css hordeolum

10
CLINICAL SCIENCE SESSION HORDEOLUM Oleh : Yoga Yandika 1301-1209-0053 R. Ayu Hardianti Saputri 1301-1209-0147 Amer Halimin 1301-1006-3016 Preseptor : Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes. BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT MATA CICENDO FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD BANDUNG 2011

Upload: muminah-moe-chan

Post on 18-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    1/10

    CLINICAL SCIENCE SESSION

    HORDEOLUM

    Oleh :

    Yoga Yandika 1301-1209-0053

    R. Ayu Hardianti Saputri 1301-1209-0147

    Amer Halimin 1301-1006-3016

    Preseptor :

    Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes.

    BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

    RUMAH SAKIT MATA CICENDO

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

    BANDUNG

    2011

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    2/10

    ANATOMI PALPEBRA

    Palpebra memiliki fungsi untuk melindungi mata saat tertidur, melindungi mata dari

    pengaruh sinar yang berlebihan dan benda asing serta menghasilkan air mata yang mengandung

    komponen lipid yang dihasilkan dari kelenjar Meibom untuk membasahi bola mata.(1,2)

    Kelopak

    mata mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian belakang ditutupi

    selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.(2)

    Palpebra terdiri dari 7 lapisan yaitu: epidermis, dermis, jaringan subkutan, otot orbicularis

    oculi, Tarsal plate, kelenjar tarsal, dan konjungtiva.(1)

    Gambar 1.1 Lapisan Palpebra

    Lapisan kulit palpebramerupakan lapisan yang sangat tipis dan elastis terutama kulit

    palpebra superior. Lapisan dermis terdiri dari jaringan ikat longgar yang banyak mengandung

    serat elastin, pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Pada lapisan subkutanterdapat folikel

    rambut dan kelenjar sebasea. Pada lapisan subkutan ini terdapat kelenjar-kelenjar palpebra yaitu

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    3/10

    kelenjar Moll (kelenjar keringat), kelenjar Zeis pada pangkal rambut bulu mata atau silia dan

    kelenjar Meibompada tarsus palpebra.(1)

    Gambar 1.2 Lapisan otot palpebra

    Otot palpebradapat dibedakan atas otot protraktor yang fungsinya menutup palpebra

    dan otot-otot retraktor yang fungsinya membuka palpebra. Otot protraktor palpebra adalah m.orbikularis okuliyang tersusun sirkular melingkari fisura orbita dan dipersarafi oleh saraf otak

    VII. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai otot

    Rioland. Otot levator palpebramerupakan otot refraktor yang berorigo pada annulus foramen

    orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus otot orbikularis okuli menuju

    kelopak bagian tengah.Otot ini dipersarafi oleh saraf otak III.(2)

    Tarsal plateterdiri atas jaringan konektif yang berlipat tebal yang memberikan bentuk

    dan merupakan penyokong bagi kelopak mata, yang didalamnya terdapat kelenjar Tarsal.

    Kelenjar tarsal atau Meibomian dimodifikasi oleh kelenjar Sebaceous yang akan

    menghasilkan cairan agar kelopak mata tidak menempel satu sama lainnya.(2)

    Konjungtiva pada palpebra merupakan lapisan tipis yang terdiri dari konjungtiva

    Palpebrayaitu bagian dalam dari kelopak mata dan konjungtiva Bulbaryang menutupi bagian

    sclera tetapi tidak menutupi kornea.(1,2)

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    4/10

    Hordeolum

    Definisi

    Hordeolum merupakan suatu abses di dalam kelenjar. Hordeolum merupakanperadangan supuratif atau infeksi Stafilococcus aureuspada kelenjar kelopak mata.(2)

    Hordeolum adalah infeksi lokal atau peradangan dari margin kelopak mata yang

    melibatkan folikel bulu bulu mata (yaitu, hordeolum eksternal) atau kelenjar meibomian (yaitu,

    hordeolum internal).(3)

    Latar belakang

    Hordeolum biasanya terdapat nyeri, erythematous, dan sifatnya lokal. Ini dapat

    menghasilkan edema seluruh kelopak mata. Pada hordeolum eksternal pus material menetes dari

    garis bulu mata, sedangkan pada hordeolum internal suppurasi terjadi pada permukaan

    konjungtiva dari kelopak mata.(3)

    Etiologi

    Staphylococcus aureusadalah agen infeksius di 90-95% dari kasus hordeolum.

