contoh skripsi

125
HUBUNGAN TINGKAT KETERPAAN MEDIA MASSA DENGAN PERAN SERTA SISWA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2005/ 2006 SKRIPSI Oleh : Damis Sriharti K 5401012 i

Upload: papap-meti

Post on 05-Jul-2015

15.489 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: contoh skripsi

HUBUNGAN TINGKAT KETERPAAN MEDIA MASSA DENGAN

PERAN SERTA SISWA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2005/ 2006

SKRIPSI

Oleh :

Damis Sriharti

K 5401012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2007

i

Page 2: contoh skripsi

HUBUNGAN TINGKAT KETERPAAN MEDIA MASSA DENGAN

PERAN SERTA SISWA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2005/ 2006

Oleh :

Damis Sriharti

K 5401012

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2007

ii

Page 3: contoh skripsi

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sarwono, M.Pd. Setya Nugraha, S.Si. M.Si. NIP. 131 842 674 NIP. 132 206 721

iii

Page 4: contoh skripsi

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 22 Juni 2007

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si ……………………

Sekretaris : Rahning Utomowati, S.Si. ...………………….

Anggota I : Drs. Sarwono, M.Pd ……………………

Anggota II : Setya Nugraha, S.Si. M.Si. ……………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP 131 658 563

iv

Page 5: contoh skripsi

ABSTRAK

Damis Sriharti, HUBUNGAN TINGKAT KETERPAAN MEDIA MASSA DENGAN PERAN SERTA SISWA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2005/ 2006. Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Juni 2007.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun ajaran 2005/2006.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 213 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling berdasarkan kelompok kelas yang ada. Jumlah sampel sebanyak 65 siswa atau sebesar 30% dari jumlah siswa masing-masing kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis regresi-korelasi sederhana.

Kesimpulan penelitian adalah hubungan antara variabel X yaitu tingkat keterpaan media massa dengan variabel Y yaitu peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup dapat digambarkan melalui persamaan regresi Y¿̂

¿=59,83 + 0,43 X yang berarti dan linier. Ada korelasi positif antara tingkat keterpaan media massa (X) dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2005/2006 (r hitung 0,67 ). Artinya semakin tinggi tingkat keterpaan media massa akan meningkatkan pula peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi r 2 = 0,448 atau sebesar 44,8 %, sehingga meningkatnya atau menurunnya variabel peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup 44,8% dapat dijelaskan oleh variabel tingkat keterpaan media massa. Sisanya ditentukan oleh keadaan atau faktor– faktor lain.

v

Page 6: contoh skripsi

MOTTO

“Kalau ada yang ingin kamu gapai dalam hidup ini,

kamu harus mengejarnya.

Tak ada seorangpun yang bisa menghentikanmu kecuali dirimu

sendiri.”

Kabe Bryant

“Sebuah kesuksesan dapat dihasilkan di atas 99 persen

kegagalan.”

Soichiro Honda

vi

Page 7: contoh skripsi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

kepada :

Bapak & Ibu

“Atas segala cinta tanpa ujung”

Mbah putri

“Terimakasih atas do’a dan sayang”

My Sister’s : Mba’ Garyan, Mba’

Nyar &

De Nyadang

“Kasih mengikat yang takkan putus”

vii

Page 8: contoh skripsi

viii

Ponakanku sayang : Zia, Fahru &

Kanza.

Almamater.

Page 9: contoh skripsi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan, untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, kami

sampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Wakino, M.S. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi yang telah memberikan ijin rekomendasi untuk melakukan

penelitian.

4. Bapak Drs. Sarwono, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan, saran, kritik, serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Setya Nugraha, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan, saran, kritik, serta bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi atas bekal ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada kami.

7. Semua sahabat-sahabatku di Geografi angkatan 2001, terimakasih atas segala

doa dan dukungannya.

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Teras yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis melaksanakan penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapat imbalan

dari Allah SWT.

viii

Page 10: contoh skripsi

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih adanya kekurangan, namun

diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Surakarta, Juni 2007

Penulis

ix

Page 11: contoh skripsi

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………...………….... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………..……..... iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………..………… iv

ABSTRAK ………………………………………………..…………… v

MOTTO ………………………………………………. …………… vi

PERSEMBAHAN ……………….…………………….……………… vii

KATA PENGANTAR …………………..………………………… ix

DAFTAR ISI ………………………………………………….…………. x

DAFTAR TABEL …………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………...... xiv

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………….. 7

C. Pembatasan Masalah …………………………………….. 8

D. Perumusan Masalah …………………………………….. 8

E. Tujuan Penelitian …………………………………….. 8

F. Manfaat Penelitian ………………………………….…. 9

BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………….. 10

A. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 10

1. Pengertian Keterpaan .………….…………………...…… 10

2. Pengertian Media Massa …………………………….. 10

3. Pengertian Peran Serta Siswa ....………………………….. 11

4. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup …………….. 15

B. Penelitian yang Relevan ...…………………………………... 21

C. Kerangka Pemikiran …………………………………….. 22

D. Perumusan Hipotesis …………………………………….. 24

x

Page 12: contoh skripsi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………….. 22

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………….. 25

A. Metode Penelitian …………………………………….............. 27

B. Populasi dan Sampel …………………………………….. 28

C. Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 29

D. Teknik Analisis Data …………………………………….. 40

1. Uji Persyaratan Analisis …………………………….. 40

2. Pengujian Hipotesis …………………………………….. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN …………………………………….. 47

A. Deskripsi Tempat Penelitian …………………………….. 47

B. Deskripsi Data …………………………………………….. 47

1. Skor Tingkat Keterpaan Media Massa …………….. 48

2. Skor Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup ……..……………………………………………… 50

C. Pengujian Hipotesis …………………………………….. 48

1. Pengujian Prasyarat Analisis

…………………………….. 52

2. Pengujian Regresi Sederhana ..…………………………… 53

a. Mencari Persamaan Regresi …………..………… 43

b. Pengujian Keberartian Regresi dan Pengujian

Linieritas Regresi …………………..……………….... 53

3. Pengujian Korelasi Sederhana …………………….. 55

4. Pengujian Keberartian Regresi …………………….. 56

D. Pembahasan Hasil Analisis Data …………………………….. 56

BAB V. PENUTUP …………………………………………………….. 61

A. Kesimpulan …………………………………………….. 61

B. Implikasi …………………………………………………….. 61

C. Saran …………………………………………………….. 62

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 63

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 65

xi

Page 13: contoh skripsi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Relevan……... 22

Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ……………………………... 27

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Variabel Tingkat Keterpaan Media Massa….….33

Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Variabel Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup …………………………………………….... 34

Tabel 5. Validitas untuk Variabel Tingkat Keterpaan Media Massa ...…...37

Tabel 6. Validitas untuk Variabel Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup ……………………………………………... 38

Tabel 7. Tabel Rumus Analisis Varians Regresi Linear Sederhana ..……. 43

Tabel 8. Kondisi Guru SMP Negeri 1 Teras ……………………………... 48

Tabel 9. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Teras ……………………………. 48

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tingkat Keterpaan Media Massa (X)…….. 50

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Y) …...…………………………….…... 51

Tabel 12. Tabel Analisis Varians Regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X ……... 54

xii

Page 14: contoh skripsi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema dari Latar Belakang Masalah …………………… 4

Gambar 2. Bagan Kerangka Alur Pemikiran …………………………… 24

Gambar 3. Peta Administrasi Daerah Penelitian Skala 1 : 50.000 ….... 26

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Keterpaan Media Massa 50

Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Peran Serta Siswa dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup …………………………… 52

Gambar 6. Diagram Pencar Persamaan Regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X…. 59

xiii

Page 15: contoh skripsi

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Siswa sebagai Responden untuk Try out……………... 65

Lampiran 2. Tabel Skor Jawaban Try out Variabel X ……………... 66

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Validitas X ……………………... 67

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Reliabilitas X ……………………... 68

Lampiran 5. Tabel Skor Jawaban Try out Variabel Y ……………... 69

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Validitas Y …………………....... 70

Lampiran 7. Contoh Perhitungan Reliabilitas Y ……………………... 71

Lampiran 8. Kisi –Kisi Angket Penelitian Setelah Try out ……………... 72

Lampiran 9. Angket Penelitian ……………………………………... 73

Lampiran 10. Daftar Siswa sebagai Responden untuk Penelitian ……... 80

Lampiran 11. Tabel Skor Jawaban Penelitian Variabel X ……………... 82

Lampiran 12. Tabel Skor Jawaban Penelitian Variabel Y ……………... 83

Lampiran 13. Perhitungan Sturges Variabel X ……………………... 84

Lampiran 14. Perhitungan Sturges Variabel Y ……………………... 85

Lampiran 15. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-smirnov ……………... 86

Lampiran 16. Tabel Kerja Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana……... 87

Lampiran 17. Perhitungan Regresi Sederhana ……………………... 89

Lampiran 18. Tabel Kerja Pengujian Linieritas dan Keberartian Regresi... 90

Lampiran 19. Perhitungan Pengujian Linieritas dan Keberartian Regresi… 92

Lampiran 20. Pengujian Hipotesis Regresi Sederhana ………….….. 94

Lampiran 21. Perhitungan Analisis Korelasi …………………………….. 95

Lampiran 22. Pengujian Hipotesis Korelasi Sederhana …………….. 96

Lampiran 23. Perijinan ……………….……………………………. 97

Lampiran 24. Keadaan Sekolah Tempat Penelitian …………………….. 107

xiv

Page 16: contoh skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas lingkungan berhubungan erat dengan kualitas hidup. Semakin

baik kualitas lingkungan hidup maka semakin baik pula pengaruhnya bagi

kehidupan manusia. Dijelaskan pada bagian umum 1 penjelasan Undang-Undang

tentang pengelolaan lingkungan hidup berikut ini:

Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 31)

Pengertian lingkungan hidup merujuk pada pasal 1 ayat 1 Undang-

Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup (2006: 3) yaitu

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.” Berdasarkan pengertian tersebut lingkungan hidup bukanlah sekedar

lingkungan biotik atau makhluk hidup yang hadir di sekitar manusia seperti flora

dan fauna, akan tetapi semua benda fisik, dan juga makhluk hidup termasuk

tumbuhan, hewan, dan manusia yang semuanya saling mempengaruhi dan

dipengaruhi demi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia dan makhluk

hidup itu sendiri.

Komponen lingkungan hidup ialah lingkungan di mana manusia tinggal

yang mencakup lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial.

Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya sering terjadi

masalah, diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk dan usaha-usaha manusia untuk

dapat mencukupi kebutuhan mencapai kesejahteraan. Permasalahan lingkungan

hidup yang timbul seperti pencemaran lingkungan, limbah, bahan berbahaya dan

1

Page 17: contoh skripsi

2

beracun, limbah bahan berbahaya dan beracun, pengrusakan lingkungan hidup,

serta sengketa lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup yang ada perlu

dicarikan solusi secepatnya. Pentingnya lingkungan hidup yang nyaman bagi

kehidupan manusia, maka perlu adanya pengelolaan lingkungan hidup agar

dicapai hubungan yang selaras dan dinamis bagi manusia dan makhluk hidup

lainnya di lingkungannya.

Tanggung jawab akan pengelolaan lingkungan hidup merupakan

tanggung jawab semua pihak secara bersama-sama seperti dijelaskan pada pasal 9

ayat 2 bahwa:

Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 10)

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (2003: 3) istilah siswa sebagai peserta didik disebutkan pada pasal 1 ayat

4 “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan

jenis pendidikan tertentu”.

Siswa merupakan anggota masyarakat yang kewajiban utamanya adalah

belajar, jika dihubungkan dengan penelitian ini siswa sebagai anggota masyarakat

mempunyai hak, kewajiban dan peran yang sama terhadap pengelolaan

lingkungan hidup. Pada pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997

tentang pengelolaan lingkungan hidup (2006: 7) dijelaskan “Setiap orang

mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan setiap orang tidak dibedakan

usia dan kelas sosial, mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang

baik dan sehat, termasuk juga siswa atau peserta didik, sedangkan kewajiban atas

lingkungan tercantum dalam pasal 6 ayat 1, “Setiap orang berkewajiban

memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan

menanggulangi pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup” (Undang-

Page 18: contoh skripsi

3

Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 8). Siswa juga memiliki kewajiban dalam

memelihara kelestarian lingkungan hidup dan mencegah kerusakan lingkungan

hidup.

Siswa sebagai anggota masyarakat mempunyai kesempatan berperan

dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga hak atas informasi lingkungan

hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup seperti

yang diatur dalam Undang-Undang. Pada pasal 5 ayat 2 Undang-Undang No. 23

Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup (2006: 8) dijelaskan “Setiap

orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan

peran dalam pengelolaan lingkungan hidup”. Segala informasi dapat diperoleh

dari media massa termasuk informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan

peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup terdapat 7 (tujuh) upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidupnya. Berikut ini adalah pengertian

pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup (2006: 3) “Pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan

hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup”.

Siswa dalam berperan serta pada pengelolaan lingkungan hidup dalam penelitian

ini disesuaikan dengan kemampuannya. Peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup dalam penelitian ini dibatasi 4 upaya didasarkan dari pasal 1

ayat 2 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup

yang sekiranya bisa dilakukan oleh siswa sekolah menengah pertama meliputi : 1.

pemanfaatan, 2. pemeliharaan, 3. pemulihan, dan 4. pengawasan. Ketiga upaya

lainnya seperti kebijaksanaan penataan, pengembangan dan pengendalian

lingkungan lebih tepat dan mampu dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah

daerah yang dibantu instansi yang menangani lingkungan hidup serta LSM,

sedangkan masyarakat tinggal mendukung upaya tersebut.

