analisis pengaruh stock split terhadap harga saham, trading volume activity, dan return saham...

133
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013 SKRIPSI ZUBIN MEHTA NOERFUAD 3111144848 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA JUNI 2015

Upload: thamrin

Post on 14-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013

SKRIPSI

ZUBIN MEHTA NOERFUAD

3111144848

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA

JUNI 2015

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN

SAHAM PERUSAHAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi

Universitas Mohammad Husni Thamrin

ZUBIN MEHTA NOERFUAD

3111144848

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA

JUNI 2015

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Zubin Mehta Noerfuad

NPM : 3111144848

Tanda Tangan : ………………..

Tanggal : 20 Juni 2015

iv

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013 DISUSUN OLEH :

NAMA : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Ujian

Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni Thamrin

Jakarta, 20 Juni 2015

Dosen Pembimbing

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis (Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A.) (................................................)

(Mansur Sapparang, SE,. MM) (Yan Medya Putri, SE,. M.Ak)

Mengesahkan Fakultas Ekonomi

Univ. MH. Thamrin

Menyetujui Program Studi

Manajemen

xv Universitas MH. Thamrin

ABSTRACT

Name : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 Title : STOCK SPLIT’S EFFECT ANALYSIS ON STOCK PRICE,

TRADING VOLUME ACTIVITY, AND RETURN ON THE COMPANY LISTED AT INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011 - 2013

Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in

order to rearrange stock price to be a more liquid range and provide more positive signal to investor. It is a part of dividend policy that has been questioned whether it can influence company’s value or not. The purpose of this research is to analyze the differences of stock price, trading volume activity, and abnormal return before and after stock split event, so that investor could use this event to gain benefit.

This research uses event study method to observe average stock price, trading volume activity, and abnormal return within ten days before and after event date. This research uses secondary data that collected from www.idx.co.id. The data used in research were taken from announcement date of stock split applied as event date (t0), daily closing price, index daily closing of the companies applying stock split within observation period (IHSG), the amount of daily traded share and amount of listed share. There are 10 samples for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2011 up to 2013 and which have been listed in BEI.

Results of the study show that there are no significant differences of an abnormal return from pre and post event. The results also says that there are significant differences of stock price and trading volume activity.

Keyword: stock split, stock price, trading volume activity, abnormal return, event study.

Writer

Zubin Mehta Noerfuad 3111144848

xvi Universitas MH. Thamrin

ABSTRAK

Nama : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 Judul : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA

SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013

Pemecahan saham adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan

perusahaan dengan tujuan mengatur kembali harga saham agar berada pada kisaran yang lebih likuid serta memberikan sinyal yang berkualitas pada investor. Pemecahan saham yang merupakan bagian dari kebijakan deviden dipertanyakan apakah akan berpengaruh pada nilai perusahaan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan harga saham, volume perdagangan saham, serta abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, sehingga investor dapat memanfaatkan momen pemecahan saham untuk mendapatkan keuntungan.

Penelitian ini menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata harga saham, volume perdagangan saham, dan abnormal return selama sepuluh hari sebelum peristiwa dan sepuluh hari sesudah peristiwa. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanggal pengumuman stock split yang periode pengamatanm, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar atau listed share. Sepuluh sampel yang digunakan adalah saham dari perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2011 – 2013 dan terdaftar dalam BEI.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa. Hasil dari penelitian ini juga menyatakan bahwa terjadi perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham yang signifikan.

Kata Kunci : pemecaham saham, harga saham, volume perdagangan saham, abnormal return, event study

Penulis Zubin Mehta Noerfuad

3111144848

v

UNIVERSITAS MH. THAMRIN

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI

Pada hari ini Sabtu, tanggal 15 Agustus 2015 telah dilaksanakan ujian skripsi untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata satu (S-1) Program Studi Manajemen Universitas MH. Thamrin.

NAMA : Zubin Mehta Noerfuad

NIM : 3111144848

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013

Telah dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS Ujian Skripsi

Jakarta, 15 Agustus 2015

Tim Penguji :

Ketua : Kusnadi NW, MM ( )

Anggota : Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A. ( )

Anggota : Yan Medya Putri, SE,. M.Ak ( )

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Dream as you will live forever, and Live as you’ll die today “

( Sang Bijak )

“ Kupersembahkan skripsi ini untuk yang sangat kusayang

Papa, Mama, Azka, dan Laras”

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Serta tak lupa salawat serta salam

disampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW serta para

keluarganya. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulisan skripsi disusun guna memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas MH. Thamrin.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo, SKM,.M.Commhealth selaku Ketua Rektor

Universitas MH. Thamrin.

2. Mansur Sapparang, SE,. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

MH. Thamrin beserta dengan staf jajarannya.

3. Yan Medya Putri, SE,. M.Ak selaku Kepala Program Studi Universitas MH.

Thamrin.

4. Suyono Salamun, Ph.D. selaku Direktur Program Universitas MH. Thamrin

kampus AKA.

5. Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A. selaku pembimbing materi yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Kusnadi NW,. MM selaku pembimbing teknis yang telah menyediakan waktu

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Dosen dan Para Staf Sekretariat Universitas MH. Thamrin Kampus Aka,

terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

8. Mama, Papa, adik-adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan

semangat dan doa serta bantuan baik moril maupun materiil.

9. Aditia Murti Hapsari beserta keluarga dan studio music BASECAMP yang

selalu memberikan dukungan moril serta semangat.

viii

10. Untuk teman- teman seperjuangan AE A3 Go Public yang selalu memberikan

canda, tawa serta pengalaman yang berharga.

11. Untuk teman-teman ku Aries, Ismail, Eko, Yusuf, Fajar dan Billy yang selalu

menemani sejak remaja.

12. Harry, Joko, Henry, Indra, dan Edwin yang merupakan teman-teman

seperjuangan penulis di Universitas MH. Thamrin Kampus AKA.

13. Perpustakaan Universitas MH. Thamrin gedung AKA yang telah menyediakan

semua materi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

14. Serta keluarga besar Animaku yang selalu memberikan semangat dan motivasi

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk

semuanya.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

oleh karena itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini akan

diterima dengan senang hati. Penyusun berharap skripsi ini dapat berguna bagi

pembacanya.

Tangerang Selatan, 20 Juni 2015

Penulis

Zubin Mehta Noerfuad

NIM. 3111144848

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas MH. Thamrin, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Zubin Mehta Noerfuad

NIM : 3111144848

Program Studi : Manajemen

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas MH. Thamrin Hak Bebas Royalty Non-Ekslusif (Non-Exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING

VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non-

Eksklusif ini Universitas MH. Thamrin berhak menyimpan, mengalih

media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,

dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang Selatan

Pada tanggal : 20 Juni 2015

Yang menyatakan

(Zubin Mehta Noerfuad)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ............. ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv ABSTRACT ...................................................................................................... xv ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 15 E. Sistematika Penulisan .................................................................... 16

BAB II : LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar ................................................................................ 18

1. Manajemen Keuangan ............................................................... 18 2. Pasar Modal dan Fungsinya ....................................................... 31 3. Saham........................................................................................ 32

4. Stock Split.................................................................................. 34 5. Signalling Theory ...................................................................... 40 6. Trading Range Theory ............................................................... 42 7. Harga Saham ............................................................................. 43 8. Abnormal Return ....................................................................... 44 9. Volume Perdagangan Saham ..................................................... 47 10. Event Study .............................................................................. 48

B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya .................................................... 49 C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 51 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 52

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian ........................................................................ 53 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 55 C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 57

xi

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 58 E. Metode Analisis Data .................................................................... 59 1. Pengujian Hipotesis 1 .................................................................. 59 2. Pengujian Hipotesis 2 .................................................................. 60 3. Pengujian Hipotesis 3 .................................................................. 62

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Perusahaan ................................................................... 66 1. Gambaran Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham ........ 66 2. Deskripsi Statistik ....................................................................... 81 B. Analisis Data ................................................................................. 83 1. Pengujian Normalitas Data .......................................................... 83 2. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 88 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 92

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 98 B. Keterbatasan... ............................................................................... 99 C. Saran .......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 50 Tabel 4.1 Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split .............................. 66 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ....................................................................... 81

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ......................................... 84

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split .......................... 85

Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............... 85

Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................... 87

Tabel 4.7 Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................................. 89

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split .......................... 90

Tabel 4.9 Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split ............................................................................................ 91

Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................... 92

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perusahaan ........................................................................ 2 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 51 Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity pada Periode Peristiwa

Stock Split ................................................................................... 89

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split

Lampiran B Hasil Uji TVA Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham

Hasil Uji Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham

Lampiran C Perhitungan Harga Saham

Lampiran D Perhitungan Trading Volume Activity

Lampiran E Perhitungan Return Sesungguhnya (Rit)

Lampiran F Perhitungan Expected Return (Erit)

Lampiran G Perhitungan Abnormal Return (Arit)

Lampiran H Deskripsi Statistik

1 Universitas MH. Thamrin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan para pemimpin perusahaan pada awalnya sudah

menetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Tujuan

setiap perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham, atau

dengan kata lain memaksimumkan nilai saham perusahaan jika perusahaan

sudah go public.

Perusahaan melakukan kegiatan go public bertujuan untuk meningkatkan

nilai perusahaan melalui keterbukaan informasi. Tingkat penilaian pasar

terhadap suatu perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut.

Harga saham juga dipengaruhi oleh informasi publik dan informasi privat

perusahaan yang dapat memberi masukan kepada investor atau analis dalam

menilai perusahaan. Di sisi lain, perusahaan go public juga dapat melakukan

berbagai corporate action untuk mempengaruhi harga saham.

Fungsi perusahaan sendiri adalah meliputi fungsi operasi (produksi),

pemasaran (marketing), manajemen sumber daya manusia (SDM), teknologi

informatika (IT), dan keuangan (finance). Semua fungsi ini secara bersama-

sama bertanggung-jawab untuk meningkatkan nilai perusahaan atau nilai

saham dalam jangka waktu tidak terbatas atau dalam jangka panjang. Lihat

gambar 1.

2

Universitas MH. Thamrin

Gambar 1.1. Skema Perusahaan

Terlepas dari fungsi perusahaan yang harus bertanggung jawab dengan

keputusannya, hampir semua tindakan yang diambil fungsi perusahaan selalu

mengandung aspek keuangan. Ada tiga pertanyaan utama yang harus dapat

dijawab ilmu keuangan korporasi (corporate action), yaitu;

1. Bagaimana sebaiknya sumber daya yang terbatas harus dialokasikan

(Invesment Decision)

2. Bagaimana sebaiknya investasi tersebut harus dibiayai atau

dibelanjakan (Financing Decision)

3. Seandainya investasi menghasilkan kas (cash flows) apakah harus

dikembalikan kepada pemiliknya atau jika tidak berapa kas yang

dihasilkan tersebut harus diinvestasikan kembali ke dalam

perusahaan.

RUPS

BOARD OF DIRECTOR

CEO

VP FINANCE VP IT VP SDM VP MARKETING

VP OPERASI

3

Universitas MH. Thamrin

Hampir semua keputusan perusahaan mempunyai aspek keuangan, dari

mulai memutuskan kemana investasi dilakukan, bagaimana kombinasi debt

dan equity untuk mendanainya, hingga memutuskan berapa kas yang

dihasilkan ditahan untuk pertumbuhan perusahaan dan berapa dividen yang

dibagikan kepada pemilik perusahaan. Ketiga macam keputusan perusahaan

yang semuanya memiliki implikasi keuangan diatas dijelaskan lebih lanjut

secara berikut.

1. Investment Decision

Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki resources yang

terbatas atau langka. Resources langka tersebut harus dialokasikan

pada berbagai proyek yang bersaing satu sama lain dengan skala

prioritas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

melakukan sebuah keputusan investasi terhadap aktiva apa yang

akan dikelola perusahaan. Keputusan investasi tersebut diambil oleh

manajer keuangan dalam pengalokasian dana dalam bentuk investasi

yang dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang.

2. Financing Decision

Setelah perusahaan memutuskan kemana resources yang

dimilikinya diinvestasikan, perusahaan juga harus memutuskan

bagaimana caranya mendapatkan tambahan resources untuk

membiayai tambahan dana dari pemiliknya sendiri berupa equity

(saham) atau meminjam uang dari pihak luar (debt). Perbedaan

penting antara kedua sumber pendanaan adalah utang terikat dengan

janji pasti harus membayar bunga dan pokoknya tepat pada

4

Universitas MH. Thamrin

waktunya, sehingga merupakan beban tetap (fixed charge)

perusahaan, sedangkan equity tidak menanggung biaya tetap dan

tidak punya masa jatuh tempo, maturity tidak terbatas.

Corporate finance atau ilmu keuangan perusahaan tidak hanya

membantu perusahaan dalam memutuskan apakah akan meminjam

dari luar atau cukup menggunakan modal sendiri (equity), tetapi juga

membantu memutuskan macam pembiayaan yang digunakan.

Beranjak dari dalil umum yang mengatakan bahwa karakteristik

pembiayaan harus sejalan dengan karakteristik aset yang dibiayai,

ditambah pertimbangan pajak dan pemantauan eksternal (analis riset

saham dan lembaga pemeringkat) dapat disimpulkan salah satu

fungsi utama corporate finance adalah memutuskan struktur

pembiayaan yang optimal.

3. Dividen decision

Dividen didefinisikan sebagai uang tunai yang dikembalikan

perusahaan kepada pemiliknya (stockholders). Setiap perusahaan,

dari korporasi besar hingga perusahaan pribadi terkecilpun

(perusahaan tertutup), harus memutuskan berapa besar kas hasil

operasinya harus diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan dan

berapa harus dikeluarkan atau dibagikan sebagai dividen.

Oleh karena tujuan fungsi perusahaan adalah memaksimalkan nilai

perusahaan, setiap keputusan (investment, financing, dividend) yang

meningkatkan nilai perusahaan dianggap baik, dan yang menurunkan nilai

dianggap buruk.

5

Universitas MH. Thamrin

Pada keputusan pembagian laba (dividend decision) apakah perusahaan

akan membagikan dividen atau tidak. Setelah perusahaan memilih proyek

investasinya dan memilih sumber pendanaannya dengan modal sendiri atau

utang, investasi perusahaan akan menghasilkan net income after tax atau arus

kas (cashflow). Arus kas ini dapat ditahan dalam perusahaan untuk

diinvestasikan kembali untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan

perusahaan, atau dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham

perusahaan. Tetapi kedua hal ini saling bertentangan satu sama lain. Jika

bagian laba operasi perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen lebih

tinggi daripada bagian yang akan ditanamkan kembali dalam laba ditahan,

maka ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal semakin

besar. Sebaliknya jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari

pendapatannya sebagai laba ditahan maka bagian laba pendapatan yang

tersedia untuk dividen semakin kecil, sehingga dalam hal ini akan

mempengaruhi atau menurunkan harga saham dan selanjutnya akan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang bersangkutan.

Hingga saat ini masih ada kontroversi antara dua kubu tentang adanya

pengaruh pembagian dividen terhadap harga saham. Salah satu kubu yang

setuju dengan Modligiani Miller Thesis berpendapat tidak ada relevansi

pembagian dividen dengan nilai saham. Sedangkan kubu lain berpendapat

bahwa setiap ada corporate action perusahaan mengumumkan akan membagi

dividen, harga saham pasti akan segera bergerak naik. Ini disebut teori

announcement effect atau signaling effect theory.

6

Universitas MH. Thamrin

Setiap perusahaan yang go public pasti menginginkan nilai

perusahaannya meningkat, dan hal ini bisa terjadi apabila harga sahamnya

naik. Namun apabila harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar maka akan

berakibat pada kemampuan investor untuk membeli saham tersebut berkurang

dan mengakibatkan penurunan volume perdagangan saham. Pada kondisi

seperti ini perusahaan akan melakukan tindakan pemecahan saham (stock

split) guna mengantisipasi penurunan volume perdagangan sahamnya.

