bpp tp 2014

Upload: ristiyaadiwiratama

Post on 09-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penduan praktikum teknologi pupuk universitas sebelas maret

TRANSCRIPT

  • TeknologiPupukTim Penyusun:

    DOSEN dan TIM CO-ASISTEN

    FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA 2014

    PanduanPraktikum

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayah-

    Nya sehingga buku Panduan Praktikum Teknologi Pupuk dapat diselesaikan dengan

    lancar.

    Buku praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan

    praktikum Teknologi Pupuk yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Teknologi

    Pupuk pada Program Studi Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Bukul praktikum

    ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan

    praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan

    tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh

    mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai

    materi yang dibahas.

    Hal ini penyusun juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu dalam penyusunan buku ini baik yang telah membantu secara

    langsung maupun tidak langsung. Penyusun juga menyadari bahwa dalam setiap

    pengembangan ilmu sangat dimungkinkan adanya perbedaan pendapat para ilmuwan,

    sehingga jika ada hal yang tidak sesuai dalam isi buku ini sangat dimaklumi. Namun

    demikian hal tersebut tidak menutup adanya saran dan kritik demi perkembangan ilmu

    pengetahuan sehingga penyempurnaan buku ini masih terbuka lebar.

    Permohonan maaf juga disampaikan apabila ada hal yang tidak berkenan dalam

    khususnya yang berhubungan dengan isi buku ini.

    Surakarta, Oktober 2014

    Penyusun

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................. I. PENGENALAN PUPUK .................................................................................... 1 II. PEMBUATAN KOMPOS .................................................................................. 1 III. ANALISIS KADAR AIR .................................................................................... 1 IV. ANALISIS NPK ................................................................................................. 1

    A. Penetapan Nitrogen ........................................................................... 1

    B. Penetapan P2O5 dan K2O ................................................................... 1 V. PENENTUAN DOSIS PUPUK ORGANIK ......................................................... 1 DAFTAR PUSTAKA

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 iii

    TATA TERTIB PRAKTIKUM

    1. Semua praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian praktikum Ilmu Tanah. 2. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 3. Bagi praktikan yang tidak mengikuti satu / lebih acara praktikum (tanpa ijin yang

    jelas) akan mendapatkan sanksi.

    4. Pada semua rangkaian acara praktikum, wajib mengenakan pakaian kuliah, kecuali di lapangan tetapi tetap mengenakan pakaian yang sopan.

    5. Setiap kelompok wajib membawa peralatan yang telah ditentukan. 6. Mahasiswa yang tidak mentaati peraturan tersebut di atas tidak diperkenankan

    mengikuti praktikum dan dinyatakan TL.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 1

    I. PENGENALAN PUPUK

    Pupuk adalah salah satu faktor penunjang dalam peningkatan produktivitas tanah

    dan pemeliharaan tanah baik secara fisika, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan bahan

    bakunya pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan organik. Perbedaan mendasar

    dari kedua jenis pupuk ini adalah dari fungsinya. Pupuk organik lebih cenderung ke

    perbaikan kualitas tanah baik dari aspek fisik, kimia dan biologi tanah. Sedangkan pupuk

    anorganik lebih kepada perbaikan kualitas tanah dari aspek kimia saja (penambahan

    unsur hara). Namun demikian, petani lebih memilih untuk menggunakan pupuk

    anorganik dikarenakan lebih praktis dalam aplikasinya, selain itu respon terhadap

    tanaman juga cepat terlihat.

    Pupuk anorganik berdasarkan kandungan unsur haranya dibedakan menjadi

    pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya memiliki satu unsur hara

    didalamnya, sedangkan pupuk majemuk memiliki lebih dari unsur hara di dalamnya.

    Contoh pupuk tunggal adalah pupuk N (Urea), pupuk P (SP36) dan pupuk K (KCl),

    sementara itu contoh pupuk majemuk adalah pupuk NPK (dimana dalam satu macam

    pupuk terdapat 3 unsur hara primer tanaman). Masing-masing pupuk anorganik baik

    pupuk tunggal maupun majemuk memiliki sifat/karakteristik yang berbeda-beda.

