bab iii hammam
TRANSCRIPT
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 1/24
6
BAB III
PEMBAHASAN
III. 1 Embriogenesis dan Anatomi Wajah
Gambar Anatomi normal bibir dan palatum
Perkembangan Wajah
Kepala dan leher dibentuk oleh beberapa tonjolan dan lengkungan antara
lain prosesus frontonasalis, prosesus nasalis medialis dan lateralis, prosesus
maksilaris dan prosesus mandilbularis.Pada awal perkembangan, wajah janin
adalah daerah yang dibatasi di sebelah cranial oleh lempeng neural, di cauda oleh
pericardium, dan di lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama
kanan dan kiri. Di tengahtengah daerah ini, terdapat cekungan ectoderm yang
dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar cekungan terdapat membrane
buccopharyngeal. Pada minggu keempat, membrane buccopharyngeal pecah
sehingga stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan !foregut".
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 2/24
#
Gambar A. $anin pada akhir minggu keempat yang memperlihatkan posisi arkus
arkus faring. %. $anin berumur &,' minggu yang memperlihatkan prominensia
mandibularis dan maksilaris.
Perkembangan wajah selanjutnya bergantung pada menyatunya sejumlah
processus penting !teori fusi processus", yaitu processus frontonasalis, processus
ma(illaris, dan processsus mandibularis. Processus frontonasalis mulai sebagai
proliferasi mesenchym pada permukaan )entral otak yang sedang berkembang,
menuju kearah stomodeum. *ementara itu, processus ma(illaris tumbuh keluar
dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk pinggiran
bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini saling mendekat satu
dengan yang lain di garis tengah, di bawah stomodeum dan bersatu membentuk
rahang bawah dan bibir bawah.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 3/24
+
Gambar Proses perkembangan wajah manusia
Primordium ka)um nasi tampak sebagai cekungan pada ujung bawah processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya menjadi processus
nasalis medialis dan processus nasalis lateralis. Dengan berlanjutnya
perkembangan, processus ma(illaris tumbuh ke medial dan menyatu dengan
processus nasalis medialis. Processus nasalis medialis membentuk philtrum pada
bibir atas dan prema(illa. Processus ma(illaris meluas ke medial, membentuk
rahang atas dan pipi, dan akhirnya menutupi prema(illa dan menyatu pada garis
tengah. %erbagai processus yang membentuk wajah menyatu selama dua bulan
kedua.
%ibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus ma(illaris arcus
pharyngeus pertama pada masingmasing sisi ke arah medial. Akhirnya, processus
ma(illaris saling bertemu di garis tengah dan bersatu, juga dengan processus
nasalis medialis. $adi bagian lateral bibir atas dibentuk oleh processus ma(illaris,
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasalis medialis dengan
bantuan processus ma(illaries pada akhir minggu ke6 sampai minggu ke#.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 4/24
%ibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus pharyngeus
pertama masingmasing sisi. Processus ini tumbuh ke arah medial di bawah
stomodeum dan bersatu di garis tengah untuk membentuk seluruh bibir
bawah.Kulit yang menutupi processus frontonasalis dan deri)atnya mendapat
persarafan sensoris dari di)isi ophthalmica n. trigeminus, sedangkan di)isi
ma(illaries n. trigeminus mempersarafi kulit di daerah processus ma(illaris. Kulit
yang meliputi processus mandibularis dipersarafi oleh di)isi mandibularis n.
