13101102 5 bab ii dasar teori 2.1 osi layer open
TRANSCRIPT
13101102 5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 OSI Layer
Open Systems Interconnection (OSI) model, pertama diformalkan
sebagai standar oleh International Organization for Standardization (ISO)
pada tahun 1983 yang terbagi menjadi tujuh macam lapisan (layer) untuk
fungsi komunikasi data. Gagasan tersebut tercipta sebagai modul struktur untuk
memungkinkan komunikasi dari perbedaan standarisasi fungsi sistem
komunikasi.[1]
OSI menggunakan tujuh lapisan atau layer dimana tiap layer berdiri
sendiri tetapi fungsi dari masing-masing layer bergantung dari keberhasilan
operasi layer sebelumnya.[2]
Urutan OSI Layer di terangkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Seven OSI layer
2.1.1 Layer 7 Application
Pada layer ini menjelaskan dimana aplikasi pengguna berkomunikasi.
contohnya adalah web browser sebagai aplikasi pengguna, berkomunikasi
dengan web browser sebagai layanan jaringan. selain itu pada lapisan ini
menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna dan bertanggung jawab dalam
pertukaran informasi antar program komputer seperti email dan server printer.
Protokol pada layer ini seperti HTTP, FTP, dan DNS.
13101102 6
2.1.2 Layer 6 Presentation
Pada layer ini untuk menterjemahkan data yang akan ditransmisikan
oleh aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Paket
data dari layer application dirubah formatnya agar bisa diteruskan melalui
jaringan. Protokol pada layer ini seperti Windows NT, VNC, dan MPEG.
2.1.3 Layer 5 Session
Pada layer ini memiliki tanggung jawab untuk membuat, memelihara,
menjaga , menghancurkan koneksi. Selain itu, pada layer ini juga terjadinya
resolusi nama. Protokol yang berjalan pada lapisan ini seperti NetBIOS.
2.1.4 Layer 4 Transport
Pada layer ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket
data dan memberikan nomor urut, sehingga dapat disusun kembali pada sisi
tujuan. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket
diterima dengan sukses dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang
hilang di tengah jalan. Protokol pada lapisan ini seperti TCP & UDP.
2.1.5 Layer 3 Network
Pada layer ini mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header pada
paket, dan melalukan funsi routing melalui internetworking dengan
menggunakan router dan switch layer 3. Protokol pada lapisan ini seperti IP,
ICMP, RIP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS.
2.1.6 Layer 2 Data Link
Pada layer ini memiliki fungsi bagaimana bit-bit dikelompokan
menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, bertanggung jawab
terhadap koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangakat keras
(MAC Address) dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan
seperti bridge dan switch bekerja. Protokol pada layer ini seperti PPP, PPTP,
VLAN, dan Token Ring.
2.1.7 Layer 1 Physical
Pada layer ini berkaitan dengan data mentah dalam bentuk sinyal
listrik dan data bit 1 dan 0. Pada lapisan selalu berhubungan dengan perangkat
keras seperti NIC card, media pengkabelan atau radio (nirkabel) bekerja, media
transmisi, metode persinyalan , dan sinkronisasi bit.[3]
13101102 7
2.2 Routing
Proses pemilihan jalur dinamakan dengan istiaah routing dengan
perangkat yang difungsikan untuk melakukann proses routing tersebut adalah
router atau perangkat yang bekerjanya ada di layer 3 (layer network) pada
konsep layer OSI, seperti perangkat switch layer 3. Dalam melakukan fungsi
routing tersebut, perangkat router akan meggunakan informasi alamat IP tujuan
dari paket yang diterima dan mencocokan alamat IP tujuan dengan daftar
informasi rute yang terdapat dalam tabel routing sebuah router. Secara garis
besar informasi yang terdapat dalalm tabel routing adalah berupa alamat
network, baik itu alamat network yang terhubung langsung dengan router yang
bersangkutan ataupun tidak.[4]
Konsep kerja routing dapat diterjemahkan untuk forwarding paket dari
satu network ke network lainya dengan memilih jalur yang terbaik dari routing
table, dengan adanya forwarding paket dari satu network ke network lainya,
routing memungkinkan dua network atau lebih dapat berkomunikasi dengan
network lainya , dan routing table hanya terdiri dari jalur terbaik untuk masing-
masing network tujuan.[5]
Untuk konsep routing dapat diilustrasikan pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Konsep Routing
2.2.1 Routing Statis
Routing statis adalah sebuah router yang routing statiknya di
konfigurasi secara manual oleh para administrator jaringan berbeda dengan
routing dinamik yang dikonfigurasi secara otomatis. Routing statis akan
13101102 8
berfungsi dengan baik bila tabel routing pada setiap jaringan didalam
internetwork sudah dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan.
Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada routing
default atau default gateway agar sesuai dengan alamat IP dari interface pada
router local, router tersebut akan memeriksa tabel routing dan menentukan
route yang mana yang akan digunakan untuk meneruskan paket.
2.2.2 Routing Dinamis
Routing dinamis adalah sebuah router yang melakukan proses
pengisian data routing di tabel routing secara otomatis, dengan mengacu pada
lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
Routing dinamis akan mempelajari sendiri rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Sebagai administrator tidak menentukan rute yang yang harus ditempuh oleh
paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket dan kemudian router mempelajarinya sendiri.[6]
2.3 Protokol Routing
Terdapat bebrapa pilihan protokol routing yang dapat diaktifkan dalam
sebuah router. Pemilihan protokol routing tersebut tergantung dari beberap hal,
diarntarnya adalah wilayah AS (Autonomous System), jumlah router yang
terdapat dalam jaringan, dan kecepatan konvergensi. AS didefinisikan sebagai
wilayah edar dari paket update yang dipertukarkan antar protokol routing yang
telah diaktifkan dalam sebuah router. Berdasarkan pembagian wilayah AS,
protokol routing dibedakan menjadi IGP (Interior Gateway Protocol) dan BGP
(Exterior Gateway Protocol).[4]
2.3.1 Distance Vector
Algoritma routing distance vector secara periodic menyalin tabel
routing dari router ke router. Perubahan tabel routing ini di-update antar router
yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma
distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Setiap router
menerima tabel routing dari router tetangga yang terhubung langsung. Contoh
protokolnya: RIP, RIPv2 , RIPng, IGRP.[8]
Beberapa ciri-ciri distance vector
sebagai berikut :
1. Distance
Disctance atau jarak untuk mencapai tujuan akhir. Distance dapat
ditemukan berdasarkan cost yang ditentukan dari jumlah hitungan hop
13101102 9
yang dilalui rute atau jumlah total perhitungan metric pada ruter tersebut.
Informasi diperoleh dari router tetangga yang terhubung langsung
dengannya.
2. Vector
Vector merupakan arah traffic. Ketika data akan di-forward ke tujuan
maka data tersebut pasti akan melalui network interface hingga dapat
mencapai tujuan.
3. Perubahan topologi network biasanya akan direspon oleh protokol secara
lambar. Istilahnya adalah slow converge.
4. Merupakan classful routing protocol, artinya tidak mendukung VLSM (
Variable Length Subnet Mask)
5. Tidak mudah dimplementasikan pada network berskala besar.[7]
2.3.2 Link State
Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi
topologi. Algortima link-state memperbaiki pengetahuan dan jarak router dan
bagaimana mereka berinter-koneksi. Link-State Advertisement (LSA) adalah
paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. Perangkat router
yang mendeteksi perubahan link atau toplogi network akan menghasilkan LSA
yang berisi status link, kemudian mengirimkanya ke router-router tetangga.
Titik berat pada pada topologi link-state meliputi, processor overhead,
kebutuhan memory, dan konsumsi bandwidth. Contoh protokolnya : OSPF,
OSPFv2, OSPFv3, IS-IS.[8]
Beberapa ciri-ciri link state sebagai berikut:
1. Link state dapat menentukan status dan tipe koneksi setiap link dan
menghasilkan sebuah perhitungan metric berdasarkan beberapa faktor
termasuk yang ditentukan oleh network administrator.
2. Protokol dapat mengetahui apakah link state sedang up atau down, dan
dapat mengetahui seberapa cepat untuk mencapai kesana. Link state akan
memilih rute tercepat meskipun harus melalui banyak network interface,
dibandingkan rute yang lambat meskipun hanya terdapat sedikit network
interface.
3. Dapat mengetahui perubahan topologu network dengan cepat disebut fast
converge.
4. Merupakan classless routing protocol, artinya mendukung VLSM
5. Cocok diimplementasikan pada network skala besar.[7]
13101102 10
2.4 EIGRP[4]
Enchanced IGRP (EIGRP) merupakan protokol routing dari Cisco
sehingga yang dapat menggunakan routing EIGRP hanya produk Cisco. EIGRP
difungsikan sebagai penyempurna dari protokol routing IGRP (Interior
Gateway Routing Protocol). Kelebihan EIGRP dibandingkan IGRP adalah:
1. Waktu konvergensi lebih cepat, ketika terjadi perubahan topologi
2. Dapat digunakan pada jaringan yang menerapkan VLSM dan
discontiguous.
