8. teori dasar material
TRANSCRIPT
Teori Dasar
MODUL 0
TEORI DASAR MATERIAL
Material adalah segala sesuatu yang mempunyai
massa dan menempati ruang. Berdasarkan pengertian
tersebut maka material teknik adalah material yang
digunakan untuk menyusun sebuah benda dan digunakan
untuk perekayasaan dan perancangan di bidang teknik.
A.1 Klasifikasi Material
Berdasarkan sumbernya material dibagi atas dua
macam :
1. Material Organik
Material organik adalah material yang bersumber
dari alam berupa makhluk hidup dan dapat
dimanfaatkan langsung tanpa melalui proses
tertentu. Contoh : kayu, karet alam, dan batu
bara.
2. Material Anorganik
Material anorganik adalah material yang bersumber
dari alam selain makhluk hidup dan untuk
mendapatkannya harus diproses terlebih dahulu.
Material anorganik dibedakan atas 2 macam yaitu :
A. Logam
Logam adalah material yang mempunyai daya
hantar listrik yang tinggi dengan sifat
Kelompok 16 1
Teori Dasar
konduktor yang baik dan tahan terhadap
temperatur tinggi, mempunyai titik didih
tinggi, keras, mengkilap, tidak tembus cahaya,
dan dapat dideformasi.
Logam terdiri dari :
1. Ferro
Logam ferro adalah logam dengan unsur penyusun
utamanya adalah Fe (besi). Logam ferro terbagi
menjadi :
1) Baja
Baja merupakan logam dengan unsur penyusun
utamanya adalah Fe (besi) dan C (karbon)
dengan kadar karbon antara 0,02 % sampai 2,1
%. Baja ini terdiri atas :
a) Baja Karbon (Carbon Steel), terdiri dari :
Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel),
dengan kadar karbon 0,02 % ≤ C ≤ 0,2 %.
Contoh : plat dan paku.
Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel),
dengan kadar karbon 0,2 % < C ≤ 0,5 %.
Contoh : roda gigi dan poros.
Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel),
dengan kadar karbon 0,5 % < C ≤ 2,1 %.
Contoh : spiral, dawai, dan cetakan
tempa.
Kelompok 16 2
Teori Dasar
b) Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja paduan adalah baja yang diperoleh
dari pemaduan dua unsur atau lebih untuk
mendapatkan sifat mekanik tertentu yang
diinginkan, baja paduan dibagi atas :
1. Berdasarkan paduan
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel),
kadar paduan ≤ 8%.
Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel),
kadar paduan > 8%.
Contoh : baja tahan karat (Stain Less Steel),
baja perkakas dan baja tahan gesek,
2. Berdasarkan kegunaan :
Baja tahan karat
Dengan penambahan Cr
Contoh : Stainless steel
Baja tahan aus
Dengan penambahan Mn
Contoh : Kuku eskavator
Baja tahan temperatur tinggi
Dengan penambahan Mo dan W
Contoh : Sudu turbin
Tool steel
Dengan penambahan Mo dan V
Contoh : Pahat karbida
Kelompok 16 3
Teori Dasar
2) Besi Cor (Cast Iron)
Besi cor merupakan logam dengan unsur
penyusunnya adalah Fe dan grafit yang kadar
karbonnya antara 2,1% sampai 6,67%.
Gambar A.1.1 Skema Pembentukan Besi Cor
Berdasarkan proses pembuatannya besi cor
terbagi atas :
a) Besi Cor Putih (White Cast Iron)
Besi cor putih merupakan besi cor yang
tidak mempunyai grafit dengan fasa α +
Fe3C. Didapat dengan pendinginan cepat,
sehingga banyak mengandung Fe3C. Hal ini
yang menyebabkan besi cor putih bersifat
keras dan getas dengan % Si < 1. Contoh:
roda kereta api, dan rolling mils
Kelompok 16 4
Teori Dasar
Gambar A.1.2 Besi Cor Putih
b) Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Besi cor kelabu merupakan besi cor dengan
bentuk grafit berbentuk serpihan yang
terbentuk dari Fe3C yang terurai, bersifat
mampu meredam getaran, dan mempunyai
kekuatan tekan yang tinggi. Pembentukannya
sama dengan besi cor putih, perbedaannya
terletak pada laju pendinginan.
Contoh : konstruksi mesin jahit, blok
mesin, lampu hias, dan mesin bubut.
Berdasarkan fasa terbagi dua, yaitu :
Besi Cor Kelabu Perapian Putih (Ferritic)
berfasa α.
Terbentuk dengan pendinginan lambat.
