bab ii tinjauan teori 2.1 2.1.1 definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. bab ii.pdf ·...

27
6 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Ileus 2.1.1 Definisi Menurut NANDA NIC-NOC 2015, Ileus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus . Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat . Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindkan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada 2 tipe obstruksi yaitu : 1. Mekanis (ileus) Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik . ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari . Misalnya, intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu , striktura, perlengketan, hernia dan abses. 2. Neurogenik / fungsional ( ileus paralitik) Keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isisnya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit promer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer , tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut , toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus. 2.1.2 Etiologi Menurut NANDA NIC-NOC ,2015 Etiologi dari ileus adalah sebagai berikut :

Upload: others

Post on 25-Jul-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Ileus

2.1.1 Definisi

Menurut NANDA NIC-NOC 2015, Ileus adalah gangguan (apapun

penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus . Obstruksi usus

dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat .

Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total

usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan

tindkan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.

Ada 2 tipe obstruksi yaitu :

1. Mekanis (ileus)

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh

peristaltik . ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata

atau kronis akibat karsinoma yang melingkari . Misalnya, intusepsi,

tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu ,

striktura, perlengketan, hernia dan abses.

2. Neurogenik / fungsional ( ileus paralitik)

Keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi

peristaltik untuk menyalurkan isisnya. Ileus paralitik ini bukan suatu

penyakit promer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer ,

tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut , toksin dan

obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.

2.1.2 Etiologi

Menurut NANDA NIC-NOC ,2015 Etiologi dari ileus adalah sebagai

berikut :

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

7

1. Perlengketan

Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat

atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen

2. Intusepsi

Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada

dibawahnya akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik

kedalam segmen berikutnya oleh gerakan peristaltik yang

memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering terjadi pada

anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

dan terpijat disepanjang bagian usus tersebut (ileocaecal) lewat

coecum kedalam usus besar (kolon) dan bahkan sampai sejauh rectum

dan anus.

3. Volvulus

Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan

demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gulungan

usus yang terjadi amat distensi .

4. Hernia

Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan

otot abdomen

5. Tumor

Tumor yang ada didalam dinding usus meluas kelumen usus atau

tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus

6. Kelainan Kongenital

2.1.3 Manifestasi Klinis

1. Distensi abdomen

2. Muntah

3. Nyeri konstan distensi

4. Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik dapat ditemukan tetapi

temuan yang tidak konsisten

5. Pemeriksaan laboratorium sering kali normal

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

8

6. Foto polos memperlihatkan loop usus halus yang berdilatasi dengan

batas udara-cairan .

7. Sulit dibedakan dengan ileus obstruktif tetapi distensi seluruh panjang

kolon lebih sering terjadi pada ileus paralitik .

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada ileus obstruktif menurut Hasdianah &

Suprapto (2014), sebagai berikut :

1. Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus pada

urinalisa, berat jenis bisa meningkatkan dan ketonuria yang

menunjukan adanya dehidrasi dan asidosis metabolic . Leukosit normal

atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi

peritonitis, kimia darah sering adanya gangguan elektrolit .

2. Pemeriksaan sinar X : otot polos , menunjukan kuantitas abnormal dari

gas dan cairan dalam usus dan menunjukan adanya udara di diafragma

dan terjadi perforasi usus.

3. Enema barium : diindikasikan untuk di invaginasi

4. Endoskopi abdomen : diindikasikan bila dicurigai adanya volvulus.

2.1.5 Penatalaksanaan

1. Ileus obstruktif

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang

mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi . Tindakan operasi

biasanya selalu diperlukan . Menghilangkan penyebab obstruksi

adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh

dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh

perlengketan . Penderita penyumbatan usus harus dirawat dirumah

sakit (NANDA NIC-NOC,2015)

1) Persiapan

Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah ,

mencegah aspirasi, dan mengurangi distensi abdomen

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

9

(dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga

resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum

.Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparotomi.

Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen ditangani

dengan pemantauan dan konservatif.

2) Operasi

Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-

organ vital berfungsi dengan baik. Tetapi yang paling sering

dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin . Tindakan bedah

dilakukan bila ada strangulasi, obstruksi lengkap, hernia

inkarserata. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (

dengan pemasangan NGT , infus, oksigen dan kateter)

3) Pasca bedah

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan

dan elektrolit . Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan

harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca

bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik .

2. Ileus Paralitik

Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif .

Tindakannya berupa dekompresi , menjaga keseimbangan cairan dan

elektrolit , mengobatai kausa atau penyakit primer dan pemberian

nutrisi yang adekuat. Beberapa obat-obatan jenis penyekat simpatik

(simpatolitik) atau obat parasimpatomimetik pernah dicoba , ternyata

hasilnya tidak konsisten .

Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik , pemberian

cairan , koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya

diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi

parenteral . Beberapa obat yang dapat dicoba yaitu metoklopramid

bermanfaat untuk gastroparesis , sisaprid bermanfaat untuk ileus

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

10

paralitik pasca operasi dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk

mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan .

Bila bising usus sudah mulai ada dapat dilakukan tes feeding , bila

tidak ada retensi, dpat dimulai dengan diit cair kemudian disesuaikan

sejalan dengan tolerani ususnya.

2.2 Teori Laparatomi

2.2.1 Definisi Laparatomi

Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka selaput perut.

(Sugeng & Weni, 2010) Ada 4 cara, yaitu:

1) Midline Incision.

(1) Paramedian, yaitu: sedikit ketepi dari garis tengah (± 2,5 cm),

panjang (12,5 cm)

(2) Transverse upper abdomen incicion, yaitu; insisi di bagian atas,

misalnya pembedahan cholecystectomydan splenektomy.

(3) Transverse lower abdomen incision, yaitu: insisi melintang

dibawah ±4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya: padaoperasi

appendictomy.

Laparatomi merupakan salah satu pembedahan mayor, dengan

melakukan penyayatan pada lapisan lapisan dinding abdomen untuk

mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah

(hemoragi, perporasi, kanker, dan obstruksi). Laparatomi dilakukan

pada kasus – kasus digestif dan kandungan (Sjamsuhidayat, 2004).

2.2.2 Jenis Laparatomi Menurut Indikasi

1. Adrenektomi: pengangkatan salah satu atau kedua kelenjar adrenalin.

2. Apendiktomi: operasi pengangkatan apendiks.

3. Gastrektomi: pengangkatan sepertiga distal lambung

(duodenum/jejunum, mengangkat sel-sel penghasil gastrin dalam

bgian sel parital).

4. Histerektomi: pengangkatan bagian uterus.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

11

5. Kolektomi: seksisi bagian kolon atau seluruh kolon.

6. Pankreatomi: pengangkatan pankreas.

7. Seksio sesaria: pengangkatan janin dengan membuka dindinng

ovarium melalui abdomen.

8. Siksetomi: operasi pengangkatan kandung kemih.

9. Selfigo oofarektomi: pengangkatan salah satu atau kedua tuba falopi

dan ovarium.

2.2.3 Indikasi Laparatomi

1. Massa pada abdomen.

2. Perdarahan saluran pencernaan.

3. Peritonitis.

4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.

5. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)/ruptur hepar.

2.2.4 Perawatan Post laparatomi

Tujuan perawatan post laparatomi :

1. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.

