case ujian print

30
STATUS PSIKIATRI Nomor rekam medis : 031405 Nama pasien : Tn. S Nama dokter yang merawat : dr. Carlamia Lusikooy, SpKJ Nama dokter muda : Rosyenni Rebecca S Masuk RS pada tanggal : 24 Juni 2011 Rujukan/ datang sendiri/ dengan keluarga : Diantar keluarga Riwayat perawatan : 1. Dirawat 2 kali di RS Jiwa di Semarang dalam tiga tahun terakhir. 2. Dirawat di RSKO Jakarta dari 24 Juli 2011 sampai sekarang I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat & tanggal lahir : Makassar, 30 Oktober 1970 Usia : 40 tahun Agama : Islam Bangsa / suku : Indonesia / Makassar Status pernikahan : Menikah Pendidikan : Sarjana Ekonomi Pekerjaan : Wiraswasta 1

Upload: mohamadhafiz

Post on 24-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Ujian PRINT

STATUS PSIKIATRI

Nomor rekam medis : 031405

Nama pasien : Tn. S

Nama dokter yang merawat : dr. Carlamia Lusikooy, SpKJ

Nama dokter muda : Rosyenni Rebecca S

Masuk RS pada tanggal : 24 Juni 2011

Rujukan/ datang sendiri/ dengan keluarga : Diantar keluarga

Riwayat perawatan : 1. Dirawat 2 kali di RS Jiwa di Semarang

dalam tiga tahun terakhir.

2. Dirawat di RSKO Jakarta dari 24 Juli 2011

sampai sekarang

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat & tanggal lahir : Makassar, 30 Oktober 1970

Usia : 40 tahun

Agama : Islam

Bangsa / suku : Indonesia / Makassar

Status pernikahan : Menikah

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Makassar, Sulawesi Selatan

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : 8, 9 dan 11 Agustus 2011 jam 10.00 WIB di bangsal rehab

1

Page 2: Case Ujian PRINT

Alloanamnesis : 11 Agustus 2011 jam 11.00 WIB dengan istri pasien dan dari rekam

medis.

A. Keluhan Utama ( 24 Juni 2011)

Pasien dibawa oleh keluarganya karena kembali menggunakan shabu 4 hari SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Sejak empat hari SMRS, pasien kembali menggunakan shabu setelah sebelumnya

enam bulan tidak menggunakan zat tersebut. Hal ini dikarenakan pasien merasa ada dorongan

yang kuat untuk kembali menggunakan zat tersebut. Pasien juga menceritakan dirinya yang

tidak merasa nyaman dan sedang menanggung beban pekerjaan yang berat turut mendorong

pasien untuk kembali menggunakan shabu. Menurutnya, shabu membantu dirinya merasa

nyaman dan meningkatkan rasa percaya diri. Shabu yang digunakan sebanyak 0,5 gram setiap

hari dengan cara hisap. Jumlah shabu ini sama dengan jumlah terakhir shabu yang dia

gunakan 6 bulan lalu.

Pasien menceritakan bahwa dia tidak nyaman di rumah karena merasa istrinya

menyembunyikan dan menutupi kesalahan adik iparnya terhadap dirinya. Pasien menuduh

adik iparnya sangat iri dengan harta miliknya dan berencana merampas hartanya itu. Pasien

juga menuduh istrinya bersekongkol dengan adik iparnya dalam rencana merampas semua

harta miliknya. Pasien mengaku pernah melihat sendiri istrinya pernah membawa adik

iparnya masuk ke rumah untuk mencuri hartanya namun isterinya mengatakan bahwa sudah 4

bulan tidak bertemu dengan adik ipar tersebut. Hal ini membuat pasien sangat marah kepada

istrinya karena tidak jujur. Pasien mengatakan bahwa dia sangat terpukul dengan perlakuan

istrinya.

Pada saat wawancara, pasien menceritakan bahwa dia sering mendengar suara-suara

laki-laki dan wanita yang mengomentari perlakuan dirinya terhadap istrinya. Suara-suara itu

muncul terutama saat pasien menyendiri. Suara tersebut telah lama muncul sejak dia menikah

dengan istrinya. Menurut pasien, aktivitas dan pekerjaan dirinya tidak terganggu dengan suara

tersebut karena hanya muncul ketika pasien menyendiri.

