desain grafis 2a

of 96 /96
PICTOGRAM STORY TELLING PROJECT UJIAN AKHIR SEMESTER 2 DESAIN GRAFIS 2A STUDIO DESAIN GRAFIS 1

Author: others

Post on 09-Jun-2022

16 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

UntitledCerita Inspiratif Tenaga Medis Covid-19, Pisah dengan Keluarga dan Butuh
Hiburan Vien Dimyati Senin, 06 April 2020 - 08:52:00 WIB
JAKARTA, iNews.id - Wabah Corona atau Covid-19 menyebar hampir ke seluruh dunia. Tidak hanya
perekonomian dan pariwisata yang terdampak. Semua sektor pun merasakan keterpurukan.
Di lain sisi, wabah Covid-19 ini juga menyisakan cerita haru dari para tenaga medis. Mereka harus
berpisah
sementara dari keluarga demi menjadi garda terdepan menangani Covid-19.
Syukur dan optimisme itu tergambar jelas di wajah-wajah tim medis yang hingga detik ini terus
berjuang digaris terdepan dalam menangani Covid-19. Tanpa lelah, tanpa rasa takut, mereka tak henti “berperang”.
Para tenaga medis mengerahkan kemampuan terbaik serta memberi semangat kepada mereka yang
terjangkit
virus Corona. Meski di sisi lain, mereka juga orang yang paling membutuhkan semangat agar bisa konsisten berdiri.
“Saya optimistis dan akan terus berjuang. Semua bahu-membahu memberikan yang terbaik dalam situasi yang tidak
mudah ini,” kata Chitra Nur Mawarti, di Jakarta, belum lama ini.
Chitra adalah tenaga kesehatan yang bertugas di salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jakarta. Bersama rekan
sprofesi, sejak virus ini menjangkit Indonesia, Chitra mengerahkan kemampuan terbaik, tenaga, dan semangat yang dimilikinya
untuk merawat pasien yang terkena Corona. Virus yang hingga saat ini telah menjangkit 2.273 orang di Indonesia.
Tapi Chitra sadar proses ini tidak akan mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Tidak secara profesi tapi juga keluarga dan
lingkungan. Sebagai orang yang berinteraksi dengan ODP, PDP, bahkan pasien yang positif Corona, banyak yang khawatir Chitra dan
rekan seprofesinya terpapar dan menjadi carrier.
“Ada beberapa teman saya yang mulai diisolasi sosial oleh lingkungan di sekitar mereka. Karena mereka petugas medis,” kata Chitra.
Namun sekali lagi, Chitra sadar apa yang dia lakukan saat ini tidak sekadar profesi, tapi juga bergerak atas nama kemanusiaan. Sejarah akan
mencatat Chitra dan rekan-rekannya adalah pejuang yang memiliki hati yang putih, laiknya seragam yang mereka kenakan.
Apalagi, kata Chitra, saat ini dukungan dari khalayak begitu luas yang membuat mereka tidak merasa sendiri dan terus semangat. Ada saja
dukungan dan bantuan mulai dari camilan, minuman, susu, makanan, suplemen, bahkan APD (alat pelindung diri), dan lainnya yang meng-
hampiri mereka.
“Luar biasa sekali dukungan dari masyarakat. Kami juga mendapat fasilitas akomodasi yang di luar dugaan. Hotel nyaman sekali, makanan
memenuhi standar, ditambah buah-buahan hingga suplemen yang tentu dapat membantu kami menjaga vitalitas selama bertugas,” ujar Chitra.
Chitra yang tinggal di daerah Cibinong, Bogor, mengatakan semua dukungan itu sangat membantu para tenaga kesehatan dalam bertugas.
Sebelumnya dia menghabiskan 1,5 jam dari rumah untuk ke rumah sakit tempatnya bekerja.
“Kami juga disediakan antar jemput dari hotel ke rumah sakit dan sebaliknya. Terdapat delapan jam keberangkatan, jarak hotel ke RS kami
pun hanya 5 menit, jadi tidak capek di jalan, karena biasanya saya harus menghabiskan 1,5 jam perjalanan dari rumah ke rumah sakit,” katan-
ya.
“Saya sendiri mendapat fasilitas hotel di Novotel Cikini, satu kamar berdua dengan rekan saya. Rencananya saya menggunakan fasilitas ini
hingga wabah ini selesai. Alhamdulillah support system kami sangat kuat. Tidak hanya dari masyarakat tapi juga pemerintah,” katanya.
Aktivitas yang dilakukannya setiap hari tidak jarang menimbulkan stres yang tinggi. Berkomunikasi lewat panggilan video dengan anak dan
keluarga jadi pelipur lara untuknya.
“Kekurangannya hanya kami semua butuh hiburan, karena kami di rumah sakit sudah menghadapi pasien-pasien, dan di hotel kami hanya
bisa di dalam saja, hiburan satu-satunya cuma video call dengan anak, tapi malah sedih karena jadi tambah kangen. Alangkah senangnya ka-
lau kami mendapat hiburan apa saja sekiranya melepas penat. Doa kami semoga lelah kami menjadi lillah, salam sehat dari kami para tenaga
kesehatan,” ujar Chitra.
transportasi untuk tenaga medis. Mulai dari Accor Group, Swiss-Belhotel, hingga Reddoorz. Sementara untuk transportasi disiapkan oleh
BlueBird Group, Antavaya, White Horse dan Panorama.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kemenparekraf, Ari Juliano Gema mengatakan, prioritas Kemenparekraf saat ini adalah melindungi kesehatan
dan keselamatan masyarakat.
