dermatomikosis superfisialis

34
REFERAT KULIT & KELAMIN Dermatomikosis Superfisialis Nama : Mahar Rani 201120401011136 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: guruhkurniawan

Post on 01-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dermatomikosis

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatomikosis Superfisialis

REFERAT

KULIT & KELAMIN

Dermatomikosis Superfisialis

Nama :

Mahar Rani

201120401011136

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2012

Page 2: Dermatomikosis Superfisialis

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk

dan mengandung keratin seperti stratum korneum pada epidermis, rambut,

dan kuku. Penyakit ini disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofita, yaitu

Trichophyton spp, Microsporum spp, Epidermophyton spp. Setiap spesies

dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu, yaitu:

1). Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan

kadang-kadang menyerang manusia, misalnya Microsporon canis dan

Trichophyton verrucosum.

2). Dermatofita yang geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan

dapat menimbulkan radang pada manusia, misalnya Microsporon gypseum.

3). Dermatofita yang antrofilik menyerang manusia karena memilih

manusia sebagai hospes tetapnya.

Page 3: Dermatomikosis Superfisialis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinea Pedis & Manus

2.1.1 Definisi :

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita

di daerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan kaki, jari –

jari tangan dan kaki terutama daerah interdigital.

2.1.2 Etiologi:

Penyebab tersering adalah T. Rubrum, T. Mentagrophytes dan E.

Floccosum.

2.1.3 Epidemiologi :

Kelainan ini sering terjadi pada orang dewasa yang ssetiap hari harus

memakai sepatu tertutup dan pada orang yang sering bekerja ditempat basah

(mencuci, di sawah dan sebagainya)

2.1.4 Gambaran klinis :

Pada tinea pedis terdapat 3 bentuk klinis yang sering kita jumpai,

yakni :

Page 4: Dermatomikosis Superfisialis

a. Bentuk interdigitalis

Berupa maserasi, deskuamasi dan erosi pada celah – celah jari.

Tampak warna keputihan yang basah dan dapat terjadi fisura

yang nyeri bila disentuh. Infeksi sekunder dapat menyertai fisura

tersebut seperti selulitis, limfangitis, limfadenitis dan lesi dapat

meluas sampai ke kuku dan kulit jari. Pada kaki sering dimulai

dari celah jari antara jari IV-V.

b. Bentuk sub akut

Terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang – kadang bula yang

terletak agak dalam di bawah kulit (deep seated vesicle) dan

sangat gatal. Lokasi yang sering adalah telapak kaki bagian

tengah dan kemudian melebar serta vesikelnya pecah.

Page 5: Dermatomikosis Superfisialis

c. Bentuk moccasin foot

Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki

terlihat kulit menebal dan berskuama. Terdapat eritema tetapi

umumnya ringan.

Tinea manum adalah dermatofitosis pada tangan. Umumnya

semua bentuk yang terlihat di kaki dapat pula terjadi di tangan.

Page 6: Dermatomikosis Superfisialis

2.1.5 Diagnosis:

Pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10-20% yang

menunjukkan elemen jamur, dapat membantu menegakkan diagnosis.

2.1.6 Differential diagnosis :

Hiperhidrosis, kandidiasis, lues stadium II.

2.1.7 Penatalaksanaan :

Topikal

Imidazol : ketokonazol 2%, mikonazol 2%, klotrimazol 1%

selama 2-4minggu

Alilamin : terbinafin 1%, naftifin HCL 1%, butenafin 1%

selama 2-4 minggu

Sistemik

Griseofulvin 500mg sehari selama 4-6minggu

Ketokonazol 200mg sehari selama 2-3 minggu

Itrakonazol 2x200mg sehari selama 1 minggu

Terbinafin 250mg sehari selama 2 minggu

2.1.8 Prognosis :

Umumnya baik tergantung penyebab dan faktor – faktor

pencetusnya.

Page 7: Dermatomikosis Superfisialis

2.2 Tinea unguium

2.2.1 Definisi :

Kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofit.

2.2.2 Etiologi:

Penyebab tersering adalah T. Rubru dan T. Mentagrophytes.

2.2.3 Epidemiologi :

Sering terjadi pada ttutup yang trauma kuku yang berulang,

kelembapan tinggi, oklusi, gaya hidup tertentu misalnya penggunaan kaos

kaki dan sepatu tertutup yang terus menerus, olah raga berlebihan.

