dampak pencemaran merkuri terhadap media geologi …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175...

13
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 31 Oktober 2014 163 M1O-08 DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI PADA PERTAMBANGAN RAKYAT DI BANYUMAS, JAWA TENGAH Fraga Luzmi Fahmi 1* , Wawan Budianta 1** , Arifudin Idrus 1*** Geological Engineering Department, Gadjah Mada University, Jln. Grafika No. 2, Yogyakarta, 55281, *Email: [email protected], **Email:[email protected], ***Email: [email protected] Diterima 30 Oktober 2014 Abstrak Dampak pencemaran merkuri pada tambang emas tradisional di Banyumas, Jawa Tengah, dipelajari khususnya pada tanah, air permukaan dan airtanah. Penelitian bertujuan meneliti sejauh mana tingkat dan penyebaran merkuri pada media geologi seperti tanah, airtanah dan air permukaan di daerah penelitian. Sampel diambil dari beberapa lokasi secara sistematis di daerah penelitian dan kemudian dianalisis di laboratorium. Keberadaan merkuri secara alamiah terdeteksi pada batuan termineralisasi di daerah penelitian, namun memberikan kontribusi yang tidak signifikan. Merkuri yang berasal dari kegiatn pertambangan memberikan kontribusi yang lebih nyata terhadap pencemaran merkuri yang terjadi di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan penyebaran merkuri dalam media geologi telah terjadi dan dituangkan dalam peta penyebaran merkuri. Faktor geologi terutama permeabilitas tanah dan aliran permukaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyebaran merkuri pada media geologi di daerah penelitian. Kata Kunci: pencemaran, merkuri, media geologi, tambang emas tradisional, penyebaran merkuri, Pendahuluan Penambangan skala kecil atau penambangan tradisional banyak dijumpai di negara-negara berkembang yang memiliki potensi sumber daya emas. Perkembangan jumlah penambangan emas seiring dengan peningkatan eksplorasi dan penemuan lokasi penambangan baru, yang umumnya dijumpai di negara berkembang. Negara-negara di Asia dan Afrika menjadi produsen utama emas dunia berdasarkan data produksi emas dunia pada tahun 2011, seperti China (13,1%), Australia (10,0%), Amerika Serikat (8,85%), Rusia (7,4%), Afrika Selatan (7,0%), Peru (5,6%), Indonesia (4,4%), Kanada (4,1%), Ghana (3,7%), Uzbekistan (3,3%), dan negara lainnya (32,5 %) (www.goldsheetlink.com). Modal dan teknologi yang minim tidak mengurangi keinginan untuk melakukan penambangan. Praktik ini banyak dikenal dengan penambangan emas skala kecil atau penambangan emas rakyat atau tradisional (artisanal small scale gold mining - ASGM). Penambang emas skala kecil banyak menggunakan merkuri atau air raksa (Hg) dalam proses penambangan emas. Penggunaan merkuri untuk kegiatan tersebut banyak yang tidak diawasi dan dilakukan secara bebas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian terhadap merkuri dalam pertambangan emas tradisional dan dampaknya terhadap lingkungan serta penaganannya. Pemakaian merkuri untuk mengekstraksi emas dalam pertambangan emas skala kecil, khususnya di Indonesia, sudah menunjukkan indikasi membahayakan dan bisa dikatakan sebagai bencana lingkungan [1]. Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi dengan 60.000 penambang skala kecil [1]. Setiap tahunnya, sekitar lebih dari 1.000 ton merkuri (Hg) mencemari lingkungan [2][3].

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

163

M1O-08

DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIAGEOLOGI PADA PERTAMBANGAN RAKYAT DI BANYUMAS,

JAWA TENGAH

Fraga Luzmi Fahmi1*, Wawan Budianta1**, Arifudin Idrus1***

Geological Engineering Department, Gadjah Mada University, Jln. Grafika No. 2, Yogyakarta, 55281,*Email: [email protected], **Email:[email protected], ***Email: [email protected]

Diterima 30 Oktober 2014

Abstrak

Dampak pencemaran merkuri pada tambang emas tradisional di Banyumas, Jawa Tengah,dipelajari khususnya pada tanah, air permukaan dan airtanah. Penelitian bertujuan meneliti sejauhmana tingkat dan penyebaran merkuri pada media geologi seperti tanah, airtanah dan airpermukaan di daerah penelitian. Sampel diambil dari beberapa lokasi secara sistematis di daerahpenelitian dan kemudian dianalisis di laboratorium. Keberadaan merkuri secara alamiah terdeteksipada batuan termineralisasi di daerah penelitian, namun memberikan kontribusi yang tidaksignifikan. Merkuri yang berasal dari kegiatn pertambangan memberikan kontribusi yang lebihnyata terhadap pencemaran merkuri yang terjadi di daerah penelitian. Hasil penelitianmenunjukkan penyebaran merkuri dalam media geologi telah terjadi dan dituangkan dalam petapenyebaran merkuri. Faktor geologi terutama permeabilitas tanah dan aliran permukaanmemberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyebaran merkuri pada media geologi di daerahpenelitian.

