bank indonesia menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai...
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Triwulan IV - 2013
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 – 62112 www.bi.go.id/
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
v
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan
IV-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun
komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders
internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku
usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)
diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan
ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro
regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,
ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi
dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan
IV-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 7,87% (yoy) menjadi 6,93%
(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan
perekonomian nasional yang tumbuh 5,72%. Perekonomian Jambi selama tahun IV-2013
menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia
(Rp1.987,53 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 8,74% (yoy) lebih tinggi
dari triwulan lalu 7,96% (yoy) dan inflasi nasional 8,38% (yoy). Perkembangan perbankan
juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit.
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu
sebesar 121,66% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman,
ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,98%. Pembenahan sektor riil
secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan
terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan
yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah.
Dalam penyusunan KER triwulan IV-2013 kami banyak memperoleh support dari
dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh
karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang
akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, Februari 2014
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI
V. Carlusa
Kepala Perwakilan
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i
Daftar Tabel ......................................................................................... iii
Daftar Grafik ......................................................................................... v
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1
BAB I. Ekonomi Makro Regional ........................................................ 5
A. Umum ............................................................................. 5
B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan.................................................................. ... 8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 12
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 13
4. Sektor Industri Pengolahan........................................ .. 15
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 16
C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 20
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 21
2. Investasi ................................................................... ... 23
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 25
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 26
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 29
Boks 1 Kebijakan GAPKINDO terhadap harga karet
........................................................................................................... 31
BAB II. Inflasi ................................................................................................. ..... 35
A. Kajian Umum ....................................................... ........................ 35
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .............................................. 37
1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ................ 40
2. Kelompok Makanan Jadi, minuman, Rokok dan tembakau....... . 43
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........ .. 43
4. Kelompok Sandang.................................................. ................. 44
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ................ 44
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ ............... 44
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .......... 45
Boks 2.Mengetahui dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi bagi perekonomian
Jambi .......................... ..................................................................... 47
BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran ................................................. 51
A. Perkembangan Kelembagaan ................................................ 51
B. Bank Umum .......................................................................... 52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
ii
1. Perkembangan Aset Bank .............................................. 52
2. Perkembangan Dana Masyarakat.................................... 53
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................... 56
4. Undisbursed Loan........................................................... 58
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non
Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi ............................................................................. 59
6. Perkembangan Kredit UMKM ........................................ 61
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................... ......... 62
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai......... 63
1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi......... 63
2. Penyediaan Uang Layak Edar......................................... 64
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan...... 64
4. Perkembangan Kliring Lokal.......................................... 65
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)................. 66
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ..................................... ... ......... 67
A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 ............................... 67
B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 ............................ ......... 68
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah .......................... ......... 69
D. Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... ......... 73
BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ................... ......... 73
A. Upah Minimum Provinsi (UMP) .............................................. 73
B. Kemiskinan ............................................................................ 74
C. Kesejahteraan ............................................................... ......... 75
BAB VI Prospek Perekonomian ....................................................... ......... 77
A. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. ......... 78
B. Proyeksi Inflasi ............................................................... ......... 80
C. Rekomendasi Kebijakan ........................................................... 82
Lampiran
Glosary
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6
1.2 Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi 7
1.3 Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi 9
1.4 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi 12
1.5 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 16
1.6 Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi 20
1.7 Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran 21
1.8 Indeks Tendensi Konsumen 23
1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 25
1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 27
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 38
2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode Triwulan IV -2013 39
3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 52
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 54
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 55
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 56
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56
3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi
Jambi 58
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 59
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi 60
3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi
Jambi 63
3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 66
4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun -2013 68
4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun -2013 69
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
iv
4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
Tahun 2013 70
4.4 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi
Jambi 70
4.5 Perkembangan Realsasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
Tahun 2013 71
4.6 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 72
5.1 Perbandingan UMP Wilayah Sumatera 73
5.2 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi 74
5.3 Jumlah Penduduk Miskin 75
5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor ( 2012 = 100 ) 76
6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 79
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5
1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5
1.3 Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha 8
1.4 Produksi Padi 9
1.5 Produksi Jagung 10
1.6 Produksi Kedelai 10
1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10
1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11
1.9 Tingkat Hunian Hotel 13
1.10 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14
1.11 Lifting Minyak Bumi 14
1.12 Lifting Gas Alam 14
1.13 Perkembangan Produksi Karet Jambi 16
1.14 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17
1.15 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17
1.16 Perkembangan Indeks Air Bersih 17
1.17 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18
1.18 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 18
1.19 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 19
1.20 Perkembangan Total Arus Barang 19
1.21 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 22
1.22 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 22
1.23 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 22
1.24 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 24
1.25 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 24
1.26 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 24
1.27 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 26
1.28 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 27
1.29 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 28
1.30 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 28
1.31 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 28
1.32 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 29
1.33 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 30
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional 35
2.2 Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau
Sumatera 35
2.3 Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013 36
2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40
2.5 Perkembangan Harga Jagung 41
2.6 Perkembangan Harga Daging 41
2.7 Perkembangan Harga Beras 42
2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 42
2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 42
2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 44
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
vi
2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 45
3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 53
3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 54
3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi
Jambi 59
3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan
Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 61
3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 61
3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 62
3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di
Provinsi Jambi 64
3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 65
4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) 71
4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi
Jambi (%) 71
4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 72
4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi
Jambi 73
6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 80
6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret 2014 81
6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode
Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret
2014 81
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV
MAKRO
Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 139.12 133.90 137.41 138.68 139.12 151.28 142.02 144.61 149.71 151.28
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4.22 3.90 6.80 4.43 4.22 8.74 6.06 5.24 7.95 8.74
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 16,289,175 5,274,525 5,433,021 5,581,630
- Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 6,449,193 1,561,623 1,600,976 1,637,790 1,648,803
- Pertambangan dan Penggalian 2,713,435 632,818 664,546 691,806 724,265 2,755,755 631,830 673,057 722,805 728,063
- Industri Pengolahan 2,532,924 602,129 621,508 645,624 663,663 2,677,094 655,488 671,715 664,068 685,824
- Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 188,614 46,271 46,979 47,410 47,953
- Bangunan 1,031,629 232,286 241,825 263,095 294,423 1,245,510 300,356 307,980 314,196 322,978
- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673,985 879,489 899,172 939,087 956,236 4,123,669 979,292 1,008,494 1,043,019 1,092,864
- Pengangkutan dan Komunikasi 1,473,275 352,177 361,214 375,484 384,400 1,598,822 382,249 392,716 409,808 414,048
- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172,817 282,678 290,388 295,250 304,502 1,265,251 308,798 315,069 321,116 320,268
- Jasa 1,598,574 393,196 397,868 402,330 405,179 1,675,370 408,617 416,035 421,418 429,300
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2)
1,290,820 330,267 379,947 285,237 295,369 859,266 261,826 295,320 302,121 283,939
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439 3,119,930 814,244 1,161,680 1,144,006 994,049
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)
107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 137,978 16,689 39,052 82,238 115,056
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 122,793 41,980 32,722 48,091 47,459
Catatan
1)
Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
INDIKATOR
2)
Pengklasifikasian komoditi
menggunakan 21 kelompok barang
berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.
3)
Pengklasifikasian komoditi dalam
statistik impor menggunakan SITC 2
20122012
20132013
vii
b. Perbankan
Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 Tw.IV-13
PERBANKAN
A. Bank Umum :
Total Aset (Rp Juta) 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 28,676,080
DPK(Rp Juta) 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 19,415,015
- Tabungan 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 3,343,467
- Giro 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 11,429,775
- Deposito 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 4,641,773
21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932
- Modal Kerja 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 8,103,793
- Konsumsi 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 8,410,345
- Investasi 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 10,441,794
- Dana 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809
- LDR 126.51 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25 135.47
15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083
- Modal Kerja 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969
- Konsumsi 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932
- Investasi 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182
- LDR (%) 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53 121.66
- NPL Gross (%) 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247 466,983
- NPL Gross nominal 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25 1.98
Kredit MKM (Rp Juta)
Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483 3,302,277
- Kredit Modal Kerja 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 1,260,845
- Kredit Investasi 203,093 226,438 246,076 265,709 282,423 623,343 608,907 597,628
- Kredit Konsumsi 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930 1,443,804
Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 11,642,097
- Kredit Modal Kerja 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 1,914,038
- Kredit Investasi 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 1,829,234
- Kredit Konsumsi 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314 7,898,825
3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 4,563,050
- Kredit Modal Kerja 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 2,853,406
- Kredit Investasi 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 899,870
- Kredit Konsumsi 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909 809,774
Total Kredit MKM (Rp Juta) 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424
NPL MKM gross (%) 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70 2.31
- NPL MKM Gross Nominal 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557 450,912
B. BPR :
Total Aset (Rp Juta) 460,613 534,589 622,101 644,378 685,560 691,959 760,030 747,507
DPK (Rp Juta) 349,774 410,115 431,198 481,763 501,520 506,701 551,278 536,478
- Tabungan (Rp Juta) 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355 80,519
- Deposito (Rp Juta) 285,865 341,013 359,992 401,062 421,278 429,918 469,923 455,959
Kredit (Rp Juta) 337,067 410,499 463,125 487,782 520,039 554,233 567,445 551,232
- Modal Kerja 87,282 102,479 114,570 123,865 127,272 141,934 156,969 158,623
- Investasi 73,586 87,528 98,433 95,547 101,531 110,867 111,650 106,325
- Konsumsi 176,199 220,492 250,123 268,370 291,236 301,432 298,826 286,285
Kredit UMKM (Rp Juta) 160,868 190,007 213,003 219,412 228,803 218,597 233,076 220,099
Rasio NPL Gross (%) 4.23 3.69 3.63 2.82 4.37 5.01 5.96 6.99
- NPL Gross (Nominal) 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804 38,558
- PPAP 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 11,272 13,653 14,380
Rasio NPL Net (%) 2.07 1.71 1.78 1.07 2.85 2.97 3.55 4.39
LDR (%) 77.71 83.22 81.00 80.71 80.43 87.12 81.21 99.26
TAHUN 2012 TAHUN 2013
Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar)
((Rp Juta)
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor
cabang
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR
viii
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
c. Sistem Pembayaran
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVKliring
Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032
Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 76,559 71,104 70,456
Cek dan BG Kosong 52,403 54,487 62,029
Lembar 856 1,164 1,150 1,134 1,463 1,811 1,837 1,635
Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 83,121 64,290 56,120 63,174
RTGSRTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 19,666 20,189 22,181
RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 22,658 26,876 33,327
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 4,695 7,422 6,521
Transaksi TunaiAliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253,854) (768,454) (581,824) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444)
Uraian2012 2013
ix
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,74% (qtq)
atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya 2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% yoy). Perekonomian Jambi pada triwulan
laporan menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian
Indonesia (Rp1.987,53 triliun) dan merupakan yang ketiga terendah di Sumatera.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat
sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012
(7,44% (yoy)). Sementara PDRB Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar
Rp85,56 triliun.
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa
sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu
45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,04% dan sektor sekunder
sebesar 17,19%.
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh net
ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq), namun demikian
pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan
ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama
pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq)
yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di
akhir tahun 2013.
Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu
sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh
signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi 4,78% (qtq) pada
triwulan IV-2013. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada
triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor
bangunan (2,80% qtq).
Perekonomian Provinsi
Jambi triwulan IV - 2013
mengalami perlambatan
yaitu dari 7,87 (yoy)
menjadi 6,93% (yoy)....
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013
2
II. Inflasi
Pada triwulan IV-2013, inflasi kota Jambi tercatat 1,04% (qtq), lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq) namun lebih tinggi
dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun terakhir (0,63% qtq).
Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya
inflasi administered prices sebesar 2,18% (qtq), sementara inflasi inti dan volatile
food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan 0,28% (qtq).
Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah
meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek
filter, dan angkutan udara.1 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya
disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan
hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta
tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,
dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi
bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga
cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.
Secara tahunan, pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) dan
juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).
III. Perbankan dan Sistem Pembayaran
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan
peningkatan, dari sisi aset dan penyaluran kredit sedangkan penghimpunan dana
sedikit menurun. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank
pelapor naik sebesar 313 bps menjadi 121,66%. Aset perbankan pada triwulan
laporan sebesar Rp28.676,08 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat
2,09% (qtq) menjadi Rp23.621,08 miliar, sementara DPK menurun 0,54% (qtq)
menjadi Rp19.415,01 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga
tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar
1,98% yang masih di bawah ketentuan 5%, lebih rendah (membaik)
dibandingkan triwulan sebelumnya (2,25%).
Pada periode triwulan IV-2013, aktivitas pembayaran mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia
1
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
Pada triwulan IV-2013,
Kota Jambi mengalami
inflasi sebesar 8,74%
(yoy) ..........
Kinerja perbankan
meningkat ditandai
dengan meningkatnya
jumlah aset dan
penyaluran kredit
meskipun
penghimpunan dana
sedikit menurun....
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN I V-2013 I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
Jambi mencapai Rp 810.929,09 miliar (turun 44,2%) sementara aliran kas keluar
mencapai Rp 2.836,37 miliar (meningkat 8,88%) dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dengan demikian net outflow Jambi mengalami kenaikan yang
cukup signifikan yaitu dari Rp1.151,94 miliar (Triwulan III-2013) naik menjadi
Rp2.025,44 miliar (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq). Untuk
pembayaran non tunai, nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan
triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.714,03 miliar. Nilai RTGS dari, serta ke Jambi
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari
dan ke Jambi mengalami penurunan.
IV. Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013
mencapai Rp2.668,64 miliar (terealisasi sebesar 101,53%), sementara itu realisasi
belanja mencapai Rp2.954,46 miliar (terealisasi 90,39%). Berdasarkan jenisnya,
pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang
mencapai Rp1.662,79 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai
Rp997,89 miliar (37,39%). Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar
(57,54%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp1.699,90
miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu
sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71 %.
V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari
95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014
meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-. UMP
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera
Barat.
VI.Prospek Perekonomian
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan
meningkat yaitu pada kisaran 8,0 8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan
Realisasi pendapatan
triwulan IV -2013
mencapai 101,53%
dari APBD sementara
realisasi belanja
mencapai 90,39%...
UMP Jambi meningkat 15,56%
...
Laju pertumbuhan PDRB
triwulan I-2014
diperkirakan berkisar
8,0 8,5% (yoy).....
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013
4
yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun
2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-7,7%.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian
di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan penghasilan
tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat
pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison pada
perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat seiring
kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang Pemilu. Selain
mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu juga
diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih
mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan
sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya perekonomian global dan
kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan BI rate.
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi
meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan
harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga
TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara
langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan
yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.
Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi
pada periode triwulan I tahun 2014.
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV 2013 serta proyeksi ekonomi
triwulan I 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi
terbesar)
3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi
4. Penurunan produksi migas
5. Batu Bara dan Mineral Lainnya
6. Melambatnya produksi karet
7. Permasalahan distribusi barang
8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
5
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar
7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44%
(yoy)) dan di atas pertumbuhan nasional (5,78% (yoy)). Secara triwulanan,
perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,94% (qtq) atau
6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya (2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% (yoy)) (Grafik 1.1. dan 1.2.).
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian triwulan IV 2013
disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq),
15.1 15.6 16.2 16.5 16.817.6 18.7 19.6 19.9
20.83 22.022.9
6.5 6.56.5 6.5
6.3
6.376.17 6.11 6.02 5.81
5.62
5.72
9.048.56 8.74
7.86
6.15
7.15
7.29
9.098.36
8.447.87 6.93
4
5
6
7
8
9
10
0
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q1V-13
Sumber: BPS (diolah)
%
Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)
4.6 4.7 4.8 4.9 4.9 5.0 5.2 5.3 5.3 5.4 5.6 5.7
1.39 1.97
3.14
1.15
(0.22)
2.93 3.28 2.84
(0.88)
3.00 2.74
1.94 1.50
2.903.50
-1.30
1.40
2.80 3.21
-1.45
1.41 2.61
2.96
-1.42 (2.0)
(1.0)
-
1.0
2.0
3.0
4.0
0
1
2
3
4
5
6
Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13
%Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan Jambi (aksis kanan) Pertumbuhan Nasional
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
6
namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga
pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi
terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar
23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek
Pemerintah di akhir tahun 2013 (Tabel 1.1.).
Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi
yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
sektor industri pengolahan dan sektor bangunan mengalami peningkatan cukup
besar pada triwulan laporan masing-masing sebesar 4,78% (qtq), 3,28% (qtq)
dan 2,80% (qtq).
Perekonomian Jambi pada tahun 2013 menghasilkan output Rp85,56
triliun. Sementara PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar
Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun).
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor
primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%,
diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%.
I II III IV I II III QTQ (%) Andil
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 0.71 0.46
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 23.75 4.08
Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 1.52 0.01
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 3.08 0.57
Perubahan Stok 0.54 2.27 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) 5.72 0.18
-8.77 11.58 -2.62 11.63 -15.68 14.07 3.17 (7.47) (4.97)
-8.17 8.99 -2.26 9.45 -14.20 10.44 1.86 (2.29) (1.61)
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 1.94
2013 Triwulan IV - 20132012
PDRB
JENIS PENGELUARAN
Ekspor
Impor
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)
I II III IV I II III QTQ (%) Andil
2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.30 0.67 0.20
Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 6.52 7.39 0.73 0.09
Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.48 (1.14) 3.28 0.39
Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 1.15 0.01
1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 2.80 0.16
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.98 3.42 4.78 0.89
Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 4.35 1.03 0.08
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 2.03 1.92 (0.26) (0.02)
0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.82 1.29 1.87 0.14
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 1.94
2013 Triwulan IV - 20132012
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
LAPANGAN USAHA
PDRB
Sumber: BPS (diolah)
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
B.PDRB Sisi Produksi
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan tahun 2013
utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,24%
(yoy)), sektor pertanian serta sektor bangunan (20,73% (yoy)) (Tabel 1.2).
Tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut
utamanya terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (12,64%)
dengan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi sebesar 2,10%. Masih cukup
tingginya pertumbuhan sub sektor perkebunan (8,07% (yoy)) membuat
pertumbuhan sektor pertanian tetap terjaga. Sub sektor perkebunan yang
merupakan sub sektor utama Jambi memberikan andil ke pertumbuhan ekonomi
Jambi sebesar 1,17%.
Tabel 1.2. Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi
Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup
signifikan utamanya disebabkan karena adanya peningkatan investasi properti,
seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan
swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas
bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.
Secara triwulanan, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi
yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi triwulan ini (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel,
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
PERTANIAN 6,66 5,18 6,03 7,60 7,41 2,04 1,59 1,82 2,24 2,18
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,29 14,46 23,10 2,69 1,56 0,16 1,67 2,84 0,38 0,21
INDUSTRI PENGOLAHAN 3,84 4,49 5,12 7,90 5,69 0,52 0,59 0,65 0,98 0,71
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9,27 13,12 11,27 6,60 9,27 0,07 0,10 0,09 0,06 0,08
BANGUNAN 8,45 6,76 6,31 16,16 20,73 0,40 0,33 0,30 0,76 1,05
PERDAGANGAN 7,88 10,20 9,65 9,98 12,24 1,32 1,73 1,68 1,76 2,21
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,81 4,11 4,11 7,19 8,52 0,46 0,32 0,31 0,52 0,62
KEUANGAN 17,85 12,12 9,08 7,81 7,88 0,88 0,66 0,52 0,45 0,45
JASA 6,24 4,05 3,80 3,85 4,80 0,55 0,35 0,32 0,31 0,38
TOTAL 6,39 7,35 8,54 7,44 7,88 6,39 7,35 8,54 7,44 7,88
SEKTORPertumbuhan (yoy) Sumbangan
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
8
dan restoran tumbuh signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi
4,78% (qtq) pada triwulan IV-2013, seiring dengan meningkatnya aktivitas sektor
ini selama perayaan Idul Adha, Natal, tahun baru dan masa liburan sekolah.
Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan
adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80%
qtq). Pertumbuhan sektor industri utamanya berasal dari industri CPO yang dipicu
oleh meningkatnya pasokan bahan baku dan membaiknya harga internasional.
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
tercatat sebesar Rp85,56 triliun. Sementara secara triwulanan, PDRB Provinsi
Jambi pada triwulan IV 2013 tercatat sebesar Rp22,86 triliun. Secara sektoral,
perekonomian Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar serta sektor pertambangan dan
penggalian sebesar. Meskipun terdapat perubahan pangsa sektor ekonomi,
namun secara umum struktur ekonomi Jambi dalam beberapa tahun terakhir
tidak mengalami perubahan yang signifikan (Grafik 1.3.).
Grafik 1.3. Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan tumbuh 6,87% (yoy)
atau 0,67% (qtq), meskipun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2009 2010 2011 2012 2013
Pangsa (Share) %
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
KEUANGAN
BANGUNAN
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
JASA
INDUSTRI PENGOLAHAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
PERDAGANGAN
PERTANIAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
triwulan lalu (7,84% yoy dan 2,30% qtq) (tabel 1.3.). Melambatnya
pertumbuhan sektor pertanian disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada
sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan tanaman perkebunan.
Produksi tabama di triwulan laporan hanya menunjukkan pertumbuhan sebesar
1,04% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu
(2,42% (qtq)). Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan
kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Tingginya curah
hujan selama triwulan laporan menyebabkan kuantitas dan kualitas hasil produksi
tanaman bahan makanan menurun.
Tabel 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi
Pertumbuhan produksi tabama selama tahun 2013 (6,99%) lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,64%). Hal ini terkonfirmasi
dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013,
produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh sekitar 6,2%
dibandingkan tahun 2012 dengan luas panen mencapai 158.697 ha
dibandingkan 149.369 ha pada tahun lalu (grafik 1.4.).
Grafik 1.4. Produksi Padi
2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV
Tanaman Bahan Makanan 6,47 3,92 4,85 7,64 6,99 1,31 4,64 2,42 1,04
Tanaman Perkebunan 7,79 6,90 7,55 8,30 8,07 1,32 1,49 2,18 0,12
Peternakan dan Hasil-hasilnya 6,42 5,68 7,53 5,29 5,41 1,01 0,84 2,08 1,54
K e h u t a n a n -2,40 -1,90 -0,98 5,79 7,50 -0,37 0,66 1,86 2,43
P e r i k a n a n 8,57 5,14 4,68 4,51 6,17 1,29 1,50 3,49 0,88
TOTAL 6,66 5,18 6,03 7,60 7,41 1,22 2,52 2,30 0,67
SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 2011 2012 2013 (ARAM II)
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
10
Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai
Secara triwulanan, sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output
sebesar 16,19% dari total PDRB Jambi mengalami perlambatan pertumbuhan
yang cukup tajam dibanding triwulan lalu (2,18% (qtq)), dan hanya mampu
tumbuh sebesar 0,12% (qtq) atau 5,20% (yoy). Perlambatan pertumbuhan
tersebut menurunnya produktivitas. Selain itu rendahnya harga jual komoditas
karet menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami
peningkatan menuju level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun
Rp1.826,23/kg, meningkat 17,95% dari harga triwulan lalu (grafik 1.7.).
Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp8.261,02/kg atau meningkat
18,28% (qtq). Harga rata-rata kelapa sawit di tingkat internasional juga
menunjukkan perbaikan yakni sebesar USD 782,25/metric ton atau meningkat
8,35% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini
meningkat signifikan 52,76%, sejalan dengan peningkatan harga CPO dunia
sebesar 9,45%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 2011
2012 2013 (ARAM II)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 20112012 2013 (ARAM II)
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012 2013
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga
harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik
kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS
Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami
peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi
perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota
Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.
Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat
dari rata-rata Rp20.867/kg menjadi Rp23.205/kg (naik 11,20%(qtq)) (grafik 1.8.).
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar
di Jambi turun 5,84% (yoy). Peningkatan harga bokar pada triwulan laporan lebih
disebabkan karena insentif positif dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah.
Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat
internasional turun 5,44% dari USD 273,06/cent menjadi USD 258,21/cent.
Secara tahunan, pertumbuhan sub sektor perkebunan pada tahun 2013
mencapai 8,07%, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun
2012 (8,30%). Mulai membaiknya harga jual komoditas perkebunan
(terkonfirmasi dari hasil liaison ke PKS, GAPKI, dan Dinas Perkebunan Provinsi
Jambi) memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.
Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 1,54% (qtq), lebih
rendah dibandingkan triwulan lalu (2,58% (qtq)). Sejalan dengan itu, sub sektor
perikanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar
Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012 2013
USD cent/KgRp/Kg
Harga Bokar (Rp/kg)
Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
12
3,29% (qtq) menjadi 0,88% (qtq). Sementara itu, sub sektor kehutanan tumbuh
2,43% (qtq), lebih tinggi dari triwulan lalu (1,86% qtq)). Secara tahunan,
pertumbuhan ketiga sub sektor di atas pada tahun 2013, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012.
Pada triwulan laporan terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-
rata NTP Triwulan IV 2013 dibandingkan NTP Triwulan III 2013 naik 169 bps dari
95,52 menjadi 97,71. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan mulai membaiknya
harga jual terutama pada tanaman perkebunan. Meskipun NTP triwulan laporan
mengalami peningkatan, ketergantungan petani hanya pada satu sumber
pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan karena
penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi
akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu
dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program
pertanian terpadu.
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran
menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,96 triliun (pangsa 17,30%)
yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (93,15%), hotel
(1,21%) dan restoran (5,64%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 4,78% (qtq),
dengan andil pertumbuhan 0,89% yang utamanya didukung oleh tingginya
perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 5,04%
(qtq) (tabel 1.4). Momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, libur anak
sekolah serta meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun
mendorong pesatnya pertumbuhan sub sektor perdagangan.
Tabel 1.4. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi
2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV
Perdagangan Besar dan eceran 8,40 10,53 9,91 10,16 12,64 2,53 3,02 3,62 5,04
H o t e l 5,35 18,02 11,83 10,23 7,35 -2,97 5,76 1,41 1,93
Restoran 2,03 4,01 5,38 7,23 7,58 2,21 1,62 1,01 1,55
TOTAL 7,88 10,20 9,65 9,98 12,24 2,41 2,98 3,42 4,78
SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
Sementara itu, sub
sektor hotel menunjukkan
peningkatan sebesar 6,07%
(yoy) atau 1,93% (qtq).
Meningkatnya intensitas
penyelenggaraan acara baik
oleh pemerintah ataupun
swasta serta adanya momen
perayaan natal dan tahun baru
serta liburan sekolah
berdampak pada tingginya
tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar
51,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (51,26%) (Grafik 1.9.).
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga
meningkat sebesar 6,95% (qtq) menjadi 66.748 orang. Sementara sub sektor
perdagangan membukukan pertumbuhan sebesar 1,55% (qtq).
Secara tahunan, pada tahun 2013, sektor perdagangan mampu tumbuh
tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan membukukan pertumbuhan
sebesar 12,24%. Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh tingginya
pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh tinggi
mencapai 12,64%. Sementara dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor hotel dan
sub sektor restoran tumbuh positif masing-masing sebesar 7,35% dan 7,58%.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Pada triwulan laporan, sektor pertambangan dan penggalian
menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,78 triliun (16,52%) dan merupakan
sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama
triwulan laporan tumbuh sebesar 0,73% (qtq) jauh melambat dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,39% (qtq)). Perlambatan pada sektor ini
utamanya didorong oleh produksi pertambangan tanpa migas yang turun sebesar
-0,40% (qtq). Sementara sub sektor pertambangan minyak bumi dan gas bumi
Grafik 1.9. Tingkat Hunian Hotel
50,954
60,511
54,126 56,688
50,821
57,930
47,293
58,288 55,338
72,902
62,409
66,748
0
10
20
30
40
50
60
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012 2013
Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
14
masih tumbuh terbatas masing-masing sebesar 0,87% (qtq). Sub sektor yang
masih tumbuh cukup baik adalah penggalian yang mampu tumbuh sebesar
1,53% (qtq).
Grafik 1.10. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
Grafik 1.11. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.12. Lifting Gas Alam
Terbatasnya pertumbuhan minyak bumi dan gas tersebut juga
terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Jambi. lifting gas alam turun menjadi 12.090 BBTU (-0,38% (qtq)) (grafik
1.12.).3
Sebaliknya meskipun meningkat 6,91% dibandingkan triwulan lalu
menjadi sebesar 1.391,45 Kbarrel, lifting minyak bumi selama triwulan IV-2013
masih di bawah level rata-rata lifting minyak bumi pada tahun 2012 (1.524,42
Kbarrel) (grafik 1.10, dan grafik 1.11) 4
.
Produksi pertambangan dan penggalian sepanjang tahun 2013 juga
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dari
3
Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi 4
Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi
4.92 5.37 5.11
1.03
(14.25)
5.72
5.64 4.60
(14.97)
7.92 8.76
0.87
-25
0
25
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV*
2011 2012 2013
Persentase ribu barel
Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB
* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2013
1,512 1,400
1,263
1,923
1,219
1,517
1,302 1,391
I II III IV I II III IV*
2012 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.
*: Angka proyeksi bulan Desember 2013
K Barel
12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,136 12,090
I II III IV I II III IV*
2012 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.
*: Angka proyeksi bulan Desember 2013
BBTU
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
2,69% (yoy) menjadi 1,56% (yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan
oleh pertumbuhan negatif pada sub sektor pertambangan tanpa migas (-1.95%
yoy), dibandingkan pertumbuhan yang sangat tinggi pada tahun 2012 yang
mencapai 30,64% (yoy). Sementara itu, sub sektor minyak dan gas bumi mampu
tumbuh sebesar 1,49%, dibandingkan tahun 2012 yang mengalami
pertumbuhan negatif (-2,66%). Di sisi lain, tingkat pertumbuhan sub sektor
penggalian (7,58%) relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya (7,23%).
Turunnya produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya
disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya
harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan
batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya
produksi.
Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa
tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun
2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan
2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.357,19Kbarrel.
4. Sektor Industri Pengolahan
Pada tahun 2013, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan
sebesar 5,69%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 yang
mencapai 7,90%.
Secara triwulanan, sektor industri pengolahan pada triwulan IV 2013
yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,41 triliun
(10,54%), mengalami peningkatan 3,28% (qtq) (tabel 1.5). Industri pengolahan
di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp220,70 miliar (9,16%)
serta industri non migas dengan total output Rp2,19 triliun (90,84%).
Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh
produksi CPO yang menunjukkan peningkatan signifikan. Meningkatnya pasokan
bahan baku seiring dengan masuknya musim panen kelapa sawit selama triwulan
IV-2013 serta mulai stabilnya harga CPO dunia menjadi faktor pendorong
peningkatan produktivitas CPO.
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
16
Tabel 1.5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Berbanding
terbalik dengan produksi
CPO, produksi karet di
Provinsi Jambi pada
triwulan laporan
mengalami penurunan.
Berdasarkan data indeks
produksi dari BPS, industri
karet juga mengalami penurunan mencapai 1,15% (qtq) dengan laju
pertumbuhan tahunan sebesar 7,73%. Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan
Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan IV
2013 mencapai 75.504 ton, turun 18,36% dibandingkan triwulan lalu5
(grafik
1.13.). Penurunan tersebut disebabkan oleh minimnya bahan baku akibat cuaca
yang tidak kondusif serta adanya himbauan Gabungan Pengusaha Karet
Indonesia (GAPKINDO) untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar
10% sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak harga karet.
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,15% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,92% (qtq)).
Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air
bersih masing-masing sebesar 1,07% (qtq) dan 1,65% (qtq).
5
Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo
Trw IV-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw IV-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13
Industri Makanan 3.83 -8.06 2.09 4.44 8.10 5.94 17.55 4.05 1.02 7.13
Industri Minuman 5.04 0.30 3.80 -1.12 -0.27 5.43 0.72 9.97 7.68 2.04
Industri Karet dan Barang dari
Karet dan Barang dari Plastik
-4.58 2.25 0.32 4.36 1.15 4.11 15.49 3.37 2.57 7.73
I B S 4.30 -2.71 1.39 1.70 0.74 4.38 16.27 9.35 4.58 0.19
Sumber: BPS Provinsi Jambi
y-o-y
Pertumbuhan
Jenis Industri q-to-q
Grafik 1.13. Perkembangan Produksi Karet Jambi
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
88,713 85,867
81,805
68,679 74,585
77,418 76,065
75,165
74,563
94,647 92,488
75,504
-30
-20
-10
0
10
20
30
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012 2013
Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
Grafik 1.14. Perkembangan Total Pemakaian Listrik
Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya
jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar
5,94% (yoy) dan 3,14% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan
laporan mencapai 337,52 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 521.511
rekening (grafik 1.14. dan grafik 1.15.). Berdasarkan penggunanya, mayoritas
pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 479.478
rekening (91,94%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 223,24 MWH
(66,14%).
Sementara itu,
pemakaian air bersih yang
dicatat oleh PDAM Tirta
Mayang menunjukkan
penurunan di triwulan laporan.
Rata-rata konsumsi air bersih
bulanan melalui PDAM Kota
Jambi pada triwulan laporan sebesar 846,54 ribu M3
, lebih rendah dari triwulan
lalu (854,24 ribu M3
) (grafik 1.16.).
Pada tahun 2013, sektor listrik, gas, dan air bersih mampu tumbuh
sebesar 9,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (6,60% (yoy)). Sub
sektor listrik dan sub sektor air bersih juga mampu tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,51% dan 7,59%.
Pada triwulan IV 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami
peningkatan 1,03% (qtq), menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan
282 301 328 319 323 337 342 338
-
50
100
150
200
250
300
350
400
I II III IV I II III IV
2012 2013
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
KWH (dalam Juta)
461
483 486
506
486 496 501
522
400
450
500
550
I II III IV I II III IV
2012 2013
ribu
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Grafik 1.16. Perkembangan Indeks Air Bersih
861
872
858 852
863
857 853
867
854
847
-0.61
1.33
-1.64
-0.68
1.34
-0.73 -0.50
1.69
-1.49
-0.90
(3)
(1)
1
3
5
800
820
840
860
880
900
Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4
2012 2013
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013
ribu M3
Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
18
sebelumnya (4,35% qtq). Kondisi ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan
sub sektor angkutan (0,98% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,54%
(qtq)).
Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara
Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah yang
bertepatan dengan perayaan hari Natal dan tahun baru menjadi faktor utama
peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat
dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 348.836 orang, meningkat
1,48% dibandingkan triwulan lalu (grafik 1.17.). Secara umum, jumlah
penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang
datang ke Jambi.
Sub sektor angkutan laut tumbuh terbatas sebesar 0,03% (qtq).
Terbatasnya pertumbuhan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di
Jambi yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan posisi yang sama
triwulan lalu. Pada triwulan IV 2013, jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.335
unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.200 unit (grafik 1.19.). Sejalan dengan
jumlah kunjungan kapal, jumlah arus barang perdagangan juga sedikit meningkat
dari triwulan lalu sebesar 1.503,35 kilo ton menjadi 1.535,40 kilo ton6
pada
triwulan IV-2013 seiring dengan peningkatan volume impor alat berat (grafik
1.20.).
6
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.
Grafik 1.17. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan
Penumpang
Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ribu orang
Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang
0
500
1000
1500
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ton
Jumlah Bongkar Jumlah Muat
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
Grafik 1.19. Jumlah Kunjungan Kapal
Grafik 1.20. Perkembangan Total Arus Barang
Sub sektor komunikasi pada triwulan laporan tumbuh 1,61% (qtq) yang
didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 1,62% (qtq) dan
jasa penunjang komunikasi sebesar 0,45% (qtq), namun lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
Secara tahunan, pada tahun 2013 sektor pengangkutan mampu tumbuh
sebesar 8,52%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (7,19%). Akselerasi
pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor
pengangkutan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,23%
pada tahun 2012 menjadi sebesar 8,50% pada tahun 2013. Sejalan dengan hal
tersebut, sub sektor komunikasi juga mampu tumbuh 8,74% (yoy) yang
didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,76% (yoy) dan
jasa penunjang komunikasi sebesar 6,91% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, sektor keuangan masih mampu mencatat
pertumbuhan sebesar 7,88%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada
tahun 2012 (7,81%). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama
didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank, jasa penunjang keuangan dan
lembaga keuangan tanpa bank masing-masing sebesar 10,39% (yoy), 8,60%
(yoy) dan 8,00% (yoy).
Namun demikian, secara triwulanan sektor keuangan, persewaan, dan
jasa-jasa perusahaan pada triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan negatif
sebesar -0,26% (qtq), sejalan dengan pertumbuhan negatif pada sub sektor sewa
bangunan (-1,57% (qtq)) (tabel 1.6.). Sementara itu, perlambatan pertumbuhan
27.46
34.69
76.23
101.74
11.92
-0.51
-7.58
7.60
-30.40
-15.95
-1.64
-2.84
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Unit Pertumbuhan (yoy)
-3.28
25.2039.24
28.81
-5.39
123.60
88.86
-31.98
-17.57
-56.71
-45.56
17.50
-100
-50
0
50
100
150
200
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
20
yang cukup tajam dialami oleh sub sektor bank, lembaga keuangan tanpa bank
dan jasa penunjang keuangan.
Tabel 1.6. Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi
Pada tahun 2013, sektor jasa mampu tumbuh sebesar 4,80% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (3,85% (yoy)). Sub sektor
jasa pemerintahan umum dan swasta juga mampu tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 4,54% dan 6,08%.
Sejalan dengan pertumbuhan tahun 2013, sektor jasa-jasa pada triwulan
laporan juga tumbuh 1,87% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
triwulan sebelumnya (1,29% qtq). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh
tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 1,90% (qtq) dan
1,71% (qtq). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum
dengan output sebesar Rp1,63 triliun dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar
Rp281,35 miliar.
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013
utamanya didorong oleh masih relatif tingginya ekspor barang yang jasa yang
mampu tumbuh sebesar 2,08% (yoy), relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012
yang mengalami pertumbuhan negatif. Sementara itu, perlambatan ekonomi
tercermin pada melambatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTB.
Secara triwulanan, perlambatan perekonomian pada triwulan IV 2013
disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang negatif sebesar -7,47% (qtq), namun
demikian pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar
2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV
B a n k 30,68 18,26 11,74 9,55 10,39 1,31 2,65 2,48 0,46
Lembaga Keuangan tanpa Bank 7,48 6,99 8,80 9,22 8,00 1,11 2,00 3,25 0,30
Jasa Penunjang Keuangan 14,97 10,72 9,25 8,34 8,60 1,37 2,15 3,19 1,21
Sewa bangunan 7,16 5,73 5,69 5,27 4,23 1,58 1,12 0,87 -1,57
Jasa Perusahaan 4,76 4,88 5,81 4,43 5,96 2,08 1,13 1,09 1,36
TOTAL 17,85 12,12 9,08 7,81 7,88 1,41 2,03 1,92 -0,26
SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek
Pemerintah di akhir tahun 2013, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi
yang mencapai 3,08% (qtq) serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga,
mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan tetap
berada pada angka yang cukup tinggi (tabel 1.7.).
