bab ii gambaran umum

19
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Transportasi Kabupaten Bintan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kabupaten ini sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau namun diubah menjadi Kabupaten Bintan agar tidak timbul kerancuan antara Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau dalam hal administrasi dan korespondensi sehingga nama Kabupaten Kepulauan Riau (Kepri) diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan nama Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006, tertanggal 23 Februari 2006. jumlah penduduk kabupaten 157.927 jiwa (2018). Wilayah Kabupaten Bintan mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan sehingga dijuluki “Bumi Segantang Lada”. Kabupaten ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industri, perikanan, pertambangan dan peternakan. Dibidang pariwisata, iklim dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Kabupaten Bintan terletak pada posisi : 0°6'17" - 1°32'52" Lintang Utara (LU), 104°12'47" - 108°2'27" Bujur Timur (BT). Batas – batas Kabupaten Bintan sebagai berikut: Batas sebelah Utara : Kab. Natuna dan Kep. Anambas Batas sebelah Selatan : Kab. Lingga Batas sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat Batas sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang Wilayah Kabupaten Bintan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil pada umumnya merupakan daerah dengan dataran landai di bagian pantai. Kabupaten Bintan memiliki topografi yang bervariatif dan bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar dari 0-3 % hingga diatas 40 % pada wilayah pegunungan. Sedangkan ketinggian wilayah pada pulau-pulau yang

Upload: khangminh22

Post on 12-May-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Kondisi Transportasi

Kabupaten Bintan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan

Riau, Indonesia. Kabupaten ini sebelumnya merupakan Kabupaten

Kepulauan Riau namun diubah menjadi Kabupaten Bintan agar tidak timbul

kerancuan antara Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau

dalam hal administrasi dan korespondensi sehingga nama Kabupaten

Kepulauan Riau (Kepri) diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan nama

Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006, tertanggal 23 Februari 2006.

jumlah penduduk kabupaten 157.927 jiwa (2018).

Wilayah Kabupaten Bintan mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau

besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan sehingga dijuluki “Bumi

Segantang Lada”. Kabupaten ini memiliki sejumlah peluang di bidang

pariwisata, industri, perikanan, pertambangan dan peternakan. Dibidang

pariwisata, iklim dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri

bagi para wisatawan mancanegara. Kabupaten Bintan terletak pada posisi :

0°6'17" - 1°32'52" Lintang Utara (LU), 104°12'47" - 108°2'27" Bujur Timur

(BT). Batas – batas Kabupaten Bintan sebagai berikut:

• Batas sebelah Utara : Kab. Natuna dan Kep. Anambas

• Batas sebelah Selatan : Kab. Lingga

• Batas sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat

• Batas sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang

Wilayah Kabupaten Bintan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil

pada umumnya merupakan daerah dengan dataran landai di bagian pantai.

Kabupaten Bintan memiliki topografi yang bervariatif dan bergelombang

dengan kemiringan lereng berkisar dari 0-3 % hingga diatas 40 % pada

wilayah pegunungan. Sedangkan ketinggian wilayah pada pulau-pulau yang

terdapat di Kabupaten Bintan berkisar antara 0 – 50 meter diatas permukaan

laut hingga mencapai ketinggian 400-an meter diatas permukaan laut.

Wilayah Pulau Bintan memiliki keadaan topografi bervariasi dari datar hingga

bergelombang, dengan kemiringan 0 - 40 % mencapai 98,03 %. Sedangkan

untuk kemiringan > 40 % hanya mencapai 1,97 % dan tersebar di wilayah

Gunung Bintan, Gunung Kijang dan Gunung Lengkuas. Luas daratan

Kabupaten Bintan sebesar 1.320,10 km².

Pulau Bintan merupakan daerah dengan geomorfologi perbukitan

bergelombang, dengan perbedaan ketinggian yang tidak terlalu menyolok.

Bukit tertinggi adalah Gunung Bintan Besar dengan ketinggian 372 m dan

bukit-bukit lainnya dengan ketinggian tidak lebih dari 300 m. Kecamatan

terluas adalah kecamatan Teluk Sebong dengan luas 294,24 km² dan

kecamatan terkecil adalah Bintan Utara yaitu 43,24 km². Kabupaten Bintan

saat ini terdiri dari 272 buah pulau besar dan kecil. Hanya 39 buah

diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum

berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,

khususnya usaha perkebunan.

