bab iv hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2006-2-01079-ti-bab...

70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT. Jakarana Tama telah memproduksi 7 jenis produk GAGA mie 100. Ketujuh jenis ini dibedakan berdasarkan rasanya. Rasa dari ketujuh jenis mie dibedakan berdasarkan bumbunya. Jenis-jenis produk GAGA mie 100 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Jenis-Jenis Produk GAGA 100 No Jenis Produk Singkatan 1 Gaga mie 100 rasa Ayam Bawang GCAB 2 Gaga mie 100 rasa Soto Mie GCST 3 Gaga mie 100 rasa Kaldu Ayam GCKA 4 Gaga mie 100 rasa Sop Buntut GCSBB 5 Gaga mie 100 Goreng Spesial GCGS 6 Gaga mie 100 Goreng GCGEP 7 Gaga mie 100 Goreng Surabaya GCGSBY Ketujuh jenis produk tersebut akan dikemas ke dalam kardus sebelum proses pendistribusian dilakukan. Karena ketujuh jenis produk tersebut hanya dibedakan berdasarkan bumbunya, maka kardusnya pun mempunyai ukuran yang hampir sama. Perbedaan hanya terdapat pada GAGA mie goreng, karena pada mie goreng terdapat minyak dan kecap yang dikemas selain dari bumbunya. Ukuran kardus dari ketujuh jenis produk dapat dilihat pada tabel 4.2.

Upload: vankiet

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan

Sampai sekarang ini PT. Jakarana Tama telah memproduksi 7 jenis produk

GAGA mie 100. Ketujuh jenis ini dibedakan berdasarkan rasanya. Rasa dari

ketujuh jenis mie dibedakan berdasarkan bumbunya. Jenis-jenis produk GAGA

mie 100 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis-Jenis Produk GAGA 100

No Jenis Produk Singkatan 1 Gaga mie 100 rasa Ayam Bawang GCAB 2 Gaga mie 100 rasa Soto Mie GCST 3 Gaga mie 100 rasa Kaldu Ayam GCKA 4 Gaga mie 100 rasa Sop Buntut GCSBB 5 Gaga mie 100 Goreng Spesial GCGS 6 Gaga mie 100 Goreng GCGEP 7 Gaga mie 100 Goreng Surabaya GCGSBY

Ketujuh jenis produk tersebut akan dikemas ke dalam kardus sebelum proses

pendistribusian dilakukan. Karena ketujuh jenis produk tersebut hanya dibedakan

berdasarkan bumbunya, maka kardusnya pun mempunyai ukuran yang hampir

sama. Perbedaan hanya terdapat pada GAGA mie goreng, karena pada mie goreng

terdapat minyak dan kecap yang dikemas selain dari bumbunya. Ukuran kardus

dari ketujuh jenis produk dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.2 Ukuran Kardus Produk GAGA 100

Ukuran Karton (Meter) No Produk

Panjang Lebar Tinggi Volume

(M3)

1 GCCB 0,325 0,235 0,25 0,0191 2 GCST 0,325 0,235 0,25 0,0191 3 GCKA 0,325 0,235 0,25 0,0191 4 GCSBB 0,325 0,235 0,25 0,0191 5 GCGS 0,35 0,235 0,245 0,0202 6 GCGEP 0,35 0,235 0,245 0,0202 7 GCGSBY 0,35 0,235 0,245 0,0202

4.1.2. Data Kendaraan Perusahaan

Perusahaan mempunyai 67 kendaraan yang terdiri dari 3 jenis. Ketiga jenis

kendaraan adalah sebagai berikut :

1. Mitsubishi Colt Diesel 100 ps 6 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai

Engkel) yang berjumlah 30 buah.

2. Fuso 900, 10 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai Tronton) yang

berjumlah 20 buah.

3. Mitsubishi Colt Diesel 200 ps 14 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai

Gandeng) yang berjumlah 17 buah.

Total 67 kendaraan ini merupakan hak milik PT. Jakarana Tama sepenuhnya .

Kendaraan-kendaraan tersebut beroperasi dari pabrik yang terletak di Ciawi.

Adapun data-data yang lebih spesifik mengenai ketiga jenis kendaraan-kendaraan

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.3. Data-data Kendaraan PT Jakarana Tama

Ukuran bak (Meter) No Jenis Kuantitas Daya Angkut (Kg) Panjang Lebar Tinggi

Volume (M3)

1 Engkel 16 4280 5,2 2,35 2 24,44 2 Tronton 10 5100 5,85 2,5 2,5 36,56 3 Gandeng 8 9160 2 x 5,2 2 x 2,35 2 x 2 2 x 24,44

4.1.3. Kebijaksanaan Perusahaan Dalam Pendistribusian Produk

PT. Jakarana Tama memiliki beberapa kebijaksanaan dalam melakukan

pendistribusian produk. Kebijaksanaan ini dilakukan untuk memperlancar proses

pendistribusian perusahaan. Adapun kebijasanaan-kebijaksanaan tersebut adalah:

• Biaya transportasi / pengiriman kepada para distributor ditanggung oleh pihak

perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk menjaga

keseragaman harga antar tiap distributor.

• Barang yang rusak dalam perjalanan dapat dikembalikan sesuai dengan

perjanjian yang telah dibuat oleh pihak perusahaan dengan distributor.

• Produk akan sampai pada tempat tujuan dengan waktu maksimum 3 x 24 jam

dihitung dari waktu pemesanan ditambah waktu operasi perjalanan.

4.1.4. Data Permintaan Distributor

Hasil dari produksi GAGA 100 akan didistribusikan ke agen distributor. PT.

Jakarana Tama memiliki distributor tunggal, yaitu Wicaksana Group yang

memiliki 11 cabang di Pulau Jawa dan 1 cabang di Pulau Bali. Adapun data

permintaan pada bulan Sepember 2005 dapat dilihat pada tabel 4.4. dan data

permintaan pada bulan Oktober 2005 pada table 4.5.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.4. Permintaan Distributor Bulan September 2005

Permintaan GAGA 100 (kardus) No Area

GCAB GCST GCKA GCSBB GCGS GCGEP GCGSBY Total

(kardus)1 Ancol 20000 20000 - - 20000 5000 - 65000 2 Bintaro 36500 45400 - - 42700 24500 1600 1507003 Bogor 18400 14300 - - 10400 6400 800 50300 4 Bekasi 30600 30600 - - 19100 12500 1000 93800 5 Bandung 45000 20000 - - 15000 10000 3000 93000 6 Cirebon 39000 13000 - - 8000 7500 900 68400 7 Semarang 52000 26000 - - 11100 11200 4000 1043008 Yogya 68000 38000 - - 8500 8500 7500 1305009 Solo 24000 18500 - - 19000 12000 16000 89500 10 Malang 9600 16000 - - 20000 16000 12000 73600 11 Surabaya 7500 20000 - - 50000 25000 35000 13750012 Denpasar 2500 3500 - 600 3700 4000 1000 15300

Tabel 4.5. Permintaan Distributor Bulan Oktober 2005

Permintaan GAGA 100 (kardus) No Area

GCAB GCST GCKA GCSBB GCGS GCGEP GCGSBY Total

(kardus)1 Ancol 20500 20500 500 500 20000 5000 1000 68000 2 Bintaro 37000 45500 500 500 43000 25000 2000 1535003 Bogor 18400 14300 - - 10400 6400 800 50300 4 Bekasi 30600 30600 300 200 19100 12500 1000 94300 5 Bandung 45000 20000 100 100 15000 10000 3200 93400 6 Cirebon 39200 13000 - - 8000 7500 1000 68700 7 Semarang 52300 26300 100 - 11100 11200 4000 1050008 Yogya 68500 38000 - - 8500 8500 7800 1313009 Solo 24300 28500 - - 19000 11000 16000 98800 10 Malang 9400 16000 - - 20000 16000 12000 73400 11 Surabaya 7500 20300 - - 51000 25000 36500 14030012 Denpasar 2600 3580 - 620 3790 4030 1080 15700

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.1.5. Aktivitas Antar

Aktivitas pengiriman dari gudang harus melalui beberapa prosedur dan

aturan yang ada. Hal ini dilakukan untuk memperlancar proses pendistribusian.

Selain itu aturan dilakukan untuk menghindari adanya barang-barang yang hilang

atau pengiriman barang yang tidak sesuai dengan permintaan. Aktivitas antar PT.

Jakarana Tama dapat dilihat pada diagram aktivitas antar pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Antar PT. Jakarana Tama

DELIVERY ORDER SEMENTARA Delivery Order Sementara (DOS) sesuai dengan permintaan

DELIVERY ORDER (DO) Perintah kepada gudang barang jadi (GBJ) untuk

menyerahkan produk sesuai dengan DO

SURAT PENYERAHAN BARANG (SPB) Surat mengenai keterangan barang yang dikeluarkan dari GBJ untuk

diantarkan ke agen distributor.

KONFIRMASI DOS

PENELAAHAN & PENYESUAIAN DOS Berdasarkan kemampuan produksi dan permintaan

SURAT JALAN Surat pengiriman produk sesuai dengan DO yang telah

dikonfirmasi dan sesuai dengan laporan dari bagian persediaan

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• Delivery order sementara (DOS).

Setelah di dapat permintaan dari tiap daerah, maka dibuat DOS ini.

• Penelaahan dan Penyesuaian.

Di bagian ini permintaan disesuaikan dengan bagian atau divisi produksi

apakah kemampuan dari bagian produksi mampu memenuhi permintaan

produk sesuai permintaan.

• Konfirmasi DOS.

Konfirmasi dilakukan oleh pihak divisi produksi ke divisi pesan-antar, bila

tidak dapat memenuhi divisi pesan-antar akan menghubungi distributor

daerah yang tidak dapat terpenuhi permintaannya tersebut.

• Delivery Order (DO).

Setelah dikonfirmasi, divisi pesan-antar memberi konfirmasi kepada

bagian gudang barang jadi untuk menyiapkan produk sesuai DO.

• Surat penyerahan barang.

Surat mengenai keterangan barang yang dikeluarkan dari GBJ untuk

diantarkan ke agen distributor.

• Surat jalan.

Surat pengiriman produk sesuai dengan DO yang telah dikonfirmasi dan

sesuai dengan laporan dari bagian persediaan, yang selanjutnya diserahkan

ke divisi pesan-antar yang diberikan kepada yang mengantarkan pesanan

tersebut (kenek/asisten supir).

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.1.6. Data-data Biaya Operasi Perusahaan

Biaya transportasi pada PT. Jakarana Tama dapat dibagi menjadi 2, yaitu

biaya tetap dan biaya variabel. Adapun yang termasuk biaya tetap dalam bidang

transportasi PT. Jakarana Tama adalah:

• Biaya tetap

Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah pengeluaran tidak berubah-ubah

(tidak dipengaruhi faktor-faktor lain) yang dikeluarkan oleh perusahaan tiap

bulannya. Biaya tetap dalam transportasi pada PT. Jakarana Tama adalah gaji

supir dan kenek. Gaji pokok supir berkisar antara Rp. 800.000,00/bulan – Rp.

1.200.000,00/bulan. Sedangkan gaji pokok kenek berkisar antara Rp.

600.000,00/bulan.

• Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah ubah sesuai dengan faktor-

faktor (variabel) tertentu. Biaya variabel dalam transportasi pada PT. Jakarana

Tama adalah sebagai berikut:

1. Uang makan dan uang jalan

Untuk uang makan di perjalanan serta uang jalan, supir dan kenek

menerima uang tersendiri yang telah dipersiapkan oleh perusahaan sesuai

dengan jauhnya perjalanan yang akan ditempuh.

