aplikasi polimer hidroksi aluminium sebagai alternatif perbaikan beberapa sifat fisik tanah vertisol
TRANSCRIPT
ff\ Jufll\;\I l:!-ll,lJ TA,NAj-J D;\ir\ r.LililIci](tilil\G;\rrl,;\P;11993, .i-l;\l ?3'3i
Journa! ofSo/ Sciences and Environment, Apr 1998, p.28'35
'VOi, l, r\iO. l
,iss{rrj l.}- e-*}33
APLIKASI POLIMER HIDROKSI ALUMII\IUM SEBAGAIALTERNATIF PERBAIKA]\ BEBERAPA SIFAT FISIK TANAH
VERTISOLApplicution of H1,drox1t-Alurttitrirtnt Pob'nrcr's (HAP) us on Altet'natit,e.for Plrysical
Prop e rties I mp rove m en t of Ve rt i so I
Desntayanti D.ir-rsarl, Wahl' u Pttnvakusit,na2. Iskaudarlt' Aluntni,Jru'ttscrrt Tcrncrh, IPB tcthttn I 997,
t',Jr,,'r,.r(,,, Tttntth. Faktrlttts Perlttttictt IP B, Bogor
Strong slvelling and shrinkage of Vertisol are unlikelycharacteristics in both agricultural and technical aspects of soilutilization. The greenhouse experimenf rvith complete randomizeddesign was set up with 5 levels of HAP treatments and 3
replications. The otrjective of this studl' was to verify the influenceof HAP acldition to the vertisol on phy'sical and chemicalcharacteristies of the soil and its impact of Zen murs L. grolvth. Theresults showed that, the addition of HAP to the soil significantlydecrease the bulk density, tend to decrease the COLE values andagregate stability, and significantly increase the permeability. TheHAP addition was not influence to the exchangable Al, decrease theCEC and pH of the soil. The HAP addition was not influence to theheight and number of leave of crop on 2 - 6 weeks after planting.
Kata kunci: Verlisol, polirner hidroksi aluminium. COLE. stabiiitas agregat
PENDAHULUAN
Vertisol merupakan salah satu ordet'tauahyang memiliki beberapa kondisi sifat fisikyang tidak dikeliendaki baik dari segi
peftania,n maLlplur teknik. Salah satll
kondisi sifat fisik tersebut adalah
kenampuannya untuk mengembang dan
mengerut secal'a intensif yang
menyebabkan tanah tersebut tidak stabil.
Pengembangan tanah menyebabkan tanah
rnudalr terdispersi dan poli-pori tanah
tersumbat. sehingga peuneabilitastanahnya rnenjadi rendah. Pengerutantanah,merlbentuk retakan-retakan lebar
dan dalam, yallg dapat rneninrbuikanmasalah seperti letaknya dindingbangunan-banglulau. sarana keperluan
irerlauian. atarqrun jalan-jalan yang dibuatJi atasn.va. Bagi tauaman. pengerutallanah dapat rnenghambat peltLlnbuhanakar. bahkan nremntuskannya. lr4eskipundenrikian. disamping sifat-sifat fisiktersebut di atas, Vertisol juga rnenrilikibeberapa sifat baik, antara lain kapasitaskation. kejenuhan basa dan kapasitasnrenahan ailnya yang tinggi serta dapatrnenjadi tempat pelsemaian yang baik(Dudal. 1989).
28
f'r' Ditrsttr, D. et ul. '41tlikusi Prtlinta: I-lidroksi -'!luminiunt
Salah satu alternatif r-urtuk memanipulast
sifat-sifat Vertisol yang tidak dikehendaki
yaitu dengan penambahan Polimerhidroksi Alr-rminium (PHA) ke dalarn
tanah. Menurut Bar-nhisel dan Bertsch( 1989), ion aiurnirriuiir akan diikat lebihkuat oleh liat yang dapat mengembang
daripada ion lainnya dan jumlahnya didalam tanah relatif lebih banyak serta PHArnel-npLmyai stt'uktr-tr berupa lempeugau
sehingga dapat men-iadi agell penyemen
yang sangat baik (Gambar 1). Dengan
nrenggunakan uriueral liat tnouttnorillonit,diketahui bahrva PHA marnpu mengurangi
dan bahkan ntenghilangkan daya
mengembang dan ltlengerut mineral liattelsebut (Keren, 1980; Hsu, 1989)
Penelitian ini berlujuau ttntuk mempelajaripengaruh pemberian beberapa taraf PHAterhadap sifat-sifat fisik tanah seperti
bobot isi, stabilitas agregat, pern,eabilitas,
nilai COLE, dan kadar air tersedia serta
pengaruhnlra peftuurbuhan tanatnan
-iagmg.