Kata Kunci: pencemaran, merkuri, media geologi, tambang emas tradisional, penyebaran merkuri,

Pendahuluan

Penambangan skala kecil atau penambangan tradisional banyak dijumpai di negara-negaraberkembang yang memiliki potensi sumber daya emas. Perkembangan jumlahpenambangan emas seiring dengan peningkatan eksplorasi dan penemuan lokasipenambangan baru, yang umumnya dijumpai di negara berkembang. Negara-negara diAsia dan Afrika menjadi produsen utama emas dunia berdasarkan data produksi emasdunia pada tahun 2011, seperti China (13,1%), Australia (10,0%), Amerika Serikat(8,85%), Rusia (7,4%), Afrika Selatan (7,0%), Peru (5,6%), Indonesia (4,4%), Kanada(4,1%), Ghana (3,7%), Uzbekistan (3,3%), dan negara lainnya (32,5 %)(www.goldsheetlink.com). Modal dan teknologi yang minim tidak mengurangi keinginanuntuk melakukan penambangan. Praktik ini banyak dikenal dengan penambangan emasskala kecil atau penambangan emas rakyat atau tradisional (artisanal small scale goldmining - ASGM). Penambang emas skala kecil banyak menggunakan merkuri atau air raksa(Hg) dalam proses penambangan emas. Penggunaan merkuri untuk kegiatan tersebutbanyak yang tidak diawasi dan dilakukan secara bebas. Oleh sebab itu, perlu dilakukankajian terhadap merkuri dalam pertambangan emas tradisional dan dampaknya terhadaplingkungan serta penaganannya. Pemakaian merkuri untuk mengekstraksi emas dalampertambangan emas skala kecil, khususnya di Indonesia, sudah menunjukkan indikasimembahayakan dan bisa dikatakan sebagai bencana lingkungan [1].

Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi yang tersebar diJawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi dengan 60.000 penambang skala kecil [1].Setiap tahunnya, sekitar lebih dari 1.000 ton merkuri (Hg) mencemari lingkungan [2][3].

Page 2: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

164

Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia yang sudah mengalami polusi Hgsetelah Cina dan Pillipina [4].

Sejumlah kasus pencemaran merkuri yang dihasilkan dari proses pertambangan emasdi Indonesia telah terindikasi menyebabkan pencemaran lingkungan seperti di di DesaKalirejo, Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo [7], perairan laut Teluk Buyat,Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow [6], Dimembe, KabupatenMinahasa Utara, Sulawesi Utara [11], Sungai Na’e, Desa Pesa, Kecamatan Wawo,Kabupaten Bima, NTB [10], Poboya, Palu, Sulawesi Tengah [5].

Salah satu prioritas riset Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah penyelamatanlingkungan kritis serta pengelolaan bencana dan lingkungan. Permasalahan mengenaipencemaran merkuri di pertambangan tradisional tentunya menjadi topik yang relevandengan prioritas riset UGM. Ditambah pula, salah satu langkah strategis yang ditetapkanUnited Nations Environment Programme (UNEP) untuk mengurangi dampak lingkunganadalah dengan memantau tingkat pencemaran merkuri pada lokasi dan di sekitar lokasipenambangan emas sebagai salah satu tahapan dalam rencana strategis nasional dalampengurangan merkuri pada penambangan emas skala kecil (ASGM).

Alasan lainnya yang juga menjadi pertimbangan perlunya penelitian di pertambanganemas tradisional di daerah Banyumas dan penanganannya adalah karena:

1. Daerah lokasi penambangan merupakan penambangan emas primer yang relatifbaru yaitu sekitar lima tahun terakhir, jika dibandingkan dengan penambanganemas tradisional lainnya yang sudah lama khususnya di Jawa, seperti Kokap KulonProgo, Selogiri Wonogiri dan Pongkor Jawa Barat, sehingga penelitian yangberkaitan dengan topik yang diajukan masih sangat terbatas. Beberapa penelitiansudah dilakukan, namun hanya terbatas pada dampak yang spesifik dan belumdlilakukan secara komprehensif [15].

2. Daerah penelitian berdekatan dengan perumahan penduduk dan pusat keramaian/aktivitas masyarakat serta berdekatan dengan hulu sungai yang mengalir menujudaerah hilir dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat sehari-hari.

3. Air tanah dan air sungai di daerah penelitian masih banyak dimanfaatkan untukkeperluan air minum dan kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar lokasipenambangan emas.

4. Material alam seperti zeolit yang banyak tersedia belum banyak dipergunakansecara optimal untuk meremediasi merkuri sebagai akibat dari kegiatanpertambangan tradisional.

Lokasi penelitian berada pada area tambang rakyat Paningkaban-Cihonje dansekitarnya yang secara administratif berada di Desa Paningkaban, Desa Cihonje dan DesaGancang, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, sepertiterlihat pada Gambar 1.

