 4 2 2 2 3 3 2454 2 1 4 2 1 2 2 2 1655 2 4 2 4 2 2 2 4 2256 4 4 2 4 1 2 4 3 2457 4 4 5 4 3 2 4 3 2958 5 4 4 4 4 4 4 5 3459 4 4 4 4 4 4 4 4 3260 4 4 3 2 3 3 2 3 2461 2 2 2 3 3 2 2 3 1962 4 4 3 4 4 3 3 4 2963 4 3 4 4 2 3 3 4 2764 4 4 3 2 2 2 3 3 2365 4 4 4 4 3 3 3 3 2866 4 4 4 2 4 3 4 4 2967 5 4 4 4 3 4 4 4 3268 5 4 4 2 3 3 4 4 2969 5 4 4 2 3 4 4 4 3070 5 4 4 4 4 4 4 4 3371 4 5 2 2 4 3 3 4 2772 5 4 4 4 3 4 4 4 3273 4 4 5 3 4 2 2 4 28
TABEL 5.4. Lanjutan74 5 4 4 3 4 5 3 4 3275 4 2 4 3 2 4 2 4 2576 5 1 4 2 4 5 4 5 3077 5 4 4 3 3 3 4 4 3078 5 5 5 4 4 5 4 5 3779 5 4 4 4 4 4 3 4 3280 4 4 2 4 3 3 4 4 2881 5 2 1 3 4 1 3 5 2482 1 2 4 2 2 4 4 4 2383 4 4 3 5 3 3 4 3 2984 2 5 2 4 3 5 4 2 2785 4 4 3 5 3 3 3 4 29
133
86 2 4 2 2 4 2 3 4 2387 5 2 5 3 4 4 5 5 3388 2 4 2 4 2 2 2 4 2289 2 4 2 4 2 2 4 4 2490 2 4 2 2 2 2 1 2 17
Total 2453
Sumber : Hasil kuisioner dari para pelanggan PDAM Kota Makassar(Masyarakat Penggunan)
Data dari kuisioner ini bersifat kualitatif dan
kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk
mengubahnya, dibuat skor jawaban sebagai berikut
1) Sangat Tidak Setuju (STS) Memiliki Bobot
1
2) Tidak Setuju (TS) Memiliki Bobot
2
3) Tidak Berpendapat (TB) Memiliki Bobot 3
4) Setuju (S) Memiliki Bobot
4
5) Sangat Setuju (SS) Memiliki Bobot
5
Kuisioner yang diberikan kepada pelanggan PDAM di
wilayah unit pelayanan Tamalanrea sebanyak 90 kuisioner
dengan 8 pertanyaan, seluruh nilai dari pertanyaan tersebut
134
dimasukkan dalam perhitungan dengan menentukan terlebih
dahulu interval kepuasan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan.
Interval = (IK maks – IK min) : 5
IK maks = PP x R x Ex maks
= 8 x 90 x 5
= 3600
IK min = PP x R x Ex min
= 8 x 90 x 1
= 720
Interval = ( 3600 – 720 ) : 5
= 576
Dari interval tersebut, maka dapat ditentukan tingkat
kepuasan yang diperoleh dari pelanggan secara keseluruhan
yaitu:
1) 720 sampai 1296 = dikategorikan sangat tidak
puas
2) 1297 sampai 1872 = dikategorikan tidak puas
135
3) 1873 sampai 2448 = dikategorikan cukup
4) 2449 sampai 3024 = dikategorikan puas
5) 3025 sampai 3600 = dikategorikan sangat puas
Indeks kepuasan pelanggan PDAM Kota Makassar yang
diperoleh dari hasil sampel penyebaran kuisioner sebesar
2453. Jadi dari hasil pengukuran menurut skala likert
berdasarkan sampel hasil kuisioner maka tingkat kepuasan
pelanggan PDAM Kota Makassar berada pada skala 2449 samapai
3024 yang dikategorikan puas. Hal ini berarti bahwa secara
keseluruhan kinerja PDAM Kota Makassar menurut pelangganya
sudah dapat memenuhi harapan dan keinginan meraka.
5.3. Perspektif Bisnis Internal
Pada perspektif bisnis internal dilakukan identifikasi
berbagai proses penting dan berfokus pada proses operasi
saat ini yaitu kemampuan mencapai efisiensi & produktivitas
yang tinggi dalam proses bisnis. Perspektif bisnis internal
memberikan wewenang agar PDAM Kota Makassar menentukan
rantai nilai internal yang membahas langkah-langkah yang
ditempuh organisasi dalam melakukan rantai nilai internal
136
guna membuat pelanggan merasa puas atas pelayanan yang
diberikan.
Proses operasi pada PDAM Kota Makassar didasarkan pada
Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yaitu tentang Kinerja
Operasional Perusahaan Daerah Air Minum dimana proses
operasi dilihat dari 10 indikator, akan tetapi oleh karena
keterbatasan penelitian maka penulis hanya mengambil tiga
indikator yaitu; tingkat kualitas air, tingkat kontinuitas
air dan kemudahan dalam pelayanan.
