bank indonesia menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai...

110
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Triwulan IV - 2013

Upload: dothu

Post on 10-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Triwulan IV - 2013

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 – 62112 www.bi.go.id/

Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

v

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan

IV-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun

komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders

internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku

usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)

diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan

ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro

regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,

ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi

dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan

IV-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 7,87% (yoy) menjadi 6,93%

(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan

perekonomian nasional yang tumbuh 5,72%. Perekonomian Jambi selama tahun IV-2013

menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia

(Rp1.987,53 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 8,74% (yoy) lebih tinggi

dari triwulan lalu 7,96% (yoy) dan inflasi nasional 8,38% (yoy). Perkembangan perbankan

juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit.

Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu

sebesar 121,66% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman,

ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,98%. Pembenahan sektor riil

secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan

terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan

yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi

pemerintah.

Dalam penyusunan KER triwulan IV-2013 kami banyak memperoleh support dari

dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh

karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang

akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Februari 2014

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

V. Carlusa

Kepala Perwakilan

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i

Daftar Tabel ......................................................................................... iii

Daftar Grafik ......................................................................................... v

Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1

BAB I. Ekonomi Makro Regional ........................................................ 5

A. Umum ............................................................................. 5

B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan.................................................................. ... 8

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 12

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 13

4. Sektor Industri Pengolahan........................................ .. 15

5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 16

C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 20

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 21

2. Investasi ................................................................... ... 23

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 25

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 26

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 29

Boks 1 Kebijakan GAPKINDO terhadap harga karet

........................................................................................................... 31

BAB II. Inflasi ................................................................................................. ..... 35

A. Kajian Umum ....................................................... ........................ 35

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .............................................. 37

1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ................ 40

2. Kelompok Makanan Jadi, minuman, Rokok dan tembakau....... . 43

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........ .. 43

4. Kelompok Sandang.................................................. ................. 44

5. Kelompok Kesehatan ............................................... ................ 44

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ ............... 44

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .......... 45

Boks 2.Mengetahui dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi bagi perekonomian

Jambi .......................... ..................................................................... 47

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran ................................................. 51

A. Perkembangan Kelembagaan ................................................ 51

B. Bank Umum .......................................................................... 52

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

ii

1. Perkembangan Aset Bank .............................................. 52

2. Perkembangan Dana Masyarakat.................................... 53

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................... 56

4. Undisbursed Loan........................................................... 58

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non

Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi ............................................................................. 59

6. Perkembangan Kredit UMKM ........................................ 61

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................... ......... 62

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai......... 63

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi......... 63

2. Penyediaan Uang Layak Edar......................................... 64

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan...... 64

4. Perkembangan Kliring Lokal.......................................... 65

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)................. 66

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ..................................... ... ......... 67

A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 ............................... 67

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 ............................ ......... 68

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah .......................... ......... 69

D. Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... ......... 73

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ................... ......... 73

A. Upah Minimum Provinsi (UMP) .............................................. 73

B. Kemiskinan ............................................................................ 74

C. Kesejahteraan ............................................................... ......... 75

BAB VI Prospek Perekonomian ....................................................... ......... 77

A. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. ......... 78

B. Proyeksi Inflasi ............................................................... ......... 80

C. Rekomendasi Kebijakan ........................................................... 82

Lampiran

Glosary

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6

1.2 Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi 7

1.3 Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi 9

1.4 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi 12

1.5 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 16

1.6 Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi 20

1.7 Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran 21

1.8 Indeks Tendensi Konsumen 23

1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 25

1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 27

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 38

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan IV -2013 39

3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 52

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 54

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 55

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 56

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi

Jambi 58

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 59

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 60

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 63

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 66

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun -2013 68

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun -2013 69

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

iv

4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Tahun 2013 70

4.4 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi

Jambi 70

4.5 Perkembangan Realsasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Tahun 2013 71

4.6 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 72

5.1 Perbandingan UMP Wilayah Sumatera 73

5.2 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi 74

5.3 Jumlah Penduduk Miskin 75

5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor ( 2012 = 100 ) 76

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha 79

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

v

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5

1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5

1.3 Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha 8

1.4 Produksi Padi 9

1.5 Produksi Jagung 10

1.6 Produksi Kedelai 10

1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10

1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11

1.9 Tingkat Hunian Hotel 13

1.10 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14

1.11 Lifting Minyak Bumi 14

1.12 Lifting Gas Alam 14

1.13 Perkembangan Produksi Karet Jambi 16

1.14 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17

1.15 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17

1.16 Perkembangan Indeks Air Bersih 17

1.17 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18

1.18 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 18

1.19 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 19

1.20 Perkembangan Total Arus Barang 19

1.21 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 22

1.22 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 22

1.23 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 22

1.24 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 24

1.25 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 24

1.26 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 24

1.27 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 26

1.28 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 27

1.29 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 28

1.30 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 28

1.31 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 28

1.32 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 29

1.33 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 30

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional 35

2.2 Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau

Sumatera 35

2.3 Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013 36

2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40

2.5 Perkembangan Harga Jagung 41

2.6 Perkembangan Harga Daging 41

2.7 Perkembangan Harga Beras 42

2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 42

2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 42

2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 44

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

vi

2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 45

3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 53

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 54

3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi

Jambi 59

3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan

Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 61

3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 61

3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 62

3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di

Provinsi Jambi 64

3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 65

4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) 71

4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi

Jambi (%) 71

4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 72

4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi

Jambi 73

6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun

2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 80

6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun

2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret 2014 81

6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode

Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret

2014 81

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV

MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 139.12 133.90 137.41 138.68 139.12 151.28 142.02 144.61 149.71 151.28

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4.22 3.90 6.80 4.43 4.22 8.74 6.06 5.24 7.95 8.74

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 16,289,175 5,274,525 5,433,021 5,581,630

- Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 6,449,193 1,561,623 1,600,976 1,637,790 1,648,803

- Pertambangan dan Penggalian 2,713,435 632,818 664,546 691,806 724,265 2,755,755 631,830 673,057 722,805 728,063

- Industri Pengolahan 2,532,924 602,129 621,508 645,624 663,663 2,677,094 655,488 671,715 664,068 685,824

- Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 188,614 46,271 46,979 47,410 47,953

- Bangunan 1,031,629 232,286 241,825 263,095 294,423 1,245,510 300,356 307,980 314,196 322,978

- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673,985 879,489 899,172 939,087 956,236 4,123,669 979,292 1,008,494 1,043,019 1,092,864

- Pengangkutan dan Komunikasi 1,473,275 352,177 361,214 375,484 384,400 1,598,822 382,249 392,716 409,808 414,048

- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172,817 282,678 290,388 295,250 304,502 1,265,251 308,798 315,069 321,116 320,268

- Jasa 1,598,574 393,196 397,868 402,330 405,179 1,675,370 408,617 416,035 421,418 429,300

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2)

1,290,820 330,267 379,947 285,237 295,369 859,266 261,826 295,320 302,121 283,939

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439 3,119,930 814,244 1,161,680 1,144,006 994,049

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)

107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 137,978 16,689 39,052 82,238 115,056

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 122,793 41,980 32,722 48,091 47,459

Catatan

1)

Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

INDIKATOR

2)

Pengklasifikasian komoditi

menggunakan 21 kelompok barang

berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.

3)

Pengklasifikasian komoditi dalam

statistik impor menggunakan SITC 2

20122012

20132013

vii

b. Perbankan

Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 Tw.IV-13

PERBANKAN

A. Bank Umum :

Total Aset (Rp Juta) 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 28,676,080

DPK(Rp Juta) 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 19,415,015

- Tabungan 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 3,343,467

- Giro 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 11,429,775

- Deposito 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 4,641,773

21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932

- Modal Kerja 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 8,103,793

- Konsumsi 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 8,410,345

- Investasi 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 10,441,794

- Dana 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809

- LDR 126.51 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25 135.47

15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083

- Modal Kerja 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969

- Konsumsi 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932

- Investasi 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182

- LDR (%) 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53 121.66

- NPL Gross (%) 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247 466,983

- NPL Gross nominal 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25 1.98

Kredit MKM (Rp Juta)

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483 3,302,277

- Kredit Modal Kerja 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 1,260,845

- Kredit Investasi 203,093 226,438 246,076 265,709 282,423 623,343 608,907 597,628

- Kredit Konsumsi 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930 1,443,804

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 11,642,097

- Kredit Modal Kerja 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 1,914,038

- Kredit Investasi 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 1,829,234

- Kredit Konsumsi 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314 7,898,825

3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 4,563,050

- Kredit Modal Kerja 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 2,853,406

- Kredit Investasi 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 899,870

- Kredit Konsumsi 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909 809,774

Total Kredit MKM (Rp Juta) 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424

NPL MKM gross (%) 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70 2.31

- NPL MKM Gross Nominal 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557 450,912

B. BPR :

Total Aset (Rp Juta) 460,613 534,589 622,101 644,378 685,560 691,959 760,030 747,507

DPK (Rp Juta) 349,774 410,115 431,198 481,763 501,520 506,701 551,278 536,478

- Tabungan (Rp Juta) 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355 80,519

- Deposito (Rp Juta) 285,865 341,013 359,992 401,062 421,278 429,918 469,923 455,959

Kredit (Rp Juta) 337,067 410,499 463,125 487,782 520,039 554,233 567,445 551,232

- Modal Kerja 87,282 102,479 114,570 123,865 127,272 141,934 156,969 158,623

- Investasi 73,586 87,528 98,433 95,547 101,531 110,867 111,650 106,325

- Konsumsi 176,199 220,492 250,123 268,370 291,236 301,432 298,826 286,285

Kredit UMKM (Rp Juta) 160,868 190,007 213,003 219,412 228,803 218,597 233,076 220,099

Rasio NPL Gross (%) 4.23 3.69 3.63 2.82 4.37 5.01 5.96 6.99

- NPL Gross (Nominal) 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804 38,558

- PPAP 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 11,272 13,653 14,380

Rasio NPL Net (%) 2.07 1.71 1.78 1.07 2.85 2.97 3.55 4.39

LDR (%) 77.71 83.22 81.00 80.71 80.43 87.12 81.21 99.26

TAHUN 2012 TAHUN 2013

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar)

((Rp Juta)

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor

cabang

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR

viii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVKliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032

Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 76,559 71,104 70,456

Cek dan BG Kosong 52,403 54,487 62,029

Lembar 856 1,164 1,150 1,134 1,463 1,811 1,837 1,635

Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 83,121 64,290 56,120 63,174

RTGSRTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 19,666 20,189 22,181

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 22,658 26,876 33,327

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 4,695 7,422 6,521

Transaksi TunaiAliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253,854) (768,454) (581,824) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444)

Uraian2012 2013

ix

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,74% (qtq)

atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya 2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% yoy). Perekonomian Jambi pada triwulan

laporan menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian

Indonesia (Rp1.987,53 triliun) dan merupakan yang ketiga terendah di Sumatera.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat

sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012

(7,44% (yoy)). Sementara PDRB Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar

Rp85,56 triliun.

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa

sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu

45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,04% dan sektor sekunder

sebesar 17,19%.

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh net

ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq), namun demikian

pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan

ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama

pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq)

yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di

akhir tahun 2013.

Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa

keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu

sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan

ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh

signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi 4,78% (qtq) pada

triwulan IV-2013. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada

triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor

bangunan (2,80% qtq).

Perekonomian Provinsi

Jambi triwulan IV - 2013

mengalami perlambatan

yaitu dari 7,87 (yoy)

menjadi 6,93% (yoy)....

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013

2

II. Inflasi

Pada triwulan IV-2013, inflasi kota Jambi tercatat 1,04% (qtq), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq) namun lebih tinggi

dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun terakhir (0,63% qtq).

Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya

inflasi administered prices sebesar 2,18% (qtq), sementara inflasi inti dan volatile

food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan 0,28% (qtq).

Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah

meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek

filter, dan angkutan udara.1 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya

disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan

hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta

tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.

Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,

dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi

bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga

cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.

Secara tahunan, pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) dan

juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan

peningkatan, dari sisi aset dan penyaluran kredit sedangkan penghimpunan dana

sedikit menurun. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank

pelapor naik sebesar 313 bps menjadi 121,66%. Aset perbankan pada triwulan

laporan sebesar Rp28.676,08 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat

2,09% (qtq) menjadi Rp23.621,08 miliar, sementara DPK menurun 0,54% (qtq)

menjadi Rp19.415,01 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga

tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar

1,98% yang masih di bawah ketentuan 5%, lebih rendah (membaik)

dibandingkan triwulan sebelumnya (2,25%).

Pada periode triwulan IV-2013, aktivitas pembayaran mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia

1

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

Pada triwulan IV-2013,

Kota Jambi mengalami

inflasi sebesar 8,74%

(yoy) ..........

Kinerja perbankan

meningkat ditandai

dengan meningkatnya

jumlah aset dan

penyaluran kredit

meskipun

penghimpunan dana

sedikit menurun....

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN I V-2013 I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

Jambi mencapai Rp 810.929,09 miliar (turun 44,2%) sementara aliran kas keluar

mencapai Rp 2.836,37 miliar (meningkat 8,88%) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Dengan demikian net outflow Jambi mengalami kenaikan yang

cukup signifikan yaitu dari Rp1.151,94 miliar (Triwulan III-2013) naik menjadi

Rp2.025,44 miliar (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq). Untuk

pembayaran non tunai, nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan

triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.714,03 miliar. Nilai RTGS dari, serta ke Jambi

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari

dan ke Jambi mengalami penurunan.

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013

mencapai Rp2.668,64 miliar (terealisasi sebesar 101,53%), sementara itu realisasi

belanja mencapai Rp2.954,46 miliar (terealisasi 90,39%). Berdasarkan jenisnya,

pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang

mencapai Rp1.662,79 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai

Rp997,89 miliar (37,39%). Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar

(57,54%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp1.699,90

miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu

sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71 %.

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari

95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014

meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-. UMP

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera

Barat.

VI.Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan

meningkat yaitu pada kisaran 8,0 8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan

Realisasi pendapatan

triwulan IV -2013

mencapai 101,53%

dari APBD sementara

realisasi belanja

mencapai 90,39%...

UMP Jambi meningkat 15,56%

...

Laju pertumbuhan PDRB

triwulan I-2014

diperkirakan berkisar

8,0 8,5% (yoy).....

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013

4

yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun

2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-7,7%.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian

di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan penghasilan

tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat

pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison pada

perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat seiring

kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang Pemilu. Selain

mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu juga

diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih

mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan

sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya perekonomian global dan

kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan BI rate.

Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama

dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari

sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan

oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi

meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan

harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga

TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara

langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur

(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan

yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.

Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi

pada periode triwulan I tahun 2014.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV 2013 serta proyeksi ekonomi

triwulan I 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi

terbesar)

3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi

4. Penurunan produksi migas

5. Batu Bara dan Mineral Lainnya

6. Melambatnya produksi karet

7. Permasalahan distribusi barang

8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM

5

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar

7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44%

(yoy)) dan di atas pertumbuhan nasional (5,78% (yoy)). Secara triwulanan,

perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,94% (qtq) atau

6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya (2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% (yoy)) (Grafik 1.1. dan 1.2.).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian triwulan IV 2013

disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq),

15.1 15.6 16.2 16.5 16.817.6 18.7 19.6 19.9

20.83 22.022.9

6.5 6.56.5 6.5

6.3

6.376.17 6.11 6.02 5.81

5.62

5.72

9.048.56 8.74

7.86

6.15

7.15

7.29

9.098.36

8.447.87 6.93

4

5

6

7

8

9

10

0

5

10

15

20

25

30

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q1V-13

Sumber: BPS (diolah)

%

Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)

4.6 4.7 4.8 4.9 4.9 5.0 5.2 5.3 5.3 5.4 5.6 5.7

1.39 1.97

3.14

1.15

(0.22)

2.93 3.28 2.84

(0.88)

3.00 2.74

1.94 1.50

2.903.50

-1.30

1.40

2.80 3.21

-1.45

1.41 2.61

2.96

-1.42 (2.0)

(1.0)

-

1.0

2.0

3.0

4.0

0

1

2

3

4

5

6

Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13

%Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan Jambi (aksis kanan) Pertumbuhan Nasional

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

6

namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga

pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi

terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar

23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek

Pemerintah di akhir tahun 2013 (Tabel 1.1.).

Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa

keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi

yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan

ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,

sektor industri pengolahan dan sektor bangunan mengalami peningkatan cukup

besar pada triwulan laporan masing-masing sebesar 4,78% (qtq), 3,28% (qtq)

dan 2,80% (qtq).

Perekonomian Jambi pada tahun 2013 menghasilkan output Rp85,56

triliun. Sementara PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar

Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor

primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%,

diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%.

I II III IV I II III QTQ (%) Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 0.71 0.46

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 23.75 4.08

Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 1.52 0.01

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 3.08 0.57

Perubahan Stok 0.54 2.27 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) 5.72 0.18

-8.77 11.58 -2.62 11.63 -15.68 14.07 3.17 (7.47) (4.97)

-8.17 8.99 -2.26 9.45 -14.20 10.44 1.86 (2.29) (1.61)

(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 1.94

2013 Triwulan IV - 20132012

PDRB

JENIS PENGELUARAN

Ekspor

Impor

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)

I II III IV I II III QTQ (%) Andil

2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.30 0.67 0.20

Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 6.52 7.39 0.73 0.09

Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.48 (1.14) 3.28 0.39

Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 1.15 0.01

1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 2.80 0.16

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.98 3.42 4.78 0.89

Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 4.35 1.03 0.08

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 2.03 1.92 (0.26) (0.02)

0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.82 1.29 1.87 0.14

(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 1.94

2013 Triwulan IV - 20132012

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

LAPANGAN USAHA

PDRB

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

7

B.PDRB Sisi Produksi

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan tahun 2013

utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,24%

(yoy)), sektor pertanian serta sektor bangunan (20,73% (yoy)) (Tabel 1.2).

Tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut

utamanya terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (12,64%)

dengan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi sebesar 2,10%. Masih cukup

tingginya pertumbuhan sub sektor perkebunan (8,07% (yoy)) membuat

pertumbuhan sektor pertanian tetap terjaga. Sub sektor perkebunan yang

merupakan sub sektor utama Jambi memberikan andil ke pertumbuhan ekonomi

Jambi sebesar 1,17%.

Tabel 1.2. Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi

Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup

signifikan utamanya disebabkan karena adanya peningkatan investasi properti,

seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan

swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas

bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.

Secara triwulanan, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa

keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi

yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan

ekonomi triwulan ini (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel,

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

PERTANIAN 6,66 5,18 6,03 7,60 7,41 2,04 1,59 1,82 2,24 2,18

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,29 14,46 23,10 2,69 1,56 0,16 1,67 2,84 0,38 0,21

INDUSTRI PENGOLAHAN 3,84 4,49 5,12 7,90 5,69 0,52 0,59 0,65 0,98 0,71

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9,27 13,12 11,27 6,60 9,27 0,07 0,10 0,09 0,06 0,08

BANGUNAN 8,45 6,76 6,31 16,16 20,73 0,40 0,33 0,30 0,76 1,05

PERDAGANGAN 7,88 10,20 9,65 9,98 12,24 1,32 1,73 1,68 1,76 2,21

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,81 4,11 4,11 7,19 8,52 0,46 0,32 0,31 0,52 0,62

KEUANGAN 17,85 12,12 9,08 7,81 7,88 0,88 0,66 0,52 0,45 0,45

JASA 6,24 4,05 3,80 3,85 4,80 0,55 0,35 0,32 0,31 0,38

TOTAL 6,39 7,35 8,54 7,44 7,88 6,39 7,35 8,54 7,44 7,88

SEKTORPertumbuhan (yoy) Sumbangan

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

8

dan restoran tumbuh signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi

4,78% (qtq) pada triwulan IV-2013, seiring dengan meningkatnya aktivitas sektor

ini selama perayaan Idul Adha, Natal, tahun baru dan masa liburan sekolah.

Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan

adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80%

qtq). Pertumbuhan sektor industri utamanya berasal dari industri CPO yang dipicu

oleh meningkatnya pasokan bahan baku dan membaiknya harga internasional.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada tahun 2013

tercatat sebesar Rp85,56 triliun. Sementara secara triwulanan, PDRB Provinsi

Jambi pada triwulan IV 2013 tercatat sebesar Rp22,86 triliun. Secara sektoral,

perekonomian Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar serta sektor pertambangan dan

penggalian sebesar. Meskipun terdapat perubahan pangsa sektor ekonomi,

namun secara umum struktur ekonomi Jambi dalam beberapa tahun terakhir

tidak mengalami perubahan yang signifikan (Grafik 1.3.).

Grafik 1.3. Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

perikanan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan tumbuh 6,87% (yoy)

atau 0,67% (qtq), meskipun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2009 2010 2011 2012 2013

Pangsa (Share) %

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

KEUANGAN

BANGUNAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

JASA

INDUSTRI PENGOLAHAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

PERDAGANGAN

PERTANIAN

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

triwulan lalu (7,84% yoy dan 2,30% qtq) (tabel 1.3.). Melambatnya

pertumbuhan sektor pertanian disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada

sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan tanaman perkebunan.

Produksi tabama di triwulan laporan hanya menunjukkan pertumbuhan sebesar

1,04% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu

(2,42% (qtq)). Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan

kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Tingginya curah

hujan selama triwulan laporan menyebabkan kuantitas dan kualitas hasil produksi

tanaman bahan makanan menurun.

Tabel 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi

Pertumbuhan produksi tabama selama tahun 2013 (6,99%) lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,64%). Hal ini terkonfirmasi

dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013,

produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh sekitar 6,2%

dibandingkan tahun 2012 dengan luas panen mencapai 158.697 ha

dibandingkan 149.369 ha pada tahun lalu (grafik 1.4.).

Grafik 1.4. Produksi Padi

2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV

Tanaman Bahan Makanan 6,47 3,92 4,85 7,64 6,99 1,31 4,64 2,42 1,04

Tanaman Perkebunan 7,79 6,90 7,55 8,30 8,07 1,32 1,49 2,18 0,12

Peternakan dan Hasil-hasilnya 6,42 5,68 7,53 5,29 5,41 1,01 0,84 2,08 1,54

K e h u t a n a n -2,40 -1,90 -0,98 5,79 7,50 -0,37 0,66 1,86 2,43

P e r i k a n a n 8,57 5,14 4,68 4,51 6,17 1,29 1,50 3,49 0,88

TOTAL 6,66 5,18 6,03 7,60 7,41 1,22 2,52 2,30 0,67

SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011 2012 2013 (ARAM II)

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

10

Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai

Secara triwulanan, sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output

sebesar 16,19% dari total PDRB Jambi mengalami perlambatan pertumbuhan

yang cukup tajam dibanding triwulan lalu (2,18% (qtq)), dan hanya mampu

tumbuh sebesar 0,12% (qtq) atau 5,20% (yoy). Perlambatan pertumbuhan

tersebut menurunnya produktivitas. Selain itu rendahnya harga jual komoditas

karet menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami

peningkatan menuju level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun

Rp1.826,23/kg, meningkat 17,95% dari harga triwulan lalu (grafik 1.7.).

Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp8.261,02/kg atau meningkat

18,28% (qtq). Harga rata-rata kelapa sawit di tingkat internasional juga

menunjukkan perbaikan yakni sebesar USD 782,25/metric ton atau meningkat

8,35% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini

meningkat signifikan 52,76%, sejalan dengan peningkatan harga CPO dunia

sebesar 9,45%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011

2012 2013 (ARAM II)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 20112012 2013 (ARAM II)

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2012 2013

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga

harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik

kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS

Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami

peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi

perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota

Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.

Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat

dari rata-rata Rp20.867/kg menjadi Rp23.205/kg (naik 11,20%(qtq)) (grafik 1.8.).

Namun demikian, apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar

di Jambi turun 5,84% (yoy). Peningkatan harga bokar pada triwulan laporan lebih

disebabkan karena insentif positif dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah.

Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat

internasional turun 5,44% dari USD 273,06/cent menjadi USD 258,21/cent.

Secara tahunan, pertumbuhan sub sektor perkebunan pada tahun 2013

mencapai 8,07%, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun

2012 (8,30%). Mulai membaiknya harga jual komoditas perkebunan

(terkonfirmasi dari hasil liaison ke PKS, GAPKI, dan Dinas Perkebunan Provinsi

Jambi) memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 1,54% (qtq), lebih

rendah dibandingkan triwulan lalu (2,58% (qtq)). Sejalan dengan itu, sub sektor

perikanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar

Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2012 2013

USD cent/KgRp/Kg

Harga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

12

3,29% (qtq) menjadi 0,88% (qtq). Sementara itu, sub sektor kehutanan tumbuh

2,43% (qtq), lebih tinggi dari triwulan lalu (1,86% qtq)). Secara tahunan,

pertumbuhan ketiga sub sektor di atas pada tahun 2013, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012.

Pada triwulan laporan terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-

rata NTP Triwulan IV 2013 dibandingkan NTP Triwulan III 2013 naik 169 bps dari

95,52 menjadi 97,71. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan mulai membaiknya

harga jual terutama pada tanaman perkebunan. Meskipun NTP triwulan laporan

mengalami peningkatan, ketergantungan petani hanya pada satu sumber

pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan karena

penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi

akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu

dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program

pertanian terpadu.

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran

menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,96 triliun (pangsa 17,30%)

yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (93,15%), hotel

(1,21%) dan restoran (5,64%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 4,78% (qtq),

dengan andil pertumbuhan 0,89% yang utamanya didukung oleh tingginya

perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 5,04%

(qtq) (tabel 1.4). Momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, libur anak

sekolah serta meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun

mendorong pesatnya pertumbuhan sub sektor perdagangan.

Tabel 1.4. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi

2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV

Perdagangan Besar dan eceran 8,40 10,53 9,91 10,16 12,64 2,53 3,02 3,62 5,04

H o t e l 5,35 18,02 11,83 10,23 7,35 -2,97 5,76 1,41 1,93

Restoran 2,03 4,01 5,38 7,23 7,58 2,21 1,62 1,01 1,55

TOTAL 7,88 10,20 9,65 9,98 12,24 2,41 2,98 3,42 4,78

SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

Sementara itu, sub

sektor hotel menunjukkan

peningkatan sebesar 6,07%

(yoy) atau 1,93% (qtq).

Meningkatnya intensitas

penyelenggaraan acara baik

oleh pemerintah ataupun

swasta serta adanya momen

perayaan natal dan tahun baru

serta liburan sekolah

berdampak pada tingginya

tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar

51,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (51,26%) (Grafik 1.9.).

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga

meningkat sebesar 6,95% (qtq) menjadi 66.748 orang. Sementara sub sektor

perdagangan membukukan pertumbuhan sebesar 1,55% (qtq).

Secara tahunan, pada tahun 2013, sektor perdagangan mampu tumbuh

tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan membukukan pertumbuhan

sebesar 12,24%. Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh tingginya

pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh tinggi

mencapai 12,64%. Sementara dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor hotel dan

sub sektor restoran tumbuh positif masing-masing sebesar 7,35% dan 7,58%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pada triwulan laporan, sektor pertambangan dan penggalian

menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,78 triliun (16,52%) dan merupakan

sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama

triwulan laporan tumbuh sebesar 0,73% (qtq) jauh melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,39% (qtq)). Perlambatan pada sektor ini

utamanya didorong oleh produksi pertambangan tanpa migas yang turun sebesar

-0,40% (qtq). Sementara sub sektor pertambangan minyak bumi dan gas bumi

Grafik 1.9. Tingkat Hunian Hotel

50,954

60,511

54,126 56,688

50,821

57,930

47,293

58,288 55,338

72,902

62,409

66,748

0

10

20

30

40

50

60

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012 2013

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

14

masih tumbuh terbatas masing-masing sebesar 0,87% (qtq). Sub sektor yang

masih tumbuh cukup baik adalah penggalian yang mampu tumbuh sebesar

1,53% (qtq).

Grafik 1.10. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi

Grafik 1.11. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.12. Lifting Gas Alam

Terbatasnya pertumbuhan minyak bumi dan gas tersebut juga

terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Jambi. lifting gas alam turun menjadi 12.090 BBTU (-0,38% (qtq)) (grafik

1.12.).3

Sebaliknya meskipun meningkat 6,91% dibandingkan triwulan lalu

menjadi sebesar 1.391,45 Kbarrel, lifting minyak bumi selama triwulan IV-2013

masih di bawah level rata-rata lifting minyak bumi pada tahun 2012 (1.524,42

Kbarrel) (grafik 1.10, dan grafik 1.11) 4

.

Produksi pertambangan dan penggalian sepanjang tahun 2013 juga

mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dari

3

Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi 4

Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi

4.92 5.37 5.11

1.03

(14.25)

5.72

5.64 4.60

(14.97)

7.92 8.76

0.87

-25

0

25

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013

Persentase ribu barel

Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB

* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2013

1,512 1,400

1,263

1,923

1,219

1,517

1,302 1,391

I II III IV I II III IV*

2012 2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.

*: Angka proyeksi bulan Desember 2013

K Barel

12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,136 12,090

I II III IV I II III IV*

2012 2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.

*: Angka proyeksi bulan Desember 2013

BBTU

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

2,69% (yoy) menjadi 1,56% (yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan

oleh pertumbuhan negatif pada sub sektor pertambangan tanpa migas (-1.95%

yoy), dibandingkan pertumbuhan yang sangat tinggi pada tahun 2012 yang

mencapai 30,64% (yoy). Sementara itu, sub sektor minyak dan gas bumi mampu

tumbuh sebesar 1,49%, dibandingkan tahun 2012 yang mengalami

pertumbuhan negatif (-2,66%). Di sisi lain, tingkat pertumbuhan sub sektor

penggalian (7,58%) relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya (7,23%).

Turunnya produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya

disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya

harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan

batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya

produksi.

Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa

tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun

2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan

2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.357,19Kbarrel.

4. Sektor Industri Pengolahan

Pada tahun 2013, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan

sebesar 5,69%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 yang

mencapai 7,90%.

Secara triwulanan, sektor industri pengolahan pada triwulan IV 2013

yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,41 triliun

(10,54%), mengalami peningkatan 3,28% (qtq) (tabel 1.5). Industri pengolahan

di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp220,70 miliar (9,16%)

serta industri non migas dengan total output Rp2,19 triliun (90,84%).

Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh

produksi CPO yang menunjukkan peningkatan signifikan. Meningkatnya pasokan

bahan baku seiring dengan masuknya musim panen kelapa sawit selama triwulan

IV-2013 serta mulai stabilnya harga CPO dunia menjadi faktor pendorong

peningkatan produktivitas CPO.

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

16

Tabel 1.5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Berbanding

terbalik dengan produksi

CPO, produksi karet di

Provinsi Jambi pada

triwulan laporan

mengalami penurunan.

Berdasarkan data indeks

produksi dari BPS, industri

karet juga mengalami penurunan mencapai 1,15% (qtq) dengan laju

pertumbuhan tahunan sebesar 7,73%. Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan

Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan IV

2013 mencapai 75.504 ton, turun 18,36% dibandingkan triwulan lalu5

(grafik

1.13.). Penurunan tersebut disebabkan oleh minimnya bahan baku akibat cuaca

yang tidak kondusif serta adanya himbauan Gabungan Pengusaha Karet

Indonesia (GAPKINDO) untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar

10% sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak harga karet.

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,15% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,92% (qtq)).

Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air

bersih masing-masing sebesar 1,07% (qtq) dan 1,65% (qtq).

5

Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw IV-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw IV-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13

Industri Makanan 3.83 -8.06 2.09 4.44 8.10 5.94 17.55 4.05 1.02 7.13

Industri Minuman 5.04 0.30 3.80 -1.12 -0.27 5.43 0.72 9.97 7.68 2.04

Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

-4.58 2.25 0.32 4.36 1.15 4.11 15.49 3.37 2.57 7.73

I B S 4.30 -2.71 1.39 1.70 0.74 4.38 16.27 9.35 4.58 0.19

Sumber: BPS Provinsi Jambi

y-o-y

Pertumbuhan

Jenis Industri q-to-q

Grafik 1.13. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867

81,805

68,679 74,585

77,418 76,065

75,165

74,563

94,647 92,488

75,504

-30

-20

-10

0

10

20

30

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012 2013

Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

Grafik 1.14. Perkembangan Total Pemakaian Listrik

Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya

jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar

5,94% (yoy) dan 3,14% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan

laporan mencapai 337,52 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 521.511

rekening (grafik 1.14. dan grafik 1.15.). Berdasarkan penggunanya, mayoritas

pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 479.478

rekening (91,94%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 223,24 MWH

(66,14%).

Sementara itu,

pemakaian air bersih yang

dicatat oleh PDAM Tirta

Mayang menunjukkan

penurunan di triwulan laporan.

Rata-rata konsumsi air bersih

bulanan melalui PDAM Kota

Jambi pada triwulan laporan sebesar 846,54 ribu M3

, lebih rendah dari triwulan

lalu (854,24 ribu M3

) (grafik 1.16.).

Pada tahun 2013, sektor listrik, gas, dan air bersih mampu tumbuh

sebesar 9,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (6,60% (yoy)). Sub

sektor listrik dan sub sektor air bersih juga mampu tumbuh lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,51% dan 7,59%.

Pada triwulan IV 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami

peningkatan 1,03% (qtq), menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan

282 301 328 319 323 337 342 338

-

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV

2012 2013

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

KWH (dalam Juta)

461

483 486

506

486 496 501

522

400

450

500

550

I II III IV I II III IV

2012 2013

ribu

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Grafik 1.16. Perkembangan Indeks Air Bersih

861

872

858 852

863

857 853

867

854

847

-0.61

1.33

-1.64

-0.68

1.34

-0.73 -0.50

1.69

-1.49

-0.90

(3)

(1)

1

3

5

800

820

840

860

880

900

Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4

2012 2013

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

18

sebelumnya (4,35% qtq). Kondisi ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan

sub sektor angkutan (0,98% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,54%

(qtq)).

Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara

Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah yang

bertepatan dengan perayaan hari Natal dan tahun baru menjadi faktor utama

peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat

dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 348.836 orang, meningkat

1,48% dibandingkan triwulan lalu (grafik 1.17.). Secara umum, jumlah

penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang

datang ke Jambi.

Sub sektor angkutan laut tumbuh terbatas sebesar 0,03% (qtq).

Terbatasnya pertumbuhan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di

Jambi yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan posisi yang sama

triwulan lalu. Pada triwulan IV 2013, jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.335

unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.200 unit (grafik 1.19.). Sejalan dengan

jumlah kunjungan kapal, jumlah arus barang perdagangan juga sedikit meningkat

dari triwulan lalu sebesar 1.503,35 kilo ton menjadi 1.535,40 kilo ton6

pada

triwulan IV-2013 seiring dengan peningkatan volume impor alat berat (grafik

1.20.).

6

Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.

Grafik 1.17. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan

Penumpang

Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0

500

1000

1500

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ton

Jumlah Bongkar Jumlah Muat

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

Grafik 1.19. Jumlah Kunjungan Kapal

Grafik 1.20. Perkembangan Total Arus Barang

Sub sektor komunikasi pada triwulan laporan tumbuh 1,61% (qtq) yang

didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 1,62% (qtq) dan

jasa penunjang komunikasi sebesar 0,45% (qtq), namun lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

Secara tahunan, pada tahun 2013 sektor pengangkutan mampu tumbuh

sebesar 8,52%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (7,19%). Akselerasi

pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor

pengangkutan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,23%

pada tahun 2012 menjadi sebesar 8,50% pada tahun 2013. Sejalan dengan hal

tersebut, sub sektor komunikasi juga mampu tumbuh 8,74% (yoy) yang

didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,76% (yoy) dan

jasa penunjang komunikasi sebesar 6,91% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, sektor keuangan masih mampu mencatat

pertumbuhan sebesar 7,88%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada

tahun 2012 (7,81%). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama

didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank, jasa penunjang keuangan dan

lembaga keuangan tanpa bank masing-masing sebesar 10,39% (yoy), 8,60%

(yoy) dan 8,00% (yoy).

Namun demikian, secara triwulanan sektor keuangan, persewaan, dan

jasa-jasa perusahaan pada triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan negatif

sebesar -0,26% (qtq), sejalan dengan pertumbuhan negatif pada sub sektor sewa

bangunan (-1,57% (qtq)) (tabel 1.6.). Sementara itu, perlambatan pertumbuhan

27.46

34.69

76.23

101.74

11.92

-0.51

-7.58

7.60

-30.40

-15.95

-1.64

-2.84

-50

0

50

100

150

-

500

1,000

1,500

2,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

unit

Unit Pertumbuhan (yoy)

-3.28

25.2039.24

28.81

-5.39

123.60

88.86

-31.98

-17.57

-56.71

-45.56

17.50

-100

-50

0

50

100

150

200

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

unit

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

20

yang cukup tajam dialami oleh sub sektor bank, lembaga keuangan tanpa bank

dan jasa penunjang keuangan.

Tabel 1.6. Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi

Pada tahun 2013, sektor jasa mampu tumbuh sebesar 4,80% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (3,85% (yoy)). Sub sektor

jasa pemerintahan umum dan swasta juga mampu tumbuh lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 4,54% dan 6,08%.

Sejalan dengan pertumbuhan tahun 2013, sektor jasa-jasa pada triwulan

laporan juga tumbuh 1,87% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya (1,29% qtq). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh

tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 1,90% (qtq) dan

1,71% (qtq). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum

dengan output sebesar Rp1,63 triliun dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar

Rp281,35 miliar.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013

utamanya didorong oleh masih relatif tingginya ekspor barang yang jasa yang

mampu tumbuh sebesar 2,08% (yoy), relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012

yang mengalami pertumbuhan negatif. Sementara itu, perlambatan ekonomi

tercermin pada melambatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah

tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTB.

Secara triwulanan, perlambatan perekonomian pada triwulan IV 2013

disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang negatif sebesar -7,47% (qtq), namun

demikian pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar

2009 2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV

B a n k 30,68 18,26 11,74 9,55 10,39 1,31 2,65 2,48 0,46

Lembaga Keuangan tanpa Bank 7,48 6,99 8,80 9,22 8,00 1,11 2,00 3,25 0,30

Jasa Penunjang Keuangan 14,97 10,72 9,25 8,34 8,60 1,37 2,15 3,19 1,21

Sewa bangunan 7,16 5,73 5,69 5,27 4,23 1,58 1,12 0,87 -1,57

Jasa Perusahaan 4,76 4,88 5,81 4,43 5,96 2,08 1,13 1,09 1,36

TOTAL 17,85 12,12 9,08 7,81 7,88 1,41 2,03 1,92 -0,26

SUB SEKTORPertumbuhan (yoy) Petumbuhan (qtq) 2013

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek

Pemerintah di akhir tahun 2013, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi

yang mencapai 3,08% (qtq) serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga,

mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan tetap

berada pada angka yang cukup tinggi (tabel 1.7.).

