dividen

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dividen 2.1.1 Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Selanjutnya Menurut Tangkilisan dan Hessel (2003), “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity)”. Sedangkan menurut Stice (2004) dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan. Dividen dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, maka semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Dividen ditentukan berdasarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin. 2.1.2 Jenis-Jenis Dividen Berdasarkan bentuk dividen, menurut Darmaji (2001), dividen dibagi menjadi yaitu: 1. Dividen tunai (Cash Dividend) Universitas Sumatera Utara

Upload: chairun-sutedi

Post on 20-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Dividen

2.1.1 Dividen

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

banyaknya saham yang dimiliki. Selanjutnya Menurut Tangkilisan dan Hessel

(2003), “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para

pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity)”. Sedangkan menurut Stice

(2004) dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan

sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi

perusahaan. Dividen dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan

dari laba perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan

dalam dividen, maka semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama.

Dividen ditentukan berdasarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin.

2.1.2 Jenis-Jenis Dividen

Berdasarkan bentuk dividen, menurut Darmaji (2001), dividen dibagi

menjadi yaitu:

1. Dividen tunai (Cash Dividend)

Universitas Sumatera Utara

Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai

paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.

2. Dividen saham (Stock Dividend)

Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan

saham kepada para pemegang saham dalam jumlah saham yang sebanding

dengan saham yang dimiliki.

3. Dividen properti (Property Dividend)

Dividen ini dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva tetap dan

surat-surat berharga.

4. Dividen likuidasi (Liquidating Dividend)

Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai akibat

dilikuidasinya perusahaan.

2.1.3 Langkah-langkah Pembayaran Dividen

Pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang

saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen (Ang, 1997).

Adapun rincian tanggal yang diperhatikan dalam pembayaran dividen menurut

Sinuraya (1999) adalah sebagai berikut:

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi

diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran

dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen

Universitas Sumatera Utara

regular. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting

yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.

b. Tanggal pencatatan (date of record)

Tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang

saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut

diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal

pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.

c. Tanggal cum-dividend

Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang

masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen

saham.

d. Tanggal ex-dividend

Tanggal perdagangan saham tesebut sudah tidak melekat lagi hak untuk

memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau

sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk

mendapatkan dividen.

e. Tanggal pembayaran (payment date)

Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada

para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal

tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk

dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai, dividen saham).

Universitas Sumatera Utara

2.2 Kebijakan Dividen

2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan

kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk

membagikannya kepada pemegang saham (investor). Menurut (Sadalia, 2010),

pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham diputuskan oleh dewan

komisaris. Komisaris umumnya mengadakan pertemuan untuk menentuan jumlah

dividen yang akan dibayar, dalam menentukan jumlah dividen yang akan

dibagikan perlu mengevaluasi posisi keuangan periode yang lalu dan posisi yang

akan datang.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2007), kebijakan dividen (dividend

policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir

tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan

ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan

datang.

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi

hal para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba

yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen bersangkutan

dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan

untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk

digunakan didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan

melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return

saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi.

Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah

return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan. Faktor fundamental

merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten)

yang meliputi faktor manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan kondisi

keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan ditunjukkan dalam laporan posisi keuangan (seperti laporan

arus kas dan catatan atas laporan keuangan).

2.2.2 Teori Kebijakan Dividen

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam

membuat kebijakan yang tepat bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001)

menyebutkan beberapa teori kebijakan dividen yaitu:

a. Dividen Irrelevant Theory

Teori ini beranggapan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh

terhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya modalnya.

Kebijakan dividen yang satu sama baiknya dengan kebijakan dividen yang lain.

Dijelaskan bahwa pendukung utama teori ketidakrelevan ini adalah Miller dan

Modiglani. Mereka menggunakan asumsi, tentang ketiadaan pajak dan biaya

pialang. Leverage keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal,

investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, distribusi laba ke dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak

mempunyai biaya ekuitas perusahaan dan kebijakan capital budgeting merupakan

kebijakan yg independen terhadap kebijakan dividen.

b. Bird-in-The Hand Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001), teori ini dapat dijelaskan dengan

menggunakan pemahaman bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai

pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan yang

diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen risikonya lebih

kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain). Para investor kurang yakin

terhadap penerimaan keuntungan modal yang akan dihasilkan dibandingkan

dengan seandainya mereka menerima dividen, karena dividen merupakan faktor

yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sedangkan capital gain merupakan

faktor yang dikendalikan oleh pasar melalui mekanisme penentuan harga saham.

c. Teori Preferensi Pajak

Menurut Litzenberger dan Ramaswamy (dalam Andriyani, 2008) ada tiga

alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor lebih

menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu:

1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada

pendapatan dividen. Untuk itu, investor yang memiliki sebagian besar saham

mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke

dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan

kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan

menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.