Dengan melakukan pemecahan saham, likuiditas akan semakin meningkat,

sehingga akan semakin banyak investor pula yang mampu bertransaksi

(Marwata, 2000)

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan,

yaitu pemecahan naik (split up) dan pemecahan turun (split down / reverse

split). Pemecahan naik adalah peningkatan jumlah saham yang beredar

dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Sedangkan

pemecahan turun adalah kebalikan dari pemecahan naik, yaitu peningkatan

nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang

beredar.

Penelitian terdahulu berpendapat bahwa pemecahan saham (yang

dimaksud dengan pemecahan saham disini selanjutnya adalah pemecahan

naik) hanya merupakan distribusi saham yang semata-mata memiliki

perubahan yang sifatnya “kosmetik”, yakni hanya membagi corporate pie

dalam jumlah yang lebih kecil (Baker dan Powell, 1993 dalam Fatmawati, et

al, 1999). Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana

bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur

7

Universitas MH. Thamrin

karena memegang saham dalam jumlah banyak. Jadi, sesungguhnya peristiwa

pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis (Marwata, 2000).

Bertitik-tolak dari pandangan tersebut, beberapa hasil penelitian

menunjukkan pemecahan saham membawa informasi yang diberikan pada

pasar (Grinblatt, et al, 1984, Lakonishok dan Lev, 1987, Brennan dan

Copeland, 1988 dalam Fatmawati, et al, 1999), perubahan likuiditas (Leung,

et al, 2005, Wang, et al, 2000, Ikenberry, et al, 1996), perubahan earning

(Asquith, et al, 1994). Hasil atau manfaat yang diperoleh akibat melakukan

pemecahan saham membuktikan bahwa perusahaan mempunyai suatu tujuan

dibalik pemecahan saham.

Penelitian tentang tujuan pemecahan saham yang bertujuan agar harga

saham berada pada optimal trading range telah dilakukan oleh beberapa

peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Penelitian yang

dilakukan oleh Leung, et al (2005) di pasar modal Hong Kong membuktikan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, yaitu harga

saham mengalami penurunan yang signifikan sehingga dapat menarik minat

investor. Hasil penelitian yang serupa juga didapat dari penelitian yang

dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) dan Menendez dan

Gomez (2003), dimana mereka juga berhasil membuktikan bahwa harga pada

sesudah pengumuman pemecahan saham (sebagai informasi kepada investor)

mengalami penyesuaian pada kisaran harga yang normal atau berada pada

optimal trading range.

8

Universitas MH. Thamrin

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh

Wang, et al, (2000). Penelitian yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada

periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997 ini juga berhasil membuktikan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, namun

harga saham pada periode sesudah pengumuman pemecahan saham justru

mengalami peningkatan sehingga harga saham tidak berada pada optimal

trading range. Sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh Michael

Hendrawijaya Dj yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005

sampai dengan 2008 membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap harga saham.

Penelitian tentang tujuan pemecahan saham untuk meningkatkan

likuiditas saham yang diproksi pada volume perdagangan juga telah

dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang

berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan

Asri (1999) terhadap 30 perusahaan yang terdaftar pada BEJ dengan periode

pengamatan Juli 1995 sampai dengan bulan Juni 1997 menghasilkan

kesimpulan rata-rata volume perdagangan tidak mengalami perbedaan pada

periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Penelitian

yang dilakukan oleh menendez dan Gomez (2003) terhadap 55 perusahaan

listed di Madrid Stock Exchange juga berhasil membuktikan bahwa rata-rata

volume perdagangan tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada

periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Kesimpulan

yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan

Basilio (2006). Penelitian mereka di Portuguese Stock Market juga

9

Universitas MH. Thamrin

membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang

tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.

Kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh

Leung, et al, (2005), di pasar modal Hong Kong. Hasil penelitian mereka

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume

perdagangan pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.

Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang, et

al, (2000) di bursa Efek Jakarta periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997.

Kesimpulan yang mereka dapat adalah bahwa volume perdagangan sebelum

dan sesudah pengumuman pemecahan saham mengalami perbedaan yang

signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha Oktaviana Sakti

terhadap perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh juga berhasil

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume

perdagangan.

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa ada penelitian yang

konsisten dengan trading range theory, yaitu meningkatnya likuiditas akibat

adanya pemecahan saham yang diukur melalui harga saham yang berada pada

optimal trading range dan volume perdagangan dan ada yang tidak.

Inkonsistensi dari hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan

bahwa masih terdapat research gap tentang perubahan likuiditas akibat

pemecahan saham.

Tujuan pemecahan saham kedua berkaitan dengan signalling theory.

Signalling theory berkaitan dengan asimetri informasi antara manajer dan

10

Universitas MH. Thamrin

investor, dimana manajer dapat menggunakan pemecahan saham untuk

memberikan sinyal positif kepada pasar tentang ekspektasinya di masa depan.

Brennan dan Hughes, 1991 dalam Sri Fatmawati, et al, (1999) berasumsi

bahwa investor hanya akan berinvestasi pada saham yang benar-benar

diketahui dengan segala sesuatu nya (know about). Aktifitas pemecahan

saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor

sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan

dimana hal tersebut ditunjukkan dengan ada nya abnormal return yang positif

di sekitar pengumuman split. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya perusahaan

yang berkinerja naik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang dipercaya

oleh investor. Asumsi dari Brennan dan Hughes diperkuat oleh hasil

penelitian yang dilakukan Bhattacharya dan Dittmar (2001) dimana

perusahaan yang berkinerja baik dapat dibedakan dari perusahaan yang

berkinerja buruk dengan memberikan sinyal yang mahal atau “costly”,

dimana perusahaan yang berkinerja buruk tidak dapat menirunya.

Terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan sesudah

pengumuman pemecahan saham sebagai indikator dari sinyal positif yang

dibawa kepada pasar telah beberapa kali diteliti dan terdapat kesimpulan yang

bervariasi. Penelitian tentang abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal

pemecahan saham diteliti oleh Leung, et al, (2005) di pasar modal Hong

Kong. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap abnormal return di sekitar tanggal pengumuman.

Kesimpulan yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh

Farinha, et al, (2006), di pasar modal portugis. Penelitian yang mereka

11

Universitas MH. Thamrin

lakukan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat abnormal return yang

sangat signifikan pada saat pengumuman dan periode setelah pengumuman.

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh

Hendrawaty (2007). Penelitian yang dilakukan terhadap 15 perusahaan yang

listed di BEJ dengan periode pengamatan antara tahun 2005 sampai dengan

2006 berhasil membuktikan bahwa tidak didapati perbedaan abnormal return

yang signifikan pada periode hari sebelum dan sesudah pengumuman. Hasil

yang berbeda juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wang, et,

al, (2000). Kesimpulan dari penelitian mereka adalah tidak adanya perbedaan

abnormal return yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah split.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)

juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return di seputar tanggal sebelum dan sesudah split.

Secara umum, perbedaan hasil penelitian tentang perubahan likuiditas

dan abnormal return akibat pemecahan saham serta fakta empiris yang ada

merupakan suatu permasalahan yang dapat diangkat dan dianalisis untuk

mengetahui kebenaran dari trading range theory terhadap peristiwa

pemecahan saham.

Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa stock split ternyata memiliki

pengaruh yang sangat kuat terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian

juga menunjukkan pengumuman stock split mempunyai dampak terhadap

harapan investor akan sifat kenaikan earning (sementara atau tetap) pada saat

sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Dengan mengacu pada

12

Universitas MH. Thamrin

beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

bukti empiris mengenai hubungan antara stock split terhadap perubahan harga

saham. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Stock

Split Terhadap Harga, Trading Volume Activity, dan Return Saham

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2011-

2013”.

B. Rumusan Masalah

Tujuan utama perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk

meningkatkan likuiditas saham dan memberikan ekspektasi positif tentang

masa depan perusahaan kepada investor. Tujuan ini dapat dikaitkan dengan

trading range theory dan signalling theory. Penelitian-penelitian yang ada

masih belum memberikan hasil yang konsisten terhadap kedua teori tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Leung (2005) berhasil membuktikan adanya

trading range theory pada pemecahan saham, yaitu dengan menurunnya

harga saham secara signifikan pada periode setelah pengumuman pemecahan

saham dan meningkatnya likuiditas yang dibuktikan dengan ada nya

perubahan volume secara signifikan.

Hasil yang belum konsisten dengan trading range theory ditemukan pada

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999)

dan Menendez dan Gomez (2003). Mereka membuktikan bahwa harga saham

mengalami penurunan secara signifikan pada periode setelah pemecahan

saham, namun mereka tidak berhasil membuktikan adanya perubahan volume

perdagangan saham secara signifikan. Kesimpulan senada juga didapat dari

penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan Basilio (2006). Penelitian mereka

13

Universitas MH. Thamrin

membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang

tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.

Hasil yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang,

et al, (2000). Kesimpulan yang mereka dapat adalah harga saham justru

mengalami penigkatan pada periode setelah pemecahan saham, namun terjadi

perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan

sesudah pemecahan saham secara signifikan.

Motif kedua, yaitu berkaitan dengan signalling theory, yang diproksi

pada abnormal return, juga masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena

penelitian-penelitian yang ada masih belum memberikan hasil yang konsisten.

Penelitian yang dilakukan oleh Leung, et al, (2005) dan Farinha, et al, (2006)

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal

return di sekitar tanggal pengumuman. Hasil penelitian mereka mendukung

signalling theory.

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sri

Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007) dan Wang, et al (2000) yang

membuktikan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan

antara periode sebelum dan sesudah split. Secara empiris, yaitu ditinjau dari

fenomena yang terjadi, juga masih terjadi ada nya gap, yaitu return yang

terjadi justru lebih kecil setelah pengumuman pemecahan saham.

Masalah merupakan faktor penghambat pelaksana kegiatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan suatu pemecahan

agar kelangsungan operasi perusahaan terlaksana dengan baik sesuai yang

14

Universitas MH. Thamrin

diinginkan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah yang

telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diambil

sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:

a. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split

pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013

dengan menggunakan metode harga saham.

b. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split

pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013

dengan menggunakan metode volume perdagangan.

c. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split

pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013

dengan menggunakan metode abnormal return.

C. Tujuan Penelitian

Suatu perbuatan/tindakan ataupun perlakuan dimaksudkan untuk

mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini, adalah:

a. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada

perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan

menggunakan metode harga saham.

b. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada

perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan

menggunakan metode volume perdagangan.

c. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada

perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan

menggunakan metode abnormal return.

15

Universitas MH. Thamrin

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama

investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan

keputusan investasi di pasar modal. Manfaat penelitian dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Bagi kalangan Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di

bidang pasar modal yang melengkapi buku, penelitian dan artikel

artikel lain yang mampu memberikan tambahan referensi bacaan di

bidang pasar modal. Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian

ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai pengaruh stock

split terhadap harga saham, volume perdagangan, dan return.

b. Bagi kalangan Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan

kondisi ekonomi baik dari kebijakan pemerintah maupun faktor

eksternal seperti perubahan nilai tukar rupiah-USD serta mampu

memperbaiki sisi fundamental perusahaan dari segi kebijakan hutang

dalam mata uang asing.

c. Bagi kalangan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

informasi bagi investor sebagai bahan pertimbangan dan mengambil

keputusan investasi. Yaitu tentang pengambilan keputusan investasi

16

Universitas MH. Thamrin

apabila mereka ingin bertransaksi di sekitar pemecahan saha,.

Memberikan sedikit penjelasan mengenai pengaruh stock split

terhadap laba perusahaan, volume perdagangan, dan return.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu pembeda dari

penelitian penelitian sebelumnya yang berguna sebagai bahan

masukan dan referensi dalam pembuatan penelitian penelitian

selanjutnya. Terutama yang tertarik untuk melakukan kajian

dibidang yang sama tentunya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum

tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi suatu fungsi perusahaan dan aksi

korporasi yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan latar

belakang tersebut, maka dilakukan perumusan masalah yang

mendasari penelitian tersebut. Selanjutnya bab ini

menjelaskan tentang batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab telaah pustaka membahas mengenai teori-teori yang

melandasi penelitian ini dan menjadi dasar acuan teori yang

digunakan dalam analisis penelitian ini. Selain itu, bab ini juga

17

Universitas MH. Thamrin

menjelaskan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan

landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dibuat

kerangka pemikiran penelitian dan juga menjadi dasar dalam

pembentukan hipotesis.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab metodologi penelitian menjelaskan variabel penelitian dan

definisi operasional penelitian serta cara pengukuran variabel.

Selain itu, bab ini juga menjelaskan populasi dan penentuan

sampel, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, menerangkan

metode analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil

pengujian sampel.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab hasil dan pembahasan menjelaskan deskripsi objek

penelitian dan profil perusahaan sampel. Bab ini juga

menjelaskan statistik deskriptif variabel dan hasil analisis data

yang mencakup pengujian hipotesis beserta pembahasannya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kesimpulan dan saran berisi kesimpulan penelitian yang

didapat dari pembahasan seluruh bab. Dengan diperolehnya

kesimpulan dalam penelitian ini, maka bab ini juga

memberikan penjelasan mengenai keterbatasan penelitian dan

saran.

18 Universitas MH. Thamrin

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar

1. Manajemen Keuangan

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement,

yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker

Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang

lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan

mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya

untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti

bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien

berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan

sesuai dengan jadwal.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka

kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok

orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud

yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk

melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini

mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai

suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk

19

Universitas MH. Thamrin

melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan

cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:

a. Dalam Encyclopedia of the Social Science dikatakan bahwa

manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu

tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

b. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah

fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan

mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang

sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap

orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu

badan tertentu disebut manajemen.

c. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art)

atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya

belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan

bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain

mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya

kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Manajemen pada dasarnya terbagi atas empat, yaitu:

a. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kegiatan manajemen

berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik

bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana SDM yang terbaik

20

Universitas MH. Thamrin

tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan

kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.

b. Manajemen Operasional adalah kegiatan manajemen

berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan

konsumen dengan teknik produksi yang seefisien mungkin dari

mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang

dihasilkan dalam proses produksi.

c. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan

fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi

apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen dan

bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.

d. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan

fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa

kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya

secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.

Manajemen keuangan (Finance Management) adalah manajemen

terhadap fungsi-fungsi keuangan, dimana fungsi manajemen keuangan

meliputi penghimpunan dan pendayagunaan dana. Karena itu,

manajemen keuangan sering dipadankan dengan manajemen aliran dana .

Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi

keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana

memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana

tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan

21

Universitas MH. Thamrin

penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva

dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjakan aktiva tersebut.

Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas

atau kegiatan dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya termasuk

kegiatan planning, analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan

keuangan yang biasanya dilakukan oleh manajer keuangan. Manajemen

keuangan adalah seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang

berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan

meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana

tersebut secara efisien.

Fungsi dan tugas manajemen keuangan adalah salah satu

kepentingan di dalam manajemen yang merencanakan, melaksanakan,

dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam kegiatan

entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan

fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran,

dan sumberdaya manusia.

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi manajemen

keuangan:

a. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan

pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode

tertentu.

b. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan

keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

22

Universitas MH. Thamrin

c. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk

memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

d. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana

yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta

menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

Sedangkan tugas manajemen keuangan adalah:

a. Menetapkan struktur keuangan entitas. Yaitu menetapkan

kebutuhan entitas akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka

pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang)

dan menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhan-

kebutuhan itu secara sehat. Di dalam prinsipnya, kebutuhan

dana jangka pendek dibiayai oleh sumber jangka pendek, dan

kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dari sumber jangka

panjang.

b. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh

tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.

c. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan

sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan

mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di

dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan

dan alokasi dana.

23

Universitas MH. Thamrin

Fungsi manajemen keuangan (finance) itu sendiri adalah:

1. Financing

Pada fungsi financial, manajer keuangan mengatur

mengenai neraca, yaitu bagian dari laporan keuangan suatu

entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang

menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir

periode tersebut. Yang dimaksud dengan posisi keuangan

adalah posisi aset (Asset), kewajiban (Liabilities), dan ekuitas

dana (Equity).