    Pengetahuan mengenai karakteristik pupuk sangat diperlukan untuk menentukan

    metode aplikasi yang paling sesuai untuk pupuk tersebut. Kesalahan metode aplikasi

    pupuk dapat menurunkan efisiensi serta dapat berpotensi mencemari lingkungan.

    Tujuan Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui jenis pupuk

    dan mampu mendeskripsikan pupuk anorganik.

    Alat dan Bahan Alat : Alat tulis, Kamera

    Bahan : pupuk majemuk dan pupuk tunggal

    Cara Kerja 1. Melakukan survei dan memilih pupuk yang telah ditentukan ke toko saprotan

    2. Melakukan pencanderaan atau deskripsi dari pupuk yang dibeli.

    3. Dokumentasi meliputi : kemasan dan isi kemasan, toko saprotan.

    4. Deskripsi meliputi : jenis pupuk (majemuk atau tunggal), komposisi unsur hara,

    prosentase dari masing-masing unsur, dosis aplikasi, cara aplikasi, bentuk pupuk

    dan proses pembuatan pupuk.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    II. PEMBUATAN KOMPOS

    Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik dengan

    porositas, kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan

    dasar yang mudah di dekomposisi, mengurangi volume bahan dasar serta membunuh

    patogen E.coli dan Salmonella (Setyorini 2005). Proses pengomposan akan segera

    berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara

    sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan.

    Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah

    terdegradasi akan segera di manfaatkan oleh miKroba misofilik. Suhu tumpukan kompos

    akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH

    kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o-70 o C. Suhu akan tetap tinggi selama

    waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu

    mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan

    organik yang aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen

    akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.

    Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur

    mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu

    pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi

    penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40

    % dari volume/ bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik

    (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan

    sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam

    dekomposisi bahan organik.

    Tujuan Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu

    melakukan persiapan pembuatan dekomposer dan kompos

    Alat dan Bahan Alat : Mesin giling, Jerigen, Termometer, Gelas ukur, Cangkul, Terpal, Gembor

    Bahan : Seresah, Kotoran sapi, EM-4, Aquades, Dolomit, Urea, Tetes tebu

    Cara Kerja Pembuatan Dekomposer

    1. Menyiapkan bahan seperti starter EM4, tetes tebu, air aquadest, pupuk UREA.

    2. Bahan dicampur dosis.

    a. EM4 2 tutup botol

    b. Tetes tebu 2 liter

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 3

    c. Aquadest 20 liter

    d. Urea 1 sendok teh

    3. Dicampur dalam jerigen, ditutup dengan plastik didiamkan 2-3 hari. Ciri

    dekomposer berhasil adalah baunya seperti tape hasil fermentasi.

    Pengomposan

    1. Menyiapkan bahan : seresah, kotoran sapi, dolomit dan starter.

    2. Memilah seresah, yg anorganik di buang.

    3. Menggiling seresah dengan tujuan mempercepat proses pengomposan.

    4. Mencampurkan bahan seresah dengan kotoran sapi dengan perbandingan 3:1.

    Kemudian ditambahkan dolomit sebanyak 5% di dalam bak.

    5. Menambahkan starter yang sudah jadi secara merata sampai kelembaban 60%

    (jangan terlalu basah).

    6. Ditutup dengan terpal, jangan sampai terkena sinar matahari dan mencegah

    masuknya air hujan.

    7. Setiap satu minggu sekali di cek, apabila suhu mencapai di atas 45o C perlu

    dilakukan pembalikan dan jika kering ditambah air. Tunggu sampai matang.

    8. Setelah kompos sudah jadi (kurang lebih 2 bulan) di saring dengan saringan 0,5

    cm.