Page 19: contoh skripsi

LINGKUNGAN HIDUP

KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP

FISIK SOSIAL BIOLOGIS

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPKebijaksanaan PenataanPemanfaatanPengembanganPemeliharaanPemulihanPengawasanPengendalian Lingkungan hidup

Pengelolaan Lingkungan Hidup,

Tanggung Jawab setiap orang termasuk

siswa.

SISWA

KETERPAAN MEDIA MASSA

Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup:Pemanfaatan PemeliharaanPemulihanPengawasan

4

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan skema praktis latar

belakang masalah yang dijadikan dasar penelitian ini, seperti pada Gambar 1

berikut:

Gambar 1. Skema dari Latar Belakang Masalah

Page 20: contoh skripsi

5

Media massa merupakan faktor yang berpengaruh kuat pada pola pikir

para siswa di era informasi yang berkembang pesat saat ini. Menurut Kuswandi

(1996: 69) “Dengan hadirnya media massa, baik cetak (surat kabar, majalah)

maupun elektronik (radio, TV, Film) dalam berbagai sajian isi atau pola acaranya,

otomatis menghembuskan era baru yang secara perlahan memasuki dan

merambah tata nilai dan norma masyarakat perkotaan sekaligus pedesaan yang

terpencil sekalipun.” Manfaat yang umumnya dirasakan oleh banyak orang dari

keberadaan media massa antara lain mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan pendidikan, pengetahuan, lingkungan hidup dan hiburan. Keterpaan media

massa menjangkau dengan cepat lapisan masyarakat baik perkotaan maupun

pedesaan. Perkembangan media massa yang semakin gencar diharapkan bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan

lingkungan hidup dari media massa, tetapi sajian/acara tentang lingkungan hidup

harus bersaing ketat dengan sajian/acara hiburan dan informasi lain yang mungkin

lebih menarik bagi pemirsa.

Arus komunikasi dan informasi di era globalisasi saat ini semakin pesat.

Hal ini berpengaruh besar pada pola pikir dan juga perilaku masyarakat. Pada

siswa sekolah menengah pertama yang kondisi kepribadiannya masih labil

penerimaan keterpaan media massa bisa berdampak positif maupun negatif. Siswa

sekolah menengah pertama, merupakan remaja yang dalam masa transisi,

sehingga kejiwaannya masih labil. Keterpaan media massa yang begitu gencar

bisa berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif bila salah dalam

memanfaatkannya.

Siswa yang berada di daerah perkotaan dan pedesaan, pastilah

mempunyai perbedaan dalam banyaknya keterpaan media massa, walaupun

seiring era baru perkembangan informasi telah merambah menjangkau daerah

pedesaan. Siswa di daerah perkotaan cenderung lebih banyak intensitasnya dan

lebih mudah dalam memperoleh informasi media massa. Di daerah pedesaan

media massa bisa diterima siswa tetapi terbatas variasi dan keseringannya

dibandingkan siswa di daerah perkotaan. Agen atau penjual media cetak seperti

koran dan majalah di setiap sudut kota mudah dijumpai, sedangkan di desa hanya

Page 21: contoh skripsi

6

tempat –tempat tertentu saja. Fasilitas internet seperti warnet banyak dijumpai di

kota sedangkan di daerah pedesaan sulit dijumpai bahkan belum ada. Media

internet di daerah pedesaan biasanya dimanfaatkan oleh orang ataupun instansi

dengan cara instant melalui jasa telepon. Media massa yang bisa menjangkau

siswa di daerah pedesaan secara mayoritas atau kebanyakan siswa adalah media

televisi dan radio.

Sejauh mana tingkat keterpaan media massa siswa sekolah menengah

pertama di daerah pedesaan yang menarik dilakukannya penelitian ini. Bagaimana

dengan keterpaan media massa siswa sekolah menengah pertama di daerah

pedesaan dengan keterpaan media massa yang lebih terbatas dibandingkan siswa

di daerah perkotaan dan bagaimana hubungannya dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Kecamatan Teras sebagian besar wilayahnya

masih pedesaan dengan akses ke kota Boyolali dan Surakarta sangat mudah. SMP

Negeri 1 Teras sebagai tempat penelitian untuk mengetahui tingkat keterpaan

media massa pada siswa di daerah pedesaan karena penelitian yang relevan

sebelumnya di daerah perkotaan dengan sampel bukan siswa tetapi Kepala

Keluarga. Penelitian yang relevan sebelumnya oleh Suwarno (2001: 95) “Terdapat

korelasi antara perolehan informasi media massa dengan sikap dan tindakan

masyarakat terhadap lingkungan hidup di kota Madiun”. Terlepas dari tempat

penelitian dan sampel, dalam penelitian ini meneliti banyaknya keterpaan media

massa hubungannya dengan peran serta dalam pengelolaaan lingkungan hidup.

Lingkungan hidup di Kecamatan Teras, jika dilihat dari lingkungan fisik

daerah cenderung heterogen. Kecamatan Teras terdiri atas 13 (tiga belas desa),

dan dapat dibatasi atas tiga zona berdasarkan letaknya dan ciri-ciri fisiknya. Di

bagian utara kondisi fisik wilayah ini lebih berkontur lebih tajam dan merupakan

daerah tadah hujan. Bagian tengah merupakan daerah tegalan, dan bagian tengah

sebelah barat adalah wilayah industri dengan beberapa pabrik tekstil. Bagian

selatan Kecamatan Teras merupakan daerah pertanian persawahan, dan bagian

selatan sebelah barat wilayah industri dengan beberapa pabrik tekstil serta di

bagian paling selatan merupakan daerah industri rumah tangga rambak (kerupuk

dari terigu dan kanji) dan industri batu bata secara konvensional. Perbedaan

Page 22: contoh skripsi

7

lingkungan fisik ini kemungkinan bisa mempengaruhi perbedaan keterjangkauan

siswa terhadap keterpaan media massa.

Siswa di SMP Negeri 1 Teras, mayoritas berasal dari daerah yang masih

berada di wilayah Kecamatan Teras. Lingkungan biologis siswa relatif homogen

karena secara keseluruhan merupakan daerah pedesaan dan tidak ada daerah

sekitar hutan yang memungkinkan siswa berhubungan dengan flora dan fauna

yang lebih beragam. Hubungan kekerabatan, tata nilai pergaulan, lingkungan

sosial siswa relatif homogen dengan kondisi masyarakat pedesaan yang terbuka

dengan lingkungan luar. Kesamaan lain dari siswa SMP Negeri 1 Teras ialah

dalam rata-rata umur dan kondisi lingkungan sekolah. Atas dasar heterogenitas

dan homogenitas yang ada, maka dipilihlah SMP Negeri 1 Teras Boyolali sebagai

tempat penelitian. Kelas II dipilih sebagai sampel penelitian karena berdasarkan

pengalaman dan teori pertumbuhan siswa kelas II cenderung paling mudah

terpengaruh dengan keadaan luar dan pada massa remaja ini siswa berada titik

tertinggi massa pencarian jati, sehingga kejiwaanya labil. Siswa kelas I cenderung

masih terbawa sifat kanak-kanak, sedangkan siswa kelas III, mulai berpikir

dewasa dengan gejolak remaja sedikit mereda dan cenderung lebih serius belajar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dari itu peneliti ingin

mengetahui “Apakah ada korelasi positif antara tingkat keterpaan media massa

dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup pada siswa kelas II

SMP Negeri 1 Teras Boyolali?“

Judul penelitian ini ialah: “Hubungan tingkat keterpaan media massa

dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup pada siswa kelas II

SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2005/2006.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas terdapat beberapa

masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kualitas lingkungan hidup berhubungan erat dengan kualitas hidup tetapi

kadang lingkungan hidup terjadi pencemaran oleh limbah, bahan berbahaya

Page 23: contoh skripsi

8

dan beracun serta perusakkan oleh perilaku manusia sendiri yang

mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia.

2. Siswa juga merupakan anggota masyarakat yang berkewajiban berperan serta

dalam pengelolaan lingkungan hidup dan peran serta dalam pengelolaan

lingkungan hidup bukan hanya kewajiban orang tua (kepala keluarga).

3. Arus komunikasi dan informasi di era globalisasi saat ini semakin pesat

diharapkan bisa menambah pengetahuan siswa tentang pengelolaan

lingkungan hidup, tetapi pengaruh negatif atas demikian terbukanya informasi

perlu diwaspadai.

4. Diharapkan masyarakat mendapatkan informasi tentang pengelolaan

lingkungan hidup dari media massa akan tetapi sajian/acara tentang

lingkungan hidup harus bersaing ketat dengan sajian/acara lain yang mungkin

lebih menarik.

5. Setiap orang termasuk siswa mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup,

keterpaan media massa siswa di daerah pedesaan terbatas dalam variasi dan

keseringannya dibandingkan siswa di daerah perkotaan. Apakah ada korelasi

antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji

dapat terarah dan secara mendalam maka masalah tersebut dibatasi sebagai

berikut:

“Tingkat keterpaan media massa pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras

hubungannya dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.”

Page 24: contoh skripsi

9

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran

serta siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali dalam pengelolaaan lingkungan

hidup Tahun Ajaran 2005/2006?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran

2005/2006.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam hal

ilmu pengetahuan pada umumnya dan pada ilmu pendidikan Geografi

lingkungan khususnya.

2. Manfaat praktis yaitu untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

perencanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya dalam aspek pengetahuan

lingkungan di kalangan siswa.

Page 25: contoh skripsi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Keterpaan

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat keterpaan media massa.

Untuk memahami variabel ini, perlu didefinisikan pengertian keterpaan terlebih

dahulu. Istilah keterpaan berasal dari kata dasar terpa yang dalam Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia diartikan “Terpa, menerpa kk; melompati dan menerkam,

mengejar hendak menyergap; menimpa, menghembus (tentang angin dsb)” (Fajri

& Senja, 2003: 812). Keterpaan ialah kata benda, arti yang paling tepat dari yang

ada di Kamus adalah serangan/terkaman, timpaan atau hembusan tentang media

massa (dari kata kerja di kamus menerkam, menimpa atau menghembus).

Media massa mempunyai sajian dan jenis yang beragam, sehingga bisa

diartikan keterpaan media massa adalah serangan, timpaan, atau hembusan dari

berbagai sajian dan menu informasi media massa yang diterima oleh orang

sengaja maupun tidak sengaja. Keterpaan media massa pada setiap orang tidaklah

sama, sehingga dalam penelitian ini dirumuskan konsep tingkat keterpaan media

massa.

2. Pengertian Media Massa

Media massa dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia diartikan sebagai

berikut:

Media kb. sarana, alat ; sarana komunikasi bagi masyarakat bisa berupa koran, majalah, tv, radio siaran, telepon, internet, dsb; Media cetak kb. alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam bentuk cetakan seperti koran, majalah dsb. Media elektronik kb. Sarana atau media yang berupa elektronik seperti radio dan televisi. (Fajri & Senja, 2003: 557).

Komunikasi massa menurut Wahyudi (1992: 8) memiliki dua makna yaitu

“Proses komunikasi dengan massa dapat dilakukan secara langsung seperti dalam

pidato (retorika), dapat juga dengan sarana media massa. dan proses komunikasi

dengan penggunaan media massa”. Informasi mengenai pengelolaan lingkungan

10

Page 26: contoh skripsi

11

hidup bisa melalui pidato, ceramah atau melalui media massa, sedangkan media

massa sendiri ada yang periodik seperti surat kabar atau majalah (tercetak), radio,

film, televisi (elektronika), dan ada yang non periodik seperti buku, leaflet,

selebaran, spanduk dan sebagainya.

Efek komunikasi massa menurut Jahi (1988: 17) mencakup tiga dimensi

yaitu sebagai berikut:

Ada tiga dimensi efek komunikasi massa yaitu: Kognitif, afektif, dan konatif. Efek Kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan ilmu pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.

Sifat dari media massa menurut Effendy (1986: 79) adalah serempak cepat

yaitu “Yang dimaksudkan dengan keserampakan (simultaneilty) di sini ialah

keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian

besar jumlahnya”. Kemampuannya untuk menimbulkan pada pihak khalayak yang

besar jumlahnya secara serempak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki media massa dibandingkan dengan

media komunikasi lainnya. Media massa berdasarkan pendapat tersebut dapat

diartikan media yang mampu menimbulkan keserampakan diantara khalayak yang

sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media massa tersebut.

