skripsi contoh

Upload: febe-etta

Post on 19-Jul-2015

830 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BABI PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Dalam era pembangunan dan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini, guru mempunyai peranan penting dalam mengabdi untuk meningkatkankecerdasan bangsatermasuk bimbinganpadagenerasi mendatang, majumundurnyasuatubangsaditentukanolehseorangpendidik.Olehkarenaitu seorang guru mempunyai kewajiban secara langsung untuk mengawasi dan membantuprosesbelajarpadapesertadidikdananakdidik. Seorang guru sehubugan dengan tugasnya dalam memantau atau mengembangkan pembelanjaran inilah, maka guru dapat disebut sebagai ujung tombak pembaharuan yang berhasil, menjadi pendukung nilainilai dalam masyarakat, menciptaan kondisi belajar yang baik serta menjamin keberhasilan danmeningkatkankompetensinya,yaknikompetensipersonal,kompetensisosial, kompetensi profesional. Kompetensi personal adalah tugas terhadap diri sendiri sedangkan kompetensi sosial adalah berhubungan dengan kehidupan bersama manusiauntukdapatbergauldengansesamamanusiadituntutadanyakemamuan berinteraksi dan, memenuhi berbagai persyaratan antara lain saling tolong menolong,saling menghargai,salingtenggangrasa,dan mau membela bersama. Kompetensi profesional guru adalah seseoarang yang bertugas untuk menyamaikan ilmu pengetahuan, kecakapan kepada peserta didik yang bertujan untukmengembangkanseluruhaspekpribadi.

1

Ketiga kompetensi tersebut di atas sudah jelas sekali, sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, namun yang paling mendasar dan harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional, kompetensi profesional ini diperlukan suatu kemampuan dalam mewujudkan dan membina kerja sama dengan semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak, kerja sama tersebut diselenggarakan oleh orang tua murid, pimpinan sekolah, masyarakat sekitar dan bahkan dengan murid yang dihadapinya sehari1 hari.

Upayauntukmeningkatkankualitaspendidikanmembutuhkanwaktuyang panjang, memerlukan serangkaian proses yang teratur dan sistematis, karena terkait dengan berbagai aspek kehidupan bangsa. Kualitas pendidikan tersebut disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat membawa perubahan alam piker manusia, termasuk di dalamnya perubahanpradigmadalampeningkatkankualitaspendikan.Sesuaidenganarahan Dirjen Dikdasmen (2000), pradigma penting dalam peningkatan kualitas pendidikan itu adalah 1) kegiatan pembelajaran akan bergeser dari schooling ke learning, dari teaching ke learning, 2) dari student ke leaner, 3) proses learning bisa terjadi di sekolah, rumah, maupun di kantor untuk membentuk the learning society. UNESCO (1996) memberikan empat pilar prinsip dasar untuk menuju pradigma baru yaitu: learning to know (menuju penguasaan ilmu pengetahuan), learningtodo(menujupenguasaanketerampilan),learningtolivetogether(hidup

1

Hadarinawawi, Organisasi SekolahdanPengelolaanKelasSebagaiLembagaPendidikan, (Jakarta:CV. HajiMasagung,1989),hal.126127

2

2 bersama dalam keragaman) dan learning to be (menemukan jati diri). Menjadi

perusakataupenghancurbagimasadepananakdidiknyaterutamabagianakdidik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang menjalani3 kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Guru harus mampu meningkatkan

pengetahuannya dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan zaman. Berbagai macam perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus dapat diantisipasi oleh guru. Dengan demikian seorang guru tidak hanya menjadi sumber informasi, ia juga dapat4 menjadimotivator,inspirator,fasilitator,danjugaevaluator.

Jabatan guru merupakan pekerjaan profesi, oleh karena itu kompetensi gurusangatlahdibutuhkandalamproses belajarmengajar,hal ini sejalandengan penjelasanArifinyangmengartikanprofesi: Seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlianyangdiperolehmelaluipendidikandankeahliankhususdibidang pekerjaanyangmampumengembangkankekaryaannyaitusecarailmiyah disamping mampu menekuni bidangprofesinyaselama hidupnya, mereka ituadalahparaguruyangprofesionalyangmemilikikompetensikeguruan berkat pendidikan atau latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka 5 waktutertentu. Agar profesi guru dapat memenuhi persyaratan yang sesuai dengan maksud diatas, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memahami kompetensi guru terutama yang menyangkut proses belajar mengajar. Dalam

2

Hadianto, MencariSosokDesentralisasiManajemenPendidikanDiIndonesia,(Jakarta:PTRinekaCipta, 2004),hal.10 3 ZakiyahDarajad, KepribadianGuru, (Jakarta:BulanBintang,1978),hal.8 4 AbuddinNata, ManajemenPendidikanMengatasiKelemahanPendidikanIslamDiIndonesia, (Jakarta: PrenadaMedia,2003),hal.146147 5 Arifin,KapitaSelektaPendidikanIslamdanUmum, (Jakarta:PTBumiAksara,1991),hal.106

3

kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi (kemampuan) ini diperoleh melalui proses pendidikan ataulatihan.Salahsatufaktoryangpalingmenentukanberhasilnyaprosesbelajar mengajar adalah guru, seorang guru perlu memiliki kompetensi (kemampuan) untuk mengorganisasi ideide yang dikembangkan di kalangan peserta didiknya sehingga dapat menggerakkan minat gairah serta semangat belajar mereka. Peningkatan mutu pendidikan dalam proses belajar mengajar berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dicapai melalui proses belajar mengajaryangefektif. Berdasarkanlatarbelakangdiatas,judulskripsi yangakanditelitiadalah Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Pasuruan.

B. FokusMasalah 1. Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan mutupendidikanagamaIslamdiSMPIslamPasuruan? 2. Apa saja yang menjadi kendala guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkanmutupendidikanagamaIslamdiSMPIslamPasuruan? 3. Bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatan mutu pendidikan agama Islam di SMP Islam Pasuruan?

4

C. TujuanPenelitian 1. Untukmengetahui bagaimanaupayagurupendidikanagamaIslamdalam meningkatkanmutupendidikanagamaIslamdiSMPIslamPasuruan. 2. Untukmengetahuiapasajayangmenjadikendalagurupendidikanagama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMP Islam Pasuruan. 3. Untuk mengetahui langkahlangkah yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningktkan mutu pendidikan agama IslamdiSMPIslamPasuruan. D. KegunaanPenelitian 1. Bagi lembaga: sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah, waka kurikulum, guru pendidikan agama islam dan semua pihak yang terkait dalamrangkapeningkatanefektifitasdanefisiensimutupendidikanagama IslamdiSMPIslamPasuruan. 2. Bagi kampus UIN Maliki Malang diharapkan dapat dijadikan tambahan referensidalampengembanganmutupendidikanagamaIslam. E. RuangLingkupdanKeterbatasanPenelitian Untuk menghindari perluasan masalah dalam pembahasan skripsi ini sekaligus untuk mempermudah pemahaman, maka dalam penulisan skripsi ini ruang lingkup penelitian dan pembahasannya harus dibatasi pada masalah masalahyangberkaitandenganjudulskripsi,antaralain: 1. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikanagamaIslam.

5

2. Kendala yang dihadapai oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkanmutupendidikanagamaIslam. 3. Langkahlangkah yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalammeningkatkanmutupendidikanagamaIslam. F. SistematikaPembahasan Sistematikapembahasanmerupakanrangkumansementaradariisiskripsi, yakni suatugambarantentang isi skripsisecarakeseluruhandandarisistematika itulah dapat diadikan satu arahan bagi pembaca untuk menelaahnya. Secara berurutandalamsistemakainiadalahsebagaiberikut: BABI Pendahuluan yang berisi latar belakang, fokus masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan penelitian dan sistematikapembahasan BABII Memaparkan tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan guru pendidikan agama islam, mutu pendidikan agama islam, upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu pendidikanagamaislam,kendalakendalayangdihadapiguruPAI untuk meningkatkan mutu pendidikan agama islam dan langkah langkah / solusi yang harus dilakukan guru PAI dalam meningkatkanmutupendidikanagamaislam. BABIII Metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian , sumber data, prosedur dan

6

pengumpulandata,analisadata,pengecekankeabsahantemuandan tahaptahappenelitian. BABIV Laporan hasil penelitian berisi tentang latar belakang obyek penelitian,paparanhasilpenelitian, BABV Pembahasanhasilpenelitiantentangupayagurupendidikanagama islamdalammeningkatkanmutupendidikanagamaislam,kendala kendala yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam dan langkahlangkah atau solusi yang harus dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan mutu pendidikanagamaislam. BABVI Penutup meliputi kesimpulan terakhir sebagai jawaban atas permasalahan yang ada dan silengkapi dengan saransaran yang bersifatkonstruktifataumembangun

7

BABII KAJIANPUSTAKA A. GuruPendidikanAgamaIslam 1. PengertianGuruPendidikanAgamaIslam Pembahasan tentang guru agama sangatlah luas, karena begitu banyaknya referensi dan kajian tentang pembahasan mengenai guru agama, makadariituuntukmempermudahdalammemahamitentangpengertianguru agama penulis menjelaskan bahwa yang dimaksud guru dalam proposal ini adalahgurusebagaipendidikformal. Secaraumumdefinisipengertianguruagamamenurutparaahlisebagai berikut: 1. DalamkamusbesarbahasaIndonesiadinyatakan: Guru adalah seseorang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar, jadi kalau guru agama adalah seseorang yang profesinya mengajar pendidikanagamaIslam.6 2. H.M.Arifin Guru agama adalah hamba Allah yang mempunyai citacita Islami, yangtelahmatangrohaniahdanjasmaniahsertamamahamikebutuhan perkembangan siswa bagi kehidupan masa depannya, ia tidak hanya mentransferilmupengetahuanyangdiperlukanolehsiswaakantetapi juga memberikan nilai dan tata aturan yang bersifat islami ke dalam

6

W.J.SPurwaDarmito,KamusUmumBahasaIndonesia,(Jakarta:BalaiPustaka,),hal.335

8

pribadi siswa sehingga menyatu serta mewarnai prilaku mereka yang7 bernafaskanIslam.

3. Zuhairinidkk Guru agama adalah orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran Islam, ia juga8 bertanggungjawabkepadaAllahSWT.