Pada tahun 2019 jumlah penduduk Kabupaten Bintan berdasarkan data

dari Disdukcapil Bintan sebesar 155.456 jiwa. Penyebaran penduduk belum

merata pada setiap kecamatan. Dari kepadatan penduduk setiap kecamatan

terlihat bahwa penduduk terpadat 2019 berada di Kecamatan Bintan Utara,

dengan jumlah penduduk sebanyak 22.385 jiwa dan luas daratan 43,26 km²

sehingga setiap km² terdapat 517 jiwa. Selanjutnya diikuti oleh Kecamatan

Bintan Timur dengan 446,53 jiwa/km².

Tabel 2.1 Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bintan 2020

No Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

(jiwa/km²)

1 Teluk Bintan 11.160 88,97

2 Seri Kuala Lobam 16.976 137,46

No Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

(jiwa/km²)

3 Bintan Utara 22.385 517,45

4 Teluk Sebong 17.461 61,11

5 Bintan Timur 44.733 446,53

6 Bintan Pesisir 6.962 59,95

7 Mantang 4.230 66,50

8 Gunung Kijang 14.450 74,91

9 Toapaya 12.446 70,52

10 Tambelan 4.653 51,12

Sumber: Bintan Dalam Angka 2020

Data jumlah penduduk tahun 2019 sebanyak 159.403 jiwa dan tahun

2020 sebanyak 160.921 jiwa, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

penduduk Kabupaten Bintan tahun 2019 mengalami peningkatan 0,95% dari

tahun sebelumnya.

Hal ini tidak lepas dari kesibukan masyarakat yang aktif dalam bekerja

mengikuti perkembangan Kabupaten Bintan terutama di sektor

perekonomian yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sentra-sentra

kegiatan sehingga menarik penduduk di sekitar wilayah kota untuk mencari

lapangan kerja di Kabupaten Bintan. Berikut merupakan perkembangan

jumlah penduduk di Kabupaten Bintan 5 tahun terakhir (Tahun 2016 s.d.

2020) dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan 2020

Berdasarkan grafik diatas, jumlah penduduk di Kabupaten Bintan

mengalami peningkatan di setiap tahunnya, namun mengalami penurunan

pada tahun 2019. Dengan demikian, kepadatan penduduk di wilayah

Kabupaten Bintan pada tahun tersebut mengalami penurunan sehingga

berbagai kebutuhan masyarakat akan lahan pun menurun. Dengan adanya

hal tersebut minat serta kebutuhan akan fasilitas transportasi, baik sarana

maupun prasarana bagi para masyarakat yang ada di Kabupaten Bintan

turut berkurang.

Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk

Sumber: Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Bintan

Jaringan jalan di Kabupaten Bintan merupakan model jaringan

Linier/Radial. Model jaringan perkotaan seperti ini memiliki bentuk jalan

sesuai keadaan topografi lokal yang terbentuk sepanjang ruas. Ruas-ruas

jalan yang lebih kecil kemudian dihubungkan ke jalan utama. Jaringan jalan

menurut status di Kabupaten Bintan terdiri dari Jalan Nasional, Jalan

Provinsi dan Jalan Kabupaten, sementara jalan menurut fungsinya terdiri

dari jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal.

Kabupaten Bintan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Kepulauan Riau yang memiliki keseluruhan panjang jalan sebesar 1.124,50

Km, dimana terdiri dari jalan Nasional dengan panjang 147,18 Km, jalan

Provinsi 139,10 Km dan 838,22 Km jalan lokal. Karakteristik jalan di wilayah

Kabupaten Bintan di dominasi oleh jalan depan tipe 2/2 UD untuk jalan

nasional, kolektor dan lokal. Persimpangan di dominasi oleh simpang

prioritas dan beberapa yang di atur oleh APILL. Berikut klasifikasi jalan di

wilayah studi. Karakteristik jalan di wilayah Kabupaten Bintan di dominasi

oleh jalan dengan tipe 2/2 UD untuk jalan nasional, kolektor dan lokal.

Persimpangan di dominasi oleh simpang prioritas dan beberapa yang di

atur oleh APILL. Berikut klasifikasi jalan di wilayah studi.

Sumber: Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.3 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Kabupaten Bintan

Sumber: Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Status Kabupaten Bintan

Sarana transportasi adalah salah satu elemen penting penunjang

sistem transportasi suatu kota. Sarana transportasi ini menyangkut moda

angkutan umum yang melewati wilayah Kabupaten Bintan dan dilayani oleh

angkutan umum dalam trayek dan angkutan umum tidak dalam trayek.

2.1.1 Angkutan Umum Dalam Trayek

a. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)

Angkutan antar Kota dalam Provinsi merupakan Angkutan

dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah

kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi dengan

menggunakan Mobil Bus umum yang terikat dalam Trayek.

