bab iii deskripsi wilayah a. gambaran umum kota malang 1 ...eprints.umm.ac.id/42466/4/bab...
TRANSCRIPT
49
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Kota Malang
1. Sejarah Kota Malang
Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia baru tumbuh dan
berkembang setelah hadirnya pemperintah kolonial Belanda. Fasilitas umum di
rencanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan
diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard dan
kawasan sekitar dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa
lainnya. Sementara penduduk pribumi bertempat tinggal di pinggiran kota dengan
fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan tersebut sekarang bagai
monumen yang menyimpan kenangan dan menjadi daya tarik keluarga-keluarga
Belanda yang pernah bermukim di tempat tersebut untuk bernostalgia.52
Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota
Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun
semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.
Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun
bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan
sangat pesat, lahan pertanian berubah menjadi perumahan dan industri. Kota
Malang terus berkembang hingga saat ini menjadi Kota Pendidikan dan wisata,
karena sangat terkenal potensi alamnya.
“MALANG KUCECWARA”
52 http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah-malang/, diakses pada tanggal 17 April 2018,
pukul 10.55 WIB.
50
Artinya, Tuhan menghancurkan yang bathis, menegakkan yang benar
Semboyan “Malang Kucecwara” dipakai sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya
KOTAPRAJA MALANG 1964, sebelum itu yang digunakan adalah
“MALANG NAMAKU, MAJU TUJUANKU”
yaitu terjemahan dari :
“MALANG NOMINATOR, SURSUMMOVEOR”
Yang disyahkan dengan “Gouvernement besluit dd. 25 April 1938 N. 027”.
Semboyan baru itu diusulkan oleh Almarhum Prof.DR. R.Ng.Poernatjaraka, dan
erat hubungannya dengan asal mula Kota Malang pada zaman Ken Arok.53
2. Letak Geografis
Gambar 3.1 Peta Kota Malang
Sumber : Pemerintahan kota malang.go.id
53 http://malangkota.go.id/sekilas-malang/makna-lambang/, diakses pada tanggal 17 April 2018,
pukul 10.55 WIB.
51
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur
karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-
tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06° – 112,07°
Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang;
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang;
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang;
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang.54
Serta dikelilingi gunung-gunung :
1. Gunung Arjuno di sebelah Utara
2. Gunung Semeru di sebelah Timur
3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
4. Gunung Kelud di sebelah Selatan
Kota Malang memiliki luas 110.06 Km². Kota dengan jumlah penduduk
sampai awal tahun 2017 sebesar 894.782 jiwa. Etnik Masyarakat Malang terkenal
religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya
sebagai Arek Malang (AREMA).
54http://malangkota.go.id/sekilas-malang/geografis/, diakses pada tanggal 18 april 2018, pukul
11.02 WIB.
52
Komposisi penduduk asli berasal dari berbagai etnik (terutama suku Jawa,
Madura, sebagian kecil keturunan Arab dan Cina). Kekayaan etnik dan budaya
yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada.
Salah satunya yang terkenal adalah Tari Topeng, namun kini semakin terkikis
oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian
Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung,
Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo,
Banyuwangi). 55
Masyarakat Malang sebagian besar adalah pemeluk Islam kemudian Kristen,
Katolik dan sebagian kecil Hindu dan Budha. Umat beragama di Kota Malang
terkenal rukun dan saling bekerja sama dalam memajukan Kotanya. Bangunan
tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak jaman kolonial antara lain
Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja (Alun2, Kayutangan dan Ijen) serta Klenteng
di Kota Lama. Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan
banyaknya Pesantren dan Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh
Nusantara.
3. Kondisi Fisiografis
Kota Malang masuk di dalam Zona Pegunungan Selatan, terdiri dari
dataran tinggi yang dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan. Beberapa
puncak pegunungan tersebut adalah Gunung Arjuno (3,399 m) dan Gunung
Anjasmoro (2,277 m) di bagian utara, Pegunungan Kapur (650 m) di bagian
selatan, Gunung Kawi (2,625 m) dan Gunung Kelud (1,731 m) di bagian barat,
serta Gunung Bromo (2,392 m) dan Gunung Semeru (3,676 m) di bagian timur.
55http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah-malang/, diakses pada tanggal 18 April 2018, pukul 11.04 Wib.
