contoh skripsi 3

Upload: diky-angga-h

Post on 14-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASDDDS

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN TERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN

    RUMAH TANGGA DESA DEMPET KABUPATEN DEMAK

    SKRIPSI

    Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    Oleh:

    Siti Nurhamidah Eka Wahyuni NIM 6450402549

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    2007

  • ii

    ABSTRAK

    Siti Nurhamidah Eka Wahyuni, 2007, Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak, Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Dosen pembimbing: I. Drs. Sugiharto, M. Kes., II. Dr. Yuni Wijayanti.

    Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS di Desa Dempet. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS di Desa Dempet.

    Jenis penelitian ini adalah explanatory survey dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga dan variabel terikat adalah terapan PHBS. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga Desa Dempet berdasarkan kepemilikan rumah yaitu sejumlah 1.719 rumah. Sampel yang diambil berdasarkan perolehan sampel minimal yaitu 91 rumah. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data skunder diperoleh dari dokumen Puskesmas Kecamatan Dempet. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah menggunakan statistik uji Chi Square dengan derajat kemaknaan () = 0,05.

    Hasil analisis data diperoleh p value 0,777 untuk hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS. Berdasarkan data tersebut disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS.

    Saran yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: (1) Diharapkan ada kebijaksanaan yang jelas mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan program PHBS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak sehingga mempermudah sosialisasi dan pengenalan PHBS ke masyarakat, (2) Diharapkan ada peningkatan tenaga promosi kesehatan di puskesmas dari segi kualitas dan kuantitasnya serta puskesmas menggandakan buku pedoman dan kartu PHBS agar petugas yang melaksanakan tugas mempunyai sarana dan mamapu meningkatkan kualitas pemahaman petugas, (3) Diharapkan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam mengenal PHBS dengan mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas.

  • iii

    ABSTRACT

    Siti Nurhamidah Eka Wahyuni. 2007. The Correlation Between the Knowledge of House Wifes Toward the Implementation of Health Behaviour in the Structure of Society Family in Dempets Vilage Demak Regency. Script. Study Programe of Publich Health Science. Sports Science Faculty. Semarang State University. First Advisor Drs. Sugiharto, M. Kes., Second Advisor dr. Yuni Wijayanti.

    Key words: Knowledge and Health Behaviour The problem of this study is the relation between the knowledge of house wifes toward the implementation health behaviour in Dempet Vilage. The objective of this study is to know the correlation between the knowledge of house wifes toward the implementation health behaviour in Dempet Vilage.

    Kind of this research is explanatory survey with cross sectional approach. The independent variable in this research is the knowledge of house wifes and the dependent variable is the implementation health behaviour. Population in this study is house wifes in Dempet Vilage based on their house, that is 1.719 houses. Sample was taken from the obtained samples, that are 91 houses. Questionnaire used as the instrument. The primary data obtained through questionnaire and the secondary data obtained from the document from public health center in Dempet district. The data obtained in this research was examined by using Chi square with alpha () =0,005.

    The result of this analysis obtained p value 0,777 for the relation house wifes knowledge toward the implementation PHBS. Based on the data, it is concluded that there is no correlation between house wifess knowledge toward the implementation of health behaviour.

    the suggestion proposed are : (1) It is expected that there is same clear policy about the program and the activity of health behaviour from health officials in Demak regency so it can ease the socialization and introduction of health behaviour to the society, (2) It is expected there is should be some improvement related to the promotion staff from public health center in quality and quantity and also they have to copy the guidance book and health behaviour card in order to facilitate the official in improving the quality of officials understanding, (3) It is expected that there is same improvement in the participation of society in knowing health behaviour following to health promotion which executed by public health center.

  • iv

    PENGESAHAN

    Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu

    Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

    Pada hari : Selasa

    Tanggal : 5 Juni 2007

    Panitia Ujian,

    Ketua, Sekretaris, Drs. Sutardji, M. S. Drs. Herry Koesyanto, M. S.. NIP.130523506 NIP.131571546

    Penguji,

    1. Eram T. P., SKM., M. Kes. (Ketua) NIP.132303558

    2. Drs. Sugiharto, M. Kes. (Anggota) NIP. 131 674 366

    3. dr. Yuni Wijayanti. (Anggota) NIP. 132 296 578

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Masyarakat hanya akan sehat, apabila setiap insan ikut serta menyehatkan

    dirinya sendiri serta lingkungannya (Juli Soemirat Slamet, 2002:5).

    PERSEMBAHAN

    Karya ini dipersembahkan untuk:

    Ayah dan Ibu sebagai Darma Bakti

    Putrimu

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

    hidayah-Nya, sehingga skripsi berjudul Hubungan antara Pengetahuan Ibu Rumah

    Tangga dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah

    Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini

    dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

    Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Semarang.

    Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya

    skripsi ini, dengan rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulusnya

    kepada:

    1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

    Negeri Semarang, Bapak Dr. Khomsin, M.Pd., atas ijin penelitian.

    2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Ibu

    dr. Hj. Oktia Woro K.H., M. Kes. atas persetujuan dan arahan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    3. Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M. Kes., atas arahan dan bimbingannya

    dalam penyusunan skripsi ini.

    4. Pembimbing II, Ibu dr. Yuni Wijayanti atas arahan dan bimbingannya dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    5. Kepala Puskesmas Kecamatan Dempet Bapak dr. H. Lega Waspada, M. Kes, atas

    kerjasamanya.

    6. Kepala Desa Dempet Kabupaten Demak Bapak H. Santoso, atas kerjasamanya.

  • vii

    7. Ibu Rumah Tangga Desa Dempet Kabupaten Demak, atas kesediannya

    menjadi responden.

    8. Ayah dan Ibu atas kepercayaan, motivasi, doa dan bimbingannya.

    9. Adikku tersayang, atas motivasi dan doanya.

    10. Mas Dias, Ning, Didik, Arifin, Aan, Umi, dan teman-teman yang tidak dapat

    penyusun sebutkan atas perhatian, bantuan, motivasi dan doa dalam penyusunan

    skripsi ini.

    Semoga perbuatan baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat

    ganda dari Allah SWT. Amin.

    Disadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik

    dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

    Semarang, Maret 2007

    Penyusun

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ................................................................................................................. i

    ABSTRAK ............................................................................................................ ii

    ABSTRACT.......................................................................................................... iii

    PENGESAHAN.................................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

    KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

    DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiii

    DAFTAR DOKUMENTASI ............................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

    1.2 Permasalahan .................................................................................. 4

    1.3 Tujuan ............................................................................................. 4

    1.4 Manfaat ........................................................................................... 4

    1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

    1.6 Ruang Lingkup ................................................................................ 8

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10

    2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ...................................... 10

  • ix

    2.1.1 Pengertian ............................................................................. 10

    2.1.2 Tujuan .................................................................................. 10

    2.1.3 Sasaran ................................................................................. 10

    2.1.4 Tatanan ................................................................................. 11

    2.2 PHBS Tatanan Rumah Tangga ....................................................... 13

    2.2.1 Pengertian ............................................................................. 13

    2.2.2 Tujuan .................................................................................. 14

    2.2.3 Manfaat ................................................................................ 14

    2.3 Indikator PHBS ............................................................................... 15

    2.3.1 Indikator ............................................................................... 15

    2.3.2 Indikator PHBS .................................................................... 15

    2.3.3 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ............................. 18

    2.4 Perilaku .......................................................................................... 20

    2.4.1 Konsep Perilaku ................................................................... 20

    2.4.2 Teori Perilaku ....................................................................... 24

    2.4.3 Pembentukan Perilaku........................................................... 28

    2.5 Kerangka Teori ............................................................................... 29

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

    3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 30

    3.2 Hipotesis ......................................................................................... 31

    3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data ......................... 31

    3.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 32

    3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 33

  • x

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 34

    3.7 Instrumen Penelitian ...................................................................... 36

    3.8 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 41

    3.9 Tahap Penelitian.............................................................................. 42

    3.10 Analisis Data .................................................................................. 42

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 45

    4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 45

    4.2 Pembahasan.................................................................................... 48

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 52

    5.1 Simpulan ........................................................................................ 52

    5.2 Saran............................................................................................... 52

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Keaslian penelitian .......................................................................................... 5