2. biaya maintenence / perawatan kendaraan

Biaya maintenence / perawatan kendaraan meliputi biaya penggantian ban

kendaraan, kampas rem, ganti oli, dan ganti filter. Keterangan Biaya

maintenance untuk kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.6. Keterangan Biaya Maintenance Kendaraan

Biaya per satuan Jumlah Dipakai Perawatan

Batas Jarak untuk

pergantian (Km) Engkel Tronton Gandeng Engkel Tronton Gandeng

Oli mesin 3500 Rp 30.000/ltr Rp 30.000/ltr Rp 30.000/ltr 5 ltr 7 ltr 10 ltr Oli gardan & Perseneling 1400 Rp 21.000/ltr Rp 21.000/ltr Rp 21.000/ltr 4 ltr 5 ltr 5 ltr Filter udara 7000 Rp 60.000/unit Rp 75.000/unit Rp 75.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit Filter oli 7000 Rp 60.000/unit Rp 70.000/unit Rp 85.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit Ban 80,000 Rp 280.000/unit Rp 320.000/unit Rp 370.000/unit 6 unit 10 unit 14 unit Kampas rem 80,000 Rp 250.000/unit Rp 250.000/unit Rp 250.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit

Untuk pergantian ban pada ketiga jenis mobil tersebut berbeda harganya karena ketiga kendaraan tersebut menggunakan jenis ban

yang berbeda. Untuk jenis engkel menggunakan ban dengan radius 700, untuk jenis tronton menggunakan ban dengan radius 900,

dan untuk jenis gandeng menggunakan ban dengan radius 1000.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

3. Biaya bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan adalah solar. Untuk

kendaraan engkel, perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan

banyaknya solar yang digunakan adalah 1:12 yang berarti 1 liter solar

dapat digunakan untuk menempuh 12 km. Harga 1 liter solar adalah Rp.

4.300,00. Maka, biaya bahan bakar yang dikeluarkan untuk menempuh 1

km dengan kendaraan engkel adalah Rp. 4.300,00 : 12 = Rp. 358,33 / km.

Untuk kendaraan tronton, perbandingan antara jarak yang ditempuh

dengan banyaknya solar yang digunakan adalah 1:10 yang berarti 1 liter

solar dapat digunakan untuk menempuh 10 km. Harga solar adalah Rp.

4.300,00/liter. Maka, biaya solar yang dikeluarkan untuk menempuh 1 km

dengan kendaraan tronton adalah Rp. 4.300,00 : 10 = Rp. 430,00 / km.

Untuk kendaraan gandeng, perbandingan antara jarak yang ditempuh

dengan banyaknya solar yang digunakan adalah 1:6 yang berarti 1 liter

solar dapat digunakan untuk menempuh 6 km. Harga solar adalah Rp.

4.300,00/liter. Maka, biaya solar yang dikeluarkan untuk menempuh 1 km

dengan kendaraan jenis gandeng adalah Rp. 4.300,00 : 6 = Rp. 716,67 / km.

4. Biaya tol

Biaya ini tergantung dari ke daerah mana pengiriman dilakukan.

5. Biaya lain-lain

Yang termasuk biaya lain-lain diantaranya adalah pungutan liar, uang

parkir, dan lain-lain. Khusus untuk perjalanan ke Denpasar, terdapat pula

biaya penyeberangan dengan feri yang dimasukan dalam biaya lain-lain.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.1.7. Data Waktu Operasi Perjalanan

Waktu Operasi perjalanan berbeda untuk ke-12 daerah tujuan. Lamanya

perjalanan tergantung jauhnya perjalanan yang ditempuh. Termasuk juga:

• Waktu yang diperlukan kendaraan untuk muat barang di pabrik.

• Waktu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan pulang pergi ke distributor.

• Waktu yang diperlukan untuk bongkar barang di gudang distributor.

• Waktu istirahat supir dan kenek.

Jadi waktu operasi yang dimaksud adalah waktu yang diperlukan suatu trip

untuk dapat melanjutkan ke operasi selanjutnya atau trip selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya waktu operasi menuju ke-12 areal tujuan dapat dilihat

pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Tabel Waktu Operasi Kendaraan

No Tujuan Waktu Operasi

1 Ancol 0,5 Hari 2 Bintaro 0,5 Hari 3 Bogor 0,5 Hari 4 Bekasi 0,5 Hari 5 Bandung 1 Hari 6 Cirebon 2 Hari 7 Semarang 3 Hari 8 Yogya 3 Hari 9 Solo 3 Hari 10 Malang 4 Hari 11 Surabaya 4 Hari 12 Denpasar 5 Hari

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.1.8. Data Pendistribusian Perusahaan

Pendistribusian pada PT Jakarana Tama dilakukan dengan tiga jenis kendaraan,

yaitu jenis engkel, gandeng, dan tronton. Ketiga jenis mobil ini total berjumlah 67

buah. Pendistribusian ini menggunakan metode heuristik. Untuk lebih jelasnya

pendistribusian perusahaan dengan metode heuristik pada bulan September 2005

dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Pendistribusian perusahaan pada bulan September 2005

Jenis Kendaraan No Tujuan

Engkel Tronton Gandeng 1 Ancol 59 0 0 2 Bintaro 125 0 5 3 Bogor 45 0 0 4 Bekasi 84 0 0 5 Bandung 82 1 0 6 Cirebon 60 1 0 7 Semarang 50 29 0 8 Yogya 0 78 0 9 Solo 2 52 0 10 Malang 2 0 32 11 Surabaya 1 0 64 12 Denpasar 0 0 7

Prinsip dasar dari metode heuristik yang diterapkan oleh perusahaan,

adalah bahwa untuk pengantaran ke agen tujuan yang dianggap dekat maka

pendistribusian dilakukan dengan kendaraan engkel, sedangkan untuk

pengantaran ke agen tujuan yang dianggap agak jauh pendistribusian dilakukan

dengan kendaraan tronton, dan untuk tujuan yang jauh dilakukan dengan

kendaraan gandeng. Hal ini dilakukan untuk meminimasi jumlah perjalanan ke

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

daerah tujuan yang jauh, karena memakan waktu perjalanan yang lama.

Pendistribusian yang dilakukan perusahaan dengan metode heuristik pada bulan

Oktober 2005 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Pendistribusian perusahaan pada bulan Oktober 2005

Jenis Kendaraan No Tujuan

Engkel Tronton Gandeng 1 Ancol 61 0 0 2 Bintaro 138 0 0 3 Bogor 45 0 0 4 Bekasi 85 0 0 5 Bandung 84 0 0 6 Cirebon 62 0 0 7 Semarang 63 21 0 8 Yogya 0 77 1 9 Solo 0 59 0 10 Malang 2 0 32 11 Surabaya 0 1 62 12 Denpasar 1 1 6

4.1.9. Data-data Ekspedisi

Dalam keadaan tertentu, perusahaan menggunakan jasa ekspedisi untuk

mengirimkan produknya ke distributor-distributor di Pulau Jawa dan Bali.

Biasanya perusahaan menggunakan jasa ekspedisi apabila produk yang

dikirimkan ke distributor tidak penuh dalam satu mobil atau tidak ada kendaraan

yang tersedia untuk mengirimkan produk. Adapun data-data mengenai ekspedisi

yang digunakan beserta harganya untuk setiap daerah pengiriman dapat dilihat

pada tabel 4.10.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.10. Data-Data Ekspedisi

4.2. Pembahasan.

4.2.1. Perhitungan Kapasitas Maksimal Kendaraan

Perhitungan kapasitas maksimum kendaraan dihitung berdasarkan table ukuran

kardus pada table 4.2 dan table ukuran kendaraan pada table 4.3.

Cara perhitungan adalah dengan membagikan ukuran kendaraan dengan ukuran

kardus. ada 2 cara peletakkan kardus yang dimungkinkan, yaitu dengan mendatar

dan menyamping. Perhitungan kapasitas maksimum dengan cara mendatar yaitu

dengan membagi panjang kendaraan dengan panjang kardus dan lebar kendaraan

dengan lebar kardus. Sedangkan dengan cara menyamping perhitungan kapasitas

maksimum dengan membagikan panjang kendaraan dengan lebar kardus dan lebar

kendaraan dengan lebar kardus.

No Tujuan Ekspedisi Harga per m3

1 Ancol Mandala Rp 14.000 2 Bintaro Mandala Rp 14.000 3 Bogor Mandala Rp 14.000 4 Bekasi Mandala Rp 14.000 5 Bandung Mandala Rp 21.000 6 Cirebon Mandala Rp 35.000 7 Semarang Mandala Rp 84.000 8 Yogya Mandala Rp 84.000 9 Solo Mandala Rp 84.000 10 Malang Mandala Rp 140.000 11 Surabaya Mandala Rp 150.000 12 Denpasar Mandala Rp 280.000

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan engkel

Ukuran kardus = 0,0202 m3, dengan ukuran (0,35 x 0,235 x 0,245) m3.

Ukuran kendaraan engkel = (5,2 x 2,35 x 2) m3.

Cara I :

Panjang bak : panjang kardus = 5,2 : 0,35 = 14,857 dibulatkan menjadi 14

Lebar bak : lebar kardus = 2,35 : 0,235 = 10

Tinggi bak : tinggi kardus = 2,00 : 0,245 = 8,1632 dibulatkan menjasi 8

Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara I = 14 x 10 x 8 = 1120

Cara II :

Panjang bak : lebar kardus = 5,2 : 0,235 = 22,127 dibulatkan menjadi 22

Lebar bak : panjang kardus = 2,35 : 0,35 = 6,7142 dibulatkan menjadi 6

Tinggi bak : tinggi kardus = 2,00 : 0,245 = 8,1632 dibulatkan menjasi 8

Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara II = 22 x 6 x 8 = 1056

Dengan cara I jumlah kardus yang dapat dimuat lebih banyak, sehingga

diperoleh kapasitas maksimum untuk kendaraan engkel adalah 1120 kardus.

• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan tronton

Ukuran kardus = 0,0202 m3, dengan ukuran (0,35 x 0,235 x 0,245) m3.

Ukuran kendaraan tronton = (5,85 x 2,5 x 2,5) m3.

Cara I :

Panjang bak : panjang kardus = 5,85 : 0,35 = 16,714 dibulatkan menjadi 16

Lebar bak : lebar kardus = 2,5 : 0,235 = 10,638 dibulatkan menjadi 10

Tinggi bak : tinggi kardus = 2,5 : 0,245 = 10,204 dibulatkan menjasi 10

Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara I = 16 x 10 x 10 = 1600

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Cara II :

Panjang bak : lebar kardus = 5,85 : 0,235 = 24,893 dibulatkan menjadi 24

Lebar bak : panjang kardus = 2,5 : 0,35 = 7,1428 dibulatkan menjadi 7

Tinggi bak : tinggi kardus = 2,5 : 0,245 = 10,204 dibulatkan menjasi 10

Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara II = 24 x 7 x 10 = 1680

Dengan cara II jumlah kardus yang dapat dimuat lebih banyak, sehingga

diperoleh kapasitas maksimum untuk kendaraan tronton adalah 1680 kardus.

• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan gandeng

Perhitungan kapasitas maksimum pada kendaraan gandeng adalah kapasitas

maksimum pada kendaraan engkel dikalikan 2, karena ukuran bak pada

kendaraan gandeng sama dengan kendaraan engkel hanya saja pada kendaraan

gandeng terdapat 2 bak

2 x 1120 kardus = 2240 kardus.

