dermatomikosis br
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
1/26
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dermatomikosis
Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi
jamur (Madani, 2000). Dermatomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yangmenyerang kulit (Buldimulja, 200). !aktor yang mempengaruhi dermatomikosis adalah udara
yang lembab, lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan
disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik, penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang
tidak terkendali. Dermatomikosis terdiri dari dermatomikosis superfisialis, intermedia dan
profunda.
Ma"am # ma"am dermatomikosis superfisialis adalah $
2.1.1. Dermatofitosis
%amur golongan dermatofitosis terdiri dari & genus yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton. Microsporum menyerang rambut dan kulit. Trichophyton menyerang rambut,
kulit dan kuku. Epidermophyton menyerang kulit dan jarang pada kuku (Madani, 2000' iregar,
200).
*olongan dermatofita bersifat men"erna keratin, dermatofita termasuk kelas fungi imperfe"ti.
*ambaran klinis dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinis yang khas, satu jenis
dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya (Budumulja, 200'
iregar, 200).
2.1.1.1 Definisi
Dermatofitosis adalah infeksi jaringan yang mengandung +at tanduk (keratin) misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita
(Madani, 2000' Budimulja, 2002).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
2/26
2.1.1.2 pidemiologi$
Dermatofita adalah tergolong jamur "ontagious. Berspora dan memiliki hifa sepanjang sel kulit
dan rambut yang mati, merupakan serpihan dari orang yang terinfeksi, membuat infeksi berulang
menjadi sering. -nfeksi subkutaneus yang jarang yang disebabkan jamur ini dapat terjadi pada
pasien /-D. Dermatofita yang menginfeksi manusia diklasifikasikan berdasarkan habitat mereka
antara lain sebagai berikut $
a. Antrophophilic dermatophyta sering dikaitkan dengan manusia dan ditransmisikan baik melaluikontak langsung atau melalui muntahan yang terkontaminasi
b. Zoophilic dermatophyta sering dikaitkan dengan heanhean, jamur ini ditransmisikan
kepada manusia baik melalui kontak langsung dengan hean tersebut misalnya hean peliharaan
dan melalui produksi hean tersebut seperti ool.
". Geophilic dermatophyta addalah jamur tanah yang ditransmisikan kepada manusia melalui
paparan langsung ke tanah atau ke hean yag berdebu.
2.1.1.& tiologi
Dermatofitosis disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yang teridiri dari tiga genus, yaitu
genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermofiton. Dari 1 spesies dermatofita yang sudah
dikenal hanya 2& spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang, yang
terdiri dari 1 spesies Trichophyton, spesies Microsporum dan satu spesies Epidermofiton.
elain sifat keratinofilik, setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu.
Dermatofita yang +oofilik terutama menyerang binatang, dan kadangkadang menyerang
manusia, misalnya Microsporum canis dan Trichophyton verrucosum. Dermatofita yang geofilik
adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang yang moderat pada manusia,
misalnya Microsporum gypseum.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
3/26
mumnya gejalagejala klinik yang timbulkan oleh golongan +oofilik dan golongan geofilik pada
manusia bersifat akut dan sedang serta lebih mudah sembuh.
Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang manusia karena memilih manusia sebagai
hospes tetapnya.
*olongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif karena
reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. 3ontoh jamur yang antropofilik ialah Microsporum
audouinii dan Trichophyton rubrum (iregar, 200).a. Trichophyton (!rey, et al ., 145' 6utabarat, 1444' 7ippon, 1455)
Mikokonidia banyak, tumbuh bergerombol atau satusatu sepanjang hifa. edangkan
makrokonidia jarang atau tidak dibentuk sama sekali.
1) T. mentagrophytes
Makroskopis $ Membentuk 2 jenis koloni. 8oloni Cottony berarna putih seperti ol. 8oloni
poder seperti serbuk arna merah anggur. Mikroskopis $ Mikrokonidia sangat banyak
berkelompok berbentuk bulat9 menyerupai sekelompok buah anggur pada "abang"abang
terminalnya dan banyak terdapat hifa yang menyerupai spiral.
:
Gambar 2.2
Gambar 2.1
!mage Courtesy of """.doctorfungus.org., #$$%&
Morfologi mikroskopis Trichophyton mentagrophytes
8ultur Trichophyton mentagrophytes
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
4/26
2) T. rubrum
Makroskopis $ ;ertumbuhan koloni lambat, koloni berbentuk kapas.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
5/26
Mikroskopis $ Makrokonidia dan mikrokonidia tidak ada. Ditemukan branching hifa.