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat keterpaan media massa pada

siswa. Keterpaan media massa dalam penelitian ini didasarkan pada keseringan

siswa untuk menerima sajian media massa tentang informasi/berita lingkungan

hidup. Indikator untuk mengukur tingkat keterpaan terhadap media massa dengan

rincian sebagai berikut:

a. Keterpaan Media Cetak

1) Keseringan membaca surat kabar

2) Keseringan membaca majalah

3) Keseringan membaca selebaran

b. Keterpaan Media Elektronik

1) Keseringan menonton televisi

2) Keseringan mendengar radio

Page 27: contoh skripsi

12

3. Pengertian Peran Serta Siswa

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Istilah peran serta digunakan cukup luas, hampir

dalam berbagai kegiatan seperti perkumpulan, rapat, organisasi, diskusi, maupun

kegiatan kemasyarakatan. Banyak muncul kata berperan serta dalam kegiatan-

kegiatan tersebut. Peran serta mempunyai persamaan kata dengan partisipasi yang

berasal dari kata bahasa asing (Inggris) “participate” yang artinya mengambil

bagian, berperan serta. Pengertian peran serta dalam hal ini didasarkan sama

artinya dengan pengertian partisipasi. Pengertian partisipasi dalam Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia diartikan “Partisipasi kb. hal ikut serta dalam suatu

kegiatan; berpartisipasi kk. melakukan partisipasi, ikut berperan serta dalam suatu

kegiatan” (Fajri & Senja, 2003: 624). Menurut Encylopedia of Social Science,

pengertian partisipasi adalah “Ikut sertanya suatu kesatuan untuk mengambil

bagian dalam aktivitas yang dilaksanakannya oleh susunan kesatuan yang lebih

besar”. (Sumardi, 1982: 3). Dengan demikian peran serta atau partisipasi dapat

diartikan bahwa:

Pada hakekatnya peran serta atau partisipasi sama artinya dengan gotong royong. Gotong royong terdiri dari dua kata yaitu gotong yang berarti semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari semua karya secara bersama-sama. Sedangkan royong berarti membagi hasil karya masing-masing dan menerima bagian-bagiannya sendiri sesuai dengan sumbangan karyanya. (Sumardi, 1982: 4)

Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan seperti

dijelaskan oleh Conyers (1991: 154) bahwa “Partisipasi masyarakat merupakan

suatu saat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap

masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan

proyek-proyek akan gagal”. Masyarakat akan lebih mempercayai progam

pembangunan jika mereka dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan,

karena mereka akan lebih mengetahui program pembangunan tersebut sehingga

mempunyai rasa memiliki. Selain itu juga dapat mendorong adanya peran serta

umum karena adanya anggapan bahwa peran serta merupakan suatu hak

demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri.

Page 28: contoh skripsi

13

Peran serta mengandung makna strategi dan nilai. Peran serta sebagai

strategi berarti turut serta menentukan perencanaan, arah dan pencapaian suatu

tujuan. Peran serta sebagai nilai merupakan sarana untuk mencapai tujuan dan

sekaligus sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan pelaksanaan demokrasi

yang memberikan kebebasan rakyat untuk berperan serta. Dihubungkan dengan

pengelolaan lingkungan hidup, diikutsertakannya masyarakat dalam program dan

kebijaksanaan tentang lingkungan hidup, maka program tersebut akan lebih

berhasil.

Sesuai dengan pendapat di atas, disebutkan oleh Koentjaraningrat (1984:

79) ada dua pola peran serta masyarakat pedesaan yang berbeda, yaitu “1.

Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dalam proyek pembangunan yang

khusus; 2. Partisipasi sebagai individu di luar aktivitas-aktivitas bersama dalam

pembangunan”.

Pada pola yang pertama, masyarakat diajak, dibujuk dan diperintahkan

untuk dipaksa oleh berbagai kalangan pemerintah supaya menyumbangkan tenaga

atau hartanya bagi proyek-proyek pembangunan. Kalau masyarakat ikut serta

dalam suatu aktivitas berdasarkan atas keyakinan bahwa proyek itu akan

bermanfaat baginya, maka mereka akan berperan serta dengan semangat dan

spontanitas tanpa mengharapkan upah. Sebaliknya kalau mereka diperintah dan

dipaksa untuk ikut menyumbangkan tenaga, harga dan pikiran mereka, maka

mereka akan berperan serta seperti kerja rodi. Pada pola yang kedua, peran serta

berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang lebih memerlukan kesadaran, seperti

misalnya keluarga berencana. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan lebih ditekankan pada pola peran serta yang kedua, yaitu peran serta

sebagai individu atau peran serta swakarsa. Dengan peran serta pola ini

kelestarian lingkungan yang mempunyai nilai penting bagi manusia akan terjamin.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan peran serta

ialah ikut serta masyarakat dalam suatu kegiatan melibatkan pengetahuan,

tanggung jawab, sikap, mental, tekad yang kuat mendukung suksesnya kegiatan

bersama. Peran serta dalam penelitian ini dikaitkan dengan pengelolaan

lingkungan hidup oleh siswa sekolah menengah pertama. Jadi bisa disimpulkan

Page 29: contoh skripsi

14

bahwa peran serta disini ialah ikut-sertanya siswa sekolah mengah pertama dalam

suatu kegiatan yaitu pengelolaan lingkungan hidup.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(2003: 3) pada pasal 4 ayat 1 disebutkan istilah siswa sebagai peserta didik yang

dijelaskan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.

Siswa merupakan anggota masyarakat yang kewajiban utamanya adalah

belajar, jika dihubungkan dengan penelitian ini siswa sebagai anggota masyarakat

mempunyai hak, kewajiban dan peran yang sama terhadap pengelolaan

lingkungan hidup. Seperti dijelaskan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undang No. 23

Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup (2006: 7) yaitu “Setiap orang

mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.

Pengertian tersebut setiap orang tidak dibedakan usia dan kelas sosial, mempunyai

hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, termasuk juga

siswa atau peserta didik, sedangkan kewajiban atas lingkungan tercantum dalam

pasal 6 ayat 1 yang menyatakan “Setiap orang berkewajiban memelihara

kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi

pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup” (Undang-Undang No. 23 Tahun

1997, 2006: 8). Siswa juga memiliki kewajiban dalam memelihara kelestarian

lingkungan hidup dan mencegah kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan

kemampuannya.

Peran serta atau partisipasi dalam penelitian ini mempunyai hubungan

dengan kepekaan siswa yakni peran serta siswa dalam kegiatan pengelolaan

lingkungan hidup. Peran ini misalnya diwujudkan dalam bentuk membuang

sampah pada tempatnya, membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar yang

kotor, ikut kerja bakti, dan tidak melakukan hal-hal yang mengakibatkan

kerusakan lingkungan hidup.

Siswa sekolah menengah pertama berada pada masa-masa transisi dari

anak-anak ke dewasa, jadi bisa disebut dengan masa remaja. Masa remaja ini

Page 30: contoh skripsi

15

terbagi tiga periode yaitu masa peural, masa pubertas, dan masa adolesen, seperti

yang diuraikan berikut ini:

Masa peural atau praremaja berlangsung dari umur 12 tahun sampai 14 tahun, masa ini ditandai dengan adanya sifat suka menentang dan suka berkelompok. Masa pubertas remaja berlangsung dari umur 14 tahun sampai 18 tahun. Ciri yang menonjol pada masa ini adalah suka memuja dan merindukan sesuatu, sehingga masa ini dinamakan masa merindu puja yang tujuannya untuk kegembiraan dan kepuasan. Masa adolesensi atau remaja akhir berlangsung dari umur 18 tahun sampai 21 tahun, pada masa ini kepribadian anak mulai terbentuk sehingga tidak banyak kegoncangan. (Warkitri. Chasiyah & Mardiyati, 2002: 15).

Siswa sekolah menengah pertama rata-rata berumur 12-16 tahun,

sehingga termasuk dalam kategori masa praremaja dan awal pubertas. Siswa kelas

II sekolah menengah pertama, sebagai sampel penelitian ini termasuk pada masa

peural atau praremaja.

Kondisi remaja awal (pubertas) ditandai dengan “Terjadi perubahan

biologis yang mengakibatkan pertumbuhan fisik yang pesat diikuti

berkembangnya pikiran-pikiran dan fantasi baru, cepat tertarik pada lawan jenis,

berfantasi erotik, kepekaan berlebihan, serta berkurangnya kendali ego sehingga

remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa” (Warkitri. Chasiyah &

Mardiyati, 2002: 17).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan kondisi siswa

sekolah menengah pertama memiliki jiwa atau kepribadian yang masih labil atau

dalam fase pencarian jati diri menuju kedewasaan. Oleh karena itu dalam masa-

masa itu pengaruh dari luar bisa berdampak negatif kalau tidak bisa menerima dan

menyaring dengan baik. Kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana

pengaruh positif yang bisa diambil siswa dari menu media massa, dalam hal ini

ialah informasi tentang lingkungan hidup yang berpengaruh pada peran serta

siswa terhadap pengelolaan lingkungan hidup.

4. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sebelum didefinisikan pengertian dari pengelolaan lingkungan hidup,

perlu dijelaskan dahulu pengertian lingkungan hidup. Pengertian lingkungan

Page 31: contoh skripsi

16

hidup merujuk pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang

pengelolaan lingkungan hidup (2006: 3) yaitu “Lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia

dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perkehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.

Berdasarkan pengertian tersebut lingkungan bukanlah sekedar apa yang

hadir di sekitar manusia, tetapi yang hadir dan berpengaruh terhadap

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya. Oleh karena itu pembinaan lingkungan hidup sangat penting, karena

hanya dalam lingkungan yang baik manusia dapat hidup dengan nyaman dan

sejahtera. Dengan pemeliharaan oleh manusia yang baik, lingkungan hidup tetap

terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan serta dikembangkan secara

optimal.

Kualitas lingkungan berhubungan erat dengan kualitas hidup. Semakin

baik kualitas lingkungan hidup maka semakin baik pula pengaruhnya bagi

kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan lingkungan hidup

agar dicapai yang selaras dan dinamis bagi manusia dan makhluk hidup lain di

lingkungannya. Pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada pasal 1 ayat 2

Undang-Undang tentang pengelolaan lingkungan hidup yaitu “Pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan

hidupnya yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan” (Undang-

Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 3).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijelaskan pengelolaan

lingkungan hidup mencakup 7 (tujuh) langkah upaya yang dilakukan secara

terpadu yaitu:

1) Kebijaksanaan penataan

2) Pemanfaatan

3) Pengembangan

4) Pemeliharaan

5) Pemulihan

Page 32: contoh skripsi

17

6) Pengawasan

7) Pengendalian lingkungan

Siswa berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup pada penelitian ini

disesuaikan dengan kemampuannya. Peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup dalam penelitian ini dibatasi 4 (empat) upaya dari 7 (tujuh)

upaya terpadu di atas, yang sekiranya dapat dilakukan oleh siswa sekolah

menengah pertama meliputi : 1. pemanfaatan, 2. pemeliharaan, 3. pemulihan, dan

4. pengawasan. Ketiga upaya lainnya seperti kebijaksanaan penataan,

pengembangan dan pengendalian lingkungan lebih tepat dan mampu dilakukan

oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah yang dibantu instansi yang menangani

lingkungan hidup serta LSM, sedangkan masyarakat tinggal mendukung upaya

tersebut.

Pengelolaan lingkungan pada dasarnya bertujuan tercapainya hubungan

keselarasan antara manusia dengan lingkungannya dalam jangka panjang dan

terkendalinya permintaan masyarakat terhadap sumber daya lingkungan yang

diperkirakan semakin langka dimasa depan, sementara jumlah penduduk semakin

meningkat.

Pengelolaan lingkungan dapatlah kita artikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat memenuhi dengan sebaik-baiknya. Karena persepsi tentang kebutuan dasar, terutama untuk kelangsungan hidup yang manusiawi, tidak sama untuk semua golongan masyarakat dan berubah-ubah dari waktu ke waktu, pengelolaan lingkungan haruslah bersifat lentur. (Soemarwoto, 1997: 76).

Kemudian dijelaskan dengan kelenturan itu seseorang berusaha untuk

tidak menutup pilihan golongan masyarakat tertentu untuk mendapatkan

kebutuhan dasarnya. Kelenturan dalam pengelolaan lingkungan haruslah dapat

memberikan akomodasi pada penyesuaian diri yang tidak sehat, meskipun

adaptasi demikian mempunyai nilai dalam mempertahankan kelangsungan hidup,

misalnya hidup dengan air yang tercemar itu haruslah dianggap manusiawi.

Mutu lingkungan yang baik didapatkan lewat usaha antara lain dengan

memperbesar manfaat lingkungan atau memperkecil resiko lingkungan serta

Page 33: contoh skripsi

18

dilaksanakan berdasarkan pada kebijaksanaan pembangunan berwawasan

lingkungan.

Unsur-unsur yang diperlukan manusia dalam hidupnya didapatkan dari

lingkungan. Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki

daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya, sehingga

manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa

yang dikehendaki.

Manusia memiliki kemampuan mengubah lingkungan sehingga menimbulkan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial. Hubungan timbal balik antara masing-masing lingkungan ini dengan manusia berbeda-beda sesuai dengan hukum yang berlaku dalam masing-masing lingkungan. (Salim, 1982: 104).

Komponen lingkungan hidup berdasarkan kutipan di atas yang dijadikan

sasaran pengelolaan lingkungan. Komponen lingkungan hidup ialah lingkungan di

mana manusia tinggal yaitu mencakup lingkungan fisik, lingkungan biologis dan

lingkungan sosial.

Lingkungan fisik terdiri atas zat dan benda abiotik, seperti air, udara, sungai, pegunungan, benda-benda ciptaan manusia seperti gedung, kendaraan dan lain-lain. Dalam lingkungan biologis terdapat berbagai organisme hidup seperti tumbuhan, hewan, jasad renik, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan sosial dipengaruhi oleh sikap kemasyarakatan, sikap kerohanian, sikap kelakuan masyarakat dan lain-lain. (Salim, 1982: 104).

Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya kadang

dan bahkan sering terjadi masalah seperti yang diuraikan berikut ini:

Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi manusia. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat permukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi ini telah mengakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan hidup. Di negara yang sedang berkembang yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah, kerusakan hutan dan tata air yang disertai kepunahan tumbuhan dan hewan, dan erosi tanah, serta sanitasi yang buruk yang menyebabkan berkecambuknya penyakit infeksi dan parasit, merupakan masalah lingkungan yang mencekam di daerah itu. (Soemarwoto, 1997: 9).