53
Lereng gunung tersebut membentuk perbukitan yang melandai mengarah ke Kota
Malang. Kota Malang juga dialiri sungai seperti Sungai Brantas, Sungai Bango,
Sungai Metro, dan Sungai Amprong.
a. Daerah Dataran Tinggi
Daerah dengan ketinggian antara 200 – 499 meter dari permukaan air laut.
Penyebaran Daerah wilayah dataran tinggi meliputi daerah kecamatan Klojen,
Sukun, Lowokwaru, Blimbing dan Daerah Kecamatan Kedungkandang bagian
barat. Tingkat kemiringan di dataran tinggi cukup bervariasi, di beberapa tempat
merupakan suatu daerah dataran dengan kemiringan 2 – 5º, sedang dibagian
lembah perbukitan rata-rata kemiringan 8 – 15% .
Keadaan Fisik. Material dasar wilayah dataran tinggi batuannya terdiri
dari alluvial kelabu bahan induk dari endapan batuan sedimen.Daerah dataran
tinggi beriklim tropis, menurut klasifikasi Koppen digolongkan dalam tipe iklim
tropis AW. Berdasarkan pada curah hujan rata-rata tahunan temperatur, musim
hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Pebruari sedangkan musim
kemarau pada bulan Mei sampai September. Sedangkan curah hujan rata-rata di
daerah dataran tinggi antara 1000 - 1500 mm/th dengan keadaan angin di dataran
tinggi rata-rata arah angin pada bulan Oktober - April bertiup dari arah barat laut
dan bersifat basah/ penghujan. Dan untuk Bulan April - Oktober bertiup dari arah
tenggara angin bersifat kering/kemarau. Endapan yang terjadi di dataran tinggi
relatif tipis sehingga tidak mempengaruhi aktivitas kehidupan. Matahari terbit
antara pukul 5.15 - 5.30 WIB dan terbenam pukul 17.17 - 17.3b.
b. Daerah Perbukitan
54
Daerah dengan ketinggian antara 500 - 999 m dari permukaan laut. Daerah
Perbukitan Rendah adalah daerah yang reliefnya relatif datar, dengan beda
ketinggia nantara 5 - 25 m, yang terdapat pada ketinggian 200 - 499 m dpal.
Penyebaran daerah perbukitan wilayah Kota Malang dengan ketinggian antara 500
- 999 m di atas permukaan air laut yang terdapat di bagian timur Kecamatan
Kedungkandang. Daerah berbukit ini memanjang dari utara keselatan dengan
permukaannya bergelombang yaitu Gunung Buring.
Daerah perbukitan rata-rata mempunyai kemiringan lereng antara 15 - 40º.
Bentuk daerah perbukitan merupakan bukit-bukit angkatan dengan batuan tuff
vulkan dan batu pasir (land stone) yang luas. Keadaan fisik berupa perbukitan
dengan komplek perumahan Buring Hill dan Perumahan Buring satelit dan ladang
penduduk. Iklim. Daerah perbukitan beriklim tropis dengan type iklim tropis AW.
0 WIB.
4. Kondisi Klimatologi
Kota Malang memiliki iklim tropis seperti mayoritas wilayah lain di
Indonesia, dengan suhu rata-rata setiap bulan pada tahun 2007 tercatat antara
22.9°C sampai 24,1°C, dimana suhu maksimumnya mencapai 31,8°C dan suhu
minimumnya adalah 19,0°C. Namun tercatat pada tahun 2014 kenaikan rata-rata
suhu udara di Kota Malang melonjak pada angka 29,0°C dikarenakan semakin
padatnya jumlah penduduk. Rata-rata kelembaban Kota Malang berkisar pada
79%-85%, dengan kelembaban maksimumnya adalah 99% dan kelembaban
minimumnya mencapai 37%.
Layaknya daerah-daerah lainnya di Indonesia Kota Malang mengikuti
perubahan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan hasil
55
pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso,
musim kemarau dimulai pada Bulan Juni-November dan musim hujan dimulai
pada Bulan November- Mei. Tercatat curah hujan relatif tinggi terjadi pada Bulan
Februari, Maret, dan April. Sedangkan curah hujan relatif rendah terjadi pada
Bulan Juni dan September, dengan rata-rata curah hujan sebanyak 1493
mm/tahun. Kecepatan angin maksimum di Kota Malang terjadi pada Bulan
Agustus, September, dan Juni.