5.3.1. Tingkat kualitas Air
Berdasarkan hasil sampel kuisioner kepada para
pelanggan yang berjumlah 90 pada wilayah unit pelayanan
Tamalanrea, maka tingkat kualitas air PDAM Kota Makassar
dilihat dalam tabel berikut:
TABEL 5.5HASIL KUISIONER TINGKAT KUALITAS AIR
PDAM KOTA MAKASSAR
Keterangan KualitasAir Jumlah
Persentase(n/90x100%)
Memenuhi Syarat Air Minum 27 30%Memenuhi Syarat Air bersih 55 61,11%
137
Tidak memenuhi syarat 4 4,44%Tidak Berpendapat 4 4,44%Total 90 100%Sumber : Hasil kuisioner dari para pelanggan PDAM Kota
Makassar (Masyarakat Pengguna)Berdasarkan sampel diatas 30% masyarakat berpendapat
bahwa tingkat kualitas air minum PDAM Kota Makassar
memenuhi syarat air minum sedangkan 61% berpendapat
memenuhi syarat air bersih. Hal ini berarti bahwa
kualitas air yang di produksi PDAM Kota Makassar belum
memenuhi keseluruhan kepuasan pelanggan, oleh karena itu
PDAM Kota Makassar masih harus meningkatkan kualitas
airnya menjadi air minum.
5.3.2. Tingkat Kontinuitas Air
Berdasarkan hasil kuisioner kepada para pelanggan
yang berjumlah 90 pada wilayah unit pelayanan Tamalanrea,
maka tingkat kontinuitas air PDAM Kota Makassar dapat
dilihat dalam tabel berikut:
TABEL 5.6HASIL KUISIONER TINGKAT KONTINUITAS AIR
PDAM KOTA MAKASSAR
Keterangan KontinuitasAir Jumlah
Persentase(n/90x100%)
Mengalir 24 jam 36 40%
138
Tidak Mengalir 24 jam 50 56%Tidak Berpendapat 4 4,44%Total 90 100%Sumber : Hasil kuisioner dari para pelanggan PDAM Kota Makassar
(Masyarakat Pengguna) Berdasarkan informasi data dari para pelanggan,
hanya 40 % yang mendapat aliran air selama 24 jam
sedangakan 56% tidak mendapat aliran air selama 24 jam
terutama pada musim kemarau. Hal ini berarti bahwa secara
keseluruhan tidak semua pelanggan dialiri air selama 24
jam oleh karena itu PDAM Kota Makassar masih perlu
meningkatkan kontinuitas airnya.
5.3.2. Kemudahan Pelayanan
Kemudahan pelayanan kepada pelanggan yaitu penyedian
sarana penunjang dan kantor pelayanan selain yang berada
di kantor pusat. Dalam hasil pengamatan penulis terhadap
PDAM Kota Makassar, penulis mendapati:
1. PDAM Kota Makassar mempunyai 12 unit pelayanan
yang tersebar di semua penjuru kota Makassar yaitu
unit pelayanan Ujung Pandang, Wajo,Panakukang,
139
Rappocini, Tamalanrea, Mariso, Mamajang, Bontoala,
Manggala, Tamalate, Kima, Dan Biringkanaya.
2. Program aplikasi komputer yang digunakan tiap
unit cukup baik dalam menangani pekerjaan dengan
efektif dan efisien, khususnya dalam melayani
pelanggan.
3. Adanya sistem On Line, dimana pelanggan dapat
membayar rekening air di semua unit pelayanan yang
tersebar di Kota Makassar.
Dari pengamatan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
kemudahan pelayanan pada PDAM Kota Makassar telah
memenuhi syarat dalam pemberian kemudahan pelayanan.
5.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini akan menguraikan upaya organisasi dalam
menjaga intangible asset organisasi yaitu karyawan yang
terkadang diabaikan dalam organisasi. Karyawan baik secara
langsung maupun tidak langsung akan menentukan kelancaran
seluruh proses yang ada dalam suatu organisasi serta
penentu ketiga perspektif lainnya.
140
Perspektif ini mengacu pada penciptaan iklim kerja
yang kondusif untuk perbaikan, pengembangan sumber daya
manusia, sistem dan prosedur instansi. Kepuasan kerja
pegawai, motivasi, pemberdayaan dan keselarasan merupakan
hal yang sangat penting karena meskipun memiliki pegawai
yang terampil dan perusahaan telah dilengkapi dengan akses
informasi, jika pegawai termotivasi maka pegawai akan
bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.
Dalam mengukur perspektif ini penulis hanya mengukur
dua indikator yaitu: kepuasan pekerja dan proses
pembelajaran pertumbuhan. Pengukuran dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 30 karyawan PDAM Kota Makassar
pada bagian keuangan, personalia, dan PDE.