    9. Pengemasan.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    III. ANALISIS KADAR AIR PUPUK

    Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan

    berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar

    air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan

    kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Berdasarkan kadar air

    (bobot basah dan bobot kering) dan bahan basah maupun bahan setelah dikeringkan,

    dapat ditentukan rasio pengeringan (drying ratio) dari bahan yang dikeringkan tersebut.

    Besarnya drying ratio dapat dihitung sebagai bobot bahan sebelum pengeringan per

    bobot bahan setelah pengeringan. Dapat dihitung dengan rumus: drying ratio=bobot

    bahan sebelum pengeringan/bobot bahan setelah pengeringan. Meotde penentuan

    kadar air adalah Thermogravimetri. Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan

    dengan alat pemanasan (oven). Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan

    berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif murah dan mudah, namun memiliki

    kelemahan, yaitu bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang, bahan

    yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya

    meskipun sudah dipanaskan, dapat terjadi reaksi selama pemanasan menghasilkan air

    atau zat yang mudah menguap.

    Tujuan Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu

    menganalisis kadar air pada pupuk.

    Alat dan Bahan Alat : Botol timbang, oven, desikator, neraca analitik

    Bahan : pupuk

    Cara Kerja 1. Timbang dengan teliti 5 g contoh pupuk ke dalam botol timbang kosong yang

    telah diketahui beratnya.

    2. Panaskan dalam oven pengering pada suhu 1050C selama 3 jam, dinginkan

    dalam desikator dan timbang.

    3. Ulangi pemanasan dan penimbangan sampai berat tetap. Berat yang hilang

    adalah berat air.

    Perhitungan Kadar air (% ) = (W W1) x 100/W

    Dimana:

    W = bobot contoh asal dalam g

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 5

    W1 = bobot contoh setelah dikeringkan dalam g

    100 = faktor konversi ke %

    fka (faktor koreksi kadar air) = 100/(100 - % kadar air)

    (dihitung dari kadar air contoh pupuk halus dan digunakan sebagai faktor koreksi dalam

    perhitungan hasil analisis)

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    IV. ANALISIS NPK

    Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya menjadim lebih baik.

    Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan

    tanaman. Pupuk dalam pengertian khusus mengandung bahan hara (urea) Nitrogen.

    Kita biasanya membagi pupuk kedalam berbagai jenis diataranya pupuk kandang,

    Pupuk organik , Pupuk anorganik, pupuk kompos, pupuk cair, Pembenah tanah dll.

    Khusus untuk pertanian dan perkebunan pupuk memiliki kadar tersendiri. Pupuk

    anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-

    bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap

    100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen).

    Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan

    pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara

    misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk

    yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K

    dan sebagainya (Hardjowigeno 2004). Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik,

    yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara

    dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam

    jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit

    dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu

    selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun

    hampir tidak mengandung unsur hara mikro.

    Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu dan

    memgetahui analisis kandungan unsur hara pupuk

    A. Penetapan Nitrogen 1. Penetapan N-urea (N-organik)

    Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,

    neraca analitik, dispenser 0-10 ml, Mesin Kocok, Labu didih 250 ml,

    pipet volume 10 ml.

    Bahan : H2SO4 pekat, Lar. Asam borat 1%, Lar. NaOH 40%, Lar. H2SO4 0,050

    N (titrisol), indikator Conway

    Cara Kerja :

    a. Menimbang 0,25 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labu

    Kjeldahl atau labu ukur 100 ml.

    b. Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat ke dalam labu dan sertakan blanko.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 7

    c. Mendidihkan selama 1 jam di atas pemanas (hot plate).

    d. Setelah dingin mengencerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera 100

    ml, kocok hingga homogen.

    e. Memipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih yang telah diberi sedikit serbuk

    batu didih dan tambahkan 100 ml air bebas ion.

    f. Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml larutan asam borat 1% dalam

    erlenmeyer yang dibubuhi tiga tetes indikator Conway (larutan berwarna

    merah).

    g. Melakukan destilasi dengan menambahkan 10 ml NaOH 40%.

    h. Destilasi diakhiri apabila destilat dalam penampung sudah mencapai volume

    50-75 ml (larutan berwarna hijau).

    i. Melakukan titrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat

    volume titar contoh (Vc) dan blanko (Vb).