Page 34: contoh skripsi

19

Permasalahan lingkungan hidup diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk

dan bagaimana manusia tersebut menyesuaikan diri antara kebutuhan dan

lingkungannya. Permasalahan lingkungan hidup yang timbul seperti pencemaran

lingkungan, limbah, bahan berbahaya dan beracun, limbah bahan berbahaya dan

beracun, pengrusakan lingkungan hidup, serta sengketa lingkungan hidup. Semua

permasalahan lingkungan tersebut dijelaskan pada Undang-Undang No. 23 Tahun

1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan dijelaskan

pasal 1 ayat 12 bahwa:

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. ( Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 4).

Masalah limbah dijelaskan pada pasal 1 ayat 16 bahwa “Limbah adalah sisa suatu

usaha dan/atau kegiatan” (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 5). Bahan

berbahaya dan beracun dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 bahwa “Bahan berbahaya

dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya,

baik langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan

lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup

lainnya”. (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 5). Pada pasal 1 ayat 18

dijelaskan tentang limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu:

Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.(Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 5).

Pengrusakan lingkungan dijelaskan pada pasal 1 ayat 14 bahwa

“Pengrusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan berkelanjutan” (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 5).

Page 35: contoh skripsi

20

Sengketa lingkungan hidup dijelaskan pada pasal 1 ayat 19 bahwa “Sengketa

lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang

ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup” (Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, 2006: 6).

Permasalahan lingkungan hidup yang ada perlu dicarikan solusi

secepatnya. Pentingnya lingkungan hidup yang nyaman bagi kehidupan manusia,

maka perlu adanya pengelolaan lingkungan hidup agar dicapai hubungan yang

selaras dan dinamis bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di lingkungannya.

Materi, energi dan informasi merupakan hal penting bagi permasalahan

lingkungan hidup. Soemarwoto (1997: 22) mengungkapkan bahwa: “Arus materi,

energi dan informasi dalam suatu komunikasi antara beberapa komunitas

mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti halnya arus uang dalam

ekonomi”. Ekologi merupakan inti dari permasalahan lingkungan hidup.

Inti permasalahan lingkungan hidup adalah makhluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi. (Soemarwoto, 1997: 22).

Pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

lingkungan hidup ditentukan oleh besarnya informasi yang didapat individu

maupun masyarakat dalam penelitian ini siswa sekolah menengah pertama.

Menurut John Locke dalam Warkitri. Chasiyah & Mardiyati (2002: 11)

mengemukakan “Anak lahir seperti kertas putih yang belum ada coretannya dan

pendidik bisa menulis kertas tersebut menurut seleranya”. Pendapat tersebut

merupakan teori empirisme atau dinamakan teori tabula rasa yang optimis

terhadap pendidikan yaitu “Menurut teori ini manusia tidak memiliki pembawaan,

sehingga seluruh perkembangan hidupnya ditentuan oleh lingkungan hidup dan

pendidikan” (Warkitri. Chasiyah & Mardiyati, 2002: 11). Lingkungan siswa

diartikan sebagai berikut:

Page 36: contoh skripsi

21

Yang bermaksud lingkungan adalah keadaan sekeliling anak, lingkungan dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan person dan nonperson. Lingkungan person adalah berupa pergaulan dengan manusia lain, sedangkan lingkungan nonperson adalah meliputi keadaan iklim letak rumah, ekonomi, film bacaan dsb. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak secara individual tidak selalu sama, tetapi secara umum lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan anak. (Warkitri. Chasiyah & Mardiyati, 2002: 9).

Remaja mengalami perkembangan sosial, sehingga ini mengakibatkan

lingkungan pergaulan remaja yang lebih luas baginya seperti dikemukakan berikut

ini:

Pada masa kanak-kanak pergaulan sosialnya dimulai dengan terbatas pada lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan dengan pergaulan antar keluarga di lingkungan tetangga. Setelah menginjak masa remaja pergaulan sosial tersebut bertambah luas, yakni mulai memasuki lingkungan masyarakat. (Warkitri. Chasiyah & Mardiyati, 2002: 28).

Berpijak pada pendapat tersebut, kaitannya dengan penelitian ini, peran

serta siswa pada pengelolaan lingkungan hidup sebatas pada lingkungan pergaulan

siswa yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat

sekitar tempat tinggal.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian oleh

Suwarno (2001), dengan judul “Hubungan Perolehan Informasi Media Massa

dengan Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Lingkungan Hidup di Kota

Madiun”. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa komponen-

komponen komunikasi yakni: komunikator, pesan, media amat perkasa dalam

mempengaruhi komunikan. Perolehan informasi lingkungan hidup di media massa

dapat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat pada lingkungan hidup.

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Suwarno (2001)

disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Page 37: contoh skripsi

22

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Relevan

PERSAMAAN Suwarno (2001) Damis Sriharti (2007)

Tema Hubungan perolehan

informasi media massa

dengan sikap dan tindakan

masyarakat terhadap

lingkungan hidup

Hubungan tingkat keterpaan

media massa dengan peran

serta dalam pengelolaan

lingkungan hidup

Metode Korelasional korelasional

PERBEDAAN Suwarno (2001) Damis Sriharti (2007)

Tempat Kota Madiun SMP Negeri 1 Teras

Boyolali

Responden Kepala keluarga di daerah

Kota Madiun

Siswa kelas II SMP Negeri 1

Teras Boyolali tahun ajaran

2005/2006

Teknik

pengambilan

sampel

Stratified random sampling

atau sampl acak bertingkat

Cluster random sampling

atau sampel acak

berkelompok

Teknik analisis

data

Korelasi Ranking Kendall (T) Regresi-korelasi sederhana

C. Kerangka Pemikiran

Manusia dan lingkungannya merupakan bagian yang penting bagi

berlangsungnya kualitas kehidupan bumi. Manusia merupakan pengelola,

sedangkan lingkungan adalah sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk

kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Hubungan antara manusia dan

lingkungan adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan

dipengaruhi. Sumberdaya manusia yang rendah dalam segi moral dan

pengetahuan akan mengakibatkan kerusakan bagi lingkungan serta makhluk hidup

lain yang tinggal di bumi. Hubungan antara manusia dan lingkungan yang buruk

Page 38: contoh skripsi

23

akan mengakibatkan masalah bagi manusia dan lingkungannya, sehingga perlu

cara yang baik agar terjadi keseimbangan yaitu pengelolaan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan berkelanjutan bisa

memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan. Permasalahan lingkungan hidup

yang ada, pada prinsipnya memerlukan saluran komunikasi untuk disosialisasikan

kepada masyarakat. Salah satu saluran komunikasi yang ada dalam masyarakat

adalah media massa yang memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat.

Sejauh mana masyarakat bisa menerima informasi tentang pengelolaan

lingkungan hidup dari media massa perlu diteliti lebih lanjut.

Di era informasi saat ini kebutuhan manusia yang paling mendasar, baik

individu maupun masyarakat adalah kebutuhan akan informasi. Ketergantungan

manusia akan informasi sudah merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat

dibantah lagi. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan esensial bagi

pengembangan hidupnya. Kebutuhan akan informasi itu didorong oleh keinginan

manusia untuk mengembangkan diri dari perikehidupannya yang lebih baik.

Informasi tersebut bisa didapatkan dari media massa. Pesatnya perkembangan

media massa baik cetak maupun elektronik memberikan pengaruh yang besar bagi

pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Media massa dengan berbagai menu

sajiannya mengakibatkan dampak positif dan juga negatif bagi masyarakat.

Peserta didik atau siswa yang kondisi kepribadiannya masih labil, rentan

akan pengaruh negatif media massa. Penelitian ini berusaha mencari hubungan

positif keterpaan media massa terhadap siswa, khususnya siswa sekolah

menengah pertama. Media massa mempunyai fungsi sebagai sumber informasi,

pendidikan dan hiburan. Informasi dan pengetahuan tentang masalah dan

pengelolaan lingkungan hidup disajikan melalui media massa. Keterpaan media

massa terhadap siswa akan berpengaruh terhadap peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Semakin banyak siswa menerima keterpaan media

massa maka pengetahuan mengenai masalah lingkungan hidup semakin baik.

Wujud nyata pada siswa adalah peran sertanya terhadap pengelolaan

lingkungan hidup tersebut meliputi pemanfaatan, pemeliharaan, pemulihan, dan

pengawasan yang dilakukan pada lingkungan siswa yaitu lingkungan sekolah,

Page 39: contoh skripsi

Tingkat keterpaanmedia massa

Peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

24

lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Komponen lingkungan hidup

dijadikan sebagai sasaran pengelolaan lingkungan hidup, meliputi lingkungan

fisik/abiotik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial agar dicapai kehidupan

yang selaras dan dinamis dengan terwujudnya lingkungan yang baik dan sehat.

Bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Alur Pemikiran

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan

maka dapatlah dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:

“Ada korelasi antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa

dalam pengelolaan lingkungan hidup”.

Page 40: contoh skripsi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Teras. Sekolah ini terletak di

Kecamatan Teras yang termasuk dalam Kabupaten Boyolali, yang daerahnya

masih pedesaan. Lingkungan hidup di Kecamatan Teras, jika dilihat dari

lingkungan fisik daerah cenderung heterogen. Kecamatan Teras terdiri atas 13

(tiga belas desa), dan dapat terbagi atas tiga zona berdasarkan letak dan ciri-ciri

fisiknya.

Di bagian utara kondisi fisik wilayah ini lebih berkontur lebih tajam dan

merupakan daerah tadah hujan yaitu Desa Krasak, Desa Gumukrejo, dan Desa

Tawangsari. Bagian tengah merupakan daerah tegalan yaitu Desa Mojolegi, Desa

Teras dan Desa Randusari, dan daerah barat bagian tengah ini adalah wilayah

industri dengan adanya beberapa pabrik tekstil yaitu di Desa Randusari. Bagian

selatan Kecamatan Teras merupakan daerah pertanian persawahan yaitu Desa

Sudimoro, Desa Bangsalan, Desa Salakan, Desa Nepen, Desa Kopen, Desa

Kadireso, dan Desa Doplang, tetapi di Desa Sudimoro sebagian daerahnya

merupakan tegalan. Di Desa Nepen terdapat satu pabrik tekstil, dan bagian selatan

paling ujung merupakan daerah industri rumah tangga rambak (kerupuk dari

terigu dan kanji) dan industri batu bata secara konvensional yaitu Desa Kopen dan

Desa Doplang. Di Desa Doplang juga merupakan daerah usaha perikanan jenis

lele yang cukup maju.

SMP Negeri 1 Teras berada di wilayah Desa Teras, dan terletak di Jl. Raya

Solo-Semarang km 10. Letak gedung sekolah ini berada di sebelah selatannya

lapangan Teras. Lokasi sekolah ini dapat dilihat pada peta lokasi penelitian pada

Gambar 3, berikut ini:

25

Page 41: contoh skripsi

26

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Page 42: contoh skripsi

27

2. Waktu Pelaksaaan

Waktu penelitian dilaksanakan secara keseluruhan pada Bulan Januari

2006 yang dimulai dengan tahap persiapan yaitu penyusunan proposal penelitian.

Kemudian penulisan laporan penelitian ini selesai pada Bulan Juni 2007. Waktu

pelaksanaan penelitian ini secara rinci dibagi dalam tahap-tahap seperti Tabel 2

berikut ini:

Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. KegiatanTahun 2006 Tahun 2007

Jan Feb Mar Apr Mei Juni - Des Jan - Juni 1 Persiapan

2 Penyusunan Instrumen

3 Pengumpulan Data

4 Tabulasi dan Analisa Data

5 Penulisan Laporan

B. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 136) “Metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Desain

penelitian yang digunakan ialah deskriptif korelasional. Sugiyanto (2003: 54)

menyatakan “Desain penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan

deskripsi tentang suatu kenyataan atau menguji hubungan antar kenyataan yang

telah ada atau telah terjadi pada subjek”.

Alasan digunakannya metode deskriptif karena penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Lebih lanjut Sugiyanto (2003: 54) menjelaskan mengenai

deskriptif korelasional yakni “Fokus dalam desain ini adalah pengukuran terhadap

hubungan antar dua fenomena atau lebih”.

Page 43: contoh skripsi

28

Metode deskriptif korelasional berkelanjutan dari metode deskriptif. Adapun langkah-langkah dalam desain penelitian deskripsi korelasional adalah sebagai berikut:1. Menentukan masalah

Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola fenomena yang kompleks yang memerlukan pemeliharaan. Variabel dan hubungan variabel harus didasarkan pada teori yang dibuat dan nalar rasional.

2. Penentuan subjek Subjek harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian, serta homogen dalam faktor diluar variabel yang diteliti. Jika kurang homogen perlu diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok tertentu.

3. Pengumpulan data Instrumen penelitian yang dapat digunakan antara lain: angket, tes pedoman interview.

4. Analisis data.(Sugiyanto, 2002: 55).

Menurut Suryabrata (1997: 24) “Tujuan penelitian korelasional adalah

untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan

variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien

korelasi”.

C. Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Arikunto (2002: 108) mendefinisikan “Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMP Negeri 1

Teras Kabupaten Boyolali. Selanjutnya sebagai populasi sasaran yang dijadikan

subyek penelitian adalah siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras. Jumlah siswa kelas

II berjumlah 213 siswa yang terbagi menjadi 5 kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,

2002: 109). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Cluster

Random Sampling atau penarikan sampel secara berkelompok. Sugiyanto (2003:

Page 44: contoh skripsi

29

24) menjelaskan “Cluster Random Sampling (CRS) adalah penarikan sampel yang

dilakukan berdasarkan unit kelompok”. Dalam penelitian ini populasi tersebar

secara merata dalam 5 unit kelas, yang masing-masing mempunyai ciri yang sama

(mirip) atau homogen.

