bismillah bab 1-ikm

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue telah menjadi perhatian besar karena insiden yang terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. 1 Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk. 2 WHO telah mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara dengan kategori endemisitas DBD A, karena di Indonesia terdapat keempat serotipe virus dengue, yang menyebar baik di daerah perdesaan maupun daerah perkotaan. DBD merupakan penyebab angka kesakitan dan angka kematian anak yang cukup besar. 1 DBD telah menyebabkan kematian 871 jiwa dari 112.511 penderita 1

Upload: riska-pasha

Post on 31-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kdk

TRANSCRIPT

Page 1: Bismillah BAB 1-IKM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue telah menjadi perhatian besar karena insiden yang

terus meningkat dalam tiga dekade terakhir.1 Penyakit ini tidak hanya sering

menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun

ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan

dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan

penduduk.2

WHO telah mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara dengan kategori

endemisitas DBD A, karena di Indonesia terdapat keempat serotipe virus dengue,

yang menyebar baik di daerah perdesaan maupun daerah perkotaan. DBD

merupakan penyebab angka kesakitan dan angka kematian anak yang cukup

besar.1 DBD telah menyebabkan kematian 871 jiwa dari 112.511 penderita pada

tahun 2013.3,4

Insiden DBD di Indonesia masih terus mengalami kenaikan. Kabupaten Jepara

sebagai salah satu kabupaten di Pulau Jawa dengan jumlah penduduk 1.153.213

jiwa, memiliki angka kesakitan DBD yang cukup tinggi. Terdapat 901 kasus DBD

selama bulan Januari-Desember 2014, dengan 6 diantara penderita meninggal

dunia.5

Desa Tanjung merupakan salah satu desa di Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara yang memiliki insiden DBD. Pada tahun 2013, dari 85 kasus DBD di

1

Page 2: Bismillah BAB 1-IKM

Kecamatan Pakis Aji, Desa Tanjung tidak ditemukan kasus DBD. Dari 119 kasus

DBD di Kecamatan Pakis Aji selama bulan Januari-Desember 2014, 5 diantaranya

berasal dari Desa Tanjung. Sedangkan pada bulan Januari 2015, terdapat 2 kasus

DBD yang penderitanya berdomisili di Desa Tanjung.5,6

Adanya perubahan iklim, tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi, dan

kepadatan penduduk yang tinggi semakin mempermudah penularan penyakit

DBD, sehingga perlu dilakukan pengendalian sebaik mungkin. Salah satu caranya

adalah dengan melakukan penyelidikan epidemiologi. Penyelidikan epidemiologi

harus dilakukan ketika ada kasus baru DBD untuk mengetahui luasnya

penyebaran penyakit sehingga dapat diambil langkah yang tepat untuk

mengendalikannya.2

1.2 Batasan Judul

Laporan dengan judul “Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah

Dengue Periode Februari 2015 di Desa Tanjung Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara pada 12-21 Februari 2015” mempunyai batasan-batasan sebagai berikut :

1. Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue adalah kegiatan

pelacakan penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk

penular penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita/tersangka dan

rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kuranya 100 meter, serta

tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran penyakit lebih

lanjut.2

2. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Diagnosa

2

Page 3: Bismillah BAB 1-IKM

penyakit DBD ditegakkan jika ditemukan : (1) demam tinggi mendadak,

tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari; (2)

Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis,

ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi, hematemesis, melena,

hematuri) termasuk uji tourniquet (Rumple Leed) positif; (3) pembesaran

hati atau hepatomegali; (4) Trombositopeni (jumlah trombosit <100.000/µl);

dan (5) Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥20%); 1

3. Periode Februari 2015 merupakan periode waktu penderita sakit DBD

4. RT 16/RW 03 Desa Tanjung Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara

merupakan lokasi pelaksanaan penyelidikan epidemiologi.

5. 12-21 Februari 2015 adalah waktu pelaksanaan penyelidikan epidemiologi

DBD

1.3 Batasan Operasional

1.3.1 Karakteristik orang

1. Kasus Demam Berdarah Dengue adalah penderita Demam Berdarah Dengue

dan tersangka Demam Berdarah Dengue

2. Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD): Penderita dengan minimal 2

kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium (menurut WHO 2011)

3. Tersangka DBD: Penderita dengan gejala klinis DBD namun tidak

memenuhi kriteria diagnosis (menurut WHO 2011)

3

Page 4: Bismillah BAB 1-IKM

1.3.2 Karakteristik tempat

1. Pemeriksaan jentik dilakukan di tempat penampungan air yang tidak beralaskan

tanah, seperti bak mandi, tempayan, kaleng bekas, ban bekas, pot bunga, tempat

minum burung, yang merupakan tempat berkembangbiak larva dari nyamuk

Aedes aegypti yang berukuran kira-kira 0,5-1 cm bergerak aktif di air.

2. Pemeriksaan dilakukan di rumah penderita dan radius 100m (+ 20 rumah)

sekeliling rumah penderita DBD yaitu 5 rumah di depan, 5 di samping kanan, 5

di samping kiri dan 5 di belakang.