Penelitian dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran merkuri padaair permukaan, air tanah, sedimen, dan tanah, yang disebabkan oleh praktik penambanganemas tradisional. Penelitian ini dibatasi dengan meneliti dampak pencemaran merkuri padamedia geologi, seperti tanah, airtanah dan air permukaan.

Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat di daerah penelitian, untukmemberikan informasi mengenai sebarapa jauh tingkat pencemaran merkuri di lingkungantempat tinggal mereka. Bagi pemerintah setempat, penelitian ini akan bermanfaat sebagailandasan untuk mengambil kebijakan dalam rangka mengurangi dampak lingkungan yangditimbulkan akibat dari pencemaran merkuri.

Page 3: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

165

Geologi Daerah Penelitian

Geologi daerah penelitian secara regional telah dilakukan oleh [14] serta [13] yang manadi daerah penelitian yang termasuk dalam batuan sedimen turbidit Formasi Halang. [12]menerangkan adanya mineralisasi tipe kuarsa-karbonat-logam dasar yang dijumpai padabatuan berumur Miosen Tengah-Atas pada Formasi Halang. [15] menjelaskan mengenaipotensi sumber daya dan cadangan bahan tambang di Kabupaten Banyumas. Salah satupotensi bahan tambang ialah emas yang terdapat di Desa Gancang, Karang Alang, danCihonje. [9] mengidentifikasi mengenai geologi, alterasi, mineraliasasi bijih, dankarakterisasi fluida hidrotermal di daerah Desa Cihonje dan Paningkaban, KecamatanGumelar. Berdasarkan data penelitian tersebut, tipe endapan emas di daerah penelitianmerupakan endapan epitermal sulfidasi rendah dengan tipe carbonate – base metal gold.

Satuan batuan di daerah ini dibagi menjadi 3 satuan batuan, sedangkan [9] yangmemetakan pada daerah yang sama hanya membagi menjadi 2 satuan batuan. Padapenelitian ini, satuan batupasir graywacke dan satuan perselingan batulempung-batulanau.Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari satuan batuan dari yang tertua hingga termuda yangjuga dapat dilihat pada peta geologi (Gambar 2), yaitu: satuan batupasir graywacke, satuanperselingan batulempung-batulanau, satuan tuf lempungan.

Secara megaskopis, satuan batupasir graywacke mempunyai ciri litologi berwarna abu-abu, kemas tertutup, sortasi baik, kompak, ukuran butir dari pasir halus sampai pasir sangatkasar, matriks berupa material sedimen dan gelas vulkanik, sedangkan komposisi fragmenberupa plagioklas dan piroksen. Pada beberapa lapisan batuan ini ditemukan kandunganmineral karbonat. Sedangkan batulempung umumnya mempunyai ciri litologi berwarnacoklat muda – coklat kekuningan, dengan komposisi tersusun oleh material sedimenberukuran lempung. Pada beberapa lapisan, dijumpai perulangan gradasi pada batulanauyang menghalus menjadi batulempung. Satuan tuf lempungan memiliki kenampakandengan warna putih hingga kekuningan, berlapis baik hingga buruk, memiliki ukuran butirmatriks <1mm dan fragmen antara 1 - 5 cm, tidak menunjukkan gradasi ukuran butir, danmemiliki berat jenis yang ringan yang disebabkan oleh kandungan gelas vulkanik.

[13] dan [14] menunjukkan bahwa di daerah sekitar Banyumas terdapat perlipatan yangmempengaruhi batuan Neogen Muda dengan arah hampir utama hampir barat-laut.Beberapa lipatan yang arah sumbu lipatannya acak dipengaruhi oleh sesar-sesar regional.Pada daerah penelitian terdapat struktur geologi antara lain berupa kekar, sesar, danlipatan. Struktur kekar berupa kekar gerus dan kekar ekstensi. Struktur lipatan yaituAntiklin Ratadawa, Sinklin Cihonje, dan Sinklin Dawuhan. Struktur sesar berupa SesarGeser Kiri Babakan, Sesar Geser Kiri Paningkaban, Sesar Geser Kanan Panaruban, SesarTurun dan Sesar Naik Tajum.

Metode Penelitian

1. Tahap Kajian PustakaTahapan ini terdiri dari pencarian, pengumpulan, dan pengkajian landasan teori,literatur penelitian terdahulu dan data sekunder yang berkaitan dengan daerahpenelitian.

2. Tahap Pengambilan Data LapanganPada tahapan ini dilakukan pengambilan data yang diperoleh dari kegiatan survei dilokasi daerah penelitian. Pengambilan data lapangan meliputi tiga kategori utama yangditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini:

Page 4: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

166

Pada tahapan ini juga dilakukan pengambilan conto yang akan diuji kandunganmerkurinya. Pengambilan data lapangan meliputi pengambilan data XRF denganperalatan portable XRF dan alat ukur infiltrasi (infiltrometer Turf Tec).

