bab iv hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2006-2-01079-ti-bab...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan
Sampai sekarang ini PT. Jakarana Tama telah memproduksi 7 jenis produk
GAGA mie 100. Ketujuh jenis ini dibedakan berdasarkan rasanya. Rasa dari
ketujuh jenis mie dibedakan berdasarkan bumbunya. Jenis-jenis produk GAGA
mie 100 dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jenis-Jenis Produk GAGA 100
No Jenis Produk Singkatan 1 Gaga mie 100 rasa Ayam Bawang GCAB 2 Gaga mie 100 rasa Soto Mie GCST 3 Gaga mie 100 rasa Kaldu Ayam GCKA 4 Gaga mie 100 rasa Sop Buntut GCSBB 5 Gaga mie 100 Goreng Spesial GCGS 6 Gaga mie 100 Goreng GCGEP 7 Gaga mie 100 Goreng Surabaya GCGSBY
Ketujuh jenis produk tersebut akan dikemas ke dalam kardus sebelum proses
pendistribusian dilakukan. Karena ketujuh jenis produk tersebut hanya dibedakan
berdasarkan bumbunya, maka kardusnya pun mempunyai ukuran yang hampir
sama. Perbedaan hanya terdapat pada GAGA mie goreng, karena pada mie goreng
terdapat minyak dan kecap yang dikemas selain dari bumbunya. Ukuran kardus
dari ketujuh jenis produk dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Ukuran Kardus Produk GAGA 100
Ukuran Karton (Meter) No Produk
Panjang Lebar Tinggi Volume
(M3)
1 GCCB 0,325 0,235 0,25 0,0191 2 GCST 0,325 0,235 0,25 0,0191 3 GCKA 0,325 0,235 0,25 0,0191 4 GCSBB 0,325 0,235 0,25 0,0191 5 GCGS 0,35 0,235 0,245 0,0202 6 GCGEP 0,35 0,235 0,245 0,0202 7 GCGSBY 0,35 0,235 0,245 0,0202
4.1.2. Data Kendaraan Perusahaan
Perusahaan mempunyai 67 kendaraan yang terdiri dari 3 jenis. Ketiga jenis
kendaraan adalah sebagai berikut :
1. Mitsubishi Colt Diesel 100 ps 6 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai
Engkel) yang berjumlah 30 buah.
2. Fuso 900, 10 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai Tronton) yang
berjumlah 20 buah.
3. Mitsubishi Colt Diesel 200 ps 14 roda (yang selanjutnya akan disebut sebagai
Gandeng) yang berjumlah 17 buah.
Total 67 kendaraan ini merupakan hak milik PT. Jakarana Tama sepenuhnya .
Kendaraan-kendaraan tersebut beroperasi dari pabrik yang terletak di Ciawi.
Adapun data-data yang lebih spesifik mengenai ketiga jenis kendaraan-kendaraan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data-data Kendaraan PT Jakarana Tama
Ukuran bak (Meter) No Jenis Kuantitas Daya Angkut (Kg) Panjang Lebar Tinggi
Volume (M3)
1 Engkel 16 4280 5,2 2,35 2 24,44 2 Tronton 10 5100 5,85 2,5 2,5 36,56 3 Gandeng 8 9160 2 x 5,2 2 x 2,35 2 x 2 2 x 24,44
4.1.3. Kebijaksanaan Perusahaan Dalam Pendistribusian Produk
PT. Jakarana Tama memiliki beberapa kebijaksanaan dalam melakukan
pendistribusian produk. Kebijaksanaan ini dilakukan untuk memperlancar proses
pendistribusian perusahaan. Adapun kebijasanaan-kebijaksanaan tersebut adalah:
• Biaya transportasi / pengiriman kepada para distributor ditanggung oleh pihak
perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
keseragaman harga antar tiap distributor.
• Barang yang rusak dalam perjalanan dapat dikembalikan sesuai dengan
perjanjian yang telah dibuat oleh pihak perusahaan dengan distributor.
• Produk akan sampai pada tempat tujuan dengan waktu maksimum 3 x 24 jam
dihitung dari waktu pemesanan ditambah waktu operasi perjalanan.
4.1.4. Data Permintaan Distributor
Hasil dari produksi GAGA 100 akan didistribusikan ke agen distributor. PT.
Jakarana Tama memiliki distributor tunggal, yaitu Wicaksana Group yang
memiliki 11 cabang di Pulau Jawa dan 1 cabang di Pulau Bali. Adapun data
permintaan pada bulan Sepember 2005 dapat dilihat pada tabel 4.4. dan data
permintaan pada bulan Oktober 2005 pada table 4.5.
Tabel 4.4. Permintaan Distributor Bulan September 2005
Permintaan GAGA 100 (kardus) No Area
GCAB GCST GCKA GCSBB GCGS GCGEP GCGSBY Total
(kardus)1 Ancol 20000 20000 - - 20000 5000 - 65000 2 Bintaro 36500 45400 - - 42700 24500 1600 1507003 Bogor 18400 14300 - - 10400 6400 800 50300 4 Bekasi 30600 30600 - - 19100 12500 1000 93800 5 Bandung 45000 20000 - - 15000 10000 3000 93000 6 Cirebon 39000 13000 - - 8000 7500 900 68400 7 Semarang 52000 26000 - - 11100 11200 4000 1043008 Yogya 68000 38000 - - 8500 8500 7500 1305009 Solo 24000 18500 - - 19000 12000 16000 89500 10 Malang 9600 16000 - - 20000 16000 12000 73600 11 Surabaya 7500 20000 - - 50000 25000 35000 13750012 Denpasar 2500 3500 - 600 3700 4000 1000 15300
Tabel 4.5. Permintaan Distributor Bulan Oktober 2005
Permintaan GAGA 100 (kardus) No Area
GCAB GCST GCKA GCSBB GCGS GCGEP GCGSBY Total
(kardus)1 Ancol 20500 20500 500 500 20000 5000 1000 68000 2 Bintaro 37000 45500 500 500 43000 25000 2000 1535003 Bogor 18400 14300 - - 10400 6400 800 50300 4 Bekasi 30600 30600 300 200 19100 12500 1000 94300 5 Bandung 45000 20000 100 100 15000 10000 3200 93400 6 Cirebon 39200 13000 - - 8000 7500 1000 68700 7 Semarang 52300 26300 100 - 11100 11200 4000 1050008 Yogya 68500 38000 - - 8500 8500 7800 1313009 Solo 24300 28500 - - 19000 11000 16000 98800 10 Malang 9400 16000 - - 20000 16000 12000 73400 11 Surabaya 7500 20300 - - 51000 25000 36500 14030012 Denpasar 2600 3580 - 620 3790 4030 1080 15700
4.1.5. Aktivitas Antar
Aktivitas pengiriman dari gudang harus melalui beberapa prosedur dan
aturan yang ada. Hal ini dilakukan untuk memperlancar proses pendistribusian.
Selain itu aturan dilakukan untuk menghindari adanya barang-barang yang hilang
atau pengiriman barang yang tidak sesuai dengan permintaan. Aktivitas antar PT.
Jakarana Tama dapat dilihat pada diagram aktivitas antar pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Antar PT. Jakarana Tama
DELIVERY ORDER SEMENTARA Delivery Order Sementara (DOS) sesuai dengan permintaan
DELIVERY ORDER (DO) Perintah kepada gudang barang jadi (GBJ) untuk
menyerahkan produk sesuai dengan DO
SURAT PENYERAHAN BARANG (SPB) Surat mengenai keterangan barang yang dikeluarkan dari GBJ untuk
diantarkan ke agen distributor.
KONFIRMASI DOS
PENELAAHAN & PENYESUAIAN DOS Berdasarkan kemampuan produksi dan permintaan
SURAT JALAN Surat pengiriman produk sesuai dengan DO yang telah
dikonfirmasi dan sesuai dengan laporan dari bagian persediaan
• Delivery order sementara (DOS).
Setelah di dapat permintaan dari tiap daerah, maka dibuat DOS ini.
• Penelaahan dan Penyesuaian.
Di bagian ini permintaan disesuaikan dengan bagian atau divisi produksi
apakah kemampuan dari bagian produksi mampu memenuhi permintaan
produk sesuai permintaan.
• Konfirmasi DOS.
Konfirmasi dilakukan oleh pihak divisi produksi ke divisi pesan-antar, bila
tidak dapat memenuhi divisi pesan-antar akan menghubungi distributor
daerah yang tidak dapat terpenuhi permintaannya tersebut.
• Delivery Order (DO).
Setelah dikonfirmasi, divisi pesan-antar memberi konfirmasi kepada
bagian gudang barang jadi untuk menyiapkan produk sesuai DO.
• Surat penyerahan barang.
Surat mengenai keterangan barang yang dikeluarkan dari GBJ untuk
diantarkan ke agen distributor.
• Surat jalan.
Surat pengiriman produk sesuai dengan DO yang telah dikonfirmasi dan
sesuai dengan laporan dari bagian persediaan, yang selanjutnya diserahkan
ke divisi pesan-antar yang diberikan kepada yang mengantarkan pesanan
tersebut (kenek/asisten supir).
4.1.6. Data-data Biaya Operasi Perusahaan
Biaya transportasi pada PT. Jakarana Tama dapat dibagi menjadi 2, yaitu
biaya tetap dan biaya variabel. Adapun yang termasuk biaya tetap dalam bidang
transportasi PT. Jakarana Tama adalah:
• Biaya tetap
Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah pengeluaran tidak berubah-ubah
(tidak dipengaruhi faktor-faktor lain) yang dikeluarkan oleh perusahaan tiap
bulannya. Biaya tetap dalam transportasi pada PT. Jakarana Tama adalah gaji
supir dan kenek. Gaji pokok supir berkisar antara Rp. 800.000,00/bulan – Rp.
1.200.000,00/bulan. Sedangkan gaji pokok kenek berkisar antara Rp.
600.000,00/bulan.
• Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah ubah sesuai dengan faktor-
faktor (variabel) tertentu. Biaya variabel dalam transportasi pada PT. Jakarana
Tama adalah sebagai berikut:
1. Uang makan dan uang jalan
Untuk uang makan di perjalanan serta uang jalan, supir dan kenek
menerima uang tersendiri yang telah dipersiapkan oleh perusahaan sesuai
dengan jauhnya perjalanan yang akan ditempuh.
2. biaya maintenence / perawatan kendaraan
Biaya maintenence / perawatan kendaraan meliputi biaya penggantian ban
kendaraan, kampas rem, ganti oli, dan ganti filter. Keterangan Biaya
maintenance untuk kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Keterangan Biaya Maintenance Kendaraan
Biaya per satuan Jumlah Dipakai Perawatan
Batas Jarak untuk
pergantian (Km) Engkel Tronton Gandeng Engkel Tronton Gandeng
Oli mesin 3500 Rp 30.000/ltr Rp 30.000/ltr Rp 30.000/ltr 5 ltr 7 ltr 10 ltr Oli gardan & Perseneling 1400 Rp 21.000/ltr Rp 21.000/ltr Rp 21.000/ltr 4 ltr 5 ltr 5 ltr Filter udara 7000 Rp 60.000/unit Rp 75.000/unit Rp 75.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit Filter oli 7000 Rp 60.000/unit Rp 70.000/unit Rp 85.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit Ban 80,000 Rp 280.000/unit Rp 320.000/unit Rp 370.000/unit 6 unit 10 unit 14 unit Kampas rem 80,000 Rp 250.000/unit Rp 250.000/unit Rp 250.000/unit 1 unit 1 unit 1 unit
Untuk pergantian ban pada ketiga jenis mobil tersebut berbeda harganya karena ketiga kendaraan tersebut menggunakan jenis ban
yang berbeda. Untuk jenis engkel menggunakan ban dengan radius 700, untuk jenis tronton menggunakan ban dengan radius 900,
dan untuk jenis gandeng menggunakan ban dengan radius 1000.
3. Biaya bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan adalah solar. Untuk
kendaraan engkel, perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan
banyaknya solar yang digunakan adalah 1:12 yang berarti 1 liter solar
dapat digunakan untuk menempuh 12 km. Harga 1 liter solar adalah Rp.
