analisis pengaruh dana alokasi khusus (dak) masing-masing

27
KOMISI PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda M.S (Ketua Komisi) Dr. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, MSc.Agr (Anggota Komisi) Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen ANALISIS PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) MASING-MASING BIDANG TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DAN KABUPATEN LEBAK Oleh Asti Yayuk Wahyuni H051170041

Upload: khangminh22

Post on 27-Apr-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOMISI PEMBIMBING

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda M.S (Ketua Komisi)Dr. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, MSc.Agr (Anggota Komisi)

Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

ANALISIS PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) MASING-MASING BIDANG TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN

DI KABUPATEN PANDEGLANG DAN KABUPATEN LEBAK

OlehAsti Yayuk Wahyuni

H051170041

Latar Belakang

UU No. 23 Tahun

2014 Tentang

Pemerintahan

Daerah

• Pedoman Pelaksanaan Otonomi Daerah yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan

daya saing daerah

UU No. 33 Tahun 2004

tentang perimbangan

keuangan antara

pemerintah pusat dan

pemerintah daerah

• Dana perimbangan (DAU,DBH dan DAK) untuk

mengurangi ketimpangan sumber pendanaan

antara pusat dan daerah (Wardhana et. al, 2013)

DAK

•Alokasi DAK setiap tahun semakin besar

yang diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi dan mengurangi

ketimpangan pembangunan (Juanda

dan Hendra, 2017)

Perpres No 131 tahun

2015 tentang Penetapan

Daerah Tertinggal -

20,000.0

40,000.0

60,000.0

80,000.0

100,000.0

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Total DAK Fisik

Total

DAK

FisikJuta

Rp

Sumber: Kemenkeu, 2019

Lanjutan…

60

62

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

2014 2015 2016 2017 2018

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah

DI Yogyakarta Jawa Timur Banten

IPM

tahun

kinerja pembangunan manusia di Provinsi

Banten, boleh dibilang cukup baik

dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat,

Jawa Timur dan Jawa Tengah. Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Banten yang

lebih tinggi bila dibandingkan dengan 3

provinsi tersebut di Pulau Jawa. Akan tetapi

di Provinsi Banten masih terdapat 2 daerah

tertinggal selain provinsi Jawa Timur

berdasarkan Peraturan Presiden nomor 131

tahun 2015.

Rumusan Masalah

Pengalokasian

(Formula Based)

Evaluasi

Pengalokasian

(Proposal Based)

KEBIJAKAN UMUM DAK FISIK

Diharapkan akan sesuai

dengan kebutuhan dan

prioritas pembangunan di

daerah.

Lebih tepat sasaran

terutama daerah-daerah

tertinggal

Permasalahan utama:

kinerja DAK belum

optimal karena adanya

mismatch antara besaran

alokasi dengan kebutuhan

daerah (Bappenas, 2011)

EvaluasiPengalokasian

(Proposal Based)

Pengalokasian(Formula Based)

Tahun 2016

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

2014 2015 2016 2017 2018

% p

enduduk

mis

kin

Sumber: BPS Provinsi Banten 2018

Ketimpangan

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

-

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

2014 2015 2016 2017 2018

DAK Pandeglang DAK Lebak

Kemiskinan Pandeglang Kemiskinan Lebak

DA

K (

Juta

Rup

iah)

Pen

duduk M

iskin

(%

)

Sumber: DJPK Kemenkeu (2018), BPS (2018)

Lanjutan..

Sumber: Kemenkeu, 2019

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

Alokasi DAK Provinsi Banten tahun 2017-2019

2017 2018 2019

Juta

Rp Kabupaten Pandeglang dan Lebak termasuk

kabupaten yang mendapatkan alokasi DAK

yang cukup besar di Provinsi Banten. Akan

tetapi tingkat kemiskinan kabupaten

pandeglang dan Lebak dari tahun 2014-

2018 masih tertinggi di Provinsi Banten.

Kedua Kabupaten tersebut juga memiliki

nilai IPM terendah.

Bagaimana pengaruh alokasi

DAK masing-masing bidang

terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten Pandeglang dan

Lebak?

Menganalisis pengaruh alokasi DAK

masing-masing bidang terhadap

tingkat kemiskinan di Kabupaten

Pandeglang dan Lebak

RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

HIPOTESIS PENELITIAN

DAK masing-masing

bidang dan faktor lain

diduga dapat

menurunkan tingkat

kemiskinan di

Kabupaten Pandeglang

dan Kabupaten Lebak

1. DAK masing-masing bidang diduga dapat

menurunkan kemiskinan di Kabupaten

Pandeglang dan Kabupaten Lebak

2. Dana desa diduga dapat menurunkan

kemiskinan di Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Lebak

3. Kepadatan penduduk memiliki hubungan

dengan kemiskinan

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian di mulai pada bulan September - Desember 2019

