doc

10
RAPID SURVEY DUSUN PELITA JAYA “ PERSENTASE PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH DI DUSUN PELITA JAYA” A. Latar Belakang Perilaku tidak merokok dalam rumah adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat. Namun hal ini menjadi tantangan berat dalam upaya mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya masih dapat ditolerir, bahkan sudah sangat wajar dipandang oleh masyarakat pada umumnya. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Jika dilihat dari segi medis, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbonmonoksida dan tar dapat menstimulasi kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, penyakit stroke, osteoporosis serta merusak gigi. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari thirdhandsmoke yaitu berupa menempelnya zat-zat kimia dari asap rokok yang bersifat toksik di benda-benda sekitar kita, seperti baju, rambut, sprei dan lain-lain.

Upload: linda-maria

Post on 13-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: doc

RAPID SURVEY DUSUN PELITA JAYA

“ PERSENTASE PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH DI DUSUN PELITA JAYA”

A. Latar Belakang

Perilaku tidak merokok dalam rumah adalah wujud keberdayaan masyarakat

yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih yang menjadi

kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat. Namun hal ini menjadi tantangan berat

dalam upaya mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi

masih banyak orang yang melakukannya. Perilaku merokok tidak pernah surut dan

tampaknya masih dapat ditolerir, bahkan sudah sangat wajar dipandang oleh

masyarakat pada umumnya.

Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan,

baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Jika dilihat dari segi medis,

pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbonmonoksida

dan tar dapat menstimulasi kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan

dan janin, penyakit stroke, osteoporosis serta merusak gigi. Penelitian terbaru juga

menunjukkan adanya bahaya dari thirdhandsmoke yaitu berupa menempelnya zat-zat

kimia dari asap rokok yang bersifat toksik di benda-benda sekitar kita, seperti baju,

rambut, sprei dan lain-lain. Dilihat dari segi ekonomi, merokok pada dasarnya

merugikan, apalagi bagi remaja yang belum berpenghasilan.

Bagi masyarakat di dusun Pelita Jaya, merokok merupakan hal yang biasa

dilihat di berbagai tempat dan kesempatan. Kendalanya adalah pada tidak adanya

kemauan yang kuat untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat masih sangat kurang dipahami

oleh masyarakat. Sehingga alasan inilah yang menjadi alasan dilakukan survei ini.

B. Rumusan Masalah

Berapa besar persentase perilaku merokok dalam rumah di dusun Pelita Jaya?

C. Tujuan Survei

Page 2: doc

Untuk mengetahui persentase perilaku merokok dalam rumah di dusun Pelita

Jaya.

D. Waktu dan Lokasi Survei

Waktu Survei

Survei dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal 13 – 14 Agustus 2015

Lokasi Survei

Survei dilaksanakan di dusun Pelita Jaya, Kabupaten Seram Bagian Barat.

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi:

1. Laki-laki dewasa, berusia diatas 20 tahun

2. Perokok

3. Bersedia mengikuti survei

4. Istri yang bersedia di wawancarai

Kriteria eksklusi:

1. Bukan perokok

2. Perokok pasif

3. Bekas perokok

4. Tidak bersedia diwawancarai

5. Tidak ada di lokasi survei

F. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perokok di dusun Pelita Jaya,

kabupaten SBB.

Sampel

1. Metode : Randomized sampling

2. Proporsi Sampel

Seluruh perokok di dusun Pelita Jaya, kabupaten SBB, yang memenuhi

kriteria inklusi selama masa penelitian (informasi dari kepala dusun Pelita

Jaya memperkirakan populasi rumah tangga sebanyak 167 orang)

G. Metode Pengambilan Data

Page 3: doc

- Jenis data: Data Primer

- Teknik Pengambilan Data: Wawancara dengan menggunakan kuesioner

- Daftar Pertanyaan:

1. Apakah anda sekarang merokok ?

a. Ya b. Tidak

2. Sudah berapa lama anda merokok ?

a. < 1 tahun b. >1 tahun

3. Dimana biasanya anda merokok?

a. Di dalam rumah b. Di luar rumah

4. Berapa banyak anda merokok dalam sehari ?

a. 1-10 batang b. 11-20 batang c. > 20 batang

5. Apakah anda mengetahui tentang bahaya merokok ?

a. Ya b. tidak

H. Hasil Survei

- Jumlah responden adalah sebanyak 139 orang

- Hasil :

Sebanyak 77,69% masyarakat yang disurvei (108 orang) adalah perokok

Sebanyak 61,87% perokok berada lebih sering di dalam rumah ( 86 orang)

Sebanyak 68,34% perokok sudah mempunyai kebiasaan merokok lebih dari 1

tahun (95 orang)

Sebanyak 48,92% termasuk perokok ringan dengan jumlah batang rokok yang

dihisap perhari ± 1-10 batang (68 orang)

Sebanyak 19,42% termasuk perokok sedang dengan jumlah batang rokok yang

dihisap perhari ± 11-20 batang (27 orang)

Sebanyak 10,07% termasuk perokok berat dengan jumlah batang rokok yang

dihisap perhari ± diatas 20 batang (14 orang)

Sebanyak 75% dari perokok sudah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan

(105 orang)

Sebanyak 22,30% masyarakat yang disurvei (31 orang) adalah bukan perokok

I. Analisis Masalah

Page 4: doc

Dari hasil survei, ditemukan sekitar 77,69% masyarakat yang disurvei adalah

perokok. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat yang

menganggap perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan

tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif. Beberapa perokok hanya

untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu. Faktor lain adalah kecanduan.