    Perhitungan

    Kadar N-urea (N-organik) + N-NH4 (%)

    = (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 28 x fk

    Keterangan:

    Vc, b = ml titar contoh dan blanko

    N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050) 14 = bobot setara nitrogen 100

    fk

    =

    =

    konversi ke %

    faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)

    2. Penetapan N-NH4 dan N-NO3 Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,

    neraca analitik, dispenser 0-10 ml, Mesin Kocok , Labu didih 250 ml,

    pipet volume 10 ml.

    Bahan : H2SO4 pekat, Logam dervada (dervada alloy), Lar. Asam borat 1%, Lar.

    NaOH 40%, Lar. H2SO4 0,050 N (titrisol), indikator Conway

    Cara Kerja :

    Penetapan N-NH4

    a. Menimbang dengan teliti 0,5 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam

    labu takar 100 ml.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    b. Menambahkan 50 ml air bebas ion, tutup rapat kemudian kocok dengan

    mesin kocok selama 30 menit dengan kecepatan 200 goyangan menit-1.

    c. Menambahkan air bebas ion sampai tanda tera 100 ml dan kocok bolak-balik

    dengan tangan sampai homogen.

    d. Mengambil dengan pipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih, tambahkan

    sedikit serbuk batu didih dan 100 ml air bebas ion.

    e. Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml asam borat 1% yang telah

    diberi tiga tetes indikator Conway dalam erlenmeyer (larutan berwarna

    merah).

    f. Melakukan destilasi ekstrak dengan menambahkan 10 ml NaOH 40% ke

    dalam labu didih.

    g. Destilasi selesai apabila destilat pada penampung sudah mencapai volume

    50-75 ml (larutan berwarna hijau).

    h. Melakukan titrasi dengan larutan asam baku H2SO4 0,050 N sampai titik

    akhir titrasi (Vc) (perubahan warna dari hijau menjadi merah jambu muda).

    Kerjakan penetapan blanko (Vb).

    Penetapan N-NO3

    a. Ekstrak bekas penetapan N-NH4 dalam labu didih ditambah 50 ml air bebas

    ion dan dibiarkan dingin (jika perlu direndam dalam air).

    b. Menyiapkan penampung destilat yang lain.

    c. Melakukan destilasi dengan menambahkan 2 g devarda alloy, akan terjadi

    pendidihan dengan sendirinya (timbul buih-buih).

    d. Pemanas destilator mulai dihidupkan apabila buih-buih dalam labu didih

    sudah habis dan pemanasan dilakukan secara bertahap, hal ini untuk

    menghindari pembuihan kembali yang dapat masuk ke dalam penampung

    destilat.

    e. Destilasi diakhiri bila volume destilat dalam penampung sudah mencapai

    50-75 ml.

    f. Melakukan titrasi dengan asam standar H2SO4 0,050 N seperti penetapan N-

    NH4 .

    Perhitungan

    Kadar N-NH4 (%) Kadar N-NO3 (%)

    = (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 28 x fk

    Keterangan :

    Vc, b = ml titar contoh dan blanko

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 9

    N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050)

    14 = bobot setara nitrogen

    100 = konversi ke %

    fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)

    3. Kadar Nitrogen dalam Urea Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,

    neraca analitik, dispenser 0-10 ml

    Bahan : H2SO4 pekat, campuran selen/katalis, Lar. Asam borat 1%, Lar. NaOH

    40%, Lar. H2SO4 0,050 N (titrisol), indikator Conway

    Cara Kerja :

    a. Menimbang teliti 0,25 g contoh urea ke dalam labu ukur.

    b. Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat ditambah campuran selen/katalis,

    kerjakan penetapan blanko.

    c. Mendidihkan campuran selama 1 jam di atas pemanas (hot plate).

    d. Setelah dingin encerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera, kocok

    hingga homogen.

