Download - BPP TP 2014
-
TeknologiPupukTim Penyusun:
DOSEN dan TIM CO-ASISTEN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2014
PanduanPraktikum
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayah-
Nya sehingga buku Panduan Praktikum Teknologi Pupuk dapat diselesaikan dengan
lancar.
Buku praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
praktikum Teknologi Pupuk yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Teknologi
Pupuk pada Program Studi Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Bukul praktikum
ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan
praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan
tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai
materi yang dibahas.
Hal ini penyusun juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan buku ini baik yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung. Penyusun juga menyadari bahwa dalam setiap
pengembangan ilmu sangat dimungkinkan adanya perbedaan pendapat para ilmuwan,
sehingga jika ada hal yang tidak sesuai dalam isi buku ini sangat dimaklumi. Namun
demikian hal tersebut tidak menutup adanya saran dan kritik demi perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga penyempurnaan buku ini masih terbuka lebar.
Permohonan maaf juga disampaikan apabila ada hal yang tidak berkenan dalam
khususnya yang berhubungan dengan isi buku ini.
Surakarta, Oktober 2014
Penyusun
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................. I. PENGENALAN PUPUK .................................................................................... 1 II. PEMBUATAN KOMPOS .................................................................................. 1 III. ANALISIS KADAR AIR .................................................................................... 1 IV. ANALISIS NPK ................................................................................................. 1
A. Penetapan Nitrogen ........................................................................... 1
B. Penetapan P2O5 dan K2O ................................................................... 1 V. PENENTUAN DOSIS PUPUK ORGANIK ......................................................... 1 DAFTAR PUSTAKA
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Semua praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian praktikum Ilmu Tanah. 2. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 3. Bagi praktikan yang tidak mengikuti satu / lebih acara praktikum (tanpa ijin yang
jelas) akan mendapatkan sanksi.
4. Pada semua rangkaian acara praktikum, wajib mengenakan pakaian kuliah, kecuali di lapangan tetapi tetap mengenakan pakaian yang sopan.
5. Setiap kelompok wajib membawa peralatan yang telah ditentukan. 6. Mahasiswa yang tidak mentaati peraturan tersebut di atas tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan dinyatakan TL.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 1
I. PENGENALAN PUPUK
Pupuk adalah salah satu faktor penunjang dalam peningkatan produktivitas tanah
dan pemeliharaan tanah baik secara fisika, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan bahan
bakunya pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan organik. Perbedaan mendasar
dari kedua jenis pupuk ini adalah dari fungsinya. Pupuk organik lebih cenderung ke
perbaikan kualitas tanah baik dari aspek fisik, kimia dan biologi tanah. Sedangkan pupuk
anorganik lebih kepada perbaikan kualitas tanah dari aspek kimia saja (penambahan
unsur hara). Namun demikian, petani lebih memilih untuk menggunakan pupuk
anorganik dikarenakan lebih praktis dalam aplikasinya, selain itu respon terhadap
tanaman juga cepat terlihat.
Pupuk anorganik berdasarkan kandungan unsur haranya dibedakan menjadi
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya memiliki satu unsur hara
didalamnya, sedangkan pupuk majemuk memiliki lebih dari unsur hara di dalamnya.
Contoh pupuk tunggal adalah pupuk N (Urea), pupuk P (SP36) dan pupuk K (KCl),
sementara itu contoh pupuk majemuk adalah pupuk NPK (dimana dalam satu macam
pupuk terdapat 3 unsur hara primer tanaman). Masing-masing pupuk anorganik baik
pupuk tunggal maupun majemuk memiliki sifat/karakteristik yang berbeda-beda.
Pengetahuan mengenai karakteristik pupuk sangat diperlukan untuk menentukan
metode aplikasi yang paling sesuai untuk pupuk tersebut. Kesalahan metode aplikasi
pupuk dapat menurunkan efisiensi serta dapat berpotensi mencemari lingkungan.
Tujuan Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui jenis pupuk
dan mampu mendeskripsikan pupuk anorganik.
