analisis pengaruh stock split terhadap harga saham, trading volume activity, dan return saham...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013
SKRIPSI
ZUBIN MEHTA NOERFUAD
3111144848
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
JUNI 2015
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN
SAHAM PERUSAHAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Mohammad Husni Thamrin
ZUBIN MEHTA NOERFUAD
3111144848
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
JUNI 2015
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Zubin Mehta Noerfuad
NPM : 3111144848
Tanda Tangan : ………………..
Tanggal : 20 Juni 2015
iv
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013 DISUSUN OLEH :
NAMA : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Ujian
Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni Thamrin
Jakarta, 20 Juni 2015
Dosen Pembimbing
Pembimbing Materi Pembimbing Teknis (Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A.) (................................................)
(Mansur Sapparang, SE,. MM) (Yan Medya Putri, SE,. M.Ak)
Mengesahkan Fakultas Ekonomi
Univ. MH. Thamrin
Menyetujui Program Studi
Manajemen
xv Universitas MH. Thamrin
ABSTRACT
Name : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 Title : STOCK SPLIT’S EFFECT ANALYSIS ON STOCK PRICE,
TRADING VOLUME ACTIVITY, AND RETURN ON THE COMPANY LISTED AT INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011 - 2013
Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in
order to rearrange stock price to be a more liquid range and provide more positive signal to investor. It is a part of dividend policy that has been questioned whether it can influence company’s value or not. The purpose of this research is to analyze the differences of stock price, trading volume activity, and abnormal return before and after stock split event, so that investor could use this event to gain benefit.
This research uses event study method to observe average stock price, trading volume activity, and abnormal return within ten days before and after event date. This research uses secondary data that collected from www.idx.co.id. The data used in research were taken from announcement date of stock split applied as event date (t0), daily closing price, index daily closing of the companies applying stock split within observation period (IHSG), the amount of daily traded share and amount of listed share. There are 10 samples for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2011 up to 2013 and which have been listed in BEI.
Results of the study show that there are no significant differences of an abnormal return from pre and post event. The results also says that there are significant differences of stock price and trading volume activity.
Keyword: stock split, stock price, trading volume activity, abnormal return, event study.
Writer
Zubin Mehta Noerfuad 3111144848
xvi Universitas MH. Thamrin
ABSTRAK
Nama : Zubin Mehta Noerfuad NIM : 3111144848 Judul : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA
SAHAM, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013
Pemecahan saham adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan
perusahaan dengan tujuan mengatur kembali harga saham agar berada pada kisaran yang lebih likuid serta memberikan sinyal yang berkualitas pada investor. Pemecahan saham yang merupakan bagian dari kebijakan deviden dipertanyakan apakah akan berpengaruh pada nilai perusahaan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan harga saham, volume perdagangan saham, serta abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, sehingga investor dapat memanfaatkan momen pemecahan saham untuk mendapatkan keuntungan.
Penelitian ini menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata harga saham, volume perdagangan saham, dan abnormal return selama sepuluh hari sebelum peristiwa dan sepuluh hari sesudah peristiwa. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanggal pengumuman stock split yang periode pengamatanm, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar atau listed share. Sepuluh sampel yang digunakan adalah saham dari perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2011 – 2013 dan terdaftar dalam BEI.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa. Hasil dari penelitian ini juga menyatakan bahwa terjadi perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham yang signifikan.
Kata Kunci : pemecaham saham, harga saham, volume perdagangan saham, abnormal return, event study
Penulis Zubin Mehta Noerfuad
3111144848
v
UNIVERSITAS MH. THAMRIN
TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI
Pada hari ini Sabtu, tanggal 15 Agustus 2015 telah dilaksanakan ujian skripsi untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata satu (S-1) Program Studi Manajemen Universitas MH. Thamrin.
NAMA : Zubin Mehta Noerfuad
NIM : 3111144848
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013
Telah dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS Ujian Skripsi
Jakarta, 15 Agustus 2015
Tim Penguji :
Ketua : Kusnadi NW, MM ( )
Anggota : Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A. ( )
Anggota : Yan Medya Putri, SE,. M.Ak ( )
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Dream as you will live forever, and Live as you’ll die today “
( Sang Bijak )
“ Kupersembahkan skripsi ini untuk yang sangat kusayang
Papa, Mama, Azka, dan Laras”
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Serta tak lupa salawat serta salam
disampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW serta para
keluarganya. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulisan skripsi disusun guna memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas MH. Thamrin.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo, SKM,.M.Commhealth selaku Ketua Rektor
Universitas MH. Thamrin.
2. Mansur Sapparang, SE,. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
MH. Thamrin beserta dengan staf jajarannya.
3. Yan Medya Putri, SE,. M.Ak selaku Kepala Program Studi Universitas MH.
Thamrin.
4. Suyono Salamun, Ph.D. selaku Direktur Program Universitas MH. Thamrin
kampus AKA.
5. Drs. Hinsa P. Siahaan, M.B.A. selaku pembimbing materi yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Kusnadi NW,. MM selaku pembimbing teknis yang telah menyediakan waktu
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dosen dan Para Staf Sekretariat Universitas MH. Thamrin Kampus Aka,
terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.
8. Mama, Papa, adik-adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan
semangat dan doa serta bantuan baik moril maupun materiil.
9. Aditia Murti Hapsari beserta keluarga dan studio music BASECAMP yang
selalu memberikan dukungan moril serta semangat.
viii
10. Untuk teman- teman seperjuangan AE A3 Go Public yang selalu memberikan
canda, tawa serta pengalaman yang berharga.
11. Untuk teman-teman ku Aries, Ismail, Eko, Yusuf, Fajar dan Billy yang selalu
menemani sejak remaja.
12. Harry, Joko, Henry, Indra, dan Edwin yang merupakan teman-teman
seperjuangan penulis di Universitas MH. Thamrin Kampus AKA.
13. Perpustakaan Universitas MH. Thamrin gedung AKA yang telah menyediakan
semua materi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
14. Serta keluarga besar Animaku yang selalu memberikan semangat dan motivasi
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk
semuanya.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
oleh karena itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini akan
diterima dengan senang hati. Penyusun berharap skripsi ini dapat berguna bagi
pembacanya.
Tangerang Selatan, 20 Juni 2015
Penulis
Zubin Mehta Noerfuad
NIM. 3111144848
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas MH. Thamrin, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Zubin Mehta Noerfuad
NIM : 3111144848
Program Studi : Manajemen
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas MH. Thamrin Hak Bebas Royalty Non-Ekslusif (Non-Exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, TRADING
VOLUME ACTIVITY, DAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2011-2013
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Universitas MH. Thamrin berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tangerang Selatan
Pada tanggal : 20 Juni 2015
Yang menyatakan
(Zubin Mehta Noerfuad)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ............. ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv ABSTRACT ...................................................................................................... xv ABSTRAK ....................................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 15 E. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II : LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar ................................................................................ 18
1. Manajemen Keuangan ............................................................... 18 2. Pasar Modal dan Fungsinya ....................................................... 31 3. Saham........................................................................................ 32
4. Stock Split.................................................................................. 34 5. Signalling Theory ...................................................................... 40 6. Trading Range Theory ............................................................... 42 7. Harga Saham ............................................................................. 43 8. Abnormal Return ....................................................................... 44 9. Volume Perdagangan Saham ..................................................... 47 10. Event Study .............................................................................. 48
B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya .................................................... 49 C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 51 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 52
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian ........................................................................ 53 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 55 C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 57
xi
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 58 E. Metode Analisis Data .................................................................... 59 1. Pengujian Hipotesis 1 .................................................................. 59 2. Pengujian Hipotesis 2 .................................................................. 60 3. Pengujian Hipotesis 3 .................................................................. 62
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Perusahaan ................................................................... 66 1. Gambaran Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham ........ 66 2. Deskripsi Statistik ....................................................................... 81 B. Analisis Data ................................................................................. 83 1. Pengujian Normalitas Data .......................................................... 83 2. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 88 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 92
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 98 B. Keterbatasan... ............................................................................... 99 C. Saran .......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 50 Tabel 4.1 Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split .............................. 66 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ....................................................................... 81
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ......................................... 84
Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split .......................... 85
Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............... 85
Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................... 87
Tabel 4.7 Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................................. 89
Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split .......................... 90
Tabel 4.9 Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split ............................................................................................ 91
Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Statistik Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split ............................................... 92
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perusahaan ........................................................................ 2 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 51 Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity pada Periode Peristiwa
Stock Split ................................................................................... 89
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split
Lampiran B Hasil Uji TVA Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham
Hasil Uji Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham
Lampiran C Perhitungan Harga Saham
Lampiran D Perhitungan Trading Volume Activity
Lampiran E Perhitungan Return Sesungguhnya (Rit)
Lampiran F Perhitungan Expected Return (Erit)
Lampiran G Perhitungan Abnormal Return (Arit)
Lampiran H Deskripsi Statistik
1 Universitas MH. Thamrin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan para pemimpin perusahaan pada awalnya sudah
menetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Tujuan
setiap perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham, atau
dengan kata lain memaksimumkan nilai saham perusahaan jika perusahaan
sudah go public.
Perusahaan melakukan kegiatan go public bertujuan untuk meningkatkan
nilai perusahaan melalui keterbukaan informasi. Tingkat penilaian pasar
terhadap suatu perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut.
Harga saham juga dipengaruhi oleh informasi publik dan informasi privat
perusahaan yang dapat memberi masukan kepada investor atau analis dalam
menilai perusahaan. Di sisi lain, perusahaan go public juga dapat melakukan
berbagai corporate action untuk mempengaruhi harga saham.
Fungsi perusahaan sendiri adalah meliputi fungsi operasi (produksi),
pemasaran (marketing), manajemen sumber daya manusia (SDM), teknologi
informatika (IT), dan keuangan (finance). Semua fungsi ini secara bersama-
sama bertanggung-jawab untuk meningkatkan nilai perusahaan atau nilai
saham dalam jangka waktu tidak terbatas atau dalam jangka panjang. Lihat
gambar 1.
2
Universitas MH. Thamrin
Gambar 1.1. Skema Perusahaan
Terlepas dari fungsi perusahaan yang harus bertanggung jawab dengan
keputusannya, hampir semua tindakan yang diambil fungsi perusahaan selalu
mengandung aspek keuangan. Ada tiga pertanyaan utama yang harus dapat
dijawab ilmu keuangan korporasi (corporate action), yaitu;
1. Bagaimana sebaiknya sumber daya yang terbatas harus dialokasikan
(Invesment Decision)
2. Bagaimana sebaiknya investasi tersebut harus dibiayai atau
dibelanjakan (Financing Decision)
3. Seandainya investasi menghasilkan kas (cash flows) apakah harus
dikembalikan kepada pemiliknya atau jika tidak berapa kas yang
dihasilkan tersebut harus diinvestasikan kembali ke dalam
perusahaan.
RUPS
BOARD OF DIRECTOR
CEO
VP FINANCE VP IT VP SDM VP MARKETING
VP OPERASI
3
Universitas MH. Thamrin
Hampir semua keputusan perusahaan mempunyai aspek keuangan, dari
mulai memutuskan kemana investasi dilakukan, bagaimana kombinasi debt
dan equity untuk mendanainya, hingga memutuskan berapa kas yang
dihasilkan ditahan untuk pertumbuhan perusahaan dan berapa dividen yang
dibagikan kepada pemilik perusahaan. Ketiga macam keputusan perusahaan
yang semuanya memiliki implikasi keuangan diatas dijelaskan lebih lanjut
secara berikut.
1. Investment Decision
Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki resources yang
terbatas atau langka. Resources langka tersebut harus dialokasikan
pada berbagai proyek yang bersaing satu sama lain dengan skala
prioritas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus
melakukan sebuah keputusan investasi terhadap aktiva apa yang
akan dikelola perusahaan. Keputusan investasi tersebut diambil oleh
manajer keuangan dalam pengalokasian dana dalam bentuk investasi
yang dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
2. Financing Decision
Setelah perusahaan memutuskan kemana resources yang
dimilikinya diinvestasikan, perusahaan juga harus memutuskan
bagaimana caranya mendapatkan tambahan resources untuk
membiayai tambahan dana dari pemiliknya sendiri berupa equity
(saham) atau meminjam uang dari pihak luar (debt). Perbedaan
penting antara kedua sumber pendanaan adalah utang terikat dengan
janji pasti harus membayar bunga dan pokoknya tepat pada
4
Universitas MH. Thamrin
waktunya, sehingga merupakan beban tetap (fixed charge)
perusahaan, sedangkan equity tidak menanggung biaya tetap dan
tidak punya masa jatuh tempo, maturity tidak terbatas.
Corporate finance atau ilmu keuangan perusahaan tidak hanya
membantu perusahaan dalam memutuskan apakah akan meminjam
dari luar atau cukup menggunakan modal sendiri (equity), tetapi juga
membantu memutuskan macam pembiayaan yang digunakan.
Beranjak dari dalil umum yang mengatakan bahwa karakteristik
pembiayaan harus sejalan dengan karakteristik aset yang dibiayai,
ditambah pertimbangan pajak dan pemantauan eksternal (analis riset
saham dan lembaga pemeringkat) dapat disimpulkan salah satu
fungsi utama corporate finance adalah memutuskan struktur
pembiayaan yang optimal.
3. Dividen decision
Dividen didefinisikan sebagai uang tunai yang dikembalikan
perusahaan kepada pemiliknya (stockholders). Setiap perusahaan,
dari korporasi besar hingga perusahaan pribadi terkecilpun
(perusahaan tertutup), harus memutuskan berapa besar kas hasil
operasinya harus diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan dan
berapa harus dikeluarkan atau dibagikan sebagai dividen.
Oleh karena tujuan fungsi perusahaan adalah memaksimalkan nilai
perusahaan, setiap keputusan (investment, financing, dividend) yang
meningkatkan nilai perusahaan dianggap baik, dan yang menurunkan nilai
dianggap buruk.
5
Universitas MH. Thamrin
Pada keputusan pembagian laba (dividend decision) apakah perusahaan
akan membagikan dividen atau tidak. Setelah perusahaan memilih proyek
investasinya dan memilih sumber pendanaannya dengan modal sendiri atau
utang, investasi perusahaan akan menghasilkan net income after tax atau arus
kas (cashflow). Arus kas ini dapat ditahan dalam perusahaan untuk
diinvestasikan kembali untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan, atau dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham
perusahaan. Tetapi kedua hal ini saling bertentangan satu sama lain. Jika
bagian laba operasi perusahaan yang akan dibagikan sebagai dividen lebih
tinggi daripada bagian yang akan ditanamkan kembali dalam laba ditahan,
maka ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana eksternal semakin
besar. Sebaliknya jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari
pendapatannya sebagai laba ditahan maka bagian laba pendapatan yang
tersedia untuk dividen semakin kecil, sehingga dalam hal ini akan
mempengaruhi atau menurunkan harga saham dan selanjutnya akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang bersangkutan.
Hingga saat ini masih ada kontroversi antara dua kubu tentang adanya
pengaruh pembagian dividen terhadap harga saham. Salah satu kubu yang
setuju dengan Modligiani Miller Thesis berpendapat tidak ada relevansi
pembagian dividen dengan nilai saham. Sedangkan kubu lain berpendapat
bahwa setiap ada corporate action perusahaan mengumumkan akan membagi
dividen, harga saham pasti akan segera bergerak naik. Ini disebut teori
announcement effect atau signaling effect theory.
6
Universitas MH. Thamrin
Setiap perusahaan yang go public pasti menginginkan nilai
perusahaannya meningkat, dan hal ini bisa terjadi apabila harga sahamnya
naik. Namun apabila harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar maka akan
berakibat pada kemampuan investor untuk membeli saham tersebut berkurang
dan mengakibatkan penurunan volume perdagangan saham. Pada kondisi
seperti ini perusahaan akan melakukan tindakan pemecahan saham (stock
split) guna mengantisipasi penurunan volume perdagangan sahamnya.