    2. Sasaran PHBS .................................................................................................. 11

    3. Definisi operasional ......................................................................................... 31

    4. Hasil uji validitas kuesioner ............................................................................. 38

    5. Tingkat realibilitas berdasarkan Alpha Cronbach............................................ 40

    6. Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi............................................ 44

    7. Frekuensi tingkat pengetahuan responden ....................................................... 45

    8. Frekuensi terapan PHBS tatanan rumah tangga responden ............................. 47

    9. Hasil Crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS

    dengan terapan PHBS ...................................................................................... 48

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka teori dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:15) .......................... 29

    2. Kerangka konsep ...................................................................................... 30

  • xiii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik Halaman

    1. Distribusi pengetahuan responden ........................................................ 45

    2. Distribusi terapan PHBS responden...................................................... 46

  • xiv

    DAFTAR DOKUMENTASI

    Dokumentasi Halaman

    1. Wawancara dengan responden.................................................................. 88

    2. Penggunaan air sungai oleh masyarakat ................................................... 88

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Kuesioner penelitian ............................................................................ 55

    2. Daftar nama responden uji validitas dan reabilitas kuesioner............... 57

    3. Data jawaban uji kuesioner item pengetahuan ibu rumah tangga

    tentang PHBS........................................................................................ 58

    4. Validitas dan reabilitas kuesioner untuk item pengetahuan ibu

    rumah tangga tentang PHBS ................................................................. 60

    5. Nilai-nilai r Product Moment ............................................................... 61

    6. Nama responden berdasarkan nama suami ........................................... 62

    7. Data penelitian ...................................................................................... 66

    8. Tabulasi nilai item pengetahuan ........................................................... 70

    9. Distribusi data responden...................................................................... 76

    10. Analisis univariat .................................................................................. 78

    11. Analisis bivariat .................................................................................... 79

    12. Surat keterangan dosen pembimbing skripsi......................................... 80

    13. Surat ijin penelitian untuk Kesbanglinmas Kabupaten Demak............. 81

    14. Surat ijin penelitian untuk Puskesmas Kecamatan Dempet.................. 82

    15. Surat ijin penelitian untuk Kepala Desa Dempet .................................. 83

    16. Surat rekomendasi mengadakan penelitian dari Kesbanglinmas

    Kabupaten Demak ............................................................................................ 84

  • xvi

    17. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Puskesmas

    Kecamatan Dempet .......................................................................................... 85

    18. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Kepala Desa Dempet ..... 86

    19. Surat keputusan dewan penguji ....................................................................... 87

    20. Dokumentasi ..................................................................................................... 88

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010

    yaitu masa depan di mana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat,

    penduduknya berperilaku bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan

    kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif

    untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor resiko,

    terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif

    dalam gerakan kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

    Sosial, 2002:1).

    Pembangunan dibidang kesehatan juga berjalan dengan cepat, untuk itu

    diperlukan arah kebijakan dan prioritas pembangunan dibidang kesehatan.

    Pencapaian kemajuan pembangunan dibidang kesehatan dapat dinilai dengan

    pencapaian target pembangunan kesehatan, salah satu target pembangunan

    dibidang kesehatan adalah tercapainya 65% rumah tangga yang mempunyai

    perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI, 2004:1).

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

    pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

    kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

    informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap,

    perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan agar

  • 2

    masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga,

    institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup

    sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinas

    Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:3).

    Seiring dengan cepatnya pekembangan dalam era globalisasi serta adanya

    transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat

    perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan berperilaku dan sosial

    budaya cenderung akan semakin kompleks (Jean Henry Raule, 2004). Perbaikan

    tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan atau faktor keturunan,

    tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35%

    terhadap derajat kesehatan (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

    2002:2).

    Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar,

    maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat

    menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    (PHBS). Program ini telah dilaksanakan mulai tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan

    Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program

    PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan

    pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan,

    yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan

    pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit

    yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah, 2004:2).

  • 3

    Perilaku sehat merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pencapaian

    Indonesia sehat 2010, oleh karena itu data perilaku perlu sungguh-sungguh

    diupayakan dan perlu didapatkan secara berkesinambungan melalui program

    PHBS yang telah dilakukan selama ini adalah bentuk perwujudan paradigma sehat

    dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,

    yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatan fisik,

    mental dan spiritual (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:1).

    Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum menunjukan hasil

    optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional

    (SUSENAS) tahun 2004 menunjukan bahwa Indonesia sebesar 35% masyarakat

    merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki

    lebih tinggi dari perempuan (63% dibanding 45%). sebanyak 82% penduduk usia 15

    tahun keatas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (75%) kurang bergerak

    dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah, 2006:2). Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga

    provinsi Jawa Tengah 73% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar

    68% keluarga belum bebas asap rokok (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,

    2006:2).

    Berdasarkan hasil survey cepat pemetaan PHBS yang dilakukan Dinas

    Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004, dari 16 indikator PHBS Kabupaten

    Demak hanya 8 indikator yang mencapai target. Indikator yang belum memenuhi

    syarat yaitu cakupan bebas asap rokok, NAPZA, air bersih, sampah, saluran

    pembuangan air limbah, pemberantasan sarang nyamuk, dana sehat dan tanaman obat

  • 4

    keluarga, sehingga Kabupaten Demak untuk PHBS dikategorikan sehat madya (Dinas

    Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:56).

    Rekapitulasi data pengkajian PHBS tatanan rumah tangga Kabupaten Demak

    dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 belum terdata, jadi untuk

    indeks potensi keluarga sehat belum dapat diklasifikasikan dan dipersentasekan.

    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, dari hasil survey yang

    dilakukan terhadap 14 puskesmas Kabupaten Demak di tahun 2005, Kabupaten Demak

    dikategorikan sehat paripurna. Berdasarkan data dari puskesmas Dempet Kelurahan

    Dempet dikategorikan sehat madya, hasil survey tersebut diambil dari sampel 34 rumah.

    Berdasarkan dari uraian di atas maka akan diadakan penelitian dengan

    judul Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan

    perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa

    Dempet Kabupaten Demak.

    1.2 Permasalahan

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah: adakah hubungan antara pengetahuan

    ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet

    Kabupaten Demak?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan

    antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS dengan terapan PHBS

    masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

  • 5

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Bagi Puskesmas

    Sebagai bahan masukan dalam penentuan intervensi dari permasalahan

    kesehatan yang terjadi yang berhubungan dengan PHBS.

    1.4.2 Bagi Peneliti

    Menambah pengetahuan dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang

    hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS pada tatanan

    rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

    1.4.3 Bagi Pembaca

    1) Dapat memberikan informasi tentang hubungan antara pengetahuan dengan

    terapan PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten

    Demak.

    2) Sebagai bahan masukan dan dokumen ilmiah yang bermanfaat dalam

    mengembangkan ilmu serta dapat digunakan dan bahan perbandingan penelitian

    selanjutnya terutama untuk penelitian yang serupa di daerah lain.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Keaslian penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dengan

    penelitian sebelumnya, keaslian penelitian selengkapnya diterangkan pada (tabel 1)

    berikut ini:

    Tabel 1

    Keaslian penelitian

  • 6

    No Judul

    Penelitian

    Nama

    Peneliti

    Waktu

    dan

    Tempat

    Rancangan

    Penelitian

    Variabel

    Penelitian

    Hasil

    Penelitian

    1 2 3 4 5 6 7

    1. Analisis

    berbagai faktor

    yang

    Jean

    Henry

    Raule

    Tuminting

    Kota

    Manado

    Cross

    sectional

    1. Pengetahuan.

    2. Sikap.

    3. Praktek

    Ada

    hubungan

    antara

    Lanjutan (tabel 1) 1 2 3 4 5 6 7

    mempengaru

    hi

    pelaksanaan

    perilaku

    hidup bersih

    dan sehat

    tatanan

    rumah tagga.

    PHBS tatanan

    rumah tangga

    dan

    lingkungan

    pemukiman

    provider

    kesehatan.

    4. Tokoh

    masyarakat.