trigeminus. -tototot untuk ekspresi wajah berasal dari mesenchym arcus
pharyngeus kedua. *araf yang menyuplai ini adalah saraf arcus pharyngeus kedua,
yaitu ner)us kranialis.#,+
%erdasarkan teori di atas, hipotesa terjadinya bibir sumbing yaitu karena
kegagalan fusi antara processus maksilaris dengan processus nasalis medialis
dimana pertama terjadi pendekatan masing masing processus, setelah processus
bertemu, terjadi regresi lapisan epitel dan pada akhirnya mesoderm saling bertemu
dan mengadakan fusi./,+
*ehingga teori terjadinya labio atau palatoschi0is adalah sebagai berikut 1
2abioschi0is 1 perkembangan abnormal dari processus nasomedial dan
maksilaris
Palatoschi0is 1 kegagalan fusi antara 3 processus palatine
Embriogenesis Bibir
Pada akhir minggu keempat, muncul prominensia fasialis yang terutama
terdiri dari mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan dibentuk terutama oleh
pasangan pertama arkus faring. Prominensia frontonasalis yang dibentuk
oleh proliferasi mesenkim yang terletak )entral dari )esikula otak, membentuk batas atas stomodeum. Di kedua sisi prominensia frontonasalis, muncul
penebalan lokal permukaan ektoderm, plakoda nasalis. *elama minggu kelima,
plakoda nasalis !lempeng hidung" tersebut mengalami in)aginasi untuk
membentuk fo)ea nasalis !lekukan hidung". *elama dua minggu berikutnya,
prominensia maksilaris tersebut bertambah besar. *ecara bersamaan, tonjolan
ini tumbuh ke arah medial, menekan prominensia nasalis mediana ke arah
garis tengah. *elanjutnya, celah antara prominensia nasalis mediana dan
prominensia maksilaris lenyap dan keduanya menyatu. Karena itu, bibir atas
dibentuk oleh dua prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 5/24
/4
%ibir bawah dan rahang dibentuk oleh prominensia mandibularis yang menyatu di
garis tengah.
Embriogenesis Hidung
*egmen intermaksila terbentuk akibat pertumbuhan prominensia maksilaris ke
medial, kedua prominensia nasalis mediana menyatu tidak hanya di permukaan
tetapi juga di bagian yang lebih dalam. *truktur ini terdiri dari komponen bibir
yang membentuk filtrum bibir atas5 komponen rahang atas yang membawa empat
gigi seri5 dan komponen palatum yang membentuk palatum primer yang
berbentuk segitiga. *egmen intermaksila bersambungan dengan bagian rostral
septum nasale yang dibentuk oleh prominensia frontalis.
Gambar A. Potongan frontal melalui kepala janin #,' minggu. 2idah telah
bergeser ke bawah dan bilahbilah palatum telah mencapai posisi hori0ontal. %.
Pandangan )entral bilahbilah palatum setelah rahang dan lidah diangkat.
Palatum Sekunder
eskipun palatum primer berasal dari segmen intermaksila, bagian utama
palatum definitif dibentuk oleh dua pertumbuhan berbentuk bilah !shel)es"
dari prominensia maksilaris. Pertumbuhan keluar ini, palatine shel)es !bilah
*bilah palatum", muncul pada minggu keenam perkembangan dan mengarah oblik
ke bawah di kedua sisi lidah. 7amun, pada minggu ketujuh, bilahbilah palatum
bergerak ke atas untuk memperoleh posisi hori0ontal di atas lidah dan menyatu,
membentuk palatum sekunder.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 6/24
//
III. 2 Definisi
8left 2ip and Palate !bibir sumbing dan langitlangit" adalah kelainan kongenital
faciooral dimana terjadi malformasi atau pada area wajah janin tidak
membentuk dengan sempurna./
%ibir sumbing !cleft lip" adalah kelainan berupa celah yang berada pada bagian
bibir atas yang didapatkan seseorang sejak lahir karena malformasi yang
disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal mediana dan maksilaris untuk menyatu
selama perkembangan embrionik. %ila celah berada pada bagian langitlangit
rongga mulut !palatum" ,maka kelainan ini disebut cleft palate. Pada cleft palate,
celah akan menghubungkan langitlangit rongga mulut dengan rongga hidung atau
membentuk suatu fissura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan
3 sisi untuk menyatu karena perkembangan embrionik.3
III. Manifestasi !"inis
Klasifikasi celah bibir dan celah langitlangit1
Klasifikasi yang diusulkan oleh 9eau dibagi dalam & golongan yaitu1
• Golongan : 1 8elah pada langitlangit lunak !gambar A".
• Golongan :: 1 8elah pada langitlangit lunak dan keras dibelakang
foramen insisi)um !gambar %".
• Golongan ::: 1 8elah pada langitlangit lunak dan keras mengenai tulang
al)eolar dan bibir pada satu sisi !gambar 8".