Untuk lebih jelasnya kapasitas maksimum untuk ketiga jenis kendaraan

tersebut dapat dilihat pada table 4.11.

Tabel 4.11 Kapasitas Maksimum Kendaraan

Ukuran Bak (m) Jenis Kendaraan Panjang Lebar Tinggi

Kapasitas maksimum (Kardus)

Engkel 5,2 2,35 2 1120 Tronton 5,85 2,5 2,5 1680 Gandeng 2 x 5,2 2 x 2,35 2 x 2 2240

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.2. Perhitungan Biaya Total 1 Trip

Yang dimaksud biaya total 1 trip adalah biaya total yang dikeluarkan untuk 1

kali perjalanan pulang pergi kendaraan. Pada pehitungannya biaya perjalanan

untuk pergi maupun pulang dianggap sama. Jadi perhitungan biaya total 1 trip

diperoleh dengan menghitung dahulu biaya total satu kali perjalanannya (one way

trip). Setelah itu karena biaya pulang pergi dianggap sama maka dapat diperoleh

biaya total 1 trip dengan mengkali duakan biaya satu kali perjalanan.

Biaya 1 trip untuk kendaraan engkel, gandengan maupun tronton adalah

berbeda. Hal ini dikarenakan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah adanya

perbedaan perbandingan antara jarak tempuh dan solar yang digunakan. Faktor

kedua adalah karena adanya perbedaan biaya maintenance antara ketiga jenis

kendaraan tersebut yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Sedangkan untuk biaya tol,

uang jalan, uang makan, dan biaya lain-lain untuk setiap jenis kendaraan adalah

sama. Untuk biaya tol, uang makan, uang jalan dan biaya lain-lain besarnya tidak

tergantung pada jenis kendaraannya, tetapi tergantung dari jauhnya perjalanan

yang ditempuh.

Perhitungan biaya 1 trip secara terperinci adalah sebagai berikut

• Pabrik (Ciawi) ke Ancol

Jarak yang ditempuh = 80 km

Kendaraan tipe engkel

Solar diperlukan = 80 km / 12 = 6,667 liter ≈ 7 liter

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Biaya perjalanan Biaya BBM 7 ltr x Rp.4.300,00 = Rp. 30.100,00

Biaya tol = Rp. 9.000,00

Uang jalan = Rp. 30.000,00

Uang makan = Rp. 8.000,00

Biaya lain-lain = Rp. 8.000,00

Total biaya perjalanan = Rp. 85.100,00

Perawatan

Oli mesin 80/3500 x 5L x Rp.30.000 = Rp. 3.429,00

Oli gdn & persneling 80/1400 x 4L x Rp.21.000 = Rp 4.800,00

Filter udara 80/7000 x Rp 60.000 = Rp. 686,00

Filter oli 80/7000 x Rp.60.000 = Rp. 686,00

Ganti ban 80/80000 x Rp. 280.000 x 6 = Rp. 1.680,00

Ganti kampas rem 80/80000 x Rp. 250.000 = Rp. 250,00

Total biaya perawatan = Rp. 11.530,00

Biaya total = Rp. 96.630,00 Pembulatan (ribuan) = Rp. 97.000,00

BIAYA TOTAL 1 TRIP = 2 x Rp 64.000,00 = = Rp 194.000,00

Dengan cara tersebut akan dihitung satu per satu biaya 1 trip untuk ketiga jenis

kendaraan tersebut ke 12 daerah tujuan.

Adapun perhitungan biaya 1 trip yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

secara keseluruhan untuk ketiga tipe kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.12 –

tabel 4.20.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.12. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Engkel

No Tujuan Jarak (Km)

Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang

Makan Biaya

Lain-lain Total Biaya Perjalanan

1 Ancol 80 7 Rp 30,100 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 85,100 2 Bintaro 75 7 Rp 30,100 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 85,100 3 Bogor 40 4 Rp 17,200 Rp 2,500 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 65,700 4 Bekasi 95 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 89,400 5 Bandung 140 12 Rp 51,600 Rp - Rp 50,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 123,600 6 Cirebon 300 25 Rp 107,500 Rp 15,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 217,500 7 Semarang 550 46 Rp 197,800 Rp 20,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 407,800 8 Yogya 545 46 Rp 197,800 Rp 6,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 393,800 9 Solo 600 50 Rp 215,000 Rp 6,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 411,000 10 Malang 920 77 Rp 331,100 Rp 8,000 Rp 160,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 584,100 11 Surabaya 910 76 Rp 326,800 Rp 24,000 Rp 170,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 615,800 12 Denpasar 1370 115 Rp 494,500 Rp 32,000 Rp 200,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,156,500

Pada table 4.12 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan engkel pada ke 12 daerah tujuan. Biaya perjalanan

tersebut mencakup biaya solar, biaya tol, uang jalan, uang makan, dan biaya lain-lainnya. Untuk perjalanan ke Denpasar biaya lain-

lain tersebut mencakup biaya perjalanan mengunakan feri.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.13. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Engkel

No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan

PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas

Rem Biaya Total Perawatan

1 Ancol 80 Rp 3,429 Rp 4,800 Rp 686 Rp 686 Rp 1,680 Rp 250 Rp 11,530 2 Bintaro 75 Rp 3,214 Rp 4,500 Rp 643 Rp 643 Rp 1,575 Rp 234 Rp 10,809 3 Bogor 40 Rp 1,714 Rp 2,400 Rp 343 Rp 343 Rp 840 Rp 125 Rp 5,765 4 Bekasi 95 Rp 4,071 Rp 5,700 Rp 814 Rp 814 Rp 1,995 Rp 297 Rp 13,692 5 Bandung 140 Rp 6,000 Rp 8,400 Rp 1,200 Rp 1,200 Rp 2,940 Rp 438 Rp 20,178 6 Cirebon 300 Rp 12,857 Rp 18,000 Rp 2,571 Rp 2,571 Rp 6,300 Rp 938 Rp 43,238 7 Semarang 550 Rp 23,571 Rp 33,000 Rp 4,714 Rp 4,714 Rp 11,550 Rp 1,719 Rp 79,269 8 Yogya 545 Rp 23,357 Rp 32,700 Rp 4,671 Rp 4,671 Rp 11,445 Rp 1,703 Rp 78,548 9 Solo 600 Rp 25,714 Rp 36,000 Rp 5,143 Rp 5,143 Rp 12,600 Rp 1,875 Rp 86,475 10 Malang 920 Rp 39,429 Rp 55,200 Rp 7,886 Rp 7,886 Rp 19,320 Rp 2,875 Rp 132,595 11 Surabaya 910 Rp 39,000 Rp 54,600 Rp 7,800 Rp 7,800 Rp 19,110 Rp 2,844 Rp 131,154 12 Denpasar 1370 Rp 58,714 Rp 82,200 Rp 11,743 Rp 11,743 Rp 28,770 Rp 4,281 Rp 197,451

Pada table 4.13 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan engkel pada ke 12 daerah tujuan. Biaya

maintenance tersebut mencakup Oli mesin, oli garden, filter udara, filter oli, ban, dan kampas rem. Perhitungan tersebut didapatkan

dari perbandingan jarak tujuan tiap daerah dengan keperluan maintenance yang terdapat pada table 4.6.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.14. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Engkel

No Tujuan Total Biaya Perjalanan

Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan

(Ribuan) BIAYA

TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 85,100 Rp 11,530 Rp 96,630 Rp 97,000 Rp 194,000 2 Bintaro Rp 85,100 Rp 10,809 Rp 95,909 Rp 96,000 Rp 192,000 3 Bogor Rp 65,700 Rp 5,765 Rp 71,465 Rp 72,000 Rp 144,000 4 Bekasi Rp 89,400 Rp 13,692 Rp 103,092 Rp 104,000 Rp 208,000 5 Bandung Rp 123,600 Rp 20,178 Rp 143,778 Rp 144,000 Rp 288,000 6 Cirebon Rp 217,500 Rp 43,238 Rp 260,738 Rp 261,000 Rp 522,000 7 Semarang Rp 407,800 Rp 79,269 Rp 487,069 Rp 488,000 Rp 976,000 8 Yogya Rp 393,800 Rp 78,548 Rp 472,348 Rp 473,000 Rp 946,000 9 Solo Rp 411,000 Rp 86,475 Rp 497,475 Rp 498,000 Rp 996,000 10 Malang Rp 584,100 Rp 132,595 Rp 716,695 Rp 717,000 Rp 1,434,000 11 Surabaya Rp 615,800 Rp 131,154 Rp 746,954 Rp 747,000 Rp 1,494,000 12 Denpasar Rp 1,156,500 Rp 197,451 Rp 1,353,951 Rp 1,354,000 Rp 2,708,000

Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan engkel pada table 4.12 dan biaya maintenance untuk kendaraan engkel pada

table 4.13 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali

perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.14.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.15. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Tronton

No Tujuan Jarak (Km)

Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang

Makan Biaya

Lain-lain Total Biaya Perjalanan

1 Ancol 80 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 84,400 2 Bintaro 75 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 84,400 3 Bogor 40 4 Rp 17,200 Rp 2,500 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 60,700 4 Bekasi 95 10 Rp 43,000 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 93,000 5 Bandung 140 14 Rp 60,200 Rp - Rp 40,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 122,200 6 Cirebon 300 30 Rp 129,000 Rp 15,000 Rp 50,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 229,000 7 Semarang 550 55 Rp 236,500 Rp 20,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 426,500 8 Yogya 545 55 Rp 236,500 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 412,500 9 Solo 600 60 Rp 258,000 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 434,000 10 Malang 920 92 Rp 395,600 Rp 8,000 Rp 140,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 628,600 11 Surabaya 910 91 Rp 391,300 Rp 24,000 Rp 150,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 660,300 12 Denpasar 1370 137 Rp 589,100 Rp 32,000 Rp 170,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,221,100

Pada table 4.15 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan tronton pada ke 12 daerah tujuan. Untuk biaya tol,

uang jalan, uang makan dan biaya lain-lain pada kendaraan tronton adalah sama dengan pada kendaraan engkel. Jadi perbedaannya

hanya terletak pada biaya BBM saja, karena perbandingan solar terhadap jarak pada kendaraan tronton adalah 1 : 10.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.16. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Tronton

No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan

PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas

Rem Biaya Total Perawatan

1 Ancol 80 Rp 3,840 Rp 4,857 Rp 629 Rp 686 Rp 3,000 Rp 200 Rp 13,211 2 Bintaro 75 Rp 3,600 Rp 4,554 Rp 589 Rp 643 Rp 2,813 Rp 188 Rp 12,386 3 Bogor 40 Rp 1,920 Rp 2,429 Rp 314 Rp 343 Rp 1,500 Rp 100 Rp 6,606 4 Bekasi 95 Rp 4,560 Rp 5,768 Rp 746 Rp 814 Rp 3,563 Rp 238 Rp 15,689 5 Bandung 140 Rp 6,720 Rp 8,500 Rp 1,100 Rp 1,200 Rp 5,250 Rp 350 Rp 23,120 6 Cirebon 300 Rp 14,400 Rp 18,214 Rp 2,357 Rp 2,571 Rp 11,250 Rp 750 Rp 49,543 7 Semarang 550 Rp 26,400 Rp 33,393 Rp 4,321 Rp 4,714 Rp 20,625 Rp 1,375 Rp 90,829 8 Yogya 545 Rp 26,160 Rp 33,089 Rp 4,282 Rp 4,671 Rp 20,438 Rp 1,363 Rp 90,003 9 Solo 600 Rp 28,800 Rp 36,429 Rp 4,714 Rp 5,143 Rp 22,500 Rp 1,500 Rp 99,086 10 Malang 920 Rp 44,160 Rp 55,857 Rp 7,229 Rp 7,886 Rp 34,500 Rp 2,300 Rp 151,931 11 Surabaya 910 Rp 43,680 Rp 55,250 Rp 7,150 Rp 7,800 Rp 34,125 Rp 2,275 Rp 150,280 12 Denpasar 1370 Rp 65,760 Rp 83,179 Rp 10,764 Rp 11,743 Rp 51,375 Rp 3,425 Rp 226,246