Hal ini terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam rokok. Awalnya

hanya mencoba-coba, namun akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut

karena kebutuhan tubuh akan nikotin.

Kebiasaan merokok lebih sering dilakukan di dalam rumah (61,87%)

dibandingkan di luar rumah. Hal ini terjadi terutama setelah makan dan saat santai

(tidak beraktifitas) terkait dengan kebiasaan perilaku.

Lama merokok lebih dari 1 tahun ditemukan sebanyak 68,34% . Hal ini

menunjukkan orang tersebut sudah rutin terpapar asap rokok secara aktif sejak usia

muda bahkan sejak usia remaja, akibat kesadaran akan bahaya merokok masih

kurang.

Seberapa banyak seseorang merokok dapat diketahui melalui intensitasnya dalam

merokok. Banyaknya rokok yang dikonsumsi per hari (frekuensi merokok) untuk

kelompok ringan : 1-10 batang ( 48,92%), sedang : 11-20 batang (19,42%) dan berat :

>20 batang (10,07% ).

Meski sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang bahaya merokok, hal

ini ditunjukkan dengan 75% dari perokok sudah mengetahui bahaya merokok bagi

kesehatan namun kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat untuk tidak

merokok dalam rumah masih kurang.

J. Analisis perencanaan

- Analisa dilakukan dengan menggunakan metode SWOT

- Setelah melakukan survei, kami mendapati bahwa pengetahuan orangtua tentang

perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya dengan tidak merokok dalam rumah

di dusun Pelita Jaya memiliki aspek SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,

Threats) sebagai berikut:

1. Strength (Kekuatan)

- Kesadaran yang baik orangtua untuk tidak merokok dalam rumah

- Pengetahuan orangtua yang baik tentang bahaya merokok dalam rumah

Page 5: doc

- Perilaku hidup sehat dan bersih oleh orangtua untuk mencegah dampak dari

bahaya merokok dalam rumah

- Menghindari perilaku merokok dalam rumah yang terdapat balita

2. Weakness (Kelemahan)

- Kurangnya kesadaran akan perilaku hidup sehat dan bersih termasuk tidak

merokok dalam rumah

- Tingkat pendidikan mempengaruhi kebiasaan seseorang untuk merokok

- Perilaku hidup sehat dan bersih dipengaruhi faktor kebiasaan masyarakat

setempat

- Kurang informasi dari petugas kesehatan setempat atas upaya preventif

bahaya merokok dalam rumah, terutama pada balita

3. Opportunities (Peluang)

- Keluarga yang bebas asap rokok, berisiko lebih rendah mengalami infeksi

dan penyakit, perbaikan kualitas hidup serta menghindari kerugian dari segi

ekonomi.

4. Threats (Ancaman)

- Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai bahaya merokok dalam rumah

- Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai bahaya merokok terhadap balita

- Kurangnya kesadaran perilaku hidup sehat dan bersih

- Faktor kebiasaan dan cara pandang masyarakat setempat terhadap perilaku

merokok

K. Temuan Lain Yang Bermakna

- Terdapat sebanyak 54 laki-laki dewasa perokok yang mempunyai keluhan batuk

- Terdapat sebanyak 16 balita berusia 1-5 tahun yang mempunyai keluhan batuk dan

pilek dalam keluarga yang tidak bebas asap rokok.

- Terdapat sebanyak 11 rumah pada keluarga perokok mempunyai sirkulasi udara dan

pencahayaan yang kurang baik

L. Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

- Kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di dalam rumah yang merupakan salah

satu bentuk dari Perilaku Hidup Bersih Sehat masih kurang di dusun pelita jaya.

Page 6: doc

- Kurangnya upaya preventif dan promotif dari tenaga kesehatan tentang bahaya

merokok

Saran

- Perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat melalui peningkatan upaya

promosi kesehatan dalam keluarga tentang bahaya merokok, seperti usaha

pendidikan kesehatan di rumah, misalnya dengan adanya diskusi antara orangtua

dengan anak tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan, pemberian contoh oleh

orangtuanya dengan tidak merokok dan menciptakan lingkungan keluarga yang

bebas rokok.

- Perlu usaha pendidikan kesehatan dalam masyarakat, misalnya dengan diadakan

kampanye anti merokok melalui seminar dan penyebaran leaflet maupun stiker di

tempat-tempat umum.

- Perlu adanya upaya menciptakan rumah yang sehat antara lain dengan mengatur

kualitas sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik untuk meningkatkan kualitas

lingkungan fisik keluarga yang merokok.

- Perlu dibuat Kawasan Tanpa Rokok agar perokok tidak merokok di tempat-tempat

ramai atau tempat-tempat umum sehingga tidak merugikan orang lain yang ada

disekitarnya.

- Dengan adanya rapid survey di wilayah kerja PUSTU Pelita Jaya, diharapkan data

ini bisa menjadi informasi awal untuk mengidentifikasi salah satu indikator PHBS,

pada rumah tangga, sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah tersebut.

Page 7: doc

EVALUASI KEGIATAN PUSKESMAS

1. Kurangnya koordinasi antara petugas puskesmas dengan kader-kader sehingga

kegiatan posyandu tidak berjalan dengan baik.

2. Keterbatasan obat-obat dan alat kesehatan di Puskesmas Pembantu Dusun Pelita Jaya

3. Tugas Puskesmas dalam pencegahan penyakit tidak berjalan dengan baik.

4. Perlu dilakukan edukasi dari tenaga kesehatan tentang pengobatan hipertensi dan

diabetes melitus.

5. Kurangnya penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dusun

Pelita Jaya.