    e. Mengambil dengan pipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih yang telah diberi

    sedikit serbuk batu didih dan tambahkan 100 ml air bebas ion.

    f. Menyiapkan penampung destilat dalam erlenmeyer yang terdiri atas 10 ml

    larutan asam borat 1 % yang telah dibubuhi tiga tetes indikator Conway.

    g. Melakukan Destilasi dengan menambahkan 10 ml NaOH 40 %.

    h. Destilasi diakhiri apabila volume destilat dalam penampung sudah mencapai

    50-75 ml.

    i. Destilat dititrasi dengan larutan asam baku, yaitu H2SO4 0,050 N hingga titik

    akhir (Vc) (perubahan warna dari hijau menjadi merah jambu muda).

    Penetapan blanko dikerjakan (Vb).

    Perhitungan

    Kadar N (%) = (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk

    = (Vc - Vb) x N x 28 x fk

    Keterangan:

    Vc, b = ml titar contoh dan blanko

    N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050)

    14 = bobot setara nitrogen

    100 = konversi ke %

    Fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    B. Penetapan P2O5 dan K2O Total Alat : neraca analitik, labu ukur 100 ml, hot plate, pipet 10 ml, tabung reaksi 20

    ml, vortex moxer, spektofotometer, flamefotometer

    Bahan : air bebas ion yang CO2, HCl pekat, HNO3 pa 67%, HCl 25%, standar 0,

    pereaksi I (amonium molibdat 1%), pereaksi II (amonium vanadat 0,5%),

    deret standar P 0 500 ppm, deret standar K 0 20 ppm.

    Cara kerja

    a. Menimbang 0,25 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labu takar

    volume 100 ml.

    b. Menambahkan 10 ml HCl 25 % dengan dispenser atau pipet volume 10 ml.

    c. Memanaskan pada hot plate sampai larut sempurna, mendidih selama 15

    menit.

    d. Mengencerkan dengan air bebas ion dan setelah dingin volume ditepatkan

    sampai tanda tera 100 ml, tutup kemudian kocok bolak balik dengan tangan

    sampai homogen.

    e. Membiarkan semalam atau jika perlu disaring untuk mendapatkan ekstrak jernih

    dengan cepat.

    Pengukuran P

    Pipet 1 ml ekstrak jernih atau filtrat dan deret standar P masing-masing ke dalam

    tabung kimia. Tambahkan masing-masing 9 ml pereaksi campuran, kocok hingga

    homogen dengan vortex. Diukur dengan spektrophotometer pada panjang

    gelombang 466 nm dengan deret standar P sebagai pembanding.

    Pengukuran K

    Pipet 1 ml ekstrak jernih atau filtrat di atas ke dalam tabung reaksi dan

    tambahkan 9 ml air bebas ion, kocok dengan vortex hingga homogen (pengenceran

    10 x). Kalium diukur dengan fotometer nyala dari ekstrak yang telah diencerkan

    dengan deret standar K sebagai pembanding.

    Perhitungan

    Kadar P2O5-total (%)

    = ppm kurva x (ml ekstrak 1.000 ml-1) x (100 mg contoh-1) x fp x (142/90) x fk

    = ppm kurva x 100/1.000 x 100/250 x 142/90 x fk

    = ppm kurva x 0,04 x 142/190 x fk

    Kadar K2O-total (%) = ppm kurva x 0,4 x 94/78 x fk

    Keterangan:

    ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar

    deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

    fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 11

    fp = faktor pengenceran (10 untuk K, 1 untuk P)

    142/190 = faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5

    94/78 = faktor konversi bentuk K menjadi K2O

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    V. PENENTUAN DOSIS PUPUK ORGANIK

    Kesuburan tanah suatu lahan berbeda-beda, tergantung dari bahan organik yang

    terkandung didalam setiap lapisan tanah, topografi, tekstur, struktur, solum dan juga

    aktiitas mikroorganisme dalam tanah. Kesuburan tanah ini mempunyai arti yang sangat

    penting sebab tanah subur adalah tanah yang mempunyai kapasitas dan kemampuan

    untuk dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat

    menghasilkan produksi yang optimal (Indranada 1994).

