bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....

70
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1. Deskripsi Prasiklus Penelitian ini dilakukan di SDN 04 Karanganyar pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SDN 04 Karanganyar memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 9 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 5 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, dan 1 Penjaga Sekolah. Tenaga pendidik yang mengampu di SDN 04 Karanganyar mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi, mulai dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru), D2 PGSD, dan S1 PGSD. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN 04 Karanganyar diampu oleh guru

Upload: lydiep

Post on 20-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi

prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar

mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya

pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian

siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,

dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan

yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi

siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1. Deskripsi Prasiklus

Penelitian ini dilakukan di SDN 04 Karanganyar pada Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015. SDN 04 Karanganyar memiliki tenaga pendidik

dan kependidikan dengan jumlah 9 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 5

Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata

Pelajaran PenjasOrkes, dan 1 Penjaga Sekolah. Tenaga pendidik yang

mengampu di SDN 04 Karanganyar mempunyai latar belakang pendidikan yang

bervariasi, mulai dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru), D2 PGSD, dan S1 PGSD.

Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 20

siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1.

Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. Menyimpulkan

hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu

benda. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN 04 Karanganyar diampu oleh guru

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

60

kelas 4 yaitu Bapak Hari. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang

diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh

guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI dan PenjasOrkes. Bapak Hari

merupakan lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), beliau sekarang sedang

melanjutkan pendidikan S1 PGSD di Universitas Terbuka (UT) Gabus. Meskipun

belum lulus sebagai sarjana pendidikan (S.Pd) namun dalam hal kinerjanya

sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Sabtu, 28 Februari

2015 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan siswa kelas 4 di SDN 04 Karanganyar. Berdasarkan hasil pengamatan

yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang

rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional yaitu

menggunakan metode ceramah. Selain itu guru juga belum menggunakan alat

peraga dalam proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku-buku yang

dimiliki sekolah saja tanpa menggunakan bantuan media lainnya, sehingga proses

pembelajaran menjadi kurang menarik. Padahal penggunaaan media pada saat

pembelajaran sangat membantu siswa dalam pemahaman materi yang

disampaikan oleh guru. Tetapi pada kenyataannya guru belum menerapkannya di

kelas. Hal ini disebabkan karena faktor dari guru itu sendiri yang malas

menggunakan media dan menganggap metode ceramah lebih praktis.

Pembelajaran yang bersifat konvensional ini kurang sesuai dengan tingkat

perkembangan anak yang masih berada dalam tahap operasional konkret dimana

penggunaan benda konkret masih digunakan dalam belajar serta bermain sambil

belajar. Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil

belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya

keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

61

menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar. Tingkat kemampuan siswa

terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti

setiap proses belajar mengajar juga merupakan salah satu faktor dari sisi siswa

yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA.

Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat

terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan

sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi,

siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan

cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.

Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu

mendominasi di setiap proses belajar mengajar.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN 04 Karanganyar, hambatan-hambatan

yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi

kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi

pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada

diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah

sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan

hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN

04 Karanganyar yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA

siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar semester I tahun 2014/2015. Data hasil

ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

62

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA

Prasiklus

No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase

1. 38 - 47 2 10 %

2. 48 - 57 3 15 %

3. 58 - 67 7 35 %

4. 68 - 77 5 25 %

5. 78 - 88 3 15 %

Jumlah siswa 20 100 %

Nilai Rata-rata 64, 60

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 38

Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai

antara 38-47 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan

siswa, rentang nilai 48-57 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah

keseluruhan siswa, rentang nilai 58-67 sejumlah 7 siswa dengan persentase

35% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 68-77 sejumlah 5

siswa dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai

78-88 sejumlah 3 orang siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan

siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (Prasiklus) nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah 38 (Untuk daftar nilai ulangan

harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai prasiklus).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai

berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

63

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

perolehan nilai pada pra siklus/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk

tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Prasiklus

No.

Ketuntasan Belajar

Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Presentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 6 30

2. Belum Tuntas < 70 14 70

Jumlah 20 100

Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus/sebelum tindakan dapat

diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 14 siswa atau 70% dari total keseluruhan siswa,

sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 6 siswa

dengan persentase 30% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut

dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai

2%

3%

7%

5%

3%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

38 - 47 48 - 57 58 - 67 68 - 77 78 - 88

Ban

yak

Sisw

a

Rentang Nilai

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

64

ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang

belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada

tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Prasiklus

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan

nilain ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran

IPA dengan menerapkan model pembelajaran STAD, sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan

kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Proses pembelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar sebelum

pelaksanaan tindakan diperoleh dari penilaian RPP mata pelajaran IPA yang ada

pada buku administrasi sekolah semester II tahun 2014/2015. Hasil penilaian RPP

IPA dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tuntas 30%

Tidak Tuntas 70%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

65

Tabel 4.3

Hasil Penilaian RPP Prasiklus

No.

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah 1 2 3 4

1. Perumusan indikator

pembelajaran

1, 2,

3

6

2. Pemilihan dan

pengorganisasian materi

ajar

5, 4, 6,

7

11

3. Pemilihan sumber

belajar/media pembelajaran

8, 9,

10

6

4. Skenario Kegiatan

pembelajaran

12 13,

14,

15

11 10

Total 1 10 4 0 33

Kategori Kurang

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penilaian RPP prasiklus dapat diketahui hasil

penilaian indikator yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator yang

memperoleh skor 2 sebanyak 10 item,indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak

4 item, dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 33 skor. Pada aspek perumusan indikator

pembelajaran terdiri 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, dan 3 memperoleh

skor 2 sehingga jumlah skor aspek sati adalah 6 skor. Pada aspek pemilihan dan

pengorganisasian materi ajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5

memperoleh skor 2, dan indikator nomor 4, 6, 7, memperoleh skor 3 sehingga

jumlah skor aspek dua adalah 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu pemilihan sumber

belajar/media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10,

memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 6. Pada aspek skenario

kegiatan pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 12

memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14, 15, memperoleh skor 3, dan indikator

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

66

nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor.

Total keseluruhan skor hasil penilaian RPP prasiklus adalah 33 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil penilaian RPP prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

Diagram 4.3 Hasil Penilaian RPP Prasiklus

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi

menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua

kali 35 menit.