Berdasarkan strukturnya, 54,96% perekonomian Jambi ditopang oleh
konsumsi, diikuti dengan konsumsi pemerintah 19,30% dan pembentukan modal
tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 18,63%.
Tabel 1.7. Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran7
1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 (4,55%)
mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (4,99%).
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2013 juga
tercermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan
roda empat seperti sedan, jeep dan minibus turun 6,22% (yoy) dari tahun lalu
menjadi rata-rata 1.020 unit/bulan (grafik 1.21.). Sejalan dengan penjualan
kendaraan roda empat, penjualan sepeda motor juga mengalami penurunan
11,18% (yoy) menjadi rata-rata 5.945 unit/bulan (grafik 1.22.). Penurunan
penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat tersebut terjadi karena
perlambatan ekonomi, meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan
7
dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika
bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.
2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,41 4,75 4,99 4,55 0,46 0,93 2,27 0,71
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 27,09 7,55 9,42 7,64 1,02 2,38 2,45 1,52
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,49 7,31 6,50 3,92 -7,15 2,00 1,76 23,75
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,87 12,40 15,30 14,07 1,05 2,11 1,94 3,08
5. Perubahan Stok 1,09 10,43 15,73 10,18 3,46 3,76 -5,69 5,72
6. Ekspor Barang dan Jasa 29,64 22,17 -2,65 2,08 -15,68 14,07 3,17 -7,47
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 23,88 17,43 -2,09 0,21 -14,20 10,44 1,86 -2,29
7,35 8,54 7,44 7,88 -0,88 3,00 2,74 1,94
KomponenPertumbuhan (yoy) Pertumbuhan Tahun 2013 (qtq)
PDRB
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
22
minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun
lalu.
Grafik 1.21. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
Grafik 1.22. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
Grafik 1.23. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat
28,18% (yoy) menjadi sebesar Rp3,72 triliun (Grafik 1.23.). Pangsa kredit real
estate di Jambi mencapai 15,77% dari total kredit.
Secara triwulanan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2013 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp12,56 triliun atau 54,96% dari total
PDRB Jambi, hanya meningkat sebesar 0,71% (qtq) dan jauh lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,27% (qtq)). Mayoritas
konsumsi masyarakat Jambi (61,33%) diperuntukkan untuk membeli makanan
yaitu sebesar Rp7,71 triliun. Meningkatnya harga barang/jasa seiring dengan
tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi berdampak pada
melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan
seiring dengan momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, serta libur anak
sekolah memberi efek positif pada tingkat konsumsi masyarakat.
845
1,166
1,492
3,373
1,414 1,158
1,459
3,264 3,503
2,902 2,823 3,061
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
Sedan, Jeep, Minibus
47,683
44,449
55,942
42,106
30,913
36,299
27,851
20,081 21,550 20,421
25,689
17,836
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
SEPEDA MOTOR
16.52
5.16
11.27
40.30
40.13
49.79
27.1115.44
16.80 16.04
33.44
28.18
0
10
20
30
40
50
60
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012 2013
Rp
Milia
r Kredit Real Estate Pertumbuhan
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada
triwulan IV-2013 yang mencapai 107,708
(tabel 1.8.). Angka indeks tingkat
konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan juga masih berada
pada level optimis yaitu masing-masing sebesar 106,05 dan 106,64.
Tabel 1.8. Indeks Tendensi Konsumen Variabel Pembentuk Triwulan
I - 2013 Triwulan II - 2013
Triwulan III - 2013
Triwulan IV - 2013
Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21 108.42
Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi
106.87 108.46 109.09 105.24
Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan
100.72 104.16 116.8 106.20
Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.7 112.33 107.07
Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan
laporan mencapai Rp4,41 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 23,75% dari
triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan yang tajam pada realisasi
belanja APBD provinsi Jambi Triwulan IV 2013.
2. Investasi
Secara tahunan, pada tahun 2013 pembentukan modal tetap domestik
bruto (PMTB) membukukan pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 14,07%,
meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 lalu
yang mencapai 15,30%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus
menunjukkan peningkatan yang signifikan seiring dengan tingginya
pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga
didukung oleh peningkatan kredit investasi yang mencapai 57,49% (yoy) (grafik
1.24.).
Pada triwulan IV 2013, PMTB yang mencerminkan nilai investasi di Jambi
mencapai Rp4,26 triliun (pangsa 18,63%). Pangsa investasi tersebut terus
8
Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang
perekonomian Jambi. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK).
ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan
berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
24
meningkat dibandingkan tahun 2012 (18,21%) sejalan dengan terakselerasinya
investasi yang mengalami pertumbuhan yang mencapai 3,08% (qtq), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu (1,94% (qtq)). Tingginya investasi
juga dikonfimasi oleh data indikator ekonomi seperti pertumbuhan pendaftaran
truck/pick Up baru dan konsumsi semen yang mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 1.25. dan 1.26.).
Grafik 1.24. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru
Grafik 1.26. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Sementara itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan
optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik
meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi
bisnis yaitu sebesar 16,67%9
. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11%
responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara
9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan
memburuk.
9 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha
12.83
6.65
46.91
41.27
43.25
33.17
41.92
48.91 49.77
92.60
76.92
57.49
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
1
2
3
4
5
6
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
2011 2012 2013
Rp
Tri
liu
n
Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)
-100
-50
0
50
100
150
200
250
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2013
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)
11.95
20.02
1.84
(10.45)
8.80
10.26 12.36
37.89
(4.83)
12.84
(1.27)
41.29
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV
2011 2012 2012
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
KTonKonsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
Tabel 1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)
sebesar Rp1.21 triliun (Tabel 1.9.). Investasi tersebut meningkat signifikan 206%
dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing
melalui penanaman modal asing (PMA) mengalami penurunan yang cukup besar
89,52% dari tahun lalu menjadi USD 0,59 juta. Investasi Jambi sebagian besar
dialokasikan pada sektor pertanian.
3. Perdagangan Eksternal
Pada tahun 2013, ekspor provinsi Jambi mengalami pertumbuhan sebesar
2,08%, relatif membaik dibandingkan kinerja tahun 2012 yang mengalami
pertumbuhan negatif sebesar -2,65%. Sementara itu, impor provinsi Jambi tahun
2013 juga mengalami kenaikan sebesar 0,21%, namun tidak setinggi
peningkatan nilai ekspor.
Secara triwulanan, Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah
lain pada triwulan IV 2013 mencapai Rp9,59 triliun. Perkembangan ekspor
Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan tajam (-
7,47% (qtq)) yang utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah
dan ekspor luar negeri masing-masing sebesar 9,00% (qtq) dan 6,04% (qtq).
Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar
daerah yang mencapai Rp5,21 triliun (54,30%) sementara ekspor ke luar negeri
sebesar Rp4,38 triliun (45,70%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya
juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan
bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan melalui provinsi lain.
Sementara itu, impor provinsi Jambi pada triwulan IV 2013 mencapai
Rp8,69 trliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian,
Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp900,12 miliar. Impor jambi
didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,11 triliun (81,81%)
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24 0.59
PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288 1,208
Keterangan2012 2013
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
26
sementara impor luar negeri sebesar Rp1,58 triliun (18,19%). Perkembangan
impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan
sebesar 2,29% (qtq) pada triwulan laporan. Penurunan impor tersebut utamanya
disebabkan oleh menurunnya impor antar daerah sebesar 8,09% (qtq).
Sementara impor luar negeri mengalami peningkatan sebesar 50,67% (qtq).
Berdasarkan dokumen
pemberitahuan ekspor barang
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi
Jambi sebesar USD 283,94 juta
sedangkan impor luar negeri
sebesar USD 115,06 juta (grafik
1.27.). Dengan kondisi tersebut,
Provinsi Jambi mengalami net
ekspor sebesar USD 168,88 juta.
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi
Kinerja ekspor luar negeri Jambi pada tahun 2013 relatif memburuk,
mengalami penurunan sebesar 11,44% dari sebelumnya sebesar USD 1.290,82
juta menjadi USD 1.143,21 juta (tabel 1.10.). Penurunan tersebut utamanya
disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak dan lemak nabati, ekspor
batubara dan briket serta karet mentah masing-masing sebesar 37,75%, 32,53%
dan 13,40%.
Sementara itu secara triwulanan, ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada
triwulan IV 2013 mencapai USD 283,94 juta, turun 6,02% dari triwulan lalu (USD
302,12 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh
komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 143,33 juta atau 50,48%
dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh ekspor pulp and paper, ekspor
kertas, karton dan olahannya, ekspor minyak dan lemak nabati serta ekspor
batubara, kokas dan briket masing-masing sebesar USD 40,21 juta, USD 29,63
juta, USD 28,06 juta dan USD 26,57 juta (grafik 1.28. dan grafik 1.30.).
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi terutama dari hasil perkebunan.
Grafik 1.27. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
(dalam satuan juta USD)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
27
Tabel 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
Grafik 1.28. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
Meskipun secara volume komoditas karet mentah yang merupakan
komoditas utama ekspor provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 30,25%
(qtq), namun secara nilai ekspor mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu
sebesar 19,80% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan
menurunnya harga karet internasional (grafik 1.29.).
Nilai ekspor Komoditas batu bara juga terus mengalami penurunan, dan
pada triwulan IV 2013 mengalami penurunan sebesar -25,27% (qtq) jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan mengalami penurunan sebesar
15,64% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dari sisi
volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 20,64% (qtq) atau
37,52% (yoy).
2010 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran 860,4 1.255,3 755,8 654,6 45,90 -39,79 -13,40
Batu Bara, Kokas dan Briket 66,6 244,5 166,0 112,0 267,25 -32,12 -32,53
Minyak dan Lemak Nabati 284,0 267,1 158,7 98,8 -5,96 -40,59 -37,75
Pulp dan Paper 48,7 86,5 85,8 112,7 77,66 -0,77 31,39
Kertas,Kertas Karton dan Olahannya 42,0 43,3 53,1 97,1 3,04 22,64 82,94
Lainnya 75,1 101,6 71,5 68,1 35,37 -29,66 -4,80
Total Ekspor 1.376,7 1.998,3 1.290,8 1.143,2 45,15 -35,40 -11,44
Nilai Ekspor (Juta USD) Pertumbuhan (% yoy)Komoditas Ekspor
12,3%
-1,9%
-11,1%
-18,7% -17,0%
15,0%
-24,9%
3,6%
-11,4%
12,8%
2,3%
-6,0%
-30%
-25%
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
0
100
200
300
400
500
600
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012 2013
(%)
Hu
nd
red
s
Juta USDLainnya Kertas,Kertas Karton dan Olahannya
Pulp dan Paper Minyak dan Lemak Nabati
Batu Bara, Kokas dan Briket Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
G. Ekspor
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
28
Grafik 1.29. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
Grafik 1.30. Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi
Grafik 1.31. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara
internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan
batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara serta
terbatasnya harga jual karena rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang
memiliki kadar energi yang rendah menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk
mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Adanya Perda yang
mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai
membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah,
nilai tambah yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya
yang ditimbulkan oleh kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi.
1,2
45,0
-15,1
-28,6
29,5
3,6
-44,1
57,2
-40,7
42,7
-1,5
-13,1
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012 2013
(%)Volume (Ton)LainnyaPulp dan PaperMinyak dan Lemak NabatiBatu Bara, Kokas dan BriketKaret Mentah, Sintetis dan Pugaran
Karet
Mentah
50.48%
Pulp dan
Kertas (25)
14.16%
Minyak,
lemak sayur
9.88%
Batu bara,
briket
9.36%
Lainnya
16.12%
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2012 2013
Lainnya India
Eropa RRC
Jepang Malaysia
juta USD
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
29
Selanjutnya, meskipun volume ekspor minyak dan lemak nabati
menunjukkan peningkatan yang cukup besar (44,96%) dibandingkan triwulan
lalu, namun nilai ekspor minyak dan lemak nabati hanya meningkat sebesar
6,03% (qtq) sejalan dengan rendahnya harga CPO dunia. Produksi kelapa sawit
Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan
permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini,
perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksinya di dalam
negeri.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara
RRC yang mencapai USD 49,61 juta (9,97%) dan diikuti oleh Jepang USD 44,65
juta (8,98%) (grafik 1.31.). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh
menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor
komoditas kelapa sawit.
Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi
merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke
negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini
menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui
Singapura menjadi melalui Palembang dan Padang.
3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi
Pada triwulan IV 2013, Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar
USD 115,06 juta, meningkat sebesar 39,91% (qtq) atau 276,77% (yoy) (grafik
1.32.). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri
tertentu/khusus (USD 27,20 juta atau 37,53%) (grafik 1.33.).
Grafik 1.32. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
34
17
26 31
17
39
82
72
-12.16
-50.21
53.52
17.27
-45.35
134.00
110.59
-11.88
-100
-50
0
50
100
150
200
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2012 2013
Impor (juta USD) g. Impor (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
30
Grafik 1.33. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2012 2013
Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya
Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya
Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus
Impor (juta USD)
35
BAB II INFLASI
A. Kajian Umum
Pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) (gambar 2.2.).
Inflasi Jambi tersebut juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).
Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-8 (delapan) dari daftar
kota yang termasuk dalam perhitungan inflasi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi
di kota Pematang Siantar, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh
(gambar 2.3).13
Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi
13
Sumber: DSM, Bank Indonesia.
7.99
4.45
5.31
2.76 3.90
6.80
4.43
4.22
6.06
5.24
7.96
8.74
6.65
5.54
4.61
3.79 3.97
4.53 4.31
4.305.90
5.90
8.40
8.38
0
5
10
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2011 2012 2013
Persen (%)
Kota Jambi Nasional
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
Band
a Ac
eh
Pale
mba
ng
Band
ar L
ampu
ng
Bata
m
Pada
ng S
idem
puan
Lhok
seum
awe
Dum
ai
Pang
kal P
inan
g
Jam
bi
Paka
nbar
u
Beng
kulu
Sibo
lga
Tanj
ung
Pina
ng
Med
an
Pada
ng
Pem
atan
g Si
anta
r
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
36
Tingginya inflasi kota Jambi pada tahun 2013 disebabkan oleh
meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar
19,16% (yoy) dan 9,86% (yoy) (gambar 2.1). Sementara inflasi inti relatif stabil
pada level 3,81% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices
adalah meningkatnya bbm, tarif angkutan, tarif tenaga listrik (TTL) dan bahan
bakar rumah tangga.14
Inflasi administered prices meningkat pesat pada triwulan
II dan III masing-masing sebesar 5,16% (qtq) dan 9,07% (qtq) seiring dengan
kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyesuaian tarif angkutan yang dilakukan
oleh pemerintah.
Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari terganggunya pasokan
komoditas tanaman pangan dan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan I 2013
seiring dengan terganggunya pasokan komoditas tanaman pangan akibat
tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan kualitas
hasil panen.
Secara triwulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan IV-2013 tercatat
1,04% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq)
namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun
terakhir (0,63% qtq). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama
meningkatnya inflasi triwulanan kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi
administered prices masing-masing sebesar 2,18% (qtq) (gambar 2.1). Sementara
inflasi inti dan volatile food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan
0,28% (qtq).
Gambar 2.3. Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi
14
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
0
5
10
15
20
25
TW I TW II TW III TW IV
2013
%Inflasi qtq
Inflasi
Inflasi Inti
Volatile Food
Administered Price
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TW I TW II TW III TW IV
2013
% Inflasi ytd
Inflasi
Inflasi Inti
Volatile Food
Administered Price
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
37
Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah
meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek
filter, dan angkutan udara.15
Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya
disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan
hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta
tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.
Inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan
dengan perayaan hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru
yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas tanaman pangan
akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan
kualitas hasil panen.
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,
dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi
bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga
cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Berdasarkan kelompoknya, selama tahun 2013, inflasi tertinggi di Kota
Jambi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
18,60% seiring dengan kenaikan bbm dan penyesuaian tarif angkutan dan diikuti
oleh kelompok bahan makanan (9,83%), perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar (7,34%) dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,15%) (Tabel
2.1).
Sementara itu, secara triwulanan sumbangan terbesar pada triwulan
laporan bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
dengan kontribusi sebesar 0,48% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar tersebut (2,41%) disebabkan oleh
kenaikan tarif tenaga listrik, kontrak rumah sebagai dampak meningkatnya biaya
perawatan rumah, serta bahan bakar rumah tangga akibat terdongkraknya harga
jual elpiji karena distribusi gas elpiji yang tidak merata (Tabel 2.2).
