analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan laporan keuangan pada perusahaan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI
R A N G K U M A N S K R I P S I
RESEARCH GROUP PROGRAM HIBAH KOMPETISI (PHK) A3
JURUSAN AKUNTANSI
Oleh:
HENDRA YUNIARNO SAPUTRA
N I M : 2 0 0 6 3 1 0 1 2 0
S E K O L A H T I N G G I I L M U E K O N O M I P E R B A N A S
S U R A B A Y A
2 0 1 0
ii
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Hendra Yuniarno Saputra
Tempat, Tanggal lahir : Blora, 03 Juli 1988
NIM : 2006310120
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan
Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing, Co. Dosen Pembimbing,
Tanggal: ........................... Tanggal: ...........................
Erida Herlina, SE., M.Si. Triana Mayasari, SE., Ak., M.Si.
Ketua Jurusan Akuntansi,
Tanggal: ...........................
Dra. Gunasti Hudiwinarsih, Ak., M.Si.
1
1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat suatu laporan keuangan
untuk kepentingan stake holder dalam pengambilan keputusan dan apabila
perusahaan yang sudah go-public artinya saham perusahaan dapat dimiliki oleh
masyarakat serta telah mendaftarkan (listing) perusahaan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) maka perusahaan juga berkewajiban mempublikasikan laporan keuangan
kepada masyarakat. Selanjutnya berdasarkan laporan keuangan perusahaan ini
stake holder terutama para investor dapat mengambil keputusan. Karena para
stake holder menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu dasar keputusan
yang akan diambil nanti maka laporan keuangan menjadi suatu yang penting dan
menjadikan suatu kelengkapannya menjadi hal yang diharapkan.
Marwata (2001) luas ungkapan sukarela (voluntary disclosure) dilakukan
karena aturan tentang ungkapan wajib telah ditetapkan oleh autoritas pasar modal.
Dengan adanya aturan dan pengawasan terhadap ungkapan wajib, maka
diandaikan tidak terjadi variasi kualitas ungkapan wajibantaremiten.
Permasalahan yang diangkat penulis adalah apakah terdapat hubungan
antara karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan perusahaan manufaktur, serta apakah sub-sektor industri manufaktur
dapat memperngaruhi hubungan tersebut. Di dalam penelitian ini peneliti akan
membuat lima model penelitian yang masih saling berkaitan. Model pertama yang
akan meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor
industri dasar dan kima. Model kedua yang akan meneliti tentang pengaruh
2
karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor aneka industri. Model ketiga yang
akan meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor
industri barang konsumsi. Dan model keempat yang akan meneliti tentang
pengaruh karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sektor industri manufaktur.
Serta setelah mengetahui hasil dari masing-masing model maka peneliti
akan melanjutkan dengan menguji moderasi sub-sektor perusahaan pada pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
pada perusahaan manufaktur pada model kelima. Berdasarkan rancangan model
yang telah dijelaskan di atas maka pada penelitian ini peneliti mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”.
2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor industri
dasar dan kima?
2. Apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor aneka
industri?
3
3. Apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sub-sektor industri
barang konsumsi?
4. Apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sektor industri
manufaktur?
5. Apakah sub-sektor perusahaan dapat memoderasi hubungan pengaruh
antara karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Untuk mengetahui kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sub-
sektornya.
4. Untuk mengetahui pengaruh sub-sektor perusahaan terhadap hubungan
antara karakteristik perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
4
5. Untuk menguji ulang (melakukan konfirmasi) mengenai pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat/berguna untuk:
1. Bagi penulis, untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan sehingga
penulis mendapat gambaran nyata dari teori yang ada dibandingkan
dengan kenyataan praktik yang ada.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
usaha perbaikan yang selama ini telah dilaksanakan.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian
untuk lebih memahami bagaimana pengaruh sub-sektor industri terhadap
hubungan antara karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pegungkapan laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur.
4. Bagi STIE Perbanas Surabaya, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan bukti empiris pada literatur akuntansi, khususnya
mengenai pengaruh sub-sektor industri terhadap hubungan antara
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pegungkapan laporan
keuangan industri sektor manufaktur.
5
5. Kerangka Pikir 01
6. Hipotesis Penelitian 01
H1a : Semakin tinggi tingkat karakteristik perusahaan, maka semakin luas
pengungkapan laporan keuangan perusahaan pada sub-sektor industri
dasar dan kimia.