“Kerja sama dengan industri pariwisata tidak hanya sebagai bentuk dukungan bagi tenaga medis, tapi juga upaya Kemenparekraf menjaga
ketahanan ekonomi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Ari Juliano Gema.
Kerja sama dengan berbagai pihak tersebut sudah sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang pemfokusan ulang
(refocusing) kegiatan, realokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa untuk percepatan penanganan Covid-19.
Editor : Vien Dimyati
MENGGUNAKAN ADOBE ILUSTRATOR
RAHEL 2006421004
CERITA ASLI
Tahun ini, Lulu lulus dari SMA Negeri 1 Purworejo dan bersiap menempuh pendidikan di
Perguruan Tinggi. Berbekalkan materi yang diberikan dari Workshop Videography yang
diselenggarakan oleh UNICEF, U-Report, dan Yayasan Setara, video Lulu yang dipublikasikan
UNICEF mendapat sambutan hangat dari banyak orang, dengan jumlah like lebih dari 260 ribu.
Lulu berharap karyanya dapat menginspirasi kita semua untuk mengoptimalkan waktu yang kita
miliki selama pandemi.
Lulu juga berpesan agar kita semua selalu menjaga kesehatan selama pandemi. Tidak hanya
kesehatan fisik, tapi juga kesehatan pikiran dan hati. Jaga kesehatan fisik dengan tetap di rumah,
menggunakan masker ketika pergi ke luar, dan sering cuci tangan. Penting juga untuk menjaga
kesehatan pikiran dengan tetap produktif, dan menjaga kesehatan hati dengan tetap ibadah di
rumah.
“Harapan saya, semoga pandemi cepat berakhir, ekonomi pulih, dan pendidikan normal kembali.
Indonesia siap menyambut masa baru dengan kekuatan baru,” ujar Lulu sebagai pesan penutup
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/covid-19-diaries/kisah-
COVID-19
Pandemi virus corona COVID-19 bukan menjadi alasan tidak bisa melakukan ibadah.
Termasuk salat lima waktu dan salat Jumat berjamaah. Namun, di masa pandemi virus corona
COVID-19, ibadah harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Seperti diketahui Iman, Aman, dan Imun gencar dikampanyekan pemerintah dan
Satgas COVID-19 untuk mencegah penularan virus corona.
Adanya pandemi virus corona COVID-19 saat ini mengubah banyak perilaku masyarakat saat
ibadah. Hal itu satu di antaranya terlihat di Masjid Baitus-Syukuur, desa Panggisari,
Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam empat bulan terakhir, jemaah di
masjid tersebut menggelar ibadah salat Jumat dan salat lima waktu di masa pandemi COVID-
19 sesuai aturan pemerintah.
Dalam melaksanakan salat berjemaah, warga masjid Baitus Syukuur menerapkan protokol
kesehatan COVID-19 secara ketat. Saat para jemaah tiba, suhu tubuh mereka dicek oleh
pengurus masjid. Kemudian jemaah juga diarahkan untuk mencuci tangan memakai sabun
yang telah disediakan. Mereka tampak membawa sajadah masing masing dan memakai
masker sesuai imbauan pemerintah. Saat salat, satu jemaah dengan jemaah lainnya diberi
jarak sekitar satu meter.
Lantaran ada pengaturan jarak, masjid yang sejatinya mampu menampung sekitar 80 jemaah
itu, kini hanya bisa diisi sekitar 50 persen.
"Alhamdulillah, tetap bisa khusyuk dan rutin salat berjemaah di masjid setelah sebelumnya
tiga bulan beribadah di rumah," ujar Syukuur Suripno, Takmir Masjid Baitus, Jumat
(26/11/2020).
diberi kesehatan dan kelancaran dalam beribadah," tambahnya.
Menurut Suripno, pandemi COVID-19 menjadi momentum melatih kesabaran dan
menerapkan pola hidup bersih sesuai ajaran agama.
"Islam kan mengajarkan kebersihan sebagian dari iman. Inilah saatnya dibuktikan dan
Insyaallah sehat terhindari dari virus," ucapnya.
Selain itu, dengan situasi sekarang jemaah diminta tidak perlu takut, tetapi juga jangan
meremehkan.
"Intinya, jemaah masjid Baitus-Syukuur tidak perlu takut, tapi juga jangan meremehkan
COVID-19. Artinya, tetap melaksanakan ibadah seperti biasanya dengan catatan harus
menerapkan protokol kesehatan ketat selama di masjid," lanjut Suripno.
Sesuai protokol kesehatan, penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan di Masjid Baitus
Syukuur. Kegiatan ini menjadi bagian peningkatan protokol kesehatan setelah dibukanya
kembali masjid untuk umum. Sebelumnya, kegiatan masjid sempat berhenti sekitar beberapa
bulan saat ada imbauan dari pemerintah untuk membatasi kegiatan di masjid.
Setelah diizinkan, penerapan protokol kesehatan ketat diberlakukan mengingat masjid juga
rutin digunakan untuk pengajian dan salat lima waktu. Ada petugas secara giliran yang
bertugas melakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan dilakukan dalam dua bagian,
yaitu bagian utama masjid dan bagian luar masjid. Semua sudut area masjid tidak luput
dilakukan penyemprotan oleh petugas. Karpet-karpet yang telah dipinggirkan, ikut menjadi
titik penyemprotan disinfektan.
terutama sebelum salat Jumat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus
corona COVID-19 di tempat ibadah. Selain menerapakan protokol kesehatan yang ketat,
warga diminta untuk meningkatkan sistem imun. Seperti diketahui, virus corona penyebab
COVID-19 menyerang sistem imun tubuh yang lemah.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan sistem imun tubuh, seperti melakukan
olahraga, tidur cukup, dan mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Selama pandemi ini,
jemaah masjid Baitus Syukuur rutin meminum jamu empon-empon selama seminggu sekali
di masjid. Menariknya, jamu tersebut diberikan pengelola masjid.