2. Mempercepat penyembuhan.

3. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum

operasi

4. Mempertahankan konsep diri pasien.

5. Mempersiapkan pasien pulang.

2.2.5 Nyeri Pembedahan Laparatomi

Nyeri pembedahan laparatomi mengalami dua perubahan, pertama akibat

pembedahan itu sendiri yang menyebabkan rangsangan nosiseptif dan

yang kedua setelah proses pembedahan terjadi respon inflamasi pada

daerah sekitar operasi. Adanya rangsangan pembedahan menimbulkan

kerusakan pada jaringan dan akan melepaskan zat histamine, serotonin,

plasmakini, bradikinin, prostaglandin, yang disebut mediator nyeri.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

12

mediator ini merangsang reseptor nyeri yang terletak di ujung saraf bebas

dari kulit, sehingga rangsangan dirasakan nyeri (Margono, 2014).

Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri pasca operasi berbeda-beda dari

pasien satu ke pasien lainnya. Saat klien sadar dari anastesi umum maka

rasa nyeri akan terasa. Nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien kembali

penuh. Klien yang mendapat anastesi regional dan lokal, biasanya tidak

mengalami nyeri karena area insisi masih berada di bawah pengaruh

anastesi. Nyeri akut yang ditimbulkan akibat insisi menyebabkan klien

gelisah dan mungkin nyeri ini menyebabkan tanda-tanda vital pada klien

berubah. Secara signifikan, nyeri dapat memperlambat pemulihan. Klien

menjadi ragu-ragu untuk melakukan batuk efektif, napas dalam, mengganti

posisi, ambulasi, atau melakukan latihan-latihan yang diperlukan (Potter

dan Perry, 2006)

2.2.6 Proses Penyembuhhan Luka

1. Fase pertama

Berlangsung sampai hari ketiga. Batang leukosit banyak yang rusak

atau rapuh.Sel sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana

serabut serabut bening digunakan sebagai kerangka.

2. Fase kedua

Dari hari ketiga sampai hari keempat belas. Pengisian oleh kolagen,

seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam satu minggu.

Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.

3. Fase ketiga

Sekitar dua sampai sepuluh minggu. Kolagen terus menerus ditimbun,

timbul jaringan jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.

4. Fase keempat

Fase terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut. Intervensi

untuk meningkatkan penyembuhan:

1) Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin c

2) Menghindari obat obat anti radang steroid

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

13

3) Pencegahan infeksi

2.2.7 Penatalaksanaan Laparatomi

1. Tindakan farmakologi dan nonfarmakologi:

1) Farmakologi :

Bila kesakitan, berikan analgetik narkotik, antiseptik 50mg maksimal 4

kali dalam 24 jam.

2) Non farmakologi :

(1) Tirah baring total 24 jam, kemudian mobilisasi secara bertahap.

(2) Kontrol tensi, nadi tiap 15 menit, suhu tiap 30 menit bila stabil

tiap 4 jam.

(3) Selama 13-24 jam pertama, pemasukan makanan per oral distop.

Kemudian secara bertahap diberikan makanan cair hingga padat

sesuai keadaan penderita.

2. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada usus

besar ; kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan

kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi pada saluran

kencing.

2) Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.

3) Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.

4) intravenous pyelogram (IVP) /sistogram : hanya dilakukan bila ada

kecurigaan terhadap trauma saluran kencing.

5) Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut

yang diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma

tumpul perut yang disertai dengan trauma kepala yang berat, dilakukan

dengan menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan

melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah

dibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

14

6) Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan

memasukkan cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan

kedalam rongga peritonium

2.2.8 Komplikasi Post Laparatomi

1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.

Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.

Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding

pembuluh darah sebagai emboli keparu-paru, hati dan otak. Pencegahan

tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini dan kaos kaki

yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif.

2. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan luka infeksi. Infeksi luka

sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme yang sering

menimbulkan positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Untuk

menghindari insfeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka

dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik.

3. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka dan eviserasi.

Dehisensi luka merupakan terbentuknya tepi-tepi luka. Eviserasi luka

adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.Faktor penyebab

dehisnsi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan waktu menutup

pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat

dari batuk dan muntah.