Aset (Asset) atau aktiva adalah sumber daya yang

dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa

lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan

akan diperoleh perusahaan. Aktiva diakui (dicantumkan)

dalam neraca apabila manfaat ekonominya di masa depan

besar kemungkinan dapat diperoleh perusahaan dan aktiva

yang bersangkutan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan

andal. Aktiva dalam neraca secara garis besar diklasifikasikan

menjadi Aktiva Lancar (Current Asset) dan Aktiva Tidak

Lancar (Fixed Asset)

Kewajiban (Liabilities) adalah hutang perusahaan masa

kini yang timbul dari peristiwa masa lalu dan harus

diselesaikan di masa datang dengan menyerahkan aktiva atau

jasa (sumber daya perusahaan). Kewajiban diakui dalam

neraca apabila pengeluaran sumber daya yang akan dilakukan

24

Universitas MH. Thamrin

di masa datang adalah untuk menyelesaikan hutang masa kini,

dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

Kewajiban dalam neraca secara garis besar diklasifikasikan

menjadi Kewajiban Lancar (Current Liabilities) dan

Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities).

Dalam neraca yang perlu di perhatikan adalah Current

Asset, Fixed Asset, Debt, Current Liabilities, Long-term

Liabilities, dan Equity.

2. Investing

Fungsi penggunaan dana tentunya harus dilakukan secara

efisien. Maksudnya agar setiap dana yang tertanam dalam

aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat

menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal.

Fungsi ini meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan

aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Agar

tidak terjadi pengangguran dana maka perlu adanya

pengalokasian dana yang didasarkan pada perencanaan yang

tepat sehingga penggunaan dana dapat dilakukan secara

optimal. Efisiensi penggunaan dana ini secara langsung

mempengaruhi besar kecilnya tingkat keuntungan yang

dihasilkan melalui kegiatan investasi tersebut.

Kriteria untuk analisis investasi dibagi menjadi Payback

Period, NPV, IRR, Benefit-Cost Ratio.

25

Universitas MH. Thamrin

a. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan

pemasukan (net profit) yang telah didiskon

menggunakan social opportunity cost of capital sebagai

diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas

yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang

didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV

diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya

operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan

manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

b. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari

suattu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan

apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar

daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi

di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-

lain).

c. Payback Period

Payback period dapat diartikan sebagai jangka

waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan,

melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek

yang telah direncanakan.

Jadi payback period dari suatu investasi

menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar

26

Universitas MH. Thamrin

dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh

kembali seluruhnya.

d. Benefit-Cost Ratio

Benefit-Cost Ratio adalah perbandingan nilai

ekuivalen semua manfaat terhadap nilai ekuivalen semua

biaya. Nilai ekuivalen dapat dilakukan menggunakan

analisis nilai sekarang, nilai yang akan datang, atau nilai

tahunan. Jika rasio B/C lebih besar dari 1, maka alternatif

investas atau proyek tersebut layak (feasible).

Sebaliknya, jika rasio B/C lebih kecil dari 1, maka

alternatif investasi atau proyek tersebut tidak layak (not

feasible).

3. Dividen

Dividen didefinisikan sebagai:

“Pembagian keuntungan kepada pemegang saham perusahaan

yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki” (Baridwan,

1997: 37).

“Sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada

pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang

Saham” (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 127).

Modligiani & Miller berpendapat bahwa reaksi investor

terhadap pengumuman dividen tidak menunjukkan bahwa

investor lebih menyukai dividen melainkan karena mereka

27

Universitas MH. Thamrin

beranggapan perubahan tersebut mengandung informasi penting

tentang prospek perusahaan. (Healy & Palepu, 1988)

Keputusan dividen adalah keputusan manajemen keuangan

dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan

kepada para pemegang saham dan proporsi dana yang akan

disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan

perusahaan. Kebijakan ini juga akan mempengaruhi financial

structure maupun capital structure.

Dalam kebijakan pembagian dividen (Dividen Policy), para

manajer keuangan harus mengambil keputusan berkaitan dengan

distribusi laba bersih. Laba bersih umumnya dibagi menjadi dua:

a. Dividen bagi pemegang saham.

b. Jumlah laba ditahan yang bergantung pada rencana

ekspansi dan diversifikasi perusahaan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

seperti kesempatan investasi yang tersedia untuk perusahaan,

sumber modal alternatif, dan preferensi pemegang saham

terhadap laba saat ini dan yang akan datang. Ada beberapa teori

mengenai kebijakan dividen:

a. Dividend Irrevelance Theory

Merton Miller dan Franco Modligiani (MM)

berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan dinilai

hanya dari pendapatan dan resiko bisnis saja. Tidak

28

Universitas MH. Thamrin

bergantung pada kebijakan dividen. Dengan kata lain,

MM berpendapat bahwa nilai dari perusahaan

bergantung hanya pada laba produksi oleh aset nya,

tidak dengan bagaimana laba ini dibagi kedalam

dividen dan laba ditahan.

b. Bird-in-the-Hand Theory

Myron Gordon dan John Lintner tidak sependapat

dengan MM. Mereka berpendapat dividen lebih

beresiko daripada capital gain. Jadi perusahaan harus

memasang dividend payout ratio yang tinggi dan

menawarkan dividen yield yang tinggi pula untuk

memaksimumkan harga saham.

c. Tax Preference Theroy

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan

Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividen

dan capital gain, para investor lebih menyukai capital

gain karena dapat menunda pembayaran pajak.

Kebijakan dividen yang dapat dilakukan oleh perusahaan

adalah:

a. Buy Back / Stock Repurchase

Stock Repurchase adalah pembelian kembali

saham yang dimiliki pemegang saham oleh perusahaan

agar dapat menaikkan harga saham perusahaan yang

dinilai undervalued, menghindari take over dari

29

Universitas MH. Thamrin

perusahaan lain, memberikan insentif kepada

manajemen dalam bentuk kepemilikan saham, dll.

Keuntungan bagi perusahaan:

1) Menghindari kenaikan dividen.

2) Dapat digunakan sebagai strategi untuk

menggagalkan usaha take over perusahaan

3) Mengubah struktur modal perusahaan

4) Saham yang ditarik kembali dapat dijual

kembali ke pasar jika perusahaan

membutuhkan tambahan dana.

Kerugian bagi perusahaan:

1) Dapat merusak image perusahaan karena

sebagian investor merasa bahwa stock

repurchase merupakan indikator bahwa

manajemen perusahaan tidak mempunyai

proyek-proyek baru yang baik.

2) Setelah stock repurchase, pasar mungkin

merasa bahwa resiko perusahaan meningkat

sehingga dapat menurunkan harga saham.

b. Stock Dividend

Stock Dividend sebenarnya bukanlah dividen

karena tidak dibayarkan secara tunai. Dampak dari

Stock Dividend adalah meningkatnya jumlah saham

yang dimiliki setiap pemegang saham. Stock Dividend

30

Universitas MH. Thamrin

dibagikan ketika perusahaan ingin menghemat kas atau

perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Stock

Dividend biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase,

misalnya 25%, berarti setiap pemegang saham

menerima satu saham tambahan untuk setiap empat

saham yang dimilikinya saat ini. Karena jumlah saham

yang beredar meningkat, peningkatan jumlah saham

yang dimiliki setiap pemegang saham menjadi tidak

berarti.

c. Stock Split

Stock split merupakan salah satu corporate action

berupa pemecahan saham yang beredar menjadi bagian

yang lebih kecil. Stock split dilakukan ketika harga

saham dinilai terlalu tinggi, sehingga mengurangi

kemampuan investor ritel untuk membelinya.

Kemampuan investor dalam membeli saham akan

berkurang apabila harga saham tersebut dipandang

terlalu tinggi. Stock split dinilai sebagai keputusan

keuangan perusahaan yang hanya mengubah nilai

nominal saham dan belum tentu merubah nilai

ekonomi. Perubahan jumlah saham dilakukan sesuai

dengan rasio stock split, dimana rasio 1: 2

menunjukkan saham yang dilakukan tidak merubah

presentase kepemilikan saham dan nilai kapitalisasi

31

Universitas MH. Thamrin

saham di pasar. Kondisi tersebut menimbulkan

pandangan bahwa stock split hanya sebuah tindakan

pemolesan atau tindakan kosmetik perusahaan.

2. Pasar Modal dan Fungsinya

Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada

pedagang, pembeli dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat

juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang

membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan

aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek. Pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan

ekonomi nasional.

Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja

perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan

sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan

suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin

kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan

berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Di pasar

modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan keuangan,

kebijakan manajemen, rumor di pasar modal, prospektus, saran

dari broker, dan informasi lainnya.

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8

tahun 1995, ”Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang

32

Universitas MH. Thamrin

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Pengertian pasar modal menurut Fakhruddin (2001, 1), “Pasar modal

(capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau

pun modal sendiri.”

3. Saham

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan yang pemegang sahamnya memiliki hak klaim atas

penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham umumnya terbagi atas dua

jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan

jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk

memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis paling

populer di pasar modal. Keuntungan yang dapat diperoleh dari saham

biasa ini antara lain dividen dan capital gain (selisih dari harga jual

dengan harga beli). Sementara saham preferen merupakan saham yang

memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari saham biasa, antara

lain pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap, hak klaim lebih

dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi , dan dapat

dikonversi menjadi saham biasa. Jenis saham yang mayoritas

diperdagangkan di pasar modal adalah saham biasa (common stock).

33

Universitas MH. Thamrin

Selain pembagian bedasarkan jenisnya, saham juga dikategorikan

berdasarkan kinerja perdagangannya, yaitu:

a. Blue Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis,

memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam

membayar deviden;

b. Income Stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki

kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata

deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya;

c. Growth Stock, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki

pertumbuhan pendapatan yang tinggi atau sebagai leader di

industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi;

d. Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak

bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke

tahun, tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang

tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti;

e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh

oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara

umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi

karena emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi

sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh

penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

34

Universitas MH. Thamrin

4. Stock Split

Pemecahan saham atau stock split adalah memecah selembar saham

menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru setelah

stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham

juga diartikan sebagai tindakan memecah nilai nominal saham menjadi

pecahan yang lebih kecil dan jumlah lembar saham yang beredar menjadi

banyak sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Jika sebelum

pemecahan saham harga saham di pasar Rp 1.000 per lembar, maka

setelah adanya pemecahan saham harga saham baru yang berlaku di

pasar menjadi Rp 500 per lembar.

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dilakukan, yaitu

stock split-up dan stock split-down :

a. Stock split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham

yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.

Misalnya stock split dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1.

Stock split dengan faktor pemecahan 2:1 maksudnya adalah dua

lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar

dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split).

Stock split dengan faktor pemecahan 3:1 maksudnya adalah tiga

lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar

dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split)

dan seterusnya.

b. Stock split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar

saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya

35

Universitas MH. Thamrin

pemecahan turun dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:4. Stock

split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah satu

lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar

dengan dua lembar saham lama (lembar sebelum stock split).

Stock split dengan faktor pemecahan 1:3 maksudnya adalah satu

lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar

dengan tiga lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan

seterusnya. Para emiten sampai sampai saat ini hanya

melakukan stock split. naik (stock splits-up). Dan jarang terjadi

kasus reverse stock (stock split-down)

Stock split (Split-up) biasanya dilakukan pada saat harga saham

dinilai sudah terlalu tinggi sehingga mengakibatkan daya beli investor

berkurang. Oleh karena itu, pemecahan saham dilakukan karena

diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain (Scott,

Martin, Petty, Keown, 1999) :

a. Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan

jumlah pemegang saham dan menigkatkan likuiditas

perdagangan saham.

b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata

saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.

c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi

yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

Perlu diketahui bahwa pemecahan saham hanya mengakibatkan

penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal

36

Universitas MH. Thamrin

ditempatkan dan modal disetor (paid in capital), sehingga ada yang

berpendapat bahwa pemecahan saham hanya merupakan corporate

action yang sifatnya kosmetik dan administratif yaitu upaya memoles

saham agar tampak lebih menarik di mata investor, dimana tindakan ini

hanya menyebabkan perubahan jumlah saham beredar dan tidak

berpengaruh terhadap arus kas (cash flow) perusahaan, dan tidak juga

menambah nilai ekuitas secara agregat (Aswath Damodaran, 2001).

Tindakan pemecahan saham menimbulkan efek fatamorgana saja dimana

investor seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang lembar

saham dalam jumlah yang lebih banyak, padahal penambahan lembar

saham yang dimiliki juga dibarengi dengan penurunan nilai per lembar

saham (Weston, 1996). Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis. Meski demikian,

banyaknya peristiwa pemecahan saham yang terjadi tetap

mengindikasikan bahwa pemecahan saham merupakan salah satu

instrumen penting yang dipakai perusahaan di pasar modal.

Aksi korporasi stock split dapat berperan sebagai salah satu upaya

mencapai pemberdayaan. Stock split dapat menjadikan harga saham

secara absolut lebih rendah. Investor yang semula tak dapat menjangkau

harga saham, melalui stock split menjadi terjangkau. Stock split

merupakan perwujudan pemerataan untuk para investor untuk membeli

dan memiliki saham. Melalui stock split, frekuensi perdagangan saham

cenderung meningkat atau lebih likuid. Perdagangan saham yang likuid

akan cenderung meningkatkan harga sahamnya.

37

Universitas MH. Thamrin

Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan stock split akan

diberitahukan oleh Dewan Direksi berdasarkan dengan hasil keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebagai contoh nilai nominal

saham yang semula sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah) menjadi sebesar

Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham. Jika dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan adanya perubahan

anggaran dasar, keputusan tersebut dibuat dihadapan notaris yang

ditunjuk oleh Dewan Direksi. Perubahan anggaran dasar tersebut harus

diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum

Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan pada kantor

pendaftaran perusahaan daerah setempat. Sehubungan dengan keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan untuk

melakukan konversi sahamnya menjadi catatan elektronik (tanpa warkat)

dalam rekening efek perusahaan efek atau bank kustodian dimana

pemegang saham membuka rekening efeknya (konversi saham) dan

pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500,- (lima ratus rupiah) per

saham menjadi sebesar Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham,

Dewan Direksi akan memberitahukan tata cara konversi saham dan

pemecahan nilai nominal saham.

Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer

perusahaan yang melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka,

dapat disimpulkan berbagai alasan para manajer perusahaan dalam

melakukan stock split adalah sebagai berikut:

38

Universitas MH. Thamrin

a. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split

percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham

pada kisaran perdagangan yang optimal yang selanjutnya dapat

menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut

sehingga membuat saham likuid untuk diperdagangkan.

b. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan

melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang

dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis signaling dan liquidity.

Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangan bahwa

perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya

tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham.

c. Harga saham yang semakin rendah akan menambah kemampuan

saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan

meningkatkan efisiensi pasar.

Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat

kerugian antara lain:

a. Manfaat yang illusionistis dari stock split yang dilakukan bagi

para pemodal adalah biaya surat saham akan naik karena

kepemilikan yang tadinya cukup diwakili selembar saham

kemudian menjadi 2 lembar saham, biaya back office di

perusahaan efek, biaya kliring dan biaya kustodian dipengaruhi

oleh jumlah fisik surat saham yang dikelola.

b. Adanya biaya pemecahan, yang termasuk didalamnya biaya

transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya dapat

39

Universitas MH. Thamrin

menimbulkan kerugian bagi perusahaan, sedangkan bagi

pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock

split.

Salah satu studi tentang stock split telah dilakukan oleh Fama,

Fisher, Jensen, dan Roll (1969) dalam Hartono (2009). Peneliti

mempelajari 940 stock split yang terjadi diantara Januari 1927 sampai

dengan Desember 1959. Peneliti menghitung cumulative abnormal

return mulai bulan -30 sampai dengan bulan +30. Peneliti menemukan

adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split

dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak

terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah hari pengumuman.

Hasil ini mendukung pasar NYSE yang efisien bentuk setengah kuat,

karena tidak adanya reaksi pasar dari stock split. Hasil dari studi peneliti

tersebut yang menemukan abnormal return mulai dari bulan -30 sulit

untuk dipercaya bahwa investor sudah mengantisipasi stock split jauh 30

bulan sebelum diumumkan. Abnormal return yang positif ini

kemungkinan terjadi karena perusahaan yang melakukan stock split

adalah perusahaan yang sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang

baik.

Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian Laksmi Pertiwi (2006).

Penelitian ini berjudul tentang analisis dampak stock split terhadap risiko

sistematis dan abnormal return. Data yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain adalah; data harian harga saham penutupan (closing price),

40

Universitas MH. Thamrin

IHSG, Alpha Koreksi (α) dan Beta Koreksi (β) selama periode tahun

2003-2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata risiko

sistematis sebelum stock split lebih besar dibanding rata-rata risiko

sistematis setelah peristiwa stock split. Rata-rata abnormal return setelah

pengumuman stock split lebih besar dari rata-rata abnormal return

sebelum pengumuman stock split.

5. Signalling Theory

Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan

mengandung informasi karena adanya asymetric infomation. Asymetric

information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang

lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen

perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan

pihak investor di pasar modal. (Pramastuti, 2007)

Informasi yang diterima tersebut dapat direspon secara berbeda oleh

investor. Disini perusahaan yang memiliki kondisi fundamental yang

terpercaya dapat dibedakan dari perusahaan yang memiliki kondisi

fundamental kurang terpercaya dengan mengirimkan sinyal ke pasar

modal. Sinyal dari perusahaan yang kondisi fundamentalnya terpercaya

tentu akan direspon oleh investor, sehingga sinyal tersebut menjadi

berkualitas. Sedangkan sinyal yang dikirim oleh perusahaan yang

berkondisi fundamental kurang terpercaya tentu tidak akan dapat

menyamai sinyal yang dikirim oleh perusahaan yang kondisi

fundamentalnya terpercaya. (Bhattacharya & Dittmar, 2001).

41

Universitas MH. Thamrin

Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi

yang baik mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat luas karena

melalui penyampaian informasi tersebut dapat meyakinkan masyarakat

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pihak luar tentunya

hanya memiliki informasi yang minimal mengenai kebenaran dari

informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberikan

sinyal yang meyakinkan kepada publik (tentunya harus didukung oleh

data-data yang mendasarinya), maka publik juga akan merespon secara

positif.

Peristiwa pemecahan saham merupakan contoh penyampaian

informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, manajer

melakukan pemecahan saham untuk memberikan sinyal yang baik atau

ekspektasi optimis kepada publik. Sinyal positif ini menginterpretasikan

bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik

sehingga dapat dianggap mampu untuk meningkatkan kesejahteraan

investor. Pemecahan saham seharusnya menunjukkan sinyal yang valid

karena tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan

yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat melakukannya, karena

ditimbulkan dari peristiwa tersebut, padahal pemecahan saham tidak

mempengaruhi modal dan cash flow perusahaan (Winarso, 2005).

Breman & Hughes, 1991 dalam Winarso, 2005 menyatakan bahwa

pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditanggung oleh

perusahaan yang melakukannya, misalnya : biaya penerbitan saham,

biaya percetakan saham, biaya perijinan, dan lain sebagainya

42

Universitas MH. Thamrin

6. Trading Range Theory

Menurut trading range theory, pemecahan saham digunakan sebagai

alat untuk mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang

diinginkan sehingga semakin memungkinkan bagi investor untuk

membeli dengan jumlah yang banyak. Jika harga pada pre-split tinggi,

maka pemecahan saham semakin menguatkan kebenaran akan motif

tersebut (Leung, et al, 2005).

Copeland (1979) dalam Khomsiyah, et al (2001) menyatakan bahwa

alasan dilakukannya pemecahan saham adalah untuk mencapai “optimal

range” harga saham sehingga dapat menciptakan pasar yang lebih luas.

Pernyataan dari Copeland tersebut didukung oleh McNicolas, et al, 1990

dan Angel, 1997 dalam Khomsiyah, et al, 2001 yang menyatakan bahwa

pemecahan saham mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga

saham pada rentang yang lebih rendah. Dengan mengarahkan harga

saham pada rentang tertentu, diharapkan semakin banyak partisipan pasar

akan terlibat dalam perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas

saham di bursa.

Dengan demikian berdasarkan teori ini, harga saham yang terlalu

tinggi menyebabkan kurang aktifnya perdagangan saham sehingga

mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Dengan

melakukan pemecahan saham, diharapkan semakin banyak investor yang

melakukan transaksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

kemahalan saham merupakan motivasi untuk melakukan pemecahan

saham.

43

Universitas MH. Thamrin

7. Harga Saham

Saham merupakan suatu tanda bukti kepemilikan perusahaan.

Dengan memiliki saham, secara otomatis si pemilik ikut serta dalam

kepemilikan perusahaan tersebut dan berhak untuk ikut menikmati

keuntungan dari perusahaan melalui deviden yang dibagikan. Dengan

demikian, pemilikan saham dari perusahaan yang mempunyai prospek

bagus dalam menghasilkan laba merupakan investasi yang menjanjikan,

karena disamping akan memperoleh keuntungan berupa deviden, para

investor juga mengharapkan harga saham naik sehingga nilai investasi

yang ditanamkannya juga akan naik.

Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa

mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus

jeli dalam pemilikan saham. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perubahan harga saham :

1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden di masa

yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden

stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil.

Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan deviden berfluktuasi

karena faktor internal, maka harga tersebut cenderung

berfluktuasi juga.

2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan

perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga

saham karena para investor bersikap optimis.

44

Universitas MH. Thamrin

3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang

akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat

ini. Apabila kondisi perekenomian saat ini stabil, maka para

investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang

akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil

(demikian pula sebaliknya).

Melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, jelas

terlihat bahwa informasi adalah sesuatu yang vital bagi investor untuk

memilih saham mana saja yang akan dijadikan sebagai alat investasinya.

Hal ini sangat berkaitan dengan sinyal yang diterima oleh investor dan

bisa saja diterima secara berbeda oleh masing-masing investor. Oleh

karena itu manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan

informasi yang baik mengenai kondisi perusahaan agar dapat

meyakinkan investor terhadap kondisi perusahaan tersebut. Pihak luar

yang tentunya hanya memiliki informasi yang terbatas mengenai

kebenaran dari informasi tersebut hanya mampu memprediksinya. Jika

manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan kepada publik

(tentunya harus didukung oleh data-data yang mendasarinya), maka

publik juga akan merespon secara positif.

8. Abnormal Return

Abnormal Return atau excess return merupakan kelebihan dari

actual return (return yang sesungguhnya terjadi) terhadap normal return,

dimana normal return merupakan expected return (return yang

diharapkan investor), dengan demikian return yang tidak normal

45

Universitas MH. Thamrin

(abnormal return) adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi

dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2000).

Penelitian Brown dan Warner (1985) menyatakan bahwa expected

return merupakan return yang harus diestimasi. Menurut Brown dan

Warner (1985), expected return dapat dicari dengan menggunakan tiga

model, yaitu :

a. Mean-adjusted model

Mean-adjusted model menganggap expected return bernilai

konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya

selama periode estimasi.

𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅) = ∑𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅

Dimana :

E(Rit) = expected return sekuritas ke-i pada waktu t

Rit = actual return sekuritas ke-i pada waktu t

t = periode estimasi

b. Market model

Market model dalam menghitung expected return dilakukan

dengan dua thap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan

menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi expected

return di periode jendela.

Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan

teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:

46

Universitas MH. Thamrin

𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅) = 𝛼𝛼𝑅𝑅 + 𝛽𝛽𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 + 𝜀𝜀𝑅𝑅𝑅𝑅

Dimana :

E(Rit) = expected return sekuritas ke-i pada periode

estimasi t

αi = intercept, independen terhadap Rmt

βi = slope, resiko sistemastis, dependen terhadap Rmt

Rmt = return pasar, yang dihitung dengan rumus :

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = (𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅 − 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1)

𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1

εit = kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi

ke r

c. Market Adjusted Model

Market Adjusted Model menganggap bahwa penduga yang

terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return

indeks pasar saat tersebut. Dengan menggunakan model ini,

tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk

model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi sama

dengan return indeks pasar. Berikut adalah rumus menghitung

Market Adjusted Model :

𝐴𝐴𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅

Dimana :

ARit = Abnormal Return saham i pada hari ke t

Rit = Actual Return saham i pada hari ke t

Rmt = Return pasar, yang dihitung dengan rumus:

47

Universitas MH. Thamrin

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =(𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅 − 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1)

𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1

9. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar

saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham

yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan dkk, 2005). Jumlah

saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat

perusahaan tersebut melakukan emisi saham.

Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan

antara penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari

tingkah laku investor. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan

aktivitas jual-beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume

penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya

terhadap fluktuasi harga saham di bursa. Dan semakin meningkatnya

volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham

tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap

naiknya harga atau return saham.

Pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai

proksi reaksi pasar. Argumen yang dikemukakan adalah bahwa volume

perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya

suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan.

48

Universitas MH. Thamrin

10. Event Study

Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan

informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk

menguji efisiensi pasar setengah kuat (Jogiyanto, 2000).

Menurut Peterson (1989) daam jurnal Marwan dan Faizal (1998),

event study tentang saham adalah suatu pengamatan mengenai

pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada

abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari peristiwa

tersebut. Sedangkan menurut Kritzman (1994) dalam jurnal Marwan dan

Faizal (1998), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu

peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat

berharga tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas tampak bahwa event study merupakan

studi yang mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa yang

informasinya dipublikasikan untuk menguji kandungan informasi dari

suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi

pasar bentuk setengah kuat (Wismar’ien, 2004).

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi

dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi,

maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima

oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan-

49

Universitas MH. Thamrin

perubahan dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan

menggunakan harga, abnormal return, maupun volume perdagangan

saham.

Dalam pemecahan saham, informasi yang dapat digunakan untuk

melihat reaksi pasar adalah pengumuman pemecahan saham (Sri

Fatmawati dan Marwan Asri, 1999). Pengumuman pemecahan saham

sebagai informasi yang diberikan kepada pasar merupakan t0 dalam event

study pada penelitian ini.

B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Stock split merupakan fenomena menarik yang ada dalam dunia pasar

modal. Di satu sisi dianggap dapat meningkatkan likuiditas suatu saham serta

bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, namun di lain sisi juga

dianggap sebagai pemanis belaka karena manfaatnya kurang bisa dirasakan

secara langsung oleh perusahaan. Maka dari itu banyak peneliti yang

berupaya mengungkap sebagaimana besar manfaat aksi stock split yang

dilakukan perusahaan terhadap investor maupun perusahaan itu sendiri,

dimana beberapa penelitian tersebut menjadi bahan kajian penulis untuk turut

serta meneliti objek tersebut yang dianggap menarik.

50

Universitas MH. Thamrin

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Model Analisis Variabel Harga Saham

Volume Perdagangan

Abnormal Return

1 Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Signifikan Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

2 Wang Sutrisno (2000)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Signifikan Signifikan Tidak Signifikan

3 Menendez dan Gomez (2003)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Signifikan Tidak Signifikan

4 Leung, et al (2005)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Signifikan Signifikan Signifikan

5 Farinha dan Basilio (2006)

Uji Beda (Paired Sample t-test))

Tidak Signifikan Signifikan

6 Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)

Uji Beda (Paired Sample t-test) Signifikan Tidak

Signifikan

7 Michael Hendrawijaya (2009)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

8 Paramita Oktaviana Sakti (2013)

Uji Beda (Paired Sample t-test)

Signifikan Tidak Signifikan

Sumber : Berbagai Jurnal Penelitian Ilmiah

51

Universitas MH. Thamrin

C. Kerangka pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan serta menganalisis hasil

penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikran teoritis seperti

pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengumuman Stock Split

Rata-rata Abnormal Return sebelum dan sesudah Stock Split

Rata-rata Harga Saham sebelum dan sesudah Stock Split

Rata-rata Trading Volume Activity

sebelum dan sesudah Stock Split

Uji Beda Dua Rata-rata

52

Universitas MH. Thamrin

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan analisis terhadap teori-teori yang sudah ada, yaitu signalling

theory dan trading range theory, serta penelitian terdahulu tentang

implementasi teori-teori tersebut terhadap peristiwa pemecahan saham, maka

hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut :

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan

sesudah pengumuman stock split.

H2: Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan

saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

H3: Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman stock split.

53 Universitas MH. Thamrin

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan penulis lakukan merupakan suatu penelitian yang

termasuk ke dalam kategori event study atau studi peristiwa. Event study adalah

penelitian yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang

informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003; 410).

Periode jendela (event windows) yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah 20 hari yang terdiri dari 10 hari sebelum stock split dan 10 hari setelah

stock split. Pemilihan banyak hari dalam periode jendela ini berdasarkan

pernyataan dari Jogiyanto (2003;436), "Lamanya periode jendela atau periode

pengamatan tersebut tergantung dari jenis penelitiannya. Jika peristiwa yang nilai

ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (misalnya

pengumuman laba dan pengumuman dividen), periode jendelanya dapat pendek,

disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi cepat. Sebaliknya untuk peristiwa

yang nilai ekonomi sulit ditentukan oleh investor, maka periode jendelanya dapat

panjang misalnya untuk peristiwa merger". Selama periode pengamatan tersebut

yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah stock split, telah dipastikan bahwa tidak

ada peristiwa-peristiwa lain seperti: right issue, pembagian dividen dan lain-lain,

kecuali hanya peristiwa stock split.

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulan berikut akan dijelaskan definisi operasi variabel yang

d igunakan penelitian ini :

54

Universitas MH. Thamrin

1. Harga Saham Perusahaan

Harga yang menunjukkan nilai dari saham perusahaan tersebut,

2. Volume Perdagangan Saham (TVA)

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang

diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham

diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan

membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan

pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu

tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan

saham antara sebelum dan sesudah stock split dihitung untuk

mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan

sesudah stock split.

3. Abnormal Return

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor

atas investasi yang dilakukannya. Besarnya return saham dilihat dari

adanya abnormal return yang akan diperoleh investor sehubungan

dengan peristiwa stock split. Abnormal return merupakan selisih

antara actual return atau return, dan expected return.

Pengumuman pemecahan saham dipilih sebagai Event study

dimana peneliti perlu menguji perilaku harga saham, yang

ditunjukkan oleh gerakan abnormal return disekitar event, yaitu 10

hari sebelum dan sesudah dilaksanakannya pengumuman pemecahan

saham, berarti pasar modal belum efisien dalam bentuk setengah

55

Universitas MH. Thamrin

kuat. Sebaliknya apabila investor tidak memperoleh abnormal return

dengan dilaksanakannya pengumuman pemecahan saham, berarti

pasar modal efisien bentuk setengah kuat tercapai. Untuk

mengetahui signifikansinya dilakukan uji beda dua rata-rata antara

rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Instrumen itu dapat berupa

ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar

modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan sarana

berinvestasi bagi stakeholder.

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikenal pula dengan sebutan

Indonesia Stock Exchange (ISX) merupakan bursa hasil penggabungan

dari Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya. Demi efektifitas

operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung

keduanya. BEI mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI

menggunakan sistem otomatis yang disebut Jakarta Automated Trading

Sistem (JATS). Sistem ini mulai dioperasikan pada tanggal 22 Mei 1995,

JATS memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih

besar sehingga menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan

dibanding sistem manual. JATS mampu menangani 50.000 transaksi

setiap hari nya dibanding dengan sistem manual yang hanya mampu

menangani 3.800 transaksi. Sasaran dari JATS ini adalah (Jogianto, 46):

56

Universitas MH. Thamrin

1. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan

pasar yang diperkirakan dimasa mendatang sistem manual sudah

tidak memadai

2. Meningkatkan integritas dan likuiditas

3. Meningkatkan pamor pasar modal kita dengan meletakkan BEI

setara dengan pasar modal lain di dunia.

Pada bulan Juli tahun 2000, BEI menerapkan perdagangan tanpa

warat (Stripless Trading) dengan tujuan meningkatkan likuiditas pasar

dan mengurangi peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham serta

mempercepat proses pemalsuan transaksi. Tahun 2002 BEI juga mulai

menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote Trading) sebagai upaya

meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi

perdagangan.