Dengan melakukan pemecahan saham, likuiditas akan semakin meningkat,
sehingga akan semakin banyak investor pula yang mampu bertransaksi
(Marwata, 2000)
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan,
yaitu pemecahan naik (split up) dan pemecahan turun (split down / reverse
split). Pemecahan naik adalah peningkatan jumlah saham yang beredar
dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Sedangkan
pemecahan turun adalah kebalikan dari pemecahan naik, yaitu peningkatan
nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang
beredar.
Penelitian terdahulu berpendapat bahwa pemecahan saham (yang
dimaksud dengan pemecahan saham disini selanjutnya adalah pemecahan
naik) hanya merupakan distribusi saham yang semata-mata memiliki
perubahan yang sifatnya “kosmetik”, yakni hanya membagi corporate pie
dalam jumlah yang lebih kecil (Baker dan Powell, 1993 dalam Fatmawati, et
al, 1999). Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana
bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur
7
Universitas MH. Thamrin
karena memegang saham dalam jumlah banyak. Jadi, sesungguhnya peristiwa
pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis (Marwata, 2000).
Bertitik-tolak dari pandangan tersebut, beberapa hasil penelitian
menunjukkan pemecahan saham membawa informasi yang diberikan pada
pasar (Grinblatt, et al, 1984, Lakonishok dan Lev, 1987, Brennan dan
Copeland, 1988 dalam Fatmawati, et al, 1999), perubahan likuiditas (Leung,
et al, 2005, Wang, et al, 2000, Ikenberry, et al, 1996), perubahan earning
(Asquith, et al, 1994). Hasil atau manfaat yang diperoleh akibat melakukan
pemecahan saham membuktikan bahwa perusahaan mempunyai suatu tujuan
dibalik pemecahan saham.
Penelitian tentang tujuan pemecahan saham yang bertujuan agar harga
saham berada pada optimal trading range telah dilakukan oleh beberapa
peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Penelitian yang
dilakukan oleh Leung, et al (2005) di pasar modal Hong Kong membuktikan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, yaitu harga
saham mengalami penurunan yang signifikan sehingga dapat menarik minat
investor. Hasil penelitian yang serupa juga didapat dari penelitian yang
dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) dan Menendez dan
Gomez (2003), dimana mereka juga berhasil membuktikan bahwa harga pada
sesudah pengumuman pemecahan saham (sebagai informasi kepada investor)
mengalami penyesuaian pada kisaran harga yang normal atau berada pada
optimal trading range.
8
Universitas MH. Thamrin
Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh
Wang, et al, (2000). Penelitian yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada
periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997 ini juga berhasil membuktikan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham, namun
harga saham pada periode sesudah pengumuman pemecahan saham justru
mengalami peningkatan sehingga harga saham tidak berada pada optimal
trading range. Sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh Michael
Hendrawijaya Dj yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005
sampai dengan 2008 membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap harga saham.
Penelitian tentang tujuan pemecahan saham untuk meningkatkan
likuiditas saham yang diproksi pada volume perdagangan juga telah
dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang
berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan
Asri (1999) terhadap 30 perusahaan yang terdaftar pada BEJ dengan periode
pengamatan Juli 1995 sampai dengan bulan Juni 1997 menghasilkan
kesimpulan rata-rata volume perdagangan tidak mengalami perbedaan pada
periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Penelitian
yang dilakukan oleh menendez dan Gomez (2003) terhadap 55 perusahaan
listed di Madrid Stock Exchange juga berhasil membuktikan bahwa rata-rata
volume perdagangan tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada
periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Kesimpulan
yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan
Basilio (2006). Penelitian mereka di Portuguese Stock Market juga
9
Universitas MH. Thamrin
membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang
tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.
Kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh
Leung, et al, (2005), di pasar modal Hong Kong. Hasil penelitian mereka
membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume
perdagangan pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.
Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang, et
al, (2000) di bursa Efek Jakarta periode Juli 1995 sampai dengan Juli 1997.
Kesimpulan yang mereka dapat adalah bahwa volume perdagangan sebelum
dan sesudah pengumuman pemecahan saham mengalami perbedaan yang
signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Paramitha Oktaviana Sakti
terhadap perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh juga berhasil
membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume
perdagangan.
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa ada penelitian yang
konsisten dengan trading range theory, yaitu meningkatnya likuiditas akibat
adanya pemecahan saham yang diukur melalui harga saham yang berada pada
optimal trading range dan volume perdagangan dan ada yang tidak.
Inkonsistensi dari hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan
bahwa masih terdapat research gap tentang perubahan likuiditas akibat
pemecahan saham.
Tujuan pemecahan saham kedua berkaitan dengan signalling theory.
Signalling theory berkaitan dengan asimetri informasi antara manajer dan
10
Universitas MH. Thamrin
investor, dimana manajer dapat menggunakan pemecahan saham untuk
memberikan sinyal positif kepada pasar tentang ekspektasinya di masa depan.
Brennan dan Hughes, 1991 dalam Sri Fatmawati, et al, (1999) berasumsi
bahwa investor hanya akan berinvestasi pada saham yang benar-benar
diketahui dengan segala sesuatu nya (know about). Aktifitas pemecahan
saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor
sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan
dimana hal tersebut ditunjukkan dengan ada nya abnormal return yang positif
di sekitar pengumuman split. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya perusahaan
yang berkinerja naik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang dipercaya
oleh investor. Asumsi dari Brennan dan Hughes diperkuat oleh hasil
penelitian yang dilakukan Bhattacharya dan Dittmar (2001) dimana
perusahaan yang berkinerja baik dapat dibedakan dari perusahaan yang
berkinerja buruk dengan memberikan sinyal yang mahal atau “costly”,
dimana perusahaan yang berkinerja buruk tidak dapat menirunya.
Terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman pemecahan saham sebagai indikator dari sinyal positif yang
dibawa kepada pasar telah beberapa kali diteliti dan terdapat kesimpulan yang
bervariasi. Penelitian tentang abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal
pemecahan saham diteliti oleh Leung, et al, (2005) di pasar modal Hong
Kong. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap abnormal return di sekitar tanggal pengumuman.
Kesimpulan yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh
Farinha, et al, (2006), di pasar modal portugis. Penelitian yang mereka
11
Universitas MH. Thamrin
lakukan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat abnormal return yang
sangat signifikan pada saat pengumuman dan periode setelah pengumuman.
Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh
Hendrawaty (2007). Penelitian yang dilakukan terhadap 15 perusahaan yang
listed di BEJ dengan periode pengamatan antara tahun 2005 sampai dengan
2006 berhasil membuktikan bahwa tidak didapati perbedaan abnormal return
yang signifikan pada periode hari sebelum dan sesudah pengumuman. Hasil
yang berbeda juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wang, et,
al, (2000). Kesimpulan dari penelitian mereka adalah tidak adanya perbedaan
abnormal return yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah split.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)
juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
abnormal return di seputar tanggal sebelum dan sesudah split.
Secara umum, perbedaan hasil penelitian tentang perubahan likuiditas
dan abnormal return akibat pemecahan saham serta fakta empiris yang ada
merupakan suatu permasalahan yang dapat diangkat dan dianalisis untuk
mengetahui kebenaran dari trading range theory terhadap peristiwa
pemecahan saham.
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa stock split ternyata memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian
juga menunjukkan pengumuman stock split mempunyai dampak terhadap
harapan investor akan sifat kenaikan earning (sementara atau tetap) pada saat
sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Dengan mengacu pada
12
Universitas MH. Thamrin
beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
bukti empiris mengenai hubungan antara stock split terhadap perubahan harga
saham. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Stock
Split Terhadap Harga, Trading Volume Activity, dan Return Saham
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2011-
2013”.
B. Rumusan Masalah
Tujuan utama perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk
meningkatkan likuiditas saham dan memberikan ekspektasi positif tentang
masa depan perusahaan kepada investor. Tujuan ini dapat dikaitkan dengan
trading range theory dan signalling theory. Penelitian-penelitian yang ada
masih belum memberikan hasil yang konsisten terhadap kedua teori tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Leung (2005) berhasil membuktikan adanya
trading range theory pada pemecahan saham, yaitu dengan menurunnya
harga saham secara signifikan pada periode setelah pengumuman pemecahan
saham dan meningkatnya likuiditas yang dibuktikan dengan ada nya
perubahan volume secara signifikan.
Hasil yang belum konsisten dengan trading range theory ditemukan pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999)
dan Menendez dan Gomez (2003). Mereka membuktikan bahwa harga saham
mengalami penurunan secara signifikan pada periode setelah pemecahan
saham, namun mereka tidak berhasil membuktikan adanya perubahan volume
perdagangan saham secara signifikan. Kesimpulan senada juga didapat dari
penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan Basilio (2006). Penelitian mereka
13
Universitas MH. Thamrin
membuktikan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang
tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.
Hasil yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Wang,
et al, (2000). Kesimpulan yang mereka dapat adalah harga saham justru
mengalami penigkatan pada periode setelah pemecahan saham, namun terjadi
perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan
sesudah pemecahan saham secara signifikan.
Motif kedua, yaitu berkaitan dengan signalling theory, yang diproksi
pada abnormal return, juga masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena
penelitian-penelitian yang ada masih belum memberikan hasil yang konsisten.
Penelitian yang dilakukan oleh Leung, et al, (2005) dan Farinha, et al, (2006)
membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal
return di sekitar tanggal pengumuman. Hasil penelitian mereka mendukung
signalling theory.
Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sri
Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007) dan Wang, et al (2000) yang
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan
antara periode sebelum dan sesudah split. Secara empiris, yaitu ditinjau dari
fenomena yang terjadi, juga masih terjadi ada nya gap, yaitu return yang
terjadi justru lebih kecil setelah pengumuman pemecahan saham.
Masalah merupakan faktor penghambat pelaksana kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan suatu pemecahan
agar kelangsungan operasi perusahaan terlaksana dengan baik sesuai yang
14
Universitas MH. Thamrin
diinginkan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diambil
sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
a. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split
pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013
dengan menggunakan metode harga saham.
b. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split
pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013
dengan menggunakan metode volume perdagangan.
c. Apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split
pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013
dengan menggunakan metode abnormal return.
C. Tujuan Penelitian
Suatu perbuatan/tindakan ataupun perlakuan dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini, adalah:
a. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan
menggunakan metode harga saham.
b. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan
menggunakan metode volume perdagangan.
c. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013 dengan
menggunakan metode abnormal return.
15
Universitas MH. Thamrin
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama
investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan investasi di pasar modal. Manfaat penelitian dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Bagi kalangan Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di
bidang pasar modal yang melengkapi buku, penelitian dan artikel
artikel lain yang mampu memberikan tambahan referensi bacaan di
bidang pasar modal. Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian
ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai pengaruh stock
split terhadap harga saham, volume perdagangan, dan return.
b. Bagi kalangan Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan
kondisi ekonomi baik dari kebijakan pemerintah maupun faktor
eksternal seperti perubahan nilai tukar rupiah-USD serta mampu
memperbaiki sisi fundamental perusahaan dari segi kebijakan hutang
dalam mata uang asing.
c. Bagi kalangan Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
informasi bagi investor sebagai bahan pertimbangan dan mengambil
keputusan investasi. Yaitu tentang pengambilan keputusan investasi
16
Universitas MH. Thamrin
apabila mereka ingin bertransaksi di sekitar pemecahan saha,.
Memberikan sedikit penjelasan mengenai pengaruh stock split
terhadap laba perusahaan, volume perdagangan, dan return.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu pembeda dari
penelitian penelitian sebelumnya yang berguna sebagai bahan
masukan dan referensi dalam pembuatan penelitian penelitian
selanjutnya. Terutama yang tertarik untuk melakukan kajian
dibidang yang sama tentunya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum
tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi suatu fungsi perusahaan dan aksi
korporasi yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan latar
belakang tersebut, maka dilakukan perumusan masalah yang
mendasari penelitian tersebut. Selanjutnya bab ini
menjelaskan tentang batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab telaah pustaka membahas mengenai teori-teori yang
melandasi penelitian ini dan menjadi dasar acuan teori yang
digunakan dalam analisis penelitian ini. Selain itu, bab ini juga
17
Universitas MH. Thamrin
menjelaskan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan
landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dibuat
kerangka pemikiran penelitian dan juga menjadi dasar dalam
pembentukan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab metodologi penelitian menjelaskan variabel penelitian dan
definisi operasional penelitian serta cara pengukuran variabel.
Selain itu, bab ini juga menjelaskan populasi dan penentuan
sampel, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, menerangkan
metode analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil
pengujian sampel.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab hasil dan pembahasan menjelaskan deskripsi objek
penelitian dan profil perusahaan sampel. Bab ini juga
menjelaskan statistik deskriptif variabel dan hasil analisis data
yang mencakup pengujian hipotesis beserta pembahasannya.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab kesimpulan dan saran berisi kesimpulan penelitian yang
didapat dari pembahasan seluruh bab. Dengan diperolehnya
kesimpulan dalam penelitian ini, maka bab ini juga
memberikan penjelasan mengenai keterbatasan penelitian dan
saran.
18 Universitas MH. Thamrin
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Manajemen Keuangan
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement,
yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker
Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini
mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk
19
Universitas MH. Thamrin
melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan
cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:
a. Dalam Encyclopedia of the Social Science dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu
tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
b. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan
mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu
badan tertentu disebut manajemen.
c. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art)
atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya
belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan
bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain
mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Manajemen pada dasarnya terbagi atas empat, yaitu:
a. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik
bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana SDM yang terbaik
20
Universitas MH. Thamrin
tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan
kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
b. Manajemen Operasional adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan
konsumen dengan teknik produksi yang seefisien mungkin dari
mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang
dihasilkan dalam proses produksi.
c. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi
apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen dan
bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
d. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya
secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
Manajemen keuangan (Finance Management) adalah manajemen
terhadap fungsi-fungsi keuangan, dimana fungsi manajemen keuangan
meliputi penghimpunan dan pendayagunaan dana. Karena itu,
manajemen keuangan sering dipadankan dengan manajemen aliran dana .
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
21
Universitas MH. Thamrin
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjakan aktiva tersebut.
Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas
atau kegiatan dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya termasuk
kegiatan planning, analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan
keuangan yang biasanya dilakukan oleh manajer keuangan. Manajemen
keuangan adalah seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan
meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana
tersebut secara efisien.
Fungsi dan tugas manajemen keuangan adalah salah satu
kepentingan di dalam manajemen yang merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam kegiatan
entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan
fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran,
dan sumberdaya manusia.
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi manajemen
keuangan:
a. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode
tertentu.
b. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan
keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
22
Universitas MH. Thamrin
c. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana
yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
e. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta
menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
Sedangkan tugas manajemen keuangan adalah:
a. Menetapkan struktur keuangan entitas. Yaitu menetapkan
kebutuhan entitas akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka
pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang)
dan menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhan-
kebutuhan itu secara sehat. Di dalam prinsipnya, kebutuhan
dana jangka pendek dibiayai oleh sumber jangka pendek, dan
kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dari sumber jangka
panjang.
b. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh
tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.
c. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan
sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan
mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di
dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan
dan alokasi dana.
23
Universitas MH. Thamrin
Fungsi manajemen keuangan (finance) itu sendiri adalah:
1. Financing
Pada fungsi financial, manajer keuangan mengatur
mengenai neraca, yaitu bagian dari laporan keuangan suatu
entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir
periode tersebut. Yang dimaksud dengan posisi keuangan
adalah posisi aset (Asset), kewajiban (Liabilities), dan ekuitas
dana (Equity).