• Golongan :9 1 8elah pada langitlangit lunak dan keras mengenai tulang
al)eolar dan bibir pada dua sisi !gambar D".&
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 7/24
/3
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 8/24
/;
Klasifikasi oleh <ni)ersitas :-=A1
%ibir sumbing dibagi menjadi unilateral kiri atau kanan, atau bilateral
!kelompok :", dapat juga lengkap !dengan ekstensi mencapai dasar hidung" atau
tidak lengkap. %ibir sumbing saja dapat terjadi, namun celah yang terjadi pada
daerah al)eolus selalu dikaitkan dengan bibir sumbing. %ibir sumbing lengkap
merupakan celah yang mencapai seluruh ketebalan )ertikal dari bibir atas dan
terkadang berkaitan dengan celah al)eolar. %ibir sumbing tidak lengkap terdiri
dari hanya sebagian saja ketebalan )ertikal dari bibir, dengan bermacammacam
jenis ketebalan jaringan yang masih tersisa, dapat berupa peregangan otot
sederhana dengan bagian kulit yang meliputinya atau sebagai pita tipis kulit yang
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 9/24
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 10/24
/'
Klasifikasi berdasarkan The Royal College of Surgeons of England (2!1
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 11/24
/6
III. # Etio"ogi
?tiologi cleft lip and palate adalah multifaktorial dan belum dapat
diketahui secara pasti. Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu
keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan. @erganggunya fusi !menyatunya"
selama masa pertumbuhan intra uterine !dalam kandungan" ini bisa disebabkan
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 12/24
/#
oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi faktor herediter dan faktor
eksternal.
a. aktor herediter
aktor herediter ini berarti menyangkut gen penyebab bibir
sumbing yang dibawa penderita. Bal ini dapat berupa 1
• utasi gen.
• Kelainan kromosom 1 #'C dari faktor keturunan resesif dan 3'C
bersifat dominan.
b. aktor eksternal lingkungan
aktor eksternal merupakan halhal diluar tubuh penderita selama
masa pertumbuhan dalam kandungan yang mempengaruhi atau
menyebabkan terjadinya bibir sumbing yaitu 1• Pengaruh lingkungan juga dapat menyebabkan, atau berinteraksi
dengan genetika untuk menyebabkan celah orofacial. Pada
manusia, bibir sumbing janin dan kelainan bawaan lain juga telah
dihubungkan dengan hipoksia ibu, seperti yang disebabkan oleh
misalnya ibu merokok, menyalahgunakan alkohol atau beberapa
bentuk pengobatan hipertensi.
• Penyebab musiman !seperti eksposur pestisida"
• -batobatan, seperti1 Asetosal, Aspirin, Eifampisin, enasetin,
*ulfonamid, Aminoglikosid, :ndometasin, Asam lufetamat,
:buprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah
langitlangit. Eetinoid, senyawa nitrat, obatobatan antikon)ulsan,
alkohol, obatobatan terlarang !kokain, heroin, dll".
• Diet ibu dan asupan )itamin
• aktor usia ibu
• 7utrisi, terutama pada ibu yang kekurangan folat
• Penyakit infeksi *ifilis, )irus rubella
• Eadiasi
• *tres emosional
• @rauma !trimester pertama"
III. $ E%idemio"ogi
%ibir sumbing dan celah palatum merupakan kelainan kongenital yang
paling sering ditemukan di daerah kepala dan leher. :nsidens bibir sumbing
dengan atau tanpa celah palatum adalah / dari 3.444 kelahiran di Amerika *erikat.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 13/24
/+
:nsiden bibir sumbing dengan atau tanpa celah palatum ber)ariasi berdasarkan
etnis,dari /.444 kelahiran didapatkan pada etnis :ndian ;,6, etnis Asia 3,/, etnis
kulit putih /,4, dan etnis kulit hitam 4,&/. *ebaliknya, insidens celah palatum
konstan pada semua etnis, yaitu 4,' dari /.444 kelahiran. :nsidens berdasarkan
jenis kelamin pria dan wanita adalah 31/ untuk bibir sumbing dengan atau tanpa
celah palatum dan /13 untuk celah palatum saja. *ecara keseluruhan, proporsi
kelainan ini di Amerika *erikat1 &'C celah lengkap pada bibir, al)eolus, dan
palatum5 3'C celah bibir, al)eolus, atau keduanya5 dan ;4C celah palatum.;
Penelitian di Bawaii !/+6344;" membandingkan angka kejadian bibir sumbing
dan celah palatum dengan bibir sumbing saja yaitu sebesar ;,3C dan /,4C.3,;
:nsidens terbanyak pada orang Asia dan Amerika dibandingkan orang kulit hitam.
