dampak pembangungan terhadap lingkungan
TRANSCRIPT
DAMPAK PEMBANGUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN“MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN”
DAMPAK PEMBANGUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :ASWAL SALEWANGENG
MUSTAQIMMUHAMMAD RASUL
A. LINN SRI MARELLOINDA ROSALINA
NURUL FADHILA FENDYRIKA RESKY M. LUTHFI
NURLILFANNANURFAIDAH
UMMUL ASMA AZISFAUZIAH
JULISTIN CAHYANI SALMON
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, lingkungan
di sekitar kita masih begitu alami dan sejuk, banyaknya lahan hutan yang
menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan kini sudah berubah menjadi
pemukiman-pemukiman penduduk, pabrik, area perbelanjaan, lahan
pertanian, dan sebagainya. Hal ini akan menimbulkan dampak yang luas
bagi kehidupan kita dimasa yang akan datang. Seperti banjir, tanah longsor
kepunahan berbagai satwa langka, ketersediaan air bersih yangterbatas dan
sebagainya, hingga berujung pada pemanasan global.
Pembangunan tidak dapat dihentikan, sebab pembangunan berbanding
lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan
masyarakat. Semakin banyak penduduk, maka semakin banyak pula lahan
yang harus digunakan untuk membuat pemukiman tempat tinggal mereka,
semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula kebutuhan akan
bahan pokok yang menyebabkan pembangunan industry dan lahan pertanian
akan semakin menjamur. Oleh karena itu, dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk yang ikut menambah jumlah pembangunan, kita hanya
dapat melakukan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan,
dan saling menguntungkan antara kehidupan manusia dan kehidupan
makhluk hidup lainnya serta lingkungan sekitar kita tinggal agar terjaga
selalu keseimbangan lingkungan .
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini, agar dapat membantu
pembaca agar dapat mengetahui dampak-dampak apa saja yang dapat
ditimbulkan dengan pembangunan yang asal-asalan yang tidak
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Kami berharap pembaca sadar
akan pentingnya pembangunan yang ramah akan lingkungan, mengingat
sangat sulit bagi kita untuk menghentikan laju pertumbuhan penduduk yang
menjadi salah satu faktor pembangunan yang masih berlangsung sekarang,
kita hanya dapat melakukannya dengan melakukan pembangunan yang
ramah dengan lingkungan. Maka dari itu, kami menuliskan pula beberapa
solusi yang akan membantu kita dalam melakukan pembangunan yang tidak
merusak lingkungan dan baik untuk kehidupan manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah dampak pembangunan terhadap Ekosistem?
2. Apakah dampak pembangunan terhadap stuktur tanah?
3. Apakah dampak pembangunan terhadap perubahan iklim?
4. Apakah dampak pembangunan terhadap tata ruang?
5. Apakah dampak pembangunan terhadapa lingkungan sosial?
6. Apakah dampak pembangunan terhadap keadaan ekonomi ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem.
2. Mengetahui dampak pembangunan terhadap struktur tanah.
3. Mengetahui dampak pembangunan terhadap perubahan iklim.
4. Mengetahui dampak pembangunan terhadap tata ruang.
5. Mengetahui dampak pembangunan terhadap lingkungan social.
6. Mengetahui dan merealisasikan solusi dalam permasalahan pembangunan
terhadap lingkungan sekitarnya.BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia.
Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya
alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak
terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak
memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan
sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat
menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.
PENGERTIAN LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan
biotik (benda hidup) misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan dan
lingkungan abiotik (benda mati). Seringkali lingkungan yang terdiri dari
sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial
inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.
LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun
1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati
oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Dampak dari
hilangnya unsur fisik yang baik di muka bumi adalah terjadinya bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak
teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Peristiwa Alam.
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup.
Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi
Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY
dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap
mampu merubah bentuk muka bumi.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia.
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun
sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup. Contohnya:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Dampak pembangunan
a. DAMPAK POSITIF
1. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
2. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
3. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
4. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
6. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industri.
b. DAMPAK NEGATIF
1. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
2. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
3. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-
binatang,manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan
lain-lain.
4. Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah
memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah
menimbulkan berbagai masalah berikut :
1. Mutasi Gen.
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau
kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan)
tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Hal ini dapat
diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species
tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri
terhadap timbulnya suatu perubahan.
2. Dampak rumah kaca
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Akibat yang dialami adalah meningkatnya suhu permukaan bumi yang akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini
dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah
kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
3. Hujan asam
Istilah Hujan Asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia
menulis tentang Polusi Industri di Inggris. Tetapi istilah hujan asam tidaklah
tepat, yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam harus
diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat
menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak
hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.
4. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam
siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Manfaat terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan
air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Akibat dari
pencemaran air adalah terjadinya banjir, erosi, kekurangan sumber air, dapat
membuat sumber penyakit, tanah longsor, dapat merusak ekosistem sungai.
Solusi dari dampak Pembangunan Berkelanjutan
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari
balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan
makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan
ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang
sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan).
2. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan
sehat antara lain:
1). Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
2). Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon.
3. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan.
1). Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4). Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
4. Pelestarian laut dan pantai
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di
areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
5. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan
B. DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP STRUKTUR TANAH
Aspek lingkungan adalah dimensi khusus yang sebenarnya berfungsi sebagai
alat penjaga dan penyelaras pola pembangunan, terutama dari peran
lingkungan yang mensejahterakan dan melindungi kehidupan manusia.
Setidaknya pembangunan berkelanjutan mensyaratkan 3 aspek
pembangunan yang harus diperhatikan yaitu, ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan, yang ketiganya harus terimplementasikan di dalam program
pembangunan negara-negara di dunia.
Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri
atas komponen-komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta
perilaku yang dinamik. Tanah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas
yang menduduki sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat-sifat
sebagai akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan
induk pada relief tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai
unsur yang terkandung, tanah merupakan unsur yang penting dalam
Geografi.
1. Sifat fisika tanah
Meliputi kandungan air, bobot isi, tekstur, struktur, konsistensi, agregat,
permeabilitas tanah, infiltrasi, tata air dan udara, warna, temperature.
a. Sifat fisik jelek: struktur tanah pejal, pengolahan tanah yngg berat, drainase
jelek/sering tergenang, porositas rendah sehingga tata air dan udara jelek,
warna tanah terang / pucat.
b. Sifat fisik baik: Struktur tanah yg gembur, tekstur lempung, tata air dan
udara yang seimbang sehingga drainase baik, porositas = 30 – 50 %,
permeabiliats sedang – cepat, warna tanah kehitama/ gelap.
c. Sifat kimia tanah
Meliputi reaksi tanah (pH Tanah), ketersediaan unsur hara, kandungan
bahan organik, kandungan Al, kejenuhan basa (KB), kapasitas Tukar kation
(KTK). Unsur hara unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai
makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.
d. Sifat Biologi Tanah
Tanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi, tidak hanya terdiri
dari komponen-komponen padat, cair dan udara saja. Tapi harus
mengandung jasad hidup tanah yang cukup. Karena jasad hidup memegag
peranan penting dalam proses-proses pelapukan / dekomposisi bahan
organic tanah, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Dalam
segumpal tanah yang subur akan di jumpai bermacam-macam organisme
hidup.
Dalam 1 gram tanah : (Berat 90 – 136 kg/ha)
0,3 – 95 juta bakteri
7500 – 1 juta cendawan
500.000 – 1 juta protozoa
100.000 – 500.000 amoeba
80 – 1000 golongan ciliates
Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah
1. Erosi.
2. Kekeruhan tanah
3. Hilangnya unsur hara
4. Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah
5. Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan
Faktor dan proses terjadinya kerusakan tanah
Terjadinya kerusakan tanah merupakan akibat proses alam yang berjalan
tidak seimbang sehingga bersifat destruktif yang dipengaruhi oleh adanya
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dan tidak terkendali. Pembangunan
gedung-gedung serta infrastuktur lain di daerah peresapan/tangkapan hujan
serta pembangunan infrastruktur di daerah buffer yang melebihi kapasitas
maksimal kepadatan misalnya, hal ini akan berujung pada dampak terjadinya
banjir dimana air hujan yang seharusnya dapat meresap terhalang dan
menjadi suatu aliran permukaan. Terjadinya banjir tersebut akan
menimbulkan erosi yang pada akhirnya akan membawa dampak pada
kerusakan tanah. Eksplorasi lahan yang tidak terkendali menyangkut
pembukaan lahan hutan secara tidak terkendali guna mendukung
pembangunan infrastruktur serta kepentingan industri, akan menimbulkan
terganggunya kestabilan ekosistem alam.
Faktor penyabab terjadinya kerusakan tanah juga dipicu oleh akibat adanya
pencemaran tanah oleh akumulasi berbagai zat pencemar. Pembangunan
infrastruktur terutama menyangkut industrialisasi yang tidak memperhatikan
dan kuran bertumpu pada aspek lingkungan sering kali menimbulkan
pencemaran termasuk juga pencemaran tanah oleh limbah yang dihasilkan.
Zat pencemar tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan tanah.
Tanah yang tercemar mengalami perubahan fisik, struktur, maupun
tekturnya. Selain itu juga akan berdampak pada kematian organisme yang
menggunakan tanah sebagai medium hidupnya sehingga produktifitas
ekosistem menurun. Dampak bagi manusia terjadi secara tidak langsung
oleh zat polutan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kesehatan.
Akibat masalah kerusakan dan pencemaran tanah
1. Pencemaran dan kerusakan tanah akan berpengaruh pada menurunnya
tingkat kesehatan masyarakat dan lingkungan oleh pengaruh zat pencemar
yang ada
2. Menurunnya angka produktifitas ekosistem oleh akibat kerusakan tanah
yang terjadi.
Contoh Dampak Pembangunan Kota pada Air Tanah
Dalam cekungan Great Lakes, sebagian besar debit air tanah terjadi langsung
ke danau atau sungai mereka. Kontaminan air tanah yang paling erat terkait
dengan praktek penggunaan lahan perkotaan: pestisida yang berlebihan dan
penggunaan pupuk; bocor tangki penyimpanan bawah tanah; rusak sistem
septik pribadi, dan tumpahan atau lindi dari situs industri, membuka tutup
sumur dan garam jalan. Air tanah juga berfungsi sebagai jalur untuk
pencemaran bakteri dari pantai perkotaan.
Solusi Perbaikan Struktur Tanah
1. Menjaga dan memperbaiki lingkungan agar air baku tetap tersedia adalah
jalan keluar yang terbaik, bukan air kemasan.
2. Membangun sumur resapan atau bidang resapan
3. Tidak membuang sampah dan limbah di sungai dan kali
4. Membangun bangunan di sempadan sungai adalah cara yang bisa dilakukan.
5. Memulihkan kembali vegetasi yang dapat menyerap air hujan dan
menyimpan air tanah
6. Menggunakan air secara hemat
7. Melakukan penanggulangan terhadap komponen bahan pencemaran tanah
8. Mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa
dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding
9. Mengolah limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai atau kelaut
10. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk
pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk
kompos
C. Dampak Pembangunan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca
1. Pengertian iklim, cuaca dan perubahan iklim
Beberapa definisi cuaca adalah :
1. Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan,
perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.
2. Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang
waktu yang pendek.
3. Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara
lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu
tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari,
bulan, musim, tahun).
4. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.
Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :
1. Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya.
2. Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur
atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
3. Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan,
angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang.
4. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka waktu
berdekade ke jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan perubahan
dalam rata-rata kondisi iklim, dapat mennyebabkan perubahan iklim yang
berkondisi ekstrim, atau setiap bagian dalam iklim. Dengan kata lain
perubahan iklim merupakan perubahan musiman jangka panjang dalam pola
suhu.
Penyebab Perubahan Iklim
Faktor penyebab perubahan iklim tak lain adalah manusia sendiri. Kegiatan-
kegiatan manusia seperti konsumsi energi, meningkatnya industri dan
transportasi, dan pembukaan lahan baru merupakan pemicu awal dari
perubahan iklim.
Dampak Perubahan Iklim
1. Meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang.
2. Mengakibatkan gunung es mencair.
3. Panen gagal, yang hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia
terutama di Asia akan mengalami kelaparan.
4. Permukaan laut meningkat,
5. Lenyapnya beberapa spesies,
6. Bencana nasional yang makin meningkat.
Faktor faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
1. Perairan laut Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas,
sehingga terbentuk iklim laut yang sangat berpengaruh di Indonesia.
2. Topografi
Indonesia memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi seperti
dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan yang memiliki suhu yang
berbeda-beda. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan iklim
secara vertikal seperti iklim panas, sedang, sejuk, dan dingin.
3. Letak Astronomis
Posisi wilayah Indonesia secara Astronomis berada di antara 6º Lintang
Utara – 11º Lintang Selatan dan 95º – 141º Bujur Timur. Keberadaan
wilayah Indonesia dalam posisi ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim
tropis dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun.
4. Letak Geografis
Indonesia berada di antara benua Asia dan Australia sehingga menjadi
tempat perlintasan arah angin yang berubah setiap enam bulan. Hal ini
menyebabkan terjadinya dua musim di Indonesia, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Angin dari benua Australia yang kering menyebabkan
musim kemarau, sedangkan angin yang bertiup dari Samudera Pasifik
melewati Laut Cina Selatan yang basah menyebabkan musim penghujan di
wilayah Indonesia. Oleh karena itu, iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh
iklim musim.
2. Hubungan Pembangunan dan Iklim
Secara umum pasti kita sudah pernah mendengar tentang rumah kaca.
Rumah yang dibangundengan konstruksi khusus pada bagian atapnya ini
biasa digunakan untuk lahan proses pembibitan pada kegiatan perkebunan
dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Hal
di atas juga terjadi pada bumi, di mana radiasi yang dipancarkan oleh
matahari, menembus lapisan atmosfer dan masuk ke bumi. Radiasi matahari
yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek, menembus atmosfer
bumi dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan
bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan
kembali ke atmosfer. Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di
atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka
kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang
menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat. Peristiwa alam ini
dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK), karena peristiwanya serupa
dengan proses yang terjadi di dalam rumah kaca.
3. Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim daerah perkotaan
1. Perubahan karakteristik permukaan fisik tanah dan akibat sampingan dari
kegiatan tersebut adalah perubahan unsur iklim.
2. Adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi ini dapat menghambat
gerakan angin. Angin yang bergerak keatas ini akan membawa partikel-
partikel (polutan, debu, asap kendaraan dan sebagainya) dan partikel-partikel
ini berfungsi sebagai inti kondensasi.
3. Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan
memantulkan radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar gedung ini
akan mengalami peningkatan panas.
4. Contoh perubahan iklim dan perubahan cuaca
Contoh perubahan cuaca: perubahan harian dalam temperatur, kelembaban,
angin, dll. Contoh perubahan iklim: musim (dingin, panas, semi, gugur,
hujan dan kemarau) dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir).
Contoh perubahan cuaca ekstrim panas yang diluar biasanya, hujan yang
disertai angin kencang, angin puting beliung atau gelombang laut yang
tinggi.
Solusi mengenai dampak pembangunan terhadap perubahan iklim
Upaya-upaya pembangunan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2
(dua) kelompok besar, yaitu upaya mitigasi dan upaya adaptasi :
1. Upaya Mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon
dan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer yang
berpotensi menipiskan lapisan ozon. Untuk itu, upaya mitigasi terutama
difokuskan untuk 2 (dua) sektor, yaitu : (1) sektor kehutanan sebagai sumber
mekanisme carbon sink (pemeliharaan hutan berkelanjutan, pencegahan
deforstasi dan degradasi hutan, pencegahan illegal logging, pencegahan
kebakaran hutan dan lahan); serta (2) sektor energi untuk mengurangi emisi
GRK yang berasal dari pembangkitan energi, transportasi, industri,
perkotaan dan lahan gambut.
2. Upaya Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial
untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya
tersebut akan sulit memberikan manfaat secara efektif apabila laju
perubahan iklim melebihi kemampuan beradaptasi. Upaya ini bertujuan
untuk : (1) mengurangi kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang
bersumber dari perubahan iklim, (2) meningkatkan daya tahan (resilience)
masyarakat dan ekosistem, sekaligus (3) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat lokal (mengentaskan kemiskinan).
Beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan
Umum dalam melakukan mitigasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak
perubahan iklim, antara lain :
1. Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dalam rangka pengendalian iklim mikro, serta pengalokasian
lahan parkir air dan resapan.
2. Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS) untuk
hutan lindung dan kawasan konsrvasi dalam rangka pengendalian fungsi
ekosistem.
3. Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan
yang lebih efisien (menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling).
4. Menorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung kebutuhan
pergerakan orang dan barang/jasa/logistik yang dituangkan dalam produk-
produk RTRW.
5. Langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum
dalam melakukan adaptasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak
perubahan iklim, antara lain:
6. Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan
migrasi dari kawasan perdesaan ke kawasan perkotaan.
7. Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan
rawan bencana iklim (tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif,
serangan angin topan/siklon, dsb).
8. Meningkatkan kapasitas adaptasi kota/kabupaten/kawasan dengan
mengutamakan kearifan local.
D. DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP TATA RUANG
Kebijakan nasional penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan
dengan diundangkannya undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang
penataan ruang [uu 24/1992], yang kemudian diperbaharui dengan undang-
undang nomor 26 tahun 2007 [uu 26/2007]. Kebijakan tersebut ditujukan
untuk mewujudkan kualitas tata ruang nasional yang semakin baik, yang
oleh undang-undang dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan. Namun, setelah lebih dari 25 tahun diberlakukannya
kebijakan tersebut, kualitas tata ruang masih belum memenuhi harapan.
Bahkan cenderung sebaliknya, justru yang belakangan ini sedang
berlangsung adalah indikasi dengan penurunan kualitas dan daya dukung
lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan bahkan makin terlihat
secara kasat mata baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan.
Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang tersebut, maka
tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidak direncanakan. Tata ruang
menjadi produk dari rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penegasan
sanksi atas pelanggaran tata ruang sebagaimana diatur dalam UU 26/2007
menuntut proses perencanaan tata ruang harus diselenggarakan dengan baik
agar penyimpangan pemanfaatan ruang bukan disebabkan oleh rendahnya
kualitas rencana tata ruang wilayah.
Peningkatan aktivitas pembangunan membutuhkan ruang yang semakin
besar dan dapat berimplikasi pada perubahan fungsi lahan/kawasan secara
signifikan. Euphoria otonomi daerah yang lebih berorientasi pada
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) juga memotivasi pertumbuhan
penyediaan sarana dan prasarana di daerah, yang faktanya menyebabkan
peningkatan pengalihan fungsi ruang dan kawasan dalam jangka panjang. Di
antara kenyataan perubahan lahan dapat ditemui pada pembangunan
kawasan perkotaan yang membutuhkan ruang yang besar untuk
menyediakan lahan untuk sarana dan prasarana permukiman, perkantoran,
perindustrian, pusat-pusat perdagangan (central business district, CBD) dan
sebagainya. Demikian halnya pada pola perubahan kawasan seperti kawasan
hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan, yang menyebabkan
penurunan fungsi hutan sebagai kawasan penyangga, pemelihara tata air,
pengendali perubahan iklim mikro dan sebagainya. Perubahan fungsi ruang
kawasan meyebabkan menurunnya kualitas lingkungan, seperti terjadinya
pencemaran, kemacetan, hilangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau,
serta terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan
dan sebagainya. Pemanfaatan sumberdaya ruang juga dapat memicu
perbedaan persepsi dan persengketaan tentang ruang, seperti munculnya
kasus-kasus persengketaan batas wilayah pada berbagai daerah dan juga
internasional. Hal tersebut seolah-olah menunjukkan adanya trede off antara
perkembangan ekonomi dengan kelestarian lingkungan.
Permasalahan konflik antara perkembangan ekonomi dengan kelestarian
lingkungan semakin jelas terlihat dewasa ini pada hal dalam penataan ruang
kebijakan-kebijakan telah mengakomodasi prinsip-prinsip utama menuju
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti prinsip-
prinsip keterpaduan, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. Pada
makalah ini akan dijelaskan mengenai permasalahan- permasalahan dalam
penataan ruang dan solusi-solusi yang dapat digunakan untuk melakukan
harmonisasi pemanfaatan sumber daya alam, lahan dan perkembangan aspek
sosial-ekonomi dalam penataan ruang. Pada dasarnya pengembangan
wilayah adalah usaha pembangunan daerah yang memperhitungkan
keterpaduan program sektoral seperti pertanian, pertambangan, aspirasi
masyarakat dan potensi loin dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
Pembangunan industri dasar berorientasi pada lokasi tersedianya sumber
pembangunan lain. Pada umumnya lokasi industri dasar belum tersentuh
pembangunan, baik dalam arti kualitatif maupun kuantitatif bahkan masih
bersifat alami. Adanya pembangunan industri ini akan mengakibatkan
perubahan lingkungan seperti berkembangnya jaringan infra struktur dan
akan menumbuhkan kegiatan lain untuk menunjang kegiatan yang ada.
Pembangunan di satu pihak menunjukkan dampak positif terhadap
lingkungan dan masyarakat seperti tersedianya jaringan jalan,
telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri
memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan
bagi langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di
pihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan
berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan,
kerusakan, pengurasan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta
dampak sosial lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat.
Pembangunan industri pada gilirannya membentuk suatu lingkungan
kehidupan zona industri. Dalam zona industri kehidupan masyarakat makin
berkembang; zona industri secara bertahap dilengkapi pembangunan sektor
ekonomi lain seperti peternakan, perikanan, home industry, dan pertanian
sehingga diperlukan rencana pembangunan wilayah berdasarkan konsep tata
ruang.
Tujuan rencana tata ruang ini untuk meningkatkan asas manfaat berbagai
sumberdaya yang ada dalam lingkungan seperti meningkatkan fungsi
perlindungan terhadap tanah, hutan, air, flora, fungsi industri, fungsi
pertanian, fungsi pemukiman dan fungsi lain. Peningkatan fungsi setiap
unsur dalam lingkungan artinya meningkatkan dampak positif semaksimum
mungkin sedangkan dampak negatif harus ditekan sekecil mungkin.