4.300,00. Maka, biaya bahan bakar yang dikeluarkan untuk menempuh 1
km dengan kendaraan engkel adalah Rp. 4.300,00 : 12 = Rp. 358,33 / km.
Untuk kendaraan tronton, perbandingan antara jarak yang ditempuh
dengan banyaknya solar yang digunakan adalah 1:10 yang berarti 1 liter
solar dapat digunakan untuk menempuh 10 km. Harga solar adalah Rp.
4.300,00/liter. Maka, biaya solar yang dikeluarkan untuk menempuh 1 km
dengan kendaraan tronton adalah Rp. 4.300,00 : 10 = Rp. 430,00 / km.
Untuk kendaraan gandeng, perbandingan antara jarak yang ditempuh
dengan banyaknya solar yang digunakan adalah 1:6 yang berarti 1 liter
solar dapat digunakan untuk menempuh 6 km. Harga solar adalah Rp.
4.300,00/liter. Maka, biaya solar yang dikeluarkan untuk menempuh 1 km
dengan kendaraan jenis gandeng adalah Rp. 4.300,00 : 6 = Rp. 716,67 / km.
4. Biaya tol
Biaya ini tergantung dari ke daerah mana pengiriman dilakukan.
5. Biaya lain-lain
Yang termasuk biaya lain-lain diantaranya adalah pungutan liar, uang
parkir, dan lain-lain. Khusus untuk perjalanan ke Denpasar, terdapat pula
biaya penyeberangan dengan feri yang dimasukan dalam biaya lain-lain.
4.1.7. Data Waktu Operasi Perjalanan
Waktu Operasi perjalanan berbeda untuk ke-12 daerah tujuan. Lamanya
perjalanan tergantung jauhnya perjalanan yang ditempuh. Termasuk juga:
• Waktu yang diperlukan kendaraan untuk muat barang di pabrik.
• Waktu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan pulang pergi ke distributor.
• Waktu yang diperlukan untuk bongkar barang di gudang distributor.
• Waktu istirahat supir dan kenek.
Jadi waktu operasi yang dimaksud adalah waktu yang diperlukan suatu trip
untuk dapat melanjutkan ke operasi selanjutnya atau trip selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya waktu operasi menuju ke-12 areal tujuan dapat dilihat
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Tabel Waktu Operasi Kendaraan
No Tujuan Waktu Operasi
1 Ancol 0,5 Hari 2 Bintaro 0,5 Hari 3 Bogor 0,5 Hari 4 Bekasi 0,5 Hari 5 Bandung 1 Hari 6 Cirebon 2 Hari 7 Semarang 3 Hari 8 Yogya 3 Hari 9 Solo 3 Hari 10 Malang 4 Hari 11 Surabaya 4 Hari 12 Denpasar 5 Hari
4.1.8. Data Pendistribusian Perusahaan
Pendistribusian pada PT Jakarana Tama dilakukan dengan tiga jenis kendaraan,
yaitu jenis engkel, gandeng, dan tronton. Ketiga jenis mobil ini total berjumlah 67
buah. Pendistribusian ini menggunakan metode heuristik. Untuk lebih jelasnya
pendistribusian perusahaan dengan metode heuristik pada bulan September 2005
dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Pendistribusian perusahaan pada bulan September 2005
Jenis Kendaraan No Tujuan
Engkel Tronton Gandeng 1 Ancol 59 0 0 2 Bintaro 125 0 5 3 Bogor 45 0 0 4 Bekasi 84 0 0 5 Bandung 82 1 0 6 Cirebon 60 1 0 7 Semarang 50 29 0 8 Yogya 0 78 0 9 Solo 2 52 0 10 Malang 2 0 32 11 Surabaya 1 0 64 12 Denpasar 0 0 7
Prinsip dasar dari metode heuristik yang diterapkan oleh perusahaan,
adalah bahwa untuk pengantaran ke agen tujuan yang dianggap dekat maka
pendistribusian dilakukan dengan kendaraan engkel, sedangkan untuk
pengantaran ke agen tujuan yang dianggap agak jauh pendistribusian dilakukan
dengan kendaraan tronton, dan untuk tujuan yang jauh dilakukan dengan
kendaraan gandeng. Hal ini dilakukan untuk meminimasi jumlah perjalanan ke
daerah tujuan yang jauh, karena memakan waktu perjalanan yang lama.
Pendistribusian yang dilakukan perusahaan dengan metode heuristik pada bulan
Oktober 2005 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Pendistribusian perusahaan pada bulan Oktober 2005
Jenis Kendaraan No Tujuan
Engkel Tronton Gandeng 1 Ancol 61 0 0 2 Bintaro 138 0 0 3 Bogor 45 0 0 4 Bekasi 85 0 0 5 Bandung 84 0 0 6 Cirebon 62 0 0 7 Semarang 63 21 0 8 Yogya 0 77 1 9 Solo 0 59 0 10 Malang 2 0 32 11 Surabaya 0 1 62 12 Denpasar 1 1 6
4.1.9. Data-data Ekspedisi
Dalam keadaan tertentu, perusahaan menggunakan jasa ekspedisi untuk
mengirimkan produknya ke distributor-distributor di Pulau Jawa dan Bali.
Biasanya perusahaan menggunakan jasa ekspedisi apabila produk yang
dikirimkan ke distributor tidak penuh dalam satu mobil atau tidak ada kendaraan
yang tersedia untuk mengirimkan produk. Adapun data-data mengenai ekspedisi
yang digunakan beserta harganya untuk setiap daerah pengiriman dapat dilihat
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Data-Data Ekspedisi
4.2. Pembahasan.
4.2.1. Perhitungan Kapasitas Maksimal Kendaraan
Perhitungan kapasitas maksimum kendaraan dihitung berdasarkan table ukuran
kardus pada table 4.2 dan table ukuran kendaraan pada table 4.3.
Cara perhitungan adalah dengan membagikan ukuran kendaraan dengan ukuran
kardus. ada 2 cara peletakkan kardus yang dimungkinkan, yaitu dengan mendatar
dan menyamping. Perhitungan kapasitas maksimum dengan cara mendatar yaitu
dengan membagi panjang kendaraan dengan panjang kardus dan lebar kendaraan
dengan lebar kardus. Sedangkan dengan cara menyamping perhitungan kapasitas
maksimum dengan membagikan panjang kendaraan dengan lebar kardus dan lebar
kendaraan dengan lebar kardus.
No Tujuan Ekspedisi Harga per m3
1 Ancol Mandala Rp 14.000 2 Bintaro Mandala Rp 14.000 3 Bogor Mandala Rp 14.000 4 Bekasi Mandala Rp 14.000 5 Bandung Mandala Rp 21.000 6 Cirebon Mandala Rp 35.000 7 Semarang Mandala Rp 84.000 8 Yogya Mandala Rp 84.000 9 Solo Mandala Rp 84.000 10 Malang Mandala Rp 140.000 11 Surabaya Mandala Rp 150.000 12 Denpasar Mandala Rp 280.000
• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan engkel
Ukuran kardus = 0,0202 m3, dengan ukuran (0,35 x 0,235 x 0,245) m3.
Ukuran kendaraan engkel = (5,2 x 2,35 x 2) m3.
Cara I :
Panjang bak : panjang kardus = 5,2 : 0,35 = 14,857 dibulatkan menjadi 14
Lebar bak : lebar kardus = 2,35 : 0,235 = 10
Tinggi bak : tinggi kardus = 2,00 : 0,245 = 8,1632 dibulatkan menjasi 8
Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara I = 14 x 10 x 8 = 1120
Cara II :
Panjang bak : lebar kardus = 5,2 : 0,235 = 22,127 dibulatkan menjadi 22
Lebar bak : panjang kardus = 2,35 : 0,35 = 6,7142 dibulatkan menjadi 6
Tinggi bak : tinggi kardus = 2,00 : 0,245 = 8,1632 dibulatkan menjasi 8
Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara II = 22 x 6 x 8 = 1056
Dengan cara I jumlah kardus yang dapat dimuat lebih banyak, sehingga
diperoleh kapasitas maksimum untuk kendaraan engkel adalah 1120 kardus.
• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan tronton
Ukuran kardus = 0,0202 m3, dengan ukuran (0,35 x 0,235 x 0,245) m3.
Ukuran kendaraan tronton = (5,85 x 2,5 x 2,5) m3.
Cara I :
Panjang bak : panjang kardus = 5,85 : 0,35 = 16,714 dibulatkan menjadi 16
Lebar bak : lebar kardus = 2,5 : 0,235 = 10,638 dibulatkan menjadi 10
Tinggi bak : tinggi kardus = 2,5 : 0,245 = 10,204 dibulatkan menjasi 10
Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara I = 16 x 10 x 10 = 1600
Cara II :
Panjang bak : lebar kardus = 5,85 : 0,235 = 24,893 dibulatkan menjadi 24
Lebar bak : panjang kardus = 2,5 : 0,35 = 7,1428 dibulatkan menjadi 7
Tinggi bak : tinggi kardus = 2,5 : 0,245 = 10,204 dibulatkan menjasi 10
Banyaknya kardus yang dapat dumuat dengan cara II = 24 x 7 x 10 = 1680
Dengan cara II jumlah kardus yang dapat dimuat lebih banyak, sehingga
diperoleh kapasitas maksimum untuk kendaraan tronton adalah 1680 kardus.
• Perhitungan kapasitas maksimal pada kendaraan gandeng
Perhitungan kapasitas maksimum pada kendaraan gandeng adalah kapasitas
maksimum pada kendaraan engkel dikalikan 2, karena ukuran bak pada
kendaraan gandeng sama dengan kendaraan engkel hanya saja pada kendaraan
gandeng terdapat 2 bak
2 x 1120 kardus = 2240 kardus.
Untuk lebih jelasnya kapasitas maksimum untuk ketiga jenis kendaraan
tersebut dapat dilihat pada table 4.11.
Tabel 4.11 Kapasitas Maksimum Kendaraan
Ukuran Bak (m) Jenis Kendaraan Panjang Lebar Tinggi
Kapasitas maksimum (Kardus)
Engkel 5,2 2,35 2 1120 Tronton 5,85 2,5 2,5 1680 Gandeng 2 x 5,2 2 x 2,35 2 x 2 2240
4.2.2. Perhitungan Biaya Total 1 Trip
Yang dimaksud biaya total 1 trip adalah biaya total yang dikeluarkan untuk 1
kali perjalanan pulang pergi kendaraan. Pada pehitungannya biaya perjalanan
untuk pergi maupun pulang dianggap sama. Jadi perhitungan biaya total 1 trip
diperoleh dengan menghitung dahulu biaya total satu kali perjalanannya (one way
trip). Setelah itu karena biaya pulang pergi dianggap sama maka dapat diperoleh
biaya total 1 trip dengan mengkali duakan biaya satu kali perjalanan.
Biaya 1 trip untuk kendaraan engkel, gandengan maupun tronton adalah
berbeda. Hal ini dikarenakan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah adanya
perbedaan perbandingan antara jarak tempuh dan solar yang digunakan. Faktor
kedua adalah karena adanya perbedaan biaya maintenance antara ketiga jenis
kendaraan tersebut yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Sedangkan untuk biaya tol,
uang jalan, uang makan, dan biaya lain-lain untuk setiap jenis kendaraan adalah
sama. Untuk biaya tol, uang makan, uang jalan dan biaya lain-lain besarnya tidak
tergantung pada jenis kendaraannya, tetapi tergantung dari jauhnya perjalanan
yang ditempuh.
