bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....
TRANSCRIPT
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi
prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus
membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar
mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya
pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian
siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,
dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan
yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi
siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1. Deskripsi Prasiklus
Penelitian ini dilakukan di SDN 04 Karanganyar pada Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015. SDN 04 Karanganyar memiliki tenaga pendidik
dan kependidikan dengan jumlah 9 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 5
Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata
Pelajaran PenjasOrkes, dan 1 Penjaga Sekolah. Tenaga pendidik yang
mengampu di SDN 04 Karanganyar mempunyai latar belakang pendidikan yang
bervariasi, mulai dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru), D2 PGSD, dan S1 PGSD.
Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 20
siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1.
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. Menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu
benda. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN 04 Karanganyar diampu oleh guru
60
kelas 4 yaitu Bapak Hari. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang
diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh
guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI dan PenjasOrkes. Bapak Hari
merupakan lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), beliau sekarang sedang
melanjutkan pendidikan S1 PGSD di Universitas Terbuka (UT) Gabus. Meskipun
belum lulus sebagai sarjana pendidikan (S.Pd) namun dalam hal kinerjanya
sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Sabtu, 28 Februari
2015 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa kelas 4 di SDN 04 Karanganyar. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang
rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional yaitu
menggunakan metode ceramah. Selain itu guru juga belum menggunakan alat
peraga dalam proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku-buku yang
dimiliki sekolah saja tanpa menggunakan bantuan media lainnya, sehingga proses
pembelajaran menjadi kurang menarik. Padahal penggunaaan media pada saat
pembelajaran sangat membantu siswa dalam pemahaman materi yang
disampaikan oleh guru. Tetapi pada kenyataannya guru belum menerapkannya di
kelas. Hal ini disebabkan karena faktor dari guru itu sendiri yang malas
menggunakan media dan menganggap metode ceramah lebih praktis.
Pembelajaran yang bersifat konvensional ini kurang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak yang masih berada dalam tahap operasional konkret dimana
penggunaan benda konkret masih digunakan dalam belajar serta bermain sambil
belajar. Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil
belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya
keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu
61
menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar. Tingkat kemampuan siswa
terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti
setiap proses belajar mengajar juga merupakan salah satu faktor dari sisi siswa
yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA.
Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat
terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan
sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi,
siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan
cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.
Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu
mendominasi di setiap proses belajar mengajar.
Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN 04 Karanganyar, hambatan-hambatan
yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi
kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada
diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah
sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan
hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN
04 Karanganyar yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA
siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar semester I tahun 2014/2015. Data hasil
ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
62
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Prasiklus
No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1. 38 - 47 2 10 %
2. 48 - 57 3 15 %
3. 58 - 67 7 35 %
4. 68 - 77 5 25 %
5. 78 - 88 3 15 %
Jumlah siswa 20 100 %
Nilai Rata-rata 64, 60
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 38
Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai
antara 38-47 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 48-57 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah
keseluruhan siswa, rentang nilai 58-67 sejumlah 7 siswa dengan persentase
35% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 68-77 sejumlah 5
siswa dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai
78-88 sejumlah 3 orang siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan
siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (Prasiklus) nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah 38 (Untuk daftar nilai ulangan
harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai prasiklus).
Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai
berikut:
63
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai pada pra siklus/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk
tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Prasiklus
No.
Ketuntasan Belajar
Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Presentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 6 30
2. Belum Tuntas < 70 14 70
Jumlah 20 100
Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus/sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 14 siswa atau 70% dari total keseluruhan siswa,
sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 6 siswa
dengan persentase 30% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai
2%
3%
7%
5%
3%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
38 - 47 48 - 57 58 - 67 68 - 77 78 - 88
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai
64
ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang
belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada
tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Prasiklus
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan
nilain ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran
IPA dengan menerapkan model pembelajaran STAD, sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Proses pembelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar sebelum
pelaksanaan tindakan diperoleh dari penilaian RPP mata pelajaran IPA yang ada
pada buku administrasi sekolah semester II tahun 2014/2015. Hasil penilaian RPP
IPA dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tuntas 30%
Tidak Tuntas 70%
65
Tabel 4.3
Hasil Penilaian RPP Prasiklus
No.
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah 1 2 3 4
1. Perumusan indikator
pembelajaran
1, 2,
3
6
2. Pemilihan dan
pengorganisasian materi
ajar
5, 4, 6,
7
11
3. Pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran
8, 9,
10
6
4. Skenario Kegiatan
pembelajaran
12 13,
14,
15
11 10
Total 1 10 4 0 33
Kategori Kurang
Berdasarkan tabel 4.3 hasil penilaian RPP prasiklus dapat diketahui hasil
penilaian indikator yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator yang
memperoleh skor 2 sebanyak 10 item,indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak
4 item, dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 33 skor. Pada aspek perumusan indikator
pembelajaran terdiri 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, dan 3 memperoleh
skor 2 sehingga jumlah skor aspek sati adalah 6 skor. Pada aspek pemilihan dan
pengorganisasian materi ajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5
memperoleh skor 2, dan indikator nomor 4, 6, 7, memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek dua adalah 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10,
memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 6. Pada aspek skenario
kegiatan pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 12
memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14, 15, memperoleh skor 3, dan indikator
66
nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor.
Total keseluruhan skor hasil penilaian RPP prasiklus adalah 33 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil penilaian RPP prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:
Diagram 4.3 Hasil Penilaian RPP Prasiklus
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan
refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi
menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua
kali 35 menit.
4.1.2.1.Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model pembelajaran STAD meliputi penyusunan RPP
dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada
pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang diamati
67
ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan
rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4
bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan
pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran
seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
model pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar 7.1. Menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.
Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4 dan sebagai
guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan
meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses
pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) Mendefinisikan
pengertian gaya, (2) Menyebutkan sifat-sifat gaya, (3) Mengidentifikasi jenis-
jenis gaya. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan
guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD ialah: (1) Melalui penjelasan guru, siswa dapat
mendefinisikan arti gaya dengan benar, (2) Melalui diskusi kelompok, siswa
dapat menyebutkan 3 sifat gaya dengan benar, (3) Melalui presentasi kelas, siswa
dapat menyebutkan sekurang-kurangnya 3 jenis gaya dengan benar. Dilanjutkan
dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang pengertian
gaya, sifat-sifat gaya, dan jenis-jenis gaya. Selanjutnya peneliti menyiapkan
media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan ialah bola, meja tulis, magnet, dan paku. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi
siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,
lembar diskusi kelompok, lembar kuis, serta reward berupa alat tulis. Selanjutnya
68
peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas
4 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya
lihat pada lampiran).
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.
Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah mengenai pengaruh
gaya terhadap gerak suatu benda. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menggunakan model pembelajaran STAD. Penyusunan RPP masih
didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4 dan sebagai guru
kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan
diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan
digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua
antara lain (1) Membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu
benda, (2) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda,
(3) Menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah gerak
suatu benda. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti dan guru
kolaborator menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan
kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua
melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD
ialah: (1) melalui demonstrasi menggunakan benda yang ada di dalam kelas, siswa
dapat membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda dengan
tepat, (2) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menemukan sekurang-kurangnya
2 faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda dengan tepat, (3) melalui tanya
jawab, siswa dapat menyebutkan sekurang-kurangnya 2 contoh dalam kehidupan
sehari-hari cara gaya mengubah gerak suatu benda dengan tepat. Setelah
indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan
media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan
kedua ini berupa bola dan meja tulis. Selain itu peneliti juga mempersiapkan
69
perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar diskusi
kelompok, lembar kuis, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa, serta reward berupa alat tulis yang akan diberikan untuk siswa
dan kelompok yang dapat melakukan tugas guru dengan baik. Selanjutnya peneliti
dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar
pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih
jelasnya lihat pada lampiran)
3) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan
tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan
ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA
setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD pada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganayar. Materi yang
diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua mengenai gaya dapat mengubah gerak suatu
benda. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama
dengan Bapak Hari selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I
berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa
serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus
I yaitu di ruang kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Sebelum mengadakan tes evaluasi
guru mengulang materi tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan
tes evaluasi selama dua kali 35 menit.
4.1.2.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan
hasil tindakan siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.
70
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan,
masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian
pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:
(1) Proses Pelaksanaan Tindakan
Pada sub bab proses pelaksanaan tindakan ini akan membahas tentang
proses pelaksanaan tindakan siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada
setiap pertemuan. Proses pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan. pada
hari Rabu, tanggal 25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator
yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang di tunjuk
sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran
meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak,
S.Pd.SD Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali
dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk
memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru
melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi. Guru memberikan apersepsi dengan
mendemonstrasikan gerakan mendorong meja. Kemudian guru memberikan
pertanyaan “Mengapa meja yang didorong dapat berpindah tempat?”. Dari
berbagai jawaban siswa guru memilih jawaban yang paling tepat. Guru
mengajak siswa menyanyikan lagu anak dengan judul Pergi Belajar sebgai
pembangun motivasi siswa untuk belajar. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mendefinisikan arti gaya,
menyebutkan sifat-sifat gaya, dan menyebutkan jenis-jenis gaya, dengan
Kompetensi Dasar (KD) 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi, siswa melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian siswa
71
diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang definisi gaya, sifat-sifat gaya,
dan jenis-jenis gaya. Setelah itu guru menjelaskan tentang materi yang akan
dipelajari yaitu tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
Pada kegiatan elaborasi, siswa dibentuk menjadi 4 kelompok secara
heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa duduk sesuai
dengan kelompoknya masing-masing. Setelah semuanya siap, guru membagikan
lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa diminta untuk
berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, siswa yang sudah
mengerti diminta untuk memberi tahu temannya yang belum mengerti sehingga
pada akhirnya diharapkan semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang
dipelajari. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, perwakilan dari masing-
masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas
secara bergantian. Kemudian guru memberikan penilaian terhadap setiap
kelompok.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen
baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan. Setelah semua siswa sudah
duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru menyampaikan tata cara
diskusi. Kemudian guru membagikan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
berdiskusi kepada setiap kelompok. Pada saat berdiskusi siswa dibimbing untuk
bertanya jawab dalam kelompok dan siswa yang pandai diarahkan untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mengerti sehingga akhirnya
seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah diskusi selesai, masing-masing
kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya dan dipresentasikan di depan
kelas. Pada saat presentasi, kelompok lain diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas.
Setelah diskusi selesai, dilanjutkan pada kegiatan konfirmasi. Pada
kegiatan konfirmasi, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.
Kemudian siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah
itu guru mengadakan kuis secara individu. Guru memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
72
materi yang belum jelas. Selanjutnya siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang pengalaman belajar siswa yang telah di dapat melalui kegiatan
eksplorasi dan elaborasi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan reward kepada siswa
dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Reward berupa alat tulis. Setelah
pembagian reward, siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengenai pengaruh gaya terhadap gerak suatu benda.
Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru
kolaborator yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru
yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan
pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah
Bapak Sujak, S.Pd.SD Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran
dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian melakukan kegiatan
presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku
catatan, LKS, dan buku paket. Untuk membangun motivasi siswa, guru mengajak
siswa menyanyikan lagu anak yang berjudul Guruku Tersayang. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi berupa pertanyaan “siapa yang pernah naik sepeda? Mengapa sepeda
yang sedang melaju dapat berhenti saat direm?”. Dari berbagai jawaban siswa,
guru memilih jawaban yang paling tepat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu membuktikan bahwa gaya dapat
mempengaruhi gerak suatu benda, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
gerak suatu benda, dan menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang
cara gaya mengubah gerak suatu benda dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1.
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda.
73
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi, siswa melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian siswa
diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang pengaruh gaya terhadap gerak
suatu benda, faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda, dan contoh
cara gaya mengubah gerak suatu benda dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu
guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang pengaruh gaya
terhadap gerak suatu benda.