2

Page 3: Case Ujian PRINT

Pasien menceritakan dirinya dibawa oleh keluarga ke RSKO karena dia kembali

menggunakan shabu. Dia merasa tidak pantas berada di RSKO karena walaupun dia kembali

menggunakan shabu, dia tidak separah seperti sewaktu 6 bulan yang lalu. Pasien juga

menyalahkan keluarga terutama istrinya atas keadaan dirinya karena mereka seperti

membiarkan adik iparnya yang berencana merampas harta miliknya.

Istri pasien menceritakan, satu hari SMRS, pasien marah, mengamuk dan memukul

dirinya karena membuang shabu milik pasien. Istri pasien ketakutan dan menghubungi orang

tua pasien sebelum akhirnya pasien dibawa ke RSKO.

5 hari dalam perawatan di bangsal detoksifikasi, pasien mengeluh nyeri pada perutnya

seperti kram. Pasien menceritakan nyeri yang dirasakan sama seperti saat masuk ke

rehabilitasi di Makassar 6 bulan yang lalu tetapi intensitasnya lebih rendah. Pasien masih

merasakan dorongan untuk menggunakan shabu. Setelah 3 minggu di bangsal detoksifikasi,

pasien tidak lagi mengeluh nyeri pada perut dan tidak ada dorongan lagi untuk menggunakan

shabu. Pasien juga menceritakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya supaya

jangan bertengkar dengan istrinya, suara-suara tersebut terutama didengarnya pada saat

menyendiri. Pasien berasa sudah terbiasa dengan suara-suara tersebut dan tidak merasa

terganggu dengan suara-suara itu. Pasien dipindahkan ke bangsal rehabilitasi untuk terapi

lanjutan.

5 minggu dalam perawatan, pasien merasa sehat dan bebas dari shabu, lebih banyak

menghabiskan masa untuk beribadah. Pada saat wawancara, pasien menceritakan tentang

kejujuran di mana dia masih berasa istri dan adik iparnya tidak jujur dan berencana merampas

hartanya. Pasien masih mendengar suara-suara tersebut.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Gangguan Psikiatrik

Rasa curiga terhadap istri dan adik iparnya bermula pada tahun 1999, saat usia

pernikahannya menginjak usia 1 tahun, dan berlangsung sampai sekarang. Pada tahun 2003,

rasa curiga tersebut membuat pasien bertengkar dengan istrinya sehingga pasien mulai tidak

nyaman berada di rumah. Sejak menggunakan shabu, pasien menceritakan sering

mendengarkan suara-suara yang mengomentari. Suara itu muncul terutama beberapa jam

3

Page 4: Case Ujian PRINT

setelah menggunakan shabu. Pasien juga menceritakan bahwa suara-suara itu tidak hilang

sampai sekarang.

2. Gangguan medik

Pasien menyatakan hanya pernah sakit-sakit biasa seperti demam, pilek, sembuh

setelah 2-3 hari berobat ke dokter, tidak pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah

dioperasi. Tidak didapatkan riwayat trauma kepala ataupun kejang.

3. Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien mulai merokok sejak ia SMP kelas 2, yaitu saat berusia 16 tahun. Rokok

yang digunakan pasien adalah Malboro, Djarum Super dan Sampoerna. Sehari pasien

menghisap rokok kira-kira 10 batang.

Pasien mulai minum alkohol bersamaan dengan rokok yaitu pada saat berusia 16

tahun. Pasien hanya minum beberapa botol kira-kira seminggu sekali saat bersama

temannya.

Pasien menceritakan pertama kali menggunakan narkoba adalah ganja yaitu pada

tahun 1989, saat ia berusia 19 tahun. Ia mengatakan alasan memakai karena pasien ingin

mencobanya dan karena teman-teman di sekitar tempat tinggalnya juga menggunakannya.

Pasien menghisap ganja kira-kira seminggu sekali bersama-sama temannya untuk

bersenang-senang. Pada tahun 1992, pasien berhenti menggunakan ganja karena

dimasukkan ke pesantren oleh keluarganya untuk rehabilitasi selama kurang lebih 3 bulan.

Namun tahun 1993, saat masuk kuliah, pasien menggunakan narkoba lagi yaitu

putaw yang didapat dapat dari temannya. Pasien menggunakan putaw pada saat ujian

dengan cara suntik tetapi tidak tahu berapa banyak yang digunakan. Pasien merasa lebih

percaya diri dan lebih konsentrasi dalam belajar dan menghadapi ujian setelah

menggunakan putaw. Pada tahun 1997, pasien lulus kuliah, pasien berhenti menggunakan

putaw dengan masuk ke tempat rehabilitasi di Makassar atas keinginan orang tuanya.