2.3 Teori Keperawatan Perioperatif

2.3.1 Defenisi

Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan

pengalaman pembedahan pasien . Kata perioperatif adalah gabungan dari

tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif dan

post operatif.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

15

2.3.2 Etiologi

Pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan (Buku ajar Keperawatan

Medikal Bedah Brunner dan Suddarth ) seperti :

1. Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi

2. Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat

apendiks yang inflamasi

3. Reparatif, seperti memperbaiki luka yang multipek

4. Rekonstruktif atau Kosmetik, seperti perbaikan wajah

5. Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki

masalah, contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk

mengkompensasi terhadap kemampuan untuk menelan makanan

2.3.3 Tahap dalam Keperawatan Perioperatif

1. Fase Pre operatif

Fase pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif

yang dimulai ketika pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan

berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan

tindakan pembedahan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan

selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar

pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pre operatif dan

menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan pada saat

pembedahan.Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian,

yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan

persiapan fisiologi (khusus pasien).

1) Persiapan Psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi

emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena takut akan

perasaan sakit, narcosa atau hasilnya dan keeadaan sosial ekonomi

dari keluarga. Maka hal ini dapat diatasi dengan memberikan

penyuluhan untuk mengurangi kecemasan pasien. Meliputi

penjelasan tentang peristiwa operasi, pemeriksaan sebelum operasi

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

16

(alasan persiapan), alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke

ruang bedah, ruang pemulihan, kemungkinan pengobatan-

pengobatan setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk,

latihan kaki, mobilitas dan membantu kenyamanan.

2) Persiapan Fisiologi

(1) Diet (puasa), pada operasi dengan anaesthesi umum, 8 jam

menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam

sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum. Pada

operasai dengan anaesthesi lokal /spinal anaesthesi makanan

ringan diperbolehkan.Tujuannya supaya tidak aspirasi pada saat

pembedahan, mengotori meja operasi dan mengganggu

jalannya operasi.

(2) Persiapan Perut, Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi

dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah

periferal. Tujuannya mencegah cidera kolon, mencegah

konstipasi dan mencegah infeksi.

(3) Persiapan Kulit, Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari

rambut

(4) Hasil Pemeriksaan, hasil laboratorium, foto roentgen, ECG,

USG dan lain-lain.

(5) Persetujuan Operasi / Informed Consent Izin tertulis dari

pasien / keluarga harus tersedia.

2. Fase Intra operatif

Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke

instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang

pemulihan.Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup

pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena, melakukan

pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur

pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.Contoh : memberikan

dukungan psikologis selama induksi anestesi, bertindak sebagai

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

17

perawat scrub, atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja

operasi dengan menggunakan prinsip - prinsip dasar kesimetrisan

tubuh.

Prinsip tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu

pengaturan posisikarena posisi yang diberikan perawat akan

mempengaruhi rasa nyaman pasien dan keadaan psikologis

pasien.Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan

posisi pasien adalah :

1) Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.

2) Umur dan ukuran tubuh pasien.

3) Tipe anaesthesia yang digunakan.

4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan

(arthritis).

Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien : Atur posisi pasien

dalam posisi yang nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi pasien,

buka area yang akan dibedah dan kakinya ditutup dengan duk.Anggota

tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua bagian.

Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :

1) Anggota steril, terdiri dari : ahli bedah utama / operator, asisten

ahli bedah, Scrub Nurse / Perawat Instrumen

2) Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari : ahli atau pelaksana

anaesthesi, perawat sirkulasi dan anggota lain (teknisi yang

mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).

3. Fase Post operatif

Fase Post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif

dan intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan

(recovery room)/ pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak

lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

18

Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang aktivitas

yang luas selama periode ini.Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek

agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah

komplikasi.Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan

penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak

lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi

serta pemulangan ke rumah.Fase post operatif meliputi beberapa tahapan,

diantaranya adalah :

1) Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca

anastesi (recovery room), Pemindahan ini memerlukan

pertimbangan khusus diantaranya adalah letak insisi bedah,

perubahan vaskuler dan pemajanan. Pasien diposisikan sehingga

iatidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang

drainase. Selama perjalanan transportasi dari kamar operasi ke

ruang pemulihan pasien diselimuti, jaga keamanan dan

kenyamanan pasien dengan diberikan pengikatan diatas lutut dan

siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko

injury. Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab perawat

sirkuler dan perawat anastesi dengan koordinasi dari dokter

anastesi yang bertanggung jawab.