"Masjid menyediakan jamu setiap hari Jumat setelah salat maghrib. Kebiasaan minum jamu
tersebut sudah berlangsung selama empat bulan terakhir," ungkap Suripno.
"Dengan rutin minum jamu tentu diharapkan jemaah masjid bisa memiliki imun tubuh yang
kuat agar terhindar dari bahaya COVID-19," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.
Visualisasi Cerita :
Untuk Mengajar di Masa Pandemi
Maria Yosephina Morukh dari SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa
Tenggara Timur mengajak semua guru untuk tetap semangat mencerdaskan anak bangsa di
tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.
Dia menceritakan pengalamannya mengajar di saat pandemi. Dengan keterbatasan fasilitas
dia tetap bersemangat. “Mengajar di pedalaman yang saya rasakan jaringannya susah.
Jika ada tugas-tugas yang online anak-anak pergi ke tempat yang tinggi untuk mencari
jaringan,” ujarnya.
Agar kegiatan belajar tetap berjalan di tengah keterbatasan fasiltas tersebut dia berkunjung ke
rumah-rumah. Dengan kondisi alam yang sulit dia tetap bersemangat bertemu siswa dengan
menggunakan motor. “Saya langsung berkunjung dengan membuat jadwal agar bisa bertemu
dengan anak-anak. Saya siapkan waktu dalam sehari lima anak saya kunjungi,” ujarnya.
Dan yang paling berkesan baginya, saat dia datang disambut dengan ceria yang
menggambarkan bahwa mereka sangat rindu ingin kembali bersekolah. “Saat saya datang
murid kaget dan merasa senang dan terlihat rindu sekali ingin masuk sekolah,” ujarnya.
Sumber: http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/di-tengah-pandemi-covid19-guru-harus-
saling-memberikan-inspirasi
Nama : Muhammad Yulianto
harus-saling-memberikan-inspirasi
SEMANGAT SAAT HARUS KULIAH DARI RUMAH
Pendemi ini ibarat gelombang yang menghantam, sedangkan masing-masing dari
kita berjuang di perahu yang berbeda. Berangkat dari kesadaran bahwa pandemi
ini memberikan dampak kepada kita semua, saya yakin pandemi ini juga akan
membawakan hikmah. Masing-masing dari kita memegang kesempatan untuk
memilih apa yang akan kita lakukan dengan keadaan seperti ini. Disinilah
kemudian pentingnya bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran akan adanya
peluang sekaligus tantangan dalam menghadapi kuliah dari rumah. Dampak dari
adanya Pandemik ini mengharuskan pemebelajaran atau kuliah harus dilakukan
secara daring (online). mahasiswa yang biasanya hadir langsung ke kampus dan
bertemu dengan dosen serta teman-teman lainnya, kini harus melakukan sendiri di
rumah masing-masing. Berbagai tantangan dan hambatan dialami oleh setiap
mahasiswa Pendidikan Sosiologi dalam melaksanakan perkuliahan daring, yang
sudah berlangsung hampir 4 bulan ini. Setiap mahasiswa memiliki pilihan
bagaimana menjalani perkuliahan daring ini, pilihan untuk menerima begitu saja
maupun pilihan untuk mengakses kesempatan baru yang mungkin tidak bisa
diperoleh ketika perkuliahan langsung, seperti mengikuti berbagai kegiatan secara
daring.
Salah satu mahasiswa yang memilih untuk melakukan banyak kegiatan di tengah
aktivitas perkuliahan daring adalah Galih Ragatiwi, mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Angkatan 2019 asal Yogyakarta. Galih juga bercerita mengenai
pengalamannya melakukan perkuliahan secara daring dan bagaimana cara
menjaga semangat untuk melaksanakan perkuliahan daring.
Menurut Galih, tidak ada alasan untuk tidak bersemangat untuk kuliah dari rumah.
Ia mengemukakan bahwa kapan lagi kita bisa mengikuti perkuliahan sambil
rebahan diatas kasur, tidak perlu mandi dan menghemat biaya transportsai jika
tidak karena pandemi. Prinsipnya sendiri dalam menempuh pendidikan adalah
60% melihat ke atas dan 40% melihat ke bawah. Artinya, Galih lebih banyak
menaruh perhatian terhadap pencapaian yang belum dia raih, sedangkan banyak
mahasiswa lain seusianya telah jauh lebih banyak pencapaian. Selama kuliah dari
rumah tentunya Galih memiliki lebih banyak waktu untuk berseluncur
di Youtube untuk melihat vlog-vlog mahasiswa yang telah sukses sejak dini. Hal
ini memancing Galih untuk terus bersemangat dan memanfaatkan bonus waktu
luang ketika kuliah dari rumah untuk mengembangkan diri agar mendapat
pencapaian lebih. Sedangkan prosentase 40% selebihnya adalah untuk
mensyukuri keadaan yang sedemikian ini sehingga bisa merasakan nikmatnya
kebebasan belajar apapun.
