bab i peralatan produksi asphalt mixing plant

65
Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 1 BAB I PERALATAN PRODUKSI ASPHALT MIXING PLANT (AMP). 1.1 UMUM Dalam suatu penanganan Jalan dan Jembatan, meliputi pembangunan baru, penanganan preservasi yang meliputi pemeliharaan rutin/pemeliharaan berkala/peningkatan jalan dan jembatan, maka kegiatan fisik proyek itu merupakan satu kesatuan proses manajemen secara menyeluruh, yang di dalamnya ada unsur- unsur manajemen personalia (man), manajemen keuangan yang menyangkut pembiayaan (money), manajemen peralatan (machine), material, dan dilandasi dengan tata cara atau metoda pelaksanaan proyek baik yang yang bersifat teknis, manajerial maupun non teknis. Peralatan produksi bahan jalan merupakan penunjang utama pelaksanaan jalan dan jembatan sehingga tanpa menggunakan peralatan produksi bahan jalan yang memadai tidaklah mungkin menghasilkan jalan yang memadai pula. Dengan kata lain kalau peralatan produksi bahan jalan baik maka hasil jalan juga akan baik, kalau ingin hasil jalan canggih ya peralatannya canggih juga. Jika ingin kualitas hasil produksi bahan jalan baik maka pasti peralatan produksi yang digunakan juga pasti mempergunakan peralatan yang canggih, dan sumberdaya manusianya juga harus mengerti dan memahami peralatan tersebut dengan melalui pelatihan dan pendidikan. Modul Penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan Asphalt Mixing Plant disusun dalam rangka untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan, agar peserta diklat mampu meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis peralatan produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di lapangan dan mencapai hasil kerja yang diharapkan. Dalam setiap pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan, selalu membutuhkan campuran beraspal, yang terdiri dari bahan jalan agregat dan aspal. Agregat yang dipergunakan harus dengan ukuran-ukuran tertentu, secara teknis memenuhi persyaratan spesifikasi untuk dipakai pada jenis konstruksi jalan dan jembatan, demikian juga dengan jenis aspalnya. Untuk memperoleh bahan jalan campuran

Upload: khangminh22

Post on 05-May-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 1

BAB I

PERALATAN PRODUKSI ASPHALT MIXING PLANT (AMP).

1.1 UMUM

Dalam suatu penanganan Jalan dan Jembatan, meliputi pembangunan baru,

penanganan preservasi yang meliputi pemeliharaan rutin/pemeliharaan

berkala/peningkatan jalan dan jembatan, maka kegiatan fisik proyek itu merupakan

satu kesatuan proses manajemen secara menyeluruh, yang di dalamnya ada unsur-

unsur manajemen personalia (man), manajemen keuangan yang menyangkut

pembiayaan (money), manajemen peralatan (machine), material, dan dilandasi dengan

tata cara atau metoda pelaksanaan proyek baik yang yang bersifat teknis, manajerial

maupun non teknis. Peralatan produksi bahan jalan merupakan penunjang utama

pelaksanaan jalan dan jembatan sehingga tanpa menggunakan peralatan produksi

bahan jalan yang memadai tidaklah mungkin menghasilkan jalan yang memadai pula.

Dengan kata lain kalau peralatan produksi bahan jalan baik maka hasil jalan juga akan

baik, kalau ingin hasil jalan canggih ya peralatannya canggih juga. Jika ingin kualitas

hasil produksi bahan jalan baik maka pasti peralatan produksi yang digunakan juga

pasti mempergunakan peralatan yang canggih, dan sumberdaya manusianya juga

harus mengerti dan memahami peralatan tersebut dengan melalui pelatihan dan

pendidikan.Modul Penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan Asphalt Mixing Plant disusun

dalam rangka untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan, agar peserta

diklat mampu meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis

peralatan produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di

lapangan dan mencapai hasil kerja yang diharapkan.

Dalam setiap pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan, selalu membutuhkan

campuran beraspal, yang terdiri dari bahan jalan agregat dan aspal. Agregat yang

dipergunakan harus dengan ukuran-ukuran tertentu, secara teknis memenuhi

persyaratan spesifikasi untuk dipakai pada jenis konstruksi jalan dan jembatan,

demikian juga dengan jenis aspalnya. Untuk memperoleh bahan jalan campuran

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 2

beraspal tersebut diperlukan peralatan yang disebut dengan Asphalt Mixing Plant

(AMP).

1.1.1. FUNGSI PERALATANPeralatan produksi campuran beraspal panas atau Asphalt Mixing Plant (AMP)

adalah seperangkat peralatan yang mempunyai fungsi untuk memproduksi

bahan pelapisan permukaan jalan lentur yaitu campuran beraspal panas.

Gambar 1.1:. Peralatan Produksi Bahan Jalan AMP.

1.1.2. JENIS PERALATAN AMPPeralatan produksi campuran beraspal panas (AMP) ada 2 (dua) tipe yaitu :

- Tipe takaran atau tipe Batch

- Tipe drum/menerus atau tipe continues

Pada tipe Batch, pencampuran bahan-bahannya terjadi tiap kali membuat Batch

atau campuran dan dilaksanakan didalam komponen mixer atau pugmill.

Sedang pada tipe drum (menerus), maka proses pencampurannya terjadi terus

menerus dan dilaksanakan didalam drum dryer atau didalam pugmill. Pada

proses pencampuran didalam drum dryer biasa di sebut tipe drum mix.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 3

1.1.3. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA AMP.Komponen –komponen Asphalt Mixing Plant untuk tipe Batch agak berbeda

dengan tipe Drum/menerus. Namun produksi yang berupa campuran beraspal

(hotmix) akan sama dan sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan, hanya proses

kerja kedua tipe tersebut berbeda.

Dibawah ini menjelaskan komponen-komponen tiap alat produksi campuran

aspal.

1.1.3.1. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Batch.

Gambar 1.2 : AMP Tipe takaran atau tipe Batch.

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Batch adalah sebagai

berikut : (lihat gambar 1.2)

1. Bin dingin (Cold bin)

2. Pintu Bin dingin

3. Elevator dingin (Cold Elevator)

4. Pengering.

5. Pengumpul debu

6. Cerobong asap

7. Elevator panas (Hot elevator)

8. Unit ayakan

9. Bin panas (Hot Bin)

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 4

10. Bak penimbang/alat-alat timbangan (dial)

11. Bak Pencampur (Mixer atau Pugmill)

12. Penampung filler

13. Tangki oli pemanas aspal

14. Timbangan aspal

15. Pembangkit tenaga (Gen Set)

1.1.3.2. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Drum Mix

Gambar 1.3 : AMP Tipe menerus atau tipe continues Drum Mix

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Drum/menerus adalah

sebagai berikut : (lihat gambar 1.3)

1. Bin Pendingin (Cold Bin)

Fungsi dari bin pendingin adalah untuk menampung agregat melalui

pembukaan dan penutupan pintu pengeluaran agregat yang diatur

sedemikian rupa agar jumlah agregat tiap fraksi harus sesuai

dengan spesifikasi job fix formula yang sudah direncanakan.

Cold bin ini harus dijaga agar tidak terjadi penyumbatan dan harus

selalu dikalibrasi.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 4

10. Bak penimbang/alat-alat timbangan (dial)

11. Bak Pencampur (Mixer atau Pugmill)

12. Penampung filler

13. Tangki oli pemanas aspal

14. Timbangan aspal

15. Pembangkit tenaga (Gen Set)

1.1.3.2. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Drum Mix

Gambar 1.3 : AMP Tipe menerus atau tipe continues Drum Mix

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Drum/menerus adalah

sebagai berikut : (lihat gambar 1.3)

1. Bin Pendingin (Cold Bin)

Fungsi dari bin pendingin adalah untuk menampung agregat melalui

pembukaan dan penutupan pintu pengeluaran agregat yang diatur

sedemikian rupa agar jumlah agregat tiap fraksi harus sesuai

dengan spesifikasi job fix formula yang sudah direncanakan.

Cold bin ini harus dijaga agar tidak terjadi penyumbatan dan harus

selalu dikalibrasi.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 4

10. Bak penimbang/alat-alat timbangan (dial)

11. Bak Pencampur (Mixer atau Pugmill)

12. Penampung filler

13. Tangki oli pemanas aspal

14. Timbangan aspal

15. Pembangkit tenaga (Gen Set)

1.1.3.2. Komponen Asphalt Mixing Plant tipe Drum Mix

Gambar 1.3 : AMP Tipe menerus atau tipe continues Drum Mix

Bagian atau komponen Peralatan Produksi AMP tipe Drum/menerus adalah

sebagai berikut : (lihat gambar 1.3)

1. Bin Pendingin (Cold Bin)

Fungsi dari bin pendingin adalah untuk menampung agregat melalui

pembukaan dan penutupan pintu pengeluaran agregat yang diatur

sedemikian rupa agar jumlah agregat tiap fraksi harus sesuai

dengan spesifikasi job fix formula yang sudah direncanakan.

Cold bin ini harus dijaga agar tidak terjadi penyumbatan dan harus

selalu dikalibrasi.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 5

Gambar 1.4. Cold Bin

2. Ban Berjalan (Belt Conveyor), terdiri dari :

i. Conveyor penampung

ii. Conveyor pengumpul

iii. Conveyot pengantar.

Fungsi dari ban berjalan ini adalah untuk mentransportasi fraksi

agregat dari bin pendingin yang berjalan berputar. Pada tahap

pertama masing-masing fraksi agregat dari masing-masing bin

ditampung pada ban berjalan atau belt masing-masing yang diputar

oleh tenaga motor listrik. Dari masing-masing belt tersebut agregat

dingin ditampung pada belt pengumpul atau collecting belt conveyor,

dan selanjutnya agregat yang sudah tercampur pada collecting

conveyor tersebut diteruskan untuk dimasukkan ke dalam dryer

melalui elevating conveyor atau feeder conveyor.

Untuk lebih meningkatkan ketelitian pengukuran jumlah agregat

dingin (dari tiap fraksi) yang ditimbang dengan berat (bukan volume),

maka pada pengeluaran agregat dingin dari binnya ditempatkan

sensor, dan pengukur berat agregat ditempatkan pada ban berjalan

dari tiap fraksi agregat.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 5

Gambar 1.4. Cold Bin

2. Ban Berjalan (Belt Conveyor), terdiri dari :

i. Conveyor penampung

ii. Conveyor pengumpul

iii. Conveyot pengantar.

Fungsi dari ban berjalan ini adalah untuk mentransportasi fraksi

agregat dari bin pendingin yang berjalan berputar. Pada tahap

pertama masing-masing fraksi agregat dari masing-masing bin

ditampung pada ban berjalan atau belt masing-masing yang diputar

oleh tenaga motor listrik. Dari masing-masing belt tersebut agregat

dingin ditampung pada belt pengumpul atau collecting belt conveyor,

dan selanjutnya agregat yang sudah tercampur pada collecting

conveyor tersebut diteruskan untuk dimasukkan ke dalam dryer

melalui elevating conveyor atau feeder conveyor.