Larutan PHA dibuat dengan
menambahkan 200 rnl 0.1 M AlCl:.6H2Oke dalam 500 ml 0.1 M NAOH.Penarnbahan dilakukan secara perlahan-
lahan dengatt kecepatan 100 ml 0'l M
AlCl3/jam dan terus dikocok dengan stirer.
Kemudiau larutau tersebttt dipanaskan
pada sr,rhu 60o C selama i-2 jarn atau
sampai jernih. Contol'r tanah keling udara
ditumbLrk dan dia.n-ak dengan sariu-lan 5
rnn1. Kemudiatr dinrasr"rkkan ke dalarri pot
dengan berat setara 9 kg beLat kel'ing overl
(105" C). Perlakuan PHA yang dibelikan
terdiri dari 5 taraf : D0 (Kontrol), Dl (0'5
mrnol Allkg liat), D2 ( I rnmol Allkg liat),
D3 (2 mnrol Al/lkg iiat) dan D4 (4 mmol
Alikg liat). Polirner tersebut disemplotkanpada tanah dan diaduk secara merata
sesuai dosis. Masing-masing diulangsebanyak 3 kali dan dikelompokkan dalarn
3 set (Pl , P2, P3). dan diinkubasi selarna
satu rninggu. Seteiah itu tanah disiranihingga mendekati kapasitas lapang setiap
2 hari sekali selama 3 minggu.
Setelah satu bulan. set peftanra (P I )dibiarkan mengeriug, set kedua (P2)
disiram terus. sedangkan set ketiga (P3)
diberi pupuk dasar dan ditanami jagung
sebagai tanaman indikator. Peftumbuhantanaman jagung dir-rkur mulai 2 MSTsampai 6 MST. Setelah 16 minggu, set
pertama diarnati kuantitas retakannya.Pengambilar-r contoh tanah utuh untttkanalisis sifat fisik pada set kedua.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilakukan di Rurmah Kaca dan
Laboratorir,ul Fisika dan Kirnia Tanah,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. IPB'Tanah yaltg digunakan adalair tanah
Vertisol yang berasal dari lahan percobaan
Balai Benih Tani Makmur Cihea, Desa
Neglasari, Kecamatau Bojong Picung,
Kabupaten CianjLrr. Bahan iainnya yaitu Penelitian ini meuggunakan Raucangan
_LH4-puiluk ,je.ser (urea, TSP dan KCI), Acak Lengkap dengan 5 taraf perlakuan
dan bibit jagung. ---"-erqrt'aan -ini PHA dan 3 ulangan, sehingga secara
nrenggunakan pot tanah berdiameter 22- iceselruu,han berjumiah 15 pot. Untr"rk
ctTl. rnelihat penganrir periakr-ran terhadappeubal-r yang diamati, digunakan LUi
iJ:{I 29
JU'f\i\t\lL [il|llu Tl\!\i\ij D4\N [liN]G[(t irN.lGA\iNl, r\Pflil998, Hlr\iL ?E-35
Journal of Soil Scienc es and Environment, Apr 1998' p' 28'35
ye)l l, No..l
lssl,\ J=,19--833
't
Duncan. Pengujian dilakukan Pada
parameter-parameter dalam I set yang
relevan. Peubah yang diamati meliputi :
bobot isi, stabilitas agregat, permeabilitas,
nilai COLE, kadar air tersedia dan
peftumbuhatr tanaman jagung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Stabilitas Agregat
Perlakuan PHA secara statistik tidak nyata
meningkatkan indeks stabilitas agregat
dibandingkan dengan kontrol. Namun
demikian terdapat kecende rungau
meningkatnya indeks stabilitas agregat
dengan semakin meningkatuya dosis PHA
yang diberikan (Garnbar 2a). Pe,ningkatan
indeks stabilitas agregat ini rnenunjukkan
semakitt stabilnya suatu agregat tanali' Hal
ir-ri berkaitan dengan kemampuatr PHA
sebagai agen penyemen'yang nrendorong
proses agregasi (Flenkel dan Shainberg,
1982). PHA yang bermuatau positifberperan sebagai jembatan Yang
rnenghubungk4n antar partikel liilt yang
bermuatan negatif melalui pengikatan
secara kirnia. Dalarn hal ini. t'uuatan
negatif partikel liat dengan ntuatatt negatif
partikel liat laimrya dihubungkiur oleh
PHA r-r'relalui ikatar-r liat - PHA - liat
(Ganibar 3). Pengikatan ini urenrbentuk
agregat-agregat kecil yag disebtit flokul'
Flokul tersebut akan stabil selama agen
penyemen masih ada. -{kivitaspenyemenan menyebabkan partikel-
--------
Bobot Isi
Pemberian PF{A pada tanah nYata
menurunkan bobot isi pada tanf 5 Yo
(Garnbar 2b). Penurunan bobot isi tanah
ini masih belkaitan dengan-J<erumpuanPHA sebagai agell Penyelnen Yang
mendoroug terbentularya agregasi tanah.