Berdasarkan strukturnya, 54,96% perekonomian Jambi ditopang oleh

konsumsi, diikuti dengan konsumsi pemerintah 19,30% dan pembentukan modal

tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 18,63%.

Tabel 1.7. Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran7

1. Pengeluaran Konsumsi

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 (4,55%)

mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (4,99%).

Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2013 juga

tercermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan

roda empat seperti sedan, jeep dan minibus turun 6,22% (yoy) dari tahun lalu

menjadi rata-rata 1.020 unit/bulan (grafik 1.21.). Sejalan dengan penjualan

kendaraan roda empat, penjualan sepeda motor juga mengalami penurunan

11,18% (yoy) menjadi rata-rata 5.945 unit/bulan (grafik 1.22.). Penurunan

penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat tersebut terjadi karena

perlambatan ekonomi, meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan

7

dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika

bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.

2010 2011 2012 2013 TW I TW II TW III TW IV

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,41 4,75 4,99 4,55 0,46 0,93 2,27 0,71

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 27,09 7,55 9,42 7,64 1,02 2,38 2,45 1,52

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,49 7,31 6,50 3,92 -7,15 2,00 1,76 23,75

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,87 12,40 15,30 14,07 1,05 2,11 1,94 3,08

5. Perubahan Stok 1,09 10,43 15,73 10,18 3,46 3,76 -5,69 5,72

6. Ekspor Barang dan Jasa 29,64 22,17 -2,65 2,08 -15,68 14,07 3,17 -7,47

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 23,88 17,43 -2,09 0,21 -14,20 10,44 1,86 -2,29

7,35 8,54 7,44 7,88 -0,88 3,00 2,74 1,94

KomponenPertumbuhan (yoy) Pertumbuhan Tahun 2013 (qtq)

PDRB

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

22

minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun

lalu.

Grafik 1.21. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Grafik 1.22. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

Grafik 1.23. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat

28,18% (yoy) menjadi sebesar Rp3,72 triliun (Grafik 1.23.). Pangsa kredit real

estate di Jambi mencapai 15,77% dari total kredit.

Secara triwulanan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2013 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp12,56 triliun atau 54,96% dari total

PDRB Jambi, hanya meningkat sebesar 0,71% (qtq) dan jauh lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,27% (qtq)). Mayoritas

konsumsi masyarakat Jambi (61,33%) diperuntukkan untuk membeli makanan

yaitu sebesar Rp7,71 triliun. Meningkatnya harga barang/jasa seiring dengan

tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi berdampak pada

melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan

seiring dengan momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, serta libur anak

sekolah memberi efek positif pada tingkat konsumsi masyarakat.

845

1,166

1,492

3,373

1,414 1,158

1,459

3,264 3,503

2,902 2,823 3,061

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

Sedan, Jeep, Minibus

47,683

44,449

55,942

42,106

30,913

36,299

27,851

20,081 21,550 20,421

25,689

17,836

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

SEPEDA MOTOR

16.52

5.16

11.27

40.30

40.13

49.79

27.1115.44

16.80 16.04

33.44

28.18

0

10

20

30

40

50

60

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012 2013

Rp

Milia

r Kredit Real Estate Pertumbuhan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada

triwulan IV-2013 yang mencapai 107,708

(tabel 1.8.). Angka indeks tingkat

konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan juga masih berada

pada level optimis yaitu masing-masing sebesar 106,05 dan 106,64.

Tabel 1.8. Indeks Tendensi Konsumen Variabel Pembentuk Triwulan

I - 2013 Triwulan II - 2013

Triwulan III - 2013

Triwulan IV - 2013

Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21 108.42

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi

106.87 108.46 109.09 105.24

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan

100.72 104.16 116.8 106.20

Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.7 112.33 107.07

Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan

laporan mencapai Rp4,41 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 23,75% dari

triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan yang tajam pada realisasi

belanja APBD provinsi Jambi Triwulan IV 2013.

2. Investasi

Secara tahunan, pada tahun 2013 pembentukan modal tetap domestik

bruto (PMTB) membukukan pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 14,07%,

meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 lalu

yang mencapai 15,30%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus

menunjukkan peningkatan yang signifikan seiring dengan tingginya

pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga

didukung oleh peningkatan kredit investasi yang mencapai 57,49% (yoy) (grafik

1.24.).

Pada triwulan IV 2013, PMTB yang mencerminkan nilai investasi di Jambi

mencapai Rp4,26 triliun (pangsa 18,63%). Pangsa investasi tersebut terus

8

Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang

perekonomian Jambi. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK).

ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan

berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

24

meningkat dibandingkan tahun 2012 (18,21%) sejalan dengan terakselerasinya

investasi yang mengalami pertumbuhan yang mencapai 3,08% (qtq), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu (1,94% (qtq)). Tingginya investasi

juga dikonfimasi oleh data indikator ekonomi seperti pertumbuhan pendaftaran

truck/pick Up baru dan konsumsi semen yang mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 1.25. dan 1.26.).

Grafik 1.24. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru

Grafik 1.26. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Sementara itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan

optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik

meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi

bisnis yaitu sebesar 16,67%9

. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11%

responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara

9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan

memburuk.

9 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha

12.83

6.65

46.91

41.27

43.25

33.17

41.92

48.91 49.77

92.60

76.92

57.49

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

1

2

3

4

5

6

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2011 2012 2013

Rp

Tri

liu

n

Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)

-100

-50

0

50

100

150

200

250

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)

11.95

20.02

1.84

(10.45)

8.80

10.26 12.36

37.89

(4.83)

12.84

(1.27)

41.29

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2012

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

KTonKonsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

Tabel 1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi

Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)

sebesar Rp1.21 triliun (Tabel 1.9.). Investasi tersebut meningkat signifikan 206%

dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing

melalui penanaman modal asing (PMA) mengalami penurunan yang cukup besar

89,52% dari tahun lalu menjadi USD 0,59 juta. Investasi Jambi sebagian besar

dialokasikan pada sektor pertanian.

3. Perdagangan Eksternal

Pada tahun 2013, ekspor provinsi Jambi mengalami pertumbuhan sebesar

2,08%, relatif membaik dibandingkan kinerja tahun 2012 yang mengalami

pertumbuhan negatif sebesar -2,65%. Sementara itu, impor provinsi Jambi tahun

2013 juga mengalami kenaikan sebesar 0,21%, namun tidak setinggi

peningkatan nilai ekspor.

Secara triwulanan, Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah

lain pada triwulan IV 2013 mencapai Rp9,59 triliun. Perkembangan ekspor

Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan tajam (-

7,47% (qtq)) yang utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah

dan ekspor luar negeri masing-masing sebesar 9,00% (qtq) dan 6,04% (qtq).

Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar

daerah yang mencapai Rp5,21 triliun (54,30%) sementara ekspor ke luar negeri

sebesar Rp4,38 triliun (45,70%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya

juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan

bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan melalui provinsi lain.

Sementara itu, impor provinsi Jambi pada triwulan IV 2013 mencapai

Rp8,69 trliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian,

Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp900,12 miliar. Impor jambi

didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,11 triliun (81,81%)

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4

PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24 0.59

PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288 1,208

Keterangan2012 2013

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

26

sementara impor luar negeri sebesar Rp1,58 triliun (18,19%). Perkembangan

impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan

sebesar 2,29% (qtq) pada triwulan laporan. Penurunan impor tersebut utamanya

disebabkan oleh menurunnya impor antar daerah sebesar 8,09% (qtq).

Sementara impor luar negeri mengalami peningkatan sebesar 50,67% (qtq).

Berdasarkan dokumen

pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor luar negeri Provinsi

Jambi sebesar USD 283,94 juta

sedangkan impor luar negeri

sebesar USD 115,06 juta (grafik

1.27.). Dengan kondisi tersebut,

Provinsi Jambi mengalami net

ekspor sebesar USD 168,88 juta.

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Kinerja ekspor luar negeri Jambi pada tahun 2013 relatif memburuk,

mengalami penurunan sebesar 11,44% dari sebelumnya sebesar USD 1.290,82

juta menjadi USD 1.143,21 juta (tabel 1.10.). Penurunan tersebut utamanya

disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak dan lemak nabati, ekspor

batubara dan briket serta karet mentah masing-masing sebesar 37,75%, 32,53%

dan 13,40%.

Sementara itu secara triwulanan, ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada

triwulan IV 2013 mencapai USD 283,94 juta, turun 6,02% dari triwulan lalu (USD

302,12 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh

komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 143,33 juta atau 50,48%

dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh ekspor pulp and paper, ekspor

kertas, karton dan olahannya, ekspor minyak dan lemak nabati serta ekspor

batubara, kokas dan briket masing-masing sebesar USD 40,21 juta, USD 29,63

juta, USD 28,06 juta dan USD 26,57 juta (grafik 1.28. dan grafik 1.30.).

Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

primer masih mendominasi terutama dari hasil perkebunan.

Grafik 1.27. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

(dalam satuan juta USD)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

27

Tabel 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

Grafik 1.28. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

Meskipun secara volume komoditas karet mentah yang merupakan

komoditas utama ekspor provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 30,25%

(qtq), namun secara nilai ekspor mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu

sebesar 19,80% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan

menurunnya harga karet internasional (grafik 1.29.).

Nilai ekspor Komoditas batu bara juga terus mengalami penurunan, dan

pada triwulan IV 2013 mengalami penurunan sebesar -25,27% (qtq) jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan mengalami penurunan sebesar

15,64% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dari sisi

volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 20,64% (qtq) atau

37,52% (yoy).

2010 2011 2012 2013 2011 2012 2013

Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran 860,4 1.255,3 755,8 654,6 45,90 -39,79 -13,40

Batu Bara, Kokas dan Briket 66,6 244,5 166,0 112,0 267,25 -32,12 -32,53

Minyak dan Lemak Nabati 284,0 267,1 158,7 98,8 -5,96 -40,59 -37,75

Pulp dan Paper 48,7 86,5 85,8 112,7 77,66 -0,77 31,39

Kertas,Kertas Karton dan Olahannya 42,0 43,3 53,1 97,1 3,04 22,64 82,94

Lainnya 75,1 101,6 71,5 68,1 35,37 -29,66 -4,80

Total Ekspor 1.376,7 1.998,3 1.290,8 1.143,2 45,15 -35,40 -11,44

Nilai Ekspor (Juta USD) Pertumbuhan (% yoy)Komoditas Ekspor

12,3%

-1,9%

-11,1%

-18,7% -17,0%

15,0%

-24,9%

3,6%

-11,4%

12,8%

2,3%

-6,0%

-30%

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0

100

200

300

400

500

600

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012 2013

(%)

Hu

nd

red

s

Juta USDLainnya Kertas,Kertas Karton dan Olahannya

Pulp dan Paper Minyak dan Lemak Nabati

Batu Bara, Kokas dan Briket Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran

G. Ekspor

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

28

Grafik 1.29. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

Grafik 1.30. Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi

Grafik 1.31. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara

internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan

batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara serta

terbatasnya harga jual karena rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang

memiliki kadar energi yang rendah menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk

mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Adanya Perda yang

mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai

membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah,

nilai tambah yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya

yang ditimbulkan oleh kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi.

1,2

45,0

-15,1

-28,6

29,5

3,6

-44,1

57,2

-40,7

42,7

-1,5

-13,1

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012 2013

(%)Volume (Ton)LainnyaPulp dan PaperMinyak dan Lemak NabatiBatu Bara, Kokas dan BriketKaret Mentah, Sintetis dan Pugaran

Karet

Mentah

50.48%

Pulp dan

Kertas (25)

14.16%

Minyak,

lemak sayur

9.88%

Batu bara,

briket

9.36%

Lainnya

16.12%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2012 2013

Lainnya India

Eropa RRC

Jepang Malaysia

juta USD

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

Selanjutnya, meskipun volume ekspor minyak dan lemak nabati

menunjukkan peningkatan yang cukup besar (44,96%) dibandingkan triwulan

lalu, namun nilai ekspor minyak dan lemak nabati hanya meningkat sebesar

6,03% (qtq) sejalan dengan rendahnya harga CPO dunia. Produksi kelapa sawit

Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan

permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini,

perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksinya di dalam

negeri.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara

RRC yang mencapai USD 49,61 juta (9,97%) dan diikuti oleh Jepang USD 44,65

juta (8,98%) (grafik 1.31.). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh

menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor

komoditas kelapa sawit.

Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi

merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke

negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini

menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui

Singapura menjadi melalui Palembang dan Padang.

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Pada triwulan IV 2013, Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar

USD 115,06 juta, meningkat sebesar 39,91% (qtq) atau 276,77% (yoy) (grafik

1.32.). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri

tertentu/khusus (USD 27,20 juta atau 37,53%) (grafik 1.33.).

Grafik 1.32. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

34

17

26 31

17

39

82

72

-12.16

-50.21

53.52

17.27

-45.35

134.00

110.59

-11.88

-100

-50

0

50

100

150

200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2012 2013

Impor (juta USD) g. Impor (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

30

Grafik 1.33. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2012 2013

Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya

Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya

Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus

Impor (juta USD)

|

|

|

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

35

BAB II INFLASI

A. Kajian Umum

Pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) (gambar 2.2.).

Inflasi Jambi tersebut juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).

Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-8 (delapan) dari daftar

kota yang termasuk dalam perhitungan inflasi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi

di kota Pematang Siantar, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh

(gambar 2.3).13

Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera

Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi

13

Sumber: DSM, Bank Indonesia.

7.99

4.45

5.31

2.76 3.90

6.80

4.43

4.22

6.06

5.24

7.96

8.74

6.65

5.54

4.61

3.79 3.97

4.53 4.31

4.305.90

5.90

8.40

8.38

0

5

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2011 2012 2013

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

Band

a Ac

eh

Pale

mba

ng

Band

ar L

ampu

ng

Bata

m

Pada

ng S

idem

puan

Lhok

seum

awe

Dum

ai

Pang

kal P

inan

g

Jam

bi

Paka

nbar

u

Beng

kulu

Sibo

lga

Tanj

ung

Pina

ng

Med

an

Pada

ng

Pem

atan

g Si

anta

r

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

36

Tingginya inflasi kota Jambi pada tahun 2013 disebabkan oleh

meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar

19,16% (yoy) dan 9,86% (yoy) (gambar 2.1). Sementara inflasi inti relatif stabil

pada level 3,81% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices

adalah meningkatnya bbm, tarif angkutan, tarif tenaga listrik (TTL) dan bahan

bakar rumah tangga.14

Inflasi administered prices meningkat pesat pada triwulan

II dan III masing-masing sebesar 5,16% (qtq) dan 9,07% (qtq) seiring dengan

kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyesuaian tarif angkutan yang dilakukan

oleh pemerintah.

Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari terganggunya pasokan

komoditas tanaman pangan dan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan I 2013

seiring dengan terganggunya pasokan komoditas tanaman pangan akibat

tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan kualitas

hasil panen.

Secara triwulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan IV-2013 tercatat

1,04% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq)

namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun

terakhir (0,63% qtq). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama

meningkatnya inflasi triwulanan kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi

administered prices masing-masing sebesar 2,18% (qtq) (gambar 2.1). Sementara

inflasi inti dan volatile food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan

0,28% (qtq).

Gambar 2.3. Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013

Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi

14

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

0

5

10

15

20

25

TW I TW II TW III TW IV

2013

%Inflasi qtq

Inflasi

Inflasi Inti

Volatile Food

Administered Price

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

TW I TW II TW III TW IV

2013

% Inflasi ytd

Inflasi

Inflasi Inti

Volatile Food

Administered Price

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

37

Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah

meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek

filter, dan angkutan udara.15

Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya

disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan

hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta

tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.

Inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan

dengan perayaan hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru

yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas tanaman pangan

akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan

kualitas hasil panen.

Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,

dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi

bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga

cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, selama tahun 2013, inflasi tertinggi di Kota

Jambi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

18,60% seiring dengan kenaikan bbm dan penyesuaian tarif angkutan dan diikuti

oleh kelompok bahan makanan (9,83%), perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (7,34%) dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,15%) (Tabel

2.1).

Sementara itu, secara triwulanan sumbangan terbesar pada triwulan

laporan bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar

dengan kontribusi sebesar 0,48% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok

perumahan, air, listrik, dan bahan bakar tersebut (2,41%) disebabkan oleh

kenaikan tarif tenaga listrik, kontrak rumah sebagai dampak meningkatnya biaya

perawatan rumah, serta bahan bakar rumah tangga akibat terdongkraknya harga

jual elpiji karena distribusi gas elpiji yang tidak merata (Tabel 2.2).

15

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

38

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Kumulatif (ytd) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

qtq ytd qtq ytd qtq ytd qtq ytd qtq ytd

I. BAHAN MAKANAN 0.12 2.65 4.91 4.91 1.87 6.87 2.35 9.39 0.40 9.83

a. P ADI-P ADIAN, UMB I-UMB IAN DAN HAS ILNYA 0.91 6.26 -1.75 -1.75 0.41 -1.36 4.60 3.18 1.45 4.68

b. DAGING-DAN HAS IL-HAS ILNYA 4.74 9.04 -4.29 -4.29 16.15 11.17 8.38 20.48 -14.02 3.59

c. IKAN S E GAR 3.83 5.17 -2.27 -2.27 -1.69 -3.92 3.21 -0.84 4.03 3.15

d. IKAN DIAWE TKAN -1.22 12.25 1.56 1.56 4.72 6.35 -1.00 5.29 3.92 9.42

e. TE LUR , S US U DAN HAS IL-HAS ILNYA 0.18 7.49 -1.48 -1.48 4.12 2.58 3.55 6.21 0.19 6.41

f. S AYUR-S AYURAN -9.89 24.30 2.16 2.16 2.78 5.00 2.09 7.19 4.09 11.58

g. KACANG-KACANGAN 6.10 22.44 0.30 0.30 -0.23 0.07 22.90 22.98 0.80 23.96

h. BUAH-BUAHAN -6.79 -4.71 14.61 14.61 -10.04 3.10 0.22 3.33 6.03 9.56

i. BUMBU-BUMBUAN 8.02 -31.40 65.49 65.49 1.33 67.69 -14.94 42.64 1.77 45.17

j. LE MAK DAN MINYAK -6.12 -4.23 0.34 0.34 -1.24 -0.90 3.33 2.40 4.15 6.65

k. BAHAN MAKANAN LAINNYA -1.07 10.02 0.74 0.74 3.11 3.87 0.57 4.46 1.07 5.57

II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TE MBAKAU 0.43 5.48 1.37 1.37 1.35 2.73 2.73 5.54 1.53 7.15

