bismillah bab 1

7

Click here to load reader

Upload: arya-chelster

Post on 03-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bismillah Bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat atau tenaga

kesehatan. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan

keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Perubahan

yang cepat disegala bidang, dengan menuju kepada keadaan yang lebih baik,

termasuk didalamnya tentang profesi keperawatan yang saat ini sedang

berkembang menjadi sebuah profesi yang professional, dan saat ini rumah sakit

merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, kompleksitasnya

tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus memperoleh

perhatian dari tenaga kesehatan dalam menegakkan diagnosis dan terapi yang

tepat. Seperti diketahui, penderita yang terindikasi harus menjalani proses

asuhan keperawatan, yaitu penderita harus menjalani observasi, tindakan dan

pengobatan yang berkesinambungan. Daya tahan tubuh yang lemah rentan

terhadap penyakit infeksi. Masuknya mikroba atau transmisi mikroba ke

penderita, tentunya berasal dari sekitar penderita misalnya : penderita lain,

tenaga kesehatan, peralatan medis, ruangan pasien, makanan minuman yang

disajikan, lingkungan rumah sakit yang disajikan secara umum. Dan pada

dasarnya, petugas pelayanan medis yang selalu kontak dengan penderita, harus

menyadari bahwa pasien adalah media perantara penularan sekaligus sebagai

sumber penularan. (Darmadi : 2008).

Infeksi nosokomial sampai sekarang masih merupakan masalah

perawatan kesehatan dirumah sakit seluruh dunia. Resiko infeksi dirumah

sakit atau yang biasa di kenal dengan infeksi nosokomial juga merupakan

masalah penting diseluruh dunia. Infeksi ini terus meningkat dari 1% beberapa

Negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin,

serta Afrika. Di Indonesia yaitu di RSU pendidikan, infeksi nosokomialcukup

tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8%. Pada tahun 2000 di RSUPN

Ciptomangunkusumo tercatat 9 kecelakaan yang terjadi diantaranya menimpa

7 orang perawat yang terpajan virus HIV/AIDS (Zakarsih : 2003). Dari hasil

Page 2: Bismillah Bab 1

studi pendahuluan dengan cara wawancara dan observasi yang di lakukan

peneliti di ruang interna RS dr. Haryoto Lumajang terhadap tenaga kesehatan

atau dalam hal ini mahasiswa praktek klinik dari 10 responden di dapatkan

100% mahasiswa mengetahui pengertian dasar Alat Pelindung Diri, dan

sekitar 70% tidak menerapkan Universal Precaution saat kontak dengan

pasien, misalnya saja mereka saat akan tindakan dengan pasien tidak mencuci

tangan terlebih dahulu, mereka berasumsi bahwa kelengkapan pemakaian Alat

Pelindung Diri hanya untuk kontak dengan pasien yang terdiagnosa penyakit

yang menular, padahal seharusnya Alat Pelindung Diri dipakai saat kontak

dengan pasien apapun dan dengan diagnose medis apapun.

( http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21521)

Petugas pelayanan kesehatan setiap hari di hadapkan kepada tugas

yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang

membahayakan. Kini resiko yang umum di hadapi oleh petugas pelayanan

kesehatan adalah kontak langsung dengan penderita utamanya dengan darah

saat perawatan rutin. Pada dasarnya infeksi nosokomial ini ada beberapa agen

penyebab yang antara lain dapat berupa bakteri, virus, jamur, protozoa, dan

macam-macam agen penyakit ini ditentukan pula oleh patogenitas, daya

invasi, dan dosis infeksinya. Namun pelaksanaan prinsip universal precaution

di Indonesia masih kurang benar benar diterapkan yang mungkin adanya

beberapa penyebab yang mendasarinya. (Darmadi : 2003). Beberapa

tindakan yang meningkatkan potensi penularan penyakit yaitu tidak

mencuci tangan, tidak menggunakan sarung tangan, penanganan benda

tajam yang salah, teknik dekontaminasi yang tidak adekuat, dan kurangnya

sumber daya untuk melaksanakan prinsip universal precaution pada tenaga

kesehatan.

(http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/SATEK%202008/VERSI

%20PDF/bidang%204/IV-9.pdf).

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan

masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi atau peningkatan mutu

pengetahuan lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya

Page 3: Bismillah Bab 1

yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk

kesehatan baik upaya untuk perilaku individu, kelompok, atau masyarakat.

Hal ini semata-mata hanya untuk meningkatkan derajat mutu kesehatan.

Selain hal tersebut banyak Rumah Sakit yang berusaha meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dengan cara mengikutkan tenaga kesehatannya untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu misalnya saja, pelatihan mengenai

pengendalian infeksi. (Notoatmodjo : 2007).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada

Mahasiswa Praktek Klinik Di Ruang Interna Rumah Sakit dr. Haryoto

Lumajang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut “Adakah hubungan pengetahuan dengan perilaku pemakaian Alat

Pelindung Diri pada mahasiswa praktek klinik di ruang interna Rumah Sakit dr.

Haryoto Lumajang?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku pemakaian Alat Pelindung Diri pada mahasiswa

praktek klinik di ruang interna Rumah Sakit dr. Haryoto Lumajang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang Alat Pelindung

Diri di Ruang Interna Rumah Sakit dr. Haryoto Lumajang.

1.3.2.2 Mengidentifikasi perilaku pemakaian Alat Pelindung Diri mahasiswa

praktek klinik di Ruang Interna Rumah Sakit dr. Haryoto Lumajang.

1.3.2.3 Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

pemakaian Alat Pelindung Diri pada mahasiswa praktek klinik di ruang

interna Rumah Sakit dr. Haryoto Lumajang.

Page 4: Bismillah Bab 1

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang berkepentingan antara lain :

1.4.1 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/pengetahuan

kepada responden/mahasiswa sehingga mahasiswa mengerti tentang pemakaian

Alat Pelindung Diri.

1.4.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui

tingkat pengetahuan mahasiswa tentang perilaku Alat Pelindung Diri pada

mahasiswa praktek klinik.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi tentang

bagaimana cara menggunakan APD yang benar sehingga dapat meminimalkan

terjadinya infeksi nosokomial.

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan bahan untuk

penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

pemakaian APD.

Page 5: Bismillah Bab 1