Di :ndonesia, kelainan ini cukup sering dijumpai, walaupun tidak banyak
data yang mendukung. $umlah penderita bibir sumbing dan celah palatum yang
tidak tertangani di :ndonesia mencapai '.4446.444 kasus per tahun, diperkirakan
akan bertambah 6.444#.444 kasus per tahun. 7amun karena berbagai kendala,
jumlah penderita yang bisa dioperasi jauh dari ideal, hanya sekitar /.444/.'44
pasien per tahun yang mendapat kesempatan menjalani operasi. %eberapa
kendalanya adalah minimnya tenaga dokter, kurangnya informasi masyarakat
tentang pengobatannya, dan mahalnya biaya operasi.
III. & Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik saat bayi lahir.
<*G dan E: pada saat masa kehamilan. %iasanya terdeteksi saat
kunjungan rutin antenatal.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 14/24
/
Gambar "ntenatal diagnosis pada labioschi0is
<ltrasonografi, sebagai metode pencitraan utama, pemeriksaan yang
menunjukkan kondisi janin saat itu, selain itu mudah untuk dilakukan dan tidak
mahal. 7amun, pemeriksaan menggunakan sonografi pada masa prenatal dengan
bibir sumbing dan palatum dapat menjadi sulit karena membayangi dari struktur
tulang di sekitarnya. Pada suatu penelitian dikatakan bahwa kebanyakan
pemeriksaan anatomi dengan menggunakan pencitraan dua dimensi
transabdominal menggunakan ;,'to' B0 transduser yang dapat menunjukkan
kejadian bibir sumbing pada janin dari usia kehamilan /6 minggu dengan
akurat. 7amun, pemeriksaan untuk mendeteksi beberapa kelainan sumbing,seperti pada sumbing bibir atau palatum terisolasi, tidak terlalu menggambarkan
hasil baik. ;Dimensi atau &Dimensi <*G dan E:. Pada pencitraan di wajah
memiliki keuntungan untuk dapat melihat tingkat midlineanomaly yang
kompleks, yang mungkin terbatas jika dilakukan pada pencitraan gambar dua
dimensi biasa. *tudi lain mengatakan bahwa E: mampu untuk menentukan
tingkat keterlibatan posterior palatum dan penyebaran ke arah lateral sumbing
pada 82P !8left lip with or without palate" atau 8P !8left palate" mempunyai
akurasi diagnostik lebih tinggi dari pemeriksaan ultrasound. Penelitian lain
berpendapat bahwa E: pada diagnosis prenatal untuk menge)aluasi palatum
primer dan sekunder.
III. ' Penata"aksanaan
asalah yang mendesak adalah proses makan, segera setelah lahir, bayi
dipasangi penutup plastik yang cocok, maksudnya untuk membantu pengendalian
cairan, memberikan bidang referensi untuk pengisapan dan menjaga stabilitas
segmen segmen arkus lateral. Pertumbuhan arkus gigi yang cepat memerlukan
pengukuran alat penutup yang berulang ulang setiap beberapa minggu. Putting
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 15/24
34
artificial lunak dengan lubang yang besar berguna pada penderita celah palatum.
Penderita dengan celah bibir !sumbing" murni mungkin dapat minum A*:.
Program habilisasi yang menyeluruh untuk anak yang menderita bibir
sumbing atau celah palatum bisa memerlukan pengobatan khusus dalam waktu
bertahun tahun, dari tim yang terdiri dari dokter ahli anak, ahli bedah atau bedah
plastik, ahli @B@, ahli ortodonsi yang akan mengikuti perkembangan rahang dan
giginya serta ahli logopedi yang mengawasi dan membimbing kemampuan
bicara./
Ada tiga tahap penatalaksanaan labioschi0is yaitu 1//
1. Tahap sebelum operasi
empersiapkan ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi
Asupan gi0i yang cukup, dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan
usia yang memadaitindakan operasi pertama dikerjakan untuk menutup celah
bibirnya, biasanya pada umur tiga bulan. Patokan yang biasa dipakai adalah rule
of ten yaitu. *aat melaksanakan tindakan koreksi dianut hukum sepuluh, yaitu
berat badan minimal empat setengah kilo !/4 pon", kadar hemoglobin /4 gram
persen dan umur sekurang kurangnya /4 minggu dan tidak ada infeksi, leukosit
dibawah /4.444.