2) Perawatan post anastesi di ruang pemulihan atau unit perawatan

pasca anastesi, Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus

dirawat sementara di ruang pulih sadar (recovery room : RR) atau

unit perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit)

sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi

dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan

(bangsal perawatan).PACU atau RR biasanya terletak berdekatan

dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah

akses bagi pasien untuk :

(1) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif

(perawat anastesi)

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

19

(2) Ahli anastesi dan ahli bedah

(3) Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.

2.3.4 Klasifikasi Perawatan Perioperatif

Menurut urgensi dilakukan tindakan pembedahan, maka tindakan

pembedahan dapat diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1. Kedaruratan/Emergency, Pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan

mungkin mengancam jiwa. Indikasi dilakukan pembedahan tanpa di

tunda.Contoh : perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus,

fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sanagat luas.

2. Urgen, Pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat

dilakukan dalam 24-30 jam.Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu

ginjal atau batu pada uretra.

3. Diperlukan, Pasien harus menjalani pembedahan. Pembedahan dapat

direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan.Contoh : Hiperplasia

prostat tanpa obstruksi kandung kemih. Gangguan tyroid, katarak.

4. Elektif, Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan,

bila tidak dilakukan pembedahan maka tidak terlalu membahayakan.

Contoh : perbaikan Scar, hernia sederhana, perbaikan vaginal.

5. Pilihan, Keputusan tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya

pada pasien. Indikasi pembedahan merupakan pilihan pribadi dan biasanya

terkait dengan estetika.Contoh : bedah kosmetik.

Sedangkan menurut faktor resikonya, tindakan pembedahan di bagi

menjadi :

1. Minor, Menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan

yang minim. Contoh : incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi

2. Mayor, Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat

serius. Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dan lain-lain.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

20

2.3.5 Komplikasi Post Operatif dan Penatalaksanaanya

1. Syok

Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik.

Tanda-tanda syok adalah : Pucat , Kulit dingin, basah, Pernafasan cepat,

Sianosis pada bibir, gusi dan lidah, Nadi cepat, lemah dan bergetar ,

Penurunan tekanan darah, Urine pekat.

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan

dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat, terapi

pernafasan, memberikan dukungan psikologis, pembatasan penggunaan

energi, memantau reaksi pasien terhadap pengobatan, dan peningkatan

periode istirahat.

2. Perdarahan

Penatalaksanaannya pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi

tungkai kaki membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur sementara lutut

harus dijag tetap lurus. Kaji penyebab perdarahan, Luka bedah harus selalu

diinspeksi terhadap perdarahan.

3. Trombosis vena profunda

Trombosis vena profunda adalah trombosis yang terjadi pada pembuluh

darah vena bagian dalam.Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah

embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.

4. Retensi urin

Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan rektum,

anus dan vagina.Penyebabnya adalah adanya spasme spinkter kandung

kemih.Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemasangan

kateter untuk membatu mengeluarkan urine dari kandung kemih.

5. Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula, nekrose, abses)

Infeksi luka post operasi dapat terjadi karena adanya kontaminasi luka

operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang perawatan.

Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai

indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

21

6. Sepsis

Sepsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi dimana kuman

berkembang biak. Sepsis dapat menyebabkan kematian karena dapat

menyebabkan kegagalan multi organ.

7. Embolisme Pulmonal

Embolsime dapat terjadi karena benda asing (bekuan darah, udara dan

lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di sepanjang aliran

darah. Embolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan

mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan sesak nafas,

cemas dan sianosis. Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca

operatif dini dapat mengurangi resiko embolus pulmonal.