Pada table 4.16 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan tronton pada ke 12 daerah tujuan. Untuk kampas

rem pada ketiga kendaraan sama, karena harganya sama dan keperluannya sama. Sedangkan untuk oli mesin dan oli gardan pada

kendaraan tronton lebih mahal dari kendaraan engkel, karena jumlah pemakaiannya lebih banyak dari kendaraan engkel.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.17. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Tronton

No Tujuan Total Biaya Perjalanan

Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan

(Ribuan) BIAYA

TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 84,400 Rp 13,211 Rp 97,611 Rp 98,000 Rp 196,000 2 Bintaro Rp 84,400 Rp 12,386 Rp 96,786 Rp 97,000 Rp 194,000 3 Bogor Rp 60,700 Rp 6,606 Rp 67,306 Rp 68,000 Rp 136,000 4 Bekasi Rp 93,000 Rp 15,689 Rp 108,689 Rp 109,000 Rp 218,000 5 Bandung Rp 122,200 Rp 23,120 Rp 145,320 Rp 146,000 Rp 292,000 6 Cirebon Rp 229,000 Rp 49,543 Rp 278,543 Rp 279,000 Rp 558,000 7 Semarang Rp 426,500 Rp 90,829 Rp 517,329 Rp 518,000 Rp 1,036,000 8 Yogya Rp 412,500 Rp 90,003 Rp 502,503 Rp 503,000 Rp 1,006,000 9 Solo Rp 434,000 Rp 99,086 Rp 533,086 Rp 534,000 Rp 1,068,000 10 Malang Rp 628,600 Rp 151,931 Rp 780,531 Rp 781,000 Rp 1,562,000 11 Surabaya Rp 660,300 Rp 150,280 Rp 810,580 Rp 811,000 Rp 1,622,000 12 Denpasar Rp 1,221,100 Rp 226,246 Rp 1,447,346 Rp 1,448,000 Rp 2,896,000

Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan tronton pada table 4.15 dan biaya maintenance untuk kendaraan tronton pada

table 4.16 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali

perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.17.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.18. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Gandeng

No Tujuan Jarak (Km)

Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang

Makan Biaya

Lain-lain Total Biaya Perjalanan

1 Ancol 80 14 Rp 60,200 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 110,200 2 Bintaro 75 13 Rp 55,900 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 105,900 3 Bogor 40 7 Rp 30,100 Rp 2,500 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 73,600 4 Bekasi 95 16 Rp 68,800 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 118,800 5 Bandung 140 24 Rp 103,200 Rp - Rp 40,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 165,200 6 Cirebon 300 50 Rp 215,000 Rp 15,000 Rp 50,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 315,000 7 Semarang 550 92 Rp 395,600 Rp 20,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 585,600 8 Yogya 545 91 Rp 391,300 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 567,300 9 Solo 600 100 Rp 430,000 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 606,000 10 Malang 920 154 Rp 662,200 Rp 8,000 Rp 140,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 895,200 11 Surabaya 910 152 Rp 653,600 Rp 24,000 Rp 150,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 922,600 12 Denpasar 1370 229 Rp 984,700 Rp 32,000 Rp 170,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,616,700

Pada table 4.18 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan gandeng pada ke 12 daerah tujuan. Dapat dilihat

bahwa biaya BBM pada kendaraan gandengan merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan kendaraan engkel dan tronton.

Hal ini disebabkan karena perbandingan solar terhadap jarak pada kendaraan gandeng adalah 1 : 6.

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.19. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Gandeng

No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan

PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas

Rem Biaya Total Perawatan

1 Ancol 80 Rp 5,486 Rp 4,857 Rp 629 Rp 914 Rp 4,900 Rp 200 Rp 16,986 2 Bintaro 75 Rp 5,143 Rp 4,554 Rp 589 Rp 857 Rp 4,594 Rp 188 Rp 15,924 3 Bogor 40 Rp 2,743 Rp 2,429 Rp 314 Rp 457 Rp 2,450 Rp 100 Rp 8,493 4 Bekasi 95 Rp 6,514 Rp 5,768 Rp 746 Rp 1,086 Rp 5,819 Rp 238 Rp 20,171 5 Bandung 140 Rp 9,600 Rp 8,500 Rp 1,100 Rp 1,600 Rp 8,575 Rp 350 Rp 29,725 6 Cirebon 300 Rp 20,571 Rp 18,214 Rp 2,357 Rp 3,429 Rp 18,375 Rp 750 Rp 63,696 7 Semarang 550 Rp 37,714 Rp 33,393 Rp 4,321 Rp 6,286 Rp 33,688 Rp 1,375 Rp 116,777 8 Yogya 545 Rp 37,371 Rp 33,089 Rp 4,282 Rp 6,229 Rp 33,381 Rp 1,363 Rp 115,715 9 Solo 600 Rp 41,143 Rp 36,429 Rp 4,714 Rp 6,857 Rp 36,750 Rp 1,500 Rp 127,393 10 Malang 920 Rp 63,086 Rp 55,857 Rp 7,229 Rp 10,514 Rp 56,350 Rp 2,300 Rp 195,336 11 Surabaya 910 Rp 62,400 Rp 55,250 Rp 7,150 Rp 10,400 Rp 55,738 Rp 2,275 Rp 193,213 12 Denpasar 1370 Rp 93,943 Rp 83,179 Rp 10,764 Rp 15,657 Rp 83,913 Rp 3,425 Rp 290,880

Pada table 4.19 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan gandeng pada ke 12 daerah tujuan. Untuk biaya

pergantian ban pada kendaraan tronton paling mahal dibandingkan dengan kendaraan engkel dan tronton. Hal ini disebabkan karena

menggunakan ban dengan radius 100 yang harganya lebih mahal dan jumlah pemakaiannya adalah 14 buah.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.20. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Gandeng

No Tujuan Biaya Total Perjalanan

Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan

(Ribuan) BIAYA

TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 110,200 Rp 16,986 Rp 127,186 Rp 128,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 105,900 Rp 15,924 Rp 121,824 Rp 122,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 73,600 Rp 8,493 Rp 82,093 Rp 83,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 118,800 Rp 20,171 Rp 138,971 Rp 139,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 165,200 Rp 29,725 Rp 194,925 Rp 195,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 315,000 Rp 63,696 Rp 378,696 Rp 379,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 585,600 Rp 116,777 Rp 702,377 Rp 703,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 567,300 Rp 115,715 Rp 683,015 Rp 684,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 606,000 Rp 127,393 Rp 733,393 Rp 734,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 895,200 Rp 195,336 Rp 1,090,536 Rp 1,091,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 922,600 Rp 193,213 Rp 1,115,813 Rp 1,116,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 1,616,700 Rp 290,880 Rp 1,907,580 Rp 1,908,000 Rp 3,816,000

Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan gandeng pada table 4.18 dan biaya maintenance untuk kendaraan gandeng

pada table 4.19 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali

perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.20.

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Dari perhitungan pada tabel 4.12 sampat dengan tabel 4.20 diperoleh biaya

total 1 trip untuk kendaraan jenis engkel, tronton dan gandeng kepada ke 12 kota

tujuan. Biaya total 1 trip untuk ketiga jenis kendaraan tersebut dapat dilihat

dengan lebih jelas pada tabel 4.12.

Tabel 4.21. Biaya Total 1 Trip

Biaya Total 1 Trip No Tujuan Engkel Tronton Gandeng

1 Ancol Rp 194,000 Rp 196,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 192,000 Rp 194,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 144,000 Rp 136,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 208,000 Rp 218,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 288,000 Rp 292,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 522,000 Rp 558,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 976,000 Rp 1,036,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 946,000 Rp 1,006,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 996,000 Rp 1,068,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 1,434,000 Rp 1,562,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 1,494,000 Rp 1,622,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 2,708,000 Rp 2,896,000 Rp 3,816,000

4.2.3. Perhitungan Banyaknya Trip Tiap Bulan

Perhitungan banyaknya trip per bulan ke setiap distributor di Pulau Jawa dan

Bali dilakukan dengan membagi banyaknya hari kerja tiap bulannya dengan

waktu operasi yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Hari kerja pada PT. Jakarana

Tama dianggap 25 hari untuk tiap bulannya. Untuk lebih jelasnya banyaknya trip

yang dapat dilakukan dalam satu bulan untuk tiap distributor dapat dilihat pada

tabel 4.22.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.22

Banyaknya Trip yang Dapat Dilakukan Kendaraan

No Tujuan Lama Operasi Banyaknya trip per bulan

1 Ancol 0,5 Hari 50 2 Bintaro 0,5 Hari 50 3 Bogor 0,5 Hari 50 4 Bekasi 0,5 Hari 50 5 Bandung 1 Hari 25 6 Cirebon 2 Hari 12 7 Semarang 3 Hari 8 8 Yogya 3 Hari 8 9 Solo 3 Hari 8 10 Malang 4 Hari 6 11 Surabaya 4 Hari 6 12 Denpasar 5 Hari 5

Yang dimaksud dengan lamanya operasi disini adalah lamanya kendaraan

dari muat barang, perjalanan pulang pergi sampai ke distributor, bongkar barang,

dan termasuk juga waktu istirahat supir dan kenek, sehingga dapat melakukan

operasi selanjutnya atau trip selanjutnya.

4.2.4. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode heuristic

Yang Digunakan Perusahaan

Dari biaya 1 trip akan dapat dihitung biaya transportasi yang dikeluarkan

perusahaan. Hal ini dilakukan karena sebelumnya perusahaan dalam menghitung

biaya transportasinya tidak memperhitungkan beberapa biaya maintenance karena

dianggap terlalu kompleks.

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.4.1. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode Heuristik

Pada Bulan September 2005

Pada tabel 4.8. dapat dilihat jumlah pengantaran untuk ke 12 kota tujuan yang

telah dilakukan perusahaan pada bulan September 2005. Dengan mengkalikan nya

dengan biaya 1 trip untuk tiap daerah yang terdapat pada tabel 4.12. maka akan

didapatkan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan pada bulan September

2005 adalah sebesar Rp 568.294.000,00

4.2.4.2. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode Heuristik

Pada Bulan Oktober 2005

Pada tabel 4.9. dapat dilihat jumlah pengantaran untuk ke 12 kota tujuan yang

telah dilakukan perusahaan pada bulan Oktober 2005. Dengan mengkalikan nya

dengan biaya 1 trip untuk tiap daerah yang terdapat pada tabel 4.12. maka akan

didapatkan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan pada bulan Oktober

2005 adalah sebesar Rp 585.330.000,00

4.2.5. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Menggunakan

Model Integer Programming

Banyaknya permintaan akan produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama

selalu berubah-ubah setiap saat. Dengan adanya perubahan permintaan ini, penulis

mengusulkan sebuah pemodelan masalah yang fleksibel sehingga dapat mengikuti

perubahan permintaan dari konsumen.