3. Tahap Pengujian LaboratoriumPada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap data lapangan dan sampel. Pengujiankadar merkuri (Hg) pada sejumlah sampel dilakukan dari data portable XRF dan AAS(Atomic Absorption Spectrometry). Analisis laboratorium untuk mengetahui kadarmerkuri (Hg) dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) yangdilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, Kementerian KesehatanRepublik Indonesia. Jenis alat yang digunakan adalah Analytik Jena ZEEnit 700dengan sistem hidrida HS60. Pengujian kadar merkuri dengan metode AAS dilakukanbaik pada sampel mineral bijih, maupun media pencemar: mineral bijih, tailing,tanah/batuan, air sungai, dan air tanah Data geologi dianalisis melalui analisa citrasatelit dan peta topografi, deskripsi batuan di laboratorium dengan metode petrologimakroskopik dan petrografi.

4. Tahap Analisis Data dan InterpretasiData yang diperoleh dari hasil pengambilan data lapangan dan uji laboratoriumdianalisa dan dihubungkan dengan kajian pustaka yang telah diperoleh untukmendapatkan hasil dan kesimpulan penelitian. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahuikondisi geologi daerah penelitian dan aktivitas manusia dalam proses penambangan,lalu menghubungkannya dengan tingkat pencemaran di daerah tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dan pembahasan penelitian didasarkan pada hasiluji laboratorium dan data lapangan menggunakan peralatan geologi lapangan, portableXRF, dan uji laboratorium dengan metode AAS.Tahapan penelitian iini secara komprehensif dapat dilihat pada skema penelitian padaGambar 3.

Pengutaraan Data

Lokasi dan Wilayah Penambangan dan Pengolahan Bijih Emas

Lokasi penambangan dan pengolahan secara administratif termasuk ke dalam wilayahDesa Cihonje dan Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas,Provinsi Jawa Tengah. Penyebaran lokasi penambangan ini memanjang ke arah barat-timur, mengikuti pola penyebaran urat-urat mineralisasi yang dijumpai. Berdasarkanpengamatan, bangunan yang digunakan untuk penambangan dan pengolahan emas inimemiliki ciri khas dari atap berupa terpal berwarna biru. Lokasi yang dijadikanpenambangan memiliki ciri khas berupa lubang penggalian vertikal yang menerus kebawah berupa terowongan dengan diamater sekitar 1,0 – 1,5 meter, yang terkadang disertaikatrol untuk menarik batuan/bijih emas.

Kondisi Tata Guna Lahan di Daerah Penelitian

Dari hasil pengamatan lapangan dan interpretasi citra satelit, maka dapat diklasifikasikantata guna lahan di daerah penelitian. Di daerah Cihonje – Paningkaban, penggunaan lahandidominasi oleh perkebunan. Umumnya daerah ini ditanami tanaman kayu berdiamaterantar 20 – 30 meter, dan banyak berupa tanaman kayu. Daerah pemukiman jugamendominasi dengan penyebaran yang setempat-setempat, menyebar di daerh selatan,utara, dan barat laut pada peta. Di bagian lain, lahan di daerah penelitian dimanfaatkansebagai persawahan baik sawah irigasi maupun sawah tadah hujan dan tegalan.

Page 5: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

167

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Mineral Bijih

Pengambilan sampel dilakukan pada daerah yang dijumpai adanya urat-urat yangdimungkinkan membawa mineral – mineral logam dan unsur lainnya, termasuk merkuri(Hg). Kadar merkuri dari sampel diperoleh dari hasil pengujian laboratorium denganmetode AAS (Atomic Absorption Spectroscopy). Hasil pengukuran kadar merkuri pada 3sampel mineral bijih dengan kode sampel PWT 02A, PWT 02B, dan PWT 03menunjukkan nilai yang bervariasi masing-masing 0,007 ppm, 0,012 ppm, dan 0,005 ppm.Dari ketiga sampel tersebut, rata-rata nilainya sebesar 0,008 ppm. Lokasi (koordinat)pengambilan sampel dan kadar merkuri pada sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Mineral Tailing

Pengambilan sampel di daerah penelitian diutamakan pada daerah yang banyak dijumpaialat-alat gelundung atau tromol yang digunakan untuk menghancurkan mineral bijih emas.Hasil pengolahan mesin tersebut membentuk suatu batuan berbutir halus berukuranlempung-lanau berwarna keabu-abuan bergantung dari warna batuan asalnya, yang dikenaldengan istilah tailing. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel tailing dapat dilihatpada Tabel 3, dan penyebarannya pada peta dapat dilihat pada Gambar 5.