Perhitungan biaya 1 trip secara terperinci adalah sebagai berikut
• Pabrik (Ciawi) ke Ancol
Jarak yang ditempuh = 80 km
Kendaraan tipe engkel
Solar diperlukan = 80 km / 12 = 6,667 liter ≈ 7 liter
Biaya perjalanan Biaya BBM 7 ltr x Rp.4.300,00 = Rp. 30.100,00
Biaya tol = Rp. 9.000,00
Uang jalan = Rp. 30.000,00
Uang makan = Rp. 8.000,00
Biaya lain-lain = Rp. 8.000,00
Total biaya perjalanan = Rp. 85.100,00
Perawatan
Oli mesin 80/3500 x 5L x Rp.30.000 = Rp. 3.429,00
Oli gdn & persneling 80/1400 x 4L x Rp.21.000 = Rp 4.800,00
Filter udara 80/7000 x Rp 60.000 = Rp. 686,00
Filter oli 80/7000 x Rp.60.000 = Rp. 686,00
Ganti ban 80/80000 x Rp. 280.000 x 6 = Rp. 1.680,00
Ganti kampas rem 80/80000 x Rp. 250.000 = Rp. 250,00
Total biaya perawatan = Rp. 11.530,00
Biaya total = Rp. 96.630,00 Pembulatan (ribuan) = Rp. 97.000,00
BIAYA TOTAL 1 TRIP = 2 x Rp 64.000,00 = = Rp 194.000,00
Dengan cara tersebut akan dihitung satu per satu biaya 1 trip untuk ketiga jenis
kendaraan tersebut ke 12 daerah tujuan.
Adapun perhitungan biaya 1 trip yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
secara keseluruhan untuk ketiga tipe kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.12 –
tabel 4.20.
Tabel 4.12. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Engkel
No Tujuan Jarak (Km)
Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang
Makan Biaya
Lain-lain Total Biaya Perjalanan
1 Ancol 80 7 Rp 30,100 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 85,100 2 Bintaro 75 7 Rp 30,100 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 85,100 3 Bogor 40 4 Rp 17,200 Rp 2,500 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 65,700 4 Bekasi 95 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 30,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 89,400 5 Bandung 140 12 Rp 51,600 Rp - Rp 50,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 123,600 6 Cirebon 300 25 Rp 107,500 Rp 15,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 217,500 7 Semarang 550 46 Rp 197,800 Rp 20,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 407,800 8 Yogya 545 46 Rp 197,800 Rp 6,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 393,800 9 Solo 600 50 Rp 215,000 Rp 6,000 Rp 120,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 411,000 10 Malang 920 77 Rp 331,100 Rp 8,000 Rp 160,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 584,100 11 Surabaya 910 76 Rp 326,800 Rp 24,000 Rp 170,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 615,800 12 Denpasar 1370 115 Rp 494,500 Rp 32,000 Rp 200,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,156,500
Pada table 4.12 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan engkel pada ke 12 daerah tujuan. Biaya perjalanan
tersebut mencakup biaya solar, biaya tol, uang jalan, uang makan, dan biaya lain-lainnya. Untuk perjalanan ke Denpasar biaya lain-
lain tersebut mencakup biaya perjalanan mengunakan feri.
Tabel 4.13. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Engkel
No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan
PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas
Rem Biaya Total Perawatan
1 Ancol 80 Rp 3,429 Rp 4,800 Rp 686 Rp 686 Rp 1,680 Rp 250 Rp 11,530 2 Bintaro 75 Rp 3,214 Rp 4,500 Rp 643 Rp 643 Rp 1,575 Rp 234 Rp 10,809 3 Bogor 40 Rp 1,714 Rp 2,400 Rp 343 Rp 343 Rp 840 Rp 125 Rp 5,765 4 Bekasi 95 Rp 4,071 Rp 5,700 Rp 814 Rp 814 Rp 1,995 Rp 297 Rp 13,692 5 Bandung 140 Rp 6,000 Rp 8,400 Rp 1,200 Rp 1,200 Rp 2,940 Rp 438 Rp 20,178 6 Cirebon 300 Rp 12,857 Rp 18,000 Rp 2,571 Rp 2,571 Rp 6,300 Rp 938 Rp 43,238 7 Semarang 550 Rp 23,571 Rp 33,000 Rp 4,714 Rp 4,714 Rp 11,550 Rp 1,719 Rp 79,269 8 Yogya 545 Rp 23,357 Rp 32,700 Rp 4,671 Rp 4,671 Rp 11,445 Rp 1,703 Rp 78,548 9 Solo 600 Rp 25,714 Rp 36,000 Rp 5,143 Rp 5,143 Rp 12,600 Rp 1,875 Rp 86,475 10 Malang 920 Rp 39,429 Rp 55,200 Rp 7,886 Rp 7,886 Rp 19,320 Rp 2,875 Rp 132,595 11 Surabaya 910 Rp 39,000 Rp 54,600 Rp 7,800 Rp 7,800 Rp 19,110 Rp 2,844 Rp 131,154 12 Denpasar 1370 Rp 58,714 Rp 82,200 Rp 11,743 Rp 11,743 Rp 28,770 Rp 4,281 Rp 197,451
Pada table 4.13 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan engkel pada ke 12 daerah tujuan. Biaya
maintenance tersebut mencakup Oli mesin, oli garden, filter udara, filter oli, ban, dan kampas rem. Perhitungan tersebut didapatkan
dari perbandingan jarak tujuan tiap daerah dengan keperluan maintenance yang terdapat pada table 4.6.
Tabel 4.14. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Engkel
No Tujuan Total Biaya Perjalanan
Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan
(Ribuan) BIAYA
TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 85,100 Rp 11,530 Rp 96,630 Rp 97,000 Rp 194,000 2 Bintaro Rp 85,100 Rp 10,809 Rp 95,909 Rp 96,000 Rp 192,000 3 Bogor Rp 65,700 Rp 5,765 Rp 71,465 Rp 72,000 Rp 144,000 4 Bekasi Rp 89,400 Rp 13,692 Rp 103,092 Rp 104,000 Rp 208,000 5 Bandung Rp 123,600 Rp 20,178 Rp 143,778 Rp 144,000 Rp 288,000 6 Cirebon Rp 217,500 Rp 43,238 Rp 260,738 Rp 261,000 Rp 522,000 7 Semarang Rp 407,800 Rp 79,269 Rp 487,069 Rp 488,000 Rp 976,000 8 Yogya Rp 393,800 Rp 78,548 Rp 472,348 Rp 473,000 Rp 946,000 9 Solo Rp 411,000 Rp 86,475 Rp 497,475 Rp 498,000 Rp 996,000 10 Malang Rp 584,100 Rp 132,595 Rp 716,695 Rp 717,000 Rp 1,434,000 11 Surabaya Rp 615,800 Rp 131,154 Rp 746,954 Rp 747,000 Rp 1,494,000 12 Denpasar Rp 1,156,500 Rp 197,451 Rp 1,353,951 Rp 1,354,000 Rp 2,708,000
Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan engkel pada table 4.12 dan biaya maintenance untuk kendaraan engkel pada
table 4.13 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali
perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.14.
Tabel 4.15. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Tronton
No Tujuan Jarak (Km)
Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang
Makan Biaya
Lain-lain Total Biaya Perjalanan
1 Ancol 80 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 84,400 2 Bintaro 75 8 Rp 34,400 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 84,400 3 Bogor 40 4 Rp 17,200 Rp 2,500 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 60,700 4 Bekasi 95 10 Rp 43,000 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 93,000 5 Bandung 140 14 Rp 60,200 Rp - Rp 40,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 122,200 6 Cirebon 300 30 Rp 129,000 Rp 15,000 Rp 50,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 229,000 7 Semarang 550 55 Rp 236,500 Rp 20,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 426,500 8 Yogya 545 55 Rp 236,500 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 412,500 9 Solo 600 60 Rp 258,000 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 434,000 10 Malang 920 92 Rp 395,600 Rp 8,000 Rp 140,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 628,600 11 Surabaya 910 91 Rp 391,300 Rp 24,000 Rp 150,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 660,300 12 Denpasar 1370 137 Rp 589,100 Rp 32,000 Rp 170,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,221,100
Pada table 4.15 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan tronton pada ke 12 daerah tujuan. Untuk biaya tol,
uang jalan, uang makan dan biaya lain-lain pada kendaraan tronton adalah sama dengan pada kendaraan engkel. Jadi perbedaannya
hanya terletak pada biaya BBM saja, karena perbandingan solar terhadap jarak pada kendaraan tronton adalah 1 : 10.
Tabel 4.16. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Tronton
No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan
PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas
Rem Biaya Total Perawatan
1 Ancol 80 Rp 3,840 Rp 4,857 Rp 629 Rp 686 Rp 3,000 Rp 200 Rp 13,211 2 Bintaro 75 Rp 3,600 Rp 4,554 Rp 589 Rp 643 Rp 2,813 Rp 188 Rp 12,386 3 Bogor 40 Rp 1,920 Rp 2,429 Rp 314 Rp 343 Rp 1,500 Rp 100 Rp 6,606 4 Bekasi 95 Rp 4,560 Rp 5,768 Rp 746 Rp 814 Rp 3,563 Rp 238 Rp 15,689 5 Bandung 140 Rp 6,720 Rp 8,500 Rp 1,100 Rp 1,200 Rp 5,250 Rp 350 Rp 23,120 6 Cirebon 300 Rp 14,400 Rp 18,214 Rp 2,357 Rp 2,571 Rp 11,250 Rp 750 Rp 49,543 7 Semarang 550 Rp 26,400 Rp 33,393 Rp 4,321 Rp 4,714 Rp 20,625 Rp 1,375 Rp 90,829 8 Yogya 545 Rp 26,160 Rp 33,089 Rp 4,282 Rp 4,671 Rp 20,438 Rp 1,363 Rp 90,003 9 Solo 600 Rp 28,800 Rp 36,429 Rp 4,714 Rp 5,143 Rp 22,500 Rp 1,500 Rp 99,086 10 Malang 920 Rp 44,160 Rp 55,857 Rp 7,229 Rp 7,886 Rp 34,500 Rp 2,300 Rp 151,931 11 Surabaya 910 Rp 43,680 Rp 55,250 Rp 7,150 Rp 7,800 Rp 34,125 Rp 2,275 Rp 150,280 12 Denpasar 1370 Rp 65,760 Rp 83,179 Rp 10,764 Rp 11,743 Rp 51,375 Rp 3,425 Rp 226,246
Pada table 4.16 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan tronton pada ke 12 daerah tujuan. Untuk kampas
rem pada ketiga kendaraan sama, karena harganya sama dan keperluannya sama. Sedangkan untuk oli mesin dan oli gardan pada
kendaraan tronton lebih mahal dari kendaraan engkel, karena jumlah pemakaiannya lebih banyak dari kendaraan engkel.
Tabel 4.17. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Tronton
No Tujuan Total Biaya Perjalanan
Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan
(Ribuan) BIAYA
TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 84,400 Rp 13,211 Rp 97,611 Rp 98,000 Rp 196,000 2 Bintaro Rp 84,400 Rp 12,386 Rp 96,786 Rp 97,000 Rp 194,000 3 Bogor Rp 60,700 Rp 6,606 Rp 67,306 Rp 68,000 Rp 136,000 4 Bekasi Rp 93,000 Rp 15,689 Rp 108,689 Rp 109,000 Rp 218,000 5 Bandung Rp 122,200 Rp 23,120 Rp 145,320 Rp 146,000 Rp 292,000 6 Cirebon Rp 229,000 Rp 49,543 Rp 278,543 Rp 279,000 Rp 558,000 7 Semarang Rp 426,500 Rp 90,829 Rp 517,329 Rp 518,000 Rp 1,036,000 8 Yogya Rp 412,500 Rp 90,003 Rp 502,503 Rp 503,000 Rp 1,006,000 9 Solo Rp 434,000 Rp 99,086 Rp 533,086 Rp 534,000 Rp 1,068,000 10 Malang Rp 628,600 Rp 151,931 Rp 780,531 Rp 781,000 Rp 1,562,000 11 Surabaya Rp 660,300 Rp 150,280 Rp 810,580 Rp 811,000 Rp 1,622,000 12 Denpasar Rp 1,221,100 Rp 226,246 Rp 1,447,346 Rp 1,448,000 Rp 2,896,000
Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan tronton pada table 4.15 dan biaya maintenance untuk kendaraan tronton pada
table 4.16 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali
perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.17.