Alat dan Bahan Alat : Alat tulis, Kamera
Bahan : pupuk majemuk dan pupuk tunggal
Cara Kerja 1. Melakukan survei dan memilih pupuk yang telah ditentukan ke toko saprotan
2. Melakukan pencanderaan atau deskripsi dari pupuk yang dibeli.
3. Dokumentasi meliputi : kemasan dan isi kemasan, toko saprotan.
4. Deskripsi meliputi : jenis pupuk (majemuk atau tunggal), komposisi unsur hara,
prosentase dari masing-masing unsur, dosis aplikasi, cara aplikasi, bentuk pupuk
dan proses pembuatan pupuk.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
II. PEMBUATAN KOMPOS
Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik dengan
porositas, kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan
dasar yang mudah di dekomposisi, mengurangi volume bahan dasar serta membunuh
patogen E.coli dan Salmonella (Setyorini 2005). Proses pengomposan akan segera
berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara
sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan.
Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera di manfaatkan oleh miKroba misofilik. Suhu tumpukan kompos
akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o-70 o C. Suhu akan tetap tinggi selama
waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan
organik yang aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen
akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.
Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur
mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu
pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi
penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40
% dari volume/ bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik
(menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan
sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam
dekomposisi bahan organik.
Tujuan Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu
melakukan persiapan pembuatan dekomposer dan kompos
Alat dan Bahan Alat : Mesin giling, Jerigen, Termometer, Gelas ukur, Cangkul, Terpal, Gembor
Bahan : Seresah, Kotoran sapi, EM-4, Aquades, Dolomit, Urea, Tetes tebu
Cara Kerja Pembuatan Dekomposer
1. Menyiapkan bahan seperti starter EM4, tetes tebu, air aquadest, pupuk UREA.
2. Bahan dicampur dosis.
a. EM4 2 tutup botol
b. Tetes tebu 2 liter
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 3
c. Aquadest 20 liter
d. Urea 1 sendok teh
3. Dicampur dalam jerigen, ditutup dengan plastik didiamkan 2-3 hari. Ciri
dekomposer berhasil adalah baunya seperti tape hasil fermentasi.
Pengomposan
1. Menyiapkan bahan : seresah, kotoran sapi, dolomit dan starter.
2. Memilah seresah, yg anorganik di buang.
3. Menggiling seresah dengan tujuan mempercepat proses pengomposan.
4. Mencampurkan bahan seresah dengan kotoran sapi dengan perbandingan 3:1.
Kemudian ditambahkan dolomit sebanyak 5% di dalam bak.
5. Menambahkan starter yang sudah jadi secara merata sampai kelembaban 60%
(jangan terlalu basah).
6. Ditutup dengan terpal, jangan sampai terkena sinar matahari dan mencegah
masuknya air hujan.
7. Setiap satu minggu sekali di cek, apabila suhu mencapai di atas 45o C perlu
dilakukan pembalikan dan jika kering ditambah air. Tunggu sampai matang.
8. Setelah kompos sudah jadi (kurang lebih 2 bulan) di saring dengan saringan 0,5
cm.
9. Pengemasan.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
III. ANALISIS KADAR AIR PUPUK
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar
air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan
kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Berdasarkan kadar air
(bobot basah dan bobot kering) dan bahan basah maupun bahan setelah dikeringkan,
dapat ditentukan rasio pengeringan (drying ratio) dari bahan yang dikeringkan tersebut.
Besarnya drying ratio dapat dihitung sebagai bobot bahan sebelum pengeringan per
bobot bahan setelah pengeringan. Dapat dihitung dengan rumus: drying ratio=bobot
bahan sebelum pengeringan/bobot bahan setelah pengeringan. Meotde penentuan
kadar air adalah Thermogravimetri. Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan
dengan alat pemanasan (oven). Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan
berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif murah dan mudah, namun memiliki
kelemahan, yaitu bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang, bahan
yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya
meskipun sudah dipanaskan, dapat terjadi reaksi selama pemanasan menghasilkan air
atau zat yang mudah menguap.
Tujuan Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu
menganalisis kadar air pada pupuk.
Alat dan Bahan Alat : Botol timbang, oven, desikator, neraca analitik
Bahan : pupuk
Cara Kerja 1. Timbang dengan teliti 5 g contoh pupuk ke dalam botol timbang kosong yang
telah diketahui beratnya.
2. Panaskan dalam oven pengering pada suhu 1050C selama 3 jam, dinginkan
dalam desikator dan timbang.
3. Ulangi pemanasan dan penimbangan sampai berat tetap. Berat yang hilang
adalah berat air.