2.2.4 Gambaran klinis :

a. Bentuk subungual distalis :

Bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses ini

menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku

yang rapuh.

b. Leukonika trikofita :

Berupa bercak putih batas tegas dapat berkonfluensi pada

permukaan kuku. Kuku menjadi kasar, lunak dan rapuh.

c. Bentuk subungual proksimal :

Page 8: Dermatomikosis Superfisialis

Bentuk ini dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian

proksimal rusak. Kuku kaki lebih sering diserang dari pada kuku

tangan.

2.2.5 Diagnosis:

Berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan penunjang.

2.2.6 Differential diagnosis :

Psoriasis kuku, kandidiasis kuku.

2.2.7 Penatalaksanaan :

Topikal

Amorolfin / ciclopirox

Sistemik

Terbinafin 250mg sehari, jari tangan 6 minggu, jari kaki 12

minggu

Page 9: Dermatomikosis Superfisialis

Itrakonazol 2x200mg sehari selama 1 minggu istirahat 3

minggi /siklus

2.2.8 Prognosis :

Kurang baik.

2.3 Tinea kruris

2.3.1 Definisi :

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita di daerah

genitokrural.

2.3.2 Etiologi:

Penyebab umumnya adalah E. Floccosum, kadang-kadang T,

rubrum.

2.3.3 Epidemiologi :

Lebih sering terjadi pada laki – laki pada paha bagian

medioproximal, terutama musim panas atau ketika kelembapan tinggi.

2.3.4 Gambaran klinis :

Keluhan penderita adalah rasa gatal di daerah lipatan paha,

sekitar anogenital. Dan dapat meluas ke bokong dan perut bagian

bawah. Biasanya lesi simetris pada lipat paha kiri dan kanan.

Mula – mula sebagai bercak eritematosa, gatal lama kelamaan

Page 10: Dermatomikosis Superfisialis

meluas, dapat meliputi skrotum, pubis, ditutupi skuama dan

kadang – kadang banyak vesikel kecil-kecil.

2.3.5 Diagnosis:

Bentuk klinis yang sangat khas, dan ditemukan elemen jamur pada

pemeriksaan kerokan kulit memakai larutan KOH 10-20% memastikan

diagnosis. Dari kerokan kulit yang dilakukan pada bagian tepi lesi mudah

ditemukan jamur (hifa)..

2.3.6 Differential diagnosis :

Page 11: Dermatomikosis Superfisialis

Dermatitis seboirikan pada lipat paha, kandidiasis kutis, eritasma,

dermatitis kontak, psoriasis.

2.3.7 Penatalaksanaan :

Umum:

Menghindari faktor – faktor predisposisi, antara lain temperatur

lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari karet atau

nilon, kegemukan, kelembapan, gesekan kronis dan keringat

berlebihan disertai higiene yang kurang.

Pengobatan :

Topikal

Imidazol : ketokonazol 2%, mikonazol 2%, klotrimazol 1%

selama 2-4minggu

Alilamin : terbinafin 1%, naftifin HCL 1%, butenafin 1%

selama 2-4 minggu

Sistemik

Griseofulvin 500mg sehari selama 3minggu

Ketokonazol 200mg sehari

Itrakonazol 100mg sehari

Terbinafin 250mg sehari

2.3.8 Prognosis :

Page 12: Dermatomikosis Superfisialis

Tergantung penyebabnya pada umumnya baik.

2.4 Tinea Korporis

2.4.1 Definisi :

Infeksi jamur dermatofita pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous

skin) di daerah muka, leher, badan, lengan dan gluteal

2.4.2 Etiologi:

Penyebab umumnya adalah T, rubrum dan T.mentagrophytes

2.4.3 Gambaran klinis :

Bentuk klasik biasanya berupa lesi terdiri atas bermacam – macam

efloresensi kulit, berbatas tegas, dengan konfigurasi anular, arsinar

atau pollisiklis, serta bagian tepi lebih aktif. Didaerah sentral

biasanya menipis dan terjadi penyembuhan, sementara yang di tepi

makin meluas ke perifer. Kadang – kadang bagian tengahnya tidak

menyembuh tetapi tetap meninggi dan tertutup skuama sehingga

menjadi bercak yang besar.

Page 13: Dermatomikosis Superfisialis

2.4.4 Diagnosis:

Bentuk anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan kerokan kulit

dengan larutan KOH 10-20%.

2.4.5 Differential diagnosis :

Pitiriasis rosea, psoriasis vulgaris, lues stadium II, MH tibe

tuberkuloid, dermatitis kontak.