Pada tahun 2005, pasien menggunakan obat dan yang ia gunakan adalah shabu

setelah diperkenalkan oleh temannya. Pasien menggunakan shabu dengan cara hisap dan

semakin banyak sehingga 0,5 g setiap hari. Melihat perubahan sikap pasien, keluarganya

4

Page 5: Case Ujian PRINT

memasukkan psien ke rehabilitasi di Makassar pada tahun 2008. Pasien kemudiannya

berhenti selama satu tahun sebelum kembali menggunakan shabu sehingga dimasukkan

lagi ke pusat rehabilitasi pada akhir tahun 2010. Pasien menceritakan saat itu dirinya

merasakan sakit seluruh tubuh dan diikat karena mengamuk pada saat rehabilitasi. Setelah

beberapa minggu direhabilitasi, pasien tidak lagi merasakan sakit di seluruh badannya dan

tidak lagi merasakan keinginan untuk menggunakan shabu.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan. Tidak ada komplikasi, tidak

ada trauma dan tidak ada cacat bawaan. Ibu pasien tidak pernah sakit saat mengandung

pasien. Berat badan lahir pasien adalah kira-kira 3 kg. Pasien merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara.

2. Masa Kanak Awal

Pasien mendapatkan ASI dari ibunya selama dua tahun. Pasien tergolong anak yang

sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal seperti anak seusianya.

Pasien tidak pernah kejang, kecelakaan ataupun operasi.

3. Masa Kanak Pertengahan

Pasien sekolah dari TK, SD, pasien melanjutkan pendidikannya di SMP, dapat

menyelesaikan pendidikannya di SMP dan melanjutkan ke SMA. Pada tiap tingkatan

pasien selalu mendapat prestasi yang baik. Pasien berkembang sesuai umur dengan tingkah

laku normal.

4. Masa Kanak Akhir ( pubertas-remaja )

a. Hubungan sosial

Pasien bergaul seperti biasa dan mempunyai teman baik di lingkungan rumah

maupun di luar lingkungan rumahnya. Pasien bergaul dengan teman-teman yang

merokok, minum alkohol dan menggunakan ganja.

b. Riwayat Pendidikan

Tamat SD di sebuah SD di Makassar setelah 6 tahun dengan prestasi baik.

Tamat SMP di sebuah SMP di Makassar setelah 3 tahun dengan prestasi baik.

5

Page 6: Case Ujian PRINT

Tamat SMA di sebuah SMA di Makassar setelah 3 tahun dengan prestasi baik.

Tamat Sarjana di sebuah universitas di Makassar setelah 10 tahun dengan prestasi

kurang baik.

c. Riwayat Psikoseksual

Pasien mengaku mempunyai banyak teman dan banyak pacar terutama sewaktu di

universitas. Pasien sering menghabiskan waktu dengan teman di diskotik dan kelab

malam. Pasien juga menceritakan bahwa dia sering berhubungan seks dengan pacarnya

sejak universitas. Setelah menikah, pasien tidak lagi berhubungan seks kecuali istrinya

dan hanya ke diskotik dan kelab malam untuk minum alkohol.

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien adalah seorang yang beragama Islam. Pasien menceritakan bahwa dulunya

dia sangat jarang sholat dan sering melanggar hukum agama seperti minum alkohol,

menggunakan narkoba dan berhubungan seksual sebelum menikah.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Bekerja sebagai wiraswata setelah lulus sarjana ekonomi di perusahaan milik

ayahnya. Pasien menceritakan ayahnya akan mewariskan perusahaan tersebut kepada

dirinya namun khawatir akan dirampas adik iparnya.

b. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah pada tahun 2003 dengan wanita pilihan keluarganya. Dia

menceritakan bahwa istrinya bukan pacarnya dan tidak mengenal istrinya sebelum

menikah.

c. Aktivitas Sosial Saat Ini

Ketika ditanyakan bagaimana hubungan pasien dengan pasien lainnya di bangsal,

pasien mengaku kurang bersosialisasi/bergaul dengan pasien lainnya, pasien mengaku

lebih suka bersendirian, berbaring di kamar, dan beribadah seperti sholat dan membaca

buku religius.

d. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat dalam proses pengadilan yang berkaitan dengan hukum.