4. AthiyahAlAbrasy Gurudalamhaliniadalahguruagamayangmerupakanguruspiritual bagi seorang murid atau seorang bapak spiritual kepada anaknya denganmaksudmemberikansantapanrohaniberupapelajaranahklak9 dan budi pekerti yang luhur. Dan masih banyak ahli dan para pakar

pendidikan mendefinisikan istilah guru agama akan tetapi beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasanya guru agama adalah seseorang yang bertugas mengajarkan agama islam sekaligus membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta terbentuknya kepribadian anak didik yang Islami sehingga terjalin keseimbangandankebahagiaanduniadanakhirat. Demikianjugaguruagamatersebutberbedadengangurugurubidang studi lainnya, guru agama disamping melaksanakan tugas dan pembinaan bagi peserta didik ia juga membantu dalam pembentukan kepribadian dan mental anak didik tersebut sehingga dengan apa yang ada padanya sangat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan tugas pendidikan agama bagi7 8

H.MArifin, IlmuPendidikanIslam,(Jakarta:BumiAksara,1996),hal.193 ZuhairiniDkk, MetodikKhususPendidikanAgama,(Jakarta:UsahaNasional,2004),hal.54 9 AthiyahAlAbrasy,DasardasarPokokPendidikanIslam, (Jakarta: MidasSuryaGrafindo,1987),hal.136

9

peserta didik, misalnya caranya berpakaian, berbicara, bergaul, makan, minum,sertadimanapunsangat mempunyaiartiyangsangat pentingkarena paling tidak segala prilaku aktifitasnya disoroti oleh lingkungan terutama10 tauladanbagipesertadidik.

Dalam pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberi ilmu kepada anak didik. Tetapi dalam pandangan masyarakat, guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempattempat tertentu,tidak mesti dilembagaformal,tetapijugadimasjid,mushola,di rumahdansebagainya. Menurut Muru Yusuf mengatakan bahwa guru atau pendidik dalam satu situasi pendidikan mencapai tujuan pendidikan. Individu yang mampu tersebut adalah orang dewasa yang bertanggung jawab, orang yang sehat jasmani dan rohani dan individu yang mampu berdiri sendiri dan mampu11 menanggungresikodarisegalaperbuatan.

Menurut para ahli pendidikan berpendapat: guru adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatuyangmemberikanpengetahuanatauketerampilankepadaoranglain. Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi12 konsepidealmendidik.

10 11

ZakiyahDarajad, PendidikanIslamDalamKeluarga, (Jakarta: Ruhama,1995),hal.99 A.MuruYusuf, PengantarIlmuPendidikan, (JakarataTimur:GhaliaIndonesia,1982),hal.54 12 MuhibbinSyah. Psikologi PendidikanDenganPendekatanBaru,(Bandung:PTRemajaRosdakarya, 2003),hal.256

10

Daribeberapadefinisidiatasdapatlahdiambilkesimpulanbahwaguru pendidikan agama Islam itu bukanlah hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada muridmuridnya di dalam kelas. Tetapi merupakan seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan, mampu merencanakan, menganalisa, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi atau seorang pendidik yang bertugas mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta terbentuknya kepribadian anak didik yang Islami sehingga terjadi keseimbangan, kebahagian dunia dan akhirat. 2. SyaratGuruPendidikanAgamaIslam Tanggung jawab guru pendidikan agama Islam dalam pendidikan menyangkut berbagai dimensi kehidupan serta menuntut pertanggung jawaban moral yang berat, karena itulah dituntutberbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan terutama guru pendidikan agama Islam. Dengan demikian diharapkan guru pendidikanagamaIslamdapatmenjalankantugasnyadenganbaik. Mengenai syaratsyarat untuk menjadi guru agama AlAbrasyi mengemukakan pendapatnya tentang syaratsyarat bagi guru pendidikan agamaIslam,yaitu: 1. Guru pendidikan agama Islam harus zuhud, yakni ikhlas, dan bukan sematamata bersifatmaterialis 2. Bersih jasmani,danrohani,dalam berpakaianrapidan bersih,dalam akhlaknyajugabaik

11

3. Bersifatpemaaf,sabardanpandaimenahan diri 4. Seorang guru pendidikan agama Islam harus terlebih dahulu merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi guru (cinta kepada muridmuridnyasepertianaknyasendiri) 5. Mengetahuitabiatdantingkatberfikiranak13 6. Menguasai bahanpelajaranyangdiberikan.

Sedangkan syaratsyarat yang lain menurut Ramayulis untuk menjadi guruagamaadalah: 1. Beriman 2. Bertakqwa 3. Ikhlas 4. Beraklaq 5. Berkepribadianyangterpadu(integral) 6. Cakap 7. Bertanggungjawab 8. Keteladanan14 9. Memilikikompetensikeguruan.

Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru pendidikan agama Islam dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan (competencies) yangbersifatpsikologis,yangmeliputi: a.Kompetensikognitif(kecakapanranahcipta) b. Kompetensiafektif(kecakapanranah rasa)13 14

AthiyahAlAbrasy,op,cit, hal.157 Ramayulis, IlmuPendidikanIslam,(Jakarta: KalamMulia,1998),hal.3743

12

15 c.Kompetensipsikomotorik(kecakapanranahkarsa)

Demikian syaratsyarat yang harus dimiliki oleh guru pendidikan agamaIslamdangurugurulainya.Jikakitalihatpersyaratansepertidiatas, maka seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu menempatkan dirinya pada posisi sebagai guru pendidikan agama Islam. Dan harus bisa menunjukkansikapdansifatyangbaik.Halinidisebabkankarenaguruakan dijadikancerminbagiyangdidepannya,terutamamuridmuridnya. Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa ada beberapa kemampuandanperilakuyangperlubahkanwajibdimilikiolehseorangguru pendidikan agama Islam, sehingga diharapkan dapat menjalankan tugasnya berhasil secara optimal. Pada intinya kesemua syarat tersebut berkaitan denganaspekpersonal,sosialdanprofesional. Aspekpersonal menyangkutpribadigurupendidikanagamaIslamitu sendiri,aspeksosialmenyangkutmisiyangdiembangurupendidikanagama Islam yaitu misi kemanusiaan, dalam arti tugas mengajar dan mendidik adalah tugas memanusiakan manusia, dan aspek profesional menyangkut peran profesi dari guru pendidikan agama Islam, artinya ia memiliki kualifikasi profesional sebagai guru agama. Keberhasilan guru pendidikan agama Islam dalam mendidik bilamana memiliki kompetensi personal religius,sosialreligius,profesionalreligius.

15

MuhibbinSyah, op,cit, hal.230

13

3. TugasdanTanggungJawabGuruPendidikan AgamaIslam Mengenai tugas guru agama bagi pendidikan Islam adalah mendidik serta membina anak didik dengan memberikan dan menanamkan nilainilai agama kepadanya. Menurut Zuhairini, tugas guru agama yang antara lain adalah: 1. MengajarkanilmupengetahuanagamaIslam 2. Menanamkan keimanandalamjiwaanak 3. Mendidikanakagartaatdalammenjalankanibadah16 4. Mendidikanakagarberbudipekertiyangmulia.

Adapun tugas dari guru agama itu sendiri terkait dengan peran guru agamadisekolahsebagaiberikut: 1. GuruAgamaSebagaiPembimbingAgamaBagiAnakDidik Atas dasar tanggung jawab dan kasih sayang serta keihklasan guru, dalam hal ini adalah guru agama mempunyai peran yang sangat penting bagi anak didik dalam mempelajari, mengkaji, mendidik dan membina mereka di kehidupannya, juga dalam mengantarkan menuntut ilmu untuk bekal kelak mengarungi samudra kehidupan yang akan mereka lalui, hendaknya seorang guru tidak segansegan memberikan pengarahan kepada anak didiknya, ketika bekal ilmu yang mereka dapatkan untuk menjadikan mereka menjadi insan kamil,disampingitujugaseorangguruharuslahmemberikannasehat

16

ZuhairiniDkk, op,cit, hal.55

14

nasehat kepada anak didiknya tentang nilainilai akhlak yang harus diamalkandalamkehidupanseharihari. 2. GuruAgamasebagaiSosokTeladanBagiAnakDidik Seorangpendidikakansenantiasamenjaditeladandanpusatperhatian bagianakdidiknya,iaharusmempunyaikharismayangtinggi,halini sangatlahpentingkarenaseoranggurumerupakansosoksuritauladan bagi anak didiknya, jika seorang guru agama tentunya yang sebagai panutan anak didik tersebut dapat membawa diri maka kemungkinan besar akan mudah menghadapi anak didiknya masalahnya jika kepercayaansebagaicontohyangbaikitusudahterbuktidariseorang guru maka anak didik tersebut akan mengikutinya meskipun kadang tidak disuruhpun akan meniru sisi baik dari seorang guru agama17 tersebut.

Sesungguhnya guru teladan yang paling baik dan patut dicontoh keteladanannya adalah Rasulullah, karena dalam diri Rasul terdapat suri tauladan yang baik, sesuai dengan firman Allah SWT surat Al ahzabayat21:

tPqu9$#ur !$# (#q_t tb%x. `yJj9 puZ|ym ouq& !$# Aqu N3s9 tb%x. s)9 #ZVx. !$# tx.sur zFy$#Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengahrap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak 18 menyebutAllah.17 18

AbidinIbnuRusd,PemikiranAlGhozali TentangPendidikan, (Yogyakarta:PustakaPelajar, 1991),hal. 75 DepagRI,AlQurandanTerjemahnya, (Jawa Barat:Cv.Diponegoro,2005)

15

3. GuruAgamasebagaiOrangTuaKeduaBagiAnakDidik Seorang guru agama akan berhasil melaksanakan tugasnya jika mempunyairasakasihsayangdantanggungjawabterhadapmuridnya sebagaimana terhadap anaknya sendiri, seorang guru tidak harus menyampaikan pelajaran semata akan tetapi juga berperan sebagai orang tua,jikasetiaporangtuamemikirkansetiapnasibanaknyaagar kelak menjadi orang yang berhasil, berguna bagi nusa dan bangsa serta bahagia dunia sampai akhirat maka seorang guru seharusnya memberikanperhatiankepadaanakdidiknya. Mengenaiprosesbelajarmengajarantaraguruagamadanmuridpada dewasaini,kurangmendapatkanperhatiandarisemuapihak,seorang guruseringtidakmamputampilsebagaisosokfiguryangpantasuntuk diteladanidihadapananakdidiknya,apalagimampumenjadiorangtua mereka, karena itu seringkali guru dipandang dan dinilai oleh muridnyatidaklebihsebagaioranglainyangbertugasmenyampaikan materi pelajaran disekolah karena dibayar, kalau sudah menjadi demikianbagaimanamungkinseoranggurumembawa,mengarahkan, menunjukkan dan membimbing anak didiknya menuju kepada pendewasaan diri sehingga menjadi manusia yang mandiri dan19 bertanggungjawab.

