bab iii

Upload: fera-sun

Post on 15-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anda baca

TRANSCRIPT

7

BAB IIIURAIAN MASALAH

3.1 Pengertian Tanda BacaTanda baca menurut Ensiklopedi Wikepedia, dipahami sebagai berikut: Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.1)Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan peniliaian tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri.

3.2 Macam-Macam Tanda BacaAdapun macam-maacam Tanda baca yang digunakan adalah: Tanda Titik (.), Tanda Koma (,), Tanda Titik Koma (;), Tanda Titik Dua (:), Tanda Hubung (-), Tanda Pisah (, ), Tanda Elipsis (...), Tanda Tanya (?), Tanda Seru (!), Tanda Kurung ((...)), Tanda Kurung Siku ([...]), Tanda Petik ("..."), Tanda Petik Tunggal ('...'), Tanda Garis Miring (/), dan Tanda Penyingkat (Apostrof)(').2)

________________________1) Wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca2) Ibid

3.3 Pemakaian Tanda BacaPemakaian tanda baca bersangkutan dengan:(1) tanda baca apa yang tepat dipilih dalam menuliskan kalimat atau karangan dalam bahasa Indonesia dan (2) bagaimana cara menuliskan tanda baca tersebut (rapat ataukah renggang/spasi). 3)EYD memberikan salah satu pedoman dalam hal penggunaan tanda baca, tanda baca yang akan dibahas dalam makalah ini adalah (1) tanda titik (.), (2) tanda koma (,), (3) tanda titik koma (;), (4) tanda titik dua (:), (5) tanda hubung (-), (6) tanda tanya (?), (7) tanda seru (!), (8) tanda kurung (()), (9) tanda garis miring (/), (10) tanda petik (). Serta tanda baca yang mempunyai arti khusus yang menjadi pedoman untuk kita bersama.

3.4 Fungsi Macam-Macam Tanda BacaBerikut ini adalah fungsi pemakaian tanda baca yang sering digunakan dan contohnya.3.4.1 Tanda titik (.)Tanda titik dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu.1) Pemakaian tanda titik pada akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut!4)a) 1 Ibu pergi ke Surabaya esok hari.SALAH 2 Ibu pergi ke Surabaya esok hari.BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Yang benar (Langsung tanda titik akhir kalimat tanpa spasi) seperti (a2).

________________________3) Yunus, S. 2012. Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat.4) Jupriono, D. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah. Surabaya: Untag 1945 Surabaya. Hal. 3.

2) Tanda titik pada akhir singkatan nama orang, misal: Mas Ageng Prastiyo, perhatikan contoh penyingkatanyya berikut.a) 1 M. A. P.SALAH 2 M. Ageng P.BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Penyingkatan nama tidak boleh seluruhnya, sebagian saja karena agar mudah dimengerti seperti pada (a2).3) Tanda titik pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Perhatikan contoh berikut.a) 1 Prof Ageng PrastiyoSALAH 2 Prof. Ageng PrastiyoBENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2), Prof tanpa diikuti titik akan menjadi bagian dari nama bukan gelar seperti (a1), dan akan menjadi salah. Jika diikuti dengan titik orang akan tahu, kalau itu gelar Profesor, dengan disingkat seperti (a2).

4) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.Contoh: dll. (dan lain-lain)dsb. (dan sebagainya)tgl. (tanggal)hlm. (halaman)

5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

7) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

8) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah Menengah Atas)SIM (Surat Izin Mengemudi)Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)rapim (rapat pimpinan)9) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.Contoh: Cu (tembaga)52 cmRp350,00

10) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.5)Contoh: Latar Belakang Pembentukan

________________________5) Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 12

3.4.2 Tanda Koma (,)Tanda koma dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu.1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Kelompok satu terdiri dari Ageng,Jupri,dan Adek.SALAH 2 Kelompok satu terdiri dari Ageng, Jupri, dan Adek.BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan(a2). Yang benar setelah kata langsung koma, setelah koma diberi 1 spasi lalu berlanjut kata selanjutnya seperti (a2).6)2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.Misalnya:Saya ingin datang, tetapi hari hujan.Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.7)Misalnya:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. 8)Misalnya:Saya tidak akan datang kalau hari hujan.Dia lupa akan janjinya karena sibuk.

________________________6) Keraf, Gorys. Komposisi, Sebuah Pertgantar Kemahiran Baha.sa. Cet.6. Ende: Nusa Indah, 1980. Hal. 55.7) Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.First British Ed. Prepared by John E. Spink. London: Heinemann, 1983. P. 53.8) Keraf, Gorys. Op. cit. Hal 61.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.Misalnya:... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.Misalnya:O, begitu?Wah, bukan main!Hati-hati, ya, nanti jatuh.

7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat. Misalnya:Kata Ibu, Saya gembira sekali. Saya gembira sekali, kata Ibu, karena kamu lulus.

8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Misalnya:(i) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor(ii) Surabaya, 10 Mei 1960(iii) Kuala Lumpur, Malaysia.