Aset (Asset) atau aktiva adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan. Aktiva diakui (dicantumkan)
dalam neraca apabila manfaat ekonominya di masa depan
besar kemungkinan dapat diperoleh perusahaan dan aktiva
yang bersangkutan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan
andal. Aktiva dalam neraca secara garis besar diklasifikasikan
menjadi Aktiva Lancar (Current Asset) dan Aktiva Tidak
Lancar (Fixed Asset)
Kewajiban (Liabilities) adalah hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu dan harus
diselesaikan di masa datang dengan menyerahkan aktiva atau
jasa (sumber daya perusahaan). Kewajiban diakui dalam
neraca apabila pengeluaran sumber daya yang akan dilakukan
24
Universitas MH. Thamrin
di masa datang adalah untuk menyelesaikan hutang masa kini,
dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Kewajiban dalam neraca secara garis besar diklasifikasikan
menjadi Kewajiban Lancar (Current Liabilities) dan
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities).
Dalam neraca yang perlu di perhatikan adalah Current
Asset, Fixed Asset, Debt, Current Liabilities, Long-term
Liabilities, dan Equity.
2. Investing
Fungsi penggunaan dana tentunya harus dilakukan secara
efisien. Maksudnya agar setiap dana yang tertanam dalam
aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat
menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal.
Fungsi ini meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan
aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Agar
tidak terjadi pengangguran dana maka perlu adanya
pengalokasian dana yang didasarkan pada perencanaan yang
tepat sehingga penggunaan dana dapat dilakukan secara
optimal. Efisiensi penggunaan dana ini secara langsung
mempengaruhi besar kecilnya tingkat keuntungan yang
dihasilkan melalui kegiatan investasi tersebut.
Kriteria untuk analisis investasi dibagi menjadi Payback
Period, NPV, IRR, Benefit-Cost Ratio.
25
Universitas MH. Thamrin
a. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan
pemasukan (net profit) yang telah didiskon
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas
yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang
didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari
suattu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan
apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar
daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi
di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-
lain).
c. Payback Period
Payback period dapat diartikan sebagai jangka
waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan,
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek
yang telah direncanakan.
Jadi payback period dari suatu investasi
menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar
26
Universitas MH. Thamrin
dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh
kembali seluruhnya.
d. Benefit-Cost Ratio
Benefit-Cost Ratio adalah perbandingan nilai
ekuivalen semua manfaat terhadap nilai ekuivalen semua
biaya. Nilai ekuivalen dapat dilakukan menggunakan
analisis nilai sekarang, nilai yang akan datang, atau nilai
tahunan. Jika rasio B/C lebih besar dari 1, maka alternatif
investas atau proyek tersebut layak (feasible).
Sebaliknya, jika rasio B/C lebih kecil dari 1, maka
alternatif investasi atau proyek tersebut tidak layak (not
feasible).
3. Dividen
Dividen didefinisikan sebagai:
“Pembagian keuntungan kepada pemegang saham perusahaan
yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki” (Baridwan,
1997: 37).
“Sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham” (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 127).
Modligiani & Miller berpendapat bahwa reaksi investor
terhadap pengumuman dividen tidak menunjukkan bahwa
investor lebih menyukai dividen melainkan karena mereka
27
Universitas MH. Thamrin
beranggapan perubahan tersebut mengandung informasi penting
tentang prospek perusahaan. (Healy & Palepu, 1988)
Keputusan dividen adalah keputusan manajemen keuangan
dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan proporsi dana yang akan
disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan
perusahaan. Kebijakan ini juga akan mempengaruhi financial
structure maupun capital structure.
Dalam kebijakan pembagian dividen (Dividen Policy), para
manajer keuangan harus mengambil keputusan berkaitan dengan
distribusi laba bersih. Laba bersih umumnya dibagi menjadi dua:
a. Dividen bagi pemegang saham.
b. Jumlah laba ditahan yang bergantung pada rencana
ekspansi dan diversifikasi perusahaan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
seperti kesempatan investasi yang tersedia untuk perusahaan,
sumber modal alternatif, dan preferensi pemegang saham
terhadap laba saat ini dan yang akan datang. Ada beberapa teori
mengenai kebijakan dividen:
a. Dividend Irrevelance Theory
Merton Miller dan Franco Modligiani (MM)
berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan dinilai
hanya dari pendapatan dan resiko bisnis saja. Tidak
28
Universitas MH. Thamrin
bergantung pada kebijakan dividen. Dengan kata lain,
MM berpendapat bahwa nilai dari perusahaan
bergantung hanya pada laba produksi oleh aset nya,
tidak dengan bagaimana laba ini dibagi kedalam
dividen dan laba ditahan.
b. Bird-in-the-Hand Theory
Myron Gordon dan John Lintner tidak sependapat
dengan MM. Mereka berpendapat dividen lebih
beresiko daripada capital gain. Jadi perusahaan harus
memasang dividend payout ratio yang tinggi dan
menawarkan dividen yield yang tinggi pula untuk
memaksimumkan harga saham.
c. Tax Preference Theroy
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan
Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividen
dan capital gain, para investor lebih menyukai capital
gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
Kebijakan dividen yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah:
a. Buy Back / Stock Repurchase
Stock Repurchase adalah pembelian kembali
saham yang dimiliki pemegang saham oleh perusahaan
agar dapat menaikkan harga saham perusahaan yang
dinilai undervalued, menghindari take over dari
29
Universitas MH. Thamrin
perusahaan lain, memberikan insentif kepada
manajemen dalam bentuk kepemilikan saham, dll.
Keuntungan bagi perusahaan:
1) Menghindari kenaikan dividen.
2) Dapat digunakan sebagai strategi untuk
menggagalkan usaha take over perusahaan
3) Mengubah struktur modal perusahaan
4) Saham yang ditarik kembali dapat dijual
kembali ke pasar jika perusahaan
membutuhkan tambahan dana.
Kerugian bagi perusahaan:
1) Dapat merusak image perusahaan karena
sebagian investor merasa bahwa stock
repurchase merupakan indikator bahwa
manajemen perusahaan tidak mempunyai
proyek-proyek baru yang baik.
2) Setelah stock repurchase, pasar mungkin
merasa bahwa resiko perusahaan meningkat
sehingga dapat menurunkan harga saham.
b. Stock Dividend
Stock Dividend sebenarnya bukanlah dividen
karena tidak dibayarkan secara tunai. Dampak dari
Stock Dividend adalah meningkatnya jumlah saham
yang dimiliki setiap pemegang saham. Stock Dividend
30
Universitas MH. Thamrin
dibagikan ketika perusahaan ingin menghemat kas atau
perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Stock
Dividend biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase,
misalnya 25%, berarti setiap pemegang saham
menerima satu saham tambahan untuk setiap empat
saham yang dimilikinya saat ini. Karena jumlah saham
yang beredar meningkat, peningkatan jumlah saham
yang dimiliki setiap pemegang saham menjadi tidak
berarti.
c. Stock Split
Stock split merupakan salah satu corporate action
berupa pemecahan saham yang beredar menjadi bagian
yang lebih kecil. Stock split dilakukan ketika harga
saham dinilai terlalu tinggi, sehingga mengurangi
kemampuan investor ritel untuk membelinya.
Kemampuan investor dalam membeli saham akan
berkurang apabila harga saham tersebut dipandang
terlalu tinggi. Stock split dinilai sebagai keputusan
keuangan perusahaan yang hanya mengubah nilai
nominal saham dan belum tentu merubah nilai
ekonomi. Perubahan jumlah saham dilakukan sesuai
dengan rasio stock split, dimana rasio 1: 2
menunjukkan saham yang dilakukan tidak merubah
presentase kepemilikan saham dan nilai kapitalisasi
31
Universitas MH. Thamrin
saham di pasar. Kondisi tersebut menimbulkan
pandangan bahwa stock split hanya sebuah tindakan
pemolesan atau tindakan kosmetik perusahaan.
2. Pasar Modal dan Fungsinya
Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh
dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada
pedagang, pembeli dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat
juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional.
Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja
perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan
sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan
suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin
kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan
berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Di pasar
modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan keuangan,
kebijakan manajemen, rumor di pasar modal, prospektus, saran
dari broker, dan informasi lainnya.
Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8
tahun 1995, ”Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang
32
Universitas MH. Thamrin
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Pengertian pasar modal menurut Fakhruddin (2001, 1), “Pasar modal
(capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau
pun modal sendiri.”
3. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan yang pemegang sahamnya memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham umumnya terbagi atas dua
jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan
jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis paling
populer di pasar modal. Keuntungan yang dapat diperoleh dari saham
biasa ini antara lain dividen dan capital gain (selisih dari harga jual
dengan harga beli). Sementara saham preferen merupakan saham yang
memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari saham biasa, antara
lain pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap, hak klaim lebih
dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi , dan dapat
dikonversi menjadi saham biasa. Jenis saham yang mayoritas
diperdagangkan di pasar modal adalah saham biasa (common stock).
33
Universitas MH. Thamrin
Selain pembagian bedasarkan jenisnya, saham juga dikategorikan
berdasarkan kinerja perdagangannya, yaitu:
a. Blue Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar deviden;
b. Income Stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya;
c. Growth Stock, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan yang tinggi atau sebagai leader di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi;
d. Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke
tahun, tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang
tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti;
e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh
oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi
karena emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi
sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
34
Universitas MH. Thamrin
4. Stock Split
Pemecahan saham atau stock split adalah memecah selembar saham
menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru setelah
stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham
juga diartikan sebagai tindakan memecah nilai nominal saham menjadi
pecahan yang lebih kecil dan jumlah lembar saham yang beredar menjadi
banyak sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Jika sebelum
pemecahan saham harga saham di pasar Rp 1.000 per lembar, maka
setelah adanya pemecahan saham harga saham baru yang berlaku di
pasar menjadi Rp 500 per lembar.
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dilakukan, yaitu
stock split-up dan stock split-down :
a. Stock split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham
yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.
Misalnya stock split dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1.
Stock split dengan faktor pemecahan 2:1 maksudnya adalah dua
lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split).
Stock split dengan faktor pemecahan 3:1 maksudnya adalah tiga
lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split)
dan seterusnya.
b. Stock split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar
saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya
35
Universitas MH. Thamrin
pemecahan turun dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:4. Stock
split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah satu
lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan dua lembar saham lama (lembar sebelum stock split).
Stock split dengan faktor pemecahan 1:3 maksudnya adalah satu
lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan tiga lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan
seterusnya. Para emiten sampai sampai saat ini hanya
melakukan stock split. naik (stock splits-up). Dan jarang terjadi
kasus reverse stock (stock split-down)
Stock split (Split-up) biasanya dilakukan pada saat harga saham
dinilai sudah terlalu tinggi sehingga mengakibatkan daya beli investor
berkurang. Oleh karena itu, pemecahan saham dilakukan karena
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain (Scott,
Martin, Petty, Keown, 1999) :
a. Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan
jumlah pemegang saham dan menigkatkan likuiditas
perdagangan saham.
b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata
saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.
c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi
yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.
Perlu diketahui bahwa pemecahan saham hanya mengakibatkan
penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal
36
Universitas MH. Thamrin
ditempatkan dan modal disetor (paid in capital), sehingga ada yang
berpendapat bahwa pemecahan saham hanya merupakan corporate
action yang sifatnya kosmetik dan administratif yaitu upaya memoles
saham agar tampak lebih menarik di mata investor, dimana tindakan ini
hanya menyebabkan perubahan jumlah saham beredar dan tidak
berpengaruh terhadap arus kas (cash flow) perusahaan, dan tidak juga
menambah nilai ekuitas secara agregat (Aswath Damodaran, 2001).
Tindakan pemecahan saham menimbulkan efek fatamorgana saja dimana
investor seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang lembar
saham dalam jumlah yang lebih banyak, padahal penambahan lembar
saham yang dimiliki juga dibarengi dengan penurunan nilai per lembar
saham (Weston, 1996). Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis. Meski demikian,
banyaknya peristiwa pemecahan saham yang terjadi tetap
mengindikasikan bahwa pemecahan saham merupakan salah satu
instrumen penting yang dipakai perusahaan di pasar modal.
Aksi korporasi stock split dapat berperan sebagai salah satu upaya
mencapai pemberdayaan. Stock split dapat menjadikan harga saham
secara absolut lebih rendah. Investor yang semula tak dapat menjangkau
harga saham, melalui stock split menjadi terjangkau. Stock split
merupakan perwujudan pemerataan untuk para investor untuk membeli
dan memiliki saham. Melalui stock split, frekuensi perdagangan saham
cenderung meningkat atau lebih likuid. Perdagangan saham yang likuid
akan cenderung meningkatkan harga sahamnya.
37
Universitas MH. Thamrin
Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan stock split akan
diberitahukan oleh Dewan Direksi berdasarkan dengan hasil keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebagai contoh nilai nominal
saham yang semula sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah) menjadi sebesar
Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham. Jika dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan adanya perubahan
anggaran dasar, keputusan tersebut dibuat dihadapan notaris yang
ditunjuk oleh Dewan Direksi. Perubahan anggaran dasar tersebut harus
diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan pada kantor
pendaftaran perusahaan daerah setempat. Sehubungan dengan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan untuk
melakukan konversi sahamnya menjadi catatan elektronik (tanpa warkat)
dalam rekening efek perusahaan efek atau bank kustodian dimana
pemegang saham membuka rekening efeknya (konversi saham) dan
pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500,- (lima ratus rupiah) per
saham menjadi sebesar Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham,
Dewan Direksi akan memberitahukan tata cara konversi saham dan
pemecahan nilai nominal saham.
Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer
perusahaan yang melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka,
dapat disimpulkan berbagai alasan para manajer perusahaan dalam
melakukan stock split adalah sebagai berikut:
38
Universitas MH. Thamrin
a. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split
percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham
pada kisaran perdagangan yang optimal yang selanjutnya dapat
menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut
sehingga membuat saham likuid untuk diperdagangkan.
b. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan
melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang
dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis signaling dan liquidity.
Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangan bahwa
perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya
tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham.
c. Harga saham yang semakin rendah akan menambah kemampuan
saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan
meningkatkan efisiensi pasar.
Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat
kerugian antara lain:
a. Manfaat yang illusionistis dari stock split yang dilakukan bagi
para pemodal adalah biaya surat saham akan naik karena
kepemilikan yang tadinya cukup diwakili selembar saham
kemudian menjadi 2 lembar saham, biaya back office di
perusahaan efek, biaya kliring dan biaya kustodian dipengaruhi
oleh jumlah fisik surat saham yang dikelola.
b. Adanya biaya pemecahan, yang termasuk didalamnya biaya
transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya dapat
39
Universitas MH. Thamrin
menimbulkan kerugian bagi perusahaan, sedangkan bagi
pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock
split.
Salah satu studi tentang stock split telah dilakukan oleh Fama,
Fisher, Jensen, dan Roll (1969) dalam Hartono (2009). Peneliti
mempelajari 940 stock split yang terjadi diantara Januari 1927 sampai
dengan Desember 1959. Peneliti menghitung cumulative abnormal
return mulai bulan -30 sampai dengan bulan +30. Peneliti menemukan
adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split
dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak
terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah hari pengumuman.
Hasil ini mendukung pasar NYSE yang efisien bentuk setengah kuat,
karena tidak adanya reaksi pasar dari stock split. Hasil dari studi peneliti
tersebut yang menemukan abnormal return mulai dari bulan -30 sulit
untuk dipercaya bahwa investor sudah mengantisipasi stock split jauh 30
bulan sebelum diumumkan. Abnormal return yang positif ini
kemungkinan terjadi karena perusahaan yang melakukan stock split
adalah perusahaan yang sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang
baik.
Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian Laksmi Pertiwi (2006).
Penelitian ini berjudul tentang analisis dampak stock split terhadap risiko
sistematis dan abnormal return. Data yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain adalah; data harian harga saham penutupan (closing price),
40
Universitas MH. Thamrin
IHSG, Alpha Koreksi (α) dan Beta Koreksi (β) selama periode tahun
2003-2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata risiko
sistematis sebelum stock split lebih besar dibanding rata-rata risiko
sistematis setelah peristiwa stock split. Rata-rata abnormal return setelah
pengumuman stock split lebih besar dari rata-rata abnormal return
sebelum pengumuman stock split.