19

AbidinIbnuRusd,opcit,hal. 67

16

4. SifatSifatYangHarusDimilikiGuruPendidikanAgamaIslam SeoranggurupendidikanagamaIslamharusmengenalsifatsifatyang dimilikinya, karena sifat guru pendidikan agama Islam juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Antara sikap, tugas dan sifat memang sulit untuk dibedakan tetapi disini penulis mengartikan syaratsebagaisifatminimalyangharusdipenuhiolehgurupendidikanagama Islam. Menurut Athiyah AlAbrosy, menyebutkan bahwa guru pendidikan agamaIslamdalamIslamsebaiknyamemilikisifatsifatsebagaiberikut: 1. Zuhud: tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencarikeridhoanAllah 2. Bersihtubuhnya:penampilanlahiriyahnyamenyenangkan 3. Bersihjiwanya:tidakmempunyaidosabesar 4. Tidakria:riaakanmenghilangkankeikhlasan 5. Tidakmemendamrasadengkidanirihati 6. Tidakmenyenangipermusuhan 7. Ikhlasdalammelaksanakntugas 8. Sesuaiperbuatandenganperkataan 9. Tidakmalumengetahuiketidaktahuan 10. 11. 12. 13. 14. Bijaksana Tegasdalamperkataandanperbuatan,tetapitidakkasar Rendahhati(tidaksombong) Lemahlembut Pemaaf

17

15. 16. 17. 18. 19.

Sabar Berkepribadian Tidakmerasarendahdiri Bersifatkebapakan Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebiasaan,

20 perasaan,danpemikiran.

Sedangkan sikapyanglainmenurutNgalimPurwantoadalah: 1. GurupendidikanagamaIslamharusadil 2. GurupendidikanagamaIslamharuspercayadansukaterhadapmurid muridnya 3. GurupendidikanagamaIslam harussabardanrelaberkorban 4. GurupendidikanagamaIslamharusmempunyaikewibawaanterhadap anakanak 5. GurupendidikanagamaIslamhendaknyaorangyangpenggembira 6. Bersikapbaikkepadaguruguruyanglain 7. Bersikapbaikkepadamasyarakat 8. Guru pendidikan agama Islam menguasai benarbenar mata pelajarannya 9. Guru pendidikan agama Islam harus suka pada mata pelajaran yang diberikannyaGurupendidikanagamaIslamhendaknyaberpengetahuan21 yangluas.

20 21

AthiyahAlAbrasy,op,cit,hal.131 M.NgalimPurwanto, IlmuPendidikan,(Bandung:RemajaKarya,1988),hal.176182

18

B. MutuPendidikanAgamaIslam 1. PengertianMutuPendidikanAgamaIslam Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, baik yang bersifat produksi maupun jasa. Program mutu merupakan program utama sebab kelanggengan dan kemajuan usaha sangat ditentukan olehmutusesuaidenganpermintaandantuntutanpengguna.Permintaandan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa layanan terus berubah dan berkembang. Sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa layanan yang diberikan harus selaluditingkatkan.Dewasa ini, mutubukan hanya menjadi masalahdankepeduliandalambidangbisnis,melainkanjugadalambidang bidang lainnya, seperti permintaan, layanan sosial, pendidikan, bahkan22 bidangkeamanandanketertibansekalipun.

Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat23 mencakup input, proses dan output pendidikan. Pengertian mutu memiliki

variasi sebagaimana didefinisikan oleh masingmasing orang atau pihak. Perbedaan ini mengacu orientasi objeknya, satu kata yang menjadi benang merahdalamkonsepmutubaikmenurutkonsumenmaupunprodusenadalah

22

NanaSyaodihSukmadinata.Dkk, PengendalianMutuPendidikan Sekolahmenengah:Konsep,Prinsip, danInstrumen,(Bandung:RefikaAditama,2006),hal.8 23 SyaifulSagala.Manajemenstrategikdalampeningkatanmutupendidikan(Bandung:Alfabeta,2009),hal. 170

19

kepuasan. Barang atau jasa dikatakan bermutu adalah yang dapat24 memberikan kepuasanbaikbagipelangganmaupunprodusennya.

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yangdihasilkan.Mutubukanlahbendamagisatausesuatuyangrumit,mutu25 didasarkan pada akal sehat. Pius A. Partanto dan M. Dahlan dalamkamus

Ilmiah Populer menjelaskan Mutu merupakan baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan) dan merupakan26 pendidikanperbuatanyangmendidik.

Jadi yang dimaksud dengan mutu pendidikan agama Islam adalah kualitas seorang guru pendidikan agama islam baik pemahamanya atau kemampuanya terhadap interaksi belajar mengajar kesesuaian standar isi, metode, layanan yang dapat memuaskan peserta didik, indikatornya dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa, baik itu prestasi dalam bidang akademikmaupunnonakademik. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapanharapan sebagai pemandu bagiberlangsungnyaproses.Inputsumberdayameliputikepalasekolah,guru, karyawan, siswa, peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan lain sebagainya. Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan

24

TimDosenAdministrasiPendidikanUniversitasPendidikanIndonesia, ManajemenPendidikan,(Bandung: Alfabeta,2009),hal.293 25 JeromeS.Arcaro, PendidikanBerbasisMutuPrinsipprinsipdanTataLangkahPenerapannya,terj., YosalIriantara(Yogyakarta: PustakaPelajar,2007),hlm.7526

PiusA.PartantodanM.Dahlan, KamusIlmiahPopuler (Surabaya:Arkola,1994),Hlm.505

20

perundangundangan,deskripsitugas,rencana,programdanlainsebagainya. Input harapanharapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaransasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapatberlangsungdenganbaik.Olehkarenaitu,tinggirendahnyamutuinput dapatdiukurdaritingkatkesiapaninput.Makintinggikesiapaninput,makin tinggipulamutuinputtersebut. Output pendidikanadalah merupakankinerjasekolah.Kinerjasekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khususyangberkaitandenganmutuoutputsekolah,dapatdijelaskanbahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik dan (2) prestasi nonakademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, dan kegiatankegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan. kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan,27 pelaksanaan,danpengawasan.

2. PrinsipPrinsipPeningkatanMutuPendidikan AgamaIslam Adabeberapaprinsipyangperludipegangdalammenerapkanprogram mutupendidikan agamaIslam diantaranyasebagaiberikut:27

ArtikelPendidikan,KonsepDasarMPMBS,http:www.dikdasmen.depdiknas.go.id,hal.34 diakses15 Desember2009

21

1. Peningkatan mutu pendidikan agama Islam menuntut kepemimpinan profesional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakanalatyangdapatdigunakanolehparaprofesionalpendidikan dalammemperbaikisistempendidikanbangsakita. 2. Kesulitan yang dihadapi para profesional pendidikan adalah ketidakmampuanmerekadalam menghadapikegagalansistemyang mencegahmerekadaripengembanganataupenerapancaraatauproses baruuntukmemperbaikimutupendidikanyangada. 3. PeningkatanmutupendidikanagamaIslamharusmelakukanloncatan loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus dirubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumbersumber yang terbatas. Para profesional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dibutuhkan guna bersaingdiduniaglobal. 4. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu pendidikanagamaIslamdapatdiperbaikijikaadministrator,guru,staf, pengawas, dan pimpinan kantor diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, danrekognisi.Uangtidakmenjadipenentudalampeningkatanmutu. 5. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan agama Islam adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki

22

efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau modelmodel mengajar, membimbing, dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga staf administrasi, ia akan menggunakan proses baru dalammenyusunbiaya,menyelesaikanmasalah,danmengembangkan programbaru. 6. Banyak profesional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat global. Ketakutan terhadap perubahan, atau takut melakukan perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimanamengatasituntutantuntutanbaru. 7. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaianpenyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap organisasi berbeda. Para profesional pendidikan harusdibekaliolehprogram yangkhususdirancanguntukmenunjang pendidikan. 8. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran.Denganmenggunakansistempengukuranmemungkinkan para profesional pendidikan dapat memperlihatkan dan

mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatanmutupendidikan,baikterhadapsiswa,orangtuamaupun masyarakat.

23

9. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan program singkat, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak denganprogram28 programsingkat.

Edward deming mengembangkan empat belas (14) prinsip yang menggambarkan apa yang dibutuhkan sekolah untuk mengembangkan budayamutu.Empatbelas(14)prinsipituadalahsebagaimanaberikut: 1. Menciptakankonsistensitujuan,yaituuntukmemperbaikilayanandan siswa dimaksudkan untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah yang kompetitifdanberkelasdunia. 2. Mengadopsi filosofi mututotal,setiaporang harus mengikutiprinsip prinsipmutu. 3. Mengurangi kebutuhan pengajuan, mengurangi kebutuhan pengajuan dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan membangunmutudalamlayananpendidikan.Memberikanlingkungan belajaryangmenghasilkankinerjasiswayangbermutu. 4. Menilai bisnis sekolah dengan cara baru, nilailah bisnis sekolah denganmeminimalkanbiayatotalpendidikan. 5. Memperbaiki mutudanproduktivitasserta mengurangi biaya,dengan mengembangkanprosesrencanakan/periksa/ubah. 6. Belajar sepanjang hayat, mutu diawali dan diakhiri dengan latihan. Bila anda mengharapkan orang mengubah cara bekerja mereka, anda28

NanaSyaodihSukmadinata,dkk, op,cit, hal.911

24

mestimemberikanmerekaperangkatyangdiperlukanuntukmengubah proseskerjamereka. 7. Kepemimpinan dalam pendidikan, merupakan tanggung jawab manajemenuntukmemberikanarahan.Paramenejerdalampendidikan mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah, sekolah atau jurusannya. Visi dan misi harus diketahui dan didukung oleh para guru,orangtuadankomunitas. 8. Mengeliminasirasatakut,ciptakan lingkungan yang akan mendorong oranguntukbebasbicara. 9. Mengelinimasihambatankeberhasilan,Manajemenbertanggungjawab untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi orang mencapai keberhasilandalammenjalankanpekerjaannya. 10. Menciptakan budaya mutu, ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkantanggungjawabpadasetiaporang. 11. Perbaikan proses, tidak ada proses yang pernah sempurna, karena itu carilahcaraterbaik,prosesterbaik,terapkantanpapandangbulu. 12. Membantu siswa berhasil, hilangkan rintangan yang merampok hak siswa, guru atau administator untuk memiliki rasa bangga pada hasil karyannya. 13. Komite,manajemenmestimemilikikomitmenterhadapbudayamutu. 14. Tanggung jawab, berikan setiap orang di sekolah untuk bekerja29 menyelesaikantransformasimutu.

29

JeromeS.Arcaro,Op,Cit, hal.8589

25

3. CiriciriMutuPendidikanAgamaIslam Era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Oleh karena itu lembaga pendidikan mulai dari tingkat tinggi harus memperhatikan mutu pendidikan. Lembaga pendidikan berperan dalam kegiatan jasa pendidikan maupun pengembangan sumber daya manusia harus memiliki keunggulan keunggulan yang diperioritaskan dalam lembaga pendidikan tersebut. Transformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersamaterhadapmutuolehdewansekolah,administrator,staff,siswa,guru dankomunitas. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI 1994). Dari tujuan tersebutdapatditarikbeberapadimensiyanghendakditingkatkandandituju olehkegiatanpembelajaranpendidikanagamaIslamyaitu: 1. KeimananpesertadidikterhadapajaranagamaIslam 2. Pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didikterhadapajaranagamaIslam 3. Penghayatan atau pengamalan batin yang dirasakan peserta didik dalammenjalankanagaranagamaIslam 4. Pengamalannya dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati oleh peserta didik mampu

26

menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan dan menaati ajaran agama Islam dan nilainilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilainilai yang terkandung dalam ajaran Islam untuk selanjutnya menuju ketahap afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa,dalamarti menghayatidan meyakini.Tahapanafeksi initerkait erat dengan kognisi dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan

pemahamannyaterhadap ajaran dan nilai agama Islam. Siswa diharapkan dapat mengamalkan dan menaati ajaran Islam (tahap psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya, dengan demikian akan terbentuk manusia muslim beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.Untuk mencapaitujuantersebut makaruang lingkup materi PAI kurikulum tahun 1999 didapatkan ada lima unsur pokok, yaitu: Alquran, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah, serta

27

tarikh/sejarah yang lebih menekankan kepada perkembangan ajaran30 agama,ilmupengetahuandankebudayaan.