8. Komplikasi Gastrointestinal

Komplikasi pada gastrointestinal sering terjadi pada pasien yang

mengalami pembedahan abdomen dan pelvis.Komplikasinya meliputi

obstruksi intestinal, nyeri dan distensi abdomen.

2.3.6 Peran Perawat Selama Pembedahan

1. Perawat instrumentator (scrub nurse)

Perawat instrumentator (scrub nurse) atau perawat sirkulator memberikan

intrumen dan bahan-bahan yang di butuhkan oleh dokter bedah selama

pembedahan berlangsung dengan menggunakan tehnik aspek pembedahan

yang ketat dan terbiasa dengan instrumen pembedahan.

2. Perawat sirkulator

Perawat sirkulator adalah asisten perawat intrumentator dan dokter bedah.

Perawat sirkulator membantu mengatur posisi klien dan menyediakan alat

dan duk bedah yang dibutuhkan dalam pembedahan. Perawat sirkulator

menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan perawat instrumentator,

membuang alat dan spon kasa yang telah kotor, serta tetap hitung

instrument jarum dan spon kasa yang telah digunakan. Perawat sirkulator

juga dapat membantu mengubah posisi klien atau memindahkan posisi

lampu opersi, perawat sirkulator juga menggunakan teknik aseptik bedah.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

22

Apabila teknik aseptik telah hilang, Perawat sirkulator membantu anggota

tim bedah dengan mengganti dan memakai gaun dan sarung tangan steril.

Prosedur ini mencegah tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka

bedah klien.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Perioperatif

2.4.1 Pre Operasi

1. Pengkajian focus keperawatan pre operasi

Arif muttaqin (2014:122), menyatakan bahwa untuk mengkaji klien

dengan post operasi laparatomy ileus obstruktif di perlukan data data

sebagai berikut:

1) Identitas klien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau

bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal

masuk rumah sakit, tanggal pengkajian

2) Riwayat keehatan atau perawatan meliputi :

(1) Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit . Biasanya klien datang

karena ada masalah dibagian sistem pencernaannya

(2) Riwayat kesehatan sekarang . sering untuk meminta pertolongan

kesehatan adalah nyeri pada bagian abdomen .

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat penyakit degeneratif dalam keluarga

Pada pengkajian diruang prabedah, perawat melakukan pengkajian

ringkas mengenai kondisi fisik pasien dan kelengkapan yang

berhubungan dengan pembedahan. Pengkajian ringkas tersebut adalah

sbb :

1) Validasi : perawat melakukan konfirmasi kebenaran identitas pasien

sebagai data dasar untuk mencocokan prosedur jenis pembedahan yang

akan dilakukan

2) Kelengkapan administrasi : Status rekam medik, data-data penunjang

(Laboratorium, dan Radiologi ) serta kelengkapan informed consent.

3) Tingkat kecemasan dan pengetahuan pembedahan

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

23

4) Pemeriksaan fisik terutama tanda-tanda vital dan kondisi masa pada

abdomen

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa yang sering muncul pada pre operasi adalah :

1. Ansietas b.d Krisis Situasional

2. Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis

3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpaprnya informasi (SDKI, 2018)

3. Rencana Intervensi

Menurut SIKI (2018) Intervensi keperawatan yang dilakukan

berdasarkan 3 diagnosa diatas adalah :

1. Ansietas b.d Krisis Situasional

Intervensi :

Observasi :

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( misal : kondisi,

waktu, stresor)

2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

3) Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan non verbal)

Teraupetik :

1) Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan

kepercayaan

2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan

3) Pahami situasi yang membuat ansietas

4) Dengarkan dengan penuh perhatian

5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

6) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

7) Motivasi mengidentifikasi situassi yang memicu kecemasan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

24

8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang

akan datang

Edukasi :

1) Jelaskan prosedur serta sensasi yang mungkin dialami

2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,

pengobatan dan prognosis

3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien

4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif

5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

7) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

8) Latih tekhnik relaksasi

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

2. Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis

Intervensi :

Observasi :

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri.