?dukasi kepada orang tua
$ika bayi belum mencapai rule of ten, ada beberapa nasehat yang seharusnya
diberikan kepada orang tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak
bertambah parah. isalnya memberi minum harus dengan dot khusus dimana
ketika dot dibalik, susu dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah optimal
artinya tidak terlalu besar sehingga membuat bayi tersedak dan tidak terlalu kecil
sehingga membuat asupan gi0i menjadi tidak cukup, jika dot dengan lubang
khusus ini tidak tersedia, maka pemberian minum dapat dilakukan dengan
bantuan sendok secara perlahan dengan posisi setengah duduk atau tegak untuk
menghindari masuknya susu melewati langit langit yang terbelah.
8elah bibir direkatkan dengan menggunakan plaster khusus non alergenik
<ntuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibar proses
tumbuh kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi kea rah depan ! protrusion
pre maksila" akibat dodorngan lidah prolabium, karena jika hasil ini terjadi
tindakan koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil
akhir yang didapat tidak sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap
direkatkan sampai waktu operasi tiba.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 16/24
3/
2. Tahap operasi
Penutupan bibir sumbing secara bedah biasanya dilakukan setelah umur ;
bulan, ketika anak itu telah menunjukkan kenaikan berat badan yang
memuaskan dan bebas dari infeksi oral, saluran nafas atau sistemik.
@ujuan pembedahan operasi 1
enyatukan bagian bagian celah
ewujudkan bicara yang bagus dan jelas
engurangi regurgitasi hidung
enghindari cedera pada pertumbuhan maksila
@eknik operasi 1
A. 2abioplasty
8ara illard 1 Frule of ten !/4 minggu, /4 pound, Bb H/4 grC, leukosit I
/4.444"
%. Palatoplasty
Dilakukan pada usia J 34 bulan saat anak mulai belajar bicara
8ara operasi yang umum dipakai adalah cara illard yang caranya memutar
dan memajukan !rotation and ad#acement ". @eknik operasinya yaitu 1
Dari sisi lateral, mukosa dikupas dari otot orbikularis oris, kemudian otot
orbikularis oris bagian merah bibir dipisahkan dari sisanya.
Kulit dan subkutis dibebaskan dari otot orbikularis oris secara tajam,
sampai kira kira sulkus nasolabialis.
2epaskan mukosa bibir dari rahang pada lekuk pertemuannya,
secukupnya, kemudian otot dibebaskan dari mukosa hingga terbentuk ;lapis flap 1 mukosa, otot dan kulit.
2alu pada sisi medial, mukosa dilepaskan dari otot. Dibuat flap 8,
kemudian dibuat insisi 3 mm dari pinggir atap lubang hidung.
%ebaskan kulit dari mukosa dan tulang rawan alae, menggunakan gunting
halus melengkung.
2etak tulang rawan alae diperbaiki dengan tarikan jahitan yang dipasang
ke kulit.
*etelah jahitan terpasang, lekuk atap dan lengkung atas atap lubang hidung
lebih simetris. Kolumela dan rangka tulang rawan dan )omer yang miring
dari depan ke belakang sulit diperbaiki, sehingga masih miring.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 17/24
33
2uka dipinggir dalam atap nares dijahit, kemudian mukosa oral mulai dari
cranial, menghubungkan sulkus ginngi)o labialis. $ahitan diteruskan
sampai ke dekat merah bibir.
*etelah itu, otot dijahit lapis demi lapis. $ahitan kulit dimulai dari titik
yang perlu ditemukan yaitu ujung busur 8upido. Diteruskan ke atas dan ke
mukosa bibir. $aringan kulit atau mukosa yang berlebihan dapat dibuang.
@erakhir luka operasi ditutup dengan tulle dan kasa lembab selama / hari,
untuk menyerap rembesan darah serum yang masih akan keluar. / hari
sesudahnya, barulah luka dirawat terbuka dengan pemberian salep
antibiotik.
Gambar Eeparasi labioschi0is !labioplasti" !A dan %" pemotongan sudut celah
pada bibir dan hidung !8" bagian bawah nostril disatukan dengan sutura !D"
bagian atas bibir disatukan dan !?" jahitan memanjang sampai ke bawah untuk
menutup celah secara keseluruhan
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 18/24
3;
Gambar @eknik operasi labioplasty dan palatoplasty
@indakan selanjutnya adalah menutup langitan !palatoplasti",
dikerjakan sedini mungkin !/' 3& bulan" sebelum anak mampu bicara
lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara.