Angkutan antar Kota dalam Provinsi di Kabupaten Bintan

menggunakan bus sedang dengan kapasitas paling banyak 31

termasuk tempat duduk pengemudi. (PM 15 tahun 2019).

Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi di Wilayah Kabupaten Bintan

terdapat 2 jaringan trayek yaitu Po. Kepri Trans dengan trayek

Tanjung Pinang – Tanjung Uban dan Damri dengan trayek Tanjung

Pinang – Berakit.

Sumber: Hasil Inventarisasi Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.5 Rute Trayek: Tanjung Pinang-Toapaya Jalan

Lintas Barat-Tanjung Uban

Sumber: Hasil Inventarisasi Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.6 Rute Trayek: Tanjung Pinang-Toapaya-Kawal -Trikora-Berakit

Sumber: TSumber: Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

Gambar 2.7 Peta trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi

2.1.2 Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek

a. Ojek

Angkutan Ojek berperan penting dalam mobilitas

masyarakat terutama untuk daerah – daerah yang tidak dilayani

oleh angkutan umum, Namun di Kabupaten Bintan. Kecamatan

Bintan Timur ini ojek sangat banyak ditemui. Penumpang

umumnya berjumlah satu orang. Tarif yang dikenakan kepada

penumpang didasarkan pada jarak dan kesepakatan antara

pengemudi ojek dengan penumpang.

Sumber: Hasil Inventarisasi Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

b. Bus Sekolah

Bus Sekolah merupakan angkutan tidak dalam trayek yang

berada di kabupaten Bintan. Angkutan ini beroperasi untuk

melayani murid Sekolah Dasar yang ada di kabupaten Bintan itu

sendiri, biasanya penumpang/murid yang mau menaiki bus

sekolah ini menunggu di halte terdekat dari tempat tinggal

mereka. Ciri-ciri bus sekolah yaitu dengan diberikan tanda khusus

seperti stiker pada bagian pojok atas bagian kaca depan bus.

Gambar 2.8 Visualisasi Ojek

Sumber: Hasil Inventarisasi Tim PKL Kabupaten Bintan 2020

2.2 Kondisi Wilayah Kajian

Kabupaten Bintan merupakan salah satu Kabupaten di Kepulauan Riau

yang memiliki banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, baik

itu wisata alam maupun wisata buatan yang potensial untuk dikembangkan,

antara lain:

2.2.1 Gurun Pasir Telaga Biru

Gurun Pasir Telaga Biru merupakan salah satu objek wisata yang

berada di Kecamatan Tanjung Uban, hanya dengan menempuh

perjalanan selama 20 menit atau 17 kilometer saja dari Pelabuhan

Roro Tanjung Uban dan Pelabuhan Bulang Linggi. Selain jaraknya yang

dekat, di Gurun Pasir Telaga Biru juga memberikan wisata yang

menarik seperti hamparan pasir putih yang cukup luas dengan

gundukan pasir membentuk gunung pasir seperti di Timur Tengah dan

Telaga dengan air berwarna biru.

Saat ini Gurun Pasir Telaga Biru merupakan salah satu destinasi

favorit wisata warga Kabupaten Bintan bahkan luar kota dan luar

negeri karena terdapat banyak spot untuk foto.

Gambar 2.9 Visualisasi Bus Sekolah

2.2.2 Desa Wisata Ekang

Desa Wisata Ekang awalnya merupakan kawasan pedesaan

dengan mata pencaharian penduduk dari perkebunan karet namun

karena kurang optimal dan terkelola dengan baik, maka diubah

menjadi sebuah desa wisata setelah dikelola bersama-sama oleh

warga desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), karang taruna dan

kelompok sadar wisata (Pokdarwis) sehingga kini menjadi destinasi

wisata yang mampu membuka banyak lapangan kerja sekaligus juga

meningkatkan penghasilan warga sekitar.

Desa Wisata Ekang memiliki luas hampir 14 hektar menawarkan

konsep berbasis alam dan lingkungan yang cocok untuk wisata

keluarga. Terdapat kolam renang, kolam pemancingan ikan, sepeda

dan berkuda untuk mengelilingi area wisata, taman bermain anak

seperti perkebunan dan penginapan berupa villa bagi keluarga yang

ingin bermalam. Selain itu, Desa Ekang juga memiliki tempat

pengelolaan sampah yang sekaligus sebagai rumah produksi pupuk

organik. Produk pupuk organik tersebut dimanfaatkan untuk lahan

pertanian sekitar kawasan wisata.