    5. Kader

    kesehatan.

    variabel

    sikap dan

    pengetahuan

    PHBS

    tatanan

    rumah

    tangga KK

    di Kelurahan

    Sindulang I

    dan II,

    sedang

    variabel

    pengetahuan

    terhadap

    sikap

    maupun

    praktek tidak

    ada

    hubungan

    Ada

    perbedaan

  • 7

    pengetahuan

    dan sikap

    PHBS

    tatanan

    rumah

    tangga KK

    di Kelurahan

    Sindulang I

    Lanjutan (tabel 1) 1 2 3 4 5 6 7

    dan II,

    PHBS

    tatanan

    sakit dan

    orang yang

    didengar

    (Significant

    Other)

    antara

    masyarakat

    Kelurahan

    Sindurang I

    dan II.

  • 8

    2. Hubungan

    karakteristik,

    pengetahuan

    dan sikap ibu

    rumah tangga

    tentang perilaku

    hidup besih dan

    sehat dengan

    praktek

    kesehatan dan

    kesehatan

    lingkungan di

    Kelurahan

    Rejowinangun

    Kecamatan

    Kota Gede

    Hari

    Iskriyanti

    Agustus

    2002

    Kota Gede

    Yogyakarta

    Eksplanato-

    ry survey

    dengan

    pendekatan

    Cross

    sectional

    Variable

    bebas:

    1. Umur ibu

    rumah tangga

    2. Pekerjaan

    ibu rumah

    tangga

    3. Pendidikan

    ibu rumah

    tangga

    4. Jumlah

    anggota

    keluarga

    5. Persepsi ibu

    rumah tangga

    tentang

    Pendapatan

    mempunyai

    hubungan

    bermakna

    dengan

    kesehatan

    lingkungan

    tetapi tidak

    mempunyai

    hubungan

    dengan

    praktek

    kesehatan

    keluarga.

    Lanjutan (tabel 1) 1 2 3 4 5 6 7

    Kota

    Yogyakarta

    Agustus tahun

    2002.

    6. PHBS

    Pengetahuan

    ibu rumah

    tangga

    tentang

    PHBS.

    7. Sikap hidup

    ibu rumah

    tangga.

    Variabel

    terikat:

    1. Praktek

    kesehatan

  • 9

    keluarga.

    2. Praktek

    kesehatan

    lingkungan.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada

    variabelnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah

    tangga sedangkan variabel terikatnya adalah terapan PHBS.

    1.6 Ruang Lingkup

    1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

    Lingkup penelitian ini mencakup Desa Dempet Kecamatan Dempet

    Kabupaten Demak. Desa dempet terdiri dari dua dusun yaitu Botorejo dan

    Dempet.

    1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data sampai dengan

    terapan ujian skripsi tahun 2007.

    1.6.3 Ruang Lingkup Materi

    Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang hubungan antara

    pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    2.1.1 Pengertian

    PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

    menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat

    dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

    pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan

    pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi

    masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah,

    agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

    meningkatkan kesehatanya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:3). PHBS

    merupakan wujud keberadaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

    mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI Pusat

    Promosi Kesehatan, 2000:4)

    2.1.2 Tujuan

    Tujuan dari pelaksanaaan program PHBS adalah untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik tatanan rumah

    tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah, 2003:4).

    2.1.3 Sasaran

  • 11

    Sasaran dari program PHBS dapat dijelaskan dalam (tabel 2) sebagai

    berikut:

    Tabel 2

    Sasaran PHBS Tatanan Primer Skunder Tersier

    1 2 3 4

    Rumah Tangga Anggota keluarga Tokoh masyarakat

    Kader

    Kades atau Lurah

    Camat

    DPRD

    Bupati atau

    Walikota

    Institusi

    Pendidikan

    Siswa

    Guru

    Kepala Sekolah

    Pengawas Sekolah

    Dinas P dan K

    DEPAG

    DPRD

    Bupati atau

    Walikota

    Tempat ibadah Jamaah

    Remaja masjid

    Pemuda gereja

    Pengurus tempat

    ibadah

    Takmir

    LSM Agama

    DEPAG

    DPRD

    Bupati atau

    Walikota

    Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:6).

    2.1.4 Tatanan

    Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2003:2) program PHBS dapat

    dilakukan pelbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tempat ibadah, instansi

    pendidikan, warung makan, pasar dan sebagainya. Khusus untuk Provinsi Jawa

    Tengah memfokuskan pada 3 jenis tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan

  • 12

    instansi pendidikan dan tatanan tempat ibadah. Pemilihan pada tiga jenis tatanan

    tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa ketiga tatanan tersebut mempunyai

    daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan.

    2.1.4.1 Tatanan Rumah Tangga

    Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak dan

    ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan kehidupan

    sehari-hari. Bertolak dari pengertian di atas sehingga PHBS ditatanan rumah

    tangga adalah suatu upaya yang dilaksanakan untuk memberdayakan dan

    meningkatkan kemampuan keluarga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

    2.1.4.2 Institusi Pendidikan

    Institusi pendidikan adalah tempat diselenggarakannya proses belajar

    mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para

    guru atau pengajar kepada anak didiknya. PHBS di institusi pendidikan berarti

    suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan

    kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan

    sehat. Institusi pendidikan yang dimaksud adalah tingkat SD atau MI, SLTP atau

    MTS-SLTA atau MA.

    2.1.4.3 Tempat Ibadah

    Tempat ibadah adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan keagamaan

    atau ibadah bagi masyarakat sesuai dengan agama yang dianut. PHBS ditempat

    ibadah adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan

  • 13

    meningkatkan kemampuan pengurus maupun pengunjung dalam berperilaku

    hidup bersih dan sehat.

    2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

    2.2.1 Pengertian

    Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian rumah dan PHBS

    tatanan rumah tangga, untuk penjelasan lebih rinci sebagai berikut:

    2.2.1.1 Rumah

    1) Tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani, rohani dan sosial,

    definisi ini membawa banyak konsekwensi selain kualitas rumah yang harus ada

    dalam membangun rumah adalah fasilitas untuk tumbuh dan kembang anggota

    keluarga (Juli Soemirat, 2000:143).

    2) Salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia dengan tetap

    memperhatikan faktor lingkungan, kemampuan ekonomi teknologi dan kebijakan

    yang menyangkut tata guna tanah dalam membangun suatu rumah (Soekidjo

    Notoatmodjo, 1997:149).

    3) Keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.829/MENKES/SK/VII/1999 rumah

    adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

    pembinaan keluarga dalam Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2005:1).

    4) UU NO.4 Tahun 1992 rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai

    tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

    2.2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

  • 14

    PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan

    kemampuan untuk berperilaku bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI,

    2004:3).

    2.2.2 Tujuan

    Adapun tujuan pelaksanaan program PHBS di tatanan rumah tangga adalah

    sebagai berikut:

    2.2.2.1 Umum

    Peningkatan hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga adalah

    peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dan kemandirian keluarga dalam

    mengatasi kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2004:5).

    Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:3) tujuan umum dari

    pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga adalah meningkatkan rumah tangga

    sehat di kabupaten atau kota.

    2.2.2.2 Khusus

    Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga di tatanan

    rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan

    lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat

    (Departemen Kesehatan RI, 2004:5).

    Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006:3) menjelaskan tujuan

    khusus dari program PHBS adalah meningkatkan pengetahuan dan kemauan

  • 15

    anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS dan agar anggota rumah tangga

    berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

    2.2.3 Manfaat

    Manfaat dilaksanakanya program PHBS ini adalah:

    1) Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah

    sakit.

    2) Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah

    tangga.

    3) Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan

    dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain.

    4) Guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

    5) Sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah kabupatenataukota

    dalam bidang pembangunan kesehatan.

    6) Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

    2.3 Indikator PHBS

    2.3.1 Indikator

    Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan

    atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian

    (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002:21).

    Persyaratan indikator yaitu: (1) Sahih dapat mengukur sesuatu yang

    sebenarnya diukur oleh indikator tersebut, (2) Obyektif harus memberikan hasil

  • 16

    walaupun dipakai orang yang berbeda pada waktu yang berbeda, (3) Sensitif dapat

    mengukur perubahan sekecil apapun, (4) Spesifik dapat mengukur perubahan

    situasi yang dimaksud (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

    2002:21).