6

Page 7: Case Ujian PRINT

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ibu dan ayah pasien masih hidup

dan sangat menyayanginya. Hubungan pasien dengan oang tua dan adik-adiknya cukup

dekat. Dan kedua orang tua pasien juga tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang

terhadap anak-anaknya. Dalam keluarga besar pasien, tidak ada yang mengalami gangguan

jiwa.

POHON KELUARGA

Keterangan : = Pasien

Keterangan :

1. Ayah pasien : Tn. A, 74 tahun, menikah, kepala perusahaan

2. Ibu pasien : Ny. B, 65 tahun, menikah, tidak bekerja

7

= Laki-laki

= Perempuan

Page 8: Case Ujian PRINT

3. Pasien : Tn. S, 41 tahun, menikah

4. Isteri pasien : Ny. I, 38 tahun, menikah

5. Adik laki-laki pasien : Tn K. , 32 tahun, belum menikah

6. Adik perempuan pasien : Nn. T, 27 tahun, belum menikah

7. Anak laki-laki pasien : Tn. P, 15 tahun, SMP

8. Anak perempuan pasien : Nn R, 10 tahun, SD

9. Anak perempuan pasien : Nn. E, 3 tahun

F. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang

Sebelum dirawat pasien tinggal bersama isterinya di rumah miliknya di Makassar. Pasien

bekerja sebagai wiraswasta seperti biasanya.

G. Persepsi Pasien Tentang Dirinya dan Lingkungannya

Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang yang terbuka dengan keluarganya. Pasien

mengaku orang tua serta ahli keluarganya yang lain sangat mendukung dan menyayangi

dirinya. Pasien mengetahui dirinya berada di RSKO, pasien menyalahkan keluarganya yang

membawanya ke RSKO dan beranggapan dirinya tidak begitu sakit.

III. STATUS MENTAL (Tanggal 8 Agustus 2011, pukul 10.00 WIB)

A. Deskripsi umum

1. Penampilan

Pasien seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun, penampilan fisik sesuai dengan usia,

memakai kaos berkerah berwarna putih dan celana panjang serta ikat pinggang hitam.

Pasien berambut pendek tersisir rapi dan berkumis tertata rapi. Perawatan diri cukup

baik. Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Pasien dapat langsung diajak

berbicara. Pasien kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan dengan sikap duduk

tenang dan suara pasien terdengar jelas.

8

Page 9: Case Ujian PRINT

2. Kesadaran

Kesadaran Neurologis : Compos mentis

Kesadaran Psikologis : Tampak tidak terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

1. Sebelum wawancara : Pasien sedang istirahat di kamar

2. Selama wawancara : Pasien duduk dan menjawab semua pertanyaan

yang diberikan dengan baik, suaranya cukup jelas

terdengar. Kontak mata baik.

3. Setelah Wawancara : Pasien kembali ke kamar setelah mengucap salam.

4. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

5. Pembicaraan

a. Cara berbicara: Spontan, suara jelas

b. Gangguan bicara: Tidak ditemukan gangguan bicara

B. Alam Perasaan (Emosi)

1. Mood : Eutimia

2. Afek

Arus : Cepat

Stabilitas : Stabil

Kedalaman : Dalam

Skala diferensiasi : Luas

Keserasian : Serasi

Pengendalian impuls : Kuat

Ekspresi : Batas normal

Dramatisasi : Tidak ada

Empati : Dapat dirabarasakan

9

Page 10: Case Ujian PRINT

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Halusinasi Auditorik (pasien mengaku mendengar suara

wanita dan laki-laki pada saat menyendiri, kadang-kadang

memberikan nasehat supaya jangan bertengkar dengan istri)

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

1. Taraf pendidikan : Sarjana Ekonomi

2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden RI yang pertama

dan terkini)

3. Taraf kecerdasan : Rata-rata

4. Daya Konsentrasi : Baik (pasien mampu menyebutkan bulan

Januari hingga Desember dan kebalikannya

dengan benar)

5. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien ingat nama kepala sekolah waktu

ia SMP)

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat nama dokter muda yang

mewawancaranya)

Daya Ingat Jangka Sesaat : Baik (pasien dapat menyebut ulang 6 angka

yang telah pewawancara sebutkan)