5. Pembagian Wilayah Administratif
Tabel 3.1 Pembagian Wilayah Administratif Kota Malang
No Kecamatan Kelurahan
1
Klojen
1. Kel. Bareng
2. Kel. Kasin
3. Kel. Sukoharjo
4. Kel. Oro-oro Dowo
5. Kel. Klojen
6. Kel. Rampal celaket
7. Kel. Kidul Dalem
8. Kel. Penanggungan
9. Kel. Kauman
10. Kel. Samaan
11. Kel. Gading Kasri
2
Blimbing
1. Kel. Balearjosari
2. Kel. Arjosari
3. Kel. Polowijen
4. Kel. Purwodari
5. Kel. Blimbing
6. Kel. Pandanwangi
7. Kel. Purwantoro
8. Kel. Bunulrejo
9. Kel. Kesatrian
10. Kel. Polehan
11. Kel. Jodipan
3
Kedung
Kandang
1. Kel. Kotalama
2. Kel. Mergosono
3. Kel. Bumiayu
4. Kel. Wonokoyo
5. Kel. Cemorokandang
6. Kel. Kedung Kandang
7. Kel Lesanpuro
8. Kel. Sawojajar
9. Kel. Madyopuro
10. Kel. Buring
11. Kel. Arjowinangun
12. Kel. Tlogowari
4
Sukun
1. Kel. Ciptomulyo
2. Kel. Gadang
3. Kel. Kebonsari
4. Kel. Bandungrejosari
5. Kel. Sukun
6. Kel. Bakalan Krajan
7. Kel. Pisangcandi
8. Kel. Karang basuki
9. Kel. Bandulan
10. Kel. Mulyorejo
11. Kel. Tanjungrejo
5
Lowokwaru
1. Kel. Tasikmadu
2. Kel. Tunggul wulung
3. Kel. Tlogomas
4. Kel. Merjosari
5. Kel. Dinoyo
6. Kel. Sumbersari
7. Kel. Ketawanggede
8. Kel. Jatimulyo
9. Kel. Tunjungsekar
10. Kel. Mojolangu
11. Kel. Tulusrejo
12. Kel. Lowokwaru
56
Sumber:http://malangkota.go.id
6. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kota Malang menurut data yang dikeluarkan BPS Kota
Malang yakni mencapai angka 856.410 jiwa, dengan komposisi 422.276 jiwa
untuk penduduk laki-laki dan 434.134 jiwa untuk penduduk perempuan. Jika
dilihat dari penyebarannya, diantara 5 kecamatan yang ada Kecamatan
Lowokwaru (194.521 jiwa) memiliki penduduk terbanyak, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Sukun (191,513 jiwa), Kecamatan Kedungkandang (188.175 jiwa),
Kecamatan Blimbing (178.564 jiwa), dan terakhir Kecamatan Klojen (103.637
jiwa). tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kota Malang 2016
57
Sumber: Kota Malang Dalam Angka 2017
Data dari tabel di atas, menunjukkan bahwa persebaran penduduk di Kota
Malang merata di tiap kecamatan. Kecamatan Lowokmaru memang menjadi
kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya.
Hal ini terlebih karena kecamata lowolmaru menjadi pusat perkembangan dan
pembangunan di Kota Malang. Selain itu, di Kecamatan ini juga terdapat banyak
perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta. Kondisi ini tentunya menjadikan
Kecamatan Lowokwaru banyak dihuni oleh para pendatang yang didominasi oleh
para mahasiswa dari luar Kota Malang.