Tabel 4.18. Biaya Perjalanan untuk Kendaraan Jenis Gandeng
No Tujuan Jarak (Km)
Solar (liter) Biaya BBM Biaya Tol Uang Jalan Uang
Makan Biaya
Lain-lain Total Biaya Perjalanan
1 Ancol 80 14 Rp 60,200 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 110,200 2 Bintaro 75 13 Rp 55,900 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 105,900 3 Bogor 40 7 Rp 30,100 Rp 2,500 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 73,600 4 Bekasi 95 16 Rp 68,800 Rp 9,000 Rp 25,000 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 118,800 5 Bandung 140 24 Rp 103,200 Rp - Rp 40,000 Rp 12,000 Rp 10,000 Rp 165,200 6 Cirebon 300 50 Rp 215,000 Rp 15,000 Rp 50,000 Rp 25,000 Rp 10,000 Rp 315,000 7 Semarang 550 92 Rp 395,600 Rp 20,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 585,600 8 Yogya 545 91 Rp 391,300 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 567,300 9 Solo 600 100 Rp 430,000 Rp 6,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 20,000 Rp 606,000 10 Malang 920 154 Rp 662,200 Rp 8,000 Rp 140,000 Rp 60,000 Rp 25,000 Rp 895,200 11 Surabaya 910 152 Rp 653,600 Rp 24,000 Rp 150,000 Rp 70,000 Rp 25,000 Rp 922,600 12 Denpasar 1370 229 Rp 984,700 Rp 32,000 Rp 170,000 Rp 80,000 Rp 350,000 Rp 1,616,700
Pada table 4.18 dapat dilihat biaya perjalanan dengan menggunakan kendaraan gandeng pada ke 12 daerah tujuan. Dapat dilihat
bahwa biaya BBM pada kendaraan gandengan merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan kendaraan engkel dan tronton.
Hal ini disebabkan karena perbandingan solar terhadap jarak pada kendaraan gandeng adalah 1 : 6.
Tabel 4.19. Biaya Maitenence untuk Kendaraan Jenis Gandeng
No Tujuan Jarak (Km) Oli Mesin Oli Gardan
PersenelingFilter Udara Filter Oli Ban Kampas
Rem Biaya Total Perawatan
1 Ancol 80 Rp 5,486 Rp 4,857 Rp 629 Rp 914 Rp 4,900 Rp 200 Rp 16,986 2 Bintaro 75 Rp 5,143 Rp 4,554 Rp 589 Rp 857 Rp 4,594 Rp 188 Rp 15,924 3 Bogor 40 Rp 2,743 Rp 2,429 Rp 314 Rp 457 Rp 2,450 Rp 100 Rp 8,493 4 Bekasi 95 Rp 6,514 Rp 5,768 Rp 746 Rp 1,086 Rp 5,819 Rp 238 Rp 20,171 5 Bandung 140 Rp 9,600 Rp 8,500 Rp 1,100 Rp 1,600 Rp 8,575 Rp 350 Rp 29,725 6 Cirebon 300 Rp 20,571 Rp 18,214 Rp 2,357 Rp 3,429 Rp 18,375 Rp 750 Rp 63,696 7 Semarang 550 Rp 37,714 Rp 33,393 Rp 4,321 Rp 6,286 Rp 33,688 Rp 1,375 Rp 116,777 8 Yogya 545 Rp 37,371 Rp 33,089 Rp 4,282 Rp 6,229 Rp 33,381 Rp 1,363 Rp 115,715 9 Solo 600 Rp 41,143 Rp 36,429 Rp 4,714 Rp 6,857 Rp 36,750 Rp 1,500 Rp 127,393 10 Malang 920 Rp 63,086 Rp 55,857 Rp 7,229 Rp 10,514 Rp 56,350 Rp 2,300 Rp 195,336 11 Surabaya 910 Rp 62,400 Rp 55,250 Rp 7,150 Rp 10,400 Rp 55,738 Rp 2,275 Rp 193,213 12 Denpasar 1370 Rp 93,943 Rp 83,179 Rp 10,764 Rp 15,657 Rp 83,913 Rp 3,425 Rp 290,880
Pada table 4.19 dapat dilihat biaya maintenance dengan menggunakan kendaraan gandeng pada ke 12 daerah tujuan. Untuk biaya
pergantian ban pada kendaraan tronton paling mahal dibandingkan dengan kendaraan engkel dan tronton. Hal ini disebabkan karena
menggunakan ban dengan radius 100 yang harganya lebih mahal dan jumlah pemakaiannya adalah 14 buah.
Tabel 4.20. Biaya 1 Trip untuk Kendaraan Jenis Gandeng
No Tujuan Biaya Total Perjalanan
Biaya Total Perawatan Biaya Total Pembulatan
(Ribuan) BIAYA
TOTAL 1 TRIP1 Ancol Rp 110,200 Rp 16,986 Rp 127,186 Rp 128,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 105,900 Rp 15,924 Rp 121,824 Rp 122,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 73,600 Rp 8,493 Rp 82,093 Rp 83,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 118,800 Rp 20,171 Rp 138,971 Rp 139,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 165,200 Rp 29,725 Rp 194,925 Rp 195,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 315,000 Rp 63,696 Rp 378,696 Rp 379,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 585,600 Rp 116,777 Rp 702,377 Rp 703,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 567,300 Rp 115,715 Rp 683,015 Rp 684,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 606,000 Rp 127,393 Rp 733,393 Rp 734,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 895,200 Rp 195,336 Rp 1,090,536 Rp 1,091,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 922,600 Rp 193,213 Rp 1,115,813 Rp 1,116,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 1,616,700 Rp 290,880 Rp 1,907,580 Rp 1,908,000 Rp 3,816,000
Dari perhitungan biaya perjalanan untuk kendaraan gandeng pada table 4.18 dan biaya maintenance untuk kendaraan gandeng
pada table 4.19 diperoleh biaya total 1 kali perjalan (One way trip). Biaya total 1 trip diperoleh dengan mengali duakan biaya 1 kali
perjalanan. Untuk lebih jelasnya biaya total 1 trip dengan kendaraan engkel untuk ke 12 daerah tujuan dapat dilihat pada table 4.20.
Dari perhitungan pada tabel 4.12 sampat dengan tabel 4.20 diperoleh biaya
total 1 trip untuk kendaraan jenis engkel, tronton dan gandeng kepada ke 12 kota
tujuan. Biaya total 1 trip untuk ketiga jenis kendaraan tersebut dapat dilihat
dengan lebih jelas pada tabel 4.12.
Tabel 4.21. Biaya Total 1 Trip
Biaya Total 1 Trip No Tujuan Engkel Tronton Gandeng
1 Ancol Rp 194,000 Rp 196,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 192,000 Rp 194,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 144,000 Rp 136,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 208,000 Rp 218,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 288,000 Rp 292,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 522,000 Rp 558,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 976,000 Rp 1,036,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 946,000 Rp 1,006,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 996,000 Rp 1,068,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 1,434,000 Rp 1,562,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 1,494,000 Rp 1,622,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 2,708,000 Rp 2,896,000 Rp 3,816,000
4.2.3. Perhitungan Banyaknya Trip Tiap Bulan
Perhitungan banyaknya trip per bulan ke setiap distributor di Pulau Jawa dan
Bali dilakukan dengan membagi banyaknya hari kerja tiap bulannya dengan
waktu operasi yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Hari kerja pada PT. Jakarana
Tama dianggap 25 hari untuk tiap bulannya. Untuk lebih jelasnya banyaknya trip
yang dapat dilakukan dalam satu bulan untuk tiap distributor dapat dilihat pada
tabel 4.22.
Tabel 4.22
Banyaknya Trip yang Dapat Dilakukan Kendaraan
No Tujuan Lama Operasi Banyaknya trip per bulan
1 Ancol 0,5 Hari 50 2 Bintaro 0,5 Hari 50 3 Bogor 0,5 Hari 50 4 Bekasi 0,5 Hari 50 5 Bandung 1 Hari 25 6 Cirebon 2 Hari 12 7 Semarang 3 Hari 8 8 Yogya 3 Hari 8 9 Solo 3 Hari 8 10 Malang 4 Hari 6 11 Surabaya 4 Hari 6 12 Denpasar 5 Hari 5
Yang dimaksud dengan lamanya operasi disini adalah lamanya kendaraan
dari muat barang, perjalanan pulang pergi sampai ke distributor, bongkar barang,
dan termasuk juga waktu istirahat supir dan kenek, sehingga dapat melakukan
operasi selanjutnya atau trip selanjutnya.
4.2.4. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode heuristic
Yang Digunakan Perusahaan
Dari biaya 1 trip akan dapat dihitung biaya transportasi yang dikeluarkan
perusahaan. Hal ini dilakukan karena sebelumnya perusahaan dalam menghitung
biaya transportasinya tidak memperhitungkan beberapa biaya maintenance karena
dianggap terlalu kompleks.
4.2.4.1. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode Heuristik
Pada Bulan September 2005
Pada tabel 4.8. dapat dilihat jumlah pengantaran untuk ke 12 kota tujuan yang
telah dilakukan perusahaan pada bulan September 2005. Dengan mengkalikan nya
dengan biaya 1 trip untuk tiap daerah yang terdapat pada tabel 4.12. maka akan
didapatkan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan pada bulan September
2005 adalah sebesar Rp 568.294.000,00
4.2.4.2. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Metode Heuristik
Pada Bulan Oktober 2005
Pada tabel 4.9. dapat dilihat jumlah pengantaran untuk ke 12 kota tujuan yang
telah dilakukan perusahaan pada bulan Oktober 2005. Dengan mengkalikan nya
dengan biaya 1 trip untuk tiap daerah yang terdapat pada tabel 4.12. maka akan
didapatkan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan pada bulan Oktober
2005 adalah sebesar Rp 585.330.000,00
4.2.5. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Menggunakan
Model Integer Programming
Banyaknya permintaan akan produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama
selalu berubah-ubah setiap saat. Dengan adanya perubahan permintaan ini, penulis
mengusulkan sebuah pemodelan masalah yang fleksibel sehingga dapat mengikuti
perubahan permintaan dari konsumen.
Pendekatan matematis yang digunakan adalah dengan menggunakan Model
Integer Programming. Model ini menggunakan biaya 1 trip yang telah dihitung
dan diperlihatkan pada tabel 4.21, kapasitas kendaraan yang dapat dilihat pada
tabel 4.11, dan banyaknya trip per bulannya yang dapat dilihat pada tabel 4.22.
Langkah-langkah penyelesaian dengan Integer Programming ini ada dua (2)
tahap yaitu tahap pemodelan masalah dan tahap penyelesaian model. Tahap
pemodelan masalah adalah tahap menentukan variabel keputusan, tujuan yang
ingin dicapai dari permasalahan yang ada dengan segala keterbatasan dalam
mencapai tujuan tersebut. Sedangkan tahap penyelesaian masalah adalah tahap
mencari solusi dari model yang telah dibuat. Cara pemodelan dan penyelesaian
masalah dengan Integer Programming ini dapat dilihat lebih jelas pada bab 2
bagian studi pustaka.
Perhitungan yang akan dilakukan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan
dengan menggunakan kendaraan sendiri, dan perhitungan dengan menggunakan
bantuan jasa ekspedisi.
4.2.5.1. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Kendaraan
Sendiri
Perhitungan minimasi biaya transportasi dengan menggunakan kendaraan
sendiri dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pemodelan masalah dengan menentukan
persamaan fungsi tujuan serta pembatasnya dan penyelesaian masalah.
4.2.5.1.1. Pemodelan Masalah
Tujuan dari pemodelan masalah ini adalah meminimumkan biaya transportasi.