5.4.1. Employee Satisfaction Index
Kepuasan pekerja merupakan kondisi dari meningkatnya
produktivitas, daya tanggap, mutu dan layanan kepada
pelanggan. Pengukuran dilakukan dengan mengedarkan
kuisioner kepada 30 karyawan dengan jumlah pertanyaan 14
141
item pertanyaan yang disusun berdasarkan aspek keuangan
dan non keuangan.
1. Aspek keuangan yang terdiri dari : gaji, asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, dan tunjangan
hari tua.
2. Aspek nonkeuangan terdiri dari :
a. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk meniti
jenjang kariernya.
b. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengambil cuti.
c. Memberi perhatian dan penghargaan jika pegawai
memberi kemajuan bagi perusahaan.
d. Menetapkan standar prestasi kerja yang berada
dalam batas kemampuan pegawai untuk
pencapaiannya.
e. Melibatkan pegawai dalam proses pengambilan
keptusan.
f. Kepuasan pengawai ditempat kerja.
142
Data dari kuisioner ini bersifat kualitatif dan
kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk
mengubahnya, dibuat skor jawaban sebagai berikut:
1) Sangat Tidak Setuju (STS) Memiliki
Bobot 1
2) Tidak Setuju (TS) Memiliki
Bobot 2
3) Tidak Berpendapat (TB) Memiliki
Bobot 3
4) Setuju (S) Memiliki
Bobot 4
5) Sangat Setuju (SS) Memiliki
Bobot 5
Adapun hasil sampel dari kuisioner pendapat pegawai
PDAM Kota Makassar mengenai tingkat kepuasan pegawai
dapat dilihat dari tabel berikut:
TABEL 5.7DATA KUISIONER TINGKAT KEPUASAN PEGAWAI
PDAM KOTA MAKASSAR
143
Sumber : Hasil Kuisioner kepada Pegawai PDAM Kota Makassar
Untuk menghitung tingkat kepuasan pegawai maka
digunakan perhitungan dengan skala likert, dimana sebelum
Res- Nilai Kuisioner untuk Nilai Pertanyaan
PondenI II
III
IV V
VI
VII
VIII
IX X
XI
XII
XII
XIV
Jumlah
1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 512 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 513 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 554 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 565 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 566 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 567 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 528 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 529 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 5010 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5311 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4712 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5513 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5614 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 4 51
Tabel 5.7. Lanjutan15 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5716 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5117 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 5 5 6218 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4919 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4620 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 5221 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4822 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5023 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 5224 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4825 4 4 5 5 4 5 3 4 3 3 4 3 4 4 5526 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5927 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 3 3 5628 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 5429 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5930 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 63
Total 1602
144
menentukan standar minimal dan standar maksimal
ditentukan dahulu intervalnya.
Interval = (IK maks – IK min) : 5
IK maks = PP x R x Ex maks
= 14 x 30 x 5
= 2100
IK min = PP x R x Ex min
= 14 x 30 x 1
= 420
Interval = ( 2100 – 420 ) : 5
= 336
Dari interval tersebut, maka dapat ditentukan
tingkat kepuasan yang diperoleh dari pelanggan secara
keseluruhan yaitu:
1) 420 sampai 756 = dikategorikan sangat tidak
puas
2) 757 sampai 1092 = dikategorikan tidak puas
3) 1093 sampai 1428 = dikategorikan cukup
4) 1429 sampai 1764 = dikategorikan puas
145
5) 1765 sampai 2100 = dikategorikan sangat puas
Indeks kepuasan pegawai PDAM Kota Makassar yang
diperoleh dari hasil sampel penyebaran kuisioner pada
bagian keuangan, personalia, dan PDE sebesar 1602, yang
berada pada skala 1429 sampai 1764 yang dikategorikan
puas. Hal ini berarti PDAM sudah mampu memberikan
kepuasan kerja kepada para pegawainya.
5.4.2. Employee Learning Index
Tingkat Pelatihan atau Pembelajaran merupakan cara
untuk mengetahui sejauh mana usaha organisasi dalam
proses pembelajaran bagi karyawan dan bagaimana pendapat
karyawan itu sendiri mengenai usaha tersebut. Untuk
mengetahuinya maka digunakan kuisioner yang akan
dibagikan kepada 30 pegawai PDAM Kota Makassar pada
bagian keuangan, personalia, dan PDE yang jumlah
pertanyaannya 10. Pertanyaan tersebut berupa:
1. Komitmen pegawai untuk belajar dengan selalu
mencari cara baru dalam bekerja dengan menjadikan
pembelajaran sebagai bagian strategi.
146
2. Kesedian pegawai dalam belajar dengan melihat
hal-hal yang dilakukan perusahaan.
3. Kesedian pegawai dalam belajar dengan melakukan
perbaikan terus menerus terhadap apa yang
dilaksanakan sebelumnya.