Gambar 2.7
Gambar 2.8
( !mage Courtesy of """.doctorfungus.org., #$$%)
Morfologi mikroskopis Trichophyton concentricum
8ultur Trichophyton concentricum
) T. tonsuran
Makroskopis $ ;ertumbuhan koloni lambat, permukaan datar9 berbenjolbenjol. Bentuk bubuk
sampai beledru.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
6/26
Makroskopis $ ;ertumbuhan koloni lambat, permukaan menonjol dan =errukosa.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
7/26
Mikroskopis $ Makrokonidia9 mikrokonidia jarang. >erlihat hifa irreguler dan klamidospora.
Gambar 2.11
Gambar 2.12
( !mage Courtesy of """.doctorfungus.org., #$$%)
Morfologi mikroskopis Trichophyton violaceum
8ultur >ri"hophyton =iola"eum) T. schoenleinii
Makroskopis $ ;ertumbuhan koloni lambat, bagian tengah berlipat dan lebih tinggi dari pinggir.
Mikroskopis $ Makrokonidia9 mirokonidia tidak ada. Banyak ditemukan hifa 'avchandeliers.
Gambar 2.14
Gambar 2.13
( !mage Courtesy of """.doctorfungus.org., #$$%)
Morfologi mikroskopis Trichophyton schoenleinii
8ultur Trichophyton schoenleinii
b. Microsporum (!rey, et al ., 145' 7ippon, 1455)
Makrokonidia adalah spora yang paling banyak ditemukan dan terbentuk pada ujungujung hifa,
sedangkan mikrokonidia sedikit.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
8/26
(& M. canis
Makroskopis $ ;ertumbuhan koloni "epat, permukaan halus sampai bergranuler.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
9/26
*& M. audouinii
Makroskopis $ ;ertumbuhan lambat, permukaan datar.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
10/26
2.1.1. ;atogenesis dan "ara penularan
Dermatofita menggunakan keratin sebagai sumber nutrisi dan juga berkoloni pada lapisan kulit,
kuku, dan rambut yang telah mati. Mereka juga memi"u kehan"uran selsel yang hidup dengan
mengaktifkan sistem imun. Meskipun jamur yang terlibat dalam infeksi kutaneus dan subkutaneus hidup di tanah, penyakit yang mereka timbulkan tidak sama dengan infeksi jamur
superfisial lainnya karena infeksinya membutuhkan lesi terlebih dahulu pada lapisan kulit yang
lebih dalam.
8ebanyakan dermatfitosis tinggal menetap pada lapisan dermis dan hipodermis sehingga sangat
jarang menyebabkan infeksi yang sistemik.
3ara penularan jamur dapat se"ara langsung dan se"ara tidak langsung ;enularan langsung dapat
melalui fomit, epitel, dan rambutrambut yang mengandung jamur baik dari manusia atau dari
bianatang, dan tanah. ;enularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi
jamur, barangbarang atau pakaian, debu, atau air (iregar, 200).
2.1.1. !aktor yang mempengaruhi
Disamping "ara penularan, timbulnya kelainankelainan di kulit bergantung pada beberapafaktor $
a. !aktor =irulensi dari dermatofita
Airulensi ini bergantung pada afinitas, jamur, apakah jamur /ntropofilik, oofilik, atau *eofilik.
elaian afinitas ini, masingmasing jenis jamur tersebut berbeda pula satu dengan yang lain dalam
afinitas terhadap manusia maupun bagianbagian tubuh, misalnya >ri"hophyton rubrum jarang
menyerang rambut, pidermophyton flo""osum yang paling sering menyerang lipat paha bagian
dalam.
!aktor yang terpenting dalam =irulensi ini ialah kemampuan spesies jamur menghasilkan
keratinasi dan men"erna keratin di kulit.
b. !aktor trauma
8ulit yang utuh tanpa lesilesi ke"il, lebih susah untuk terserang jamur.
". !aktor suhu dan kelembaban
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
11/26
8edua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi atau
lokal' tempat yang banyak keringat seperti lipat paha dan selasela jari paling sering terserang
penyakit jamur ini.
d. 8eadaan sosial serta kurangnya kebersihan
!aktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur. -nsiden panyakit jamur pada golongansosial dan ekonomi yang lebih rendah lebih sering ditemukan dari pada golongan sosial dan
ekonomi yang lebih baik.
e. !aktor umur dan jenis kelamin
;enyakit tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anakanaak dibandingkan pada orang deasa.