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Pendekatan matematis yang digunakan adalah dengan menggunakan Model

Integer Programming. Model ini menggunakan biaya 1 trip yang telah dihitung

dan diperlihatkan pada tabel 4.21, kapasitas kendaraan yang dapat dilihat pada

tabel 4.11, dan banyaknya trip per bulannya yang dapat dilihat pada tabel 4.22.

Langkah-langkah penyelesaian dengan Integer Programming ini ada dua (2)

tahap yaitu tahap pemodelan masalah dan tahap penyelesaian model. Tahap

pemodelan masalah adalah tahap menentukan variabel keputusan, tujuan yang

ingin dicapai dari permasalahan yang ada dengan segala keterbatasan dalam

mencapai tujuan tersebut. Sedangkan tahap penyelesaian masalah adalah tahap

mencari solusi dari model yang telah dibuat. Cara pemodelan dan penyelesaian

masalah dengan Integer Programming ini dapat dilihat lebih jelas pada bab 2

bagian studi pustaka.

Perhitungan yang akan dilakukan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan

dengan menggunakan kendaraan sendiri, dan perhitungan dengan menggunakan

bantuan jasa ekspedisi.

4.2.5.1. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Kendaraan

Sendiri

Perhitungan minimasi biaya transportasi dengan menggunakan kendaraan

sendiri dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pemodelan masalah dengan menentukan

persamaan fungsi tujuan serta pembatasnya dan penyelesaian masalah.

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.5.1.1. Pemodelan Masalah

Tujuan dari pemodelan masalah ini adalah meminimumkan biaya transportasi.

Adapun variabel keputusan yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah:

Xa1 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Ancol

Xb1 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Ancol

Xc1 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Ancol

Xa2 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bintaro

Xb2 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bintaro

Xc2 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bintaro

Xa3 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bogor

Xb3 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bogor

Xc3 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bogor

Xa4 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bekasi

Xb4 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bekasi

Xc4 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bekasi

Xa5 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bandung

Xb5 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bandung

Xc5 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bandung

Xa6 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Cirebon

Xb6 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Cirebon

Xc6 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Cirebon

Xa7 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Semarang

Xb7 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Semarang

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Xc7 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Semarang

Xa8 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Yogya

Xb8 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Yogya

Xc8 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Yogya

Xa9 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Solo

Xb9 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Solo

Xc9 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Solo

Xa10 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Malang

Xb10 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Malang

Xc10 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Malang

Xa11 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Surabaya

Xb11 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Surabaya

Xc11 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Surabaya

Xa12 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Denpasar

Xb12 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Denpasar

Xc12 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Denpasar

Fungsi tujuan dapat dituliskan menjadi:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12

Dengan batasan:

• 1/50 Xa1 + 1/50 Xa2 + 1/50 Xa3 + 1/50 Xa4 + 1/25 Xa5 + 1/12 Xa6 + 1/8 Xa7 +

1/8 Xa8 + 1/8 Xa9 + 1/6 Xa10 + 1/6 Xa11 + 1/5 Xa12 ≤ 30

(jumlah kendaraan tipe engkel yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75

Xa9 + 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

• 1/50 Xb1 + 1/50 Xb2 + 1/50 Xb3 + 1/50 Xb4 + 1/25 Xb5 + 1/12 Xb6 + 1/8 Xb7 +

1/8 Xb8 + 1/8 Xb9 + 1/6 Xb10 + 1/6 Xb11 + 1/5 Xb12 ≤ 20

(jumlah kendaraan tipe tronton yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

• 1/50 Xc1 + 1/50 Xc2 + 1/50 Xc3 + 1/50 Xc4 + 1/25 Xc5 + 1/12 Xc6 + 1/8 Xc7 +

1/8 Xc8 + 1/8 Xc9 + 1/6 Xc10 + 1/6 Xc11 + 1/5 Xc12 ≤ 17

(jumlah kendaraan tipe gandeng yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75

Xc9 + 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ D1

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Ancol)

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ D2

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bintaro)

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ D3

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bogor)

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ D4

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bekasi)

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ D5

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bandung)

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ D6

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Cirebon)

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ D7

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Semarang)

• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 ≥ D8

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Yogya)

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ D9

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Solo)

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ D10

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Malang)

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ D11

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Surabaya)

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ D12

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Denpasar)

• Xij ≥ 0 dan integer

i = a,b,c ; j = 1,2,3,...,21

untuk :

a = kendaraan tipe engkel c = kendaraan tipe gandeng

b = kendaraan tipe tronton

1 = Ancol D1 = jumlah produk yang diminta oleh Ancol

2 = Bintaro D2 = jumlah produk yang diminta oleh Bintaro . . . . . .

. . . . . .

. . . . . .

11 = Surabaya D11 = jumlah produk yang diminta oleh Surabaya

12 = Denpasar D12 = jumlah produk yang diminta oleh Denpasar

4.2.5.1.2. Penyelesaian Masalah

Untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan model yang telah dibuat, akan

diambil contoh kasus dari PT. Jakarana Tama pada bulan September 2005 dan

Oktober tahun 2005. (lihat tabel 4.4 dan 4.5)

4.2.5.1.2.1. Penyelesaian Masalah pada Bulan September 2005

Pada tabel 4.4 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan September 2005.

Karena untuk setiap jenis ukuran kardusnya dianggap sama, maka jumlah

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

permintaan yang dipakai dalam perhitungan hanyalah jumlah permintaan total saja.

Jumlah total permintaan tersebut akan dipakai dalam perhitungan sebagai demand

(Dj). Dimana j adalah nomor dari 1 sampai 12 yang mewakili ke 12 kota tujuan

distributor yang ada.

Persamaan untuk perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan

menggunakan model integer programming pada bulan September 2005 adalah:

Fungsi tujuan:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12

Dengan batasan:

• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9

+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9

+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ 65000

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ 150700

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ 50300

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ 93800

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ 93000

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ 68400

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 104300

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 130500

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ 89500

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ 73600

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ 137500

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ 15300

• Xij ≥ 0 dan integer

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari

perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:

Z = Rp. 556.832.000,00

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Dengan nilai Xij adalah :

Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 29 Xa2 = 1 Xb2 = 0 Xc2 = 67 Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xa5 = 0 Xb5 = 0 Xc5 = 42 Xa6 = 62 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xa8 = 51 Xb8 = 0 Xc8 = 33 Xa9 = 78 Xb9 = 0 Xc9 = 1 Xa10 = 3 Xb10 = 42 Xc10 = 0 Xa11 = 0 Xb11 = 78 Xc11 = 3 Xa12 = 0 Xb12 = 0 Xc12 = 7

4.2.5.1.2.2. Penyelesaian Masalah pada Bulan Oktober 2005

Pada tabel 4.5 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan Oktober 2005.

Karena untuk setiap jenis ukuran kardusnya dianggap sama, maka jumlah

permintaan yang dipakai dalam perhitungan hanyalah jumlah permintaan total saja.

Jumlah total permintaan tersebut akan dipakai dalam perhitungan sebagai demand

(Dj). Dimana j adalah nomor dari 1 sampai 12 yang mewakili ke 12 kota tujuan

distributor yang ada.

Jadi penyelesaian masalah untuk bulan Oktober sama dengan penyelesaian

pada bulan September, yaitu dengan permodelan yang sama. Letak perbedaannya

hanya pada demand saja karena permintaan pada bulan Oktober untuk ke 12 kota

tujuan berbeda.

Persamaan untuk perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan

menggunakan model integer programming pada bulan Oktober 2005 adalah:

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Fungsi tujuan:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12

Dengan batasan:

• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9

+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9

+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ 68000

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ 153500

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ 50300

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ 94300

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ 93400

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ 68700

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 105000

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 131300

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ 98800

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ 73400

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ 140300

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ 15700

• Xij ≥ 0 dan integer

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari

perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:

Z = Rp. 574.324.000,00

Dengan nilai Xij adalah :

Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 30 Xa2 = 0 Xb2 = 1 Xc2 = 68 Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xa4 = 1 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xa5 = 0 Xb5 = 0 Xc5 = 42 Xa6 = 62 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xa8 = 58 Xb8 = 0 Xc8 = 30 Xa9 = 73 Xb9 = 1 Xc9 = 7 Xa10 = 7 Xb10 = 38 Xc10 = 1 Xa11 = 2 Xb11 = 81 Xc11 = 1 Xa12 = 3 Xb12 = 0 Xc12 = 6

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.5.2. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Kendaraan

Sendiri dan Bantuan Jasa Ekspedisi

Permodelan masalah pada perhitungan biaya dengan menggunakan kendaraan

sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi adalah hampir sama dengan

permodelan dengan perhitungan minimasi biaya dengan menggunakan kendaraan

sendiri, hanya saja pada permodelan dan penyelesaian masalah ada ditambahkan

data-data tentang biaya ekspedisinya yang dapat dilihat pada tabel 4.10. Pada tabel

4.10 dapat dilihat biaya per m3 dari ekspedisi ke 12 kota tujuan. Untuk memulai

perrmodelan harus dihitung dulu biaya pengiriman per kardus dulu yaitu dengan

membagikan biaya per m3 dengan volume kardus tersebut.Biaya per kardus

dengan menggunakan jasa ekspedisi ke 12 kota tujuan dapat dilihat dengan lebih

jelas pada tabel 4.23.

Tabel 4.23

Tabel biaya ekspedisi per kardus

No Tujuan Harga Per M3

Volume (M3)

Harga per kardus

1 Ancol Rp 14,000 0.0202 Rp 283 2 Bintaro Rp 14,000 0.0202 Rp 283 3 Bogor Rp 14,000 0.0202 Rp 283 4 Bekasi Rp 14,000 0.0202 Rp 283 5 Bandung Rp 21,000 0.0202 Rp 424 6 Cirebon Rp 35,000 0.0202 Rp 707 7 Semarang Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 8 Yogya Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 9 Solo Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 10 Malang Rp 140,000 0.0202 Rp 2,828 11 Surabaya Rp 150,000 0.0202 Rp 3,030 12 Denpasar Rp 280,000 0.0202 Rp 5,656

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.5.2.1. Pemodelan Masalah

Tujuan dari pemodelan masalah ini adalah meminimumkan biaya transportasi.