6. Orientasi Waktu : Baik (mampu mengingat hari dan tanggal ia

diwawancara)

Orientasi Tempat : Baik (mengetahui tempat keberadaanya saat

diwawancara)

Orientasi Personal : Baik (mengenali teman-temanya dan perawat)

7. Pikiran Abstrak : Baik (mampu menyatakan persamaan dan

perbedaan semangka dan jeruk, pasien juga

mengerti peribahasa telur di ujung tanduk)

10

Page 11: Case Ujian PRINT

8. Visuospasial : Baik (mampu menggambar jam 13.30 WIB

siang dengan tepat, sesuai petunjuk yang

diberikan)

9. Bakat kreatif : Pasien mengaku tidak punya bakat kreatif

10. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien mampu mandi sendiri, mengganti

pakaian sendiri dan makan sendiri)

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

Produktivitas : Kaya ide pikir, logorrhea

Kontinuitas : Tidak ada

Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Tidak ada

Waham : Wahan kejar (curiga akan istri dan adik iparnya)

Gagasan rujukan : Tidak ada

Gagasan pengaruh : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial : Baik (Pasien mengaku tindakannya mengamuk

dan memukul istrinya adalah salah)

2. Uji daya nilai : Baik (jika ia menjumpai dompet di jalanan, pasien

akan memulangkan kepada pemiliknya

berdasarkan KTP)

3. Daya nilai realitas : Terganggu dalam hal pikiran (halusinasi)

H. Tilikan : Derajat 3: menyalahkan keluarganya atas kondisi

dirinya

11

Page 12: Case Ujian PRINT

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK (Tanggal 9 Agustus 2011, jam 10.30 WIB)

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

• Tekanan Darah : 120/70 mmHg

• Nadi : 84 x/menit

• Suhu : 36,8°C

• Pernapasan : 20 x/menit

Tinggi badan : 167 cm

Berat badan : 70 kg

System kardiovaskular : BJ I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)

System respiratorius : SN vesikuler, ronkhi -/- , wheezing-/-

System gastrointestinal : nyeri tekan epigastrium (-), BU normal

System muskuloskletal : tidak terdapat deformitas, akral hangat

System urogenital : nyeri ketok CVA (-)

System dermatologis : tidak ditemukan kelainan

B. Status Neurologik :

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis : Normal

Refleks Patologis : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

24 Juli 2011

Rontgen thorax : kesan foto thorax PA normal

Laboratorium : Tes urin: Amfetamin positif

12

Page 13: Case Ujian PRINT

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang laki-laki berumur 40 tahun, sudah menikah dan memiliki

pekerjaan. Pasien menceritakan empat hari SMRS, ia kembali menggunakan shabu setelah

sebelumnya selama enam bulan tidak menggunakan zat tersebut. Pasien menggunakan shabu

dengan cara hisap dan semakin banyak sampai 0,5 g setiap hari. Terdapat peningkatan dosis

dibandingkan penggunaan awal untuk mencapai nikmat yang sama. Pasien mengaku marah,

mengamuk dan memukul istrinya yang membuang shabu miliknya serta mengeluh nyeri pada

perut setelah beberapa hari perawatan dalam keadaan putus shabu. Pasien juga merasa curiga

terhadap istri dan adik iparnya yang dituduh bersekongkol untuk merampas hartanya. Pasien

mengaku bahwa dia sering mendengar suara-suara laki-laki dan wanita yang mengomentari

perlakuan dirinya terhadap istrinya. Suara-suara itu muncul terutama saat pasien menyendiri.

Suara tersebut telah lama muncul sejak dia menikah dengan istrinya. Menurut pasien,

aktivitas dan pekerjaan dirinya tidak terganggu dengan suara tersebut karena hanya muncul

ketika pasien menyendiri.

Pada tahun 2008, keluarganya pernah memasukkan pasien ke rehabilitasi di

Makassar.Pasien kemudiannya berhenti selama satu tahun sebelum kembali menggunakan

shabu sehingga dimasukkan lagi ke pusat rehabilitasi pada akhir tahun 2010. Pasien

menceritakan saat itu dirinya merasakan sakit seluruh tubuh dan diikat karena mengamuk

pada saat rehabilitasi. Setelah beberapa minggu direhabilitasi, pasien tidak lagi merasakan

sakit di seluruh badannya dan tidak lagi merasakan keinginan untuk menggunakan shabu.