15
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
38
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Kumulatif (ytd) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
qtq ytd qtq ytd qtq ytd qtq ytd qtq ytd
I. BAHAN MAKANAN 0.12 2.65 4.91 4.91 1.87 6.87 2.35 9.39 0.40 9.83
a. P ADI-P ADIAN, UMB I-UMB IAN DAN HAS ILNYA 0.91 6.26 -1.75 -1.75 0.41 -1.36 4.60 3.18 1.45 4.68
b. DAGING-DAN HAS IL-HAS ILNYA 4.74 9.04 -4.29 -4.29 16.15 11.17 8.38 20.48 -14.02 3.59
c. IKAN S E GAR 3.83 5.17 -2.27 -2.27 -1.69 -3.92 3.21 -0.84 4.03 3.15
d. IKAN DIAWE TKAN -1.22 12.25 1.56 1.56 4.72 6.35 -1.00 5.29 3.92 9.42
e. TE LUR , S US U DAN HAS IL-HAS ILNYA 0.18 7.49 -1.48 -1.48 4.12 2.58 3.55 6.21 0.19 6.41
f. S AYUR-S AYURAN -9.89 24.30 2.16 2.16 2.78 5.00 2.09 7.19 4.09 11.58
g. KACANG-KACANGAN 6.10 22.44 0.30 0.30 -0.23 0.07 22.90 22.98 0.80 23.96
h. BUAH-BUAHAN -6.79 -4.71 14.61 14.61 -10.04 3.10 0.22 3.33 6.03 9.56
i. BUMBU-BUMBUAN 8.02 -31.40 65.49 65.49 1.33 67.69 -14.94 42.64 1.77 45.17
j. LE MAK DAN MINYAK -6.12 -4.23 0.34 0.34 -1.24 -0.90 3.33 2.40 4.15 6.65
k. BAHAN MAKANAN LAINNYA -1.07 10.02 0.74 0.74 3.11 3.87 0.57 4.46 1.07 5.57
II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TE MBAKAU 0.43 5.48 1.37 1.37 1.35 2.73 2.73 5.54 1.53 7.15
a. MAKANAN JADI 0.42 3.54 1.59 1.59 1.64 3.25 3.97 7.35 2.01 9.51
b. MINUMAN YANG TIDAK BE RALKOHOL -0.93 9.92 0.79 0.79 0.34 1.14 0.24 1.38 -1.95 -0.60
c. TE MBAKAU DAN MINUMAN BE RALKOHOL 1.24 7.59 1.19 1.19 1.27 2.48 1.31 3.82 2.36 6.28
III. P E RUMAHAN, AIR , L IS TR IK, GAS & BHN BAKAR 0.34 6.69 0.83 0.83 1.71 2.55 2.21 4.82 2.41 7.34
a. B IAYA TE MP AT TINGGAL 1.56 10.24 0.13 0.13 0.43 0.55 1.52 2.08 1.60 3.71
b. BAHAN BAKAR , P E NE RANGAN DAN AIR -1.91 2.20 1.94 1.94 4.84 6.88 4.21 11.38 4.49 16.39
c. P E RLE NGKAP AN RUMAHTANGGA -0.03 0.50 0.61 0.61 0.03 0.64 1.34 1.98 1.69 3.71
d. P E NYE LE NGGARAAN RUMAHTANGGA 0.37 5.28 1.98 1.98 1.03 3.03 0.57 3.62 0.87 4.52
IV. S ANDANG 0.18 3.29 -0.60 -0.60 -1.68 -2.26 2.01 -0.29 -0.19 -0.48
a. S ANDANG LAKI-LAKI 0.21 2.00 0.76 0.76 0.57 1.34 0.64 1.99 1.16 3.17
b. S ANDANG WANITA 0.34 -0.45 0.85 0.85 0.24 1.10 1.11 2.22 -0.48 1.73
c. S ANDANG ANAK-ANAK 0.10 7.19 0.36 0.36 0.56 0.92 0.17 1.10 0.88 1.98
d. BARANG P R IBADI DAN S ANDANG LAINNYA 0.08 4.58 -3.54 -3.54 -6.85 -10.15 5.58 -5.13 -1.91 -6.95
V. KE S E HATAN 0.61 1.67 0.44 0.44 0.42 0.86 0.44 1.30 1.02 2.34
a. JAS A KE S E HATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.83 0.83
b. OBAT-OBATAN 0.00 3.27 1.15 1.15 0.49 1.64 0.13 1.77 0.89 2.68
c. JAS A P E RAWATAN JAS MANI 5.44 7.54 0.00 0.00 1.84 1.84 2.78 4.68 3.72 8.57
d. P E RAWATAN JAS MANI DAN KOS ME TIKA 0.36 1.16 0.64 0.64 0.46 1.11 0.43 1.54 0.55 2.09
VI. P E NDIDIKAN, RE KRE AS I DAN OLAHRAGA 0.08 2.29 0.43 0.43 -0.07 0.37 0.92 1.29 0.26 1.55
a. JAS A P E NDIDIKAN 0.00 1.73 0.00 0.00 0.00 0.00 1.11 1.11 0.00 1.11
b. KURS US -KURS US / P E LATIHAN 0.00 6.27 0.00 0.00 0.00 0.00 4.02 4.01 0.00 4.01
c. P E RLE NGKAP AN / P E RALATAN P E NDIDIKAN -0.19 7.67 1.81 1.81 -0.32 1.48 -0.67 0.80 0.72 1.53
d. RE KRE AS I 0.77 -1.82 0.92 0.92 -0.13 0.80 0.86 1.66 1.01 2.69
e. OLAHRAGA 0.00 0.93 0.00 0.00 0.17 0.17 0.04 0.21 -0.91 -0.69
VII TRANS P OR , KOMUNIKAS I & JAS A KE UANGAN 0.62 4.13 1.18 1.18 4.97 6.21 10.93 17.81 0.66 18.60
a. TRANS P OR 0.41 5.46 1.76 1.76 7.37 9.26 15.61 26.32 0.92 27.48
b. KOMUNIKAS I DAN P E NGIR IMAN 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
c. S ARANA DAN P E NUNJANG TRANS P OR 2.94 4.24 0.00 0.00 0.00 0.00 1.50 1.50 0.00 1.50
d. JAS A KE UANGAN 0.00 0.70 0.41 0.41 0.00 0.41 0.00 0.41 0.00 0.41
INFLAS I (UMUM) 0.32 4.22 2.08 2.08 1.82 3.95 3.53 7.61 1.04 8.74
S umber: BP S (diolah)
KELOMPOK/SUBKELOMPOKTriwulan IV-2012 Triwulan I-2013 Triwulan II-2013 Triwulan III-2013 Triwulan IV-2013
Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn
I Bahan Makanan 0.12 0.04 4.91 1.46 1.87 0.57 2.35 0.76 0.40 0.13
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.43 0.08 1.37 0.27 1.35 0.27 2.73 0.52 1.53 0.30
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.34 0.07 0.83 0.17 1.71 0.34 2.21 0.43 2.41 0.48
IV Sandang 0.18 0.01 -0.60 -0.04 -1.68 -0.10 2.01 0.11 -0.19 -0.01
V Kesehatan 0.61 0.02 0.44 0.02 0.42 0.02 0.44 0.02 1.02 0.04
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.08 0.00 0.43 0.02 -0.07 0.00 0.92 0.05 0.26 0.01
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.62 0.09 1.18 0.17 4.97 0.72 10.93 1.64 0.66 0.11
INFLASI 0.32 0.32 2.08 2.08 1.82 1.82 3.53 3.53 1.04 1.04
Sumber: BPS (diolah)
Triwulan IV-2012
(q-t-q, %)
Triwulan IV-2013
(q-t-q, %)
Triwulan III-2013
(q-t-q, %)
Triwulan II-2013
(q-t-q, %)KELOMPOK
Triwulan I-2013
(q-t-q, %)
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
39
Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga
memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar, yaitu sebesar 0,30%, seiring
dengan peningkatan harga pada kelompok tersebut karena perayaan Idul Adha,
Natal, dan tahun baru (khususnya pada sub kelompok makanan jadi). Untuk sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol, kenaikan harga lebih diakibatkan
karena meningkatnya harga tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan
tembakau di sentra-sentra produksi tembakau. Petani tembakau lebih memilih
beralih ke tanaman palawija karena petani tidak berani berspekulasi menanam
tembakau saat curah hujan tinggi (tanah lembab) yang akan menyebabkan
tanaman tembakau tidak bisa tumbuh subur.
Di sisi lain, kelompok bahan makanan juga memberikan kontribusi
sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (0,13%) karena menurunnya
kualitas dan kuantitas hasil panen akibat tingginya curah hujan.
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah cabe merah; bahan bakar rumah tangga; dan kontrak rumah
(Oktober 2013), bawang merah; tarif listrik; dan ayam goreng (November 2013)
serta bayam; rokok kretek filter; daging ayam ras; angkutan udara; dan bahan
bakar rumah tangga (Desember 2013).
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2013
TW IV-2013 TW IV-2013
Sumbangan Sumbangan
OKTOBER OKTOBER
1 Cabe Merah 0.9540 1 Daging Ayam Ras -0.3836
2 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.1077 2 Bawang Merah -0.2289
3 Kontrak Rumah 0.0987 3 Bayam -0.0953
4 Pisang 0.0899 4 Kangkung -0.0610
5 Beras 0.0535 5 Tomat Buah -0.0403
6 Udang Basah 0.0327 6 Rempela Hati Ayam -0.0275
7 Cabe Hijau 0.0295 7 Emas Perhiasan -0.0246
8 Jeruk 0.0295 8 Tongkol -0.0220
9 Kacang Panjang 0.0272 9 Tomat Sayur -0.0162
10 Mie Kering Instant 0.0267 10 Gula Pasir -0.0156
1.4494 -0.9150
NOVEMBER NOVEMBER
1 Bawang Merah 0.1606 1 Cabe Merah -0.4655
2 Tarif Listrik 0.1004 2 Daging Ayam Ras -0.2431
3 Ayam Goreng 0.0509 3 Telur Ayam Ras -0.0775
4 Nasi 0.0448 4 Kacang Panjang -0.0505
5 Kelapa 0.0403 5 Gula Pasir -0.0386
6 Tomat Sayur 0.0399 6 Cabe Rawit -0.0375
7 Minyak Goreng 0.0314 7 Pisang -0.0263
8 Gabus 0.0310 8 Cabe Hijau -0.0171
9 Kangkung 0.0275 9 Emas Perhiasan -0.0144
10 Mie 0.0258 10 Sepatu -0.0132
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
40
1. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,40%(qtq) dengan
sumbangan inflasi mencapai 0,13%. Pada triwulan IV-2013 trend harga bahan
makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama
perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru yang tidak diimbangi dengan
cukupnya pasokan akibat berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen karena
tingginya curah hujan selama bulan Oktober-Desember.
Namun
demikan, sejalan
dengan masuknya
periode panen pada
beberapa daerah
penghasil bawang
merah (Bojonegoro dan
Kampar), harga
komoditi bumbu-
bumbuan seperti bawang merah dan cabe merah yang meningkat pada bulan
Oktober lalu, mulai menunjukkan penurunan harga di bulan Desember (grafik
2.4.).
Harga bawang merah di bulan Desember turun menjadi Rp23.667/kg,
meskipun belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai
gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah
di kota Jambi sebesar Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan
mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi
0.5526 -0.9837
DESEMBER DESEMBER
1 Bayam 0.1380 1 Cabe Merah -0.2953
2 Rokok Kretek Filter 0.0807 2 Bawang Merah -0.0484
3 Daging Ayam Ras 0.0762 3 Petai -0.0304
4 Angkutan Udara 0.0719 4 Gula Pasir -0.0266
5 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0603 5 Pisang -0.0222
6 Tomat Buah 0.0489 6 Tongkol -0.0182
7 Nasi 0.0393 7 Sawi Hijau -0.0173
8 Kacang Panjang 0.0363 8 Pepaya -0.0153
9 Kontrak Rumah 0.0328 9 Dencis -0.0144
10 Lambak 0.0287 10 Teri -0.0143
0.6131 -0.5024
Sumber : BPS (diolah)
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012 2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/kg)
Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Harga bawang tertinggi pada Triwulan IV 2013
terjadi pada bulan November, yaitu sebesar Rp27.413/kg.
Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat
tajam ke level Rp 40.467/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama
perayaan Idul Adha serta minimnya pasokan akibat sentra-sentra produksi cabe
mengalami gagal panen karena curah hujan yang tinggi (pembusukan). Namun
demikian, pada bulan November harga cabe merah mulai menurun ke level
Rp32.093/kg dan kembali menurun pada Desember 2013 ke level Rp27.613/kg
seiring meningkatnya pasokan di pasar. Namun demikian, harga cabe merah di
bulan Desember 2013 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga
cabe selama Triwulan I sampai dengan Triwulan III 2013, yaitu sebesar
Rp24.008/kg.
Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga
daging ayam ras dan daging sapi (grafik 2.6.). Harga daging ayam ras pada awal
triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp26.150/kg. Harga
tersebut sempat turun pada bulan November 2013 menjadi Rp 22.133/kg dan
kembali meningkat pada bulan Desember 2013 menjadi Rp 23.347/kg seiring
dengan meningkatnya permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu
masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat
pada bulan Oktober 2013 yang mencapai Rp 107.833/kg.
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Jagung internasional (aksis kiri)
Jagung pipilan kering (aksis kanan)
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
110,000
120,000
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/Kg)
Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
42
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras
Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar
7,41% (grafik 2.7.). Sejalan dengan hal tersebut, harga beras di Jambi pada
triwulan laporan juga menurun sebesar 0,56% dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Harga tepung terigu
merk Segitiga Biru pada
triwulan laporan relatif stabil di
level Rp10.000/kg (grafik 2.8.).
Sementara di tingkat
internasional, harga gandum
yang merupakan bahan baku
tepung terigu mengalami
penurunan sebesar 0,41% (qtq).16
Harga rata-rata Crude
Palm Oil (CPO) di tingkat
internasional pada triwulan
laporan meningkat 8,57%
dibandingkan triwulan
sebelumnya, yaitu dari USD
721,98/metric ton meningkat
menjadi USD 784/metric ton
16
Satu bushel setara dengan 27 kg.
-
50
100
150
200
250
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112
2011 2012 2013
Th
ou
san
ds
(Rp ribu/Kg)
Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi
(USD/CWT)
Beras internasional (aksis kiri)
Beras King (aksis kanan)
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
11,000
12,000
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(Ringgit/Ton)
CPO internasional (aksis kiri)
Minyak goreng lokal (aksis kanan)
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
(grafik 2.9.). Sejalan dengan harga internasional, harga minyak goreng lokal juga
meningkat dari Rp9.689/liter triwulan lalu menjadi Rp10.300/liter di triwulan
laporan.
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami
inflasi 7,15% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 1,53% (qtq). Berdasarkan sub
kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan
minuman beralkohol 2,36% (qtq) yang disebabkan oleh meningkatnya harga
tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan tembakau di sentra-sentra
produksi tembakau. Selanjutnya, sub kelompok makanan jadi juga mengalami
inflasi 2,01% (qtq) yang diakibatkan oleh meningkatnya permintaan terkait
perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru. Berbeda dengan sub kelompok
lainnya, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar
1,95% (qtq).
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-
2013 mengalami inflasi sebesar 2,41% (qtq), lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya (2,21% (qtq)), dengan laju inflasi tahunan 7,34% (yoy). Berdasarkan
sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub
kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,49% (qtq), perlengkapan
rumah tangga sebesar 1,69% (qtq), biaya tempat tinggal 1,60% (qtq), serta
penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,87% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi
pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif
tenaga listrik pada awal triwulan laporan serta meningkatnya harga elpiji akibat
distribusi yang tidak merata.
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
44
4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang
pada triwulan IV-2013 secara
tahunan mengalami deflasi
sebesar 0,48%(yoy) setelah
pada triwulan sebelumnya
juga mengalami deflasi
sebesar 0,12% (yoy). Secara
triwulanan, kelompok
sandang juga mengalami
deflasi sebesar 0,19% (qtq).
Terjadinya deflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi
barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (-6,95% (yoy))
terutama komoditas emas perhiasan. Membaiknya perekonomian AS paska shut
down yang diiringi dengan terus menguatnya mata uang dollar AS menjadi
penyebab utama menurunnya harga emas internasional selama triwulan laporan17
(grafik 2.10.). Namun demikian, masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi
faktor penahan penurunan harga emas perhiasan tersebut.
5. Kelompok Kesehatan
Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami
inflasi sebesar 1,02% (qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,44% (qtq)).
Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan
jasmani yang mencapai 3,72% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon dan
jasa perawatan jasmani lainnya.
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar
0,26% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (0,92% (qtq)). Peningkatan
harga tersebut terjadi pada sub kelompok rekreasi (1,01% (qtq)) sejalan dengan
liburan sekolah, natal, dan tahun baru.
17
Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram
(http://en.wikipedia.org)
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012 2013
Sumber: Bloomberg
(USD/troy ounce)
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Tingkat inflasi yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan turun jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar
10,93% (qtq) menjadi 0,66% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi pada
kelompok ini utamanya bersumber dari sub kelompok transpor sebesar 0,92%
(qtq) atau 27,48% (yoy).
Mulai meredanya tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan
angkutan pada triwulan laporan disebabkan karena mulai settle-nya ekspektasi
masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Namun
demikian, meningkatnya permintaan tarif angkutan udara seiring dengan
liburan sekolah, natal, dan tahun baru memiliki andil yang cukup besar pada
tekanan inflasi bulan Desember.
Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami
penurunan sebesar 7,94% dibandingkan periode triwulan III-2013 yaitu dari
USD 105,78/barrel, menjadi USD 97,38/barrel (grafik 2.11.).
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
0.00
25.00
50.00
75.00
100.00
125.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012 2013
Sumber: Bloomberg
Harga Minyak (USD/Barrel)
47
47
BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Boks.2
MENGETAHUI DAMPAK KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI
BAGI PEREKONOMIAN JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jambi,GAPKI, GAPKINDO, KADIN, PHRI, APKLI, retailer, dan pelaku usaha
lainnya pada tanggal 21 Januari 2014)
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh
di lingkungan usaha atau kerjanya. Upah tersebut terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap
dan berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Dasar hukum
penetapan UMP mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1999
sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. KEP-226/MEN/2000.
Gubernur Jambi melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi No.
601/Kep.Gub/DISSOSNAKERTRANS/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Penetapan UMP
Jambi Tahun 2014 telah menetapkan bahwa besarnya UMP 2014 adalah Rp 1.502.230,00 atau
naik sebesar 15,56% dibandingkan UMP 2013 (Rp1.300.000,00). Sebelum UMP tersebut
ditetapkan melalui SK Gubernur, beberapa tahapan yang telah dilalui mengacu pada dasar
hukum tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan asosiasi pengusaha, serikat pekerja,
dan dinas terkait melakukan survei secara triwulanan untuk mengetahui Kebutuhan
Hidup Layak (KHL) pekerja lajang di Provinsi Jambi sesuai Permenakertrans No. 13
tahun 2012 tentang Komponen dan Pentahapan Kebutuhan Hidup Layak. Dalam
ketentuan tersebut, Pemerintah telah menetapkan 7 kelompok dan 60 komponen
kebutuhan bagi pekerja lajang yang menjadi acuan survei KHL.
b. Adapun KHL tahun 2014 yang diusulkan oleh Dewan Pengupahan adalah
Rp.1.502.226,00. Besarnya KHL yang diusulkan biasanya bersumber dari rata-rata
hasil survei triwulanan. Namun demikian, khusus tahun 2013, karena adanya shock
kenaikan BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013, penentuan KHL menggunakan
hitungan median.
c. Selanjutnya, berdasarkan KHL yang telah ditetapkan Dewan Pengupahan, Gubernur
menetapkan besarnya UMP. Untuk tahun 2014, Gubernur Jambi menetapkan UMP
Jambi sebesar Rp 1.502.230,00 atau berada sedikit di atas KHL. Jika dibandingkan
dengan tahun 2013, UMP Jambi mengalami kenaikan sebesar 15,56% (tertinggi ke-4
di Pulau Sumatera).
d. Karena nilai UMP di Provinsi Jambi telah mengakomodasi KHL, maka dalam proses
penetapan maupun pelaksanaannya berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali.
48
48
BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Gambar 1. Alur Penetapan UMP
Apabila dilakukan analisis lebih mendalam, secara tidak langsung penetapan UMP di
Jambi juga mempertimbangkan laju inflasi. Semakin tinggi laju inflasi pada tahun berjalan,
semakin tinggi peningkatan nilai KHL dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan UMP yang
semakin tinggi pada tahun berikutnya (Grafik 1)
Grafik 1. Hubungan Inflasi dengan Kenaikan UMP
0
5
10
15
20
2009 2010 2011 2012 2013
Inflasi % Kenaikan UMP
Kenaikan UMP di Provinsi akan memberikan dampak positif dan dapat pula berdampak
negatif apabila tidak disertai dengan pengendalian yang baik. Dampak positif dari kenaikan UMP
antara lain:
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama tenaga kerja.
b. Kenaikan UMP akan memicu peningkatan konsumsi masyarakat sehingga akan
memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang masih
didominasi oleh sektor konsumsi swasta.
Note: kenaikan UMP menggunakan data tahun inflasi+1
Sumber: http://www.gajimu.com
49
49
BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
c. Mendorong perusahaan untuk berproduksi/beroperasi secara lebih efisien dan
produktif untuk menekan meningkatnya biaya produksi karena kenaikan komponen
biaya upah.
Sedangkan dampak negatif dari kenaikan UMP antara lain:
a. Meningkatkan biaya produksi perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kebijakan Ekonom Moneter
(DKEM) Bank Indonesia, diketahui bahwa komponen biaya produksi pada sektor
ekonomi utama (pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan) didominasi oleh
biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja (Gambar 2).
Gambar 2. Komponen Biaya Produksi Pada Sektor Perekonomian Utama
Grafik 2. Pola Inflasi Januari dan Persentase Kenaikan UMP
0
5
10
15
20
2010 2011 2012 2013 2014
Inflasi Januari % Kenaikan UMP
Dengan demikian, adanya kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56% akan
berpotensi memicu kenaikan biaya produksi ketiga sektor tersebut di atas sebesar
2,6-3,6%. Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, beberapa strategi yang biasanya
diambil pelaku usaha dalam menyikapi kenaikan biaya produksi antara lain:
mengurangi marjin keuntungan, melakukan efisiensi, meningkatkan produktivitas,
mengurangi kualitas dan volume barang, serta alternatif terakhir yang menjadi
pilihan pelaku usaha adalah menaikkan harga jual barang/jasa.
b. Kebijakan perusahaan untuk menaikkan harga jual barang/jasa seiring dengan
kenaikan biaya produksinya tersebut akan menyebabkan laju inflasi pada periode
selanjutnya semakin tinggi. Berdasarkan analisis terhadap data historis inflasi dan
50
50
BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
UMP, pola laju inflasi pada bulan Januari setiap tahunnya akan mengikuti pola
kenaikan UMP (grafik 2). Efek jangka panjang dari pengaruh kenaikan harga dan
tingginya laju inflasi ini adalah menurunnya daya beli dan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
c. Kenaikan UMP yang sangat signifikan akan menjadi beban bagi pelaku usaha.