Kalau operasi dikerjakan lambat, sering hasil operasi dalam hal
kemampuan bicara atau mengeluarkan suara normal atau tak sengau, sulit
di capai.
Perbaikan celah palatum dapat dilakukan dengan teknik 1+
a" 9on 2angenbeck Palatoplasty
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 19/24
3&
Dasar tehnik ini yaitu memisahkan celah palatum yang terpisah.
Pembedahan dan penjahitan otot merupakan prosedur untuk
membuat sling otot. *kematik palatoplasti 9on 2angenbeck,
melibatkan flap bipedikel mukoperiosteal untuk menutup celah
patum durum dan molle.
Gambar #. 9on 2angenbeck Palatoplasty
b" 9eau =ardill Kilner Pushback palatoplasty !9"
Penutupan mukoperiosteal dibuat dengan $ % shaped incison.
Pembebasan mukoperiostal dari palatum disambung ke palatum
durum dan pembukaan tulang secara anterior dan lateral.
Gambar +. 9eau =ardill Kilner Pushback palatoplasty !9"
c" %ardach @wo flap
Dilakukan pada bibir sumbing bilateral, merupakan modifikasi dari
tehnik 9on 2angenbeck dimana dilakukan insisi di sepanjang tepi
celah palatum dan tepi al)eolar. Penggabungan secara anterior ini,
untuk membebaskan penutupan mucoperiosteal. Palatum molle
diperbaiki pada jahitan garis lurus. Pemotongan dan rekonstruksi
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 20/24
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 21/24
36
garis jahitan yang diatur berguna untuk memperkecil takik bibir
akibat retraksi jaringan parut.
Gambar /4. *kema palatoplasti L plasty. !A" Garis ganda adalah
garis insisi dan garis putusputus adalah garis lipat. !%" lap kiri
terdiri dari otot dan mukosa oral dan flap kanan hanya terdiri dari
mukosa oral. !8" Penutupan akhir L plasty
Karena celah palatum sangat ber)ariasi dalam ukuran, bentuk, dan
derajat kerusaknnya5 penentuan waktu operasi koreksi seharusnya bersifat
indi)idual. Kriteria seperti lebarnya celah, cukupnya segmen palatum yang
ada, morfologi daerah sekitarnya !seperti lebarnya orofaring" dan fungsi
neuromuskuler palatum mulut serta dinding faring mempengaruhi
pengambilan keputusan.
8acat celah ini hampir selalu menyilang rigi rigi al)eoulus dan
menganggu pembentukan gigi pada daerah tersebut. ?lemen elemen gigi
yang hilang harus diganti dengan alat alat prostetik5 kemungkinan juga
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 22/24
3#
diperlukan perubahan posisi gigi. *etelah operasi, pada usia anak dapat
belajar bicara dari orang lain, speech therapist dapat diminta mengajar atau
melatih anak bicara yang normal. %ila ini telah dilakukan tetapi suara yang
keluar masi sengau maka dapat dilakukan åoplasti. -perasi ini
adalah membuat bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi,
biasanya pada umur 6 tahun ke atas.
Pada umur + tahun dilakukan tindakan operasi penambalan
tulang pada celah al)eolus atau maksila untuk memungkinkan ahli
ortodonti nanti mengatur pertumbuhan gigi dikanan kiri celah supaya
normal. Graft tulang diambil dari bagian spongius Krista iliaka. @indakan
operasi terakhir yang mungkin diperlukan dikerjakan setelah pertumbuhan
tulang tulang muka mendekati selesai yaitu pada umur /' /# tahun.
*ering ditemukan hipoplasi pertumbuhan maksila sehingga gigi
geligi depan atas atau rahang atas kurang maju pertumbuhannya. Dapat
dilakukan bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal
pertumbuhannya dan mengubah posisinya maju ke depan.%ila gusi juga
terbelah !gnatoschi0is( kelainannya menjadi labiognatopalatoschi0is,
koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia + tahun bekerja sama
dengan dokter gigi ahli ortodonsi.