Pada kegiatan elaborasi, siswa dibentuk menjadi 4 kelompok secara
heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa duduk sesuai
dengan kelompoknya masing-masing. Setelah semuanya siap, guru membagikan
lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa diminta untuk
berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, siswa yang sudah
mengerti diminta untuk memberi tahu temannya yang belum mengerti sehingga
pada akhirnya diharapkan semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang
dipelajari. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, perwakilan dari masing-
masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas
secara bergantian. Kemudian guru memberikan penilaian terhadap setiap
kelompok.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen
baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan. Setelah semua siswa sudah
duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru menyampaikan tata cara
diskusi. Kemudian guru membagikan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
berdiskusi kepada setiap kelompok. Pada saat berdiskusi siswa dibimbing untuk
bertanya jawab dalam kelompok dan siswa yang pandai diarahkan untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mengerti sehingga akhirnya
seluruh anggota kelompok mengerti. Setelah diskusi selesai, masing-masing
kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya dan dipresentasikan di depan
kelas. Pada saat presentasi, kelompok lain diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas.
74
Setelah diskusi selesai, dilanjutkan pada kegiatan konfirmasi. Pada
kegiatan konfirmasi, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.
Kemudian siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah
itu guru mengadakan kuis secara individu. Guru memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum jelas. Selanjutnya siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang pengalaman belajar siswa yang telah di dapat melalui kegiatan
eksplorasi dan elaborasi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan reward kepada siswa
dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Reward berupa alat tulis. Setelah
pembagian reward, siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengenai evaluasi tentang materi gaya dapat mengubah gerak
suatu benda. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu
Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Kegiatan pembelajaran
pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan
dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas
kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang gaya dapat mengubah
gerak suatu benda. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa
dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi selama
50 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Bagi
siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat
mengumpulkan lembar jawab sekaligus soal dan kembali ke tempat duduk.
Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
75
selanjutnya yaitu tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
(2) Hasil Tindakan
Pada sub bab hasil tindakan ini akan menguraikan tentang hasil tindakan
pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar setelah
pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran STAD.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada
pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 4
SDN 04 Karanganyar dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.
disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada
tabel 4.4 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 4
SDN 04 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:
76
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 50 - 56 2 10%
2. 57 – 63 1 5%
3. 64 – 70 6 30%
4. 71 – 77 7 35%
5. 78 - 85 4 20%
Jumlah Siswa 20 100%
Nilai Rata-rata 70,75
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan
dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata
siswa menjadi 70,75. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar, pada rentang nilai 50 - 56 sejumlah 2 siswa dengan persentase
10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 57 - 63 sejumlah 1 siswa
dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64 - 70
sejumlah 6 siswa dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa,
rentang nilai 71 - 77 sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah
keseluruhan siswa, rentang nilai 78 - 85 sejumlah 4 siswa dengan persentase
20%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah
pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD
yaitu 85, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50 yang semula pada
kondisi awal hanya 38 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.4
dapat dinyatakan dalam diagram 4.4 yaitu sebagai berikut:
77
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Siklus I
No.
Ketuntasan Belajar
Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
%
1. Tuntas ≥ 70 12 60
2. Belum Tuntas < 70 8 40
Jumlah 20 100
Dari tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 8 siswa atau 40% dari jumlah keseluruhan
siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
≥ 70) sebanyak 12 siswa dengan persentase 60% dari jumlah keseluruhan siswa.
Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA,
2%
1%
6%
7%
4%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
50-56 57-63 64-70 71-77 78-85
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai
78
namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan
yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel
4.5 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan
model pembelajaran STAD yang terdiri dari analisis hasil observasi pada
setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga,
dan pertemuan keempat sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati
aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru
maupunaktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi yang terdiri dari 35 indikator aktivitas guru dan 25 indikator
aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi
skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor
4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan
60%
40%
Tuntas
Belum Tuntas
79
berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu
untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang,
persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60%
termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk
ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat
baik.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan belajar
siswa (Pra Pembelajaran)
1, 4 2, 3 14
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan
menyampaikan materi
8 10,
11,
12,
9, 13 19
Pemanfaatan media
pembelajaran
14 15 7
Mengorganisasikan siswa
dalam diskusi kelompok
(STAD)
16,
17,
18,
20,
22,
23, 24
19, 21 27
Penghargaan kepada siswa 25 26 27 9
Penggunaan bahasa 31 28, 30 29 10
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
31 32, 33 34, 35 16
TOTAL 0 5 17 13 113
80
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 5
item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 13 item sehingga jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh 113. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri
dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor.
Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3
dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan
dan menyajikan materi indikator terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8
memperoleh skor 2, indikator nomor 10, 11, 12 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 9, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 19 skor. Pada
aspek memanfaatkan media pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 15 memperoleh skor
4 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 7 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri
dari 9 indikator yaitu indikator nomor 16, 17 memperoleh skor 2, indikator nomor
18, 20, 22, 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19, 21 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor. Aspek memberikan
penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 25
memperoleh skor 2, indikator nomor 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor
27 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek enam 9 skor. Kemudian pada
aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31
memperoleh skor 2, indikator nomor 28, 30 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 29 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor.
Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 31 memperoleh
skor 2, indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 34, 35
memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Total
81
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama
adalah 113 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I
pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
82
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan belajar siswa (Pra
Pembelajaran)
2, 3 1, 4 14
Melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan
penjelasan guru
5 6 5
Partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
7, 8, 9 6
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
10 11,
12, 13
14
Melaksanakan tugas guru
dalam kegiatan diskusi
(STAD)
18 15,
16,
17,
19, 20
14, 21 25
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
23 22, 24 25 12
TOTAL 0 7 10 8 76
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 7 item,
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 76. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor
1, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Selanjutnya
aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2
83
indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 6
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor
7, 8, 9 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 10 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 11,
12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor. Kemudian
pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri
dari 8 indikator yaitu indikator nomor 18 memperoleh skor 2, indikator nomor
15, 16, 17, 19, 20 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 14, 21 memperoleh
sksor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 25 skor. Selanjutnya aspek
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator
yaitu indikator nomor 23 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 24 memperoleh
skor 3, dan indikator nomor 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan pertama adalah 76 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut
ini:
Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
84
2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua
dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan belajar
siswa (Pra Pembelajaran)
1 2, 3, 4 15
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 9
Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan
menyampaikan materi
8, 9,
10,
11, 12
13 19
Pemanfaatan media
pembelajaran
14, 15 6
Mengorganisasikan siswa
dalam diskusi kelompok
(STAD)
17 16,
18,
19,
20,
21,
22, 24
23 27
Penghargaan kepada siswa 25 26, 27 11
Penggunaan bahasa 30 28, 29 11
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
31,
32,
33, 34
35 16
TOTAL 0 1 24 10 114
85
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak
1 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 24 item, dan indikator yang memperoleh
skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 114.
Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu
indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran teridiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua
9 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan
menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10,
11, 12 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skor aspek tiga 19 skor. Pada aspek memanfaatkan media
pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh
skor 3 dan sehingga jumlah skor aspek empat 6 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan disksusi (STAD)
terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 17 memperoleh skor 2,
indikator nomor 18, 19, 20, 21, 22, 24 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor.
Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 26, 27
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian
pada aspek penggunaan bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 30 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 28, 29 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5
indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33, 34 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 35 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua
adalah 114. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
86
Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan belajar siswa (Pra
Pembelajaran)
2, 3, 4 1 16
Melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan
penjelasan guru
5, 6 6
Partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
8 7, 9 8
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
10, 13 11, 12 14
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
87
pembelajaran
Melaksanakan tugas guru
dalam kegiatan diskusi
(STAD)
17,
18,
19, 20
14,
15,
16, 21
28
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
24 22, 23 25 12
TOTAL 0 2 15 8 84
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 item dan
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 15 item, dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 84. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator
yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 1
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Selanjutnya aspek
eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh
skor 2, dan indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 3 dan sehingga jumlah skor
aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3, dan indikator nomor
11, 12 memperoleh skor 4 dan sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor.
Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi
(STAD) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19, 20
memperoleh skor 3, dan indikator nomor 14, 15, 16, 21 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek lima 28 skor. Selanjutnya aspek membuat
kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu
indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 23 memperoleh skor
3 dan nomor indikator 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
88
enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus
I pertemuan kedua adalah 84 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:
Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
4.1.2.4.Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
Pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi
yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan
indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga
dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran
menggunakan model STAD kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran
yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini
dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari
beberapa siswa kelas 4. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD, evaluasi
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
89
tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari
diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD guru dapat memperoleh
pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru
juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan
kegiatan diskusi dalam STAD siswa merasa suasana pembelajaran lebih
menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu
mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi
aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang
memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 5 item, skor 3 sebanyak 17 item, dan skor 4
sebanyak 13 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor
2 sebanyak 1 item, skor 3 sebanyak 24 item dan skor 4 sebanyak 10 item.
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas
guru sebanyak 35 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama
sebesar 80,71%, pertemuan kedua meningkat menjadi 81,42%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 peningkatan persentase hasil observasi
aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut:
90
Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan I dan II
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu
sebanyak 7 item, skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Kemudian
pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 15
item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Dari skor penilaian hasil observasi
aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai
76%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat
menjadi 84%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.11
peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dan
II sebagai berikut:
Pertemuan I Pertemuan II
Rata-rata 80.71% 81.42%
80.20%
80.40%
80.60%
80.80%
81.00%
81.20%
81.40%
81.60%
91
Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru
mencapai 60% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi
indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 8
siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata
hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar sudah
mengalami peningkatan dari kondisi awal 64,60 menjadi 70,75 setelah
pelaksanaan tindakan siklus I.
Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 30% menjadi
70%. Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I
dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD, kekurangan yang
ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang
berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut
diantaranya:
Pertemuan I Pertemuan II
Rata-rata 76% 84%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
92
1) Kelebihan
a. Menciptakan interaksi secara aktif dan positif serta kerjasama anggota
kelompok menjadi lebih baik.
b. Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan yang lebih
baik.
c. Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakakapan sosial di
samping kecakapan kognitif.
d. Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai
fasilitator, mediator, motivator dan evaluator.
e. Siswa memiliki tanggung jawab belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
f. Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi
untuk aktif dalam pembelajaran.
g. Dapat mengurangi sifat individualistis siswa.
2) Kekurangan
a. Penerapan pembelajaran STAD belum terbiasa dilaksanakan oleh
siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung
siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses
pembelajaran.
b. Beberapa siswa masih malu-malu dalam menyampaikan gagasan atau
pendapat
c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara
optimal pada saat diskusi
Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan
analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan
rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II
sebagai berikut:
1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan
pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator
93
mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran STAD sehingga antara
rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.
2) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani
dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian
motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan
semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas sebelum
diskusi kelompok dimulai.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan
refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
4.1.3.1.Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang
dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD
meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes
evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada
pertemuan ketiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil
tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing
pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama akan dilaksanakan
pada minggu ketiga bulan April. Materi yang akan dibahas pada pertemuan
94
pertama siklus II ini mengenai pengaaruh gaya terhadab bentuk suatu benda.