2) Identifikasi skala nyeri

3) Identifikasi nyeri non verbal

4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri

5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

8) Monitor efek samping penggunaan analgetik

Teraupetik :

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

25

1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri ( misal : TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik,

biofeedback ,terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi

terbimbing, kompres hangat/dingin.)

2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( misal : suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan.)

3) Fasilitasi istirahat dan tidur

4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan

strategi meredakan nyeri

Edukasi :

1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5) Ajarkan eknik non farmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu

3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

Intervensi :

Observasi :

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.

Teraupetik :

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

26

2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

3) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

1) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

2) Ajarkan perilaku hidup dan sehat

3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

2.4.2 Intra Operasi

1. Pengkajian Fokus Keperawatan Intra Operasi

Pengkajian intraoperatif bedah digestif secara ringkas mengkaji hal-

hal yang berhubungan dengan pembedahan . Diantaranya adalah

validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang akan

dilakukan, serta konfirmasi kelengkapan data penunjang

laboratorium dan radiologi . (Muttaqin , 2009)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang lazim adalah sebagai berikut :

1. Risiko perdarahan b.d tindakan pembedahan

2. Risiko hipotermi b.d suhu lingkungan rendah (SDKI, 2018)

3. Rencana Intervensi

Menurut SIKI (2018) Intervensi keperawatan yang dilakukan

berdasarkan diagnosa diatas adalah :

1. Risiko perdarahan b.d tindakan pembedahan

Intervensi :

Observasi :

1) Monitor tanda dan gejala perdarahan

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

27

2) Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan sesudah

kehilangan darah

3) Monitor tanda-tanda vital ortostatik

4) Monitor koagulasi

Teraupetik :

1) Pertahankan bedrest selama perdarahan

2) Batasi tindakan invasif, jika perlu

3) Gunakan kasur pencegah dekubitus

4) Hindari pengukuran suhu rektal

Edukasi :

1) Jelaskan tanda dan gejala perdarahan

2) Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi

3) Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk mencegah

konstipasi

4) Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan

5) Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K

6) Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu

2) Kolaborasi pemberian produk darah , jika perlu

3) Kolaborasi pemberian pelunak tinja , jika perlu

2. Risiko hipotermi perioperatif b.d suhu lingkungan rendah

Intervensi :

Observasi :

1) Monitor suhu tubuh

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

28

2) Identifikasi penyebab hipotermia, ( Misal : terpapar suhu

lingkungan rendah, kerusakan hipotalamus, penurunan laju

metabolisme, kekurangan lemak subkutan )

3) Monitor tanda dan gejala hipotermia

Teraupetik :

1) Sediakan lingkungan yang hangat ( misal : atur suhu ruangan)

2) Ganti pakaian atau linen yang basah

3) Lakukan penghangatan pasif (misal : selimut, menutup

kepala, pakaian tebal)

4) Lakukan penghatan aktif eksternal (Misal : kompres hangat,

botol hangat, selimut hangat, metode kangguru)

5) Lakukan penghangatan aktif internal ( misal : infus cairan

hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal dengan cairan

hangat)

Edukasi :

1) Anjurkan makan/minum hangat

2.4.3 Post Operasi

1. Pengkajian Fokus Keperawatan Post Operasi

Pengkajian post operasi dilakukan secara sitematis mulai dari pengkajian

awal saat menerima pasien, pengkajian status respirasi, status sirkulasi,

status neurologis dan respon nyeri, status integritas kulit dan status

genitourinarius.