    2.3.2 Indikator PHBS

    Indikator PHBS merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus

    perhatian, adapun indikator PHBS yang digunakan Jawa Tengah meliputi tiga

    tatanan yaitu: tatanan rumah tangga 16 indikator, tatanan institusi pendidikan 12

    indikator dan tatanan tempat ibadah 8 indikator (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

    Tengah, 2003:11). Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok

    telah sesuai dengan rencana dan menhasilkan dampak yang diharapkan. Mengacu

    pada pengertian pada perilaku sehat indikator ditetapkan pada area atau wilayah

    yaitu:

    2.3.2.1 Indikator Nasional

    Menurut Dinas Keshatan Provinsi Jateng (2006:11) Indikator nasional

    terdiri dari 10 indikator yaitu:

    1) Bagi ibu hamil apakah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga

    kesehatan.

    2) Bagi ibu rumah tangga yang memiliki bayi apakah bayinya mendapat ASI

    eksklusif selama usia 06 bulan.

    3) Anggota rumah tangga mengkonsumsi keanekaragaman makanan dalam

    jumlah cukup mencapai gizi seimbang.

  • 17

    4) Anggota Rumah tangga memanfaatkan air bersih.

    5) Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat.

    6) Anggota rumah tangga menempati ruangan minimal 9 m2 atau orang.

    7) Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air.

    8) Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik.

    9) Anggota rumah tangga tidak merokok.

    10) Anggota keluarga tidak merokok menjadi peserta JPK (Jaminan

    Pemeliharaan Kesehatan).

    2.3.2.2 Indikator Lokal Spesifik

    Indikator lokal spesifik yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal

    spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.

    Ada 16 indikator yang dapat digunakan untuk perilaku sehat adalah sebagai

    berikut:

    1) Ibu hamil memeriksakan kehamilan.

    2) Ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan.

    3) Pasangan usia subur memakai alat kontrasepsi (KB).

    4) Bayi ditimbang.

    5) Penduduk sarapan pagi sebelum melaksanakan aktivitas.

    6) Bayi diimunisasi lengkap.

    7) Penduduk minum air bersih yang dimasak.

    8) Penduduk menggunakan jamban sehat.

  • 18

    9) Penduduk mencuci tangan pakai sabun.

    10) Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.

    11) Penduduk tidak menggunakan NAPZA.

    12) Penduduk mempunyai askes atau tabungan atau emas atau uang.

    13) Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan SADARI

    (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

    14) Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur

    hipertensi.

    15) Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Papsmear.

    16) Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah

    kesehatan yang ada di daerah.

    2.3.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

    Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu

    petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau

    permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga

    diarahkan pada aspek program prioritas yaitu: kesehatan ibu dan anak, gizi,

    kesehatan lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat.

    Indikator lokal Jawa Tengah menggunakan 10 indikator nasional ditambah

    dengan 6 indikator lokal menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

    (2006:12) yaitu:

    1) Persalinan dengan tenaga kesehatan.

    2) Pemberian ASI eksklusif pada bayi.

    3) Penimbangan balita.

  • 19

    4) Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah yang seimbang.

    5) Memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

    6) Menggunakan jamban sehat.

    7) Membuang sampah pada tempatnya.

    8) Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9 meter

    persegi.

    9) Lantai rumah kedap air.

    10) Anggota rumah tangga berumur 10 tahuan keatas melakukan olahraga atau

    aktifitas fisik 30 menit per hari, dilakukan 3-5 kali per minggu.

    11) Anggota keluarga tidak merokok.

    12) Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.

    13) Menggosok gigi minimal 2 kali sehari.

    14) Tidak minum Miras dan tidak menyalahgunakan narkoba.

    15) Menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

    16) Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal seminggu sekali.

    Berdasarkan indikator tersebut dapat ditentukan klasifikasi PHBS

    ditunjukkan melalui nilai indeks potensi keluarga sehat (IPKS) yaitu:

    1) Sehat pratama (warna merah) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 0-5.

    2) Sehat madya (warna kuning) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 6-

    10.

    3) Sehat utama (warna hijau) : indikator rumah tangga yang memenuhi antara 11-

    15.

  • 20

    4) Sehat paripurna (warna biru) : apabila indikator rumah tangga mempunyai nilai

    16.

    Berdasarkan strata PHBS tatanan rumah tangga, dapat dirumuskan strata

    kelompok (RT, RW, desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kota) yaitu:

    1) Sehat pratama (warna merah) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

    sehat utama dan paripurna mencapai 0-24,4%.

    2) Sehat madya (warna kuning) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

    sehat utama dan paripurna mencapai 24,5%-49,4%.

    3) Sehat utama (warna hijau) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai sehat

    utama dan paripurna mencapai 49,5%-74,4%.

    4) Sehat paripurna (warna biru) apabila jumlah rumah tangga yang mencapai

    sehat utama dan paripurna mencapai 74,5%.

    (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:18)

    2.4 Perilaku

    2.4.1 Konsep Perilaku

    Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

    aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah

    suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan

    oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung

    (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:118). Menurut ensiklopedi Amerika bahwa perilaku

  • 21

    diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungan. Hal ini

    berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

    menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu

    rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku tertentu (Soekidjo

    Notoatmodjo, 1997:123). Robert Kwick (1994) dalam Soekidjo Notoatmodjo

    (1997:123) menyatakan perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme

    yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

    Irwanto (2002:4) sebagai obyek empiris, perilaku mempunyai ciri-ciri

    sebagai berikut:

    1) Perilaku itu kasat mata tapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati secara

    langsung.

    2) Perilaku mengenal berbagai tingkatan, ada perilaku sederhana (perilaku

    binatang atau sel) dan juga perilaku yang kompleks (perilaku sosial manusia).

    Ada perilaku yang sederhana seperti refleks tetapi ada juga yang melibatkan

    proses-proses mental fisiologis yang lebih tinggi.

    3) Perilaku bervariasi menurut jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah

    satu klasifikasi yang dikenal adalah kognitif, afektif dan psikomotorik masing-

    masing merujuk pada sifat rasional, emosional dan gerakan fisik dalam berfikir.

    4) Perilaku bisa disadari dan tidak disadari, walau sebagian besar perilaku sehari-

    hari disadari tetapi terkadang kita bertanya pada diri sendiri kenapa berperilaku

    seperti itu.

    Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

    sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:121)

  • 22

    membagi perilaku manusia dalam 3 domain. Ketiga domain tesebut adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengetahuan (Domain Kognitif)

    Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

    melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

    melalui pancaindra manusia, yakni penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa

    dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

    (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

    Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:122) pengetahuan tercakup dalam

    domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

    1) Tahu, diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan masyarakat dalam mengingat

    kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

    yang diterima.

    2) Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mempraktekan materi tersebut

    secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek

    yang dipelajari.

    3) Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

  • 23

    4) Analisis, diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi

    dan

    masih ada kaitanya satu sama lain.

    5) Sintesis, menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    6) Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu

    materi atau obyek.

    2. Sikap (Domain Afektif)

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124). Sikap

    secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian antara reaksi terhadap

    stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

    emosional terhadap derajat sosial. Necomb, salah seorang ahli psikologis sosial

    menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

    dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

    tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdeposisi tindakan suatau

    perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka

    atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

    terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu

    obyek (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124).

    Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:126) sikap terdiri dari berbagai

    tindakan yaitu:

  • 24

    1) Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan obyek.

    2) Merespon, diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap.

    3) Menghargai, diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

    mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

    4) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

    resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

    Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

    langsung dapat ditanya bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu

    obyek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis,

    kemudian ditanyakan pendapat responden (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:126).

    3. Praktik (Domain Psikomotor)

    Suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan,

    untukmewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

    pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

    Selain faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Soekidjo

    Notatmodjo, 2003:127).

    Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:127) praktik mempunyai beberapa

    tingkatan yaitu:

    1) Persepsi, diartikan dapat mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan

    dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat I.

  • 25

    2) Respon terpimpin, diartikan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

    yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat

    II.

    3) Mekanisme, diartikan apabila seseorang telah dapat melaksanakan sesuatu

    dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia

    telah mencapai praktik tingkat III.

    4) Adopsi, merupakan suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa mengurangi

    kebenaran tindakan tersebut.

    2.4.2 Teori Perilaku

    Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu itu sendiri dan

    lingkungan di mana individu itu berada. Perilaku manusia itu didorong oleh motif

    tertentu sehingga manusia berperilaku, Bimo Walgito (2003:17) menjelaskan teori

    perilaku sebagai berikut:

    1) Teori insting, menurut teori ini perilaku manusia disebabkan oleh insting.