Untuk lebih meningkatkan ketelitian pengukuran jumlah agregat

dingin (dari tiap fraksi) yang ditimbang dengan berat (bukan volume),

maka pada pengeluaran agregat dingin dari binnya ditempatkan

sensor, dan pengukur berat agregat ditempatkan pada ban berjalan

dari tiap fraksi agregat.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 5

Gambar 1.4. Cold Bin

2. Ban Berjalan (Belt Conveyor), terdiri dari :

i. Conveyor penampung

ii. Conveyor pengumpul

iii. Conveyot pengantar.

Fungsi dari ban berjalan ini adalah untuk mentransportasi fraksi

agregat dari bin pendingin yang berjalan berputar. Pada tahap

pertama masing-masing fraksi agregat dari masing-masing bin

ditampung pada ban berjalan atau belt masing-masing yang diputar

oleh tenaga motor listrik. Dari masing-masing belt tersebut agregat

dingin ditampung pada belt pengumpul atau collecting belt conveyor,

dan selanjutnya agregat yang sudah tercampur pada collecting

conveyor tersebut diteruskan untuk dimasukkan ke dalam dryer

melalui elevating conveyor atau feeder conveyor.

Untuk lebih meningkatkan ketelitian pengukuran jumlah agregat

dingin (dari tiap fraksi) yang ditimbang dengan berat (bukan volume),

maka pada pengeluaran agregat dingin dari binnya ditempatkan

sensor, dan pengukur berat agregat ditempatkan pada ban berjalan

dari tiap fraksi agregat.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 6

Perubahan timbangan berat agregat yang keluar akan terdeteksi oleh

sensor tersebut dan diteruskan ke pengatur otomatis kecepatan

putaran motor listrik penggerak ban berjalan agregat dingin.

Perlengkapan peralatan ini biasanya dipasang pada AMP tipe

continuous jenis Drum Mix dengan pengontrolan otomatis.

3. Drum Pengering, sekaligus sebagai drum pencampur (mixer),

dilengkapi dengan penyembur api/burner.

4. Conveyor pengantar atau bucket elevator campuran beraspal

panas.

5. Silo penampung/pemasok campuran beraspal panas

6. Pemasok bahan pengisi/filler

7. Tangki persediaan aspal dan pompa aspal

8. Elevator panas/hot elevator

9. Penampung/pengumpul debu/dust collector.

10.Tangki bahan bakar

11.Pembangkit tenaga (Gen Set)

12.Pengontrol operasi

1.2. PROSES PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL PANAS.

1.2.1. Asphalt Mixing Plant (AMP) tipe Batch1.2.1.1. Penyiapan bahan

a. Agregat dimuatkan dalam masing-masing bin dingin untuk tiap

ukuran (Fraksi) sesuai dengan yang di perkirakan dalam campuran

(Sesuai dengan job mix formula)

b. Aspal disiapkan didalam tangki persediaan.

c. Filler apabila dibutuhkan disiapkan didalam filler.

1.2.1.2. Proses Produksia. Agregat dari masing-masing ukuran dikeluarkan dari masing-

masing binnya. Banyaknya masing-masing ukuran agregat

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 7

jumlahnya diatur dengan pengaturan bukaan pintu yang ada di

bagian bin, dan diatur sesuai dengan pengaturan perbandingan

dalam Job Mix Formula (JMF). Agregat yang dikeluarkan

ditampung oleh collecting conveyor dan diteruskan ke conveyor

pengantar untuk dialihkan masuk kedalam drum dryer.

b. Didalam dryer agregat tersebut akan dikeringkan dengan cara

dipanaskan melalui semburan api dari burner agregat yang panas

dan kering akan keluar diujung dryer dan dialihkan kedalam

elevator panas (Hot Elevator). Panas agregat yang dikeluarkan

mempunyai suhu sekitar 175°C.

c. Agregat panas dalam hot elevator akan dibawa naik keatas

memakai mangkok-mangkok (bucket) kecil yang dipasang

sepanjang rantai yang berputar naik keatas didalam hot elevator

agregat dalam mangkuk-mangkuk kecil tersebut setelah sampai

diatas ditumpahkan keatas saringan panas bergetar untuk dipilah-

pilah kembali sesuai dengan ukuran butirannya semula. Masing-

masing agregat yang lolosa saringan masing-masing akan jatuh

masuk kedalam ruangannya masing-masing (Compartment)

didalam hot bin. Hot bin umumnya mempunyai 4 (empat) ruang

terpisah (Compartment).

d. Filler dimuatkan kedalam bin filler secara manual melalui filler

elevator.

e. Aspal didalam tangki dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai

suhu kira-kira 165°C.

f. Proses pencampuran dilaksanakan sebagai berikut:

1) Agregat panas dari masing-masing fraksi dikeluarkan dari

compartment masing-masing untuk ditimbang masing-masing

sesuai dengan job mix formula di tamping dalam bin

penimbang.

2) Filler ditimbang sesuai dengan JMF.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 8

3) Aspal panas ditimbang sebanyak yang di butuhkan untuk

setiap kali mencampur (batch) aspal panas hasil timbangan

disimpan didalam tangki penimbang aspal.

4) Semua agregat panas yang sudah ditimbang didalam pugmill

yang lengan-lengannya berputar. Kemudian filler

ditumpahkan dan selanjutnya aspal panas yang berada

didalam tangki penimbang aspal disemprotkan kesalurannya

keatas agregat yang sedang teraduk-aduk didalam pugmill.

Selesai pencampuran pintu buangan dari pugmill dibuka dan

campuran beraspal panasnya segera keluar dan ditampung

diatas bak dump truck. Lama waktu pencampuran antara 35

detik sampai 45 detik (Lihat spesifikasi teknis). Temperatur

campuran diatas Dump Truck ± 150°C.

g. Proses produksi dapat digambarkan seperti sketsa pada gambar

1.5 dibawah ini :

Gambar 1.5: Proses produksi bahan jalan hotmix

Bin dingin (cold bin) Kalibrasi bukaan Pasang pemisah antara bin Penggetar dan tenaga

pembersih tersedia

Pengering (dryer) Pembakaran sempurna Kontrol temperatur Kemiringan dan kondisi sudu2

Campuran Bak truk bersih Tampak visual Temperatur di atas truk Pengangkutan ditutup

terpal

Penyaringan

Penakaran

Filler

Bin Dingin

Penimbunan (Stockpile) Tidak segregasi/degradasi Tidak ada perubahan secara

visual (kuari berbeda) Agregat kubikal dan bersih

Aspal cair

Penakaran

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 9

1.2.1.3. Penampung/pembersih debu (Dust Collector).Debu-debu yang terjadi selama proses produksi Hotmix akan dihisap

oleh fan penghisap (Exhauster) dan akan di ikat semburan (percikan

semprotan) air sehingga menjadi lumpur. Lumpur yang terjadi

dibuang kekolam, sedangkan gas-gas atau udara buangan yang

sudah bersih dibuang melalui cerobong asap.

Ada 2 (dua) macam jenis penampung debu :

a. Jenis kering atau dry cyclone, dimana debu-debu dari buangan

silinder pengering atau dryer dihisap ke dalam silo cyclone dan

diputar sehingga partikel yang berat akan turun ke bawah

sedangkan udara yang sudah tidak mengandung partikel debu lagi

akan dikeluarkan melalui cerobong asap. Partikel yang berat

tersebut sering dipakai sebagai filler juga.

b. Jenis basah atau wet scruber, dimana pada jenis ini debu-debu

yang terbawa udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu

bak atau ruangan dan disemprot air, sehingga partikel-partikel

debunya akan terbawa air turun dan ditampung dalam bak-bak

penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari debu-debu dan

keluar melalui cerobong asap.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 9

1.2.1.3. Penampung/pembersih debu (Dust Collector).Debu-debu yang terjadi selama proses produksi Hotmix akan dihisap

oleh fan penghisap (Exhauster) dan akan di ikat semburan (percikan

semprotan) air sehingga menjadi lumpur. Lumpur yang terjadi

dibuang kekolam, sedangkan gas-gas atau udara buangan yang

sudah bersih dibuang melalui cerobong asap.

Ada 2 (dua) macam jenis penampung debu :

a. Jenis kering atau dry cyclone, dimana debu-debu dari buangan

silinder pengering atau dryer dihisap ke dalam silo cyclone dan

diputar sehingga partikel yang berat akan turun ke bawah

sedangkan udara yang sudah tidak mengandung partikel debu lagi

akan dikeluarkan melalui cerobong asap. Partikel yang berat

tersebut sering dipakai sebagai filler juga.

b. Jenis basah atau wet scruber, dimana pada jenis ini debu-debu

yang terbawa udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu

bak atau ruangan dan disemprot air, sehingga partikel-partikel

debunya akan terbawa air turun dan ditampung dalam bak-bak

penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari debu-debu dan

keluar melalui cerobong asap.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 9

1.2.1.3. Penampung/pembersih debu (Dust Collector).Debu-debu yang terjadi selama proses produksi Hotmix akan dihisap

oleh fan penghisap (Exhauster) dan akan di ikat semburan (percikan

semprotan) air sehingga menjadi lumpur. Lumpur yang terjadi

dibuang kekolam, sedangkan gas-gas atau udara buangan yang

sudah bersih dibuang melalui cerobong asap.

Ada 2 (dua) macam jenis penampung debu :

a. Jenis kering atau dry cyclone, dimana debu-debu dari buangan

silinder pengering atau dryer dihisap ke dalam silo cyclone dan

diputar sehingga partikel yang berat akan turun ke bawah

sedangkan udara yang sudah tidak mengandung partikel debu lagi

akan dikeluarkan melalui cerobong asap. Partikel yang berat

tersebut sering dipakai sebagai filler juga.

b. Jenis basah atau wet scruber, dimana pada jenis ini debu-debu

yang terbawa udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu

bak atau ruangan dan disemprot air, sehingga partikel-partikel

debunya akan terbawa air turun dan ditampung dalam bak-bak

penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari debu-debu dan

keluar melalui cerobong asap.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 10

Gambar 1.6: Penampung/pembersih debu pada AMP Tipe Batch

1.2.2. Asphalt Mixing Plant (AMP) tipe Drum Mix1.2.2.1. Penyiapan Bahan :

a. Agregat dimuatkan dalam masing-masing bin dingin untuk tiap

ukuran (Fraksi) sesuai dengan yang di perkirakan dalam

campuran (Sesuai dengan job mix formula)

b. Aspal disiapkan didalam tangki persediaan.

c. Filler apabila dibutuhkan disiapkan didalam filler.

1.2.2.2. Proses ProduksiPada AMP tipe drum mix, maka agregat dari semua fraksi masuk

kedalam dryer berikut bahan filler apabila diperlukan. Proses

pencampuran terjadi didalam drum dryer di bagian ujung keluar aspal

panas disemprotkan melalui pipa aspal yang masuk menjorok

kedalam drum dryer. Disemprotkan ditempat agregat yang sedang

dipanaskan dibagian ujung dryer.