    Tanah memang diciptakan untuk terus menerus dikelola, namun karena adanya

    pengelolaan tanah yang terus menerus sehingga mengakibatkan tingkat kesuburan

    tanah yang dapat menurun. Menurunya tingkat kesuburan suatu tanah menyebabkan

    berkurannya ketersediaan unsur hara didalam tanah sehingga dapat mempengaruhi

    pertubuhan dan perkembangan tanaman.

    Tidak semua jenis tanah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bagi

    perkembangan tanaman. Akibat yang dapat ditimbulkan jika suatu tanah kekurangan

    unsur hara adalah tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan dapat

    menurunkan produksinya (Poerwowidodo 1992).

    Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah di

    daerah pertanian adalah penggunaan pupuk secara benar, tepat dosis, tepat waktu dan

    tepat sasaran dengan memperhatikan gejala kekurangan yang ditampakkan oleh

    tanaman, dampak penggunaan pupuk terhadap lingkungan dan terhadap keseimbangan

    ekosistem di sekitarnya, termasuk cara pembuangan sisa-sisa pemupukan dan

    penyimpanan pupuk.

    Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu

    menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman dan mampu menghitung dan menentukan

    kebutuhan pupuk dalam skala petak/plot sebelum dan sesudah recovery.

    Alat dan Bahan Alat : Alat tulis, Alat hitung

    Bahan : contoh soal

    Cara kerja 1. Menentukan macam pupuk (kandang atau kompos) yang akan dijadikan perlakuan

    2. Mengamati sifat kimia tanah sebelum dipupuk (pH, KTK, C-organik, N total, C/N

    ratio, P2O5, K2O)

    Bahan organik = 1,72 x C-organik

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 13

    3. Mengamati sifat fisika dan kimia pupuk (kandang atau kompos) (pH, KTK, C-organik,

    N total, C/N ratio, P2O5, K2O)

    4. Mencantumkan status (rendah, sedang, tinggi) sesuai dengan ketentuan yang ada

    (lihat tabel 1 dan 2)

    5. Penentuan dosis unsur hara yang akan dipenuhi, dengan menggunakan rumus :

    Keterangan :

    U = Dosis unsur hara yang harus ditambahkan sesuai keadaan kriteria tanah

    yang diinginkan (kg/ha)

    A1 = Kadar teratas kisaran U total kriteria tanah (%)

    A2 = Kadar terbawah kisaran U total kriteria tanah (%)

    B = Kadar U total tanah hasil pengamatan kadar kimia (%)

    X1 = Nilai teratas dosis kebutuhan U tanaman /ha (kg/ha)

    X2 = Nilai terbawah dosis kebutuhan U tanaman /ha (kg/ha)

    6. Penentuan dosis pupuk (kandang atau kompos) tiap petak percobaan sebelum

    ditambah recovery :

    Keterangan :

    D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas petak

    percobaan (kg/m2)

    Y = Kadar U total pupuk kandang atau kompos yang di-gunakan(%)

    N = Kebutuhan U yang harus ditambahkan sesuai keadaan kriteria tanah

    yang diinginkan (kg/ha)

    7. Perhitungan dosis pupuk kandang atau kompos tiap petak percobaan setelah

    ditambah recovery :

    Keterangan :

    C = Dosis pupuk kandang atau kompos per petak percobaan setelah

    ditambah recovery (kg/m2)

    R = Recovery (%)

    D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas petak

    percobaan (kg/m2)

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    Tabel 1 Keterangan Kriteria untuk Tanah

    pH C-org (%) N-total

    (%) C/N ratio

    Bray P2O5

    Larutan HCl 25%

    (ppm) Rendah sekali (rs) < 4,0 < 1 < 1,10 < 5 < 10 < 10

    Rendah (r) 4,0 5,5 1,1 2,0 0,11 0,20 5 10 10 20 10 20 Sedang (s) 5,6 7,5 2,1 3,0 0,21 0,50 11 15 21 40 21 40 Tinggi (t) 7,6 8,0 3,1 5,0 0,51 0,75 16 20 41 60 41 60 Tinggi sekali (ts) > 8,0 > 5,0 > 0,75 > 20 > 60 > 60