    Insting merupakan perilaku innate (perilaku yang bawaan), insting juga akan

    mengalami perubahan karena pengalaman.

    2) Teori dorongan, teori ini menerangkan bahwa manusia mempunyai dorongan-

    dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan, dan manusia ingin memenuhi

    kebutuhannya maka terjadi ketegangan dalam diri manusia. Bila manusia mampu

    berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya makaakan terjadi pengurangan

    dorongan-dorongan tersebut.

  • 26

    3) Teori insentif, menurut teori ini perilaku manusia timbul karena disebabkan

    karena adanya insentif. Insentif disebut juga reinforcement, ada yang positif

    (berkaitan dengan hadiah) dan negatif (berkaitan dengan hukuman).

    4) Teori atribusi, terori ini menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

    disposisi internal (misalnya motif, sikap dan sebagainya) atau keadaan eksternal

    (misalnya situasi).

    5) Teori kognitif, menurut teori ini dimana seseorang harus memilih perilaku

    mana yang harus dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif

    perilaku yang akan membawa manfaat bagi yang bersangkutan. Kemampuan

    berfikir seseorang sebagai penentu dalam menentukan pilihan.

    Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

    dan perubahan perilaku, karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari

    pendidikan kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:134). Perubahan perilaku

    kesehatan merupakan tujuan pendidikan kesehatan. Berdasarkan teori dari

    Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:13) perilaku

    dipengaruhi 3 faktor yaitu:

    1) Faktor Pemudah, faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

    terhadap kesehatan, tradisi, tingkat sosial, tingkat ekonomi, budaya dan

    sebagainya.

    2) Faktor Pemungkin, faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

    atau fasilitas kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, jamban dan

    sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan

  • 27

    terwujudnya perilaku kesehatan. Maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung

    atau faktor pemungkin.

    3) Faktor Penguat, faktor-faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh

    masyarakat, tokoh agama, keluarga, teman sebaya serta sikap dan perilaku para

    petugas kesehatan untuk berperilaku sehat, kadang-kadang bukan hanya

    pengetahuan saja yang positif dan dukungan fasilitas saja melainkan diperlukan

    perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas (lebih-

    lebih petugas kesehatan), keluarga, teman sebaya dan guru.

    Berdasarkan Skiner (1938) dalam Soekidjo Notoatmodjo (1997:118)

    pembentukan perilaku pada masyarakat dibedakan menjadi 2 respon yaitu:

    1) Respondent respons yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

    rangsangan

    tertentu, perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli, karena

    menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

    2) Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh

    perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli, atau

    reirforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat perilaku yang

    telah dilakukan.

    Berdasarkan Soekidjo Notoatmodjo (2003:121), bahwa proses

    pembentukan dan perubahan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh beberapa

    faktor yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu yaitu:

  • 28

    1) Faktor dari dalam individu, berupa karakteristik orang yang bersangkutan,

    yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis

    kelamin dan sebagainya.

    2) Faktor dari luar individu, berupa lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

    budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan

    faktor yang dominan yang mewarnai perilaku

    seseorang.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sehubungan dengan

    kesehatan menurut Eunike R. Rustiana (2005:75) antara lain:

    1) Faktorfaktor umum dalam perilaku kesehatan, beberapa faktor umum yang

    memepengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu: (1) Keturunan, (2) Belajar

    dengan operan conditing dengan tipe seperti penguatan, pemadaman dan

    hukuman, (3) Belajar dengan meniru, (4) Status emosional seseorang, (5) gejala

    kesakitan

    yang dirasakan seseorang, (6) Kognitif.

    1) Peranan stres, dalam teori konflik mengambarkan tahap-tahap yang dipakai

    seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan penting termasuk keputusan

    yang berhubungan dengan kesehatan dengan memperkenalkan pengaruh stes pada

    kognisi.

    2) Peranan personal control, perilaku kesehatan dipengaruhi aspek locus control

    yaitu dimana orang memandang peristiwa dalam kehidupannya sebagai

    konsekuensi dari perbuatannya jadi dapat dikontrol (kontrol internal) atau sesuatu

    yang tidak berhubungan dengan perilakunya (kontrol eksternal). Ataupun aspek

  • 29

    self efficacy merupakan kemampuan membentuk perilaku yang relevan pada tugas

    atau situasi khusus.

    3) Penanan kenyakinan kesehatan, apa yang difikirkan manusia amat penting

    bagi perilakunya, tetapi juga amat sukar diantisipasi. Apa yang difikirkan

    manusia dapat mempengaruhi apa yang dirasakannya.

    2.4.3 Pembentukan Perilaku

    Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat

    dipelajari, berkaitan dengan itu Bimo Walgito (2003:16) menerangkan cara

    terbentuknya perilaku seseorang sebagai berikut:

    1) Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang dilakukan. Misal

    mengosok gigi sebelum tidur, bangun pagi dan sarapan pagi.

    2) Pengertian (insight), terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian,

    misalnya bila naik montor harus memakai helm, karena helm tersebut untuk

    keamanan diri.

    3) Penggunaan model, pembentukan perilaku melalui contoh atau model. Model

    yang dimaksud adalah pemimpin, orang tua dan tokoh panutan lainnya.

    Perilaku dapat dibentuk, dimana pengetahuan selalu menjadi andalan

    untuk membentuk perilaku seseorang, padahal perlu juga diperhatikan faktor-

    faktor lain yang membuat stabil perilaku seseorang (Bart Smet, 1994:32).

    Menurut Ajazen (1981) dalam Saifuddin Aswar (2000:13) untuk membuat

    seseorang berperilaku seperti yang dianjurkan harus ada kenyakinan mengenai

    tersedia-tidaknya kesempatan dan sumber daya yang diperlukan.

  • 30

    2.5 Kerangka Teori

    Gambar 1

    Kerangka teori dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003:15)

    Faktor Pemudah 1) Pengetahuan 2) Sikap 3) Kepercayaan 4) Tradisi 5) Nilai 6) Tingkat sosial 7) Tingkat ekonomi

    Faktor Pendukung 1) Ketrampilan petugas

    kesehatan 2) Ketersediaan Sumber dan

    fasilitas kesehatan 3) Komitmen masyarakat dan

    pemerintah terhadap kesehatan

    Faktor Penguat Sikap dan contoh perilaku petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, teman sebaya

    Lingkungan

    Perilaku

    Status kesehatan

    Keturunan

    Pelayanan kesehatan

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep

    Gambar 2

    Kerangka Konsep

    Gambar 2

    Kerangka konsep

    Keterangan:

    * = variabel dikendalikan, penjelasan pengendalian variabel sebagai berikut:

    1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh

    agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari

    petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

    2. Karakteristik Masyarakat meliputi:

    Variabel terikat

    Terapan PHBS

    Variabel pengganggu 1. Teladan dan penyuluhan petugas kesehatan, tokoh

    masyarakat dan tokoh agama* 2. Karakteristik Masyarakat meliputi:

    1) Umur ibu rumah tangga* 2) Pendidikan ibu rumah tangga* 3) Jumlah keluarga* 4) Pekerjaan Suami *

    Variabel bebas

    Pengetahuan

  • 31

    1) Umur ibu rumah tangga dalam penelitian diambil usia produktif (15-60

    tahun).

    2) Pendidikan ibu rumah tangga dalam penelitian diambil minimal lulus SD.

    3) Jumlah keluarga dalam penelitian diambil satu keluarga dalam satu rumah.

    4) Pekerjaan kepala keluarga diambil kepala keluarga yang bukan pengangguran.

    3.2 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat ditarik hipotesis sebagai

    berikut: ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS

    dengan terapan PHBS masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

    3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data

    Definisi Operasional diterangkan (tabel 3) berikut:

    Tabel 3

    Definisi operasional

    No Variabel Definisi Operasional Skala Cara

    Pengukuran

    1 2 3 4 4

    1.

    Terapan

    PHBS

    Terapan PHBS adalah pelaksaanan

    perilaku hidup bersih dan sehat yang

    masing-masing indikatornya

    tercantum dalam kartu PHBS.