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
pembelajaran STAD dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. Menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu
benda. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari selaku guru kelas 4
dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi
yang dilakukan meliputi penentuanwaktu penelitian, penyusunan indikator
dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses
pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi
pengertian gaya, (2) mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu
benda, dan (3) menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya
dapat mengubah bentuk suatu benda. Setelah indikator dirumuskan kemudian
peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaranyang hendak
dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran STAD ialah: (1) melalui tanya jawab, siswa dapat
mendefinisikan pengertian gaya dengan benar, (2) setelah membaca materi
tentang gaya, siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu
benda dengan benar, dan (3) melaalui diskusi kelompok, siswa dapat
menyebutkan sekurang-kurangnya 3 contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa
gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan tepat. Dilanjutkan dengan
peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat
yaitu tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Selain itu peneliti
juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa,
lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar
diskusi, lembar kuis, serta penghargaan. Selanjutnya peneliti dan guru
kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar
pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk
lebih jelasnya lihat pada lampiran)
95
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
pada pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang
dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah
mengenai contoh pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan,
diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi contoh gaya
dalam kehidupan sehari-hari, penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Hari
selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan
tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator
dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam
proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1)
membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, (2)
menyimpulkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda. Setelah
indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator
menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD ialah: (1) Melalui
percobaan menggunakan plastisin, siswa dapat membuktikan bahwa gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda dengan tepat, (2) setelah melakukan percobaan
dengan plastisin, siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya dapat bentuk suatu
benda dengan benar. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan
peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat yaitu tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Selanjutnya
peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
dipakai ialah plastisin, kelereng, dan batu. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi,
lembar kuis, serta penghargaan berupa alat tulis yang akan dibagikan kepada
siswa/kelompok yang memperoleh poin tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru
96
kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar
pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya
lihat pada lampiran)
3) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Pada pertemuan ketiga ini digunakan guru untuk melaksanakan tes evaluasi siklus
II, materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai pengaruh gaya terhadap
bentuk suatu benda, contoh pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dalam
kehidupan sehari-hari, dan pembuktian bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes evaluasi siklus II juga
didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Sebelum kegiatan tes evaluasi
berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa
kelas 4 SDN 04 Karanganyar, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan
untuk pelaksanaan tes yaitu di ruang kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Sebelum
mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang pengaruh gaya terhadap
bentuk suatu benda yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua.
Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 45 menit.
4.1.3.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan dan
hasil tindakan dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan pada siklus II berlangsung selama dua kali 35 menit.
Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut:
97
(1) Proses Pelaksanaan Tindakan
Pada sub bab proses pelaksanaan tindakan ini akan membahas tentang
proses pelaksanaan tindakan siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada
setiap pertemuan. Proses pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Rabu, tanggal 22 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator
yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang ditunjuk
sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran
meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak,
S.Pd.SD. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II
diawali dengan guru mengucapkan salam, selanjutnya guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi dan memeriksa kesiapan siswa, guru menanyakan kesiapan belajar
siswa antara lain buku catatan, LKS, dan buku paket. Kemudian guru
melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi, guru melakukan kegiatan
apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Guru memberikan pertanyaan
“Mengapa kertas yang diremas dapat berubah bentuk?”. Dari berbagai jawaban
yang siswa sebutkan guru menegaskan bahwa gaya dapat mempengaruhi
bentuk suatu benda. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap
bentuk suatu benda dan menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa
gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2.
menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah bentuk suatu benda.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi, guru meminta siswa melakukan eksplorasi sumber
bacaan mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dilanjutkan dengan
penjelasan oleh guru menggunakan alat peraga, alat peraga tersebut
merupakan plastisin, batu, dan kelereng. Guru melibatkan siswa melalui
98
kegiatan percobaan menggunakan plastisin. Guru memberikan pertanyaan
“setelah percobaan yang telah kalian lakukan, apa kesimpulan yang kalian
dapatkan? Apakah gaya dapat mengubah bentuk suatu benda?”. Salah seorang
siswa memberikan penjelasan bahwa gaya oleh tangan manusia atau gaya otot
dapat mengubah bentuk suatu benda yang telah terbukti dengan percobaan
menggunakan plastisin. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan guru
untuk memberikan penegasan terhadap jawaban siswa bahwa gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda. Setelah guru selesai memberikan penjelasan
dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 4
kelompok secara heterogen baik dari segi jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuan. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model
pembelajaran STAD sebelum diskusi dimulai. Selanjutnya guru membagikan
lembar diskusi kepada tiap kelompok, lembar diskusi tersebut berisi materi
tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Setelah semua kelompok
menerima lembar diskusi, siswa diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan
kelompok masing-masing. Setelah itu kelompok yang sudah selesai berdiskusi
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju ke depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusinya, kelompok lain diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat atau pertanyaan sehingga akan terjadi diskusi kelas.
Guru memberikan poin tambahan pada siswa/kelompok yang berani
menyampaikan pendapat atau pertanyaannya.
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap
materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda yang telah dipelajari oleh
siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda
yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Ada siswa
yang mengacungkan tangan dan menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
99
yang telah dilakukan bahwa diketahui gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda yang telah dibuktikan dengan percobaan menggunakan plastisin.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa
alat tulis kepada kelompok yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi
dalam kegiatan diskusi, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh
guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang pembuktian bahwa gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan kedua dilakukan pada hari
Kamis, 23 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak
Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Guru yang di tunjuk sebagai
observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Sujak, S.Pd.SD.
Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran, guru menanyakan kesiapan belajar siswa antara lain buku catatan,
LKS, dan buku paket. Kemudian guru mengucapkan salam dan meminta
perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
kegiatan presensi. Setelah itu guru melaksanakan kegiatan apersepsi dengan
bertanya jawab bersama siswa tentang materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
menyanyikan lagu anak yang berjudul Guruku Tersayang. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu membuktikan
dan menyimpulkan bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan
Kompetensi Dasar (KD) 7.2. menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.
Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang
materi gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang akan dipelajari,
100
dilanjutkan dengan tanya jawab siswa bersama guru. Kemudian dilanjutkan
dengan penjelasan singkat oleh guru untuk memberikan penegasan atas jawaban
siswa yang telah disampaikan. Guru menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah
bentuk suatu benda seperti yang sudah dibuktikan dengan percobaan pada
pertemuan sebelumnya. Setelah guru memberikan penjelasan kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 4
kelompok secara heterogen baik dari segi jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuan. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model
pembelajaran STAD sebelum diskusi dimulai. Selanjutnya guru membagikan
lembar diskusi kepada tiap kelompok, lembar diskusi tersebut berisi materi
tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Setelah semua kelompok
menerima lembar diskusi, siswa diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan
kelompok masing-masing. Setelah itu kelompok yang sudah selesai berdiskusi
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju ke depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusinya, kelompok lain diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat atau pertanyaan sehingga akan terjadi diskusi kelas.