3. Paket update hanya akan diberikan kepada router yang membutuhkanya
saja
4. Pengiriman paket update dengan pola multicast menggunakan alamat IP
224.0.0.10.
2.5 RIP
Routing Information Protocol (RIP) merupakan protokol routin yang
pertama kali digunakan dalam jaringan yang dikembangkan oleh Xerox sekitar
tahun 1988. RIP bersifat open artinya semua vendor dapat
mengimplementasikan protokol routing RIP. RIP termasuk dalam protokol
routing kategori distance vector. Protokol routing ini menggunakan jarak
(distance) sebagai parameter untuk menentukan nilai metric. Dalam
menghitung nilai jarak digunakan satuan hop count atau berapa banyak router
yang dilewati oleh paket update RIP sampai paket tersebut sampai ke router
penerima. Perbedaan protokol RIP dengan OSPF dapat ditunjukan pada tabel
2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan RIP dengan OSPF[9]
Diskripsi RIPv2 OSPF
Protokol Type Distance Vector Link State
Path Metric Hop Count Bandwidth
Hop Count Limit 15 Tidak Terbatas
Convergence Lambat Cepat
Resource Usage Rendah Tinggi
13101102 11
2.6 OSPF
Open Shortest Path First atau yang lebih dikenal dengan OSPF
merupakan sebuah protokol routing link state dan bersifat open standard yang
bisa diimplementasikan oleh berbagai macam vendor. OSPF bekerja dengan
menggunakan algoritma Djikstra, serta OSPF mendukung untuk classless
protokol routing dan VLSM.[9]
OSPF mendistribusikan informasi routingnya di dalam router-router
yang tergabung ke dalam suatu AS (Autonomous System). AS adalah jaringan
yang dikelola oleh administrator jaringan. OSPF menggunakan protokol
routing link state, didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses
pengiriman update informasi rute.[10]
Penggunaan SPF algoritma membuat konvergensi dalam topologi
jarigan OSPF lebih cepat dibandingkan RIP. Karakter lain dari OSPF adalah
menyediakan informasi routing ke bagian IP dari protokol TCP/IP, hanya
mengirim update table saja, dan lebih ekonomis dibandingkan RIP untuk lalu
lintas jaringan.[11]
2.6.1 Konsep Area OSPF
OSPF sangat efisien, proses update dapat dilakukan secara Triggered
update. Artinnya tidak semua informasi yang ada di router akan dikirimkan
seluruhnya ke router-router lain. Hanya informasi yang berubah (bertambah
atau berkurang) saja yang akan dikirimkan ke semua router dalam area tersebut.
Network OSPF harus memiliki sebuah area khusus yang disebut area 0 atau
backbone area. Sedangkan area lainya harus terkoneksi dengan area 0.[7]
Terdapat beberapa pembagian nama router OSPF sebagai berikut :
1. Internal Router
Internal router adalah router OSPF yang semua interfacenya masuk dalam
satu wilayah jaringan OSPF yang sama. Pada R1, R3, R4, R6, dan R7
merupakan internal router.
2. Backbone router
Backbone router adalah router OSPF yang semua interfacenya masuk ke
dalam wilayah OSPF area 0 (backbone area). Pada R1 merupakan
backbone router.
3. ABR (Area Border Router)
ABR adalah router OSPF minimal terdapat dua interface yang masuk ke
dalam wilayah jaringan OSPF yang berbeda. Pada R2 dan R5 merupakan
ABR.
13101102 12
4. ASBR (Autonomous System Boundary Router)
ASBR adalah router OSPF minimal terdapat satu interface yang masuk ke
wilayah jaringan bukan OSPF. Tidak terdapat router yang termasuk dalam
wilayah ASBR.
Gambar 2.3 Arsitektur area OSPF
2.6.2 SPF Algoritma
SPF adalah dasar operasi OSPF, pada saat router yang
dikonfigurasikan dengan OSPF diaktifkan, maka router tersebut akan
menginisialisasi protocol routing dan menunggu respon dari interface yang
aktif dalam keadaan fungsional. Setelah router mendapat respon dari interface
tersebut maka router akan mengirimkan paket hello kepada router tetangga
untuk mendapatkan balasan.[12]
Pada jaringan multi access (jaringan mendukung lebih dari dua
router), paket hello akan memilih beberapa jalur yang ditawarkan oleh router
tetangga. Router tetangga tersebut akan menghasilkan LSA yang tersimpan di
dalam database router sebagai lalu lintas jaringan. untuk membentuk
adjacency jalur tercepat dari LSA yang ditawarkan menjadi database topologi
disinkronkan antara pasangan router berdekatan.[13]
2.6.3 OSPF table[5]
Dalam OSPF, terdapat 3 buah tabel atau database dalam setiap router
sebagai berikut:
13101102 13
1. Neighbor table
Dikenal sebagai adjacency database yang berfungsi untuk menampilkan
informasi directly connected router (neighbors). Perintah command : show
ip ospf neighbor. Neighbor table ditampilkan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Neighbor Table
Pada gambar 2.4 diatas menjelaskan tentang router tetangga yang
terhubung pada R1. Pada gambar tersebut router yang terhubung pada R1
adalah router dengan router identitas 172.16.4..4.