5. Signalling Theory
Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan
mengandung informasi karena adanya asymetric infomation. Asymetric
information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang
lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen
perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan
pihak investor di pasar modal. (Pramastuti, 2007)
Informasi yang diterima tersebut dapat direspon secara berbeda oleh
investor. Disini perusahaan yang memiliki kondisi fundamental yang
terpercaya dapat dibedakan dari perusahaan yang memiliki kondisi
fundamental kurang terpercaya dengan mengirimkan sinyal ke pasar
modal. Sinyal dari perusahaan yang kondisi fundamentalnya terpercaya
tentu akan direspon oleh investor, sehingga sinyal tersebut menjadi
berkualitas. Sedangkan sinyal yang dikirim oleh perusahaan yang
berkondisi fundamental kurang terpercaya tentu tidak akan dapat
menyamai sinyal yang dikirim oleh perusahaan yang kondisi
fundamentalnya terpercaya. (Bhattacharya & Dittmar, 2001).
41
Universitas MH. Thamrin
Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi
yang baik mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat luas karena
melalui penyampaian informasi tersebut dapat meyakinkan masyarakat
untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pihak luar tentunya
hanya memiliki informasi yang minimal mengenai kebenaran dari
informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberikan
sinyal yang meyakinkan kepada publik (tentunya harus didukung oleh
data-data yang mendasarinya), maka publik juga akan merespon secara
positif.
Peristiwa pemecahan saham merupakan contoh penyampaian
informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, manajer
melakukan pemecahan saham untuk memberikan sinyal yang baik atau
ekspektasi optimis kepada publik. Sinyal positif ini menginterpretasikan
bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik
sehingga dapat dianggap mampu untuk meningkatkan kesejahteraan
investor. Pemecahan saham seharusnya menunjukkan sinyal yang valid
karena tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan
yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat melakukannya, karena
ditimbulkan dari peristiwa tersebut, padahal pemecahan saham tidak
mempengaruhi modal dan cash flow perusahaan (Winarso, 2005).
Breman & Hughes, 1991 dalam Winarso, 2005 menyatakan bahwa
pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan yang melakukannya, misalnya : biaya penerbitan saham,
biaya percetakan saham, biaya perijinan, dan lain sebagainya
42
Universitas MH. Thamrin
6. Trading Range Theory
Menurut trading range theory, pemecahan saham digunakan sebagai
alat untuk mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang
diinginkan sehingga semakin memungkinkan bagi investor untuk
membeli dengan jumlah yang banyak. Jika harga pada pre-split tinggi,
maka pemecahan saham semakin menguatkan kebenaran akan motif
tersebut (Leung, et al, 2005).
Copeland (1979) dalam Khomsiyah, et al (2001) menyatakan bahwa
alasan dilakukannya pemecahan saham adalah untuk mencapai “optimal
range” harga saham sehingga dapat menciptakan pasar yang lebih luas.
Pernyataan dari Copeland tersebut didukung oleh McNicolas, et al, 1990
dan Angel, 1997 dalam Khomsiyah, et al, 2001 yang menyatakan bahwa
pemecahan saham mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga
saham pada rentang yang lebih rendah. Dengan mengarahkan harga
saham pada rentang tertentu, diharapkan semakin banyak partisipan pasar
akan terlibat dalam perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas
saham di bursa.
Dengan demikian berdasarkan teori ini, harga saham yang terlalu
tinggi menyebabkan kurang aktifnya perdagangan saham sehingga
mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Dengan
melakukan pemecahan saham, diharapkan semakin banyak investor yang
melakukan transaksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemahalan saham merupakan motivasi untuk melakukan pemecahan
saham.
43
Universitas MH. Thamrin
7. Harga Saham
Saham merupakan suatu tanda bukti kepemilikan perusahaan.
Dengan memiliki saham, secara otomatis si pemilik ikut serta dalam
kepemilikan perusahaan tersebut dan berhak untuk ikut menikmati
keuntungan dari perusahaan melalui deviden yang dibagikan. Dengan
demikian, pemilikan saham dari perusahaan yang mempunyai prospek
bagus dalam menghasilkan laba merupakan investasi yang menjanjikan,
karena disamping akan memperoleh keuntungan berupa deviden, para
investor juga mengharapkan harga saham naik sehingga nilai investasi
yang ditanamkannya juga akan naik.
Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa
mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus
jeli dalam pemilikan saham. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan harga saham :
1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden di masa
yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden
stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil.
Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan deviden berfluktuasi
karena faktor internal, maka harga tersebut cenderung
berfluktuasi juga.
2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan
perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga
saham karena para investor bersikap optimis.
44
Universitas MH. Thamrin
3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang
akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat
ini. Apabila kondisi perekenomian saat ini stabil, maka para
investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang
akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil
(demikian pula sebaliknya).
Melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, jelas
terlihat bahwa informasi adalah sesuatu yang vital bagi investor untuk
memilih saham mana saja yang akan dijadikan sebagai alat investasinya.
Hal ini sangat berkaitan dengan sinyal yang diterima oleh investor dan
bisa saja diterima secara berbeda oleh masing-masing investor. Oleh
karena itu manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan
informasi yang baik mengenai kondisi perusahaan agar dapat
meyakinkan investor terhadap kondisi perusahaan tersebut. Pihak luar
yang tentunya hanya memiliki informasi yang terbatas mengenai
kebenaran dari informasi tersebut hanya mampu memprediksinya. Jika
manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan kepada publik
(tentunya harus didukung oleh data-data yang mendasarinya), maka
publik juga akan merespon secara positif.
8. Abnormal Return
Abnormal Return atau excess return merupakan kelebihan dari
actual return (return yang sesungguhnya terjadi) terhadap normal return,
dimana normal return merupakan expected return (return yang
diharapkan investor), dengan demikian return yang tidak normal
45
Universitas MH. Thamrin
(abnormal return) adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi
dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2000).
Penelitian Brown dan Warner (1985) menyatakan bahwa expected
return merupakan return yang harus diestimasi. Menurut Brown dan
Warner (1985), expected return dapat dicari dengan menggunakan tiga
model, yaitu :
a. Mean-adjusted model
Mean-adjusted model menganggap expected return bernilai
konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya
selama periode estimasi.
𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅) = ∑𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅
Dimana :
E(Rit) = expected return sekuritas ke-i pada waktu t
Rit = actual return sekuritas ke-i pada waktu t
t = periode estimasi
b. Market model
Market model dalam menghitung expected return dilakukan
dengan dua thap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan
menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi expected
return di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan
teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:
46
Universitas MH. Thamrin
𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅) = 𝛼𝛼𝑅𝑅 + 𝛽𝛽𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 + 𝜀𝜀𝑅𝑅𝑅𝑅
Dimana :
E(Rit) = expected return sekuritas ke-i pada periode
estimasi t
αi = intercept, independen terhadap Rmt
βi = slope, resiko sistemastis, dependen terhadap Rmt
Rmt = return pasar, yang dihitung dengan rumus :
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = (𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅 − 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1)
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1
εit = kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi
ke r
c. Market Adjusted Model
Market Adjusted Model menganggap bahwa penduga yang
terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return
indeks pasar saat tersebut. Dengan menggunakan model ini,
tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk
model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi sama
dengan return indeks pasar. Berikut adalah rumus menghitung
Market Adjusted Model :
𝐴𝐴𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅
Dimana :
ARit = Abnormal Return saham i pada hari ke t
Rit = Actual Return saham i pada hari ke t
Rmt = Return pasar, yang dihitung dengan rumus:
47
Universitas MH. Thamrin
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =(𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅 − 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1)
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑅𝑅−1
9. Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar
saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham
yang beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan dkk, 2005). Jumlah
saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat
perusahaan tersebut melakukan emisi saham.
Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan
antara penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari
tingkah laku investor. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan
aktivitas jual-beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume
penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya
terhadap fluktuasi harga saham di bursa. Dan semakin meningkatnya
volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham
tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap
naiknya harga atau return saham.
Pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai
proksi reaksi pasar. Argumen yang dikemukakan adalah bahwa volume
perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya
suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan.
48
Universitas MH. Thamrin
10. Event Study
Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk
menguji efisiensi pasar setengah kuat (Jogiyanto, 2000).
Menurut Peterson (1989) daam jurnal Marwan dan Faizal (1998),
event study tentang saham adalah suatu pengamatan mengenai
pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada
abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari peristiwa
tersebut. Sedangkan menurut Kritzman (1994) dalam jurnal Marwan dan
Faizal (1998), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu
peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat
berharga tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas tampak bahwa event study merupakan
studi yang mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa yang
informasinya dipublikasikan untuk menguji kandungan informasi dari
suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi
pasar bentuk setengah kuat (Wismar’ien, 2004).
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi
dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima
oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan-
49
Universitas MH. Thamrin
perubahan dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan harga, abnormal return, maupun volume perdagangan
saham.
Dalam pemecahan saham, informasi yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar adalah pengumuman pemecahan saham (Sri
Fatmawati dan Marwan Asri, 1999). Pengumuman pemecahan saham
sebagai informasi yang diberikan kepada pasar merupakan t0 dalam event
study pada penelitian ini.
B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Stock split merupakan fenomena menarik yang ada dalam dunia pasar
modal. Di satu sisi dianggap dapat meningkatkan likuiditas suatu saham serta
bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, namun di lain sisi juga
dianggap sebagai pemanis belaka karena manfaatnya kurang bisa dirasakan
secara langsung oleh perusahaan. Maka dari itu banyak peneliti yang
berupaya mengungkap sebagaimana besar manfaat aksi stock split yang
dilakukan perusahaan terhadap investor maupun perusahaan itu sendiri,
dimana beberapa penelitian tersebut menjadi bahan kajian penulis untuk turut
serta meneliti objek tersebut yang dianggap menarik.
50
Universitas MH. Thamrin
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Model Analisis Variabel Harga Saham
Volume Perdagangan
Abnormal Return
1 Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Signifikan Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
2 Wang Sutrisno (2000)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
3 Menendez dan Gomez (2003)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Signifikan Tidak Signifikan
4 Leung, et al (2005)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Signifikan Signifikan Signifikan
5 Farinha dan Basilio (2006)
Uji Beda (Paired Sample t-test))
Tidak Signifikan Signifikan
6 Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)
Uji Beda (Paired Sample t-test) Signifikan Tidak
Signifikan
7 Michael Hendrawijaya (2009)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
8 Paramita Oktaviana Sakti (2013)
Uji Beda (Paired Sample t-test)
Signifikan Tidak Signifikan
Sumber : Berbagai Jurnal Penelitian Ilmiah
51
Universitas MH. Thamrin
C. Kerangka pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan serta menganalisis hasil
penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikran teoritis seperti
pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengumuman Stock Split
Rata-rata Abnormal Return sebelum dan sesudah Stock Split
Rata-rata Harga Saham sebelum dan sesudah Stock Split
Rata-rata Trading Volume Activity
sebelum dan sesudah Stock Split
Uji Beda Dua Rata-rata
52
Universitas MH. Thamrin
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan analisis terhadap teori-teori yang sudah ada, yaitu signalling
theory dan trading range theory, serta penelitian terdahulu tentang
implementasi teori-teori tersebut terhadap peristiwa pemecahan saham, maka
hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut :
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan
sesudah pengumuman stock split.
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan
saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
H3: Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum
dan sesudah pengumuman stock split.
53 Universitas MH. Thamrin
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan penulis lakukan merupakan suatu penelitian yang
termasuk ke dalam kategori event study atau studi peristiwa. Event study adalah
penelitian yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003; 410).
Periode jendela (event windows) yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah 20 hari yang terdiri dari 10 hari sebelum stock split dan 10 hari setelah
stock split. Pemilihan banyak hari dalam periode jendela ini berdasarkan
pernyataan dari Jogiyanto (2003;436), "Lamanya periode jendela atau periode
pengamatan tersebut tergantung dari jenis penelitiannya. Jika peristiwa yang nilai
ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (misalnya
pengumuman laba dan pengumuman dividen), periode jendelanya dapat pendek,
disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi cepat. Sebaliknya untuk peristiwa
yang nilai ekonomi sulit ditentukan oleh investor, maka periode jendelanya dapat
panjang misalnya untuk peristiwa merger". Selama periode pengamatan tersebut
yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah stock split, telah dipastikan bahwa tidak
ada peristiwa-peristiwa lain seperti: right issue, pembagian dividen dan lain-lain,
kecuali hanya peristiwa stock split.
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan berikut akan dijelaskan definisi operasi variabel yang
d igunakan penelitian ini :
54
Universitas MH. Thamrin
1. Harga Saham Perusahaan
Harga yang menunjukkan nilai dari saham perusahaan tersebut,
2. Volume Perdagangan Saham (TVA)
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham
diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan
membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan
pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu
tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan
saham antara sebelum dan sesudah stock split dihitung untuk
mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan
sesudah stock split.
3. Abnormal Return
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor
atas investasi yang dilakukannya. Besarnya return saham dilihat dari
adanya abnormal return yang akan diperoleh investor sehubungan
dengan peristiwa stock split. Abnormal return merupakan selisih
antara actual return atau return, dan expected return.
Pengumuman pemecahan saham dipilih sebagai Event study
dimana peneliti perlu menguji perilaku harga saham, yang
ditunjukkan oleh gerakan abnormal return disekitar event, yaitu 10
hari sebelum dan sesudah dilaksanakannya pengumuman pemecahan
saham, berarti pasar modal belum efisien dalam bentuk setengah
55
Universitas MH. Thamrin
kuat. Sebaliknya apabila investor tidak memperoleh abnormal return
dengan dilaksanakannya pengumuman pemecahan saham, berarti
pasar modal efisien bentuk setengah kuat tercapai. Untuk
mengetahui signifikansinya dilakukan uji beda dua rata-rata antara
rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Instrumen itu dapat berupa
ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan sarana
berinvestasi bagi stakeholder.
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikenal pula dengan sebutan
Indonesia Stock Exchange (ISX) merupakan bursa hasil penggabungan
dari Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya. Demi efektifitas
operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung
keduanya. BEI mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI
menggunakan sistem otomatis yang disebut Jakarta Automated Trading
Sistem (JATS). Sistem ini mulai dioperasikan pada tanggal 22 Mei 1995,
JATS memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih
besar sehingga menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan
dibanding sistem manual. JATS mampu menangani 50.000 transaksi
setiap hari nya dibanding dengan sistem manual yang hanya mampu
menangani 3.800 transaksi. Sasaran dari JATS ini adalah (Jogianto, 46):
56
Universitas MH. Thamrin
1. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan
pasar yang diperkirakan dimasa mendatang sistem manual sudah
tidak memadai
2. Meningkatkan integritas dan likuiditas
3. Meningkatkan pamor pasar modal kita dengan meletakkan BEI
setara dengan pasar modal lain di dunia.
Pada bulan Juli tahun 2000, BEI menerapkan perdagangan tanpa
warat (Stripless Trading) dengan tujuan meningkatkan likuiditas pasar
dan mengurangi peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham serta
mempercepat proses pemalsuan transaksi. Tahun 2002 BEI juga mulai
menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote Trading) sebagai upaya
meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi
perdagangan.
2. Penentuan populasi dan sampel
Tujuan penelitian ini adalah menguji dampak pengumuman stock
split terhadap perubahan harga saham relatif, return dan volume
perdagangan saham. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode sensus. Pemilihan metode ini karena semua perusahaan
yang listing di BEI yang melakukan stock split pada periode penelitian
tidak berjumlah terlalu banyak sehingga seluruh anggota populasi dapat
dijadikan sampel penelitian. Di dalam metode sensus, sampel penelitian
adalah seluruh anggota populasi. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan merupakan saham-
saham yang aktif diperdagangkan (minimal 10 hari perdagangan selama
57
Universitas MH. Thamrin
periode penelitian) serta mengumumkan stock split selama periode
penelitian yaitu tahun 2013 namun tidak mengeluarkan kebijakan lain
seperti stock dividend (dividen saham), right issue, bonus share (saham
bonus), atau pengumuman perusahaan lain. Pembatasan tersebut untuk
menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-
informasi tersebut (Howe & Lin dalam Sri Fatmawati dan Marwan Asri,
1999).