a. MAKANAN JADI 0.42 3.54 1.59 1.59 1.64 3.25 3.97 7.35 2.01 9.51

b. MINUMAN YANG TIDAK BE RALKOHOL -0.93 9.92 0.79 0.79 0.34 1.14 0.24 1.38 -1.95 -0.60

c. TE MBAKAU DAN MINUMAN BE RALKOHOL 1.24 7.59 1.19 1.19 1.27 2.48 1.31 3.82 2.36 6.28

III. P E RUMAHAN, AIR , L IS TR IK, GAS & BHN BAKAR 0.34 6.69 0.83 0.83 1.71 2.55 2.21 4.82 2.41 7.34

a. B IAYA TE MP AT TINGGAL 1.56 10.24 0.13 0.13 0.43 0.55 1.52 2.08 1.60 3.71

b. BAHAN BAKAR , P E NE RANGAN DAN AIR -1.91 2.20 1.94 1.94 4.84 6.88 4.21 11.38 4.49 16.39

c. P E RLE NGKAP AN RUMAHTANGGA -0.03 0.50 0.61 0.61 0.03 0.64 1.34 1.98 1.69 3.71

d. P E NYE LE NGGARAAN RUMAHTANGGA 0.37 5.28 1.98 1.98 1.03 3.03 0.57 3.62 0.87 4.52

IV. S ANDANG 0.18 3.29 -0.60 -0.60 -1.68 -2.26 2.01 -0.29 -0.19 -0.48

a. S ANDANG LAKI-LAKI 0.21 2.00 0.76 0.76 0.57 1.34 0.64 1.99 1.16 3.17

b. S ANDANG WANITA 0.34 -0.45 0.85 0.85 0.24 1.10 1.11 2.22 -0.48 1.73

c. S ANDANG ANAK-ANAK 0.10 7.19 0.36 0.36 0.56 0.92 0.17 1.10 0.88 1.98

d. BARANG P R IBADI DAN S ANDANG LAINNYA 0.08 4.58 -3.54 -3.54 -6.85 -10.15 5.58 -5.13 -1.91 -6.95

V. KE S E HATAN 0.61 1.67 0.44 0.44 0.42 0.86 0.44 1.30 1.02 2.34

a. JAS A KE S E HATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.83 0.83

b. OBAT-OBATAN 0.00 3.27 1.15 1.15 0.49 1.64 0.13 1.77 0.89 2.68

c. JAS A P E RAWATAN JAS MANI 5.44 7.54 0.00 0.00 1.84 1.84 2.78 4.68 3.72 8.57

d. P E RAWATAN JAS MANI DAN KOS ME TIKA 0.36 1.16 0.64 0.64 0.46 1.11 0.43 1.54 0.55 2.09

VI. P E NDIDIKAN, RE KRE AS I DAN OLAHRAGA 0.08 2.29 0.43 0.43 -0.07 0.37 0.92 1.29 0.26 1.55

a. JAS A P E NDIDIKAN 0.00 1.73 0.00 0.00 0.00 0.00 1.11 1.11 0.00 1.11

b. KURS US -KURS US / P E LATIHAN 0.00 6.27 0.00 0.00 0.00 0.00 4.02 4.01 0.00 4.01

c. P E RLE NGKAP AN / P E RALATAN P E NDIDIKAN -0.19 7.67 1.81 1.81 -0.32 1.48 -0.67 0.80 0.72 1.53

d. RE KRE AS I 0.77 -1.82 0.92 0.92 -0.13 0.80 0.86 1.66 1.01 2.69

e. OLAHRAGA 0.00 0.93 0.00 0.00 0.17 0.17 0.04 0.21 -0.91 -0.69

VII TRANS P OR , KOMUNIKAS I & JAS A KE UANGAN 0.62 4.13 1.18 1.18 4.97 6.21 10.93 17.81 0.66 18.60

a. TRANS P OR 0.41 5.46 1.76 1.76 7.37 9.26 15.61 26.32 0.92 27.48

b. KOMUNIKAS I DAN P E NGIR IMAN 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

c. S ARANA DAN P E NUNJANG TRANS P OR 2.94 4.24 0.00 0.00 0.00 0.00 1.50 1.50 0.00 1.50

d. JAS A KE UANGAN 0.00 0.70 0.41 0.41 0.00 0.41 0.00 0.41 0.00 0.41

INFLAS I (UMUM) 0.32 4.22 2.08 2.08 1.82 3.95 3.53 7.61 1.04 8.74

S umber: BP S (diolah)

KELOMPOK/SUBKELOMPOKTriwulan IV-2012 Triwulan I-2013 Triwulan II-2013 Triwulan III-2013 Triwulan IV-2013

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan 0.12 0.04 4.91 1.46 1.87 0.57 2.35 0.76 0.40 0.13

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.43 0.08 1.37 0.27 1.35 0.27 2.73 0.52 1.53 0.30

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.34 0.07 0.83 0.17 1.71 0.34 2.21 0.43 2.41 0.48

IV Sandang 0.18 0.01 -0.60 -0.04 -1.68 -0.10 2.01 0.11 -0.19 -0.01

V Kesehatan 0.61 0.02 0.44 0.02 0.42 0.02 0.44 0.02 1.02 0.04

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.08 0.00 0.43 0.02 -0.07 0.00 0.92 0.05 0.26 0.01

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.62 0.09 1.18 0.17 4.97 0.72 10.93 1.64 0.66 0.11

INFLASI 0.32 0.32 2.08 2.08 1.82 1.82 3.53 3.53 1.04 1.04

Sumber: BPS (diolah)

Triwulan IV-2012

(q-t-q, %)

Triwulan IV-2013

(q-t-q, %)

Triwulan III-2013

(q-t-q, %)

Triwulan II-2013

(q-t-q, %)KELOMPOK

Triwulan I-2013

(q-t-q, %)

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga

memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar, yaitu sebesar 0,30%, seiring

dengan peningkatan harga pada kelompok tersebut karena perayaan Idul Adha,

Natal, dan tahun baru (khususnya pada sub kelompok makanan jadi). Untuk sub

kelompok tembakau dan minuman beralkohol, kenaikan harga lebih diakibatkan

karena meningkatnya harga tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan

tembakau di sentra-sentra produksi tembakau. Petani tembakau lebih memilih

beralih ke tanaman palawija karena petani tidak berani berspekulasi menanam

tembakau saat curah hujan tinggi (tanah lembab) yang akan menyebabkan

tanaman tembakau tidak bisa tumbuh subur.

Di sisi lain, kelompok bahan makanan juga memberikan kontribusi

sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (0,13%) karena menurunnya

kualitas dan kuantitas hasil panen akibat tingginya curah hujan.

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar adalah cabe merah; bahan bakar rumah tangga; dan kontrak rumah

(Oktober 2013), bawang merah; tarif listrik; dan ayam goreng (November 2013)

serta bayam; rokok kretek filter; daging ayam ras; angkutan udara; dan bahan

bakar rumah tangga (Desember 2013).

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2013

TW IV-2013 TW IV-2013

Sumbangan Sumbangan

OKTOBER OKTOBER

1 Cabe Merah 0.9540 1 Daging Ayam Ras -0.3836

2 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.1077 2 Bawang Merah -0.2289

3 Kontrak Rumah 0.0987 3 Bayam -0.0953

4 Pisang 0.0899 4 Kangkung -0.0610

5 Beras 0.0535 5 Tomat Buah -0.0403

6 Udang Basah 0.0327 6 Rempela Hati Ayam -0.0275

7 Cabe Hijau 0.0295 7 Emas Perhiasan -0.0246

8 Jeruk 0.0295 8 Tongkol -0.0220

9 Kacang Panjang 0.0272 9 Tomat Sayur -0.0162

10 Mie Kering Instant 0.0267 10 Gula Pasir -0.0156

1.4494 -0.9150

NOVEMBER NOVEMBER

1 Bawang Merah 0.1606 1 Cabe Merah -0.4655

2 Tarif Listrik 0.1004 2 Daging Ayam Ras -0.2431

3 Ayam Goreng 0.0509 3 Telur Ayam Ras -0.0775

4 Nasi 0.0448 4 Kacang Panjang -0.0505

5 Kelapa 0.0403 5 Gula Pasir -0.0386

6 Tomat Sayur 0.0399 6 Cabe Rawit -0.0375

7 Minyak Goreng 0.0314 7 Pisang -0.0263

8 Gabus 0.0310 8 Cabe Hijau -0.0171

9 Kangkung 0.0275 9 Emas Perhiasan -0.0144

10 Mie 0.0258 10 Sepatu -0.0132

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

40

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,40%(qtq) dengan

sumbangan inflasi mencapai 0,13%. Pada triwulan IV-2013 trend harga bahan

makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama

perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru yang tidak diimbangi dengan

cukupnya pasokan akibat berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen karena

tingginya curah hujan selama bulan Oktober-Desember.

Namun

demikan, sejalan

dengan masuknya

periode panen pada

beberapa daerah

penghasil bawang

merah (Bojonegoro dan

Kampar), harga

komoditi bumbu-

bumbuan seperti bawang merah dan cabe merah yang meningkat pada bulan

Oktober lalu, mulai menunjukkan penurunan harga di bulan Desember (grafik

2.4.).

Harga bawang merah di bulan Desember turun menjadi Rp23.667/kg,

meskipun belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai

gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah

di kota Jambi sebesar Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan

mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi

0.5526 -0.9837

DESEMBER DESEMBER

1 Bayam 0.1380 1 Cabe Merah -0.2953

2 Rokok Kretek Filter 0.0807 2 Bawang Merah -0.0484

3 Daging Ayam Ras 0.0762 3 Petai -0.0304

4 Angkutan Udara 0.0719 4 Gula Pasir -0.0266

5 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0603 5 Pisang -0.0222

6 Tomat Buah 0.0489 6 Tongkol -0.0182

7 Nasi 0.0393 7 Sawi Hijau -0.0173

8 Kacang Panjang 0.0363 8 Pepaya -0.0153

9 Kontrak Rumah 0.0328 9 Dencis -0.0144

10 Lambak 0.0287 10 Teri -0.0143

0.6131 -0.5024

Sumber : BPS (diolah)

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Harga bawang tertinggi pada Triwulan IV 2013

terjadi pada bulan November, yaitu sebesar Rp27.413/kg.

Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat

tajam ke level Rp 40.467/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama

perayaan Idul Adha serta minimnya pasokan akibat sentra-sentra produksi cabe

mengalami gagal panen karena curah hujan yang tinggi (pembusukan). Namun

demikian, pada bulan November harga cabe merah mulai menurun ke level

Rp32.093/kg dan kembali menurun pada Desember 2013 ke level Rp27.613/kg

seiring meningkatnya pasokan di pasar. Namun demikian, harga cabe merah di

bulan Desember 2013 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga

cabe selama Triwulan I sampai dengan Triwulan III 2013, yaitu sebesar

Rp24.008/kg.

Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga

daging ayam ras dan daging sapi (grafik 2.6.). Harga daging ayam ras pada awal

triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp26.150/kg. Harga

tersebut sempat turun pada bulan November 2013 menjadi Rp 22.133/kg dan

kembali meningkat pada bulan Desember 2013 menjadi Rp 23.347/kg seiring

dengan meningkatnya permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu

masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat

pada bulan Oktober 2013 yang mencapai Rp 107.833/kg.

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung internasional (aksis kiri)

Jagung pipilan kering (aksis kanan)

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

110,000

120,000

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

42

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras

Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar

7,41% (grafik 2.7.). Sejalan dengan hal tersebut, harga beras di Jambi pada

triwulan laporan juga menurun sebesar 0,56% dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Harga tepung terigu

merk Segitiga Biru pada

triwulan laporan relatif stabil di

level Rp10.000/kg (grafik 2.8.).

Sementara di tingkat

internasional, harga gandum

yang merupakan bahan baku

tepung terigu mengalami

penurunan sebesar 0,41% (qtq).16

Harga rata-rata Crude

Palm Oil (CPO) di tingkat

internasional pada triwulan

laporan meningkat 8,57%

dibandingkan triwulan

sebelumnya, yaitu dari USD

721,98/metric ton meningkat

menjadi USD 784/metric ton

16

Satu bushel setara dengan 27 kg.

-

50

100

150

200

250

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2011 2012 2013

Th

ou

san

ds

(Rp ribu/Kg)

Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi

(USD/CWT)

Beras internasional (aksis kiri)

Beras King (aksis kanan)

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(Ringgit/Ton)

CPO internasional (aksis kiri)

Minyak goreng lokal (aksis kanan)

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

(grafik 2.9.). Sejalan dengan harga internasional, harga minyak goreng lokal juga

meningkat dari Rp9.689/liter triwulan lalu menjadi Rp10.300/liter di triwulan

laporan.

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi 7,15% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 1,53% (qtq). Berdasarkan sub

kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan

minuman beralkohol 2,36% (qtq) yang disebabkan oleh meningkatnya harga

tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan tembakau di sentra-sentra

produksi tembakau. Selanjutnya, sub kelompok makanan jadi juga mengalami

inflasi 2,01% (qtq) yang diakibatkan oleh meningkatnya permintaan terkait

perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru. Berbeda dengan sub kelompok

lainnya, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar

1,95% (qtq).

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-

2013 mengalami inflasi sebesar 2,41% (qtq), lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (2,21% (qtq)), dengan laju inflasi tahunan 7,34% (yoy). Berdasarkan

sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub

kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,49% (qtq), perlengkapan

rumah tangga sebesar 1,69% (qtq), biaya tempat tinggal 1,60% (qtq), serta

penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,87% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi

pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif

tenaga listrik pada awal triwulan laporan serta meningkatnya harga elpiji akibat

distribusi yang tidak merata.

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

44

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang

pada triwulan IV-2013 secara

tahunan mengalami deflasi

sebesar 0,48%(yoy) setelah

pada triwulan sebelumnya

juga mengalami deflasi

sebesar 0,12% (yoy). Secara

triwulanan, kelompok

sandang juga mengalami

deflasi sebesar 0,19% (qtq).

Terjadinya deflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi

barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (-6,95% (yoy))

terutama komoditas emas perhiasan. Membaiknya perekonomian AS paska shut

down yang diiringi dengan terus menguatnya mata uang dollar AS menjadi

penyebab utama menurunnya harga emas internasional selama triwulan laporan17

(grafik 2.10.). Namun demikian, masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi

faktor penahan penurunan harga emas perhiasan tersebut.

5. Kelompok Kesehatan

Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami

inflasi sebesar 1,02% (qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,44% (qtq)).

Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan

jasmani yang mencapai 3,72% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon dan

jasa perawatan jasmani lainnya.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar

0,26% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (0,92% (qtq)). Peningkatan

harga tersebut terjadi pada sub kelompok rekreasi (1,01% (qtq)) sejalan dengan

liburan sekolah, natal, dan tahun baru.

17

Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram

(http://en.wikipedia.org)

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2012 2013

Sumber: Bloomberg

(USD/troy ounce)

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Tingkat inflasi yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan

jasa keuangan turun jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar

10,93% (qtq) menjadi 0,66% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi pada

kelompok ini utamanya bersumber dari sub kelompok transpor sebesar 0,92%

(qtq) atau 27,48% (yoy).

Mulai meredanya tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan

angkutan pada triwulan laporan disebabkan karena mulai settle-nya ekspektasi

masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Namun

demikian, meningkatnya permintaan tarif angkutan udara seiring dengan

liburan sekolah, natal, dan tahun baru memiliki andil yang cukup besar pada

tekanan inflasi bulan Desember.

Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami

penurunan sebesar 7,94% dibandingkan periode triwulan III-2013 yaitu dari

USD 105,78/barrel, menjadi USD 97,38/barrel (grafik 2.11.).

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

0.00

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

47

47

BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.2

MENGETAHUI DAMPAK KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BAGI PEREKONOMIAN JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jambi,GAPKI, GAPKINDO, KADIN, PHRI, APKLI, retailer, dan pelaku usaha

lainnya pada tanggal 21 Januari 2014)

Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh

pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh

di lingkungan usaha atau kerjanya. Upah tersebut terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap

dan berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Dasar hukum

penetapan UMP mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1999

sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. KEP-226/MEN/2000.

Gubernur Jambi melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi No.

601/Kep.Gub/DISSOSNAKERTRANS/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Penetapan UMP

Jambi Tahun 2014 telah menetapkan bahwa besarnya UMP 2014 adalah Rp 1.502.230,00 atau

naik sebesar 15,56% dibandingkan UMP 2013 (Rp1.300.000,00). Sebelum UMP tersebut

ditetapkan melalui SK Gubernur, beberapa tahapan yang telah dilalui mengacu pada dasar

hukum tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan asosiasi pengusaha, serikat pekerja,

dan dinas terkait melakukan survei secara triwulanan untuk mengetahui Kebutuhan

Hidup Layak (KHL) pekerja lajang di Provinsi Jambi sesuai Permenakertrans No. 13

tahun 2012 tentang Komponen dan Pentahapan Kebutuhan Hidup Layak. Dalam

ketentuan tersebut, Pemerintah telah menetapkan 7 kelompok dan 60 komponen

kebutuhan bagi pekerja lajang yang menjadi acuan survei KHL.

b. Adapun KHL tahun 2014 yang diusulkan oleh Dewan Pengupahan adalah

Rp.1.502.226,00. Besarnya KHL yang diusulkan biasanya bersumber dari rata-rata

hasil survei triwulanan. Namun demikian, khusus tahun 2013, karena adanya shock

kenaikan BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013, penentuan KHL menggunakan

hitungan median.

c. Selanjutnya, berdasarkan KHL yang telah ditetapkan Dewan Pengupahan, Gubernur

menetapkan besarnya UMP. Untuk tahun 2014, Gubernur Jambi menetapkan UMP

Jambi sebesar Rp 1.502.230,00 atau berada sedikit di atas KHL. Jika dibandingkan

dengan tahun 2013, UMP Jambi mengalami kenaikan sebesar 15,56% (tertinggi ke-4

di Pulau Sumatera).

d. Karena nilai UMP di Provinsi Jambi telah mengakomodasi KHL, maka dalam proses

penetapan maupun pelaksanaannya berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali.

48

48

BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Gambar 1. Alur Penetapan UMP

Apabila dilakukan analisis lebih mendalam, secara tidak langsung penetapan UMP di

Jambi juga mempertimbangkan laju inflasi. Semakin tinggi laju inflasi pada tahun berjalan,

semakin tinggi peningkatan nilai KHL dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan UMP yang

semakin tinggi pada tahun berikutnya (Grafik 1)

Grafik 1. Hubungan Inflasi dengan Kenaikan UMP

0

5

10

15

20

2009 2010 2011 2012 2013

Inflasi % Kenaikan UMP

Kenaikan UMP di Provinsi akan memberikan dampak positif dan dapat pula berdampak

negatif apabila tidak disertai dengan pengendalian yang baik. Dampak positif dari kenaikan UMP

antara lain:

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama tenaga kerja.

b. Kenaikan UMP akan memicu peningkatan konsumsi masyarakat sehingga akan

memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang masih

didominasi oleh sektor konsumsi swasta.

Note: kenaikan UMP menggunakan data tahun inflasi+1

Sumber: http://www.gajimu.com

49

49

BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

c. Mendorong perusahaan untuk berproduksi/beroperasi secara lebih efisien dan

produktif untuk menekan meningkatnya biaya produksi karena kenaikan komponen

biaya upah.

Sedangkan dampak negatif dari kenaikan UMP antara lain:

a. Meningkatkan biaya produksi perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kebijakan Ekonom Moneter

(DKEM) Bank Indonesia, diketahui bahwa komponen biaya produksi pada sektor

ekonomi utama (pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan) didominasi oleh

biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja (Gambar 2).

Gambar 2. Komponen Biaya Produksi Pada Sektor Perekonomian Utama

Grafik 2. Pola Inflasi Januari dan Persentase Kenaikan UMP

0

5

10

15

20

2010 2011 2012 2013 2014

Inflasi Januari % Kenaikan UMP

Dengan demikian, adanya kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56% akan

berpotensi memicu kenaikan biaya produksi ketiga sektor tersebut di atas sebesar

2,6-3,6%. Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, beberapa strategi yang biasanya

diambil pelaku usaha dalam menyikapi kenaikan biaya produksi antara lain:

mengurangi marjin keuntungan, melakukan efisiensi, meningkatkan produktivitas,

mengurangi kualitas dan volume barang, serta alternatif terakhir yang menjadi

pilihan pelaku usaha adalah menaikkan harga jual barang/jasa.

b. Kebijakan perusahaan untuk menaikkan harga jual barang/jasa seiring dengan

kenaikan biaya produksinya tersebut akan menyebabkan laju inflasi pada periode

selanjutnya semakin tinggi. Berdasarkan analisis terhadap data historis inflasi dan

50

50

BOKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

UMP, pola laju inflasi pada bulan Januari setiap tahunnya akan mengikuti pola

kenaikan UMP (grafik 2). Efek jangka panjang dari pengaruh kenaikan harga dan

tingginya laju inflasi ini adalah menurunnya daya beli dan tingkat kesejahteraan

masyarakat.

c. Kenaikan UMP yang sangat signifikan akan menjadi beban bagi pelaku usaha.

Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan angka pengangguran apabila pelaku

usaha mengambil kebijakan PHK untuk mengurangi beban biaya tenaga kerjanya.

d. Apabila kenaikan UMP di luar batas kewajaran, investor akan berpikir ulang untuk

membuka usahanya di Provinsi Jambi (investasi melambat). Selain itu, investor

eksisting juga akan mempertimbangkan kembali usahanya yang telah beroperasi di

Jambi untuk dipindahkan ke daerah lain yang biaya produksinya lebih ekonomis.

Berdasarkan hasil diskusi, kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56%, masih dipandang

optimis oleh para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya ke depan. Hal tersebut

didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum ditetapkanya UMP 2014, rata-rata upah yang

diberikan pelaku usaha kepada para pekerjanya telah melampaui nominal UMP 2014. Namun

demikian, kenaikan UMP tersebut tetap memberikan dampak bagi pelaku usaha meskipun tidak

terlalu besar. Beberapa strategi yang akan dan sedang dilakukan oleh pelaku usaha di Provinsi

Jambi untuk mengurangi beban produksi tersebut antara lain:

1. Melakukan efisiensi dalam pelaksanaan bisnis proses perusahaan;

2. Mengurangi marjin keuntungan;

3. Meningkatkan produktivitas;

4. Menggunakan teknologi tepat guna;

5. Melakukan continously improvement dan

6. Meminimalisasi waktu proses.

Rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait UMP dan pengaruhnya terhadap

perekonomian Provinsi Jambi antara lain:

1. Kenaikan UMP agar tidak diikuti secara langsung dengan kenaikan biaya energi

karena akan memberikan tekanan yang kuat terhadap kenaikan biaya produksi dan

dapat memicu kenaikan harga barang/jasa serta meningkatnya laju dan ekspektasi

inflasi.

2. Melalui TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota lebih aktif dalam kegiatan

pengendalian inflasi di Provinsi Jambi.

3. Untuk menjaga iklim investasi di Jambi tetap kondusif, Pemerintah Daerah perlu

memperhatikan dampak-dampak negatif sebagaimana tersebut di atas terutama

dampak negatif jangka panjang.

51

BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dari sisi aset dan penyaluran kredit,

meskipun dari sisi penghimpunan dana mengalami sedikit penurunan sehingga Loan

to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 313 bps

menjadi sebesar 121,66%. Peningkatan LDR tersebut juga diiringi dengan

peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio NPL dari sebesar

2,25% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,98%.

A.Perkembangan Kelembagaan20

Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah

kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2013

mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 378 kantor bank menjadi

379 kantor bank seiring dengan beroperasinya BPR Citra Darmawangsa. Secara lebih

rinci dari 379 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya

merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 17 (tujuh belas) Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor.

Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi

tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional dengan

3 (tiga) di antaranya memiliki Unit Usaha Syariah (Bank Jambi Unit Usaha Syariah,

Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah),

sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah.

Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu

36,24% atau 138 (seratus tiga puluh delapan) kantor dari seluruh kantor bank di

Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi

20

Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat

pada halaman lampiran.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

52

masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel

3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota

Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau sebesar 1,32%.

Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

B.Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 0,48% dari Rp28,54 triliun

pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28,68 triliun yang utamanya didorong oleh

meningkatnya aset bank bank swasta sebesar Rp412,11 miliar (5,18%) (Grafik 3.1.).

Namun pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya (2,53%) seiring dengan menurunnya aset bank pemerintah sebesar

1,01% dan bank swasta sebesar 3,96%. Namun demikian, secara tahunan,

pertumbuhan aset perbankan pada tahun 2013 mencapai 17,16% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan tahun 2012 (16,54%).

Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah

Rp18,15 triliun (63,31%), diikuti oleh bank swasta Rp8,36 triliun (29,16%) dan bank

syariah Rp2,16 triliun (7,53%).

Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4

Kota Jambi 125 125 127 132 133 135 137 138 36.41

Bungo 31 32 33 36 36 36 36 36 9.50

Muara Jambi 31 31 33 36 36 36 36 36 9.50

Sarolangun 26 27 29 31 31 31 31 31 8.18

Merangin 22 24 26 31 31 31 31 31 8.18

Batanghari 20 20 21 23 24 24 24 24 6.33

Tebo 19 19 19 22 23 23 23 23 6.07

Tanjung Jabung Barat 22 22 22 22 22 22 22 22 5.80

Kerinci 22 23 23 23 23 23 23 20 5.28

Tanjung Jabung Timur 7 7 8 10 10 10 10 10 2.64

Sungai Penuh 4 5 5 5 5 5 5 8 2.11

T O T A L 329 335 346 371 374 376 378 379 100.00

JUMLAH BANK2012 Pangsa

(%)

2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar

Rp19,42 triliun, turun 0,54% (Rp105,96 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,52

triliun) seiring dengan menurunnya simpanan berjangka (18,65%) dan giro (10,62%).

Sementara tabungan mampu tumbuh sebesar 13,50% (qtq) (Grafik 3.2. dan tabel

3.2.). DPK pada bank syariah dan bank pemerintah mengalami penurunan masing-

masing sebesar 21,76% (qtq) dan 3,02% (qtq). Sementara DPK bank swasta mampu

tumbuh sebesar 9,48% (qtq).

Secara tahunan, DPK tumbuh sebesar 8,19% (sebesar Rp1,47 triliun), namun

lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun 2012 (9,50%). Berdasarkan

komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh meningkatnya penempatan

pada deposito dan tabungan masing-masing sebesar 14,61% (yoy) dan 12,80%

(yoy). Sementara itu, penempatan dana pada giro mengalami penurunan sebesar

11,14% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja

Daerah (APBD) pada tahun 2013.

19 20 21 21

23 24 24 24 27 28 29 29

8.64 7.65

3.71

1.51

9.76

3.17

1.61 1.29

8.76

4.57

2.53

0.48

23.61

27.67

25.94

23.12 24.38

19.20 16.80

16.54 15.48

17.04 18.10 17.16

0

5

10

15

20

25

30

-

5

10

15

20

25

30

35

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13

Persen

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

54

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Tabel 3.2. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari

bank pemerintah dan mencapai Rp12,42 triliun (63,99%), diikuti oleh bank swasta

nasional Rp6,10 triliun (31,43%) dan bank syariah Rp890,98 miliar (4,56%) (Tabel

3.2). Bank swasta nasional mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK

mencapai 9,26% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank syariah masing-masing

sebesar 7,82% (yoy) dan 6,18% (yoy).

Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari

penempatan oleh perseorangan dan bukan lembaga keuangan. DPK perseorangan

meningkat Rp1,53 triliun dalam setahun ini menjadi Rp14,45 triliun (meningkat

3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 4,120 3,745 3,343

4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 5,388 5,706 4,642

8,755 9,208 9,141 10,132 9,492 9,646 10,070

11,430

17,255 17,612 17,918 17,945 18,376

19,155 19,521 19,415

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

24,000

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13

Rp (dalam jutaan)

Tabungan Simp Berjangka Giro DPK

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV q-t-q y-o-y

11.619,07 11.845,09 11.782,10 11.521,96 12.281,78 12.922,19 12.809,16 12.422,77 -3,02% 7,82%

1 2.998,74 2.564,07 2.761,82 2.854,88 2.966,56 3.221,55 2.717,06 2.459,88 - 9, 47% - 13, 84%

2 5.693,62 6.033,20 5.802,88 6.560,56 5.989,72 6.074,79 6.292,27 7.365,99 17, 06% 12, 28%

3 S impanan Berjangka 2.926,71 3.247,82 3.217,40 2.106,51 3.325,50 3.625,84 3.799,83 2.596,90 - 31, 66% 23, 28%

4.966,22 5.062,93 5.358,25 5.584,11 5.203,58 5.097,26 5.573,08 6.101,27 9,48% 9,26%

1 721,16 698,07 782,89 690,32 613,76 660,09 750,97 745,78 - 0, 69% 8, 03%

2 2.746,87 2.828,35 2.974,15 3.155,10 3.080,20 3.043,18 3.270,74 3.543,22 8, 33% 12, 30%

3 S impanan Berjangka 1.498,18 1.536,52 1.601,21 1.738,69 1.509,62 1.393,98 1.551,38 1.812,27 16, 82% 4, 23%

669,83 703,52 777,15 839,13 890,94 1.135,22 1.138,73 890,98 -21,76% 6,18%

1 146,38 110,93 142,94 217,47 172,68 238,74 276,84 137,81 - 50, 22% - 36, 63%

2 314,07 346,26 364,30 416,76 422,19 528,17 507,25 520,57 2, 63% 24, 91%

3 209,39 246,33 269,91 204,91 296,07 368,31 354,64 232,60 - 34, 41% 13, 52%

17.255,12 17.611,54 17.917,50 17.945,19 18.376,30 19.154,66 19.520,97 19.415,01 -0,54% 8,19%

1 3.866,28 3.373,06 3.687,65 3.762,67 3.753,00 4.120,39 3.744,86 3.343,47 - 10, 72% - 11, 14%

2 8.754,56 9.207,80 9.141,33 10.132,42 9.492,10 9.646,14 10.070,26 11.429,77 13, 50% 12, 80%

3 4.634,28 5.030,67 5.088,52 4.050,11 5.131,19 5.388,13 5.705,85 4.641,77 - 18, 65% 14, 61%

Tabungan

2013

Tabungan

Bank Swasta Nas ional

Bank Konvens ional

PertumbuhanURAIAN

2012

Giro

Tabungan

Giro

Giro

S impanan Berjangka

S impanan Berjangka

J umlah

Bank Syariah

Tabungan

Giro

Bank Pemerintah

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

11,81%) (Tabel 3.3.). Meningkatnya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan

BI-rate menjadi salah satu faktor tumbuhnya DPK perseorangan. Sementara itu DPK

milik bukan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan 14,65% menjadi Rp2,29

triliun.

Tabel 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam miliar rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan lokasi proyek, peningkatan DPK utamanya disebabkan oleh

meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali

Kabupaten Batanghari dan Tanjung Jabung Barat (Tabel 3.4.). Pertumbuhan

penghimpunan DPK tahunan terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta

Kabupaten Tebo masing-masing sebesar Rp148,50 miliar (83,77%) dan Rp84,86

miliar (53,44%).

Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi

yang mencapai Rp13,67 triliun (70,39%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,42 triliun

(7,30%).

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy

Penduduk/Res idents

1 P emerintah P us at 138,19 128,81 123,31 143,60 35,69 0,18 -74,17%

2 P emerintah Daerah (P emda) 2.087,52 3.821,75 4.227,59 3.950,76 1.701,70 8,77 -18,48%

3 Badan Dan Lembaga P emerintah 26,43 30,98 30,15 31,20 32,25 0,17 22,00%

4 BUMN Atau P emerintah Campuran 527,21 352,54 407,53 379,71 553,40 2,85 4,97%

5 BUMD 47,85 35,39 58,42 40,17 47,01 0,24 -1,76%

6 Lembaga Keuangan Non Bank 121,68 134,38 161,77 173,50 187,92 0,97 54,44%

7 Bukan Lembaga Keuangan 1.993,76 1.503,36 1.627,83 1.691,29 2.285,90 11,78 14,65%

8 S ektor S was ta L ainnya 69,19 80,74 329,11 375,26 113,91 0,59 64,63%

9 P ers eorangan 12.925,20 12.278,36 12.184,12 12.729,28 14.452,21 74,46 11,81%

J uml ah 17. 937, 03 18. 366, 31 19. 149, 83 19. 514, 78 19. 409, 99 100 8,21%

Bukan Penduduk/ Non- Res i dent s 8, 16 9. 988, 00 4, 83 6, 19 5, 03 -38,41%

Penduduk dan bukan penduduk 17. 945, 19 28. 354, 31 19. 154, 66 19. 520, 97 19. 415, 01 8, 19%

No. Golongan PemilikTrw.I-2013 Trw.II-2013 Trw.III-2013 Trw.IV-2013Trw.IV-2012

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

56

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam miliar rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp482,82

miliar (2,09%) yaitu dari Rp23,14 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23,62

triliun (Tabel 3.5.). Namun demikian, pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (4,11% qtq). Secara tahunan,

pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2013 hanya mencapai 22,47%,

melambat dibandingkan tahun 2012 yang dapat mencapai 27,68%, sejalan dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen

1 Kota J ambi 12. 485 12. 224 12. 668 13. 176 13. 667 70, 39 1. 181, 64 9, 46

2 Kab. Bungo 1. 336 1. 358 1. 347 1. 373 1. 416 7, 30 80, 54 6, 03

3 Tanjung J abung Barat 1. 167 1. 268 1. 377 1. 358 1. 160 5, 97 ( 6, 69) ( 0, 57)

4 Kab. Kerinci 966 1. 108 1. 147 1. 204 1. 113 5, 73 147, 06 15, 23

5 Kab. Merangin 742 715 730 768 761 3, 92 19, 05 2, 57

6 Kab. Batanghari 730 785 826 660 532 2, 74 ( 197, 80) ( 27, 10)

7 Kab. S arolangun 177 308 377 357 326 1, 68 148, 50 83, 77

8 Kab. Tebo 159 290 282 263 244 1, 26 84, 86 53, 44

9 Tanjung J abung Timur 184 320 400 363 196 1, 01 12, 67 6, 90

17.945 18.376 19.155 19.521 19.415 100 1.470 8,19 JUMLAH

Trw. IV-12 Trw. III-13 Trw. IV-13 Pertumbuhan (yoy)No. Kota/Kabupaten

Trw. I-13 Trw. II-13

TW IV TW I TW II TW III TW IV q-t-q y-o-y

Kelompok Bank 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%

1 Bank Pemerintah 12,358,995 12,768,570 14,129,012 14,694,069 15,048,876 2.41% 21.76%

2 Bank Swasta*) 5,230,708 5,560,810 6,152,437 6,436,729 6,525,991 1.39% 24.76%

3 Bank Syariah 1,697,973 1,833,179 1,942,478 2,007,462 2,046,216 1.93% 20.51%

Jenis Penggunaan 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%

1 Modal Kerja 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969 1.28% 3.04%

2 Investasi 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182 1.94% 57.49%

3 Konsumsi 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932 2.78% 23.92%

Sektor Ekonomi 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 2.09% 22.47%

1 Pertanian 3,028,774 3,236,828 3,760,313 3,995,028 4,031,009.26 0.90% 33.09%

2 Pertambangan dan Penggalian 112,898 155,226 109,958 99,822 96,337.68 -3.49% -14.67%

3 Industri 568,332 587,518 771,262 832,608 859,669.51 3.25% 51.26%

4 LGA 9,297 3,537 6,622 6,197 5,610.06 -9.47% -39.66%

5 Konstruksi 681,974 651,557 830,433 847,873 804,911.94 -5.07% 18.03%

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 4,766,386 4,959,617 5,575,797 5,602,869 5,775,325.43 3.08% 21.17%

7 Pengangkutan dan Komunikasi 283,620 303,945 301,212 329,769 326,682.50 -0.94% 15.18%

8

Keuangan,Real estate dan Jasa

Perusahaan 948,469 986,614 1,137,928 1,134,966 1,132,014.05 -0.26% 19.35%

9 Jasa-jasa 650,370 632,928 353,660 357,355 381,590.66 6.78% -41.33%

10 Bukan Lapangan Usaha 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932.08 2.78% 23.92%

*) Termasuk bank asing dan campuran

URAIAN2012 2013 Pertumbuhan

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh

bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional

membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (22,66% (yoy)) dibandingkan

bank syariah (20,51% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,34%

sementara bank syariah sebesar 8,66%.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang

mencapai 43,22%, diikuti dengan kredit modal kerja 31,96% dan kredit investasi

24,83%. Namun demikian kredit investasi masih menunjukkan akselerasi

pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 57,49% (yoy) meskipun secara triwulanan

hanya tumbuh 1,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada

sektor pertanian yang share-nya mencapai 50,60%. Pada triwulan laporan, kredit

investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 1,84% (qtq) seiring dengan

mulai membaiknya harga komoditas serta insentif positif dari terdepresiasinya nilai

tukar rupiah. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para

pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke

depannya.

Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam

jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 3,04% (yoy) atau

1,28% (qtq) menjadi Rp7,55 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas

berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan

kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang

cukup tinggi yaitu sebesar 23,92% (yoy) menjadi Rp10,21triliun atau meningkat

sebesar 2,78% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada

sektor industri yang mencapai 51,26% (yoy) dan diikuti oleh sektor pertanian

(33,09%) serta sektor bukan lapangan usaha (23,92%). Sementara itu, pangsa

penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu

sebesar 43,22%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,45%) dan

sektor pertanian (17,07%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut

mencapai 84,73% dari total outstanding kredit.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

58

Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi

oleh perbankan sebesar Rp30,41 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang

disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,62 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat

Rp6,79 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi.

Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 18,30% dari sebelumnya

Rp25,71 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh

meningkatnya kredit di Kota Jambi sebesar Rp1,5triliun (13,36%/yoy), Kabupaten

Batanghari sebesar Rp765,04miliar (53,87%/yoy), Kabupaten Bungo sebesar

Rp563,04miliar (20,03%/yoy) dan Kabupaten Merangin sebesar Rp553,67miliar

(27,94%/yoy).

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2,14 triliun atau

turun sebesar Rp65,15 miliar (2,95%) dari triwulan sebelumnya (Rp2,21 triliun) (Tabel

3.7.). Penurunan undisbursed loan tersebut disebabkan oleh menurunnya

kelonggaran tarik kredit investasi sebesar Rp160,60 miliar (-36,65% (qtq)) dan kredit

konsumsi sebesar Rp90juta (-4,29% (qtq)).

TW IV TW I TW II TW III TW IV*)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 4,812,579 5,050,026 5,268,361 6,156,208 6,302,423

Pertambangan dan Penggalian 882,807 934,232 879,927 947,095 1,211,367

Industri Pengolahan 1,591,661 1,422,625 1,620,015 1,681,763 1,646,455

Listrik, Gas dan Air Bersih 35,738 206,162 204,363 201,141 195,501

Konstruksi 685,138 668,028 859,463 894,478 866,965

Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,155,566 5,321,382 5,918,952 5,986,615 5,893,953

Pengangkutan dan Komunikasi 375,842 449,349 445,403 487,441 485,345

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 701,746 669,082 701,423 688,769 708,620

Jasa-jasa 1,176,874 1,207,393 1,056,421 1,065,722 1,051,582

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 12,049,345

TOTAL 25,707,902 26,471,507 28,211,296 29,925,232 30,411,556

Sektor Ekonomi2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Sementara itu, kelonggaran kredit modal kerja meningkat sebesar Rp95,54

miliar (5,41% (qtq)). Peningkatan kelonggaran kredit modal kerja tersebut

mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan

laporan serta menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit tersebut pada

triwulan mendatang.