    Hordeolum eksternal timbul dari penyumbatan dan infeksi kelenjar keringat Moll atau kelenjar

    sebaceous Zeiss. Hordeolum internal terjadi karena infeksi sekunder pada kelenjar meibomian di

    konjungtiva tarsal. Kedua jenis ini dapat timbul sebagai komplikasi sekunder blepharitis.

    Hordeolum lebih sering terjadi pada orang yang memiliki :(3)

    1) Diabetes2) Kronis blepharitis3) Seborrhea

    http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/117739-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1211763-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1108312-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1108312-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1211763-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/117739-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview
  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    5/10

    4) Lipid serum tinggi (kadar lipid yang tinggi dapat meningkatkan tingkat penyumbatan padakelenjar sebaceous).

    Jika tidak diobati, penyakit ini sembuh secara spontan atau mungkin berkembang menjadi

    chronic granulation with formation of a painless mass yang disebut chalazion. Chalazion dapat

    sangat besar dan dapat menyebabkan gangguan visual oleh deformasi kornea. Generalized

    celullulitis kelopak mata dapat terjadi jika hordeolum internal tidak diobati. Kebanyakan terjadi

    karena morbiditas sekunder drainase yang tidak benar.

    Epidemiologi

    Seks

    Tidak ada kecenderungan untuk jenis kelamin tertentu.

    Umur

    Terjadi sedikit peningkatan dalam kejadian pada decade 3 5 kehidupan.

    Klasifikasi

    Klasifikasi dari Hordeolum dibagi menjadi 2, yaitu Hordeolum eksterna dan

    Hordeolum interna.(2)

    1) Hordeolum eksternumHordeolum ekternum merupakan infeksi kelenjar Zeiss dan Moll. Peradangan pada

    kedua kelenjar tersebut akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.

    Pada hordeolum ekternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.

    Gambar 2.1 Hordeolum eksterna

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    6/10

    2) Hordeolum internumHordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak didalam

    Tarsus. Hordeolum internum menunjukkan adanya penonjolan terutama di daerah

    konjungtiva Tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan

    hordeolum eksternum

    Gambar 2.2 Hordeolum Internum

    Manifestasi Klinis

    Pasien biasanya mengeluh benjolan yang nyeri pada salah satu kelopak mata. Dalam

    beberapa kasus, keluhan mungkin mulai sebagai generalized edema dan eritema pada kelopak

    mata yang kemudian menjadi localized. Riwayat keluhan yang sama sebelumnnya. Gejala dari

    penyakit Hordeolum terdiri diri dari :(3)

    Kelopak bengkak Warna merah pada tepi kelopak Sakit pada tekanan bagian yang membengkak Memberi warna kenuning-kuningan Pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan lengkap pada daerah sekitar orbita, mata, dan permukaan

    konjungtiva. Jangan lupa untuk memeriksa bagian bawah kelopak mata untuk menghindari

    hordeolum internal yang tidak terdeteksi. Pada pemeriksaan didapat suatu pembengkakan yang

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    7/10

    nyeri dan terlokalisir dengan pointing eruption baik pada internal atau pada eksternal kelopak

    mata.(3)

    Hordeolum ekternal Hordeolum internal

    Biasanya juga terdapat infeksi konjungtiva. Pemeriksaan preauricular nodes dapat

    membantu untuk mengidentifikasi penyebaran penyakit. Kelenjar getah bening tidak boleh

    bengkak pada pasien dengan hordeolum sederhana. Tidak ditemukan kelainan patologi

    intraokular. Jika terdapat demam menunjukkan penyakit sistemik.(3)

    Diferensial Diagnosis

    1) Chalazion2) Konjungtivitis3) Abrasi kornea4) Selulitis praseptal5) Konjungtivitis adenovirus6) Granuloma pyogenik

    Pentalaksanaan

    1) Kompres hangat, untuk mempercepat peradangan 3x sehari selama 10 menit sampai nanahkeluar.