2. Penentuan populasi dan sampel

Tujuan penelitian ini adalah menguji dampak pengumuman stock

split terhadap perubahan harga saham relatif, return dan volume

perdagangan saham. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode sensus. Pemilihan metode ini karena semua perusahaan

yang listing di BEI yang melakukan stock split pada periode penelitian

tidak berjumlah terlalu banyak sehingga seluruh anggota populasi dapat

dijadikan sampel penelitian. Di dalam metode sensus, sampel penelitian

adalah seluruh anggota populasi. Populasi penelitian ini adalah

perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan merupakan saham-

saham yang aktif diperdagangkan (minimal 10 hari perdagangan selama

57

Universitas MH. Thamrin

periode penelitian) serta mengumumkan stock split selama periode

penelitian yaitu tahun 2013 namun tidak mengeluarkan kebijakan lain

seperti stock dividend (dividen saham), right issue, bonus share (saham

bonus), atau pengumuman perusahaan lain. Pembatasan tersebut untuk

menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-

informasi tersebut (Howe & Lin dalam Sri Fatmawati dan Marwan Asri,

1999).

Jangka waktu penelitian yang dilakukan adalah selama 10 hari di

seputar stock split. Berarti sebelas hari, dimulai sejak 10 hari sebelum (h-

10) sampai 10 hari sesudah (h+10). Jangka waktu pengamatan pada

penelitian ini ditentukan seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), dengan maksud untuk

mengetahui kecepatan reaksi investor dalam menanggapi pengumuman

stock split. Pemilihan 21 hari sebagai periode penelitian dengan

pertimbangan selama 10 hari diperkirakan perubahan harga saham sudah

merefleksikan pengaruh aktifitas stock split. Jika terlalu lama

dikhawatirkan akan terjadi kerancuan mengenai apakah perubahan harga

saham murni merupakan perngaruh stock split atau dikarenakan hal lain

diluar stock split. Kemungkinan perusahaan juga dapat melakukan

kebijakan lain misalnya stock dividend atau right issue.

C. Jenis dan Sumber Data

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan go public dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pemecahan saham (stock

split) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sampel yang digunakan

58

Universitas MH. Thamrin

untuk penelitian ini berjumlah 10 dengan populasi 31 perusahaan. Teknik

pengambilan data dilakukan secara tidak random atau bersifat purposive

sampling. Kriteria kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan tersebut listing di BEI selama tahun 2011 – 2013.

2. Perusahaan tersebut hanya melakukan pemecahan saham.

3. Perusahaan tersebut tidak melakukan corporate action lain, seperti

right issue, pembagian deviden dan pembagian saham bonus.

4. Perusahaan tersebut listing di BEI selama tahun 2011 – 2013.

5. Data tersedia secara lengkap

Sumber data penelitian diperoleh dari:

1. Yahoo finance

2. Data BEI

3. Literatur-literatur yang terkait dengan penelitian stock split

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan sehingga dapat dijadikan landasan

dalam proses analisis, maka penulis menggunakan pengumpulan data metode

pendokumentasian. Metode ini merupajan metode pengumpulan data dengan

cara mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan stock split

seperti nama emiten yang melakukan stock split, tanggal pengumuman stock

split, kode saham emiten, harga saham emiten selama event window, dan nilai

saham emiten sebelum maupun sesudah stock split, serta data-data yang

berhubungan dengan karakteristik masing-masing perusahaan yang menjadi

sampel penelitian maupun data-data pendukung lain.

59

Universitas MH. Thamrin

E. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji

beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan

metodologi studi peristiwa (event study).

1. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 menguji perbedaan harga saham pada periode

sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel

independen dengan dua kategori, yaitu harga saham pada periode

sebelum dan sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen,

yaitu peristiwa pemecahan saham. Menurut Ghozali (2007), apabila

variabel dependen terdiri dari satu skala metrik dan variabel independen

terdiri dari satu skala non metrik dengan dua kategori, maka uji statistik

yang digunakan adalah uji beda t-test. Dan berhubung yang diuji adalah

perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan, maka uji yang

dilakukan adalah uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related

sample / paired sample).

Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1. Menghitung rata-rata harga saham yang dijadikan sampel

sebelum (t-10 sampai dengan t-1) dan sesudah peristiwa (t+1

sampai dengan t+10)

2. Menghitung deskripsi statistik variabel harga saham sebelum

dan sesudah peristiwa

60

Universitas MH. Thamrin

3. Melakukan uji paired sample t-test (pada tingkat signifikansi α

= 0,05)

4. Menentukan H0 dan Ha :

Ho : μ1 = μ2

H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

5. Melakukan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan

cara:

Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05),

dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari

tingkat signifikansi α (0,05).

2. Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 menguji perbedaan volume perdagangan

saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Karena

disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori dan satu

variabel dependen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-

test dengan sampel berhubungan (related sample / paired sample).

Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai

berikut:

1. Mencari rata rata Trading Volume Activity ( TVA ) seluruh

sampel pada event window.

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001) :

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖 =∑𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑠𝑠𝑎𝑎 𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑖𝑖𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑠𝑠𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦𝑑𝑑𝑠𝑠𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑠𝑠𝑑𝑑𝑠𝑠 𝑤𝑤𝑠𝑠𝑑𝑑𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑖𝑖∑ 𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑠𝑠𝑎𝑎 𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑖𝑖𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡𝑠𝑠𝑖𝑖𝑠𝑠𝑖𝑖 𝑑𝑑𝑖𝑖 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑑𝑑𝑠𝑠𝑑𝑑𝑠𝑠 𝑤𝑤𝑠𝑠𝑑𝑑𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑖𝑖

61

Universitas MH. Thamrin

Setelah TVA masing-masing saham diketahui, maka

kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk

semua dengan persamaan:

�̅�𝑥 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = �𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖𝑦𝑦

𝑦𝑦

𝑖𝑖=1

Keterangan:

TVAit = volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu t

�̅�𝑥 TVA= rata-rata TVA

n = sampel

2. Menghitung deskripsi statistik TVA sebelum dan sesudah

peristiwa.

3. Melakukan uji paired sample t - test (pada tingkat signifikansi α

= 0,05).

4. Menentukan H0 dan Ha :

H0 : μ1 = μ2

H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

5. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara

:

Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ),

dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari

tingkat signifikansi α ( 0,05 ).

62

Universitas MH. Thamrin

3. Pengujian Hipotesis 3

Pengujian hipotesis 3 menguji perbedaan abnormal return ( AR )

sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel

independen dengan dua kategori, yaitu AR pada periode sebelum dan AR

sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen, yaitu peristiwa

pemecahan saham. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test

dengan sampel berhubungan (related sample / paired sample).

Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1. Menghitung Actual Return Saham selama event period.

Actual return saham yang diperoleh dengan mencari selisih

antara harga sekarang dikurangi dengan harga saham hari

sebelumnya dibagi harga saham sebelumnya. Menghitung actual

return untuk mengetahui perbandingan harga saham hari ini

dengan harga pada hari sebelumnya digunakan persamaan

sebagai berikut:

𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 =𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖−1

𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖−1

Dimana:

Rit = Return saham perusahaan

Pit = Harga saham perusahaan pada hari ke-t

Pit-1 = Harga saham perusahaan pada hari t-1

63

Universitas MH. Thamrin

2. Menghitung return pasar harian.

Return pasar harian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah IHSG, dengan rumus :

𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖 =𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖 − 𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖−1

𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖−1

Dimana :

Rmt = Return pasar

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1

3. Menghitung Expected Return saham harian selama event period

Dengan menggunakan Market Adjusted Model, menurut

Strong (1992) yang dikutip oleh Bambang Wijayanto (2001)

menyebutkan bahwa expected return untuk semua sekuritas

diasumsikan sama (mendekati ekuivalen) dengan return pasar

pada perode tersebut :

𝐵𝐵 (𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖) = 𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖

Dimana :

E (Rit) = Expected Return saham i

Rmt = Return pasar

4. Menghitung Abnormal Return dari masing masing saham.

Abnormal return adalah kelebihan dari return aktual

dibandingkan dengan expected return, sehingga abnormal

return dapat diperoleh dengan cara :

64

Universitas MH. Thamrin

𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝐵𝐵(𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖)

Dimana :

E (Rit) = Expected Return saham i

Rit = Actual return saham i pada periode t

ARit = Abnormal return saham i pada periode t

Karena penelitian ini menggunakan Market Adjusted Model

yang mempunyai asumsi bahwa expected return semua saham

atau emiten sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return

pasar, maka akan diperoleh rumus sebagai berikut :

𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖

Dimana:

ARit = abnormal return saham i pada periode t

Rit = actual return saham i pada periode t

Rmt = return pasar pada periode t (IHSG hari t)

5. Menghitung Cumulative Abnormal Return ( CAR ) setiap saham

dengan rumus :

𝐶𝐶𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = �𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖

Dimana :

CARit = Cumulative Abnormal Return

ΣARit = total abnormal return

6. Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada hari

ke t:

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 =∑𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖𝑦𝑦

65

Universitas MH. Thamrin

Dimana :

AARit = average abnormal return

n = total saham yang dijadikan sampel

Σ ARit = total abnormal return

7. Menghitung deskripsi statistik AAR sebelum dan sesudah

peristiwa.

8. Melakukan uji t berpasangan / paired sample t–test ( pada

tingkat signifikansi α = 0,05 ).

9. Menentukan H0 dan Ha :

H0 : μ1 = μ2

H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

10. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara

:

Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ),

dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari

tingkat signifikansi α ( 0,05 ).

66 Universitas MH. Thamrin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Perusahaan

1. Gambaran Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham

Selama periode pengamatan penelitian, yaitu antara tahun 2011

sampai dengan tahun 2013, jumlah perusahaan yang melakukan

corporate action berupa stock split adalah sebanyak 30 perusahaan.

Setelah data populasi tersebut terkumpul, diambil 10 perusahaan sebagai

sampel yang akan diteliti.

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock split

Kode Perusahaan Split

Ratio

Tanggal /

Publikasi

BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1:2 11 Januari 2011

ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1:10 2 November 2012

KLBF Kalbe Farma Tbk 1:5 8 Oktober 2012

INDS Indospring Tbk 5:7 19 Juni 2012

IMAS Indomobil Sukses International Tbk 1:2 7 Juni 2012

SMRA Summarecon Agung Tbk 1:2 27 Juni 2013

TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1:10 22 Juli 2013

AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 1:10 29 Juli 2013

JRPT Jaya Real Properti Tbk 1:5 1 Agustus 2013

TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 1:5 28 Agustus 2013

67

Universitas MH. Thamrin

a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (BBRI)

didirikan 16 Desember 1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di

Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210.

Pada saat ini BBRI memiliki 18 kantor wilayah, 1 kantor inspeksi

pusat, 17 kantor inspeksi wilayah, 449 kantor cabang domestik, 1

kantor cabang khusus, 565 kantor cabang pembantu, 950 kantor kas,

5.144 BRI unit, dan 2.212 teras.

Bank juga memiliki 1 kantor cabang luar negeri yang berlokasi

di Cayman Islands dan 2 kantor perwakilan yang berlokasi di New

York dan Hong Kong, serta memiliki 3 Anak Usaha yaitu PT Bank

Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank BRISyariah,

dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan

dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di

bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai

dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham BBRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran Rp875,- per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan

68

Universitas MH. Thamrin

lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih

sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga

Rp875,- setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing

pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO

BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih

dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik

Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10

November 2003.

b. PT Ace Hardware Indonesia Tbk

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) didirikan awalnya

bernama PT Kawan Lama Home Center tanggal 3 Pebruari 1995 dan

mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 22 Desember 1995.

Kantor ACES terletak di Gedung Kawan Lama Lt.5, Jl. Puri

Kencana No.1, Meruya-Kembangan, Jakarta 11610, Indonesia. Saat

ini, ACES memiliki 95 gerai ritel yang terletak di sejumlah kota

besar di Indonesia.

Pada tanggal 28 Oktober 1997, nama Perusahaan diubah

menjadi PT Ace Indoritel Perkakas, dan kemudian tanggal 28

Agustus 2001 nama Perusahaan selanjutnya diubah menjadi PT Ace

Hardware Indonesia.

69

Universitas MH. Thamrin

Pemegang saham mayoritas dari Perusahaan adalah PT Kawan

Lama Sejahtera, merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya

dimiliki oleh PT Kawan Lama Internusa.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ACES meliputi usaha perdagangan umum termasuk

kegiatan ekspor impor serta menjalankan usaha sebagai agen dan

distributor. Saat ini kegiatan usaha ACES terutama adalah penjualan

eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga dan

lifestyle.

Pada tanggal 30 Oktober 2007, ACES memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham (IPO) ACES kepada masyarakat sebanyak

515.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga

penawaran Rp820,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Nopember 2007.

c. PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September

1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.

Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend.

Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas

pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H.

Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

70

Universitas MH. Thamrin

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe

adalah PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi

(9.70%), PT Diptanala Bahana (9.50%), PT Lucasta Murni

Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta

Charisma (8.66%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak

dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan

farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan

minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan

kesehatan primer.

Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yakni PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

d. Indospring Tbk

Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor

71

Universitas MH. Thamrin

pusat INDS terletak di Jalan Mayjend Sungkono No. 10,

Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.

Pemegang saham mayoritas INDS adalah PT Indoprima

Gemilang (88,11%), yang didirikan di Surabaya – Indonesia dengan

nama PT Indokalmo.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INDS bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan

bermotor khususnya pegas, yang berupa leaf spring (pegas daun) dan

coil spring (pegas spiral).

Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham INDS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1990.

e. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) didirikan

tanggal 06 Nopember 1997 berdasarkan hasil penggabungan usaha

antara PT Indomulti Inti Industri Tbk (IMII) dan PT Indomobil

Investment Corporation (IIC) di mana IMII adalah perusahaan yang

melanjutkan usaha. IMII didirikan pada tanggal 20 Maret 1987 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor

72

Universitas MH. Thamrin

pusat IMAS terletak di Wisma Indomobil Lt. 6 , Jl. MT. Haryono

Kav. 8, Jakarta 13330, Indonesia.

Induk usaha dan induk usaha terakhir IMAS adalah Gallant

Venture Ltd., yang berkedudukan di Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan IMAS melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-

perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri

otomotif. Saat ini, IMAS dan anak usaha bergerak dalam bidang

perakitan dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bis dan

truk, serta alat berat dengan merek “Suzuki”, “Nissan”, “Volvo”,

“Volkswagen (VW)”, “SsangYong”, “AUDI”, “Hino”, “Renault”,

“Manitou”, “Kalmar”, “Foton”, “Great Wall” dan “Mack” dan/atau

kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan,

alat-alat berat, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan

dan jual beli kendaraan bekas pakai.

Saat ini, IMAS memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI), yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).

Pada tahun 1993, IMAS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

IMAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.800,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Nopember 1993.

73

Universitas MH. Thamrin

f. PT Summarecon Agung Tbk

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) didirikan tanggal 26

November 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1976. Kantor pusat SMRA berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl.

Perintis Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan SMRA bergerak dalam bidang pengembangan real estate,

penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran.

Pada tanggal 1 Maret 1990, SMRA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana SMRA kepada masyarakat sebanyak 6.667.000 saham

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran

Rp6.800 per saham.

Pada tanggal 7 Juli 2007, Perusahaan Memperoleh Pernyataan

Efektif dari BAPEPAM-LK dalam rangka melaksanakan Penawaran

Umum Terbatas I (PUT I / Right Issue I) kepada Pemegang Saham

dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk

membeli saham baru (Rasio PUT I : setiap pemegang 6 saham lama

berhak atas 1 HMETD untuk membeli 1 saham baru, dimana pada

setiap 2 Saham baru melekat 1 Waran Seri I yang diberikan oleh

Perusahaan secara cuma-cuma) dengan nilai nominal sebesar Rp100

per saham yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp900

per saham. Jumlah Waran Seri I yang diterbitkan sebagai insentif

74

Universitas MH. Thamrin

bagi para pemegang saham tersebut sebanyak-banyaknya

229.507.226 waran yang mempunyai jangka waktu 3 tahun. Waran

Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk

melakukan pembelian saham baru dengan nilai nominal Rp100 per

saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp1.100 per saham yang dapat

dilakukan selama masa berlaku pelaksanaan yaitu mulai tanggal 26

Desember 2007 sampai dengan 21 Juni 2010.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

(RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 25 April 2008, para

pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus melalui

kapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp321.789.380.000,

dengan ketentuan untuk setiap saham yang ada akan mendapatkan 1

(satu) saham bonus. Sehubungan dengan pembagian saham bonus

tersebut, maka harga pelaksanaan Waran Seri I disesuaikan dari

Rp1.100 per saham menjadi Rp550 per saham dan jumlah sisa

Waran Seri I dari 224.714.603 lembar menjadi 449.429.206 lembar.

g. Sarana Menara Nusantara Tbk

Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) didirikan tanggal 2 Juni

2008 dan memulai operasional secara komersial pada tanggal 2 Juni

2008. Kantor pusat TOWR berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 19A,

Kudus, Jawa Tengah dan kantor cabangnya berlokasi di Menara

BCA, lantai 55, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta 10310, Indonesia.