Jenis dan sumber data

• Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2018 dan 2019. Unit amatan pada penelitian ini adalah kecamatan yang terdiri dari 28 kecamatan di Kabupaten Lebak dan 35 kecamatan di KabupatenPandeglang. Data dana alokasi khusus (BadanPengelolaan Keuangan dan Aset Daerah danBAPPEDA), kabupaten dan kecamatan dalam angka (BPS), Persentase penduduk miskin (Dinas Sosialdan TNP2K)

Geographical Weighted Regression (GWR)

Kemiskinanit = b0 (ui,vi) +b1 (ui,vi) X1it-1 +b2 (ui,vi) X2it-1 +b3 (ui,vi) X3it-1 +b4 (ui,vi)

X4it-1 +b5 (ui,vi) X5it-1 +b6 (ui,vi) X6it-1 +b7 (ui,vi) X7it-1 +b8 (ui,vi) X8it-1 +b9 (ui,vi) X9it-1

+b10 (ui,vi) X10it-1 +b11 (ui,vi) X11it-1 +b12 (ui,vi) X12it-1 + ɛi

Keterangan:

Kemiskinanit : Persentase penduduk miskin setiap kecamatan ke-i (%) tahun t

X1it-1 : DAK bidang pendidikan pada kecamatan ke-i tahun t-1

X2it-1 : DAK bidang kesehatan dan keluarga berencana pada kecamatan ke-i tahun t-1

X3it-1 : DAK bidang perumahan dan permukiman pada kecamatan ke-i tahun t-1

X4it-1 : DAK bidang pertanian pada kecamatan ke-I tahun t-1

X5it-1 : DAK bidang kelautan dan perikanan pada kecamatan ke-i tahun t-1

X6it-1 : DAK bidang pariwisata pada kecamatan ke-i tahun t-1

X7it-1 : DAK bidang jalan pada kecamatan ke-i tahun t-1

X8it-1 : DAK bidang air minum pada kecamatan ke-i tahun t-1

X9it-1 : DAK bidang sanitasi pada kecamatan ke-i tahun t-1

X10it-1 : DAK bidang pasar pada kecamatan ke-i tahun t-1

X11it-1 : Jumlah Dana Desa pada kecamatan ke-i tahun t-1

X12it-1 : Kepadatan penduduk pada kecamatan ke-i tahun t-1

bo : Intercept

b1.....b12 : Koefisien Peubah masing-masing lokasi ke-i

(ui,vi) : Koordinat lintang, bujur dari titik ke-i pada lokasi penelitian.

ɛi : Error,

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Pengaruh DAK Masing-masing Bidangdan Faktor Lain terhadap Kemiskinan

Nilai R2 pada pengaruh DAK

masing-masing bidang dan faktor

lain terhadap kemiskinan adalah

berkisar 0,3683-0,5583. Hal

tersebut menunjukkan keragaman

tingkat kemiskinan di Kabupaten

Pandeglang dan Kabupaten Lebak

mampu dijelaskan oleh variabel-

variabel DAK bidang pendidikan,

bidang kesehatan dan keluarga

berencana, bidang perumahan,

bidang pertanian, bidang kelautan

dan perikanan, bidang pariwisata,

bidang jalan, bidang air minum,

bidang sanitasi, bidang pasar,

serta dana desa dan kepadatan

penduduk sebesar 36,83-55,83

persen.

a. Pengaruh DAK bidang pendidikan terhadap

Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK Pendidikan, DAK bidang Pendidikan masih kurang efektif

dalam menurunkan angka kemiskinan di sebagian besar wilayah amatan (warna kuning-

merah). Akan tetapi menunjukkan kecenderungan mempengaruhi dalam menurunkan

kemiskinan di 20 kecamatan (warna hijau muda-hijau tua) serta berpengaruh signifikan pada 2

kecamatan (warna hijau tua).

Koefisien DAK Pendidikan Sebaran alokasi DAK Pendidikan

b. Pengaruh DAK Bidang Kesehatan terhadap Kemiskinan

Koefisien DAK Kesehatan Sebaran alokasi DAK Kesehatan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang kesehatan, dapat diketahui bahwa DAK bidang

kesehatan masih belum efektif dalam menurunkan kemiskinan baik di Kabupaten Pandeglang

maupun Kabupaten Lebak

c. Pengaruh DAK bidang Perumahan dan Permukiman

terhadap Kemiskinan

Koefisien DAK Perumahan dan Permukiman

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang perumahan dan permukiman dapat diketahui bahwa

alokasi DAK bidang perumahan dan permukiman menunjukkan kecenderungan dalam

menurunkan angka kemiskinan di semua wilayah amatan serta signifikan di 12 kecamatan (warna

hijau). (Azwardi, 2014; Syamsuri, 2018)

d. Pengaruh DAK bidang Pertanian terhadap kemiskinan

Koefisien DAK Pertanian Sebaran alokasi DAK Pertanian

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang pertanian, dapat diketahui bahwa DAK bidang

pertanian masih belum efektif dalam menurunkan kemiskinan baik di Kabupaten Pandeglang

maupun Kabupaten Lebak. (Krisnawati, 2018)

e. Pengaruh DAK Bidang Kelautan dan Perikananterhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang kelautan dan perikanan dapat diketahui bahwa

alokasi DAK bidang kelautan dan perikanan menunjukkan kecenderungan dalam

menurunkan angka kemiskinan di semua wilayah amatan serta signifikan di 24 kecamatan