Jangka waktu penelitian yang dilakukan adalah selama 10 hari di
seputar stock split. Berarti sebelas hari, dimulai sejak 10 hari sebelum (h-
10) sampai 10 hari sesudah (h+10). Jangka waktu pengamatan pada
penelitian ini ditentukan seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), dengan maksud untuk
mengetahui kecepatan reaksi investor dalam menanggapi pengumuman
stock split. Pemilihan 21 hari sebagai periode penelitian dengan
pertimbangan selama 10 hari diperkirakan perubahan harga saham sudah
merefleksikan pengaruh aktifitas stock split. Jika terlalu lama
dikhawatirkan akan terjadi kerancuan mengenai apakah perubahan harga
saham murni merupakan perngaruh stock split atau dikarenakan hal lain
diluar stock split. Kemungkinan perusahaan juga dapat melakukan
kebijakan lain misalnya stock dividend atau right issue.
C. Jenis dan Sumber Data
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan go public dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pemecahan saham (stock
split) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sampel yang digunakan
58
Universitas MH. Thamrin
untuk penelitian ini berjumlah 10 dengan populasi 31 perusahaan. Teknik
pengambilan data dilakukan secara tidak random atau bersifat purposive
sampling. Kriteria kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan tersebut listing di BEI selama tahun 2011 – 2013.
2. Perusahaan tersebut hanya melakukan pemecahan saham.
3. Perusahaan tersebut tidak melakukan corporate action lain, seperti
right issue, pembagian deviden dan pembagian saham bonus.
4. Perusahaan tersebut listing di BEI selama tahun 2011 – 2013.
5. Data tersedia secara lengkap
Sumber data penelitian diperoleh dari:
1. Yahoo finance
2. Data BEI
3. Literatur-literatur yang terkait dengan penelitian stock split
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan sehingga dapat dijadikan landasan
dalam proses analisis, maka penulis menggunakan pengumpulan data metode
pendokumentasian. Metode ini merupajan metode pengumpulan data dengan
cara mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan stock split
seperti nama emiten yang melakukan stock split, tanggal pengumuman stock
split, kode saham emiten, harga saham emiten selama event window, dan nilai
saham emiten sebelum maupun sesudah stock split, serta data-data yang
berhubungan dengan karakteristik masing-masing perusahaan yang menjadi
sampel penelitian maupun data-data pendukung lain.
59
Universitas MH. Thamrin
E. Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji
beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan
metodologi studi peristiwa (event study).
1. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 menguji perbedaan harga saham pada periode
sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel
independen dengan dua kategori, yaitu harga saham pada periode
sebelum dan sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen,
yaitu peristiwa pemecahan saham. Menurut Ghozali (2007), apabila
variabel dependen terdiri dari satu skala metrik dan variabel independen
terdiri dari satu skala non metrik dengan dua kategori, maka uji statistik
yang digunakan adalah uji beda t-test. Dan berhubung yang diuji adalah
perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan, maka uji yang
dilakukan adalah uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related
sample / paired sample).
Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Menghitung rata-rata harga saham yang dijadikan sampel
sebelum (t-10 sampai dengan t-1) dan sesudah peristiwa (t+1
sampai dengan t+10)
2. Menghitung deskripsi statistik variabel harga saham sebelum
dan sesudah peristiwa
60
Universitas MH. Thamrin
3. Melakukan uji paired sample t-test (pada tingkat signifikansi α
= 0,05)
4. Menentukan H0 dan Ha :
Ho : μ1 = μ2
H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2
5. Melakukan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cara:
Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05),
dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari
tingkat signifikansi α (0,05).
2. Pengujian Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 menguji perbedaan volume perdagangan
saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Karena
disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori dan satu
variabel dependen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-
test dengan sampel berhubungan (related sample / paired sample).
Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai
berikut:
1. Mencari rata rata Trading Volume Activity ( TVA ) seluruh
sampel pada event window.
Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001) :
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖 =∑𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑠𝑠𝑎𝑎 𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑖𝑖𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑠𝑠𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦𝑑𝑑𝑠𝑠𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑠𝑠𝑑𝑑𝑠𝑠 𝑤𝑤𝑠𝑠𝑑𝑑𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑖𝑖∑ 𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ𝑠𝑠𝑎𝑎 𝑦𝑦𝑠𝑠𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑖𝑖𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡𝑠𝑠𝑖𝑖𝑠𝑠𝑖𝑖 𝑑𝑑𝑖𝑖 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑑𝑑𝑠𝑠𝑑𝑑𝑠𝑠 𝑤𝑤𝑠𝑠𝑑𝑑𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑖𝑖
61
Universitas MH. Thamrin
Setelah TVA masing-masing saham diketahui, maka
kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk
semua dengan persamaan:
�̅�𝑥 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = �𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖𝑦𝑦
𝑦𝑦
𝑖𝑖=1
Keterangan:
TVAit = volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu t
�̅�𝑥 TVA= rata-rata TVA
n = sampel
2. Menghitung deskripsi statistik TVA sebelum dan sesudah
peristiwa.
3. Melakukan uji paired sample t - test (pada tingkat signifikansi α
= 0,05).
4. Menentukan H0 dan Ha :
H0 : μ1 = μ2
H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2
5. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara
:
Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ),
dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari
tingkat signifikansi α ( 0,05 ).
62
Universitas MH. Thamrin
3. Pengujian Hipotesis 3
Pengujian hipotesis 3 menguji perbedaan abnormal return ( AR )
sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel
independen dengan dua kategori, yaitu AR pada periode sebelum dan AR
sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen, yaitu peristiwa
pemecahan saham. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test
dengan sampel berhubungan (related sample / paired sample).
Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Menghitung Actual Return Saham selama event period.
Actual return saham yang diperoleh dengan mencari selisih
antara harga sekarang dikurangi dengan harga saham hari
sebelumnya dibagi harga saham sebelumnya. Menghitung actual
return untuk mengetahui perbandingan harga saham hari ini
dengan harga pada hari sebelumnya digunakan persamaan
sebagai berikut:
𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 =𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖−1
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖−1
Dimana:
Rit = Return saham perusahaan
Pit = Harga saham perusahaan pada hari ke-t
Pit-1 = Harga saham perusahaan pada hari t-1
63
Universitas MH. Thamrin
2. Menghitung return pasar harian.
Return pasar harian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah IHSG, dengan rumus :
𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖 =𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖 − 𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖−1
𝐵𝐵𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖−1
Dimana :
Rmt = Return pasar
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
3. Menghitung Expected Return saham harian selama event period
Dengan menggunakan Market Adjusted Model, menurut
Strong (1992) yang dikutip oleh Bambang Wijayanto (2001)
menyebutkan bahwa expected return untuk semua sekuritas
diasumsikan sama (mendekati ekuivalen) dengan return pasar
pada perode tersebut :
𝐵𝐵 (𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖) = 𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖
Dimana :
E (Rit) = Expected Return saham i
Rmt = Return pasar
4. Menghitung Abnormal Return dari masing masing saham.
Abnormal return adalah kelebihan dari return aktual
dibandingkan dengan expected return, sehingga abnormal
return dapat diperoleh dengan cara :
64
Universitas MH. Thamrin
𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝐵𝐵(𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖)
Dimana :
E (Rit) = Expected Return saham i
Rit = Actual return saham i pada periode t
ARit = Abnormal return saham i pada periode t
Karena penelitian ini menggunakan Market Adjusted Model
yang mempunyai asumsi bahwa expected return semua saham
atau emiten sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return
pasar, maka akan diperoleh rumus sebagai berikut :
𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑅𝑅𝑎𝑎𝑖𝑖
Dimana:
ARit = abnormal return saham i pada periode t
Rit = actual return saham i pada periode t
Rmt = return pasar pada periode t (IHSG hari t)
5. Menghitung Cumulative Abnormal Return ( CAR ) setiap saham
dengan rumus :
𝐶𝐶𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 = �𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖
Dimana :
CARit = Cumulative Abnormal Return
ΣARit = total abnormal return
6. Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada hari
ke t:
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖 =∑𝑇𝑇𝑅𝑅𝑖𝑖𝑖𝑖𝑦𝑦
65
Universitas MH. Thamrin
Dimana :
AARit = average abnormal return
n = total saham yang dijadikan sampel
Σ ARit = total abnormal return
7. Menghitung deskripsi statistik AAR sebelum dan sesudah
peristiwa.
8. Melakukan uji t berpasangan / paired sample t–test ( pada
tingkat signifikansi α = 0,05 ).
9. Menentukan H0 dan Ha :
H0 : μ1 = μ2
H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2
10. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara
:
Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ),
dan menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari
tingkat signifikansi α ( 0,05 ).
66 Universitas MH. Thamrin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Perusahaan
1. Gambaran Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham
Selama periode pengamatan penelitian, yaitu antara tahun 2011
sampai dengan tahun 2013, jumlah perusahaan yang melakukan
corporate action berupa stock split adalah sebanyak 30 perusahaan.
Setelah data populasi tersebut terkumpul, diambil 10 perusahaan sebagai
sampel yang akan diteliti.
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock split
Kode Perusahaan Split
Ratio
Tanggal /
Publikasi
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1:2 11 Januari 2011
ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1:10 2 November 2012
KLBF Kalbe Farma Tbk 1:5 8 Oktober 2012
INDS Indospring Tbk 5:7 19 Juni 2012
IMAS Indomobil Sukses International Tbk 1:2 7 Juni 2012
SMRA Summarecon Agung Tbk 1:2 27 Juni 2013
TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1:10 22 Juli 2013
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 1:10 29 Juli 2013
JRPT Jaya Real Properti Tbk 1:5 1 Agustus 2013
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 1:5 28 Agustus 2013
67
Universitas MH. Thamrin
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (BBRI)
didirikan 16 Desember 1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di
Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210.
Pada saat ini BBRI memiliki 18 kantor wilayah, 1 kantor inspeksi
pusat, 17 kantor inspeksi wilayah, 449 kantor cabang domestik, 1
kantor cabang khusus, 565 kantor cabang pembantu, 950 kantor kas,
5.144 BRI unit, dan 2.212 teras.
Bank juga memiliki 1 kantor cabang luar negeri yang berlokasi
di Cayman Islands dan 2 kantor perwakilan yang berlokasi di New
York dan Hong Kong, serta memiliki 3 Anak Usaha yaitu PT Bank
Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank BRISyariah,
dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan
dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di
bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai
dengan prinsip syariah.
Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham BBRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak
3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan
harga penawaran Rp875,- per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan
68
Universitas MH. Thamrin
lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih
sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga
Rp875,- setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing
pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO
BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih
dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik
Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10
November 2003.
b. PT Ace Hardware Indonesia Tbk
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) didirikan awalnya
bernama PT Kawan Lama Home Center tanggal 3 Pebruari 1995 dan
mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 22 Desember 1995.
Kantor ACES terletak di Gedung Kawan Lama Lt.5, Jl. Puri
Kencana No.1, Meruya-Kembangan, Jakarta 11610, Indonesia. Saat
ini, ACES memiliki 95 gerai ritel yang terletak di sejumlah kota
besar di Indonesia.
Pada tanggal 28 Oktober 1997, nama Perusahaan diubah
menjadi PT Ace Indoritel Perkakas, dan kemudian tanggal 28
Agustus 2001 nama Perusahaan selanjutnya diubah menjadi PT Ace
Hardware Indonesia.
69
Universitas MH. Thamrin
Pemegang saham mayoritas dari Perusahaan adalah PT Kawan
Lama Sejahtera, merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya
dimiliki oleh PT Kawan Lama Internusa.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ACES meliputi usaha perdagangan umum termasuk
kegiatan ekspor impor serta menjalankan usaha sebagai agen dan
distributor. Saat ini kegiatan usaha ACES terutama adalah penjualan
eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga dan
lifestyle.
Pada tanggal 30 Oktober 2007, ACES memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) ACES kepada masyarakat sebanyak
515.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp820,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Nopember 2007.
c. PT Kalbe Farma Tbk
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September
1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.
Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend.
Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas
pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H.
Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
70
Universitas MH. Thamrin
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe
adalah PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi
(9.70%), PT Diptanala Bahana (9.50%), PT Lucasta Murni
Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta
Charisma (8.66%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak
dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan
farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan
minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan
kesehatan primer.
Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek
Indonesia, yakni PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
d. Indospring Tbk
Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor
71
Universitas MH. Thamrin
pusat INDS terletak di Jalan Mayjend Sungkono No. 10,
Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.
Pemegang saham mayoritas INDS adalah PT Indoprima
Gemilang (88,11%), yang didirikan di Surabaya – Indonesia dengan
nama PT Indokalmo.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INDS bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan
bermotor khususnya pegas, yang berupa leaf spring (pegas daun) dan
coil spring (pegas spiral).
Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham INDS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran
Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1990.
e. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) didirikan
tanggal 06 Nopember 1997 berdasarkan hasil penggabungan usaha
antara PT Indomulti Inti Industri Tbk (IMII) dan PT Indomobil
Investment Corporation (IIC) di mana IMII adalah perusahaan yang
melanjutkan usaha. IMII didirikan pada tanggal 20 Maret 1987 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor
72
Universitas MH. Thamrin
pusat IMAS terletak di Wisma Indomobil Lt. 6 , Jl. MT. Haryono
Kav. 8, Jakarta 13330, Indonesia.
Induk usaha dan induk usaha terakhir IMAS adalah Gallant
Venture Ltd., yang berkedudukan di Singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan IMAS melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-
perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri
otomotif. Saat ini, IMAS dan anak usaha bergerak dalam bidang
perakitan dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bis dan
truk, serta alat berat dengan merek “Suzuki”, “Nissan”, “Volvo”,
“Volkswagen (VW)”, “SsangYong”, “AUDI”, “Hino”, “Renault”,
“Manitou”, “Kalmar”, “Foton”, “Great Wall” dan “Mack” dan/atau
kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan,
alat-alat berat, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan
dan jual beli kendaraan bekas pakai.
Saat ini, IMAS memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI), yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).
Pada tahun 1993, IMAS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
IMAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.800,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Nopember 1993.
73
Universitas MH. Thamrin
f. PT Summarecon Agung Tbk
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) didirikan tanggal 26
November 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1976. Kantor pusat SMRA berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl.
Perintis Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan SMRA bergerak dalam bidang pengembangan real estate,
penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran.
Pada tanggal 1 Maret 1990, SMRA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana SMRA kepada masyarakat sebanyak 6.667.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran
Rp6.800 per saham.
Pada tanggal 7 Juli 2007, Perusahaan Memperoleh Pernyataan
Efektif dari BAPEPAM-LK dalam rangka melaksanakan Penawaran
Umum Terbatas I (PUT I / Right Issue I) kepada Pemegang Saham
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk
membeli saham baru (Rasio PUT I : setiap pemegang 6 saham lama
berhak atas 1 HMETD untuk membeli 1 saham baru, dimana pada
setiap 2 Saham baru melekat 1 Waran Seri I yang diberikan oleh
Perusahaan secara cuma-cuma) dengan nilai nominal sebesar Rp100
per saham yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp900
per saham. Jumlah Waran Seri I yang diterbitkan sebagai insentif
74
Universitas MH. Thamrin
bagi para pemegang saham tersebut sebanyak-banyaknya
229.507.226 waran yang mempunyai jangka waktu 3 tahun. Waran
Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
melakukan pembelian saham baru dengan nilai nominal Rp100 per
saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp1.100 per saham yang dapat
dilakukan selama masa berlaku pelaksanaan yaitu mulai tanggal 26
Desember 2007 sampai dengan 21 Juni 2010.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 25 April 2008, para
pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus melalui
kapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp321.789.380.000,
dengan ketentuan untuk setiap saham yang ada akan mendapatkan 1
(satu) saham bonus. Sehubungan dengan pembagian saham bonus
tersebut, maka harga pelaksanaan Waran Seri I disesuaikan dari
Rp1.100 per saham menjadi Rp550 per saham dan jumlah sisa
Waran Seri I dari 224.714.603 lembar menjadi 449.429.206 lembar.
g. Sarana Menara Nusantara Tbk
Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) didirikan tanggal 2 Juni
2008 dan memulai operasional secara komersial pada tanggal 2 Juni
2008. Kantor pusat TOWR berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 19A,
Kudus, Jawa Tengah dan kantor cabangnya berlokasi di Menara
BCA, lantai 55, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta 10310, Indonesia.