Pada jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) kemampuan kemampuan dasar yang diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasanimanyangbenar,siswadapat: 1. Taat beribadah, mampu berzikir dan berdoa serta mampu menjadiimam 2. Mampu membacaAlqurandan menulisnyadengabenarserta berusaha memahami kandungan maknanya terutama yang berkaitandenganilmupengetahuandantekhnologi 3. Memilikikepribadianmuslim(berakhlakmulia) 4. Memahami, menghayati dan mengambil manfaat sejarah dan perkembanganagamaIslam 5. Mampu menerapkan prinsipprinsip muamalah dan syariah Islam dengan baik dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa31 danUU1945.

4. UpayaMeningkatkanMutuPendidikanAgamaIslam Banyaknya masalah yang diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu, program mutu atau upayaupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang teramat penting. Untuk melaksanakan programmutupendidikandiperlukanbeberapadasaryangkuat,yaitu:

30 31

Muhaimin,M.A,PradigmaPendidikanIslam,(Bandung: PTRemajaRosdakarya,2004),hal.7879 Ibid, hal.81

28

1. Komitmenpadaperubahan Pemimpinataukelompokyanginginmenerapkanprogrammutuharus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah. Peningkatan mutu adalah melakukan perubahan kea rah yang lebih baik dan lebih berbobot. Lazimnya, perubahan tersebut menimbulkan rasa takut, sedangkankomitmendapatmenghilangkanrasatakut. 2. Pemahamanyangjelastentangkondisiyangada. Banyak kegagalan dalam melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatusebelumsesuatuitujelas. 3. Mempunyaivisiyangjelasterhadapmasadepan. Hendaknya, perubahan yang akan dilakukan berdasarkan visi tentang perkembangan,tantangan,kebutuhan,masalah,danpeluangyangakan dihadapipadamasayangakandating. 4. Mempunyairencanayangjelas. Rencana merupakan pegangan dalam proses pelaksanaan program mutu. Pelaksanaan program mutu pendidikan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal tersebut akan selalu berubah dan rencana harus selalu diupdated sesuai dengan32 perubahanperubahan.

32

NanaSyaodihSukmadinata,dkk, op,cit, hal.89

29

C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Mutu PendidikanAgamaIslam Pendidikan,darisegikehidupankulturumatmanusiatidaklainadalah sebagaisalahsatualatpembudayaanmasyarakatmanusiaitusendiri.Sebagai suatu alat pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan perkembangan danpertumbuhanhidupmanusia.Sebagaimakhlukpribadidanjugamakhluk sosial kepada titik optimal kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup dunia maupun akhirat. Untuk itulah maka pendidikan harus benar benarmemilikimutubagimanusia. Globalisi tidak terelakkan lagi. Manusia harus hidup dalam dunia terbuka tanpa batas. Dimasa inilah terjadi kompetisi atau persaingan dalam segala hal dibidang ekonomi telah memulai pandangan bebas. Dibidang polotik pengakuan hak asasi manusia semakin menguat dan saat ini politik indonesia semakin tidak menentu. Di bidang teknologi, banyak teknologi canggih bermunculan sehingga jarak tidak menjadi penghalang untuk bekomunikasi,makapercampuranbudayatidakdapatdielakkanlagi. Zaman seperti di atas, meminta segala sesuatu bermutu dan membutuhkansumberdayamanusiayangbermutu,yangdihasilkanlembaga lembaga yang profesional sehingga menghasilkan manusia yang bermutu. Tuntutanyangserbamoderndancanggih,memintaberbagaiterobosan dalam berfikir, penyusunan konsep dan tindakantindakan. Untuk itu dalam menghadapi tantangan kehidupan dewasa ini diperlukan paradigma baru, karena apabila tantangan dalam kehidupan dewasa ini dihadapi dengan

30

paradigma lama maka segala usaha yang dijalankan akan mengalami kegagalan. Dalam dunia pendidikan saat ini menuntut untuk adanya proses terobosan pemikiran jika ingin memilki output yang bermutu dan dapat bersaingdenganhasilpendidikannegaralain. Dari deskripsi di atas, maka lembagalembaga pendidikan nasional pada umumnya dan lembagalembaga pendidikan yang berciri khas Islam pada khususnya harus selalu meningkatkan mutu pendidikannya, sehingga lembagalembaga kita dapat menghasilkan manusiamanusia unggul yang dapat bersaing dengan bangsabangsa lain. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam lembaglembaga pendidikan dapat menerapkan berbagai caraantaralain: 1) Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas. Program kerja tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti program

semester, satuan pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukansudahterprogramsecarabik. 2) Inovator, artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan yang berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, system dan alat evaluasi. Secara individu maupun bersamasama mampu untuk mengubah pola lama, yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal. Dengan

31

mengubah polabarupembelajaran,makaakanberdampakkepadahasil yanglebihmaksimal. 3) Motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terusbelajardanbelajaryangakanmemberikanmotovasikepadaanak didik untuk belajar dan terus belajar sebagaimana yang dicontohkan olehgurunya. 4) Capable, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif. 5) Developer, artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri dan menularkan kemampuan dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa depan haus akan menimba33 keterampilan,danbersikappekaterhadapperkembanganIptek.

Standar yang dipersyaratkan menjadi guru yang professional sesuai dengan UU No.14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian pasal 9 menyatakan kualifikasi akademik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Penegasan dari UU ini menyatakan secara jelas bahwa kualifikasi guru setidaktidaknya berpendidikan sarjana

33

H.Isjoni, GurukahYangDipersalahkan?, (Yogyakarta:PustakaPelajar,2006),hal.2425

32

atauprogramdiplomaempat.Standaryangdipersyaratkanmenjadiguruyang professional meliputi tugas dan tanggung jawab guru, guru professional senantiasameningkatkankualitasnya,standarprofessionalgurudiIndonesia,34 kodeetikdankepribadianguru.

Berangkat dari keyakinan adanya perubahan peningkatan status guru menjadi tenaga profesional, dan apresiasi lingkungan yang tinggi, tentunya kompetensimerupakanlangkahpentingyangperluditingkatkan.Kompetensi intelektual merupakan berbagai perangkat pengetahuan dalam diri individu, diperlukan untuk menunjang berbagai aspek unjuk kerja sebagai guru35 profesional. Kompetensiguruterfokuspadakemampuan mendidik. PPNo.

19Tahun2005pasala10,ayat1,menyatakanKompetensipendidiksebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikananakusiadinimeliputi: a) Kompetensi pedagogik b) Kompetensi professional c) Kompetensi kepribadian,dan d) Kompetensi social. Kompetensi guru, menurut sanjaya dalam bukunya Syaiful Sagala mengatakan bukan hanya kompetensi pribadi dan kompetensi profesional tetapiterdapatsejumlahkompetensiyangdimilikiolehseoranggurumeliputi kompetensipribadi,profesionaldansosialmasyarakat

34

H.SyaifulSagala,KemampuanProfesionalGurudanTenagaKependidikan, (Bandung:Alfabeta, 2009), hal. 11 35 Ibid. hal.24

33

1. KompetensiPedagogik Sebelum UU 14/2005 diterbitkan, ada sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan melalui kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan melaluiberbagaipengalamanbelajar.Adapunsepuluhkemampuandasarguru itumeliputi: a. Kemampuanmenguasai bahanpelajaranyangdisajikan b. Kemampuanmengelolaprogrambelajarmengajar c. Kemampuanmengelolakelas d. Kemampuanmenggunakanmedia/sumberbelajar e. Kemampuanmenguasailandasanlandasankependidikan f. Kemampuanmengelolainteraksibelajarmengajar g. Kemampuan menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan pengajaran h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan i. Kemampuanmengenaldanmenyelenggarakanadministrasisekolah dan j. Kemampuan memahami prinsipprinsip dan menafsirkan hasilhasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Namun dalam perjalanannya tidak ada satu institusipun yang melakukan evaluasi, apakahkesepuluhkompetensiguruinibetulbetuldipenuhiolehguruatau tidak. Kesepuluh kompetensi ini hanya ada sebagai dokumen saja.

34

Pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru selama ini diserahkanpadaguruitusendiri. Kompetensi pedagogik menurut penjelasan Slamet PH dalam bukunya Syaiful Sagala mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari Sub Kompetensi: (a) berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan matapelajaran yang diajarkan (b) mengembangkan silabus matapelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) (c) merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan (d) merancang manajemen pembelajarandanmanajemenkelas (e)melaksanakanpembelajaranyangpro perubahan(aktif,kreatif,inovatif,eksprimentatif,efektifdanmenyenangkan) (f)menilaihasilbelajarpesertadidiksecaraotentik(g)membimbingpeserta didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dankarirdan (h)mengembangkanprofesionalismedirisebagaiguru. Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi pedagogic merupakan kemampuan dalam mengelola peserta didik karena kualitas guru haruslahdiatasratarata.Kualitasinidapatdilihatdariaspekintelektual,etika, dan estetika. Guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu pengetahuanyangdimilikinya. 2. KompetensiProfesional Guruadalahsalahsatufaktorpentingdalampenyelenggaraanpendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan berarti juga

35

meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari segi kesejahteraannya,tetapi jugaprofesionalitasnya.UUNo.14tahun2005Pasal 1ayat1 menyatakan guruadalahpendidikprofessionaldengantugasutama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai seorang professional guru harus memiliki kompotensi keguruan yang cukup. Kompetensikeguruanitutampakpadakemampuannyamenerapkansejumlah konsep,asaskerjasebagaiguru,mampumendemonstrasikansejumlahstrategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur, konsisten. Kompetensi professional menurut Slamet PH berkaitan dengan bidang studiterdiridarisubkompetensi: a) Memahamimatapelajaranyangtelahdipersiapkanuntukmengajar. b) Memahamistandarkompetensidanstandarisimatapelajaranyangtertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkatsatuanpendidikan(KTSP). c) Memahamistruktur,konsep,danmetodekeilmuanyangmenaungimateri ajar. d) Memahamihubungankonsepantarmatapelajaranyangterkait. e) Menerapkankonsepkonsepkeilmuandalam kehidupanseharihari.36

36

Ibid.hal.3040

36

Peranangurusangatmenentukankeberhasilanprosespembelajaran,guru yang ditiru dan digugu adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomonikasi,

kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik, karena jika seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu keberhasilan orang untuk menjadi guru. Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang efektif danefesien.Guruyangprofessionaldiyakinimampumemotivasisiswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikanyangditetapkan. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pendidikan agama, perluditingkatkanmelaluicaracaraantaralain: 1) MengikutiPenataran Menurut para ahli: Penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru dan pegawai guna menyelaraskanpengetahuandanketerampilanmerekadengankemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya masing37 masing.