4. Kesedian pegawai dalam belajar dengan mencoba ide
baru dan bersedia melakukan eksperimen dengan ide
tersebut.
5. Pendapat pegawai mengenai perusahaan apakah
berfokus pada pembelajaran.
6. Keinginan pegawai untuk belajar baik secara
individu, kelompok, maupun tingkat perusahaan
secara keseluruhan .
7. Sistem manajemen perusahaan dalam mendorong baik
individu maupun kelompok dalam belajar.
8. Proses dan sistem kerja yang ada dalam perusahaan
yang mendorong untuk belajar.
147
9. Struktur organisasi dan proses komunikasi yang
ada dalam perusahaan yang mendorong untuk
belajar.
10. Komitmen para pemimpin PDAM Kota Makassar dalam
belajar.
Adapun hasil dari kuisioner pendapat pegawai PDAM
Kota Makassar mengenai tingkat pembelajaran dalam
perusahannya dapat dilihat dari tabel berikut:
TABEL 5.8DATA KUISIONER TINGKAT PEMBELAJARAN PEGAWAI
PDAM KOTA MAKASSAR
Res- Nilai Kuisioner untuk NilaiPertanyaan
PondenI
II
III IV V VI
VII
VIII IX X
Jumlah
1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 332 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 333 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 404 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 405 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Tabel 5.7. Lanjutan6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 407 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 408 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 389 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3710 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3711 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3712 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4013 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4014 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3615 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
148
16 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3617 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4118 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4019 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3720 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4021 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3322 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3723 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3224 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3325 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3826 5 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4127 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3628 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3729 5 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4130 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 46
Total 1139 Sumber : Hasil Kuisioner kepada Pegawai PDAM Kota Makassar
Untuk menghitung tingkat kepuasan pegawai maka
digunakan perhitungan dengan skala likert, dimana sebelum
menentukan standar minimal dan standar maksimal
ditentukan dahulu intervalnya.
Interval = (IK maks – IK min) : 5
IK maks = PP x R x Ex maks
= 10 x 30 x 5
= 1500
IK min = PP x R x Ex min
= 10 x 30 x 1
149
= 300
Interval = ( 1500 – 300 ) : 5
= 240
Dari interval tersebut, maka dapat ditentukan
tingkat kepuasan yang diperoleh dari pelanggan secara
keseluruhan yaitu:
1) 300 sampai 540 = dikategorikan sangat tidak
puas
2) 541 sampai 780 = dikategorikan tidak puas
3) 781 sampai 1020 = dikategorikan cukup
4) 1021 sampai 1260 = dikategorikan puas
5) 1261 sampai 1500 = dikategorikan sangat puas
Indeks pembelajaran pegawai PDAM Kota Makassar yang
diperoleh dari hasil sampel penyebaran kuisioner sebesar
1139 yang berada pada skala 1021 sampai 1260 yang berada
pada kategori puas. Hal ini berarti bahwa PDAM Kota
Makassar sudah mampu memberikan pelatihan dan
pembelajaran kepada para pegawainya.
5.5. Hubungan Keempat Perspektif
150
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh gambaran
bahwa pengukuran pada perspektif keuangan PDAM Kota
Makassar yang didasarkan KEP-100/MBU/2002 mendapat
predikat CCC yang berarti apabila ditinjau dari aspek
keuangan PDAM Kota Makassar pada tahun 2007 termasuk BUMD
yang dikategorikan tidak sehat.
Pada perspektif pelanggan dimana pengukuran dengan
mengunakan kuisioner yang diedarkan pada pelanggan di
wilayah unit pelayanan Tamalanrea, diperoleh hasil bahwa
PDAM Kota Makassar sudah dapat memenuhi harapan dan
keinginan pelanggannya.
Pada pespektif bisnis internal diperoleh hasil bahwa
PDAM Kota Makassar dalam hal kualitas air minum belum
memenuhi keseluruhan kepuasan pelanggannya, dalam hal
kontinuitas air belum semua pelanggan memperoleh air
selama 24 jam, dan dalam hal kemudahan pelayanan PDAM Kota
Makassar sudah memenuhi harapan pelanggannya.
151
Pada perspektif pembelajaran/pertumbuhan perusahaan
PDAM Kota Makassar sudah mampu memberikan kepuasan dan
pembelajaran kepada para pegawainya.
Berdasarkan analisis keempat perspektif diatas dapat
dilihat adanya masalah ketidakseimbangan antara aspek
keuangan dan nonkeuangan pada PDAM Kota Makassar. Sasaran
strategik PDAM Kota Makassar terlalu condong ke perspektif
kepuasan dan pembelajaran pegawai serta pengembangan
perspektif bisnis internal dimana adanya pembangunan dan
pengembangan IPA selama tahun 2000 sampai sekarang tanpa
memperhatikan kekuatan keuangan, sehingga aspek kepuasan
pelanggan meningkat walaupun menurut PDAM kota Makassar
kenaikan tarif yang ada belum sebanding dengan biaya
operasional perusahaan yang kesemuanya berdampak negatif
terhadap perspektif keuangan, ditambah lagi keuntungan yang
didapat sebagian besar dipakai untuk menutupi hutang,
biaya pengelolaan air minum, dan biaya administrasi dan
umum yang tinggi.