Pengelolaan bibir sumbing langitan merupakan pengelolaan
terpadu !multidisipliner". Dokter umum, biasanya orangtua penderitamengontrol kesehatan bayi atau anak dan menulis surat rujukan yang
perlu. Ahli bedah plastik memberikan penerangan yang lebih terperinci
dan melakukan semua tindakan operasi. Ahli @B@ mungkin diperlukan
bila terjadi gangguan pada telinga. Speech therapist untuk mengajarkan
bicara dan dokter gigi untuk tindakan ortodonti.+,/4
. Penanganan Prabedah dan Pasca Bedah
Garis jahitan yang terpapar pada dasar hidung dan bibir dapat dibersihkan
dengan kapas yang diberi larutan hydrogen peroksida dan salep antibiotikayang diberikan beberapa kali perhari. $ahitan dapat diangkat pada hari ke '
#.Kecurigaan infeksi merupakan kontraindikasi operasi, jika gi0i anak baik,
cairan dan elektrolit seimbang, pemberian makan dapat diijinkan pada hari ke
enam pasca bedah. *elama waktu yang singkat dalam masa pasca bedah,
perawatan khusus sangat diperlukan. @indakan pengisapan nasofaring yang
dilakukan secara lembut mengurangi kemungkinan komplikasi yang la0im
terjadi, sperti atelektasis dan pneumonia.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 23/24
3+
Pertimbangan primer pada perawatan pasca bedah adalah rumatan
kebersihan garis jahitan dan menghindari ketegangan pada jahitan, karenanya
bayi diberikan makan dengan penetes obat dan tangan diikat manset siku.
Diet cair atau setengah cair dipertahankan.selama ; minggu dan pemberian
makanan dilakukan dengan tetesan atau sendok. @angan penderita dan mainan
juga benda benda asing harus dijauhkan dari palatum. *etelah operasi
labioplasti, pasien harus die)aluasi secara periodik terutama status kebersihan
mulut dan gigi, pendengaran dan kemampuan berbicara, dan juga keadaan
psikososial.
III. ) !om%"ikasi jika tidak di"ak*kan %embedahan
/. asalah asupan makanan
asalah asupan makanan merupakan masalah pertama yang terjadi
pada bayi penderita celah bibir. Adanya celah bibir memberikan kesulitan
pada bayi untuk melakukan hisapan payudara ibu atau dot. @ekanan
lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan
kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah
refleks hisap dan refleks menelan pada bayi dengan celah bibir tidak
sebaik normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat
menyusu. 8ara memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapatmembantu proses menyusui bayi dan menepuknepuk punggung bayi
secara berkala dapat membantu. %ayi yang hanya menderita labioschisis
atau dengan celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun
pada bayi dengan labiopalatochisis biasanya membutuhkan penggunaan
dot khusus. Dot khusus !cairan dalam dot ini dapat keluar dengan tenaga
hisapan kecil" ini dibuat untuk bayi dengan labiopalatoschisis dan bayi
dengan masalah pemberian makan asupan makanan tertentu.
3. asalah dental
Anak yang lahir dengan celah bibir mungkin mempunyai masalah
tertentu yang berhubungan dengan kehilangan gigi, malformasi, dan
malposisi dari gigi geligi pada area dari celah bibir yang terbentuk.
;. :nfeksi telinga
Anak dengan labiopalatoschisis lebih mudah untuk menderita
infeksi telinga karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot
otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius.
8/16/2019 BAB III Hammam
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-hammam 24/24
3
&. Gangguan berbicara
Pada bayi dengan labiopalatoschisis biasanya juga memiliki
abnormalitas pada perkembangan otototot yang mengurus palatum mole.
*aat palatum mole tidak dapat menutup ruang rongga nasal pada saat
bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi
!hypernasal Muality of 6 speech". eskipun telah dilakukan reparasi
palatum, kemampuan otototot tersebut diatas untuk menutup ruang
rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya
normal. Penderita celah palatum memiliki kesulitan bicara, sebagian
karena palatum lunak cenderung pendek dan kurang dapat bergerak
sehingga selama berbicara udara keluar dari hidung. Anak mungkin
mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara kata Np, b, d, t, h, k, g, s,
sh, dan chN, dan terapi bicara !speech therapy" biasanya sangat membantu.'
III. + Prognosis
Kelainan labioschisis merupakan kelainan bawaan yang dapat dimodifikasi
atau disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini melakukan
operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki penampilan wajah
secra signifikan. Dengan adanya teknik pembedahan yang makin berkembang,
+4C anak dengan labioschisis yang telah ditatalaksana mempunyai perkembangankemampuan bicara yang baik. @erapi bicara yang berkesinambungan
menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalahmasalah berbicara pada
anak labioschisis.6