Adapun variabel keputusan yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah:

Xa1 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Ancol

Xb1 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Ancol

Xc1 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Ancol

Xa2 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bintaro

Xb2 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bintaro

Xc2 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bintaro

Xa3 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bogor

Xb3 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bogor

Xc3 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bogor

Xa4 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bekasi

Xb4 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bekasi

Xc4 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bekasi

Xa5 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bandung

Xb5 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bandung

Xc5 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bandung

Xa6 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Cirebon

Xb6 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Cirebon

Xc6 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Cirebon

Xa7 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Semarang

Xb7 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Semarang

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Xc7 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Semarang

Xa8 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Yogya

Xb8 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Yogya

Xc8 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Yogya

Xa9 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Solo

Xb9 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Solo

Xc9 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Solo

Xa10 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Malang

Xb10 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Malang

Xc10 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Malang

Xa11 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Surabaya

Xb11 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Surabaya

Xc11 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Surabaya

Xa12 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Denpasar

Xb12 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Denpasar

Xc12 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Denpasar

Xd1 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Ancol

Xd2 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bintaro

Xd3 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bogor

Xd4 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bekasi

Xd5 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bandung

Xd6 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Cirebon

Xd7 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Semarang

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Xd8 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Yogya

Xd9 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Solo

Xd10 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Malang

Xd11 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Surabaya

Xd12 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Denpasar

Fungsi tujuan dapat dituliskan menjadi:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +

283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697

Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12

Dengan batasan:

• 1/50 Xa1 + 1/50 Xa2 + 1/50 Xa3 + 1/50 Xa4 + 1/25 Xa5 + 1/12 Xa6 + 1/8 Xa7 +

1/8 Xa8 + 1/8 Xa9 + 1/6 Xa10 + 1/6 Xa11 + 1/5 Xa12 ≤ 30

(jumlah kendaraan tipe engkel yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75

Xa9 + 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 1/50 Xb1 + 1/50 Xb2 + 1/50 Xb3 + 1/50 Xb4 + 1/25 Xb5 + 1/12 Xb6 + 1/8 Xb7 +

1/8 Xb8 + 1/8 Xb9 + 1/6 Xb10 + 1/6 Xb11 + 1/5 Xb12 ≤ 20

(jumlah kendaraan tipe tronton yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

• 1/50 Xc1 + 1/50 Xc2 + 1/50 Xc3 + 1/50 Xc4 + 1/25 Xc5 + 1/12 Xc6 + 1/8 Xc7 +

1/8 Xc8 + 1/8 Xc9 + 1/6 Xc10 + 1/6 Xc11 + 1/5 Xc12 ≤ 17

(jumlah kendaraan tipe gandeng yang dioperasikan oleh perusahaan)

atau : (dikalikan dengan 600)

12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75

Xc9 + 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ D1

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Ancol)

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ D2

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bintaro)

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ D3

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bogor)

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ D4

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bekasi)

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ D5

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bandung)

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ D6

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Cirebon)

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ D7

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Semarang)

• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ D8

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Yogya)

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ D9

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Solo)

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ D10

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Malang)

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ D11

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Surabaya)

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ D12

(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Denpasar)

• Xij ≥ 0 dan integer

i = a,b,c ,d ; j = 1,2,3,...,21

untuk :

a = kendaraan tipe engkel c = kendaraan tipe gandeng

b = kendaraan tipe tronton d = Ekspedisi

1 = Ancol D1 = jumlah produk yang diminta oleh Ancol

2 = Bintaro D2 = jumlah produk yang diminta oleh Bintaro . . . . . .

. . . . . .

11 = Surabaya D11 = jumlah produk yang diminta oleh Surabaya

12 = Denpasar D12 = jumlah produk yang diminta oleh Denpasar

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.2.5.2.2. Penyelesaian Masalah

Untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan model yang telah dibuat, akan

diambil contoh kasus dari PT. Jakarana Tama pada bulan September 2005 dan

Oktober tahun 2005. (lihat tabel 4.4 dan 4.5)

4.2.5.2.2.1. Penyelesaian Masalah pada Bulan September 2005

Pada tabel 4.4 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan September 2005.

Persamaan dalam perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan

menggunakan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi menggunakan

model integer programming pada bulan September 2005 adalah sebagai berikut:

Fungsi tujuan:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +

283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697

Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Dengan batasan:

• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9

+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9

+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ 65000

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ 150700

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ 50300

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ 93800

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ 93000

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ 68400

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ 104300

• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ 130500

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ 89500

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ 73600

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ 137500

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ 15300

• Xij ≥ 0 dan integer

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari

perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:

Z = Rp. 554.880.180,00

Dengan nilai Xij adalah :

Xa1 = 0 Xb1 = 0 Xc1 = 29 Xd1 = 40Xa2 = 0 Xb2 = 0 Xc2 = 67 Xd2 = 620Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xd3 = 0Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xd4 = 0Xa5 = 1 Xb5 = 0 Xc5 = 41 Xd5 = 40Xa6 = 61 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xd6 = 80Xa7 = 1 Xb7 = 0 Xc7 = 46 Xd7 = 140Xa8 = 48 Xb8 = 0 Xc8 = 34 Xd8 = 580Xa9 = 76 Xb9 = 0 Xc9 = 2 Xd9 = 0Xa10 = 3 Xb10 = 42 Xc10 = 0 Xd10 = 0Xa11 = 0 Xb11 = 78 Xc11 = 3 Xd11 = 0Xa12 = 0 Xb12 = 0 Xc12 = 7 Xd12 = 0

4.2.5.2.2.2. Penyelesaian Masalah pada Bulan Oktober 2005

Pada tabel 4.5 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan Oktober 2005.

Penyelesaian masalah untuk bulan Oktober sama dengan penyelesaian pada bulan

September, yaitu dengan permodelan yang sama. Letak perbedaannya hanya pada

demand saja karena jumlah permintaan pada bulan Oktober untuk ke 12 kota

tujuan berbeda.

Persamaan dalam perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan

menggunakan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi menggunakan

model integer programming pada bulan Oktober 2005 adalah sebagai berikut:

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Fungsi tujuan:

Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +

244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +

218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +

522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +

1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9

+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +

2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +

2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +

283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697

Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12

Dengan batasan:

• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9

+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000

• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75

Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000

• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9

+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200

• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ 68000

• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ 153500

• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ 50300

• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ 94300

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ 93400

• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ 68700

• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ 105000

• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ 131300

• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ 98800

• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ 73400

• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ 104300

• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ 15700

• Xij ≥ 0 dan integer

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari

perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:

Z = Rp. 570.456.240,00

Dengan nilai Xij adalah :

Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 30 Xd1 = 0Xa2 = 1 Xb2 = 0 Xc2 = 68 Xd2 = 60Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xd3 = 0Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xd4 = 220Xa5 = 0 Xb5 = 1 Xc5 = 41 Xd5 = 0Xa6 = 59 Xb6 = 0 Xc6 = 1 Xd6 = 380Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xd7 = 0Xa8 = 57 Xb8 = 0 Xc8 = 30 Xd8 = 260Xa9 = 73 Xb9 = 1 Xc9 = 7 Xd9 = 0Xa10 = 7 Xb10 = 38 Xc10 = 1 Xd10 = 0Xa11 = 2 Xb11 = 81 Xc11 = 1 Xd11 = 0Xa12 = 2 Xb12 = 0 Xc12 = 6 Xd12 = 0

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.3. Analisa Perbandingan

Dari hasil pada pengolahan data pada bagian sebelumnya akan dilakukan

analisa perbandingan.

4.3.1. Analisa Kapasitas Maksimum Kendaraan

Kapasitas maksimum kendaraan dihitung dari spesifikasi atau ukuran dari

ketiga jenis bak kendaraan dan ukuran kardus dari produk. Jenis produk yang

bermacam-macam menyebabkan ukuran kardus yang berbeda-beda pula untuk

setiap jenis produk. Tetapi karena ketujuh macam produk yang dihasilkan hanya

dibedakan dari bumbunya, maka ketujuh macam produk tersebut memiliki ukuran

yang hampir sama atau dapat dianggap sama. Dalam perhitungan ukuran kardus

yang dipakai adalah kardus yang paling besar yaitu 0,0202 m3, dengan ukuran

(0,35 x 0,235 x 0,245) m3. Ukuran kardus dari setiap jenis produk yang lainnya

diasumsikan sama. Nilai ini dapat mewakili dan mendekati volume-volume karton

setiap jenis produk. Dengan sebuah nilai yang tetap ini, ukuran kapasitas

kendaraan ini dapat ditentukan.

Pada perhitungan kapasitas maksimum diambil kemungkinan susunan kardus

ke dalam bak yang menghasilkan kapasitas yang paling maksimum. Dalam

penyusunan kardus tidak dapat dibalik atau disusun pada posisi berdiri, karena

dapat menyebabkan terpecahnya produk mie tersebut.

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.3.2. Analisa Perhitungan Biaya Total Satu Trip

Sebelum melakukan perjalanan supir terlebih dahulu akan diberikan sejumlah

uang yang telah diperkirakan perusahaan dapat mencukupi segala kebutuhan

perjalanan. Setelah itu baru diadakan perhitungan kembali setelah pengemudi

kembali dari tempat tujuan. Perusahaan menetapkan biaya tersebut untuk

pengemudi berdasarkan data-data biaya di masa yang lalu serta dengan

memperkirakan secara kasar berapa biaya yang akan dibutuhkan oleh seorang

pengemudi dan seorang kenek, biaya tol, biaya bahan bakar, dan biaya lain-lain.

Biaya-biaya tersebut merupakan biaya langsung yang bersifat variabel karena

tergantung dari daerah yang hendak dituju dan jalur yang diambil untuk dapat

sampai ke tujuan. Selain itu ada pula biaya-biaya yang dapat berubah-ubah setiap

waktunya, seperti harga solar yang berubah tiap bulannya, serta uang makan yang

terkadang dengan mudah dapat berubah.

Selain biaya yang langsung dikeluarkan pada saat perjalanan, terdapat pula

biaya tidak langsung yang tidak dikeluarkan pada saat perjalanan. Biaya tersebut

adalah biaya perawatan. Biaya perawatan ini juga bersifat variabel karena

perawatan kendaraan (ganti oli mesin, oli gardan dan persneling, filter udara, filter

oli, kampas rem, dan ban) bergantung dari jarak yang ditempuh kendaraan.

Sebenarnya biaya tersebut bukan hanya tergantung dari jauhnya perjalanan, tapi

juga bergantung pada kondisi perjalanan, seperti kemacetan, dan kondisi jalan

yang dilalui. Tapi pihak perusahaan hanya mengambil batasan kilometer

perjalanannya saja dalam pelakukan perawatan. Kebijakan ini dilakukan untuk

memudahkan perusahaan dalam melakukan perawatan karena mendapatkan suatu

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

angka yang pasti dalam melakukan pergantian oli, filter, kampas rem, dan ban.

Meskipun biaya perawatan tidak diberikan kepada pengemudi pada saat hendak

melakukan perjalanan, biaya ini tetap dimasukkan dalam perhitungan karena

biaya ini termasuk biaya variabel. Perhitungan biaya maintenance tersebut selama

ini tidak dimasukkan ke dalam biaya variable dalam perhitungan biaya

transportasi karena terlalu kompleks.

Untuk biaya tetap seperti gaji supir dan kenek tidak diperhitungkan dalam

biaya 1 trip karena biaya tersebut bersifat tetap dan tidak berubah, sehingga dalam

perhitungan dapat dianggap sebagai konstanta yang dapat diabaikan.

Biaya satu trip untuk ketiga jenis kendaraan engkel, gandeng, dan tronton

berbeda. Perbedaan yang paling mencolok dikarenakan perbandingan jarak

tempuh kendaraan dan solar yang digunakan. Perbedaan juga disebabkan

perbedaan harga pembelian suku cadang dari ketiga jenis kendaraan tersebut,

seperti filter mesin, filter udara dan ban. Selain itu jumlah ban dan banyaknya oli

yang diperlukan juga ikut mempengaruhi perbedaan biaya 1 trip tersebut. Tetapi

perbedaan harga suku cadang dan jumlah yang dibutuhkan tersebut tidak terlalu

mempengaruhi perbedaan biaya 1 trip karena sangat kecil, walaupun tetap harus

diperhitungkan. Untuk uang makan, biaya tol, biaya insentif dan biaya lain-lain

untuk ketiga jenis kendaraan adalah sama.

Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diartikan bahwa biaya total yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan satu trip perjalanan pulang

pergi dengan menggunakan kendaraan engkel, tronton, maupun gandeng adalah

seperti yang tercantum pada tabel 4.24.