sehingga partikel-partikel tanah rnenjadi
berdekatan/berikatan tnernbentuk agregat-
agregat tauah yang lebil-r stabil. Dengatr
telbentuknya agregat tanah yallg lebih
stabil. uraka ruang-ruang poli tanah ;-ang
lebih baik akan tercipta dan bobot isi
tanahnya persatuan t'olutne akan menurun.
Permeabilitas Tanah
Perlakuatr PFLA sangat nYata
meningkatkan permeabilitas tanah
(Gambar 2c). Peningkatan nilaipermeabilitas tanah ini juga berkaitan
dengan peranan PHA sebagai agen
penyelnen yang akan mendorong
terjadinya proses agregasi. Proses ini akan
menciptakan kondisi tanah yang lebih
sarang sehingga ketnampuan tanah utltttk
melewatkan air dalarn keadaan jenuh
semakin menir-rgkat. Selain itu dengan
adanya PHA maka kemampuan tatialitu-rtuk urengembang rnenjadi terbatas
sel-ringga pori-pori tanah dapat tetap
terpelihara dau ketnampuan tanah untuk
rnelewatkan air dalam keadaan jenuh akan
semakin baik.
Nilai COLE
itt
Ii
partikel tanah menrbentuk agregat yang =----lebilr besar dan maltap, dan pada akhirnya
-Nilai Coefl4ciaiT of Linear -E-.-ten-rihilits'
dapat rneningkatkan indekr "' stabilitas (COLE) sebagai parameter pengembangan
agregat. dan pengerutan tanah ditetapkan dengau
mengguuakan borrgkah tauah alarni
.l
ig30
Djtrscu', D. et ul. Aplikusi Pctlinter Hitlroksi Alutittiuttt
benrkurau 50-200 rxm (Col,Eclod) serla
dengan rnenggunakall pasta dari tanah
yang lolos saringau <2 tnm yang disebLrt
COLErod (Sclirafer dan Singer. 1976).
Penberian PHA cendet'i.lng meuurunkatr
nilai CIOLE, baik nilai COLEclod ntaupun
COLErod dengan semakin meniugkatnl'a
ciosis yarrg clibelikan (Ganrbar' 2d, e)' [{al
ini teljadi katetra keberadaan PI{A dapal
lrenahan kekuatati peugetnl,attgau tanah
clengan gara meltyenlen paltikel-partikel
liat (Frenkel datr Shainberg. 1980).
Menurut Bohn el ul. (1979), PHA dapat
dipegang di dalanr rlrang antar lapisan-
lapisan siiikat mitteral liat yang dapat
mengenrbang sehingga dapat meucegah
rlnttuhnya lapisan tersebut serl'aktrt
rnolekul air diiepaskan seiama proses
pengeringan. Proses pengembangan dan
pengerutan tanah yang semakiu menttruu
ditunjukkan oleh nilai COLE Yang
semakin rendah. Metode COLErod
merupakan suatu tnetode alter-natif
pengukuran nilai COLE yang baik jika
bongkah tauah utLih tidak dapat dipeloleh
atau peralatamya tidak dapat digunakan.