Perhitungan Kadar air (% ) = (W W1) x 100/W
Dimana:
W = bobot contoh asal dalam g
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 5
W1 = bobot contoh setelah dikeringkan dalam g
100 = faktor konversi ke %
fka (faktor koreksi kadar air) = 100/(100 - % kadar air)
(dihitung dari kadar air contoh pupuk halus dan digunakan sebagai faktor koreksi dalam
perhitungan hasil analisis)
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
IV. ANALISIS NPK
Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya menjadim lebih baik.
Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Pupuk dalam pengertian khusus mengandung bahan hara (urea) Nitrogen.
Kita biasanya membagi pupuk kedalam berbagai jenis diataranya pupuk kandang,
Pupuk organik , Pupuk anorganik, pupuk kompos, pupuk cair, Pembenah tanah dll.
Khusus untuk pertanian dan perkebunan pupuk memiliki kadar tersendiri. Pupuk
anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-
bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap
100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara
misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk
yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K
dan sebagainya (Hardjowigeno 2004). Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik,
yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara
dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam
jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit
dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu
selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun
hampir tidak mengandung unsur hara mikro.
Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu dan
memgetahui analisis kandungan unsur hara pupuk
A. Penetapan Nitrogen 1. Penetapan N-urea (N-organik)
Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,
neraca analitik, dispenser 0-10 ml, Mesin Kocok, Labu didih 250 ml,
pipet volume 10 ml.
Bahan : H2SO4 pekat, Lar. Asam borat 1%, Lar. NaOH 40%, Lar. H2SO4 0,050
N (titrisol), indikator Conway
Cara Kerja :
a. Menimbang 0,25 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labu
Kjeldahl atau labu ukur 100 ml.
b. Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat ke dalam labu dan sertakan blanko.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 7
c. Mendidihkan selama 1 jam di atas pemanas (hot plate).
d. Setelah dingin mengencerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera 100
ml, kocok hingga homogen.
e. Memipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih yang telah diberi sedikit serbuk
batu didih dan tambahkan 100 ml air bebas ion.
f. Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml larutan asam borat 1% dalam
erlenmeyer yang dibubuhi tiga tetes indikator Conway (larutan berwarna
merah).
g. Melakukan destilasi dengan menambahkan 10 ml NaOH 40%.
h. Destilasi diakhiri apabila destilat dalam penampung sudah mencapai volume
50-75 ml (larutan berwarna hijau).
i. Melakukan titrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat
volume titar contoh (Vc) dan blanko (Vb).
Perhitungan
Kadar N-urea (N-organik) + N-NH4 (%)
= (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk
= (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk
= (Vc - Vb) x N x 28 x fk
Keterangan:
Vc, b = ml titar contoh dan blanko
N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050) 14 = bobot setara nitrogen 100
fk
=
=
konversi ke %
faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)
2. Penetapan N-NH4 dan N-NO3 Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,
neraca analitik, dispenser 0-10 ml, Mesin Kocok , Labu didih 250 ml,
pipet volume 10 ml.
Bahan : H2SO4 pekat, Logam dervada (dervada alloy), Lar. Asam borat 1%, Lar.
NaOH 40%, Lar. H2SO4 0,050 N (titrisol), indikator Conway
Cara Kerja :
Penetapan N-NH4
a. Menimbang dengan teliti 0,5 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam
labu takar 100 ml.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
b. Menambahkan 50 ml air bebas ion, tutup rapat kemudian kocok dengan
mesin kocok selama 30 menit dengan kecepatan 200 goyangan menit-1.
c. Menambahkan air bebas ion sampai tanda tera 100 ml dan kocok bolak-balik
dengan tangan sampai homogen.
d. Mengambil dengan pipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih, tambahkan
sedikit serbuk batu didih dan 100 ml air bebas ion.
e. Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml asam borat 1% yang telah
diberi tiga tetes indikator Conway dalam erlenmeyer (larutan berwarna
merah).
f. Melakukan destilasi ekstrak dengan menambahkan 10 ml NaOH 40% ke
dalam labu didih.
g. Destilasi selesai apabila destilat pada penampung sudah mencapai volume
50-75 ml (larutan berwarna hijau).
h. Melakukan titrasi dengan larutan asam baku H2SO4 0,050 N sampai titik
akhir titrasi (Vc) (perubahan warna dari hijau menjadi merah jambu muda).
Kerjakan penetapan blanko (Vb).
