dilema publikasi elektronik karya ilmiah

4

Click here to load reader

Upload: eka-ernawati

Post on 26-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dilema Publikasi Elektronik Karya Ilmiah

Dilema Publikasi Elektronik Karya Ilmiah : Kebutuhan Informasi versus Kekhawatiran akan Plagiarism

PDF  

Page 2 of 2Perpustakaan dan Teknologi InformasiDalam penyesuaian diri ini, konsep layanan informasi harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih aktif atau menjemput bola. Perpustakaan di tengah kemajuan ilmu pengetahuan termasuk teknologi informasi dan komunikasi, harus mampu memberikan nilai tambah pada informasi melalui streamlining (pelurusan/ ketepatan), ekspansi dan inovasi. Selain mempermudah dan memperluas akses, perpustakaan hendaknya mampu melakukan manajemen pengetahuan (knowledge management) secara maksimal.  Selama ini, perpustakaan lebih banyak berfokus pada organisasi dan penyebaran informasi yang masih bersifat define atau membatasi informasi yang seharusnya dapat “bebas” di akses oleh pemustaka.

Untuk meningkatkan kualitasnya, perpustakaan harus memfasilitasi, berpartisipasi dan lebih terbuka dalam hal memberikan informasi, terutama dalam bentuk soft copy karya ilmiah atau menyajikan lewat media internet. Penyajian informasi dalam bentuk soft copy atau internet karya ilmiah menjadi sebuah alternatif yang makin diminati pengguna. Tentu saja sebuah perpustakaan harus mengenali terlebih dulu karakter penggunanya sebelum menentukan format layanan yang akan diberikan.

Ke depan, perpustakaan harus lebih memfokuskan diri sebagai community information intermediary, yaitu institusi yang dapat memahami dan berempati terhadap komunitas pengguna, memiliki pemahaman yang mendalam terhadap dunia informasi dan organisasinya serta dengan aktif selalu mengembangkan dan meningkatkan mekanisme yang menghubungkan keduanya. Kompetensi yang harus dimiliki dalam paradigma baru harus disesuaikan dan ditingkatkan seiring dengan perubahan tuntutan pengguna, yaitu akses informasi secara lebih luas, cepat dan tepat.

Publikasi Karya Ilmiah, Plagiarism, Hak Cipta, dan Perwujudan Teknologi InformasiDalam hal ini adalah karya ilmiah yang telah dihasilkan oleh lulusan sebuah Perguruan Tinggi tersebut yang dulunya hanya berbentuk hard copy, sekarang dikemas dalam bentuk soft copy antara lain : skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah lainnya.

Dan untuk menyajikan atau mempublikasikan karya ilmiah yang telah dihasilkan oleh sebuah lulusan perguruan tinggi dalam bentuk digital atau melalui internet agar terhindar dari kegiatan plagiarism atau plagiatisme perlu beberapa langkah-langkah “cerdas” agar tidak bertentangan dengan undang-undang perlindungan Hak Cipta. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Diao Ai Lien¹ dalam makalahnya yang berjudul ”Mengapa Publikasi Elektronik Karya Ilmiah?”. Diao Ai Lien menjelaskan bahwa menyebarluaskan skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah lainnya dalam bentuk elektronik mempunyai lebih banyak kebaikan daripada keburukan. Argumen orang yang berkeberatan terhadap hal ini adalah bahwa karya tersebut menjadi mudah dijiplak. Untuk mengatasi kekuatiran tersebut, ada beberapa hal yang perlu disadari, yaitu:

1. Mencetak dokumen elektronik (sama seperti memfotokopi) belum berarti

Page 2: Dilema Publikasi Elektronik Karya Ilmiah

plagiarism. Plagiarism baru terjadi waktu seseorang mengutip atau menggunakan, sedikit atau banyak, tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

2. Mengajarkan orang membuat kutipan secara benar (dari segi format, maupun isi).

3. Dokumen elektronik bisa juga dibuat ’hanya untuk dibaca’, yaitu dengan cara menyimpannya dengan menggunakan Adobe Acrobat. Tentunya dengan security atau pengamanan yang tidak bisa di copy atau diberi watermark penulis atau instansi yang memiliki karya tulis tersebut.

 

1. Kepala Perpustakaan Universitas Widya Mandala Surabaya

Dari paparan-paparan yang di jelaskan diatas, dapat dikaitkan dengan isi undang-undang hak cipta tahun 1982 tentang undang-undang hak cipta di perpustakaan yang berbunyi : bahwa undang-undang hak cipta 1982 memberi izin perpustakaan dan pusat dokumentasi untuk membuat fotokopi sebuah buku, dengan beberapa ketentuan seperti : hasil fotokopi tersebut hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak boleh diperjualbelikan, dan dapat pula digunakan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian (Sulistyo-Basuki, 1991:107).

Boleh jadi hal ini yang menjadi landasan dasar organisasi/lembaga informasi dan juga perpustakaan untuk memperbolehkan publikasi karya ilmiah secara elektronik melalui internet hanya untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian.

Penutup

Dapat disimpulkan bahwa publikasi karya ilmiah dalam bentuk elektronik melalui internet tidak menjadi masalah yang serius lagi. Hal ini dikarenakan banyak faktor-faktor yang menguntungkan dengan mempublikasikan suatu karya ilmiah. Dan dengan melakukan hal itu suatu karya ilmiah lebih bisa dimanfaatkan secara maksimal baik secara pendidikan maupun dalam bentuk informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat umum untuk kepentingan non ke-pendidikan secara ke-ilmuan (aplikasi teori kepada kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja atau bsinis). Dalam diskusi dan forum-forum organisasi perpustakaan hal ini juga menjadi topik dan pembicaraan yang hangat, bahkan banyak juga yang berpendapat bahwa sebetulnya dengan mempublikasikan karya ilmiah melalui publikasi elektronik ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Antara lain :

Publikasi karya ilmiah secara elektronik di internet dapat meningkatkan percepatan akses, perekaman, dan penyebaran sebuah pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

Kecepatan perkembangan pengetahuan pun akan semakin cepat, karena pengetahuan berkembang waktu disebarluaskan (bukan waktu dijaga di lemari atau ruang terkunci).

Dan melalui cara ini, berarti banyak juga yang akan menjadi ‘polisi’ yang akan

Page 3: Dilema Publikasi Elektronik Karya Ilmiah

mendeteksi plagiarism, tentunya melalui pengaksesan suatu karya ilmiah di internet. Hal ini akan sulit bila suatu karya ilmiah hanya bisa dibaca di ruang perpustakaan.

Jadi dengan demikian, tidak perlu lagi mempertahankan kekuatiran terhadap plagiarism suatu karya ilmiah yang di publikasikan secara elektronik melalui internet.

Sumber: http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/1/3/http://aurajogja.wordpress.comBasuki, Sulityo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 1991Tobing, Paul L. Knowledge Management : konsep, arsitektur dan implementasi. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2007. “Mudah-mudahan kita tidak hanya melakukan dengan benar saja, namun yang penting bahwa kita memang mengerjakan yang benar.” (Blasius Sudarsono)