;ada anita lebih sering ditemukan infeksi jamur di selasela jari dibandingkan pada pria, dan hal
ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping faktorfaktor tadi masih ada faktorfaktor
lain, seprti faktor perlindungan tubuh, (topi, sepatu, dan sebagainya), faktor transpirasi serta
penggunaan pakaian yang serba nilon dapat memudahkan timbulnya penyakit jamur ini.
Beberapa jamur yang tumbuh di kulit memiliki gejala klinis yang disebut dengan lesi kutaneus.
Dermatofitosis adalah infeksi kutaneus yang disebabkan oleh dermatofita, yaitu jamur yang dapattumbuh di kulit, kuku, rambut, dan merangsang respon selsel imun yang dapat menghan"urkan
jaringan yang lebih dalam. 6al inilah yang membedakan dermatofitosis dengan infeksi jamur
superfisial lainnya.
2.1.1.?. >anda dan gejala
Di aktu yang lalu dermatofitosis sering disebut sebagai ring "orm atau tinea, yang merupakan
kata latin dari "a"ing karena dermatophytosis menghasilkan tempelan melingkar, bersisik yang
membuat pemeriksa berpikir ada "a"ing terletak dibaah permukaan kulit. Meskipun penyakit ini
sering disalah tanggapkan karena "a"ing tidak terlibat dan terminologi fita menyatakan tumbuhan
bukan jamur tetapi istilah ini masih digunakan.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
12/26
8ebanyakan dermatofitosis se"ara klinis dapat dibedakan karena mereka se"ara langsung dapat
dikenal sebagai "ontoh athletes foot adalah dermatofitosis. Dermatofitosis dapat memiliki
berbagai gejala klinis.
2.1.1.. Diagnosis, tatalaksana, dan pen"egahan
Cbser=asi klinis pada umumnya "ukup untuk mendiagnosa infeksi dermatofita. ;ersiapan 8C6di kulit atau kerokan kuku atau sampel rambut dapat menampilkan hifa dan atau konidia (spora
aseksual), dimana diperlukan untuk konfirmasi diagnosis. aat diinginkan penentuan intentitas
spesifik dari dermatofita membutuhkan pemeriksaan mikroskopis berupa kultur, yang akan
memakan aktu bermingguminggu karena jamur ini sangat lambat tumbuh di laboraturium.
-nfeksi terbatas dapat diobati se"ara efektif dengan menggunakan obatobat anti fungal topikal,
tetapi untuk infeksi yang menyebar luas pada kulit kepala atau kulit demikian juga pada infeksi
kuku harus diobati dengan anti fungal oral. >erbinafine, diberikan se"ara oral selama ?12
minggu, sangat efektif pada sebagian besar kasus. 8asus kronik atau kasus yang menetap diobati
dengan griseoful=in sampai sembuh (Bauman, et al., 2004).
Bentuk # bentuk gejala klinis dermatofitosis adalah$
2.1.1.5. >inea kapitis
>inea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala, rambut yang disebabkan jamur golongan
dermatofita. Disebabkan oleh spe"ies dermatofita Trichophyton dan Microsporum. *ambaran
klinis keluhan penderita berupa ber"ak pada kulit kepala, sering gatal disertai rambut rontok
ditempat lesi. Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran klinis, pemeriksaan lampu ood dan
pemeriksaan mikroskopis dengan 8C6. ;ada pemeriksaan mikroskopis terlihat spora diluar
rambut ectotric& atau didalam rambut endotric&. ;engobatan pada anakanak peroral
griseoful=in 102 mg9kg BB perhari, pada deasa 00 mg9hr selama ? minggu. (iregar, 200)
Berdasarkan bentuk khas, tinea kapitis dibagi dalam empat bentuk, yaitu$
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
13/26
a. Gray patch ring "orm
;enyakit ini dimulai dengan papul merah ke"il yang melebar ke sekitarnya dan membentuk
ber"ak yang berarna pu"at dan bersisik. inea fa=osa
8elainan di kepala dimulai dengan bintikbintik ke"il di baah kulit yang berarna merah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berarna "aan (skutula), serta memberi bau
busuk seperti bau tikus moussy odor E. 7ambut di atas skutula putusputus dan mudah lepas serta
tidak mengkilat
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
14/26
lagi. Bila penyakit itu sembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen.
;enyebab utamanya adalah T. schoenleinii, T. violaceum, dan T. gypseum. 8arena tinea kapitis ini
sering menyerupai penyakit kulit yang menyerang daeerah kepala, penyakit ini harus dibedakan
dengan penyakitpenyakit bukan oleh jamur, seperti soriasis vulgaris, /ermatitis seboroika dan
Trikotilomania (iregar, 200).
