dermatitis kontak iritan case report
DESCRIPTION
Dermatitis Kontak Iritan case reportTRANSCRIPT
CASE REPORT
DERMATITISKONTAKIRITAN
OLEH : MUHAMMAD REYYAN ALFAJ
identitas
Nama :Ny.II Umur : 26 tahun Jenis kelamin :perempuan Pekerjaan :Pegawai lab Agama :islam Pemeriksaan :11 April 2016
Anamnesis
Keluhan utamaNyeri, panas dan gatal pada kedua telapak tangan kanan dan kiri sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh gatal, panas dan nyeri kedua tangan sejak 3 bulan yang lalu. Gatal dirasakan hilang timbul. Pasien sehari hari bekerja di lab sebuah perusahaan dan pasien mencuci pakain menggunakan sabun colek yang kerap menimbulkan rasa gatal setelahnya.
Pasien tidak pernah merasakan keluhan seperti ini ketika ia mengenakan accesories di tangan berupa jam, gelang, dan lainnya
Pasien tidak memiliki binatang peliharaan di rumah dan pasien juga menyangkal adanya kontak dengan binatang. Pasien mengatakan ia mandi 2x sehari, selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang membuat tangannya kotor.Pasien juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama.
Pasien mengaku sudah pernah diobati dengan cefadroxil, dextem dan betametason. Namun, gatal tetap muncul lagi saat tidak minum obat.
Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit kulit / gatal-gatal.
Riwayat AlergiDisangkal
Riwayat pengobatan jangka panjangDisangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Kesadaran :compos mentis Kesan sakit :sakit ringan Pernapasan :22x/menit Tekanan darah :110/80 MmHg Nadi :80x/menit Suhu :36.2oc Status gizi :baik TB :160 cm BB :65 kg
Status dermatologikus
Distribusi : Regional Lokasi : kedua telapak tangan dan jari tangan Lesi
a) Jumlah : Multipleb) Sifat : keringc) Permukaan : kasard) Ukuran : variatife) Batas : tegasf) Lain-lain : -
Efloresensi :erosi, skuama, eritema dan ekskoriasi
Resume
Pasien seorang wanita berumur 26 tahun datang dengan keluhan tangan terasa gatal, panas dan perih pada kedua telapak tangan dan jari-jari tangan sejak 3 bulan yang lalu
Pada anamnesis dan pemeriksaan lebih lanjut didapatkan tampak erosi, skuama, eritema dan ekskoriasi yang terasa pruritus +, panas +, perih +, kontak dengan bahan iritan +,. Hygiene tangan baik.
Kontak dengan binatang dan tanaman -, kontak dengan accesories di tangan –
Rpd:-, Rpk:-, R.alergi:-, Usaha berobat +
Pada pemeriksaan fisik dan status generalis dalam batas normal Status lokalis didapatkan distribusi regional pada palmar manus
dextra dan sinistra didapatkan erosi dan fissure disertai dengan skuama , yang berukuran variatif. Lesi bersifat multiple, kering, dan berbatas tegas. Efloresensi : erosi, skuama, eritema dan ekskoriasi
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi
Terapi
Umum Menghentikan atau mencegah kontak dengan cairan
detergen atau menyuruh memakai sarung tangan plastik saat mencuci
Tidak menggaruk lesi
Khusus loratadine 10 mg tab 1x1kloderma 10 g creamcarmed 10% cream.
Prognosis
Secara umum baik, namun memiliki angka rekurensi yang tinggi
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Adalah suatu proses inflamasi non-imunologik lokal pada kulit jika berkontak dengan zat yang bersifat iritan
Secara umum Dermatitis kontak iritan (DKI) terbagi menjadi 2 macam yaitu DKI akut DKI kronis/kumulatif
Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas
Epidemiologi DKI
DKI dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras, jenis kelamin
DKI terutama berhubungan dengan pekerjaan namun angka tepatnya sulit untuk diketahui karena berbagai faktor
Etiologi
Penyebab nya ini adalah bahan iritan misalnya pelarut, detergen, minyak pelumas, asam,alkali
Kelainan dari faktor etiologi ini juga ditentukan dari ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, serta suhu bahan iritan, lama kontak, suhu dan kelembapan lingkungan
Faktor invidu seperti faktor genetik, perbedaan ketebalan kulit dan lokasi kulit menyebabkan perbedaan permiabilitas, usia, ras, jenis kelamin, riwayat atopi
Patogenesis
2 cara1. Mekanisme kerusakan fungsi sawar kulit yang
diperankan oleh stratum korneum dan 2. pelepasan mediator akibat kerusakan keratinosit
Manifestasi klinis
Efek iritasi secara umum yang bisa diobservasi oleh mata yang jadi GK antara lain: Eritematosa papul Likenifikasi Ekskoriasi Skuama Hiperkeratosis Gatal Panas nyeri
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan jika ada riwayat pajanan terhadap zat iritan
Untuk membedakan dengan DKA dilakukan patch test untuk membuktikan adanya DKA dan menemukan alergen penyebabnya bukan untuk diagnosis pasti DKI
Pemeriksaan fisik
Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura predominan setelah terbentuk vesikel
Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit- Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
Kultur Bakteri Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi
infeksisekunder bakteri. Pemeriksaan KOH
Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikology pada infeksi jamur superficial infeksi candida, pemeriksaan ini tergantung tempat dan morfologi dari lesi.
Pemeriksaan IgE Peningkatan imunoglobulin E dapat menyokong adanya riwayat atopi
Pencegahan
Dasar penanganan adalah dengan menghindari pajanan terhadap zat iritan dapat dilakukan dengan cara Hindar kontak dengaan iritan Proteksi individu (sarung tangan,krim pelindung)
pengobatan
Glukokortikoid topikalEfek topikal dari glukokortikoid pada penderita DKI akut masih kontrofersi karena efek yang ditimbulkan, namun pada penggunaan yang lama dari korticosteroid dapat menimbulkan kerusakan kulit pada stratum korneum.
Antibiotik dan antihistamin Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk
terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri Sedangkan antihistamin mungkin dapatmengurangi pruritus yang
disebabkan oleh dermatitis akibat iritan.
EmolienPelembab yang digunakan 3-4 kali sehari adalah tatalaksana yang sangat berguna. Menggunakan emolien ketika kulit masih lembab dapat meningkatkan efek emolien. Emolien dengan perbandingan lipofilik banding hidrofilik yang tinggi diduga paling efektif karena dapat menghidrasi kulit lebih baik
Prognosis
DKIK mempunyai prognosis yang meragukan karena sering terjadi rekurensi akibat kesulitan menghindari faktor iritan sehari-hari
Faktor yang memperburuk prognosis jika ada penyakit kulit penyerta seperti dermatitis atopi
TERIMONGGEUNASEH