Kadar merkuri yang diperoleh dari media tailing memiliki nilai yang tinggi, yaitu padarentang 7,49 – 604,00 ppm. Dari kedua metode pengukuran tersebut, hasil pengukurandengan metode Portable XRF memiliki pembacaan pengukuran yang lebih besar.Perbandingan antara hasil pengukuran dengan Portable XRF dan AAS memiliki rentangyang cukup jauh berbeda, dimana pengukuran kadar merkuri pada 20 sampel denganPortable XRF memberikan hasil antara 27,05 – 604,0 ppm, sedangkan 2 sampel yang diujidengan AAS masing-masing memberikan hasil 7,493 ppm (sampel SS-001) dan 12,782ppm (sampel SS-008). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan nilaiyang signifikan antara pengukuran dengan metode Portable XRF dengan metode AAS.Hasil yang diberikan dari pengukuran AAS dapat mencapai ketelitian 3 desimal,sedangkan Portable XRF hanya 1 desimal. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalahperlu adanya koreksi pada pengukuran lapangan dengan metode XRF tipe Portable.Dengan mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pengukuran kadar merkuri,hasil pengukuran degnan kedua metode tetap dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Nilairata-rata pengukuran dengan metode AAS sebesar 10,138 ppm, sedangkan metodePortable XRF sebesar 138,423 ppm.

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Tanah dan Batuan

Sampel tanah yang diambil di daerah penelitian berupa hasil pelapukan batuan yang terdiridari batulempung karbonatan, batulempung pasiran, batulanau. Kondisi batuan di lapanganbanyak yang dijumpai telah mengalami perubahan menjadi tanah. Kadar dan sebaranmerkuri pada tanah dan batuan secara langsung di lapangan diperoleh dari hasilpengukuran dengan metode Portable XRF dan uji AAS. Hasil pengukuran dan lokasipengambilan sampel tanah dan batuan disajikan pada Tabel 4.

Dari data tersebut terlihat bahwa nilai pengukuran dengan metode Portable XRF lebihtinggi daripada hasil pengukuran dengan metode AAS. Hasil pengukuran kadar denganmetode Portable XRF memiliki rata-rata 72,8 ppm. Sampel S-1, S-10, dan S-6memperlihatkan hasil hampir sama, yaitu pada rentang 48,0 - 62,0 ppm. Kadar merkuriyang tinggi dijumpai pada sampel S-5 dan S-8 masing-masing 97,0 ppm dan 102,0 ppm.

Page 6: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

168

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Sedimen Sungai

Hasil dari pengukuran kadar merkuri pada sedimen sungai di Sungai Tajum, yang beradadi sekitar lokasi penambangan emas tradisional di Desa Cihonje dan Desa Paningkabanmemiliki rentang nilai 6,993 – 11,886 ppm. Kadar merkuri tertinggi dijumpai pada sampelSS-002 dan SS-010, dengan kadar masing-masing mencapai 11,886 ppm dan 11,812 ppm.Hasil pengukuran dan lokasi pengambilan sampel tanah dan batuan disajikan padapenyebarannya pada peta dapat dilihat pada Tabel 5.

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Air Sungai

Kadar merkuri yang berasal dari sampel air Sungai Tajum di Desa Cihonje danPaningkaban memiliki rentang nilai 0,479 – 1,928 ppm. Nilai tersebut memiliki variasiapabila dimasukkan data spasial yang berhubungan dengan lokasi titik pengambilansampel. Kadar dan sebaran merkuri pada sampel air sungai dapat dilihat pada Tabel 6.

Kadar dan Sebaran Merkuri pada Air Tanah

Hasil pengukuran kadar merkuri pada air tanah di Desa Cihonje dan Desa Paningkabanmemberikan hasil yang rentang dari 0,219 ppm sampai dengan 1,574 ppm dari data 7sampel air tanah. Nilai rata-rata dari ketujuh sampel air tanah tersebut adalah 0,867 ppm.Ketujuh pengukuran diperoleh dari uji laboratorium dengan metode AAS. Dibandingkandengan jenis sampel yang lain, kadar merkuri paling rendah dijumpai pada jenis sampel airtanah. Hasil pengukuran kadar merkuri dan lokasi pengambilan sampelnya dapat dilihatpada Tabel 7.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, dapat diklasifikasikan menjadi 6 jenis sampel yang diuji kadarmerkurinya, yaitu: urat/mineral bijih emas, tailing, tanah dan batuan, sedimen sungai, airsungai, dan air tanah. Dari keenam jenis sampel tersebut, 4 jenis sampel diantaranyamerupakan sampel padatan (solid) dan 2 lainnya berupa zat cair (liquid). Sampel yangtermasuk dalam zat padat terdiri dari: urat/mineral bijih, tailing, tanah dan batuan, dansedimen sungai. Sampel yang termasuk dalam zat cair adalah air sungai dan air tanah. Jenissampel, banyaknya sampel, rentang kadar merkuri, dan rata-rata kadar merkuri pada tiapsampel disajikan pada Tabel 8 berikut:

Perbandingan dari hasil pengukuran kadar merkuri pada berbagai jenis sampel dapatmemberikan variasi kadar merkuri pada berbagai jenis sampel. Dari data tersebut, dapatterlihat bahwa sampel tailing dan tanah/batuan memiliki rata-rata kadar merkuri yang lebihtinggi dibanding dengan sampel lainnya. Kadar rata-rata merkuri pada seluruh sampeltailing sebesar 126,761 ppm, sedangkan pada sampel tanah/batuan memiliki rata-rata kadarmerkuri sebesar 72,800 ppm. Nilai rata-rata kadar merkuri terendah dijumpai pada sampelair sungai, yaitu sebesar 1,003 ppm dan pada sampel air tanah sebesar 0,867 ppm.