Konsepsi pembangunan wilayah dengan dasar tata ruang sangat dibutuhkan
dalam upaya pembangunan industri berwawasan lingkungan.
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah).
Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil
terhadap manusia dan lingkungan:
Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:
minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon
dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang
menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi),
dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme
yang mengurai zat organik). Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan
gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan
peleburan logam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan
global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang
dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut
dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal,
antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas
bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton
batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan
jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak
akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan
minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau
kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai
atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya
pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari
pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah
muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining).
Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui
bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah
tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak
dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang
menekankan pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan
pendekatan keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi pertama,
KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari
suatu kebijakan, rencana atau program pembangunan. Sedangkan definisi
kedua, menekankan pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya.
Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang
KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun,
mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap
lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam
kebijakan, rencana dan program [KRP]. Posisinya berada pada relung
pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku dalam
siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang,
maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana
tata ruang wilayah [RTRW]. KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa
memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan
sebagai instrument metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan
(suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau
semua fungsi-fungsi diatas.
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan
lainnya. menciptakan tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan
keterlibatan para pemangku kepentingan.
Pendekatan KLHS
Pendekatan KLHS dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai
saat ini ada 4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang,
yaitu :
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe)
2. KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada
efek dan dampak yang ditimbulkan RTRW terhadap lingkungan hidup.
Perbedaannya adalah pada ruang lingkup dan tekanan analisis telaahannya
pada tiap hirarhi KRP RTRW.
3. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
4. KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan
KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, sehingga bisa
diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang
aspek lingkungan hidup.
5. KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Faktor Penyebab:
1. Lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penataan ruang
2. Lemahnya kemampuan pengawasan dan pengendalian pembangunan baik
oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat
3. Lemahnya penegakan hukum
4. Belum terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah
dalam pembangunan yang sinergis.
DAMPAK POSITIF :
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh
masyarakat.
c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi
penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi
DAMPAK NEGATIF :
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-
binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan
lain-lain.
Solusi :
1. Penyelarasan implementasi terhadap rencana pembangunan dengan rencana tata
ruang melalui mekanisme yang diatur didalam suatu kebijakan/peraturan.
2. Perlunya sinkronisasi kebijakan antar sektor dan instansi pemerintahan secara
hirarki untuk mewujudkan keselarasan program pembangunan.
3. Mewujudkan keterpaduan dan kerjasama pembangunan lintas provinsi dan lintas
sektor untuk optimasi dan sinergi struktur pemanfaatan ruang.
4. Perlunya penyusunan rencana tata ruang yang berkualitas dan menyeluruh.
5. Produk rencana tata ruang daerah harus dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-
masing daerah yang selaras dengan visi dan misi daerah.
6. Ketegasan sanksi dan ketetapan hukum sebagai alat yang digunakan untuk
mengendalikan segala bentuk pemanfaatan ruang.
7. Penyelenggaraan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi pentingnya
peranan penataan ruang didalam pelaksanaan program pembangunan kepada
masyarakat.
8. Peningkatan manajemen kelembagaan penataan ruang baik di Pusat maupun di
daerah.
9. Mendorong kemitraan secara vertikal dan horisontal yang bersifat kerjasama
pengelolaan (co-management) dan kerjasama produksi (co-production).
10. Mewujudkan konsistensi dalam penyerasian rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan antar pemangku pemerintahan, baik pada tingkat legislatif maupun
eksekutif.
E. Dampak Pembangunan terhadap lingkungan social
Pemahaman terhadap pembangunan menghasilkan ide kemajuan,
berkonotasi ke depan atau ke tingkat yang lebih tinggi. Pembangunan harus
dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak yang melibatkan
perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan
kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan absolut.
Pembangunan juga telah didefinisikan sebagai pertumbuhan plus
perubahan, yang merupakan kombinasi berbagai proses ekonomi, sosial dan
politik, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (United Nations, 1972).
Selain pengertian tersebut, Surna (1992) memberikan pengertian tentang
pembangunan sebagai kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam
mengolah sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk
kelangsungan hidup manusia. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala bidang yang menyangkut
kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas dari
penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan
maupun sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan
sumberdaya alam tidak memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung
memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu
sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.
Pada hakekatnya ada tiga domain dalam pembangunan, yaitu : domain
ekonomi, domain sosial, dan domain ekologi. Himpunan bagian yang saling
beririsan antara domain tersebut menghasilkan tiga paradigma
pembangunan, yaitu:
(1) pembangunan sosial (social development);
(2) pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development);
(3) pembangunan yang berpusatkan pada rakyat (people centered development).
Dampak pembangunan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang
merupakan kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin
dicapai.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya
dan oembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka
panjangnya dititik beratkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan
sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri,
serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian sasaran
pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri.
Dimana pembangunan di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat
banyak memiliki dampak baik positif maupun negative.
Perubahan yang pesat dalam pembangunan industri menimbulkan
berkembangnya masyarakat yang semakin kompleks. Perubahan sosial
dirasakan di semua kegiatan kehidupan, baik sebagai dampak positif
maupun negatif. Dampak dari orientasi pembangunan pada pertumbuhan
ekonomi dengan mengembangkan industri sebagai basis pertumbuhan
ekonomi, semakin dirasakan dampak negatif terhadap lingkungan dan
ketersediaan sumber daya alam.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam menentukan ruang lingkup analisis
dampak lingkungan sosial, ialah bagaimana hubungan antara berbagai aspek
yang terkait dalam kegiatan pembangunan, baik dalam tingkat konseptual
maupun operasional. Riga (1990 :10) telah mengidentifikasi suatu kerangka
pemikiran yang melihat hubungan antara aspek-aspek yang terkait dalam
pembangunan, yang berasal dari gerakan indikator sosial dan berdasarkan
konsep kualitas hidup (quality of life) dan kemaslahatan sosial (well being).
