divertikulitis
DESCRIPTION
DivertikulitisTRANSCRIPT
Sabtu, 12 November 2011
Asuhan Keperawatan Divertikulitis
2.1 Definisi
Penyakit divertikular adalah suatu kondisi umum yang mempengaruhi sistem pencernaan. Hal ini terjadi ketika tonjolan kecil atau kantong (biasanya disebut diverticula) terbentuk di dinding usus besar. Penyakit divertikular adalah penyakit yang umum diderita,namun kebanyakan orang yang mengalaminya tidak merasakan gejala apapun. Penyakit ini menjadi semakin umum diderita saat seseorang semakin tua. Penyakit divertikular terjadi ketika area kecil dari lapisan usus melemah dan terbentuk tonjolan atau kantong selama bertahun-tahun. Hal ini dikenal sebagai divertikular. Divertikula sebagian besar ditemukan di bagian bawah bawah usus besar meskipun pada beberapa orang didapati di bagian bawah dari usus mereka.
Ada 3 istilah yang biasanya digunakan untuk penyakit divertikular, yaitu :
a. Diverticulosis. Banyak orang menderita diverticula tanpa merasakan gejalaapapun. Divertikula hanya bisa terlihat ketika dilakukan scan dan tes untuk masalah ini. Divertikular tanpa gejala biasanya dikenal sebagai diverticulosisb. Divertikular. Jika terdapat gejala-gejala diverticula, ini dikenalsebagai penyakit divertikular.
c. Diverticulitis. Jika diverticula menjadi meradang dan menyebabkanpenyakit, kondisi ini dikenal sebagai diverticulitis.Gejala-gejala penyakit divertikular biasanya terasadi sebelah kiri bawah perut. Rasa sakit dapat muncul setelah makan. Mungkinhilang setelah buang angin atau BAB. Gejala lain termasuk:
Kembung
Angin
Sembelit
Diare
Sakit perut terus-menerus dan bertambah parah yang dimulai dari bawah pusar dan kemudian pindah ke sisi kiri bawah (walaupun bisa muncul di kanan bagi orang Asia karena perbedaan genetik)
demam (suhu tinggi)
sering buang air kecil dan kadang-kadang nyeri
perubahan kebiasaan buang air besar
mual dan muntah
Rasa sakit dan fungsi usus terganggu hilang dankembali lagi dari waktu ke waktu dan ditemukan darah dalam tinja. Hal ini disebabkan melemahnya pembuluh darah di dalam diverticula. Jikadarah berasal dari sebagian besar usus biasanya terlihat sebagaidarah dalam tinja. Darah yang berasal dari tempat yang lebih tinggi disistem pencernaan, misalnya perut, cenderung membuat kotoran menjadi hitam dan tinggal. Kadang-kadang terbentuk jaringan parut di sekitar salah satu diverticula meradang, dan ini dapat menyebabkan penyempitan usus atau penyumbatan. Jika diverticula meluas, mereka dapat menyebabkan lapisan perut (peritoneum) menjadi meradang dan bengkak. Ini disebut peritonitis.2.2 Etiologi
Dokter percaya bahwa diet rendah serat, khususnya kekurangan buah-buahan dan sayuran, dan tinggi daging merah dan lemak merupakan penyebab utama penyakit divertikular. Ini jarang terjadi di vegetarian dan di beberapa bagian dunia dimana asupan serat tinggi. Bidang usus umumnya terkena penyakit diverticular.2.3 Patofisiologi
Penyakit divertikula adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkandivertikulitis dan divertikulosis. Divertikulosis merujuk pada adanya sakusmukosa luar usus non-inflamasi. Divertikulisis adalah sakus luar buntu atauherniasi mukosa usus diseluruh pembungkus otot usus besar, biasanya kolonsigmoid. Penyakit divertikular umum terjadi pada pria dan wanita serta pada usialebih dari 45 tahun, dan pada orang gemuk. Kasus ini terjadi pada kira-kirasepertiga populasi lebih dari 60 tahun. Diet rendah serat dihubungkan dengan terjadinya divertikula, karena diet ini menurunkan bulk dalam feses dan mempredisposisikan pada konstipasi.Pada adanya kelemahan otot di usus, dapat meningkatkan tekana intramular yang dapat menimbulkan pembentukan divertikula.Penyebab divertikulosis meliputi atrofi atau kelemahan otot usus, peningkatan tekanan intramural, kegemukan, dan konstipasi kronis. Divertikulosis terjadi bila makanan yang tidak dicerna menyumbat divertikulum, yang menimbulkan penurunan suplai darah ke area dan mencetuskan usus pada invasi bakterikedalamdivertikulum.Divertikula mempunyai lumen usus sempti seperti leherbotol.Titik lemah di otot usus ada pada cabang-cabang pembuluh darah yang menembus dinding kolonik. Titik lemah ini menciptakan area protrusi usus bila adapeningkatantekananintraluminal. Divertikula sering terjadi pada kolon sigmoid karenatekanantinggipadaareainidiperlukanuntukmengeluarkan feses ke rektum. Divertikulitis mungkin akut atau kronis. Bila divertikulum tidak terinfeksi(divertikulosis), lesi ini menyebabkan sedikit masalah. Namun, bila fekalit