Penyebaran merkuri secara alamiah dikontrol oleh proses alam yang terjadi baikmelalui persitiwa geologi yang mengubah tatanan geokimia maupun siklus hidrologi yangmembant proses transportasi zat pencemar. Pencemaran merkuri yang masuk ke dalambatuan dan air tanah dikontrol oleh penyebaran urat-urat yang berasal dari prosesmineralisasi hidrotermal di daerah penelitian. Proses penyebaran urat-urat ini umumnyadikontrol oleh adanya rongga atau zona lemah yang disebabkan oleh struktur geologi.Fluida hidrotermal yang mengisi pada kekar maupun sesar dapat mengendapkan minerallogam emas dan mineral bijih lainnya serta unsur-unsur yang berasosiasi dengan prosesmineralisasi tersebut [9]. Penyebaran merkuri yang mengalami kontak dengan air tanahakan mengikuti penyebaran urat-urat yang terbentuk akibat proses mineralisasi.

Page 7: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

169

Pergerakan aliran air permukaanakan mengikuti gradien hidraulik, dimana air akanbergerak menuju daerah dengan gradien hidraulik yang lebih rendah. Dalam penelitian ini,aliran air permukaan bergerak menuju lembah sungai. Selanjutnya logam berat merkuriterendapkan bersama sedimen sungai. Mekanisme transport pada air sungai dan sedimensungai banyak dipengaruhi oleh kecepatan air sungai. Kecepatan air biasanya mencapaimaksimum di sekitar bagian tengah dan pada bagian dasar akan mengalami penurunankarena adanya gesekan [8].

Penyebaran merkuri yang dikontrol oleh faktor non alamiah berasal dari aktivitasmanusia yang menyebabkan peningkatan kadar merkuri dalam kadar yang jauh melebihiambang batas lingkungan hidup. Logam berat merkuri yang masuk ke lingkungan berasaldari lokasi pengolahan mineral bijih emas. Persebaran ini dikontrol oleh aktivitas manusiayang menempatkan lokasi pengolahan bijih emas yang umumnya berdekatan dengan lokasipenggalian bijih. Proses penyebaran merkuri dari data-data penelitian tersebut pada mediageologi dari berbagai sampel yang diteliti dapat dimodelkan seperti pada peta berikut(Gambar 3).

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil analisa spasial data kadar merkuri dan lokasi pengambilan sampelnya, makadapat disimpulkan bahwa kadar merkuri yang tinggi ditemukan pada tailing, tanah, danbatuan yang berada di area penambangan emas tradisional di wilayah Desa Paningkabandan Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.Kadar merkuri tertinggi pada sampel sedimen sungai dan air tanah ditemukan pada 2daerah utama, yaitu di Desa Cihonje dan Desa Paningkaban, yang berdekatan denganlokasi pengolahan bijih emas.

Dari hasil penelitian ini, kadar merkuri menjadi lebih tinggi di atas baku mutulingkungan (0,001 ppm). Merkuri yang berasal dari kegiatn pertambangan memberikankontribusi yang lebih nyata terhadap pencemaran merkuri yang terjadi di daerah penelitian.Hasil penelitian menunjukkan penyebaran merkuri dalam media geologi telah terjadi dandituangkan dalam peta penyebaran merkuri.

Oleh sebab itu, penelitian mengenai kadar dan sebaran merkuri di daerah penelitian iniharus dilakukan peningkatan dan perbaikan kepada peneliti berikutnya antara lain dengan:menambah jumlah sampel dan menambah luas titik pengambilan, membandingkanpengukuran kadar merkuri dengan dua metode yang berbeda, mendistribusikanpengambilan sampel pada tanah dan batuan, menambah luas daerah penelitian untukmengetahui kadar dan sebaran merkuri.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGMatas dukungan pendanaan dalam kegiatan penelitian ini. Kami juga berterima kasih kepadaBalai Besar Laboratorium Kesehatan Kemenkes RI di Surabaya atas dukungan peralatandan analisis laboratorium yang mendukung penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] C. Aspinall, “Small-scale Mining in Indonesia,” International Institute forEnvironment and Development, Mining Minerals and Sustainable DevelopmentReport, Jakarta, 2001.

[2] UNIDO (United Nations Industrial Development Organization), “Global MercuryProject Proposal,” Vienna, 2002.

Page 8: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

170

[3] K. Telmer dan M. Veiga, “World Emissions of Mercury From Artisanal And SmallScale Gold Mining,” UNEP, 2008.

[4] UNEP (United Nations Environment Programme), “Reducing Mercury Use inArtisanal and Small Scale Gold Mining,” http://www.unep.org/hazardoussubstances/

[5] Mirdat, Y. S. Patadungan dan Isrun, “Status Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Tanahpada Kawasan Pengolahan Tambang Emas di Kelurahan Poboya, Kota Palu,,” e-J.Agrotekbis, vol. 1 Juni 2013, no. (2) , pp. 127-134, 2013.