Gambar A.1.3 Besi Cor Kelabu Perapian Putih
Besi Cor Kelabu Perapian Hitam
(Pearlitic)Berfasa α + Fe3C. Terbentuk
dengan pendinginan normal
Kelompok 16 5
Teori Dasar
Gambar A.1.4 Besi Cor Kelabu Perapian Hitam
c) Besi Cor Nodular (Nodular Cast Iron)
Gambar A.1.5 Skema Pembentukan Besi Cor Nodular
Bentuk grafit bulat, pembuatan dengan cara
besi cor dipanaskan kemudian ditambah Mg
(Nokulen) dan akan terbentuk gelembung-
gelembung udara yang nantinya akan diisi
oleh karbon dan memiliki keuletan yang
tinggi. Bersifat tahan beban tarik.
Contoh: roda gigi dan katup.
Berdasarkan fasanya terbagi dua, yaitu :
Besi Cor Nodular Putih fasa α. (Ferritic)
Terbentuk dengan pendinginan secara
lambat.
Kelompok 16 6
Teori Dasar
Gambar A.1.6 Besi Cor Nodular Ferritic
Besi Cor Nodular Hitam Berfasa α +Fe3C.
(Pearlitic)
Terbentuk dengan pendinginan secara
cepat.
Gambar A.1.7 Besi Cor Nodular Pearritic
d) Besi Cor Maliabel (Melleable Cast Iron)
Besi cor yang diperoleh melalui proses
tempering yang mempunyai sifat keras dan
getas serta bentuk grafit seperti
bongkahan.
Contoh : spare part yang berukuran kecil.
Berdasarkan fasanya terbagi dua, yaitu :
Besi Cor Maliabel Putih berfasa α.
(Ferritic)
Terbentuk dengan pendinginan secara
lambat.
Kelompok 16 7
Teori Dasar
Gambar A.1.8 Besi Cor Maliabel Putih
Besi Cor Maliabel Hitam Berfasa α +Fe3C.
(Pearlitic)
Terbentuk dengan pendinginan secara
cepat.
Gambar A.1.9 Besi Cor Maliabel Hitam
2. Non Ferro
Logam non ferro adalah logam dengan unsur
penyusun utamanya selain Fe (besi) yang
dicampur dengan unsur lain.
Contoh : kuningan (Cu + Zn), alumunium, dan
brass.
B. Non Logam
Non logam adalah material dengan titik didih
rendah dan bersifat isolator, tidak tahan
temperatur yang tinggi, dan hanya sebagian tembus
cahaya. Material non logam terdiri dari :
a. Polimer
Polimer merupakan gabungan monomer-monomer yang
membentuk rantai hidrokarbon (C-H) yang panjang
yang terdiri dari :
1) Termoplastik
Kelompok 16 8
Teori Dasar
Termoplastik merupakan polimer dengan rantai
karbon lurus, tidak tahan temperatur tinggi,
dan berkekuatan rendah.
Contoh : plastik.
2) Termosetting
Termosetting merupakan polimer dengan rantai
hidrokarbon bercabang, tahan terhadap
temperatur tinggi, dan mempunyai stabilitas
yang tinggi.
Contoh : PVC (Poly Vinyl Chloride) dan melamin.
3) Elastomer
Elastomer merupakan polimer yang mempunyai
tingkat elastisitas yang tinggi dan rantai
karbon berbentuk jala.
Contoh : Karet alam.
b. Komposit
Komposit merupakan perpaduan dua unsur yang
terdiri dari matriks dan reinforcement, yang
masih memiliki sifat aslinya. Fiber sebagai
penguat dan matriks sebagai pengikat.
Kelompok 16 9
Teori Dasar
Gambar A.1.10 Kurva Tegangan Regangan Komposit
Berdasarkan matriksnya, komposit terbagi
menjadi :
1) Metal Matrics Composite (MMC) dengan logam
sebagai matriks.
Contoh : Body pesawat terbang
2) Ceramic Matrics Composite (CMC) dengan keramik
sebagai matriks.
Contoh : Tiang bangunan beton
3) Polymer Matrics Composite (PMC) dengan polimer
sebagai matriks.
Contoh : Ban
c. Keramik
Keramik adalah suatu material yang merupakan
perpaduan dua unsur atau lebih yang membentuk
sifat baru melalui proses pemanasan. Keramik
terbagi atas dua, yaitu :
Kelompok 16 10
Teori Dasar
1) Keramik Tradisional
Keramik tradisional adalah keramik yang
pembuatannya mengalami proses pemisahan
secara tradisional.
Contoh : gerabah, tembikar, dan ubin.
2) Keramik Modern
Keramik modern adalah keramik yang mengalami
proses kimia secara modern untuk mendapatkan
properties / sifat yang diinginkan.
Contoh : busi.
A.2 Struktur Mikro Material
Struktur mikro material terdiri atas :
1. Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari material yang
tidak dapat dibagi lagi dengan reaksi kimia biasa.