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan angka pengangguran apabila pelaku
usaha mengambil kebijakan PHK untuk mengurangi beban biaya tenaga kerjanya.
d. Apabila kenaikan UMP di luar batas kewajaran, investor akan berpikir ulang untuk
membuka usahanya di Provinsi Jambi (investasi melambat). Selain itu, investor
eksisting juga akan mempertimbangkan kembali usahanya yang telah beroperasi di
Jambi untuk dipindahkan ke daerah lain yang biaya produksinya lebih ekonomis.
Berdasarkan hasil diskusi, kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56%, masih dipandang
optimis oleh para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya ke depan. Hal tersebut
didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum ditetapkanya UMP 2014, rata-rata upah yang
diberikan pelaku usaha kepada para pekerjanya telah melampaui nominal UMP 2014. Namun
demikian, kenaikan UMP tersebut tetap memberikan dampak bagi pelaku usaha meskipun tidak
terlalu besar. Beberapa strategi yang akan dan sedang dilakukan oleh pelaku usaha di Provinsi
Jambi untuk mengurangi beban produksi tersebut antara lain:
1. Melakukan efisiensi dalam pelaksanaan bisnis proses perusahaan;
2. Mengurangi marjin keuntungan;
3. Meningkatkan produktivitas;
4. Menggunakan teknologi tepat guna;
5. Melakukan continously improvement dan
6. Meminimalisasi waktu proses.
Rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait UMP dan pengaruhnya terhadap
perekonomian Provinsi Jambi antara lain:
1. Kenaikan UMP agar tidak diikuti secara langsung dengan kenaikan biaya energi
karena akan memberikan tekanan yang kuat terhadap kenaikan biaya produksi dan
dapat memicu kenaikan harga barang/jasa serta meningkatnya laju dan ekspektasi
inflasi.
2. Melalui TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota lebih aktif dalam kegiatan
pengendalian inflasi di Provinsi Jambi.
3. Untuk menjaga iklim investasi di Jambi tetap kondusif, Pemerintah Daerah perlu
memperhatikan dampak-dampak negatif sebagaimana tersebut di atas terutama
dampak negatif jangka panjang.
51
BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dari sisi aset dan penyaluran kredit,
meskipun dari sisi penghimpunan dana mengalami sedikit penurunan sehingga Loan
to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 313 bps
menjadi sebesar 121,66%. Peningkatan LDR tersebut juga diiringi dengan
peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio NPL dari sebesar
2,25% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,98%.
A.Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2013
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 378 kantor bank menjadi
379 kantor bank seiring dengan beroperasinya BPR Citra Darmawangsa. Secara lebih
rinci dari 379 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya
merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 17 (tujuh belas) Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor.
Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi
tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional dengan
3 (tiga) di antaranya memiliki Unit Usaha Syariah (Bank Jambi Unit Usaha Syariah,
Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah),
sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah.
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu
36,24% atau 138 (seratus tiga puluh delapan) kantor dari seluruh kantor bank di
Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi
20
Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat
pada halaman lampiran.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
52
masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel
3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota
Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau sebesar 1,32%.
Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia
B.Bank Umum
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 0,48% dari Rp28,54 triliun
pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28,68 triliun yang utamanya didorong oleh
meningkatnya aset bank bank swasta sebesar Rp412,11 miliar (5,18%) (Grafik 3.1.).
Namun pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya (2,53%) seiring dengan menurunnya aset bank pemerintah sebesar
1,01% dan bank swasta sebesar 3,96%. Namun demikian, secara tahunan,
pertumbuhan aset perbankan pada tahun 2013 mencapai 17,16% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan tahun 2012 (16,54%).
Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah
Rp18,15 triliun (63,31%), diikuti oleh bank swasta Rp8,36 triliun (29,16%) dan bank
syariah Rp2,16 triliun (7,53%).
Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4
Kota Jambi 125 125 127 132 133 135 137 138 36.41
Bungo 31 32 33 36 36 36 36 36 9.50
Muara Jambi 31 31 33 36 36 36 36 36 9.50
Sarolangun 26 27 29 31 31 31 31 31 8.18
Merangin 22 24 26 31 31 31 31 31 8.18
Batanghari 20 20 21 23 24 24 24 24 6.33
Tebo 19 19 19 22 23 23 23 23 6.07
Tanjung Jabung Barat 22 22 22 22 22 22 22 22 5.80
Kerinci 22 23 23 23 23 23 23 20 5.28
Tanjung Jabung Timur 7 7 8 10 10 10 10 10 2.64
Sungai Penuh 4 5 5 5 5 5 5 8 2.11
T O T A L 329 335 346 371 374 376 378 379 100.00
JUMLAH BANK2012 Pangsa
(%)
2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar
Rp19,42 triliun, turun 0,54% (Rp105,96 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,52
triliun) seiring dengan menurunnya simpanan berjangka (18,65%) dan giro (10,62%).
Sementara tabungan mampu tumbuh sebesar 13,50% (qtq) (Grafik 3.2. dan tabel
3.2.). DPK pada bank syariah dan bank pemerintah mengalami penurunan masing-
masing sebesar 21,76% (qtq) dan 3,02% (qtq). Sementara DPK bank swasta mampu
tumbuh sebesar 9,48% (qtq).
Secara tahunan, DPK tumbuh sebesar 8,19% (sebesar Rp1,47 triliun), namun
lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun 2012 (9,50%). Berdasarkan
komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh meningkatnya penempatan
pada deposito dan tabungan masing-masing sebesar 14,61% (yoy) dan 12,80%
(yoy). Sementara itu, penempatan dana pada giro mengalami penurunan sebesar
11,14% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja
Daerah (APBD) pada tahun 2013.
19 20 21 21
23 24 24 24 27 28 29 29
8.64 7.65
3.71
1.51
9.76
3.17
1.61 1.29
8.76
4.57
2.53
0.48
23.61
27.67
25.94
23.12 24.38
19.20 16.80
16.54 15.48
17.04 18.10 17.16
0
5
10
15
20
25
30
-
5
10
15
20
25
30
35
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13
Persen
Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
54
Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Tabel 3.2. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari
bank pemerintah dan mencapai Rp12,42 triliun (63,99%), diikuti oleh bank swasta
nasional Rp6,10 triliun (31,43%) dan bank syariah Rp890,98 miliar (4,56%) (Tabel
3.2). Bank swasta nasional mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK
mencapai 9,26% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank syariah masing-masing
sebesar 7,82% (yoy) dan 6,18% (yoy).
Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari
penempatan oleh perseorangan dan bukan lembaga keuangan. DPK perseorangan
meningkat Rp1,53 triliun dalam setahun ini menjadi Rp14,45 triliun (meningkat
3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 4,120 3,745 3,343
4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 5,388 5,706 4,642
8,755 9,208 9,141 10,132 9,492 9,646 10,070
11,430
17,255 17,612 17,918 17,945 18,376
19,155 19,521 19,415
-
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
24,000
Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13
Rp (dalam jutaan)
Tabungan Simp Berjangka Giro DPK
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV q-t-q y-o-y
11.619,07 11.845,09 11.782,10 11.521,96 12.281,78 12.922,19 12.809,16 12.422,77 -3,02% 7,82%
1 2.998,74 2.564,07 2.761,82 2.854,88 2.966,56 3.221,55 2.717,06 2.459,88 - 9, 47% - 13, 84%
2 5.693,62 6.033,20 5.802,88 6.560,56 5.989,72 6.074,79 6.292,27 7.365,99 17, 06% 12, 28%
3 S impanan Berjangka 2.926,71 3.247,82 3.217,40 2.106,51 3.325,50 3.625,84 3.799,83 2.596,90 - 31, 66% 23, 28%
4.966,22 5.062,93 5.358,25 5.584,11 5.203,58 5.097,26 5.573,08 6.101,27 9,48% 9,26%
1 721,16 698,07 782,89 690,32 613,76 660,09 750,97 745,78 - 0, 69% 8, 03%
2 2.746,87 2.828,35 2.974,15 3.155,10 3.080,20 3.043,18 3.270,74 3.543,22 8, 33% 12, 30%
3 S impanan Berjangka 1.498,18 1.536,52 1.601,21 1.738,69 1.509,62 1.393,98 1.551,38 1.812,27 16, 82% 4, 23%
669,83 703,52 777,15 839,13 890,94 1.135,22 1.138,73 890,98 -21,76% 6,18%
1 146,38 110,93 142,94 217,47 172,68 238,74 276,84 137,81 - 50, 22% - 36, 63%
2 314,07 346,26 364,30 416,76 422,19 528,17 507,25 520,57 2, 63% 24, 91%
3 209,39 246,33 269,91 204,91 296,07 368,31 354,64 232,60 - 34, 41% 13, 52%
17.255,12 17.611,54 17.917,50 17.945,19 18.376,30 19.154,66 19.520,97 19.415,01 -0,54% 8,19%
1 3.866,28 3.373,06 3.687,65 3.762,67 3.753,00 4.120,39 3.744,86 3.343,47 - 10, 72% - 11, 14%
2 8.754,56 9.207,80 9.141,33 10.132,42 9.492,10 9.646,14 10.070,26 11.429,77 13, 50% 12, 80%
3 4.634,28 5.030,67 5.088,52 4.050,11 5.131,19 5.388,13 5.705,85 4.641,77 - 18, 65% 14, 61%
Tabungan
2013
Tabungan
Bank Swasta Nas ional
Bank Konvens ional
PertumbuhanURAIAN
2012
Giro
Tabungan
Giro
Giro
S impanan Berjangka
S impanan Berjangka
J umlah
Bank Syariah
Tabungan
Giro
Bank Pemerintah
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
11,81%) (Tabel 3.3.). Meningkatnya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan
BI-rate menjadi salah satu faktor tumbuhnya DPK perseorangan. Sementara itu DPK
milik bukan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan 14,65% menjadi Rp2,29
triliun.
Tabel 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam miliar rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan lokasi proyek, peningkatan DPK utamanya disebabkan oleh
meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali
Kabupaten Batanghari dan Tanjung Jabung Barat (Tabel 3.4.). Pertumbuhan
penghimpunan DPK tahunan terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta
Kabupaten Tebo masing-masing sebesar Rp148,50 miliar (83,77%) dan Rp84,86
miliar (53,44%).
Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi
yang mencapai Rp13,67 triliun (70,39%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,42 triliun
(7,30%).
Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy
Penduduk/Res idents
1 P emerintah P us at 138,19 128,81 123,31 143,60 35,69 0,18 -74,17%
2 P emerintah Daerah (P emda) 2.087,52 3.821,75 4.227,59 3.950,76 1.701,70 8,77 -18,48%
3 Badan Dan Lembaga P emerintah 26,43 30,98 30,15 31,20 32,25 0,17 22,00%
4 BUMN Atau P emerintah Campuran 527,21 352,54 407,53 379,71 553,40 2,85 4,97%
5 BUMD 47,85 35,39 58,42 40,17 47,01 0,24 -1,76%
6 Lembaga Keuangan Non Bank 121,68 134,38 161,77 173,50 187,92 0,97 54,44%
7 Bukan Lembaga Keuangan 1.993,76 1.503,36 1.627,83 1.691,29 2.285,90 11,78 14,65%
8 S ektor S was ta L ainnya 69,19 80,74 329,11 375,26 113,91 0,59 64,63%
9 P ers eorangan 12.925,20 12.278,36 12.184,12 12.729,28 14.452,21 74,46 11,81%
J uml ah 17. 937, 03 18. 366, 31 19. 149, 83 19. 514, 78 19. 409, 99 100 8,21%
Bukan Penduduk/ Non- Res i dent s 8, 16 9. 988, 00 4, 83 6, 19 5, 03 -38,41%
Penduduk dan bukan penduduk 17. 945, 19 28. 354, 31 19. 154, 66 19. 520, 97 19. 415, 01 8, 19%
No. Golongan PemilikTrw.I-2013 Trw.II-2013 Trw.III-2013 Trw.IV-2013Trw.IV-2012
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
56
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam miliar rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana
Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp482,82
miliar (2,09%) yaitu dari Rp23,14 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23,62
triliun (Tabel 3.5.). Namun demikian, pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (4,11% qtq). Secara tahunan,
pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2013 hanya mencapai 22,47%,
melambat dibandingkan tahun 2012 yang dapat mencapai 27,68%, sejalan dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah.
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen
1 Kota J ambi 12. 485 12. 224 12. 668 13. 176 13. 667 70, 39 1. 181, 64 9, 46
2 Kab. Bungo 1. 336 1. 358 1. 347 1. 373 1. 416 7, 30 80, 54 6, 03
3 Tanjung J abung Barat 1. 167 1. 268 1. 377 1. 358 1. 160 5, 97 ( 6, 69) ( 0, 57)
4 Kab. Kerinci 966 1. 108 1. 147 1. 204 1. 113 5, 73 147, 06 15, 23
5 Kab. Merangin 742 715 730 768 761 3, 92 19, 05 2, 57
6 Kab. Batanghari 730 785 826 660 532 2, 74 ( 197, 80) ( 27, 10)
7 Kab. S arolangun 177 308 377 357 326 1, 68 148, 50 83, 77
8 Kab. Tebo 159 290 282 263 244 1, 26 84, 86 53, 44
9 Tanjung J abung Timur 184 320 400 363 196 1, 01 12, 67 6, 90
17.945 18.376 19.155 19.521 19.415 100 1.470 8,19 JUMLAH
Trw. IV-12 Trw. III-13 Trw. IV-13 Pertumbuhan (yoy)No. Kota/Kabupaten
Trw. I-13 Trw. II-13
TW IV TW I TW II TW III TW IV q-t-q y-o-y
Kelompok Bank 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%
1 Bank Pemerintah 12,358,995 12,768,570 14,129,012 14,694,069 15,048,876 2.41% 21.76%
2 Bank Swasta*) 5,230,708 5,560,810 6,152,437 6,436,729 6,525,991 1.39% 24.76%
3 Bank Syariah 1,697,973 1,833,179 1,942,478 2,007,462 2,046,216 1.93% 20.51%
Jenis Penggunaan 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%
1 Modal Kerja 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969 1.28% 3.04%
2 Investasi 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182 1.94% 57.49%
3 Konsumsi 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932 2.78% 23.92%
Sektor Ekonomi 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%
1 Pertanian 3,028,774 3,236,828 3,760,313 3,995,028 4,031,009.26 0.90% 33.09%
2 Pertambangan dan Penggalian 112,898 155,226 109,958 99,822 96,337.68 -3.49% -14.67%
3 Industri 568,332 587,518 771,262 832,608 859,669.51 3.25% 51.26%
4 LGA 9,297 3,537 6,622 6,197 5,610.06 -9.47% -39.66%
5 Konstruksi 681,974 651,557 830,433 847,873 804,911.94 -5.07% 18.03%
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 4,766,386 4,959,617 5,575,797 5,602,869 5,775,325.43 3.08% 21.17%
7 Pengangkutan dan Komunikasi 283,620 303,945 301,212 329,769 326,682.50 -0.94% 15.18%
8
Keuangan,Real estate dan Jasa
Perusahaan 948,469 986,614 1,137,928 1,134,966 1,132,014.05 -0.26% 19.35%
9 Jasa-jasa 650,370 632,928 353,660 357,355 381,590.66 6.78% -41.33%
10 Bukan Lapangan Usaha 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932.08 2.78% 23.92%
*) Termasuk bank asing dan campuran
URAIAN2012 2013 Pertumbuhan
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
57
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh
bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional
membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (22,66% (yoy)) dibandingkan
bank syariah (20,51% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,34%
sementara bank syariah sebesar 8,66%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang
mencapai 43,22%, diikuti dengan kredit modal kerja 31,96% dan kredit investasi
24,83%. Namun demikian kredit investasi masih menunjukkan akselerasi
pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 57,49% (yoy) meskipun secara triwulanan
hanya tumbuh 1,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada
sektor pertanian yang share-nya mencapai 50,60%. Pada triwulan laporan, kredit
investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 1,84% (qtq) seiring dengan
mulai membaiknya harga komoditas serta insentif positif dari terdepresiasinya nilai
tukar rupiah. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para
pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke
depannya.
Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam
jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 3,04% (yoy) atau
1,28% (qtq) menjadi Rp7,55 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas
berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan
kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang
cukup tinggi yaitu sebesar 23,92% (yoy) menjadi Rp10,21triliun atau meningkat
sebesar 2,78% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada
sektor industri yang mencapai 51,26% (yoy) dan diikuti oleh sektor pertanian
(33,09%) serta sektor bukan lapangan usaha (23,92%). Sementara itu, pangsa
penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu
sebesar 43,22%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,45%) dan
sektor pertanian (17,07%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut
mencapai 84,73% dari total outstanding kredit.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
58
Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi
oleh perbankan sebesar Rp30,41 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang
disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,62 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat
Rp6,79 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi.
Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 18,30% dari sebelumnya
Rp25,71 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh
meningkatnya kredit di Kota Jambi sebesar Rp1,5triliun (13,36%/yoy), Kabupaten
Batanghari sebesar Rp765,04miliar (53,87%/yoy), Kabupaten Bungo sebesar
Rp563,04miliar (20,03%/yoy) dan Kabupaten Merangin sebesar Rp553,67miliar
(27,94%/yoy).
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)
4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2,14 triliun atau
turun sebesar Rp65,15 miliar (2,95%) dari triwulan sebelumnya (Rp2,21 triliun) (Tabel
3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut disebabkan oleh menurunnya
kelonggaran tarik kredit investasi sebesar Rp160,60 miliar (-36,65% (qtq)) dan kredit
konsumsi sebesar Rp90juta (-4,29% (qtq)).
TW IV TW I TW II TW III TW IV*)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 4,812,579 5,050,026 5,268,361 6,156,208 6,302,423
Pertambangan dan Penggalian 882,807 934,232 879,927 947,095 1,211,367
Industri Pengolahan 1,591,661 1,422,625 1,620,015 1,681,763 1,646,455
Listrik, Gas dan Air Bersih 35,738 206,162 204,363 201,141 195,501
Konstruksi 685,138 668,028 859,463 894,478 866,965
Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,155,566 5,321,382 5,918,952 5,986,615 5,893,953
Pengangkutan dan Komunikasi 375,842 449,349 445,403 487,441 485,345
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 701,746 669,082 701,423 688,769 708,620
Jasa-jasa 1,176,874 1,207,393 1,056,421 1,065,722 1,051,582
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 12,049,345
TOTAL 25,707,902 26,471,507 28,211,296 29,925,232 30,411,556
Sektor Ekonomi2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
59
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Sementara itu, kelonggaran kredit modal kerja meningkat sebesar Rp95,54
miliar (5,41% (qtq)). Peningkatan kelonggaran kredit modal kerja tersebut
mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan
laporan serta menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit tersebut pada
triwulan mendatang.
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Loan to Deposits Ratio (LDR)21
terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan
tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan
DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 121,66%, meningkat 313 BPS
dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank
umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang
disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya.