Ada 6 aspek utama dalam Andal Sosial, yaitu :
(1) Aspek Sosio Budaya;
(2) Aspek Demografi;
(3) Aspek Ekonomi;
(4) Aspek Lingkungan Binaan;
(5) Aspek Lingkungan Alam;
(6) Aspek Proyek.
Dari 6 aspek/ komponen yang berkaitan, dalam Andal sosial, komponen
intinya adalah 3 komponen, yaitu sosio budaya, demografi, dan ekonomi.
Untuk dampak sosial dilihat hubungan intra-komponen inti dan hubungan
inter komponen inti dengan komponen proyek, lingkungan alam dan
lingkungan binaan, Dengan demikian, suatu Andal Sosial baru dianggap
lengkap, bila dapat menyajikan informasi mengenai dampak yang
diperkirakan yang menyangkut komponen inti tersebut. Informasi mengenai
subkomponen tidak hanya yang bersifat statistik. Analisis kualitatif
diperlukan dengan mengidentifikasi : pertama, kesempatan dan masalah
sosial yang mungkin terjadi sebagai akibat suatu kegiatan pembangunan,
kebijakan, program ataupun proyek, dan kedua, infomasi tentang masyarakat
mana yang akan terkena dampak.
1. Komponen Sosio-Budaya :
a. Organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari yang menyangkut jenis
pranata yang ada dalam suatu komunitas, adat-istiadat, norma dan tata-cara,
dan pengelompokkan masyarakat. Dilihat juga pola interaksi antar-
subkomponen.
b. Nilai, sikap dan persepsi : baik antar-kelompok maupun mengenai kegiatan
yang direncanakan.
c. Distribusi kekuasan dan kehidupan politik : pembagian kekuasaan yang
berlaku dalam masyarakat tertentu serta pergeseran kekuasaan dalam
masyarakat.
d. Struktur stratifikasi : berbagai stratifikasi menurut berbagai pranata yang
ada, misalnya struktur stratifikasi sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan
agama dalam suatu masyarakat.
e. Peranan dalam masyarakat, yang menyangkut juga masalah kesempatan
peranan dan tingkat spesialisasi yang ada dan diperlukan.
f. Integrasi atau keserasian : melihat proses sosial yang dapat memelihara,
mencegah atau merusak keserasian.
g. Hubungan dengan daerah, atau lokasi lainnya : keterkaitan yang ada antara
masyarakat, dimana kegiatan pembangunan akan diadakan, dengan
masyarakat di luar lokasi tersebut, baik hubungan yang bersifat sosial,
politik maupun ekonomi.
h. Pranata dan fungsinya dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan
subkomponen organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari. Dilihat jenis dan
jaringan hubungan dalam setiap pranata.
i. Pengalaman dengan perubahan sosial : tingkat kesanggupan masyarakat
menangani perubahan yang datang dari luar serta cara-cara penanganan
perubahan.
j. Masalah Sosial : jenis-jenis masalah sosial yang ada serta penanganannya di
masyarakat.
k. Kesehatan lingkungan yang dipengaruhi oleh ciri kependudukan, cara
hidup, penggunaan sumber daya, keadaan biofisik serta risiko suatu proyek.
l. Penggunaan sumber daya (produksi-distribusi-pola konsumsi). Teknologi
yang digunakan dalam suatu kegiatan pembangunan dapat merubah pola
konsumsi setempat yang selanjutnya merubah cara hidup sehari-hari maupun
penggunan lahan/tanah.
m. Lingkungan binaan : perubahan pada lingkungan binaan akan membawa
dampak perubahan persepsi, orientasi, rasa kenyamanan, dan interaksi
sosial.
n. Demografi : peningkatan mobilitas penduduk yang dapat memberi dampak
perubahan terhadap struktur dan stratifkasi sosial dalam masyarakat dan
terutama terhadap hubungan antara pendatang dan penduduk asli.
2. Komponen Kependudukan
a. Jumlah Penduduk, dengan asumsi semakin besar jumlah penduduk dan
semakin banyak diferensiasi kerja yang ada di suatu lokasi kegiatan
pembangunan, semakin kecil intensitas dampak sosial yang diperkirakan,
karena proyek dapat menggunakan tenaga kerja setempat.
b. Kepadatan penduduk dan komposisi penduduk di lokasi, untuk
memperkirakan besaran dampak, stress ataupun konflik, dari kegiatan
pembangunan yang direncanakan.
c. Jarak lokasi dari pusat daerah atau kota metropolitan, dengan asumsi bahwa
kota besar lebih mudah dapat menyerap dampak sosial suatu kegiatan.
d. Keanekaragaman penduduk di lokasi, dengan asumsi bahwa semakin
beraneka ragam penduduk di suatu lokasi, semakin menjadi kurang
menyolok kehadiran pendatang, karenanya perbedaan pendatang dan
penduduk asli berkurang. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa semakin
beranekaragam semakin tinggi toleransi pada perubahan.
e. Pola perubahan penduduk, untuk memperkirakan tenaga kerja yang tersedia
bagi kegiatan pembangunan yang direncanakan.