2. Sel Satuan
Sel satuan merupakan gabungan dari beberapa atom
yang tersusun secara teratur dan berulang.
Jenis-jenis sel satuan antara lain :
a. Cubic
Sel satuan Cubic terdiri dari :
1) Body Centered Cubic (BCC)
Perhitungan APF dari BCC adalah
Kelompok 16 11
Teori Dasar
Gambar A.2.1 Body Centered Cubic
APF = =
n atom =
, maka :
APF = = = 0,68 = 68 %
2) Face Centered Cubic (FCC)
Gambar A.2.2 Face Centered Cubic
Perhitungan APF dari FCC adalah
APF = =
n atom =
Kelompok 16 12
Teori Dasar
, maka :
APF = = = 0,74 = 74 %
b. Hexagonal Closed Package (HCP)
Gambar A.2.3 Hexagonal Closed Package
Cara perhitungan APF dari HCP :
n atom =
volume sel satuan = luas alas x tinggi
tinggi = 1,633a
luas alas = 6 x luas segitiga
= 6 x (1/2 a x a sin 60)
= 6 x (1/2 a2 sin 60)
= 3a2 sin 60
Volume sel satuan = 3a2 sin 60 x 1,633a
= 4,899a3 sin 60
= 4,24a3
Kelompok 16 13
Teori Dasar
a = 2R, maka :
Volume sel satuan = 4,24(2R)3
= 4,24 x 8R3
= 33,94 R3
APF = =
= = = 74%
c. Tetragonal
Gambar A.2.4 Tetragonal
Syarat dari tetragonal ini adalah a = b ≠ c dan
α = β = γ = 90.
d. Triklin
Gambar A.2.5 Triklin
Syarat dari Triklin adalah a ≠ b ≠ c dan α ≠ β
≠ γ ≠ 90.
e. Monoklin
Kelompok 16 14
Teori Dasar
Gambar A.2.6 Monoklin
Syarat dari Monoklin adalah a ≠ b ≠ c dan α =
γ = 90 ≠ β.
3. Butir
Butir merupakan kumpulan sel satuan yang
mempunyai arah dan orientasi gerak yang sama yang
dilihat dari arah dua dimensi.
Gambar A.2.7 Butir
4. Kristal
Kristal merupakan susunan dari sel satuan yang
memiliki arah dan orientasi gerak yang sama
dilihat dari arah tiga dimensi.
Gambar A.2.8 Kristal
A.3 Sifat-Sifat Material
Sifat-sifat yang terdapat pada material adalah :
1. Sifat fisik
Kelompok 16 15
Teori Dasar
Sifat fisik adalah sifat material yang dapat
dilihat secara langsung tanpa melakukan pembebanan
dan telah ada pada material tersebut.
Contoh : warna dan dimensi.
2. Sifat termal
Sifat termal adalah sifat material yang
dipengaruhi oleh temperatur. Contoh : titik didih
dan titik cair.
3. Sifat akustik
Sifat akustik adalah sifat material yang
berhubungan dengan bunyi. Contoh : fibrasi.
4. Sifat kimia
Sifat kimia adalah sifat kimia dari material untuk
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh : korosi.
5. Sifat teknologi
Sifat teknologi adalah sifat material untuk mampu
diproses.
Contoh : mampu cor.
6. Sifat magnetik
Sifat magnetik adalah sifat material untuk
merespon medan magnet.
7. Sifat optik
Sifat optik adalah sifat material yang berhubungan
dengan pencahayaan. Contoh : pembiasan.
8. Sifat mekanik
Kelompok 16 16
Teori Dasar
Sifat mekanik adalah sifat material yang
dipengaruhi oleh pembebanan. Sifat mekanik terdiri
dari :
a. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan material untuk
menahan deformasi plastis lokal akibat adanya
penetrasi dipermukaan. Kekerasan ini tidak
mempunyai kurva karena hanya berbentuk titik.
b. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan material untuk
menahan deformasi plastis secara menyeluruh
sampai material itu patah.
Gambar A.3.1 Kurva Kekuatan
c. Kelentingan
Kelentingan adalah besarnya energi yang diserap
oleh material sampai pembebanan elastis dan
bila gaya dihilangkan akan kembali ke bentuk
semula.
Kelompok 16 17
Teori Dasar
Gambar A.3.2 Kurva Kelentingan
d. Keuletan
Keuletan adalah regangan plastis maksimum yang
mampu ditahan oleh material sampai material
tersebut patah.
Gambar A.3.3 Kurva Keuletan
e. Ketangguhan
Ketangguhan adalah besarnya energi yang dapat
diserap oleh material sampai material tersebut
patah.
Kelompok 16 18
Teori Dasar
Gambar A.3.4 Kurva Ketangguhan
f. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara
tegangan dan regangan pada daerah elastis yang
menunjukkan derajat kekakuan material.