2.4.6 Penatalaksanaan :

Topikal

Imidazol : ketokonazol 2%, mikonazol 2%, klotrimazol 1%

selama 2-4minggu

Alilamin : terbinafin 1%, naftifin HCL 1%, butenafin 1%

selama 2-4 minggu

Sistemik

Griseofulvin 500mg sehari selama 4-6minggu

Page 14: Dermatomikosis Superfisialis

Ketokonazol 200mg sehari selama 2-3 minggu

Itrakonazol 2x200mg sehari selama 1 minggu

Terbinafin 250mg sehari selama 2 minggu

2.4.67 Prognosis :

Tergantung penyebabnya pada umumnya baik.

2.5 Tinea Kapitis

2.5.1 Definisi :

Infeksi jamur pada kulit dan rambut kepala, alis dan bulu mata.

Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah – merahan,

alopesia dan kadang – kadang terjadi gambaran yang lebih berat yang

disebut kerion.

2.5.2 Etiologi:

Penyebab tersering adalah genus Microsporum dan Trichophyton.

2.5.3 Epidemiologi :

Infeksi ini lebih sering terjadi pada anak – anak berusia di atas 6

bulan, tetapi dapat juga terjadi pada semua umur. Kadang – kadang penyakit

ini ditularkan dari hewan peliharaan, misalnya kucing, anjing dan

sebagainya.

Page 15: Dermatomikosis Superfisialis

2.5.4 Gambaran klinis :

Bentuk klinis tinea kapitis :

a. Grey patch ringworm

Bentuk ini pada umumnya disebabkan oleh Microsporum spp.

Lesi berupa papul eritema di sekitar batang rambut. Papul

kemudian melebar dan membentuk bercak memucat dan

bersisik. Rambut menjadi berwarna abu – abu, tidak berkilat lagi

dan lebih mudah patah. Bila semua rambut ditempat tersebut

terserang oleh jamur dapat berbentuk alopesia setempat dengan

keluhan subyektif gatal. Dengan lampu Wood akan tampak

ujung – ujung rambut yang putus tersebut berfluoresensi hijau.

Pemerikasaan rambut yang dicabut dengan sediaan KOH 10 – 20

%, akan terlihat tumpukan spora di luar batang rambut.

b. Kerion

Bentuk ini pada umumnya disebabkan oleh Mycrosporum spp

dan Trichophyton spp. Bentuk ini adalah yang paling serius,

Page 16: Dermatomikosis Superfisialis

karena disertai radang yang hebat yang bersifat lokal. Pada kulit

kepala tampak bisul – bisul kecil yang berkelompok dan kadang

– kadang tertutup krusta yang tebal. Lesi menyerupai sarang

lebah, sehingga kulit tampak menonjol, basah dan lunak dalam

perabaan. Keadaan ini disebut kerion, pada umumnya sangat

gatal dan nyeri. Rambut didaerah ini putus – putus dan mudah

dicabut. Bentuk ini dapat menimbulkan jaringan parut yang

berakibat alopesia menetap.

c. Black dot ringworm

Bentuk ini pada umumnya disebabkan oleh infeksi Trichophyton

spp. Rambut sangat rapuh dan patah tepat pada muara folikel,

sehingga ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut

terlihat sebagai bintik hitam. Bintik – bintik hitam pada bercak

tersebut disebut black dots. Tidak timbul fluoresensi pada

penyinaran lampu Wood dan sediaan KOH menunjukkan

tumpukan spora di dalam dan luar batang rambut.

Page 17: Dermatomikosis Superfisialis

2.5.5 Diagnosis:

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis,

pemeriksaan dengan lampu Wood, pemeriksaan KOH 10-20% dan kultur

jamur.

2.5.6 Differential diagnosis :

Alopesia areata, dermatitis seboirika, psoriasis, impetigo dan lupus

eritematous diskoid.

2.5.7 Penatalaksanaan :

Topikal

Sampo ketokonazol 2%, sampo povidon iodin, sampo

selenium sulfis 1,8% 3x seminggu

Mengurangi penularan pada orang yang berada disekitarnya.

Sistemik

Page 18: Dermatomikosis Superfisialis

Pengobatan pada dewasa yaitu griseofulvin 500mg/hari

selama 6minggu. Pada anak – anak menggunakan dosis

20mg/kgBB/hari. Obat lain yang dapat digunakan yaitu

ketokonazol, itrakonazol dan terbinafin. Pada bentuk kerion

dapat diberikan kortikosteroid dalam jangka pendek, misal

prednison 20mg/hari selama 5 hari.

2.5.8 Pencegahan :

Sumber penularan yaitu binatang, misalnya anjing, kucing harus

diobati atau disingkirkan untuk mencegah infeksi ulang. Pakaian, sarung

tangan, topi, handuk, sprei atau alat – alat lain yang dipakai penderita harus

dicuci dengan air panas untuk menghindari infeksi ulang atau penularan

pada orang lain.