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)21

terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan

tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan

DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 121,66%, meningkat 313 BPS

dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank

umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang

disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

21

LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK)

yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

TW IV TW I TW II TW III TW IV Nominal %

1 Investasi 178,824 230,045 477,751 438,163 277,568 (160,596) (36.65)

2 Konsumsi 18,590 14,883 2,543 2,099 2,009 (90) (4.29)

3 Modal kerja 1,392,690 1,527,558 1,541,494 1,767,269 1,862,807 95,538 5.41

1,590,104 1,772,485 2,021,788 2,207,531 2,142,384 (65,147) (2.95)

Jenis Penggunaan

Total

KategoriPertumbuhan (qtq)20132012

91.05%95.64% 100.19%

107.48% 109.72%116.02% 118.53%

121.66%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

5

10

15

20

25

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13

Rp triliun

Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

60

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 1,98% (di bawah

ketentuan 5%), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (2,25%) (Tabel 3.8.).

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas,

dan air serta sektor pertambangan dan penggalian, masing-masing sebesar

12,58% dan 8,79%, angka tersebut berada di atas ketentuan 5%. Tingginya NPL

pada sektor listrik, gas, dan air disebabkan karena penghentian sementara proyek

pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di kawasan TPI

Parit Tujuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penghentian

proyek tersebut dilakukan untuk menyikapi keresahan warga yang merasa

terganggu dengan aktivitas distribusi tanah galian menggunakan truk bertonase

besar yang melalui kawasan padat penduduk sehingga mengakibatkan

kerusakan jalan, polusi debu dan suara, serta kemacetan.

Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian, peningkatan NPL

sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal

ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di

sektor ini. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan penganguktan batubara

melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab tingginya NPL

sektor ini.

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)

1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,995,028 84,890 2.12 4,031,009 60,359 1.50

2. Pertambangan dan Penggalian 99,822 8,778 8.79 96,338 8,681 9.01

3. Industri 832,608 5,109 0.61 859,670 4,321 0.50

4. LGA 6,197 90 1.45 5,610 706 12.58

5. Konstruksi 847,873 13,019 1.54 804,912 24,148 3.00

6.Perdagangan Hotel dan Restoran 5,602,869 225,501 4.02 5,775,325 194,061 3.36

7Pengangkutan dan Komunikasi 329,769 2,264 0.69 326,683 2,285 0.70

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,134,966 35,263 3.11 1,132,014 36,684 3.24

9. Jasa-jasa 357,355 7,792 2.18 381,591 8,576 2.25

10. Bukan Lapangan Usaha 9,931,771 138,543 1.39 10,207,932 127,161 1.25

23,138,260 521,247 2.25 23,621,083 466,983 1.98

TW III-13 TW IV-13No Sektor Ekonomi

J U M L A H

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan

(margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito)

perbankan di Provinsi Jambi kembali menurun dari 7,37% menjadi 6,53% seiring

dengan adanya trend peningkatan suku bunga pinjaman dalam beberapa bulan

terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.).

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam satuan %)

6. Perkembangan Kredit UMKM

Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan meningkat 0,76% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan kredit UMKM meningkat

12,95% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total kredit (22,47%

(yoy)) (Grafik 3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya

aktivitas perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran

kredit UMKM.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

10.127.18 7.17 7.71 7.95 8.26 8.31 8.21 8.02 7.77 7.37 6.53

0

5

10

15

20

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

2011 2012 2013

Margin Deposito Kredit BI-rate

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

31.55

35.20

25.74

18.72 18.64

16.63

18.97

12.95

27.11

25.32

25.94 27.68

28.34

31.95

28.90

22.47

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV-13

2012 2013

Rp T

riliu

n Mikro Kecil

Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy

Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

62

Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga

menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 37,86% di triwulan lalu menjadi 37,37%

(Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu

36,82%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 33,49%, serta kredit mikro sebesar

29,70% dari total kredit UMKM.

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan (cut off data per November 2013)

mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset,

DPK dan penyaluran kredit yang mengalami penurunan. Jumlah aset seluruh BPR di

Provinsi Jambi sebesar Rp747,51 miliar atau turun 1,65% (qtq) dibanding triwulan

sebelumnya (Rp760,03 miliar). Sejalan dengan itu, jumlah penghimpunan dana pihak

ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi turun sebesar Rp14,80 miliar (2,68% (qtq))

menjadi Rp536,48 miliar.

Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami penurunan

sebesar Rp16,21 miliar (2,86% (qtq)) menjadi Rp551,23 miliar. Penurunan jumlah

penyaluran kredit tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya suku bunga

pinjaman seiring dengan kenaikan BI-rate. Kualitas kredit juga menunjukkan

penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan

(NPL) dari 5,96% menjadi 6,99%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah

melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian

khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut adalah

kenaikan suku bunga kredit.

13.60 14.35 12.42 11.95 11.89 11.43 11.25 11.10

15.68 15.19 14.24 14.08 13.89 13.84 13.63 13.76

13.66 15.1014.36 14.49 13.92 14.18 12.98 12.51

57.07 55.37 58.98 59.48 60.31 60.55 62.14 62.63

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV-13

2012 2013

Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

63

Meskipun secara umum kinerja BPR pada triwulan laporan menunjukkan

penurunan, BPR masih menjalankan fungsinya intermediasinya dengan baik terlihat

dari LDR yang tercatat sebesar 102,75%.

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai

Pada periode triwulan IV-2013, kebutuhan pembayaran tunai mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan net kas keluar

dibandingkan periode yang sama triwulan lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS

dan kliring mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut:

Nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi Rp 2,71 triliun, meskipun dari sisi volume kliring mengalami sedikit

penurunan (Tabel 3.9.).

Nilai RTGS dari, serta ke Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari dan ke Jambi mengalami penurunan.

Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi

D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2,84 triliun, meningkat 8,88%

dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.). Sementara aliran kas masuk (cash

inflow) sebesar Rp 810,93 triliun, turun 44,2%. Tingginya peningkatan aliran kas

keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Nominal Persen

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,548,121 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032 136,125 5.28

Volume Kliring (lembar warkat) 70,972 72,639 76,559 71,104 70,456 (648) (0.91)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929 (642,267) (44.20)

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373 231,243 8.88

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444) (873,509) 75.83

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 18,270 15,535 19,666 20,189 22,181 1,992 9.87

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 29,431 22,244 22,658 26,876 33,327 6,451 24.00

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 4,702 4,032 4,695 7,422 6,521 (901) (12.14)

Cek dan BG Kosong

Lembar 1,134 1,463 1,811 1,837 1,635 (202) (11.00)

Nominal (juta Rp) 35,192 83,121 64,290 56,120 63,174 7,054 12.57

Uraian2012 Pertumbuhan (qtq)2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

64

kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp1,15 triliun (Triwulan III-2013) naik

menjadi Rp2,03 triliun (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq)

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

D.2.Penyediaan Uang Layak Edar

Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga

kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian

tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 481,45 miliar, atau mencapai

59,37% dari total inflow provinsi Jambi.

D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah

kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi

peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada

seluruh lapisan masyarakat.

(2,500,000)

(2,000,000)

(1,500,000)

(1,000,000)

(500,000)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp (juta)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

D.4.Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp 2,71 triliun atau meningkat 5,28% dibandingkan triwulan

sebelumnya (Grafik 3.8.). Berbanding terbalik dengan nilainya, volume kliring justru

mengalami penurunan sebesar 0,91%, yaitu dari 71.104 menjadi 70.456 lembar

warkat. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (Surat Edaran No.

11/13/DASP tanggal 4 Mei 2009 perihal Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer

Kredit dalam Penyelenggaraan SKNBI) yang mengubah ketentuan batas nominal

transfer kredit melalui Sitem Kliring Nasional Bank Indonesia dari Rp 100 juta menjadi

Rp 500 juta sehingga dengan volume warkat yang lebih sedikit, masyarakat dapat

melakukan transfer dengan nominal yang lebih besar.

Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring

Nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp56,12 miliar menjadi

Rp63,17 miliar meskipun secara jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan

laporan mengalami penurunan sejumlah 202 lembar (11%) yaitu dari 1.837 lembar

menjadi 1.635 lembar.

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

2,000,000

2,200,000

2,400,000

2,600,000

2,800,000

3,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Perkembangan Transaksi Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

66

D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total

(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp9,63 triliun (15,52%) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 52,40 triliun menjadi Rp 62,03 triliun

(Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan

mencapai Rp 33,33 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 22,18 triliun dan

transfer di dalam provinsi Jambi Rp 6,52 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa

uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.

Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

22

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang

penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).

Nilai Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801

Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945

Tw 3 - 11 14,353 18,840 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 45,486

Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169

Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368

Tw 2 - 12 15,139 19,391 54,010 19,519 3,543 5,720 72,692 44,630

Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319

Tw 4 - 12 18,270 21,580 29,431 20,622 4,702 6,449 52,403 48,651

Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804

Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318

Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342

Tw 4 - 13 22,181 22,643 33,327 21,351 6,521 6,711 62,029 50,705

Periode

TOTAL

Volume

Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi

Volume Volume

Dari dan Ke Provinsi Jambi

Volume

67

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2013

mencapai Rp2,67 triliun (melebihi target APBD-P 2013 atau terealisasi sebesar

101,53%), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2,95 triliun (terealisasi

90,39%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut meningkat

masing-masing sebesar 0,22% dan 15,44%.

A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013

Pada tahun 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2,67

triliun atau mencapai 101,53% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2,63 triliun).

Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (62,31%) masih tergantung dari

transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,66 triliun. Lebih lanjut,

pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi

Umum (DAU) yang mencapai Rp836,58 miliar (31,35%). (Tabel 4.1.).

Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui

pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah mencapai Rp997,89 miliar

(37,39%). Angka pendapatan tersebut meningkat 0,22% dibanding tahun 2012.

Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi,

menyumbangkan 31,55% (Rp841,88 miliar) dari total pendapatan Jambi.

Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk membayar pajak menjadi

faktor pendorong meningkatnya pendapatan pajak.

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

68

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013

Pada tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2,95 triliun

atau mencapai 90,39% dari APBD-P 2013 (Rp3,27 triliun). Nilai realisasi tersebut

meningkat Rp395,19 miliar atau 15,44% dibanding tahun 2012 (Rp2,56 triliun).

Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (57,54%) masih ditujukan untuk

belanja operasional yaitu sebesar Rp1,70 triliun, sementara nilai realisasi untuk

belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71

% (Tabel 4.2.).

Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja barang yang

mencapai Rp684,03 miliar dan diikuti oleh belanja pegawai Rp531,79 miliar.

Realisasi belanja operasional meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya proses pembelian dan

pembayaran belanja barang.

Pada komponen belanja modal, terjadi peningkatan realiasi yang sangat

signifikan dari hanya sebesar 37,38% dari APBD-P 2013 pada triwulan lalu,

meningkat pesat menjadi 90,99% dari APBD-P 2013 pada triwulan ini. Hal ini

sejalan dengan kecenderungan realisasi anggaran yang menumpuk di akhir

tahun.

Nilai realisasi terbesar (22,47%) berada pada belanja jalan, irigasi dan

jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada

Nominal Persen Nominal Persen Nominal Persen

PENDAPATAN 2,181.29 2,662.91 122.08 2,628.38 2,145.17 81.62 2,668.64 101.53

Pendapatan Asli Daerah 753.37 995.65 132.16 902.55 749.54 83.05 997.89 110.56

Pajak Daerah 645.32 808.26 125.25 762.44 623.94 81.83 841.88 110.42

Retribusi Daerah 11.16 14.25 127.64 15.15 9.91 65.43 15.11 99.75

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan9.61 29.98 312.12 28.72 26.88 93.60 26.88 93.60

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 143.16 164.03 96.25 88.81 92.27 114.02 118.46

Pendapatan Transfer 1,426.76 1,665.59 116.74 1,724.82 1,394.62 80.86 1,662.79 96.40

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan1,085.73 1,341.20 123.53 1,385.83 1,152.18 83.14 1,339.10 96.63

Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 219.71 144.03 218.99 170.00 77.63 200.08 91.36

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 356.44 211.45 279.22 246.75 88.37 249.11 89.22

Dana Alokasi Umum 731.95 731.95 100.00 836.58 697.15 83.33 836.58 100.00

Dana Alokasi Khusus 32.67 33.11 101.33 51.04 38.28 75.00 53.33 104.49

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 324.38 95.12 338.99 242.44 71.52 323.69 95.49

Dana Penyesuaian 341.03 324.38 95.12 338.99 242.44 71.52 323.69 95.49

Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.67 143.71 1.00 1.01 101.42 7.96 795.72

Pendapatan Hibah 1.16 1.67 143.71 1.00 1.01 101.42 7.96 795.72

S.D TRW IV-2013S.D TRW IV-2012 S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN

Keuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

69

kepentingan masyarakat, yaitu sebesar Rp664,01 miliar. Dengan adanya

peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan, diharapkan akan mampu

memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam

efisiensi biaya distribusi barang dan jasa.

Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pusat di wilayah Jambi selama triwulan IV - 2013 mencapai

Rp1,23 triliun, meningkat 56,04% dibandingkan triwulan lalu (Rp787,71 miliar)

(Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan

pajak dalam negeri (657,50%), terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak

Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sejalan dengan hal

tersebut, pendapatan pajak perdagangan internasional juga meningkat (9,89%)

seiring dengan meningkatnya pendapatan bea masuk sebagai akibat dari

peningkatan impor Jambi. Sebaliknya pendapatan PNBP mengalami penurunan

sebesar 40,29% dibandingkan triwulan lalu.

Nominal Persen Nominal Persen Nominal Persen

BELANJA 2,766.57 2,559.27 92.51 3,268.51 1,637.84 50.11 2,954.46 90.39

Belanja Operasi 1,726.95 1,575.06 91.20 1,919.77 997.28 51.95 1,699.90 88.55

Belanja Pegawai 567.04 531.43 93.72 594.27 369.04 62.10 531.79 89.49

Belanja Barang 657.86 596.88 90.73 773.50 275.15 35.57 684.03 88.43

Belanja Hibah 356.59 339.33 95.16 356.87 251.40 70.45 334.53 93.74

Belanja Bantuan Sosial 65.50 32.31 49.33 37.91 14.48 38.21 15.35 40.48

Belanja Bantuan Keuangan 79.67 74.86 93.97 157.23 87.21 55.47 134.21 85.36#DIV/0! 0.00 #DIV/0!

Belanja Modal 723.24 682.90 94.42 1,029.78 384.89 37.38 936.98 90.99

Belanja Tanah 5.70 2.99 52.47 15.29 0.18 1.19 10.89 71.23

Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 105.89 94.46 110.42 29.96 27.14 108.35 98.12

Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 100.13 93.82 164.92 55.52 33.66 149.81 90.84

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 470.16 95.02 733.62 298.68 40.71 664.01 90.51

Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 3.52 95.81 5.50 0.55 9.93 3.88 70.56

Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.04 0.00 0.00 0.04 99.811.41 1.41 0.00 0.00

Belanja Tak Terduga 10.00 2.39 23.94 3.00 1.85 61.75 2.09 69.58

Belanja Tak Terduga 10.00 2.39 23.94 3.00 1.85 61.75 2.09 69.580.75 0.75 100.00 0.75 0.00 0.00 0.00

Transfer 306.38 298.92 97.56 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85

Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 306.38 298.92 97.56 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85

Bagi Hasil Pajak 306.38 0.00 0.00 315.96 253.82 80.33 315.50 99.85

S.D TRW IV-2013S.D TRW IV-2012 S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

70

Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)

Secara tahunan, penerimaan pemerintah pusat di wilayah Jambi mencapai

Rp3,03 triliun, meningkat 13,33% dibandingkan tahun lalu (Rp2,67 triliun) (Tabel

4.4.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak

dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan

(PPh). Sebaliknya, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami

penurunan yang tajam (42,21%) dibanding tahun lalu, seiring dengan

menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari penurunan ekspor Jambi.

Berdasarkan komposisinya, penerimaan terbesar di triwulan IV 2013

adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp1,15 triliun

(93,91%) (Gambar 4.1). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah

Nominal (%)

I Pajak Dalam Negeri 2.081.822.299.370 2.319.593.343.544 2.729.794.012.140 410.200.668.596 17,68

P P h 970.495.765.733 1.125.662.661.513 1.188.473.817.686 62.811.156.173 5,58

P P N 1.013.657.429.900 1.082.521.611.367 1.422.162.817.144 339.641.205.777 31,38

P BB 63.432.348.172 73.502.930.423 79.299.219.577 5.796.289.154 7,89

L ainnya 33.909.324.565 37.808.616.241 39.853.297.733 2.044.681.492 5,41

II Pajak Perdagangan Int'l 267.767.474.540 95.737.529.298 55.328.329.722 (40.409.199.576) (42,21)

P endapatan Bea Mas uk 21.511.394.465 25.511.349.644 59.131.842.412 33.620.492.768 131,79

P endapatan Bea Keluar 246.256.080.075 70.226.179.654 (3.803.512.690) (74.029.692.344) (105,42)

III Penerimaan SDA 14.053.351.046 16.097.238.097 19.825.561.259 3.728.323.162 23,16

P endapatan P ertambangan Umum 13.755.115.046 16.085.652.549 19.810.268.877 3.724.616.328 23,15

P endapatan kehutanan 298.236.000 11.585.548 15.292.382 3.706.834 32,00

IV PNPB Lainnya 262.230.782.735 240.886.701.460 222.335.145.575 (18.551.555.885) (7,70)

V Pendapatan Hibah - 297.294.000 1.500.000.000 1.202.706.000 404,55

2.625.873.907.691 2.672.612.106.399 3.028.783.048.696 356.170.942.297 13,33

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Pertumbuhan ( yoy)Tahun 2012Tahun 2011 Tahun 2013REALISASI PENDAPATAN

Total Realisas i Pendapatan

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013

(dalam satuan Rupiah)

Nominal (%)

I Pajak Dalam Negeri 916.997.270.401 337.162.436.009 549.208.910.854 689.119.224.145 1.154.303.441.132 465.184.216.987 67,50

P P h 370.599.961.443 191.414.759.997 316.456.732.449 285.764.485.084 394.837.840.156 109.073.355.072 38,17

P P N 485.549.444.342 133.773.975.504 216.087.854.420 368.960.087.878 703.340.899.342 334.380.811.464 90,63

P BB 50.587.306.271 2.588.428.511 6.163.734.985 24.568.906.574 45.978.149.507 21.409.242.933 87,14

L ainnya 10.230.858.345 9.380.411.997 10.500.589.000 9.825.744.609 10.146.552.127 320.807.518 3,26

II Pajak Perdagangan Int'l 20.262.129.120 (2.511.236.688) 7.871.512.700 23.806.862.930 26.161.190.780 2.354.327.850 9,89

P endapatan Bea Mas uk 9.405.899.000 4.513.511.152 7.869.011.660 21.323.765.300 25.425.554.300 4.101.789.000 19,24

P endapatan Bea Keluar 10.856.230.120 (7.024.747.840) 2.501.040 2.483.097.630 735.636.480 (1.747.461.150) (70,37)

III Penerimaan SDA 3.624.678.605 3.171.534.731 3.919.588.758 6.373.675.967 6.360.761.803 (12.914.164) (0,20) P endapatan P ertambangan

Umum 3.624.678.605 3.171.534.731 3.919.588.758 6.358.383.585 6.360.761.803 2.378.218 0,04

P endapatan kehutanan - - - 15.292.382 - (15.292.382) (100,00)

IV PNPB Lainnya 37.121.214.944 77.491.525.330 35.586.283.429 68.408.176.143 40.849.160.673 (27.559.015.470) (40,29)

978.302.587.070 415.314.259.382 596.586.295.741 787.707.939.185 1.229.174.554.388 441.466.615.203 56,04

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Total Realisas i Pendapatan

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Pertumbuhan ( qt q)REALISASI PENDAPATAN Triwulan IV 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

Keuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

71

untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp703,34 miliar (57,22%) diikuti

oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 394,84 miliar (32,12%) (Gambar 4.2.).