Guru memberikan poin tambahan pada siswa/kelompok yang berani
menyampaikan pendapat atau pertanyaannya.
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap
materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda yang telah dipelajari oleh
siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda
yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda. Ada siswa
yang mengacungkan tangan dan menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah dilakukan bahwa diketahui gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda.
101
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa
alat tulis kepada kelompok yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi
dalam kegiatan diskusi, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh
guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang pembuktian bahwa gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Jumat, 24 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator
yaitu Bapak Hari selaku guru kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Pembelajaran
pada pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang telah guru laksanakan pada hari
Kamis dan Jumat secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan
ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan
dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas
kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang pengaruh gaya terhadap
bentuk suatu benda. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, karena tidak
ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru segera memulai tes evaluasi, tes
evaluasi diadakan selama 45 menit. Pada saat bel berbunyi semua siswa
mengumpulkan sol dan jawaban secara bergiliran dan kembali ke tempat
duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam penutup.
(2) Hasil Tindakan
Pada sub bab hasil tindakan ini akan menguraikan tentang hasil tindakan
pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar setelah
pelaksanaan tindakan siklus II melalui model pembelajaran STAD.
102
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2 menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda disajikan pada
tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.10 yaitu tabel
distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 60 – 67 3 15%
2. 68 – 75 9 45%
3. 76 – 83 3 15%
4. 84 - 91 2 10%
5. 92 - 100 3 15%
Jumlah Siswa 20 100%
Nilai Rata-rata 77,75
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil
belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata
siswa menjadi 77,75. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar pada rentang nilai 60-67 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15%
dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 68-75 sejumlah 9 siswa dengan
persentase 45% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 76-83 sejumlah
3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai
84-91 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa,
dan rentang nilai 92-100 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15%. Dari data
103
tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan
tindakan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran STAD menjadi
100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 60 yang semula pada siklus I
hanya 50 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat
dinyatakan dalam diagram 4.12 yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Ketuntasan Belajar Siklus II
No.
Ketuntasan Belajar
Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
%
1. Tuntas ≥ 70 17 85
2. Belum Tuntas < 70 3 15
Jumlah 20 100
3%
9%
3%
2%
3%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
60-67 68-75 76-83 84-91 92-100
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai
104
Dari tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat
dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 3 siswa atau 15% dari total 20 siswa,
sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sebanyak 17 siswa dengan persentase 85% dari total 20 siswa. Hasil
ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II tersebut
sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti,
diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari 80%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut:
Diagram 4.13 Ketuntasan Belajar Siklus II
4.1.3.3.Pelaksanaan Observasi
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil
observasidengan menerapkan model pembelajaran STAD yang terdiri dari
analisis hasil observasi pada tiap pertemuan pelaksanaan siklus II yaitu
pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
85%
15%
Tuntas
Belum Tuntas
105
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan belajar
siswa (Pra Pembelajaran)
1, 2,
3, 4
16
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan
menyampaikan materi
8 9, 10,
11,
12, 13
23
Pemanfaatan media
pembelajaran
14, 15 6
Mengorganisasikan siswa
dalam diskusi kelompok
(STAD)
16,
17,
18,
22, 23
19,
20,
21, 24
31
Penghargaan kepada siswa 25, 26 27 10
Penggunaan bahasa 28,
29, 30
12
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
31,
32,
33,
34, 35
20
TOTAL 0 0 11 24 129
Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 3 sebanyak
11 dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 24 item sehingga
jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 129. Pada aspek memeriksa
106
kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,
2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada
aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga
yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan danmenyajikan materi terdiri
dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 9, 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 23
skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat
6 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan diskusi terdiri dari 9
indikator yaitu indikator nomor 16, 17, 18, 22, 23 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 19, 20, 21, 24 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
lima 31 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 25, 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor
27 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada
aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 28, 29,
30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya
pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33, 34, 35 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 20 skor. Total keseluruhan skor hasil
observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah 129 skor. Untuk lebih
jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada
diagram 4.14 berikut ini:
107
Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan belajar siswa (Pra
Pembelajaran)
1, 2,
3, 4
16
Melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan
penjelasan guru
5 6 7
Partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
7, 8 9 10
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
13 10,
11, 12
15
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
108
Melaksanakan tugas guru
dalam kegiatan diskusi
(STAD)
16,
17,
18, 20
14,
15,
19, 21
28
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
23 22,
24, 25
15
TOTAL 9 16 91
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item
dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 16 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 91. Pada aspek kesiapan siswa dalam
belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor
4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber
bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator
nomor memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7 dan 8 memperoleh
skor 3, indikator nomor 9 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 10
skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 10,
11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 15 skor. Kemudian
pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri
dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 17, 18, 20 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 14, 15, 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
lima 28 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan
refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 22, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
enam 15 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus
II pertemuan pertama adalah 91 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:
109
Diagram 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
2) Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua
dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14
berikut:
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan belajar
siswa (Pra Pembelajaran)
1, 2,
3, 4
16
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 12
Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan
menyampaikan materi
12 8, 9,
10,
11, 13
23
Pemanfaatan media 14, 15 8
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
110
pembelajaran
Mengorganisasikan siswa
dalam diskusi kelompok
(STAD)
22 16,
17,
18,
19,
20,
21,
23, 24
35
Penghargaan kepada siswa 25,
26, 27
12
Penggunaan bahasa 28,
29, 30
12
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
34 31,
32,
33, 35
19
TOTAL 0 0 3 32 137
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer yang memperoleh skor 3 sebanyak 3 dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 32 item sehingga jumlah keseluruhan skor
yang diperoleh 133. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri
dari 4 indikator yaitu indikator 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan
menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek
ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi
terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 12 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 8, 9, 10, 11, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek tiga 23 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skor aspek empat 8 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan
111
diskusi (STAD) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 22 memperoleh skor
3 dan indikator nomor 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24 memperoleh 4 sehingga
jumlah skor aspek lima 35 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa
terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 25, 26, 27 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Kemudian pada aspek penggunaan
bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 28, 29, 30
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada
aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri
dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 31, 32, 33, 35, memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan
19 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan kedua adalah 133. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas
guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut ini:
Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut:
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1 2 3 4 5 6 7 8
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
112
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
Aspek yang diamati
Skor Penilaian
Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan belajar siswa (Pra
Pembelajaran)
1, 2,
3, 4
16
Melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan
penjelasan guru
5, 6 8
Partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
7, 8 9 10
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
10,
11,
12, 13
16
Melaksanakan tugas guru
dalam kegiatan diskusi
(STAD)
17,
18, 20
14,
15,
16,
19, 21
29
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi
22,
23,
24, 25
16
TOTAL 5 20 95
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 5 item
dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 20 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 95. Pada aspek kesiapan siswa dalam
belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Selanjutnya aspek
eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2
113
indikator yaitu indikator nomor 5 dan 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek dua 8 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
terdiri dari nomor indikator 7, 8 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 10 skor. Aspek respon siswa
dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu
indikator nomor 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah seluruh
skor aspek empat 16 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru
dalam kegiatan diskusi (STAD) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17,
18, 20 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 15, 16, 19, 21 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat
kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi indikator terdiri dari 4 indikator yaitu
indikator nomor 22, 23, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek enam 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa
siklus II pertemuan kedua adalah 95 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi
aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:
Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
4.1.3.4.Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6
Ban
yak
Sko
r
Aspek yang Diamati
114
pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk
diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama
pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru
observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 4. Pada pelaksanaan
tindakan siklus II guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya
perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi
pada siklus I.
Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kolaborator atau
dalam hal ini guru kelas 4 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran STAD dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak
kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan model pembelajaran
STAD menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana
yang terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan diskusi
kelompok yang ada di dalam pembelajaran STAD membuat siswa dapat
bekerja sama dengan baik. Selain itu dengan adanya reward siswa juga lebih
antusias dalam belajar mengenai suatu konsep materi sehingga siswa lebih
bersemangat dan hasil belajar yang diperoleh meningkat.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan
observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama terdapat perolehan
jumlah skor 3 sebanyak 11 item dan skor 4 sebanyak 24 item. Pada siklus
II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 3 item dan skor 4 sebanyak
32 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir keseluruhan
indikator mengalami peningkatan. Dari hasil observasi pada pertemuan
pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 35 item, hasil
aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar
92,14%, pertemuan kedua meningkat menjadi 97,85%. Peningkatan hasil
observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 5,71%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.18 peningkatan persentase
hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:
115
Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan I dan II
Berdasarkan analisis data diperoleh data hasil observasi aktivitas
siswa pada siklus II pertemuan pertama banyaknya indikator aktivitas belajar
siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sejumlah 16 item.
Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 3 sebanyak 5 item dan skor 4
sebanyak 20 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua
indikator aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan. Dari skor
penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar
persentase yang diperoleh 91%, pada pertemuan kedua persentase hasil
observasi siswa meningkat menjadi 95%. Besarnya peningkatan hasil observasi
aktivitas siswa pertemuan pertama dan kedua sebanyak 4%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.19 peningkatan persentase hasil
observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:
Pertemuan I Pertemuan II
Rata-rata 92.14% 97.85%
89.00%
90.00%
91.00%
92.00%
93.00%
94.00%
95.00%
96.00%
97.00%
98.00%
99.00%
116
Diagram 4.19 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka diperoleh data sebanyak
17 siswa dengan prosentase 85% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa
telah tuntas, ada tiga siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 70 dengan
besar persentase 15%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal
mencapai angka 77,75. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA
sebesar 80% dari total keseluruhan siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil
belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai siswa
melebihi KKM 70. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa
telah mencapai 85%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang
ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan oleh peneliti.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II
sebagai berikut:
Pertemuan I Pertemuan II
Rata-rata 91% 95%
89%
90%
91%
92%
93%
94%
95%
96%
117
1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil
melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus
II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan
refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor
hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang
diamati sudah mengalami peningkatan.
2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran STAD terlihat dari respon positif
siswa yang mulai tumbuh selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan
menanggapi jawaban diketahui diantara indikator penilaian aktivitas siswa
terlihat bahwa indikator nomor 18 yaitu siswa juga sudah berani
menyampaikan tanggapan sudah dilakukan oleh siswa dengan baik
dengan memperoleh skor 3.
3) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif
di dalam proses pembelajaran, terlihat dari adanya peningkatan
perolehan skor pada indikator nomor 16 yaitu siswa melakukan
diskusi secara kondusif dengan memperoleh skor 4.
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada
pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui
upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang
kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II, diantaranya:
1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk
membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model STAD sehingga proses pembelajaran yang
berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan.
2) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar
118
berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui
pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa seperti alat tulis
untuk siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru dengan baik, dibuktikan dengan adanya peningkatan skor pada
aspek pemberian penghargaan pada siswa yang telah dilakukan oleh guru
dengan sangat baik.
3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru senantiasa memberikan bimbingan
bagi siswa, instruksi yang diberikan oleh guru lebih diperjelas
sehingga siswa tidak kebingungan dan canggung dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Selain itu
siswa juga dapat berpartisipasi dan melakukan kerjasama dengan baik
untuk menciptakan situsi belajar yang kondusif, hasil tersebut
diketahui dari perolehan skor indikator hasil observasi guru nomor 20
yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah
melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik dan indikator nomor
16 pada hasil obervasi siswa yang telah mencapai skor maksimal
menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan
sangat baik.
4.2. Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang
perbandingan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA siswa
kelas 4 SDN 04 Karanganyar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar serta ketuntasan
belajar IPA yang diperoleh siswa prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan
setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada
tabel 4.15 berikut:
Berikut ini tabel 4.16 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru
dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:
119
Tabel 4.16
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
Tindakan
Siklus I Siklus II
% %
Aktivitas Guru 113,5 81,07 133 95
Aktivitas Siswa 80 80 93 93
Berdasarkan tabel 4.16 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran STAD. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I
rata-rata skor aktivitas guru mencapai 113,5 dengan persentase 81,07%. Pada
siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 133
dengan persentase 95%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata
skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor
aktivitas siswa 80 dengan persentase 80%, kemudian pada siklus II rata-rata
skor meningkat menjadi 93 dengan persentase 93%. Untuk menjelaskan
perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada
siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.20 sebagai berikut:
120
Diagram 4.20 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.20 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik
aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan.
Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4
SDN 04 Karanganyar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga
dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang
diperoleh siswa prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan
tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.17 berikut:
81,07%
80%
95%
93%
0
20
40
60
80
100
120
140
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Siklus I Siklus II
121
Tabel 4.17
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No.
Ketuntasan
Belajar
Nilai
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 70 6 30 12 60 17 85
2. Belum
Tuntas
< 70 14 70 8 40 3 15
Junlah 20 100 20 100 20 100
Nilai Rata-rata 64,60 70,75 77,75
Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA,
dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus
I, dan siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang
tuntas atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) hanya
berjumlah 6 siswa dengan persentase 30% sementara siswa yang belum
tuntas berjumlah 14 siswa dengan persentase 70%, pada kondisi awal rata-
rata hasil belajar IPA 64,60. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus
I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dengan
persentase siswa tuntas 60%, sementara 8 siswa lainnya masih memperoleh nilai
di bawah KKM dengan persentase 40%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA
70,75 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal
nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu
mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan
sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan
dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar
IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu
sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan
pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari
KKM 70 yaitu sebanyak 17 siswa dengan besar persentase 85%, sedangkan
122
jumlah siswa yang belum mencapai KKM 70 ada 3 siswa dengan besar
persentase 15%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 77, 75.
Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat
diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan
model pembelajaran STAD yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai
(ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat
dilihat pada diagram 4.21 berikut:
Diagram 4.21 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat
dilihat pada diagram 4.22 berikut ini:
6%
12%
17%
14%
8%
3%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
123
Diagram 4.22 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus
Siklus I, dan Siklus II
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4
SDN 04 Karanganyar, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian
dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung
menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran
menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan
beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan
banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya.
Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 di SDN 04
Karanganyar tersebut menyebabkan siswa kelas 4 kurang antusias dan pasif di
dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna
bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua
kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui
siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku,
kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah
berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata 64.6 70.75 77.75
64,6% 70,75%
77,75%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
124
rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar. Diketahui
bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 6 siswa atau 30% dari
jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 14
siswa atau 70% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang
demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran STAD.
Berikut ini tabel 4.18 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru
dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:
Tabel 4.18
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
Tindakan
Siklus I Siklus II
% %
Aktivitas Guru 113,5 81,07 133 95
Aktivitas Siswa 80 80 93 93
Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran STAD. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I
rata-rata skor aktivitas guru mencapai 113,5 dengan persentase 81,07%. Pada
siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 133
dengan persentase 95%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata
skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor
aktivitas siswa 80 dengan persentase 80%, kemudian pada siklus II rata-rata
skor meningkat menjadi 93 dengan persentase 93%. Untuk menjelaskan
perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada
siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.23 sebagai berikut:
125
Diagram 4.23 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.23 tentang perbandingan rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik
aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan
rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I
dan II dengan menerapkan model pembelajaran STAD tersebut berdampak
pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04
Karanganyar. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran STAD hasil belajar mata pelajaran
IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70
yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai
hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.
Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam
tabel 4.19 sebagai berikut:
81,07%
80%
95%
93%
0
20
40
60
80
100
120
140
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Siklus I Siklus II
126
Tabel 4.19
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA 70,75 77,75
Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai
70,75 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh
siswa hanya 64,60 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai
60%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan
bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang
diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah
ditentukan oleh peneliti yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa,
maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar
IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil
belajar IPA yang diperoleh siswa 77,75 dengan pencapaian ketuntasan
belajar IPA siswa mencapai 85%. Kondisi yang demikian menunjukkan
bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator
keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 80%
siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 3 siswa yang
belum berhasil mencapai KKM 70, hal ini dikarenakan siswa tersebut
diketahui memang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata siswa, dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran siswa tersebut juga kurang aktif, cenderung
diam, dan sulit berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa
juga sering terlihat mengacuhkan guru ketika guru mulai menyampaikan materi.
Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang
menyebabkan hasil belajar yang diperolehnya masih rendah. Untuk memperjelas
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat diketahui
melalui diagram 4.24 sebagai berikut:
127
Diagram 4.24. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan
Siklus II
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun
hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses
pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan
kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran
STAD pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi
siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga
ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran
STAD memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA.
Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran menambah manfaat dari
pelaksanaan PTK ini, adanya alat peraga membuat siswa dapat berpikir secara
konkrit tentang materi proses pembentukan tanah yang disampaikan guru.
Selain itu model STAD dengan diskusi kelompoknya siswa dapat belajar
mengenai materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, dan pembelajaran
Siklus I Siklus II
Rata-rata 70.75 77.75
66
68
70
72
74
76
78
80
128
ini mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh siswa saat
mengikuti proses pembelajaran, kegiatan diskusi dengan STAD, juga menjadikan
siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok.
Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin
dalam kegiatan diskusi STAD membentuk situasi belajar yang kondusif. Siswa
sangat antusias bekerja sama untuk mencari kelompok. Selain itu guru juga
membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi arena kompetisi belajar yang
positif bagi siswa, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat dan
hadiah kepada pasangan yang berhasil menyusun kartu dengan benar dan
dalam waktu yang cepat, pemberian reward ini dimaksudkan untuk
menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan pelaksanaan
tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan gaya sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa.
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model
pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 4 Semester II
SDN 04 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 ini selaras dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Aria Wijayanti dari
penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA
meningkat menjadi 88,4 setelah penerapan model pembelajaran STAD,
selanjutnya penelitian oleh Sugiati juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil
dengan nilai rata-rata siswa 77. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Eko
Hartanto juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran IPA
persentase ketuntasan siswa mencapai 100%. Dari hasil penelitian tersebut
terbukti bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil
belajar.