152
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dalam skripsi ini serta pengamatan
penulis di tempat penelitian maka penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perspektif Finansial
Secara keseluruhan perspektif keuangan PDAM Kota
Makassar pada saat diukur dengan menggunakan metode
analisis berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara,
mendapat predikat CCC yang berarti termasuk dalam
kategori BUMD yang ”TIDAK SEHAT”. Walaupun demikian
PDAM Kota Makassar pada tiga tahun terakhir terus
melakukan perbaikan-perbaikan keuangan yang signifikan
dilihat dari laporan laba rugi tiga tahun terakhir
dimana jumlah kerugian semakin diminimalisir dari Rp.
153
44.759.713.291 pada tahun 2005, menjadi Rp.
10.364.969.074 pada tahun 2006 ,dan pada tahun 2007
menjadi Rp. 6.726.287.083 dan jika dihubungkan dengan
siklus hidup perusahaan menurut Kaplan dan Norton,
maka PDAM Kota Makassar berada pada tahap pertumbuhan
(growth) dilihat dari tingkat pertumbuhan pendapatan
dan penjualan.
2. Perspektif Pelanggan
Pada perspektif pelanggan, dimana pengukuran
menggunakan kuisioner diperoleh sampel tingkat
kepuasan pelanggan berada pada kategori puas yang
berarti bahwa PDAM Kota Makassar secara keseluruhan
sudah mampu memenuhi harapan dan keinginan
pelanggannya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis internal, indikator
pengukuran yang digunakan adalah tingkat kualitas air,
tingkat kontinuitas air dan kemudahan dalam pelayanan.
154
Berdasarkan hasil kuisioner pada pelanggan PDAM
diperoleh hasil:
a. Tingkat kualitas air minum PDAM Kota
Makassar 30 % berpendapat memenuhi standar air
minum, 61 % memenuhi syarat air bersih, dan 4,44 %
menyatakan tidak memenuhi syarat. Jadi kualitas air
yang diproduksi PDAM Kota Makassar secara
keseluruhan belum memenuhi kategori air minum.
b. Pada tingkat kontinuitas air 40 % pelanggan
mengaku mendapat aliran air selama 24 jam sedangkan
56 % tidak mendapat aliran air selama 24 jam
terutama pada musim kemarau. Jadi secara
keseluruhan tingkat kontinuitas air PDAM Kota
Makassar belum belum mengalir selama 24 jam.
c. Kemudahan pelayanan yang diberikan PDAM Kota
Makassar sudah memenuhi syarat ditinjau dari
keberadaan unit pelyanan yang ada di penjuru kota
Makassar, sistem komputer yang digunakan, dan
adanya sistem on line dalam melakukan pembayaran.
155
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dengan hasil kuisioner yang diedarkan kepada 30
pegawai pada bagian keuangan, personalia, dan PDE,
diperoleh hasil tingkat kepuasan dan pembelajaran
pegawai PDAM Kota Makassar berada pada kategori puas
yang berarti bahwa PDAM Kota Makassar sudah mampu
memberikan kepuasan dan pembelajaran kepada para
pegawainya.
5. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, kinerja PDAM
Kota Makassar dalam mewujudkan visinya tidak terdapat
ketidaksesuaian antara perspektif keuangan dan non
keuangan, dimana PDAM Kota Makassar lebih fokus pada
aspek non keuangan sehingga berdampak negatif terhadap
perspektif keuangan.
6.2. Saran
1. Perspektif Keuangan
a. Disarankan agar PDAM Kota Makassar lebih lagi
memperhatikan perspektif keuangan tanpa mengurangi
kualitas pelayanannya dengan melakukan efesiensi
156
biaya baik biaya usaha, administrasi maupun biaya
lain-lain, melakukan sistem pengendalian anggaran
yang ketat sehingga pengelolan keuangannya lebih
dapat di kontrol.
b. Disarankan agar PDAM Kota Makassar melakukan
tindakan tegas kepada pelanggan yang menunggak
melebihi batas waktu tertentu untuk meningkatkan
efektivitas penagihan tunggakan piutang usaha.
2. Perspektif Pelanggan
Disarankan agar PDAM Kota Makassar terus menjaga
tingkat kepuasan pelanggan sehingga menjaga loyalitas
pelanggan dan meningkatkan jumlah pelanggan dalam hal
ini pemasangan baru pada daerah-daerah di kota
Makassar yang mulai berkembang.
3. Perspektif Bisnis Internal
a. Disarankan kepada PDAM Kota Makassar untuk
terus meningkatkan kualitas airnya sehingga
sehingga termasuk kategori air minum.