Gambar 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat

di Provinsi Jambi (%)

Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam

Negeri di Provinsi Jambi (%)

Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV

2013 terealisasi sebesar Rp2,07 triliun, meningkat Rp804,21 miliar (63,76%)

dibanding triwulan lalu (Tabel 4.5.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari

peningkatan belanja modal Rp490,19 miliar (111,44%) dan peningkatan belanja

barang sebesar Rp271,75 miliar (88,55%). Peningkatan tersebut seiring dengan

realisasi anggaran yang cenderung menumpuk di akhir tahun.

Tabel 4.5. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013 (dalam satuan Rupiah)

93.91%

2.13%

0.52%

3.32%

Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Int'l

Penerimaan SDA PNPB Lainnya

34.21%

60.93%

3.98%0.88%

PPh PPN PBB Lainnya

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 330.954.982.607 302.802.700.720 364.055.709.999 414.107.715.237 364.056.711.891 (50.051.003.346) (12,09)

Belanja Gaji dan Tunjangan 322.845.286.610 298.192.456.868 357.074.895.098 404.647.198.258 348.948.826.253 (55.698.372.005) (13,76)

Belanja Honorarium/Lembur/

Vakas i/Tunj Khus us

8.688.636.842 4.969.420.683 7.526.047.169 10.150.401.284 15.107.885.638 4.957.484.354 48,84

Belanja Kontribus i S os ial (578.940.845) (359.176.831) (545.232.268) (689.884.305) - 689.884.305 (100,00)

II Belanja Barang 446.157.560.811 63.981.878.532 264.286.585.352 306.907.420.115 578.660.326.190 271.752.906.075 88,55

Belanja Barang 285.590.754.532 35.427.707.973 158.629.762.956 188.318.369.785 379.289.773.569 190.971.403.784 101,41

Belanja J as a 29.987.884.836 6.798.870.085 19.747.102.327 25.459.862.292 46.020.386.140 20.560.523.848 80,76

Belanja P erjalanan 65.238.502.401 12.875.526.052 43.020.675.931 47.408.849.543 98.463.100.528 51.054.250.985 107,69

Belanja P emeliharaan 57.475.294.577 8.879.774.422 42.889.044.138 38.764.412.778 48.355.802.953 9.591.390.175 24,74

III Belanja Bantuan Sos ial 132.401.647.585 471.303.297 112.579.486.149 100.471.223.455 192.714.024.898 92.242.801.443 91,81

Belanja Bantuan S os ial L embaga

P endidikan dan P eribadatan

132.401.647.585 471.303.297 112.579.486.149 100.471.223.455 192.714.024.898 92.242.801.443 91,81

IV Belanja Lain-Lain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 80.094.000 319,90

Belanja L ain-Lain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 80.094.000 319,90

V Belanja Modal 918.306.934.954 79.203.419.488 254.028.928.247 439.871.831.046 930.059.325.289 490.187.494.243 111,44

Belanja Modal Tanah 1.144.880.200 - 933.200.000 2.749.740.000 3.007.107.440 257.367.440 9,36

Belanja Modal P eralatan dan 292.765.800.980 4.996.438.688 18.619.481.610 32.295.335.165 260.653.968.883 228.358.633.718 707,09

Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

95.228.031.197 1.267.372.900 12.434.565.680 37.668.282.685 137.707.786.946 100.039.504.261 265,58

Belanja Modal J alan, Irigas i, dan

J aringan

519.194.326.792 72.572.958.900 218.580.074.257 360.613.991.796 510.942.743.770 150.328.751.974 41,69

Belanja Modal F is ik L ainnya 9.973.895.785 366.649.000 3.461.606.700 6.544.481.400 16.621.021.750 10.076.540.350 153,97

1.829.899.527.860 446.552.168.437 995.074.157.997 1.261.383.226.853 2.065.595.519.268 804.212.292.415 63,76

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Total Realisas i Belanja

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Pertumbuhan ( qt q)REALISASI BELANJ A Triwulan IV 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

72

Sepanjang tahun 2013, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi terealisasi

sebesar Rp4,77 triliun, meningkat Rp469,9 miliar (10,93%) dibanding tahun lalu

(Tabel 4.6.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja

barang sebesar Rp243,47 miliar (25,09%) dan peningkatan belanja pegawai

sebesar Rp140,46 miliar (10,77%). Sementara itu, belanja modal hanya meningkat

7,63% dibanding tahun lalu. Mengingat tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2013,

dapat dikatakan bahwa secara riil tidak terjadi peningkatan belanja modal

dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 4.6. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)

Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 1.148.579.127.781 1.304.558.576.329 1.445.022.837.847 140.464.261.518 10,77

Belanja Gaji dan Tunjangan 1.131.389.450.378 1.275.582.955.585 1.408.863.376.477 133.280.420.892 10,45

Belanja Honorarium/Lembur/ Vakas i/Tunj

Khus us

17.917.436.181 30.357.141.560 37.753.754.774 7.396.613.214 24,37

Belanja Kontribus i S os ial (727.758.778) (1.381.520.816) (1.594.293.404) (212.772.588) 15,40

II Belanja Barang 868.595.428.477 970.364.470.196 1.213.836.210.189 243.471.739.993 25,09

Belanja Barang 526.967.747.099 600.209.131.538 761.665.614.283 161.456.482.745 26,90

Belanja J as a 62.919.139.704 68.499.682.717 98.026.220.844 29.526.538.127 43,10

Belanja P erjalanan 153.610.278.982 145.922.929.237 201.768.152.054 55.845.222.817 38,27

Belanja P emeliharaan 112.975.648.744 140.089.047.897 138.889.034.291 (1.200.013.606) (0,86)

Belanja L ayanan Umum 12.122.613.948 15.643.678.807 13.487.188.717 (2.156.490.090) (13,79)

III Belanja Bantuan Sos ial 567.398.153.037 432.228.084.185 406.236.037.799 (25.992.046.386) (6,01)

Belanja Bantuan S os ial 293.048.169.107 432.228.084.185 406.236.037.799 (25.992.046.386) (6,01)

Belanja L embaga S os ial L ainnya 274.349.983.930 - - - -

IV Belanja Lain-Lain 24.172.683.395 8.313.607.612 346.482.650 (7.967.124.962) (95,83)

Belanja L ain-Lain 24.172.683.395 8.313.607.612 346.482.650 (7.967.124.962) (95,83)

V Belanja Modal 1.341.799.884.712 1.582.427.919.131 1.703.163.504.070 120.735.584.939 7,63

Belanja Modal Tanah 4.144.674.128 1.606.692.200 6.690.047.440 5.083.355.240 316,39

Belanja Modal P eralatan dan Mes in 245.927.469.796 360.733.120.593 316.565.224.346 (44.167.896.247) (12,24)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 155.259.892.120 155.359.269.801 189.078.008.211 33.718.738.410 21,70

Belanja Modal J alan, Irigas i, dan J aringan 924.385.778.708 1.049.399.676.120 1.162.709.768.723 113.310.092.603 10,80

Belanja Modal F is ik L ainnya 11.378.870.196 15.329.160.417 26.993.758.850 11.664.598.433 76,09

3.952.746.244.049 4.298.708.701.022 4.768.605.072.555 469.896.371.533 10,93

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Pertumbuhan ( yoy)

Total Realisas i Belanja

Tahun 2012Tahun 2011 Tahun 2013REALISASI BELANJ A

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Belanja Lain-Lain

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Barang

Belanja Pegawai

Belanja Modal

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2013

Belanja Modal

Belanja Lain-Lain

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Barang

Belanja Pegawai

73

BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari

95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2014

meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230. UMP tersebut

lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat.

A. Upah Minimum Provinsi (UMP)

UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari

Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-, sesuia dengan KHL Jambi (Rp.1.502.226,-)

namun lebih tinggi dari pada angka inflasi Jambi tahun 2013 (8,74%). Sementara

itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di urutan keempat

terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih tinggi

dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat (tabel 5.1.).

Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera

Sumber : Dinsosnakertrans Provinsi Jambi

Berdasarkan diskusi dengan dengan beberapa asosiasi perusahaan dan PKL

yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi, didapatkan informasi bahwa

2012 2013 2014

1 SUMSEL 1,195,220 1,350,000 1,825,600 35.23

2 NAD 1,400,000 1,550,000 1,750,000 12.90

3 RIAU 1,238,000 1,400,000 1,700,000 21.43

4 KEPRI 1,015,000 1,365,087 1,665,000 21.97

5 BANGKA BELITUNG 1,100,000 1,265,000 1,640,000 29.64

6 SUMUT 1,200,000 1,305,000 1,505,850 15.39

7 JAMBI 1,142,500 1,300,000 1,502,230 15.56

8 SUMBAR 1,150,000 1,350,000 1,490,000 10.37

9 LAMPUNG 975,000 1,150,000 1,399,037 21.66

10 BENGKULU 930,000 1,200,000 1,350,000 12.50

%No ProvinsiUMP

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

74

kenaikan UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi karena

mayoritas perusahaan telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari UMP

dan sebagian besar perusahaan menyiasati kenaikan UMP tersebut dengan

efektifitas dan efisiensi kerja.

B. Kemiskinan

Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada

bulan September 2013 meningkat 9,08% menjadi Rp307.885/bulan/orang (tabel

5.2.). Dari nilai tersebut 77,37% dipergunakan untuk kebutuhan makanan.

Apabila dirinci menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota

lebih tinggi yaitu mencapai Rp369.835/orang/bulan sementara untuk masyarakat

desa sebesar Rp280.660/orang/bulan.

Tabel 5.2. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi

Sumber: Susenas 2013

Masyarakat yang tergolong di bawah garis kemiskinan, yaitu yang

memiliki penghasilan rata-rata kurang dari Rp307.885/orang/bulan mencapai

281,57 ribu orang, meningkat 8,42% dari semester sebelumnya (266,15 ribu

orang) (tabel 5.3.). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi di kota

dan di desa. Jumlah penduduk miskin di kota naik yaitu dari 100,00 ribu orang

menjadi 106,36 ribu orang dan jumlah penduduk miskin di desa dari 166,15 ribu

orang menjadi 175,20 ribu orang.

Berdasarkan lokasinya, persentase jumlah penduduk miskin di kota (10,41%)

lebih tinggi dibandingkan persentase jumlah penduduk miskin di desa (7,54%).

MakananNon

MakananTotal

%GK

MakananMakanan

Non

MakananTotal

%GK

Makanan

Kota 246,632 91,298 337,930 72.98 274,696 95,139 369,835 74.28

Perdesaan 204,441 53,967 258,408 79.12 222,196 58,464 280,660 79.17

Kota + Desa 217,384 65,419 282,803 76.87 238,224 69,661 307,885 77.37

Maret 2013

(dalam satuan Rp/orang/bulan)

September 2013

(dalam satuan Rp/orang/bulan)

Wilayah

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

75

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Miskin

Sumber; Susenas 2013

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog

Divre Jambi) untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin)

kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin

mencapai sebesar 12.458 ton, naik 15,77% dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 10.761 ton (grafik 5.1). Selama tahun 2013 terdapat penyaluran

raskin sebanyak 15 kali yang dilakukan secara bertahap sejak bulan Juli 2013

sampai dengan Desember 2014.

C. Kesejahteraan

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara

lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan

Desember 2013, NTP sebesar 97,21 atau naik 169 bps dibandingkan September

2013.1

Peningkatan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani, kecuali

peternak unggas.

1

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang

dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian

dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai

cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar

dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini

dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di

perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks

dapat dijaga ketepatannya.

Maret 2013 September 2013 Maret 2013 September 2013

Kota 9.89 10.41 100.00 106.36

Perdesaan 7.27 7.54 166.15 175.20

Kota + Desa 8.07 8.42 266.15 281.57

Jumlah Penduduk Miskin

(dalam satuan ribu)

WilayahPersentase Penduduk Miskin

(dalam satuan %)

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

76

Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Des Mar Juni Sept Des

1 Tanaman Padi Palawija

a Indeks Diterima Petani 102.34 102.80 102.13 104.73 105.74 1.01

b Indeks Dibayar Petani 102.51 104.58 105.91 110.14 111.08 0.94

Nilai Tukar Petani (NTP-P) 99.84 98.30 96.43 95.09 95.19 0.10

2 Hortikultura

a Indeks Diterima Petani 100.32 102.97 103.24 104.70 105.74 1.04

b Indeks Dibayar Petani 102.53 104.50 105.81 110.08 111.08 1.00

Nilai Tukar Petani (NTP-H) 97.83 98.54 97.56 95.11 95.19 0.08

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Diterima Petani 99.52 102.45 102.83 104.06 108.63 4.57

b Indeks Dibayar Petani 101.30 103.50 104.72 109.74 110.58 0.84

Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 98.25 99.00 98.21 94.93 98.24 3.31

4 Peternakan

a Indeks Diterima Petani 105.03 105.38 107.14 110.20 105.89 -4.31

b Indeks Dibayar Petani 94.88 96.10 97.13 100.22 108.64 8.42

Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 110.71 109.67 110.31 109.96 97.47 -12.49

5 Perikanan

a Indeks Diterima Petani 101.72 102.38 104.02 106.76 107.25 0.49

b Indeks Dibayar Petani 101.85 103.36 104.39 108.35 109.49 1.14

Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 99.02 99.07 99.67 98.53 97.95 -0.58

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 100.57 102.40 102.64 104.52 107.26 2.74

b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 101.69 103.70 104.95 109.40 110.33 0.93

c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 98.88 98.73 97.78 95.52 97.21 1.69

2012 2013

PERUBAHAN (%)

( Sept ke Des)

PROVINSI JAMBI

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

77

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2014

diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2013. Pengeluaran konsumsi

rumah tangga yang didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta

meningkatnya konsumsi pemerintah sehubungan dengan persiapan pelaksanaan

Pemilihan Umum (Pemilu) diperkirakan masih menjadi kontributor utama

pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran,

kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian,

serta perdagangan, hotel dan restoran.

Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama

dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari

sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan

oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Penyebab

utama meningkatnya harga-harga di triwulan I 2014 diperkirakan berasal dari

kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya curah hujan

berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi

tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi barang.

Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan menaikkan

harga jual.

Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg serta

kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan berpotensi

memberikan tekanan inflasi. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan

tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: masih terdepresiasinya nilai

tukar rupiah, rencana Pemerintah menaikkan kembali tarif tenaga listrik (TTL),

dan meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

78

A. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%). Sementara itu, pertumbuhan

ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 8,0

8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara

proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-

7,7% seiring dengan menguatnya pemulihan ekonomi global disertai harga

komoditas ekspor yang terus membaik.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama

perekonomian di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan

penghasilan tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan

konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan

hasil liaison pada perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan

meningkat seiring kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang

Pemilu. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan

Pemilu juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga

akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya harga komoditas di

pasar global diperkirakan berimbas pada membaiknya pendapatan masyarakat

sehingga mendorong kembali konsumsi rumah tangga. Namun demikian,

investasi diperkirakan akan sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya

perekonomian global dan kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan

BI rate.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang

yang diperkirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan, hasil SKDU

triwulan IV-2013 juga menyatakan bahwa responden memandang bahwa

perekonomian triwulan mendatang cenderung menurun dibandingkan triwulan

laporan. Hal ini tercermin dari nilai SBT perkiraan perkembangan dunia usaha

pada triwulan I 2014 yang negatif (SBT -1,38). Penurunan perkembangan usaha

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

79

tersebut diperkirakan terjadi pada sektor pertanian khususnya tanaman bahan

makanan dan perkebunan karet serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha

Sektor pertanian diperkirakan tumbuh melambat pada triwulan

mendatang terutama disebabkan oleh penurunan sub sektor tanaman bahan

makanan (tabama). Namun demikian, masih membaiknya produksi sub sektor

tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit, mampu mendorong sektor

pertanian tetap tumbuh meskipun terbatas. Masa panen perkebunan kelapa

sawit diperkirakan masih berlanjut sampai triwulan mendatang. Di samping itu,

masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah serta semakin membaiknya harga

internasional dapat menjadi insentif bagi petani.

Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan

dengan tingginya curah hujan di Provinsi Jambi (data BMKG). Selain itu, adanya

himbauan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) untuk

menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai salah satu upaya

mendongkrak harga karet turut menjadi penyebab menurunnya produksi karet.

Triwulan

I-2013

Triwulan

II-2013

Triwulan

III-2013

Triwulan

IV-2013

Triwulan

I-2014*)

1 Pertanian 0.73 (0.73) 1.46 - (0.73)

2 Pertambangan dan Penggalian (3.13) (1.04) - 1.04 -

3 Industri Pengolahan - - 1.11 - -

4 Listrik dan Air Minum 0.32 0.13 (0.16) - -

5 Bangunan - - (0.69) - -

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.85) - (0.85) 0.85 -

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.95 1.30 (0.65) - (0.65)

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.37 1.37 1.37 1.82 -

9 Jasa-jasa (1.03) - (1.55) (0.52) -

(0.64) 1.05 0.05 1.11 (1.38)

Saldo Bersih Tertimbang

No Sektor/Subsektor

Total

Keterangan : *) Angka perkiraan

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

80

Namun demikian, peningkatan harga karet terkait masih terdepresiasinya nilai

tukar rupiah dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali

menghasilkan produksi seperti sebelumnya karena terjadinya penurunan produksi

dari sumur-sumur minyak bumi eksisting (faktor usia) serta masih maraknya

pencurian minyak pada jalur pipa penyaluran Tempino-Plaju.

Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih

akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat

bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional dan

investasi pemerintah daerah. Meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit

akan diikuti oleh peningkatan produksi pada sektor industri pengolahan.

Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan

meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu akan diikuti juga

dengan meningkatnya perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga

mendorong pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor

pengangkutan dan komunikasi.

B. Proyeksi Inflasi

Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama

dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari

sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan

oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 adalah angka perkiraan

m-t-m (%)

2010 2011 2012 2013 2014

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

81

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014

Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014

Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan diperkirakan

berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya

curah hujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra

produksi tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi

barang. Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan

menaikkan harga jual. Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji

ukuran 12 kg serta kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan

berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-o-y (%)

2010 2011 2012 2013 2014

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-t-d (%)

2010

2011

2012

2013

2014

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

82

Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di

triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, mobil, serta beberapa

komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, bawang merah

dan bayam.

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi

meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan

harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga

TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara

langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur

(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan

yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.

Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi

pada periode triwulan I tahun 2014.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup

mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras

di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga

beras. Namun demikian, khusus untuk raskin, BULOG mencatat bahwa realisasi

penyalurannya masih rendah karena terkendala pengkinian data penerima raskin

oleh Pemerintah Daerah. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi, harga

beras premium di pasaran berpotensi meningkat karena permainan harga oleh

pedagang yang pada akhirnya akan memberikan tekanan pada laju inflasi.