Adapun variabel keputusan yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah:
Xa1 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Ancol
Xb1 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Ancol
Xc1 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Ancol
Xa2 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bintaro
Xb2 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bintaro
Xc2 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bintaro
Xa3 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bogor
Xb3 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bogor
Xc3 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bogor
Xa4 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bekasi
Xb4 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bekasi
Xc4 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bekasi
Xa5 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bandung
Xb5 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bandung
Xc5 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bandung
Xa6 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Cirebon
Xb6 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Cirebon
Xc6 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Cirebon
Xa7 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Semarang
Xb7 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Semarang
Xc7 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Semarang
Xa8 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Yogya
Xb8 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Yogya
Xc8 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Yogya
Xa9 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Solo
Xb9 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Solo
Xc9 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Solo
Xa10 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Malang
Xb10 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Malang
Xc10 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Malang
Xa11 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Surabaya
Xb11 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Surabaya
Xc11 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Surabaya
Xa12 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Denpasar
Xb12 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Denpasar
Xc12 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Denpasar
Fungsi tujuan dapat dituliskan menjadi:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12
Dengan batasan:
• 1/50 Xa1 + 1/50 Xa2 + 1/50 Xa3 + 1/50 Xa4 + 1/25 Xa5 + 1/12 Xa6 + 1/8 Xa7 +
1/8 Xa8 + 1/8 Xa9 + 1/6 Xa10 + 1/6 Xa11 + 1/5 Xa12 ≤ 30
(jumlah kendaraan tipe engkel yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75
Xa9 + 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 1/50 Xb1 + 1/50 Xb2 + 1/50 Xb3 + 1/50 Xb4 + 1/25 Xb5 + 1/12 Xb6 + 1/8 Xb7 +
1/8 Xb8 + 1/8 Xb9 + 1/6 Xb10 + 1/6 Xb11 + 1/5 Xb12 ≤ 20
(jumlah kendaraan tipe tronton yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 1/50 Xc1 + 1/50 Xc2 + 1/50 Xc3 + 1/50 Xc4 + 1/25 Xc5 + 1/12 Xc6 + 1/8 Xc7 +
1/8 Xc8 + 1/8 Xc9 + 1/6 Xc10 + 1/6 Xc11 + 1/5 Xc12 ≤ 17
(jumlah kendaraan tipe gandeng yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75
Xc9 + 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ D1
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Ancol)
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ D2
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bintaro)
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ D3
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bogor)
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ D4
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bekasi)
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ D5
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bandung)
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ D6
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Cirebon)
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ D7
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Semarang)
• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 ≥ D8
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Yogya)
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ D9
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Solo)
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ D10
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Malang)
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ D11
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Surabaya)
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ D12
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Denpasar)
• Xij ≥ 0 dan integer
i = a,b,c ; j = 1,2,3,...,21
untuk :
a = kendaraan tipe engkel c = kendaraan tipe gandeng
b = kendaraan tipe tronton
1 = Ancol D1 = jumlah produk yang diminta oleh Ancol
2 = Bintaro D2 = jumlah produk yang diminta oleh Bintaro . . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
11 = Surabaya D11 = jumlah produk yang diminta oleh Surabaya
12 = Denpasar D12 = jumlah produk yang diminta oleh Denpasar
4.2.5.1.2. Penyelesaian Masalah
Untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan model yang telah dibuat, akan
diambil contoh kasus dari PT. Jakarana Tama pada bulan September 2005 dan
Oktober tahun 2005. (lihat tabel 4.4 dan 4.5)
4.2.5.1.2.1. Penyelesaian Masalah pada Bulan September 2005
Pada tabel 4.4 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan September 2005.
Karena untuk setiap jenis ukuran kardusnya dianggap sama, maka jumlah
permintaan yang dipakai dalam perhitungan hanyalah jumlah permintaan total saja.
Jumlah total permintaan tersebut akan dipakai dalam perhitungan sebagai demand
(Dj). Dimana j adalah nomor dari 1 sampai 12 yang mewakili ke 12 kota tujuan
distributor yang ada.
Persamaan untuk perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan
menggunakan model integer programming pada bulan September 2005 adalah:
Fungsi tujuan:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12
Dengan batasan:
• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9
+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9
+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ 65000
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ 150700
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ 50300
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ 93800
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ 93000
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ 68400
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 104300
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 130500
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ 89500
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ 73600
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ 137500
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ 15300
• Xij ≥ 0 dan integer
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:
Z = Rp. 556.832.000,00
Dengan nilai Xij adalah :
Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 29 Xa2 = 1 Xb2 = 0 Xc2 = 67 Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xa5 = 0 Xb5 = 0 Xc5 = 42 Xa6 = 62 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xa8 = 51 Xb8 = 0 Xc8 = 33 Xa9 = 78 Xb9 = 0 Xc9 = 1 Xa10 = 3 Xb10 = 42 Xc10 = 0 Xa11 = 0 Xb11 = 78 Xc11 = 3 Xa12 = 0 Xb12 = 0 Xc12 = 7
4.2.5.1.2.2. Penyelesaian Masalah pada Bulan Oktober 2005
Pada tabel 4.5 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan Oktober 2005.
Karena untuk setiap jenis ukuran kardusnya dianggap sama, maka jumlah
permintaan yang dipakai dalam perhitungan hanyalah jumlah permintaan total saja.
Jumlah total permintaan tersebut akan dipakai dalam perhitungan sebagai demand
(Dj). Dimana j adalah nomor dari 1 sampai 12 yang mewakili ke 12 kota tujuan
distributor yang ada.
Jadi penyelesaian masalah untuk bulan Oktober sama dengan penyelesaian
pada bulan September, yaitu dengan permodelan yang sama. Letak perbedaannya
hanya pada demand saja karena permintaan pada bulan Oktober untuk ke 12 kota
tujuan berbeda.
Persamaan untuk perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan
menggunakan model integer programming pada bulan Oktober 2005 adalah:
Fungsi tujuan:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12
Dengan batasan:
• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9
+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9
+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 ≥ 68000
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 ≥ 153500
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 ≥ 50300
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 ≥ 94300
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 ≥ 93400
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 ≥ 68700
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 105000
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 ≥ 131300
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 ≥ 98800
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 ≥ 73400
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 ≥ 140300
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 ≥ 15700
• Xij ≥ 0 dan integer
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:
Z = Rp. 574.324.000,00
Dengan nilai Xij adalah :
Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 30 Xa2 = 0 Xb2 = 1 Xc2 = 68 Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xa4 = 1 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xa5 = 0 Xb5 = 0 Xc5 = 42 Xa6 = 62 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xa8 = 58 Xb8 = 0 Xc8 = 30 Xa9 = 73 Xb9 = 1 Xc9 = 7 Xa10 = 7 Xb10 = 38 Xc10 = 1 Xa11 = 2 Xb11 = 81 Xc11 = 1 Xa12 = 3 Xb12 = 0 Xc12 = 6
4.2.5.2. Perhitungan Minimasi Biaya Transportasi Dengan Kendaraan
Sendiri dan Bantuan Jasa Ekspedisi
Permodelan masalah pada perhitungan biaya dengan menggunakan kendaraan
sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi adalah hampir sama dengan
permodelan dengan perhitungan minimasi biaya dengan menggunakan kendaraan
sendiri, hanya saja pada permodelan dan penyelesaian masalah ada ditambahkan
data-data tentang biaya ekspedisinya yang dapat dilihat pada tabel 4.10. Pada tabel
4.10 dapat dilihat biaya per m3 dari ekspedisi ke 12 kota tujuan. Untuk memulai
perrmodelan harus dihitung dulu biaya pengiriman per kardus dulu yaitu dengan
membagikan biaya per m3 dengan volume kardus tersebut.Biaya per kardus
dengan menggunakan jasa ekspedisi ke 12 kota tujuan dapat dilihat dengan lebih
jelas pada tabel 4.23.
Tabel 4.23
Tabel biaya ekspedisi per kardus
No Tujuan Harga Per M3
Volume (M3)
Harga per kardus
1 Ancol Rp 14,000 0.0202 Rp 283 2 Bintaro Rp 14,000 0.0202 Rp 283 3 Bogor Rp 14,000 0.0202 Rp 283 4 Bekasi Rp 14,000 0.0202 Rp 283 5 Bandung Rp 21,000 0.0202 Rp 424 6 Cirebon Rp 35,000 0.0202 Rp 707 7 Semarang Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 8 Yogya Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 9 Solo Rp 84,000 0.0202 Rp 1,697 10 Malang Rp 140,000 0.0202 Rp 2,828 11 Surabaya Rp 150,000 0.0202 Rp 3,030 12 Denpasar Rp 280,000 0.0202 Rp 5,656
4.2.5.2.1. Pemodelan Masalah
Tujuan dari pemodelan masalah ini adalah meminimumkan biaya transportasi.
Adapun variabel keputusan yang mempengaruhi tujuan tersebut adalah:
Xa1 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Ancol
Xb1 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Ancol
Xc1 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Ancol
Xa2 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bintaro
Xb2 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bintaro
Xc2 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bintaro
Xa3 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bogor
Xb3 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bogor
Xc3 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bogor
Xa4 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bekasi
Xb4 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bekasi
Xc4 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bekasi
Xa5 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Bandung
Xb5 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Bandung
Xc5 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Bandung
Xa6 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Cirebon
Xb6 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Cirebon
Xc6 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Cirebon
Xa7 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Semarang
Xb7 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Semarang
Xc7 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Semarang
Xa8 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Yogya
Xb8 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Yogya
Xc8 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Yogya
Xa9 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Solo
Xb9 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Solo
Xc9 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Solo
Xa10 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Malang
Xb10 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Malang
Xc10 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Malang
Xa11 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Surabaya
Xb11 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Surabaya
Xc11 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Surabaya
Xa12 = banyaknya trip kendaraan engkel yang dioperasikan ke Denpasar
Xb12 = banyaknya trip kendaraan tronton yang dioperasikan ke Denpasar
Xc12 = banyaknya trip kendaraan gandeng yang dioperasikan ke Denpasar
Xd1 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Ancol
Xd2 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bintaro
Xd3 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bogor
Xd4 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bekasi
Xd5 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Bandung
Xd6 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Cirebon
Xd7 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Semarang
Xd8 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Yogya
Xd9 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Solo
Xd10 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Malang
Xd11 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Surabaya
Xd12 = banyaknya kardus yang diangkut oleh ekspedisi ke Denpasar
Fungsi tujuan dapat dituliskan menjadi:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +
283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697
Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12
Dengan batasan:
• 1/50 Xa1 + 1/50 Xa2 + 1/50 Xa3 + 1/50 Xa4 + 1/25 Xa5 + 1/12 Xa6 + 1/8 Xa7 +
1/8 Xa8 + 1/8 Xa9 + 1/6 Xa10 + 1/6 Xa11 + 1/5 Xa12 ≤ 30
(jumlah kendaraan tipe engkel yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75
Xa9 + 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 1/50 Xb1 + 1/50 Xb2 + 1/50 Xb3 + 1/50 Xb4 + 1/25 Xb5 + 1/12 Xb6 + 1/8 Xb7 +
1/8 Xb8 + 1/8 Xb9 + 1/6 Xb10 + 1/6 Xb11 + 1/5 Xb12 ≤ 20
(jumlah kendaraan tipe tronton yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 1/50 Xc1 + 1/50 Xc2 + 1/50 Xc3 + 1/50 Xc4 + 1/25 Xc5 + 1/12 Xc6 + 1/8 Xc7 +
1/8 Xc8 + 1/8 Xc9 + 1/6 Xc10 + 1/6 Xc11 + 1/5 Xc12 ≤ 17
(jumlah kendaraan tipe gandeng yang dioperasikan oleh perusahaan)
atau : (dikalikan dengan 600)
12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75
Xc9 + 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ D1
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Ancol)
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ D2
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bintaro)
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ D3
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bogor)
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ D4
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bekasi)
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ D5
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Bandung)
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ D6
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Cirebon)
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ D7
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Semarang)
• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ D8
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Yogya)
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ D9
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Solo)
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ D10
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Malang)
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ D11
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Surabaya)
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ D12
(kapasitas maksimum untuk produk yang diminta oleh Denpasar)
• Xij ≥ 0 dan integer
i = a,b,c ,d ; j = 1,2,3,...,21
untuk :
a = kendaraan tipe engkel c = kendaraan tipe gandeng
b = kendaraan tipe tronton d = Ekspedisi
1 = Ancol D1 = jumlah produk yang diminta oleh Ancol
2 = Bintaro D2 = jumlah produk yang diminta oleh Bintaro . . . . . .
. . . . . .
11 = Surabaya D11 = jumlah produk yang diminta oleh Surabaya
12 = Denpasar D12 = jumlah produk yang diminta oleh Denpasar
4.2.5.2.2. Penyelesaian Masalah
Untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan model yang telah dibuat, akan
diambil contoh kasus dari PT. Jakarana Tama pada bulan September 2005 dan
Oktober tahun 2005. (lihat tabel 4.4 dan 4.5)
4.2.5.2.2.1. Penyelesaian Masalah pada Bulan September 2005
Pada tabel 4.4 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan September 2005.