157
b. Disarankan kepada PDAM Kota Makassar untuk
meningkatkan kontinuitas airnya.
c. Melakukan pengawasan secara intensif terhadap
pembacaan meter air, dan menekan tingkat pencurian
serta kebocoran serendah mungkin.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
a. Disarankan kepada PDAM Kota Makassar untuk
terus meningkatkan kedisiplinan, komitmen, serta
kompetensi pegawainya tanpa mengurangi tingkat
kepuasan dan pembelajaran pegawai.
b. Dalam hal perekrutan hendaknya PDAM Kota
Makassar melakukan seleksi ketat terhadap calon
pegawainya sehingga memperolah pegawai yang
berkualitas dan berkompeten.
158
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Nomor :02B/LHP-GA/BPK-PWK.MKS/06/2006, tentaang; Laporan KeunganPDAM Kota Makassar Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember2005. Perwakilan BPK di Makassar, 30 Juni 2006.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Perwakilan PropinsiSulawesi Selatan, Nomor : LAI-4202/PW21/4/2007,tentang; Laporan Auditor Independent Atas Laporan KeuanganPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Yang Berakhir Per31 Desember 2006 Dan 2005. Makassar, 29 Juni 2007.
______________, Nomor: LAI-4205/PW21/4/2006, tentang;Laporan Auditor Independent Atas Laporan Keuangan Perusahaan DaerahAir Minum (PDAM) Kota Makassar Yang Berakhir Per 31 Desember 2004Dan 2003. Makassar, 29 Juni 2006 .
______________, Nomor: LAI-4825/PW21/4/2004, tentang;Laporan Auditor Independent Atas Laporan Keuangan Perusahaan DaerahAir Minum (PDAM) Kota Makassar Yang Berakhir Per 31 Desember 2003Dan 2002. Makassar, 29 Oktober 2004.
Gasperz, Vincent. 2005. Sistem Manajemen Terintegrasi, BalancedScorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan pemerintah.Cetakan ketiga, Jakarta; Penerbit PT. Gramedia Pustakautama.
Kaplan, Robert dan David Norton. 2000. Balanced Scorecard.Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan : Pasla Yosi PeterR. Jakarta ; Penerbit Erlangga.
159
Marzuki. 2003. Metodologi Riset. Cetakan kesembilan,Yogyakarta: Penerbit BPFE-UII
Mirhani, Siti. 2001. The Balanced Scorecard.Sumber :http://www.univ -sumut.co.id/fe.
Nur Fatimah, Hasbianti. 2007. Pengukuran kinerja PerusahaanDaerah Air Minum Kabupaten Takalar dengan Pendekatan BalancedScorecard, Tidak diterbitkan.
PDAM Kota Makassar, Laporan Keungan Per 31 Desember 2007 (Unaudit).Makassar, 15 Februari 2008.
Pemerintah kota Makassar, Peraturan Walikota Makassar Nomor: 116 Tahun 2006, tentang; Susunan Organisasi Dan Tata KerjaPerusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar. Makassar, 2006.
Republik Indonesia, Keputusan Mentri Badan Usaha MilikNegara Nomor : Kep-100/MBU/2002, tentang; Penilaian TingkatKesehatan Badan Usaha Milik Negara.Jakarta, 4 Juni 2002.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi.Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Yogyakarta; PenerbitEkonesia.
Suhendra, Maman. 2004. Evaluasi Atas Penerapan Balanced ScorecardSebagai Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan: Studi Kasus PT X,Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 8, No. 2.
Yuwono,Sony., Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan. 2006.Balanced Scorecard: Petunjuk Praktis Penyusunan Menuju Organisasi yangBerfokus pada Strategi. Cetakan keempat, Jakarta: PenerbitPT. Gramedia Pustaka utama.
160
KUISIONER UNTUK PELANGGAN PDAM KOTA MAKASSAR
Kepada Yth,Bapak/Ibu/Saudara(i) Pelanggan PDAM Kota MakassarDi-
Tempat
Dengan Hormat,
161
Saya adalah Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UKI-Paulus Makassar, sedang melakukan penelitian untukpenyelesaian studi. Penelitian ini akan mengevaluasibagaimana penarapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukurankinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum kota Makassar.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohonBapak/Ibu, Saudara(i) agar sudi kiranya meluangkan waktusejenak untuk mengisi kuisioner yang saya lampirkan padasurat ini. Kuisioner ini bertujuan untuk mengevaluasisampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen/pemakaiterhadap layanan jasa yang diberikan oleh PDAM KotaMakassar.
Kuisioner yang akan diisi oleh Bapak/Ibu, Saudara(i)merupakan data yang masih akan diolah, dianalisis dan bukanmerupakan hasil akhir. Data yang diisi akan digabung dengandata yang lain untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalampenelitian ini. Dan sesuai dengan etika penelitian, datatersebut akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakansemata-mata untuk penelitian ini. Harapan saya kiranyaBapak/Ibu, Saudara(i) mau mengisi kuisioner ini denganjujur sesuai dengan kepuasan dan pengalaman Bapak/Ibu,Saudara(i) selama menjadi pelanggan PDAM Kota Makassar.