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.24. Biaya Total 1 Trip

Biaya Total 1 Trip No Tujuan Engkel Tronton Gandeng

1 Ancol Rp 194,000 Rp 196,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 192,000 Rp 194,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 144,000 Rp 136,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 208,000 Rp 218,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 288,000 Rp 292,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 522,000 Rp 558,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 976,000 Rp 1,036,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 946,000 Rp 1,006,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 996,000 Rp 1,068,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 1,434,000 Rp 1,562,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 1,494,000 Rp 1,622,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 2,708,000 Rp 2,896,000 Rp 3,816,000

Dapat dilihat pada tabel 4.24. bahwa biaya total 1 trip yang paling mahal

adalah pada kendaraan gandeng dibandingkan dengan kendaraan engkel dan

tronton untuk tujuan yang sama. Hal ini disebabkan karena pada kendaraan

gandeng mengkonsumsi solar lebih banyak yaitu dengan perbandingan 1:6. Selain

itu tingginya biaya juga disebabkan karena jumlah ban pada kendaraan gandeng

lebih banyak, yaitu 14 buah dengan kebutuhan ban yang lebih mahal yang

menyebabkan biaya maintenance nya menjadi lebih tinggi.

4.3.3. Analisa Perhitungan Banyaknya Trip Tiap Bulan

Perhitungan banyaknya trip tiap bulan didapat dari lamanya perjalanan pulang

pergi (waktu operasi perjalanan) untuk setiap tujuan dan lamanya hari kerja tiap

bulannya. Banyaknya trip tiap bulan tergantung dari jarak tempuh kendaraan.

untuk ketiga jenis kendaraan engkel, tronton, dan gandeng tidak terdapat

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

perbedaan banyaknya trip tiap bulannya. Waktu operasi perjalanan disini sudah

termasuk lama perjalanan pulang pergi, bongkar muat barang, serta waktu

istirahat supir dan kenek, dimana kendaraan telah siap untuk melakukan

perjalanan berikutnya.

4.3.4. Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas dibuat untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam

parameter model LP terhadap pemecahan optimum. Yang ditampilkan dalam

analisa sensitivitas ini antara lain status sumber daya, harga dual, dan

pengurangan harga. Hasil analisa sensitivitas dari program komputer WINQSB

diperlihatkan pada laporan hasil perhitungan untuk tiap model permasalah pada

lembaran lampiran .

4.3.4.1. Analisa Sensitivitas Dengan Menggunakan Kendaraan Sendiri

4.3.4.1.1. Status Sumber Daya

Status sumber daya (melimpah atau langka) dilihat pada kolom slack or

surplus pada laporan hasil perhitungan dengan program WINQSB pada halaman

lampiran. Nilai positif pada kolom tersebut menunjukan bahwa sumber daya

tersebut tidak dipergunakan sepenuhnya, sehingga melimpah. Sedangkan nilai nol

pada kolom tersebut menunjukan bahwa seluruh sumber daya tersebut dihabiskan

oleh kegiatan-kegiatan dalam model, atau disebut langka. Nilai pada kolom slack

or surplus diperoleh dari nilai pada kolom Left Hand Side, yaitu nilai dari

perhitungan model dikurangi dengan nilai pada kolom Right Hand Side, atau nilai

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

pembatas jika pertidaksamaan tersebut memiliki arah lebih besar (≥). Dan

sebaliknya jika pertidaksamaan pada pembatas memiliki arah lebih kecil (≤)

4.3.4.1.2. Harga Dual

Harga dual menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan nilai tujuan yang

disebabkan oleh kenaikan 1 unit kapasitas kendala ketat. Apabila harga dual

positif, hal ini berarti kenaikan 1 unit kapasitas kendala tersebut akan menaikkan

nilai tujuan sebesar harga dual tersebut. Apabila harga dual nol, hal ini disebabkan

karena kapasitas yang ada telah mencukupi kebutuhan kapasitas sehingga tidak

ada lagi penambahan kapasitas. Sedangkan bila harga dual negatif, hal ini berarti

kenaikan 1 unit kapasitas kendala akan menurunkan nilai tujuan. Harga dual pada

perhitungan dengan program WINQSB dapat dilihat pada kolom Shadow Price

Goal 1 pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran.

Dari perhitungan dengan program WINQSB pada bulan September 2005 dan

October 2005 didapatkan bahwa nilai Shadow Price untuk ke-12 pembatas adalah

nol. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap pembatas sudah mencukupi

kebutuhan kapasitas yang ada sehingga tidak ada lagi penambahan kapasitas.

4.3.4.1.3. Pengurangan Harga

Pengurangan biaya menunjukan seberapa banyak posisi ekonomi dari kegiatan

tersebut harus diperbaiki untuk membuatnya lebih menarik secara ekonomi. Pada

perhitungan dengan program WINQSB nilai pengurangan harga dapat dilihat pada

kolom Redused Cost pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran. Dapat

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

dilihat bahwa semua nilai Redused Cost untuk setiap variabel baik, pada bulan

September 2005 maupun bulan Oktober 2005, mempunyai nilai yang sama

dengan koefisien fungsi tujuan atau nilai Unit Cost Or Profit. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai koefisien tujuan akan lebih menguntungkan secara

ekonomis apabila mempunyai nilai nol. Dengan demikian, biaya dan jumlah

kendaraan yang beroperasi yang dihasilkan akan menjadi minimum. Selain itu,

dengan adanya pengurangan harga pada setiap variabel, menunjukkan bahwa

biaya dan ruang pada kendaraan masih terlalu tinggi sehingga perlu diturunkan.

4.3.4.1.1.1. Status Sumber Daya Pada Bulan September 2005

Pada tabel 4.25 dapat nilai dan status sumber daya pada penyelesaian masalah

pada Bulan September 2005. Pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa pembatas

pertama (jumlah kendaraan engkel yang beroperasi) 4889, yang berarti masih

tersisa 4889 poin kendaraan engkel yang tersisa atau menganggur. Untuk

melakukan satu trip ke Ancol diperlukan 12 poin, ke Bintaro membutuhkan 12

poin, dan seterusnya hingga ke Denpasar membutuhkan 120 poin.

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.25. Status Sumber Daya pada Perhitungan

Dengan Kendaraan Sendiri pada Bulan September 2005

No Left Hand Side

Right Hand Side

Slack Or Surplus Status

1 13,111.00 18,000.00 4,889.00 Melimpah 2 12,000.00 12,000.00 0 Langka 3 10,143.00 10,200.00 57.00 Melimpah 4 66,080.00 65,000.00 1,080.00 Melimpah 5 151,200.00 150,700.00 500.00 Melimpah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,080.00 93,800.00 280.00 Melimpah 8 94,080.00 93,000.00 1,080.00 Melimpah 9 69,440.00 68,400.00 1,040.00 Melimpah 10 105,280.00 104,300.00 980.00 Melimpah 11 131,040.00 130,500.00 540.00 Melimpah 12 89,600.00 89,500.00 100.00 Melimpah 13 73,920.00 73,600.00 320.00 Melimpah 14 137,760.00 137,500.00 260.00 Melimpah 15 15,680.00 15,300.00 380.00 Melimpah

Jika 4889 poin tersebut dibagikan dengan 600 (pembatas 1 sampai 3

sebelumnya dikalikan 600) maka akan diperoleh 8.14 unit. 8.14 unit dapat

diartikan bahwa pada bulan September 2005 jika mobil dapat dialokasikan secara

optimum, maka akan terdapat 8 unit kendaraan engkel yang menganggur. Dengan

mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur dapat memudahkan perencanaan

transportasi ke depan. Hal ini dikarenakan sistem transportasi pada PT. Jakarana

Tama tidak hanya pada produk jadi saja, sehingga mobil yang menganggur dapat

dialokasikan ke pengiriman produk lainnya.

Nilai Slack Or Surplus pada pembatas ke 2 adalah nol ini menunjukkan bahwa

kendaraan jenis tronton memiliki status langka. Maksudnya adalah untuk ke 20

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

kendaraan jenis tronton akan aktif beroperasi selama sebulan penuh tanpa adanya

pengangguran.

Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan

kelebihan pada pengiriman produk. Dapat dilihat pada pembatas 4 dengan nilai

slack or surplus sebesar 1080, ini berarti terdapat kelebihan pengiriman sebesar

1080 kardus dalam pengantaran ke Ancol. Semakin sedikit kelebihan pengiriman

pada kendaraan, maka akan semakin optimal kendaraan tersebut beroperasi.

4.3.4.1.1.2. Status Sumber Daya Pada Bulan Oktober 2005

Untuk analisa sumber daya pada bulan Oktober 2005 nilai Slack Or Surplus

dan status sumber dayanya pada ke-15 pembatasnya dapat dilihat dengan lebih

jelasnya pada tabel 4.26.

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.26. Status Sumber Daya pada Perhitungan

Dengan Kendaraan Sendiri pada Bulan Oktober 2005

No Left Hand Side

Right Hand Side

Slack Or Surplus Status

1 14,221.00 18,000.00 3,779.00 Melimpah 2 11,987.00 12,000.00 13.00 Melimpah 3 10,172.00 10,200.00 28.00 Melimpah 4 68,320.00 68,000.00 320.00 Melimpah 5 154,000.00 153,500.00 500.00 Melimpah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 95,200.00 94,300.00 900.00 Melimpah 8 94,080.00 93,400.00 680.00 Melimpah 9 69,440.00 68,700.00 740.00 Melimpah 10 105,280.00 105,000.00 280.00 Melimpah 11 132,160.00 131,300.00 860.00 Melimpah 12 99,120.00 98,800.00 320.00 Melimpah 13 73,920.00 73,400.00 520.00 Melimpah 14 140,560.00 140,300.00 260.00 Melimpah 15 16,800.00 15,700.00 1100.00 Melimpah

Pada tabel 4.26. dapat dilihat bahwa untuk ke 15 pembatasnya nilai Slack Or

Surplus tidak ada yang 0, yang berarti status sumber daya untuk ke 15 pembatas

tersebut semuanya berlimpah.

Dapat dilihat pada pembatas ke 2 yaitu dengan nilai Slack Or Surplus sebesar

13, walaupun statusnya berlimpah tapi jika poin tersebut dibagikan dengan 600

menghasilkan 0,02 unit. Berarti tidak ada mobil tronton yang menganggur.

Begitu pula untuk pembatas ke 3 yang menyatakan tidak ada mobil gandengan

yang menganggur atau dapat dialokasikan ke bagian lain.

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.3.4.2.Analisa Sensitivitas Dengan Menggunakan Kendaraan Sendiri dan

Bantuan Jasa Ekspedisi.

4.3.4.2.1. Status Sumber Daya

Status sumber daya (melimpah atau langka) dilihat pada kolom slack or

surplus pada laporan hasil perhitungan dengan program WINQSB pada halaman

lampiran. Nilai positif pada kolom tersebut menunjukkan bahwa sumber daya

tersebut tidak dipergunakan sepenuhnya, sehingga melimpah. Sedangkan nilai nol

pada kolom tersebut menunjukan bahwa seluruh sumber daya tersebut dihabiskan

oleh kegiatan-kegiatan dalam model, atau disebut langka. Nilai pada kolom slack

or surplus diperoleh dari nilai pada kolom Left Hand Side, yaitu nilai dari

perhitungan model dikurangi dengan nilai pada kolom Right Hand Side, atau nilai

pembatas jika pertidaksamaan tersebut memiliki arah lebih besar (≥).

4.3.4.2.2. Harga Dual

Harga dual menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan nilai tujuan yang

disebabkan oleh kenaikan 1 unit kapasitas kendala ketat. Apabila harga dual

positif, hal ini berarti kenaikan 1 unit kapasitas kendala tersebut akan menaikkan

nilai tujuan sebesar harga dual tersebut. Apabila harga dual nol, hal ini disebabkan

karena kapasitas yang ada telah mencukupi kebutuhan kapasitas sehingga tidak

ada lagi penambahan kapasitas. Sedangkan bila harga dual negatif, hal ini berarti

kenaikan 1 unit kapasitas kendala akan menurunkan nilai tujuan. Harga dual pada

perhitungan dengan program WINQSB dapat dilihat pada kolom Shadow Price

Goal 1 pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran.