Menurutnya, sebagai mahasiswa yang harus menjalankan kuliah dari rumah
selama pandemi menyadari bahwa banyak hal positif yang bisa dilakukan selain
meratapi tantangan kuliah daring. Disadari atau tidak, perkuliahan yang dilakukan
dari rumah lebih banyak dijadikan sebagai bahan keluhan ketimbang sarana untuk
mengembangkan diri ketika memiliki banyak waktu luang di rumah. Dalam hal
ini, Galih memilih untuk memanfaatkan peluang mengembangkan diri melalui
beberapa kegiatan. Di sela-sela aktivitas kuliah dari rumah biasanya dimanfaatkan
untuk memenuhi hobinya yaitu membaca. Kemudian setelah jam perkuliahan
berakhir atau waktu weekend (akhir pekan) biasanya hampir selalu
memanfaatkannya untuk mengikuti kelas daring. Beberapa kelas daring yang
diikuti merupakan bagian dari aktivitas pada keanggotaan di Paradigm
Connection dan Partnership dengan Fair and Lovely yang memberikan
pembiayaan penuh untuk mengikuti kelas daring. Berbagai pilihan kelas mulai
dari personal development, social science, bisnis, hingga komunikasi yang rutin
diikuti dengan senang hati untuk menambah pengatahuan dan relasi. Selanjutnya,
Galih mengaku juga belajar dari Skill Academy dan berbagai Webinar mengenai
lingkungan dari Badan Restorasi Gambut. Pengembangan diri di era pandemic
juga dilakukan dengan terus menunaikan kegiatan keorganisasian, diantaranya
kepengurusan di HIMA DILOGI yang sudah mulai sibuk dengan beberapa proker
terutama untuk menyambut mahasiswa baru, Koalisi Pemuda Hijau dan sebagai
tim Pengupdate Data Kerjasama UNY. Pada akhirnya, pandemic Covid-19 ini
berdampak pada semua kalangan dan lini kehidupan, namun bagaimana cara
menyikapi adalah sebuah pilihan. Spirit Sosiologi.
PICTOGRAM STORY TELLING
TAMBA 2006421010
Keluarga Ini Bagikan Makanan Gratis Setiap Hari di Tengah Pandemi COVID-
19
Pandemi corona COVID-19 nampaknya menjadi masa yang sulit bagi banyak orang. Ya, tak
sedikit orang yang harus kehilangan pekerjaannya antaran pandemi yang tak kunjung berakhir.
Namun masa-masa sulit ini sepertinya justru membuat banyak orang saling peduli untuk membantu
satu sama lain.
Hal itu yang juga dilakukan oleh sebuah keluarga di Surabaya yang membuat kagum
warganet. Dalam video yang diunggah akun TikTok @rayanrizky22, pada 22 Oktober 2020, terlihat
sebuah keluarga membagikan makanan gratis untuk siapapun di tengah pandemi COVID-19. Dalam
video tersebut, sang pemilik akun menuliskan, "Satu keluarga berhati malaikat di tengah pandemi di
Surabaya. Perlu jadi contoh untuk warga Indonesia, khususnya Surabaya."
Diketahui kalau keluarga ini sudah satu bulan membagikan makanan gratis. Mereka rutin
membagikan makanan setiap Senin sampai Jumat pukul 11.00 WIB . Dalam sehari, mereka bisa
membagikan sekitar 100 porsi makanan.
Diminati Banyak Orang Keluarga di Surabaya Tiap
Hari Bagikan Makanan Gratis
([email protected]/https://www.tiktok.com/@rayanrizky22/video/6886373608801799425/H
enry)
Mereka membagikan makanan di Jalan Kedungsari Surabaya, tepatnya di dekat hotel 88.
Orang-orang bisa cepat mengetahui karena ada spanduk "makanan untuk semua orang" di depan
lokasi mereka membuka tempat makanan di sebuah gerobak kecil yang ditarik oleh motor. Banyak
orang antre untuk dapat merasakan kebaikan keluarga ini. Di video tersebut terlihat ada tukang ojek
online, tukang parkir, atau orang yang tak sengaja lewat pun berkumpul untuk mendapatkan makanan
gratis. Tak tanggung-tanggung, setiap hari menu yang diberikan selalu berubah. Alasannya agar orang
yang makan di tempat ini tak merasa bosan. Pada video tersebut, kita bisa melihat menu yang
disajikan hari itu adalah telur balado dan sayur-sayuran.
Menerima Donasi
Pembagian makanan gratis ini rencananya akan tetap diadakan selama pandemi COVID-19
belum berlalu. Unggahan ini pun sudah ditonton lebih dari 158 ribu kali dan mendapat banyak
respons positif dari warganet."Sedekah tidak sekalipun membuat kita miskin dunia akhirat. Malah
membuat kita kaya segalanya," tulis seorang warganet.Ada juga yang memiliki harapan dapat
melakukan hal serupa. "Semoga kalau nanti gue semampu keluarga itu, gue bisa bagi makanan juga.
Amin," tulisnya.
Dalam unggahan terbarunya pada Jumat, 30 Oktober 2020, diketahui kalau pemilik tempat
sekaligus kepala keluarga mereka bernama Pak Yoni. Ia mengatakan banyak menerima sumbangan
untuk membantu usahanya dan berjanji akan memanfaatkan semua donasi untuk membagikan
makanan gratis. Pak Yoni dan keluarganya terbuka menerima donasi dari siapa saja dan bisa
memberikannya secara langsung ke warung mereka.
Sumber: https://www.liputan6.com/citizen6/read/4397005/inspiratif-keluarga-ini-bagikan-makanan-gratis-setiap-hari-di-
tengah-pandemi-covid-19
REFERENSI
KET:
Gambar yang saya ingin buat menggunakan flat design tetapi tetap menggunakan warna full colour
dengan gelap terang di dalamnya, kemudian untuk angel saya mengenggunakan angel samping hanya
sampai sebatas leher, dan sedikit use of flourisles (dots,dashes).