Persamaan dalam perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan
menggunakan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi menggunakan
model integer programming pada bulan September 2005 adalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +
283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697
Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12
Dengan batasan:
• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9
+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9
+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ 65000
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ 150700
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ 50300
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ 93800
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ 93000
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ 68400
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ 104300
• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ 130500
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ 89500
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ 73600
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ 137500
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ 15300
• Xij ≥ 0 dan integer
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:
Z = Rp. 554.880.180,00
Dengan nilai Xij adalah :
Xa1 = 0 Xb1 = 0 Xc1 = 29 Xd1 = 40Xa2 = 0 Xb2 = 0 Xc2 = 67 Xd2 = 620Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xd3 = 0Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xd4 = 0Xa5 = 1 Xb5 = 0 Xc5 = 41 Xd5 = 40Xa6 = 61 Xb6 = 0 Xc6 = 0 Xd6 = 80Xa7 = 1 Xb7 = 0 Xc7 = 46 Xd7 = 140Xa8 = 48 Xb8 = 0 Xc8 = 34 Xd8 = 580Xa9 = 76 Xb9 = 0 Xc9 = 2 Xd9 = 0Xa10 = 3 Xb10 = 42 Xc10 = 0 Xd10 = 0Xa11 = 0 Xb11 = 78 Xc11 = 3 Xd11 = 0Xa12 = 0 Xb12 = 0 Xc12 = 7 Xd12 = 0
4.2.5.2.2.2. Penyelesaian Masalah pada Bulan Oktober 2005
Pada tabel 4.5 dapat dilihat permintaan distributor pada bulan Oktober 2005.
Penyelesaian masalah untuk bulan Oktober sama dengan penyelesaian pada bulan
September, yaitu dengan permodelan yang sama. Letak perbedaannya hanya pada
demand saja karena jumlah permintaan pada bulan Oktober untuk ke 12 kota
tujuan berbeda.
Persamaan dalam perhitungan meminimasi biaya transportasi dengan
menggunakan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi menggunakan
model integer programming pada bulan Oktober 2005 adalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan:
Min Z1 = 194000 Xa1 + 196000 Xb1 + 256000 Xc1 + 192000 Xa2 + 194000 Xb2 +
244000 Xc2 + 144000 Xa3 + 136000 Xb3 + 166000 Xc3 + 208000 Xa4 +
218000 Xb4 + 278000 Xc4 + 288000 Xa5 + 292000 Xb5 + 390000 Xc5 +
522000 Xa6 + 558000 Xb6 + 758000 Xc6 + 976000 Xa7 + 1036000 Xb7 +
1406000 Xc7 + 946000 Xa8 + 1006000 Xb8 + 1368000 Xc8 + 996000 Xa9
+ 1068000 Xb9 + 1468000 Xc9 + 1434000 Xa10 + 1562000 Xb10 +
2182000 Xc10 + 1494000 Xa11 + 1622000 Xb11 + 2232000 Xc11 +
2708000 Xa12 + 2896000 Xb12 + 3816000 Xc12 + 283 Xd1 + 283 Xd2 +
283 Xd3 + 283 Xd4 + 424 Xd5 + 707 Xd6 + 1697 Xd7 + 1697 Xd8 + 1697
Xd9 + 2828 Xd10 + 3030 Xd11 + 5656 Xd12
Dengan batasan:
• 12 Xa1 + 12 Xa2 + 12 Xa3 + 12 Xa4 + 24 Xa5 + 50 Xa6 + 75 Xa7 + 75 Xa8 + 75 Xa9
+ 100 Xa10 + 100 Xa11 + 120 Xa12 ≤ 18000
• 12 Xb1 + 12 Xb2 + 12 Xb3 + 12 Xb4 + 24 Xb5 + 50 Xb6 + 75 Xb7 + 75 Xb8 + 75
Xb9 + 100 Xb10 + 100 Xb11 + 120 Xb12 ≤ 12000
• 12 Xc1 + 12 Xc2 + 12 Xc3 + 12 Xc4 + 24 Xc5 + 50 Xc6 + 75 Xc7 + 75 Xc8 + 75 Xc9
+ 100 Xc10 + 100 Xc11 + 120 Xc12 ≤ 10200
• 1120 Xa1 + 1680 Xb1 + 2240 Xc1 + Xd1 ≥ 68000
• 1120 Xa2 + 1680 Xb2 + 2240 Xc2 + Xd2 ≥ 153500
• 1120 Xa3 + 1680 Xb3 + 2240 Xc3 + Xd3 ≥ 50300
• 1120 Xa4 + 1680 Xb4 + 2240 Xc4 + Xd4 ≥ 94300
• 1120 Xa5 + 1680 Xb5 + 2240 Xc5 + Xd5 ≥ 93400
• 1120 Xa6 + 1680 Xb6 + 2240 Xc6 + Xd6 ≥ 68700
• 1120 Xa7 + 1680 Xb7 + 2240 Xc7 + Xd7 ≥ 105000
• 1120 Xa8 + 1680 Xb8 + 2240 Xc8 + Xd8 ≥ 131300
• 1120 Xa9 + 1680 Xb9 + 2240 Xc9 + Xd9 ≥ 98800
• 1120 Xa10 + 1680 Xb10 + 2240 Xc10 + Xd10 ≥ 73400
• 1120 Xa11 + 1680 Xb11 + 2240 Xc11 + Xd11 ≥ 104300
• 1120 Xa12 + 1680 Xb12 + 2240 Xc12 + Xd12 ≥ 15700
• Xij ≥ 0 dan integer
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program WINQSB. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat di lembaran lampiran, hasilnya adalah:
Z = Rp. 570.456.240,00
Dengan nilai Xij adalah :
Xa1 = 1 Xb1 = 0 Xc1 = 30 Xd1 = 0Xa2 = 1 Xb2 = 0 Xc2 = 68 Xd2 = 60Xa3 = 1 Xb3 = 0 Xc3 = 22 Xd3 = 0Xa4 = 0 Xb4 = 0 Xc4 = 42 Xd4 = 220Xa5 = 0 Xb5 = 1 Xc5 = 41 Xd5 = 0Xa6 = 59 Xb6 = 0 Xc6 = 1 Xd6 = 380Xa7 = 0 Xb7 = 0 Xc7 = 47 Xd7 = 0Xa8 = 57 Xb8 = 0 Xc8 = 30 Xd8 = 260Xa9 = 73 Xb9 = 1 Xc9 = 7 Xd9 = 0Xa10 = 7 Xb10 = 38 Xc10 = 1 Xd10 = 0Xa11 = 2 Xb11 = 81 Xc11 = 1 Xd11 = 0Xa12 = 2 Xb12 = 0 Xc12 = 6 Xd12 = 0
4.3. Analisa Perbandingan
Dari hasil pada pengolahan data pada bagian sebelumnya akan dilakukan
analisa perbandingan.
4.3.1. Analisa Kapasitas Maksimum Kendaraan
Kapasitas maksimum kendaraan dihitung dari spesifikasi atau ukuran dari
ketiga jenis bak kendaraan dan ukuran kardus dari produk. Jenis produk yang
bermacam-macam menyebabkan ukuran kardus yang berbeda-beda pula untuk
setiap jenis produk. Tetapi karena ketujuh macam produk yang dihasilkan hanya
dibedakan dari bumbunya, maka ketujuh macam produk tersebut memiliki ukuran
yang hampir sama atau dapat dianggap sama. Dalam perhitungan ukuran kardus
yang dipakai adalah kardus yang paling besar yaitu 0,0202 m3, dengan ukuran
(0,35 x 0,235 x 0,245) m3. Ukuran kardus dari setiap jenis produk yang lainnya
diasumsikan sama. Nilai ini dapat mewakili dan mendekati volume-volume karton
setiap jenis produk. Dengan sebuah nilai yang tetap ini, ukuran kapasitas
kendaraan ini dapat ditentukan.
Pada perhitungan kapasitas maksimum diambil kemungkinan susunan kardus
ke dalam bak yang menghasilkan kapasitas yang paling maksimum. Dalam
penyusunan kardus tidak dapat dibalik atau disusun pada posisi berdiri, karena
dapat menyebabkan terpecahnya produk mie tersebut.
4.3.2. Analisa Perhitungan Biaya Total Satu Trip
Sebelum melakukan perjalanan supir terlebih dahulu akan diberikan sejumlah
uang yang telah diperkirakan perusahaan dapat mencukupi segala kebutuhan
perjalanan. Setelah itu baru diadakan perhitungan kembali setelah pengemudi
kembali dari tempat tujuan. Perusahaan menetapkan biaya tersebut untuk
pengemudi berdasarkan data-data biaya di masa yang lalu serta dengan
memperkirakan secara kasar berapa biaya yang akan dibutuhkan oleh seorang
pengemudi dan seorang kenek, biaya tol, biaya bahan bakar, dan biaya lain-lain.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya langsung yang bersifat variabel karena
tergantung dari daerah yang hendak dituju dan jalur yang diambil untuk dapat
sampai ke tujuan. Selain itu ada pula biaya-biaya yang dapat berubah-ubah setiap
waktunya, seperti harga solar yang berubah tiap bulannya, serta uang makan yang
terkadang dengan mudah dapat berubah.
Selain biaya yang langsung dikeluarkan pada saat perjalanan, terdapat pula
biaya tidak langsung yang tidak dikeluarkan pada saat perjalanan. Biaya tersebut
adalah biaya perawatan. Biaya perawatan ini juga bersifat variabel karena
perawatan kendaraan (ganti oli mesin, oli gardan dan persneling, filter udara, filter
oli, kampas rem, dan ban) bergantung dari jarak yang ditempuh kendaraan.
Sebenarnya biaya tersebut bukan hanya tergantung dari jauhnya perjalanan, tapi
juga bergantung pada kondisi perjalanan, seperti kemacetan, dan kondisi jalan
yang dilalui. Tapi pihak perusahaan hanya mengambil batasan kilometer
perjalanannya saja dalam pelakukan perawatan. Kebijakan ini dilakukan untuk
memudahkan perusahaan dalam melakukan perawatan karena mendapatkan suatu
angka yang pasti dalam melakukan pergantian oli, filter, kampas rem, dan ban.
Meskipun biaya perawatan tidak diberikan kepada pengemudi pada saat hendak
melakukan perjalanan, biaya ini tetap dimasukkan dalam perhitungan karena
biaya ini termasuk biaya variabel. Perhitungan biaya maintenance tersebut selama
ini tidak dimasukkan ke dalam biaya variable dalam perhitungan biaya
transportasi karena terlalu kompleks.
Untuk biaya tetap seperti gaji supir dan kenek tidak diperhitungkan dalam
biaya 1 trip karena biaya tersebut bersifat tetap dan tidak berubah, sehingga dalam
perhitungan dapat dianggap sebagai konstanta yang dapat diabaikan.
Biaya satu trip untuk ketiga jenis kendaraan engkel, gandeng, dan tronton
berbeda. Perbedaan yang paling mencolok dikarenakan perbandingan jarak
tempuh kendaraan dan solar yang digunakan. Perbedaan juga disebabkan
perbedaan harga pembelian suku cadang dari ketiga jenis kendaraan tersebut,
seperti filter mesin, filter udara dan ban. Selain itu jumlah ban dan banyaknya oli
yang diperlukan juga ikut mempengaruhi perbedaan biaya 1 trip tersebut. Tetapi
perbedaan harga suku cadang dan jumlah yang dibutuhkan tersebut tidak terlalu
mempengaruhi perbedaan biaya 1 trip karena sangat kecil, walaupun tetap harus
diperhitungkan. Untuk uang makan, biaya tol, biaya insentif dan biaya lain-lain
untuk ketiga jenis kendaraan adalah sama.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diartikan bahwa biaya total yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan satu trip perjalanan pulang
pergi dengan menggunakan kendaraan engkel, tronton, maupun gandeng adalah
seperti yang tercantum pada tabel 4.24.
