case (1)

24
Ileus obstruksi ec adhesi appendisitis

Upload: anka

Post on 12-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

Page 1: case (1)

Ileus obstruksi ec adhesi appendisitis

Page 2: case (1)

IDENTITAS PASIENNama: Ny. Mariani

Usia: 65 tahun

Alamat: Kamp. Rawa pasung RT3 RW3 Baru, Bekasi

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Agama: Islam

Status perkawinan: Menikah

Tanggal masuk RS: 14 Agustus 2015

Tanggal pemeriksaan: 15 Agustus 2015

No. Rekam medis: 03384601

Page 3: case (1)

ANAMNESISKeluhan utama: Tidak bisa BAB dan Flatus sejak 4 hari SMRS

Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAB dan flatus sejak 4 hari SMRS, pasien mengatakan nyeri perut di seluruh kuadran. Rasa nyeri seperti di tusuk tusuk, kembung, disertai mual muntah. Tidak ada demam, nafsu makan berkurang. BAK lancar

Page 4: case (1)

• Riwayat penyakit dahulu: Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. HT(-), DM(-), Post op kolelitiasis 2 tahun lalu

• Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal sama

• Riwayat pengobatan: Belum pernah berobat sebelumnya

• Riwayat kebiasaan : Merokok (-), Alkohol (-)

Page 5: case (1)

PEMERIKSAAN FISIK• Status generalis:

Keadaan umum : Baik

Kesadaran: Compos mentis, Tampak sakit sedang

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi: 80x/menit

RR: 20x/menit

Suhu: 37oc

Page 6: case (1)

• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),pupil bulat isokor

• Telinga : Dalam batas normal

• Hidung: Pernapasan cuping hidung (-)

• Mulut : Mukosa bibir kering

• Leher: Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)

• Thorax:

1. Inspeksi: Bentuk thorax normal, gerakan pernafasan simetris kedua lapang paru

2. Palpasi: Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

3. Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru

4. Auskultasi: Suara napas vesikuler, tidak terdengar suara tambahan, BJ I BJ II normal, bunyi jantung tambahan (-), bising jantung (-)

Page 7: case (1)

• Abdomen (Status lokalis)

1. Inspeksi: Bentuk abdomen normal, simetris, terdapat jaringan sikatriks di kuadran atas

2.Auskultasi: Bising usus melemah

3.Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran

4.Palpasi : Defens muskular (+), Nyeri tekan pada seluruh kuadran (+)

• Ekstremitas

Akral dingin, tremor (-),Oedem (-)

Page 8: case (1)

Pemeriksaan Laboratorium14.8.2015

Leukosit: 17.000

Hb: 14,4

Ureum: 159

Kreatinin: 5,01

SGOT:70

SGPT: 68

Albumin: 2,54

Page 9: case (1)

TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: case (1)

ANATOMI SALURAN CERNA Organ sistem pencernaan

1. Traktus gastro intestinal, berupa pipa memanjang dari mulut sampai anus

2. Organ aksesori:

Yang terdapat di dalam mulut:

1. Gigi geligi

2. Lidah

3. Tiga kelenjar saliva: parotid, sublingual & submandibularis

Berupa organ terpisah dan berfungsi mengeluarkan getah:

1. Hati dan kandung empedu

2. Pankreas

Page 11: case (1)

STRUKTUR MIKROSKOPIS SALURAN PENCERNAAN

Esofagus sampai anus mempunyai struktur dasar yang sama 1. Lapisan mukosa: Jaringan epitelfungsi: Sekresi kelenjar , Absorbsi zat gizi , Pelindung terhadap bakteri

2. Lapisan submukosa terdapat arteriole, venule dan jaringan saraf , pleksus submukosa & Meissner’s.

3. Dua lapis otot polos, dari dalam keluar: Otot sirkular yang berbentuk spiral rapat, berfungsi untuk kontriksi saluran pencernaanOtot longitudinal, berbentuk spiral panjang, berfungsi untuk memendekkan saluran (Kedua lapisan ini bekerja sama untuk melumatkan makanan agar pencernaan secara kimiawi dapat berlangsung). Di antara kedua lapisan otot ini terdapat jaringan saraf yang disebut pleksus mienterikus (plexus auerbach’s).