75
Universitas MH. Thamrin
Pemegang saham pengendali TOWR adalah PT Tricipta
Mandhala Gumilang dan PT Caturguwiratna Sumapala.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha
TOWR adalah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang
hukum dan pajak dan melakukan investasi pada perusahaan lain.
Bidang usaha utama TOWR dan Anak Usaha adalah penyewaan
menara dan pemancar. Saat ini, investasi utama TOWR adalah
kepemilikan 99,999% atas saham yang beredar dari PT Profesional
Telekomunikasi Indonesia (“Protelindo”), sehingga sebagian besar
kegiatan usaha TOWR dijalankan oleh Protelindo.
Pada tanggal 25 Februari 2010, TOWR memperoleh Pernyataan
Efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham TOWR (IPO) kepada masyarakat sebanyak
112.232.500 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan
harga penawaran sebesar Rp1.050,- per saham. Pada tanggal 8 Maret
2010, seluruh saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
h. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) didirikan tanggal 22
Februari 1989 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
1989. Kantor pusat AMRT berdomisili di Jl. M.H. Thamrin No. 9,
Tangerang, Indonesia.
76
Universitas MH. Thamrin
Induk usaha dari AMRT adalah PT Sigmantara Alfindo
(memiliki 54,02% saham AMRT), sedangkan Induk usaha terakhir
AMRT adalah PT Cipta Selaras Agung, yang didirikan di Indonesia.
Saat ini, AMRT memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI), yakni Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI),
dimana 86,72 % saham MIDI dimiliki oleh AMRT.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan AMRT meliputi usaha dalam bidang perdagangan eceran
untuk produk konsumen.
Kegiatan usaha AMRT dimulai pada tahun 1989 bergerak dalam
bidang perdagangan terutama rokok. Sejak tahun 2002, AMRT
bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan eceran untuk produk
konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan
nama Alfamart yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta,
Cileungsi, Tangerang, Cikarang, Bandung, Sidoarjo, Cirebon,
Cilacap, Semarang, Lampung, Malang, Bali, Klaten, Makassar,
Balaraja, Palembang, Bogor, Jember, Medan, Banjarmasin, Jambi,
Pekanbaru, Lombok dan Pontianak.
Saat ini, Perusahaan memiliki 8.557 jaringan minimarket yang
terdiri dari minimarket milik sendiri sebanyak 6.700 unit dan
minimarket bentuk kerjasama waralaba sebanyak 2.787.
Pada tanggal 31 Desember 2008, AMRT memperoleh
pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran
77
Universitas MH. Thamrin
Umum Perdana Saham AMRT kepada masyarakat sebanyak
343.177.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan
Harga Penawaran Perdana sebesar Rp395,- per saham. Pada tanggal
15 Januari 2009, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa
Efek Indonesia.
i. PT Jaya Real Property Tbk
PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) didirikan tanggal 25 Mei
1979 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1980.
Kantor pusat JRPT terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1,
Boulevard Bintaro Jaya Tangerang – 15227, Banten dan proyek
berlokasi di Jakarta dan Tangerang.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham JRPT
adalah PT Pembangunan Jaya (63,59%) dan Citiview Properties
Limited, Hongkong (12,36%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan JRPT pengembangan kota (urban development) yang
meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri,
pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa
pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak
langsung melalui anak usaha maupun patungan dengan pihak-pihak
lain.
Saat ini kegiatan JRPT terutama adalah pembangunan
perumahan dan pengelolaan usaha properti, meliputi pembebasan
78
Universitas MH. Thamrin
tanah, pengembang real estat, persewaan pusat perbelanjaan dengan
proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza
Bintaro Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen
Jaya, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar
Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan investasi
pada anak usaha dan asosiasi.
Pada tanggal 02 Juni 1994, JRPT memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham JRPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak
35.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Juni 1994.
j. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk / (Telkom)
(TLKM) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en
Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun 1991,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom
diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Kantor
pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa
telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya
perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
79
Universitas MH. Thamrin
yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM
menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) Usaha Utama:
Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan atau menjual, menyewakan, dan
memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika (b) Usaha
Penunjang: 1). Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan
pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
2). Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi
sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang antara lain meliputi
pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem
informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, dan fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan.
Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum perdana
(Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang terdiri
dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna
yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada
tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Telkom
yang terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000
saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di
Bursa Efek Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New
York (“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000
saham Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary
80
Universitas MH. Thamrin
Shares (“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing
ADS mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.
Telkom hanya menerbitkan 1 saham Seri A Dwiwarna yang
dimiliki oleh Pemerintah dan tidak dapat dialihkan kepada siapapun,
dan mempunyai hak veto dalam RUPS Telkom berkaitan dengan
pengangkatan dan penggantian Dewan Komisaris dan Direksi,
penerbitan saham baru, serta perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
2. Deskripsi Statistik
Uji deskripsi statistik dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam
deskripsi statistik ditunjukkan angka minimum, maksismum, rata-rata
dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Analisis deskripsi statistik untuk variabel harga saham, abnormal
return, dan harga saham sebelum dan sesudah tanggal pengumuman
pemecahan saham disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.
81
Universitas MH. Thamrin
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik
n Minimum Maximum Mean
Standar
Deviation
Harga Sebelum 10 2.100 28.000 9.423,83 7621,705582
Harga Sesudah 10 630 7.950 2.469,33 2201,310262
TVA Sebelum 10 0,0000 0,0149 0,00304 0,002165162
TVA Sesudah 10 0,0000 0,0059 0,00098 0,000865561
AAR Sebelum 10 -0,0073 0,0099 0,00132 0,005277359
AAR Sesudah 10 -0,0169 0,0085 -0,00362 0,008383693
Sumber : Data yang diolah, 2015
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa :
1. Pada variabel harga saham, nilai harga saham terendah pada
periode sebelum peristiwa adalah sebesar Rp. 2100, dan
maksimum adalah sebesar Rp. 28000, mean sebesar 9423,83
dengan standar deviasi sebesar 7621,705. Sedangkan pada
periode setelah peristiwa, dapat diketahui nilai minimum harga
saham adalah sebesar Rp 630, dan maksimum adalah sebesar
Rp. 7950, mean sebesar 2469,33, dengan standar deviasi
sebesar 2201,31. Rata-rata harga saham sebelum peristiwa
yang lebih kecil dibandingkan standar deviasinya
menunjukkan bahwa terjadi penyimpangan dari nilai rata-
ratanya. Sedang rata-rata harga saham sesudah peristiwa yang
lebih besar dari standar deviasinya menunjukkan semakin kecil
82
Universitas MH. Thamrin
penyimpangan terhadap rata-ratanya, atau dapat dikatakan
telah terdistribusi dengan baik.
2. Pada variabel TVA, nilai minimum pada periode sebelum
peristiwa adalah sebesar 0, dan maksimum adalah sebsar
0,0149, mean sebesar 0,0030 dengan standar deviasi sebesar
0,0021. Sedangkan pada periode setelah peristiwa, dapat
diketahui nilai minimum TVA adalah sebesar 0, dan
maksimum adalah sebesar 0,0059, mean sebesar 0,0010
dengan standar deviasi sebesar 0,00086. Rata-rata variabel
TVA, baik sebelum dan sesudah peristiwa, yang lebih besar
daripada standar deviasinya menunjukkan semakin kecil
penyimpangan nilai terhadap rata-ratanya, atau dapat dikatakan
telah terdistribusi dengan baik.
3. Pada variabel AAR, nilai minimum AAR pada periode
sebelum peristiwa adalah sebesar -0,0073, dan maksimum
adalah sebesar 0,0099, mean sebesar 0,0013 dengan standar
deviasi sebesar 0,00527. Sedangkan pada periode setelah
peristiwa, dapat diketahui nilai minimum AAR adalah sebesar
-0,0169, dan maksimum adalah sebesar 0,0085, mean sebesar -
0,0036 dengan standar deviasi sebesar 0,0083. Analisis pada
variabel AAR juga menunjukkan terdapatnya penyimpangan
terhadap rata-rata, sebab nilai dari standar deviasi lebih besar
daripada rata-ratanya.
83
Universitas MH. Thamrin
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan analisis data
yang diperoleh dari data mentah (raw data) yang diperoleh dari pengumpulan
data. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari masing-
masing variabel pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, yang mana
periodenya adalah sepuluh hari sebelum peristiwa dan sepuluh hari sesudah
peristiwa.
1. Pengujian Normalitas Data
Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan
adalah melakukan screening terhadap data yang akan diolah. Karena
penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda untuk sampel yang
berhubungan (paired samples t test) untuk pengujian hipotesis, maka
asumsi yang dipergunakan adalah data terdistribusi secara normal. Untuk
mendeteksi normalitas data dari masing-masing variabel, dipergunakan
uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov test).
Langkah awal untuk melakukan uji ini adalah terlebih dahulu
menentukan hipotesanya, sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 atau Ha : Data tidak berdistribusi normal
Jika hasil pengolahan data menghasilkan probabilitas signifikansi
dibawah 5% (0,05) berarti H0 ditolak atau data dari variabel tersebut
tidak berdistribusi secara normal
84
Universitas MH. Thamrin
a. Pengujian Normalitas Data Variabel Harga Saham
Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data pada variabel
harga saham :
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Stock Split
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Harga Sebelum ,234 10 ,127 ,812 10 ,020
Harga Sesudah ,231 10 ,138 ,813 10 ,021
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015
Tabel 4.3 menujukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah
0,138 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.
Hasil ini berarti menunjukkan bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan
data telah terdistribusi dengan normal.
b. Pengujian Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity
Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data pada variabel
TVA :
85
Universitas MH. Thamrin
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Variabel Trading Volume Activity Sebelum
dan Sesudah Pengumuman Stock Split
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TVA Sebelum ,155 10 ,200* ,947 10 ,634
TVA Sesudah ,173 10 ,200* ,897 10 ,204
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat signifikasinya adalah
0,200 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.
Hasil ini berarti bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan data telah
terdistribusi dengan normal.
c. Pengujian Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return
Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan hasil pengujian normalitas
data pada variabel Average Abnormal Return :
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Variabel Average Abnormal Return Sebelum
dan Sesudah Pengumuman Stock Split
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AAR Sebelum ,162 10 ,200* ,956 10 ,742
AAR Sesudah ,120 10 ,200* ,960 10 ,782
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015
86
Universitas MH. Thamrin
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah
0,200 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.
Hasil ini berarti bahwa H0 ditolak atau dapat diartikan data
terdistribusi dengan normal
2. Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian, ditentukan terlebih dahulu hipotesis
sebagai berikut :
H0 : μ1 = μ2
H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2
Ho diterima jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05), sedangkan
H0 ditolak atau H1 atau Ha diterima jika sig. < dari tingkat signifikansi α
(0,05).
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah pemecahan saham. Untuk menguji hipotesis
ini, data yang digunakan adalah rata-rata harga saham sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
Perhitungan rata-rata harga saham sebelum pengumuman
pemecahan saham diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham
seluruh sampel sebelum peristiwa seluruh sampel sebelum peristiwa
(tanggal pengumuman pemecahan saham) t-10 sampai dengan t-1
dibagi n, sedangkan rata-rata harga saham sesudah pengumuman
87
Universitas MH. Thamrin
pemecahan saham diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham
seluruh sampel pada t+1 hingga t+10 dibagi n..
Setelah diketahui rata-rata harga saham pada periode sebelum
dan sesudah pengumuman pemecahan saham, selanjutnya dilakukan
uji sampel berpasangan dan hasilnya dapat dilihat.
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split
Sumber : hasil pengujian peneliti, 2015
Dari hasil pengujian perbandingan harga saham pada periode
sebelum dan sesudah peristiwa (pengumuman pemecahan saham),
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,227 dan signifikansi sebesar 0,010.
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sig. 0,01 < dari tingkat
signifikansi 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau
dapat diartikan terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada
periode sebelum dan sesudah peristiwa, dengan demikian hipotesis
pertama diterima.
Paired Samples Test
t df
Sig.
(2-
tailed)
Pair
1
Harga Sebelum -
Harga Sesudah 3,227 9 ,010
88
Universitas MH. Thamrin
Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara harga saham
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham menunjukkan
bahwa peristiwa pemecahan saham membuat harga saham
mengalami pergeseran ke kisaran harga yang lebih likuid.
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan volume
perdagangan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah
pemecahan saham. Volume perdagangan diproksi pada Trading
Volume Activity (TVA). Perhitungan TVA diperoleh dari jumlah
saham yang diperdagangkan pada saat t dibagi dengan jumlah saham
yang beredar pada saat t.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata volume perdagangan (TVA) baik sebelum peristiwa
stock split maupun sesudah peristiwa stock split dapat dilihat pada
tabel 4.7.
89
Universitas MH. Thamrin
Tabel 4.7
Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split
No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 BBRI 0,00454 0,00205
2 ACES 0,00281 0,00054
3 KLBF 0,00517 0,00060
4 INDS 0,00300 0,00114
5 IMAS 0,00157 0,00147
6 SMRA 0,00499 0,00196
7 TOWR 0,00073 0,00001
8 AMRT 0,00117 0,00001
9 JRPT 0,00006 0,00001
10 TLKM 0,00645 0,00134
Sumber : data yang diolah, 2015
Hasil perhitungan volume perdagangan (TVA) yang tertera
dalam lampiran juga dapat dilihat dalam penyajian grafik di bawah
ini:
Gambar 4.1
Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Pada Periode Peristiwa
Stock Split
0,002200,002590,002320,00217
0,00273
0,003860,00429
0,002450,00291
0,00496
00,000660,000730,00070
0,001160,000550,000840,000880,000930,00107
0,00161
H-10 H-
9H-
8H-
7H-
6H-
5H-
4H-
3H-
2H-
1 HH+
1H+
2H+
3H+
4H+
5H+
6H+
7H+
8H+
9H+
10
TVaa
Hari ke Series1
90
Universitas MH. Thamrin
Berdasarkan gambar 4.1. dapat dilihat bahwa aktivitas volume
perdagangan pada hari ke-sepuluh setelah peristiwa mencapai titik
tertinggi dengan angka 0,00161. Sedangkan periode sebelum
kejadian puncak tertinggi aktivitas perdagangan mencapai 0,00496
pada hari pertama. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata volume
perdagangan saham sebelum peristiwa berada diatas rata-rata setelah
peristiwa, yang berarti peristiwa pemecahan saham (stock split) tidak
mempunyai pengaruh terhadap aktivitas perdagangan saham di
Bursa Efek Indonesia.