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
21
LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK)
yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
TW IV TW I TW II TW III TW IV Nominal %
1 Investasi 178,824 230,045 477,751 438,163 277,568 (160,596) (36.65)
2 Konsumsi 18,590 14,883 2,543 2,099 2,009 (90) (4.29)
3 Modal kerja 1,392,690 1,527,558 1,541,494 1,767,269 1,862,807 95,538 5.41
1,590,104 1,772,485 2,021,788 2,207,531 2,142,384 (65,147) (2.95)
Jenis Penggunaan
Total
KategoriPertumbuhan (qtq)20132012
91.05%95.64% 100.19%
107.48% 109.72%116.02% 118.53%
121.66%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
0
5
10
15
20
25
Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13
Rp triliun
Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
60
Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 1,98% (di bawah
ketentuan 5%), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (2,25%) (Tabel 3.8.).
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas,
dan air serta sektor pertambangan dan penggalian, masing-masing sebesar
12,58% dan 8,79%, angka tersebut berada di atas ketentuan 5%. Tingginya NPL
pada sektor listrik, gas, dan air disebabkan karena penghentian sementara proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di kawasan TPI
Parit Tujuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penghentian
proyek tersebut dilakukan untuk menyikapi keresahan warga yang merasa
terganggu dengan aktivitas distribusi tanah galian menggunakan truk bertonase
besar yang melalui kawasan padat penduduk sehingga mengakibatkan
kerusakan jalan, polusi debu dan suara, serta kemacetan.
Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian, peningkatan NPL
sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal
ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di
sektor ini. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan penganguktan batubara
melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab tingginya NPL
sektor ini.
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)
1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,995,028 84,890 2.12 4,031,009 60,359 1.50
2. Pertambangan dan Penggalian 99,822 8,778 8.79 96,338 8,681 9.01
3. Industri 832,608 5,109 0.61 859,670 4,321 0.50
4. LGA 6,197 90 1.45 5,610 706 12.58
5. Konstruksi 847,873 13,019 1.54 804,912 24,148 3.00
6.Perdagangan Hotel dan Restoran 5,602,869 225,501 4.02 5,775,325 194,061 3.36
7Pengangkutan dan Komunikasi 329,769 2,264 0.69 326,683 2,285 0.70
8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,134,966 35,263 3.11 1,132,014 36,684 3.24
9. Jasa-jasa 357,355 7,792 2.18 381,591 8,576 2.25
10. Bukan Lapangan Usaha 9,931,771 138,543 1.39 10,207,932 127,161 1.25
23,138,260 521,247 2.25 23,621,083 466,983 1.98
TW III-13 TW IV-13No Sektor Ekonomi
J U M L A H
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
61
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan
(margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito)
perbankan di Provinsi Jambi kembali menurun dari 7,37% menjadi 6,53% seiring
dengan adanya trend peningkatan suku bunga pinjaman dalam beberapa bulan
terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.).
Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam satuan %)
6. Perkembangan Kredit UMKM
Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan meningkat 0,76% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan kredit UMKM meningkat
12,95% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total kredit (22,47%
(yoy)) (Grafik 3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya
aktivitas perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran
kredit UMKM.
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi
10.127.18 7.17 7.71 7.95 8.26 8.31 8.21 8.02 7.77 7.37 6.53
0
5
10
15
20
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
2011 2012 2013
Margin Deposito Kredit BI-rate
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
31.55
35.20
25.74
18.72 18.64
16.63
18.97
12.95
27.11
25.32
25.94 27.68
28.34
31.95
28.90
22.47
0
5
10
15
20
25
30
35
40
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV-13
2012 2013
Rp T
riliu
n Mikro Kecil
Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy
Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
62
Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga
menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 37,86% di triwulan lalu menjadi 37,37%
(Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu
36,82%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 33,49%, serta kredit mikro sebesar
29,70% dari total kredit UMKM.
Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR pada triwulan laporan (cut off data per November 2013)
mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset,
DPK dan penyaluran kredit yang mengalami penurunan. Jumlah aset seluruh BPR di
Provinsi Jambi sebesar Rp747,51 miliar atau turun 1,65% (qtq) dibanding triwulan
sebelumnya (Rp760,03 miliar). Sejalan dengan itu, jumlah penghimpunan dana pihak
ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi turun sebesar Rp14,80 miliar (2,68% (qtq))
menjadi Rp536,48 miliar.
Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami penurunan
sebesar Rp16,21 miliar (2,86% (qtq)) menjadi Rp551,23 miliar. Penurunan jumlah
penyaluran kredit tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya suku bunga
pinjaman seiring dengan kenaikan BI-rate. Kualitas kredit juga menunjukkan
penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan
(NPL) dari 5,96% menjadi 6,99%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah
melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian
khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut adalah
kenaikan suku bunga kredit.
13.60 14.35 12.42 11.95 11.89 11.43 11.25 11.10
15.68 15.19 14.24 14.08 13.89 13.84 13.63 13.76
13.66 15.1014.36 14.49 13.92 14.18 12.98 12.51
57.07 55.37 58.98 59.48 60.31 60.55 62.14 62.63
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV-13
2012 2013
Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
63
Meskipun secara umum kinerja BPR pada triwulan laporan menunjukkan
penurunan, BPR masih menjalankan fungsinya intermediasinya dengan baik terlihat
dari LDR yang tercatat sebesar 102,75%.
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai
Pada periode triwulan IV-2013, kebutuhan pembayaran tunai mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan net kas keluar
dibandingkan periode yang sama triwulan lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS
dan kliring mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut:
Nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi Rp 2,71 triliun, meskipun dari sisi volume kliring mengalami sedikit
penurunan (Tabel 3.9.).
Nilai RTGS dari, serta ke Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari dan ke Jambi mengalami penurunan.
Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi
Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,
untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2,84 triliun, meningkat 8,88%
dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.). Sementara aliran kas masuk (cash
inflow) sebesar Rp 810,93 triliun, turun 44,2%. Tingginya peningkatan aliran kas
keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami
Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Nominal Persen
Kliring
Nilai Kliring (juta Rp) 2,548,121 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032 136,125 5.28
Volume Kliring (lembar warkat) 70,972 72,639 76,559 71,104 70,456 (648) (0.91)
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929 (642,267) (44.20)
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373 231,243 8.88
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444) (873,509) 75.83
RTGS dari Jambi (miliar Rp) 18,270 15,535 19,666 20,189 22,181 1,992 9.87
RTGS ke Jambi (miliar Rp) 29,431 22,244 22,658 26,876 33,327 6,451 24.00
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 4,702 4,032 4,695 7,422 6,521 (901) (12.14)
Cek dan BG Kosong
Lembar 1,134 1,463 1,811 1,837 1,635 (202) (11.00)
Nominal (juta Rp) 35,192 83,121 64,290 56,120 63,174 7,054 12.57
Uraian2012 Pertumbuhan (qtq)2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
64
kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp1,15 triliun (Triwulan III-2013) naik
menjadi Rp2,03 triliun (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq)
Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi
D.2.Penyediaan Uang Layak Edar
Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian
tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 481,45 miliar, atau mencapai
59,37% dari total inflow provinsi Jambi.
D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan
Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi
peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada
seluruh lapisan masyarakat.
(2,500,000)
(2,000,000)
(1,500,000)
(1,000,000)
(500,000)
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012 2013
Rp (juta)
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
D.4.Perkembangan Kliring Lokal
Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan
tercatat sebesar Rp 2,71 triliun atau meningkat 5,28% dibandingkan triwulan
sebelumnya (Grafik 3.8.). Berbanding terbalik dengan nilainya, volume kliring justru
mengalami penurunan sebesar 0,91%, yaitu dari 71.104 menjadi 70.456 lembar
warkat. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (Surat Edaran No.
11/13/DASP tanggal 4 Mei 2009 perihal Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer
Kredit dalam Penyelenggaraan SKNBI) yang mengubah ketentuan batas nominal
transfer kredit melalui Sitem Kliring Nasional Bank Indonesia dari Rp 100 juta menjadi
Rp 500 juta sehingga dengan volume warkat yang lebih sedikit, masyarakat dapat
melakukan transfer dengan nominal yang lebih besar.
Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring
Nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp56,12 miliar menjadi
Rp63,17 miliar meskipun secara jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan
laporan mengalami penurunan sejumlah 202 lembar (11%) yaitu dari 1.837 lembar
menjadi 1.635 lembar.
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
2,000,000
2,200,000
2,400,000
2,600,000
2,800,000
3,000,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012 2013
Perkembangan Transaksi Kliring
Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
66
D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22
Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total
(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp9,63 triliun (15,52%) dibandingkan
periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 52,40 triliun menjadi Rp 62,03 triliun
(Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan
mencapai Rp 33,33 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 22,18 triliun dan
transfer di dalam provinsi Jambi Rp 6,52 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa
uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.
Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)
22
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang
penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).
Nilai Nilai Nilai Nilai
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801
Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945
Tw 3 - 11 14,353 18,840 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 45,486
Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169
Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368
Tw 2 - 12 15,139 19,391 54,010 19,519 3,543 5,720 72,692 44,630
Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319
Tw 4 - 12 18,270 21,580 29,431 20,622 4,702 6,449 52,403 48,651
Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804
Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318
Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342
Tw 4 - 13 22,181 22,643 33,327 21,351 6,521 6,711 62,029 50,705
Periode
TOTAL
Volume
Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi
Volume Volume
Dari dan Ke Provinsi Jambi
Volume
67
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2013
mencapai Rp2,67 triliun (melebihi target APBD-P 2013 atau terealisasi sebesar
101,53%), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2,95 triliun (terealisasi
90,39%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut meningkat
masing-masing sebesar 0,22% dan 15,44%.
A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013
Pada tahun 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2,67
triliun atau mencapai 101,53% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2,63 triliun).
Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (62,31%) masih tergantung dari
transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,66 triliun. Lebih lanjut,
pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi
Umum (DAU) yang mencapai Rp836,58 miliar (31,35%). (Tabel 4.1.).
Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui
pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah mencapai Rp997,89 miliar
(37,39%). Angka pendapatan tersebut meningkat 0,22% dibanding tahun 2012.
Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi,
menyumbangkan 31,55% (Rp841,88 miliar) dari total pendapatan Jambi.
Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk membayar pajak menjadi
faktor pendorong meningkatnya pendapatan pajak.
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
68
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah)
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013
Pada tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2,95 triliun
atau mencapai 90,39% dari APBD-P 2013 (Rp3,27 triliun). Nilai realisasi tersebut
meningkat Rp395,19 miliar atau 15,44% dibanding tahun 2012 (Rp2,56 triliun).
Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (57,54%) masih ditujukan untuk
belanja operasional yaitu sebesar Rp1,70 triliun, sementara nilai realisasi untuk
belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71
% (Tabel 4.2.).
Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja barang yang
mencapai Rp684,03 miliar dan diikuti oleh belanja pegawai Rp531,79 miliar.
Realisasi belanja operasional meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya proses pembelian dan
pembayaran belanja barang.
Pada komponen belanja modal, terjadi peningkatan realiasi yang sangat
signifikan dari hanya sebesar 37,38% dari APBD-P 2013 pada triwulan lalu,
meningkat pesat menjadi 90,99% dari APBD-P 2013 pada triwulan ini. Hal ini
sejalan dengan kecenderungan realisasi anggaran yang menumpuk di akhir
tahun.
Nilai realisasi terbesar (22,47%) berada pada belanja jalan, irigasi dan
jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada
Nominal Persen Nominal Persen Nominal Persen
PENDAPATAN 2,181.29 2,662.91 122.08 2,628.38 2,145.17 81.62 2,668.64 101.53
Pendapatan Asli Daerah 753.37 995.65 132.16 902.55 749.54 83.05 997.89 110.56
Pajak Daerah 645.32 808.26 125.25 762.44 623.94 81.83 841.88 110.42
Retribusi Daerah 11.16 14.25 127.64 15.15 9.91 65.43 15.11 99.75
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan9.61 29.98 312.12 28.72 26.88 93.60 26.88 93.60
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 143.16 164.03 96.25 88.81 92.27 114.02 118.46
Pendapatan Transfer 1,426.76 1,665.59 116.74 1,724.82 1,394.62 80.86 1,662.79 96.40
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan1,085.73 1,341.20 123.53 1,385.83 1,152.18 83.14 1,339.10 96.63
Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 219.71 144.03 218.99 170.00 77.63 200.08 91.36
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 356.44 211.45 279.22 246.75 88.37 249.11 89.22
Dana Alokasi Umum 731.95 731.95 100.00 836.58 697.15 83.33 836.58 100.00
Dana Alokasi Khusus 32.67 33.11 101.33 51.04 38.28 75.00 53.33 104.49
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 324.38 95.12 338.99 242.44 71.52 323.69 95.49
Dana Penyesuaian 341.03 324.38 95.12 338.99 242.44 71.52 323.69 95.49
Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.67 143.71 1.00 1.01 101.42 7.96 795.72
Pendapatan Hibah 1.16 1.67 143.71 1.00 1.01 101.42 7.96 795.72
S.D TRW IV-2013S.D TRW IV-2012 S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN
Keuangan Pemerintah Dareah
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
69
kepentingan masyarakat, yaitu sebesar Rp664,01 miliar. Dengan adanya
peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan, diharapkan akan mampu
memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam
efisiensi biaya distribusi barang dan jasa.
Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah)
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penerimaan pusat di wilayah Jambi selama triwulan IV - 2013 mencapai
Rp1,23 triliun, meningkat 56,04% dibandingkan triwulan lalu (Rp787,71 miliar)
(Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan
pajak dalam negeri (657,50%), terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sejalan dengan hal
tersebut, pendapatan pajak perdagangan internasional juga meningkat (9,89%)
seiring dengan meningkatnya pendapatan bea masuk sebagai akibat dari
peningkatan impor Jambi. Sebaliknya pendapatan PNBP mengalami penurunan
sebesar 40,29% dibandingkan triwulan lalu.
Nominal Persen Nominal Persen Nominal Persen
BELANJA 2,766.57 2,559.27 92.51 3,268.51 1,637.84 50.11 2,954.46 90.39
Belanja Operasi 1,726.95 1,575.06 91.20 1,919.77 997.28 51.95 1,699.90 88.55
Belanja Pegawai 567.04 531.43 93.72 594.27 369.04 62.10 531.79 89.49
Belanja Barang 657.86 596.88 90.73 773.50 275.15 35.57 684.03 88.43
Belanja Hibah 356.59 339.33 95.16 356.87 251.40 70.45 334.53 93.74
Belanja Bantuan Sosial 65.50 32.31 49.33 37.91 14.48 38.21 15.35 40.48
Belanja Bantuan Keuangan 79.67 74.86 93.97 157.23 87.21 55.47 134.21 85.36#DIV/0! 0.00 #DIV/0!
Belanja Modal 723.24 682.90 94.42 1,029.78 384.89 37.38 936.98 90.99
Belanja Tanah 5.70 2.99 52.47 15.29 0.18 1.19 10.89 71.23
Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 105.89 94.46 110.42 29.96 27.14 108.35 98.12
Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 100.13 93.82 164.92 55.52 33.66 149.81 90.84
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 470.16 95.02 733.62 298.68 40.71 664.01 90.51
Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 3.52 95.81 5.50 0.55 9.93 3.88 70.56
Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.04 0.00 0.00 0.04 99.811.41 1.41 0.00 0.00
Belanja Tak Terduga 10.00 2.39 23.94 3.00 1.85 61.75 2.09 69.58
Belanja Tak Terduga 10.00 2.39 23.94 3.00 1.85 61.75 2.09 69.580.75 0.75 100.00 0.75 0.00 0.00 0.00
Transfer 306.38 298.92 97.56 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85
Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 306.38 298.92 97.56 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85
Bagi Hasil Pajak 306.38 0.00 0.00 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85
S.D TRW IV-2013S.D TRW IV-2012 S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
70
Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)
Secara tahunan, penerimaan pemerintah pusat di wilayah Jambi mencapai
Rp3,03 triliun, meningkat 13,33% dibandingkan tahun lalu (Rp2,67 triliun) (Tabel
4.4.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak
dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan
(PPh). Sebaliknya, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami
penurunan yang tajam (42,21%) dibanding tahun lalu, seiring dengan
menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari penurunan ekspor Jambi.
Berdasarkan komposisinya, penerimaan terbesar di triwulan IV 2013
adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp1,15 triliun
(93,91%) (Gambar 4.1). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah
Nominal (%)
I Pajak Dalam Negeri 2.081.822.299.370 2.319.593.343.544 2.729.794.012.140 410.200.668.596 17,68
P P h 970.495.765.733 1.125.662.661.513 1.188.473.817.686 62.811.156.173 5,58
P P N 1.013.657.429.900 1.082.521.611.367 1.422.162.817.144 339.641.205.777 31,38
P BB 63.432.348.172 73.502.930.423 79.299.219.577 5.796.289.154 7,89
L ainnya 33.909.324.565 37.808.616.241 39.853.297.733 2.044.681.492 5,41
II Pajak Perdagangan Int'l 267.767.474.540 95.737.529.298 55.328.329.722 (40.409.199.576) (42,21)
P endapatan Bea Mas uk 21.511.394.465 25.511.349.644 59.131.842.412 33.620.492.768 131,79
P endapatan Bea Keluar 246.256.080.075 70.226.179.654 (3.803.512.690) (74.029.692.344) (105,42)
III Penerimaan SDA 14.053.351.046 16.097.238.097 19.825.561.259 3.728.323.162 23,16
P endapatan P ertambangan Umum 13.755.115.046 16.085.652.549 19.810.268.877 3.724.616.328 23,15
P endapatan kehutanan 298.236.000 11.585.548 15.292.382 3.706.834 32,00
IV PNPB Lainnya 262.230.782.735 240.886.701.460 222.335.145.575 (18.551.555.885) (7,70)
V Pendapatan Hibah - 297.294.000 1.500.000.000 1.202.706.000 404,55
2.625.873.907.691 2.672.612.106.399 3.028.783.048.696 356.170.942.297 13,33
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Pertumbuhan ( yoy)Tahun 2012Tahun 2011 Tahun 2013REALISASI PENDAPATAN
Total Realisas i Pendapatan
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013
(dalam satuan Rupiah)
Nominal (%)
I Pajak Dalam Negeri 916.997.270.401 337.162.436.009 549.208.910.854 689.119.224.145 1.154.303.441.132 465.184.216.987 67,50
P P h 370.599.961.443 191.414.759.997 316.456.732.449 285.764.485.084 394.837.840.156 109.073.355.072 38,17
P P N 485.549.444.342 133.773.975.504 216.087.854.420 368.960.087.878 703.340.899.342 334.380.811.464 90,63
P BB 50.587.306.271 2.588.428.511 6.163.734.985 24.568.906.574 45.978.149.507 21.409.242.933 87,14
L ainnya 10.230.858.345 9.380.411.997 10.500.589.000 9.825.744.609 10.146.552.127 320.807.518 3,26
II Pajak Perdagangan Int'l 20.262.129.120 (2.511.236.688) 7.871.512.700 23.806.862.930 26.161.190.780 2.354.327.850 9,89
P endapatan Bea Mas uk 9.405.899.000 4.513.511.152 7.869.011.660 21.323.765.300 25.425.554.300 4.101.789.000 19,24
P endapatan Bea Keluar 10.856.230.120 (7.024.747.840) 2.501.040 2.483.097.630 735.636.480 (1.747.461.150) (70,37)
III Penerimaan SDA 3.624.678.605 3.171.534.731 3.919.588.758 6.373.675.967 6.360.761.803 (12.914.164) (0,20) P endapatan P ertambangan
Umum 3.624.678.605 3.171.534.731 3.919.588.758 6.358.383.585 6.360.761.803 2.378.218 0,04
P endapatan kehutanan - - - 15.292.382 - (15.292.382) (100,00)
IV PNPB Lainnya 37.121.214.944 77.491.525.330 35.586.283.429 68.408.176.143 40.849.160.673 (27.559.015.470) (40,29)
978.302.587.070 415.314.259.382 596.586.295.741 787.707.939.185 1.229.174.554.388 441.466.615.203 56,04
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Total Realisas i Pendapatan
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Pertumbuhan ( qt q)REALISASI PENDAPATAN Triwulan IV 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013
Keuangan Pemerintah Dareah
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
71
untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp703,34 miliar (57,22%) diikuti
oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 394,84 miliar (32,12%) (Gambar 4.2.).