2.1.1.4. >inea korporis
>inea korporis adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus ( globurus skin) di daerah muka,
badan, lengan dan glutea. ;enyebab tersering adalah T. rubrum dan T. mentagropytes. *ambaran
klinis biasanya berupa lesi terdiri atas berma"am ma"am efloresensi kulit, berbatas tegas dengan
konfigurasi anular, arsinar, atau polisiklik, bagian tepi lebih aktif dengan tanda peradangan yang
lebih jelas. Daerah sentral biasanya menipis dan terjadi seperti penyembuhan, sementara tepi lesi
meluas sampai ke perifer. 8adang bagian tengahnya tidak menyembuh, tetapi tetap meninggi dan
tertutup skuama sehingga menjadi ber"ak yang besar. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dan lokalisasinya serta kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan larutan
8C6 1020F untuk melihat hifa atau spora jamur. ;engobatan sistemik berupa griseoful=in 00
mg sehari selama & minggu, itrakona+ol 100 mg sehari selama 2 minggu, obat topikal salephitfield.
2.1.1.10. >inea imbrikata
>inea imbrikata adalah penyakit yang disebabkan jamur dermatofita yang memberikan gambaran
khas tinea korporis berupa lesi bersisik yang melingkarlingkar dan gatal. Disebabkan oleh
dermatofita T. concentricum. *ambaran klinis dapat menyerang seluruh permukaan kulit halus,
sehingga sering digolongkan dalam >inea korporis. Gesi bermula sebagai makula eritematosa
yang gatal, kemudian timbul skuama agak tebal terletak konsensif dengan susunan seperti
genting, lesi bertambah melebar tanpa meninggalkan penyembuhan dibagian
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
15/26
tengahnya. Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan kulit dengan 8C6 dan kultur,
gambaran klinis yang khas berupa lesi konsentris. ;engobatan sistemik griseoful=in 00 mg
sehari selama minggu, sering kambuh setelah pengobatan sehingga memerlukan pengobatan
ulang yang lebih lama, ketokona+ol 200 mg sehari, obat topikal tidak begitu efektif karena daerah
yang terserang luas (Madani, 2000' iregar, 2002).
2.1.1.11. >inea kruris
>inea kruris adalah penyakit jamur dermatofita didaerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus,
yang dapat meluas kebokong dan perut bagian baah. ;enyebab E. floccosum, kadangkadang
disebabkan oleh T. rubrum. *ambaran klinik lesi simetris dilipat paha kanan dan kiri mulamula
lesi berupa ber"ak eritematosa, gatal lama kelamaan meluas sehingga dapat meliputi s"rotum,
pubis ditutupi skuama, kadangkadang disertai banyak =esikel ke"ilke"il. Diagnosis berdasar
gambaran klinis yang khas dan ditemukan elemen jamur pada pemeriksaan kerokan kulit dengan
mikroskopis langsung memakai larutan 8C6 1020F. ;engobatan sistemik griseoful=in 00 mg
sehari selama & minggu, ketokona+ol, obat topikal salep hitefield, tolsiklat, haloprogin,
siklopiroksolamin, deri=at a+ol dan naftifin 63G (Madani, 2000).
2.1.1.12. >inea manus et pedis
>inea manus et pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita
didaerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan kaki, jarijari tangan dan kaki serta
daerah interdigital. ;enyebab tersering T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum (Madani,
2000' iregar, 2002).
2.1.1.1&. >inea unguium
>inea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan infeksi jamur dermatofita. ;enyebab
tersering adalah T. mentagrophites, T. rubrum. *ambaran klinik biasanya menyertai Tinea pedis
atau manus penderita berupa kuku menjadi
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
16/26
rusak arna menjadi suram tergantung penyebabnya, distroksi kuku mulai dari dista, lateral,
ataupun keseluruhan. Diagnosis ditegakkan berdasar gejala klinis pada pemeriksaan kerokan
kuku dengan 8C6 1020 F atau biakan untuk menemukan elemen jamur. ;engobatan infeksi
kuku memerlukan ketekunan, pengertian kerjasama dan keper"ayaan penderita dengan dokter
karena pengobatan sulit dan lama. ;emberian griseoful=in 00 mg sehari selama & bulan untuk
jari tangan untuk jari kaki 412 bulan. Cbat topi"al dapat diberikan dalam bentuk losio atau krim(Madani, 2000).