Sampel berjumlah 65 siswa yang diambil 30% dari jumlah siswa masing-

masing kelompok kelas dan diambil secara acak dengan cara undian. Kelompok

kelas ada 5, yaitu terdiri atas kelas IIA, IIB, IIC, IID, dan IIE. Sampel kelas IIA

diambil sebanyak 12 siswa. Kelas IIB, IIC, dan IID masing-masing diambil

sebanyak 13 siswa. Sedangkan kelas IIE diambil sampel sebanyak 14 siswa. Ada

perbedaan jumlah sampel untuk masing-masing kelas karena jumlah siswa tiap

kelas tidak sama.

Kelas IIA berjumlah 41, sehingga sampel yang diambil 12 siswa (dari

perhitungan 30% x 41 = 12,3 dibulatkan menjadi 12). Kelas IIB dan IIC jumlah

siswanya 42, sehingga sampel yang diambil 13 siswa (dari perhitungan 30% x 42

= 12,6 dibulatkan menjadi 13). Kelas IID berjumlah 43 siswa, sehingga sampel

yang diambil 13 siswa (dari perhitungan 30% x 43 = 12,9 dibulatkan menjadi 13).

Sampel kelas IIE diambil sampel sebanyak 14 siswa dari jumlah siswa sebanyak

45 (perhitungannya 30% x 45 = 13,5 dibulatkan menjadi 14).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

teknik kuesioner. Arti kuesioner menurut Arikunto (2002: 128) “Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam artian laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sumber

data dari teknik kuesioner ini ialah responden dan data yang diperoleh berupa data

primer. Data primer yang diperoleh dari penelitian ini ialah:

1. Data Tentang Tingkat Keterpaan Media Massa

Data ini ialah data variabel bebas dari penelitian. Skala penelitian yang

digunakan ialah skala interval. Skala pengukuran operasionalnya digunakan skala

Page 45: contoh skripsi

30

likert yang dimodifikasi. Agar data yang diperoleh sesuai yang dibutuhkan, maka

perlu di ketahui definisi operasional variabel bebas penelitian sebagai berikut:

Variabel bebas penelitian ini ialah tingkat keterpaan media massa yaitu

keseringan siswa dalam menerima informasi tentang lingkungan hidup dari media

massa baik cetak maupun elektronik.

Dimensi variabel bebas yaitu keseringan keterpaan siswa terhadap sajian/acara,

informasi dan berita tentang lingkungan hidup dari media massa, indikatornya

adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Keterpaan Media Cetak

Sebagai indikatornya adalah:

1) Keseringan membaca surat kabar

2) Keseringan membaca majalah

3) Keseringan membaca selebaran

b. Tingkat Keterpaan Media Elektronik

Sebagai indikatornya adalah:

1) Keseringan melihat televisi

2) Keseringan mendengarkan radio

2. Data Tentang Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Data ini ialah data variabel terikat dari penelitian. Skala penelitian yang

digunakan ialah skala interval dan skala pengukuran operasionalnya digunakan

skala likert yang dimodifikasi. Agar data yang diperoleh sesuai yang dibutuhkan,

maka perlu di ketahui definisi operasional variabel bebas penelitian sebagai

berikut:

Variabel terikat penelitian ini adalah peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup yaitu keseringan keikutsertaan atau kontribusi tindakan yang

diberikan siswa untuk menjaga atau memperbaiki keadaan lingkungannya baik

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat tempat

tinggal.

Page 46: contoh skripsi

31

Dimensi variabel terikat berdasarkan komponen lingkungan hidup yaitu:

keseringan peran serta siswa pada lingkungan fisik/abiotik, lingkungan biologis

dan lingkungan sosial.

a. Dimensi Peran Serta pada Lingkungan Fisik/abiotik

Sebagai indikatornya adalah:

1) Membuang sampah

2) Membersihkan lingkungan

b. Peran Serta pada Lingkungan Biologis

Sebagai indikatornya adalah:

1) Penghijauan

2) Tidak mengganggu/memusnahkan kehidupan fauna dan jazad renik

c. Peran Serta pada Lingkungan Sosial

Sebagai indikatornya adalah:

1) Melapor jika terjadi pengrusakan lingkungan

2) Membantu moril/materiil pada korban bencana alam dan wabah

penyakit.

3) Bakti sosial

Ruang lingkup kajian pengelolaan lingkungan hidup pada penelitian ini

didasarkan pada pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang

pengelolaan lingkungan hidup (2006: 3), dijelaskan bahwa pengelolaan

lingkungan hidup mencakup 7 (tujuh) langkah upaya yang dilakukan secara

terpadu yaitu:

1) Kebijaksanaan penataan

2) Pemanfaatan

3) Pengembangan

4) Pemeliharaan

5) Pemulihan

6) Pengawasan

7) Pengendalian lingkungan

Peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup, pada penelitian ini

disesuaikan dengan kemampuan yang bisa dilakukan oleh siswa sekolah

Page 47: contoh skripsi

32

menengah pertama. Pengelolaan lingkungan hidup dalam penelitian ini dibatasi 4

upaya dari 7 upaya di atas yang sekiranya bisa dilakukan oleh siswa sekolah

menengah pertama meliputi:

1) Pemanfaatan

2) Pemeliharaan

3) Pemulihan

4) Pengawasan.

Ketiga upaya lainnya seperti kebijaksanaan penataan, pengembangan dan

pengendalian lingkungan lebih tepat dan mampu dilakukan oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah yang dibantu instansi yang menangani lingkungan hidup serta

LSM, sedangkan masyarakat tinggal mendukung upaya tersebut.

3. Menyusun Angket Penelitian

Langkah-langkah penyusunan angket dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menyusun Kisi-Kisi Angket

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur

yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa

kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket yang dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3 untuk variabel tingkat keterpaan media massa dan Tabel 4 untuk

variabel peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kisi-kisi

angket tersebut selanjutnya dijadikan pedoman menyusun butir-butir

pertanyaan sebagai instrumen penelitian.

Page 48: contoh skripsi

33

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Variabel Tingkat Keterpaan Media Massa

Variabel

Penelitia

n

Aspek Indikator

No Item Pertanyaan

+ - E

Tingkat

keterpaan

media

massa

a.Keterpaan

media

cetak

1) Keseringan

membaca surat

kabar

2) Keseringan

membaca

majalah

3) Keseringan

membaca

selebaran

1,2,3,4,5

6,7,8,9,10

11,12,13,14,15

5

5

5

b.Keterpaan

media

elektronik

1) Keseringan

melihat dan

mendengarkan

televisi

2) Keseringan

mendengarkan

radio

16,17,18,19,20

21,22,23,24,25

5

5

Jumlah 25

Keterangan Tabel 3: ( + ) = soal yang penafsiran jawabannya positif. ( - ) = soal yang penafsiran jawabannya negatif. E = jumlah soal.

Page 49: contoh skripsi

34

Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Variabel Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Komponen Lingkungan HidupEFisik/Abiotik Biologis Sosial

+ - + - + -

1. Pemanfaatan 23 27 2

2. Pemeliharaan 4,5, 6, 8,

16

1, 2, 3,

7, 17, 30

32 25, 31

14

3. Pemulihan 9,12,

26

14, 15, 28

13, 20, 22

9

4. Pengawasan 19 11,

29

10, 18, 21

24 7

Jumlah 6 6 4 4 8 4 32

Keterangan Tabel 4: ( + ) = soal yang penafsiran jawabannya positif. ( - ) = soal yang penafsiran jawabannya negatif. E = jumlah soal.

b. Pembuatan Butir Soal

Item atau butir soal angket tingkat keterpaan media massa dan peran

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan dibuat berdasarkan kisi-kisi angket

yang telah disusun sebelumnya. Langkah-langkah pembuatan angket sebagai

berikut:

1) Membuat surat pengantar yang berfungsi mengantar angket yang dikirim

kepada responden sehingga mereka tahu siapa pengirim angket tersebut

dan tujuan angket.

2) Membuat pedoman atau petunjuk pengisian angket.

3) Membuat item pertanyaan yang akan diberikan dan sekaligus disertai

alternatif jawabannya.

4) Membuat skoring atau penilaian angket. Penilaian angket dalam penelitian

ini menggunakan skala Likert yang dimodifikasi dengan soal disertai

Page 50: contoh skripsi

35

empat pilihan tindakan yang memiliki kemungkinan jawaban sebagai

berikut:

1) Pertanyaan positif (+) skornya adalah:

Selalu = 4, Sering = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1.

2) Pertanyaan negatif (-) skornya adalah:

Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3, Tidak Pernah = 4.

Angket penelitian yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket terdiri dari 25

butir soal untuk variabel tingkat keterpaan media massa dan 32 soal untuk

variabel peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.

c. Uji Coba Angket

Data merupakan hal yang sangat penting guna membuktikan

kebenaran hipotesis yang dirumuskan. Maka data dalam setiap penelitian

adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan obyektif. Instrumen

penelitian yang digunakan haruslah merupakan instrumen yang baik,

“Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan

reliabel” (Arikunto, 2002: 144). Menurut Mueller (1992: 67) “Reliabilitas dan

validitas adalah kriteria tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat

dan prosedur pengukuran. Jika instrumen penelitian adalah valid (sah) ini

berarti mengukur benda dengan tepat-apa yang hendak diukur”.

Sebelum angket diberikan kepada responden yang sebenarnya, perlu

diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar angket yang digunakan

dalam penelitian memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya. Dalam

penelitian ini uji coba dilakukan terhadap siswa dalam satu populasi tetapi

tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian. Uji coba angket dilakukan pada

20 siswa yang termasuk anggota populasi tetapi bukan anggota sampel. Daftar

siswa untuk uji coba angket dapat dilihat pada lampiran 1. Uji validitas dan

reliabilitas dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1) Uji Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan instrument” (Arikunto, 2002: 144). Uji validitas

Page 51: contoh skripsi

36

digunakan untuk menguji apakah butir-butir soal yang diujikan dapat

mengukur keadaan respondan yang sebenarnya. Uji validitas ini mengukur

validitas butir-butir soal tersebut. Menurut Arikunto (2002: 145) “Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

Langkah pertama sebelum dilakukan perhitungan validitas adalah

dengan membuat tabel skor variabel X (dapat dilihat pada lampiran 2) dan

tabel skor variabel Y (dapat dilihat pada lampiran 5). Kemudian setelah itu

dilakukan perhitungan harga-harga untuk mencari validitas yaitu

∑ X ,∑ X2 ,∑ XY , dan r hitung. Contoh perhitungan uji validitas

variabel tingkat keterpaan media massa dapat dilihat pada lampiran 3, dan

untuk perhitungan uji validitas variabel peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah

dikonsultasikan dengan rtabel ternyata terdapat 2 butir soal variabel X yang

tidak valid yaitu no item soal 16 dan 25 dan 3 butir soal pada variabel Y

yaitu no item soal 14, 25 dan 30.

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan rumus Product

Moment dari Pearson yaitu:

r xy =N∑ XY - (∑ X ) (∑Y )

√ {N ∑ X 2 - (∑ X )2} {N ∑Y 2 - (∑Y )2}(Arikunto, 2002: 146)

Setelah perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan

angka kritik dari tabel korelasi nilai r dengan tarif signifikan 5 %, kriteria

pengujian valid apabila rhitung > ttabel atau tidak valid apabila rhitung < ttabel

Validitas untuk variabel tingkat terpaan media massa (X) secara

ringkas dapat dilihat dari Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Validitas untuk Variabel Tingkat Keterpaan Media Massa (X)

Page 52: contoh skripsi

37

No r hit Keterangan No r hit Keterangan

1. 0.667** Valid 14. 0,587** Valid

2. 0,672** Valid 15. 0,798** Valid

3. 0,598** Valid 16. -0,426* Tidak valid

4. 0,778** Valid 17. 0,866** Valid

5. 0,694** Valid 18. 0,838** Valid

6. 0,567** Valid 19. 0,779** Valid

7. 0,581** Valid 20. 0,892** Valid

8. 0,831** Valid 21. 0,735** Valid

9. 0,572** Valid 22. 0,836** Valid

10. 0,725** Valid 23. 0,822** Valid

11. 0,565** Valid 24. 0,827** Valid

12. 0,892** Valid 25. 0,199* Tidak valid

13. 0,796** Valid

Keterangan Tabel 5: * r hit < r tabel 0,444** r hit > r tabel 0,444

Validitas untuk variabel peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup (Y) secara ringkas dapat dilihat dari Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Validitas untuk Variabel Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Y)

Page 53: contoh skripsi

38

No r hit Keterangan No r hit Keterangan

1. 0,866** Valid 17. 0,517** Valid

2. 0,905 ** Valid 18. 0,593** Valid

3. 0,667** Valid 19. 0,772** Valid

4. 0,753** Valid 20. 0,524** Valid

5. 0,767** Valid 21. 0,488* Valid

6. 0,900** Valid 22. 0,743** Valid

7. 0,644** Valid 23. 0,887** Valid

8. 0,667** Valid 24. 0,667** Valid

9. 0,926** Valid 25. 0,413* Tidak valid

10. 0,761** Valid 26. 0,929** Valid

11. 0,900** Valid 27. 0,900** Valid

12. 0,805** Valid 28. 0,497* Valid

13. 0,587** Valid 29. 0,639** Valid

14. 0,165* Tidak valid 30. 0,259* Tidak valid

15. 0,635** Valid 31. 0,911** Valid

Page 54: contoh skripsi

39

16. 0,945** Valid 32. 0,527** Valid

Keterangan Tabel 6: * r hit < r tabel 0,444** r hit > r tabel 0,444

2) Uji Reliabilitas

Di samping aspek validitas yang perlu dipenuhi dari suatu angket

adalah tingkat reliabilitasnya. Arikunto (2002: 154) menyatakan

“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik”.