Kadar Air Tersedia
Pemberian PHA tidak ttyata pellgaruhrya
terhadap kadar air tersedia (Gan-rbar' 2f).
Namun den-rikian terdapat kecenderungan
bahwa kadar air tersedia tersebut trlel1ul'Lill
jika dibandingkan dengan koutrol, bahkan
pada dosis paling tinggi (D4) kadar air
tersedianya memiiiki nilai paling rer-rdah.
Menurumya kadar air tersedia ini didtrga
berhubungan dengan ukr:ran pori yang
terbentuk akibat perlakuan PHA. Dalanr
hal ini, PHA seba-sai agen pelr)'elnetl yang
meudorong terberttukitya agregasi tanalt
akan menyebabkan terbentuknya pori yang
berukuran lebih besar. sehingga jumiah
pori yang menahan air sernakin menurun
dengan semakin tingginya dosis PHA yang
ciiberikan. Ukuran pori y'ang menahan air
pada pF 2,54 dan pF 4.20 masing-masinq
adaiah < 8,6 pLm dan < 0.20 ptm sehingga
air yarrg tet'dapat pada pori yang lrerttkut'atr
lebih besar akan keluaL pada saat diberitekanau setara pF 2.51 dan pF 4.20.
Kecenderungau pt'oses agregasi akibatpembelian PHA untuk menghasiikan pori
!'arlg berukuratr lebih besar dan
rnenurunkan.iumiah pori yang lllellahall air
ditunjukkan dengan semakin lllellurunnyakadar air pada pF 2,54 dan pF 4,20 (Tabel
1). Penurunan kadar air pada pF 2,54 1'anglebih besar dengan semakin tingginl"aciosis PI-IA yang diberikan dibandingkan
dengan penurlulan kadal air pada pF 4.20.
menyebabkan selisih antara pF 2,54 dan
pF 4.20 (kadar air tersedia) semakin
nlellulun.
Tabel l. Pengaruh PemLrerian PHA TerhadapKadar Air pF 2,54 dan PF {.20
Ulansan D0 Dl D2 D3 D)
pFa <t
pF420
IittI]
I
IIIIi
-s4.78 -52.7l52,71 19.-+8
52.90 53 .7 6
36.17 3:1.-i 1
31.26 31.2:35.72 i6. i 1
51.24 49.8,1 S t- .6{J
+8.83 50.25 :6.9()53.44 48.73 -<i.-15
3,1.93 33.70 3i. ! 8
t.1..r3 33.23 31.i638.83 34.58 -i:.-12
Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
Perlakuan peuarnbahan PHA tidakrnenunjukkan pengaruir yallg n) ata
terhadap tirtggi tallarnan dan jumlah daunpada 2 MST san-rpai pada 6 MST. Hai inididuga karena PHA yang diberikanterjerap dengan kuat pada kornpleks
i;3t{
B*--.fl
JI
.JLlllr\*\L rJLirvJU Tr\i|l;\.i-l D;\.J LhlJGil(UlJGr\!\, ;\pil J9s)8, .i-l;\l 2*J-Jj
Journal of SorT Scienc es and Environment, Apr 1 gg|, p. 2g-3i
VO! J, NC. J
JS$.t\ J.Ilo-7333
jerapan tanah. Sampai dengan dosisterlinggi yang diberikan dalarn percobaanini narnpaknya belurn terjadi perLrbahansifat kinlia tanah secara mencolok.
KESIMPULAN DAN SARAN
l. Perlakuan penaurbahan PHAberpengalnh positif terhaclap beberapasifat fisik tanalr 1,ang ditLrnjukkan olehrnenunulrya secara llyata bobot isitanah, cenderung ntellurLulnya nilaiCOLE, cenderLurg meningkatnyastabilitas agregat dan ureningkatnyadengan sangat nyata penneabilitastanah. Nar-nun dernikian. perlakuanPHA cenderung menLlruukan kadar airtersedia. 1 ..
2. Perlakr-ran penanrbahan PHA ticlaknyata pengarulrrrya terhadap tinggitanaman dan -iunilah daun pada 2MST sampai pada 6 MST.
3. Perlu dilakukan penelitian-penelitianberikutirya tentang pengaruhpemberian. PHA terhadap sifat kimiatanah serta pertumbuhan dan produrksitananan dengan nrenggunakan dosisyang lebih tinggi.