[6] K. Lutfillah, “Kasus Newmont (Pencemaran di Teluk Buyat),” Jurnal Kybernan, vol.Vol. 2, no. No. 1, Maret 2011, 2011.

[7] R. Larasati, P. Setyono dan K. A. Sambowo, “Evaluasi Ekonomi EksternalitasPenggunaan Merkuri pada Pertambangan Emas Rakyat dan Peran Pemerintah DaerahMengatasi Pencemaran Merkuri (Studi Kasus Pertambangan Emas Rakyat diKecamatan Kokap Kulon Progo),” 2012.

[8] H. F. Hemond dan E. J. Fechner-Levy, Chemical Fate and Transport in theEnvironment, second penyunt., San Diego, California: Academic Press, 2000.

[9] F. Hakim, "Geologi, Alterasi, Mineralisasi Bijih, dan Karakteristik FluidaHidrotermal pada Endapan Emas Epitermal Sulfidasi Rendah di Daerah Cihonje-Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah,"Skripsi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, 2014.

[10] M. Fatoni, “Kajian Kadar Merkuri (Hg) dalam Air pada Sungai Na’e AkibatPengolahan Tambang Rakyat Bijih Emas di Desa Pesa Kecamatan Wawo KabupatenBima NTB,” 2012.

[11] H. Sumual, “Karakterisasi Limbah Tambang Emas Rakyat Dimembe KabupatenMinahasa Utara,” AGRITEK, vol. VOL. 17, no. NO. 5 SEPTEMBER 2009,, 2009.

[12] S. Prihatmoko, S. Digdowirogo and D. Kusumanto, "Potensi cebakan mineral di JawaTengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta," in Proceedings XXXII Annual Conventionof the Indonesian Association of Geologists (IAGI), 2002.

[13] Kastowo, “Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa, Skala 1:100.000,” DirektoratGeologi, Departemen Pertambangan Indonesia, Bandung, 1975.

[14] M. Djuri, H. Samodra dan S. Gafoer, “Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal,Jawa, Skala 1:100.000,” Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung,1996.

[15] R. Hutamadi dan Mulyana, “Evaluasi Sumberdaya dan Cadangan Bahan Galianuntuk Pertambangan Sekala Kecil, Daerah Kabupaten Banyumas, Provinsi JawaTengah. Proceeding Pemaparan Hasil-Hasil Kegiatan Lapangan dan Non LapanganTahun 2006,” Pusat Sumberdaya Geologi, Bandung, 2006.

Page 9: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

171

Tabel 1. Data yang diambil saat tahapan pengambilan data lapangan.

Data Geologi Data SpasialData Sumber dan

Media Pencemaran1. Relief & kelerengan2. Litologi3. Stratigrafi4. Struktur geologi

1. Lokasi penambangan2. Lokasi pengolahan3. Titik sumber

pencemaran4. Lokasi perumahan

penduduk

1. Mineral bijih2. Air sungai3. Air tanah4. Tailing5. Sedimen Sungai,6. Tanah & Batuan

Tabel 2. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel mineral bijih beserta koordinatnya.Pengujian kadar merkuri menggunakan metode AAS. Detection limit AAS = 0,001 ppm.

NoKode

Sampel

Koordinat Hg(ppm)x y

1 PWT-02A 279236 9179710 0,007

2 PWT-02B 279181 9179737 0,012

3 PWT-03 279095 9179879 0,005

Tabel 3. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel tailing, beserta koordinat danmetode pengujiannya (detection limit AAS = 0,001 ppm, P-XRF=0,01 ppm)

NoKode

Sampel

KoordinatHg (ppm) Metode

x y

1 SS-001 279102 9179911 12,782 AAS

2 SS-008 279117 9179894 7,493 AAS

3 T-02 279147 9179938 94,000 P-XRF

4 T-03 279114 9179923 240,333 P-XRF

5 T-04 279136 9179897 64,000 P-XRF

6 T-05 279123 9179918 352,333 P-XRF

7 T-06 279093 9179866 27,500 P-XRF

8 T-07 279098 9179889 55,667 P-XRF

9 T-09 279120 9179868 29,000 P-XRF

10 T-10 279050 9179874 37,667 P-XRF

11 T-11 279119 9179813 92,000 P-XRF

12 T-13 279148 9179794 340,667 P-XRF

13 T-14 279091 9179722 105,500 P-XRF

14 T-15 278968 9179756 52,000 P-XRF

15 T-16 279187 9180029 132,000 P-XRF

16 T-19 279116 9180052 109,300 P-XRF

17 T-20 279131 9180077 96,000 P-XRF

18 T-22 279142 9180100 604,000 P-XRF

19 T-23 279122 9180108 141,700 P-XRF

20 T-25 279094 9180107 85,000 P-XRF

21 T-26 279062 9180099 30,500 P-XRF

22 T-27 279051 9180106 79,300 P-XRF

Page 10: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

172

Tabel 4. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel tanah dan batuan, beserta koordinatdan metode pengujiannya. (detection limit AAS = 0,001 ppm, P-XRF=0,01 ppm)