Berdasarkan status mental didapatkan:

Gangguan persepsi: Halusinasi auditorik

Proses pikir: isi pikiran: Wahan kejar (curiga akan istri dan adik iparnya)

Daya nilai: Daya nilai realitas: terganggu dalam hal pikiran (halusinasi)

Tilikan Derajat 3: menyalahkan keluarganya atas kondisi dirinya

Berdasarkan pemeriksaan penunjang laboratorium tes urin pada 24 Juli 2011, ditemukan zat

amfetamin positif.

13

Page 14: Case Ujian PRINT

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I : Gangguan Klinis dan kondisi lainnya yang mungkin menjadi fokus perhatian

klinis

Pada pasien ini ditemukan adanya pola psikologi yang secara klinis bermakna dan

secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan

hendaya (disability) dalam berbagai fungsi psikologi dan kehidupan sehariannya. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa. Berdasarkan

ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke dalam:

Gangguan Mental Non.Organik (GMNO) karena:

Gangguan kesadaran (pasien kompos mentis) tidak ditemukan.

Gangguan fungsi kognitif tidak ditemukan.

Penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwanya tidak

ditemukan.

Trauma yang melibatkan kepala tidak ditemukan.

Berdasarkan pernyataan di atas, Gangguan Mental Organik (GMO), termasuk Gangguan

Mental Simtomatik (F0) dapat disingkirkan.

Pada pasien ini ditemukan penggunaan zaf psikoaktif. Berdasarkan ikhtisar penemuan

bermakna, ditemukan:

Dorongan yang kuat sehingga kembali menggunakan shabu

terdapat peningkatan dosis berbanding penggunaan awal untuk mencapai nikmat

yang sama. (Toleransi)

Marah, mengamuk dan memukul istrinya yang membuang shabu miliknya.

(Agitasi)

Mengeluh nyeri pada perut setelah beberapa hari perawatan dalam keadaan putus

shabu. (Gejala putus zat)

Riwayat kambuh penggunaan Amfetamin dua kali (tahun 2009 dan sekarang).

Tes urin ditemukan positif Amfetamin

14

Page 15: Case Ujian PRINT

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat ditegakkan diagnosa sindrom ketergantungan

Amfetamin kini abstinen tetapi dalam lingkungan rumah sakit (F15.21).

Pada pasien ini juga ditemukan gejala psikosis yaitu:

Halusinasi auditorik.

Waham kejar.

Pada wawancara terdapat kedua gejala ini yang menetap, yaitu wahan kejar (sejak tahun

2003 hingga sekarang) dan halusinasi auditorik (sejak 2005 hingga sekarang). Pada halusinasi

auditorik, muncul pertama kali sejak menggunakan Amfetamin namun halusinasi auditorik

menetap setelah berada pada kondisi bebas Amfetamin lebih dari 1 bulan (setelah dua kali

keluar dari rehabilitasi dan pada keadaan sekarang). Diagnosa gangguan psikotik akibat

penggunaan Amfetamin (F15.5) tersingkir dan gangguan jiwa lainnya lebih dipertimbangkan.

Gejala psikotik ini termasuk Skizofrenia (F20) karena memenuhi Kriteria Diagnosa

Skizofrenia berikut:

Halusinasi auditorik.

Waham kejar.

Berlangsung lebih dari 1 bulan.

Ada perubahan konsisten dalam mutu keseluruhan dari aspek peribadi, dilihat

dari penarikan diri secara sosial dengan lebih suka menyendiri.

Skizofrenia ini termasuk Skizofrenia paranoid berkelanjutan (F20.00) karena:

Memenuhi kriteria diagnosa Skizofrenia.

Waham kejar yang menonjol.

Halusinasi auditorik menonjol.

Tidak ada episode di mana waham dan halusinasi remisi.

Gejala psikotik mungkin dicetuskan atau diperberat oleh penggunaan Amfetamin,

bukan disebabkan oleh Amfetamin itu sendiri.

15

Page 16: Case Ujian PRINT

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Pada pasien ini tidak ditemukan data yang cukup bermakna secara klinis untuk

menentukan adanya gangguan keperibadian tetapi ditemukan adanya cirri kepribadian yang

spesifik. Pasien berasa curiga terhadap pasangannya dan adik iparnya terus menerus dan

dirundung oleh rasa persekongkolan antara istri dan adik iparnya terhadap dirinya yang pada

umumnya tanpa bukti. Pada aksis II ditemukan ciri kepribadian paranoid.