Penetapan N-NO3
a. Ekstrak bekas penetapan N-NH4 dalam labu didih ditambah 50 ml air bebas
ion dan dibiarkan dingin (jika perlu direndam dalam air).
b. Menyiapkan penampung destilat yang lain.
c. Melakukan destilasi dengan menambahkan 2 g devarda alloy, akan terjadi
pendidihan dengan sendirinya (timbul buih-buih).
d. Pemanas destilator mulai dihidupkan apabila buih-buih dalam labu didih
sudah habis dan pemanasan dilakukan secara bertahap, hal ini untuk
menghindari pembuihan kembali yang dapat masuk ke dalam penampung
destilat.
e. Destilasi diakhiri bila volume destilat dalam penampung sudah mencapai
50-75 ml.
f. Melakukan titrasi dengan asam standar H2SO4 0,050 N seperti penetapan N-
NH4 .
Perhitungan
Kadar N-NH4 (%) Kadar N-NO3 (%)
= (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk
= (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk
= (Vc - Vb) x N x 28 x fk
Keterangan :
Vc, b = ml titar contoh dan blanko
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 9
N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050)
14 = bobot setara nitrogen
100 = konversi ke %
fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)
3. Kadar Nitrogen dalam Urea Alat : Labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Alat destilasi, Buret, Hot plate,
neraca analitik, dispenser 0-10 ml
Bahan : H2SO4 pekat, campuran selen/katalis, Lar. Asam borat 1%, Lar. NaOH
40%, Lar. H2SO4 0,050 N (titrisol), indikator Conway
Cara Kerja :
a. Menimbang teliti 0,25 g contoh urea ke dalam labu ukur.
b. Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat ditambah campuran selen/katalis,
kerjakan penetapan blanko.
c. Mendidihkan campuran selama 1 jam di atas pemanas (hot plate).
d. Setelah dingin encerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera, kocok
hingga homogen.
e. Mengambil dengan pipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih yang telah diberi
sedikit serbuk batu didih dan tambahkan 100 ml air bebas ion.
f. Menyiapkan penampung destilat dalam erlenmeyer yang terdiri atas 10 ml
larutan asam borat 1 % yang telah dibubuhi tiga tetes indikator Conway.
g. Melakukan Destilasi dengan menambahkan 10 ml NaOH 40 %.
h. Destilasi diakhiri apabila volume destilat dalam penampung sudah mencapai
50-75 ml.
i. Destilat dititrasi dengan larutan asam baku, yaitu H2SO4 0,050 N hingga titik
akhir (Vc) (perubahan warna dari hijau menjadi merah jambu muda).
Penetapan blanko dikerjakan (Vb).
Perhitungan
Kadar N (%) = (Vc - Vb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk
= (Vc - Vb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk
= (Vc - Vb) x N x 28 x fk
Keterangan:
Vc, b = ml titar contoh dan blanko
N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050)
14 = bobot setara nitrogen
100 = konversi ke %
Fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
B. Penetapan P2O5 dan K2O Total Alat : neraca analitik, labu ukur 100 ml, hot plate, pipet 10 ml, tabung reaksi 20
ml, vortex moxer, spektofotometer, flamefotometer
Bahan : air bebas ion yang CO2, HCl pekat, HNO3 pa 67%, HCl 25%, standar 0,
pereaksi I (amonium molibdat 1%), pereaksi II (amonium vanadat 0,5%),
deret standar P 0 500 ppm, deret standar K 0 20 ppm.
Cara kerja
a. Menimbang 0,25 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labu takar
volume 100 ml.
b. Menambahkan 10 ml HCl 25 % dengan dispenser atau pipet volume 10 ml.
c. Memanaskan pada hot plate sampai larut sempurna, mendidih selama 15
menit.
d. Mengencerkan dengan air bebas ion dan setelah dingin volume ditepatkan
sampai tanda tera 100 ml, tutup kemudian kocok bolak balik dengan tangan
sampai homogen.
e. Membiarkan semalam atau jika perlu disaring untuk mendapatkan ekstrak jernih
dengan cepat.
Pengukuran P
Pipet 1 ml ekstrak jernih atau filtrat dan deret standar P masing-masing ke dalam
tabung kimia. Tambahkan masing-masing 9 ml pereaksi campuran, kocok hingga
homogen dengan vortex. Diukur dengan spektrophotometer pada panjang
gelombang 466 nm dengan deret standar P sebagai pembanding.