Gambar A.3.5 Kurva Modulus elastisitas
A.4 Jenis-Jenis Pengujian
Pengujian mekanik adalah pengujian untuk melihat
pengaruh atau respon material terhadap pembebanan.
Jenis-jenis pengujian terbagi menjadi dua bagian :
Kelompok 16 19
Teori Dasar
A.4.1 Akibat yang Ditimbulkan pada Material
Terbagi atas :
a. Pengujian yang merusak (DT/ Destructive Test)
Pengujian yang merusak (DT) adalah pengujian
yang dilakukan dengan memberikan beban /
deformasi sampai material (spesimen) gagal atau
rusak.
Contoh : uji tarik, uji impak, uji tekan, dan
uji keras.
b. Pengujian yang tidak merusak (NDT/ Nondestructive
Test)
Pengujian yang tidak merusak (NDT) adalah
pengujian yang dilakukan tanpa merusak sampel.
Pada umumnya pengujian ini bertujuan untuk
menemukan cacat makro dan mikro pada material.
Contoh : Ultrasonik, Dye-Penetrant, Radiography Test, Visual
test, dan Magnetic test.
A.4.2 Berdasarkan Pembebanan
Terbagi atas :
a. Pembebanan Statis
Pengujian dengan pembebanan statis adalah
pengujian yang dilakukan dengan memberikan
beban yang konstan setiap perubahan waktu
kepada suatu material. Jadi, berapapun lamanya
Kelompok 16 20
Teori Dasar
pengujian, jumlah beban yang diberikan pada
material itu adalah sama.
Contoh : uji tarik, uji keras, uji tekan, uji
puntir, dan uji lentur.
b. Pembebanan Dinamis
Pengujian dengan pembebanan dinamis adalah
pengujian yang dilakukan dengan memberikan
beban yang berbeda setiap perubahan waktu
kepada suatu material. Jadi, setiap perubahan
waktu yang terjadi, beban yang diberikan kepada
material haruslah berbeda.
Contoh : Uji lelah.
c. Pembebanan Impak
Pengujian dengan pembebanan impak adalah
pengujian yang dilakukan dengan memberikan
beban secara tiba–tiba atau beban kejut kepada
suatu material. Jadi waktu yang dibutuhkan
untuk pembebanan ini sangat sedikit sekali.
Contoh : uji impak.
Gambar A.4.2.1 Pengujian Berdasarkan Pembebanan
A.5 Cacat-Cacat pada material
Kelompok 16 21
Teori Dasar
Cacat material adalah ketidaksempurnaan pada
struktur material. Cacat pada material terdiri
dari :
1. Cacat titik
Cacat titik adalah ketidaksempurnaan pada material
dalam skala atomik. Cacat yang terjadi berupa
titik yang terdapat pada susunan atom, terbagi
menjadi :
a. Vacancy
Vacancy adalah adanya kekosongan pada susunan
atom.
b. Substitusi
Substitusi adalah adanya penggantian atom
dengan atom lain.
c. Intertisi
Intertisi adalah adanya penyisipan oleh atom
asing.
d. Self-Intertisi
Self-Intertisi adalah adanya penyisipan oleh
atom sendiri.
Kelompok 16 22
Teori Dasar
Gambar A.5.1 Vacancy dan Self-Intertisi
Gambar A.5.2 Substitusi dan Intertisi
2. Cacat garis
Cacat garis yaitu cacat yang terjadi karena adanya
segaris atom yang hilang atau yang tidak sempurna.
Terdiri dari :
a. Dislokasi Sisi
Dislokasi sisi adalah dislokasi yang arah
geraknya tegak lurus terhadap garis dislokasi.
Kelompok 16 23
Self-Intertisi
Vacancy
Intertisi
Substitusi
Teori Dasar
Gambar A.5.3 Dislokasi Sisi
b. Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir adalah dislokasi yang arah
geraknya sejajar dengan garis dislokasi.
Gambar A.5.4 Dislokasi Ulir
3. Cacat bidang
Cacat bidang adalah cacat kompleks pada material
karena ketidaksempurnaan pada sebidang atom yang
terjadi pada batas butir.
a. Batas butir, merupakan garis batas yang terjadi
dari pertemuan orientasi
yang berbeda.
Kelompok 16 24
Teori Dasar
Gambar A.5.5 Cacat Batas Butir
b. Twinning, adalah dua garis sejajar yang terjadi
akibat slip atau bidang
geser, yakni pada sel satuan FCC.
4. Cacat ruang
Cacat volume atau cacat ruang adalah adanya
ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom dengan
timbulnya rongga antar batas butir karena
orientasi butir dapat dilihat secara langsung.
Kelompok 16 25