Gambar 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat
di Provinsi Jambi (%)
Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam
Negeri di Provinsi Jambi (%)
Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV
2013 terealisasi sebesar Rp2,07 triliun, meningkat Rp804,21 miliar (63,76%)
dibanding triwulan lalu (Tabel 4.5.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari
peningkatan belanja modal Rp490,19 miliar (111,44%) dan peningkatan belanja
barang sebesar Rp271,75 miliar (88,55%). Peningkatan tersebut seiring dengan
realisasi anggaran yang cenderung menumpuk di akhir tahun.
Tabel 4.5. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013 (dalam satuan Rupiah)
93.91%
2.13%
0.52%
3.32%
Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Int'l
Penerimaan SDA PNPB Lainnya
34.21%
60.93%
3.98%0.88%
PPh PPN PBB Lainnya
Nominal (%)
I Belanja Pegawai 330.954.982.607 302.802.700.720 364.055.709.999 414.107.715.237 364.056.711.891 (50.051.003.346) (12,09)
Belanja Gaji dan Tunjangan 322.845.286.610 298.192.456.868 357.074.895.098 404.647.198.258 348.948.826.253 (55.698.372.005) (13,76)
Belanja Honorarium/Lembur/
Vakas i/Tunj Khus us
8.688.636.842 4.969.420.683 7.526.047.169 10.150.401.284 15.107.885.638 4.957.484.354 48,84
Belanja Kontribus i S os ial (578.940.845) (359.176.831) (545.232.268) (689.884.305) - 689.884.305 (100,00)
II Belanja Barang 446.157.560.811 63.981.878.532 264.286.585.352 306.907.420.115 578.660.326.190 271.752.906.075 88,55
Belanja Barang 285.590.754.532 35.427.707.973 158.629.762.956 188.318.369.785 379.289.773.569 190.971.403.784 101,41
Belanja J as a 29.987.884.836 6.798.870.085 19.747.102.327 25.459.862.292 46.020.386.140 20.560.523.848 80,76
Belanja P erjalanan 65.238.502.401 12.875.526.052 43.020.675.931 47.408.849.543 98.463.100.528 51.054.250.985 107,69
Belanja P emeliharaan 57.475.294.577 8.879.774.422 42.889.044.138 38.764.412.778 48.355.802.953 9.591.390.175 24,74
III Belanja Bantuan Sos ial 132.401.647.585 471.303.297 112.579.486.149 100.471.223.455 192.714.024.898 92.242.801.443 91,81
Belanja Bantuan S os ial L embaga
P endidikan dan P eribadatan
132.401.647.585 471.303.297 112.579.486.149 100.471.223.455 192.714.024.898 92.242.801.443 91,81
IV Belanja Lain-Lain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 80.094.000 319,90
Belanja L ain-Lain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 80.094.000 319,90
V Belanja Modal 918.306.934.954 79.203.419.488 254.028.928.247 439.871.831.046 930.059.325.289 490.187.494.243 111,44
Belanja Modal Tanah 1.144.880.200 - 933.200.000 2.749.740.000 3.007.107.440 257.367.440 9,36
Belanja Modal P eralatan dan 292.765.800.980 4.996.438.688 18.619.481.610 32.295.335.165 260.653.968.883 228.358.633.718 707,09
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
95.228.031.197 1.267.372.900 12.434.565.680 37.668.282.685 137.707.786.946 100.039.504.261 265,58
Belanja Modal J alan, Irigas i, dan
J aringan
519.194.326.792 72.572.958.900 218.580.074.257 360.613.991.796 510.942.743.770 150.328.751.974 41,69
Belanja Modal F is ik L ainnya 9.973.895.785 366.649.000 3.461.606.700 6.544.481.400 16.621.021.750 10.076.540.350 153,97
1.829.899.527.860 446.552.168.437 995.074.157.997 1.261.383.226.853 2.065.595.519.268 804.212.292.415 63,76
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Total Realisas i Belanja
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Pertumbuhan ( qt q)REALISASI BELANJ A Triwulan IV 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
72
Sepanjang tahun 2013, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi terealisasi
sebesar Rp4,77 triliun, meningkat Rp469,9 miliar (10,93%) dibanding tahun lalu
(Tabel 4.6.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja
barang sebesar Rp243,47 miliar (25,09%) dan peningkatan belanja pegawai
sebesar Rp140,46 miliar (10,77%). Sementara itu, belanja modal hanya meningkat
7,63% dibanding tahun lalu. Mengingat tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2013,
dapat dikatakan bahwa secara riil tidak terjadi peningkatan belanja modal
dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 4.6. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)
Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
Nominal (%)
I Belanja Pegawai 1.148.579.127.781 1.304.558.576.329 1.445.022.837.847 140.464.261.518 10,77
Belanja Gaji dan Tunjangan 1.131.389.450.378 1.275.582.955.585 1.408.863.376.477 133.280.420.892 10,45
Belanja Honorarium/Lembur/ Vakas i/Tunj
Khus us
17.917.436.181 30.357.141.560 37.753.754.774 7.396.613.214 24,37
Belanja Kontribus i S os ial (727.758.778) (1.381.520.816) (1.594.293.404) (212.772.588) 15,40
II Belanja Barang 868.595.428.477 970.364.470.196 1.213.836.210.189 243.471.739.993 25,09
Belanja Barang 526.967.747.099 600.209.131.538 761.665.614.283 161.456.482.745 26,90
Belanja J as a 62.919.139.704 68.499.682.717 98.026.220.844 29.526.538.127 43,10
Belanja P erjalanan 153.610.278.982 145.922.929.237 201.768.152.054 55.845.222.817 38,27
Belanja P emeliharaan 112.975.648.744 140.089.047.897 138.889.034.291 (1.200.013.606) (0,86)
Belanja L ayanan Umum 12.122.613.948 15.643.678.807 13.487.188.717 (2.156.490.090) (13,79)
III Belanja Bantuan Sos ial 567.398.153.037 432.228.084.185 406.236.037.799 (25.992.046.386) (6,01)
Belanja Bantuan S os ial 293.048.169.107 432.228.084.185 406.236.037.799 (25.992.046.386) (6,01)
Belanja L embaga S os ial L ainnya 274.349.983.930 - - - -
IV Belanja Lain-Lain 24.172.683.395 8.313.607.612 346.482.650 (7.967.124.962) (95,83)
Belanja L ain-Lain 24.172.683.395 8.313.607.612 346.482.650 (7.967.124.962) (95,83)
V Belanja Modal 1.341.799.884.712 1.582.427.919.131 1.703.163.504.070 120.735.584.939 7,63
Belanja Modal Tanah 4.144.674.128 1.606.692.200 6.690.047.440 5.083.355.240 316,39
Belanja Modal P eralatan dan Mes in 245.927.469.796 360.733.120.593 316.565.224.346 (44.167.896.247) (12,24)
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 155.259.892.120 155.359.269.801 189.078.008.211 33.718.738.410 21,70
Belanja Modal J alan, Irigas i, dan J aringan 924.385.778.708 1.049.399.676.120 1.162.709.768.723 113.310.092.603 10,80
Belanja Modal F is ik L ainnya 11.378.870.196 15.329.160.417 26.993.758.850 11.664.598.433 76,09
3.952.746.244.049 4.298.708.701.022 4.768.605.072.555 469.896.371.533 10,93
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Pertumbuhan ( yoy)
Total Realisas i Belanja
Tahun 2012Tahun 2011 Tahun 2013REALISASI BELANJ A
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Belanja Lain-Lain
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Barang
Belanja Pegawai
Belanja Modal
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2013
Belanja Modal
Belanja Lain-Lain
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Barang
Belanja Pegawai
73
BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari
95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2014
meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230. UMP tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat.
A. Upah Minimum Provinsi (UMP)
UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari
Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-, sesuia dengan KHL Jambi (Rp.1.502.226,-)
namun lebih tinggi dari pada angka inflasi Jambi tahun 2013 (8,74%). Sementara
itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di urutan keempat
terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih tinggi
dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat (tabel 5.1.).
Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera
Sumber : Dinsosnakertrans Provinsi Jambi
Berdasarkan diskusi dengan dengan beberapa asosiasi perusahaan dan PKL
yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi, didapatkan informasi bahwa
2012 2013 2014
1 SUMSEL 1,195,220 1,350,000 1,825,600 35.23
2 NAD 1,400,000 1,550,000 1,750,000 12.90
3 RIAU 1,238,000 1,400,000 1,700,000 21.43
4 KEPRI 1,015,000 1,365,087 1,665,000 21.97
5 BANGKA BELITUNG 1,100,000 1,265,000 1,640,000 29.64
6 SUMUT 1,200,000 1,305,000 1,505,850 15.39
7 JAMBI 1,142,500 1,300,000 1,502,230 15.56
8 SUMBAR 1,150,000 1,350,000 1,490,000 10.37
9 LAMPUNG 975,000 1,150,000 1,399,037 21.66
10 BENGKULU 930,000 1,200,000 1,350,000 12.50
%No ProvinsiUMP
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
74
kenaikan UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi karena
mayoritas perusahaan telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari UMP
dan sebagian besar perusahaan menyiasati kenaikan UMP tersebut dengan
efektifitas dan efisiensi kerja.
B. Kemiskinan
Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada
bulan September 2013 meningkat 9,08% menjadi Rp307.885/bulan/orang (tabel
5.2.). Dari nilai tersebut 77,37% dipergunakan untuk kebutuhan makanan.
Apabila dirinci menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota
lebih tinggi yaitu mencapai Rp369.835/orang/bulan sementara untuk masyarakat
desa sebesar Rp280.660/orang/bulan.
Tabel 5.2. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi
Sumber: Susenas 2013
Masyarakat yang tergolong di bawah garis kemiskinan, yaitu yang
memiliki penghasilan rata-rata kurang dari Rp307.885/orang/bulan mencapai
281,57 ribu orang, meningkat 8,42% dari semester sebelumnya (266,15 ribu
orang) (tabel 5.3.). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi di kota
dan di desa. Jumlah penduduk miskin di kota naik yaitu dari 100,00 ribu orang
menjadi 106,36 ribu orang dan jumlah penduduk miskin di desa dari 166,15 ribu
orang menjadi 175,20 ribu orang.
Berdasarkan lokasinya, persentase jumlah penduduk miskin di kota (10,41%)
lebih tinggi dibandingkan persentase jumlah penduduk miskin di desa (7,54%).
MakananNon
MakananTotal
%GK
MakananMakanan
Non
MakananTotal
%GK
Makanan
Kota 246,632 91,298 337,930 72.98 274,696 95,139 369,835 74.28
Perdesaan 204,441 53,967 258,408 79.12 222,196 58,464 280,660 79.17
Kota + Desa 217,384 65,419 282,803 76.87 238,224 69,661 307,885 77.37
Maret 2013
(dalam satuan Rp/orang/bulan)
September 2013
(dalam satuan Rp/orang/bulan)
Wilayah
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
75
Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Miskin
Sumber; Susenas 2013
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog
Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal
penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin)
kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin
mencapai sebesar 12.458 ton, naik 15,77% dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mencapai 10.761 ton (grafik 5.1). Selama tahun 2013 terdapat penyaluran
raskin sebanyak 15 kali yang dilakukan secara bertahap sejak bulan Juli 2013
sampai dengan Desember 2014.
C. Kesejahteraan
Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara
lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan
Desember 2013, NTP sebesar 97,21 atau naik 169 bps dibandingkan September
2013.1
Peningkatan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani, kecuali
peternak unggas.
1
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang
dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian
dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai
cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar
dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini
dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di
perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks
dapat dijaga ketepatannya.
Maret 2013 September 2013 Maret 2013 September 2013
Kota 9.89 10.41 100.00 106.36
Perdesaan 7.27 7.54 166.15 175.20
Kota + Desa 8.07 8.42 266.15 281.57
Jumlah Penduduk Miskin
(dalam satuan ribu)
WilayahPersentase Penduduk Miskin
(dalam satuan %)
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
76
Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100)
Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)
Des Mar Juni Sept Des
1 Tanaman Padi Palawija
a Indeks Diterima Petani 102.34 102.80 102.13 104.73 105.74 1.01
b Indeks Dibayar Petani 102.51 104.58 105.91 110.14 111.08 0.94
Nilai Tukar Petani (NTP-P) 99.84 98.30 96.43 95.09 95.19 0.10
2 Hortikultura
a Indeks Diterima Petani 100.32 102.97 103.24 104.70 105.74 1.04
b Indeks Dibayar Petani 102.53 104.50 105.81 110.08 111.08 1.00
Nilai Tukar Petani (NTP-H) 97.83 98.54 97.56 95.11 95.19 0.08
3 Tanaman Perkebunan Rakyat
a Indeks Diterima Petani 99.52 102.45 102.83 104.06 108.63 4.57
b Indeks Dibayar Petani 101.30 103.50 104.72 109.74 110.58 0.84
Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 98.25 99.00 98.21 94.93 98.24 3.31
4 Peternakan
a Indeks Diterima Petani 105.03 105.38 107.14 110.20 105.89 -4.31
b Indeks Dibayar Petani 94.88 96.10 97.13 100.22 108.64 8.42
Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 110.71 109.67 110.31 109.96 97.47 -12.49
5 Perikanan
a Indeks Diterima Petani 101.72 102.38 104.02 106.76 107.25 0.49
b Indeks Dibayar Petani 101.85 103.36 104.39 108.35 109.49 1.14
Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 99.02 99.07 99.67 98.53 97.95 -0.58
a INDEKS YANG DITERIMA (It) 100.57 102.40 102.64 104.52 107.26 2.74
b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 101.69 103.70 104.95 109.40 110.33 0.93
c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 98.88 98.73 97.78 95.52 97.21 1.69
2012 2013
PERUBAHAN (%)
( Sept ke Des)
PROVINSI JAMBI
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK
77
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2014
diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2013. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga yang didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta
meningkatnya konsumsi pemerintah sehubungan dengan persiapan pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) diperkirakan masih menjadi kontributor utama
pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran,
kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian,
serta perdagangan, hotel dan restoran.
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Penyebab
utama meningkatnya harga-harga di triwulan I 2014 diperkirakan berasal dari
kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya curah hujan
berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi
tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi barang.
Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan menaikkan
harga jual.
Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg serta
kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan berpotensi
memberikan tekanan inflasi. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: masih terdepresiasinya nilai
tukar rupiah, rencana Pemerintah menaikkan kembali tarif tenaga listrik (TTL),
dan meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
78
A. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%). Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 8,0
8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara
proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-
7,7% seiring dengan menguatnya pemulihan ekonomi global disertai harga
komoditas ekspor yang terus membaik.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama
perekonomian di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan
penghasilan tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan
konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan
hasil liaison pada perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan
meningkat seiring kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang
Pemilu. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan
Pemilu juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga
akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya harga komoditas di
pasar global diperkirakan berimbas pada membaiknya pendapatan masyarakat
sehingga mendorong kembali konsumsi rumah tangga. Namun demikian,
investasi diperkirakan akan sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya
perekonomian global dan kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan
BI rate.
Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang
yang diperkirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan, hasil SKDU
triwulan IV-2013 juga menyatakan bahwa responden memandang bahwa
perekonomian triwulan mendatang cenderung menurun dibandingkan triwulan
laporan. Hal ini tercermin dari nilai SBT perkiraan perkembangan dunia usaha
pada triwulan I 2014 yang negatif (SBT -1,38). Penurunan perkembangan usaha
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
79
tersebut diperkirakan terjadi pada sektor pertanian khususnya tanaman bahan
makanan dan perkebunan karet serta sektor pengangkutan dan komunikasi.
Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha
Sektor pertanian diperkirakan tumbuh melambat pada triwulan
mendatang terutama disebabkan oleh penurunan sub sektor tanaman bahan
makanan (tabama). Namun demikian, masih membaiknya produksi sub sektor
tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit, mampu mendorong sektor
pertanian tetap tumbuh meskipun terbatas. Masa panen perkebunan kelapa
sawit diperkirakan masih berlanjut sampai triwulan mendatang. Di samping itu,
masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah serta semakin membaiknya harga
internasional dapat menjadi insentif bagi petani.
Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan
dengan tingginya curah hujan di Provinsi Jambi (data BMKG). Selain itu, adanya
himbauan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) untuk
menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai salah satu upaya
mendongkrak harga karet turut menjadi penyebab menurunnya produksi karet.
Triwulan
I-2013
Triwulan
II-2013
Triwulan
III-2013
Triwulan
IV-2013
Triwulan
I-2014*)
1 Pertanian 0.73 (0.73) 1.46 - (0.73)
2 Pertambangan dan Penggalian (3.13) (1.04) - 1.04 -
3 Industri Pengolahan - - 1.11 - -
4 Listrik dan Air Minum 0.32 0.13 (0.16) - -
5 Bangunan - - (0.69) - -
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.85) - (0.85) 0.85 -
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.95 1.30 (0.65) - (0.65)
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.37 1.37 1.37 1.82 -
9 Jasa-jasa (1.03) - (1.55) (0.52) -
(0.64) 1.05 0.05 1.11 (1.38)
Saldo Bersih Tertimbang
No Sektor/Subsektor
Total
Keterangan : *) Angka perkiraan
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
80
Namun demikian, peningkatan harga karet terkait masih terdepresiasinya nilai
tukar rupiah dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang.
Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali
menghasilkan produksi seperti sebelumnya karena terjadinya penurunan produksi
dari sumur-sumur minyak bumi eksisting (faktor usia) serta masih maraknya
pencurian minyak pada jalur pipa penyaluran Tempino-Plaju.
Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih
akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat
bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional dan
investasi pemerintah daerah. Meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit
akan diikuti oleh peningkatan produksi pada sektor industri pengolahan.
Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan
meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu akan diikuti juga
dengan meningkatnya perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga
mendorong pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi.
B. Proyeksi Inflasi
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.
Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 adalah angka perkiraan
m-t-m (%)
2010 2011 2012 2013 2014
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
81
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan diperkirakan
berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya
curah hujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra
produksi tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi
barang. Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan
menaikkan harga jual. Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji
ukuran 12 kg serta kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan
berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-o-y (%)
2010 2011 2012 2013 2014
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-t-d (%)
2010
2011
2012
2013
2014
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
82
Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di
triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, mobil, serta beberapa
komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, bawang merah
dan bayam.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi
meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan
harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga
TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara
langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan
yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.
Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi
pada periode triwulan I tahun 2014.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup
mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras
di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga
beras. Namun demikian, khusus untuk raskin, BULOG mencatat bahwa realisasi
penyalurannya masih rendah karena terkendala pengkinian data penerima raskin
oleh Pemerintah Daerah. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi, harga
beras premium di pasaran berpotensi meningkat karena permainan harga oleh
pedagang yang pada akhirnya akan memberikan tekanan pada laju inflasi.