2.1.2. Hon Dermatofitosis
2.1.2.1. itiriasis versikolor
itiriasis versikolor (panu) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik biasanya tidak
memberikan keluhan subjektif berupa ber"ak skuama halus arna putih sampai "oklat hitam,
meliputi badan kadangkadang menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka,
kulit kepala yang berambut. Menurut Ballon 1554 (dalam %uanda 200) Disebabkan oleh
malasse+ia furfur robin. *ambaran klinik kelainan terlihat ber"akber"ak arna arni, bentuk
teratur sampai tidak teratur batas jelas sampai difus kadang penderita merasa gatal ringan.
Diagnosis pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan 8C6 20 F terlihat "ampuran hifa pendek dan sporaspora bulat yang dapat berkelompok. ;engobatan harus dilakukan menyeluruh
tekun dan konsisten. Cbat yang dapat dipakai suspensi selenium sulfida (selsun) dipakai sebagai
sampo 2&I seminggu. Cbat lain deri=at a+ol misal mikona+ole, jika sulit disembuhkan
ketokona+ole dapat dipertimbangkan dengan dosis 1I 200 mg sehari selama 10 minggu. mumya
keluhan yang mun"ul adalah timbul ber"ak putih ataupun ke"oklatan yang kadang gatal bila
berkeringat. ;ada orang dengan kulit berarna, lesi yang terjadi biasanya tampak sebagai ber"ak
hipopigmentasi, tetapi pada orang dengan kulit pu"at lesi bisa berarna "oklat kemerahan. Di
atas lesi terdapat sisik halus. /da 2 bentuk yang sering didapat, yaitu makular dan folikular
(/rnold, et al., 2000' iregar, 200' 8risanty, et al., 2005).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
17/26
2.1.2.2. ;iedra
;iedra adalah infeksi jamur pada rambut ditandai dengan benjolan (nodus) yang keras sepanjang
batang rambut. /da 2 bentuk, yaitu $
a. ;iedra ;utih
;enyakit ini disebabkan Trichosporon beigellii terutama di daerah subtropis dan beriklim sedang.
*ejalannya berupa adanya benjolan arna "oklat muda yang tidak begitu melekat pada batang
rambut kepala, kumis, janggut dan tidak memberikan gejalagejala subjektif (/rnold, et al., 2000'
Budimulja, 200).
b. ;iedra 6itam
;enyakit ini disebabkan oleh piedra hortae dan lebih sering ditemukan pada daerah rambut kepala
serta jarang pada rambut dada dan dagu. ;iedra hitam merupakan infeksi asimtomatik. ;ada
batang rambut dada dan dagu. ;iedra hitam merupakan infeksi asimtomatik. ;ada batang rambut
teraba kasar, granular, terdapat nodul yang keras, berukuran ke"il, berarna hitam dan bisatunggal atau multipel. Hodul melekat erat pada batang rambut, sukar dilepas, bila disisir dengan
logam maka akan terdengar bunyi geseran logam (/rnold, et al., #$$$' lgart J
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
18/26
2.1.2.. >inea nigra palmaris
>inea nigra palmaris adalah infeksi jamur superfisial yang biasanya menyerang kulit telapak
tangan dan kaki dengan memberikan arna hitam sampai "oklat pada kulit yang terserang.
;enyebabnya adalah Cladosporium "erneckii. Makula yang terjadi tidak menonjol dari permukaan kulit, tidak terasa sakit dan tidak ada tandatanda radang. 8adangkadang dapat
meluas sampai di punggung kaki bahkan sampai menyebar ke leher, dada dan muka (Budimulja,
200' iregar, 200).
2.2. >inea pedis
2.2.1. Definisi
>inea pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita di daerah kulit
telapak kaki, punggung kaki, jarijari kaki, serta daerah interdigital.
>inea pedis atau yang disebut juga dengan Athletes foot, atau orang aam sering menyebutnya
dengan kutu air. Biasanya sering ditemukan pada orang deasa yang setiap hari menggunakan
sepatu tertutup, "ontohnya penggunaan sepatu dan kaus kaki.Dan pada orang yang bekerja di tempat yang basah, men"u"i, di saah dan sebagainya (Madani,
2000). -nfeksi juga dapat menyebar melalui penggunan pan"uran dan ruang ganti pakaian umum,
di mana kulit yang terinfeksi dan terkelupas berperan sebagai sumber infeksi. >idak ada tindakan
pengendalian yang benarbenar efektif selain hygiene yang tepat dan penggunaan bedak untuk
mempertahankan agar ruang antar jarijari kaki tetap kering. ;ada banyak orang, tinea pedis
menahun bersifat asimtomatis dan hanya menjadi aktif pada keadaan panas atau basah yang
berlebihan atau pemakaian alas kaki yang tidak sesuai (%aet+, et al ., 144?).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
19/26
2.2.2. pidemiologi
>inea pedis umum dijumpai di seluruh dunia (Martin J 8obayashi, 1444). >inea pedis lebih
sering dijumpai pada deasa dibandingkan pada anak (6ay J Moore, 1445' lgart J inea pedis
baru pertahun berkisar antara 0,1?F sampai 1,14F dari seluruh kasus baru infeksi jamur
(ubbagian Mikologi. Bagian9M! -lmu penyakit 8ulit dan 8elamin !8 -97;H, 1442
2002).