4. Serosa: jaringan ikat yang melapisi paling luar saluran cerna.

Page 12: case (1)

FISIOLOGI PENCERNAAN Motilitas : kontraksi otot yg mencampur dan mendorong isi saluran cerna.

Ada 2 tipe dasar motilitas : gerakan propulsif dan gerakan mencampur

Sekresi : terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik misal : enzim, garam empedu, atau mukus

Pencernaan : penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi satuan kecil dan dapat diserap oleh enzim pencernaan.

Penyerapan : unit-unit kecil makanan yg dapat diserap yg dihasilkan oleh pencernaan bersama air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari lumen sal.cerna ke dalam darah atau limfe

Page 13: case (1)

APPENDIKSANATOMI

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kisaran 3-15cm, dan berpangkal di caecum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.

Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang caecum, di belakang colon ascendens, atau di tepi lateral colon ascendens. Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak apendiks.

Persarafan

parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterica superior dan a.apendikularis

simpatis berasal dari n.torakalis X.

Page 14: case (1)

FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis appendicitis.

Page 15: case (1)

ILEUS OBSTRUSKTIFIleus obstruksi adalah sumbatan bagi jalan distal isi usus. Adapun terminologi lainnya yaitu ileus yang berarti gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.

Page 16: case (1)

EPIDEMIOLOGI Ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang

sering ,60–70% dari seluruh kasus akut abdomen di luar kasus apendisitis akut.

Rasio wanita dan pria hampir sama.

Adhesive bands merupakan penyebab yang tersering dari obstruksi yaitu 60% pada berbagai kelompok usia, neoplasma abdomen 20%, hernia strangulata atau inkarserata 10%, dan penyakit radang usus (inflammatory bowel diseases) 5%.

Kebanyakan obstruksi usus (85%) terjadi dalam usus halus dan sisanya pada usus besar (15%). Apabila ditangani dini, dengan resusitasi cairan dan elektrolit yang segera, dekompresi intestinal dan antibiotik, mortalitas kurang dari 10%

Page 17: case (1)

ETIOLOGI Penyebab ileus dibagi atas:

1.Ileus Obstruksi - Hernia- Non hernia

1. Penyempitan lumen usus-isi lumen: benda asing, skibala, ascariasis-dinding usus:keganasan-ekstra lumen: tumor intra abdomen

2. Adhesi (streng ileus)-radang (appendisitis akut, adneksitis)-trauma-post laparatomi

3.Invaginasi4.Volvulus5.Malformasi Usus

2. Ileus Paralitik

Page 18: case (1)

PATOFISIOLOGI-Ileus obstruksi terjadi penyumbatan pada lumen usus dan dapat menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan.

Page 19: case (1)

Sehingga cairan dan gas didalam usus semakin bertambah yang menyebabkan distensi usus dam sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik). Sebaliknya juga terjadi gerakan antiperistaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan gejala lain seperti muntah-muntah.

Page 20: case (1)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan RadiologiFoto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.

CT–Scan. Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya starngulasi. CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum, dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari obstruksi.

Pemeriksaan darah lengkap

Page 21: case (1)

DIAGNOSIS BANDINGCarcinoid gastrointestinalPenyakit CrohnDivertikulum MeckelIleus meconiumVolvulusMalignansi, Tumor Ovarium.TBC Usus

Page 22: case (1)

TATALAKSANADasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.

a. Konservatif

-Resusitasi: untuk mengawasi tanda vital, dehidrasi dan syok dengan memasang infus cairan intravena seperti RL, melihat jumlah urin yang keluar, pemasangan NGT

Farmakologis

-Pemberian obat obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Anti emetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

b. Operatif

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi NGT untuk mencegah sepsis sekunder. Diawali dengan laparatomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparatomi.

Page 23: case (1)

KOMPLIKASI Komplikasi dari ileus antara lain terjadinya:

Nekrosis usus, perforasi usus,

Sepsis,

Syok-dehidrasi,

Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi,

Pneumonia aspirasi dari proses muntah,

Gangguan elektrolit,

Kematian

Page 24: case (1)

TERIMA KASIH