C. Rekomendasi Kebijakan
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV 2013 serta proyeksi ekonomi
triwulan I 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
Inflasi kota Jambi pada akhir tahun 2013 tercatat pada level yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 8,74%(yoy). Tingginya laju inflasi tersebut
memberikan dampak bagi meningkatnya angka garis kemiskinan di
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
83
Provinsi Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya penguatan
peran TPID dalam menahan laju inflasi melalui tindakan yang intens dan
nyata. Salah satu hal yang perlu segera mendapatkan respon dari
Pemerintah Daerah adalah percepatan pembentukan TPID tingkat
Kabupaten/Kota sesuai amanat Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Sampai
dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 8 (tujuh) TPID,
yaitu TPID Provinsi Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Merangin, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Sungai
Penuh dan Kabupaten Batanghari. Ke depan, selain memiliki tugas untuk
mengendalikan laju inflasi daerah, TPID diharapkan dapat menjadi
wadah/forum untuk melakukan evaluasi program kerja dan pemantauan
realisasi anggaran masing-masing anggota TPID karena penumpukan
realisasi anggaran di akhir tahun anggaran menjadi salah satu penyebab
tingginya laju inflasi di akhir tahun.
2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi
terbesar)
Salah satu penyebab utamanya inflasi di Provinsi Jambi pada triwulan
laporan adalah tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar
akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-
kartel besar untuk membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka.
Kondisi tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan yang
akan datang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik
antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya
untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman
pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif untuk mencukupi
kebutuhan domestik Provinsi Jambi. Tanaman pangan yang menjadi
prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jambi antara lain cabe merah,
bawang merah, dan padi. Program ketahanan dapat dikembangkan lebih
lanjut menjadi program kawasan pertanian terpadu dengan
menggabungkan pertanian dan peternakan. Selain mengendalikan laju
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
84
inflasi, program tersebut juga dapat menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi
Sebagai upaya untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
terhadap harga barang/jasa khususnya komoditas sembako, perlu adanya
peran aktif Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk secara rutin menyampaikan perkembangan harga
sembako kepada masyarakat melalui media cetak atau elektronik. Salah
satu media yang kami rekomendasikan adalah website Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Penurunan produksi migas
Penurunan produksi migas di Provinsi Jambi yang berdampak pada
turunnya PDRB salah satunya disebabkan oleh usia sumur minyak yang
sudah tua dan tidak optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
dilakukan pencarian dan pengeboran sumur-sumur minyak yang baru agar
produksi migas kembali meningkat. Kegiatan pengeboran sumur-sumur
migas yang baru tersebut perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah
Daerah khususnya terkait kelancaran perizinan.
5. Batu Bara dan Mineral Lainnya
Terkait penerapan kebijakan ekspor mineral, mengupayakan
pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu
bara sebagai bahan baku sehingga dapat memberikan nilai tambah
ekonomi baik secara domestik maupun ekspor sehingga mendorong
kinerja ekonomi decara keseluruhan.
6. Melambatnya produksi karet
Melambatnya produksi karet pada triwulan laporan disebabkan antara lain
karena tingginya curah hujan dan himbauan GAPKINDO untuk
menurunkan produksi dan ekspor karet sebagai upaya untuk
mendongkrak harga karet. Faktor cuaca dan himbauan GAPKINDO
tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan mendatang.
Oleh karena itu, Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu memanfaatkan
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
85
momen tersebut untuk lebih menggiatkan sosialisasi kepada petani karet
agar memproduksi karet yang bersih dan berkualitas tinggi. Selama ini
produksi karet di Indonesia termasuk Jambi terkenal dengan karetnya yang
kotor. Dengan adanya pemahaman yang baik dari petani, diharapkan
akan menambah nilai jual produksi karet pada saat musim kemarau
nantinya sehingga memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang
semakin baik. Selain program sosialisasi karet bersih, perlu dilakukan
peremajaan kembali tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif
lagi.
7. Permasalahan distribusi barang
a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi
Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:
i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di
Provinsi Jambi.
ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur
distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi
Jambi.
iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain
termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di
dalam Provinsi Jambi.
iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi
Jambi.
b) Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga
menurunkan biaya dari produsen.
c) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga.
d) Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya
mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di
pasar tradisional dapat berkurang.
8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 5,016,585.12 5,298,376.79 5,565,256.28 5,683,086.48 5,971,772.56 6,217,875.04 6,522,244.93 6,686,797.43
a. Tanaman Bahan Makanan 1,485,640.95 1,569,823.92 1,607,751.37 1,632,962.43 1,727,770.15 1,827,424.70 1,895,281.71 1,935,848.81
b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312.24 3,134,775.37 3,296,856.36 3,418,269.66 3,614,425.67 3,702,361.58
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515.43 312,898.36 332,875.20 338,505.33 356,074.73 363,242.25
d. K e h u t a n a n 302,634.01 316,348.28 329,476.68 350,662.21 355,399.40 366,836.69 376,599.81 397,857.15
e. P e r i k a n a n 226,907.33 236,084.65 247,200.55 251,788.11 258,871.45 266,838.66 279,863.01 287,487.63
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 3,068,263.29 3,231,945.66 3,593,267.19 3,776,936
a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,181.78 2,754,472.08 2,422,411.90 2,554,075.81 2,877,768.89 3,057,245.53
b. Pertambangan Tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730.24 468,001.07 446,195.32 472,808.69 501,689.75 497,291.64
c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,525.91 189,016.27 199,656.07 205,061.16 213,808.55 222,398.70
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 2,172,087.06 2,261,908.33 2,291,839.68 2,410,652.36
a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,327.55 188,330.74 208,463.51 220,697.16
1). Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,327.55 188,330.74 208,463.51 220,697.16
2). Gas Alam cair - - - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 1,988,759.51 2,073,577.59 2,083,376.17 2,189,955.20
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,450.57 810,168.68 806,626.40 841,375.63 844,470.51 883,187.47
2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 8,648.80 9,525.38 10,165.68 10,363.53 10,689.07 11,274.45 11,376.11 12,269.61
3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,532.53 912,456.49 928,380.17 964,935.40 969,402.60 1,012,252.85
4). Kertas dan Barang cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019.44 94,268.28 93,396.63 98,986.66 97,796.86 116,093.62
5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 40,096.87 43,399.10 46,232.48 46,583.82 49,869.66 52,071.48 52,817.81 53,980.98
6). Semen & Brg. galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463.26 66,347.81 70,329.82 74,663.41 75,472.38 79,618.56
7). Logam dasar Besi dan baja - - - - - - - -
8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,263.57 9,525.61 9,717.90 9,934.58 10,086.44 10,190.94
9). Barang Lainnya 17,567.12 17,988.09 18,874.60 19,233.15 19,749.85 20,335.97 21,953.45 22,361.16
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 157,350.08 161,960.15 169,859.09 182,347.73 194,379.77 202,297.99 208,004.86 216,046.33
a. L i s t r i k 134,936.23 138,845.24 145,080.39 155,791.31 166,886.62 174,363.66 178,987.32 185,972.95
b. G a s - - - - - - - -
c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,778.70 26,556.42 27,493.15 27,934.33 29,017.54 30,073.38
5. B A N G U N A N 758,442.88 827,389.16 917,311.62 1,079,268.04 1,129,112.93 1,194,460.17 1,246,655.98 1,303,343.74
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 3,314,540.62 3,517,359.19 3,737,606.36 3,955,679
a. Perdagangan Besar dan eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300.22 2,896,370.48 3,070,246.47 3,262,163.67 3,475,753.61 3,684,782.45
b. H o t e l 36,258.81 38,316.91 40,338.37 42,318.81 41,890.91 44,893.11 46,599.70 47,982.27
c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,553.77 193,691.77 202,403.23 210,302.40 215,253.04 222,914.41
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 1,252,501.63 1,319,243.93 1,399,242.22 1,428,029
a. P e n g a n g k u t a n 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 1,151,503.14 1,215,526.91 1,290,672.72 1,315,925
1). Angkutan Rel - - - - - - - -
2). Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,972.50 786,783.27 808,948.93 843,612.07 903,824.42 920,118.17
3). Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442.26 123,969.35 121,378.93 125,810.75 124,558.91 126,660.50
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 43,624.84 44,186.13 44,452.13 44,739.56 45,059.81 45,752.76 46,448.37 46,713.71
5). Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,525.70 133,492.23 116,106.83 138,527.30 151,592.01 157,064.54
6). Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,940.64 57,013.59 60,008.65 61,824.03 64,249.01 65,368.36
b. K o m u n i k a s i 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 100,998.49 103,717.01 108,569.50 112,104
1). Pos & Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581.09 95,856.24 99,446.37 102,121.60 106,902.60 110,426.94
2). Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443.07 1,493.19 1,552.11 1,595.41 1,666.90 1,677.26
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 1,044,375.39 1,100,958.73 1,151,165.14 1,171,046
a. B a n k 391,502.56 415,728.13 443,397.29 479,823.74 496,968.65 533,072.73 561,418.57 578,985.11
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,147.63 68,972.92 71,650.88 75,441.55 80,595.51 82,329.14
c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,585.93 4,766.54 4,911.47 5,134.08 5,422.42 5,599.71
d. Sewa bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545.20 436,675.01 456,482.03 472,557.24 488,614.95 488,742.04
e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393.48 13,787.02 14,362.36 14,753.14 15,113.69 15,389.66
9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 1,718,010.24 1,782,578.22 1,852,455.96 1,913,630
a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 1,465,920.70 1,518,446.71 1,579,361.73 1,632,285
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,235.65 998,307.85 1,024,118.26 1,060,773.49 1,118,184.66 1,158,604.93
2). Jasa Pemerintahan Lainnya 392,895.74 403,457.43 418,108.82 431,739.39 441,802.44 457,673.22 461,177.07 473,680.40
b. S w a s t a 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 252,089.54 264,131.50 273,094.23 281,345
1). Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285.45 174,513.61 179,224.48 188,802.93 196,420.44 203,597.21
2). Hiburan dan Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938.37 11,167.10 11,548.42 11,980.05 12,315.47 12,523.76
3). Perorangan dan Rumah Tangga 55,830.37 57,100.76 59,452.64 60,187.96 61,316.64 63,348.52 64,358.32 65,224.18
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16,752,312 17,611,131 18,702,508 19,568,123 19,865,043 20,828,627 22,002,482 22,862,160
P D R B TANPA MIGAS 14,258,749 15,032,370 15,900,325 16,626,337 17,259,304 18,086,221 18,916,250 19,584,218
Jumlah Migas 2,493,563 2,578,761 2,802,182 2,941,786 2,605,739 2,742,407 3,086,232 3,277,943
20132012LAPANGAN USAHA
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
2013
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 1,561,622.94 1,600,976.02 1,637,790.29 1,648,803.26
a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828.02 543,671.66 550,766.84 576,307.19 590,278.38 596,391.24
b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,429.73 768,966.73 779,128.38 790,735.90 808,013.24 808,976.11
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481.08 99,710.99 100,714.53 101,556.19 103,672.99 105,273.26
d. K e h u t a n a n 64,936.63 66,745.15 68,202.32 71,814.36 71,551.90 72,021.82 73,364.72 75,150.61
e. P e r i k a n a n 56,254.56 57,291.46 58,791.11 58,701.52 59,461.29 60,354.93 62,460.97 63,012.03
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 631,830.47 673,057.36 722,804.98 728,062.59
a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,084.93 540,846.09 459,862.28 496,262.73 539,759.52 544,443.46
b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,902.99 119,013.97 106,265.49 110,214.77 115,406.96 114,944.91
c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818.11 64,405.22 65,702.71 66,579.87 67,638.50 68,674.22
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 655,487.55 671,714.98 664,067.51 685,824.41
a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,014.75 36,241.09 39,495.13 40,385.34
1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,014.75 36,241.09 39,495.13 40,385.34
2). Gas Alam cair - - - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 619,472.80 635,473.89 624,572.37 645,439.07
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 46,271.02 46,979.14 47,410.20 47,953.26
a. L i s t r i k 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,062.65 40,515.14 41,202.85 41,585.53 42,032.20
b. G a s - - - - - - - -
c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,671.78 5,755.88 5,776.29 5,824.67 5,921.06
5. B A N G U N A N 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,422.77 300,356.07 307,979.73 314,195.58 322,978.16
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 979,291.92 1,008,493.90 1,043,019.15 1,092,863.60
a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149.06 903,418.02 930,714.61 964,381.64 1,012,942.08
b. H o t e l 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877.10 16,375.11 17,317.72 17,562.37 17,901.04
c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,209.70 59,498.79 60,461.57 61,075.15 62,020.48
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 382,249.09 392,716.44 409,808.35 414,048.08
a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 346,530.18 356,529.80 372,732.32 376,374.75
1). Angkutan Rel - - - - - - - -
2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,067.56 224,062.31 226,597.48 239,937.46 242,800.99
3). Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760.25 44,241.72 45,247.66 44,736.85 44,751.21
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,075.94 18,162.57 18,282.07 18,439.89 18,461.37
5). Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,610.77 38,031.78 43,983.81 46,633.85 47,067.80
6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,217.78 22,031.78 22,418.78 22,984.28 23,293.37
b. K o m u n i k a s i 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 35,718.91 36,186.64 37,076.03 37,673.33
1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,295.59 35,337.00 35,800.43 36,681.76 37,277.28
2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372.43 381.91 386.21 394.27 396.05
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 308,798.33 315,069.03 321,115.57 320,267.90
a. B a n k 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,696.98 172,940.80 177,524.95 181,928.21 182,766.57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017.25 16,194.92 16,518.91 17,056.46 17,108.18
c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,665.75 1,688.50 1,724.75 1,779.71 1,801.27
d. Sewa bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803.39 113,565.33 114,841.98 115,844.02 114,023.62
e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,318.77 4,408.78 4,458.45 4,507.17 4,568.27
9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 408,617.24 416,034.56 421,417.92 429,300.38
a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 337,487.49 343,451.14 348,061.75 354,687.04
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,015.72 216,216.29 219,810.41 224,421.03 229,241.21
2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899.11 121,271.20 123,640.72 123,640.72 125,445.82
b. S w a s t a 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 71,129.74 72,583.42 73,356.16 74,613.34
1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240.45 45,854.26 47,173.58 47,594.98 48,731.07
2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,963.74 4,007.08 4,063.63 4,148.92 4,200.15
3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 21,268.41 21,346.20 21,612.27 21,682.12
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,525 5,433,021 5,581,630 5,690,102
P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 4,486,161 4,621,726 4,743,343 4,778,648 4,900,517 5,002,375 5,105,273
Jumlah Migas 496,668 524,082 552,798 577,925 495,877 532,504 579,255 584,829
2012LAPANGAN USAHA
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013
1. Konsumsi Rumah Tangga 10,249,899 10,741,320 11,153,704 11,250,422 11,627,325 12,311,042 12,564,506
1.1. Makanan 6,417,265 6,691,116 6,778,506 7,010,477 7,210,065 7,587,242.18 7,705,912.70
1.2. Non Makanan 3,832,634 4,050,203 4,375,198 4,239,945 4,417,259 4,723,800 4,858,593
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 113,045 118,368 121,909 125,668 130,729 137,699 141,301
3. Konsumsi Pemerintah 3,172,848 3,303,815 3,352,018 3,195,439 3,308,439 3,473,798 4,412,263
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,115,877 3,336,579 3,564,142 3,697,774 3,841,367 4,041,221 4,259,987
5. Perubahan Stok 475,637 473,567 505,644 531,668 559,834 540,113 583,985
6. Ekspor Barang dan Jasa 8,825,751 8,941,641 9,368,967 8,377,767 9,588,588 10,098,444 9,587,223.86
6.1. Ekspor Luar Negeri 4,938,620 3,664,121 4,876,696 3,336,128 4,325,871 4,419,738.71 4,381,496.58
6.2. Ekspor Antar Daerah 3,887,130 5,277,520 4,492,271 5,041,639 5,262,717 5,678,705.71 5,205,727.28
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 8,341,925 8,212,781 8,498,261 7,313,694 8,227,655 8,599,835 8,687,106
7.1. Impor Luar Negeri 218,818 330,659 386,981 204,991 381,682 1,007,555.51 1,580,387.88
7.2. Impor Antar Daerah 8,123,107 7,882,122 8,111,280 7,108,703 7,845,974 7,592,279.59 7,106,717.67
PDRB 17,611,131 18,702,508 19,568,123 19,865,043 20,828,627 22,002,482 22,862,160
Komponen
Komponen II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013
1. Konsumsi Rumah Tangga 3,360,579 3,441,819 3,467,011.76 3,482,976 3,515,299.35 3,594,996 3,620,634.99
1.1. Makanan 2,186,117 2,231,223 2,240,359.79 2,248,046 2,263,389.29 2,309,314 2,320,167.89
1.2. Non Makanan 1,174,462 1,210,596 1,226,651.97 1,234,930 1,251,910.05 1,285,682 1,300,467.10
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,712 34,574 35,149.54 35,508 36,355.02 37,246 37,811.85
3. Konsumsi Pemerintah 953,418 984,147 995,088.87 923,965 942,489.77 959,093 1,186,877.75
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 865,690 924,886 984,300.06 994,613 1,015,599.42 1,035,282 1,067,196.92
5. Perubahan Stok 161,820 158,560 170,711.44 176,618 183,262.62 172,835 182,721.14
6. Ekspor Barang dan Jasa 3,444,534 3,354,134 3,744,327.55 3,157,363 3,601,737.06 3,715,760.59 3,438,332.48
6.1. Ekspor Luar Negeri 2,224,168 1,655,700 2,218,567.11 1,509,279 1,933,219.86 1,922,832 1,806,682.82
6.2. Ekspor Antar Daerah 1,220,366 1,698,435 1,525,760.44 1,648,084 1,668,517.19 1,792,929 1,631,649.66
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,809,509 3,723,597 4,075,321.11 3,496,519 3,861,722.08 3,933,583.21 3,843,473.49
7.1. Impor Luar Negeri 89,566 132,542 153,172.82 80,748 149,119.37 388,328 585,097.16
7.2. Impor Antar Daerah 3,719,943.49 3,591,056 3,922,148.29 3,415,770.97 3,712,602.71 3,545,256 3,258,376.33
PDRB 5,010,243.27 5,174,523.98 5,321,268.11 5,274,524.62 5,433,021.16 5,581,629.55 5,690,101.64
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
Sumber: BPS Provinsi Jambi
komoditi 41,275.00 41,306.00 41,334.00 41,365.00 41,395.00 41,426.00 41,456.00 41,487.00 41,518.00 41,548.00 41,579.00 41,609.00
UMUM / TOTAL 141.15 141.88 142.02 141.91 142.71 144.61 149.31 151.10 149.71 151.01 150.68 151.28
BAHAN MAKANAN 162.00 162.64 162.65 162.29 162.70 165.70 173.77 177.51 169.60 172.72 170.15 170.27
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 164.77 165.50 166.29 166.40 168.12 168.53 169.76 170.54 173.14 173.37 174.46 175.78
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 129.52 130.42 130.56 130.77 132.74 132.79 133.23 134.18 135.72 137.61 138.23 138.98
SANDANG 136.44 135.96 135.28 134.15 132.75 133.01 132.66 133.79 135.69 135.08 134.81 135.44
KESEHATAN 123.27 123.83 123.83 123.92 124.31 124.35 124.53 124.53 124.90 124.93 125.68 126.17
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 131.19 131.57 131.65 131.46 131.44 131.56 132.60 132.65 132.77 132.79 133.03 133.11
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 111.68 112.87 112.92 112.94 113.10 118.53 130.44 132.49 131.48 131.68 131.76 132.35
TIM PENYUSUN
PENANGGUNG JAWAB
V. Carlusa, Poltak Sitanggang
KOORDINATOR PENYUSUN
Meily Ika Permata
TIM PENULIS
Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan
KONTRIBUTOR
Unit Statistik, Survei dan Liaison
Unit Operasional Kas
Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI
Tim Ekonomi dan Keuangan
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122
No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112
Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi
Email : [email protected], [email protected], [email protected]