    Tabulasi nilai masing-masing

    indikator diperoleh dari puskesmas

    Ordinal Kartu PHBS

  • 32

    Dempet. Pelaksanaan PHBS diukur

    dengan strata:

    Lanjutan (tabel 3)

    1 2 3 4

    2.

    Pengetahuan

    1. Sehat pratama : nilai 0-5 2. Sehat madya : nilai 6-10

    3. Sehat utama : nilai 11-15

    4. Sehat paripurna : nilai 16

    Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini

    terjadi setelah seseorang melakukan

    pengindraan terhadap suatu objek

    (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

    Pengetahuan yang dimaksud adalah

    pengetahuan ibu rumah tangga

    mengenai perilaku hidup bersih dan

    sehat.

    Jawaban pernyataan positif:

    1. Benar : nilai 1

    2. Salah : nilai 0

    Jawaban pernyataan negatif:

    1. Benar : nilai 0

    2. Salah : nilai 1

    Kategori untuk pengetahuan:

    X = 17,29 dan sd = 2,414

    1. Rendah : bila nilai sdX atau 15 2. Sedang : bila nilai > sdX sampai

    < sdX + atau >15 sampai

  • 33

    3.4 Variabel Penelitian

    Menurut Sugiyono (2003:2) variabel penelitian yaitu gejala yang menjadi

    fokus peneliti untuk diamati dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (X)

    dan satu variabel terikat (Y).

    3.4.1 Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

    berubahnya variabel terikat atau variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2003:3),

    (Agus Irianto 2004:45)

  • 34

    yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu rumah

    tangga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

    3.4.2 Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

    karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2003:3). Variabel terikat dari penelitian

    ini adalah terapan perilaku hidup bersih dan sehat, yang masing-masing

    indikatornya dicatat dalam kartu PHBS untuk tatanan rumah tangga.

    3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, yaitu

    menjelaskan hubungan kausal secara deskriptif dan analitik, dan metode yang

    digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, yaitu

    mencari hubungan suatu keadaan dengan keadaan lain dalam satu populasi serta

    variabel terikat dan bebas diukur dalam waktu yang sama (Soekidjo Notoatmodjo,

    2002:79).

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.6.1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

    yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55).

  • 35

    Populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang dihitung berdasarkan

    kepemilikan rumah

    yaitu sejumlah 1.719 rumah.

    3.6.2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut (Sugiyono, 2003:56). Pemilihan sampel dalam penelitian ini

    menggunakan rumus Stanley Lemezhow (1997:54) sebagai berikut:

    )1()1().1(

    22/1

    22/1

    2

    PPZNdNPPzn a +

    =

    Keterangan:

    n : besarnya sampel

    N : jumlah populasi

    22/1 Z : standar defiasi normal 1,96 dengan taraf kepercayaan 95%

    d2 : tingkat kesalahan 10% = 0,1

    P : proporsi perkiraan jumlah sampel minimal (0,5)

    Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka besarnya sampel minimal yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )5,015,0.96,1117191,0

    1719.5,015,0.96,122

    2

    +=n

    = 104,189276,1650

    = 91,00 jadi jumlah sampel minimal 91 rumah.

  • 36

    3.6.3. Cara Pemilihan Sampel

    Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara:

    3.6.3.1 Pengendalian pada variabel pengganggu yaitu:

    1. Teladan dan penyuluhan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh

    agama dalam penelitian ini diambil yang tidak ada teladan dan penyuluhan dari

    petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

    2. Karakteristik Masyarakat meliputi: (1) Umur ibu rumah tangga dalam

    penelitian diambil usia produktif (15-60 tahun). (2) Pendidikan ibu rumah tangga

    dalam penelitian diambil minimal lulus SD. (3) Jumlah keluarga dalam penelitian

    diambil satu keluarga dalam satu rumah. (4) Pekerjaan kepala keluarga diambil

    kepala keluarga yang bukan pengangguran.

    3.6.3.2 Pemilihan sampel dengan cara cluster random sampling, tehnik ini

    melelui dua tahap, yaitu:

    1. Menentukan sampel tiap-tiap Rukun Warga (RW)

    Desa Dempet terdiri dari 7 RW meliputi 44 Rukun Tetangga (RT),

    pengambilan sampel RW dengan cara simple random sampling. Satu RT dalam

    penelitian ini sama artinya dengan satu cluster. Jumlah RT yang dijadikan sampel

    adalah 13 RT.

    2. Menentukan jumlah sampel pada masing-masing RT.

    Pemilihan sampel pada masing-masing RT berdasarkan rekomendasi WHO

    (Depatemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002:39) untuk pengambilan

  • 37

    sampel dalam satu cluster terdapat tujuh rumah. Cara pemilihan 7 sampel sebagai

    berikut: (1) Peneliti pergi ketengah klaster yang ditandai rumah ketua RT. (2) Pada

    tengah klaster dilakukan pemilihan arah, hal ini dapat dilakukan melalui

    pelemparan koin (koin Rp 100 yang bergambar gunung) atau pulpen untuk

    menunjukkan arah mana peneliti harus berjalan sampai batas klaster. (3) Sambil

    berjalan peneliti membuat peta rumah yang ada di kiri dan kanan jalan. Rumah

    yang berada dibelakangnya tidak perlu dipetakan. Pada peta gambarkan juga

    masjid, sungai atau pohon besar yang atau tanda-tanda lain sebagai petunjuk letak

    rumah. Pemetaan terus dilakukan sampai mencapai batas klaster. Jika terdapat

    persimpangan jalan peneliti tidak tahu harus mengambil arah mana, gunakan

    kembali koin atau pensil untuk menentukan arah. (4) Setelah pemetaan selesai

    dilakukan pemberian nomor pada masing-masing rumah, pemberian nomor dimulai

    berdasarkan dari tempat awal berjalan sampai dengan batas klaster. (5) Pemilihan

    rumah pertama yang didatangi untuk dijadikan sampel dilakukan secara acak.

    3.7 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian atau perangkat yang digunakan untuk mengungkapkan

    data penelitian adalah:

    3.7.1 Kuesioner

    Kuisioner yaitu cara pengumpulan data atau suatu masalah yang pada

    umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (Soekidjo Notoatmodjo,

  • 38

    2002:112). Pengambilan data pada penelitian ini digunakan kuisioner sebagai

    instrumen penelitian.

    Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah langsung tertutup

    yang berupa pertanyaan dimana responden harus memilih jawaban yang

    disediakan. Kuisioner peneliti terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan

    positif dan pernyataan negatif. Pengetahuan tentang PHBS dimulai dari

    pertanyaan nomor 1-23 terdiri dari: nomor 1-8 mengenai KIA dan gizi, nomor 9-

    16 mengenai kesehatan lingkungan, nomor 17-20 mengenai gaya hidup, nomor

    21-23 mengenai upaya kesehatan masyarakat.

    3.7.1.1 Validitas

    Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

    mengukur apa yang diukur (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129). Sebuah instumen

    dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi

    rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

    tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Cara yang

    dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah internal yaitu menguji apakah

    terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk

    mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu

    dengan cara-cara skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan

    rumus product

    moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Soekidjo Notoatmodjo,

    (2002:131) yaitu:

  • 39

    rxy = { }{ }2222 Y)(YNX)(XN Y)X)((-XYN Keterangan:

    rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

    N : Jumlah subyek

    X : Skor item

    Y : Skor total

    X : Jumlah skor items Y : Jumlah skor total X2 : Jumlah kuadrat skor item Y2 : Jumlah kuadrat skor total

    Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan

    rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi product moment dengan

    koreksi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen

    tersebut tidak valid dan diperoleh rtabel = 0,433. Sampel dalam uji coba kuesioner

    adalah sejumlah 21 responden. Hasil uji validitas tertera (tabel 4) berikut:

    Tabel 4

    Hasil uji validitas kuesioner No Indikator No item r hitung r tabel Keterangan

    1 2 3 4 5 6

    1 0,497 1.