H1b : Semakin tinggi tingkat karakteristik perusahaan, maka semakin luas
pengungkapan laporan keuangan perusahaan pada sub-sektor aneka
industri.
H1c : Semakin tinggi tingkat karakteristik perusahaan, maka semakin luas
pengungkapan laporan keuangan perusahaan pada sub-sektor industri
barang konsumsi.
H1d : Semakin tinggi tingkat karakteristik perusahaan, maka semakin luas
pengungkapan laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur.
6
7. Kerangka Pikir 02
8. Hipotesis Penelitian 02
H2 : Semakin tinggi tingkat karakteristik perusahaan dan diperkuat dengan
sub-sektor perusahaan, maka semakin luas pengungkapan laporan
keuangan perusahaan.
9. Identifikasi Variabel
Variabel dependent : Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan .... (Y)
Variabel independent : Karakteristik Perusahaan ....................................... (X)
1. Rasio laverage perusahaan – debt equity ratio (DER) ............. (X1)
2. Rasio likuiditas perusahaan – rasio lancar (current ratio) ....... (X2)
3. Rasio profitabilitas – net profit margin (NPM) ....................... (X3)
4. Ukuran perusahaan – total aset ............................................... (X4)
5. Persentase kepemilikan asing saham perusahaan .................... (X5)
6. Persentase kepemilikan publik saham perusahaan ................... (X6)
7. Umur perusahaan ................................................................... (X7)
8. Golongan kantor akuntan publik (KAP).................................. (X8)
Variabel moderating : Sub-sektor Perusahaan ............................................. (Z)
7
8. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Kriteria di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan tahun 2004-2007 secara berturut-turut di BEI (www.idx.co.id).
2. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31
Desember.
3. Perusahaan telah terdaftar di BEI sebelum periode penelitian.
4. Perusahaan yang memiliki nilai total ekuitas positif.
5. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia.
9. Teknik Analisis Data
Di dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan suatu data
dengan melihat dari nilai rata-rata (mean), nilai terendah (minimum), dan nilai
tertinggi (maximum). Analisis data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji regresi linier berganda dan uji regresi dengan variabel
moderating. Di dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji residual
untuk menguji regresi dengan variabel moderating. Karena uji residual dapat
mengatasi multi-koloniaritas yang mempunyai kecenderungan akan terjadi
apabila menggunakan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut (Imam
Ghozali, 2007: 171).
10. Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini mengambil perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi untuk dijadikan obyek
penelitian. Periode pengamatan dalam penelitan ini meliputi jangka waktu
8
empat tahun yaitu tahun 2004 sampai 2007. Data yang digunakan peneliti
adalah laporan keuangan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) – melalui website resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Laporan keuangan
perusahaan yang diambil sampel adalah perusahaan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berturut-turut selama tahun 2004
sampai 2007 dan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel yang telah
ditentukan.
11. Analisis Statistik
1. Uji Asumsi Klasik
Asumsi Klasik Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
Normalitas Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Autokorelasi Tidak Memenuhi Tidak Tidak
Multikoloniearitas Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Heteroskedastisitas Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Uji Hipotesis
Semua model penelitian menujukkan nilai F yang baik. Hasil uji t
menunjukkan bahwa untuk setiap model penelitian menghasilkan nilai
yang berbeda-beda. Untuk uji moderating menunjukkan bahwa hanya sub-
sektor aneka industri yang dapat menjadi variabel moderator.
12. Pembahasan
1. Pembahasan Hipotesis Pertama
Berdasar pada hasil uji hipotesis pertama yang telah dilakukan
keempat model pada penelitian ini yang menghasilkan nilai signifikan di
bawah 0.05 sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa variabel
9
independen rasio leverage (DER), rasio likuiditas (LIK), rasio
profitabilitas (NPM), ukuran perusahaan (Size), kepemilikan saham asing
(Asing), kepemilikan saham publik (Publik), umur perusahaan (Age), dan
golongan KAP (KAP) secara simultan mempengaruhi variabel dependen
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (VD). Selain itu hasil uji F
ini dapat menunjukkan bahwa persamaan regresi ini sudah sesuai sehingga
dapat dilakukan pengujian selanjutnya.