Pengukuran K
Pipet 1 ml ekstrak jernih atau filtrat di atas ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 9 ml air bebas ion, kocok dengan vortex hingga homogen (pengenceran
10 x). Kalium diukur dengan fotometer nyala dari ekstrak yang telah diencerkan
dengan deret standar K sebagai pembanding.
Perhitungan
Kadar P2O5-total (%)
= ppm kurva x (ml ekstrak 1.000 ml-1) x (100 mg contoh-1) x fp x (142/90) x fk
= ppm kurva x 100/1.000 x 100/250 x 142/90 x fk
= ppm kurva x 0,04 x 142/190 x fk
Kadar K2O-total (%) = ppm kurva x 0,4 x 94/78 x fk
Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar
deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 % kadar air)
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 11
fp = faktor pengenceran (10 untuk K, 1 untuk P)
142/190 = faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5
94/78 = faktor konversi bentuk K menjadi K2O
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
V. PENENTUAN DOSIS PUPUK ORGANIK
Kesuburan tanah suatu lahan berbeda-beda, tergantung dari bahan organik yang
terkandung didalam setiap lapisan tanah, topografi, tekstur, struktur, solum dan juga
aktiitas mikroorganisme dalam tanah. Kesuburan tanah ini mempunyai arti yang sangat
penting sebab tanah subur adalah tanah yang mempunyai kapasitas dan kemampuan
untuk dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat
menghasilkan produksi yang optimal (Indranada 1994).
Tanah memang diciptakan untuk terus menerus dikelola, namun karena adanya
pengelolaan tanah yang terus menerus sehingga mengakibatkan tingkat kesuburan
tanah yang dapat menurun. Menurunya tingkat kesuburan suatu tanah menyebabkan
berkurannya ketersediaan unsur hara didalam tanah sehingga dapat mempengaruhi
pertubuhan dan perkembangan tanaman.
Tidak semua jenis tanah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bagi
perkembangan tanaman. Akibat yang dapat ditimbulkan jika suatu tanah kekurangan
unsur hara adalah tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan dapat
menurunkan produksinya (Poerwowidodo 1992).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah di
daerah pertanian adalah penggunaan pupuk secara benar, tepat dosis, tepat waktu dan
tepat sasaran dengan memperhatikan gejala kekurangan yang ditampakkan oleh
tanaman, dampak penggunaan pupuk terhadap lingkungan dan terhadap keseimbangan
ekosistem di sekitarnya, termasuk cara pembuangan sisa-sisa pemupukan dan
penyimpanan pupuk.
Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah mahasiswa mampu
menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman dan mampu menghitung dan menentukan
kebutuhan pupuk dalam skala petak/plot sebelum dan sesudah recovery.
Alat dan Bahan Alat : Alat tulis, Alat hitung
Bahan : contoh soal
Cara kerja 1. Menentukan macam pupuk (kandang atau kompos) yang akan dijadikan perlakuan
2. Mengamati sifat kimia tanah sebelum dipupuk (pH, KTK, C-organik, N total, C/N
ratio, P2O5, K2O)
Bahan organik = 1,72 x C-organik
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 13
3. Mengamati sifat fisika dan kimia pupuk (kandang atau kompos) (pH, KTK, C-organik,
N total, C/N ratio, P2O5, K2O)
4. Mencantumkan status (rendah, sedang, tinggi) sesuai dengan ketentuan yang ada
(lihat tabel 1 dan 2)
5. Penentuan dosis unsur hara yang akan dipenuhi, dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
U = Dosis unsur hara yang harus ditambahkan sesuai keadaan kriteria tanah