Universitas Sumatera Utara

2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual, sehingga

ada efek nilai waktu.

3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama

sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.

Karena adanya keuntungan-keuntungan ini, para investor mungkin lebih

senang perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para

investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahan yang pembagian

dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya

tinggi.

2.3 Dividen Kas

Dividen kas adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para

pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Menurut Sandjaja dan

Barlian (2002) dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham

dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.

Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar

dapat membayar dividen tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai

dan tindakan formil dari dewan komisaris.

Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan

diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan

pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahun

dimana mereka mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi

yang akan datang dalam pembagian. Menentukan jumlah dividen yang harus

Universitas Sumatera Utara

dibayar, menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen.

Biasanya investor lebih tertarik dengan dividen yang berupa tunai daripada

dividen saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan dividen yang

diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari

modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham

yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih

tinggi dibandingkan harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan

sebagai kontribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

2.4 Return On Asset

Return On Asset merupakan salah satu ukuran profitabilitas, yang juga

merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi.

Menurut Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Asset adalah tingkat

keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan

operasionalnya. Return on Asset diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap

total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahan dalam penggunaan

investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka

menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan

kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return)

yang semakin besar.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa

membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan

terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah

untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai

kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari

akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga

membuat senang pemegang saham (Hanafi, 2004).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi

perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan

menarik minat investor menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan

keuntungan yang tinggi pula.

Karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen.

Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sudarsi, 2002).

2.5 Current Ratio

Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yang

merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(current liability) melalui sejumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin

tinggi current ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk

memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan Houston,

Universitas Sumatera Utara

2001). Dengan semakin meningkatnya current ratio juga dapat meningkatkan

keyakinan para investor, bahwa perusahaan dapat membayar dividen yang

diharapkan oleh investor.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh

kewajiban jangka pendek ataupun mendanai kegiatan operasional perusahaan.

Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan semakin tinggi pula

kemampuan perusahaan tersebut melakukan pembagian dividen tunai. Sebaliknya,

semakin rendah likuiditas perusahaan semakin kecil kemampuan perusahaan

untuk memberikan dividen tunai.

2.6 Debt to Total Asset

Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik

hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term

debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets)

maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets).

Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai

aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas

operasionalnya. Semakin besar rasio DTA menunjukkan semakin besar tingkat

ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur dan semakin besar pula

beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.

Dengan semakin meningkatnya rasio DTA maka hal tersebut berdampak

terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan

untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka

Universitas Sumatera Utara

profitabilitas semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar

bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang

(menurun). Menurut Parthington (dalam Sunarto dan Andi Kartika, 2003) yang

menunjukkan bahwa tingkat hutang yang tinggi akan mempengaruhi pembayaran

dividen yang semakin rendah.

2.7 Investment Opportunity Set

Dalam signalling theory dinyatakan bahwa peningkatan dividen

merupakan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan

datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang

akan diperoleh sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi (Haruman,

2008). Oleh karena itu, adanya kesempatan investasi yang memberikan

keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan

akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan adanya prospek yang

menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih

tinggi.

Investasi di masa depan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan.

Menurut Myers (dalam Hanafi, 2004) nilai perusahaan merupakan gabungan dari

aktiva dengan investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa

depan, bisa dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Jika

tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka perusahaan akan membagikan

dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan perusahaan akan

digunakan sebagai dana internal untuk keperluan investasi.

Universitas Sumatera Utara

2.8 Size Perusahaan

Menurut Zulkifli (dalam Purba, 2011) ukuran untuk menentukan firm size

adalah dengan log natural dari total aktiva. Ukuran perusahaan (firm size)

mencerminkan bahwa perusahaan yang mapan dan besar akan memiliki akses yang

lebih mudah ke pasar modal, dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru

ataupun perusahaan yang kecil. Perusahaan yang masih baru ataupun perusahaan

yang kecil karena keterbatasan aksesnya ke pasar modal sehingga kemampuannya

untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari pasar modal juga terbatas.