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan

oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan model pembelajaran STAD meliputi penyusunan RPP

dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada

pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang diamati

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

67

ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan

rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4

bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan

pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran

seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

model pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar 7.1. Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4 dan sebagai

guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan

meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan

pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses

pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) Mendefinisikan

pengertian gaya, (2) Menyebutkan sifat-sifat gaya, (3) Mengidentifikasi jenis-

jenis gaya. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan

guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD ialah: (1) Melalui penjelasan guru, siswa dapat

mendefinisikan arti gaya dengan benar, (2) Melalui diskusi kelompok, siswa

dapat menyebutkan 3 sifat gaya dengan benar, (3) Melalui presentasi kelas, siswa

dapat menyebutkan sekurang-kurangnya 3 jenis gaya dengan benar. Dilanjutkan

dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang pengertian

gaya, sifat-sifat gaya, dan jenis-jenis gaya. Selanjutnya peneliti menyiapkan

media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan ialah bola, meja tulis, magnet, dan paku. Selain itu

peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi

siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,

lembar diskusi kelompok, lembar kuis, serta reward berupa alat tulis. Selanjutnya

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

68

peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas

4 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya

lihat pada lampiran).

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.

Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah mengenai pengaruh

gaya terhadap gerak suatu benda. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan

untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) menggunakan model pembelajaran STAD. Penyusunan RPP masih

didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4 dan sebagai guru

kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan

diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan

digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua

antara lain (1) Membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu

benda, (2) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda,

(3) Menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah gerak

suatu benda. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti dan guru

kolaborator menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan

kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua

melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD

ialah: (1) melalui demonstrasi menggunakan benda yang ada di dalam kelas, siswa

dapat membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda dengan

tepat, (2) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menemukan sekurang-kurangnya

2 faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda dengan tepat, (3) melalui tanya

jawab, siswa dapat menyebutkan sekurang-kurangnya 2 contoh dalam kehidupan

sehari-hari cara gaya mengubah gerak suatu benda dengan tepat. Setelah

indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan

media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan

kedua ini berupa bola dan meja tulis. Selain itu peneliti juga mempersiapkan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

69

perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar diskusi

kelompok, lembar kuis, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi

aktivitas siswa, serta reward berupa alat tulis yang akan diberikan untuk siswa

dan kelompok yang dapat melakukan tugas guru dengan baik. Selanjutnya peneliti

dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih

jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan

tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan

ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA

setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD pada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganayar. Materi yang

diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu

benda. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama

dengan Bapak Hari selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I

berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses

pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa

serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus

I yaitu di ruang kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Sebelum mengadakan tes evaluasi

guru mengulang materi tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda yang

telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan

tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.2.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan

hasil tindakan siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

70

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan,

masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian

pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

(1) Proses Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab proses pelaksanaan tindakan ini akan membahas tentang

proses pelaksanaan tindakan siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada

setiap pertemuan. Proses pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan. pada

hari Rabu, tanggal 25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator

yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang di tunjuk

sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran

meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak,

S.Pd.SD Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali

dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum

kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru

melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi. Guru memberikan apersepsi dengan

mendemonstrasikan gerakan mendorong meja. Kemudian guru memberikan

pertanyaan “Mengapa meja yang didorong dapat berpindah tempat?”. Dari

berbagai jawaban siswa guru memilih jawaban yang paling tepat. Guru

mengajak siswa menyanyikan lagu anak dengan judul Pergi Belajar sebgai

pembangun motivasi siswa untuk belajar. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mendefinisikan arti gaya,

menyebutkan sifat-sifat gaya, dan menyebutkan jenis-jenis gaya, dengan

Kompetensi Dasar (KD) 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan

kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan eksplorasi, siswa melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian siswa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

71

diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang definisi gaya, sifat-sifat gaya,

dan jenis-jenis gaya. Setelah itu guru menjelaskan tentang materi yang akan

dipelajari yaitu tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

Pada kegiatan elaborasi, siswa dibentuk menjadi 4 kelompok secara

heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa duduk sesuai

dengan kelompoknya masing-masing. Setelah semuanya siap, guru membagikan

lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa diminta untuk

berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, siswa yang sudah

mengerti diminta untuk memberi tahu temannya yang belum mengerti sehingga

pada akhirnya diharapkan semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang

dipelajari. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, perwakilan dari masing-

masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

secara bergantian. Kemudian guru memberikan penilaian terhadap setiap

kelompok.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen

baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan. Setelah semua siswa sudah

duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru menyampaikan tata cara

diskusi. Kemudian guru membagikan bahan-bahan yang akan digunakan untuk

berdiskusi kepada setiap kelompok. Pada saat berdiskusi siswa dibimbing untuk

bertanya jawab dalam kelompok dan siswa yang pandai diarahkan untuk

menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mengerti sehingga akhirnya

seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah diskusi selesai, masing-masing

kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya dan dipresentasikan di depan

kelas. Pada saat presentasi, kelompok lain diberikan kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas.

Setelah diskusi selesai, dilanjutkan pada kegiatan konfirmasi. Pada

kegiatan konfirmasi, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

Kemudian siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah

itu guru mengadakan kuis secara individu. Guru memberikan penguatan terhadap

jawaban siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

72

materi yang belum jelas. Selanjutnya siswa bersama guru membuat kesimpulan

bersama tentang pengalaman belajar siswa yang telah di dapat melalui kegiatan

eksplorasi dan elaborasi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan reward kepada siswa

dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Reward berupa alat tulis. Setelah

pembagian reward, siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran.

Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya yaitu mengenai pengaruh gaya terhadap gerak suatu benda.

Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan

pada hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru

kolaborator yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru

yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah

Bapak Sujak, S.Pd.SD Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian melakukan kegiatan

presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku

catatan, LKS, dan buku paket. Untuk membangun motivasi siswa, guru mengajak

siswa menyanyikan lagu anak yang berjudul Guruku Tersayang. Setelah itu guru

memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi berupa pertanyaan “siapa yang pernah naik sepeda? Mengapa sepeda

yang sedang melaju dapat berhenti saat direm?”. Dari berbagai jawaban siswa,

guru memilih jawaban yang paling tepat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu membuktikan bahwa gaya dapat

mempengaruhi gerak suatu benda, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi

gerak suatu benda, dan menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang

cara gaya mengubah gerak suatu benda dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1.

Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

73

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan

kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan eksplorasi, siswa melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian siswa

diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang pengaruh gaya terhadap gerak

suatu benda, faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda, dan contoh

cara gaya mengubah gerak suatu benda dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu

guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang pengaruh gaya

terhadap gerak suatu benda.

Pada kegiatan elaborasi, siswa dibentuk menjadi 4 kelompok secara

heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa duduk sesuai

dengan kelompoknya masing-masing. Setelah semuanya siap, guru membagikan

lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa diminta untuk

berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, siswa yang sudah

mengerti diminta untuk memberi tahu temannya yang belum mengerti sehingga

pada akhirnya diharapkan semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang

dipelajari. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, perwakilan dari masing-

masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

secara bergantian. Kemudian guru memberikan penilaian terhadap setiap

kelompok.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen

baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan. Setelah semua siswa sudah

duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru menyampaikan tata cara

diskusi. Kemudian guru membagikan bahan-bahan yang akan digunakan untuk

berdiskusi kepada setiap kelompok. Pada saat berdiskusi siswa dibimbing untuk

bertanya jawab dalam kelompok dan siswa yang pandai diarahkan untuk

menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mengerti sehingga akhirnya

seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah diskusi selesai, masing-masing

kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya dan dipresentasikan di depan

kelas. Pada saat presentasi, kelompok lain diberikan kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

74

Setelah diskusi selesai, dilanjutkan pada kegiatan konfirmasi. Pada

kegiatan konfirmasi, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

Kemudian siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah

itu guru mengadakan kuis secara individu. Guru memberikan penguatan terhadap

jawaban siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

materi yang belum jelas. Selanjutnya siswa bersama guru membuat kesimpulan

bersama tentang pengalaman belajar siswa yang telah di dapat melalui kegiatan

eksplorasi dan elaborasi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan reward kepada siswa

dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Reward berupa alat tulis. Setelah

pembagian reward, siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran.

Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya yaitu mengenai evaluasi tentang materi gaya dapat mengubah gerak

suatu benda. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari

Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu

Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Kegiatan pembelajaran

pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan

dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas

kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang gaya dapat mengubah

gerak suatu benda. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa

dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi selama

50 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi

siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat

mengumpulkan lembar jawab sekaligus soal dan kembali ke tempat duduk.

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

75

selanjutnya yaitu tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. Guru

menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

(2) Hasil Tindakan

Pada sub bab hasil tindakan ini akan menguraikan tentang hasil tindakan

pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar setelah

pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran STAD.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada

pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 4

SDN 04 Karanganyar dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada

tabel 4.4 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 4

SDN 04 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

76

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai IPA

Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 50 - 56 2 10%

2. 57 – 63 1 5%

3. 64 – 70 6 30%

4. 71 – 77 7 35%

5. 78 - 85 4 20%

Jumlah Siswa 20 100%

Nilai Rata-rata 70,75

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan

dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata

siswa menjadi 70,75. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar, pada rentang nilai 50 - 56 sejumlah 2 siswa dengan persentase

10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 57 - 63 sejumlah 1 siswa

dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64 - 70

sejumlah 6 siswa dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa,

rentang nilai 71 - 77 sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah

keseluruhan siswa, rentang nilai 78 - 85 sejumlah 4 siswa dengan persentase

20%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah

pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD

yaitu 85, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50 yang semula pada

kondisi awal hanya 38 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.4

dapat dinyatakan dalam diagram 4.4 yaitu sebagai berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

77

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siklus I

No.

Ketuntasan Belajar

Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

%

1. Tuntas ≥ 70 12 60

2. Belum Tuntas < 70 8 40

Jumlah 20 100

Dari tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 8 siswa atau 40% dari jumlah keseluruhan

siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM

≥ 70) sebanyak 12 siswa dengan persentase 60% dari jumlah keseluruhan siswa.

Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA,

2%

1%

6%

7%

4%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

50-56 57-63 64-70 71-77 78-85

Ban

yak

Sisw

a

Rentang Nilai

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

78

namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan

yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel

4.5 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi

aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan

model pembelajaran STAD yang terdiri dari analisis hasil observasi pada

setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga,

dan pertemuan keempat sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati

aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru

maupunaktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari

lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 25 indikator

aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi

skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor

4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan

60%

40%

Tuntas

Belum Tuntas

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

79

berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu

untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang,

persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60%

termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk

ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat

baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar

siswa (Pra Pembelajaran)

1, 4 2, 3 14

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan

eksplorasi sumber bacaan dan

menyampaikan materi

8 10,

11,

12,

9, 13 19

Pemanfaatan media

pembelajaran

14 15 7

Mengorganisasikan siswa

dalam diskusi kelompok

(STAD)

16,

17,

18,

20,

22,

23, 24

19, 21 27

Penghargaan kepada siswa 25 26 27 9

Penggunaan bahasa 31 28, 30 29 10

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

31 32, 33 34, 35 16

TOTAL 0 5 17 13 113

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

80

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 5

item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 13 item sehingga jumlah keseluruhan skor

yang diperoleh 113. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri

dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor.

Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3

dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan

dan menyajikan materi indikator terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8

memperoleh skor 2, indikator nomor 10, 11, 12 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 9, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 19 skor. Pada

aspek memanfaatkan media pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu

indikator nomor 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 15 memperoleh skor

4 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 7 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri

dari 9 indikator yaitu indikator nomor 16, 17 memperoleh skor 2, indikator nomor

18, 20, 22, 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19, 21 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor. Aspek memberikan

penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 25

memperoleh skor 2, indikator nomor 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor

27 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek enam 9 skor. Kemudian pada

aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31

memperoleh skor 2, indikator nomor 28, 30 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 29 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor.

Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan

kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 31 memperoleh

skor 2, indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 34, 35

memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Total

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

81

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama

adalah 113 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I

pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

82

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan belajar siswa (Pra

Pembelajaran)

2, 3 1, 4 14

Melakukan eksplorasi sumber

bacaan dan memperhatikan

penjelasan guru

5 6 5

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

7, 8, 9 6

Respon siswa dalam

pemanfaatan media

pembelajaran

10 11,

12, 13

14

Melaksanakan tugas guru

dalam kegiatan diskusi

(STAD)

18 15,

16,

17,

19, 20

14, 21 25

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

23 22, 24 25 12

TOTAL 0 7 10 8 76

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 7 item,

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

diperoleh 76. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor

1, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Selanjutnya

aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

83

indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 6

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi

aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor

7, 8, 9 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 10 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 11,

12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor. Kemudian

pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri

dari 8 indikator yaitu indikator nomor 18 memperoleh skor 2, indikator nomor

15, 16, 17, 19, 20 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 14, 21 memperoleh

sksor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 25 skor. Selanjutnya aspek

membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator

yaitu indikator nomor 23 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 24 memperoleh

skor 3, dan indikator nomor 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I

pertemuan pertama adalah 76 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi

aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut

ini:

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

84

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua

dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar

siswa (Pra Pembelajaran)

1 2, 3, 4 15

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7 9

Membimbing siswa melakukan

eksplorasi sumber bacaan dan

menyampaikan materi

8, 9,

10,

11, 12

13 19

Pemanfaatan media

pembelajaran

14, 15 6

Mengorganisasikan siswa

dalam diskusi kelompok

(STAD)

17 16,

18,

19,

20,

21,

22, 24

23 27

Penghargaan kepada siswa 25 26, 27 11

Penggunaan bahasa 30 28, 29 11

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

31,

32,

33, 34

35 16

TOTAL 0 1 24 10 114

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

85

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak

1 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 24 item, dan indikator yang memperoleh

skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 114.

Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan apersepsi,

motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran teridiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua

9 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan

menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10,

11, 12 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga

jumlah skor aspek tiga 19 skor. Pada aspek memanfaatkan media

pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh

skor 3 dan sehingga jumlah skor aspek empat 6 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan disksusi (STAD)

terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 17 memperoleh skor 2,

indikator nomor 18, 19, 20, 21, 22, 24 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor.

Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 26, 27

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian

pada aspek penggunaan bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

nomor 30 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 28, 29 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir

membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5

indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33, 34 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 35 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor.

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua

adalah 114. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I

pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

86

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan belajar siswa (Pra

Pembelajaran)

2, 3, 4 1 16

Melakukan eksplorasi sumber

bacaan dan memperhatikan

penjelasan guru

5, 6 6

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

8 7, 9 8

Respon siswa dalam

pemanfaatan media

10, 13 11, 12 14

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

87

pembelajaran

Melaksanakan tugas guru

dalam kegiatan diskusi

(STAD)

17,

18,

19, 20

14,

15,

16, 21

28

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

24 22, 23 25 12

TOTAL 0 2 15 8 84

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 item dan

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 15 item, dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

diperoleh 84. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator

yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 1

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Selanjutnya aspek

eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2

indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah

skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh

skor 2, dan indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 3 dan sehingga jumlah skor

aspek tiga 8 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3, dan indikator nomor

11, 12 memperoleh skor 4 dan sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor.

Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi

(STAD) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19, 20

memperoleh skor 3, dan indikator nomor 14, 15, 16, 21 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek lima 28 skor. Selanjutnya aspek membuat

kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 23 memperoleh skor

3 dan nomor indikator 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

88

enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus

I pertemuan kedua adalah 84 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi

aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4.Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

Pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan

tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi

yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan

dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan

indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga

dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran

menggunakan model STAD kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk

mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran

yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini

dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari

beberapa siswa kelas 4. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD, evaluasi

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

89

tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari

diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD guru dapat memperoleh

pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru

juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan

kegiatan diskusi dalam STAD siswa merasa suasana pembelajaran lebih

menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu

mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi

aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang

memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 5 item, skor 3 sebanyak 17 item, dan skor 4

sebanyak 13 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor

2 sebanyak 1 item, skor 3 sebanyak 24 item dan skor 4 sebanyak 10 item.

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas

guru sebanyak 35 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama

sebesar 80,71%, pertemuan kedua meningkat menjadi 81,42%. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 peningkatan persentase hasil observasi

aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut:

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

90

Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu

sebanyak 7 item, skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Kemudian

pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 15

item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Dari skor penilaian hasil observasi

aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai

76%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat

menjadi 84%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.11

peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dan

II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Rata-rata 80.71% 81.42%

80.20%

80.40%

80.60%

80.80%

81.00%

81.20%

81.40%

81.60%

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

91

Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas

Siswa Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru

mencapai 60% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi

indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 8

siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata

hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar sudah

mengalami peningkatan dari kondisi awal 64,60 menjadi 70,75 setelah

pelaksanaan tindakan siklus I.

Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 30% menjadi

70%. Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I

dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD, kekurangan yang

ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang

berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut

diantaranya:

Pertemuan I Pertemuan II

Rata-rata 76% 84%

72%

74%

76%

78%

80%

82%

84%

86%

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

92

1) Kelebihan

a. Menciptakan interaksi secara aktif dan positif serta kerjasama anggota

kelompok menjadi lebih baik.

b. Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan yang lebih

baik.

c. Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakakapan sosial di

samping kecakapan kognitif.

d. Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai

fasilitator, mediator, motivator dan evaluator.

e. Siswa memiliki tanggung jawab belajar untuk dirinya sendiri dan

membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

f. Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi

untuk aktif dalam pembelajaran.

g. Dapat mengurangi sifat individualistis siswa.

2) Kekurangan

a. Penerapan pembelajaran STAD belum terbiasa dilaksanakan oleh

siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung

siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses

pembelajaran.

b. Beberapa siswa masih malu-malu dalam menyampaikan gagasan atau

pendapat

c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara

optimal pada saat diskusi

Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan

analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta

pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan

rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II

sebagai berikut:

1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan

pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

93

mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran STAD sehingga antara

rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

2) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani

dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian

motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan

semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas sebelum

diskusi kelompok dimulai.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali

pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1.Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang

dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum

pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD

meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan

tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes

evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada

pertemuan ketiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil

tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing

pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama akan dilaksanakan

pada minggu ketiga bulan April. Materi yang akan dibahas pada pertemuan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

94

pertama siklus II ini mengenai pengaaruh gaya terhadab bentuk suatu benda.

Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama

peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model

pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu

benda. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4

dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi

yang dilakukan meliputi penentuanwaktu penelitian, penyusunan indikator

dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses

pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi

pengertian gaya, (2) mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu

benda, dan (3) menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya

dapat mengubah bentuk suatu benda. Setelah indikator dirumuskan kemudian

peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaranyang hendak

dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran STAD ialah: (1) melalui tanya jawab, siswa dapat

mendefinisikan pengertian gaya dengan benar, (2) setelah membaca materi

tentang gaya, siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu

benda dengan benar, dan (3) melaalui diskusi kelompok, siswa dapat

menyebutkan sekurang-kurangnya 3 contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa

gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan tepat. Dilanjutkan dengan

peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat

yaitu tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Selain itu peneliti

juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa,

lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar

diskusi, lembar kuis, serta penghargaan. Selanjutnya peneliti dan guru

kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk

lebih jelasnya lihat pada lampiran)

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

95

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

pada pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang

dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah

mengenai contoh pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan,

diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi contoh gaya

dalam kehidupan sehari-hari, penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari

selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan

tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator

dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam

proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1)

membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, (2)

menyimpulkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. Setelah

indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator

menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua.

Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD ialah: (1) Melalui

percobaan menggunakan plastisin, siswa dapat membuktikan bahwa gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda dengan tepat, (2) setelah melakukan percobaan

dengan plastisin, siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya dapat bentuk suatu

benda dengan benar. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan

peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

dibuat yaitu tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Selanjutnya

peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang

dipakai ialah plastisin, kelereng, dan batu. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi,

lembar kuis, serta penghargaan berupa alat tulis yang akan dibagikan kepada

siswa/kelompok yang memperoleh poin tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

96

kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar

pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya

lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak

lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Pada pertemuan ketiga ini digunakan guru untuk melaksanakan tes evaluasi siklus

II, materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai pengaruh gaya terhadap

bentuk suatu benda, contoh pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dalam

kehidupan sehari-hari, dan pembuktian bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu

benda. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes evaluasi siklus II juga

didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Sebelum kegiatan tes evaluasi

berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses

pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa

kelas 4 SDN 04 Karanganyar, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan

untuk pelaksanaan tes yaitu di ruang kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Sebelum

mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang pengaruh gaya terhadap

bentuk suatu benda yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua.

Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 45 menit.

4.1.3.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan

hasil tindakan dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-

masing pertemuan pada siklus II berlangsung selama dua kali 35 menit.

Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut:

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

97

(1) Proses Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab proses pelaksanaan tindakan ini akan membahas tentang

proses pelaksanaan tindakan siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada

setiap pertemuan. Proses pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Rabu, tanggal 22 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator

yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang ditunjuk

sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran

meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak,

S.Pd.SD. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II

diawali dengan guru mengucapkan salam, selanjutnya guru meminta

perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi dan memeriksa kesiapan siswa, guru menanyakan kesiapan belajar

siswa antara lain buku catatan, LKS, dan buku paket. Kemudian guru

melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi, guru melakukan kegiatan

apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Guru memberikan pertanyaan

“Mengapa kertas yang diremas dapat berubah bentuk?”. Dari berbagai jawaban

yang siswa sebutkan guru menegaskan bahwa gaya dapat mempengaruhi

bentuk suatu benda. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap

bentuk suatu benda dan menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa

gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2.

menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan

kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan eksplorasi, guru meminta siswa melakukan eksplorasi sumber

bacaan mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dilanjutkan dengan

penjelasan oleh guru menggunakan alat peraga, alat peraga tersebut

merupakan plastisin, batu, dan kelereng. Guru melibatkan siswa melalui

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

98

kegiatan percobaan menggunakan plastisin. Guru memberikan pertanyaan

“setelah percobaan yang telah kalian lakukan, apa kesimpulan yang kalian

dapatkan? Apakah gaya dapat mengubah bentuk suatu benda?”. Salah seorang

siswa memberikan penjelasan bahwa gaya oleh tangan manusia atau gaya otot

dapat mengubah bentuk suatu benda yang telah terbukti dengan percobaan

menggunakan plastisin. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan guru

untuk memberikan penegasan terhadap jawaban siswa bahwa gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda. Setelah guru selesai memberikan penjelasan

dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.

Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok secara heterogen baik dari segi jenis kelamin, ras, etnik, maupun

kemampuan. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model

pembelajaran STAD sebelum diskusi dimulai. Selanjutnya guru membagikan

lembar diskusi kepada tiap kelompok, lembar diskusi tersebut berisi materi

tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Setelah semua kelompok

menerima lembar diskusi, siswa diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan

kelompok masing-masing. Setelah itu kelompok yang sudah selesai berdiskusi

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju ke depan kelas untuk

menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, kelompok lain diberi kesempatan untuk

menyampaikan pendapat atau pertanyaan sehingga akan terjadi diskusi kelas.

Guru memberikan poin tambahan pada siswa/kelompok yang berani

menyampaikan pendapat atau pertanyaannya.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap

materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda yang telah dipelajari oleh

siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda

yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat

kesimpulan tentang materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Ada siswa

yang mengacungkan tangan dan menyampaikan kesimpulan dari pelajaran

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

99

yang telah dilakukan bahwa diketahui gaya dapat mengubah bentuk suatu

benda yang telah dibuktikan dengan percobaan menggunakan plastisin.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa

alat tulis kepada kelompok yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi

dalam kegiatan diskusi, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh

guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang pembuktian bahwa gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan kedua dilakukan pada hari

Kamis, 23 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak

Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang di tunjuk sebagai

observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi

pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak, S.Pd.SD.

Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran, guru menanyakan kesiapan belajar siswa antara lain buku catatan,

LKS, dan buku paket. Kemudian guru mengucapkan salam dan meminta

perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

kegiatan presensi. Setelah itu guru melaksanakan kegiatan apersepsi dengan

bertanya jawab bersama siswa tentang materi yang dipelajari pada pertemuan

sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan

menyanyikan lagu anak yang berjudul Guruku Tersayang. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu membuktikan

dan menyimpulkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan

Kompetensi Dasar (KD) 7.2. menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang

materi gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang akan dipelajari,

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

100

dilanjutkan dengan tanya jawab siswa bersama guru. Kemudian dilanjutkan

dengan penjelasan singkat oleh guru untuk memberikan penegasan atas jawaban

siswa yang telah disampaikan. Guru menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah

bentuk suatu benda seperti yang sudah dibuktikan dengan percobaan pada

pertemuan sebelumnya. Setelah guru memberikan penjelasan kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.

Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok secara heterogen baik dari segi jenis kelamin, ras, etnik, maupun

kemampuan. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model

pembelajaran STAD sebelum diskusi dimulai. Selanjutnya guru membagikan

lembar diskusi kepada tiap kelompok, lembar diskusi tersebut berisi materi

tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Setelah semua kelompok

menerima lembar diskusi, siswa diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan

kelompok masing-masing. Setelah itu kelompok yang sudah selesai berdiskusi

perwakilan dari kelompok diminta untuk maju ke depan kelas untuk

menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, kelompok lain diberi kesempatan untuk

menyampaikan pendapat atau pertanyaan sehingga akan terjadi diskusi kelas.

Guru memberikan poin tambahan pada siswa/kelompok yang berani

menyampaikan pendapat atau pertanyaannya.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap

materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda yang telah dipelajari oleh

siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda

yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat

kesimpulan tentang materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Ada siswa

yang mengacungkan tangan dan menyampaikan kesimpulan dari pelajaran

yang telah dilakukan bahwa diketahui gaya dapat mengubah bentuk suatu

benda.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

101

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa

alat tulis kepada kelompok yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi

dalam kegiatan diskusi, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh

guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang pembuktian bahwa gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada

hari Jumat, 24 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator

yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Pembelajaran

pada pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang telah guru laksanakan pada hari

Kamis dan Jumat secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan

ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan

dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas

kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang pengaruh gaya terhadap

bentuk suatu benda. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, karena tidak

ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru segera memulai tes evaluasi, tes

evaluasi diadakan selama 45 menit. Pada saat bel berbunyi semua siswa

mengumpulkan sol dan jawaban secara bergiliran dan kembali ke tempat

duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam penutup.

(2) Hasil Tindakan

Pada sub bab hasil tindakan ini akan menguraikan tentang hasil tindakan

pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar setelah

pelaksanaan tindakan siklus II melalui model pembelajaran STAD.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

102

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2 menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda disajikan pada

tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.10 yaitu tabel

distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai IPA

Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 60 – 67 3 15%

2. 68 – 75 9 45%

3. 76 – 83 3 15%

4. 84 - 91 2 10%

5. 92 - 100 3 15%

Jumlah Siswa 20 100%

Nilai Rata-rata 77,75

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil

belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata

siswa menjadi 77,75. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar pada rentang nilai 60-67 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15%

dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 68-75 sejumlah 9 siswa dengan

persentase 45% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 76-83 sejumlah

3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai

84-91 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa,

dan rentang nilai 92-100 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15%. Dari data

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

103

tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan

tindakan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran STAD menjadi

100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 60 yang semula pada siklus I

hanya 50 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat

dinyatakan dalam diagram 4.12 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Ketuntasan Belajar Siklus II

No.

Ketuntasan Belajar

Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

%

1. Tuntas ≥ 70 17 85

2. Belum Tuntas < 70 3 15

Jumlah 20 100

3%

9%

3%

2%

3%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

60-67 68-75 76-83 84-91 92-100

Ban

yak

Sisw

a

Rentang Nilai

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

104

Dari tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat

dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 3 siswa atau 15% dari total 20 siswa,

sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sebanyak 17 siswa dengan persentase 85% dari total 20 siswa. Hasil

ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II tersebut

sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti,

diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari 80%.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut:

Diagram 4.13 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3.Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil

observasidengan menerapkan model pembelajaran STAD yang terdiri dari

analisis hasil observasi pada tiap pertemuan pelaksanaan siklus II yaitu

pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

85%

15%

Tuntas

Belum Tuntas

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

105

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar

siswa (Pra Pembelajaran)

1, 2,

3, 4

16

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan

eksplorasi sumber bacaan dan

menyampaikan materi

8 9, 10,

11,

12, 13

23

Pemanfaatan media

pembelajaran

14, 15 6

Mengorganisasikan siswa

dalam diskusi kelompok

(STAD)

16,

17,

18,

22, 23

19,

20,

21, 24

31

Penghargaan kepada siswa 25, 26 27 10

Penggunaan bahasa 28,

29, 30

12

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

31,

32,

33,

34, 35

20

TOTAL 0 0 11 24 129

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 3 sebanyak

11 dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 24 item sehingga

jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 129. Pada aspek memeriksa

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

106

kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,

2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada

aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga

yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan danmenyajikan materi terdiri

dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 9, 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 23

skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat

6 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan diskusi terdiri dari 9

indikator yaitu indikator nomor 16, 17, 18, 22, 23 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 19, 20, 21, 24 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

lima 31 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 25, 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor

27 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada

aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 28, 29,

30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya

pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33, 34, 35 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 20 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah 129 skor. Untuk lebih

jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada

diagram 4.14 berikut ini:

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

107

Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan belajar siswa (Pra

Pembelajaran)

1, 2,

3, 4

16

Melakukan eksplorasi sumber

bacaan dan memperhatikan

penjelasan guru

5 6 7

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

7, 8 9 10

Respon siswa dalam

pemanfaatan media

pembelajaran

13 10,

11, 12

15

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

108

Melaksanakan tugas guru

dalam kegiatan diskusi

(STAD)

16,

17,

18, 20

14,

15,

19, 21

28

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

23 22,

24, 25

15

TOTAL 9 16 91

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item

dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 16 item sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 91. Pada aspek kesiapan siswa dalam

belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor

4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber

bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

nomor memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga

jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7 dan 8 memperoleh

skor 3, indikator nomor 9 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 10

skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 10,

11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 15 skor. Kemudian

pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri

dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 17, 18, 20 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 14, 15, 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

lima 28 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan

refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 22, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

enam 15 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus

II pertemuan pertama adalah 91 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi

aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

109

Diagram 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua

dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14

berikut:

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar

siswa (Pra Pembelajaran)

1, 2,

3, 4

16

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7 12

Membimbing siswa melakukan

eksplorasi sumber bacaan dan

menyampaikan materi

12 8, 9,

10,

11, 13

23

Pemanfaatan media 14, 15 8

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

110

pembelajaran

Mengorganisasikan siswa

dalam diskusi kelompok

(STAD)