3. Komponen Ekonomi
a. Perubahan Pendapatan, yang akan menyebabkan perubahan daya beli
penduduk sehingga merubah cara hidup sehari-hari.
b. Daya serap dan komposisi tenaga kerja diberbagai sektor ekonomi,
a. yang mempengaruhi struktur stratifikasi serta kehidupan masyarakat
setempat.
b. Perpajakan, yang menentukan gaya hidup sehari-hari dari masyarakat dan
perubahan karena kegiatan pembangunan pada sistem atau pelaksanaan
perpajakan akan membawa dampak sosial
c. Pola kegiatan di setiap sektor ekonomi, yang berkaitan erat dengan
kehidupan masyarakat, dan mempengaruhi keadaan sosial dari masyarakat
tersebut.
Kualitas Lingkungan Hidup Sosial
Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan
kemiskinan merupakan masalah pokok yang dihadapi setiap usaha
pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu wilayah
pembangunan selayaknya diikuti dengan meningkatnya kualitas lingkungan
hidup sosial dan berkurangnya penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan, serta dapat teratasinya depresiasi sumber daya alam dan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari proses pembangunan. Karena
itu keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
pembangunan yang berwawasan lingkungan perlu diketahui dan
diperhitungkan secara empiris dan objektif.
Perlunya menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan
kualitas lingkungan hidup sosial pada nasional maupun tingkat regional
(analisis spasial), didasarkan atas pertanyaan yang mendasar : “Apakah
pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, cenderung
memperbaiki, memperburuk atau tidak memberi pengaruh yang berarti atas
kualitas sumber daya manusia, masalah kemiskinan, dampak lingkungan
sosial dan kualitas hidup sosial?”.
Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan
kemiskinan merupakan masalah pokok yang dihadapi setiap usaha
pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu wilayah
pembangunan selayaknya diikuti dengan meningkatnya kualitas hidup dan
berkurangnya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Karena itu
keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial perlu
diketahui dan diperhitungkan secara empiris dan objektif.
Gore (1984) mengemukakan bahwa ada tiga masalah kebijakan
yang umum terjadi di negara-negara berkembang, yaitu: (1)
ketimpangan regional dalam pembangunan; (2) pesatnya
perkembangan ibukota negara; dan (3) kesenjangan kota dan
desa. Karena itu, tujuan pembangunan regional, diarahkan untuk
mengatasi kesenjangan antar regional dan antar desa dan kota,
serta menahan pertumbuhan ibukota negara. Untuk itu, berbagai
indikator dapat digunakan untuk mengukur ketimpangan regional
dan kesenjangan desa - kota, seperti : pendapatan per kapita,
kesempatan kerja, fasilitas sosial atau infrastruktur. Asumsi yang
digunakan yaitu pola spasial adalah fakta sosial dan masalah
ekonomi. Dengan demikian hubungan antara ketimpangan
pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan hidup sosial
dalam konteks spasial di suatu wilayah,berkaitan dengan
pandangan tentang adanya hubungan antara permasalahan
ekonomi dengan fakta sosial yang dicerminkan melalui pola-pola
spasial.
Dalam konteks pembangunan, indikator kemajuan pembangunan
yang umum digunakan yaitu indikator-indikator ekonomi,
seperti : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), GNP/ PNB per kapita,
inflasi, dan sebagainya. Penyempurnaan penggunaan indikator
ekonomi, seperti GNP/ PNB per kapita sebagai ukuran
pembangunan, yaitu ditambahkan dengan indikator yang
menggambarkan pemerataan pembagian pendapatan dan
tingkat ketimpangan sebaran pendapatan. Jika didasarkan atas
indikator-indikator ekonomi, dapat diketahui seberapa jauh
pertumbuhan ekonomi yang pesat di suatu wilayah
pembangunan diikuti semakin tingginya pemerataan
pembangunan yang dilihat dari pemerataan pembagian
pendapatan maupun semakin rendahnya tingkat ketimpangan
sebaran pendapatan.
Dengan semakin berkembangnya indikator-indikator pembangunan sosial,
yang lebih menekankan kepada aspek kualitas hidup manusia, maka banyak
kritik ditujukan kepada indikator-indikator ekonomi tersebut diatas. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya penelitian yang menunjukkan adanya
inkonsistensi antara hasil pembangunan yang dicapai menurut indikator
ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita; dengan
penurunan jumlah penduduk miskin atau peningkatan kualitas hidup
penduduk.
DAMPAK POSITIF
1. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
2. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
3. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
4. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
6. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi
DAMPAK NEGATIF
1. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
2. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
3. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-
binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan
lain-lain.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari
balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu
kita kelak
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut
sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas
manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan
hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2
gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang
hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di
antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa
yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan
lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada
hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan
bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan
lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal
tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan
berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan
dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan
kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan
bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat
untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan
sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain:
1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia.
Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.
Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi
oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. 2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang
keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang
terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk
pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk
kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga
mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan
oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan
kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi
di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah
satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan
penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau,
merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan
pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung
alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di
areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai
dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
F. Dampak Pembangunan terhadap Keadaan Ekonomi
1. Pengertian Pembangunan terhadap Ekonomi
Pembangunan terhadap ekonomi adalah suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk
suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas daripertumbuhan
ekonomi pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pembangunan terhadap ekonomi bisa diartikan
sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan
adanya batasan di atas maka pembangunan ekonomi pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan
riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai
oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Dari definisi tersebut jelas bahwa pembangunan terhadap ekonomi
mempunyai pengertian:
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus.
2. Usaha untuk menaikkan pendapatan.
3. Kenaikan pendapatan per kapita harus terus berlangsung dalam jangka
panjang.