Gambar 2.10 Gurun Pasir Telaga Biru

2.2.3 Lagoi Bay

Lagoi Bay merupakan “jantung Pulau Bintan” di Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau sudah tergolong sudah terkenal oleh

wisatawan mancanegara. Lagoi Bay secara administratif berlokasi di

Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan. Lagoi Bay merupakan

kawasan yang memiliki keunggulan tersendiri karena selain pantai pasir

putihnya yang eksotis terdapat fasilitas lainnya seperti Plaza Lagoi,

Resort, Restoran dan yang terkenal sampai ke mancanegara adalah

“Treasure Bay” kolom renang buatan yang terdapat di Lagoi Bay

tersebut merupakan kolam renang terbesar se Asia Tenggara dengan

fasilitas tambahan water sport dan resort – resort cantik dengan nuasa

berwarna putih dimana Lagoi Bay termasuk dalam Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN).

Gambar 2.11 Desa Wisata Ekang

Gambar 2.12 Lagoi Bay

2.2.4 Mangrove TRC Bintan

Objek wisata alam di Kabupaten Bintan selain pantainya yang

indah terdapat rimbunnya hutan bakau, salah satunya Mangrove TRC

Bintan yang berada di Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong.

Ada puluhan jenis bakau yang tumbuh di Mangrove TRC Bintan, seperti

spesies Rhizophora, Bruguiera, Xylocarpus. Ada juga tumbuhan lainnya,

seperti pandan dan palem. Semuanya menawarkan daya tarik

tersendiri, untuk menikmati Mangrove TRC Bintan pengunjung dapat

menyusuri sungai sepanjang empat kilometer menggunakan speedboat

yang akan dipandu oleh warga Desa Sebong Pereh yang

berpengalaman dan bermata pencaharian sehari – hari sebagai

nelayan. Pemandangan Aneka fauna seperti burung, monyet, biawak,

berang – berang juga dapat dirasakan oleh pengunjung.

Jika beruntung pengunjung bisa melihat Dugong yang merupakan

ikon Pulau Bintan. Dugong saat ini termasuk dalam hewan langka

namun, masih kita dapat jumpai di Perairan Bintan. Khususnya, di Desa

Sebong Pereh dan Pemerintah Kabupaten Bintan juga menjadikan

Dugong sebagai Representasi Kepariwisataan Bintan.

Gambar 2.13 Mangrove TRC Bintan

2.4.5 Panti Sakera

Kabupaten Bintan dikenal memiliki pantai – pantai yang indah,

bersih dan asri. Salah satunya Pantai Sakera yang berada di Kecamatan

Bintan Utara Kabupaten Bintan. Pantai Sakera merupakan pantai yang

menawarkan hamparan pasir putih eksotis serta air laut jernih

berwarna biru kehijauan sehingga menjadi daya tarik utama bagi pantai

ini. Fasilitas di Pantai Sakera juga cukup memadai guna memberikan

kenyamanan pengunjung seperti beberapa toilet umum, masjid,

tempat parkit yang luas, gazebo dan resort bagi pengunjung yang ingin

bermalam.

Pantai Sakera tergolong pantai yang dangkal sehingga cukup

aman untuk pengunjung berenang dan terdapat penyewaan kano

untuk berkeliling menikmati pemandangan yang disajikan Pantai

Sakera. Saat air laut surut pengunjung dapat mencari aneka biota laut,

seperti kerang, siput laut, kepiting, teripang bahkan gonggong yang

merupakan khas dari Kabupaten Bintan. Pengunjung juga dapat

membawa pulang langsung hewan laut tersebut dengan gratis dan bisa

juga memasaknya langsung di tepi pantai dengan menyewa gazebo.

Gambar 2.14 Pantai Sakera

Gambar 2.15 Peta Lokasi Wisata

Peta lokasi wisata diatas merupakan objek wisata dengan jumlah wisatawan yang

terus meningkat dari tahun ke tahun dan memiliki demand tertinggi dari objek wisata

– wisata lainnya yang terdapat di Kabupaten Bintan. Berdasarkan data Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan pada tahun 2019 wisatawan di objek

wisata Gurun Pasir Telaga Biru sebanyak 48.602 orang, Desa Wisata Ekang sebanyak

38.951 orang, Lagoi Bay sebanyak 231.877 orang, Mangrove Pengudang sebanyak

42.766 dan Pantai Sakera sebanyak 71.694 orang.

Tabel 2.2 Jumlah Pengunjung Wisata Kabupaten Bintan tahun 2015-2019

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan 2020