C. Rekomendasi Kebijakan

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV 2013 serta proyeksi ekonomi

triwulan I 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

Inflasi kota Jambi pada akhir tahun 2013 tercatat pada level yang cukup

tinggi, yaitu sebesar 8,74%(yoy). Tingginya laju inflasi tersebut

memberikan dampak bagi meningkatnya angka garis kemiskinan di

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

83

Provinsi Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya penguatan

peran TPID dalam menahan laju inflasi melalui tindakan yang intens dan

nyata. Salah satu hal yang perlu segera mendapatkan respon dari

Pemerintah Daerah adalah percepatan pembentukan TPID tingkat

Kabupaten/Kota sesuai amanat Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Sampai

dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 8 (tujuh) TPID,

yaitu TPID Provinsi Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Merangin, Kabupaten

Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Sungai

Penuh dan Kabupaten Batanghari. Ke depan, selain memiliki tugas untuk

mengendalikan laju inflasi daerah, TPID diharapkan dapat menjadi

wadah/forum untuk melakukan evaluasi program kerja dan pemantauan

realisasi anggaran masing-masing anggota TPID karena penumpukan

realisasi anggaran di akhir tahun anggaran menjadi salah satu penyebab

tingginya laju inflasi di akhir tahun.

2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi

terbesar)

Salah satu penyebab utamanya inflasi di Provinsi Jambi pada triwulan

laporan adalah tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar

akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-

kartel besar untuk membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka.

Kondisi tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan yang

akan datang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik

antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya

untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman

pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif untuk mencukupi

kebutuhan domestik Provinsi Jambi. Tanaman pangan yang menjadi

prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jambi antara lain cabe merah,

bawang merah, dan padi. Program ketahanan dapat dikembangkan lebih

lanjut menjadi program kawasan pertanian terpadu dengan

menggabungkan pertanian dan peternakan. Selain mengendalikan laju

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

84

inflasi, program tersebut juga dapat menjadi pendorong pertumbuhan

ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi

Sebagai upaya untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat

terhadap harga barang/jasa khususnya komoditas sembako, perlu adanya

peran aktif Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan

Perdagangan untuk secara rutin menyampaikan perkembangan harga

sembako kepada masyarakat melalui media cetak atau elektronik. Salah

satu media yang kami rekomendasikan adalah website Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

4. Penurunan produksi migas

Penurunan produksi migas di Provinsi Jambi yang berdampak pada

turunnya PDRB salah satunya disebabkan oleh usia sumur minyak yang

sudah tua dan tidak optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu

dilakukan pencarian dan pengeboran sumur-sumur minyak yang baru agar

produksi migas kembali meningkat. Kegiatan pengeboran sumur-sumur

migas yang baru tersebut perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah

Daerah khususnya terkait kelancaran perizinan.

5. Batu Bara dan Mineral Lainnya

Terkait penerapan kebijakan ekspor mineral, mengupayakan

pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu

bara sebagai bahan baku sehingga dapat memberikan nilai tambah

ekonomi baik secara domestik maupun ekspor sehingga mendorong

kinerja ekonomi decara keseluruhan.

6. Melambatnya produksi karet

Melambatnya produksi karet pada triwulan laporan disebabkan antara lain

karena tingginya curah hujan dan himbauan GAPKINDO untuk

menurunkan produksi dan ekspor karet sebagai upaya untuk

mendongkrak harga karet. Faktor cuaca dan himbauan GAPKINDO

tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan mendatang.

Oleh karena itu, Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu memanfaatkan

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

85

momen tersebut untuk lebih menggiatkan sosialisasi kepada petani karet

agar memproduksi karet yang bersih dan berkualitas tinggi. Selama ini

produksi karet di Indonesia termasuk Jambi terkenal dengan karetnya yang

kotor. Dengan adanya pemahaman yang baik dari petani, diharapkan

akan menambah nilai jual produksi karet pada saat musim kemarau

nantinya sehingga memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang

semakin baik. Selain program sosialisasi karet bersih, perlu dilakukan

peremajaan kembali tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif

lagi.

7. Permasalahan distribusi barang

a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi

Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:

i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di

Provinsi Jambi.

ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur

distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi

Jambi.

iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain

termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di

dalam Provinsi Jambi.

iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi

Jambi.

b) Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga

menurunkan biaya dari produsen.

c) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga.

d) Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya

mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di

pasar tradisional dapat berkurang.

8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 5,016,585.12 5,298,376.79 5,565,256.28 5,683,086.48 5,971,772.56 6,217,875.04 6,522,244.93 6,686,797.43

a. Tanaman Bahan Makanan 1,485,640.95 1,569,823.92 1,607,751.37 1,632,962.43 1,727,770.15 1,827,424.70 1,895,281.71 1,935,848.81

b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312.24 3,134,775.37 3,296,856.36 3,418,269.66 3,614,425.67 3,702,361.58

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515.43 312,898.36 332,875.20 338,505.33 356,074.73 363,242.25

d. K e h u t a n a n 302,634.01 316,348.28 329,476.68 350,662.21 355,399.40 366,836.69 376,599.81 397,857.15

e. P e r i k a n a n 226,907.33 236,084.65 247,200.55 251,788.11 258,871.45 266,838.66 279,863.01 287,487.63

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 3,068,263.29 3,231,945.66 3,593,267.19 3,776,936

a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,181.78 2,754,472.08 2,422,411.90 2,554,075.81 2,877,768.89 3,057,245.53

b. Pertambangan Tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730.24 468,001.07 446,195.32 472,808.69 501,689.75 497,291.64

c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,525.91 189,016.27 199,656.07 205,061.16 213,808.55 222,398.70

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 2,172,087.06 2,261,908.33 2,291,839.68 2,410,652.36

a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,327.55 188,330.74 208,463.51 220,697.16

1). Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,327.55 188,330.74 208,463.51 220,697.16

2). Gas Alam cair - - - - - - - -

b. Industri Tanpa Migas 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 1,988,759.51 2,073,577.59 2,083,376.17 2,189,955.20

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,450.57 810,168.68 806,626.40 841,375.63 844,470.51 883,187.47

2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 8,648.80 9,525.38 10,165.68 10,363.53 10,689.07 11,274.45 11,376.11 12,269.61

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,532.53 912,456.49 928,380.17 964,935.40 969,402.60 1,012,252.85

4). Kertas dan Barang cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019.44 94,268.28 93,396.63 98,986.66 97,796.86 116,093.62

5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 40,096.87 43,399.10 46,232.48 46,583.82 49,869.66 52,071.48 52,817.81 53,980.98

6). Semen & Brg. galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463.26 66,347.81 70,329.82 74,663.41 75,472.38 79,618.56

7). Logam dasar Besi dan baja - - - - - - - -

8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,263.57 9,525.61 9,717.90 9,934.58 10,086.44 10,190.94

9). Barang Lainnya 17,567.12 17,988.09 18,874.60 19,233.15 19,749.85 20,335.97 21,953.45 22,361.16

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 157,350.08 161,960.15 169,859.09 182,347.73 194,379.77 202,297.99 208,004.86 216,046.33

a. L i s t r i k 134,936.23 138,845.24 145,080.39 155,791.31 166,886.62 174,363.66 178,987.32 185,972.95

b. G a s - - - - - - - -

c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,778.70 26,556.42 27,493.15 27,934.33 29,017.54 30,073.38

5. B A N G U N A N 758,442.88 827,389.16 917,311.62 1,079,268.04 1,129,112.93 1,194,460.17 1,246,655.98 1,303,343.74

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 3,314,540.62 3,517,359.19 3,737,606.36 3,955,679

a. Perdagangan Besar dan eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300.22 2,896,370.48 3,070,246.47 3,262,163.67 3,475,753.61 3,684,782.45

b. H o t e l 36,258.81 38,316.91 40,338.37 42,318.81 41,890.91 44,893.11 46,599.70 47,982.27

c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,553.77 193,691.77 202,403.23 210,302.40 215,253.04 222,914.41

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 1,252,501.63 1,319,243.93 1,399,242.22 1,428,029

a. P e n g a n g k u t a n 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 1,151,503.14 1,215,526.91 1,290,672.72 1,315,925

1). Angkutan Rel - - - - - - - -

2). Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,972.50 786,783.27 808,948.93 843,612.07 903,824.42 920,118.17

3). Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442.26 123,969.35 121,378.93 125,810.75 124,558.91 126,660.50

4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 43,624.84 44,186.13 44,452.13 44,739.56 45,059.81 45,752.76 46,448.37 46,713.71

5). Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,525.70 133,492.23 116,106.83 138,527.30 151,592.01 157,064.54

6). Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,940.64 57,013.59 60,008.65 61,824.03 64,249.01 65,368.36

b. K o m u n i k a s i 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 100,998.49 103,717.01 108,569.50 112,104

1). Pos & Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581.09 95,856.24 99,446.37 102,121.60 106,902.60 110,426.94

2). Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443.07 1,493.19 1,552.11 1,595.41 1,666.90 1,677.26

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 1,044,375.39 1,100,958.73 1,151,165.14 1,171,046

a. B a n k 391,502.56 415,728.13 443,397.29 479,823.74 496,968.65 533,072.73 561,418.57 578,985.11

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,147.63 68,972.92 71,650.88 75,441.55 80,595.51 82,329.14

c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,585.93 4,766.54 4,911.47 5,134.08 5,422.42 5,599.71

d. Sewa bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545.20 436,675.01 456,482.03 472,557.24 488,614.95 488,742.04

e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393.48 13,787.02 14,362.36 14,753.14 15,113.69 15,389.66

9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 1,718,010.24 1,782,578.22 1,852,455.96 1,913,630

a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 1,465,920.70 1,518,446.71 1,579,361.73 1,632,285

1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,235.65 998,307.85 1,024,118.26 1,060,773.49 1,118,184.66 1,158,604.93

2). Jasa Pemerintahan Lainnya 392,895.74 403,457.43 418,108.82 431,739.39 441,802.44 457,673.22 461,177.07 473,680.40

b. S w a s t a 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 252,089.54 264,131.50 273,094.23 281,345

1). Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285.45 174,513.61 179,224.48 188,802.93 196,420.44 203,597.21

2). Hiburan dan Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938.37 11,167.10 11,548.42 11,980.05 12,315.47 12,523.76

3). Perorangan dan Rumah Tangga 55,830.37 57,100.76 59,452.64 60,187.96 61,316.64 63,348.52 64,358.32 65,224.18

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16,752,312 17,611,131 18,702,508 19,568,123 19,865,043 20,828,627 22,002,482 22,862,160

P D R B TANPA MIGAS 14,258,749 15,032,370 15,900,325 16,626,337 17,259,304 18,086,221 18,916,250 19,584,218

Jumlah Migas 2,493,563 2,578,761 2,802,182 2,941,786 2,605,739 2,742,407 3,086,232 3,277,943

20132012LAPANGAN USAHA

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

2013

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 1,561,622.94 1,600,976.02 1,637,790.29 1,648,803.26

a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828.02 543,671.66 550,766.84 576,307.19 590,278.38 596,391.24

b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,429.73 768,966.73 779,128.38 790,735.90 808,013.24 808,976.11

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481.08 99,710.99 100,714.53 101,556.19 103,672.99 105,273.26

d. K e h u t a n a n 64,936.63 66,745.15 68,202.32 71,814.36 71,551.90 72,021.82 73,364.72 75,150.61

e. P e r i k a n a n 56,254.56 57,291.46 58,791.11 58,701.52 59,461.29 60,354.93 62,460.97 63,012.03

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 631,830.47 673,057.36 722,804.98 728,062.59

a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,084.93 540,846.09 459,862.28 496,262.73 539,759.52 544,443.46

b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,902.99 119,013.97 106,265.49 110,214.77 115,406.96 114,944.91

c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818.11 64,405.22 65,702.71 66,579.87 67,638.50 68,674.22

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 655,487.55 671,714.98 664,067.51 685,824.41

a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,014.75 36,241.09 39,495.13 40,385.34

1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,014.75 36,241.09 39,495.13 40,385.34

2). Gas Alam cair - - - - - - - -

b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 619,472.80 635,473.89 624,572.37 645,439.07

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 46,271.02 46,979.14 47,410.20 47,953.26

a. L i s t r i k 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,062.65 40,515.14 41,202.85 41,585.53 42,032.20

b. G a s - - - - - - - -

c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,671.78 5,755.88 5,776.29 5,824.67 5,921.06

5. B A N G U N A N 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,422.77 300,356.07 307,979.73 314,195.58 322,978.16

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 979,291.92 1,008,493.90 1,043,019.15 1,092,863.60

a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149.06 903,418.02 930,714.61 964,381.64 1,012,942.08

b. H o t e l 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877.10 16,375.11 17,317.72 17,562.37 17,901.04

c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,209.70 59,498.79 60,461.57 61,075.15 62,020.48

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 382,249.09 392,716.44 409,808.35 414,048.08

a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 346,530.18 356,529.80 372,732.32 376,374.75

1). Angkutan Rel - - - - - - - -

2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,067.56 224,062.31 226,597.48 239,937.46 242,800.99

3). Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760.25 44,241.72 45,247.66 44,736.85 44,751.21

4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,075.94 18,162.57 18,282.07 18,439.89 18,461.37

5). Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,610.77 38,031.78 43,983.81 46,633.85 47,067.80

6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,217.78 22,031.78 22,418.78 22,984.28 23,293.37

b. K o m u n i k a s i 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 35,718.91 36,186.64 37,076.03 37,673.33

1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,295.59 35,337.00 35,800.43 36,681.76 37,277.28

2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372.43 381.91 386.21 394.27 396.05

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 308,798.33 315,069.03 321,115.57 320,267.90

a. B a n k 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,696.98 172,940.80 177,524.95 181,928.21 182,766.57

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017.25 16,194.92 16,518.91 17,056.46 17,108.18

c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,665.75 1,688.50 1,724.75 1,779.71 1,801.27

d. Sewa bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803.39 113,565.33 114,841.98 115,844.02 114,023.62

e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,318.77 4,408.78 4,458.45 4,507.17 4,568.27

9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 408,617.24 416,034.56 421,417.92 429,300.38

a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 337,487.49 343,451.14 348,061.75 354,687.04

1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,015.72 216,216.29 219,810.41 224,421.03 229,241.21

2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899.11 121,271.20 123,640.72 123,640.72 125,445.82

b. S w a s t a 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 71,129.74 72,583.42 73,356.16 74,613.34

1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240.45 45,854.26 47,173.58 47,594.98 48,731.07

2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,963.74 4,007.08 4,063.63 4,148.92 4,200.15

3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 21,268.41 21,346.20 21,612.27 21,682.12

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,525 5,433,021 5,581,630 5,690,102

P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 4,486,161 4,621,726 4,743,343 4,778,648 4,900,517 5,002,375 5,105,273

Jumlah Migas 496,668 524,082 552,798 577,925 495,877 532,504 579,255 584,829

2012LAPANGAN USAHA

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013

1. Konsumsi Rumah Tangga 10,249,899 10,741,320 11,153,704 11,250,422 11,627,325 12,311,042 12,564,506

1.1. Makanan 6,417,265 6,691,116 6,778,506 7,010,477 7,210,065 7,587,242.18 7,705,912.70

1.2. Non Makanan 3,832,634 4,050,203 4,375,198 4,239,945 4,417,259 4,723,800 4,858,593

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 113,045 118,368 121,909 125,668 130,729 137,699 141,301

3. Konsumsi Pemerintah 3,172,848 3,303,815 3,352,018 3,195,439 3,308,439 3,473,798 4,412,263

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,115,877 3,336,579 3,564,142 3,697,774 3,841,367 4,041,221 4,259,987

5. Perubahan Stok 475,637 473,567 505,644 531,668 559,834 540,113 583,985

6. Ekspor Barang dan Jasa 8,825,751 8,941,641 9,368,967 8,377,767 9,588,588 10,098,444 9,587,223.86

6.1. Ekspor Luar Negeri 4,938,620 3,664,121 4,876,696 3,336,128 4,325,871 4,419,738.71 4,381,496.58

6.2. Ekspor Antar Daerah 3,887,130 5,277,520 4,492,271 5,041,639 5,262,717 5,678,705.71 5,205,727.28

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 8,341,925 8,212,781 8,498,261 7,313,694 8,227,655 8,599,835 8,687,106

7.1. Impor Luar Negeri 218,818 330,659 386,981 204,991 381,682 1,007,555.51 1,580,387.88

7.2. Impor Antar Daerah 8,123,107 7,882,122 8,111,280 7,108,703 7,845,974 7,592,279.59 7,106,717.67

PDRB 17,611,131 18,702,508 19,568,123 19,865,043 20,828,627 22,002,482 22,862,160

Komponen

Komponen II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013

1. Konsumsi Rumah Tangga 3,360,579 3,441,819 3,467,011.76 3,482,976 3,515,299.35 3,594,996 3,620,634.99

1.1. Makanan 2,186,117 2,231,223 2,240,359.79 2,248,046 2,263,389.29 2,309,314 2,320,167.89

1.2. Non Makanan 1,174,462 1,210,596 1,226,651.97 1,234,930 1,251,910.05 1,285,682 1,300,467.10

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,712 34,574 35,149.54 35,508 36,355.02 37,246 37,811.85

3. Konsumsi Pemerintah 953,418 984,147 995,088.87 923,965 942,489.77 959,093 1,186,877.75

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 865,690 924,886 984,300.06 994,613 1,015,599.42 1,035,282 1,067,196.92

5. Perubahan Stok 161,820 158,560 170,711.44 176,618 183,262.62 172,835 182,721.14

6. Ekspor Barang dan Jasa 3,444,534 3,354,134 3,744,327.55 3,157,363 3,601,737.06 3,715,760.59 3,438,332.48

6.1. Ekspor Luar Negeri 2,224,168 1,655,700 2,218,567.11 1,509,279 1,933,219.86 1,922,832 1,806,682.82

6.2. Ekspor Antar Daerah 1,220,366 1,698,435 1,525,760.44 1,648,084 1,668,517.19 1,792,929 1,631,649.66

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,809,509 3,723,597 4,075,321.11 3,496,519 3,861,722.08 3,933,583.21 3,843,473.49

7.1. Impor Luar Negeri 89,566 132,542 153,172.82 80,748 149,119.37 388,328 585,097.16

7.2. Impor Antar Daerah 3,719,943.49 3,591,056 3,922,148.29 3,415,770.97 3,712,602.71 3,545,256 3,258,376.33

PDRB 5,010,243.27 5,174,523.98 5,321,268.11 5,274,524.62 5,433,021.16 5,581,629.55 5,690,101.64

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100

Sumber: BPS Provinsi Jambi

komoditi 41,275.00 41,306.00 41,334.00 41,365.00 41,395.00 41,426.00 41,456.00 41,487.00 41,518.00 41,548.00 41,579.00 41,609.00

UMUM / TOTAL 141.15 141.88 142.02 141.91 142.71 144.61 149.31 151.10 149.71 151.01 150.68 151.28

BAHAN MAKANAN 162.00 162.64 162.65 162.29 162.70 165.70 173.77 177.51 169.60 172.72 170.15 170.27

MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 164.77 165.50 166.29 166.40 168.12 168.53 169.76 170.54 173.14 173.37 174.46 175.78

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 129.52 130.42 130.56 130.77 132.74 132.79 133.23 134.18 135.72 137.61 138.23 138.98

SANDANG 136.44 135.96 135.28 134.15 132.75 133.01 132.66 133.79 135.69 135.08 134.81 135.44

KESEHATAN 123.27 123.83 123.83 123.92 124.31 124.35 124.53 124.53 124.90 124.93 125.68 126.17

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 131.19 131.57 131.65 131.46 131.44 131.56 132.60 132.65 132.77 132.79 133.03 133.11

TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 111.68 112.87 112.92 112.94 113.10 118.53 130.44 132.49 131.48 131.68 131.76 132.35

TIM PENYUSUN

PENANGGUNG JAWAB

V. Carlusa, Poltak Sitanggang

KOORDINATOR PENYUSUN

Meily Ika Permata

TIM PENULIS

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

KONTRIBUTOR

Unit Statistik, Survei dan Liaison

Unit Operasional Kas

Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Tim Ekonomi dan Keuangan

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122

No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112

Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi

Email : [email protected], [email protected], [email protected]