2.2.&. tiologi
>iga spesies jamur dermatofita antropofilik T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum
merupakan penyebab tersering Tinea pedis di seluruh dunia ( 6ay J Moore, 1445' Masri
!ridling, 144?' Cdom, 144&' Matsumoto, 144?' 3layton, 2000).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
20/26
2.2.. !aktor predisposisi
>inea pedis merupakan dermatofitosis yang mengenai kaki. !aktor predisposisinya adalah
hiperhidrosis dan penggunaan sepatu yang tertutup. ;enyakit dapat berlangung akut berupa lesi
lesi =esikobulosa (vesicobullous type) sampai ulserasi (acute ulcerative type) pada telapak kaki.;enyakit dapat juga berlangsung kronis berupa eritem dan erosi pada sela jari kaki (chronic
intertriginous type) dan penebalan kulit berskuama pada telapak kaki (chronic hyperkeratotic
type atau moccasin type) (Aerma J 6effernan, 2005).
2.2.. ;atogenesis
Dermatofita berperan dalam proses penghan"uran saar stratum korneum. >ubuh bereaksi
terhadap proliferasi jamur dengan memper"epat pertumbuhan lapisan sel basal epidermis.
8eadaan ini menyebabkan kulit menjadi tebal dan berdeskuamasi. Bila kondisi lingkungan
memadai, misalnya lembab dan tertutup, akan mudah terjadi pertumbuhan berlebihan bakteri
oportuistik bersama dermatofita. ;ada aalnya koloni difteroid akan berproliferasi, namun
dengan semakin beratnya penyakit dominasi bakteri akan berganti menjadi bakteri gram negatif.>anpa in=asi aal oleh dermatofita, umumnya gram negatif hanya tumbuh minimal. ;ergeseran
pola infeksi bakteri ini akan bermanifestasi menjadi gambaran yang jauh lebih agresif, berupa
erosi dan maserasi hebat di sela jari. Bakteri yang dapat diisolasi termasuk 1taphylococcus
aureus, Corynebacterium 2eikeium, -revibacterium epidermidis, dan Micrococcus sedentarius
(!ridling, 144?).
Dermatofita memproduksi juga antibiotik serupa penisilin dan streptomisin, yang kemudian akan
menyeleksi tumbuhnya bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik. Bakteri pada gilirannya
memproduksi en+im proteolitik, yang selanjutnya meningkatkan destruksi jaringan. alah satu
penjelasan yang paling mungkin mengenai eliminasi jamur ketika penyakit berlanjut adalah
terbentuknya komponen sulfur yang bersifat antijamur, "ontohnya metanetiol, etanetiol, dan
dimetil sulfida yang diproduksi oleh
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
21/26
Micrococcus sedentarius dan -revibacterium epidermidis (!ridling, 144?' lgart J ampak arna keputihan, basah dan dapat terjadi fisura yang terasa nyeri bila tersentuh.
-nfeksi sekunder dapat menyertai fisura tersebut dan lesi dapat meluas sampai ke kuku dan kulit
jari. ;ada kaki, lesi sering mulai dari sela jari ---, -A, dan A. Bentuk klinik ini dapat berlangsung
bertahuntahun tanpa keluhan sama sekali. ;ada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi
sekunder oleh bakteri, sehingga terjadi limfangitis, limfadenitis, selulitis, dan erisipilas yang
disertai gejalagejala umum.
b. Bentuk =esikuler akut. ;enyakit ini ditandai terbentuknya =esikula=esikula dan bula yang
terletak agak dalam di baah kulit dan sangat gatal. Gokasi yang tersering adalah telapak kaki
dengan bagian tengah dan kemudian melebar serta =esikulanya meme"ah. -nfeksi sekunder dapat
memperburuk keadaan ini.