1. Pengkajian Awal

Pengkajian awal post operasi adalah sebagai berikut

1) Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan

2) Usia dan kondisi umum pasien, kepatenan jalan nafas, tanda-tanda

vital

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

29

3) Anastesi dan medikasi lain yang digunakan

4) Segala masalah yang terjadi dalam ruang operasi yang mungkin

memengaruhi peraatan pasca operasi

5) Patologi yang dihadapi

6) Cairan yang diberikan, kehilangan darah dan penggantian

7) Segala selang, drain, kateter, atau alat pendukung lainnya

8) Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anastesi yang

akan diberitahu

2. Status Respirasi

1) Kontrol pernafasan

(1) Obat anastesi tertentu dapat menyebabkan depresi pernapasan

(2) Perawat mengkaji frekuensi, irama, kedalaman ventilasi pernapasan,

kesemitrisan gerakan dinding dada, bunyi nafas, dan arna membran

mukosa

2) Kepatenan jalan nafas

(1) Jalan nafas oral atau oral airway masih dipasang untuk

mempertahankan kepatenan jalan nafas sampai tercapai pernafasan

yang nyaman dengan kecepatan normal

(2) Salah satu khawatiran terbesar perawat adalah obstruksi jalan nafas

akibat aspirasi muntah, okumulasi sekresi, mukosa di faring, atau

bengkaknya spasme faring

3) Status Sirkulasi

(1) Pasien beresiko mengalami komplikasi kardiovaskuler akibat

kehilangan darah secara aktual atau resiko dari tempat pembedahan,

efek samping anastesi, ketidakseimbangan elektrolit, dan defresi

mekanisme regulasi sirkulasi normal.

(2) Pengkajian kecepatan denyut dan irama jantung yang teliti serta

pengkajian tekanan darah menunjukkan status kardiovaskuler pasien.

(3) Perawat membandingkan TTV pra operasi dan post operasi

(4) Status Neurologi

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

30

Perawat mengkaji tingkat kesadaran pasien dengan cara memanggil

namanya dengan suara sedang, dan mengkaji respon nyeri

4) Muskuloskletal

Kaji kondisi organ pada area yang rentan mengalami cedera posisi post

operasi

2. Diagnosis Keperawatan Post Operasi

Diagnosa yang sering muncul pada post operasi adalah :

1. Nyeri akut b.d agen pencidera fisik

2. Risiko hipotermi perioperatif b.d suhu lingkungan rendah

3. Risiko Jatuh b.d efek agen farmakologis (SDKI, 2018)

3. Intervensi

Menurut SIKI (2018) Intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan

diagnosa diatas adalah :

1. Nyeri akut b.d agen pencidera fisik

Intervensi :

Observasi :

1) Monitor efek samping penggunaan analgetik

2) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri.

3) Identifikasi skala nyeri

4) Identifikasi nyeri non verbal

5) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

6) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

7) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

8) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Teraupetik :

1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (

misal : TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

31

,terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin.)

2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( misal : suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan.)

3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

Edukasi :

1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5) Ajarkan eknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu

2. Risiko hipotermi perioperatif b.d suhu lingkungan rendah

Intervensi :

Observasi :

1) Monitor suhu tubuh

2) Identifikasi penyebab hipotermia, ( Misal : terpapar suhu

lingkungan rendah, kerusakan hipotalamus, penurunan laju

metabolisme, kekurangan lemak subkutan )

3) Monitor tanda dan gejala akibat hipotermi

Teraupetik :

1) Sediakan lingkungan yang hangat ( misal : atur suhu ruangan)

2) Lakukan penghangatan pasif (Misal : Selimut, menutup kepala,

pakaian tebal)

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 2.1.1 Definisirepository.poltekkes-tjk.ac.id/1624/6/6. BAB II.pdf · 2021. 1. 12. · anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam

32

3) Lakukan penghatan aktif eksternal (Misal : kompres hangat, botol

hangat, selimut hangat, metode kangguru)

4) Lakukan penghangatan aktif internal ( misal : infus cairan hangat,

oksigen hangat, lavase peritoneal dengan cairan hangat)