22 16,

17,

18,

19,

20,

21,

23, 24

35

Penghargaan kepada siswa 25,

26, 27

12

Penggunaan bahasa 28,

29, 30

12

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

34 31,

32,

33, 35

19

TOTAL 0 0 3 32 137

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer yang memperoleh skor 3 sebanyak 3 dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 32 item sehingga jumlah keseluruhan skor

yang diperoleh 133. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri

dari 4 indikator yaitu indikator 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan

menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek

ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi

terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 12 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 8, 9, 10, 11, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek tiga 23 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skor aspek empat 8 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

111

diskusi (STAD) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 22 memperoleh skor

3 dan indikator nomor 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24 memperoleh 4 sehingga

jumlah skor aspek lima 35 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa

terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 25, 26, 27 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Kemudian pada aspek penggunaan

bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 28, 29, 30

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada

aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri

dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 31, 32, 33, 35, memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan

19 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II

pertemuan kedua adalah 133. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas

guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut ini:

Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut:

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1 2 3 4 5 6 7 8

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

112

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan belajar siswa (Pra

Pembelajaran)

1, 2,

3, 4

16

Melakukan eksplorasi sumber

bacaan dan memperhatikan

penjelasan guru

5, 6 8

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

7, 8 9 10

Respon siswa dalam

pemanfaatan media

pembelajaran

10,

11,

12, 13

16

Melaksanakan tugas guru

dalam kegiatan diskusi

(STAD)

17,

18, 20

14,

15,

16,

19, 21

29

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi

22,

23,

24, 25

16

TOTAL 5 20 95

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 5 item

dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 20 item sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 95. Pada aspek kesiapan siswa dalam

belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Selanjutnya aspek

eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

113

indikator yaitu indikator nomor 5 dan 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek dua 8 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

terdiri dari nomor indikator 7, 8 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 10 skor. Aspek respon siswa

dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah seluruh

skor aspek empat 16 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru

dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17,

18, 20 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 15, 16, 19, 21 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat

kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi indikator terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 22, 23, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek enam 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa

siklus II pertemuan kedua adalah 95 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi

aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:

Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4.Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6

Ban

yak

Sko

r

Aspek yang Diamati

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

114

pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk

diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama

pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru

observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 4. Pada pelaksanaan

tindakan siklus II guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya

perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi

pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kolaborator atau

dalam hal ini guru kelas 4 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran STAD dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak

kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan model pembelajaran

STAD menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana

yang terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan diskusi

kelompok yang ada di dalam pembelajaran STAD membuat siswa dapat

bekerja sama dengan baik. Selain itu dengan adanya reward siswa juga lebih

antusias dalam belajar mengenai suatu konsep materi sehingga siswa lebih

bersemangat dan hasil belajar yang diperoleh meningkat.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan

observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama terdapat perolehan

jumlah skor 3 sebanyak 11 item dan skor 4 sebanyak 24 item. Pada siklus

II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 3 item dan skor 4 sebanyak

32 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir keseluruhan

indikator mengalami peningkatan. Dari hasil observasi pada pertemuan

pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 35 item, hasil

aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar

92,14%, pertemuan kedua meningkat menjadi 97,85%. Peningkatan hasil

observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 5,71%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.18 peningkatan persentase

hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

115

Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data diperoleh data hasil observasi aktivitas

siswa pada siklus II pertemuan pertama banyaknya indikator aktivitas belajar

siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sejumlah 16 item.

Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 3 sebanyak 5 item dan skor 4

sebanyak 20 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua

indikator aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan. Dari skor

penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar

persentase yang diperoleh 91%, pada pertemuan kedua persentase hasil

observasi siswa meningkat menjadi 95%. Besarnya peningkatan hasil observasi

aktivitas siswa pertemuan pertama dan kedua sebanyak 4%. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.19 peningkatan persentase hasil

observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Rata-rata 92.14% 97.85%

89.00%

90.00%

91.00%

92.00%

93.00%

94.00%

95.00%

96.00%

97.00%

98.00%

99.00%

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

116

Diagram 4.19 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas

Siswa Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka diperoleh data sebanyak

17 siswa dengan prosentase 85% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa

telah tuntas, ada tiga siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 70 dengan

besar persentase 15%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal

mencapai angka 77,75. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah

ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA

sebesar 80% dari total keseluruhan siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil

belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai siswa

melebihi KKM 70. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa

telah mencapai 85%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang

ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II

sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Rata-rata 91% 95%

89%

90%

91%

92%

93%

94%

95%

96%

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

117

1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil

melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus

II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan

refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor

hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang

diamati sudah mengalami peningkatan.

2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran STAD terlihat dari respon positif

siswa yang mulai tumbuh selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan

menanggapi jawaban diketahui diantara indikator penilaian aktivitas siswa

terlihat bahwa indikator nomor 18 yaitu siswa juga sudah berani

menyampaikan tanggapan sudah dilakukan oleh siswa dengan baik

dengan memperoleh skor 3.

3) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif

di dalam proses pembelajaran, terlihat dari adanya peningkatan

perolehan skor pada indikator nomor 16 yaitu siswa melakukan

diskusi secara kondusif dengan memperoleh skor 4.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada

pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui

upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang

kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus II, diantaranya:

1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk

membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model STAD sehingga proses pembelajaran yang

berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan.

2) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

118

berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui

pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa seperti alat tulis

untuk siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh

guru dengan baik, dibuktikan dengan adanya peningkatan skor pada

aspek pemberian penghargaan pada siswa yang telah dilakukan oleh guru

dengan sangat baik.

3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru senantiasa memberikan bimbingan

bagi siswa, instruksi yang diberikan oleh guru lebih diperjelas

sehingga siswa tidak kebingungan dan canggung dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Selain itu

siswa juga dapat berpartisipasi dan melakukan kerjasama dengan baik

untuk menciptakan situsi belajar yang kondusif, hasil tersebut

diketahui dari perolehan skor indikator hasil observasi guru nomor 20

yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah

melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik dan indikator nomor

16 pada hasil obervasi siswa yang telah mencapai skor maksimal

menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan

sangat baik.