    Kesehatan Ibu

    dan Anak (KIA) 2 0,707 0,433 Valid

    Lanjutan (tabel 4)

    1 2 3 4 5 6

  • 40

    3 0,862

    4 0,816

    5 0,862

    6 0,610

    7 0,732

    8 0,497

    0,433 Valid

    9 0,862

    10 0,707

    11 0,497

    12 0,707

    13 0,652

    14 0,753

    15 0,862

    2. Kesehatan

    lingkungan

    16 0,497

    0,433 Valid

    17 0,753

    18 0,707

    19 0,802

    3. Gaya hidup

    20 0,707

    0,433 Valid

    21 0,610

    22 0,862

    4. Upaya

    kesehatan

    masyarakat 23 0,610

    0,433 Valid

    3.7.1.2 Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Soekidjo Notoatmodjo,

    2002:133). Ini berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu tetap

    konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

  • 41

    sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pada penelitian ini untuk

    mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha yaitu:

    rii =

    21

    2

    1

    1kk

    Keterangan:

    k : Banyaknya butir pertanyaan

    2 : Jumlah varians butir t2 : Varians total (Sugiyono, 2003:282).

    Standar dalam menentukan reliabilitas atau tidak instrumen penelitian

    dengan alpha cronbach rhitung diwakili oleh nilai alpha menurut Santoso

    (2002:227) dalam Tirton Purwa Budi (2003:218) tingkat reliabilitas seperti pada

    (tabel 5) berikut:

    Tabel 5

    Tingkat reliabilitas berdasarkan Alpha Cronbach Kategori Keterangan

    1 2

    0,00-0,20 Reliabilitas rendah

    >0,20-0,40 Agak rendah

    >0,40-0,60 Cukup

    >0,60-0,80 Reliabel

    >0,80-1,00 Sangat realibel

    Setelah dilakukan uji coba kuesioner pada 21 pada responden, diperoleh

    alpha cronbach 0,961 untuk item pengetahuan ibu rumah tangga, berdasarkan

    tabel 5 di atas maka intrumen yang dinyatakan reliabel.

  • 42

    3.7.2 Kartu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Tatanan Rumah

    Tangga

    Kartu PHBS memuat data skor untuk indikator perilaku hidup bersih dan

    sehat masing-masing keluarga. Pemakaian kartu PHBS ini tujuannya untuk

    mengetahui indeks potensi keluarga sehat dan untuk mengetahui praktik perilaku

    hidup bersih sehat untuk tatanan rumah tangga.

    3.8 Teknik Pengambilan Data

    Metode pengambilan data dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis

    data yang diambil, untuk penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

    3.8.1 Data Primer

    Data primer adalah bila pengambilan data dilakukan secara langsung oleh

    peneliti terhadap sasaran atau obyek penelitian (Eko Budiarto, 2001:5). Data

    primer diperoleh dari kuesioner. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data atau

    suatu masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum

    (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:112).

    3.8.2 Data Sekunder

    Data sekunder bila pengambilan data yang diinginkan diperoleh dari orang

    lain atau tempat laindan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto,

    2001:5) Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari puskesmas Dempet

    mengenai indeks potensi keluarga sehat dalam kartu PHBS.

  • 43

    3.9 Tahap Penelitian

    Adapun tahap penelitian dibagi menjadi 2 tahap:

    3.9.1 Persiapan

    Adapun hal-hal yang dilakukan dalam persiapan adalah:

    1) Perolehan data kepemilikan rumah dari Puskesmas Dempet.

    2) Perolehan data jumlah RW dan RT dari Kelurahan Dempet.

    3) Mendatangi ketua RT sebagai resonden pertama.

    4) Dari responden pertama responden selanjutnya dipilih secara acak, dengan

    menanyakan pendidikan minimal SD dengan letak rumah terdekat dengan

    responden pertama, berdasarkan pemetaan rumah.

    3.9.2 Pelaksanaan

    Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaan adalah:

    1) Melakukan wawancara untuk memperoleh data primer dengan mengisi kuesioner.

    2) Penjumlahan nilai untuk masing-masing responden.

    3) Mengkopi data sekunder (terapan PHBS) dari Puskesmas Dempet.

    4) Tabulasi data primer dan data sekunder.

    3.10 Analisis Data

    Analisis data yang dialakukan meliputi:

    3.10.1 Pengolahan Data

    Pengolahan data yang dilakukan antara lain:

    1. Editing data dan kuesioner yang telah diisi.

  • 44

    2. Pengkodean jawaban dari responden.

    3. Penentuan variabel yang akan dihubungkan.

    4. Pemasukan data ke piranti komputer.

    5. Pembuatan tabel.

    3.10.2 Analisis Data

    Analisis data yang digunakan meliputi:

    3.9.2.1 Analisis univariat

    Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian

    (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:188). Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi

    dan persentase dari masing-masing variabel.

    3.9.2.2 Analisis bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dari variabel yang

    diteliti. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

    antara pengetahuan terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat

    Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun 2006. Analisis

    hubungan ini dengan uji Chi Square dengan rumus dalam Sugiyono (2004:104)

    sebagai berikut:

    ( )=

    =k

    i h

    ho

    fffX

    1

    Keterangan:

    X2 = Chi Square

  • 45

    =of Frekuensi yang diobservasi =hf Frekuensi yang diharapkan

    Menurut Singgih Susilo (2000:236) sebagai dasar dalam pengambilan

    keputusan adalah berdasarkan probabilitas yaitu bila probabilitas >0,05 maka Ha

    ditolak (tidak ada hubungan), sebaliknya jika probabilitas

  • 45

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Analisis Univariat

    Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel yang

    diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penegetahuan mengenai

    PHBS sebagai variabel bebas, untuk variabel terikatnya adalah terapan PHBS.

    4.1.1.1 Pengetahuan Responden Mengenai PHBS

    Gambaran data mengenai frekuensi tingkat pengetahuan responden

    mengenai PHBS dapat dilihat dalam (tabel 7) dibawah ini:

    Tabel 7

    Frekuensi tingkat pengetahuan responden No Tingkat Pengetahuan Frekuensi %

    1 2 3 4

    1. Rendah 32 35,2

    2. Sedang 44 48,4

    3. Tinggi 15 16,5

    Total 91 100

    Sumber: Data Penelitian 2007

    Data hasil penelitian dari (tabel 7) diatas menunjukkan bahwa sebagian

    besar responden mempunyai tingkat pengetahuan mengenai PHBS sedang.

    Pengelompokan tingkat pengetahuan diperoleh dari nilai mean dari skor jawaban

    responden. Berdasarkan perhitungan diperoleh 29,17=X . Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan mengenai PHBS sedang yaitu 32 responden atau

  • 46

    dalam persennya sebesar 35,2%. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan

    mengenai PHBS sedang sejumlah 44 responden atau dalam persennya sebesar

    48,4%. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan mengenai PHBS tinggi

    sejumlah 51 responden atau dalam persennya sebesar 64,8%. Apabila

    digambarkan dalam bentuk grafik akan diperoleh visualisasi sebagai berikut:

    rendah sedang tinggiPengetahuan Responden Mengenai

    PHBS

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    Juml

    ah

    44

    32

    15

    Grafik 1

    Distribusi pengetahuan responden

    4.1.1.2 Terapan PHBS Tatanan Rumah Tangga Responden

    Gambaran data mengenai frekuensi tingkat pengetahuan responden

    mengenai PHBS dapat dilihat dalam (tabel 8) dibawah ini:

  • 47

    Tabel 8

    Frekuensi terapan PHBS tatanan rumah tangga responden No Terapan PHBS Frekuensi %

    1 2 3 4

    1. Pratama 53 52,2

    2. Madya 38 41,8

    3. Total 91 100

    Sumber: Data penelitian 2007

    Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

    mempunyai terapan PHBS pada tatanan rumah tangga ditingkat pratama.