Sedangkankegiatanpenataranitusendiriditujukan: Mempertinggi mutu petugas dalam bidang profesinya masing masing.

37

I.DjumhurdanMoh.Surya,BimbingandanPenyuluhandiSekolah,CVIlmu,Bandung,1975,hal.115

37

Meningkatkan efisiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal Perkembangankegairahankerjadanpeningkatankesejahteraan. 2) MengikutiKursusKursusKependidikan Hal ini untuk menambah wawasan terutama guru agama. Adapun kursuskursus biasanya meliputi pendidikan bahasa (Arab dan Inggris), komputerdanlainsebagainya. 3) MemperbanyakMembaca Menjadiguruyangprofesionaltidakhanyamenguasaiatauberpedoman hanya pada satu atau beberapa buku. Akan tetapi, sebagai guru pofesional harus banyak membaca berbagai macam buku untuk menambahbahanmateriyangakandisampaikan. 4) MengadakanKunjunganKeSekolahLain Hal yang sangat penting bagi seorang guru mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Dalam hal ini bias dilakukan dengan melakukan studi banding, bertukar pikiran dan bertukar informasi sehingga akan menambahdanmelengkapipengetahuanyangdimilikinya. 5) Peningkatan Materi Adapun usahausahayangmungkindilakukanadalah: a. MenambahJamPelajaran AlokasiwaktupelajaranIslammerupakankendala.Sebabmateriyang disampaikan sangat banyak berdasarkan rumusan kurikulum yang ada.

38

Penambahan jam ini dimaksudkan, pertama: agar materi yang disampaikandapatterpenuhi,kedua:gurumemilikiwaktuyangcukup sehingga dapat menerangkan materi yang ada secara jelas dan gamblang. b. PengorganisasianMateri Banyaknyamateriyangakandisampaikankepadapesertadidik,maka diperlukanadanyapengorganisasianmateri.Sehinggamateritersebut akan tersampaikan seluruhnya. Dengan pernyataan Dra. Roestiyah N.K,bahwa: Materi pendidikan tidak mungkin dapat asal saja, tetapi harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh siswa dengan baik. Tujuan pengorganisasian pelajaran adalah agar guru lebih memperhatikan urutan (sequence) dari materi yang akan 38 diberikansesuaitujuaninstruksionalyangtelahdituangkan. c. Menyesuaikan tingkat materi pendidikan dengan kemampuan siswa sertawaktuyangtersedia. Hal ini dilakukan karena materi pendidikan bukan merupakan bahan jadiyangtinggaldiberikankepadasiswanya,tetapiperlupengolahan yang sedemikian rupa sehingga mempermudah siswa untuk menerimanya. 6) Peningkatan PemakaianMetode Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yangakandisampaikan,sehinggasiswatidakakanpernahmerasabosan.

38

RoestiyahNk, MasalahMasalahIlmuKeguruan, BinaAksara,Jakarta,1982,hal.63

39

Untuk itulah dalam menyampaikan metode, guru harus memperhatikan halhalsebagaiberikut: Selaluberorientasipadatujuan. Tidakhanyaterikatpadasatualternatifsaja. Seringmengkombinasikanberbagaimetode.39 Seringbergantigantidarisatumetodekemetodelainnya.

7) Peningkatan Sarana Sarana adalah alat, metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di40 sekolah.

Dalam upaya peningkatan sarana tersebut perlu diperhatikan hal halsebagaiberikut: Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan. Mengertipenggunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belajarmengajar. Pembuatan alatalatmediaharusmudahdansederhana. Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang41 diajarkan.

8) Membangkitkan Motivasi Belajar39

TiemdidaktikmetodikkurikulumIKPSurabaya,PengantarDidaktikMetodikKurikulumPBM, Rajawali, Jakarta,1989,hal.39 40 RoestiyahNk, Op.Cit, hal.67 41 Ibid, hal.69

40

Motivasi adalah sebagai pendorong bagi siswa dalam menumbuhkan dan menggerakkan bakat mereka secara integral dalam duniabelajar. Dalam hal ini guru dapat menggunakan bermacammacam motivasi agar muridmurid giat dalam belajar. Adapun motivasi yang dapatdiberikankepadasiswa,antaralain: a) Pemberianhadiah b) Mengadakanpersainganataukompetisi c) Selalumengadakanappersepsidanevaluasi d) Memberikantugassesuaidengankemampuan e) Pemberianpujian f) Pemberianminatbelajar g) Pemberianhukuman42 h) Adanyasuasanabelajaryangmenyenangkan.

3. KompetensiKepribadian Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citradiridankepribadianseseorang.MenurutZakiyahDarajdatdalambukunya Syaiful Sagala menjelaskan bahwa kepribadian sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan atau melalui atsarnya saja. Kepribadian mencakup semuaunsur, baik fisik maupunpsikis sehinggadapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan

42

S.Nasution, DidaktikAsasasasMengajar, Jemmars,Bandung,1986,hal.81

41

cerminandarikepribadianseseorang.Apabilanilaikepribadianseseorangnaik, maka akan naik pula kewibawaan orang tersebut, dasarnya adalah ilmu pengetahuandan moral yangdimilikinya.Keperibadianakanturutmenentukan apakahgurudapatdikatakansebagaipendidikyangbaikatausebaliknya,justru menjadiperusakanakdidiknya. Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan kemampuanpersonalyangmencerminkankepribadian: a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengannormahukum,normasocial,danetikayangberlaku. b) Dewasa yang mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidikdanmemilikietoskerjasebagaiguru. c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikirdanbertindak d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positifterhadappesertadidik. e) Memilikiakhlakmuliadnmemilikiprilakuyangdapatditeladanioleh pesertadidik,bertindaksesuainormareligious,jujur,ikhlas,dansuka menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta didiknya.

42

4. KompetensiSosial Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal4ayat1,menyatakanpendidikandiselenggarakansecarademokratisdan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilaikeagamaan,nilaicultural,dankemajemukanbangsa.Pernyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, tidak dapat diurus dengan pradigma birokratif, karena jika pradigma birokratif yang dikedepankan, tentu ruang kreatifitas dan inovasi dalam menyelenggarakanpendidikankhususnya padasatuanpendidikansesuai semangat UUSPN 2003 tersebut tidak akan terpenuhi. Penyelenggaraan pendidikansecarademokratiskhususnyadalammemberilayananbelajarkepada pesertadidik mengandungdimensisocial,olehkarena itudalam melaksanakan tugassebagaipendidikmengedepankansentuhansosial. Artinya kompetensi social terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluksocialdalamberiteraksidenganoranglainberprilakusantun,mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadapa orang lain. Kompetensi social, masyarakat adalah perangkat perilaku yang merupakan dasar bagi pemahaman diri dengan bagianyangtidakterpisahkandarilingkungansocialsertatercapainyainteraksi social secara objektif dan efesien. Ini merupakan penghargaan guru dimasyarakat, sehingga mereka mendapatkan kepuasan diri dan menghasilkan kerja yang nyatadan efesienterutamadalampendidikan nasional. Kompetensi social mencakup perangkat perilaku yang menyangkut kemampuan interaktif

43

dan kemampuan spiritual. Dengan demikian indicator kemampuan social guru adalah mampu berkomonikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesame pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, wali murid, masyarakat, dan lingkungansekitar.

D. Kendalakendala yang dihadapi Guru PAI untuk Meningkatkan Mutu PendidikanAgamaIslam Pekerjaan mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah, hasil pekerjaan mendidik tidak hanya ditentukan oleh kehendak si pendidik sendiri, tetapi juga ditentukanolehbanyakfaktorlain.Didalampendidikan,faktorfaktorlingkungan (milieu)dapatmempengaruhidanbahkanpuladapatmempengaruhipertumbuhan anakdidik.Mengingathalhaltersebut,sudahtidakdapatdisangsikanlagibahwa di dalam pendidikan terdapat macammacam kesukaran yang disebabkan oleh keadaanataupembawaananakitusendirimaupunolehlingkungandanatauoleh pendidikitusendiri. Kendalakendalayangdihadapidalampendidikanyangumumterdapatdi dalamlingkungankeluargadanjugasekolah. 1. KerasHatidanKerasKepala Anak yang keras hati berbuat menurut nafsu dan kemauannya sendiri, bertentangandengantindakanoranglain.Iamengemukakankemauannya terhadapkemauanpendidikdan berpegangteguh padatujuannya sendiri tidak melepaskannya untuk tujuan lain. Sedangkan anak yang keras kepala tidak mau juga mengerjakan apa yang disuruhkan kepadanya,

44

tetapi ia tidak memiliki alas an yang bertujuan, yang ada hanyalah sifat yangpasif,yaitumenolakkemauanoranglain. Dengan singkat, dapat dikatakan anak yang keras hati adalah bantahan terhadap suruhan orang lain Karena ia ada tujuan dan maksud sendiri yangberlainandenganapayangdisuruhkankepadanya.Sedangkankeras kepala adalah bantahan terhadap suruhan orang lain, tetapi ia tidak ada alasan lain yang bertujuan. Sifat keras hati lebih banyak terdapat pada anakanak dalam lingkungan keluarga sedangkan sifat keras kepala itu terdapatdalamlingkungankeluargadanlingkungansekolah. Adapunyangdapatmenimbulkankerashatipadaanakdidikdiantaranya: a. Pembawaananak b. Keadaanbadanyangterganggu c. Perkembanganrohanianak d. Kesalahankesalahandalampendidikan Demikian pula halhal yang dapat menimbulkan keras kepala pada anak didikdiantaranya: a. Terlaludimanjakan b. Irihati c. Banyakdicelaatauditertawakan d. Tindakanyangkerasdankasaratautidakmenaruhrasakasihsayang e. Perasaantakutdanperasaanhargadirikurang f. Tidakdapatmemecahkansoalyangsulitdalampelajarandisekolah

45

43 g. Semu(purapura)saja

2. PemahamanMateriPendidikanAgamaIslamdanPelaksanaannya Menurut Rasdianah (1995, hlm. 47) dalam bukunya Muhaimin menjelaskan bahwa kelemahan lain dari pendidikan agama Islam di sekolah,baikdalampemahamanmateripendidikanagamaIslammaupun dalampelaksanaannya,yaitu: 1. Dalam bidang teologi, ada kecenderungan mengarah pada paham fatalistic 2. Bidang akhlak yang berorientasi pada urusa sopan santun dan belum difahamisebagaikeseluruhanpribadimanusiaberagama 3. Bidang ibadah diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang ditekankansebagaiprosespembentukankepribadian 4. Dalam bidang hukum (fiqh) cenderung dipelajari sebagai tata aturan yang tidak akan berubah sepanjang masa, dan kurang memahami dinamikadanjiwahukumIslam 5. Agama Islam cenderung diajarkan sebagai dogma dan kurang mengembangkan rasionalitas serta kecintaan pada kemajuan ilmu pengetahuan 6. Orientasi mempelajari AlQuran masih cenderung pada kemampuan membacateks,belummengarahpadapemahamanartidanpenggalian44 makna.