2. Database table
Disebut juga sebagai LSDB (link state database) yang berfungsi
menampilkan semua kemungkinan informasi route menuju network dalam
satu area. Perintah command : show ip ospf database. Database table
ditampilkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Database Table
13101102 14
Pada gambar 2.5 diatas menjelaskan informasi menuju network pada area 0
dari R1. R1 memiliki router identitas 172.16.2.2 dan memiliki informasi
network menuju router tetangga dengan identitas 172.16.2.2 dan
172.16.4.4 pada area 0.
3. Routing table
Berfungsi untuk menampilkan best route menuju network destination.
Perintah command : show ip route. Routing table ditampilkan pada gambar
2.6.
Gambar 2.6 Routing Table
Pada gambar 2.6 diatas menjelaskan informasi terbaik menuju network
destination pada R2. Huruf β O β menandakan routing protokol yang
sedang digunakan adalah OSPF dengan rute terbaik pada network
172.16.1.1/32 , 172.16.2.2/32, dan 192.168.1.0/24 melalui (via)
12.12.12.1.
2.6.4 Packet Format[13]
Format paket pada OSPF terdapat 24 byte header yang terdiri dari 9
bidang. Terdiri dari Version number, Type, Packet Length, Router ID, Area ID,
Checksum, Authentication type, Authentication dan Data. Diskripsi dari packet
header dari OSPF ditunjukan pada gambar 2.7.
13101102 15
Gambar 2.7 Packet Header OSPF
1. Version number menjelaskan tentang idnetitas OSPF versi yang digunakan
2. Type menjelaskan identitas tipe paket OSPF seperti dibawah ini:
a. Hello
Masing-masing router OSPF saling menukarkan paket hello untuk
membuat pertemanan antar router.
b. Database Description
Router mengirimkan informasi rute melalui pengiriman paket DBD (
Database Description). Router tetangga tidak langsung menerima
paket DBD tersebut.
c. Link-State Request
Router tetangga akan meminta informasi tambahan dengan cara
mengirimkan paket LSR (Link-State Request).
d. Link-State Update
Router sebelumnya akan merespon pengiriman LSR dengna
dikirimkanya paket LSU (Link-State Update). Paket LSU berisikan
informasi rute tambahan yang dimiliki oleh router tetangga.
e. Link- State Acknowledgment
Router tetangga akan memberikan jawaban berupa mengirimkan paket
LSAck (Link-State Acknowledgement) apabila LSU sudah diterima
oleh router tetangga.
3. Paket length menjelaskan spesifikasi panjang paket termasuk OSPF header
dalam byte.
4. Router ID menjelaskan identitas sumber paket
5. Area ID menjelaskan identitas area yang dibawa paket. Semua paket OSPF
dikelompokan dengan satu area.
6. Checksum mengkoreksi keseluruhan isi paket yang mengalami kerusakan
dalam perjalanan.
7. Authentication type menjelaskan tentang isi dari keaslian paket yang
dibawa. Semua protocol yang menggantikan OSPF di cocokan per area.
8. Authentication berisi informasi keaslian paket.
9. Data berisi data yang telah dienkapsulasi dari upper-layer informasi.
13101102 16
2.6.5 Router-ID[4]
Router-id merupakan identitas yang digunakan oleh sebuah router
OSPF. Dengna menggunakan router-id, sebuah router OSPF dapat dikenali oleh
router OSPF yang lain. Pada saat menjalin hubungan (adjacency) dengan router
OSPF tetangga, untuk melihat identitas yang digunakan oleh router tetangga
dapat mengetikan perintah show ip ospf neighbour.
Dalam menentukan router-ID, router OSPF akan menggunakan prinsip
tingkatan prioritas. Terdapat tiga tingkatan dalam menentukan router-ID:
1. Router OSPF akan menggunakan alamat IP dari alamat IP yang diberikan
sesudah perintah router-id. Router (config-router) # router-id {alamat IP}
2. Jika tidak terdapat perintah router-id, router OSPF akan menggunakan
alamat IP dar interface loopback.