Suatu alat ukur dikatakan reliabel manakala memenuhi syarat

reliabilitas tinggi artinya jika dikenakan pada kelompok yang berbeda akan

memberikan hasil yang sama walaupun dalam waktu yang berlainan.

Penelitian ini digunakan rumus Alpha, karena skor instrumen angket yang

digunakan adalah skala bertingkat mulai 1 sampai dengan 4 seperti yang

diungkapkan oleh Arikunto (2002: 171) “Rumus Alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya

angket atau soal bentuk uraian”. Untuk mengukur tingkat reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

r11={ kk−1 }{1−∑ δb

2

δt2 }

(Arikunto, 2002: 171)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ δb2

= jumlah varians butir

δ t2

= varians total

Page 55: contoh skripsi

40

Setelah harga rhitung diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel.

Jika rhitung > ttabel maka instrumen atau angket tersebut reliabel dan

sebaliknya jika rhitung < ttabel maka instrumen atau angket tersebut tidak

reliabel.

Reliabilitas dari variabel tingkat keterpaan media massa (X)

diperoleh r11 0,9499. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel 0,444

sehingga r11 0,9499 > rtabel 0,444 maka dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas angket diterima atau angket tersebut reliabel (dapat dilihat pada

lampiran 4). Variabel peran serta siswa dalam pengelolalaan lingkungan

hidup (Y) diperoleh angka reliabilitas sebesar r11 0,9662. Karena rhitung >

rtabel atau 0,9662 > 0,444 maka reliabilitas angket diterima atau angket

tersebut reliabel (dapat dilihat pada lampiran 7).

d. Memperbanyak dan Menyebarluaskan Angket Kepada Sejumlah Responden.

Setelah hasil uji validitas dan reliabilitas angket diketahui maka

penulis dapat mengganti atau memperbaiki item soal yang tidak valid. Item

tersebut dapat juga didrop atau tidak dipakai. Angket dalam penelitian ini

hanya digunakan item soal yang valid untuk mengukur. Item soal yang tidak

valid didrop atau tidak dipakai dalam angket penelitian yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil uji coba angket maka terdapat lima butir soal yang

dihilangkan untuk penelitian selanjutnya karena tidak valid. Angket variabel

X, tingkat keterpaan media massa terdapat dua butir soal yang tidak valid

yaitu item no 16 dan 25 sedangkan variabel Y peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup, terdapat tiga item soal yang tidak valid yaitu

item no 14, 25 dan 30. Angket penelitian yang dibagikan kepada responden

menjadi terdiri atas 23 butir soal untuk variabel tingkat keterpaan media massa

(X) (yang semula 25 butir soal pada waktu try out) dan 29 soal untuk variabel

peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) (yang semula

berjumlah 32 butir soal pada waktu try out). No item soal berubah karena ada

Page 56: contoh skripsi

41

beberapa item soal yang didrop atau dihilangkan karena tidak valid, sehingga

kisi-kisi angket penelitian berubah karena no item soal ada yang bergeser.

Kisi-kisi angket untuk penelitian yang sudah disesuaikan dengan item soal

yang valid dapat dilihat pada lampiran 8. Angket penelitian yang telah direvisi

setelah try out dapat dilihat pada lampiran 9. Angket diperbanyak dan

dibagikan kepada responden sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 65.

Daftar siswa untuk sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 10.

E. Teknik Analisis Data

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa kelas II SMP Negeri 1

Teras dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka ditempuh kerunutan analisisnya

dengan analisis regresi-korelasi sederhana karena menentukan model hubungan

antara satu variabel terikat dengan satu variabel bebas. Langkah-langkah untuk

mencapai tujuan penelitian dengan analisis regresi-korelasi sederhana ini ialah 1.

pengujian normalitas data, 2. mencari persamaan regresi sederhana, 3. pengujian

keberartian regresi, 4. pengujian linearitas regresi,5. pengujian korelasi, dan 6.

pengujian keberartian korelasi. Langkah-langkah tersebut didasarkan pada syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh regresi-korelasi linear sederhana.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam regresi linear sederhana menurut

Sudjana (2001: 33) “Dalam regresi linear sederhana itu telah kita lihat bahwa

syarat-syarat berikut perlu dipenuhi, ialah (i) bentuk regresi apakah linear atau

tidak, dan (ii) keberartian regresi, khususnya mengenai koefisien arah regresi”.

Syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi dengan pengujian kelinearan regresi dan

keberartian regresi. Tapi sebelum itu harus dipenuhi prasyarat analisis dengan uji

normalitas. Sudjana (2001: 33) mengatakan “Sampel yang berupa data

berpasangan X dan Y diambil memenuhi ketentuan-ketentuan, misalnya berupa

acak dan ditentukan berdasarkan ukuran sampel n minimum”.

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Page 57: contoh skripsi

42

Uji prasarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas data. Uji

normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisis mempunyai sebaran yang normal atau tidak. Uji normalitas data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov- Smirnov karena

data X dan Y berasal dari satu sampel dan skala pengukurannya ialah interval. Hal

ini sesuai dengan yang disampaikan Santoso (2004: 389) “Jika uji

keselarasan/goodness of fite test chi square digunakan untuk menguji data dengan

skala nominal, maka uji kolmogorov dapat dipakai untuk uji keselasaran data

yang berskala minimal ordinal”.

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan bantuan program

SPSS. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut ; H0 = Sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Melawan hipotesis tandingan H1 = Sampel

berasal dari populasi yang tidak berdistribusikan normal.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasyarat telah dipenuhi maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah

dikemukakan maka diperlukan adanya pengolahan data selama penelitian, dalam

penelitian ini digunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana. Analisis

regresi dan korelasi sederhana dalam penelitian ini dilakukan secara manual

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari persamaan garis regresi linear sederhana.

b. Menguji keberartian regresi dan kelinearan regresi.

c. Mencari koefisien korelasi.

d. Menguji keberartian korelasi

Penjelasan dari masing-masing langkah diatas adalah sebagai berikut:

a. Mencari Persamaan Regresi Sederhana

Persamaan regresi dicari untuk menggambarkan bagaimana hubungan

variabel bebas tingkat keterpaan media massa dengan variabel terikat peran

Page 58: contoh skripsi

43

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Persamaan regresi tersebut

dicari dengan rumus:

Y¿̂

¿ = a + bX

(Sudjana, 2001: 6)

Keterangan: Y¿̂

¿ = Respon yang didapat dari regresi (baca Y topi)a = Konstanta b = Koefisien arah

Harga a dan b diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

a =

(∑Y ) (∑ X2 ) − (∑ X ) (∑ XY )n∑ X 2− (∑ X )2

b =

n∑ XY− (∑ X ) (∑Y )n∑ X2−(∑ X )2 (Sudjana, 2001: 8).

b. Uji Keberartian Regresi dan Uji Linearitas Regresi

Pengujian keberartian regresi untuk mengetahui apakah bentuk

persamaan regresi antara tingkat keterpaaan media massa dengan peran serta

siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup yang didapatkan berarti atau tidak.

Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui model hubungan antara

variabel bebas tingkat keterpaaan media massa dengan variabel terikat peran

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengujian keberartian

regresi dan linearitas regresi dilakukan dengan perhitungan pada tabel analisis

varian regresi linear Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Tabel Analisis Varians Regresi Linear

SumberVarian

dk JK KT F

Total n ΣY 2 ΣY 2 -Koefisien (a)

Regresi (b/a)

1

1

JK(a) =

(∑ X )2

n

JKb/a

JK(a) =

(∑ X )2

n

S2reg = JKb/a

S2reg

S2

sis

Page 59: contoh skripsi

44

Sisa / Residu n-2JK(S)=JK(T)–JK(a)-JK(b/a)

S2sis =

JK (S)

n−2Tuna Cocok Galat/ Kekeliruan

k-2

n-l

JK(TC)

JK(G)S2

TC =

JK (TC )

k−2

S2G =

JK (G )

n−k

S2

TC

S2G

Keterangan Tabel 7:dk = derajat kebebasann = jumlah sampelk = banyaknya kelompokJK = jumlah kuadratJK(a) = jumlah kuadrat koefisien (a)JKb/a = jumlah kuadrat regresi (b/a)JK(S) = jumlah kuadrat sisa/residuJK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocokJK(G) = jumlah kuadrat galat/kekeliruanKT = kuadrat total

S2reg = varians regresi

S2sis = varians sisa/residu

S2TC = varians tuna cocok

S2G = varians galat/

kekeliruanF = Harga F hitung

Langkah-langkah:

1) Membuat pengelompokan data-data yang berharga sama berpasangan

dengan data Y.

2) Menghitung JK(b/a) dan dengan rumus:

JK(b/a) = b {∑ XY−

(∑ X ) (∑Y )n }

, dimana b =

n∑ XY− (∑ X ) (∑Y )n∑ X2−(∑ X )2

3) Menghitung harga JK(TC) dan JK(G) dengan rumus:

JKTC = JK(S) - JK (G), dan JK (G) = ∑

xi{Σ Y2 -

( Σ Y )2

ni }4) Mencari harga S2

TC dan S2G dengan rumus:

S2TC =

JK (TC )

k−2 dan S2G =

JK (G )

n−k

5) Menentukan harga F uji kelinearan regresi, dengan rumus: F =

S2

TC

S2G

Page 60: contoh skripsi

45

6) Menentukan harga F uji keberartian regresi, dengan rumus: F =

S2reg

S2

sis

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sudjana (2001: 15) “Keberartian regresi

diperiksa melalui pengujian hipotesis nol bahwa koefisien-koefisien regresi

khususnya koefisien arah b sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis

tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol”. Hipotesis

yang diajukan untuk uji keberartian ini adalah:

H0 : θ 2 = 0 (Koefisien arah regresi tidak berarti).

H1 : θ 2 ≠ 0 (Koefisien arah regresi berarti).

Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada pendapat Sudjana

(2001: 18) yaitu “Untuk menguji hipotesis nol (i) kriterianya adalah, tolak

hipotesis nol bahwa koefisien arah regresi tidak berarti jika statistik F yang

diperoleh dari penelitian lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf nyata

yang dipilih dan dk yang bersesuaian”. Kriteria pengambilan keputusan ialah:

Jika F Hitung > F tabel maka H0 ditolak

Jika F Hitung < F tabel maka H0 diterima

Maka kesimpulannya jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan H1

diterima atau koefisien arah regresi berarti, dan jika Fhitung < Ftabel maka Ho

diterima dan H1 ditolak atau koefisien arah regresi tidak berarti.

Menurut Sudjana (2001: 15) “Pemeriksaan kelinieran regresi

dilakukan melalui pengujian hipotesis nol bahwa regresi linier melawan

hipotesis tandingan bahwa regresi non linier”. Hipotesis yang diajukan untuk

menguji kelinieran ialah:

H0 = Regresi linier

H1 = Regresi non linier

Cara pengujian hipotesis nol oleh Sudjana (2001: 15) yaitu “Untuk

menguji hipotesis nol (ii) dipakai statistik F = S2TC/S2

G yang selanjutnya juga

digunakan distribusi F beserta tabelnya dengan dk pembilang (k-2) dan dk

penyebut (n-k)”. Untuk uji keberartian regresi menurut Sudjana (2001: 18)

Page 61: contoh skripsi

46

menyatakan “Ternyata bahwa untuk menguji hipotesis nol (i) dipakai statistik

F = S2reg/S2

sis yang selanjutnya gunakan distribusi F beserta tabelnya dengan dk

pembilang satu dan dk penyebut (n-2)”.Kriteria pengambilan keputusan dalam

pengujian linieritas ialah sebagai berikut:

Untuk menguji hipotesis nol (ii), tolak hipotesis bahwa regresi linier jika statistik F untuk tuna cocok yang diperoleh dari penelitian lebih besar dari harga F dari tabel menggunakan taraf nyata yang dipilih dan dk yang bersesuaian. Dalam hal lainnya hipotesis-hipotesis yang nol yang disebutkan di atas, diterima. (Sudjana 2001: 19).

Jadi keputusan diambil dengan mengkonsultasikan dengan F tabel yaitu:

Jika F Hitung > F tabel maka H0 ditolak

Jika F Hitung < F tabel maka H0 diterima

Rumus diatas akan digunakan untuk mengambil kesimpulan pengujian tuna

cocok regresi linear. Distribusi F yang digunakan diambil dari dk pembilang

(k-2) dan dk penyebut (n-k). Apabila Fhitung < Ftabel maka dapat dikatakan

bahwa model linear.

c. Menentukan Kofisien Korelasi

Pengujian korelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan tingkat keterpaan media massa dengan peran serta

siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Menentukan kofisien korelasi

sederhana antara X dengan Y, digunakan rumus Product Moment dari

Pearson sebagai berikut:

r xy =n∑ XY - (∑ X )(∑Y )

√ {n∑ X2 - (∑ X )2} {n∑Y 2 - (∑ Y )2 } (Sudjana, 1996: 369).

Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antar variabel X dan YXY = Jumlah perkalian X dan YX = Skor masing-masing itemY = Skor totaln = Jumlah subjek yang diselidikiX2 = Jumlah kuadrat dari X

Page 62: contoh skripsi

47

Y2 = Jumlah kuadrat dari Y

d. Menguji Keberartian Korelasi

Pengujian korelasi sederhana untuk mengetahui indeks hubungan

antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Hipotesis yang diajukan dalam pengujian

keberartian korelasi ini ialah:

Ho: ρ = 0

H1 : ρ¿ 0

Untuk menguji Ho: ρ = 0 melawan H1 : ρ¿ 0 digunakan statistik t seperti

yang dicantumkan dalam rumus:

“t =

r √n−2

√1−r2, selanjutnya untuk taraf nyata =α maka hipotesis kita terima

jika – t (1 - 1/2 α )< t < t (1 - 1/2 α ), di mana distribusi t yang digunakan mempunyai

dk = (n-2). Dalam hal lainnya Ho ditolak.”. (Sudjana, 1996: 380).

Page 63: contoh skripsi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Tempat Penelitian

Tempat penelitian yaitu SMP Negeri 1 Teras Boyolali yang terletak di

Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini berstatus negeri dan resmi

bernama SMP Negeri 1 Teras pada tanggal 30 Juni 1977. Awal didirikannya

sekolah ini pada tahun 1967 dengan status sekolah swasta yang baru terdaftar.

Mulai berdiri tahun 1967 sampai dengan tahun 1976, nama sekolah ini ialah SMP

Slamet Riyadi.

2. Kurikulum Sekolah

Kurikulum merupakan perencanaan pengaturan tentang bahan pelajaran

yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses belajar

mengajar. Isi kurikulum setiap saat akan diadakan perubahan yang disesuaikan

dengan kebijakan pemerintah dan kesiapan sekolah. Ketika penelitian kurikulum

yang digunakan SMP Negeri 1 Teras untuk kelas II dan III, masih menggunakan

kurikulum 1994 yang disempurnakan. Penggunaan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) baru diterapkan pada siswa kelas VII (atau kelas I).

3. Kondisi Fisik Sekolah

Luas lahan SMP Negeri 1 Teras ialah 10.934 m2, sedangkan luas

bangunannya adalah 4.658 m2. Bangunan fisik secara keseluruhan terbagi menjadi

45 ruang, yang terdiri 15 ruang untuk ruang kelas dan ruang-ruang lain sebagai

penunjang kegiatan belajar mengajar. Perincian secara detail untuk masing-

masing ruang dapat dilihat pada lampiran 24.

Sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai mendukung keterpaan siswa

terhadap media massa yaitu ruang perpustakaan seluas 169m2 dengan kondisi

baik. Ruang komputer seluas 56m2 dengan 17 unit komputer dengan kondisi baik,

dapat dimanfaatkan sebagai penunjang keterpaan siswa terhadap media massa,

apabila sekolah melengkapi dengan fasilitas internet.

48

Page 64: contoh skripsi

49

4. Kondisi Guru dan Siswa

a. Kondisi Guru

Struktur organisasi SMP Negeri 1 Teras dapat dilihat pada lampiran

24, sedangkan kondisi guru sekolah ini dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Kondisi Guru SMP Negeri 1 Teras

No Status Guru Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 38

2 Guru Tidak Tetap (GTT) 5

3 Guru Bantu (GB) 4

Jumlah Total 47

Sumber: Data Sekunder Tahun 2006

b. Kondisi Siswa

Siswa SMP Negeri 1 Teras keseluruhan pada saat penelitian berjumlah

627 siswa, yang terbagi dalam tiga tingkat kelas dan terdiri dari 5 kelas untuk

masing-masing tingkat. Secara rinci jumlah siswa dapat dilihat pada Tabel 9

berikut ini:

Tabel 9. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Teras

No Kelas Jumlah Kelas Jumlah

1 VII atau I 5 208

2 II 5 213

3 III 5 206

Jumlah Total 15 627

Sumber: Data Sekunder Tahun 2006

B. Deskripsi Data

Variabel penelitian yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu satu variabel

bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah tingkat keterpaan media

massa (X) dan variabel terikatnya adalah peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup (Y). Subyek penelitiannya ialah siswa kelas II (dua) SMP

Page 65: contoh skripsi

50

Negeri 1 Teras dengan populasinya sebanyak 213 siswa. Deskripsi data penelitian

variabel X dan Y dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Skor Tingkat Keterpaan Media Massa

Tingkat keterpaan media massa dalam penelitian ini, sebagai variabel

bebas atau variabel prediktor. Tabel skor hasil penelitian tingkat keterpaan media

massa dapat dilihat pada lampiran 11. Skor tertinggi variabel X secara empiris

dalam penelitian ini 68 dan skor terendahnya 30. Tapi jika secara teoritis skor

tertinggi untuk variabel X ialah 92 (dari perhitungan 23 soal x 4 = 92) dan skor

terendahnya adalah 23 (dari perhitungan 23 soal x 1 = 23).

Besarnya mean (X ) atau rata-rata hitung variabel X yaitu sebesar 50,70.

Median atau skor tengah-tengah yaitu sebesar 46, sedangkan modusnya atau skor

yang kali sering muncul yaitu sebesar 59. Perhitungan selanjutnya dapat diketahui

besarnya standar deviasi (simpangan baku) sebesar 7,71. Perhitungan standar

deviasi (SD) dapat dilihat pada lampiran 13 dan deskripsi data keseluruhan dapat

dilihat pada tabel Descriptive Statistics lampiran 15. Posisi mean (X ) atau rata-

rata hitung dari skor teoritis terletak pada 55,10 % (dari perhitungan 50,70 / 92 x

100%). Mean terletak pada posisi 55,10 % dari skor teoretis, ini berarti bahwa

rata-rata tingkat keterpaan media massa siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras

Boyolali tidak tinggi atau hanya sedang.

Penyajian data distribusi frekuensi bergolong didasarkan pada aturan

sturges (Sudjana, 1996: 47) dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 13.

Kelas interval dari perhitungan tersebut diperoleh 7 dan panjang kelas diperoleh 6

maka bisa dibuat distribusi frekuensi variabel tingkat keterpaan media massa

seperti pada Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tingkat Keterpaan Media Massa

Page 66: contoh skripsi

51

Interval Nilai tengah (x)

Frekuensi (f)

Frekuensi dalam persen (%)

Frekuensi kumulatif (fk)

65-70 67,5 6 9,1 659-64 61,5 9 13,8 1553-58 55,5 15 23,1 3047-52 49,5 12 18,5 4241-46 43,5 12 18,5 5435-40 37,5 7 10,8 6129-34 31,5 4 6,2 65

Jumlah    65 100 65Sumber: Data Primer 2006

Tabel 10 di atas dapat pula dibuat histogram dimana sumbu X menunjukkan

panjang interval kelas dan sumbu Y menunjukkan besarnya frekuensi. Histogram

tersebut dapat dilihat pada Gambar 4 grafik tingkat keterpaan media massa berikut

ini:

0

5

10

15

Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Keterpaan Media Massa

29-34

35-40

41-46

47-52

53-58

59-64

65-70Interval

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Keterpaan Media Massa

2. Skor Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam penelitian

ini, sebagai variabel terikat atau variabel respon, atau variabel Y. Tabel skor hasil

penelitian peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat

pada lampiran 11. Skor tertinggi variabel Y secara empiris dalam penelitian ini

102 dan skor terendahnya 68. Tapi jika secara teoritis, skor tertinggi untuk

Page 67: contoh skripsi

52

variabel Y sebesar 116 (dari perhitungan 29 soal x 4 = 116) dan skor terendahnya

sebesar 29 (dari perhitungan 29 soal x 1).

Mean X atau rata-rata hitung variabel peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup adalah sebesar 81,69. Median atau skor tengah-

tengah sebesar 81, sedangkan modusnya atau skor yang kali sering muncul

sebesar 79. Perhitungan selanjutnya dapat diketahui besarnya standar deviasi atau

simpangan baku sebesar 8,35. Perhitungan standar deviasi (SD) dapat dilihat pada

lampiran 14 dan deskripsi data keseluruhan dapat dilihat pada tabel Descriptive

Statistics lampiran 15. Posisi mean X atau rata-rata hitung dari skor teoritis

terletak pada 70,42 % (dari perhitungan 81,69 / 116 x 100%). Mean terletak pada

posisi 70,42 % dari skor teoretis, ini berarti bahwa rata-rata tingkat peran serta

siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup pada siswa kelas II SMP Negeri 1

Teras Boyolali cukup tinggi.

Penyajian data distribusi frekuensi bergolong didasarkan pada aturan

sturges (Sudjana, 1996: 47) dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 14.

Kelas interval dari perhitungan tersebut diperoleh 7 dan panjang kelas diperoleh 5

maka bisa dibuat distribusi frekuensi seperti pada Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Interval Nilai tengah (x)

Frekuensi (f)

Frekuensi dalam persen (%)

Frekuensi kumulatif (fk)

98-102 100 2 3,08 293-97 95 0 0 288-92 90 7 10,8 983-87 85 18 27,69 2778-82 80 22 33,85 4973-77 75 14 21,54 6368-72 70 2 3,08 65

Jumlah    65 100 65Sumber: Data Primer 2006

Tabel 11 di atas dapat pula dibuat sebuah histogram dimana sumbu X

menunjukkan panjang interval dan sumbu Y menunjukkan besarnya frekuensi.

Page 68: contoh skripsi

53

Histogram tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 grafik distribusi frekuensi peran

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup berikut ini:

0

5

10

15

20

25

Grafik Distribusi Frekuensi Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

68-72

73-77

78-82

83-87

88-92

93-97

99-102interval

Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Peran Serta Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa kelas II SMP Negeri 1

Teras dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka untuk mencapai tujuan tersebut

ditempuh kerunutan pengujian analisisnya dengan pengujian analisis regresi-

korelasi sederhana. Langkah-langkah analisis regresi-korelasi sederhana ialah 1.

pengujian normalitas data, 2. mencari persamaan regresi sederhana, 3. pengujian

keberartian regresi, 4. pengujian linearitas regresi, 5. pengujian korelasi, dan 6.

pengujian keberartian korelasi. Langkah-langkah pengujian analisis tersebut

diuraikan secara rinci pada pembahasan berikut:

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian persyaratan analisis yaitu pengujian normalias data dengan

tujuan agar data penelitian yang diperoleh tentang tingkat keterpaan media massa

dan tentang peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup, untuk

Page 69: contoh skripsi

54

memenuhi syarat sampel yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

Hipotesis yang diajukan pada pengujian normalitas data ialah:

H0 : F(x) = F0 (x) dengan F(x) adalah fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sampel, dan F(x) adalah fungsi distribusi suatu populasi berdistribusi normal.

H1 : F(x) ≠ F0 (x) atau distribusi populasi tidak normal.Pengambilan keputusan berdasarkan:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.(Santoso, 2004: 393).

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kolmogorov smirnov, karena data berasal dari satu sampel dan skala pengukuran

yang digunakan ialah interval. Santoso (2004: 389) mengatakan bahwa “ Jika uji

keselarasan atau goodness of fit chi square digunakan untuk menguji data minimal

nominal maka uji kolmogorov dapat dipakai untuk uji keselarasan data yang

berskala minimal ordinal”.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan program SPSS

(dapat dilihat pada lampiran 15), terlihat bahwa dalam kolom asymp.Sig.(2 tailed)

adalah 0,862 untuk data X dan 0,779 untuk data Y. Maka dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima atau distribusi populasi normal, karena probabilitas untuk data

X adalah 0,862 > 0,05 dan data Y adalah 0,779 > 0,05.

2. Pengujian Regresi Sederhana

Pengujian regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui bentuk

hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Langkah yang harus ditempuh untuk mencapai

tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mencari Persamaan Regresi

Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari persamaan regresi

adalah dengan membuat tabel analisis regresi seperti pada lampiran 16.

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan harga-harga untuk perhitungan mencari

Page 70: contoh skripsi

55

persamaan regresi (dapat dilihat pada lampiran 17). Perhitungan regresi dilihat

pada lampiran 17 diperoleh Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X. Persamaan regresi ini bisa

ditafsirkan bahwa setiap perubahan satu satuan tingkat keterpaan media massa

maka tingkat peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup akan

bertambah sebesar 0,434. Penafsiran persamaan regresi ini dapat digunakan jika

regresi ini berarti dan linear, maka perlu dilakukan pengujian kelinearan dan

keberartian regresi.

b. Pengujian Keberartian Regresi dan Linearitas Regresi

Fungsi persamaan regresi antara tingkat keterpaan media massa

dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup yaitu Y¿̂

¿= 59,825

+ 0,434 X, perlu diuji agar dapat digunakan dengan pengujian keberartian

regresi dan linearitas regresi. Langkah pertama keberartian regresi dan uji

linearitas dibuat tabel kerja linearitas X1 terhadap Y (dapat dilihat pada

lampiran 18), setelah itu dilakukan perhitungan.

Perhitungan harga-harga untuk uji keberartian regresi dan kelinearan

regresi dapat dilihat pada lampiran 19, adapun hasil yang diperoleh disajikan

pada Tabel 12 berikut:

Tabel 12. Tabel Anava untuk Regresi Linear Y¿̂=59 , 83+0 , 43 X

¿

Sumber Variansi dk A. JK KT F

Total 65 435546

Regresi (a) 1 433132.9

Regresi (b/a) 1 1080.641 1080.641 51.09233

Sisa 63 1332.497 21.15075

Tuna cocok 30 688.45 22.94833 1.175833

Galat 33 644.05 19.51667

Perhitungan pengujian keberartian regresi dapat dilihat pada lampiran

19. Menentukan harga F untuk uji keberartian regresi (kolom F, baris Regresi

b/a pada Tabel. 12), dicari dengan rumus:

Page 71: contoh skripsi

56

F =

S2reg

S2

sis

Hipotesis yang diajukan untuk uji keberartian ini adalah:

H0 : θ 2 = 0 (Koefisien arah regresi tidak berarti).