2. Pembahasan Hipotesis Kedua
1. Variabel rasio laverage perusahaan – debt to equity ratio (DER)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.131, 0.001,
0.026, dan 0.008 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel rasio
leverage (DER) secara parsial tidak mempunyai hubungan pengaruh yang
signifikan terhadap variabel voluntary disclosure hanya pada sub-sektor
industri dasar dan kimia namun pada sub-sektor aneka industri, sub-sektor
industri barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur diambil
kesimpulan bahwa variabel rasio leverage (DER) secara parsial
mempunyai hubungan pengaruh secara positif yang signifikan terhadap
variabel voluntary disclosure.
2. Variabel rasio likuiditas perusahaan – rasio lancar (current ratio)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.706, 0.319,
10
0.904, dan 0.624 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel rasio
likuiditas (current ratio) secara parsial tidak mempunyai hubungan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel voluntary disclosure pada sub-
sektor industri dasar dan kimia, sub-sektor aneka industri, sub-sektor
industri barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur.
3. Variabel rasio profitabilitas – Net Profit Margin (NPM)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.269, 0.770,
0.292, dan 0.292 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel rasio
profitabilitas (NPM) secara parsial tidak mempunyai hubungan pengaruh
yang signifikan terhadap variabel voluntary disclosure pada sub-sektor
industri dasar dan kimia, sub-sektor aneka industri, sub-sektor industri
barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur.
4. Variabel ukuran perusahaan – total aset (size)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.000, 0.145,
0.000, dan 0.000 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel ukuran
(size) perusahaan secara parsial tidak mempunyai hubungan pengaruh
yang signifikan terhadap variabel voluntary disclosure hanya pada sub-
sektor aneka industri namun pada sub-sektor industri dasar dan kimia, sub-
11
sektor industri barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur diambil
kesimpulan bahwa variabel ukuran (size) perusahaan secara parsial
mempunyai hubungan pengaruh secara positif yang signifikan terhadap
variabel voluntary disclosure.
5. Variabel persentase kepemilikan asing saham perusahaan
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.199, 0.322,
0.009, dan 0.405 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel persentase
kepemilikan asing saham perusahaan secara parsial mempunyai hubungan
pengaruh secara positif yang signifikan terhadap variabel voluntary
disclosure hanya pada sub-sektor industri barang konsumsi industri namun
pada sub-sektor industri dasar dan kimia, sub-sektor aneka, dan sektor
industri manufaktur diambil kesimpulan bahwa variabel persentase
kepemilikan asing saham perusahaan secara parsial tidak mempunyai
hubungan pengaruh yang signifikan terhadap variabel voluntary
disclosure.
6. Variabel persentase kepemilikan publik saham perusahaan
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.089, 0.343,
0.089, dan 0.188 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel persentase
kepemilikan publik saham perusahaan secara parsial tidak mempunyai
12
hubungan pengaruh yang signifikan terhadap variabel voluntary disclosure
pada sub-sektor industri dasar dan kimia, sub-sektor aneka industri, sub-
sektor industri barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur.
7. Variabel umur perusahaan (age)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.896, 0.003,
0.001, dan 0.002 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel umur
perusahaan (age) secara parsial tidak mempunyai hubungan pengaruh
yang signifikan terhadap variabel voluntary disclosure hanya pada sub-
sektor industri dasar dan kimia namun pada sub-sektor aneka industri, sub-
sektor industri barang konsumsi, dan sektor industri manufaktur diambil
kesimpulan bahwa variabel umur perusahaan (age) secara parsial
mempunyai hubungan pengaruh secara negatif yang signifikan terhadap
variabel voluntary disclosure.
8. Variabel golongan kantor akuntan publik (KAP)
Berdasar pada nilai signifikan pada model 1, 2, 3, dan 4, masing-masing
memiliki nilai signifikansi secara berturut-turut sebesar 0.141, 0.354,
0.022, dan 0.480 serta dengan nilai α pada 0.05. Maka berdasarkan dari
nilai signifikansi ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel persentase
kepemilikan asing saham perusahaan secara parsial mempunyai hubungan
pengaruh secara negatif yang signifikan terhadap variabel voluntary
disclosure hanya pada sub-sektor industri barang konsumsi industri namun
13
pada sub-sektor industri dasar dan kimia, sub-sektor aneka, dan sektor
industri manufaktur diambil kesimpulan bahwa variabel persentase
kepemilikan asing saham perusahaan secara parsial tidak mempunyai
hubungan pengaruh yang signifikan terhadap variabel voluntary
disclosure.