    Jumlah responden dengan terapan PHBS ditingkat pratama sejumlah 53

    responden atau dalam persennya sebesar 52,2%. Jumlah responden dengan

    terapan PHBS ditingkat madya sejumlah 38 responden atau dalam persennya

    sebesar 41,8%. Apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat

    divisualisasikan sebagai berikut:

    Pratama MadyaTerapan PHBS

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Jumlah

    38

    53

    Grafik 2

  • 48

    Distribusi terapan PHBS responden 4.1.2 Analisis Bivariat

    Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (pengetahuan mengenai PHBS) dan

    variabel terikat (terapan PHBS) dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil

    crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan terapan

    PHBS tatanan rumah tangga Desa Dempet pada (tabel 9) berikut:

    Tabel 9

    Hasil crosstab uji Chi Square antara pengetahuan mengenai PHBS dengan terapan PHBS

    Terapan PHBS

    Pratama Madya No Pengetahuan

    mengenai

    PHBS Jml % Jml %

    p value Kriteria

    1 2 3 4 5 6 7 9

    1. Rendah 20 62,5 12 37,5

    2. Sedang 24 54,5 20 45,5

    3. Tinggi 9 60 6 40

    0,074 Tidak signifikan

    Sumber: Data Penelitian 2007

    Berdasarkan (tabel 9) diatas terlihat bahwa sebagian besar responden

    mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS namun terapan PHBS masih

    ditingkat pratama. Jumlah responden dengan pengetahuan rendah mengenai

    PHBS yang berada pada terapan PHBS ditingkat pratama sebanyak 20

    responden atau dalam persennya sebesar 62,5%. Jumlah responden dengan

    pengetahuan sedang mengenai PHBS yang berada pada terapan PHBS

    ditingkat pratama sebanyak 24 responden atau dalam persennya sebesar 54,5%.

    Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi mengenai PHBS dan terapan

  • 49

    PHBS ditingkat pratama sebanyak 9 responden atau dalam persennya sebesar 60%.

    Responden dengan pengetahuan rendah mengenai PHBS masih berada dalam terapan

    PHBS ditingkat madya sebanyak 12 responden atau dalam persennya sebesar 37,5%.

    Jumlah responden dengan pengetahuan sedang mengenai PHBS yang berada pada

    terapan PHBS ditingkat pratama sebanyak 20 responden atau dalam persennya sebesar

    45,5%. Jumlah responden yang berpengetahuan tinggi mengenai PHBS dan terapan

    PHBS ditingkat madya sebanyak 6 responden atau dalam persennya sebesar 40%.

    4.2 Pembahasan

    Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan

    pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang

    sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Soekidjo Notoatmodjo,

    2003:127).

    Hasil dari penelitian ini tentang pengetahuan responden mengenai PHBS pada

    tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet, mengambarkan bahwa sebagian besar

    responden mempunyai pengetahuan sedang mengenai PHBS namun dalam terapan

    PHBS, responden masih berada di tingkat pratama. Hasil penelitian dari menunjukkan

    37,7% responden dengan tingkat pengetahuan rendah dengan terapan PHBS ditingkat

    pratama. Hasil dari penelitian menunjukkan 45,3% responden dengan tingkat

    pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat pratama. Responden dengan

    tingkat pengetahuan tinggi dengan terapan PHBS ditingkat pratama dalam persen

    sebesar 17,0%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah dalam terapan PHBS

    ditingkat madya dalam persen sebesar 31,6%. Hasil dari penelitian menunjukkan

  • 50

    52,6% responden dengan tingkat pengetahuan sedang dengan terapan PHBS ditingkat

    madya. Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dalam terapan PHBS ditingkat

    madya dalam persen sebesar 15,8%. Analisa berdasarkan hasil penelitian diatas

    menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan responden mengenai

    PHBS pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet. Hal ini berbeda

    dengan penelitian sebelumnya dimana pengetahuan selalu berhubungan dengan

    perilaku. Pengetahuan selalu diandalkan untuk mengubah peilaku masyarakat,

    tetapi seharusnya bukan itu saja yang harus diperhatikan untuk terciptanya

    perilaku sehat, perlu dilihat pula faktor-faktor apa saja yang membuat stabil

    perilaku sehat masyarakat (Bart Smet, 1994:32). Ajezen (1988) dalam Saifuddin

    Azwar (2000:13) untuk membuat orang berperilaku seperti yang dianjurkan

    adanya kenyakinan mengenai tersedia-tidaknya kesempatan dan sumber daya

    yang diperlukan. Soekidjo Notoatmodjo (1997:118) perilaku yang tampak pada

    kegiatan organisme dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan,

    berdasarkan teori tersebut untuk masyarakat Desa Dempet faktor dari lingkungan

    yang mempengaruhi perilaku masyarakat sehingga terapan PHBS responden

    sebagian besar ditingkat pratama. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan

    fisik, misalnya sumber air sumur yang ada di Desa Dempet berasa asin, sehingga

    masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Pembentukan

    perilaku dapat ditempuh dengan: (1) Kebiasaan, yaitu membiasakann diri untuk

    berperilaku yang diinginkan, akhirnya akan terbentuk prilaku yang tersebut, (2)

    Pengertian, yaitu pembentukan perilaku berdasarkan insight, (3) menggunakan

  • 51

    model, yaitu pembentukan perilaku melalui contoh atau model. Model yang

    dimaksud biasanya tokoh, orang tua dan pimpinan (Bimo Walgito, 2004:13).

    Hasil data yang didapat dari puskesmas dan data dari hasil penelitian

    terdapat kesamaan pada indikator-indikator dimana masyarakat memberikan

    jawaban yang salah, indikator tersebut adalah:

    4.3.1.1 Kesehatan ibu dan anak

    Ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, namun saat melahirkan

    masih ada yang memakai jasa dukun bayi, dengan alasan dukun bayi memberi layanan

    yang lain seperti pijat dan memandikan ibu dan bayinya selama kurun waktu tertentu

    4.3.1.2 Kesehatan lingkungan

    Sampah dan penyediaan air masih menjadi masalah utama, tempat sampah

    berada di sekitar sungai, sedangkan sungai masih digunakan untuk mandi, mencuci

    baju dan membuang hajat.

    4.3.1.3 Minuman keras dan rokok

    Anggota keluarga masih beranggapan bahwa merokok dan minum minuman

    keras adalah hak tiap orang. Pendapat itu masih ada pada orang tua, sehingga mereka

    cenderung bersikap acuh dan tidak melarang atau memperingatkan jika ada salah satu

    anggota keluarga yang merokok dan mengkonsumsi minuman keras.

    4.3.1.4 Dana sehat

    Banyak keluarga yang masih belum mengerti arti sebenarnya dana sehat,

    masyarakat berfikir itu adalah semacam sumbangan untuk orang yang telah meninggal

    akibat sakit. Arti sebenarnya adalah semacam tabungan uang atau emas atau asuransi

    kesehatan untuk menunjang peningkatan derajat kesehatan.

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV dapat diambil

    simpulan bahwa: tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

    rumah tangga dengan terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada

    tatanan rumah tangga Desa Dempet Kabupaten Demak.

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

    1) Diharapkan adanya kebijaksanaan yang jelas mengenai jadwal pelaksanaan

    kegiatan program PHBS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak sehingga

    mempermudah sosialisasi dan pengenalan PHBS ke masyarakat.

    2) Diharapkan ada peningkatan tenaga promosi kesehatan di puskesmas dari segi

    kualitas dan kuantitasnya serta puskesmas menggandakan buku pedoman dan

    kartu PHBS agar petugas yang melaksanakan tugas mempunyai sarana dan

    mamapu meningkatkan kualitas pemahaman petugas.

    3) Diharapkan ada peningkatan peran serta masyarakat dalam mengenal PHBS

    dengan mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas.

  • 53

    53

    DAFTAR PUSTAKA

    Bimo Walgito, 2003, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: ANDI. , 2004, Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI. Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2000, Pedoman Pembinaan

    Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

    , 2002, Profil Kesehatan Edisi Tahun 2000, Jakarta: Departemen Kesehatan

    RI. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI dan Dirjen PPM dan PL,

    2002, Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TBC, Jakarta: Departemen Kesehatan Kesejahteraan Sosial, Dirjen PPM dan PL.

    Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan, 2002, Panduan Manajemen

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

    Departemen Kesehatan RI, 2004, Pengkajian Kuantitatif Rumah Tangga Sehat

    dengan Metode Survey Cepat Seri 1, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2003, Pedoman Pembinaan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat, Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

    , 2004, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Informasi Bagi Petugas Kesehatan,

    Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. , 2005, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 821/MENKES/SK/VII/1999

    Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

    , 2006, Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Tatanan Rumah Tangga, Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

    Eko Budiarto, 2001, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: EGC. Eunike R. Rustiana, 2005, Psikologi Kesehatan, Semarang: Ilmu Kesehatan

    Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Gerungan, W. A, 2002, Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama.

  • 54

    54

    Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2006, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program

    Strata I, Semarang: Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

    Irianto, 2000, Psikologi Umum Buku panduan Mahasiswa, Jakarta: PT. Prenehallindo.