Campuran beraspal panas yang sudah jadi akan keluar tumpah dari

dryer dan dilanjutkan oleh belt conveyor atau levator bucket untuk

dibawa dan dimasukan kedalam silo penampung campuran beraspal

panas. Dari silo dimuatkan keatas dump truck. Lama waktu

pencampuran pada AMP tipe drum mix ini bias mencapai 60 detik.

1.3. APLIKASI PRODUK AMP.1.3.1. Design Mix Formula dan Job Mix Formula.

Design Mix Formula, atau Formula Campuran Rencana (FCR), merupakan

campuran dimana sumber pengambilan agregatnya adalah dari stock pile

(Cold Bin), sehingga menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan

yang tercantum dalam spesifikasi.

Job Fix Formula atau disebut Formula Campuran Kerja (FCK), merupakan

rancangan campuran dimana sumber pemakaian agregatenya adalah dari Hot

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 11

Bin, sehingga karakteristik FCK setidaknya mendekati atau sama dengan

FCR. Perbedaan dalam job mix formula akan berpengaruh terhadap mutu

atau kekuatan dari produk setelah di hampar dan dipadatkan.

1.3.2. Aplikasi di lapangan.Seperti dijelaskan diatas, maka berbeda Job Mix Formula akan mempengaruhi

mutu atau kekuatan campuran. Oleh sebab itu aplikasi produk AMP

dilapangan yaitu untuk pelapisan perkerasan permukaan jalan akan berbeda

untuk tiap lapisan perkerasan jalannya. Artinya untuk lapisan aus atau wearing

course akan berbeda dengan untuk lapisan pengikat atas binder course (AC-

BC)

1.4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.Beberapa hal penting perlu diperhatikan pada unit peralatan AMP untuk menjaga

agar produksi bisa berjalan lancar dan menghasilkan produk yang memenuhi syarat

yaitu antara lain :

a. Pintu pengeluaran pada bin dingin jangan sampai rusak tidak bisa berfungsi

dengan baik.

b. Jangan sampai ada kerusakan-kerusakan bolong pada dinding drum dryer,

elevator panas, saringan, bin panas serta bin penimbangan.

c. Pedal tip pada pugmill jangan sampai aus, harus segera diganti.

d. Alat-alat timbangan harus tetap berfungsi dengan benar.

e. Semua thermometer harus berfungsi dengan benar.

f. Pemeriksaan rutin pada komponen-komponen AMP:

Komponen berpelumas oli: Gear Motor, Vibrating Screen, Air Compressor.

Komponen berpelumas grease: Bearing, Rantai / chaine, Roda gigi/gear,

Sprocket, dll.

Sistem Pemanas (Heater System)

Tanki bahan bakar (Fuel)

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 12

Sistem Operasi (Operating System), yaitu air compressor, air cylinder, dan

sistem pemipaannya.

Sistem Pipa Saluran (Piping Lines), yaitu: Asphalt Distribution System, Fuel

Distribution System, Oil Distribution System (oil heater), dan Operating system

(sistem pengoperasian air cylinder).

Baut Pengikat

Bahan Baku Utama

Pemeriksaan peralatan secara menyeluruh, agar tidak terjadi gangguan dan

kerusakan selama dalam berproduksi.

1.5. PENUTUPPembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural

dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),

Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang

penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah

mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis

peralatan produksi bahan jalan Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan komponen-

komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang dihasilkan,

serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih mengerti dan

memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta diharapkan dapat melihat

langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai pengawas

lapangan, selalu berhubungan dengan peralatan ini.

1.6. REFERENSI.

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989,

Tentang Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.

2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.

3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan

Umum, Tahun 1983.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 13

4. Manual Pemeriksa peralatan unit produksi campuran beraspal, Departemen

Pekerjaan Umum, no. 001/BM/2007

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 14

BAB II

PERALATAN PEMECAH BATU (STONE CRUSHING PLANT)

2.1 UMUM.Modul Penggunaan Peralatan Produksi Pemecah Batu (Stone Crusher) dibuat dalam

rangka untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan (diklat), agar peserta

mampu meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis peralatan

produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di lapangan dan

mencapai hasil kerja yang diharapkan.

Setiap bangunan teknis sarana baik itu bangunan gedung, jalan dan jembatan,

bendungan atau dam, selalu dibutuhkan batu, khususnya batu pecah atau agregat

dengan ukuran-ukuran tertentu serta spesifikasi bentuk tertentu yang secara teknis

memenuhi persyaratan untuk dipakai pada jenis konstruksinya. Untuk memperoleh batu

pecah atau agregat tersebut diperlukan peralatan yang kita kenal yaitu Peralatan

Pemecah Batu atau Stone Crushing Plant. Beberapa tipe Peralatan Pemecah Batu

yang dikenal dan biasa dipakai, yaitu Jaw Crusher, Cone Crusher, Impact Crusher, dan

Roll Crusher.

2.1.1. Fungsi PeralatanPeralatan produksi agregat atau peralatan pemecah batu (Stone Crushing

Plant) adalah seperangkat peralatan untuk memproduksi batu pecah atau

agregat bahan jalan yang berukuran kecil-kecil yang dipakai untuk keperluan

konstruksi jalan.

Dibawah ini digambarkan bagan alir proses kerja Alat Pemecah Batu (kerja

stone) yang dimulai dari pengiriman bahan/material yang akan dipecah sampai

dengan hasil produksi berupa agregat bahan jalan.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 15

Gambar 2.1. Fungsi peralatan produksi stone crusher

2.1.2. Komponen-komponen utama perangkat Peralatan Pemecah Batu.

Bagian atau komponen peralatan Pemecah Batu seperti yang terlihat pada

gambar 2.1 adalah sebagai berikut:

Material/bahanYang akan di crushing

Feeder dan hooper

Vibrator feeder

limbah

Timbunanmaterial

Conecrusher

Bahan jalanBahan jalan

Bahan jalan

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 16

a. Komponen: Feeder dan Hopper.

Feeder dan Hopper adalah alat untuk mengatur aliran bahan/material

mentah yang akan diproses oleh pemecah batu (Crusher). Komponen ini

merupakan awal dari perangkat produksi agregat yang berfungsi sebagai

pembawa batu masuk kedalam komponen/alat pemecah batu/crusher untuk

dipecah menjadi agregat.

Beberapa jenis/tipe feeder yaitu:

Gambar 2.2. Vibrating grizzly feeder

Gambar 2.3. Reciprocating feeder

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 17

Gambar 2.4. Vibrator feeder

Gambar 2.5. Apron feeder

Gambar 2.6. Reciprocating Feeder

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 18

b. Komponen: Pemecah Batu (Crusher)

Pemecah batu (Crusher) adalah alat untuk memecah atau memperkecil)

ukuran material, terdiri dari Pemecah batu Primer, Pemecah batu

sekunder atau tersier. Sedangkan ditinjau dari fungsinya Pemecah Batu

merupakan komponen (alat) utama alat pemecah batu.

Ada beberapa macam jenis atau tipe peralatan pemecah batu atau stone

crusher yang umum dipakai untuk memproduksi agregat bahan jalan,

yaitu :

1. Pemecah batu tipe jaw atau jaw crusher.

2. Pemecah batu tipe giratory crusher

3. Pemecah batu tipe bentur atau impact crusher.

4. Pemecah batu tipe silinder atau rol, disebut roll crusher.

5. Pemecah batu tipe konus atau cone crusher.

1. Tipe Jaw Crusher (pemecah batu primer)

Pemecah batu tipe jaw atau jaw crusher mempunyai bagian atau

komponen pemecahnya berbentuk rahang atau jaw, terdiri dari pelat

rahang tetap atau fixed (stationary) jaw dan pelat rahang bergerak

atau swing (moveable) jaw. Ada 2 tipe Jaw Crusher, yaitu single jaw

crusher dan twin (double) jaw crusher.

Gambar: 2.7 Bentuk dan potongan jaw crusher

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 19

Gambar: 2.8 Jaw Crusher sedang beroperasi

2. Tipe Giratory Crusher (pemecah batu primer)

Pemecah batu tipe gyratory stone crusher ini mempunyai bentuk dan

fungsi hamper sama dengan pemecah batu tipe cone (konus).

Gambar: 2.9. bentuk alat pemecah batu giratory crusher

3. Tipe Impact Crusher (pemecah batu primer)

Pemecah batu tipe bentur atau impact crusher ini mempunyai

seperangkat palu yang dipasang pada ujung dengan rotor yang diputar

oleh mesin atau rotor listrik. Palu yang terpasang di sekeliling rotor yang

berputar dengan kecepatan putar yang cukup tinggi akan memukul batu-

batu yang dituangkan ke dalam ruang pemecahan atau crushing

chamber. Selanjutnya batu-batu yang pecah akibat pukulan palu

tersebut dengan kecepatan yang cukup tinggi akan membentur dinding

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 20

mengenai pelat bentur atau breaker plate yang dipasang pada dinding

rumah crusher. Demikian terjadi terus menerus sampai terbentuk batu-

batu dalam ukuran yang kecil-kecil. Jadi proses pemecahan batu terjadi

akibat dipukul dan benturan.

Hasil batu atau agregat yang dihasilkan pada umumnya berbentuk bagus

yaitu kubikal, dengan bidang pecah banyak.

Tipe impact crusher ini ada beberapa bentuk, yaitu bentuk impact

breaker dan bentuk hammer mills atau impact mills.

Gambar: 2.10. bentuk impact breaker.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 21

Gambar: 2.11. bentuk hammer mills.

4. Tipe Roll Crusher (pemecah batu sekunder/tersier)

Peralatan pemecah batu tipe roll atau roll crusher mempunyai bagian

atau komponen berupa rol dengan permukaan licin atau beralur

memanjang yang berfungsi sebagai pemecah batunya.. Bentuk alur

bermacam-macam, alur dengan bentuk roda gigi, alur dengan bentuk

lengkungan atau gunungan, alur rata, alur bentuk 21rapezium. Dilihat

dari jumlah rol pemecah yang dipasang, ada beberapa macam atau

model pemecah batu yaitu, pemecah batu rol tunggal atau single-roll

crusher, pemecah dengan rol ganda atau two rolls crusher, dan pemecah

dengan tiga buah rol atau three-rolls crusher.