3. Pembahasan Hipotesis Ketiga
Berdasarkan pada hasil output uji residual atas sub-sektor industri dasar
dan kimia, sub-sektor aneka industri, dan sub-sektor industri barang
konsumsi sebagai variabel moderator kita ketahui bahwa nilai koefisien
parameternya secara berturut-turut sebesar 0.527, -1.029, dan 0.615 maka
dapat disimpulkan bahwa hanya variabel sub-sektor aneka industri yang
merupakan variabel moderator pada hubungan regresi pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan laporan keuangan pada
perusahaan sektor manufaktur. Karena variabel moderator akan dianggap
dapat memoderasi pada suatu regresi apabila nilai koefisien parameternya
bernilai negatif.
13. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen tidak lebih dari 10.3% saja.
Semua model penelitian menujukkan nilai F yang baik. Hasil uji t
menunjukkan bahwa untuk setiap model penelitian menghasilkan nilai yang
berbeda-beda. Untuk uji moderating menunjukkan bahwa hanya sub-sektor
aneka industri yang dapat menjadi variabel moderator.
14
14. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang ada di dalam penelitian ini, antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Di dalam penentuan voluntary disclosure pada penelitian ini masih
cenderung bersifat subyektif karena tidak menggunakan seorang ahli
dalam menentukan voluntary disclosure ini.
2. Penelitian ini menggunakan daftar item voluntary disclosure dari
Bambang Suripto yang kemudian disesuaikan dengan daftar Mandatory
Disclosure.
3. Berdasarkan uji diskriminan yang telah dilakukan, tingkat kemampuan
variabel independen menjelaskan variabel dependen tidak lebih dari
10.3% saja. Hal ini mengartikan bahwa masih banyak variabel
independen lain yang dapat menjelaskan variabel dependen diluar
kedelapan variabel independen pada penelitian ini.
15. Saran
Untuk pengembang riset yang akan mengembangkan penelitian ini agar dapat
menghasilkan penelitian yang lebih baik, peneliti menyarankan untuk:
1. Di dalam penentuan voluntary disclosure pada penelitian selanjutnya
sebaiknya menggunakan seorang ahli dalam menentukan voluntary
disclosure agar lebih bersifat obyektif.
2. Penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) namun bisa juga ditambahkan pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) sebagai obyek penelitian.
15
3. Penelitian selanjutnya tidak menggunakan daftar item voluntary disclosure
dari Bambang Suripto yang kemudian disesuaikan dengan daftar
mandatory disclosure karena daftar item ini sudah sangat lama yaitu pada
tahun 1998, sebaiknya peneliti selanjutnya mencari item-item
pengungkapan sukarela yang lebih baru dengan melakukan berbagai
pertimbangan dan seleksi yang masak.
4. Penelitian selanjutnya agar memasukkan variabel-variabel independen lain
yang dapat menjelaskan variabel dependen lebih banyak. Variabel lain
yang mungkin berpengaruh adalah penerbitan sekuritas pada tahun
berikutnya, status perusahaan.
5. Penelitian selanjutnya agar melakukan pengujian ulang mengenai sub-
sektor industri, apakah sub-sektor industri ini lebih cocok sebagai variabel
moderasi ataukah sebagai variabel moderator.
DAFTAR RUJUKAN
Ainun Naim dan Fuad Rachman. 2000. “Analisis Hubungan antara Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe
Kepemilikan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 15.
No 1. pp.70-82.
Bambang Suripto. 1998. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas
Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan”. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen.
Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti. 2004. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol 7. No.3. September 2004 Hal 351-366.
“Data Emiten”, Bisnis Indonesia. 31 Maret 2009. hal 14
Erman Widanar. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai
Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening”.
Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.
Fitriani. 2001. “Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib
dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta”. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi IV.
Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormishon. 2009. Understanding Financial Statements.
7 th
Edition. Diterjemahkan oleh Priyo Darmawan. New Jersey: Prentice Hall
International, Inc.
IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikka Retrinasari. 2006. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode Tahun 2001-2004”. Skripsi
Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.
Imam Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Makalah
dipresentasikan dalam Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam
Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti Jakarta.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Marwata. 2001. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas
Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia”. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi
IV, 2001.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. 4th
Edition. diterjemahkan
oleh Kwan Men Yon. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sri Ayem. 2006. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek jakarta”. Kajian Bisnis. Vol. 14, No. 1, Januari –
April 2006. Hal. 55-69.
Sujoko Efferin., et al. 2008. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.