43

M.NgalimPurwanto, IlmuPendidikanTeoritisdanPraktis, (Bandung: PTRemajaRosdakarya,2007),hal. 8994 43 Muhaimin, Op,Cit, hal.89

46

Sedangkan Towaf menjelaskan dalam bukunya Muhaimin bahwa kelemahan pendidikanagamaIslamdisekolahantaralain: 1. Pendekatan cenderung normatif, dalam arti pendidikan agama menyajikannormanormayangseringkalitanpailustrasikontekssocial budaya sehingga peserta didik kurang menghayati nilainilai agama sebagainilaiyanghidupdalamkeseharian 2. Kurikulum pendidikan agama Islam yang dirancang di sekolah sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi,tetapipihakguruPAI seringkaliterpakupadanya sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yangbervariasikurangtumbuh 3. SebagaidampakyangmenyertaisituasitersebutdiatasmakaguruPAI kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama Islam sehingga pelaksanaan pembelajarancenderungmonoton 4. Keterbatasansaranaprasarana,mengakibatkanpengelolaancenderung seadanya.Pendidikanagamayangdiklaimsebagaiaspekyangpenting,45 seringkalikurangdiberiperioritasdalamurusanfasilitas.

3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan yang berdampak pada munculnya ScientificCritizismterhadapPenjelasanAjaranAgamayangbersifat Konservatif,Tradisional,Tekstual,danSkriptualistik.

45

Ibid,hal.8990

47

Temuan Iptek telah menyebarkan hasil yang membawa kemajuan, dan dampaknya sangat terasa bagi kehidupan seluruh umat manusia. Semua hasil temuan Iptek di satu sisi harus diakui telah secara nyata mempengaruhi bahkan memperbaikitarafdan mutuhidup manusiaakan tetapidisisilainproduktemuandankemajuanIptektelahmempengaruhi bangunankebudayaandangayahidupmanusia. Perubahan global semakin cepat terjadi dengan adanya kemajuan kemajuan dari Negara maju di bidang teknologi informasi dan komonikasi. Kemajuan Iptek ini mendorong semakin lajunya proses globalisasi. Teknologi computer misalnya, membanjiri setiap Negara, bangsa,danbudaya. Kenyataan seperti itu akan mempengaruhi nilai, sikap atau tingkah lakukehidupanindividudanmasyarakat. Dari beberapa uraian di atas, dapat dipahami bahwa kendalakendala yang dihadapi guru PAI begitu kompleks pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: kendala yang datang dari46 dalam(internal)dankendalayangdatangdariluar(eksternal).

E. Langkahlangkah/Solusi yang harus dilakukan Guru PAI dalam MeningkatkanMutuPendidikanAgamaIslam Asumsi yang melandasi keberhasilan guru PAI dapat diformulasikan bahwa guru pendidikan agama Islam akan berhasil menjalankan tugas

46

Ibid,hal.8592

48

kependidikannya bilamana guru PAI memiliki kompetensi personal religious dan kompetensi professional religious. Kata religus selalu dikaitkan dengan masingmasing kompetensi yang menunjukkan adanya komitmenguruPAIkepadaajaranIslamsebagai kreteriautamasehingga segala masalah perilaku kependidikan yang dihadapi, dipertimbangkan, dipecahkan,dandidudukkandalamperspektifIslam. 1. PendidikankeagamaandanPembinaanImtaqSiswa a. Pendidikanagamasebagaimatapelajrandalamkurikulumpendidikan Pembinaan imtaq pada dasarnya merupakan suatu bentuk inovasi pendidikankeagamaan yangdiintegrasikankedalam matapelajaran non pendidikan agama Islam. Dalam pelasanaannya pendidikan agama dan keagamaantampildalambeberapabentukyangsalingberkaitansatusama lain serta saling melengkapi. Pendidikan agama sebagai mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan, materi pendidikan agama bukan hanya menjadi pengetahuan melainkan dapat membentuk sikap dan kepribadian pesertadidiksehinggamenjadimanusiayangberimandanbertaqwadalam arti yang sesungguhnya. Kriteria keberhasilan pendidikan agama di sekolahbukanhanyadalambentuksiswamengerti,melainkanjugadapat melaksanakan apa yang dipelajarinya. Oleh sebab itu metode pengajaran dan evaluasinya akan berbeda dengan mata pelajaran yang lain, penguasaan siswa terhadap mata pelajaran agama harus tercermin dalam perilakunyasebagaimanusiayangberagama. b. Pembinaanpendidikanagamamelaluilembagapendidikankeagamaan

49

Jika kategori pertam di atas menunjukkan kepada mata pelajaran agama, maka kategori kedua merujuk pada lembaga pendidikannya yang menyelenggarakan pendidikan agama. Dalam hal ini ada tiga bentuk penyelenggara pendidikan yaitu: (1) pesantren, (2) madrasahmadrasah keagamaan (diniyah), dan (3) madrasahmadrasah yang termasuk pendidikan umum berciri khas agam yaitu Madrasyah Ibtidaiyah (MI), MadrasahTsanawiyah(MTs)danMadrasahAliyah(MA). c. PembinaanImtaqsiswamelaluimatapelajarannonPAI Pembinaan Imtaq melalui kegiatan ekstrakurikuler dilakukan melalui kegiatan shalat berjamaah di mesjid atau mushalla sekolah, pengisian kegiatan bulan suci Ramadhan, ikutserta mengkoordinasikan kegiatan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban, kegiatan lomba yang bernafaskan Islam di sekolah, pembinaan perpustakaan mesjid, pesantren kilat dan banyak lagi yang sebagan di antaranya telah berjalandisekolah. d. Pendidikanagamadalamkeluarga Mengingatwaktuyangtersediauntukpendidikanagamadisekolah terbatas,makakeluargadituntutberbuatbanyakdalamrangkapendidikan agama bagianak.Dalam hal ini,keluargasebagaibagiandaripendidikan luar sekolah merupakan wahana pendidikan agama yang paling apmuh. Dalam pasal UU Sisdiknas dikemukakan bahwa pendidikan keluarga meruakanpendidikanjalurinformalyangdiselenggarakansecaramandiri. Dalam kemandirian tersebut, pendidikan keluarga berperan besar dalam

50

menanamkan keyakinan agama, nilainilai budaya, nilainilai moral dan47 keterampilan.

2. MengembangkanstrategipenyelenggaraanPAI Dengan berbagai kendala, kelemahan, dan tantangan pendidikan agama Islam baik yang bersifat internal maupun eksternal maka guru PAI di sekolah dapat mengembangkan strategi penyelenggaraan pendidikan agamaIslamdengancaracarasebagaiberikut MenurutTowaf,yangperludilakukanolehseorangguruPAIadalah: a. MengoptimalkanfungsipendidikanagamaIslamdisekolah b. MemantapkanpendidikanagamaIslamsebagaiprogrampendidikan c. Mengembangkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan agamaIslamdisekolah d. Melaksanakandanmemanfaatkanhasilpenelitian Menurut Soedjatmoko dan Mochtar Buchori kegiatan pendidikan agama perlu berinteraksi dan bersinkronisasi dengan pendidikan non agama dalam melaksanakan dan menciptakan suasana pendidikan agama islam di sekolah. Menurut tarmiziTaher, pihak orang tua dan masyarakatmemberikanperhatianterhadappendidikanbagianakanak mereka di rumah dan guruguru umum diupayakan untuk ikut berpartisipasi dalam membantu keberhasilan pendidikan agama baik melalui kegiatan intra maupun ekstrakurikuler sehingga pendidikan agamadipolakansebagaigerakanbersama.47

DediSupriadi, MembangunBangsaMelaluiPendidikan,(Bandung: PTRemajaRosdakarya,2004),hal. 127132

51

Sedangkan menurut Atho Mudzar yang perlu dilakukan guru PAI adalah: 1. Membangunkembalisystemteologiyangperluditawarkankepada masyarakat 2. Melakukantransformasipengertianakhlakyangtidakhanyaberarti seperangkat aturan mengenai sopan santun tetapi keseluruhan kepribadianmuslim 3. MelakukantransformasisikapguruPAIdanumatIslamumumnya terhadapkitabsuci,yangtidakhanyamenekankanaspekmembaca dalambentuklafdziyah 4. Dalam hal ibadah perlu ada reorientasi agar pelaksanaanya tidak menjadi rutinitas dan sekedar memenuhi formalitas tetapi proses sadaruntukpembentukankepribadian 5. Dalam bidang hukum perlu adanya reinterpretasi dengan memperhatikanjiwadandinamikahukumIslam 6. Perlumelakukanintegrasiantarailmudanagama Dariberbagaimacampendapatdiatasdapatdigarisbawahibahwa guruPAI: 3. Memiliki semangat jihad dalam menjalankan profesinya sebagai guru agama dan memiliki kepribadian yang matang dan berkembang

52

4. Menguasai ilmuilmu agama dan wawasan pengembangannya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sertaperubahansosiokultural 5. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat siswa kepada pemahaman ajaran agama dan nilainilai yang ada dan tumbuh motivasinya dalam untuk mengaktualisasikan seharihari dan dalam

merealisasikannya

kehidupan

berhubungandenganAllah,masyarakat,bangsadanNegara 6. Siap mengembangkan profesinya yang berkesinambungan agar48 ilmuataukeahliannyatidakcepatoutofdate.

Sebagai implikasinya guru PAI perlu meningkatkan studi lanjut, mengikuti kegiatan diskusi, seminar, pelatihan dan yang mendukungpengembanganprofesionalismenya

48

Muhaimin, Op,Cit, hal.100102

53

BABAIII METODOLOGIPENELITIAN

A. PendekatandanJenisPenelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini, diarahkan pada latar dan individu tersebut secaraholistik(utuh).Jadi,dalamhalinitidakbolehmengisolasikanindividu atauoraganisasikedalamvariabelatauhipotetis,tetapiperlumemandangnya49 sebagaibagiandarisesuatukeutuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas empiris sesuai fenomena secara rinci dan tuntas, serta untuk mengungkapkan gejala secara holistis kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkandiri peneliti sebagai instrumen kunci. Adapun jenis penelitan dalam proposal iniadalahpenelitianstudikasus,menurutSuharsimiArikunto penelitianstudikasusadalahsuatupenelitanyangdilakukansecaraintensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala50 tertentu.