    (2)

    2) Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah.(2)3) Berikan antibiotic.(2)

    Antibiotik yang dapat digunakan :

    a) Antibiotik topikal dapat digunakan untuk lesi yang berulang.

    http://emedicine.medscape.com/article/797763-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/797874-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/799316-overviewhttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Hordeolum.JPGhttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Stye02.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Hordeolum.JPGhttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Stye02.jpghttp://emedicine.medscape.com/article/799316-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/797874-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/797763-overview
  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    8/10

    b) Antibiotik sistemik diberikan jika terdapat tanda-tanda bakteremia atau jika pasienmengeluh kelenjar getah bening preauricular membesar dan nyeri (eritromisin 250mg

    atau 125250mg diklosasilin 4x sehari, dapat juga diberikan tetrasiklin).

    Jika pasien tidak responsif terhadap terapi konservatif (yaitu, kompres hangat dan

    antibiotik) dalam waktu 2-3 hari, konsultasi ke dokter mata. Konsultasi dengan dokter mata

    dianjurkan sebelum lesi menjadi besar yang mungkin memiliki kemungkinan komplikasi

    yang lebih tinggi.

    4) Kadangkadang diperlukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar.(2)Hordeolum biasanya sembuh sendiri bahkan tanpa drainase.

    Follow Up

    Semua pasien dengan hordeolum follow-up ke dokter mata dalam waktu 1-2 minggu jika

    tidak responsif dengan terapi konservatif.(3)

    Pencegahan

    Membersihkan bulu mata atau mencabut beberapa bulu mata yang terkena dapat

    meningkatkan drainase dan mengurangi kekambuhan. Menjaga kesehatan dan kebersihan umum.

    Mencegah kontak dengan udara kotor dan bahan kimia.(2,3)

    Komplikasi

    Komplikasi yang sering terjadi pada sebagian besar hordeolum adalah

    a) Berkembang menjadichalazion yang dapat menyebabkan deformitas kosmetik, iritasikornea.

    b) Komplikasi drainase yang tidak benar : Gangguan pertumbuhan bulu mata, deformitaskelopak mata, atau fistula kelopak mata.

    c) Generalized selulitis pada kelopak mata (dapat terjadi jika hordeolum internal tidakdiobati).

    (2,3)

    Prognosa

    Biasanya hordeolum dapat sembuh secara spontan, sering berulang (recurrent) dan jarang

    berkembang menjadi infeksi sistemik.(3)

    http://emedicine.medscape.com/article/797763-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/797763-overview
  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    9/10

    Edukasi Pasien

    Instruksikan pasien penggunaan yang tepat dari kompres hangat dan gunakan antibiotikseperti dijelaskan di atas.

    Untuk pencegahan, edukasi pasien tentang kebersihan kelopak mata. Instruksikan pasien untuk tidak memencet hordeolum, karena infeksi bisa menyebar ke

    jaringan sekitarnya.(3)

  • 5/28/2018 CSS Hordeolum

    10/10

    Daftar Pustaka

    1. Keith L. Moore, Arthur F. Dalley, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 5ed:Lippincott Williams & Wilkins; 2006.

    2. H. Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Penerbit Fakultas KedokteranUnversitas Indonesia. 2009

    3. http://emedicine.medscape.com/article/798940-overview

    http://emedicine.medscape.com/article/798940-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/798940-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/798940-overview