GAMBAR
SKETSA
Pandemi
stay at home
Cerita asli
Hardyanto Satrio, 20 tahun, adalah seorang mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di salah satu perguruan tinggi
di Toraja. Sebelum pandemi, Ardy aktif mengikuti perkuliahan secara tatap muka. Namun, sejak pandemi dimulai,
Ardy pun melanjutkan perkuliahan melalui jarak jauh. Meskipun pandemi ini berdampak pada kesehariannya,
terutama pada kurangnya aktivitas fisik, Ardy mengaku pandemi ini mengajarkannya banyak hal.
Ia menjadi lebih menjaga kebersihan, peduli terhadap kesehatan, menghabiskan banyak waktu bersama keluarga,
serta banyak memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kemampuan menggambarnya.
“Mempertajam Bakat” adalah judul karyanya untuk COVID-19 Diaries. Melalui karyanya, ia berpesan bagi kita semua
untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan mengasah bakat atau kemampuan yang kita miliki.
Ardy ingin agar pandemi ini segera berakhir dan kita dapat mengambil sisi positif dari masa-masa sulit ini.
“Sesulit apapun rintangan yang kita hadapi, jika kita masih memiliki harapan dan percaya pada harapan itu,
yakinlah akan ada cahaya bagi kita untuk melewati gelapnya rintangan tersebut,” ujar Ardy.
Ardy memiliki banyak impian yang ingin ia raih, seperti menjadi graphic designer, guru Bahasa Inggris,
dan juga menjadi seorang international superstar. Ia ingin dapat memotivasi dan menyebarkan energi positif
bagi anak-anak lain dari berbagai belahan dunia.
Ardy ingin anak muda di Indonesia menjaga pikiran agar tetap positif selama pandemi ini. Ia pun berpesan,
“Pastikan kamu memiliki pemikiran yang sehat dalam melihat dan menghadapi setiap situasi.
Karena sebaik apa pun sesuatu, akan menjadi terlihat salah jika kamu menghadapinya menggunakan
pemikiran yang buruk.”
Sketsa
Referensi
CAMPUS
SUMATERA
Ambil Jeda Sejenak Dari Berita1. Luapan Informasi dapat memicu kecemasan. Usahakan
untuk mematikan layar sesekali
makna makanan seimbang,
tarik napas dalam-dalam.
3. Luangkan waktu untuk bersantai.
Gunakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan sesuatu yang
Anda sukai.
4. Jalin hubungan dengan orang lain. Bicaralah dengan orang yang Anda percayai tentang kehawatiran
perasaan Anda.
Sumber : Organisasi Kesehatan Dunia
Tips Untuk Merawat Diri
Mengatasi Stress akibat Covid-19
harus melakukan apa dan
terdapat tips untuk merawat
Design Style :
Nature Peach
sehari untuk melakukan sesuatu
Anda percayai tentang
kekhawatiran perasaan Anda.
PUTRI 2006421014
Sukses dengan jualan masker Situasi pandemi yang terjadi pada awal 2020 lalu sempat
membuat Angel Eva Christine kebingungan. Sebab, usaha kain
jumputan khas Palembang yang baru saja dirintisnya terancam gulung tikar.
Karena khawatir usahanya bangkrut, lalu ia menemukan inovasi dengan
membuat masker dari kain jumputan tersebut. Tak disangka, produk hasil
inovasinya itu ternyata justru digandrungi masyarakat hingga kalangan artis.
"Selain Jakarta, masker kain Jumputan ini juga dipesan sampai ke Surabaya,
Kalimantan, Maluku Utara dan Papua," kata Angel saat ditemui di kediamannya,
Rabu (2/9/2020).
Untuk satu helai masker kain jumputan hasil produksinya ia jual seharga Rp 23.500.
Dalam memasarkan hasil produksinya itu ia memanfaatkan sarana media
sosial. Meski tak menyebutkan berapa omset yang diperolehnya dari usahanya itu,
namun, bisnis yang ia geluti tersebut berhasil eksis hingga sekarang dan tidak
perlu melakukan pengurangan karyawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Setahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Cerita Mereka yang Bangkit dari
Keterpurukan Ekonomi",
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
HUSNA PUTRI
tidak laku di jual menjadi sebuah
masker
menjadi sebuah masker yang di gunakan di
masa covid 19
PICTOGRAM STORY TELLING
ISLAMI 2006421016
At the start of the coronavirus outbreak, and planning for the consequences of the
pandemic on vulnerable communities, FareShare launched an urgent Covid-19
appeal calling for donations, food and volunteers. FareShare was preparing for an
unprecedented crisis, and expectations soon became reality with demand for food
almost doubling within one month of the lockdown.
Marcus Rashford soon heard FareShare’s call for support. FareShare’s work fight-
ing hunger in the nation’s most vulnerable communities, especially our ActiveAte
campaign helping vulnerable children at risk of hunger over the pandemic, is
aligned to Marcus’ personal mission. His own family relied on breakfast clubs, free
school meals and at times, food banks. Raised by mum Melanie Maynard, who
worked full time earning minimum wage, it was often not enough. As Marcus
explains: “the system was not built for families like mine to succeed, regardless of
how hard my mum worked.”
All too aware of just how vulnerable millions of families were to falling into hard-
ship – and how the crisis and imminent school closures could exacerbate the
issue – the England and Manchester United player acted quickly. Marcus part-
nered with FareShare and made several significant financial donations to help
ensure vulnerable children could continue to access food from FareShare, calling
on his millions of followers to donate and support too.