DAFTAIT PUSTAKA
Barnhisel. R.l. aud P. \4. Ber-tsch. 1989.Chlorites and h1'droxl interlayer.ed Verr-r.riculiteand Surectite. /n Mineials in Soil Environr.nents,C. .1. B. Dixon and S. B. Weed. 2nd ed. SoilSci. Soc. Am. N4adison. pp.729-778.
and C.1. Rich. te63. Gibbsitealulinunr interlal,ers irrSoil Sci. Soc. Ant.
fonnation fl'omIt4ontntoriIIonite.Proc.21:632-635.
Ilohn. H. l-.. B. i,. McNeal. and G. A. O'Connor..1979. Soil Chernisrr-r. .lolrn Wiliel and SonsInc.. Neu'\'ork.
Clark. .1. S. 1961. AitrrlinLun and Iron flxatiou inrelation 10 excilan!-leable hvdlogen in soils. SoilSci..l.98:i02-306.
Dudal. Il. 1989. \'et'tisrrls oi'sultltuntic ancl hunridzoncs. ttt Vlanareurcnt o1' \'ertisclls lbrInrproved AgricLrltut'al Production. Proceeditrgof an IBSRAM lnangr,rlar Workshop.ICRISTAT Center. India. Intemational CropsI{esealcli Institute fol The Scrni-Arid Tr.opics.pp.55-60.
Frerrkel. Ii." and L. Shainber_g. I980. The eflecr ofhvdloxy-Al and h-u-diory,-Fe polrrlcr.s ot.r
Monturolillonite particle size. Soil Sci. Soc.Arn. .1. 44:626-629
Hsu. Pa Ho. 1989. Alunrinurn h1 dr-oxicles andoxi.'h1'dloxides. In Minerals in SoilEnviionntellts. C. J. B. Dixon and S. U. Wecd.Zend ecl. Soil Sci. Soc. .{rrr. Madison. pp.3-3 l-312.
Keren. R. 1980. Effects of ritr.tition mre. pl-1. and6[11;ipo ltlocess on catiou capacitl reduction andaggregate size distlibution ol Nlonrntorillonitchy droxy-Aluniinunr complesSci.Soc..tun..l.4-1: I 209- i I I 2.
Soi I
Menzies. N. W.. D. G. Ednar-ds. and L. C. Bell.1994. Eflects ol calciunr and aluminiunr in thesoil solution of acid sru.face soils on rootelangation ol lvlungbeau. Ausr. J. Soil. Res.32:121-131.
Rengasanrl'. P. and .l. M. Oades. 19i8. Inter.acrionof monomet'ic and polrmeric species of metalions with clav sr,n'fbces. III. AliirninLuu (lll)and Chromiurn (lli). Ausr. Soli Res. J.
16 53-66
j*
32
oi' Diusar, D. el ul. Apliku.si I'tiinrer I'litlroksi Aluniniu,n
Gambar l. Strulrtur Polinrer Hidroksi Aluminiumtetraedcr pada pusat dikelilingi oleh(Johannson, L960 dulom Hsu, 1989)
[At r3(oH)2{(HrO), rlt*12 atom Al dalam
memperlihatkan AlOrkonligurasi oktaeder.
ij{it"l
JJ
JUstu\iA[ i].Pi{J T:\t'i;\;-J D;\r\ IlNGlt(uNG;\lrJ, :\p;i 199E, HsU. ?E-35
Journal of Soil Sciences and Environment, Apr 1999, p- 2g-35
yoi, i, No" I
ISSL\ l.,liJtO--;833
II'i.. tl-oII
I
II
I
i
Bcbot isi (qlcm3)
D. D2 D3 D4Oo5i5 PUA
Perme2bilites (cm/iam)St2b,litas Agregat
WMO1 D2 D3 D4
I
i
I
| .",lmtffiLffi
(e)
Gambar 2. Pcngaruh pcrrrberi:rn pHA terhatlap Stabilitas- (c). COLE (d,c) dan Air Tersedia (f)
1m
095
090DC
(ol
30
(a)
Kzdar lk Taf'.dir (:(v)
DODlD2D3BlO6k P+{A
DO i-]1 D?
Doril(0
{gregat (a). Botrot Isi (b), permeabilitas
Lffi ffirX
74