49

LexyJ.Moeleong, MetodePenelitianKualitatf:EdisiRevisi, (Bandung:PTRemajaRosdakarya,2006), hal.4 50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi V, (Jakarrta Rineka Cipta,2002),hal.120

54

Studi kasusataupenelitiankasusadalahpenelitiantentangstatussubjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembagamaupunmasyarakat.Penelitiinginmempelajarisecaraintensiflatar belakangsertainteraksilingkungandariunitunitsosialyangmenjadisubyek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentanglatarbelakang,sifatsifatsertakarakterkarakteryangkhasdarikasus, ataupunstatusdariindividu,yangkemudiandarisifatsifatkhasdiatasakan dijadikansuatuhalyangbersifatumum. B. KehadiranPeneliti Dalampenelitiankualitatif,penelitisendiriataudengan bantuanorang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini, sebagaimana dinyatakan oleh Lexy J. Moeleong, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelaporhasilpenelitiannya.Pengertian instrumenataualatpenelitiandi sini tepatkarenaiamenjadisegalanyadarikeseluruhanprosespenelitian.Namun, instrumendisinidimaksudkan sebagaialatpengumpuldatasepertitespada51 penelitiankuantitatif.

Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran peneliti disini disamping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalamseluruhkegiatanpenelitianini.51

LexyJ.Moeleong, op,cit, hal.168

55

C. LokasiPenelitian Penelitian skripsi ini diadakan di SMP Islam Pasuruan yang beralamatkan di Jln. KH. Abd. Hamid No.98 B Kota Pasuruan yang merupakan salah satu SMP yang berstandarkan Nasional. Dalam rangka mewujudkan SMP Islam Pasuruan sebagai lembaga pendidikan yang profesional, maka dalam aktifitas seharihari gerak langkah komponen komponen pendukung SMP Islam Pasuruan dibingkai dalam sebuah tata kerja yang harmonis mulai dari pimpinan sekolah, dewan sekolah, guru karyawan hingga siswa dengan struktur organisasi. Dalam upaya malayani siswa dengan sebaikbaiknya, guruguru di SMP Islam Pasuruan telah memilikikelayakandanprofesionalismeyangcukupmemadaisesuaidengan bidangmatapelajaranyangmenjaditanggungjawabnya. D. Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian, menurut Suharsimi52 Arikuntoadalahsubjekdimanadatadiperoleh. SedangkanmenurutLofland,

yang dikutip oleh Moeleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah katakata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti53 dokumendanlainlain.

Adapun sumberdataterdiridariduamacam: 1. SumberDataPrimer

52 53

SuharsimiArikunto,op,cit, hal.107 Lexy,J,Moeleong,op,cit,hal.157

56

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung54 memberikandatakepadapengumpuldata.

Dalam penelitian ini, sumber data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Pasuruan, Waka Kurikulum SMP Islam Pasuruandan Guru PendidikanAgamaIslamdiSMPIslamPasuruan. 2. SumberDataSekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang55 lainataudokumen. Sumberdatasekunderyangdiperolehpeneliti

adalah data yang diperoleh langsung dari pihakpihak yang berkaitan berupa datadata sekolah dan berbagai literatur yang relevandenganpembahasan,sepertiorangtuasiswadandokumen dokumenSMPIslamPasuruan. E. Prosedur PengumpulanData Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam teknik pengumpulandata,yaitu: 1. MetodeObservasi atauPengamatan. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian56 terhadapsuatuobjekdenganmenggunakansegalaindra.

54

Sugiyono,MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdanR&D, (Bandung: Alfabeta,2006),hal.253 Ibid, hal.253 56 SuharsimiArikunto, op,cit,hal.20455

57

Berdasarkan definisi di atas maka yang di maksud metode observasiadalahsuatucarapengumpulandatamelaluipengamatan panca indra yang kemudian diadakan pencatatanpencatatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsungdi lapangan,terutamadatatentang: a) LetakgeografissertakeadaanfisikSMPIslamPasuruan b) ManajemenPengelolaanSekolah yangdipakaidiSMP Islam Pasuruan c) KurikulumyangadadiSMPIslamPasuruan d) Fasilitas/sarana prasarana Pendidikan yang ada SMP Islam Pasuruan.2.

MetodeWawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)yangmengajukanpertanyaandanyangdiwawancarai57 yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode

wawancara atau metode interview dipergunakan kalau seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, denganbercakapcakapberhadapanmukadenganorangitu. Metode interview ini penulis gunakan dengan tujuan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan Upaya Guru Pendidikan

57

LexyJ.Moeleong,op,cit, hal.186.

58

Agama Islam Dalam Meningkatan Mutu Pendidikan. Adapun sumber informasi (Informan) adalah Kepala Sekolah SMP Islam Pasuruan, Waka Kurikulum SMP Islam Pasuruan dan Guru PendidikanAgamaIslamSMPIslamPasuruan. 3. Metode Dokumentasi Tidak kalah penting dari metodemetode lain, metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai halhal atau variabel yangberupacatatan,transkip,buku,suratkabar,majalah,prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dibandingkan denganmetodelain,makametodeiniagaktidakbegitusulit,dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda58 hiduptetapibendamati.

Dari definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dokumentasi yang penulis gunakan adalah dengan mengambil kumpulandatayangadadikantorSMP IslamPasuruan baikberupa tulisan,papannama,danbrosurprofilSMPIslamPasuruan. F. AnalisaData Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembalidatadatayangdidapat,apakahdatatersebutsudahcukupbaikdan

58

SuharsimiArikunto,op,cit, hal.206

59

dapat segera dipersiapkan untuk proses berikutnya. Secara sistematis dan konsisten bahwa data yang diperoleh, dituangkan dalam suatu rancangan konsepyangkemudiandijadikandasarutamadalammemberikananalisis. Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisa data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data59 dansebagaiusahauntukmemberikanbantuanpadatemadanideitu.

Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menganalisa data yang sudahdiperolehadalahdengancaradeskriptif(nonstatistik),yaitupenelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori untuk memperoleh kesimpulan. Yang bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Penelitiandeskriptifdibedakandalamduajenispenelitianmenurutsifatsifat analisa datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat ekploratif dan riset60 deskriptif yang bersifat developmental. Dalam hal ini penulis

menggunakan deskriptif

yang

bersifat ekploratif,

yaitu dengan

61 menggambarkankeadaanataustatusfenomena.

59 60

LexyJ.Moeleong,op,cit, hal.280 SuharsimiArikunto,op,cit, hal.195 61 Ibid, hal. 195

60

Peneliti hanya ingin mengetahui halhal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu. Dengan berusaha memecahkan persoalanpersoalan yang ada dalam rumusan masalah dan menganalisa datadata yang diperoleh denganmenggunakanpendekatansosiologis. G. PengecekanKeabsahanTemuan Pemeriksaankeabsahandatadidasarkanataskriteriatertentu.Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, tersebut

kebergantungan,

dan

kepastian.

Masingmasing

kriteria

menggunakan teknik pemeriksaan sendirisendiri. Kriteria derajat kepercayaanpemeriksaandatanyadilakukandengan: 1. Teknikperpanjangankeikutsertaan,ialahuntukmemungkinkanpeneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktorfaktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhifenomenayangditeliti. 2. Ketekunan pengamatan, bermaksud menemukan ciriciri dan unsur unsurdalamsituasiyangsangatrelevandenganpersoalanatauisuyang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada halhal tersebut secararinci. 3. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumberlainnya.Denzinmembedakanempatmacamtriangulasisebagai

61

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidikdanteori. 4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentukdiskusianalitikdenganrekanrekansejawat. 5. Kecukupan refensial, alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. film atau videotape, misalnya dapat digunakan sebagai alat perekam yang pada saat senggang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperolehdengankritikyangtelahterkumpul. 6. Kajian kasus negatif, dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dankasusyangtidaksesuaidenganpoladankecenderunganinformasi yangtelahdikumpulkandandigunakan sebagaibahanpembanding. 7. Pengecekananggota,yangdicekdengananggotayangterlibatmeliputi data,kategorianalisis,penafsiran,dankesimpulan.Yaitusalahsatunya seperti ikhtisar wawancara dapat diperlihatkan untuk dipelajari oleh satu atau beberapa anggota yang terlibat, dan mereka diminta pendapatnya. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan dilakukan dengan62 teknikauditing,yaituuntukmemeriksakebergantungandankepastiandata.

Demikian halnya dalam penelitian ini, secara tidak langsung peneliti telah menggunakan beberapa kriteriapemeriksaan keabsahan data dengan62

LexyJ.Moeleong,op,cit, hal.326338.

62

menggunakan teknik pemeriksaan sebagaimana yang telah tersebut di atas, untuk membuktikankepastiandata.Yaitudengankehadiranpeneliti sebagai instrumen itu sendiri, mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaing, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari beberapa orang yang berbeda, menyediakan data deskriptif secukupnya, diskusi dengan temanteman sejawat. H. TahaptahapPenelitian Dalam penelitianini,adabeberapatahapanpenelitian: 1. Tahappralapangan a. Memilih lapangan, dengan pertimbangan bahwa SMP Islam PasuruanadalahsalahsatuSMPyang memiliki visibilitasuntuk diteliti. b. Mengurusperijinansecaraformal(kepihaksekolah). c. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian denganSMPIslamPasuruan selakuobjekpenelitian. 2. Tahappekerjaanlapangan a. Mengadakan observasi langsung ke SMP Islam Pasuruan terhadap Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam MeningkatanMutuPendidikanAgamaIslam,denganmelibatkan beberapainformanuntukmemperolehdata.

63

b.

Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena prosespembelajarandanwawancaradenganbeberapapihakyang bersangkutan.

c.

Berperansertasambilmengumpulkandata.

3. Penyusunan laporan penelitian, berdasarkan hasil data yang diperoleh.

64

BABIV LAPORANHASILPENELITIAN

A. LatarBelakangObyekPenelitian 1. LokasiSMPIslamPasuruan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMP Islam) kota Pasuruan berada di Jalan Abdul Hamid 96 b kelurahan Karangayar Kecamatan Gadingrejo. Sekolah ini tidak memiliki akses jalan yang baik dan memadai karena terletak didalam perkampungandandikelilingiolehpondokpesantren.Gang berukuran1,5 meter sebagaipintu masukuntukTK,SD,SMPdanSMAIslamdengan jumlah murid keseluruhan 1100siswadengandijagaolehsorangsatpam. KesanpertamadiSMPIslamPasuruanpenuhdengankejutankecil.Dari pintu masuk sudah tidak bisa dibayangkan kapasitas jalan yang dijadikan pintu utama TK, SD, SMP dan SMA hanya selebar 1.5 meter dengan keadaan tidak rapi. Halaman untuk menampung siswa baik upacara bendera dan istirahat tidak memadai. Setelah sampai di gedung SMP Islam Pasuruan terlihat ruangruang2 yangbaikdanlayakdigunakanmengelilingilahanseluas7300m .