H1 : θ 2 ≠ 0 (Koefisien arah regresi berarti).

Kriteria pengambilan keputusan ialah:

Jika F Hitung > F tabel maka H0 ditolak

Jika F Hitung < F tabel maka H0 diterima

Jika diambil taraf nyata 0,05 maka untuk menguji hipotesis nol dari

daftar distribusi F dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 63 diperoleh Ft =

4,00. Keputusan tampak harga F hitung berada di luar daerah kritik atau F

hitung lebih besar dari F tabel atau 51,09233 > 4,00 (dapat dilihat pada

lampiran 20), hipotesis nol ditolak dan H1 : θ 2 ≠ 0 (Koefisien arah regresi

berarti) diterima. Dapat disimpulkan koefisien arah regresi nyata sifatnya dari

segi ini regresi yang diperoleh adalah berarti.

Menentukan harga F untuk uji kelinearan regresi (kolom F, baris Tuna

Cocok pada Tabel. 12), dicari dengan rumus:

F =

S2

TC

S2G

Hipotesis yang diajukan untuk menguji kelinearan ialah:

H0 = Regresi linear

H1 = Regresi non linear

Jadi keputusan diambil dengan mengkonsultasikan dengan F tabel yaitu:

Jika F Hitung > F tabel maka H0 ditolak

Jika F Hitung < F tabel maka H0 diterima

Pada taraf signifikansi 5% dengan db pembilang = 30 dan db penyebut

33 diperoleh F tabel = 1,80. Berdasarkan perhitungan (dapat dilihat pada

Page 72: contoh skripsi

57

lampiran 19) didapat harga F hitung = 1,1758. Harga ini lebih kecil dari 1,80

maka hipotesis nol diterima, maka dinyatakan bahwa model regresi linear.

3. Pengujian Korelasi Sederhana

Pengujian korelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa

dalam pengelolaan lingkungan hidup. Menentukan kofisien korelasi sederhana

antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup, digunakan rumus Product Moment dari

Pearson diperoleh nilai r = 0,6692. Perhitungan mencari koefisien korelasi

dapat dilihat pada lampiran 21.

Besar hubungan antara variabel tingkat keterpaan media massa dengan

peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup ditentukan oleh

koefisien korelasi 0,6692. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup erat

(0,67 > 0,5) diantara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa

dalam pengelolaan lingkungan hidup. Arah hubungan positif (tidak ada tanda –

pada angka 0,6692) menunjukkan semakin besar tingkat keterpaan media massa

akan membuat peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup

cenderung meningkat, demikian pula sebaliknya.

Indeks determinasi ( r2 ) sebesar 0,448 sehingga besarnya sumbangan

efektif variabel bebas yaitu tingkat keterpaan media massa sebesar 44,8%. Hal

ini menunjukkan masih ada faktor – faktor lain sebesar 55,2% yang

mempengaruhi peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup yang

belum diteliti.

4. Pengujian Keberartian Korelasi Sederhana

Pengujian korelasi sederhana untuk mengetahui indeks hubungan

antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : ρ = 0 Tidak ada hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 73: contoh skripsi

58

H1 : ρ ¿ 0 Ada hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Menguji H0 : ρ = 0 melawan H1 : ρ ¿ 0, jika sampel acak yang diambil dari

populasi normal itu berukuran n = 65, memiliki koefisien r = 0,6692, maka

dapat digunakan statistik t seperti dicantumkan dalam Rumus yaitu:

t =

r √n−2√1−r =

0 ,6692√65−2√1−0 ,6692 = 9,2352

Selanjutnya, untuk taraf nyata α = 0,05, maka dengan dk = 63, dari

distribusi t didapat angka 2, untuk uji dua pihak. Mudah dilihat bahwa t =

9,2352 berada diluar daerah kritik -2 dan 2 (dapat dilihat pada lampiran 22).

Dapat disimpulkan dengan kata lain H1 : ρ ¿ 0 diterima sehingga ada

hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran serta siswa

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya dilakukan penafsiran terhadap

pengujian hipotesis. Memperhatikan hasil perhitungan yang telah ditemukan

dalam uji hipotesis dapat ditafsirkan sebagai berikut:

a. Untuk hubungan variabel tingkat keterpaan media massa (X) dan peran

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) diperoleh

persamaan regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X.

b. Koefisien arah regresi nyata sifatnya sehingga dari segi ini regresi

yang diperoleh adalah berarti. Pengujian keberartian regresi yang

dilakukan didapatkan kesimpulan pada taraf nyata 0,05 maka untuk

menguji hipotesis nol dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 1

dan dk penyebut 63 diperoleh Ft = 4,00. Keputusan tampak hipotesis

nol ditolak (karena F hitung lebih besar dari F tabel atau 51,09233 >

4,00). Mudah dilihat bahwa F hitung 51.09233 berada diluar daerah

Page 74: contoh skripsi

59

kritik 4 (dapat dilihat pada lampiran 20). Dapat disimpulkan dengan

kata lain H0 : θ 2 = 0 ditolak dan H1 : ρ ¿ 0 diterima.

c. Model regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X terbukti linear pada pengujian

linearitas, taraf signifikansi 5% dengan db pembilang 30 dan db

penyebut 33 diperoleh F tabel = 1,80. Berdasarkan perhitungan (dapat

dilihat pada lampiran 19) didapat harga F hitung = 1,1758. Harga ini

lebih kecil dari 1,80 maka hipotesis nol diterima, maka dinyatakan

bahwa model regresi linear.

d. Ada hubungan antara tingkat keterpaan media massa dengan peran

serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini didasarkan

pada pengujian hipotesis korelasi yang telah dilakukan. Pada taraf

nyata α = 0,05, maka dengan dk = 63, dari distribusi t didapat, untuk

uji dua pihak, 2. Mudah dilihat bahwa t = 9,2352 berada diluar daerah

kritik -2 dan 2. Dapat disimpulkan dengan kata lain H1 : ρ ¿ 0

diterima.

e. Besarnya sumbangan efektif variabel bebas yaitu tingkat keterpaan

media massa sebesar 44,8%. Hal ini menunjukkan masih ada faktor –

faktor lain sebesar 55,2% yang mempengaruhi peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup yang belum diteliti.

Memperhitungkan uraian pengujian hasil analisis data dan penafsiran

hipotesis tersebut, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai

berikut:

Hubungan antara variabel X yaitu tingkat keterpaan media massa dengan

variabel Y yaitu peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat

digambarkan melalui persamaan regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X yang linear dan

berarti. Dengan uji korelasi diperoleh ada korelasi positif antara tingkat keterpaan

media massa (X) dengan peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup

(Y) pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2005/2006 (r

hitung 0,6692 ). Berarti meningkatnya tingkat keterpaan media massa akan

Page 75: contoh skripsi

706050403020

Y 110

100

90

80

70

60

^

Y

X

60

meningkatkan pula peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Besar

hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi r2 = 0,448 atau sebesar 44,8%.

Artinya bahwa meningkatnya atau menurunnya peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup 44,8% dapat dijelaskan oleh tingkat keterpaan

media massa. Sisanya ditentukan oleh keadaan atau faktor – faktor lain sebesar

55,2%.

Hubungan variabel tingkat keterpaan media massa (X) dan peran serta

siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) dapat diinterpretasikan dengan

Gambar 6 diagram pencar dari persamaan regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X yang

berarti dan linear berikut ini:

Gambar 6. Diagram Pencar Persamaan Regresi Y¿̂

¿= 59,825 + 0,434 X

Keterangan Gambar 6:X = variabel X yaitu tingkat keterpaan media massa. Y = variabel Y yaitu peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Berdasarkan pengujian hipotesis, maka hipotesis yang diajukan dapat

diterima. Tingkat keterpaan media massa mempunyai hubungan dengan peran

peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Karena semakin tinggi

keterpaan media massa yang diperoleh siswa akan semakin luas pandangan

hidupnya.

Page 76: contoh skripsi

61

Informasi yang diterima dari media massa (dalam hal ini informasi atau

berita lingkungan hidup), maka siswa tersebut akan bertambah pengetahuan dan

kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia. Sebaliknya

jika sangat rendah tentang pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya

lingkungan hidup bagi kehidupan sebagai tempat hidup maka seseorang atau

dalam hal ini siswa kurang peduli akan tanggung jawabnya sebagai manusia untuk

turut menjaga lingkungan hidup. Siswa yang rendah tingkat keterpaan media

massa akan berdampak pula pada rendahnya peran sertanya pada pengelolaan

lingkungan hidup.

Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata tingkat keterpaan media massa

siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2005/2006, cenderung

sedang atau tidak tinggi. Ini bisa dilihat dari posisi mean skor dari skor teoretis

sebesar 55,10%. Rata-rata tingkat peran serta dalam pengelolaan lingkungan

hidup siswa kelas II SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2005/2006

cenderung tinggi, dengan posisi mean skor dari skor teoretis sebesar 70,42%.

Hubungan antara variabel X dan Y, walaupun terdapat hubungan positif

dan linear tetapi tingkat keterpaan media massa (X) tidak berpengaruh secara

mutlak terhadap peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y). Hal

ini dapat diketahui dari membandingkan dari rata-rata tingkat keterpaan siswa

terhadap media massa yang cenderung hanya sedang atau tidak tinggi yaitu

sebesar 55,10%, tetapi rata-rata tingkat peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup sudah cenderung tinggi yaitu sebesar 70,42%. Berdasarkan hasil

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada faktor-faktor lain yang berpengaruh

pada peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) selain tingkat

keterpaan media massa.

Page 77: contoh skripsi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Hubungan antara variabel X yaitu tingkat keterpaan media massa dengan

variabel Y yaitu peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat

digambarkan melalui persamaan regresi Y¿̂

¿= 59,83 + 0,43 X yang berarti dan

linear. Ada korelasi positif antara tingkat keterpaan media massa (X) dengan

peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup (Y) pada siswa kelas II

SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2005/2006 (r hitung 0,67 ). Artinya

meningkatnya tingkat keterpaan media massa akan meningkatkan pula peran serta

siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Besar hubungannya ditentukan oleh

koefisien determinasi r2 = 0,448 atau sebesar 44,8%, sehingga meningkatnya atau

menurunnya variabel peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup

44,8% dapat dijelaskan oleh variabel tingkat keterpaan media massa. Sisanya

ditentukan oleh keadaan atau faktor – faktor lain.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat diajukan implikasi

sebagai berikut:

1. Media massa sangat menentukan peran serta siswa dalam pengelolaan

lingkungan hidup. Semakin tinggi keterpaan media massa yang diterima

oleh siswa diharapkan akan semakin luas pengetahuan dan pandangan

hidupnya tentang lingkungan hidup, sehingga berdampak semakin tinggi

pula peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup.

2. Media massa diperlukan untuk meningkatkan peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

62

Page 78: contoh skripsi

63

3. Rata-rata tingkat peran serta siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup

dari hasil penelitian ini cukup tinggi, sedangkan rata-rata tingkat keterpaan

siswa terhadap media massa hanya sedang atau tidak tinggi. Artinya ada

faktor-faktor lain yang mempengaruhi peran serta siswa dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi hasil penelitian yang telah

diuraikan dapat diajukan saran –saran sebagai berikut:

1. Kepada instansi sekolah hendaknya meningkatkan akses siswa terhadap

media massa dengan cara menyediakan fasilitas media massa (surat kabar,

majalah, radio, televisi dan internet) di lingkungan sekolah khususnya

pada waktu istirahat dan jam-jam kosong. Secara praktis perpustakaan,

laboratorium komputer dan ruang audio visual bisa dimanfaatkan secara

optimal agar seluruh siswa dapat mengakses media massa di tempat–

tempat tersebut.

2. Kepada guru hendaknya memacu siswa agar dapat menerima informasi

positif dari media massa yaitu dengan cara memberikan tugas pengayaan

diri dari media massa yang relevan dengan materi pelajaran.

3. Penelitian yang sejenis perlu dilakukan dengan variabel-variabel bebas

lain yang berbeda.

Page 79: contoh skripsi

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Suatu Penolakan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Conyers, D. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar Penerjemah: Susetiawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fajri, Em Zul. & Senja, Ratu Aprilia. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Diva Publisher.

Jahi, Amri. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analiss Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mueller, Daniel J. 1992. Mengukur Skala Sikap, Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Penerjemah: Eddy Soewardi Kartawidjaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Salim, Emil. 1982. Pembangunan Perencanaan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta: Yayasan Idayu.

Santoso, Singgih. 2004. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia.

Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Djambatan.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

_______ . 2001. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sugiyanto. 2003. Pelatihan Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Diklat Fungsional Penulisan Karya Ilmiah Guru Sekolah Dasar Kota Semarang.

Sumardi, Mulyanto. 1982. Sumber Pendapatan dan Perilaku Menyimpang. Jakarta: CV. Rajawali.

Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suwarno. 2004. Hubungan Perolehan Informasi Media Massa dengan Sikap dan Tindakan Masyarakat Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota

Page 80: contoh skripsi

65

Madiun. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997. tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Surabaya: Srikandi.

Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Reproduksi Citra Bergerak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Warkitri. Chasiyah. & Mardiyati, Siti. 2002. Perkembangan Peserta Didik. BPK. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Page 81: contoh skripsi

66