So far, FareShare plans to donate 33 tons of food which is converted into 80 thou-
sand portions. Later, the cooking process is carried out by the club's chef in the
kitchen at Old Trafford. The finished food will be delivered to children and families
from foundation partners, food banks and external charities.
This action follows a similar initiative in October when Manchester United
prepared and distributed 5,000 meals to schools during recess. This was done in
response to the corona virus pandemic.
Marcus Rashford’s
SIDHI 2006421018
Intan Rahmawati, 15 tahun, saat ini sedang menempuh pendidikan menengah pertama di Kota Tangerang Selatan. Intan tergolong anak yang pemalu dan pendiam. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk menulis di saat pandemi ini.
Menulis adalah salah satu hobi yang dikembangkan Intan saat berada di rumah. Baginya, menulis adalah hal yang sangat menyenangkan. Kertas seolah menjadi teman bermainnya. Ia dapat menuangkan pikiran dan imajinasinya, juga menyuarakan banyak hal yang tidak bisa ia ucapkan. Intan menulis hampir setiap hari, setidaknya minimal satu paragraf dalam satu hari. Tulisannya kemudian ia unggah di blog online. Intan senang apabila tulisannya dipublikasikan dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Karyanya ia namakan “Stay Productive at Home”. Selain menulis, Intan juga suka merawat tanaman hias dan membuat prakarya, seperti yang ia bagikan melalui postingan instagram untuk #COVID19Diaries. Melalui karyanya, Intan harap meskipun sedang berada di rumah saja seperti sekarang ini, bukan berarti hanya bermalas-malasan atau berdiam diri. Kita bisa melakukan hal-hal produktif dan bermanfaat yang belum pernah dilakukan. Ia berpesan “Mari jadikan masa pandemi untuk membuat kita lebih baik lagi. Yuk, jangan hanya rebahan, tetapi buatlah perubahan.”
Intan ingin pandemi ini segera berakhir dan anak muda Indonesia tidak kehilangan waktu untuk mengembangkan diri secara optimal. Ia berharap pandemi ini menjadi refleksi untuk kita menjadi lebih baik lagi, lebih sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan terutama dari yang sangat kecil tapi berpengaruh besar, yaitu mencuci tangan.
Intan bercita-cita menjadi seorang penulis. Sosok inspirasional baginya adalah Sapardi Djoko Damono, seorang pujangga Idonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya.
Pesan Intan bagi anak muda lainnya, “Yakinlah setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Siang diciptakan karena yang gelap tidak akan selamanya gelap. Semua akan indah pada waktunya. Jadi, jangan mudah menyerah dan tetap semangat.”
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/covid-19-diaries/kisah-inspiratif-anak-muda#intan
NIM : 2006421018
Kegiatan Selama Pandemi
Inspirasi icon dari materi Studio Desain Grafis (Icon set)
SKETSA
NIM : 2006421018
Stay Productive at Home By: Intan Rahmawati
Intan Rahmawati
Yuk, jangan hanya rebahan,
Custom Rings
Intan Rahmawati
Yuk, jangan hanya rebahan,
NIM : 2006421018
Intan Rahmawati 15 tahun
Menghabiskan banyak waktu untuk hobi
menulisnya selama dirumah aja
dengan judul Stay Productive at Home
Selain menulis Intan juga mengupload
hasil prakarya dan tanamannya ke instagram
Intan bercita-cita ingin menjadi penulis
seperti Sapardi Djoko Damono
Audy amariztha Rapsolly Januari 2021
Audy Amariztha Rapsolly, atau biasa dipanggil Ody, 15 tahun, saat ini nggal di Kabupaten Majaleng- ka, Jawa Barat. Selama pandemi, Ody melakukan pem- belajaran secara online. Ody mengisi waktu luangnya dengan menggambar dan mengambil foto. Ody memiliki banyak cita-cita, salah satunya adalah menjadi seorang desainer. Menurut Ody, dengan menjadi seorang desainer dirinya dapat ber- kreasi dan membuat hal baru yang unik. “Hello new normal” merupakan judul yang ia beri- kan untuk karyanya. Melalui karyanya, Ody ingin agar kita semua tetap disiplin menjaga kesehatan dan tetap berada di rumah selama masa pandemi. Meski berada di rumah saja, ia berpesan supaya kita dak berma- las-malasan dan tetap produkf. Salah satunya adalah dengan belajar hal baru yang posif. Ody berharap agar pandemi ini segera berakhir dan semuanya dapat kembali normal. “Pesan saya kepada seluruh anak-anak Indonesia untuk tetap se- mangat menjalani hari. Gunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin dan kembangkan potensi diri menjadi lebih baik lagi.”
Sumber:hps://www.unicef.org/indonesia/id/corona- virus/covid-19-diaries/kisah-inspiraf-anak-muda#ody
Nabila putri azzahra 2006421019
Inspirasi Referensi Design Style
Kumpulan gambar dijadikan referensi untuk sketsa. Oleh karena itu, modifikasi visualnya adalah slasi (penyederhanaan bentuk objek) dan gaya visualnya adalah flat (pewarnaan yang solid dan dak menggunakan gradasi) dengan latar lingkaran.
Sketsa Manual
Pictogram (Outline)
Kisah Inspiratif Ali Muhtar Alumni Kewirausahaan
Cuci, Service dan Isi Freon AC di Masa Pandemi Covid 19
Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) terus mencetak wirausaha kecil untuk terus mem- berdayakan para penerima manfaat yang terdiri dari masyarakat pra sejahtra dan kelompok rentan sosial lainnya agar memiliki kemandirian ekonomi.