NoKode

SampelLitologi

KoordinatHg (ppm) Metode

x y

1 S-1 Lempung lanauan 279151 9179930 48,00 P-XRF

2 S-10 Lempung 279190 9180029 55,00 P-XRF

3 S-5 Lempung pasiran 279115 9179909 97,00 P-XRF

4 S-6 Lempung lanauan 279080 9179875 62,00 P-XRF

5 S-8 Lempung pasiran 279146 9179794 102,00 P-XRF

6 SS-004 Lempung 279160 9180091 11,75 AAS

Tabel 5. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel sedimen sungai di Sungai Tajum.Detection limit AAS = 0,001 ppm

NoKode

SampelKoordinat Hg (ppm)

x y

1 SS-002 278782 9179785 11,886

2 SS-003 279305 9180794 10,938

3 SS-005 278327 9180349 8,024

4 SS-006 278969 9179327 7,673

5 SS-007 278688 9179031 6,993

6 SS-009 278802 9180772 10,904

7 SS-010 278719 9179646 11,812

Tabel 6. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel air sungai di Sungai Tajum.

NoKode

Sampel

KoordinatHg (ppm)

x y

1 SW-001 278782 9179785 1,509

2 SW-002 279305 9180794 1,928

3 SW-003 278327 9180349 0,752

4 SW-004 278969 9179327 0,522

5 SW-005 278688 9179031 0,479

6 SW-006 279117 9179894 0,695

7 SW-007 278802 9180772 0,862

8 SW-008 278719 9179646 1,280

Page 11: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

173

Tabel 7. Hasil pengukuran kadar merkuri pada sampel air sungai di Sungai Tajum.

NoKode

Sampel

KoordinatHg (ppm)

KedalamanMAT (m)x y

1 GW-001 279102 9179911 1,574 23,0

2 GW-002 278775 9179760 0,479 6,5

3 GW-003 279259 9180699 1,419 15,3

4 GW-004 279160 9180091 1,381 23,6

5 GW-005 279187 9179562 0,609 12,4

6 GW-006 279761 9179618 0,219 13,2

7 GW-007 279836 9179584 0,385 32,4

Tabel 8. Perbandingan jenis sampel dan kadar merkuri di dalam penelitian.

No. Jenis SampelBanyakSampel

Rentang KadarMerkuri (ppm)

Rata-rata kadarmerkuri (ppm)

1 Urat/mineral bijih 3 0,005 – 0,012 0,008

2 Tailing 22 7,493 - 604,000 126,761

3 Tanah dan Batuan 6 11,748 - 102,000 72,800

4 Sedimen Sungai 7 7,673 - 11,886 9,747

5 Air Sungai 8 0,479 - 1,928 1,003

6 Air Tanah 7 0,219 - 1,574 0,867

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

Page 12: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

174

Gambar 2. Peta geologi daerah penelitian dan sayatan geologinya.

Gambar 3. Peta model konseptual penyebaran pencemaran merkuri pada permukaan,

da risumber pencemaran hingga penyebaran melalui air sungai dan sedimen sungai. Lingkaran

merah ( ) menunjukkan dua titik masuknya pencemar ke dalam sungai.

Page 13: DAMPAK PENCEMARAN MERKURI TERHADAP MEDIA GEOLOGI …repository.ugm.ac.id/135135/1/163-175 M1O-08.pdf · 2015-09-02 · Di Indonesia, jumlah kegiatan tambang skala kecil ada 713 lokasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014

175

TAHAPPENGAMBILAN

DATALAPANGAN

TAHAP KAJIANPUSTAKA

TAHAPPENGUJIAN

LABORATORIUM

TAHAPANALISIS DATA

DANINTERPRETASI

TAHAPPENYUSUNAN

LAPORAN

Pengambila Data Lapangan

Data Geologi danGeomorfologi

1. Relief & kelerengan2. Litologi3. Stratigrafi4. Struktur geologi

Data MediaPencemaran

1. Mineral Bijih2. Air permukaan3. Air tanah4. Tailing5. Sedimen & tanah

Uji petrografidan uji infiltrasi

Kajian Pustaka1. Dasar teori dan konsep pencemaran merkuri2. Geologi regional daerah penelitian

uji kadar Hg(portable XRF dan

AAS)

Klasifikasi kondisibatuan dan tanah

klasifikasi tingkatdan persebaran Hg

Peta Pencemaran Hg

Penyusunan laporan

Data Spasial1. Lokasi penambangan2. Lokasi pengolahan3. Titik sumber

pencemaran4. Lokasi perumahan

penduduk

penempatan (plotting)data spasial pada peta

klasifikasi tata gunalahan

peta geologi danpeta inflitrasi

peta tata guna lahan danpeta lokasi

penambangan

peta kadarpencemaran danpersebaran Hg

Gambar 4. Skema tahapan penelitian