75

Universitas MH. Thamrin

Pemegang saham pengendali TOWR adalah PT Tricipta

Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha

TOWR adalah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang

hukum dan pajak dan melakukan investasi pada perusahaan lain.

Bidang usaha utama TOWR dan Anak Usaha adalah penyewaan

menara dan pemancar. Saat ini, investasi utama TOWR adalah

kepemilikan 99,999% atas saham yang beredar dari PT Profesional

Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”), sehingga sebagian besar

kegiatan usaha TOWR dijalankan oleh Protelindo.

Pada tanggal 25 Februari 2010, TOWR memperoleh Pernyataan

Efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham TOWR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

112.232.500 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran sebesar Rp1.050,- per saham. Pada tanggal 8 Maret

2010, seluruh saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.

h. Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) didirikan tanggal 22

Februari 1989 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1989. Kantor pusat AMRT berdomisili di Jl. M.H. Thamrin No. 9,

Tangerang, Indonesia.

76

Universitas MH. Thamrin

Induk usaha dari AMRT adalah PT Sigmantara Alfindo

(memiliki 54,02% saham AMRT), sedangkan Induk usaha terakhir

AMRT adalah PT Cipta Selaras Agung, yang didirikan di Indonesia.

Saat ini, AMRT memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI), yakni Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI),

dimana 86,72 % saham MIDI dimiliki oleh AMRT.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan AMRT meliputi usaha dalam bidang perdagangan eceran

untuk produk konsumen.

Kegiatan usaha AMRT dimulai pada tahun 1989 bergerak dalam

bidang perdagangan terutama rokok. Sejak tahun 2002, AMRT

bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan eceran untuk produk

konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan

nama Alfamart yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta,

Cileungsi, Tangerang, Cikarang, Bandung, Sidoarjo, Cirebon,

Cilacap, Semarang, Lampung, Malang, Bali, Klaten, Makassar,

Balaraja, Palembang, Bogor, Jember, Medan, Banjarmasin, Jambi,

Pekanbaru, Lombok dan Pontianak.

Saat ini, Perusahaan memiliki 8.557 jaringan minimarket yang

terdiri dari minimarket milik sendiri sebanyak 6.700 unit dan

minimarket bentuk kerjasama waralaba sebanyak 2.787.

Pada tanggal 31 Desember 2008, AMRT memperoleh

pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran

77

Universitas MH. Thamrin

Umum Perdana Saham AMRT kepada masyarakat sebanyak

343.177.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan

Harga Penawaran Perdana sebesar Rp395,- per saham. Pada tanggal

15 Januari 2009, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa

Efek Indonesia.

i. PT Jaya Real Property Tbk

PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) didirikan tanggal 25 Mei

1979 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1980.

Kantor pusat JRPT terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1,

Boulevard Bintaro Jaya Tangerang – 15227, Banten dan proyek

berlokasi di Jakarta dan Tangerang.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham JRPT

adalah PT Pembangunan Jaya (63,59%) dan Citiview Properties

Limited, Hongkong (12,36%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan JRPT pengembangan kota (urban development) yang

meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri,

pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa

pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak

langsung melalui anak usaha maupun patungan dengan pihak-pihak

lain.

Saat ini kegiatan JRPT terutama adalah pembangunan

perumahan dan pengelolaan usaha properti, meliputi pembebasan

78

Universitas MH. Thamrin

tanah, pengembang real estat, persewaan pusat perbelanjaan dengan

proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza

Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen

Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar

Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan investasi

pada anak usaha dan asosiasi.

Pada tanggal 02 Juni 1994, JRPT memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham JRPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak

35.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Juni 1994.

j. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk / (Telkom)

(TLKM) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en

Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun 1991,

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom

diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Kantor

pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa

telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya

perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

79

Universitas MH. Thamrin

yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM

menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) Usaha Utama:

Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,

mengoperasikan, memasarkan atau menjual, menyewakan, dan

memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika (b) Usaha

Penunjang: 1). Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan

pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.

2). Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi

sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang antara lain meliputi

pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem

informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, dan fasilitas

pemeliharaan dan perbaikan.

Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum perdana

(Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang terdiri

dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna

yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada

tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Telkom

yang terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000

saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di

Bursa Efek Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New

York (“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000

saham Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary

80

Universitas MH. Thamrin

Shares (“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing

ADS mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.

Telkom hanya menerbitkan 1 saham Seri A Dwiwarna yang

dimiliki oleh Pemerintah dan tidak dapat dialihkan kepada siapapun,

dan mempunyai hak veto dalam RUPS Telkom berkaitan dengan

pengangkatan dan penggantian Dewan Komisaris dan Direksi,

penerbitan saham baru, serta perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.

2. Deskripsi Statistik

Uji deskripsi statistik dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam

deskripsi statistik ditunjukkan angka minimum, maksismum, rata-rata

dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Analisis deskripsi statistik untuk variabel harga saham, abnormal

return, dan harga saham sebelum dan sesudah tanggal pengumuman

pemecahan saham disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

81

Universitas MH. Thamrin

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik

n Minimum Maximum Mean

Standar

Deviation

Harga Sebelum 10 2.100 28.000 9.423,83 7621,705582

Harga Sesudah 10 630 7.950 2.469,33 2201,310262

TVA Sebelum 10 0,0000 0,0149 0,00304 0,002165162

TVA Sesudah 10 0,0000 0,0059 0,00098 0,000865561

AAR Sebelum 10 -0,0073 0,0099 0,00132 0,005277359

AAR Sesudah 10 -0,0169 0,0085 -0,00362 0,008383693

Sumber : Data yang diolah, 2015

Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa :

1. Pada variabel harga saham, nilai harga saham terendah pada

periode sebelum peristiwa adalah sebesar Rp. 2100, dan

maksimum adalah sebesar Rp. 28000, mean sebesar 9423,83

dengan standar deviasi sebesar 7621,705. Sedangkan pada

periode setelah peristiwa, dapat diketahui nilai minimum harga

saham adalah sebesar Rp 630, dan maksimum adalah sebesar

Rp. 7950, mean sebesar 2469,33, dengan standar deviasi

sebesar 2201,31. Rata-rata harga saham sebelum peristiwa

yang lebih kecil dibandingkan standar deviasinya

menunjukkan bahwa terjadi penyimpangan dari nilai rata-

ratanya. Sedang rata-rata harga saham sesudah peristiwa yang

lebih besar dari standar deviasinya menunjukkan semakin kecil

82

Universitas MH. Thamrin

penyimpangan terhadap rata-ratanya, atau dapat dikatakan

telah terdistribusi dengan baik.

2. Pada variabel TVA, nilai minimum pada periode sebelum

peristiwa adalah sebesar 0, dan maksimum adalah sebsar

0,0149, mean sebesar 0,0030 dengan standar deviasi sebesar

0,0021. Sedangkan pada periode setelah peristiwa, dapat

diketahui nilai minimum TVA adalah sebesar 0, dan

maksimum adalah sebesar 0,0059, mean sebesar 0,0010

dengan standar deviasi sebesar 0,00086. Rata-rata variabel

TVA, baik sebelum dan sesudah peristiwa, yang lebih besar

daripada standar deviasinya menunjukkan semakin kecil

penyimpangan nilai terhadap rata-ratanya, atau dapat dikatakan

telah terdistribusi dengan baik.

3. Pada variabel AAR, nilai minimum AAR pada periode

sebelum peristiwa adalah sebesar -0,0073, dan maksimum

adalah sebesar 0,0099, mean sebesar 0,0013 dengan standar

deviasi sebesar 0,00527. Sedangkan pada periode setelah

peristiwa, dapat diketahui nilai minimum AAR adalah sebesar

-0,0169, dan maksimum adalah sebesar 0,0085, mean sebesar -

0,0036 dengan standar deviasi sebesar 0,0083. Analisis pada

variabel AAR juga menunjukkan terdapatnya penyimpangan

terhadap rata-rata, sebab nilai dari standar deviasi lebih besar

daripada rata-ratanya.

83

Universitas MH. Thamrin

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan analisis data

yang diperoleh dari data mentah (raw data) yang diperoleh dari pengumpulan

data. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari masing-

masing variabel pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, yang mana

periodenya adalah sepuluh hari sebelum peristiwa dan sepuluh hari sesudah

peristiwa.

1. Pengujian Normalitas Data

Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan

adalah melakukan screening terhadap data yang akan diolah. Karena

penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda untuk sampel yang

berhubungan (paired samples t test) untuk pengujian hipotesis, maka

asumsi yang dipergunakan adalah data terdistribusi secara normal. Untuk

mendeteksi normalitas data dari masing-masing variabel, dipergunakan

uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov test).

Langkah awal untuk melakukan uji ini adalah terlebih dahulu

menentukan hipotesanya, sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 atau Ha : Data tidak berdistribusi normal

Jika hasil pengolahan data menghasilkan probabilitas signifikansi

dibawah 5% (0,05) berarti H0 ditolak atau data dari variabel tersebut

tidak berdistribusi secara normal

84

Universitas MH. Thamrin

a. Pengujian Normalitas Data Variabel Harga Saham

Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data pada variabel

harga saham :

Tabel 4.3

Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Stock Split

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Harga Sebelum ,234 10 ,127 ,812 10 ,020

Harga Sesudah ,231 10 ,138 ,813 10 ,021

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015

Tabel 4.3 menujukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah

0,138 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.

Hasil ini berarti menunjukkan bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan

data telah terdistribusi dengan normal.

b. Pengujian Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity

Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data pada variabel

TVA :

85

Universitas MH. Thamrin

Tabel 4.4

Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Stock Split

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TVA Sebelum ,155 10 ,200* ,947 10 ,634

TVA Sesudah ,173 10 ,200* ,897 10 ,204

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat signifikasinya adalah

0,200 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.

Hasil ini berarti bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan data telah

terdistribusi dengan normal.

c. Pengujian Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return

Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan hasil pengujian normalitas

data pada variabel Average Abnormal Return :

Tabel 4.5

Uji Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Stock Split

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

AAR Sebelum ,162 10 ,200* ,956 10 ,742

AAR Sesudah ,120 10 ,200* ,960 10 ,782

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015

86

Universitas MH. Thamrin

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah

0,200 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.

Hasil ini berarti bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan data

terdistribusi dengan normal

2. Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian, ditentukan terlebih dahulu hipotesis

sebagai berikut :

H0 : μ1 = μ2

H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

Ho diterima jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05), sedangkan

H0 ditolak atau H1 atau Ha diterima jika sig. < dari tingkat signifikansi α

(0,05).

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa

terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada periode

sebelum dan sesudah pemecahan saham. Untuk menguji hipotesis

ini, data yang digunakan adalah rata-rata harga saham sebelum dan

sesudah pemecahan saham.

Perhitungan rata-rata harga saham sebelum pengumuman

pemecahan saham diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham

seluruh sampel sebelum peristiwa seluruh sampel sebelum peristiwa

(tanggal pengumuman pemecahan saham) t-10 sampai dengan t-1

dibagi n, sedangkan rata-rata harga saham sesudah pengumuman

87

Universitas MH. Thamrin

pemecahan saham diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham

seluruh sampel pada t+1 hingga t+10 dibagi n..

Setelah diketahui rata-rata harga saham pada periode sebelum

dan sesudah pengumuman pemecahan saham, selanjutnya dilakukan

uji sampel berpasangan dan hasilnya dapat dilihat.

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split

Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015

Dari hasil pengujian perbandingan harga saham pada periode

sebelum dan sesudah peristiwa (pengumuman pemecahan saham),

diperoleh nilai t hitung sebesar 3,227 dan signifikansi sebesar 0,010.

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sig. 0,01 < dari tingkat

signifikansi 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau

dapat diartikan terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada

periode sebelum dan sesudah peristiwa, dengan demikian hipotesis

pertama diterima.

Paired Samples Test

t df

Sig.

(2-

tailed)

Pair

1

Harga Sebelum -

Harga Sesudah 3,227 9 ,010

88

Universitas MH. Thamrin

Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara harga saham

sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham menunjukkan

bahwa peristiwa pemecahan saham membuat harga saham

mengalami pergeseran ke kisaran harga yang lebih likuid.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan volume

perdagangan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah

pemecahan saham. Volume perdagangan diproksi pada Trading

Volume Activity (TVA). Perhitungan TVA diperoleh dari jumlah

saham yang diperdagangkan pada saat t dibagi dengan jumlah saham

yang beredar pada saat t.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran dapat diketahui bahwa

nilai rata-rata volume perdagangan (TVA) baik sebelum peristiwa

stock split maupun sesudah peristiwa stock split dapat dilihat pada

tabel 4.7.

89

Universitas MH. Thamrin

Tabel 4.7

Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split

No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah

1 BBRI 0,00454 0,00205

2 ACES 0,00281 0,00054

3 KLBF 0,00517 0,00060

4 INDS 0,00300 0,00114

5 IMAS 0,00157 0,00147

6 SMRA 0,00499 0,00196

7 TOWR 0,00073 0,00001

8 AMRT 0,00117 0,00001

9 JRPT 0,00006 0,00001

10 TLKM 0,00645 0,00134

Sumber : data yang diolah, 2015

Hasil perhitungan volume perdagangan (TVA) yang tertera

dalam lampiran juga dapat dilihat dalam penyajian grafik di bawah

ini:

Gambar 4.1

Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Pada Periode Peristiwa

Stock Split

0,002200,002590,002320,00217

0,00273

0,003860,00429

0,002450,00291

0,00496

00,000660,000730,00070

0,001160,000550,000840,000880,000930,00107

0,00161

H-10 H-

9H-

8H-

7H-

6H-

5H-

4H-

3H-

2H-

1 HH+

1H+

2H+

3H+

4H+

5H+

6H+

7H+

8H+

9H+

10

TVaa

Hari ke Series1

90

Universitas MH. Thamrin

Berdasarkan gambar 4.1. dapat dilihat bahwa aktivitas volume

perdagangan pada hari ke-sepuluh setelah peristiwa mencapai titik

tertinggi dengan angka 0,00161. Sedangkan periode sebelum

kejadian puncak tertinggi aktivitas perdagangan mencapai 0,00496

pada hari pertama. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata volume

perdagangan saham sebelum peristiwa berada diatas rata-rata setelah

peristiwa, yang berarti peristiwa pemecahan saham (stock split) tidak

mempunyai pengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham di

Bursa Efek Indonesia.