Gambar 2.12. bentuk pemecah batu Roll Crusher.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 22

5. Tipe Cone Crusher (pemecah batu tipe konus).

Komponen atau bagian pemecah pada pemecah batu tipe konus atau

cone crusher ini terdiri dari mantel dan konkav (concave) berbentuk

konus, dimana mantelnya berputar secara eksentris. Konus konkav

(concave) dipasang pada dudukannya atau concave liner yang berulir di

bagian dinding sebelah luarnya yang berfungsi untuk menaikkan atau

menurunkan posisi concave terhadap mantel, kedudukan concave ini

diam tidak berputar. Mantel (mantle) dipasang di atas dudukannya

(mantle core) yang ditumpu oleh seat liner. Mantle bersama mantle core

dipasang terikat pada sebuah poros utama yang pada bagian bawahnya

poros tersebut terpasang dalam drum yang secara eksentris. Dengan

demikian putaran poros bagian bawah terjadi eksentris. Hal ini akan

menyebabkan gerakan permukaan mantle yang turun naik ini yang

mengakibatkan batu terpecah. Pada umumnya pemecah batu tipe konus

atau cone crusher dipasang sebagai pemecah kedua atau secondary

crusher, dimana batu yang dipecah dipasok dari sebagian hasil

pemecahan pemecah pertama atau primary crusher yang masih

berukuran besar. Cara pemasokan ke dalam pemecah konus bisa

langsung dari ayakan atau screen, , bisa juga dibawa oleh ban berjalan

atau belt conveyor. Cara pemasokan atau penuangan seperti ini

mengandung resiko bahwa isi pemecah konus terlalu penuh atau terlalu

sedikit.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 23

Gambar 2.13. bentuk Cone Crusher

c. Komponen: Saringan (Screen)

Komponen peralatan pemecah batu ini berfungsi untuk memisah-misah

agregat hasil proses produksi dalam bentuk ukuran (kelompok ukuran)

butiran agregat yang akan dipergunakan untuk material/bahan konstruksi

jalan. Agregat yang dibawa oleh elevator setelah sampai di atas langsung

ditumpahkan ke atas saringan atau ayakan panas (hot screen) untuk

dipisah-pisahkan sesuai fraksinya masing-masing. Pada umumnya

saringan ini merupakan unit tertutup untuk menghindari kehilangan panas

dari agregat.

Bentuk Saringan

Saringannya sendiri berbentuk anyaman baja dengan besaran lubang-

lubang anyaman disesuaikan standar ukuran fraksi butiran agregat.

Di dalam unit saringan terpasang 4 atau 5 ukuran saringan untuk masing-

masing fraksi agregat, yang disusun sedemikian rupa dimana saringan

fraksi terkecil dipasang di bagian paling rendah.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 24

Saringan fraksi paling besar ditempatkan paling atas, sehingga apabila ada

agregat dengan ukuran butiran besar (lebih besar dari ukuran saringan),

atau biasa disebut oversize, akan terbuang keluar melalui saluran

pembuang.

Agregat panas yang lolos saringan sesuai fraksinya masing-masing akan

terus masuk ke dalam bin panas di ruang masing-masing ukuran fraksi.

Ukuran Lubang Saringan

Kapasitas saringan (masing-masing fraksi) harus dapat menampung

jumlah agregat dari tiap-tiap (masing-masing) fraksi yang dibutuhkan

dalam bahan jalan. Ukuran celah (lubang) saringan selama dalam operasi

bisa mengalami perubahan akibat aus atau akibat kawat-kawatnya

terselimuti lapisan abu batu sehingga kawatnya menebal.

Apabila terjadi aus akibat gesekan agregat, maka lubangnya akan

membesar sehingga ukuran agregat fraksi yang bersangkutan menjadi

lebih besar.

Sebaliknya apabila terselimuti abu batu, maka ukuran lubang saringan jadi

mengecil, sehingga ukuran agregat fraksi yang bersangkutan jadi lebih

kecil. Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas maka perlu secara rutin

saringan diperiksa serta dibersihkan. Juga diperiksa dari kemugkinan

rusak. Biasanya lembaran-lembaran saringan masing-masing ukuran bisa

dengan mudah dilepas atau dipasang pada dudukannya di unit saringan

(screen unit).

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 25

Gambar 2.14. Bentuk saringan pemecah batu

Faktor-Faktor yang harus diperhatikan pada saringan

Periksa dinding-dinding unit saringan dari kemungkinan bocor. Periksa /

dimonitor saluran-saluran pemisah agregat-nya.

Periksa anyaman-anyaman saringan dari kemungkian aus, kawatnya

menebal atau ada yang rusak (patah).

Periksa ayakan, apakah dalam kondisi tidak rusak/sobek.

Periksa ayakan, apakah dalam kondisi tidak normal.

Ayakan harus tidak bocor, tidak sobek dan tidak buntu.

Batang ayakan harus tidak aus.

Ayakan harus mempunyai kapasitas yang cukup, sesuai kapasitas

pemecah batu.

d. Komponen: Ban Berjalan (Belt Conveyor)Ban berjalan atau conveyor yang terbuat dari karet merupakan salah satu

komponen unit peralatan pemecah batu yang berfungsi membawa atau

memindahkan material batu pecah atau agregat dari hasil pemecahan ke

saringan atau screen, atau dari hasil pemecahan yang satu ke ban

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 26

berjalan yang lainnya, atau dari ayakan atau screen ke tempat

pengumpulan atau stock pile.

Ban berjalan atau belt conveyor ini berupa satu ban atau belt berbahan

karet dengan ukuran lebar bermacam-macam. Ban ini bergerak berputar

yang diputarkan oleh rotor listrik. Lebar ban atau belt serta kecepatan

berjalannya menghasilkan kapasitas ban berjalan atau kapasitas belt

conveyor per jamnya. Kapasitas ban berjalan ini harus bisa memenuhi

jumlah agregat yang dialirkan per jamnya sebagai hasil dari pemecah

batunya.

Gambar 2.15. Beberapa bentuk conveyor

Yang perlu diperhatikan untuk komponen conveyor atau ban berjalan:

Pemeriksaan V-belt, apakah bebas dari minyak .

Pemeriksaan V-belt, apakah tidak sobek.

Pemeriksaan kekencangan V-belt.

Pemeriksaan roll penyangga, apakah cukup dan berfungsi.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 27

e. Komponen: Grizzly

Grizzly adalah alat penyaring agregat yang umumnya diletakkan sebelum

alat pemecah batu (baik primer atau sekunder/tersier), yang berfungsi

menghindarkan batu tertalu besar masuk ke bukaan atas (Top Opening)

dan tertalu kecil untuk bukaan bawah (Crusher Setting), dengan tujuan

menghindari terjadinya kemacetan dan meningkatkan efektifitas. Ukuran

batu besar yang lolos lebih kecil ukuran bukaan atas dari pemecah batu.

Ukuran batu kecil yang lolos lebih kecil bukaan bawah dari pemecah batu.

Grizzly harus mempunyai kapasitas yang cukup, sesuai kapasitas

pemecah batu

f. Komponen: Pembangkit tenaga (Gen Set).

Genset berfungsi sebagai sumber pembangkit tenaga listrik untuk

mengoperasikan peralatan pemecah batu, terutama bagian atau

komponen yang memerlukan tenaga listrik.

2.2. PROSES PRODUKSI AGREGAT.

2.2.1. Susunan Penempatan KomponenSusunan bagian atau komponen peralatan pemecah batu diatur sesuai fungsi

dari alat tersebut sebagai berikut:

a. Feeder (tempat batu yang akan di pecah)

b. Pemecah batu (Crusher)

c. Ban berjalan (yang akan membawa batu setelah dipecah dari pemecah ke

saringan atau screen)

d. Ban berjalan (Stock Pile Conveyor) yang akan membawa agregat hasil dari

saringan ke timbunan atau stock pile)

2.2.2. Proses produksiBatu-batu dari berbagai ukuran di tumpukan oleh Wheel Feeder atau dari

Dump Truck keatas feeder (biasanya melalui saringan dulu sebelum masuk

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 28

keatasfeeder untuk memisahkan batu ukuran kecil agar tidak ikut dipecah).

Dari feeder batu-batu tadi masuk kedalam pemecah batu (crusher). Keluar dari

pemecah sudah menjadi batu pecah atau agregat dan seluruhnya ditampung

oleh ban berjalan atau conveyor, langsung dibawa kekomponen saringan atau

screen. Dari saringan, tiap-tiap jenis ukuran agregat ditampung masing-masing

oleh ban berjalan (conveyor) sendiri-sendiri dan langsung di tumpahkan oleh

conveyor tersebut ke penumpukan agregat atau stock pile sesuai ukuran

agregat masing-masing.

2.2.3. Pengaturan besaran ukuran butiran produk agregat.Pengaturan besaran ukuran agregat yang dihasilkan dapat dilaksanakan

sebagai berukut :

a. Pada Jaw Crusher : dengan mengatur besaran setelan bukaan pengeluaran

pada jaw plate (antara Fixed Jaw dan Swing Jaw)

b. Pada Cone/Giratory Crusher : dengan mengatur kesetaraan celah terbenam

antara dinding cone (antara coucave dan mantel)

c. Pada impact Crusher : dengan mengatur kecepatan putaran rotasi palu

pemukul, makin cepat putaran maka agregat hasil produksinya makin kecil-

kecil.

d. Pada Roll Crusher : dengan mengatur celah antara kedua roll pemecah.

2.2.4. Bentuk butiran produk agregatBentuk butiran agregat yang dihasilkan bisa bermacam-macam ada yang

pecah berbentuk kubus dengan bidang pecah banyak dan ada yang berbentuk

lonjong serta pipih dengan bidang pecah sedikit.

Bentuk butiran agregat yang dihasilkan tersebut di pengaruhi oleh :

a. Kondisi alat pemecahnya, yaitu bagian pemecahnya sudah rusak atau aus.

b. Jenis batu yang dipecah (batu) terdiri dari bermacam-macam jenis dan

karakteristiknya yang berbeda.

c. Proses produksi bahan jalan yang dihasilkan dari peralatan pemecah batu

dapat dilihat pada gambar 2.1

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 29

2.3. APLIKASI PRODUK PEMECAH BATU.

2.3.1. Ukuran agregat hasil produksi.Produk dari peralatan pemecah batu adalah berupa agregat, sedangkan

ukuran butiran agregat tergantung pada penyetelan pada alat pemecahnya

(crusher) serta ukuran saringan yang di pasang pada komponen saringan

(screening).

Agregat dengan ukuran dari yang berbentuk abu sampai dengan ukuran yang

dipersyaratkan dalam spesifikasi pada umumnya dipakai pada pembuatan

beton semen dan campuran beraspal panas (hotmix).

2.3.2. Persyaratan Penggunaan Bentuk Agregat.Untuk memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi untuk pencapaian mutu

produk beton semen maupun campuran beraspal panas, maka salah satu

persyaratannya adalah bentuk agregat, yaitu prosentase dari bentuk kepipihan

agregat yang dipakai sesuai persyaratan dalam specifikasi umumnya, maka

pada penggunakan untuk beton semen dipersyaratkan agregat bentuk pipih

sebanyak maksimum 20% dari total berat agregat yang dipakai, sedangkan

pada campuran beraspal panas maksimum 10% dari total berat agregat yang

dipakai.

2.4. HAL-HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN.

2.4.1. Pada alat pemecah (crusher)Ke-aus-an pada bagian pemecahannya :

a. Pada Jaw Crusher : permukaan dari bis jaw dan swing jaw apabila sudah

aus harus segera dig anti, Karena produk agregat banyak pipih.

b. Pada Coul Crusher : Permukaan Coucave dan mantel.

c. Pada Impact Crusher : bentuk permukaan palu pemukulnya (hammer)

d. Pada Roll Crusher : bentuk permukaan roll pemecah.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 30

2.4.2. Pada Saringan (screen)Kerusakan serta ke-aus-an dari kawat-kawat saringan akan menyebabkan

ukuran agregat yang di hasilkan (lolos saringan) sudah tidak sesuai lagi

dengan yang seharusnya.