9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Misalnya:Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.Misalnya:B. Ratulangi, S.E.Ny. Khadijah, M.A.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Misalnya: 12,5 mRp 12,50

12. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.Misalnya: Di mana Saudara tinggal? tanya Karim.Berdiri lurus-lurus! perintahnya.

3.4.3 Titik Koma (;)Tanda titik koma dalam pemakaiannya ada beberapa macam, yaitu:1) Titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat setara. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Hari sudah malam ; Jupri belum pulang juga.SALAH 2 Hari sudah malam; Jupri belum pulang juga.BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Yang benar setelah kata langsung tanda titik dua tanpa spasi, setelah itu 1 spasi lalu berlanjut kata selanjutnya seperti (a2).

2) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.Misalnya:Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional

3.4.4 Tanda Titik Dua (:)Tanda titik dua dalam pemakaiannya ada beberapa macam, yaitu:9)1. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.Misalnya:Ketua : Moch. AchyarSekretaris : Tati Suryati

2. Tanda titik dua dipakai: (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.Misalnya:Tempo, I (34), 1971:7Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.

3. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.Misalnya:Ayah : Karyo, sini kamu!Karyo : (datang menghampiri) Ada apa, Pak?Ayah : Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!

4. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.Misalnya:Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

________________________9) http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-tanda-baca-dan-fungsi-tanda.html#sthash.1Ye5lqOF.dpuf.

3.4.5 Tanda Hubung (-)Tanda hubung dalam pemakainnya ada beberapa macam, diantaranya yaitu:1. dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

2. dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.10) Contoh : di-charter ,pen-tackle-an

3. dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan -an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.Contoh:se-IndonesiaKTP-nya nomor 11111sinar-X

3.4.6 Tanda Tanya (?)Tanda tanya dalam pemakaianny ada beberapa macam, dua diantaranya yaitu.1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Bagaimana pendapat anda tentang makalah ini ?SALAH 2 Bagaimana pendapat anda tentang makalah ini?BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Penulisan pada (a1) akhir kalimat tanda tanya muncul setelah adanya spasi/renggang, hal ini tidak diperkenankan karena tidak sesuai aturan EYD. Yang benara adalah pada (a2).11)

________________________10) Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka. Hal. 105.11) Ibid. Hal. 120.

2) Tanda tanya dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Kecepatan motor Rudi mencapai 100 km/jam.SALAH 2 Kelajuan motor Rudi mencapai 100 km/jam.BENARPerhatikan Perbedaan (a1) dengan (a2). Kecepatan dalam ilmu teknik adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Namun pada (a1) hanya menyertakan nilainya saja. Jikalau demikian, maka penulisannya lebih baik pada (a2).

3.4.7 Tanda Seru (!)Tanda seru dalam pemakaiannya ada beberapa macam. Satu diantaranya yaitu.1) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan dan emosi yang kuat. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Cepat kamu makan !SALAH 2 Cepat kamu makan!BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Penulisan yang benar seperti pada (a2) karena EYD tidak memperbolehkan penulisan kata seperti pada (a1).

3.4.8 Tanda Kurung (())Tanda kurung dalam pemakaiannya ada beberapa macam, yaitu: 1.Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.Contoh:Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam Indonesia menjadi kokain(a)Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.

5. Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.

3.4.9 Tanda Garis Miring (/)Tanda garis miring dalam pemakaiannya ada beberapa macam, yaitu:1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.Contoh: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 tahun anggaran 1985/1986

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)

3.4.10 Tanda Petik ()Tanda petik dalam pemakaiannya ada beberapa macam, dua diantaranya yaitu:1) Tanda petik untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan. Kedua pasang tanda petik itu sama tinggi di sebelah atas baris. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Ageng berkata, Besok saya akan pergi ke Untag Surabaya. SALAH 2 Ageng berkata, Besok saya akan pergia ke Untag Surabaya. BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Pada (a1) jelas salah, peletakan tanda baca yang kurang tepat. Yang benar adalah pada (a2).

2) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Perhatikan contoh berikut!a) 1 Penyakit Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk.SALAH 2 Penyakit Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk.BENARPerhatikan perbedaan (a1) dengan (a2). Pada (a1) Malaria merupakan istilah ilmiah, jelas salah bila hanya ditulis biasa tanpa tanda khusus yaitu tanda petik.

3.5 Akibat Salah Pemakaian Tanda BacaPemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jikalau ada kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah. Contoh berikut mudah-mudahan dapat membantu kita sekalian dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar tentunya.Contoh:1) Semisal dalam nama jabatan, pemakaian tandanya dicontohkan sebagai berikut. a) 1 Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos., M.siSALAH 2 Prof. DR. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos. M.siBENAR b) 1 Di manakah dr. Ageng Mkes bertugas ?SALAH 2 Di manakah Dr. Ageng M.kes. bertugas ?SALAH 3 Di manakah dr. Ageng, M.kes. bertugas?BENAR

3.6 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda BacaAda banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat aprostrop, tanda kurung siku, tanda elipsis, dll.). Namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).12)

________________________12) Zainal Arifin, S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2003. Hal. 11.6