Demikian permohonan ini, atas partisipasi dan kesedianBapak/Ibu/Saudara(i) saya hanturkan terima kasih.
Makassar, Juni 2008
Hormat Saya,Peneliti
162
(Otto B. Pana)Petunjuk Pengisian Kuisioner
Jawaban atas pertanyaan berikut ini digunakan untukmengukur sejauh mana tingkat kepuasan Bapak/Ibu/Saudara(i)sebagai konsumen Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassaratas pelayan yang telah diberikan. Mohon Bapak/Ibu,Saudara(i) memberi tanda silang ( X ) pada jawaban yangpaling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/ Saudara(i). Untukmasing-masing jawaban anda akan diberi skor sebagaiberikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)2 = Tidak Setuju (TS)3 = Tidak Berpendapat (TB)4 = Setuju (S)5 = Sangat Setuju (SS)
Mohon Bapak/Ibu/Saudara(i) mengisi identitas responden
berikut:
Jenis Kelamin : ( L ) ( P )
Umur : (………tahun)
Pekerjaan : (………………………………..)
Pertanyaan STS TS TB S SS
Menurut saya PDAM memberikan pelayanandalam hal ini menyediakan air bersihyang memuaskan sesuai dengan yangdiharapkan.
1 2 3 4 5
Saya merasa PDAM memberikan palayananjasa yang sebanding dengan tarif yangtelah saya bayar.
1 2 3 4 5
Menurut saya PDAM mempunyai fasilitasserta peralatan yang memadai dan sangat
1 2 3 4 5
163
mendukung kelancaran pemasokan airbersih.Saya jarang dan bahkan hampir tidakpernah melakukan komplain ataspelayanan yang telah diberikan.
1 2 3 4 5
Pihak PDAM selalu menanggapi keluhansaya dengan cepat dan tepat.
1 2 3 4 5
Menurut saya PDAM selalu memberikaninformasi yang saya butuhkan secaratepat dan akurat.
1 2 3 4 5
Saya selalu memiliki pengalaman yangnyaman dan menyenangkan dalam interaksisaya dengan pihak PDAM
1 2 3 4 5
Secara keseluruhan saya melihat bahwaPDAM Kota Makassar memiliki citra yangpositif dan baik.
1 2 3 4 5
Jawaban atas pertanyaan berikut ini digunakan untukmengukur sejauh mana tingkat perspektif Proses BisnisInternal PDAM Kota Makassar ditinjau dari sudut pandangpelanggan. Mohon Bapak/Ibu, Saudara(i) memberi tanda silang( X ) pada jawaban yang paling sesuai dengan pendapatBapak/Ibu/ Saudara(i).
1. Tingkat kualitas air PDAM Kota Makassar ;a. Memenuhi syarat air minum.b. Memenuhi syarat air bersih.c. Tidak memenuhi syarat.
2. Tingkat kontinuitas air PDAM Kota Makassar (Dalam hal ini keadaan aliran air yang mengalir ke Bapak/Ibu, Saudara(i) selama 24 jam);
a. Mendapat aliran air selama 24 jam.b. Tidak Mendapat aliran air selama 24 jam.
164
KUISIONER UNTUK PEGAWAI PDAM KOTA MAKASAR
Kepada Yth,Bapak/Ibu Pegawai PDAM Kota MakassarDi-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya adalah Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UKI-Paulus Makassar, sedang melakukan penelitian untuk
165
penyelesaian studi. Penelitian ini akan mengevaluasibagaimana penarapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukurankinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohonBapak/Ibu, agar sudi kiranya meluangkan waktu sejenak untukmengisi kuisioner yang saya lampirkan pada surat ini.Kuisioner ini bertujuan untuk mengevaluasi sampai sejauhmana tingkat pembelajaran/pertumbuhan dan kepuasanBapak/Ibu sebagai pegawai PDAM Kota Makassar
Kuisioner yang akan diisi oleh Bapak/Ibu, merupakandata yang masih akan diolah, dianalisis dan bukan merupakanhasil akhir. Data yang diisi akan digabung dengan data yanglain untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalampenelitian ini. Dan sesuai dengan etika penelitian, datatersebut akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakansemata-mata untuk penelitian ini. Harapan saya kiranyaBapak/Ibu, mau mengisi kuisioner ini dengan jujur sesuaidengan pertumbuhan/pembelajaran dan kepuasan Bapak/Ibu,selama menjadi Pegawai PDAM Kota Makassar.
Demikian permohonan ini, atas partisipasi dan kesedianBapak/Ibu saya hanturkan terima kasih.