(warna hijau muda-hijau tua). (Djata, 2018)

Koefisien DAK kelautan dan perikanan Sebaran alokasi DAK bidang Kelautan

f. Pengaruh DAK Bidang Pariwisata terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang pariwisata dapat diketahui bahwa alokasi DAK bidang

pariwisata menunjukkan kecenderungan dalam menurunkan angka kemiskinan di semua wilayah

amatan serta signifikan di 10 kecamatan (warna hijau tua). (Herawati, 2019)

Koefisien DAK Pariwisata Sebaran alokasi DAK Pariwisata

g. Pengaruh DAK Bidang Jalan terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang jalan dapat diketahui bahwa alokasi DAK bidang

jalan menunjukkan kecenderungan dalam menurunkan angka kemiskinan pada 39

kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, meskipun secara statistik

belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. (Qomariah et al., 2017; Sukanto, 2018)

Sebaran alokasi DAK JalanKoefisien DAK Jalan

h. Pengaruh DAK Bidang Air Minum terhadap Kemiskinan

Koefisien DAK Air Minum Sebaran alokasi DAK Air Minum

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang air minum dapat diketahui bahwa DAK bidang air

minum masih belum efektif dalam menurunkan angka kemiskinan di sebagian besar wilayah

Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

i. Pengaruh DAK Bidang Sanitasi terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang sanitasi dapat diketahui bahwa alokasi DAK bidang

sanitasi menunjukkan kecenderungan dalam menurunkan angka kemiskinan pada 37 kecamatan

terutama wilayah Kabupaten Pandeglang, meskipun secara statistik belum menunjukkan

pengaruh yang signifikan.(Lenz et al., 2015; Putra, 2016)

Koefisien DAK Sanitasi

j. Pengaruh DAK Bidang Pasar terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien DAK bidang pasar dapat diketahui bahwa alokasi DAK bidang

pasar menunjukkan kecenderungan dalam menurunkan angka kemiskinan di semua

wilayah amatan serta berpengaruh signifikan di 28 kecamatan.

Koefisien DAK bidang pasar

k. Pengaruh Dana Desa terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien Dana Desa dapat diketahui bahwa alokasi Dana Desa

menunjukkan kecenderungan dalam menurunkan angka kemiskinan sebagian besar

kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak (Hijau tua-kuning), meskipun

secara statistik belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. (Artino, 2017)

Koefisien Dana Desa Sebaran alokasi Dana Desa

l. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Kemiskinan

Berdasarkan nilai koefisien kepadatan penduduk, dapat diketahui bahwa kepadatan

penduduk menunjukkan semakin tinggi kepadatan penduduk, maka tingkat kemiskinan

semakin rendah. Pengaruh terbesar pada daerah berwarna hijau tua- hijau muda.

(Latuconsina, 2017)

Koefisien Kepadatan penduduk Sebaran Kepadatan penduduk

Simpulan

1. Berdasarkan hasil estimasi GWR secara spasial DAK masing-masing bidang,

dana desa dan kepadatan penduduk menunjukkan pengaruh yang berbeda di

setiap kecamatan.

2. Variabel DAK bidang perumahan dan permukiman, bidang kelautan dan

perikanan, bidang pariwisata dan bidang pasar cenderung menurunkan

kemiskinan di semua wilayah amatan.

3. Variabel bidang jalan, sanitasi dan dana desa cenderung menurunkan

kemiskinan di sebagian besar wilayah amatan.

4. Variabel DAK Variabel DAK bidang kesehatan dan keluarga berencana, DAK

bidang pertanian dan kepadatan penduduk menunjukkan kecenderungan tidak

menurunkan kemiskinan di semua wilayah amatan.

5. Variabel DAK bidang pendidikan, bidang air minum cenderung tidak

menurunkan kemiskinan di sebagian besar wilayah amatan.

Saran

Pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan terkait penanganan

kemiskinan perlu mempertimbangkan aspek wilayah sehingga mendapatkan

gambaran mengenai kemiskinan dan program atau kegiatan yang sesuai untuk

penanganan kemiskinan di tiap wilayah. Kebijakan penanganan kemiskinan di

Kabupaten Lebak dan Pandeglang lebih difokuskan pada wilayah dengan

kemiskinan yang tinggi menyesuaikan kebutuhan program tiap wilayah

sehingga akan jauh lebih tepat sasaran.

TERIMA KASIH