3. Rumah : bangunan untuk tempat tinggal termasuk bangunan yang digunakan

untuk usaha kecil seperti warung, toko, industri rumah.

4. Tempat Umum : Bangunan untuk pelayanan umum seperti sekolah, musholla,

rumah makan, pasar, dll

1.3.3 Karakteristik waktu

Mencari penderita Demam Berdarah Dengue yang sakit dalam bulan

Februari 2015

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Mengetahui sumber penularan dan penyebaran Demam Berdarah Dengue di

Desa Tanjung yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Pakis Aji Kecamatan

Pakis Aji Kabupaten Jepara.

1.4.2 Tujuan khusus

4

Page 5: Bismillah BAB 1-IKM

1. Mendapatkan data penderita atau tersangka penderita demam berdarah

tambahan di RT 16/RW 03 Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji Kabupaten

Jepara periode Februari 2015

2. Mendapatkan data keberadaan jentik nyamuk penular di rumah penderita dan

rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter dan

membandingkan dengan angka House index sesuai standar program nasional

pemberantasan DBD, yaitu < 5%

3. Mendapatkan data jumlah rumah bebas jentik di sekitar rumah penderita dan

rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter dan

membandingkan dengan Angka Bebas Jentik sesuai standar program nasional

pemberantasan DBD yaitu >95%

4. Mendapatkan data jumlah container yang positif jentik di sekitar rumah

penderita dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100

meter dan membandingkan dengan Container Index sesuai standar WHO

yaitu <5%

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Demam berdarah dengue

1.5.1.1 Etiologi

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang merupakan

kelompok dari Flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single

strand RNA. Virion-nya terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris

dan terbungkus dalam amplop lipoprotein.

5

Page 6: Bismillah BAB 1-IKM

Ada empat serotipe virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan

DENV-4.1,2 Penelitian di Indonesia menunjukkan DENV-3 merupakan serotipe

virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat. Terinfeksinya seseorang

dengan salah satu serotipe virus, akan menyebabkan kekebalan seumur hidup

terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun keempat serotipe virus

tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda dalam

menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan

salah satu dari mereka. Apabila seseorang sebelumnya sudah pernah terinfeksi

virus dengue, kemudian terinfeksi lagi oleh serotipe virus yang berbeda, maka

orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah.1,7

Gambar 1. Struktur Virus dengue2

1.5.1.2 Penularan

Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk

Aedes. Aedes aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun

spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan Aedes niveus juga

dianggap sebagai vektor sekunder karena memiliki distribusi geografis yang

terbatas. Nyamuk Aedes aegypti terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,

kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas

6

Page 7: Bismillah BAB 1-IKM

permukaan laut.2

Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue,

yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue masuk ke dalam tubuh

nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia yaitu dua

hari sebelum demam sampai 4-5 hari setelah onset demam, kemudian virus

dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus yang infeksius.Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk

sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap

virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.8

Penularan DBD biasanya terjadi selama musim hujan ketika suhu dan

kelembaban kondusif untuk vektor bertelur di habitat sekunder, selain itu juga

menyebabkan masa hidup nyamuk lebih lama.1 Penularan penyakit DBD dapat

terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat-tempat

potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :

a. Daerah rawan endemis DBD

b. Tempat-tempat umum, karena mobilitas yang tinggi. Contoh tempat umum

yang rawan: sekolah, puskesmas, pasar, dan lain sebagainya.8

1.5.1.3 Vektor

Nyamuk Aedes, merupakan spesies nyamuk tropis dan subtropis yang

distribusinya terutama pada daerah yang berada antara 350 U dan 350 S.9 Nyamuk

Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut :2

a. Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm, berbentuk oval yang

7

Page 8: Bismillah BAB 1-IKM

mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada

dinding tempat penampung air. Telur dapat bertahan sampai ± 6 bulan di tempat

kering.

b. Jentik (larva)

Ada 4 tingkat (instar) jentik/larva sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut,

yaitu:

1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

2) Instar II : 2,5-3,8 mm

3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II

4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

c. Pupa

Pupa berbentuk seperti ‘koma’. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping

dibanding larva (jentik)nya. Pupa Aedes aegypti berukuran lebih kecil jika

dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

d. Nyamuk dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata

nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada

bagian badan dan kaki.