Lembaga pendidikan SMP Islam Kota Pasuruan berada dalam naungan yayasan pendidikan Islam Maarif kota Pasuruan. SMP Islam Pasuruan merupakan pengembangan dari TK dan SD Islam yang ada di lokasi sekitarnya, dipimpin oleh kepala sekolah yaitu Drs. Imam Suhadi M Pd I. Yayasan pendidikan Islam Maarif adalah lembaga pendidikan yang berfaham AhlussunnahWalJamaah.

65

Mengingat lokasi yang ditempati di atas lahan lingkunganpondokpesantrenputramaupunputridiantaranya.

2 7300 m dalam

1. DisebelahbaratSMPIslamPasuruanterdapatduapondokpesantren. PondokpesantrenputriALMunawaroh. PondokpesantrenputraputriHidayatusSyalafiyah. 2. DisebelahtimurSMPIslamPasuruanterdapatduapondokpesantren. PondokpesantrenputraputriSyalafiyah. PondokpesantrenputraRoudlotulQuranatauilmuAlQuran. Dengan lokasi seperti ini, maka tidak heran apabila siswa di SMP Islam Pasuruan terdapat siswa dari luar kota seperti Situbondo, Probolinggo, Madura serta tidak sedikit dari kabupaten Pasuruan. Mereka menggunakan fasilitas pondok pesantren untuk pendidikan Ilmu agama dan SMP Islam sebagai pendidikan formalnya. Penambahan murid dari tahun ketahun sangat segnifikan berasaldari: 1. WilayahkotaPasuruan. 2. Wilayah kabupaten Pasuruan yang umumnya bermukim di pondok pesantrensekitarSMPIslamPasuruan. 3. LuarwilayahkotadankabupatenPasuruanyangjugabermukimdipondok pesantren Pada saat ini sekolah menyediakan asrama siswa yang berada di sebelah tempatberibadah(musholah)berjumlahtigaunitkamar.Asramainidimaksudkan untuk(1)menambahdayatariksiswadari luarkotaPasuruan(2)mempermudah

66

kontrolbagiorangtuaterhadapanaknya(3)alternatiflainselainberadadipondok pesantrendan(4)sebagaisaranauntukmemperlancarprogramsekolah. 2. SejarahSingkatSMPIslamPasuruan SMP Islam Pasuruan adalah Lembaga Pendidikan yang bercirikan ajaran agama Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. SMP Islam Pasuruan didirikan sebagai wujud pengembangan dari TK Islam dan SD Islam Pasuruan. Karena adanya tuntutantuntutan dari masyarakat yang sangat membutuhkan suatu sekolah menengahpertama,LembagaPendidikanIslamdalamnaunganpimpinancabang Lembaga Pendidikan Maarif NU cabang kota Pasuruan (LP Maarif NU). BerdirilahSMPIslam KotaPasuruandalam naunganpimpinancabang Lembaga Pendidikan Maarif NU cabang kota Pasuruan (LP Maarif NU) dengan akta notarisYoenoesMaogiman,SHno103/1986. SMP Islam Pasuruan didirikan oleh pengurus pendidikan SD Islam di antaranya Drs. Imam Suhadi, Barroh Isnawati, BA dan Akhmad Achyar, S.Ag pada tahun 1988. Tepatnya pada awal tahun pelajaran 1988/1989. Secara operasionaldalamkalenderpendidikantahunpelajaranlembagapendidikanyang berciri khas ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, maka dalam operasional pendidikannyaSMPIslamPasuruanpadaawalberdirinyadikenaldengansebutan SMP Islam (sebelum Lahir UU No 2 / 1994) bernaung dalam Lembaga PendidikanMaarifNU. Dengan demikian secara administrasi kelembagaan karena berada di wilayah kota Pasuruan, maka SMP Islam Pasuruan berada dalam naungan

67

Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Maarif NU. Disamping itu SMP Islam Pasuruan sebagai lembaga pendidikan formal dalam negeri kesatuan Republik Indonesia, maka SMP Islam Pasuruan bergabung dalam kelembagaan besar Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) atau sekarang sekarang dikenal denganDinasPendidikanNasional. 1. Secara kelembagaan SMP Islam Pasuruan sebagai sekolah swasta bernaung dalam Lembaga Pendidikan Maarif NU memberi muatan lokal pendidikan dalam bidang keagamaan yang meliputi mata pelajaran antara lain: Ibadah Syariah (fiqih), Quran Hadist, bahasa Arab, sejarah kebudayaan Islam, AqidahakhlaqdankeNuan(aswajah). 2. Secara operasional pendidikan pada umumnya SMP Islam Pasuruan bergabung dalam Dinas Pendidikan Nasional, pendidikan yang diberikan pendidikan umum sebagaimana sekolah SMP lainnya dengan menerapkan standar nasional pada pasal 35 UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar kita memiliki Standar Nasional Pendidikan(SNP). Mulai awal berdiri tahun 1988 sampai sekarang SMP Islam Pasuruan dipimpinolehkepalasekolahyangsamayaituDrsImamSuhadi.MPdI.Beliau memperoleh gelar M Pd I pada tahun 2002 di Universitai Islam Malang dengan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. SMP Islam Pasuruan tidak pernah mengalampergantiankepalasekolah,tetapiuntukketuakomitesekolah berganti sesuaipriodeyangberlaku.

68

Pada awal berdirinya jumlah siswa SMP Islam Pasuruan sebanyak 60 orang siswa, yang sebagian besar didominasi oleh lulusan SD Islam dan selebihnya dari SD Negeri di sekitar lokasi SMP Islam. Dalam menjalankan operasionalnyajumlahmuridsebanyak60orangsiswa,padaakhirtahunpelajaran berkurang menjadi 25 orang siswa. Tenaga pendidik SMP Islam adalah guru yang mengajar di SD Islam Pasuruan dengan pembiayaan ditanggung oleh SD Islam. Tetapi pada tahun berikutnya perkembangan jumlah murid sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan kelas yang pararel dari satu kelas menjadiduakelasdanterakhirtigakelas. Pada Tahun Pelajaran 2000/2001 kelas satu masuk pagi sedangkan kelas duadantigamasuksiang.Jumlahrombonganbelajarkelassatuadatigarombel, kelas dua ada dua rombel dan kelas tiga dua rombel dengan jumlah siswa keseluruhan253 siswa. Masingmasingterdiri darikelas satu lakilaki86siswa dan perempuan 32 siswa, kelas dua lakilaki 36 siswa dan perempuan 31 siswa dankelastigalakilaki38siswadanperempuan30siswa. Di tahun pelajaran 2001/2002 dengan delapan rombongan belajar bisa memiliki ruang belajar yang layak dan kegiatan belajar mengajar dilakukan di pagi hari.Padatahun2001/2002 jumlah muridSMPIslamPasuruan berjumlah 289 murid terdiri dari 185 lakilaki dan 104 perempuan. Tenaga guru yang tersediadiantaranya5orangguruyangdiperbantukandariDinasPendidikandan KebudayaanKotaPasuruan,5oranggurutetapyayasandan17oranggurutidak tetapsertadibantu3orangtatausaha.

69

3. Visi,MisidanTujuan Sekolah Agar setiap langkah yang diambil oleh pelaku pendidikan dapat lebih terarah,makadiperlukanVisidanMisiSekolah.SMPIslamKotaPasuruantelah menetapkanVisidanMisisebagaiberikut: a. VisiSekolah: Menjadi sekolah yang bermutu dan menghasilkan siswa yang berkualitas, berbudi luhur, sehat jasmani rohani dan terampil, berseni budaya yang tinggisertaberwawasanIPTEKdanIMTAQ. Indikatorvisisekolahadalahsebagaiberikut: 1. MemperolehPrestasiAkademikBerkualitasdanUnggul. 2. MampubersaingdalammemasukiSMANegeriyangunggul. 3. Memilikiteambolabasketdansepakbolayanghandal. 4. Memilikikelompoksenikarawitanyangberkualitas. 5. MemilikiRemajaMushollayangSholehdanSholihah. 6. Selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan. b. MisiSekolah: 1. Meningkatkan Prestasi Akademik siswa memulai kedisiplinan dan intensitaspembelajaranyangtinggi. 2. Menyediakan layanan pembelajaran yang efektif dengan sumber belajar yangmemadai.

70

3. Meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan olahraga secara berencanadanberkesinambungan. 4. Menyediakanlayananpelatihansenikarawitandantari. 5. MeningkatkanpembinaankeimanandanketaqwaanRemajaMusholla. 6. Menyediakansaranalayanan operasionalismecomputer. 7. MeningkatkankemampuanmembacadanmenulisAlQurandanDiba. c. TujuanSekolah Padatahun2006/2007tujuansekolahyangingindicapaiadalah: 1. Meningkatkan prestasi akademik dengan peningkatan skor ( GSA ) minimal+2,0. 2. Menduduki peringkat sepuluh basar pada perolehan Nilai Ujian Akhir tingkatkota. 3. Memilikiteamolahraga basket,bola volleydansepakbola yangtangguh tingkatKotadanKabupaten. 4. MampumenampilkanbermacammacamSeniSamrohdanBanjari. 5. MemilikikaderkaderQuraniy(pembacaAlQuran)denganlagu(Qiroat). 6. Terampil dalam mengoperasikan computer malalui program Mocrosoft Word,Excel,LAN(LokalAreaNet)danInternet. 4. StrukturOrganisasiSMPIslam KotaPasuruan Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkanhubunganantarkomponenyangsatudenganyanglain,hinggajelas tugas,wewenangdantanggungjawabmasingmasingdalamsuatukebulatanyang teratur. 71

AdapunbaganstrukturorganisasiSMPIslamkotaPasuruansebagaimana dalamlampiran 5. KondisiSaranadanPrasaranaSMPIslam KotaPasuruan Untuk mengetahui sarana fisik sekolah SMP Islam Pasuruan, penulis melakukan penggalian data observasi secara langsung di lokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulispaparkansebagaiberikut Ruangpembelajarandisinipenulismaksudsebagairuangyangdigunakan dalam proses belajar mengajar. Adapun ruang pemelajaran ini meliputi ruang kelas VII, VIII dan IX, ruang laboratorium, perpustakaan dan beberap jenis ruangan yang menunjang proses akademik. Untuk kelas VII terbagi menjadi 5 kelas, kelas VIII terbagi menjadi 7 kelas dan kelas IX terbagi menjadi 7 kelas. Padabangunaniniterdapatsatulantai.Untukmenunjangprosesbelajarmengajar terdapat 1 ruang perpustakaan, 1 laboratorium IPA, 1 labratorium komputer, 1 laboratoriummultimediadan2laboratoriumketerampilan. Dalam rangka tercapainya target kualitas sekolah yang baik, tidak lepas daribeberapafaktorpendukungyaitusaranadan prasaranayangmemadai.Untuk mencapaitargettersebutdiu