yang diinginkan (kg/ha)
A1 = Kadar teratas kisaran U total kriteria tanah (%)
A2 = Kadar terbawah kisaran U total kriteria tanah (%)
B = Kadar U total tanah hasil pengamatan kadar kimia (%)
X1 = Nilai teratas dosis kebutuhan U tanaman /ha (kg/ha)
X2 = Nilai terbawah dosis kebutuhan U tanaman /ha (kg/ha)
6. Penentuan dosis pupuk (kandang atau kompos) tiap petak percobaan sebelum
ditambah recovery :
Keterangan :
D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas petak
percobaan (kg/m2)
Y = Kadar U total pupuk kandang atau kompos yang di-gunakan(%)
N = Kebutuhan U yang harus ditambahkan sesuai keadaan kriteria tanah
yang diinginkan (kg/ha)
7. Perhitungan dosis pupuk kandang atau kompos tiap petak percobaan setelah
ditambah recovery :
Keterangan :
C = Dosis pupuk kandang atau kompos per petak percobaan setelah
ditambah recovery (kg/m2)
R = Recovery (%)
D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas petak
percobaan (kg/m2)
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
Tabel 1 Keterangan Kriteria untuk Tanah
pH C-org (%) N-total
(%) C/N ratio
Bray P2O5
Larutan HCl 25%
(ppm) Rendah sekali (rs) < 4,0 < 1 < 1,10 < 5 < 10 < 10
Rendah (r) 4,0 5,5 1,1 2,0 0,11 0,20 5 10 10 20 10 20 Sedang (s) 5,6 7,5 2,1 3,0 0,21 0,50 11 15 21 40 21 40 Tinggi (t) 7,6 8,0 3,1 5,0 0,51 0,75 16 20 41 60 41 60 Tinggi sekali (ts) > 8,0 > 5,0 > 0,75 > 20 > 60 > 60
Sumber : Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (2003)
Tabel 2. Keterangan Kriteria untuk Kompos
pH C-org (%) N-total (%)
C/N ratio
P2O5 (%)
K2O (ppm)
Rendah sekali (rs) < 6,6 < 14,5 < 0,6 - < 0,3 < 0,2
Rendah (r) 6,6 7,2 14,5 19,5 0,6 1,0 < 10 0,3 0,8 0,2 0,5 Sedang (s) 7,3 8,1 19,6 27,0 1,1 2,0 10 20 0,9 1,7 0,6 1,3 Tinggi (t) > 8,0 > 27,1 > 2,0 > 20 > 1,8 > 1,4
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 15
DAFTAR PUSTAKA
Balittan 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah Balitbang Pertanian RI. Bogor.
Hardjowigeno 2004. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.
Indranada KH 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.
Poerwowidodo 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.
Setyorini D 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 (6) : 13-15.
Widiana 2004. Peranan EM-4 dalam Meningkatkan Kesuburan dan Produktifitas Tanah. Buletin Kyusei Nature Farming.
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
DAFTAR CO-ASS PRAKTIKUM TEKNOLOGI PUPUK 2014
No. NAMA NIM NO. HP KELOMPOK
1 Yoga Anung Anindita H0711113 0899-7754-477 13,22
2 Amanda Kusuma Dewi H0710007 0838-5680-5527 1
3 Dedy Prasetiyo H0710027 0857-0914-3729 2
4 Deni Prasetiyo H0710028 0858-7876-5354 3
5 Yuxand Devano Mangkulla H0710123 0857-2880-2531 4
6 Aprilia Roselani H0711015 0857-3661-4313 5, 14
7 Arwa Farida Lukito H0711018 0856-4216-2199 6, 15
8 Danar Bintoro H0711026 0857-4296-7844 7, 16
9 Desi Arista Sujarwo H0711030 0857-1381-7164 8, 17
10 Eka Miftakhul Jannah H0711036 0857-3045-0531 9,18
11 M. Ardian Nursetyawan H0711064 0856-4214-6217 10,19
12 Pramusita Yoga Daniswara H0711079 0897-2006-813 11,20
13 Titis Wulandari H0711105 0857-9624-9869 12,21
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 17
DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PUPUK 2014 Kelompok Acara 1 Pengenalan Pupuk
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Amar Farizi Asifuddin Afif Aziz Sumantri Putra
Hasan Al Hamdani Herlambang HP Joko Purnomo Raden Dirgori Ridwan Karim Trianto Idham W
