bedah luka

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hewan sudah mempunyai daya tarik tersendiri buat manusia. Mulai dari hewan piaraan, hewan liar bahkan hewan akuatik. Hewan yang paling banyak diminati oleh masyarakat khusunya Bali ialah anjing. Luka menjadi hal yang kiranya selalu pernah dialami oleh hewan termasuk anjing, baik disebabkan oleh hewan itu sendiri maupun karena keteledoran pemiliknya. Luka ini dapt disebabkan oleh factor mekanik, elektrik, dan termis. Selain itu, luka dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Sehingga perlu kiranya mengetahui luka jenis apa yang dialami sehingga dapat melakukan penangan yang tepat. 1.2 Rumusan Masalah 1.1.1 Apa defines luka? 1.1.2 Apa penyebab atau etiologi luka? 1.1.3 Apa saja jenis-jenis luka? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Tulisan Tujuan Penulisan Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui persiapan pre operasi pada hewan. Sedangkan secara khusus tujuan penulisan ini adalah:

Upload: lulaby085736662655

Post on 29-Sep-2015

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ini termasuk bidang veteriner atau kedokteran hewan. disini menjelaskan tentang jenis-jenis luka yang dapat terjadi pada hewan khususnya anjing.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Saat ini hewan sudah mempunyai daya tarik tersendiri buat manusia. Mulai dari hewan piaraan, hewan liar bahkan hewan akuatik. Hewan yang paling banyak diminati oleh masyarakat khusunya Bali ialah anjing.Luka menjadi hal yang kiranya selalu pernah dialami oleh hewan termasuk anjing, baik disebabkan oleh hewan itu sendiri maupun karena keteledoran pemiliknya. Luka ini dapt disebabkan oleh factor mekanik, elektrik, dan termis. Selain itu, luka dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Sehingga perlu kiranya mengetahui luka jenis apa yang dialami sehingga dapat melakukan penangan yang tepat.1.2 Rumusan Masalah1.1.1 Apa defines luka?1.1.2 Apa penyebab atau etiologi luka?1.1.3 Apa saja jenis-jenis luka?

1.3 Tujuan Dan Manfaat TulisanTujuan PenulisanTujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui persiapan pre operasi pada hewan. Sedangkan secara khusus tujuan penulisan ini adalah:1. Mengetahui definisi luka2. Mengetahui penyebab dan etiologi luka3. Mengetahui jenis-jenis lukaManfaat PenulisanPenulisan paper ini diharapkan memberikan manfaat:1. Memberikan informasi kepada pembaca terkait luka dan jenis-jenis luka2. Dapat mengetahui secara dini luka yang dialami sesuai penyebab dari luka tersebut3. 1.4. Metode PenulisanMetode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu penulis mencari materi dari berbagai literature seperti buku, jurnal, dan internet.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi LukaLuka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah di bawah kulit. (Suryadi et al., 2012).Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek, terpotong atau tertusuk, atau trauma benda tumpul yang menyebabkan kontusi. Luka dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan tertutup. Luka terbuka diklasifikasikan berdasarkan obyek penyebab luka antara lain: luka insisi, luka laserasi, luka abrasi, luka tusuk, luka penetrasi, dan luka tembak. Luka tertutup dibagi menjadi tiga: kontusi, hematoma dan luka tekan. Luka tertutup memiliki bahaya yang sama dengan luka terbuka. Selain itu terdapat pula beberapa jenis luka lainnya seperti luka bakar, luka sengatan listrik, luka akibat zat kimia, cedera suhu dingin, luka radiasi dan ionisasi serta luka gigit dan sengatan serangga (Suryadi et al., 2012). Keadaan luka dapat dilihat dari berbagai sisi, sebagai berikut: rusak tidaknya jaringan yang ada pada permukaan, sebab terjadinya luka, luas permukaan luka, dan ada atau tidaknya mikroorganisme. Sedangkan ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, dan kontaminasi bakteri, serta kematian sel (Kostania, 2013).Luka memberikan angka morbiditas yang cukup besar di seluruh dunia terutama luka kronis karena mengganggu fungsional jaringan dan dilihat dari nilai estetikanya. Luka akut yang mengalami penyulit dalam proses penyembuhannya dapat berprogresi menjadi luka kronis. Contoh dari luka kronis yang sering dan menyebabkan komplikasi adalah ulkus diabetikus. Melihat permasalahan tersebut, luka perlu mendapat penanganan yang baik untuk mengurangi angka morbiditasnya (Suryadi et al., 2012).