". Bentuk moccasin foot . ;ada bentuk ini seluruh kaki dan telapak, tepi sampai punggung kaki,
terlihat kulit menebal dan berskuama, ritem biasa ringan, terutama terlihat pada bagian tepi lesi
( digital library, 200&).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
22/26
*ambar 2.2&. Beberapa bentuk gambaran >inea pedis
2.2.. ;emeriksaan Gaboratorium
Bahan untuk pemeriksaan mikologik diambil dan dikumpulkan sebagai berikut terlebih tempat
kelainan dibersihkan dengan alkohol 0F kemudian,
1. 8ulit tidak berambut ( glabrous skin) $ dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikitdi luar kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril.
2. 8ulit berambut $ rambut di"abut pada bagian kulit yang mengalami kelainan, kulit di daerah
tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit, pemeriksaan dengan lampu
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
23/26
12 tetes larutan 8C6. 8onsentrasi larutan 8C6 untuk sedian kulit adalah 10F dan untuk
rambut dan kuku 20F (Budimulja, 2002' iregar, 2002' Brooks et0al., 200' 3haya J ;ande,
200).
;emeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan
basah dan untuk menentukan spesies jamur. ;emeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan
bahan klinis pada media buatan. Kang dianggap paling baik pada aktu ini adalah medium agardekstrosa abouraud. ;ada agar abouraud dapat ditambahkan antibiotik saja (kloramfenikol)
atau ditambah pula klorheksimid. 8edua +at tersebut diperlukan untuk menghidari kontaminasi
bakterial maupun jamur kontaminan (Budimulja, 2002' iregar, 2002' Brooks et al., 200' 3haya
J ;ande, 200).
*ambar 2.2 *ambar 2.2 *ambar 2.2?
Biakan T.rubrum Biakan M.gypseum Biakan E.floccosum
2.2.5. Diagnosis banding
Diagnosis banding meliputi seluruh keadaan yang dapat mempunyai gambaran klinis skuama,
=esikel atau pustul pada kaki. 8ondisi ini terdapat antara lain pada dermatitis kontak, kandidiasis,
eritrasma, dan dyshidrosis. ;enyakit lain yang perlu juga dipertimbangkan termasuk psoriasis pustular, akrodermatitis kontinua, pioderma, sifilis sekunder, ptiriasis rubra pilaris, dan sindroma
7eiter (!ridling, 144?' Martin J 8obayashi, 1444).
>angan harus diperiksa untuk men"ari tanda lain misalnya tinea Ldua kaki satu tangan, nail pit
untuk diagnosa psoriasis, atau papul keratotik arna tembaga untuk diagnosis sifilis (!ridling,
144?).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
24/26
2.2.4. Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anameisis, gambaran klinik dan pemeriksaan kerokan kulit dengan
larutan 8C6 1020F yang menunjukan elemen jamur serta kultur jamur (!ridling, 144?).
2.2.10. ;engobatan
;ada umumnya "ukup topikal saja dengan obatobat antijamur untuk bentuk interdigital dan
=esikular. Gama pengobatan ? minggu. Bentuk moccasin foot yang kronik memerlukan
pengobatan yang lebih lama, apalagi bila disertai dengan tinea unguium, pengobatan diberikan
paling sedikit ? minggu dan kadangkadang memerlukan antijamur peroral, misalnya
griseoful=in, itrakona+ol, atau terbenafin. Bentuk klinik akut yang disertai selulitis memerlukan
pengobatan antibiotik, misalnya penisilin A, fluklosasilin, eritromisin atau spiramisin dengan
dosis yang adekuat (Madani, 2000).
a. >erapi lokal
1) Gesilesi yang meradang akut yang ber=esikula dan bereksudat harus diraat dengan kompres
basah se"ara terbuka se"ara berselangselang.(? kali sehari) atau terus, menerus. Aesikula harusdikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.
2) 6aloprogin atau tolnalfat, arutan atau "ream dioleskan & kali sehari akan menyebabkan
in=olusi dari sebagian besar lesi skuama superfisial dalam aktu 1& minggu.
&) Gesi hiperkeratosis yang tebal memerlukan terapi lokal dengan obatobatan yang mengandung
bahan keratolitik seperti asam salisilat.
Cbatobat antifungal topikal antara lain $
1. *olongan imida+ol yaitu klotrima+ol, mikona+ol, ekona+ol, ketokona+ol, itrakona+ol,
oksikona+ol, dan sulkona+ol.
2. *olongan alilamin yaitu naftitin dan terbinafin.