Oleh karena itu, maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna membiayai

operasinya dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang saham akan

semakin kecil. Semakin besar ukuran perusahaan (firm size) maka dividen yang

dibagikan juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen.

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang

masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar

modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas

dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga

perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada

perusahaan kecil.

2.9 Growth

Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan

Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar hasil operasional yang

Universitas Sumatera Utara

dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil

operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.

Meningkatnya kepercayaan pihak kreditur terhadap perusahaan, maka proporsi

hutang semakin besar dari modal sendiri. Ini didasarkan pada keyakinan kreditur

atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang

dimiliki perusahan (Ang, 1997).

Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar

tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan

dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan

menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Oleh

karenanya, potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang

menentukan kebijakan dividen (Andriyani, 2008).

2.10 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang

dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh

beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

Menurut Brigham (dalam Suherli&Harahap, 2004) semakin besar leverage

perusahan maka cenderung untuk membayar dividennya lebih rendah dengan tujuan

untuk mengurangi ketergantungan pada pendanaan secara eksternal. Sehingga

semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya yang akan

mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan.

Hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih

yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima,

karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividen. Jika

beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi

dividen akan semakin rendah.

Kebijakan debt dapat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik

perusahaan yang akan mempengaruhi kurva permintaan dari debt yang

ditawarkan kepada perusahaan atau permintaan perusahaan akan debt

(Ang,1997). Perusahaan-perusahaan yang profitable memiliki lebih banyak

earnings yang tersedia untuk investasi dan karenanya, akan cenderung

membangun equitas mereka relatif terhadap debt. Oleh karena itu, semakin

rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya (Ang, 1997). Semakin besar proporsi hutang yang

digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula

jumlah kewajibannya (Ang, 1997). Peningkatan hutang pada gilirannya akan

mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang

saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih

diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi,

maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah,

sehingga DER mempunyai pengaruh negatif dengan dividen. Rasio ini

menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang

Universitas Sumatera Utara

digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.

Semakin besar rasio hutang menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan

perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya

hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.

2.11 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti melakukan review terhadap beberapa penelitian sebelumnya untuk

dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini. Penelitian Suharli

(2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Profitability dan Investment

Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai

Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Periode 2002-2003)”, dengan kesimpulan likuiditas dapat digunakan sebagai

variabel penguat (variabel moderator) karena mempunyai pengaruh yang

signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi

secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan

jumlah pembagian dividen perusahaan.

Penelitian oleh Vianita dan Izzati Amperaningrum (2012) dengan judul

penelitian “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian

diperoleh bahwa secara parsial, variabel independen yang berpengaruh signifikan

ter-hadap dividen kas adalah ROA, EPS, DPR, sedangkan cash ratio, current

ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian oleh Andriyani (2008) dengan judul “Analisis Pengaruh Cash

Ratio, Debt to Equity Ratio, Investment Opportunity Set dan Profitability

terhadap Kebijakan-Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan

Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006)”, kesimpulan

secara parsial variabel independen cash ratio, IOS, ROA berpengaruh signifikan

positif terhadap variabel DPR, sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel DPR.

Penelitian oleh Purba (2011) dengan judul “Pengaruh Laba Akuntansi,

Laba Tunai, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Terhadap Dividen Kas

Pada Perusahaan Infrastructure, Utility, and Transportation dan Real Estate and

Property yang Terdaftar Di BEI”. Penelitian menunjukkan laba akuntansi

berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Sedangkan laba tunai, ukuran

perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

dividen kas secara parsial, dan secara simultan laba akuntansi, laba tunai, ukuran

perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Selanjutnya melakukan penelitian terhadap Yiadom dan Samuel Kwaku

Agyei (2011) yang berjudul “Determinants of Dividend Policy of Banks in

Ghana”. Hasil penelitian ROA, leverage, changes in dividend, collateral capacity

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan growth

dan age tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2005) yang berjudul ”Pengaruh

Informasi Laporan Keuangan terhadap Pendapatan Dividen Tunai (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ periode 1999-2003)”.

Universitas Sumatera Utara

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini secara parsial hanya variabel EPS

yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan variabel

ROE, CR, DTA dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen

tunai.