Dwi Hariyatiningsih Ekky Permata Dewi Himas Nuke S Maharani Puspita P Nadhifah Olga Pramudita Majid Santi Yago Irnawati Sofiyah Wilujeng M Trinugraheni Widyas Rahina K Via Lesdiana Vita Tjandra
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Bryant Rizky G Fajar Hidayanto Abdul Latif
Rachmad Nurcahyono Rachmanto Bambang W Aris Prambudi Yusron Mahfudz Amelia Nur Azizah Herjuna Praba W Ikapoetry Rosyidi Ittaqi Dea Oktarina Armidah Bella Sayekti
Qoidah Khairunnisa Rosinta Kusuma Erni Yulianingsih Tutik Handayani Usi Hanifah Heni Purwanti Wina Chandra F Yuni Kusniyawati Nurul Hasanah
Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 Adi Aribowo Adib Fauzan Rahman Andi Susilo Nugroho
Cahyo Katon N Danni Ramadhan Diki Saputra Hermawan Cahya K Latif Prasetyo M Diorizky Tri W Baaqiy Amri Annisa Bernanda Irine I Ema Kus Dwiarti Fatimah Nisaul K Febri Melina Siahaan Fitriana Restiyanti
Istiqomah Jayanti Tri Utami Lili Anatus Soliah Rachmadany Purwanti Rindiana Tria Agus T Ristiya Adi W
Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12 Angga Eka Dana Agus Wibowo Ahmad Saiful Latif
Fahry Faqiha Muhamad Agung Al H Mukhlis Hamidi Sumardi Wahyu Hidayah A J Widya Nastiti
Erika Maharani Cicin Sopyani Desi Murniningsih Galih Ribet Dyah Utami Enno Citra Harmony
Liza Herdyana Khoeriyatul Muna Najih Fikriyah Siti Ifadatul Ulya Silvia Sari Dewi Siti Khotimah
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014
Kelompok 13 Kelompok 14 Kelompok 15 Ali Habibie Dwi Fajar Sidhiq Hanif Muflis Assyikin
Muklis Dwi Wijayanto Nanang Brahmanto Rudiyanto Alfiani Kamila Lukito Ayudya Kartika Sari Cicilia Epriliana W Dinda Putri Riyanti Dwi Elpina Puji Rahayu Dyah Pratiwi A Erlina Indriastuti Ismira Suryaningsih Isti Rahayu Nidia Melati AL A Riska Wijayanti Sari Mukti Rohmawati Sri Wulandari S Titis Risni Yuliani Triyanawaty
Kelompok 16 Kelompok 17 Kelompok 18 Adi Prabu Mahardhika Aditya Incahyo Alfian Suryo Utomo
Azhar Fatawi Aziz Syaffifuddin Bayu Aji Setyawan Habib Ilham Aldyanto Imron Hanindya Putra
Aini Nurjanah Amalia Zahrina S Ana Isnawati Arini Ni'ma Hidayah Ayu Prilyscia Farah Azizah
Nanik Puji L Carlina Purwo J Nining Rahayu Dewi Rastikawati Rahmat Sulistyo Theo Dewangga
Rachmadhani Rizky A P Amanda Putri
Kelompok 19 Kelompok 20 Kelompok 21 Ardianto Pradana P Ardiatama Putra Danu Prasetyo Aji Bramasta Dwi Putra Chairul Anwar Febi Sugiyanto Moch Galih Pranata Mochamad Iqbal W Moh Nur Adzani M Andini Desi Sawitri Anggun Tri N Anik Erni Irawati
Fitria Okvitasari Happy Maratul M Khairun Nisa Novialita Herlina Nurul Qoyyimah Ulfa Priyatin
Yayas Arifin Aridinasty M Miftah Nur Alimah
Kelompok 22 Fajar Nugroho
Felicitas Febrian HP Pambudi Aji Nugroho
Aprilia K Mega Nur Diyana
Nestri Yuniardi Ulfaizah
-
Praktikum Teknologi Pupuk 2014 19
Pembagian Jenis Pupuk Acara 1 Pengenalan Pupuk
Kelompok Jenis Pupuk/Nama Pupuk 1 Pupuk Phonska 2 Pupuk ZA 3 Pupuk Urea 4 Pupuk KCl 5 Pupuk SP-36 6 Pupuk NPK Mutiara 7 Pupuk NPK Pelangi 8 Pupuk Daun Growmore 9 Pupuk Majemuk Gandapan
10 Pupuk Bunga (Merangsang pembungaan)/Samagrow 11 Pupuk Petroganik 12 Pupuk Gramalet atau Pupuk KNO3 13 Pupuk Cair Supernasa atau Pupuk HNO3 14 Pupuk GSP 46 atau KNO3 15 Gandasil 16 Dekastar Plus 17 Pupuk Majemuk Daun (Top One D) 18 Pupuk Speedfol Boron 19 Pupuk Mikro Tunggal Mg 20 Pupuk Ultradap N-P2O5 21 Pupuk SP-18 atau Pupuk Ca 22 Pupuk StarDAP atau Pupuk Vitonic Super