2.5.9 Prognosis :

Pada umumnya baik.

2.6 Ptiriasis Versikolor

2.6.1 Sinonim

Panu, tinea versikolor, tinea flavea, liver spots, chromophytosis.

2.6.2 Definisi :

Infeksi jamur pada kulit yang kronis, ringan pada umumnya

asimtomatis dan mengenai lapisan stratum korneum.

Page 19: Dermatomikosis Superfisialis

2.6.3 Etiologi:

Penyebab tersering adalah ragi lipofilik yang merupakan flora

normal kulit yang dikenal dalam genus Malassezia dan sebagai spesies

tunggal disebut malassezia furfur. Sebelumnya ragi ini disebut juga sebagai

Piityrosporum orbiculare atau P.ovale.

2.6.4 Patogenesis :

Ptiriasis versikolor bukan digolongkan sebagai penyakit menular

lagi. Timbulnya infeksi ini lebih sering disebabkan oleh faktor – faktor

individual yang spesifik yang belum diketahui dengan pasti. Malessezia

furfur merupakan organisme saprofit pada kulit normal. Bagaimana

perubahan saprofit menjadi patogen belum diketahui secara pasti, diduga

karena faktor predisposisi. Faktor predisposisi endogen meliputi kulit

berminyak, hiperhidrosis, genetik, imunodefisiensi, malnutrisi, sindroma

Chusing, sedangkan faktor predisposisi eksogen meliputi kelembapan dan

suhu tinggi higiene jelek, pakaian tertutup dan penggunaan emolien yang

berminyak.

2.6.5 Gambaran klinis :

Pada umumnya tidak memberikan keluhan, kadang – kadang hanya

berupa gatal ringan. Lesi kulit berupa bercak putih sampai coklat, merah dan

hitam. Variasi tersebut tergantung pigmen penderita. Diatas lesi terdapat

skuama. Bentuk lesi tidak teratur, tetapi dapat berbatas tegas atau difus.

Biasanya ada 2 bentuk yang sering dijumpai yaitu bentuk makuler berupa

Page 20: Dermatomikosis Superfisialis

bercak – bercak yang agak lebar, dengan skuama halus diatasnya dan tepi

meninggi serta bentuk folikuler seperti tetesan air, sering timbul disekitar

rambut. Keduanya bisa timbul bersama – sama.

2.6.6 Pemeriksaan penunjang :

Dengan menggunakan lampu Wood memberikan fluoresensi warna

kuning keemasan. Pada pemeriksaan sediaan langsung larutan KOH 10-20%

tampak hifa pendek dan spora bulat berkelompok (meat ball and spaghetti

configuration).

2.6.7 Diagnosis:

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis,

pemeriksaan dengan lampu Wood, pemeriksaan KOH 10-20%.

Page 21: Dermatomikosis Superfisialis

2.6.8 Differential diagnosis :

Vitiligo, dermatitis seboroik, ptiriasis alba, ptiriasis rosea, Morbus

hansen tibe tuberkuloid hipopigmentasi pasca inflamasi.

2.6.9 Penatalaksanaan :

Umum :

Menghindari faktor – faktor predisposisi

Pengobatan :

Topikal

- Propilen glikol 50% dalam air

- Imidazol cream 1-2 x / hari selama 2-3 minggu

- Terbinafin 1x/hari selama 4 minggu

- Sampo

Ketokonazol 1-2% 10-15 menit 2x/ minggu selama 2-3

minggu

Zink piriton 1% 5menit / hari selama 2 minggu

Sistemik

Ketokonazol 200mg/hari selama 7-10 hari

Itrakonazol 200mg/hari selama 5-7 hari

2.6.10 Pencegahan :

Pemakaian propilen glikol 50% dalam air untuk pencegahan

kekambuhan. Pada daerah yang endemik dapat disarankan untuk pemakaian

Page 22: Dermatomikosis Superfisialis

ketokonazol 200mg/hari selama 3 hari berturut – turut atau itrakonazol

200mg sekali sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid 1x seminggu.

2.6.11 Prognosis :

Pada umumnya baik tetapi biasanya angka kekambuhan sangat

tinggi.

Page 23: Dermatomikosis Superfisialis

BAB III

KESIMPULAN

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat

tanduk dan mengandung keratin seperti stratum korneum pada epidermis,

rambut, dan kuku. Penyakit ini disebabkan oleh kolonisasi jamur

dermatofita, yaitu Trichophyton spp, Microsporum spp, Epidermophyton

spp.