    Sumber : Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (2003)

    Tabel 2. Keterangan Kriteria untuk Kompos

    pH C-org (%) N-total (%)

    C/N ratio

    P2O5 (%)

    K2O (ppm)

    Rendah sekali (rs) < 6,6 < 14,5 < 0,6 - < 0,3 < 0,2

    Rendah (r) 6,6 7,2 14,5 19,5 0,6 1,0 < 10 0,3 0,8 0,2 0,5 Sedang (s) 7,3 8,1 19,6 27,0 1,1 2,0 10 20 0,9 1,7 0,6 1,3 Tinggi (t) > 8,0 > 27,1 > 2,0 > 20 > 1,8 > 1,4

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Balittan 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah Balitbang Pertanian RI. Bogor.

    Hardjowigeno 2004. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.

    Indranada KH 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

    Poerwowidodo 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

    Setyorini D 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 (6) : 13-15.

    Widiana 2004. Peranan EM-4 dalam Meningkatkan Kesuburan dan Produktifitas Tanah. Buletin Kyusei Nature Farming.

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    DAFTAR CO-ASS PRAKTIKUM TEKNOLOGI PUPUK 2014

    No. NAMA NIM NO. HP KELOMPOK

    1 Yoga Anung Anindita H0711113 0899-7754-477 13,22

    2 Amanda Kusuma Dewi H0710007 0838-5680-5527 1

    3 Dedy Prasetiyo H0710027 0857-0914-3729 2

    4 Deni Prasetiyo H0710028 0858-7876-5354 3

    5 Yuxand Devano Mangkulla H0710123 0857-2880-2531 4

    6 Aprilia Roselani H0711015 0857-3661-4313 5, 14

    7 Arwa Farida Lukito H0711018 0856-4216-2199 6, 15

    8 Danar Bintoro H0711026 0857-4296-7844 7, 16

    9 Desi Arista Sujarwo H0711030 0857-1381-7164 8, 17

    10 Eka Miftakhul Jannah H0711036 0857-3045-0531 9,18

    11 M. Ardian Nursetyawan H0711064 0856-4214-6217 10,19

    12 Pramusita Yoga Daniswara H0711079 0897-2006-813 11,20

    13 Titis Wulandari H0711105 0857-9624-9869 12,21

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 17

    DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PUPUK 2014 Kelompok Acara 1 Pengenalan Pupuk

    Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Amar Farizi Asifuddin Afif Aziz Sumantri Putra

    Hasan Al Hamdani Herlambang HP Joko Purnomo Raden Dirgori Ridwan Karim Trianto Idham W

    Dwi Hariyatiningsih Ekky Permata Dewi Himas Nuke S Maharani Puspita P Nadhifah Olga Pramudita Majid Santi Yago Irnawati Sofiyah Wilujeng M Trinugraheni Widyas Rahina K Via Lesdiana Vita Tjandra

    Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Bryant Rizky G Fajar Hidayanto Abdul Latif

    Rachmad Nurcahyono Rachmanto Bambang W Aris Prambudi Yusron Mahfudz Amelia Nur Azizah Herjuna Praba W Ikapoetry Rosyidi Ittaqi Dea Oktarina Armidah Bella Sayekti

    Qoidah Khairunnisa Rosinta Kusuma Erni Yulianingsih Tutik Handayani Usi Hanifah Heni Purwanti Wina Chandra F Yuni Kusniyawati Nurul Hasanah

    Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 Adi Aribowo Adib Fauzan Rahman Andi Susilo Nugroho

    Cahyo Katon N Danni Ramadhan Diki Saputra Hermawan Cahya K Latif Prasetyo M Diorizky Tri W Baaqiy Amri Annisa Bernanda Irine I Ema Kus Dwiarti Fatimah Nisaul K Febri Melina Siahaan Fitriana Restiyanti