Makassar, Juni 2008
Hormat Saya,Peneliti
(Otto B. Pana)Petunjuk Pengisian Kuisioner
166
Jawaban atas pertanyaan berikut ini digunakan untukmengukur sejauh mana tingkat kepuasan yang diberikanperusahaan atas pengabdian Bapak/Ibu sebagai pegawaiPerusahaan Daerah Air Minum kota Makassar. Mohon Bapak/Ibumemberi tanda silang ( X ) pada jawaban yang paling sesuaidengan pendapat Bapak/Ibu. Untuk masing-masing jawaban andaakan diberi skor sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)2 = Tidak Setuju (TS)3 = Tidak Berpendapat (TB)4 = Setuju (S)5 = Sangat Setuju (SS)
Mohon Bapak/Ibu mengisi identitas responden berikut:
Jenis Kelamin : ( L ) ( P )
Umur : (………tahun)
Pendidikan Terakhir : (…………)
Jabatan : (………………………………………..)
Lama Bekerja : (…………Tahun/Bulan)
Pertanyaan STS TS TB S SS
Menurut saya, jumlah gaji yang sayaterima sesuai dengan pengorbanan fisikdan waktu yang saya berikan.
1 2 3 4 5
Menurut saya, jumlah gaji yang sayaterima memungkinkan saya untuk hiduplayak bersama keluarga.
1 2 3 4 5
Menurut saya, jumlah gaji yang sayaterima telah sesuai dengan peraturanpenggajian dan pengupahan, misalnyaUMR.
1 2 3 4 5
Menurut saya, jumlah tunjangan 1 2 3 4 5
167
kesehatan dan pengobatan yang diberikankepada saya layak dan memadai.Menurut saya, jumlah dan sistempengumpulan jaminan hari tua yangdilakukan sudah cukup layak dan sesuaidengan peraturan yang berlaku.
1 2 3 4 5
Menurut saya, jumlah tunjangan hariraya yang diberikan sudah cukup layak,memadai dan sesuai dengan kebutuhansaya.
1 2 3 4 5
Lanjutan Pertanyaan
Menurut saya, jumlah asuransikecelakaan kerja yang diberlakukansudah sesuai dengan resiko kerja yangsaya hadapi.
1 2 3 4 5
Menurut saya, cuti yang diberikankepada saya setiap tahun sudah layak,memadai dan sesuai dengan apa yangtelah saya lakukan.
1 2 3 4 5
Menurut saya, ditempat saya bekerjaselalu diberikan kesempatan kepada parapegawai untuk naik jabatan bila hasilpekerjaannya memuaskan.
1 2 3 4 5
Menurut saya, tempat saya bekerjaselalu memberikan perhatian danpenghargaan bila saya memberikansumbangan yang berarti terhadapkemajuan perusahaan.
1 2 3 4 5
Menurut saya, standar prestasi kerjayang diterapkan kepada pegawai beradadalam batas kemampuan pegwai untukmencapainya.
1 2 3 4 5
Menurut saya, saya selalu dilibatkandalam proses pengambilan keputusanpenting.
1 2 3 4 5
Menurut saya, di tempat saya bekerja 1 2 3 4 5
168
selalu memberikan dorongan aktif untukbekerja dan menggunakan inisiatifsendiri.Secara keseluruhan, saya sangat puasbekerja di tempat saya bekerja.
1 2 3 4 5
Jawaban atas pertanyaan berikut ini digunakan untukmengukur sejauh mana tingkat pembelajaran dan pertumbuhanpada PDAM Kota Makassar.
Pertanyaan STS TS TB S SS
Kami selalu menunjukkan komitmen kuatuntuk belajar dengan selalu mencaricara baru untuk bekerja denganmenjadikan pembelajaran sebagai bagianstrategi kami.
1 2 3 4 5
Kami bersedia belajar dengan melihatdan belajar dari apa yang dilakukanperusahaan ini.
1 2 3 4 5
Kami selalu belajar dengan melakukanperbaikan terus menerus terhadap apayang kami laksanakan sebelumnya.
1 2 3 4 5
Kami bersedia belajar dengan mencobaide baru dan bersedia melakukaneksperimen dengan ide tersebut.
1 2 3 4 5
Perusahaan kami berfokus padapembelajaran.
1 2 3 4 5
Lanjutan Pertanyaan
Kami selalu memiliki keinginan untukbelajar baik secara individu, kelompokmaupun tingkat perusahaan secarakeseluruhan .
1 2 3 4 5
169
Sistem manajemen kami selalu mendorongbaik individu maupun kelompok yang adadalam perusahaan untuk belajar.
1 2 3 4 5
Proses dan sistem kerja yang ada dalamperusahaan selalu mendorong untukbelajar.
1 2 3 4 5
Struktur organisasi dan proseskomunikasi yang ada dalam perusahaanselalu mendorong untuk belajar.
1 2 3 4 5
Para pemimpin PDAM Kota Makassar selalumenunjukkan komitmen untuk belajar.
1 2 3 4 5
170