2.5. Penutup.Sebagai indikator keberhasilan setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu

mengenal dan memahami jenis peralatan produksi bahan jalan Stone Crusher

dengan komponen-komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan

yang dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih

mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus

melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai

pengawas lapangan dapat memahami dan mengerti penggunaan peralatan produksi

Stone Crusher untuk menghasilkan fraksi-fraksi agregat dari yang berbentuk halus

sampai dengan yang berbentuk kasar sebagai bahan jalan untuk pelaksanaan

konstruksi perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku.

2.6. Referensi

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989,

Tentang Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.

2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.

3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan

Umum, Tahun 1983

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 31

BAB III

PERALATAN AGGREGATE BASE MIXING PLANT

3.1. UMUMModul Penggunaan Peralatan Produksi Aggregate Mixing Plant dibuat dalam rangka

untuk mempersiapkan bahan pendidikan dan pelatihan (diklat), agar peserta mampu

meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengerti tentang jenis peralatan

produksi bahan jalan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja di lapangan dan

mencapai hasil kerja yang diharapkan.

Dalam suatu konstruksi jalan, salah satu struktur pembentukan jalan adalah badan

jalan, dimana struktur ini memerlukan pondasi yang disebut sub base dan base.

Kadangkala untuk struktur perkerasan kaku (rigid pavement), untuk memperkuat

struktur perkerasan juga memerlukan base atau pondasi. Pondasi badan jalan ini

yang selanjutnya disebut dengan Agregat A dan Agregat B. Untuk memproduksi

agregat ini, peralatan yang dipergunakan adalah Aggregate Mixing Plant. Peralatan

ini sekarang jarang dipergunakan, karena untuk memproduksi bahan jalan agregat ini

dapat mempergunakan peralatan Asphalt Mixing Plant yang sedang tidak sedang

memproduksi (tidak bekerja/idle). Bahan jalan agregat ini juga dapat dihasilkan

dengan mempergunakan bahan jalan hasil perlatan stone crusher dimana ukuran

fraksi-fraksi agregat A dan agregat B dicampur dengan mempergunakan alat berat

loader dan grader.

3.1.1. Fungsi Peralatan Aggregate Mixing Plant.

Fungsi peralatan ini adalah untuk memproduksi agregat kelas A atau agregat

kelas B yang dipergunakan sebagai bahan dasar base course suatu

konstruksi jalan baik untuk perkerasan lentur (fleksible pavement) atau

perkerasan kaku (rigid pavement).

Untuk memperoleh bahan jalan base course tersebut diperlukan peralatan

produksibahan jalan yaitu Peralatan Aggregate Base Mixing Plant.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 32

3.1.2. Komponen Utama PeralatanPeralatan produksi bahan jalan aggregate base course ini merupakan

peralatan yang sederhana dengan komponen-komponen utamanya adalah :

a. Satu set bin agregat

b. Conveyor pengumpul (Collecting Conveyor)

c. Conveyor pengantar (stockpile conveyor)

d. Pembangkit tenaga (Gen Set)

Gambar: 3.1 Aggregate Mixing in Plant

Gambar: 3.2 Mobile Aggregate Mixing

a. Bin Agregat

Agregat dari berbagai ukuran (Fraksi) sesuai ukuran dalam komposisi

campuran agregat Kelas A dan Kelas B disimpan dalam masing-masing

bin. Pintu dibagian bawah bin bisadi setel untuk mengatur kasarnya jumlah

agregat yang mengalir keluar jumlah bin bisa 2 atau 3 bin.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 33

Gambar 3.3. Bentuk Bin Aggregate 3 (tiga) dan 2 (dua) Bin.

b. Conveyor Pengumpul (Collecting Conveyor)

Adalah ban berjalan terletak dibawah bin agregat, fungsinya untuk

menampung agregat yang keluar dari semua bin.

c. Conveyor Pengantar (Stockpile Conveyor)

Adalah ban berjalan atau conveyor yang akan menampung atau menerima

tumpukan campuran agregat dari conveyor pengumpul dan sekaligus ban

berjalan ini berfungsi sebagai stockpile conveyor.

Gambar 3.4. Bentuk Conveyor Pengumpul

d. Pembangkit Tenaga (Gen Set)

Penyedia daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan motor-motor

listrik yang dipakai serta motor penggetar yang dipasang pada bin agregat.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 34

3.2. PROSES PRODUKSIAgregat dari masing-masing bin dengan masing-masing berukuran fraksi sesuai

komposisi campuran agregat dikeluarkan melalui pintu pengeluaran masing-masing

dalam jumlah besaran sesuai formula campuran agregat.

Agregat yang tumpah dari tiap-tiap bin di tampung diatas ban berjalan atau collecting

conveyor, selanjutnya agregat dipindahkan ke ban berjalan pengantar atau stockpile

conveyor. Agregat saat dipindahkan dan sudah berada diatas stockpile conveyor

sudah teraduk sendiri akibat jatuh (tumpah) bersama-sama.

Selanjutnya dari stockpile conveyor agregat yang ada diatasnya ditumpahkan

menjadi stockpile berupa agregat campuran, atau sudah membentuk sebagai bahan

jalan base course agregat kelas A atau agregat kelas B.

3.3. APLIKASI DI LAPANGANAgregat kelas A atau agregat kelas B, dipakai dilapangan untuk sub base dan base

course badan jalan pada konstruksi flexible pavement, untuk perkerasan bahu jalan,

atau untuk timbunan pada oprit jembatan.

3.4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKANPintu pengeluaran agregat pada bin agregat dijaga agar selalu bisa berfungsi dengan

baik, diusahakan tidak macet atau rusak, dan dilakukan pemeliharaan secara rutin.

3.5. PENUTUPSebagai indikator keberhasilan setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu

mengenal dan memahami jenis peralatan produksi bahan jalan Aggregate Mixing

Plant dengan komponen-komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan

jalan yang dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk

lebih mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus

melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai

pengawas lapangan dapat memahami dan mengerti bahwa peralatan yang benar

untuk menghasilkan agregat sebagai bahan jalan subbase dan base adalah

peralatan produksi Aggregate Mixing Plant. Dibandingkan dengan peralatan lain

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 35

Peralatan Aggegate Mixing Plant ini dapat mencampur bahan jalan secara homogeny

sesuai dengan spesifikasi yang dipwersyaratkan.

3.6. REFERENSI

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang

Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.

2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.

3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan

Umum, Tahun 1983

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 36

BAB IV

PERALATAN CONCRETE MIXING PLANT ATAU BATCHING PLANT.

4.1. UMUMConcrete Mixing Plant (Concrete Batching Plant) adalah seperangkat peralatan untukmemproduksi campuran beton semen atau cement concrete. Material bahan

campuran terdiri dari semen, agregat, air dan bahan tambahan lain seperti additive

atau retarder. Hasil produksi cement concrete ini saat ini banyak dipergunakan

sebagai konstruksi jalan dan jembatan.

Modul tentang ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dan jenis/tipe

peralatan produksi campuran beton semen serta beberapa hal yang terkait dengan

persyaratan teknis yang harus dimiliki dan pemeriksaan kelaikan operasi serta

pengoperasian peralatan produksi campuran beton semen (Batching Plant).

3.1.1. Fungsi PeralatanPeralatan produksi concrete mixing plant atau lebih dikenal dengan batching

plant adalah seperangkat peralatan yang mempunyai fungsi untuk

memproduksi campuran beton semen yang diproduksi pada umumnya beton

semen bermutu tingggi hanya karena biaya produksi yang tinggi.

Gambar 4.1. peralatan produksi Concrete Mixing Plant

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 37

3.1.2. Jenis Peralatan produksi Concrete Mixing PlantDari cara pencampurannya maka peralatan produksi ini dibagi menjadi 3

(tiga) jenis, yaitu :

1. Pencampur Reversibel atau Reversible MixerAlat pencampur tipe reversibel ini berputar dengan poros horizontal,

mempunyai dua bukaan, satu untuk pengisian dan bukaan yang lainnya

untuk pembuangan. Pada waktu mengaduk, drum berputar pada satu arah

putaran sedangkan pada waktu mengeluarkan hasil adukan drum diputar

pada arah putaran yang berlawanan. Pada umumnya alat pencampur ini

dilengkapi skip loader atau hopper sebagai alat pengisi serta tangki air

berikut meteran airnya. Bahkan untuk yang berkapasitas cukup besar ± s/d

10 m3 juga dilengkapi timbangan agregat. Biasa dipakai di central atau

pusat pencampuran (central mixing plant). Lihat gambar 2 dan gambar 3.

Gambar 4.2. (A,B,C) : Concrete Mixing Plant jenis Reversible Mixer.

A B

C

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 38

2. Power MixerPower Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan

material campurannya di dalam drum (pan) pencampur, dimana proses

pencampurannya menggunakan tenaga penggerak dari pemutar (pengaduk)

Power Mixer atau Alat Pencampur Bermesin mengaduk bahan-bahan

material campurannya di dalam drum pencampur yang dipasangi lengan-

lengan atau pedal yang diputar mesin. Untuk mencegah melekatnya beton

semen ke dinding ataupun dasar atau alas drum, maka beberapa pedal akan

membersihkan beton semennya dari dinding atau alas drum. Alat Pencampur

Bermesin ini terdiri dari 2 (dua) macam drum pencampur, yaitu drum

pencampur berbentuk panci yang disebut Pan Mixer dengan lengan-lengan

berputar mendatar pada poros vertikal dan drum pencampur berbentuk drum

terbuka (gambar 4.2). Alat pencampur bermesin ini lebih banyak dipakai pada

produksi beton semen jadi atau Ready Mixed concrete karena kapasitas

produksinya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan Freefall Mixer.

Bahan utama untuk membuat beton (concrete) adalah agregat, semen dan

air. Bahan-bahan ini kemudian dicampur/diaduk dengan Pan Mixer dengan

kapasitas antara 2,5 m3 sampai dengan 3,5 m3.

Gambar 4.3. Bentuk Pan Mixer (Planetary Mixer)

Dalam proses mengaduk/mencampur bahan beton ini gerakan daripada

lengan-lengan dapat dengan searah atau berlawanan arah satu sama lain,

dimana posisi pan bergerak berlawanan dengan lengan-lengan atau diam.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 39

Alat Pencampur Bermesin yang kedua adalah Pencampur Tabung Datar atau

Trough Mixer yang berbentuk setengan tabung dimana terdapat 2 (dua) pintu,

yaitu pintu atas untuk menampung bahan/material, dan pintu bawah untuk

pengeluaran bahan/material yang sudah tercampur homogen. Peralatan ini

dilengkapi dengan pedal yang dipasang pada poros yang berfungsi sebagai

pusat putaran lengan-lengan. Pada pencampur poros tunggal, material yang

sudah dituangkan ke dalam tabung akan diaduk-aduk oleh pedal-pedal pada

lengan-lengan yang dipasang pada poros yang diputar mesin. Pada

pencampur poros ganda dengan kedua porosnya berputar berlawanan arah,

sepanjang kedua poros dipasangi lengan-lengan saling bersilangan dan pada

ujung lengan dipasang pedal.