Setelah diketahui rata-rata harga TVA pada periode sebelum dan
sesuadah pengumuman pemecahan saham, selanjutnya dilakukan uji
sampel berpasangan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA)
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split
Sumber: hasil pengujian peneliti, 2015
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji beda rata-rata TVA sebelum
dan sesudah peristiwa. Tabel tersebut menunjukkan t hitung sebesar
Paired Samples Test
t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
TVA Sebelum -
TVA Sesudah 3,882 9 ,004
91
Universitas MH. Thamrin
3,882 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil
dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak atau terdapat perbedaan volume perdagangan yang
signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga
hipotesis kedua diterima.
c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat perbedaan
abnormal return saham yang signifikan pada periode sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata Abnormal Return (ARit) baik sebelum peristiwa stock
split maupun sesudah stock split dapat dilihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
Rata-Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split
No. Emiten Sebelum Sesudah 1 BBRI -,00617 0,00797
2 ACES ,00473 -0,00203
3 KLBF ,00994 0,00851
4 INDS ,00019 -0,00775
5 IMAS -,00054 -0,01693
6 SMRA -,00728 -0,01345
7 TOWR ,00055 0,00231
8 AMRT ,00451 -0,00159
9 JRPT ,00569 -0,00705
10 TLKM ,00158 -0,00617 Sumber : data yang diolah
92
Universitas MH. Thamrin
Setelah mengetahui terdapatnya abnormal return yang
distandarisasi pada perusahaan yang tercatat dalam BEI tersebut,
selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan dan hasilnya dapat
dlihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik Rata-Rata Abnormal Return
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split
Paired Samples Test
t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
AAR Sebelum -
AAR Sesudah 1,858 9 ,096
Sumber: hasil pengujian peneliti, 2015
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji beda AAR sebelum dan
sesudah peristiwa. Dari tabel tersebut diperoleh t-hitung sebesar
1.858 dan nilai sifnifikansi sebesar 0,096 yang berarti lebih besar
dari tingkat signifikansi 0,05 (H0 diterima). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan AAR yang signifikan
pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis
ketiga ditolak.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis 1
Dari pengujian terhadap hipotesis satu, secara statistik diperoleh
kesimpulan bahwa perbedaan nilai rata-rata harga saham sebelum
pengumuman pemecahan saham adalah signifikan. Rata-rata harga
93
Universitas MH. Thamrin
sebelum peristiwa adalah sebesar 9.423,83 dan setelah peristiwa adalah
sebesar 2.469,33.
Dari segi teoritis, yang ditinjau dari trading range theory, yang
menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham, harga saham
yang terlalu tinggi (overprice), yang menyebabkan saham tersebut
menjadi kurang aktif diperdagangkan akan menjadi lebih likuid setelah
pengumuman pemecahan saham sehingga akan semakin banyak investor
yang mampu bertransaksi, telah terbukti.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), Menendez dan
Gomez (2003), Leung, et al (2005) dan Wang, et al (2000) yang
membuktikan terjadinya perbedaan harga saham yang signifikan pada
periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Tetapi penelitian ini
tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Michael
Hendrawijaya Djajasaputra (2009) dan Diky Irmansyah (2003) yang
membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan harga saham yang
signifikan sebelum dan sesudah pemecahan saham.
2. Hipotesis 2
Hasil pengujian hipotesis dua membuktikan bahwa secara statistik
terdapat perbedaan yang signifikan yang signifikan antara TVA sebelum
dan sesudah peristiwa, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan TVA yang signifikan pada periode sebelum dan
sesudah pemecahan saham terbukti. Berdasarkan nilai rata-rata, TVA
94
Universitas MH. Thamrin
sebelum pengumuman pemecahan saham adalah sebesar 0,00304 dan
TVA setelah pengumuman pemecahan saham adalah sebesar 0,00098.
Dari segi teoritis, yaitu ditinjau dari trading range theory, yang
menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham, saham akan
menjadi lebih likuid setelah pengumuman saham sehingga akan semakin
banyak investor yang mampu bertransaksi atau terjadi peningkatan
volume perdagangan (yang diproksi pada TVA) tidak terbukti. Meskipun
hasil penelitian membuktikan bahwa peristiwa pemecahan saham
mengakibatkan perbedaan TVA yang signifikan, namun TVA cenderung
menurun pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan
saham. Menurunnya TVA setelah pengumuman pemecahan saham
merefleksikan bahwa investor di Indonesia masih belum mengantisipasi
secara cepat informasi yang diterimanya di pasar modal atau investor
baru menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlah good
news. Adanya kenaikan tepat pada H-1 stock split menandakan bahwa
ada tindakan berjaga-jaga dari para investor untuk menghadapi
pergerakan saham setelah stock split. Selanjutnya, para investor lebih
memilih untuk wait and see terlebih dahulu hingga ada permintaan dan
harga mulai stabil, sehingga terjadi perbedaan menurun volume yang
signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham
Studi terdahulu yang mendukung hasil penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan olah Copeland (1979). Menurut penelitiannya
tersebut disimpulkan bahwa volume perdagangan setelah split memiliki
95
Universitas MH. Thamrin
rata-rata lebih kecil dan signifikan, menunjukkan terjadinya penurunan
likuiditas saham.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Paramita Oktaviana (2013) dan Wang, et al (2000) yang
membuktikan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham
yang signifikan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Namun
penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999), Menendez dan Gomez (2003),
dan Farinha dan Basilio (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
3. Hipotesis 3
Dari pengujian hipotesis tiga, secara statistik tidak ditemukan adanya
perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah
peristiwa, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
abnormal return yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah
pemecahan saham ditolak.
Berdasarkan nilai rata-rata, abnormal return sebelum pengumuman
pemecahan saham adalah sebesar 0,00132 dan abnormal return setelah
pengumuman pemecahan saham adalah sebesar -0,00362. Hasil tersebut
membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang
signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham.
96
Universitas MH. Thamrin
Dari segi teoritis, yaitu ditinjau dari signalling theory, yang
menyatakan bahwa signalling theory berkaitan dengan terdapatnya
asimetri informasi antara manajer dan investor, dimana manajer dapat
menggunakan pemecahan saham untuk memberikan sinyal positif kepada
pasar tentang ekspektasinya di masa depan. Brennan dan Hughes, 1991
dalam Sri Fatmawati, et al, (1999) berasumsi bahwa investor hanya akan
berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan pasti segala
sesuatunya (know about). Aktifitas pemecahan saham yang dilakukan
oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal
bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di
sekitar pengumuman split.
Melalui penelitian ini, diperoleh hasil yang berbeda, yaitu rata-rata
abnormal return tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada
periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Hal ini
berarti bahwa investor tidak mengantisipasi adanya informasi baru yang
dipublikasikan ke pasar, atau investor menganggap bahwa peristiwa
pemecahan saham bukanlah good news, sehingga tidak mengubah
preferensi investor terhadap keputusan investasinya.
Tidak adanya perbedaan abnormal return yang signifikan akibat
suatu peristiwa seperti yang dihasilkan dalam penelitian ini, mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang,et al (2000) dengan
metode return rata-rata dan Sri Dewi Ari Ambarwati dan Damas (2007)
juga Michael Hendrawijaya (2009) yang menyimpulkan bahwa aktivitas
97
Universitas MH. Thamrin
stock split tidak mempengaruhi abnormal return. Namun tidak
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leung, et al
(2005) dan Farinha dan Basilio (2006) yang menyatakan terdapat
abnormal return yang sangat signifikan pada saat pengumuman dan
periode setelah pengumuman.
98 Universitas MH. Thamrin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah pemecahan saham konsisten
dengan trading range theory, yaitu menyebabkan harga saham mengalami
perubahan yang signifikan setelah pemecahan saham, sehingga saham
membawa kandungan informasi berupa keuntungan di masa yang akan datang
(yang diproksi pada abnormal return).
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata harga saham selama periode
peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata harga saham
yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman
pemecahan saham. Bisa dilihat pada nilai sig 0,01 yang lebih kecil
daripada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada peristiwa pemecahan saham di indonesia, trading range
theory yang menyatakan bahwa setelah pengumuman pemecahan saham,
harga saham berubah secara signifikan, yaitu berada pada optimal
trading range, terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa peristiwa
pemecahan saham mengakibatkan harga saham berubah secara
signifikan.
2. Dari hasil uji beda terhadap rata-rata Trading Volume Activity pada
periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, secara
statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
99
Universitas MH. Thamrin
TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham. Bisa dilihat dari nilai sig
0,04 yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil ini
bertolak dari trading range theory yang menyatakan bahwa peristiwa
pemecahan saham akan menyebabkan meningkatnya volume
perdagangan atau meningkatnya likuiditas akibat harga yang lebih
menarik bagi investor. Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa
pemecahan saham tidak dianggap good news oleh para calon investor.
Sedangkan para pemegang saham lama lebih memilih untuk wait and see
terlebih dahulu dan mulai bertransaksi kembali ketika sudah mulai ada
permintaan dan harga mulai stabil.
3. Dari hasil uji beda terhadap rata-rata abnormal return pada periode
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham, tidak ditemukan
adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan
sesudah peristiwa. Bisa dilihat dari nilai sig 0,96 yang lebih besar dari
tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil penelitian berbeda dengan
signalling theory yang menyatakan bahwa manajer memiliki informasi
yang baik mengenai kondisi perusahaan, dimana hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman
split. Hasil yang bertolak dari signalling theory ini membuktikan bahwa
peristiwa pemecahan saham tidak mengakibatkan adanya abnormal
return yang signifikan setelah pengumuman pemecahan saham.
B. Keterbatasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efek
pemecahan saham terhadap harga saham, volume perdagangan saham, dan
100
Universitas MH. Thamrin
abnormal return. Meskipun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa
keterbatasan, antara lain :
1. Penentuan sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
hanya perusahaan yang termasuk dalam perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia.
2. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif
singkat yaitu hanya 20 hari.
3. Penghitungan abnormal return dengan menggunakan Market
Adjusted Model.
4. Jumlah sampel yang terbatas, yaitu 10 perusahaan, belum dapat
menggeneralisasi hasil penelitian.
5. Variabel yang diteliti masih terbatas, yaitu hanya harga saham,
volume perdagangan saham, dan abnormal return.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada, terdapat
beberapa saran agar penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pemecahan
saham lebih sempurna. Adapun saran-saran tersebut adalah :
1. Bagi para pemegang saham perusahaan yang terdaftar dalam saham-
saham yang terdaftar di BEI agar tidak perlu khawatir terhadap
informasi pengumuman stocksplit karena peristiwa tersebut tidak
berpengaruh terhadap abnormal return.
2. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
sejenis agar menggunakan sampel yang lebih besar, sehingga
101
Universitas MH. Thamrin
diharapkan dapat mewakili masing-masing jenis industri secara
proporsional.
b. Periode pengamatan yang lebih lama dengan harapan hasil
penelitian menjadi lebih akurat.
c. Metode untuk mencari abnormal return dalam penelitian ini
menggunakan market adjusted model yang mungkin saja kurang
akurat untuk menaksir abnormal return yang sesungguhnya.
Oleh karena itu dapat digunakan metode selain market adjusted
model (dapat digunakan mean-adjusted model atau market
model) pada penelitian selanjutnya.
d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti sebab
terjadinya anomali penurunan volume perdagangan saham
setelah peristiwa pemecahan saham.
102 Universitas MH. Thamrin
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri Dewi Ari dan Damas. 2007. Analisis Dampak Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Karisma. Vol. 1 (3), Hal. 251-264
Asquith, Paul, et al. 1989. Earning and Stock splits. The Accounting Review: 387-403
Bhattacharya, Upal and Amy Dittmar. 2001. Costless Versus Costly Signalling : Theory and Evidence from Share Repurchase.
Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance Theory and Practice. New York
Farinha, Jorge and Nuno Filipe Basilio. 2006. Stock splits : Real Effects or Just a Question of Maths? An Empirical Analysis of the Portuguese Case. Centro de Estudos de Economia Industrial, do Trabalho e da Empresa. pp. 1-61
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE
Hendrawaty, Ernie. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol. III, No. 2, Hal. 205-223
Hendrawijaya, Michael, DJ. 2009. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham. Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/07/corporate-action.html (diakses pada 9 Oktober 2014, 09.11 WIB)
Http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html (diakses pada 16 Februari 2015, 20.00 WIB)
Ikenberry, David L, et al. 1996. What do Stock Splits Really Signal?. Journal of Financial And Quantitative Analysis. Pp. 357-375
Khomsiyah dan Sulistyo. 2001. Kinerja Keunagan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Seminar Nasional Akuntansi III. Hal. 751-769