7. Visi dan Misi Kota Malang
Dalam rangka mendukung terwujudnya visi RPJMD Kota Malang Tahun
2013-2018 maka visi dan Misi BAPPEDA Kota Malang tidak lepas dari Visi dan
Misi Kota Malang, adapun Visi,Misi Kota Malang periode 2013- 2018 dijadikan
rujukan adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Kota malang Sebagai Kota
Bermartabat”. Selain Visi tersebut di atas sebagai semangat dari pembangunan
Kota Malang periode 2013-2018 adalah kepedulian terhadap wong cilik dimana
hal ini mempunyai arti bahwa seluruh aktivitas dan program pembangunan di
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kedungkandang 93.609 94.566 188.175
2 Sukun 95.128 96.385 191.513
3 Klojen 49.338 54.299 103637
4 Blimbing 88.454 90.110 178.564
5 Lowokwaru 95.747 98.774 194.521
Jumlah 422.276 434.134 856.410
58
Kota Malang harus benar-benar membawa kemaslahatan bagi Wong Cilik. Dan
seluruh hasil pembangunan di Kota Malang harus dapat dinikmati oleh Wong
Cilik di Kota Malang. Adapun Visi tersebut diatas mengejawentahkan istilah
MARTABAT.
Isitilah MARTABAT adalah istilah yang merujuk pada harga diri
kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan. Sehingga dengan visi “Menjadikan
Kota Malang sebagai Kota Bermartabat” diharapkan dapat terwujud suatu kondisi
kemuliaan bagi Kota Malang dan seluruh masyarakatnya.Untuk dapat disebut
sebagai Kota BERMARTABAT, maka akan diwujudkan Kota Malang yang
aman, tertib, bersih, dan asri, dimana masyarakat Kota Malang adalah masyarakat
yang mandiri, makmur, sejahtera, terdidik, dan berbudaya, serta memiliki nilai
relegiusitas yang tinggi dilandasi dengan sikap toleransi terhadap perbedaan-
perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat, dengan Pemerintah Kota
Malang yang Bersih dari KKN dan sungguh-sungguh melayani masyarakat.
Sehingga, Kota Malang secara umum kan memiliki keunggulan-
keunggulan dan berdaya saing tinggi untuk dapat menempatkan diri sebagai kota
yang terkemukadengan berbagai prestasi di berbagai bidang. Selain itu Visi
BERMARTABAT dapat menjadikan akronim dari beberapa prioritas
pembangunan ang menunjuk pada kondisi-kondisi yang hendak diwujudkan
sepanjang periode 2013-2018 , yakni : BERsih, Makmur, Adi, Religius-toleran,
Terkemuka, Aman, Berbudaya, Asri, dan Terdidik.
Dalam rangka mewujudnya visi sebagaimana tersebut diatas, maka Misi
pembangunan Kota Malang Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
59
1) Menciptakan Masyarakat Yang Makmur, berbudaya dan terdidik
Berdasarkan Nilai-Nilai Spiritual yang Agamais, Toleran dan Setara;
2) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yang Adil, Terukur dan
Akuntabel;
3) Mengembangkan Potensi Daerah yang Berwawasan Lingkungan yang
Berkesinambungan, Adil dan Ekonomis;
4) Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat Kota Malang Sehingga
Bisa Bersaing di Era Global;
5) Meningkatkan kualitas Kesehatan Masyarakat Kota Malang Baik Fisik,
maupun mental untuk menjadi masyarakat yang Produktif;
6) Membangun Kota Malang sebagai Kota Tujuan Wisata yang aman,
Nyaman dan Berbudaya;
7) Mendorong Pelaku Ekonomi Sektor Informal dan UKM Agar Lebih
Produktif dan Kompetitif;
8) Mendorong Produktifitas Industri dan ekonomi Skala Besar yang Berdaya
Saing, Etis dan Berwawasan Lingkungan;
9) Mengembangkan Sistem Transportasi Terpadu dan Infrastruktur yang
Nyaman Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat.
8. Tri Bina Cita
Dalam salah satu Sidang Paripurna Gotong Royong Kotapraja Malang
pada tahun 1962 ditetapkan Kota Malang sebagai :56
1. Kota Pelajar / Kota Pendidikan
2. Kota Industri
56 http://malangkota.go.id/sekilas-malang/tri-bina-cita/, diakses pada tanggal 9 April 2018, pukul
11.12 WIB.
60
3. Kota Pariwisata
Ketiga pokok tersebut menjadi cinta-cita masyarakat Kota Malang yang harus di
bina. Oleh karena itu kemudian disebut:
“TRIBINA CITA KOTA MALANG”
Kota Malang sebagai Kota Pendidikan merupakan potensi daerah yang memiliki
daya saing baik di tingkat regional maupun nasional. Dalam era globalisasi dunia
pendidikan menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi perubahan yaitu
dengan adanya tuntutan masyarakat memperoleh fasilitas pendidikan yang baik
dan berkualitas. Upaya yang dilaksanakan adalah dengan menciptakan visi dan
misi pendidikan Kota Malang, menjalin mitra dengan lembaga perguruan tinggi
baik dalam bidang pengkajian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun dalam pengembangan kualitas Kota Malang pada umumnya.