Setelah diketahui rata-rata harga TVA pada periode sebelum dan

sesuadah pengumuman pemecahan saham, selanjutnya dilakukan uji

sampel berpasangan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut

ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split

Sumber: hasil pengujian peneliti, 2015

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji beda rata-rata TVA sebelum

dan sesudah peristiwa. Tabel tersebut menunjukkan t hitung sebesar

Paired Samples Test

t df

Sig. (2-

tailed)

Pair

1

TVA Sebelum -

TVA Sesudah 3,882 9 ,004

91

Universitas MH. Thamrin

3,882 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil

dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak atau terdapat perbedaan volume perdagangan yang

signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga

hipotesis kedua diterima.

c. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat perbedaan

abnormal return saham yang signifikan pada periode sebelum dan

sesudah pemecahan saham.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran dapat diketahui bahwa

nilai rata-rata Abnormal Return (ARit) baik sebelum peristiwa stock

split maupun sesudah stock split dapat dilihat dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9

Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split

No. Emiten Sebelum Sesudah 1 BBRI -,00617 0,00797

2 ACES ,00473 -0,00203

3 KLBF ,00994 0,00851

4 INDS ,00019 -0,00775

5 IMAS -,00054 -0,01693

6 SMRA -,00728 -0,01345

7 TOWR ,00055 0,00231

8 AMRT ,00451 -0,00159

9 JRPT ,00569 -0,00705

10 TLKM ,00158 -0,00617 Sumber : data yang diolah

92

Universitas MH. Thamrin

Setelah mengetahui terdapatnya abnormal return yang

distandarisasi pada perusahaan yang tercatat dalam BEI tersebut,

selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan dan hasilnya dapat

dlihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik Rata-Rata Abnormal Return

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split

Paired Samples Test

t df

Sig. (2-

tailed)

Pair

1

AAR Sebelum -

AAR Sesudah 1,858 9 ,096

Sumber: hasil pengujian peneliti, 2015

Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji beda AAR sebelum dan

sesudah peristiwa. Dari tabel tersebut diperoleh t-hitung sebesar

1.858 dan nilai sifnifikansi sebesar 0,096 yang berarti lebih besar

dari tingkat signifikansi 0,05 (H0 diterima). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan AAR yang signifikan

pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis

ketiga ditolak.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis 1

Dari pengujian terhadap hipotesis satu, secara statistik diperoleh

kesimpulan bahwa perbedaan nilai rata-rata harga saham sebelum

pengumuman pemecahan saham adalah signifikan. Rata-rata harga

93

Universitas MH. Thamrin

sebelum peristiwa adalah sebesar 9.423,83 dan setelah peristiwa adalah

sebesar 2.469,33.

Dari segi teoritis, yang ditinjau dari trading range theory, yang

menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham, harga saham

yang terlalu tinggi (overprice), yang menyebabkan saham tersebut

menjadi kurang aktif diperdagangkan akan menjadi lebih likuid setelah

pengumuman pemecahan saham sehingga akan semakin banyak investor

yang mampu bertransaksi, telah terbukti.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), Menendez dan

Gomez (2003), Leung, et al (2005) dan Wang, et al (2000) yang

membuktikan terjadinya perbedaan harga saham yang signifikan pada

periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Tetapi penelitian ini

tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Michael

Hendrawijaya Djajasaputra (2009) dan Diky Irmansyah (2003) yang

membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan harga saham yang

signifikan sebelum dan sesudah pemecahan saham.

2. Hipotesis 2

Hasil pengujian hipotesis dua membuktikan bahwa secara statistik

terdapat perbedaan yang signifikan yang signifikan antara TVA sebelum

dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan TVA yang signifikan pada periode sebelum dan

sesudah pemecahan saham terbukti. Berdasarkan nilai rata-rata, TVA

94

Universitas MH. Thamrin

sebelum pengumuman pemecahan saham adalah sebesar 0,00304 dan

TVA setelah pengumuman pemecahan saham adalah sebesar 0,00098.

Dari segi teoritis, yaitu ditinjau dari trading range theory, yang

menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham, saham akan

menjadi lebih likuid setelah pengumuman saham sehingga akan semakin

banyak investor yang mampu bertransaksi atau terjadi peningkatan

volume perdagangan (yang diproksi pada TVA) tidak terbukti. Meskipun

hasil penelitian membuktikan bahwa peristiwa pemecahan saham

mengakibatkan perbedaan TVA yang signifikan, namun TVA cenderung

menurun pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan

saham. Menurunnya TVA setelah pengumuman pemecahan saham

merefleksikan bahwa investor di Indonesia masih belum mengantisipasi

secara cepat informasi yang diterimanya di pasar modal atau investor

baru menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlah good

news. Adanya kenaikan tepat pada H-1 stock split menandakan bahwa

ada tindakan berjaga-jaga dari para investor untuk menghadapi

pergerakan saham setelah stock split. Selanjutnya, para investor lebih

memilih untuk wait and see terlebih dahulu hingga ada permintaan dan

harga mulai stabil, sehingga terjadi perbedaan menurun volume yang

signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham

Studi terdahulu yang mendukung hasil penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan olah Copeland (1979). Menurut penelitiannya

tersebut disimpulkan bahwa volume perdagangan setelah split memiliki

95

Universitas MH. Thamrin

rata-rata lebih kecil dan signifikan, menunjukkan terjadinya penurunan

likuiditas saham.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Paramita Oktaviana (2013) dan Wang, et al (2000) yang

membuktikan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham

yang signifikan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Namun

penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), Menendez dan Gomez (2003),

dan Farinha dan Basilio (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan

sesudah pemecahan saham.

3. Hipotesis 3

Dari pengujian hipotesis tiga, secara statistik tidak ditemukan adanya

perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah

peristiwa, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

abnormal return yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah

pemecahan saham ditolak.

Berdasarkan nilai rata-rata, abnormal return sebelum pengumuman

pemecahan saham adalah sebesar 0,00132 dan abnormal return setelah

pengumuman pemecahan saham adalah sebesar -0,00362. Hasil tersebut

membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang

signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham.

96

Universitas MH. Thamrin

Dari segi teoritis, yaitu ditinjau dari signalling theory, yang

menyatakan bahwa signalling theory berkaitan dengan terdapatnya

asimetri informasi antara manajer dan investor, dimana manajer dapat

menggunakan pemecahan saham untuk memberikan sinyal positif kepada

pasar tentang ekspektasinya di masa depan. Brennan dan Hughes, 1991

dalam Sri Fatmawati, et al, (1999) berasumsi bahwa investor hanya akan

berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan pasti segala

sesuatunya (know about). Aktifitas pemecahan saham yang dilakukan

oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal

bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal

tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di

sekitar pengumuman split.

Melalui penelitian ini, diperoleh hasil yang berbeda, yaitu rata-rata

abnormal return tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada

periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Hal ini

berarti bahwa investor tidak mengantisipasi adanya informasi baru yang

dipublikasikan ke pasar, atau investor menganggap bahwa peristiwa

pemecahan saham bukanlah good news, sehingga tidak mengubah

preferensi investor terhadap keputusan investasinya.

Tidak adanya perbedaan abnormal return yang signifikan akibat

suatu peristiwa seperti yang dihasilkan dalam penelitian ini, mendukung

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang,et al (2000) dengan

metode return rata-rata dan Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)

juga Michael Hendrawijaya (2009) yang menyimpulkan bahwa aktivitas

97

Universitas MH. Thamrin

stock split tidak mempengaruhi abnormal return. Namun tidak

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leung, et al

(2005) dan Farinha dan Basilio (2006) yang menyatakan terdapat

abnormal return yang sangat signifikan pada saat pengumuman dan

periode setelah pengumuman.

98 Universitas MH. Thamrin

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah pemecahan saham konsisten

dengan trading range theory, yaitu menyebabkan harga saham mengalami

perubahan yang signifikan setelah pemecahan saham, sehingga saham

membawa kandungan informasi berupa keuntungan di masa yang akan datang

(yang diproksi pada abnormal return).

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata harga saham selama periode

peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata harga saham

yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman

pemecahan saham. Bisa dilihat pada nilai sig 0,01 yang lebih kecil

daripada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada peristiwa pemecahan saham di indonesia, trading range

theory yang menyatakan bahwa setelah pengumuman pemecahan saham,

harga saham berubah secara signifikan, yaitu berada pada optimal

trading range, terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa peristiwa

pemecahan saham mengakibatkan harga saham berubah secara

signifikan.

2. Dari hasil uji beda terhadap rata-rata Trading Volume Activity pada

periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, secara

statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

99

Universitas MH. Thamrin

TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham. Bisa dilihat dari nilai sig

0,04 yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil ini

bertolak dari trading range theory yang menyatakan bahwa peristiwa

pemecahan saham akan menyebabkan meningkatnya volume

perdagangan atau meningkatnya likuiditas akibat harga yang lebih

menarik bagi investor. Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa

pemecahan saham tidak dianggap good news oleh para calon investor.

Sedangkan para pemegang saham lama lebih memilih untuk wait and see

terlebih dahulu dan mulai bertransaksi kembali ketika sudah mulai ada

permintaan dan harga mulai stabil.

3. Dari hasil uji beda terhadap rata-rata abnormal return pada periode

sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, tidak ditemukan

adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan

sesudah peristiwa. Bisa dilihat dari nilai sig 0,96 yang lebih besar dari

tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil penelitian berbeda dengan

signalling theory yang menyatakan bahwa manajer memiliki informasi

yang baik mengenai kondisi perusahaan, dimana hal tersebut ditunjukkan

dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman

split. Hasil yang bertolak dari signalling theory ini membuktikan bahwa

peristiwa pemecahan saham tidak mengakibatkan adanya abnormal

return yang signifikan setelah pengumuman pemecahan saham.

B. Keterbatasan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efek

pemecahan saham terhadap harga saham, volume perdagangan saham, dan

100

Universitas MH. Thamrin

abnormal return. Meskipun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa

keterbatasan, antara lain :

1. Penentuan sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini

hanya perusahaan yang termasuk dalam perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Indonesia.

2. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif

singkat yaitu hanya 20 hari.

3. Penghitungan abnormal return dengan menggunakan Market

Adjusted Model.

4. Jumlah sampel yang terbatas, yaitu 10 perusahaan, belum dapat

menggeneralisasi hasil penelitian.

5. Variabel yang diteliti masih terbatas, yaitu hanya harga saham,

volume perdagangan saham, dan abnormal return.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada, terdapat

beberapa saran agar penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pemecahan

saham lebih sempurna. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Bagi para pemegang saham perusahaan yang terdaftar dalam saham-

saham yang terdaftar di BEI agar tidak perlu khawatir terhadap

informasi pengumuman stocksplit karena peristiwa tersebut tidak

berpengaruh terhadap abnormal return.

2. Bagi peneliti selanjutnya :

a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian

sejenis agar menggunakan sampel yang lebih besar, sehingga

101

Universitas MH. Thamrin

diharapkan dapat mewakili masing-masing jenis industri secara

proporsional.

b. Periode pengamatan yang lebih lama dengan harapan hasil

penelitian menjadi lebih akurat.

c. Metode untuk mencari abnormal return dalam penelitian ini

menggunakan market adjusted model yang mungkin saja kurang

akurat untuk menaksir abnormal return yang sesungguhnya.

Oleh karena itu dapat digunakan metode selain market adjusted

model (dapat digunakan mean-adjusted model atau market

model) pada penelitian selanjutnya.

d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti sebab

terjadinya anomali penurunan volume perdagangan saham

setelah peristiwa pemecahan saham.

102 Universitas MH. Thamrin

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri Dewi Ari dan Damas. 2007. Analisis Dampak Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Karisma. Vol. 1 (3), Hal. 251-264

Asquith, Paul, et al. 1989. Earning and Stock splits. The Accounting Review: 387-403

Bhattacharya, Upal and Amy Dittmar. 2001. Costless Versus Costly Signalling : Theory and Evidence from Share Repurchase.

Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance Theory and Practice. New York

Farinha, Jorge and Nuno Filipe Basilio. 2006. Stock splits : Real Effects or Just a Question of Maths? An Empirical Analysis of the Portuguese Case. Centro de Estudos de Economia Industrial, do Trabalho e da Empresa. pp. 1-61

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE

Hendrawaty, Ernie. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol. III, No. 2, Hal. 205-223

Hendrawijaya, Michael, DJ. 2009. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham. Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/07/corporate-action.html (diakses pada 9 Oktober 2014, 09.11 WIB)

Http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html (diakses pada 16 Februari 2015, 20.00 WIB)

Ikenberry, David L, et al. 1996. What do Stock Splits Really Signal?. Journal of Financial And Quantitative Analysis. Pp. 357-375

Khomsiyah dan Sulistyo. 2001. Kinerja Keunagan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Seminar Nasional Akuntansi III. Hal. 751-769

Leung, Tak Yan, et al. 2005. Do Stock Splits Really Signal?. pp. 1-33

Marwata. 2000. Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 4, No.2, Hal. 151-164

Menendez, Susana and Silvia Gomez – Anson. 2003. Stock Split : Motivations and Valuation Effects in the Spanish Market. Investigaciones Economicas. Pp. 459-490

103

Universitas MH. Thamrin

Pertiwi, Laksmi. 2006. Analisis Dampak Stock Split Terhadap Risiko Sistematis dan Abnormal Return. Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Purnamasari, A.A. Sagung Intan. 2013. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Perdagangan Saham di BEI 2007-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2

Sakti, Paramita Oktaviana. 2013. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh. Diponegoro Journal of Management, Volume 2, No.3, Hal. 1-13

Scott, David F. Jr, John D Martin, J. William Petty, Arthur J. Keown. 1999. Basic Financial Management, Prentice Hall International, New Jersey

Sri Fatmawati dan Marwan Asri. 1999. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid Ask Spread di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. XIV, No. 4, Hal. 93-110

Sutrisno, Wang. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.II, No. 2, Hal. 1-13

Weston, J. Fred and Eugene F. Brigham. 1996. Essential of Managerial Finance. Florida

Winarso, Beni Suhendra. 2005. Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan yang Melakukan Stock Split Dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split: Pengujian The Signalling Hypothesis. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 16 No.3

Lampiran-Lampiran

Lampiran A

Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split

Kode Perusahaan Split Ratio

Tanggal / Publikasi

BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1:2 11 Januari 2011

ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1:10 2 November 2012

KLBF Kalbe Farma Tbk 1:5 8 Oktober 2012

INDS Indospring Tbk 5:7 19 Juni 2012

IMAS Indomobil Sukses International Tbk 1:2 7 Juni 2012

SMRA Summarecon Agung Tbk 1:2 27 Juni 2013

TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1:10 22 Juli 2013

AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 1:10 29 Juli 2013

JRPT Jaya Real Properti Tbk 1:5 1 Agustus 2013

TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 1:5 28 Agustus 2013

Lampiran B

Hasil Uji TVA Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham

Hasil Uji Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham

0,0021971290,002591221

0,0023171860,002174793

0,00272851

0,0038621020,004290533

0,0024458180,002911303

0,004958258

0

0,0006575420,0007291960,0007029210,001156838

0,0005529570,0008381430,0008823220,0009279470,001071503

0,001611435

H-10 H-

9H-

8H-

7H-

6H-

5H-

4H-

3H-

2H-

1 HH+

1H+

2H+

3H+

4H+

5H+

6H+

7H+

8H+

9H+

10

TVaa

Hari ke Series1

0,004020,000930,00093-0,00591-0,006170,002830,00316-0,001720,005430,00733

-0,68308

-0,006830,00679-0,00434-0,00576-0,018100,01221-0,00486-0,001480,00186-0,01569

-0,800

-0,700

-0,600

-0,500

-0,400

-0,300

-0,200

-0,100

0,000

0,100

H-10 H-

9H-

8H-

7H-

6H-

5H-

4H-

3H-

2H-

1 0H+

1H+

2H+

3H+

4H+

5H+

6H+

7H+

8H+

9H+

10

ARit

Hari Ke

Lampiran C Perhitungan Harga Saham

No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 0 1 BBRI 10200 10600 10600 10500 10350 10300 10600 10350 9800 9300 10260 4800 2 ACES 6650 6650 6700 6600 6700 6900 7000 6950 6900 7000 6805 720 3 KLBF 4250 4275 4275 4300 4700 4550 4575 4575 4700 4800 4500 950 4 INDS 4122 4269 4084 4048 3974 4048 4122 4048 4048 4195 4096 3073 5 IMAS 16700 16250 17450 17750 16950 16050 15950 15050 15000 16000 16315 7750 6 SMRA 2400 2500 2450 2450 2400 2275 2175 2100 2275 2300 2333 1200 7 TOWR 27000 27000 27950 28000 27000 28000 28000 28000 28000 27850 27680 2900 8 AMRT 6300 6300 6300 6500 6300 6200 6300 6300 6350 6350 6320 650 9 JRPT 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 4950 4950 4990 990 10 TLKM 11900 11950 11350 10600 10400 10950 10650 10750 10650 10100 10930 2150 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah

1 BBRI 5000 5100 5150 5050 5000 4800 4775 4700 4875 5150 4960 2 ACES 740 740 760 720 710 710 700 720 710 700 721 3 KLBF 960 980 980 970 980 970 990 980 1000 1050 986 4 INDS 3018 2944 2815 2778 2815 2962 2981 2999 2999 2926 2924 5 IMAS 7550 7950 7800 7800 7400 7250 7350 7050 7150 6600 7390 6 SMRA 1290 1280 1190 1120 1100 1120 990 1000 1010 1020 1112 7 TOWR 2775 2800 2825 2975 2825 2975 2850 2875 2900 2900 2870 8 AMRT 640 640 650 650 640 720 690 690 660 630 661 9 JRPT 980 980 1000 1000 950 940 940 880 880 830 938 10 TLKM 2225 2200 2150 2200 2100 2000 1990 2075 2200 2175 2132

Lampiran D

Perhitungan Trading Volume Activity

No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 1 BBRI 0,00067 0,00138 0,00169 0,00188 0,00207 0,00546 0,00390 0,00354 0,00990 0,01488 0,00454 2 ACES 0,00204 0,00300 0,00272 0,00272 0,00071 0,00315 0,00266 0,00140 0,00249 0,00721 0,00281 3 KLBF 0,00287 0,00383 0,00438 0,00476 0,00741 0,01061 0,00512 0,00304 0,00497 0,00473 0,00517 4 INDS 0,00442 0,00117 0,00159 0,00136 0,00106 0,00296 0,00324 0,00357 0,00110 0,00952 0,00300 5 IMAS 0,00109 0,00279 0,00102 0,00017 0,00100 0,00204 0,00171 0,00182 0,00165 0,00237 0,00157 6 SMRA 0,00653 0,00596 0,00470 0,00432 0,00266 0,00430 0,00800 0,00548 0,00387 0,00405 0,00499 7 TOWR 0,00098 0,00270 0,00002 0,00003 0,00089 0,00000 0,00037 0,00107 0,00107 0,00012 0,00073 8 AMRT 0,00034 0,00011 0,00017 0,00002 0,00006 0,00001 0,01067 0,00035 0,00000 0,00001 0,00117 9 JRPT 0,00007 0,00003 0,00003 0,00003 0,00005 0,00005 0,00001 0,00000 0,00001 0,00031 0,00006 10 TLKM 0,00295 0,00495 0,00686 0,00646 0,01136 0,01003 0,00722 0,00420 0,00405 0,00638 0,00645 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah 1 BBRI 0,00218 0,00255 0,00156 0,00187 0,00103 0,00232 0,00105 0,00273 0,00183 0,00341 0,00205 2 ACES 0,00074 0,00023 0,00028 0,00113 0,00074 0,00074 0,00047 0,00033 0,00026 0,00046 0,00054 3 KLBF 0,00065 0,00126 0,00056 0,00048 0,00040 0,00033 0,00051 0,00048 0,00050 0,00085 0,00060 4 INDS 0,00031 0,00011 0,00151 0,00398 0,00065 0,00163 0,00221 0,00063 0,00005 0,00034 0,00114 5 IMAS 0,00049 0,00121 0,00130 0,00112 0,00078 0,00131 0,00065 0,00227 0,00255 0,00297 0,00147 6 SMRA 0,00111 0,00080 0,00114 0,00246 0,00083 0,00056 0,00192 0,00152 0,00334 0,00590 0,00196 7 TOWR 0,00005 0,00000 0,00001 0,00002 0,00000 0,00001 0,00002 0,00000 0,00001 0,00002 0,00001 8 AMRT 0,00000 0,00000 0,00001 0,00000 0,00003 0,00001 0,00001 0,00000 0,00001 0,00002 0,00001 9 JRPT 0,00000 0,00004 0,00001 0,00000 0,00000 0,00000 0,00002 0,00000 0,00000 0,00001 0,00001 10 TLKM 0,00105 0,00109 0,00063 0,00050 0,00106 0,00146 0,00196 0,00131 0,00217 0,00214 0,00134

Lampiran E

Perhitungan Return Sesungguhnya (Rit)

No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 BBRI -0,00971 0,03922 0,00000 -0,00943 -0,01429 -0,00483 0,02913 -0,02358 -0,05314 -0,05102 -0,48387 2 ACES 0,00000 0,00000 0,00752 -0,01493 0,01515 0,02985 0,01449 -0,00714 -0,00719 0,01449 -0,89714 3 KLBF -0,01163 0,00588 0,00000 0,00585 0,09302 -0,03191 0,00549 0,00000 0,02732 0,02128 -0,80208 4 INDS 0,03703 0,03571 -0,04319 -0,00891 -0,01818 0,01851 0,01818 -0,01786 0,00000 0,03637 -0,26755 5 IMAS -0,00595 -0,02695 0,07385 0,01719 -0,04507 -0,05310 -0,00623 -0,05643 -0,00332 0,06667 -0,51563 6 SMRA -0,05882 0,04167 -0,02000 0,00000 -0,02041 -0,05208 -0,04396 -0,03448 0,08333 0,01099 -0,47826 7 TOWR 0,00000 0,00000 0,03519 0,00179 -0,03571 0,03704 0,00000 0,00000 0,00000 -0,00536 -0,89587 8 AMRT 0,00000 0,00000 0,00000 0,03175 -0,03077 -0,01587 0,01613 0,00000 0,00794 0,00000 -0,89764 9 JRPT 0,05263 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 -0,01000 0,00000 -0,80000 10 TLKM 0,01709 0,00420 -0,05021 -0,06608 -0,01887 0,05288 -0,02740 0,00939 -0,00930 -0,05164 -0,78713 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Average 1 BBRI 0,04167 0,02000 0,00980 -0,01942 -0,00990 -0,04000 -0,00521 -0,01571 0,03723 0,05641 -0,02413 2 ACES 0,02778 0,00000 0,02703 -0,05263 -0,01389 0,00000 -0,01408 0,02857 -0,01389 -0,01408 -0,04143 3 KLBF 0,01053 0,02083 0,00000 -0,01020 0,01031 -0,01020 0,02062 -0,01010 0,02041 0,05000 -0,02784 4 INDS -0,01796 -0,02439 -0,04375 -0,01307 0,01325 0,05229 0,00621 0,00617 0,00000 -0,02454 -0,01218 5 IMAS -0,02581 0,05298 -0,01887 0,00000 -0,05128 -0,02027 0,01379 -0,04082 0,01418 -0,07692 -0,03371 6 SMRA 0,07500 -0,00775 -0,07031 -0,05882 -0,01786 0,01818 -0,11607 0,01010 0,01000 0,00990 -0,03427 7 TOWR -0,04310 0,00901 0,00893 0,05310 -0,05042 0,05310 -0,04202 0,00877 0,00870 0,00000 -0,04080 8 AMRT -0,01538 0,00000 0,01563 0,00000 -0,01538 0,12500 -0,04167 0,00000 -0,04348 -0,04545 -0,04330 9 JRPT -0,01010 0,00000 0,02041 0,00000 -0,05000 -0,01053 0,00000 -0,06383 0,00000 -0,05682 -0,04420 10 TLKM 0,03488 -0,01124 -0,02273 0,02326 -0,04545 -0,04762 -0,00500 0,04271 0,06024 -0,01136 -0,04330

Lampiran F

Perhitngan Expected Return (ERit)

No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 BBRI 0,00380 0,00958 0,01072 0,00116 0,00648 0,00873 0,00629 -0,01254 -0,02805 -0,04211 -0,00673 2 ACES 0,00196 0,00447 -0,00590 0,00234 -0,00259 0,00121 0,00087 -0,00179 0,00767 -0,00328 -0,00343 3 KLBF -0,01030 0,00618 -0,01105 0,01073 0,00888 -0,00611 0,00480 -0,00125 0,00469 0,00933 -0,00999 4 INDS 0,01732 0,03321 -0,00020 -0,00397 0,01069 -0,00353 0,00205 -0,01783 0,00699 0,01101 0,00535 5 IMAS 0,00083 -0,02067 0,00415 0,00010 -0,00029 -0,02172 -0,00862 -0,03821 0,01732 0,03321 -0,00019 6 SMRA -0,01920 0,03323 0,00288 0,01381 -0,00698 -0,03675 -0,02476 -0,01903 -0,00239 0,03821 0,01919 7 TOWR -0,03676 -0,00673 0,01700 0,02804 0,00627 0,00057 0,00179 0,00753 0,00886 0,00084 -0,00962 8 AMRT 0,00380 0,00958 0,01072 0,00116 0,00648 0,00873 0,00629 -0,01254 -0,02805 -0,04211 -0,00673 9 JRPT 0,00886 0,00084 -0,00962 0,01885 -0,01029 -0,00932 -0,00326 -0,01683 0,00612 0,00041 0,00303 10 TLKM 0,01017 -0,00311 -0,02486 -0,05584 -0,03212 0,01041 -0,01115 -0,00038 -0,01179 -0,03709 0,01478 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Average 1 BBRI 0,02884 0,00286 0,00118 -0,00936 0,00365 -0,00405 -0,02268 -0,02159 -0,00991 0,02625 -0,00226 2 ACES 0,00081 -0,00829 0,00267 0,00834 -0,00518 0,00133 -0,00347 0,00312 0,00443 -0,00870 -0,00016 3 KLBF 0,00281 -0,00006 0,00116 0,00617 0,00049 0,00361 0,00195 0,00448 -0,00590 0,00234 0,00109 4 INDS 0,01625 -0,01068 -0,00314 -0,00821 0,00617 0,01377 -0,01202 0,01749 0,00909 0,00292 0,00442 5 IMAS -0,00398 0,01069 -0,00353 0,00205 -0,01783 0,00699 0,01101 0,00535 0,01625 -0,01068 -0,00085 6 SMRA 0,03061 -0,00860 -0,01020 -0,03205 0,00104 0,00456 -0,03676 -0,00673 0,01700 0,02804 -0,00071 7 TOWR 0,01885 -0,01029 -0,00932 -0,00326 -0,01683 0,00612 0,00041 0,00303 0,00356 -0,00927 0,00004 8 AMRT 0,02884 0,00286 0,00118 -0,00936 0,00365 -0,00405 -0,02268 -0,02159 -0,00991 0,02625 -0,00226 9 JRPT 0,00356 -0,00927 0,01188 0,01017 -0,00311 -0,02486 -0,05584 -0,03212 0,01041 -0,01115 -0,00531 10 TLKM 0,01915 0,02230 -0,02237 0,01531 -0,02175 -0,00555 0,00531 0,02920 0,03982 -0,00200 -0,00293

Lampiran G

Perhitungan Abnormal Return (ARit)

No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 0 1 BBRI -0,01351 0,02964 -0,01072 -0,01060 -0,02077 -0,01356 0,02284 -0,01104 -0,02509 -0,00891 -0,00617 -0,47714 2 ACES -0,00196 -0,00447 0,01342 -0,01726 0,01774 0,02864 0,01362 -0,00535 -0,01487 0,01777 0,00473 -0,89371 3 KLBF -0,00133 -0,00030 0,01105 -0,00488 0,08414 -0,02581 0,00070 0,00125 0,02263 0,01195 0,00994 -0,79209 4 INDS 0,01972 0,00251 -0,04300 -0,00495 -0,02886 0,02204 0,01614 -0,00003 -0,00699 0,02536 0,00019 -0,27290 5 IMAS -0,00678 -0,00628 0,06970 0,01710 -0,04478 -0,03138 0,00239 -0,01822 -0,02064 0,03346 -0,00054 -0,51543 6 SMRA -0,03962 0,00844 -0,02288 -0,01381 -0,01343 -0,01533 -0,01920 -0,01546 0,08572 -0,02722 -0,00728 -0,49745 7 TOWR 0,03676 0,00673 0,01819 -0,02625 -0,04199 0,03647 -0,00179 -0,00753 -0,00886 -0,00620 0,00055 -0,88626 8 AMRT -0,00380 -0,00958 -0,01072 0,03058 -0,03725 -0,02460 0,00984 0,01254 0,03599 0,04211 0,00451 -0,89090 9 JRPT 0,04378 -0,00084 0,00962 -0,01885 0,01029 0,00932 0,00326 0,01683 -0,01612 -0,00041 0,00569 -0,80303 10 TLKM 0,00692 0,00731 -0,02535 -0,01023 0,01325 0,04247 -0,01625 0,00977 0,00249 -0,01456 0,00158 -0,80191 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah

1 BBRI 0,01283 0,01714 0,00862 -0,01006 -0,01355 -0,03595 0,01747 0,00588 0,04714 0,03016 0,00797 2 ACES 0,02696 0,00829 0,02436 -0,06098 -0,00870 -0,00133 -0,01061 0,02545 -0,01832 -0,00539 -0,00203 3 KLBF 0,00771 0,02089 -0,00116 -0,01637 0,00982 -0,01381 0,01867 -0,01458 0,02631 0,04766 0,00851 4 INDS -0,03422 -0,01371 -0,04061 -0,00486 0,00707 0,03851 0,01823 -0,01132 -0,00909 -0,02746 -0,00775 5 IMAS -0,02183 0,04229 -0,01534 -0,00205 -0,03345 -0,02726 0,00278 -0,04617 -0,00207 -0,06625 -0,01693 6 SMRA 0,04439 0,00085 -0,06011 -0,02677 -0,01890 0,01363 -0,07932 0,01683 -0,00700 -0,01814 -0,01345 7 TOWR -0,06195 0,01930 0,01825 0,05636 -0,03359 0,04698 -0,04243 0,00574 0,00514 0,00927 0,00231 8 AMRT -0,04422 -0,00286 0,01444 0,00936 -0,01904 0,12905 -0,01898 0,02159 -0,03357 -0,07171 -0,00159 9 JRPT -0,01366 0,00927 0,00853 -0,01017 -0,04689 0,01433 0,05584 -0,03171 -0,01041 -0,04567 -0,00705 10 TLKM 0,01573 -0,03353 -0,00035 0,00795 -0,02371 -0,04207 -0,01031 0,01352 0,02042 -0,00936 -0,00617

Lampiran H

Deskripsi Statistik

Harga

Sebelum Harga

Sesudah TVA

Sebelum TVA Sesudah AAR Mean

Harga TVA Emiten Min Max Min Max Min Max Min Max Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

BBRI 9.300 10.600 4.700 5.150 0,00067 0,01488 0,00103 0,00341 -0,00617 0,00797 10.260 4.960 0,00454 0,00205

ACES 6.600 7.000 700 760 0,00071 0,00721 0,00015 0,00113 0,00473 -0,00203 6.805 721 0,00271 0,00048

KLBF 4.250 4.800 960 1.050 0,00287 0,01061 0,00033 0,00126 0,00994 0,00851 4.500 986 0,00517 0,00060

INDS 3.974 4.269 2.778 3.018 0,00106 0,00952 0,00005 0,00398 0,00019 -0,00775 4.096 2.924 0,00300 0,00114

IMAS 15.000 17.750 6.600 7.950 0,00017 0,00279 0,00049 0,00297 -0,00054 -0,01693 16.315 7.390 0,00157 0,00147

SMRA 2.100 2.500 990 1.290 0,00266 0,00800 0,00056 0,00590 -0,00728 -0,01345 2.333 1.112 0,00499 0,00196

TOWR 27.000 28.000 2.775 2.975 0,00000 0,00270 0,00000 0,00005 0,00055 0,00231 27.680 2.870 0,00073 0,00001

AMRT 6.200 6.500 630 720 0,00000 0,01067 0,00000 0,00003 0,00451 -0,00159 6.320 661 0,00117 0,00001

JRPT 4.950 5.000 830 1.000 0,00000 0,00031 0,00000 0,00004 0,00569 -0,00705 4.990 938 0,00006 0,00001

TLKM 10.100 11.950 1.990 2.225 0,00295 0,01136 0,00050 0,00217 0,00158 -0,00617 10.930 2.132 0,00645 0,00205

Average 8.947 9.837 2.295 2.614 0,00111 0,00781 0,00031 0,00209 0,00132 -0,00362 9.422,83 2.469,33 0,00304 0,00098