3. Jika tidak menggunakan interface loopback, router OSPF akan
menggunakan alamat IP tertinggai dari interface fisik router yang aktif
digunakan.
2.7 Parameter Kinerja Jaringan[15]
Konsep pembangunan jaringan dimulai dari perencanaan,
implementasi, dan pengukuran kinerja jaringan. Apabila pada pengukuran
jaringan kurang sesuai dengan standar atau kualitas yang ditentukan, maka
perlu proses perencanaan ulang untuk mendapatkan standar tersebut. Dalam
mendapatkan pengukuran dari kinerja jaringan, terdapat beberapa parameter
sebagai dasar diantaranya adalah latency dan throughput.
2.7.1 Latency
Istialah latency adalah sebuah ukuran yang menyatakan waktu yang
diperlukan bagi sebuah data untuk berpindah dari perangkat sumber ke
perangkat penerima. Sehingga arti dari latency hampir sama seperti istilah
delay. Konsep latency dapat diilustrasikan pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Arah dari Pengukuran Latency
13101102 17
Dari gambar 2.9 diatas menjelaskan bahwa latency adalah ukuran waktu
perjalanan data dari komputer sumber (PC1) ke tujuan (PC2). Kalau dilihat dari
sisi arahnya, pengukuran latency dimulai data keluar interface PC1 lalu sampai
masuk ke interface PC2, dan tidak sebaliknya.
Pada umumnya dalam mengukur nilai latency adalah bolak-balik.
Artinya latency adalah parameter pengukuran perjalanan data dari komputer
sumber ke tujuan dan balik lagi ke komputer sumber. Istilah ini dinamakan
round trip latency, sehingga cara melakukan pengukuran dari round trip
latency biasanya digunakan aplikasi ping. Pada versi TIPHON menyebutkan
untuk standarisasi nilai latency ditunjukan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kategori Latency (versi TIPHON)[14]
Kategori Besar Latency
Sangat Bagus < 150 ms
Bagus 150 ms- 300 ms
Sedang 300 ms- 450 ms
Buruk > 450 ms
2.6.2 Throughput[15]
Throughput adalah sebuah ukuran tentang berapa banyak data yang
bisa dialirkan dalam sebuah media yang sebenarnya per-satuan waktu, istilah
throughput berbeda dengan bandwidth. Bandwidth didefiniskan sebagai sebuah
ukuran tentang nilai maksimum jumlah data yang bisa dialirkan dalam sebuah
media. Kesamaan dari kedua istilah tersebut adalah sama-sama menyatakan
besaran jumlah data yang bisa dialirkan dalam sebuah media. Untuk mencari
rumus dari throughput dapat memakai rumus 2.1.
πβπππ’πβππ’π‘ =Ukuran dat a
πΏππ‘ππππ¦ bolak βbalik (detik ) (2.1)
2.7 IPv4[3]
IP Address (Internet Protocol) adalah sebuah alamat atau identitas
sebuah perangkat yang terhubung dengan jaringan. Mekanisme pengalamatan
pada IPv4 terdiri dari 32 bit. Pada IP address memiliki dua bagian yaitu
network ID dan host ID. Pada IPv4 memiliki 5 kelas yaitu A, B, C, D, dan E.
13101102 18
IP kelas A yaitu 0.0.0.0- 127.0.0.0, pada IP kelas A diberikan untuk
jaringan skala besar. 8 bit octet pertama adalah untuk porsi network dan 24 bit
oktet terakhir adalah untuk porsi host. IP kelas B yaitu 128.0.0.0- 191.0.0.0,
pada IP kelas B diberikan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar.
16 bit oktet pertama adalah untuk porsi network dan 16 bit oktet terakhir untuk
porsi host. IP kelas C yaitu 192.0.0.0- 223.0.0.0, pada IP kelas C digunakan
untuk jaringan berskala kecil. 24 bit oktet pertama adalah porsi network dan 8
bit oktet terakhir adalah porsi host. IP kelas D yaitu 224.0.0.0- 239.0.0.0, pada
IP kelas D disediakan hanya untuk alamat IP multicast seperti untuk protokol
routing RIP, EIGRP, OSPF. Multicast adalah salah satu metode pengiriman
komunikasi pada IPv4, yang memiliki konsep β one to many β yang di desain
agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama
atau berbeda. Pada kelas ini tidak digunakan untuk komunikasi antar perangkat.
IP kelas E yaitu 240.0.0.0- 255.0.0.0, pada IP kelas E disediakan sebagai alamat
yang bersifat eksperimnetal. Sama halnya dengan IP kelas D, pada I P kelas E
tidak digunakan untuk komunikasi antar perangkat.