Kota Malang terdapat berbagai sekolah, kampus perguruan tinggi,
lembaga pendidikan non formal atau tempat-tempat kursus, serta sejumlah pondok
pesantren. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang cukup
memadai seperti tempat pemondokan, toko buku, super market, plaza, pusat
pelayananan kesehatan masyarakat serta fasilitas penunjang lainnya yang tak
kalah penting adalah adanya angkutan umum (transpotasi) yang tersedia ke
penjuru kota (memiliki 25 jalur), yang menghubungkan 3 (tiga) terminal yang ada
di Kota Malang, yaitu terminal Arjosari (arah Surabaya), terminal Gadang (arah
Blitar), terminal Landungsari (arah Jombang/Kediri).
B. Pemerintah Daerah Kota Malang
1. Profil Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang
61
Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Malang, terdiri atas 1
sekretariat dan4 bidang:
a. Bidang Informasi Publik (IP)
b. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI)
c. Bidang Aplikasi Informatika (Aptika)
d. Bidang Pos dan Telekomunikasi (Postel)
2. Visi dan Misi Dinas Komunikasi Dan Informatika
Visi :
Terwujudnya Kota Malang INFORMATIF (Inovatif, Fleksibel, Original, Maju,
Terukur, Integritas,Faktual).
Misi :
1. Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang profesional
dan memiliki integritas moral yang tinggi.
2. Mengoptimalkan Sistem Layanan Kepemerintahan (e-Government) yang
terintegrasi.
3. Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik
komunikasi lancar dan informasi benar dalam rangka meningkatan kapasitas
layanan publik yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat serta Mengembangkan Kemitraan,
dan Lembaga Komunikasi dalam Penyebaran Informasi Publik berbasis
Kearifan Lokal.
5. Mewujudkan profesionalisme Layanan Pos dan Telekomunikasi.
3. Sasaran dan Tujuan Dinas Komunikasi dan Informatika
Untuk mewujudkan visi dan misi yang diinginkan, perlu ditetapkan tujuan
yang mengarah pada titik sasaran yang akan dicapai dengan tetap mengacu pada
62
pernyataan visi dan misi serta dengan memperhatikan isu-isu strategis. Adapun
tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Aparatur yang mempunyai kompetensi
di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
2. Meningkatkan komitmen dan integritas Aparatur yang tinggi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang Teknologi Informasi Komunikasi
(TIK).
3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang didukung oleh sarana/prasarana
yang memadai dan data yang menunjang.
4. Pengembangan Master Plan e-Government Kota Malang
5. Pembangunan sistem layanan kepemerintahan yang terintegrasi dan memiliki
interoperabilitas dalam layanan publik secara online (e-Citizen, e-Licensing
dan e-Bussines)
6. Peningkatan Sistem Keamanan Komunikasi dan Informatika
7. Pengembangan dan Pelayanan Informasi Publik dalam mendukung
Keterbukaan Informasi Publik
8. Peningkatan kualitas pengelolaan, penyebaran dan pemerataan informasi
publik
9. Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
10. Peningkatan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi melalui Media Massa
maupun Media komunikasi lainnya serta Kemitraan Media.
11. Percepatan Pembangunan National Broadband Network serta penataan dan
pengendalian proses perijinan menara telekomunikasi
12. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di bidang Telekomunikasi
63
Atas dasar tujuan yang diinginkan tersebut, maka ditetapkan 5 (lima) titik-titik
sasaran yang akan dituju sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas Aparatur pemerintah yang kompeten dan profesional
2. Pengembangan Sistem Layanan Pemerintahan secara elektronik
3. Penyediaan sarana prasarana
4. Meningkatkan penerapan dan peningkatan kualitas layanan aplikasi
egovernment pada layanan publik
5. Pengembangan Sistem Aplikasi Informatika yang terintegrasi
6. Meningkatkan keberagaman aplikasi dan konten yang aman dan sehat bagi
masyarakat
7. Meningkatkan Pengolahan informasi dan Dokumentasi melalui peningkatan
layanan Pengaduan dan Pengolahan konten website
8. Peningkatan kualitas layanan informasi melalui penyediaan Daftar Informasi
Publik sesuai Standar Layanan Informasi Publik
9. Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat melalui penyediaan,
penyebaran dan pemanfaatan informasi secara mandiri
10. Meningkatkan peran lembaga komunikasi dan kemitraan media dalam
penyebaran informasi.