Tabel 4.24. Biaya Total 1 Trip
Biaya Total 1 Trip No Tujuan Engkel Tronton Gandeng
1 Ancol Rp 194,000 Rp 196,000 Rp 256,000 2 Bintaro Rp 192,000 Rp 194,000 Rp 244,000 3 Bogor Rp 144,000 Rp 136,000 Rp 166,000 4 Bekasi Rp 208,000 Rp 218,000 Rp 278,000 5 Bandung Rp 288,000 Rp 292,000 Rp 390,000 6 Cirebon Rp 522,000 Rp 558,000 Rp 758,000 7 Semarang Rp 976,000 Rp 1,036,000 Rp 1,406,000 8 Yogya Rp 946,000 Rp 1,006,000 Rp 1,368,000 9 Solo Rp 996,000 Rp 1,068,000 Rp 1,468,000 10 Malang Rp 1,434,000 Rp 1,562,000 Rp 2,182,000 11 Surabaya Rp 1,494,000 Rp 1,622,000 Rp 2,232,000 12 Denpasar Rp 2,708,000 Rp 2,896,000 Rp 3,816,000
Dapat dilihat pada tabel 4.24. bahwa biaya total 1 trip yang paling mahal
adalah pada kendaraan gandeng dibandingkan dengan kendaraan engkel dan
tronton untuk tujuan yang sama. Hal ini disebabkan karena pada kendaraan
gandeng mengkonsumsi solar lebih banyak yaitu dengan perbandingan 1:6. Selain
itu tingginya biaya juga disebabkan karena jumlah ban pada kendaraan gandeng
lebih banyak, yaitu 14 buah dengan kebutuhan ban yang lebih mahal yang
menyebabkan biaya maintenance nya menjadi lebih tinggi.
4.3.3. Analisa Perhitungan Banyaknya Trip Tiap Bulan
Perhitungan banyaknya trip tiap bulan didapat dari lamanya perjalanan pulang
pergi (waktu operasi perjalanan) untuk setiap tujuan dan lamanya hari kerja tiap
bulannya. Banyaknya trip tiap bulan tergantung dari jarak tempuh kendaraan.
untuk ketiga jenis kendaraan engkel, tronton, dan gandeng tidak terdapat
perbedaan banyaknya trip tiap bulannya. Waktu operasi perjalanan disini sudah
termasuk lama perjalanan pulang pergi, bongkar muat barang, serta waktu
istirahat supir dan kenek, dimana kendaraan telah siap untuk melakukan
perjalanan berikutnya.
4.3.4. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dibuat untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam
parameter model LP terhadap pemecahan optimum. Yang ditampilkan dalam
analisa sensitivitas ini antara lain status sumber daya, harga dual, dan
pengurangan harga. Hasil analisa sensitivitas dari program komputer WINQSB
diperlihatkan pada laporan hasil perhitungan untuk tiap model permasalah pada
lembaran lampiran .
4.3.4.1. Analisa Sensitivitas Dengan Menggunakan Kendaraan Sendiri
4.3.4.1.1. Status Sumber Daya
Status sumber daya (melimpah atau langka) dilihat pada kolom slack or
surplus pada laporan hasil perhitungan dengan program WINQSB pada halaman
lampiran. Nilai positif pada kolom tersebut menunjukan bahwa sumber daya
tersebut tidak dipergunakan sepenuhnya, sehingga melimpah. Sedangkan nilai nol
pada kolom tersebut menunjukan bahwa seluruh sumber daya tersebut dihabiskan
oleh kegiatan-kegiatan dalam model, atau disebut langka. Nilai pada kolom slack
or surplus diperoleh dari nilai pada kolom Left Hand Side, yaitu nilai dari
perhitungan model dikurangi dengan nilai pada kolom Right Hand Side, atau nilai
pembatas jika pertidaksamaan tersebut memiliki arah lebih besar (≥). Dan
sebaliknya jika pertidaksamaan pada pembatas memiliki arah lebih kecil (≤)
4.3.4.1.2. Harga Dual
Harga dual menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan nilai tujuan yang
disebabkan oleh kenaikan 1 unit kapasitas kendala ketat. Apabila harga dual
positif, hal ini berarti kenaikan 1 unit kapasitas kendala tersebut akan menaikkan
nilai tujuan sebesar harga dual tersebut. Apabila harga dual nol, hal ini disebabkan
karena kapasitas yang ada telah mencukupi kebutuhan kapasitas sehingga tidak
ada lagi penambahan kapasitas. Sedangkan bila harga dual negatif, hal ini berarti
kenaikan 1 unit kapasitas kendala akan menurunkan nilai tujuan. Harga dual pada
perhitungan dengan program WINQSB dapat dilihat pada kolom Shadow Price
Goal 1 pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran.
Dari perhitungan dengan program WINQSB pada bulan September 2005 dan
October 2005 didapatkan bahwa nilai Shadow Price untuk ke-12 pembatas adalah
nol. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap pembatas sudah mencukupi
kebutuhan kapasitas yang ada sehingga tidak ada lagi penambahan kapasitas.
4.3.4.1.3. Pengurangan Harga
Pengurangan biaya menunjukan seberapa banyak posisi ekonomi dari kegiatan
tersebut harus diperbaiki untuk membuatnya lebih menarik secara ekonomi. Pada
perhitungan dengan program WINQSB nilai pengurangan harga dapat dilihat pada
kolom Redused Cost pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran. Dapat
dilihat bahwa semua nilai Redused Cost untuk setiap variabel baik, pada bulan
September 2005 maupun bulan Oktober 2005, mempunyai nilai yang sama
dengan koefisien fungsi tujuan atau nilai Unit Cost Or Profit. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai koefisien tujuan akan lebih menguntungkan secara
ekonomis apabila mempunyai nilai nol. Dengan demikian, biaya dan jumlah
kendaraan yang beroperasi yang dihasilkan akan menjadi minimum. Selain itu,
dengan adanya pengurangan harga pada setiap variabel, menunjukkan bahwa
biaya dan ruang pada kendaraan masih terlalu tinggi sehingga perlu diturunkan.
4.3.4.1.1.1. Status Sumber Daya Pada Bulan September 2005
Pada tabel 4.25 dapat nilai dan status sumber daya pada penyelesaian masalah
pada Bulan September 2005. Pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa pembatas
pertama (jumlah kendaraan engkel yang beroperasi) 4889, yang berarti masih
tersisa 4889 poin kendaraan engkel yang tersisa atau menganggur. Untuk
melakukan satu trip ke Ancol diperlukan 12 poin, ke Bintaro membutuhkan 12
poin, dan seterusnya hingga ke Denpasar membutuhkan 120 poin.
Tabel 4.25. Status Sumber Daya pada Perhitungan
Dengan Kendaraan Sendiri pada Bulan September 2005
No Left Hand Side
Right Hand Side
Slack Or Surplus Status
1 13,111.00 18,000.00 4,889.00 Melimpah 2 12,000.00 12,000.00 0 Langka 3 10,143.00 10,200.00 57.00 Melimpah 4 66,080.00 65,000.00 1,080.00 Melimpah 5 151,200.00 150,700.00 500.00 Melimpah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,080.00 93,800.00 280.00 Melimpah 8 94,080.00 93,000.00 1,080.00 Melimpah 9 69,440.00 68,400.00 1,040.00 Melimpah 10 105,280.00 104,300.00 980.00 Melimpah 11 131,040.00 130,500.00 540.00 Melimpah 12 89,600.00 89,500.00 100.00 Melimpah 13 73,920.00 73,600.00 320.00 Melimpah 14 137,760.00 137,500.00 260.00 Melimpah 15 15,680.00 15,300.00 380.00 Melimpah
Jika 4889 poin tersebut dibagikan dengan 600 (pembatas 1 sampai 3
sebelumnya dikalikan 600) maka akan diperoleh 8.14 unit. 8.14 unit dapat
diartikan bahwa pada bulan September 2005 jika mobil dapat dialokasikan secara
optimum, maka akan terdapat 8 unit kendaraan engkel yang menganggur. Dengan
mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur dapat memudahkan perencanaan
transportasi ke depan. Hal ini dikarenakan sistem transportasi pada PT. Jakarana
Tama tidak hanya pada produk jadi saja, sehingga mobil yang menganggur dapat
dialokasikan ke pengiriman produk lainnya.
Nilai Slack Or Surplus pada pembatas ke 2 adalah nol ini menunjukkan bahwa
kendaraan jenis tronton memiliki status langka. Maksudnya adalah untuk ke 20
kendaraan jenis tronton akan aktif beroperasi selama sebulan penuh tanpa adanya
pengangguran.
Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan
kelebihan pada pengiriman produk. Dapat dilihat pada pembatas 4 dengan nilai
slack or surplus sebesar 1080, ini berarti terdapat kelebihan pengiriman sebesar
1080 kardus dalam pengantaran ke Ancol. Semakin sedikit kelebihan pengiriman
pada kendaraan, maka akan semakin optimal kendaraan tersebut beroperasi.
4.3.4.1.1.2. Status Sumber Daya Pada Bulan Oktober 2005
Untuk analisa sumber daya pada bulan Oktober 2005 nilai Slack Or Surplus
dan status sumber dayanya pada ke-15 pembatasnya dapat dilihat dengan lebih
jelasnya pada tabel 4.26.
Tabel 4.26. Status Sumber Daya pada Perhitungan
Dengan Kendaraan Sendiri pada Bulan Oktober 2005
No Left Hand Side
Right Hand Side
Slack Or Surplus Status
1 14,221.00 18,000.00 3,779.00 Melimpah 2 11,987.00 12,000.00 13.00 Melimpah 3 10,172.00 10,200.00 28.00 Melimpah 4 68,320.00 68,000.00 320.00 Melimpah 5 154,000.00 153,500.00 500.00 Melimpah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 95,200.00 94,300.00 900.00 Melimpah 8 94,080.00 93,400.00 680.00 Melimpah 9 69,440.00 68,700.00 740.00 Melimpah 10 105,280.00 105,000.00 280.00 Melimpah 11 132,160.00 131,300.00 860.00 Melimpah 12 99,120.00 98,800.00 320.00 Melimpah 13 73,920.00 73,400.00 520.00 Melimpah 14 140,560.00 140,300.00 260.00 Melimpah 15 16,800.00 15,700.00 1100.00 Melimpah
Pada tabel 4.26. dapat dilihat bahwa untuk ke 15 pembatasnya nilai Slack Or
Surplus tidak ada yang 0, yang berarti status sumber daya untuk ke 15 pembatas
tersebut semuanya berlimpah.
Dapat dilihat pada pembatas ke 2 yaitu dengan nilai Slack Or Surplus sebesar
13, walaupun statusnya berlimpah tapi jika poin tersebut dibagikan dengan 600
menghasilkan 0,02 unit. Berarti tidak ada mobil tronton yang menganggur.
Begitu pula untuk pembatas ke 3 yang menyatakan tidak ada mobil gandengan
yang menganggur atau dapat dialokasikan ke bagian lain.
4.3.4.2.Analisa Sensitivitas Dengan Menggunakan Kendaraan Sendiri dan
Bantuan Jasa Ekspedisi.
4.3.4.2.1. Status Sumber Daya
Status sumber daya (melimpah atau langka) dilihat pada kolom slack or
surplus pada laporan hasil perhitungan dengan program WINQSB pada halaman
lampiran. Nilai positif pada kolom tersebut menunjukkan bahwa sumber daya
tersebut tidak dipergunakan sepenuhnya, sehingga melimpah. Sedangkan nilai nol
pada kolom tersebut menunjukan bahwa seluruh sumber daya tersebut dihabiskan
oleh kegiatan-kegiatan dalam model, atau disebut langka. Nilai pada kolom slack
or surplus diperoleh dari nilai pada kolom Left Hand Side, yaitu nilai dari
perhitungan model dikurangi dengan nilai pada kolom Right Hand Side, atau nilai
pembatas jika pertidaksamaan tersebut memiliki arah lebih besar (≥).