    Istiqomah Jayanti Tri Utami Lili Anatus Soliah Rachmadany Purwanti Rindiana Tria Agus T Ristiya Adi W

    Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12 Angga Eka Dana Agus Wibowo Ahmad Saiful Latif

    Fahry Faqiha Muhamad Agung Al H Mukhlis Hamidi Sumardi Wahyu Hidayah A J Widya Nastiti

    Erika Maharani Cicin Sopyani Desi Murniningsih Galih Ribet Dyah Utami Enno Citra Harmony

    Liza Herdyana Khoeriyatul Muna Najih Fikriyah Siti Ifadatul Ulya Silvia Sari Dewi Siti Khotimah

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014

    Kelompok 13 Kelompok 14 Kelompok 15 Ali Habibie Dwi Fajar Sidhiq Hanif Muflis Assyikin

    Muklis Dwi Wijayanto Nanang Brahmanto Rudiyanto Alfiani Kamila Lukito Ayudya Kartika Sari Cicilia Epriliana W Dinda Putri Riyanti Dwi Elpina Puji Rahayu Dyah Pratiwi A Erlina Indriastuti Ismira Suryaningsih Isti Rahayu Nidia Melati AL A Riska Wijayanti Sari Mukti Rohmawati Sri Wulandari S Titis Risni Yuliani Triyanawaty

    Kelompok 16 Kelompok 17 Kelompok 18 Adi Prabu Mahardhika Aditya Incahyo Alfian Suryo Utomo

    Azhar Fatawi Aziz Syaffifuddin Bayu Aji Setyawan Habib Ilham Aldyanto Imron Hanindya Putra

    Aini Nurjanah Amalia Zahrina S Ana Isnawati Arini Ni'ma Hidayah Ayu Prilyscia Farah Azizah

    Nanik Puji L Carlina Purwo J Nining Rahayu Dewi Rastikawati Rahmat Sulistyo Theo Dewangga

    Rachmadhani Rizky A P Amanda Putri

    Kelompok 19 Kelompok 20 Kelompok 21 Ardianto Pradana P Ardiatama Putra Danu Prasetyo Aji Bramasta Dwi Putra Chairul Anwar Febi Sugiyanto Moch Galih Pranata Mochamad Iqbal W Moh Nur Adzani M Andini Desi Sawitri Anggun Tri N Anik Erni Irawati

    Fitria Okvitasari Happy Maratul M Khairun Nisa Novialita Herlina Nurul Qoyyimah Ulfa Priyatin

    Yayas Arifin Aridinasty M Miftah Nur Alimah

    Kelompok 22 Fajar Nugroho

    Felicitas Febrian HP Pambudi Aji Nugroho

    Aprilia K Mega Nur Diyana

    Nestri Yuniardi Ulfaizah

  • Praktikum Teknologi Pupuk 2014 19

    Pembagian Jenis Pupuk Acara 1 Pengenalan Pupuk

    Kelompok Jenis Pupuk/Nama Pupuk 1 Pupuk Phonska 2 Pupuk ZA 3 Pupuk Urea 4 Pupuk KCl 5 Pupuk SP-36 6 Pupuk NPK Mutiara 7 Pupuk NPK Pelangi 8 Pupuk Daun Growmore 9 Pupuk Majemuk Gandapan

    10 Pupuk Bunga (Merangsang pembungaan)/Samagrow 11 Pupuk Petroganik 12 Pupuk Gramalet atau Pupuk KNO3 13 Pupuk Cair Supernasa atau Pupuk HNO3 14 Pupuk GSP 46 atau KNO3 15 Gandasil 16 Dekastar Plus 17 Pupuk Majemuk Daun (Top One D) 18 Pupuk Speedfol Boron 19 Pupuk Mikro Tunggal Mg 20 Pupuk Ultradap N-P2O5 21 Pupuk SP-18 atau Pupuk Ca 22 Pupuk StarDAP atau Pupuk Vitonic Super