tidak encer dan mengalir dari divertikulum, fekalit dapat terperangkap danmenyebabkan iritasi dan inflamasi (divertikulitis).Area terinflamasi terbendung oleh darah dan dapat berdarah. Divertikulitis dapatmenimbulkan perforasi bila massa yang terperangkap di dalam divertikulummengikis dinding usus. Divertikulitis kronis dapat mengakibatkan peningkatanjaringan parut, dan akhirnya penyempitan lumen usus, potensial menimbulkanobstruksi. Divertikulum Meckel adalah pembentukan sakus usus, penyelidikan terhadap perkembangan embrionik ditemukan pada ilium 10 cm dari sekum. Sakus ini dilapisi oleh mukosa lambung atau dapat mengandung jaringan pankreas. Lapisan mukosa lambung kadang-kadang menimbulkan ulserasi dan berdarah atau perforasi. Selain itu, divertikulum dapat terinflamasi dan melekat pada umbilikus oleh pita fibrosa dan menjadi fokus terjadinya pemilinan usus yang menyebabkan obstruksi. Tindakan terhadap keadaan ini meliputi pembedahan terhadap divertikulum.
2.4 Manifestasi Klinis
Kejang perut
Sembelit
Mungkin di awal sedikit diare
Demam
Sakit perut
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medikal
Penyakit divertikular asimtomatis tidak memerlukan terapi khusus selainmodifikasi diet. Penyakit ringan dapat diobati dengan ketaatan terhadap diettinggi serat dan pencegahan konstipasi dengan laksatif (koloid hidrofilik).Anjurkan klien untuk memberitahu dokter tentang adanya perubahan pola dankarakter defekasi (konstipasi atau diare), atau jika ada demam, nyeri abdomen, atau terjadi manifestasi urinarius. Divertikulosis dapat diobati dengan intervensi medikal, dengan memungkinkan kolon beristirahat. Klien dengan divertikulitis akut berada pada status puasa, mungkin dipasang selang NG, dan menerimacairanparenteralsampainyeri,inflamasi,dan suhu berkurang. Bila episode akut mulai berkurang, klien dapat mencerna cairan oral, dan dilanjutkan dengan diet yang lebih bervariasise cara progresif.Intervensi juga bertujuan untuk mengontrol inflamasi. Berikan antibiotik yang diresepkan dan anjurkan klien untuk :
Menghindari aktifitas yang meningkatkan tekananintraabdomen, seperti membungkuk, mengangkat, batuk, dan muntah.
Minum sedikitnya 8 gelas air setiap hari.
Mengurangi berat badan bila gemuk.
Penatalaksanaan bedah.
Pembedahan diindikasikan untuk klien yang mengalami kompliklasiseperti hemoragi, obstruksi, abses, atau perforasi. Prosedur pembedahan biasanya termasuk ligasi dan pengangkatan kantung atau colostomy yang terkena bila ada komplikasi. Pada abses atau obstruksi, ahli bedah melakukan reseksi kolon dengan kolostomi temporer, yang dibiarkan sampai kondisi klien membaik. Untuk beberapa klien, kolostomi temporer sendiri memungkinkan usus beristirahat dan menyembuh.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terhadap kerusakan integritas peristomal yang berhubungan dengan sensivitas pada materi bahan yang digunakan.
Kerusakan integritas jaringan stoma yang berhubungan dengan ketidaktepatan ukuran alat yang digunakan, mengakibatkan kerusakan sirkulasi
Inkontinensiausus.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pembedahan, rutinitas praoperasi, dan perawatan pasca operasi.
Nyeri atau nyeri kronis yang berhubungan dengan adanya obstruksi.
3.5 INTERVENSI
1. Resiko terhadap kerusakan integritas peristomal yang beerhubungan dengan sensivitas pada materi bahan yang digunakanTujuan : menjaga keutuhan jaringan peristomalKriteria hasil : kulit peristoma dan jaringan tetap utuh.
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi1. Berikan pectin, mengandung metilselulosa, barier kulit berbentuk soliddisekitar stoma2. Berikan system kantung dua-lembar atau kantung dengan akses penutup3. Kosongkan kantong bila penuh sepertiga sampai setengahnya oleh fesesatau gas 1. Untuk melindungi kulit peristoma dari kontak dengan feses, yang akanmenyebabkan iritasi
2. Agar stoma dapat diinspeksi untuk isinya setiap 12 sampai 24 jam3. Untuk mempertahankan segel kantung tetap aman
2. Kerusakan integritas jaringan stoma yang berhubungan dengan ketidaktepatan ukuran alat yang digunakan, mengakibatkan kerusakan sirkulasiTujuan : menjaga keutuhan kulit stomaKriteria hasil : kulit stoma dan jaringan tetap utuh.