Melalui kerjasama dengan PT. Insight Investments Management, banyak wirausaha baru telah dilahirkan salah satunya adalah Ali Muhtar, selaku alumni kelas cuci service dan isi freon AC yang diselenggarakan oleh YIIM bersama PT. Insight Investments Management.
Setelah 13 tahun bekerja di sebuah tempat Karaoke, pandemi Covid-19 menyebabkan Ali harus menerima pemutusan hubungan kerja. Demi memenuhi kebutuhan keluarganya, terutama dua anaknya, Ali menjadi driver online. Meski demikian, sedikitnya permintaan penumpang yang memesan jasanya selama covid membuat pendapatannya sebagai driver pun berkurang.
Setelah mendapat informasi adanya pelatihan-pelatihan skill kewirausahaan oleh Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun, Ali pun memutuskan untuk mengikuti pelatihan cuci dan servis AC. Pengalamannya di tempat karaoke selama 13 tahun membuat dirinya cukup memahami kelistrikan dan pendingin ruangan.
Mengetahui bahwa ada kesempatan untuk menerima modal bantuan usaha, Ali semakin berse- mangat. Untuknya, menjadi wirausaha adalah hal yang ia inginkan sejak lama. Meski belum lama merintis usaha dan baru menghasilkan omzet Rp1 juta per bulan, Ali percaya bahwa sedikit demi sedikit, ia sudah membangun jejaring dan melihat kesempatan yang ada. Ali dengan nada optimis menuturkan “Di deretan Kartini sampai Citayam belum ada, mas, tempat untuk servis AC. ini kesempatannya ada. Sekarang memang masih kecil. Tapi nanti pasti bisa. Saya percaya. Bisa.”
Saat ini Ali menerima panggilan jasa service dan cuci AC dari rumah ke rumah sembari melebarkan jangkauan pelanggan. Ali adalah salah satu dari alumni kelas cuci service AC yang mencoba mem- berikan inspirasi untuk yang lain agar tidak putus asa dan tidak patah semangat menjalani kehidupan.
Upaya untuk memperluas bisnisnya sudah dimulai dengan memasukan nama usahanya di Google dengan kata kunci yang mudah ditemukan. Ali pun bercerita bahwa ia memiliki cara pemasaran lain yang ia siap laksanakan untuk memperbesar jangkauan usahanya.
Bagi teman-teman di daerah Depok yang membutuhkan jasa servis barang elektronik, terutama AC atau pendingin ruangan lainnya, Ali Muhtar siap membantu melalui nomor ponsel +62 819-9963-7148. Yuk bersama YIIM kita terus cetak wirausahawan untuk menggairahkan ekonomi Indonesia. Apapun bantuan dan donasi anda bagian dari kepedulian untuk mereka yang membu- tuhkan.
sumber: http://yiim.or.id/kisah-inspiratif-ali-muhtar-alumni-kewirau- sahaan-cuci-service-dan-isi-freon-ac-di-masa-pandemi-covid-19/
Cerita Asli
Alvianty Djunaedi
Alvianty Djunaedi
Kisah Inspiratif
ALI MUHTAR Alumni Kewirausahaan Cuci, Service dan Isi Freon AC di Masa Pandemi Covid 19
Alvianty Djunaedi
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI
Jakarta Dwi Oktavia menyampaikan kepatuhan warga menjalani protokol kese-
hatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak menurun.
Penurunan ini tercatat oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
(FKM UI), Unicef, dan relawan yang melakukan pengamatan dalam sepekan tera-
khir.
Dwi memaparkan kepatuhan warga yang disiplin memakai masker sepekan tera-
khir ini mencapai 68 persen.
Lalu perilaku menjaga jarak 58 persen dan mencuci tangan 25 persen. Dia tak
memberikan data pembanding dengan periode sebelumnya.
Turunnya kedisiplinan masyarakat berimbas pada meningkatnya jumlah kasus
Covid-19 di Ibu Kota. Hari ini tercatat penambahan tertinggi selama pandemi,
yakni 4.213 orang positif.
Kasus Covid-19 Jakarta secara total kini mencapai 293.825. Sementara itu, positiv-
ity rate dalam sepekan terakhir mencapai 20,6 persen dan secara total 10,5
persen.
https://metro.tempo.co/read/1430621/disiplin-pro-
tokol-kesehatan-3m-warga-dki-jakarta-menurun
REFERENSI :
NIM: 2006421024
Kelas: DG2A
Pictogram Story Telling Agar Anak Tetap Semangat Menjalani Hari-hari di Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 mengubah banyak hal dalam kehidupan dan dirasakan betul oleh semua
kalangan, termasuk anak-anak yang bisa saja membuat mereka kebingungan dan jenuh. Lantas,
bagaimana cara membuat anak-anak tetap semangat menjalani hari-hari yang tidak biasa di masa
pandemi ini? Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Sani Budiantini Hermawan, situasi pandemi yang
berlangsung berbulan-bulan lamanya dengan segala kebiasaan baru yang harus dilakukan tentu bisa
membuat anak bosan, bahkan stres, demikian dikutip dari website resmi Satgas Penanganan COVID-
19, Sabtu (24/10/2020). Normalnya, lanjut Sani, dunia anak-anak lebih banyak bermain dengan
teman-teman sebaya. Sementara dalam situasi COVID-19 tentunya anak-anak lebih banyak berada di
dalam rumah. Berbagai kegiatan yang biasa dilakukan kini dibatasi demi terjaganya kesehatan dan
keselamatan. Hampir seluruh aktivitas sebisa mungkin dilakukan di dalam rumah. Sekolah di rumah,
bermain di rumah, belum bisa bertemu lagi dengan teman-teman, belum boleh jalan-jalan di luar,
belum boleh berlibur ke luar kota, dan masih banyak lagi.