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang berjudul “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur

Jenis Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, memiliki

kesimpulan bahwa secara parsial hanya variabel Cash Ratio, Current Ratio dan

DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan

variabel ROI, DTA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen

tunai.

Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Hashemi dan Fatemeh Zahra

Kashani Zadeh (2012) yang berjudul “The Impact of Financial Leverage

Operating Cash Flow and Size of Comapany on the Dividend Policy (Case Study

of Iran)”, Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini secara parsial hanya

variabel operating cash flow, size of company yang berpengaruh secara signifikan

terhadap dividend policy dan variabel financial leverage tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap dividend policy.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

No Nama Peneliti &

Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Michell Suharli (2007)

Pengaruh Prof-itability dan Inves-tment Opportunity Set terhadap Ke-bijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Per-usahaan yang ter-daftar di Bursa Efek Jakarta Per-iode 2002-2003)

Variabel independen: Profitability, Investment Opport-unity Set, Likuiditas Variabel dependen: Kebijakan Dividen Tunai

Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena mempunyai pengaruh yang sig-nifikan dalam mem-pengaruhi profitabilitas dan kesempatan invest-tasi, tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.

2 Engela Vianita dan Izzati Amperaningrum (2012)

Analisis Faktor yang Mempenga-ruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel independen: ROA, EPS, Cash Ratio, Current Ratio, DPR Variabel dependen: Dividen Kas

Secara parsial, variabel independen yang ber-pengaruh signifikan terhadap dividen kas adalah ROA, EPS, DPR. Sedangkan cash ratio, current ratio tidak signifikan ter-hadap dividen kas.

3 Maria Andriyani

(2008)

Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Investment Opportunity Set dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada per-usahaan Auto-motive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006)

Variabel independen: Cash Ratio, DER, IOS, ROA. Variabel dependen: Kebijkaan Dividen

Secara parsial variabel independen cash ratio, IOS, ROA berpengaruh signifikan positif ter-hadap variabel ke-bijakan dividen, se-dangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen

Universitas Sumatera Utara

4 Fransiska Purba (2012)

Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Per-usahaan Dan Umur Perusahaan Ter-hadap Dividen Kas Pada Perusahaan Infrastructure, Utility, And Trans-portation Dan Real Estate And Pro-perty Yang Ter-daftar Di BEI

Variabel independen: Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Variabel dependen: Dividen kas

Penelitian menun-jukkan bahwa laba akuntansi berpeng-aruh signifikan ter-hadap dividen kas. Laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh tidak sig-nifikan terhadap dividen kas secara parsial, secara simul-tan laba akuntansi, laba tunai, ukuran per-usahaan dan umur per-usahaan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

5 Edward Marfo-Yiadom

dan Samuel Kwaku Agyei (2011)

Determinants of Dividend Policy of Banks in Ghana

Variabel independen: ROA, leverage, changes in dividend, collateral capacity, growth, age. Variabel dependen: Kebijakan dividen

ROA, leverage, changes in dividend, collateral capacity berpengaruh positif dan signifikan ter-hadap kebijakan dividen. Sedangkan growth dan age tidak berpengaruh sig-nifikan terhadap ke-bijakan dividen

6 Tri Susilowati

(2005)

Pengaruh Informasi Laporan Keuangan terhadap Pendapat-an Dividen Tunai (Studi Kasus Pada Perusahaan Manu-faktur yang Ter-daftar di BEJ periode 1999-2003)

Variabel independen: ROI, ROE, Current Ratio, DTA, DER, EPS Variabel dependen: Dividen tunai

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, se-dangkan variabel ROE, CR, DTA dan DER tidak ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividen tunai.

Universitas Sumatera Utara

7 Yeti Meliany Lubis (2009)

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Jakarta

Variabel independen: ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA, EPS, DER, DPR Variabel dependen: Dividen Tunai

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara parsial hanya va-riabel Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang ber-pengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, se-dangkan variabel ROI, DTA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.

8 Seyed Abbas Hashemi dan Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012)

The Impact of Financial Leverage Operating Cash Flow and Size of Comapany on the Dividend Policy (Case Study of Iran)

Variabel independen: Financial Leverage, Operating Cash Flow, Size of Company Variabel dependen: Dividend Policy

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara parsial hanya va-riabel operating cash flow, size of company yang ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividend policy dan variabel financial leverage tidak ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividend policy.

Universitas Sumatera Utara