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi1. Berikan pectin, mengandung metilselulosa, barier kulit berbentuk soliddisekitar stoma2. Berikan system kantung dua-lembar atau kantung dengan akses penutup3. Kosongkan kantong bila penuh sepertiga sampai setengahnya oleh fesesatau gas 1. Untuk melindungi kulit peristoma dari kontak dengan feses, yang akanmenyebabkan iritasi
2. Agar stoma dapat diinspeksi untuk isinya setiap 12 sampai 24 jam3. Untuk mempertahankan segel kantung tetap aman
3. Inkontinensia ususTujuan : pasien mampu mengeluarkan gas dan feses melalui diversi vekalKriteria hasil : dalam 2 sampai 4 hari setelah pembedahan, pasien mempunyai bising usus dan mengeluarkan gas dan feses melalui diversi vekal
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi
1. Kosongkan feses dr lubang dasar kantung, dan kaji kuantitas dankualitas feses 1. Untuk mendokumentasikan aliran balik fungsi usus normal
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pembedahan, rutinitaspraoperasi, dan perawatan pascaoperasi.Tujuan :
Kriteria hasil :1. Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan, temasukpersiapan praoperasi dan sensasi, dan mendemonstrasikan latihan pascaoperasi danmenggunakan alat sebelum prosedur pembedahan atau pada bedah kedaruratan, selamaperiode pascaopeasi segera.
Intervensi
Rasional
Kaji pemahaman pasien tentang diagnosis, prosedur pembedahan, rutinitaspraoperasi, dan program pascaoperasi.
Klarifikasi dan jelaskan diagnosis dan prosedur penbedahan sesuaikebutuhan.
Berikan waktu pada pasien untuk menngajukan pertanyaan danmengekspresikan perasaan ansietas ; bersikap menenangkan dan mendukung.
Menentukan pengalaman bedah masa lalu dan efek positif atau negative padapasien. Mengkaji sifat masalah atau rasa takut yang berkenaan denganpembedahan. Serta mendokumentasikan pengkajian dan memberitahu orang lain yangterlibat dalam perawatan pasien.
Member informasi tertulis sederhana untuk menguatkan pelajaran.
Memberikan informasi tertulis dan verbal pada bahasa asli pasien untuk pasien yang bicara bukan dengan bahasa Indonesia. Bersedia untuk menampung masalah utamanya.
5. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, cedera, atau prosedur bedah.Tujuan : kualitas nyeri yang dirasakan pasien hilang atau berkurang.Kriteria hasil :1. Dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif pasien tenntang ketidaknyamanan menurun, didokumentasikan oleh skala nyeri.2. Pasien tidak menunjukkan indikator-indikator nyeri nonverbal3. Indicator autonomik berkurang atau tidak ada.4. Respon verbal, seperti menangis atau merintih tak ada.
Intervensi
Rasional
Kembangkan pendekatan sistemik terhadap penatalaksanaan nyeri untuksetiap pasien.
Pantau pasien pada interval sering terhadap ketidaknyamanan. Gunakanmetode formal tentang pengkajian nyeri.
Evaluai pasien yang mengalami nyeri akut dan kronis terhadapindicator nonverbal dari ketidaknyamanan.
Evaluasi pasien dengan nyeri akut terhadap indicator-indikatorautonomic.
Evaluasi riwayat kesehatan pasien terhadap penggunaan alcohol atauobat-obatan (diresepkan atau obat bebas)
1. Untuk mencapai hasilterbaik, perawat primer harus berkolaborasi dengan tim pengontrol nyeri, ahlibedah, ahli anatesi, dan pasien.2. Satu metode memungkinkan pasien merentangkan ketidaknyamanan paadaskala 0 (tidak ada ketidaknyamanan) sampai 10 (nyeri paling buruk). Metodalain dapat digunakan, tetapi metoda terpilih harus digunakan konsisten3. -
4. Waspada bahwa pasien dengan nyeri kronik (>6 bulan) mungkin tidakmenunjukkan respon autonomic.5. Riwayat positif adiksi terhadap alcohol atau obat-obatan yangmempengaruhi dosis efektif dari analgesic (mis. mungkin diperlukan lebih ataukurang). Konsultasi control nyeri bila tersedia. Semua pemberi perawatankesehatan harus konsisten dalam pembatasan situasi sambil memberikan controlnyeri efektif melalui metode farmakologis dan non farmakologis. Konsultasipsikiatrik mungkin diperlukan.
Saktya Yudha di 04.52Berbagi Tidak ada komentar:Poskan Komentar‹›Beranda
Lihat versi webDiberdayakan oleh Blogger