Tips Agar Anak Tetap Semangat di Rumah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar anak tetap semangat dalam menjalani hari-hari
di rumah selama masa pandemi COVID-19, di antaranya sebagai berikut: Pertama, jelaskan kepada
anak dengan bahasa yang ringan dan menyenangkan mengenai apa itu pandemi COVID-19. Anak
diharapkan bisa mengerti bahwa ada hal-hal yang harus disesuaikan dengan situasi saat ini. Kedua,
tetap jaga komunikasi anak dengan teman-temannya melalui sarana virtual, misalkan dengan bertukar
foto, saling bertanya kabar, bertukar cerita, dan lain sebagainya melalui aplikasi online. "Semangati
anak-anak dengan tetap menjaga komunikasi dengan temannya melalui virtual, dengan tukaran foto,
atau tegur sapa," sebut Sani Budiantini Hermawan. Ketiga, jelaskan serta ajarkan kebiasaan baru
dengan cara yang menyenangkan dan membuat anak tertarik untuk selalu menerapkan 3M, yakni
memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak dan
menghindari kerumunan. Keempat, lakukan berbagai kegiatan menyenangkan penuh kreativitas yang
menarik di rumah untuk mengisi hari-hari anak selama masa pandemi. "Dengan menggunakan alat
bantu barang yang dekat dengan anak-anak, mereka akan senang dan pesan bisa sampai," ujar Agus
Nur Amal atau PM Toh, pemerhati anak sekaligus pendongeng asal Aceh. Kelima, bimbing anak
dalam pembelajaran/sekolah di rumah dengan cara-cara yang asyik dan menyenangkan agar anak
tidak merasa terlalu terbebani dan merasa bosan. Keenam, hindari memperlihatkan kecemasan yang
berlebihan terkait COVID-19 di depan anak. Bersikaplah sewajarnya dan terus beri edukasi kepada
anak mengenai perkembangan situasi dengan cara-cara yang menyenangkan dan mudah dimengerti.
“Kita harus ingat bahwa anak-anak adalah penumpang dan kita sopirnya. Meskipun kita merasa
cemas, yang tentu saja wajar kita rasakan, kita tidak boleh membuat anak-anak kehilangan rasa aman
sebagai penumpang di dalam mobil,” papar psikolog anak dan remaja dari Amerika Serikat, Lisa
Damour. Ketujuh, berikan motivasi kepada anak serta yakinkan dengan bahasa yang mudah dipahami
bahwa pandemi COVID-19 pasti akan berakhir agar anak-anak semakin semangat dan optimistis.
Sumber: https://tirto.id/agar-anak-tetap-semangat-menjalani-hari-hari-di-masa-pandemi-f6kY
SATRIA ADI
NUGRAHA 2006421028
Intan Rahmawati, 15 tahun, saat ini sedang menempuh pendidikan menengah pertama di
Kota Tangerang Selatan. Intan tergolong anak yang pemalu dan pendiam. Ia banyak mengh-
abiskan waktunya untuk menulis di saat pandemi ini.
Menulis adalah salah satu hobi yang dikembangkan Intan saat berada di rumah. Baginya,
menulis adalah hal yang sangat menyenangkan. Kertas seolah menjadi teman bermainnya. Ia
dapat menuangkan pikiran dan imajinasinya, juga menyuarakan banyak hal yang tidak bisa
ia ucapkan. Intan menulis hampir setiap hari, setidaknya minimal satu paragraf dalam satu
hari. Tulisannya kemudian ia unggah di blog online. Intan senang apabila tulisannya dipub-
likasikan dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Karyanya ia namakan “Stay Productive at Home”. Selain menulis, Intan juga suka merawat
tanaman hias dan membuat prakarya, seperti yang ia bagikan melalui postingan instagram
untuk #COVID19Diaries. Melalui karyanya, Intan harap meskipun sedang berada di rumah
saja seperti sekarang ini, bukan berarti hanya bermalas-malasan atau berdiam diri. Kita bisa
melakukan hal-hal produktif dan bermanfaat yang belum pernah dilakukan. Ia berpesan “Mari
jadikan masa pandemi untuk membuat kita lebih baik lagi. Yuk, jangan hanya rebahan, tetapi
buatlah perubahan.”
Intan ingin pandemi ini segera berakhir dan anak muda Indonesia tidak kehilangan waktu
untuk mengembangkan diri secara optimal. Ia berharap pandemi ini menjadi refleksi untuk
kita menjadi lebih baik lagi, lebih sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan terutama
dari yang sangat kecil tapi berpengaruh besar, yaitu mencuci tangan.
Intan bercita-cita menjadi seorang penulis. Sosok inspirasional baginya adalah Sapardi
Djoko Damono, seorang pujangga Idonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai pui-
si-puisinya.
Pesan Intan bagi anak muda lainnya, “Yakinlah setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Siang
diciptakan karena yang gelap tidak akan selamanya gelap. Semua akan indah pada waktun-
ya. Jadi, jangan mudah menyerah dan tetap semangat.”
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/covid-19-diaries/kisah-inspiratif-anak-muda
YULIANTO HADIPRAWIRO, S.Sn., M.Ds.
IBU
BAPAK
SERTA
Dosen Pengampu Mata Kuliah Semiotika Visual
profile dg2a