Aksis III : Kondisi Medis Umum

Tidak ada

Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

Tidak didapatkan adanya problem psikososial yang bermakna dalam satu tahun

terakhir

Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

Global Assesment of Functioning (GAF) scale saat ini adalah 70-61 di mana

ditemukan beberapa gejala menetap, disabilitas ringan dalam fungsi dan secara umum

masih baik.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan Diagnosis Ganda / Dual Diagnosis (Sindrom ketergantungan

Amfetamin kini abstinen tetapi dalam lingkungan rumah sakit (F15.21)

dan Skizofrenia paranoid berkelanjutan (F20.00))

Aksis II : Ciri kepribadian paranoid

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Tidak ada diagnosis

Aksis V : current GAF Scale 70-61 , High Level Past Year GAF Scale 60-51

IX. DAFTAR PROBLEM

a. Organobiologik : Adanya sindrom ketergantungan.

16

Page 17: Case Ujian PRINT

b. Psikologis/ Psikiatrik : Halusinasi auditorik dan waham kejar.

c. Sosial/Keluarga : Penarikan diri dari masyarakat.

X. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

Hal-hal yang mendukung :

Tidak ada faktor genetik.

Pasien masih dapat melakukan pekerjaan dan fungsinya sehari-hari.

Mempunyai motivasi untuk sembuh walaupun sudah 2 kali gagal.

Dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien (orang tua dan istri).

Hal-hal yang memberatkan :

Riwayat kambuh dua kali dalam 5 tahun terakhir.

Mudah memperoleh zat psikoaktif.

Mampu membeli zat psikoaktif.

Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas.

Menarik diri dan suka menyendiri.

XI. PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi :

Haloperidol 2 x 5 mg

Triheksilphenidil 2 x 3 mg

2. Psikoterapi :

Memotivasi pasien untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan

minum alkohol, memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang

dihadapinya.

17

Page 18: Case Ujian PRINT

Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami keadaan

pasien sekarang ini dan selalu memberikan dukungan kepada pasien dengan

menjenguk pasien dan sering memperhatikan pasien.

XII TULISAN TANGAN PASIEN

GAMBAR LUKISAN PASIEN

18

Page 19: Case Ujian PRINT

KRONOLOGIS PERJALANAN PENYAKIT

Tn. S, 41 tahun, wiraswasta

1989 1992

(19 tahun) (22 tahun)

1993 1997 1999

(23 tahun) (27 tahun) (29 tahun)

2005 2008 2009

(35 tahun) (38 tahun) (39 tahun)

2010 Juni 2011

( 40 tahun) (40 tahun)

19

Page 20: Case Ujian PRINT

Keterangan:

Tahun 1989: Pasien berusia 19 tahun, mulai menggunakan ganja untuk pertama kalinya,

dengan cara dihisap kira-kira seminggu sekali.

Tahun 1992: Pasien berusia 22 tahun, masuk kuliah, mulai menggunakan putaw dengan cara

menyuntik tetapi tidak ingat berapa banyak yang digunakannya.

Tahun 1997: Pasien berusia 27 tahun, lulus kuliah, berhenti menggunakan putaw karena masuk

ke tempat rehabilitasi di Makasar.

Tahun 2005: Pasien berusia 35 tahun, mulai menggunakan shabu dengan cara hisap, jumlahnya

semakin bertambah hingga 0,5 gram setiap harinya. Pasien juga mulai mendengar

suara-suara yang tidak ada wujudnya, terutama muncul beberapa jam setelah

menggunakan shabu. Pasien mencurigai terh istri dan adik iparnya bersekongkol

untuk merampas hartanya.

Tahun 2008: Pasien berusia 38 tahun, berhenti menggunakan shabu karena masuk ke

rehabilitasi di Makasar. Halusinasi auditorik masih ada. Waham kejar masih ada.

Tahun 2010: Pasien berusia 40 tahun, masuk ke rehabilitasi lagi karena kembali menggunakan

shabu. Halusinasi auditorik dan waham kejar masih tetap ada.

Juni 2011: Empat hari SMRS, pasien kembali menggunakan shabu setelah 6 bulan berhenti.

Halusinasi auditorik dan waham kejar tetap ada.

20

Page 21: Case Ujian PRINT

21