Leung, Tak Yan, et al. 2005. Do Stock Splits Really Signal?. pp. 1-33
Marwata. 2000. Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 4, No.2, Hal. 151-164
Menendez, Susana and Silvia Gomez – Anson. 2003. Stock Split : Motivations and Valuation Effects in the Spanish Market. Investigaciones Economicas. Pp. 459-490
103
Universitas MH. Thamrin
Pertiwi, Laksmi. 2006. Analisis Dampak Stock Split Terhadap Risiko Sistematis dan Abnormal Return. Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Purnamasari, A.A. Sagung Intan. 2013. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Perdagangan Saham di BEI 2007-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2
Sakti, Paramita Oktaviana. 2013. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh. Diponegoro Journal of Management, Volume 2, No.3, Hal. 1-13
Scott, David F. Jr, John D Martin, J. William Petty, Arthur J. Keown. 1999. Basic Financial Management, Prentice Hall International, New Jersey
Sri Fatmawati dan Marwan Asri. 1999. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid Ask Spread di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. XIV, No. 4, Hal. 93-110
Sutrisno, Wang. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.II, No. 2, Hal. 1-13
Weston, J. Fred and Eugene F. Brigham. 1996. Essential of Managerial Finance. Florida
Winarso, Beni Suhendra. 2005. Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan yang Melakukan Stock Split Dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split: Pengujian The Signalling Hypothesis. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 16 No.3
Lampiran A
Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split
Kode Perusahaan Split Ratio
Tanggal / Publikasi
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1:2 11 Januari 2011
ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1:10 2 November 2012
KLBF Kalbe Farma Tbk 1:5 8 Oktober 2012
INDS Indospring Tbk 5:7 19 Juni 2012
IMAS Indomobil Sukses International Tbk 1:2 7 Juni 2012
SMRA Summarecon Agung Tbk 1:2 27 Juni 2013
TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1:10 22 Juli 2013
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 1:10 29 Juli 2013
JRPT Jaya Real Properti Tbk 1:5 1 Agustus 2013
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 1:5 28 Agustus 2013
Lampiran B
Hasil Uji TVA Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham
Hasil Uji Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham
0,0021971290,002591221
0,0023171860,002174793
0,00272851
0,0038621020,004290533
0,0024458180,002911303
0,004958258
0
0,0006575420,0007291960,0007029210,001156838
0,0005529570,0008381430,0008823220,0009279470,001071503
0,001611435
H-10 H-
9H-
8H-
7H-
6H-
5H-
4H-
3H-
2H-
1 HH+
1H+
2H+
3H+
4H+
5H+
6H+
7H+
8H+
9H+
10
TVaa
Hari ke Series1
0,004020,000930,00093-0,00591-0,006170,002830,00316-0,001720,005430,00733
-0,68308
-0,006830,00679-0,00434-0,00576-0,018100,01221-0,00486-0,001480,00186-0,01569
-0,800
-0,700
-0,600
-0,500
-0,400
-0,300
-0,200
-0,100
0,000
0,100
H-10 H-
9H-
8H-
7H-
6H-
5H-
4H-
3H-
2H-
1 0H+
1H+
2H+
3H+
4H+
5H+
6H+
7H+
8H+
9H+
10
ARit
Hari Ke
Lampiran C Perhitungan Harga Saham
No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 0 1 BBRI 10200 10600 10600 10500 10350 10300 10600 10350 9800 9300 10260 4800 2 ACES 6650 6650 6700 6600 6700 6900 7000 6950 6900 7000 6805 720 3 KLBF 4250 4275 4275 4300 4700 4550 4575 4575 4700 4800 4500 950 4 INDS 4122 4269 4084 4048 3974 4048 4122 4048 4048 4195 4096 3073 5 IMAS 16700 16250 17450 17750 16950 16050 15950 15050 15000 16000 16315 7750 6 SMRA 2400 2500 2450 2450 2400 2275 2175 2100 2275 2300 2333 1200 7 TOWR 27000 27000 27950 28000 27000 28000 28000 28000 28000 27850 27680 2900 8 AMRT 6300 6300 6300 6500 6300 6200 6300 6300 6350 6350 6320 650 9 JRPT 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 4950 4950 4990 990 10 TLKM 11900 11950 11350 10600 10400 10950 10650 10750 10650 10100 10930 2150 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah
1 BBRI 5000 5100 5150 5050 5000 4800 4775 4700 4875 5150 4960 2 ACES 740 740 760 720 710 710 700 720 710 700 721 3 KLBF 960 980 980 970 980 970 990 980 1000 1050 986 4 INDS 3018 2944 2815 2778 2815 2962 2981 2999 2999 2926 2924 5 IMAS 7550 7950 7800 7800 7400 7250 7350 7050 7150 6600 7390 6 SMRA 1290 1280 1190 1120 1100 1120 990 1000 1010 1020 1112 7 TOWR 2775 2800 2825 2975 2825 2975 2850 2875 2900 2900 2870 8 AMRT 640 640 650 650 640 720 690 690 660 630 661 9 JRPT 980 980 1000 1000 950 940 940 880 880 830 938 10 TLKM 2225 2200 2150 2200 2100 2000 1990 2075 2200 2175 2132
Lampiran D
Perhitungan Trading Volume Activity
No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 1 BBRI 0,00067 0,00138 0,00169 0,00188 0,00207 0,00546 0,00390 0,00354 0,00990 0,01488 0,00454 2 ACES 0,00204 0,00300 0,00272 0,00272 0,00071 0,00315 0,00266 0,00140 0,00249 0,00721 0,00281 3 KLBF 0,00287 0,00383 0,00438 0,00476 0,00741 0,01061 0,00512 0,00304 0,00497 0,00473 0,00517 4 INDS 0,00442 0,00117 0,00159 0,00136 0,00106 0,00296 0,00324 0,00357 0,00110 0,00952 0,00300 5 IMAS 0,00109 0,00279 0,00102 0,00017 0,00100 0,00204 0,00171 0,00182 0,00165 0,00237 0,00157 6 SMRA 0,00653 0,00596 0,00470 0,00432 0,00266 0,00430 0,00800 0,00548 0,00387 0,00405 0,00499 7 TOWR 0,00098 0,00270 0,00002 0,00003 0,00089 0,00000 0,00037 0,00107 0,00107 0,00012 0,00073 8 AMRT 0,00034 0,00011 0,00017 0,00002 0,00006 0,00001 0,01067 0,00035 0,00000 0,00001 0,00117 9 JRPT 0,00007 0,00003 0,00003 0,00003 0,00005 0,00005 0,00001 0,00000 0,00001 0,00031 0,00006 10 TLKM 0,00295 0,00495 0,00686 0,00646 0,01136 0,01003 0,00722 0,00420 0,00405 0,00638 0,00645 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah 1 BBRI 0,00218 0,00255 0,00156 0,00187 0,00103 0,00232 0,00105 0,00273 0,00183 0,00341 0,00205 2 ACES 0,00074 0,00023 0,00028 0,00113 0,00074 0,00074 0,00047 0,00033 0,00026 0,00046 0,00054 3 KLBF 0,00065 0,00126 0,00056 0,00048 0,00040 0,00033 0,00051 0,00048 0,00050 0,00085 0,00060 4 INDS 0,00031 0,00011 0,00151 0,00398 0,00065 0,00163 0,00221 0,00063 0,00005 0,00034 0,00114 5 IMAS 0,00049 0,00121 0,00130 0,00112 0,00078 0,00131 0,00065 0,00227 0,00255 0,00297 0,00147 6 SMRA 0,00111 0,00080 0,00114 0,00246 0,00083 0,00056 0,00192 0,00152 0,00334 0,00590 0,00196 7 TOWR 0,00005 0,00000 0,00001 0,00002 0,00000 0,00001 0,00002 0,00000 0,00001 0,00002 0,00001 8 AMRT 0,00000 0,00000 0,00001 0,00000 0,00003 0,00001 0,00001 0,00000 0,00001 0,00002 0,00001 9 JRPT 0,00000 0,00004 0,00001 0,00000 0,00000 0,00000 0,00002 0,00000 0,00000 0,00001 0,00001 10 TLKM 0,00105 0,00109 0,00063 0,00050 0,00106 0,00146 0,00196 0,00131 0,00217 0,00214 0,00134
Lampiran E
Perhitungan Return Sesungguhnya (Rit)
No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 BBRI -0,00971 0,03922 0,00000 -0,00943 -0,01429 -0,00483 0,02913 -0,02358 -0,05314 -0,05102 -0,48387 2 ACES 0,00000 0,00000 0,00752 -0,01493 0,01515 0,02985 0,01449 -0,00714 -0,00719 0,01449 -0,89714 3 KLBF -0,01163 0,00588 0,00000 0,00585 0,09302 -0,03191 0,00549 0,00000 0,02732 0,02128 -0,80208 4 INDS 0,03703 0,03571 -0,04319 -0,00891 -0,01818 0,01851 0,01818 -0,01786 0,00000 0,03637 -0,26755 5 IMAS -0,00595 -0,02695 0,07385 0,01719 -0,04507 -0,05310 -0,00623 -0,05643 -0,00332 0,06667 -0,51563 6 SMRA -0,05882 0,04167 -0,02000 0,00000 -0,02041 -0,05208 -0,04396 -0,03448 0,08333 0,01099 -0,47826 7 TOWR 0,00000 0,00000 0,03519 0,00179 -0,03571 0,03704 0,00000 0,00000 0,00000 -0,00536 -0,89587 8 AMRT 0,00000 0,00000 0,00000 0,03175 -0,03077 -0,01587 0,01613 0,00000 0,00794 0,00000 -0,89764 9 JRPT 0,05263 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 -0,01000 0,00000 -0,80000 10 TLKM 0,01709 0,00420 -0,05021 -0,06608 -0,01887 0,05288 -0,02740 0,00939 -0,00930 -0,05164 -0,78713 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Average 1 BBRI 0,04167 0,02000 0,00980 -0,01942 -0,00990 -0,04000 -0,00521 -0,01571 0,03723 0,05641 -0,02413 2 ACES 0,02778 0,00000 0,02703 -0,05263 -0,01389 0,00000 -0,01408 0,02857 -0,01389 -0,01408 -0,04143 3 KLBF 0,01053 0,02083 0,00000 -0,01020 0,01031 -0,01020 0,02062 -0,01010 0,02041 0,05000 -0,02784 4 INDS -0,01796 -0,02439 -0,04375 -0,01307 0,01325 0,05229 0,00621 0,00617 0,00000 -0,02454 -0,01218 5 IMAS -0,02581 0,05298 -0,01887 0,00000 -0,05128 -0,02027 0,01379 -0,04082 0,01418 -0,07692 -0,03371 6 SMRA 0,07500 -0,00775 -0,07031 -0,05882 -0,01786 0,01818 -0,11607 0,01010 0,01000 0,00990 -0,03427 7 TOWR -0,04310 0,00901 0,00893 0,05310 -0,05042 0,05310 -0,04202 0,00877 0,00870 0,00000 -0,04080 8 AMRT -0,01538 0,00000 0,01563 0,00000 -0,01538 0,12500 -0,04167 0,00000 -0,04348 -0,04545 -0,04330 9 JRPT -0,01010 0,00000 0,02041 0,00000 -0,05000 -0,01053 0,00000 -0,06383 0,00000 -0,05682 -0,04420 10 TLKM 0,03488 -0,01124 -0,02273 0,02326 -0,04545 -0,04762 -0,00500 0,04271 0,06024 -0,01136 -0,04330
Lampiran F
Perhitngan Expected Return (ERit)
No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 BBRI 0,00380 0,00958 0,01072 0,00116 0,00648 0,00873 0,00629 -0,01254 -0,02805 -0,04211 -0,00673 2 ACES 0,00196 0,00447 -0,00590 0,00234 -0,00259 0,00121 0,00087 -0,00179 0,00767 -0,00328 -0,00343 3 KLBF -0,01030 0,00618 -0,01105 0,01073 0,00888 -0,00611 0,00480 -0,00125 0,00469 0,00933 -0,00999 4 INDS 0,01732 0,03321 -0,00020 -0,00397 0,01069 -0,00353 0,00205 -0,01783 0,00699 0,01101 0,00535 5 IMAS 0,00083 -0,02067 0,00415 0,00010 -0,00029 -0,02172 -0,00862 -0,03821 0,01732 0,03321 -0,00019 6 SMRA -0,01920 0,03323 0,00288 0,01381 -0,00698 -0,03675 -0,02476 -0,01903 -0,00239 0,03821 0,01919 7 TOWR -0,03676 -0,00673 0,01700 0,02804 0,00627 0,00057 0,00179 0,00753 0,00886 0,00084 -0,00962 8 AMRT 0,00380 0,00958 0,01072 0,00116 0,00648 0,00873 0,00629 -0,01254 -0,02805 -0,04211 -0,00673 9 JRPT 0,00886 0,00084 -0,00962 0,01885 -0,01029 -0,00932 -0,00326 -0,01683 0,00612 0,00041 0,00303 10 TLKM 0,01017 -0,00311 -0,02486 -0,05584 -0,03212 0,01041 -0,01115 -0,00038 -0,01179 -0,03709 0,01478 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Average 1 BBRI 0,02884 0,00286 0,00118 -0,00936 0,00365 -0,00405 -0,02268 -0,02159 -0,00991 0,02625 -0,00226 2 ACES 0,00081 -0,00829 0,00267 0,00834 -0,00518 0,00133 -0,00347 0,00312 0,00443 -0,00870 -0,00016 3 KLBF 0,00281 -0,00006 0,00116 0,00617 0,00049 0,00361 0,00195 0,00448 -0,00590 0,00234 0,00109 4 INDS 0,01625 -0,01068 -0,00314 -0,00821 0,00617 0,01377 -0,01202 0,01749 0,00909 0,00292 0,00442 5 IMAS -0,00398 0,01069 -0,00353 0,00205 -0,01783 0,00699 0,01101 0,00535 0,01625 -0,01068 -0,00085 6 SMRA 0,03061 -0,00860 -0,01020 -0,03205 0,00104 0,00456 -0,03676 -0,00673 0,01700 0,02804 -0,00071 7 TOWR 0,01885 -0,01029 -0,00932 -0,00326 -0,01683 0,00612 0,00041 0,00303 0,00356 -0,00927 0,00004 8 AMRT 0,02884 0,00286 0,00118 -0,00936 0,00365 -0,00405 -0,02268 -0,02159 -0,00991 0,02625 -0,00226 9 JRPT 0,00356 -0,00927 0,01188 0,01017 -0,00311 -0,02486 -0,05584 -0,03212 0,01041 -0,01115 -0,00531 10 TLKM 0,01915 0,02230 -0,02237 0,01531 -0,02175 -0,00555 0,00531 0,02920 0,03982 -0,00200 -0,00293
Lampiran G
Perhitungan Abnormal Return (ARit)
No. Emiten -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 Sebelum 0 1 BBRI -0,01351 0,02964 -0,01072 -0,01060 -0,02077 -0,01356 0,02284 -0,01104 -0,02509 -0,00891 -0,00617 -0,47714 2 ACES -0,00196 -0,00447 0,01342 -0,01726 0,01774 0,02864 0,01362 -0,00535 -0,01487 0,01777 0,00473 -0,89371 3 KLBF -0,00133 -0,00030 0,01105 -0,00488 0,08414 -0,02581 0,00070 0,00125 0,02263 0,01195 0,00994 -0,79209 4 INDS 0,01972 0,00251 -0,04300 -0,00495 -0,02886 0,02204 0,01614 -0,00003 -0,00699 0,02536 0,00019 -0,27290 5 IMAS -0,00678 -0,00628 0,06970 0,01710 -0,04478 -0,03138 0,00239 -0,01822 -0,02064 0,03346 -0,00054 -0,51543 6 SMRA -0,03962 0,00844 -0,02288 -0,01381 -0,01343 -0,01533 -0,01920 -0,01546 0,08572 -0,02722 -0,00728 -0,49745 7 TOWR 0,03676 0,00673 0,01819 -0,02625 -0,04199 0,03647 -0,00179 -0,00753 -0,00886 -0,00620 0,00055 -0,88626 8 AMRT -0,00380 -0,00958 -0,01072 0,03058 -0,03725 -0,02460 0,00984 0,01254 0,03599 0,04211 0,00451 -0,89090 9 JRPT 0,04378 -0,00084 0,00962 -0,01885 0,01029 0,00932 0,00326 0,01683 -0,01612 -0,00041 0,00569 -0,80303 10 TLKM 0,00692 0,00731 -0,02535 -0,01023 0,01325 0,04247 -0,01625 0,00977 0,00249 -0,01456 0,00158 -0,80191 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 +10 Sesudah
1 BBRI 0,01283 0,01714 0,00862 -0,01006 -0,01355 -0,03595 0,01747 0,00588 0,04714 0,03016 0,00797 2 ACES 0,02696 0,00829 0,02436 -0,06098 -0,00870 -0,00133 -0,01061 0,02545 -0,01832 -0,00539 -0,00203 3 KLBF 0,00771 0,02089 -0,00116 -0,01637 0,00982 -0,01381 0,01867 -0,01458 0,02631 0,04766 0,00851 4 INDS -0,03422 -0,01371 -0,04061 -0,00486 0,00707 0,03851 0,01823 -0,01132 -0,00909 -0,02746 -0,00775 5 IMAS -0,02183 0,04229 -0,01534 -0,00205 -0,03345 -0,02726 0,00278 -0,04617 -0,00207 -0,06625 -0,01693 6 SMRA 0,04439 0,00085 -0,06011 -0,02677 -0,01890 0,01363 -0,07932 0,01683 -0,00700 -0,01814 -0,01345 7 TOWR -0,06195 0,01930 0,01825 0,05636 -0,03359 0,04698 -0,04243 0,00574 0,00514 0,00927 0,00231 8 AMRT -0,04422 -0,00286 0,01444 0,00936 -0,01904 0,12905 -0,01898 0,02159 -0,03357 -0,07171 -0,00159 9 JRPT -0,01366 0,00927 0,00853 -0,01017 -0,04689 0,01433 0,05584 -0,03171 -0,01041 -0,04567 -0,00705 10 TLKM 0,01573 -0,03353 -0,00035 0,00795 -0,02371 -0,04207 -0,01031 0,01352 0,02042 -0,00936 -0,00617
Lampiran H
Deskripsi Statistik
Harga
Sebelum Harga
Sesudah TVA
Sebelum TVA Sesudah AAR Mean
Harga TVA Emiten Min Max Min Max Min Max Min Max Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
BBRI 9.300 10.600 4.700 5.150 0,00067 0,01488 0,00103 0,00341 -0,00617 0,00797 10.260 4.960 0,00454 0,00205
ACES 6.600 7.000 700 760 0,00071 0,00721 0,00015 0,00113 0,00473 -0,00203 6.805 721 0,00271 0,00048
KLBF 4.250 4.800 960 1.050 0,00287 0,01061 0,00033 0,00126 0,00994 0,00851 4.500 986 0,00517 0,00060
INDS 3.974 4.269 2.778 3.018 0,00106 0,00952 0,00005 0,00398 0,00019 -0,00775 4.096 2.924 0,00300 0,00114
IMAS 15.000 17.750 6.600 7.950 0,00017 0,00279 0,00049 0,00297 -0,00054 -0,01693 16.315 7.390 0,00157 0,00147
SMRA 2.100 2.500 990 1.290 0,00266 0,00800 0,00056 0,00590 -0,00728 -0,01345 2.333 1.112 0,00499 0,00196
TOWR 27.000 28.000 2.775 2.975 0,00000 0,00270 0,00000 0,00005 0,00055 0,00231 27.680 2.870 0,00073 0,00001
AMRT 6.200 6.500 630 720 0,00000 0,01067 0,00000 0,00003 0,00451 -0,00159 6.320 661 0,00117 0,00001
JRPT 4.950 5.000 830 1.000 0,00000 0,00031 0,00000 0,00004 0,00569 -0,00705 4.990 938 0,00006 0,00001
TLKM 10.100 11.950 1.990 2.225 0,00295 0,01136 0,00050 0,00217 0,00158 -0,00617 10.930 2.132 0,00645 0,00205
Average 8.947 9.837 2.295 2.614 0,00111 0,00781 0,00031 0,00209 0,00132 -0,00362 9.422,83 2.469,33 0,00304 0,00098