Pada kedua macam pencampur baik poros tunggal maupun poros ganda,

maka bagian dinding sebelah dalam dilapisi dengan pelat aus, yang dapat

diganti baru apabila sudah tipis karena aus.

Gambar 4.4. Power Mixer Pedal Spiral Gambar 4.5. Power Mixer Poros Ganda

3. Free Fall MixerSilinder atau drum sebuah alat pencampur bebas atau free fall mixer

dapat diisi dan dikeluarkan isinya dengan mengubah arah putarannya

atau mengeluarkan isinya dengan cara dijungkirkan (tipping up).

Kecepatan putaran drum harus benar-benar mengikuti spesifikasi dari

pabriknya. Kecepatan putaran ini tidak boleh terlalu tinggi agar jatuhnya

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 40

material campuran tidak dipengaruhi oleh gaya centrifugal. Alat

pencampur bebas ini cocok untuk membuat beton semen yang tidak

terlalu kaku, rata-rata untuk beton semen dengan slump ± 2 in (± 5 cm).

Pada proses ini pencampuran terjadi dimana bahan-bahan/material beton

semen yang terjadi akibat jatuh sendiri sewaktu diputar yang berada

didalam bak pencampuran berjatuhan saat bak pencampurannya diputar.

Bagian-bagian dari free fall mixer adalah:

a. Tabung atau silinder atau drum yang di bagian dalamnya terpasang

sudu-sudu atau blades yang membentuk ulir atau spiral (gambar 4.4)

b. Hopper untuk menuangkan material yang akan dicampur

c. Roda gigi pemutar

d. Motor listrik atau mesin (engine) diesel atau bensin sebagai sumber

tenaga pemutar.

e. Konstruksi/trailer berikut roda (bila dipakai).

Gambar 4.6. Corong Pengisian Gambar 4.7. Bentuk Sudu keong

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 41

Gambar 4.8. Pemutar Hidrolik Drum Mixer. Gambar 4.9. tempat persediaan air.

Proses Pencampuran.

Proses pencampuran bahan-bahan/material beton semen dengan sistemfree fall mixer dapat dilakukan dengan dua cara:a. Mempergunakan alat pencampur angkat atau Tilting Mixer.

Kapasitas peralatan produksi beton semen ini antara 250 liter sampai

1000 liter, maksimum produksi hanya 7 m3 dalam 1 (satu) hari.

Kelemahannya adalah pada saat produksi, komposisi campuran bahan

diatur secara manual tapi tetap sesuai dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan.

Gambar 4.10. Tilting Mixer (Molen Concrete Mixer).

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 42

b. Mempergunakan alat pencampur reversibel atau Reversible Mixer.

Kapasitas peralatan ini cukup besar bisa sampai dengan 10 m3.

Peralatan produksi ini dioperasikan dipusat pencampuran (center

mixing plant), dan dalam mendapatkan komposisi bahan/material

beton semen yang akan dicampur sudah menggunakan timbangan

yang akurat.

Kondisi Bahan/material

Sedangkan dari kondisi bahan pencampurannya juga dibagi menjadi 2

(dua) jenis, yaitu :

a. Pencampuran basah atau Wet Type

Adalah proses pencampuran bahan-bahan beton semen yaitu agregat

dan semen sudah dicampur dengan air sehingga hasil campuran

sudah berupa beton semen. Pencampuran seperti ini biasa di sebut

ready mix. Biasa dilaksanakan di batching plant dan produknya berupa

beton semen dibawa kelokasi memakai agregate truck.

b. Pencampuiran kering atau Dry Type

Dalam sistem ini maka agregat dan semen dituangkan kedalam truck

mixer, selanjutnya truck mixer berangkat menuju lokasi pekerjaan.

Sebelum mencapai lokasi, air yang sudah tersedia diatas truck mixer

dituangkan kedalam campuran sehingga truck mixer tiba dilokasi beton

semen sudah selesai teraduk dengan baik didalamnya. Pencampuran

kering ini biasanya untuk pengiriman ke lokasi yang cukup jauh (lebih

dari 40 km) untuk menghindari terjadinya pembekuan lebih cepat

apabila memakai wet type.

Dari lokasi pelaksanaan pencampurannya juga dibagi menjadi 2 (dua)

jenis, yaitu :

a. Pencampur terpusat atau central mixing yang biasa disebut ready mix.

Hanya ada 1 (satu) lokasi pencampuran terpusat atau central. Dari

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 43

central ini hasil campuran beton semen dibawa dengan agigator truck

kelokasi lapangan.

b. Pencampur berjalan atau On Road Mixing. Disini proses pencampuran

terjadi selama dalam perjalanan menuju lokasi pekerjaan.

Pencampuran ini umumnya terjadi pada dry mixer, peralatan umumnya

adalah truck mixer.

3.1.3. Alat Pengangkut Beton Semen.Truck mixer adalah alat pengangkut beton semen yang sudah melalui

proses pencampuran bahan beton semen di batching plant. Apabila truck

mixer berfungsi sebagai transporter, maka sumber tenaga yang dipakai

adalah mesin dari unit trucknya, dilengkapi dengan komponen hidrolik

sebagai pemutar, dan komponen tangki persedian air.

Gambar 4.11. Jenis Truck Pengangkut beton semen (cement concrete).

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 44

3.2. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA BATCHING CONCRETE PLANTKomponen-komponen yang utama pada perlatan produksi campuran beton semen ini

adalah :

a. Bin Agregat

Gambar 4.12. bentuk Bin Agregat

b. Silo Semen curah

Gambar 4.13. Bentuk Silo tempat menyimpan semen curah

c. Tangki air.

Tangki air yang akan dipergunakan harus bersih dari bahan-bahan lain seperti

bahan-bahan organik atau minyak yang akan mempengaruhi ikatan semen

dengan agregat. Bahan-bahan alkali dan asam akan menimbulkan reaksi

kimiawi dengan semen yang mengakibatkan bubur semen berkurang

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 45

kekuatanya sehingga akan merusak konstruksi beton semen setelah jadi. Air

yang boleh dipakai pada pembuatan campuran beton semen harus bebas dari

bahan-bahan organik, alkalis, asam serta minyak sesuai yang dipersyaratkan

dalam spesifikasi teknis Direktorat Jenderal Bina Marga. Pada umumnya air

minum dapat dipakai dalam pencampuran beton semen. Air yang diperlukan

untuk pencampuran beton semen disimpan di dalam tangki air yang bersih

yang dilengkapi pengukur isi tangki

d. Pencampur atau mixer (fan mixer atau pugmill)

Gambar 4.14 : bentuk fan mixer/pugmill

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 46

e. Agrigator Truck

Gambar 4.14: bentuk Agrigator Truck.

f. Pembangkit tenaga (Gen Set)

g. Penimbang Bahan

Gambar 4.15: bentuk timbangan bahan

3.3. PROSES PRODUKSIDalam penulisan disini akan diuraikan salah satu contoh proses produksi campuran

beton semen di central mixing plant atau batching Plant.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 47

3.3.1. Penyimpanan bahanMaterial agregat dari beberapa ukuran butiran sesuai persyaratan mutu beton

disimpan didalam bin agregat. Semen dalam bentuk curah disimpan didalam

silo semen yang tertutup. Air untuk campuran yang memenuhi persyaratan

mutu disimpan dalam tangki air.

3.3.2. PencampuranAlat pencampur atau mixer yang dipakai adalah dari tipe Pan Mixer (lihat

Gambar) agregat masing-masing ukuran dialirkan dari bin agregat masing-

masing menuju kealat timbangan memakai belt conveyor dan selanjutnya

setelah ditimbang untuk keperluan 1 (satu) kali mengaduk lalu ditumpahkan

kedalam pan mixer yang sudah diberi air sebagian terlebih dulu (Pan mixer

dalam keadaan dihidupkan) selanjutnya semen dikeluarkan dari silo,

ditimbang untuk 1 (satu) kali mengaduk dan ditumpahkan kedalam pan mixer

yang sudah berisi agregat dan sebagian air.

Selanjutnya seluruh kebutuhan air ditumpahkan kedalam adukan, lama

pengadukan tiap kali adukan 1.5 menit untuk pan mixer kapasitas sampai 0.75

m3. Selesai pengadukan hasilnya su berupa campuran beton semen,

ditumpukan kedalam agitator truck untuk dibawa kelokasi lapangan. Biasanya

agitator truck membawa sejumlah air cadangan yang akan ditambahkan ke

dalam campuran beton semen dekat sebelum sampai lokasi tujuan untuk

menjaga slum dari campuran jangan menurun.

3.3.3. Pemeriksaan Mutu betonMutu beton biasanya diperiksa nilai slump nya sebelum dicor kan. Nilai

kekuatan atau compression test dilaksanakan pada beton setelah mengeras.

3.4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKANBeberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menjaga waktu hasil produksi

serta untuk pemeliharaan peralatan maupun bahan terutama semen yaitu :

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 48

Langkah-langkah pemeriksaan komponen atau bagian-bagian penting dari peralatan

produksi campuran beton semen dari tipe Power Mixer, adalah sebagai berikut:

a. Periksa Bin penampung agregat, apakah ada atap perlindungannya atau tidak,

apakah lubang serta pintu pengeluaran agregat dalam kondisi baik atau rusak.

b. Periksa Belt Conveyor pembawa agregat dari Bin ke pencampur masih dalam

kondisi baik, jalannya stabil serta kecepatannya bisa diataur sesuai putaran

elektro motor pemutarnya.

c. Periksa pengaturan bukaan pintu serta Conveyor sebagai pengatur otomatis

penimbang agregat.

d. Periksa pengatur aliran semen dari Silo semen ke penimbang.

e. Periksa penampung air serta pengatur airnya.

f. Periksa pedal-pedal lengan pengaduk serta putaran lengan pengaduk.

g. Periksa motor pemutar.

h. Periksa pintu bukaan pengeluaran pada pan-nya.

i. Periksa komponen/alat-alat timbangnya.

j. Pintu pengeluaran pada bin agregat agar selalu dijaga jangan sampai rusak dan

tidak berfungsi mengatur pengaliran dari agregat.

k. Waktu penyimpanan semen curah dalam silo tidak terlalu lama.

l. Pembersihan /Pencucian dari alat pencampur (mixer) setelah operasi agar

jangan tertinggal beton yang mengeras.

m. Pompa penyalur semen pada pengisian silo agar selalu bersih.

n. Drum dari agitator maupun truck mixer harus selaludibersihkan/dicuci.

3.5. APLIKASI DILAPANGANCampuran beton semen dipakai pada umumnya untuk konstruksi gedung serta

bangunan-bangunan konstruksi lainnya. Seperti bendungan (dam) serta untuk

konstruksi permukaan jalan kaku atau rigid pavement.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 49

3.6. PENUTUPPembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural

dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),

Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang

penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah

mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis

peralatan produksi bahan jalan Concrete Batching Plant dengan komponen-

komponennya, dan mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang dihasilkan,

serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih mengerti dan

memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus melihat langsung

dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai pengawas lapangan,

selalu berhubungan dengan peralatan ini.