2.2 Penyebab/Etiologi:Luka dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab: Trauma mekanis, misalnya: tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk, terbentur, terjepit. Trauma elektrik, misalnya: oleh karena sengatan listrik, sambaran petir. Trauma termis, misalnya: oleh karena suhu panas (vulnus lombustum), suhu dingin (vulnus longolationum).2.3 Jenis-jenis LukaLuka dapat disebabkan oleh beberapa factor baik mekanis, elektrik maupun termis. Luka-luka tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut kategori tertentu, seperti:2.3.1 Klasifikasi secara Umum1. Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll (Perdanakusuma, 2007).3. Luka simplek (simple) dimana terjadinya luka hanya melibatkan kulit saja (epidermis), contohnya luka abrasi (vulnus abrasi).4. Luka komplikatum (komplek) dimana luka yang terjadi di samping kulit juga melibatkan jaringan di dalamnya (otot, pembuluh darah, saraf).2.3.2 Berdasarkan Integritas Kulit1. Luka terbuka (vulnus apertum) dimana luka ini kulit yang rusak melampaui tebalnya kulit. Contohnya: Luka tajam yaitu luka oleh benda tajam yang cirri-cirinya tepi luka licin, tidak terdapat jembata-jembatan jaringan, tidak ada jaringan nekrosis. Misalnya luka iris (vulnus scissum) dimana panjang luka lebih besar daripada dalamnya luka. Luka tusuk tajam (vulnus ictum) dimana dalamnya luka lebih besar daripada lebarnya luka. Luka tumpul yaitu luka oleh karena benda tumpul, contohnya luka tembak (vulnus sclopetum) oleh karena peluru. Pelurunya tumpul tetapi disertai tekanan yang sangat keras. Luka lacerasi (vulnus lacarasum) luka karena benturan yang luas sehingga mengakibatkan terjadinya memar. Luka penetrasi (vulnus penetratum) luka yang dapat menembus rongga tubuh seperti peritoneum dan pleura. Luka avulse (vulnus avulsum) luka yang terjadi disertai lepasnya sebagian atau seluruh jaringan seperti contohnya telinga lepas, operasi pengangkatan tumor dimana sebagian jaringan yang sehat juga ikut terbuang. Fraktur terbuka Luka gigit (vulnus mortum) misalnya digigit serangga (anjing atau ular) maupun digigt orang.2. Luka tertutup (vulnus occlusum) dimana luka yang terjadi tidak melampaui terbalnya kulit (epidermis dan dermis). Contohnya: Luka lecet (vulnus abrasi) yang rusak hanya sebagian superficial kulit atau tidak seluruh tebal kulit. Luka memar (vulnus confusion). Bulla (lepuh) hanya terjadi di bawah kulit epidermis sehingga timbul ruangan berisi cairan. Kasusnya pada luka bakar. Hematoma: darah mengelompok di suatu tempat sehingga harus dikeluarkan suopaya tidak terjadi infeksi sehingga dapat menghambat kesembuhan luka. Dislokasi Fraktur (patah tulang) Lacerasi organ interna misalnya kena hati, limpa (Wardhita et al., 2008).2.3.4 Berdasarkan Kategori1. Luka AccidentalAdalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka bakar; tepi luka bergerigi; berdarah; tidak steril2. Luka BedahMerupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle introduction; tepi luka bersih; perdarahan terkontrol; dikendalikan dengan asepsis bedah2.3.5 Berdasarkan Descriptors1. AberasiLuka akibat gesekan kulit; superficial; terjadi akibat prosedur dermatologik untuk pengangkatan jaringan skar2. PunctureTrauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh akibat alat-alat yang tajam yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit3. LaserasiTepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin terkontaminasi; risiko infeksi4. KontusioLuka tertutup, perdarahan di bawah jaringan akibat pukulan tumpul, memar.2.3.6 Klasifikasi Luka Bedah1. Luka bersihLuka bedah tertutup yang tidak mengenai system gastrointestinal, , pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi rendah 2. Bersih terkontaminasiLuka melibatkan system gastrointestinal, pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi3. KontaminasiLuka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko tinggi infeksi4. InfeksiArea luka terdapat patogen; disertai tanda-tanda infeksi.2.3.7 Berdasarkan tingkat kontaminasia. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi prosesperadangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinary tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna. Pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.2.3.8 Berdasarkan kedalaman dan luasnya lukaa. Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.b. Stadium II : Luka Partial Thickness : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.c. Stadium III : Luka Full Thickness : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.d. Stadium IV : Luka Full Thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanLuka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah di bawah kulit. Luka dapat disebabkan oleh factor mekanis, elektrik, dan termis. Selain itu, luka dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasar kriteria tertentu seperti klasifikasi umum, berdasarkan integritas kulit, kontaminasi luka, kedalaman dan keluasan luka, dan sebagainya.3.2 SaranLuka menjadi hal yang hampir pernah dialami oleh semua hewan. Oleh karenanya, perlu pengetahuan dini terhadap luka yang dialami sesuai dengan penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan penyembuhan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKAWardhita AAGJ, Pemayun IGAGP, Gorda IW, Wirata W., 2008. Bahan Ajar Ilmu Bedah Veteriner I. Laboratorium Bedah Veteriner FKH Unud. Denpasar.Baroroh DB., 2011. Konsep Luka. Basic Nursing Department. PSIK PSIKE UMM. Malang.Suryadi IA, Asmarajaya AAGN, Maliawan S., 2013. Proses Penyembuhan dan Penanganan Luka. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.DenpasarPerdanakusuma DS., 2007. Aantomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Plastic Surgery Depertment. Fakultas Kedokteran Unair. Surabaya.Kostania G., 2013. Perawatan Luka dalam Praktik Kebidanan. Poltekkes Surabaya.