4.2. Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang

perbandingan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA siswa

kelas 4 SDN 04 Karanganyar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II

sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar serta ketuntasan

belajar IPA yang diperoleh siswa prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan

setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada

tabel 4.15 berikut:

Berikut ini tabel 4.16 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru

dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

119

Tabel 4.16

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Siklus II

% %

Aktivitas Guru 113,5 81,07 133 95

Aktivitas Siswa 80 80 93 93

Berdasarkan tabel 4.16 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan

penerapan model pembelajaran STAD. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I

rata-rata skor aktivitas guru mencapai 113,5 dengan persentase 81,07%. Pada

siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 133

dengan persentase 95%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata

skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor

aktivitas siswa 80 dengan persentase 80%, kemudian pada siklus II rata-rata

skor meningkat menjadi 93 dengan persentase 93%. Untuk menjelaskan

perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.20 sebagai berikut:

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

120

Diagram 4.20 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I

dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.20 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik

aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan.

Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4

SDN 04 Karanganyar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga

dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang

diperoleh siswa prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan

tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.17 berikut:

81,07%

80%

95%

93%

0

20

40

60

80

100

120

140

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

121

Tabel 4.17

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No.

Ketuntasan

Belajar

Nilai

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 70 6 30 12 60 17 85

2. Belum

Tuntas

< 70 14 70 8 40 3 15

Junlah 20 100 20 100 20 100

Nilai Rata-rata 64,60 70,75 77,75

Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA,

dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus

I, dan siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang

tuntas atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) hanya

berjumlah 6 siswa dengan persentase 30% sementara siswa yang belum

tuntas berjumlah 14 siswa dengan persentase 70%, pada kondisi awal rata-

rata hasil belajar IPA 64,60. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus

I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dengan

persentase siswa tuntas 60%, sementara 8 siswa lainnya masih memperoleh nilai

di bawah KKM dengan persentase 40%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA

70,75 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal

nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu

mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan

sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan

dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar

IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu

sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan

pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari

KKM 70 yaitu sebanyak 17 siswa dengan besar persentase 85%, sedangkan

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

122

jumlah siswa yang belum mencapai KKM 70 ada 3 siswa dengan besar

persentase 15%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 77, 75.

Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat

diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan

model pembelajaran STAD yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai

(ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).

Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada diagram 4.21 berikut:

Diagram 4.21 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat

dilihat pada diagram 4.22 berikut ini:

6%

12%

17%

14%

8%

3%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

123

Diagram 4.22 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus

Siklus I, dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4

SDN 04 Karanganyar, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian

dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung

menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran

menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan

beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan

banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya.

Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 di SDN 04

Karanganyar tersebut menyebabkan siswa kelas 4 kurang antusias dan pasif di

dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna

bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua

kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui

siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku,

kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah

berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata 64.6 70.75 77.75

64,6% 70,75%

77,75%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

124

rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Diketahui

bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 6 siswa atau 30% dari

jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 14

siswa atau 70% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang

demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran STAD.

Berikut ini tabel 4.18 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru

dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.18

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Siklus II

% %

Aktivitas Guru 113,5 81,07 133 95

Aktivitas Siswa 80 80 93 93

Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan

penerapan model pembelajaran STAD. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I

rata-rata skor aktivitas guru mencapai 113,5 dengan persentase 81,07%. Pada

siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 133

dengan persentase 95%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata

skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor

aktivitas siswa 80 dengan persentase 80%, kemudian pada siklus II rata-rata

skor meningkat menjadi 93 dengan persentase 93%. Untuk menjelaskan

perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.23 sebagai berikut:

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

125

Diagram 4.23 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I

dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.23 tentang perbandingan rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik

aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan

rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I

dan II dengan menerapkan model pembelajaran STAD tersebut berdampak

pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04

Karanganyar. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran STAD hasil belajar mata pelajaran

IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70

yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai

hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam

tabel 4.19 sebagai berikut:

81,07%

80%

95%

93%

0

20

40

60

80

100

120

140

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

126

Tabel 4.19

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 70,75 77,75

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai

70,75 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh

siswa hanya 64,60 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai

60%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan

bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah

menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang

diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah

ditentukan oleh peneliti yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa,

maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar

IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil

belajar IPA yang diperoleh siswa 77,75 dengan pencapaian ketuntasan

belajar IPA siswa mencapai 85%. Kondisi yang demikian menunjukkan

bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator

keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 80%

siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 3 siswa yang

belum berhasil mencapai KKM 70, hal ini dikarenakan siswa tersebut

diketahui memang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata siswa, dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran siswa tersebut juga kurang aktif, cenderung

diam, dan sulit berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa

juga sering terlihat mengacuhkan guru ketika guru mulai menyampaikan materi.

Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang

menyebabkan hasil belajar yang diperolehnya masih rendah. Untuk memperjelas

peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat diketahui

melalui diagram 4.24 sebagai berikut:

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

127

Diagram 4.24. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan

Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada

siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun

hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses

pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan

kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran

STAD pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi

siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga

ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran

STAD memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat

dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA.

Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran menambah manfaat dari

pelaksanaan PTK ini, adanya alat peraga membuat siswa dapat berpikir secara

konkrit tentang materi proses pembentukan tanah yang disampaikan guru.

Selain itu model STAD dengan diskusi kelompoknya siswa dapat belajar

mengenai materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, dan pembelajaran

Siklus I Siklus II

Rata-rata 70.75 77.75

66

68

70

72

74

76

78

80

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/4/T1_292011121_BAB IV... · pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional

128

ini mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh siswa saat

mengikuti proses pembelajaran, kegiatan diskusi dengan STAD, juga menjadikan

siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok.

Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin

dalam kegiatan diskusi STAD membentuk situasi belajar yang kondusif. Siswa

sangat antusias bekerja sama untuk mencari kelompok. Selain itu guru juga

membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi arena kompetisi belajar yang

positif bagi siswa, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat dan

hadiah kepada pasangan yang berhasil menyusun kartu dengan benar dan

dalam waktu yang cepat, pemberian reward ini dimaksudkan untuk

menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan pelaksanaan

tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan gaya sehingga berpengaruh

terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model

pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 4 Semester II

SDN 04 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 ini selaras dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Aria Wijayanti dari

penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA

meningkat menjadi 88,4 setelah penerapan model pembelajaran STAD,

selanjutnya penelitian oleh Sugiati juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil

dengan nilai rata-rata siswa 77. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Eko

Hartanto juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran IPA

persentase ketuntasan siswa mencapai 100%. Dari hasil penelitian tersebut

terbukti bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil

belajar.