&. *olongan ben+ilamin yaitu butenafin
. *olongan lainnya yaitu asam undesilenat, tolnaftat, haloprogin dan siklopiroksolamin (Hobel
G, et al ., 1445).
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
25/26
b. >erapi sistemik
Cbatobat antifungal sistemik antara lain griseoful=in, ketokona+ol, itrakona+ol,flukona+ol, dan
terbinafin.
;emberian *riseoful=in merupakan antibiotik yang diberikan se"ara oral yang diperoleh darispesies enicillium tertentu. Cbat ini tidak berpengaruh terhadap bakteri atau jamur yang
mengakibatkan mikosis sistemik tetapi menekan dermatofites tertentu.
etelah pemberian per oral, griseoful=in disebarkan seluruh tubuh. Cbat terakumulasi di
epidermis dan jaringan keratinisasi lainnya (rambut dan kuku). 8eratin merupakan sumber nutrisi
utama untuk dermatofites, dan degradasi keratin oleh jamur ini mengakibatkan di"ernakannya
obat. Dalam organisme, griseoful=in diduga berinteraksi dengan mikrotubula dan mengganggu
fungsi mitosis gelendong, menimbulkan penghambatan pertumbuhan.
*riseoful=in bermanfaat se"ara klinik untuk mengobati infeksi dermatofita pada kulit, rambut,
dan kuku yang disebabkan oleh spesies Trichopyton, Epidermophyton, dan Microsporum. Cbat
ini tidak berpengaruh terhadap kandidiasis superfisial atau kandidiasis sistemik atau setiap
mikosis sistemik lainnya. Biasanya diperlukan terapi oral selama bermingguminggu sampai berbulanbulan.
;engobatan terdiri atas pembuangan tuntas struktur epitel yang terinfeksi dan yang mati serta
pemberian bahan kimia antijamur se"ara topikal. ;engobatan berlebihan sering menyebabkan
dermatofitid. 6arus dilakukan usahausaha untuk men"egah reinfeksi. Bila daerah serangan luas,
pemberian griseoful=in se"ara oral selama 1 minggu terbukti efektif. -nfeksi kuku memerlukan
pengobatan griseoful=in selama beberapa bulan dan kadangkadang dilakukan pembedahan
buangan kuku. ering terjadi kekambuhan infeksi kuku (%ae+t, 144?).
2.2.11. Gangkahlangkah pen"egahan
a. ;erkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Daerahdaerah
intertrigo atau daerah antara jarijari sesudah mandi harus dikeringkan betulbetul dan diberi
bedak pengering (tal"um ' Zea134-) atau bedak anti jamur (>ina"tin9Do"torin), sesudahnya dan
tiap pagi.
-
8/19/2019 Dermatomikosis Br
26/26
b. /las kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
". ;asien dengan hiperhidrosis agar memakai kaos kaki dari bahan katun yang menyerap dan
jangan memakai bahan ool atau bahan sintetis.
d. ;akaian dan handuk agar sering diganti dan di"u"i bersihbersih dalam air panas.
2.2.12. 8omplikasi
Crganisme yang dapat dibiakkan dari sela jari kaki normal adalah sejumlah mikroflora, termasuk
Micrococcae (1taph), Coryneform aerobik, dan sedikit bakteri gram negatif. ela jari juga
dikolonisasi oleh dermatofita dan ragi misalnya Candida. Bila saar stratum stratum korneum
rusak oleh karena drmatofita, yaitu terjadi inflamasi dan maserasi, bakteri akan mempunyai
kemampuan berproliferasi. -nfeksi sela jari oleh bakteri gram negatif adalah komplikasi terberat
dari spektrum dermatofitosis kompleks. *ambaran klinis berupa maserasi putih sela jari dengan
erosi yang nyeri. Gesi ini bersifat eksudatif dan berbau serta dapat disertai reaksi radang hebat.
;ada kasus ini, biakan kuman umumnya akan tumbuh seudomonas atau roteus. 8omplikasilainnya yang mungkin terjadi adalah infeksi sekunder oleh kapang saprofit, yang sesungguhnya
bukan patogen primer. 7eaksi Lid (autoeksematisasi) akan terjadi berupa =esikular, ek+ematisasi,‟
atau erupsi anhidrotik pada jari tangan, telapak tangan dan kaki (!ridling, 144?).
2.2.1&. ;rognosis
Infeksi jamur pada umumnya berlangsung kronis pada dermatotosis
terutma bila disebabkan oleh T.rubrum. rekurensi dapat terjadi terutama bila
faktor predisposisinya sulit diatasi (Verma & Heernan, 200! Hay & "oore,
200#$%