Page 63: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Dari perhitungan dengan program WINQSB pada bulan September 2005 dan

October 2005 dengan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi

didapatkan bahwa nilai Shadow Price untuk ke-12 pembatas adalah nol. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk setiap pembatas sudah mencukupi kebutuhan kapasitas

yang ada sehingga tidak ada lagi penambahan kapasitas.

4.3.4.2.3. Pengurangan Harga

Pengurangan biaya menunjukan seberapa banyak posisi ekonomi dari kegiatan

tersebut harus diperbaiki untuk membuatnya lebih menarik secara ekonomi. Pada

perhitungan dengan program WINQSB nilai pengurangan harga dapat dilihat pada

kolom Redused Cost pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran. Dapat

dilihat bahwa semua nilai Redused Cost untuk setiap variabel baik, pada bulan

September 2005 maupun bulan Oktober 2005 dengan kendaraan sendiri dan

dengan bantuan jasa ekspedisi, mempunyai nilai yang sama dengan koefisien

fungsi tujuan atau nilai Unit Cost Or Profit. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

koefisien tujuan akan lebih menguntungkan secara ekonomis apabila mempunyai

nilai nol. Dengan demikian, biaya dan jumlah kendaraan yang beroperasi yang

dihasilkan akan menjadi minimum. Selain itu, dengan adanya pengurangan harga

pada setiap variabel, menunjukkan bahwa biaya dan ruang pada kendaraan masih

terlalu tinggi sehingga perlu diturunkan.

Page 64: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.3.4.2.1.1. Status Sumber Daya Pada Bulan September 2005

Pada tabel 4.27 dapat nilai dan status sumber daya pada penyelesaian masalah

pada Bulan September 2005. Pada tabel 4.27 dapat dilihat bahwa pembatas

pertama (jumlah kendaraan engkel yang beroperasi) 5239, yang berarti masih

tersisa 5239 poin kendaraan engkel yang tersisa atau menganggur .

Tabel 4.27. Status Sumber Daya pada Perhitungan Dengan Kendaraan Sendiri

Dan Dengan Bantuan Ekspedisi pada Bulan September 2005

No Left Hand Side

Right Hand Side

Slack Or Surplus Status

1 12,761.00 18,000.00 5,239.00 Melimpah 2 12,000.00 12,000.00 0 Langka 3 10,194.00 10,200.00 6.00 Melimpah 4 65,000.00 65,000.00 0 Langka 5 150,700.00 150,700.00 0 Langka 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,080.00 93,800.00 280.00 Melimpah 8 93,000.00 93,000.00 0 Langka 9 68,400.00 68,400.00 0 Langka 10 104,300.00 104,300.00 0 Langka 11 130,500.00 130,500.00 0 Langka 12 89,600.00 89,500.00 100.00 Melimpah 13 73,920.00 73,600.00 320.00 Melimpah 14 137,760.00 137,500.00 260.00 Melimpah 15 15,680.00 15,300.00 380.00 Melimpah

Jika 5239 poin tersebut dibagikan dengan 600 (pembatas 1 sampai 3

sebelumnya dikalikan 600) maka akan diperoleh 8.7 unit. 8.7 unit dapat diartikan

bahwa pada bulan September 2005 jika mobil dapat dialokasikan secara optimum,

maka akan terdapat 8 unit kendaraan engkel yang menganggur. Dengan

Page 65: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur dapat memudahkan perencanaan

trasportasi ke depan.

Nilai Slack Or Surplus pada pembatas ke 2 adalah nol ini menunjukkan bahwa

kendaraan jenis tronton memiliki status langka. Maksudnya adalah untuk ke 20

kendaraan jenis tronton akan aktif beroperasi selama sebulan penuh tanpa adanya

pengangguran.

Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan

banyaknya ruang sisa pada kendaraan. Dapat dilihat pada pembatas 4, 5, 8, 9, 10,

11 memiliki nilai slack or surplus sebesar 0, yang berarti memiliki status sumber

daya langkah. Hal ini menunjukkan untuk pembatas tersebut tidak ada ruang

kosong pada mobil sehingga mobil dapat beroperasi secara optimal.

4.3.4.2.1.2. Status Sumber Daya Pada Bulan Oktober 2005

Untuk analisa sumber daya pada bulan Oktober 2005 nilai Slack Or Surplus

dan status sumber dayanya pada ke-15 pembatasnya dapat dilihat dengan lebih

jelasnya pada tabel 4.28.

Page 66: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.28. Status Sumber Daya pada Perhitungan Dengan Kendaraan Sendiri

dan Dengan Bantuan Ekspedisi pada Bulan Oktober 2005

No Left Hand Side

Right Hand Side

Slack Or Surplus Status

1 13,876.00 18,000.00 4,124.00 Melimpah 2 11,999.00 12,000.00 1.00 Melimpah 3 10,198.00 10,200.00 2.00 Melimpah 4 68,320.00 68,000.00 320.00 Melimpah 5 153,500.00 153,500.00 0 Langkah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,300.00 94,300.00 0 Langkah 8 93,520.00 93,400.00 120.00 Melimpah 9 68,700.00 68,700.00 0 Langkah 10 105,280.00 105,000.00 280.00 Melimpah 11 131,300.00 131,300.00 0 Langkah 12 99,120.00 98,800.00 320.00 Melimpah 13 73,920.00 73,400.00 520.00 Melimpah 14 140,560.00 140,300.00 260.00 Melimpah 15 15,700.00 15,700.00 0 Langkah

Pada tabel 4.28. dapat dilihat pada pembatas ke 2 yaitu dengan nilai Slack Or

Surplus sebesar 1, walaupun statusnya berlimpah tapi jika poin tersebut dibagikan

dengan 600 menghasilkan 0,001 unit. Berarti tidak ada mobil tronton yang

menganggur.

Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan

banyaknya ruang sisa pada kendaraan. Dapat dilihat pada pembatas 5, 7, 9, 11, 15,

11 memiliki nilai slack or surplus sebesar 0, yang berarti memiliki status sumber

daya langka. Hal ini menunjukkan untuk pembatas tersebut tidak ada ruang

kosong pada mobil sehingga mobil dapat beroperasi secara optimal.

Page 67: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

4.3.5. Analisa Perbandingan Hasil Model Integer Programming Dengan

Kendaraan Sendiri dan Model Integer Programming Dengan

Kendaraan Sendiri dan Bantuan Jasa Ekspedisi

Untuk mengetahui model Integer programming yang terbaik untuk perusahaan,

maka akan dibandingkan biaya Transportasi pada pemodelan masalah dengan

kendaraan sendiri dan pemodelan masalah dengan bantuan jasa ekspedisi pada

bulan September 2005 dan Oktober 2005. Total biaya dan jumlah kendaraan yang

beroperasi dengan menggunakan Integer programming untuk kedua pemodelan

masalah dapat dilihat pada tabel 4.29.

Tabel 4.29. Perbandingan Model Integer Programming

Biaya Total September 2005 Oktober 2005

Dengan Kendaraan Sendiri Rp. 556.832.000,00 Rp. 574.324.000,00 Dengan Kendaraan Sendiri dan Ekspedisi Rp. 554.880.180,00 Rp. 570.456.240,00

Pada tabel 4.29 dapat dilihat bahwa untuk bulan September 2005 dan Oktober

2005 model yang melibatkan ekspedisi menghasilkan biaya transportasi yang

lebih kecil dibandingkan dengan model yang tidak melibatkan ekspedisi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan model Integer programming bantuan

ekspedisi lebih efisien, karena menghasilkan kombinasi kendaraan dengan biaya

yang lebih minimal dibandingkan dengan model dengan kendaraan sendiri saja..

Selain itu juga model goal programming yang kedua (dengan ekspedisi) dapat

dikatakan lebih baik karena model tersebut dapat mewakili model yang pertama

(tanpa ekspedisi). Karena jika ternyata ada permasalahan dimana tidak

menggunakan ekspedisi menghasilkan biaya yang lebih murah, maka dengan

Page 68: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

menggunakan model yang kedua (dengan ekspedisi) akan menghasilkan jawaban

yang sama dengan menggunakan model pertama (tanpa ekspedisi), hanya saja

pada variabel Xdi (banyaknya kardus yang didistribusikan dengan jasa ekspedisi

ke daerah i) menghasilkan nilai nol semua.

Walaupun dapat disimpulkan bahwa model Integer programming dengan

bantuan jasa ekspedisi lebih baik, model tersebut juga memiliki kelemahan.

Kelemahan tersebut adalah pada saat penyelesaian program WINQSB dengan

komputer akan memakan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan model

pertama (tanpa ekspedisi). Hal ini dikarenakan pada model pertama jumlah

variabelnya bertambah banyak (12 variabel) tanpa disertai adanya penambahan

batasan-batasan baru, sehingga untuk mencapai solusi yang optimal membutuhkan

jauh lebih banyak iterasi yang memakan waktu cukup lama.

4.3.6. Analisa Perbandingan Hasil dengan Model Integer Programming

Terbaik dan dengan Pendekatan “Common Sense” Perusahaan

Untuk mengetahui cara pendistribusian produk yang terbaik untuk perusahaan,

maka akan dibandingkan biaya-biaya dari Model Integer Programming terbaik

dengan pendekatan “common sense” yang biasa dilakukan oleh perusahaan.

Model Integer programming yang terbaik seperti yang telah disimpulkan pada

subbab sebelumnya adalah model Integer programming dengan bantuan jasa

ekspedisi. Perbandingan biaya dapat dilihat pada tabel 4.30.

Page 69: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

Tabel 4.30. Perbandingan Model Integer Programming

dengan Pendekatan “Common Sense”

Biaya Total September 2005 Oktober 2005

Dengan Common Sense Rp 568.294.000,00 Rp 585.330.000,00 Dengan Integer Programming Rp. 554.880.180,00 Rp. 570.456.240,00

Dari tabel 4.30. dapat dilihat bahwa untuk bulan September 2005 dan Oktober

2005 biaya transportasi dengan model Integer programming jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pendekatan “common sence”. Hal ini disebabkan karena

penggunaan kendaraan tronton dan gandeng pada pendekatan “common sense” ini

masih kurang efisien sehingga membuat biayanya semakin membesar.

Selain dari perbandingan harga, masih banyak keunggulan menggunakan

Integer programming dibandingkan dengan menggunakan pendekatan “common

sense”. Adapun beberapa keunggulan menggunakan model integer programming

dibandingkan dengan pendekatan “common sense" adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan model integer programming lebih tepat karena model tersebut

akan mengkombinasi kendaraan yang meminimasi biaya secara otomatis

sehingga dapat mengurangi human error.

2. Waktu yang digunakan untuk mencari kombinasi kendaraan sangat singkat

dibandingkan dengan perhitungan manual. Karena perhitungan dilakukan

oleh komputer dengan software WINQSB sehingga operator tinggal

menunggu komputer yang mengolah dan hasil perhitungan akan segera

muncul.

Page 70: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2006-2-01079-TI-bab 4.pdf · Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT

3. Cara pengerjaan dengan model integer programming juga sangat mudah

karena dari model yang ada operator hanya tinggal mengubah permintaan dari

setiap daerah distributornya saja, sehingga tidak memerlukan keahlian

tertentu.

4. Dengan mengetahui nilai slack or surplus pada model integer programming

dapat mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur secara tepat (tidak

dengan perkiraan), sehingga dapat memudahkan estimasi pada bulan berikut.