11. Penyediaan Saluran Serat Optik Bersama bawah Tanah (Ducting Bersama)
12. Pembentukan Unit Pelayanan Teknis atau Badan Usaha Milik Daerah di bidang
telekomunikas
64
4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
65
Gambar Bagan 3.2 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika
5. Daftar Nama Pejabat di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang
66
6. Kantor Lembaga ULP Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang
67
Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disingkat ULP adalah unit
organisasi non struktural yang bertugas untuk menangani pekerjaan pengadaan
barang/jasa Pemerintah Daerah secara terintegrasi dan terpadu sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Maksud pembentukan ULP sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan pengadaan
barang/jasa di lingkungan Pemerintah Daerah.
Tujuan pembentukan ULP untuk :
a.menjamin proses pengadaan barang/jasa terlaksana lebih terintegrasi/terpadu,
efektif, efisien, transparan dan akuntabel sesuai dengan tata nilai pengadaan;
b. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
SKPD/Unit Kerja;
c. menjamin persamaan kesempatan, akses, dan hak bagi Penyedia Barang/Jasa
agar tercipta persaingan usaha yang sehat;
d. menjamin proses pengadaan barang/jasa dilakukan oleh aparatur yang
profesional; e. membantu terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik; dan f.
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat.
Susunan organisasi ULP terdiri dari :
1. Kepala;
2. Sekretariat membawahi : Staf Pendukung.
3. Kelompok Kerja, terdiri dari : 1) Kelompok Kerja Pengadaan Barang; 2)
Kelompok Kerja Pengadaan Pekerjaan Kontruksi; 3) Kelompok Kerja Pengadaan
Jasa Konsultasi; 4) Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Lainnya;
68
7. Profil Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
LPSE adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah/lnstitusi Lainnya (K/L/D/I) untuk menyelenggarakan
sistem pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik serta memfasilitasi
ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara
elektronik. ULP/Pejabat Pengadaan pada Kementerian/Lembaga/Perguruan
Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE dapat menggunakan fasilitas LPSE
yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan
secara elektronik.
Selain memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa secara elektronik LPSE juga melayani registrasi penyedia barang dan
jasa yang berdomisili di wilayah kerja LPSE yang bersangkutan.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat,
memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring
dan audit dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna
mewujudkan clean and good government dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Dasar hukum pembentukan LPSE adalah Pasal 111 Nomor 54 Tahun 2010
tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya
diatur oleh Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan
pengadaan Secara Elektronik. LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik juga wajib memenuhi persyaratan
69
sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Lpse Kota Malang dibentuk tahun 2011 semenjak peraturan walikota dibuat
kantor LPSE terletak di Kantor terpadu Kota malang dan dinaungi oleh LPSE
Kota Malang, LPSE kota Malang terdiri dari kepala UPT, staff LPSE yang
meliputi helpdesk dan tenaga verifikator.
Kantor LPSE kota Malang terletak di lantai 3 kantor terpadu, LPSE berfungsi
sebagai wadah dalam proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, didalamnya
terdapat SPSE, yaitu sistem pengadaan barang secara elektronik, LPSE akan
menaungi SPSE, dalam proses mekanisme pengadaan barang dan jasa.
Struktur organisasi LPSE Kota Malang
Gambar 3.3 bagan Struktur LPSE Kota Malang.
Sumber: LPSE Kota Malang
Dalam gambar tersebut Kepala UPT LPSE bertindak sebagai ketua pelaksana
pengadaan barang dan jasa dimana kepala LPSE yang memimpin, kedua yaitu
wakil ketua sebagai peran peganti kepala UPT LPSE yang member
Kepala UPT LPSE
Wakil Kepala UPT LPSE Staff LPSE
helpdesk Verifikator