3.7. REFERENSI

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang

Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.

2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum : 23/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat

Jenderal Bina Marga,

4. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan

Umum, Tahun 1983

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 50

BAB V

PERALATAN DAUR ULANG ATAU RECYCLER

5.1. UMUMDaur ulang perkerasan yang ada adalah sistem yang dipergunakan untuk memenuhi

kebutuhan bahan jalan yang sekarang dirasakan semakin sulit untuk

mendapatkannya. Dengan adanya sistem recycling ini banyak faktor keuntungan

diperoleh antara lain akan mengurangi dampak kerusakan lingkungan disekitar

quarry, mengurangi pemakaian peralatan dalam pekerjaan jalan, alat produksi bahan

jalan bisa berpindah-pindah (mobile), dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di

lapangan, dan dapat mengaplikasikan teknologi peralatan dan bahan yang tepat

guna. Jenis peralatan daur ulang ini sebetulnya sudah lama dikenal di Indonesia,

namun peralatan ini baru dipergunakan setelah adanya krisis material/bahan jalan

seperti yang diuraikan diatas.

Peralatan produksi bahan jalan ini dalam operasinya mempergunakan perkerasan

jalan yang ada, yang sudah dilakukan pemeliharaan berkali-kali namun tetap

mengalami kerusakan yang sedang maupun parah. Prinsip peralatan produksi ini

dalam penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Mengolah dan memanfaatkan kembali (re-use) material perkerasan jalan lama

secara optimal dan ekonomis, yang disebut RAP (Reclaimed Asphalt Pavement)

dan RAM (Reclaimed Asphalt Material).

b. Menstabilisasi/ memodifikasi material perkerasan lama sehingga menjadi lapis

perkerasan jalan yang lebih berkualitas (rejuvenating pavement).

c. Hasil (bahan jalan) produksi peralatan daur ulang ini dalam aplikasinya mampu

memikul beban lalu lintas rencana.

d. Mengaplikasikan teknologi bahan dan peralatan yang tepat guna.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 51

Gambar 5.1. Proses dan Produksi Peralatan Daur Ulang (Recycling)

Gambar 5.2. Proses Produksi Peralatan Daur Ulang (Recycling)

5.1.1. Fungsi PeralatanPeralatan daur ulang atau recycler berfungsi untuk mendaur ulang material

bekas yaitu material lapisan permukaan perkerasan jalan hasil

pengupasan/pengerukan (RAP/RAM) untuk dipakai kembali sebagai material

untuk pelapisan kembali permukaan perkerasan yang telah dikupas/dikeruk

setelah di tambah bahan-bahan baru antara lain chemical treated (bahan kimia

tertentu agar material lama akan menjadi lebih baik kualitasnya), atau ditambah

Proses pengerukanPencampuranPenghamparanPenyebaranBentuk akhir

Campuran baru

SKEMA DAUR ULANG Corongpenyemprot bitumenConveyor

Kondisi existing perkerasansebelum ditangani

Drum 2penyebar bahan

Drum 1penyebar bahan

Kondisi perkerasan setelahditangani

Lapisan permukaan yang baru

Lapisanan hasil recycling

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 52

dengan cement atau lime treated (menambahkan semen atau lime), atau

dengan menambah bitumuminous treated (agregat baru).

Proses pencampuran bahan-bahan baru tersebut dengan material lama hasil

kupasan terjadi didalam peralatan recycler. Jadi peralatan recycler sambil

berjalan mengupas lapisan permukaan perkerasan yang rusak, maka hasil

kupasannya langsung ditambah/dicampur dengan bahan-bahan baru, dan hasil

keluaran dari recycler sudah berupa campuran baru yang sudah terhampar

diatas permukaan perkerasan yang dikupas.

5.1.2. Peralatan daur ulangPeralatan produksi bahan jalan secara daur ulang merupakan 1 (satu)

rangkaian dari beberapa alat yang masing masing mempunyai fungsi berbeda.

Secara umum rangkaian peralatan recycler tersebut adalah sebagai berikut:

a. Milling Machine (Cold Milling dan Hot Milling)

b. Cold Recycler Machine (In-Place dan In-Plant).

c. Asphalt Finisher

d. Motor Grader

e. Pemadat getar vibro roller dengan kapasitas yang sesuai

f. Pemadat roda karet Pneumatic Tire Roller (PTR).

g. Truck Tangki Asphalt

h. Truck Tangki Air

i. Dump Truck

j. Asphalt Sprayer

k. Alat Bantu.

Dari rangkaian peralatan tersebut Milling Recycler merupakan peralatan

produksi bahan jalan, dan yang lain merupakan peralatan pendukung dalam

pelaksanaan aplikasi penggunaan bahan jalan yang dihasilkan.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 53

5.1.3. Milling Machine.

Milling Machine merupakan alat untuk mengupas/mengeruk lapisan

perkerasan lama dengan ketebalan antara 3 sampai 5 cm (Gambar 5.3 dan

Gambar 5.4). Hasil pengerukan kemudian dipergunakan kembali sebagai

lapisan perkerasan aspal yang baru dengan menambahkan bahan/material

baru dan aspal, atau sebagai bahan jalan tambahan pada proses daur ulang

dengan metode recycling. Dalam bekerjanya peralatan ini dilengkapi dengan

alat angkut dump truck kapasitas 12 M3 untuk membawa hasil kerukan/

kupasan ini ke tempat penumpukan material sebagai RAP/RAM. Hasil kupasan

perkerasan kemudian disaring melalui ayakan sesuai dengan spesifikasi,

dimana fraksi hasil daur ulang untuk aspal rejuvenation (peremajaan aspal).

Apabila hasil kupasan ini tidak dipergunakan lagi maka diperlukan aspal baru

untuk menggantikan lokasi yang dikupas sebagi wearing coarse sesuai dengan

spesesifikasi dan job mix formula yang dipersyaratkan.

Gambar 5.3. Peralatan Pengupas perkerasan jalan.

Milling Machine

Dump Truck

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 54

Gambar 5.4 Perkerasan jalan yang dikupas/dikeruk

Ada 2 (dua) jenis milling machine, yaitu :

a. Cold Milling

Cold Milling, beroperasi dalam keadaan dingin, yaitu proses pengupasan

dilaksanakan pada kondisi dingin, tanpa adanya pemanasan permukaan

perkerasan yang akan dikupas/dikeruk.

b. Hot Milling

Hot Milling, beroperasi dalam keadaan panas, yaitu proses pengupasan

dilaksanakan pada kondisi panas, yaitu permukaan perkerasan jalan yang

akan dikupas/dikeruk dipanaskan terlebih dahulu dengan memakai alat

pemanas/radiasi elemen infrared yang di pasang di peralatan recycle.

5.1.4. Cold Recycler Machine.Cold Recycler Machine merupakan alat untuk mengupas/mengeruk lapisan

perkerasan lama dengan ketebalan sampai dengan 50 cm. Hasil kupasan

kemudian disaring melalui ayakan sesuai dengan spesifikasi seperti telihat

pada gambar 5.5, dimana fraksi hasil daur ulang untuk aspal rejuvenation

(peremajaan aspal)

Lapisan yang dikupasMilling Machine

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 55

Hasil saringan kemudian dipergunakan kembali sebagai lapisan pondasi (base)

yang dinamakan CTRB atau CMTRB yang baru dengan menambahkan

bahan/material baru (semen) dan foam bitumen. Dalam bekerjanya peralatan

ini dilengkapi dengan serangkaian peralatan untuk proses pekerjaan jalan.

Gambar 5.5. Hasil ayakan dari bahan RAP.

RAP

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 56

Gambar 5.6. Hasil Proses Pengerukan

5.1.5. Komponen/Bagian-bagian utama Recycler Machine.

a. Rotor Pengupas/pengeruk .

Berbentuk sebuah drum dengan paku (pin) pengupas/pengeruk di pasang

disekeliling permukaan drum. Paku (pin) pengupas bisa diganti dengan

mudah bila apabila sudah aus atau rusak.

Gambar 5.7. Bentuk Rotor dengan paku (pin) disekeliling permukaan

ROTOR

Cold Milling Recycler Machine

RAP

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 57

b. Penggerak/pemutar rotor

Penggerak mekanis memutarkan pengeruk dan rotor pencampur langsung

dari putaran engine dengan perantara v-belt, sehingga mengurangi daya-

daya yang hilang (lihat gambar 5.7)

c. Ruang pencampuran (mixing chamber)

Didalam ruangan ini rotor dengan paku-pakunya (pin) akan

mengupas/mengeruk lapis permukaan perkerasan jalan. Hasil kupasan

atau pengerukan langsung dicampur bahan baru (bisa aspal emulsi atau

bisa juga aspal dalam bentuk kabut atau foamed bitumen). Penutup

ruangan bisa angkat atau diturunkan secara hidrolis, jadi sekligus sebagai

pengatur tebal atau tinggi sekaligus sebagai pengatur tebal atau tunggu

lapisan hamparan baru.

d. Komponen penyemprot aspal

Aspal sebagai bahan pencampur pada material hasil kupasan akan

disemprotkan langsung melalui komponen ini.

Gambar a) komponen penyemprot aspal emulsi, sedang gambar b)

Komponen penyemprot aspal apabila dipakai aspal dalam bentuk kabut

atau foamed bitumen.

e. Pengendali (system computer)

Peralatan recycler ini pengoperasiannya dikendalikan seluruhnya memakai

system komputerisasi, dimaksudkan untuk mencegah kesalahan akibat

kesalahan manusianya.

f. Tenaga penggerak (engine)

Sumber tenaga penggeraknya adalah motor diesel dengan daya cukup

besar untuk dapat memberikan daya yang kuat pada sistem roda

penggerak, sistem pengerukan dan sistem-sistem pengoperasian lainnya.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 58

g. Pompa dan motor hidrolik

Pompa serta motor hidrolik merupakan sistem yang dipakai pada roda ban

serta pada operasi-operasi komponen lain. Antara lain buka tutup penutup

ruang pencampuran. (lihat gambar)

5.2. PROSES RECYCLING.

Proses recycling adalah proses dimana recycle machine mengupas perkerasan lama

dengan kedalaman sampai dengan 50 cm untuk membentuk RAP (Reclaimed Aspalt

Pavement) didaur ulang dengan menambah semen, air dan bitumen (berbentuk

foam) membentuk bahan jalan CTRB (Cement Treated Recycling Base) dan CMFRB

(Cold Mixed Recycling Foam Bitumen). CTRB maupun CMFRB mempunyai fungsi

yang sama yaitu sebagai lapisan pondasi base course, dimana sebelum didaur ulang

bahan jalan ini berfungsi sebagai pavement/perkerasan aspal. Yang membedakan

antara CTRB dan CMFRB adalah dalam proses daur ulang, CMFRB mempunyai

komposisi agregat RAP hasil milling 75% ditambah agregat baru berupa abu batu

25%. Semen (1%-1,5%), Foam bitumen (2,5%), dan air (di perlukan untuk proses

pembentukan foamed bitumen). Bitumen ini ditambahkan untuk menambah daya ikat

binder dan strength/kekuatan sesuai spesifikasi. Sedangkan CTRB merupakan

bahan jalan base course dengan mempergunakan material daur ulang hasil milling

perkerasan lama dan penambahan material baru hanya kalau diperlukan. CTRB

ditambah dengan semen (4%) untuk menambah strength/ kekuatan.