1.5.1.4 Gejala dan tanda penyakit7

a. Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus

berlangsung, 2-7 hari, kemudian turun secara cepat.

b. Tanda-tanda perdarahan

8

Page 9: Bismillah BAB 1-IKM

Tanda perdarahan yang ditemukan pada pasien DBD, dapat berupa:

Rumple Leed positif

Petechie, purpura, ekhimosis, dan perdarahan konjungtiva

Epitaksis, perdarahan gusi

Hematemesis, melena

Hematuria

c. Hepatomegali

Hepar membesar umumnya pada permulaan perjalanan penyakit dan tidak

sejajar dengan berat penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa disertai

ikterus.

d. Trombositopeni

Jumlah trombosit dibawah 150.000mm3 biasanya ditemukan diantara hari ketiga

sampai hari ketujuh sakit. Pemeriksaan trombosit minimal dua kali, yaitu saat

pertama pasien masuk dan diulangi pada hari kelima.

e. Hemokonsentrasi

Peningkatan hematokrit ≥20% merupakan indikator yang peka terhadap akan

terjadinya syok sehingga perlu dilakukan pemeriksaan berulang secara periodik.

f. Syok

Syok dapat terjadi karena perdarahan atau kebocoran plasma ke daerah

ekstravaskuler melalui kapiler yang rusak. Tanda-tanda syok:

Akral dingin

Sianosis disekitar mulut

Nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba

9

Page 10: Bismillah BAB 1-IKM

Tekanan nadi menurun (≤20 mmHg)

Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun ≤80 mmHg)

g. Gejala klinik lain

Gejala klinik lain yang dapat menyertai DBD adalah anoreksia, lemah, mual,

muntah, sakit perut, diare atau konstipasi dan kejang.

1.5.1.5 Diagnosis DBD

Diagnosa penyakit DBD ditegakkan jika ditemukan:7

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-menerus

b. Tanda perdarahan dan atau

c. Pembesaran hati

d. Trombositopenia

e. Hemokonsentrasi

1.5.1.6 Pengendalian DBD

Kegiatan pokok dalam program pengendalian DBD adalah:2

a. Penemuan penderita

1)Penemuan penderita secara aktif dilakukan pada saat penyelidikan epidemiologi

(PE) dengan mencari penderita DBD lainnya.

2) Penemuan penderita secara pasif dilakukan oleh puskesmas atau unit pelayanan

kesehatan lainnya.

b. Pengendalian vektor

Jenis kegiatan pengendalian vektor, antara lain:

1) Terhadap nyamuk dewasa

Dilakukan kegiatan Fogging Fokus, bertujuan mencegah terjadinya KLB

10

Page 11: Bismillah BAB 1-IKM

dengan memutuskan rantai penularan di lokasi terjadinya kasus DBD.

2) Terhadap larva (jentik)

Biological control

Penebaran ikan pemakan jentik dilakukan di desa/kelurahan yang terdapat

tempat perindukan Aedes, airnya permanen dan cocok untuk

perkembangbiakan ikan pemakan jentik.

Larvasidasi.

Penaburan bubuk larvasida atau pembunuh jentik guna memberantas jentik

di tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, sehingga

populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya.

Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)

Kegiatan PJB dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 4M baik di pemukiman

maupun di tempat-tempat umum/industri (TTU/I).

Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) atau Bulan Bakti Gerakan 4M

1.5.2 Penyelidikan Epidemiologi DBD

1.5.2.1 Definisi

Adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta

penyebarluasan informasi ke penyelenggara program, instansi dan pihak terkait

secara sistematis dan terus menerus tentang situasi DBD dan kondisi yang

mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit tersebut agar dapat

dilakukan tindakan pengendalian secara efisien dan efektif.2

11

Page 12: Bismillah BAB 1-IKM

1.5.2.2 Tujuan

Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen

kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta

respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat .

Secara khusus tujuan surveilans DBD adalah :2

a. Memantau kecenderungan penyakit DBD

b. Mendeteksi dan memprediksi terjadinya KLB DBD serta penanggulangannya

c. Menindaklanjuti laporan kasus DBD, serta melakukanpenanggulangan

seperlunya,

d. Memantau kemajuan program pengendalian DBD

e. Menyediakan informasi untuk perencanaan pengendalian DBD

f. Pembuatan kebijakan pengendalian DBD.

1.5.2.3 Manfaat7

a. Monitoring Case Fatality Rate

b. Monitor insiden rate untuk menilai dampak program

c. Dapat mendeteksi KLB agar dapat segera melakukan tindakan penanggulangan

d. Informasi insidens rate menurut umur, geografis untuk mengetahui daerah

rawan DBD

e. Penyelidikan epidemiologi KLB akan mengetahui epidemiologi dan

mengetahui faktor penyebab terjadinya KLB agar tidak terulang kembali

1.5.2.4 Survei jentik2

Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

12

Page 13: Bismillah BAB 1-IKM

1) Memeriksa tempat penampungan air dan kontainer yang dapat menjadi habitat

perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. di dalam dan di luar rumah untuk

mengetahui ada tidaknya jentik.

2) Jika pada penglihatan pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira 1/2-1

menit untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada jentik.

3) Gunakan senter untuk memeriksa jentik di tempat gelap atau air keruh.

Metode survei jentik:

1) Single larva

Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air

yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.

2) Visual

Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di setiap

tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Biasanya dalam program

DBD mengunakan cara visual.

Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes

aegypti :

1) Angka Bebas Jentik (ABJ):

2) House Index (HI):

3) Container Index (CI):

13

Page 14: Bismillah BAB 1-IKM

4) Breteau Index (BI):

Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan

14