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya).
Jadi, pembangunan terhadap ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses
agar saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang
menghasilkan pembanguna ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisis.
Dengan cara tersebut bisa diketahui deretan peristiwa yang timbul dan akan
mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan
masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan terhadap ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan
taraf hidup masyarakatnya. Jadi, pembangunan ekonomi harus dipandang
sebagai suatu proses agar saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara
faktor-faktor yang menghasilkan pembanguna ekonomi tersebut dapat
dilihat dan dianalisis.
Hubungan antara ekonomi dan pembangunan
Hubungan antara ekonomi dan pembangunan sangat lah erat kaitannya.
Beberapa hal yang dapat dikatakan berkaitan adalah:
1. Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan
suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai
contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk
menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian
pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk
menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus
menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara
tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat
sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara
rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Hubungan antara pembangunan dan
ekonomi sangat erat dan bersifat timbal balik. pembangunan mempengaruhi
perkembangan ekonomi, sebaliknya ekonomi juga mempengaruhi
perkembangan pembangunan. Pembangunan memberikan pengaruh
perkembangan ekonomi dengan cara memberikan kaidah mengenai apa yang
bisa di manfaatkan dan tidak boleh dimanfaatkan dalam proses-proses
ekonomi masyarakat. Peranan pembangunan dalam pembangunan ekonomi
sangat strategis, dan peranan ini tergantung pada model pembangunan
ekonomi yang dianut oleh suatu negara. Secara garis besar dikenal dua
model pembangunan terhadap ekonomi yaitu pembangunan terhadap
ekonomi berenana dan pembangunan terhadap ekonomi pasar.
Begitu pula halnya dengan Sumber daya alam yang memengaruhi
pembangunan ekonomi hubungan antara SDA dengan SDM.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
1. Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam,
yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian
dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses
produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah
penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-
hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaanpolitik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
1. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
a. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan
berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan
ekonomi.
b. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan
mengurangi pengangguran.
c. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi
secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
d. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur
perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi
industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan
semakin beragam dan dinamis.
e. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga
dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
a. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
b. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
c. Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.
Solusi dari dampak pembangunan terhadap keadaan ekonomi
Jika kita kaji lebih dalam, memang dalam setiap pembangunan sebuah
wilayah tentunya akan memiliki dampak-dampak sosial yang mengiringinya,
baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Pilihannya adalah mana
yang lebih dominan, jika nilai-nilai positifnya lebih banyak, maka
pembangunan tersebut layak untuk dilaksanakan, namun jika justru akan
berdampak negatif terhadap wilayah atau area sekitarnya ada baiknya untuk
ditinjau ulang, bukan untuk dihentikan tapi kembali dikaji lagi secara ilmiah
agar dampak-dampak negatif tersebut bisa diminimalisir.
Contoh-contoh dari Dampak pembangunan terhadap ekonomi
1. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.
2. Aktifitas ekonomi menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
3. Perekonomian memperbesar kegunaan bahan mentah.
4. Usaha dibidang perekonomian dapat memperluas lapangan pekerjaan
bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
6. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
ekonomi lebih dalam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, masalah pembangunan di
satu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan
masyarakat seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air,
kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat
luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi daerah yang bersangkutan.
Masyarakat sekitar pabrik langsung atau tidak langsung dapat menikmati
sebagian dari hasil pembangunannya. Di pihak lain apabila pembangunan ini
tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti konflik
kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan, pengurasan sumberdaya
alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya
merugikan masyarakat.
B. SARAN
Pembangunan adalah salah satu usaha yang sebenarnya sangat membantu
manusia. Tetapi bila pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada,
dimana manusia tidak memperhitungkan dampak-dampak yang terjadi
dimasa mendatang maka dampak dari perubahan itu akan ditanggung sendiri
oleh manusia.
Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan dengan
semuanya, baik itu, iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya.
Pemerintah diharapkan mempertimbangkan dengan baik, pembangunan
yang dilakukan dan sebaiknya memilih wilayah yang akan dibanguni sesuai
dan tidak akan merusak ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA
Dirga. 2012. “Definisi Iklim dan Perubahan Iklim”. http://iklim.dirgantara-lapan.or.id, diakses tanggal 31 Mei 2012.
Riandi, Renaldi. 2008. “Perubahan Iklim Indonesia”. http://iklim.dirgantara-lapan.or.id, diakses 31 Mei 2012.
Hendro. 2012. “Perubahan Iklim dan Cuaca”. http://advertisinglampung.com, diakses 31 Mei 2012.
Hilman, Masnellyarti. 2012. “perubahan cuaca karena pengaruh pembangunan”.http://www.google.co.id, diakse 31 Mei 2012.
Komli. 2012. “Pengertian Perubahan Iklim”. http://id.shvoong.com, diakses 31 Mei 2012.
Oktav. 2012. “Hubungan Pembangunan dan Iklim”. http://www.google.co.id, diakses 31 Mei 2012.
Mas’ad, Ali. 2012. “Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim”.http://www.google.co.id, diakses tanggal 31 Mei 2012.
Medrilzam. 2008. “Hubungan Tata Ruang dan Iklim”. bulletin.penataanruang.net, diakses 31 Mei 2012.
Nurdyahsari. 2011. “Pemanasan Global”. http://siklus.lmb.its.ac.id, diakses 31 Mei 2012.
Rengga. 2012. “Perubahan Iklim”. http://www.greenpeace.org, diakses tanggal 1 Juni 2012.
Yoesoef. 2012. “Dampak Perubahan Iklim”. http://iaaipusat.wordpress.com, diakses 1 Juni 2012.