Dalam pelaksanaan memproduksi bahan jalan tersebut ada 2 (dua) cara yaitu:

a. Cara In-PlantIn Plant, yaitu hasil cold milling (RAP) dibawa dump truck ketempat penimbunan

diluar lokasi area pengerukan untuk dilakukan pencampuran. Lokasi penimbunan

RAP ini tidak terlalu jauh dari lokasi penanganan jalan agar dalam transportasi

bahan jalan/material yang sudah diremajakan (CMFRB) lebih cepat dalam

pelaksanaan konstruksinya.(Gambar 5.8)

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 59

Gambar 5.8. Rangkaian Peralatan Produksi CMFRB (In Plant)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Plant (Gambar 5.9)

a. Proses foaming RAP dan material baru (bila diperlukan).

b. Hasil olahan/produksi Foamed Bitumen Mix dibawa ke site dengan Dump Truck

c. Penghamparan dengan paver atau grader

d. Proses pemadatan

e. Hasil produksi recycling

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut :

HASIL AKHIR RECYCLING

Gambar 5.9 Peralatan recycling In-Plant.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

c d e

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 59

Gambar 5.8. Rangkaian Peralatan Produksi CMFRB (In Plant)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Plant (Gambar 5.9)

a. Proses foaming RAP dan material baru (bila diperlukan).

b. Hasil olahan/produksi Foamed Bitumen Mix dibawa ke site dengan Dump Truck

c. Penghamparan dengan paver atau grader

d. Proses pemadatan

e. Hasil produksi recycling

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut :

HASIL AKHIR RECYCLING

Gambar 5.9 Peralatan recycling In-Plant.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

c d e

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 59

Gambar 5.8. Rangkaian Peralatan Produksi CMFRB (In Plant)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Plant (Gambar 5.9)

a. Proses foaming RAP dan material baru (bila diperlukan).

b. Hasil olahan/produksi Foamed Bitumen Mix dibawa ke site dengan Dump Truck

c. Penghamparan dengan paver atau grader

d. Proses pemadatan

e. Hasil produksi recycling

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut :

HASIL AKHIR RECYCLING

Gambar 5.9 Peralatan recycling In-Plant.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

c d e

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 60

b. Cara In- Place,Proses recycling In-Place sama dengan In-Plant, perbedaannya adalah pada

proses pencampuran RAP dengan bitumen. Pada proses In-Place hasil milling

langsung dicampur ditempat dengan semen dan langsung dipergunakan sebagai

bahan jalan CTRB/base course. (Gambar 5.10)

Gambar 5.10. Rangkaian Peralatan Recycling untuk CTRB (In Place)

Proses pelaksanaan recycling dengan metode In Place:

a. Penambahan material baru (bila diperlukan), alat yang dipakai dump truck.

Pada daerah/area perkerasan yang akan diremajakan dan apabila perlu suatu

peninggian jalan, maka diperlukan material baru untuk direcycling menjadi

pondasi base.

b. Pulverising/pengerukan/pengupasan perkerasan lama, menggunakan

peralatan cold milling machine untuk dijadikan RAP.

c. Penebaran semen, mempergunakan spreading cement truck.

d. Proses Foaming ( foaming, watering, admixing), menggunakan rangkaian

peralatan Recycler.

e. Initial compaction (pemadatan awal), menggunakan alat berat padfoot roller,

dan tandem roller.

f. Trimming (pembentukan dan perataan permukaan badan jalan),

menggunakan grader.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 61

g. Pemadatan terakhir, menggunakan vibro roller. Pada kegiatan ini perkerasan

aspal lama telah menjadi base atau CTRB (peremajaan lapisan aspal).

h. Kemudian permukaaan dilapisi dengan aspalt wearing, AC/WC binder.

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.11 berikut :

Gambar 5.11 Peralatan recycling In-Place.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

d e f

g g h

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 61

g. Pemadatan terakhir, menggunakan vibro roller. Pada kegiatan ini perkerasan

aspal lama telah menjadi base atau CTRB (peremajaan lapisan aspal).

h. Kemudian permukaaan dilapisi dengan aspalt wearing, AC/WC binder.

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.11 berikut :

Gambar 5.11 Peralatan recycling In-Place.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

d e f

g g h

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 61

g. Pemadatan terakhir, menggunakan vibro roller. Pada kegiatan ini perkerasan

aspal lama telah menjadi base atau CTRB (peremajaan lapisan aspal).

h. Kemudian permukaaan dilapisi dengan aspalt wearing, AC/WC binder.

Proses kerja rangkaian peralatan Recycling ini dapat dilihat pada gambar 5.11 berikut :

Gambar 5.11 Peralatan recycling In-Place.

HASIL AKHIR RECYCLING

a b c

d e f

g g h

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 62

5.2.1. Peralatan yang dipakai

5.2.2.1 Komposisi Peralatan Untuk Lapisan CTRB.Dikarenakan bahan jalan CTRB memiliki kuat tekan (Compressive

Strength) yang relatif lebih tinggi dan mempunyai setting time yang

relatif cepat, sehingga idealnya dilakukan secara In Place.

Untuk proses recycling perkerasan lama dengan ditambah bahan

semen yang dipakai sebagai bahan pengikat, maka peralatan yang

digunakan adalah :

a. Recycling machine

f. Motor Grader

g. Vibro Roller

h. Padfoot Roller

i. Truck Tangki Air

j. Alat Penyebar Semen (Cement Spreader)

k. Pneumatic Tyre Roller

5.2.2.2 Komposisi Peralatan Untuk Lapisan CMFRB (Foamed Bitumen).

Teknik pencampuran aspal dengan agregate dengan memanfaatkan

sifat aspal yang akan ekspansif/mengembang berbentuk busa

(volumenya mengembang) bila dicampur dengan sejumlah air dalam

temperatur tinggi. Pada saat aspal ekspansif dalam bentuk busa , luas

kontak permukaannya jauh bertambah luas sehingga dengan mudah

dapat dicampurkan dengan agregate.

Untuk proses recycling perkerasan lama dengan ditambah bahan foam

bitumen sebagai pengikat binder, maka peralatan yang digunakan

adalah :

a. Seperangkat Peralatan Recycling

b. Wheel Loader

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 63

c. Finisher

d. Tandem Roller

e. Vibro Roller

f. Pneumatic Tire Roller

g. Cement Silo (kapasitas 20 ton)

5.3. PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEREMAJAAN PERKERASAN JALANLAMA DENGAN FOAM BITUMEN.

Peralatan Recycle sudah disiapkan diatas permukaan perkerasan yang akan

diremajakan dengan metode recycling. Truck tangki aspal dan truck tangki air sudah

disiapkan. Truck tangki aspal didepan atau dibelakang recycler dan truck tangki air

ditempatkan dibelakang recycling pipa-pipa penyalur aspal serta penyalur air dari

truck tangki aspal dari truck tangki air sudah dihubungkan ke recycler melalui lubang

pipa penyambung masing-masing.

Baik Recycler dan Truck aspal serta truck air bergerak bersama-sama dengan

kecepatan rendah ± 10 sampai 15 m/menit dengan setelan kedalaman pengumpan

yang telah ditentukan sebelumnya, maka rotor akan mengupas lapisan permukaan

yang dilalui recycler. Sambil berjalan maka foamed bitumen akan terbentuk dan di

semprotkan kedalam ruangan pencampuran (mixing chamber) sehingga akan

bercampur aduk dengan hasil pengerukan rotor yang sudah berbentuk butiran. Hasil

pencampuran ini akan terhampar keluar menutupi lubang bekas pengupasan.

Foamed bitumen akan terbentuk oleh proses pengaliran aspal dari tangki aspal, air

dan tangki air serta udara bertekanan tinggi.

Air dingin dalam jumlah tertentu disemprotkan ke aspal panas (±180°C) akan

menghasilkan aspal berubah menjadi busa atau foam. Ditambah bantuan udara yang

bertekanan tinggi maka foamed bitumen ini disemburkan keatas material hasil

kupasan.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 64

5.4. APLIKASI PRODUKRecycling ini dilaksanakan pada pekerjaan pemeliharaan atau rehabilitasi jalan

beraspal yang telah mengalami kerusakan pecah-pecah atau retak-retak pada

permukaannya tanpa membuang lapisan yang rusaknya.

Keuntungannya adalah bahan lapisan perkerasan lama yang rusak tidak perlu

dibuang, tapi bisa dimanfaatkan kembali dan tinggi permukaan jalan tidak bertambah.

5.5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKANa. Komponen penyemprot foam bitumen harus selalu dibersihkan untuk mencegah

penyumbatan akibat pengerasan aspal (lihat gambar)

b. Peralatan recycler harus segera di bersihkan setelah operasi.

5.6. PenutupPembelajaran melalui pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi pejabat struktural

dan fungsional (Staf Teknik Balai, PPK, SNVT, SKPD, Perencana (Bintek),

Pelaksana Wilayah, dan Dinas PU (Bina Marga) Propinsi/Kabupaten/Kota) tentang

penggunaan Peralatan Produksi Bahan Jalan. Sebagai indikator keberhasilan setelah

mengikuti pelatihan ini peserta akan mampu mengenal dan memahami jenis

peralatan produksi bahan jalan Recycler atau Mesin Daur Ulang dengan tipe

pelaksanaan millingnya yang ilengkapi dengan perangkat pendukungnya,

komponen-komponennya, mengerti tentang proses produksi bahan jalan yang

dihasilkan, serta penggunaan hasil produksi bahan jalan tersebut. Untuk lebih

mengerti dan memahami tentang bentuk dan fungsi peralatan ini peserta harus

melihat langsung dilapangan karena bagi peserta yang akan ditugasi sebagai

pengawas lapangan, selalu berhubungan dengan peralatan ini.

Diklat Penggunaan Bahan & Alat untuk Pekerjaan Jalan & Jembatan

Modul Peralatan Produksi untuk Pekerjaan Jalan 65

5.7. Referensi

1. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 537/KPTS/M/1989, Tentang

Pedoman Penyimpanan dan penyaluran Barang.

2. Kepmen PU no 585/KPTS/M/1985 tentang Pedoman Penggunaan Peralatan.

3. Manual kriteria pemeliharaan peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,

Tahun 1983.

4. The New Generation of Recyclers, Recycler WR 2500 S, Wirtgen Group Germany.

5. Lokakarya tentang Aplikasi Teknologi Foamed Bitumen untuk Daur Ulang Perkerasan

Jalan (Pavement Recycling Technology), Dipresentasikan oleh Gatot Soerjatmodjo

Juli 2010.