Klasifikasinya berdasarkan FKUI:

Tinea kapitis

Tinea korporis

Tinea kruris

Tinea pedis & manum

Tinea unguium

Page 24: Dermatomikosis Superfisialis

DAFTAR PUSTAKA

Adhi,dkk,1993 ilmu penyakit kulit dan kelamin,jakarta,FKUI

Budimulja, Unandar (ed.), et al. 2001. Dermatomikosis Superfisialis: Pedoman Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran. 2001. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Http://www.dermnet.com

http://www.dermis.net

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/ 35_DiagnosisdanPenatalaksanaanDermatofitosis.pdf/35_DiagnosisdanPenatalaksanaanDermatofitosis.html

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.hakeem- sy.com/main/files/images/ringworm.jpg&imgrefurl=http://hakeem-sy.com/main/node/28307&usg=__pspw1BtBio6qb38Muwl4INmxieA=&h=283&w=400&sz=30&hl=id&start=36&um=1&tbnid=B1sA6LoSUIPsIM:&tbnh=88&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Dtinea%2Bkorporis%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DN%26start%3D18%26um%3D1

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://ocw.tufts.edu/data/ 51/673765/674576_xlarge.jpg&imgrefurl=http://ocw.tufts.edu/Content/51/lecturenotes/673765/674576&usg=__YRs9phAc6TZisxlS7mGC8iIVPhU=&h=525&w=700&sz=28&hl=id&start=35&um=1&tbnid=SecG5ThdSOI-vM:&tbnh=105&tbnw=140&prev=/images%3Fq%3Dtinea%2Bkorporis%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DN%26start%3D18%26um%3D1

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http:// www.lib.uiowa.edu/HARDIN/MD/pictures22/dermatlas/tinea_corporis_2_040214.jpg&imgrefurl=http://www.lib.uiowa.edu/HARDIN/MD/dermatlas/ringworm.html&usg=__R3Lfn3SMQPlNFsVD-N_Y2F5iZho=&h=700&w=525&sz=41&hl=id&start=11&um=1&tbnid=XG15_CtCcNF_AM:&tbnh=140&tbnw=105&prev=/images%3Fq%3Dtinea%2Bkorporis%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DG%26um%3D1

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http:// www.kabarindonesia.com/gbrberita/20080815220732.jpg&imgrefurl=http://www.kabarindonesia.com/berita.php%3Fpil%3D3%26page

Page 25: Dermatomikosis Superfisialis

%3D38&usg=__pGIOxjFJes74D4CO6vAEo2lwkso=&h=666&w=651&sz=27&hl=id&start=1&um=1&tbnid=ClPwPf0KwPDGlM:&tbnh=138&tbnw=135&prev=/images%3Fq%3Dtinea%2Bkorporis%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DG%26um%3D1

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/ b0a157bb565a006345c721fb514f8e45a80b5542.pdf

http://photodrive.qool.com/images/6/favorite/tinea %20barbae_fav.jpg

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.uvs.sld.cu/ profesores/supercursos/plonearticlemultipage.2006-05-05.8777394061/tinea-barbae/2006-05-05.8641303280/fss_get/image&imgrefurl=http://www.uvs.sld.cu/profesores/supercursos/plonearticlemultipage.2006-05-05.8777394061/tinea-barbae&usg=__GCMxlI1J7V1AP4FGfZu9jXx7y9k=&h=540&w=720&sz=53&hl=id&start=13&um=1&tbnid=mRjkHFk4TFRpaM:&tbnh=105&tbnw=140&prev=/images%3Fq%3Dtinea%2Bbarbae%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DG%26um%3D1

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_zWyDvQZqxPU/ShgWg8LvvLI/AAAAAAAAAEA/hp9ce02dGm0/s200/panu&imgrefurl=http://dokterco-ol.blogspot.com/2009/05/panu-pitiriasis-versikolor.html&usg=__TexcbK-ZFCuYjkGMBMB9SIT7jLE=&h=138&w=200&sz=4&hl=id&start=3&um=1&tbnid=dfe3GEHAlX8XUM:&tbnh=72&tbnw=104&prev=/images%3Fq%3Dpitiriasis%2Bversikolor%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DG%26um%3D1

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http:// img.medscape.com/pi/emed/ckb/dermatology/1048885-1105737-1105828-1710266.jpg&imgrefurl=http://emedicine.medscape.com/article/1105828-media&usg=__RtMVugHbhzORycQrO9zoxc6snAo=&h=719&w=980&sz=700&hl=id&start=206&um=1&tbnid=Fx2WAmDckr1yfM:&tbnh=109&tbnw=149&prev=/images%3Fq%3Dkandidiasis%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26lr%3Dlang_id%26sa%3DN%26start%3D198%26um%3D1