4.3.4.2.2. Harga Dual
Harga dual menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan nilai tujuan yang
disebabkan oleh kenaikan 1 unit kapasitas kendala ketat. Apabila harga dual
positif, hal ini berarti kenaikan 1 unit kapasitas kendala tersebut akan menaikkan
nilai tujuan sebesar harga dual tersebut. Apabila harga dual nol, hal ini disebabkan
karena kapasitas yang ada telah mencukupi kebutuhan kapasitas sehingga tidak
ada lagi penambahan kapasitas. Sedangkan bila harga dual negatif, hal ini berarti
kenaikan 1 unit kapasitas kendala akan menurunkan nilai tujuan. Harga dual pada
perhitungan dengan program WINQSB dapat dilihat pada kolom Shadow Price
Goal 1 pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran.
Dari perhitungan dengan program WINQSB pada bulan September 2005 dan
October 2005 dengan kendaraan sendiri dan dengan bantuan jasa ekspedisi
didapatkan bahwa nilai Shadow Price untuk ke-12 pembatas adalah nol. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk setiap pembatas sudah mencukupi kebutuhan kapasitas
yang ada sehingga tidak ada lagi penambahan kapasitas.
4.3.4.2.3. Pengurangan Harga
Pengurangan biaya menunjukan seberapa banyak posisi ekonomi dari kegiatan
tersebut harus diperbaiki untuk membuatnya lebih menarik secara ekonomi. Pada
perhitungan dengan program WINQSB nilai pengurangan harga dapat dilihat pada
kolom Redused Cost pada laporan hasil perhitungan di lembar lampiran. Dapat
dilihat bahwa semua nilai Redused Cost untuk setiap variabel baik, pada bulan
September 2005 maupun bulan Oktober 2005 dengan kendaraan sendiri dan
dengan bantuan jasa ekspedisi, mempunyai nilai yang sama dengan koefisien
fungsi tujuan atau nilai Unit Cost Or Profit. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
koefisien tujuan akan lebih menguntungkan secara ekonomis apabila mempunyai
nilai nol. Dengan demikian, biaya dan jumlah kendaraan yang beroperasi yang
dihasilkan akan menjadi minimum. Selain itu, dengan adanya pengurangan harga
pada setiap variabel, menunjukkan bahwa biaya dan ruang pada kendaraan masih
terlalu tinggi sehingga perlu diturunkan.
4.3.4.2.1.1. Status Sumber Daya Pada Bulan September 2005
Pada tabel 4.27 dapat nilai dan status sumber daya pada penyelesaian masalah
pada Bulan September 2005. Pada tabel 4.27 dapat dilihat bahwa pembatas
pertama (jumlah kendaraan engkel yang beroperasi) 5239, yang berarti masih
tersisa 5239 poin kendaraan engkel yang tersisa atau menganggur .
Tabel 4.27. Status Sumber Daya pada Perhitungan Dengan Kendaraan Sendiri
Dan Dengan Bantuan Ekspedisi pada Bulan September 2005
No Left Hand Side
Right Hand Side
Slack Or Surplus Status
1 12,761.00 18,000.00 5,239.00 Melimpah 2 12,000.00 12,000.00 0 Langka 3 10,194.00 10,200.00 6.00 Melimpah 4 65,000.00 65,000.00 0 Langka 5 150,700.00 150,700.00 0 Langka 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,080.00 93,800.00 280.00 Melimpah 8 93,000.00 93,000.00 0 Langka 9 68,400.00 68,400.00 0 Langka 10 104,300.00 104,300.00 0 Langka 11 130,500.00 130,500.00 0 Langka 12 89,600.00 89,500.00 100.00 Melimpah 13 73,920.00 73,600.00 320.00 Melimpah 14 137,760.00 137,500.00 260.00 Melimpah 15 15,680.00 15,300.00 380.00 Melimpah
Jika 5239 poin tersebut dibagikan dengan 600 (pembatas 1 sampai 3
sebelumnya dikalikan 600) maka akan diperoleh 8.7 unit. 8.7 unit dapat diartikan
bahwa pada bulan September 2005 jika mobil dapat dialokasikan secara optimum,
maka akan terdapat 8 unit kendaraan engkel yang menganggur. Dengan
mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur dapat memudahkan perencanaan
trasportasi ke depan.
Nilai Slack Or Surplus pada pembatas ke 2 adalah nol ini menunjukkan bahwa
kendaraan jenis tronton memiliki status langka. Maksudnya adalah untuk ke 20
kendaraan jenis tronton akan aktif beroperasi selama sebulan penuh tanpa adanya
pengangguran.
Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan
banyaknya ruang sisa pada kendaraan. Dapat dilihat pada pembatas 4, 5, 8, 9, 10,
11 memiliki nilai slack or surplus sebesar 0, yang berarti memiliki status sumber
daya langkah. Hal ini menunjukkan untuk pembatas tersebut tidak ada ruang
kosong pada mobil sehingga mobil dapat beroperasi secara optimal.
4.3.4.2.1.2. Status Sumber Daya Pada Bulan Oktober 2005
Untuk analisa sumber daya pada bulan Oktober 2005 nilai Slack Or Surplus
dan status sumber dayanya pada ke-15 pembatasnya dapat dilihat dengan lebih
jelasnya pada tabel 4.28.
Tabel 4.28. Status Sumber Daya pada Perhitungan Dengan Kendaraan Sendiri
dan Dengan Bantuan Ekspedisi pada Bulan Oktober 2005
No Left Hand Side
Right Hand Side
Slack Or Surplus Status
1 13,876.00 18,000.00 4,124.00 Melimpah 2 11,999.00 12,000.00 1.00 Melimpah 3 10,198.00 10,200.00 2.00 Melimpah 4 68,320.00 68,000.00 320.00 Melimpah 5 153,500.00 153,500.00 0 Langkah 6 50,400.00 50,300.00 100.00 Melimpah 7 94,300.00 94,300.00 0 Langkah 8 93,520.00 93,400.00 120.00 Melimpah 9 68,700.00 68,700.00 0 Langkah 10 105,280.00 105,000.00 280.00 Melimpah 11 131,300.00 131,300.00 0 Langkah 12 99,120.00 98,800.00 320.00 Melimpah 13 73,920.00 73,400.00 520.00 Melimpah 14 140,560.00 140,300.00 260.00 Melimpah 15 15,700.00 15,700.00 0 Langkah
Pada tabel 4.28. dapat dilihat pada pembatas ke 2 yaitu dengan nilai Slack Or
Surplus sebesar 1, walaupun statusnya berlimpah tapi jika poin tersebut dibagikan
dengan 600 menghasilkan 0,001 unit. Berarti tidak ada mobil tronton yang
menganggur.
Untuk pembatas ke empat sampai 15 nilai slack or surplus mencerminkan
banyaknya ruang sisa pada kendaraan. Dapat dilihat pada pembatas 5, 7, 9, 11, 15,
11 memiliki nilai slack or surplus sebesar 0, yang berarti memiliki status sumber
daya langka. Hal ini menunjukkan untuk pembatas tersebut tidak ada ruang
kosong pada mobil sehingga mobil dapat beroperasi secara optimal.
4.3.5. Analisa Perbandingan Hasil Model Integer Programming Dengan
Kendaraan Sendiri dan Model Integer Programming Dengan
Kendaraan Sendiri dan Bantuan Jasa Ekspedisi
Untuk mengetahui model Integer programming yang terbaik untuk perusahaan,
maka akan dibandingkan biaya Transportasi pada pemodelan masalah dengan
kendaraan sendiri dan pemodelan masalah dengan bantuan jasa ekspedisi pada
bulan September 2005 dan Oktober 2005. Total biaya dan jumlah kendaraan yang
beroperasi dengan menggunakan Integer programming untuk kedua pemodelan
masalah dapat dilihat pada tabel 4.29.
Tabel 4.29. Perbandingan Model Integer Programming
Biaya Total September 2005 Oktober 2005
Dengan Kendaraan Sendiri Rp. 556.832.000,00 Rp. 574.324.000,00 Dengan Kendaraan Sendiri dan Ekspedisi Rp. 554.880.180,00 Rp. 570.456.240,00
Pada tabel 4.29 dapat dilihat bahwa untuk bulan September 2005 dan Oktober
2005 model yang melibatkan ekspedisi menghasilkan biaya transportasi yang
lebih kecil dibandingkan dengan model yang tidak melibatkan ekspedisi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan model Integer programming bantuan
ekspedisi lebih efisien, karena menghasilkan kombinasi kendaraan dengan biaya
yang lebih minimal dibandingkan dengan model dengan kendaraan sendiri saja..
Selain itu juga model goal programming yang kedua (dengan ekspedisi) dapat
dikatakan lebih baik karena model tersebut dapat mewakili model yang pertama
(tanpa ekspedisi). Karena jika ternyata ada permasalahan dimana tidak
menggunakan ekspedisi menghasilkan biaya yang lebih murah, maka dengan
menggunakan model yang kedua (dengan ekspedisi) akan menghasilkan jawaban
yang sama dengan menggunakan model pertama (tanpa ekspedisi), hanya saja
pada variabel Xdi (banyaknya kardus yang didistribusikan dengan jasa ekspedisi
ke daerah i) menghasilkan nilai nol semua.
Walaupun dapat disimpulkan bahwa model Integer programming dengan
bantuan jasa ekspedisi lebih baik, model tersebut juga memiliki kelemahan.
Kelemahan tersebut adalah pada saat penyelesaian program WINQSB dengan
komputer akan memakan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan model
pertama (tanpa ekspedisi). Hal ini dikarenakan pada model pertama jumlah
variabelnya bertambah banyak (12 variabel) tanpa disertai adanya penambahan
batasan-batasan baru, sehingga untuk mencapai solusi yang optimal membutuhkan
jauh lebih banyak iterasi yang memakan waktu cukup lama.
4.3.6. Analisa Perbandingan Hasil dengan Model Integer Programming
Terbaik dan dengan Pendekatan “Common Sense” Perusahaan
Untuk mengetahui cara pendistribusian produk yang terbaik untuk perusahaan,
maka akan dibandingkan biaya-biaya dari Model Integer Programming terbaik
dengan pendekatan “common sense” yang biasa dilakukan oleh perusahaan.
Model Integer programming yang terbaik seperti yang telah disimpulkan pada
subbab sebelumnya adalah model Integer programming dengan bantuan jasa
ekspedisi. Perbandingan biaya dapat dilihat pada tabel 4.30.
Tabel 4.30. Perbandingan Model Integer Programming
dengan Pendekatan “Common Sense”
Biaya Total September 2005 Oktober 2005
Dengan Common Sense Rp 568.294.000,00 Rp 585.330.000,00 Dengan Integer Programming Rp. 554.880.180,00 Rp. 570.456.240,00
Dari tabel 4.30. dapat dilihat bahwa untuk bulan September 2005 dan Oktober
2005 biaya transportasi dengan model Integer programming jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pendekatan “common sence”. Hal ini disebabkan karena
penggunaan kendaraan tronton dan gandeng pada pendekatan “common sense” ini
masih kurang efisien sehingga membuat biayanya semakin membesar.
Selain dari perbandingan harga, masih banyak keunggulan menggunakan
Integer programming dibandingkan dengan menggunakan pendekatan “common
sense”. Adapun beberapa keunggulan menggunakan model integer programming
dibandingkan dengan pendekatan “common sense" adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan model integer programming lebih tepat karena model tersebut
akan mengkombinasi kendaraan yang meminimasi biaya secara otomatis
sehingga dapat mengurangi human error.
2. Waktu yang digunakan untuk mencari kombinasi kendaraan sangat singkat
dibandingkan dengan perhitungan manual. Karena perhitungan dilakukan
oleh komputer dengan software WINQSB sehingga operator tinggal
menunggu komputer yang mengolah dan hasil perhitungan akan segera
muncul.
3. Cara pengerjaan dengan model integer programming juga sangat mudah
karena dari model yang ada operator hanya tinggal mengubah permintaan dari
setiap daerah distributornya saja, sehingga tidak memerlukan keahlian
tertentu.
4. Dengan mengetahui nilai slack or surplus pada model integer programming
dapat mengetahui jumlah kendaraan yang menganggur secara tepat (tidak
dengan perkiraan), sehingga dapat memudahkan estimasi pada bulan berikut.