bab ii tinjauan pustaka -...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECACINGAN a. Definisi Kecacingan Kecacingan secara umum merupakan infeksi cacing ( Soil Transmitted Helminthes) yang disebabkan oleh cacing gelang, cacing cambuk,cacing tambang, bersifat parasit dan merugikan. Daur hidup berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan kondisi sanitasi lingkungan. 10 b. Penyebab Helmint (cacing) adalah salah satu kelompok parasit yang dapat merugikan manusia. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua yaitu: 1. Nemathelminthes (cacing gilik) 2. Plathyhelminthes (cacing pipih) Cacing yang termasuk Nemathelminthes yaitu kelas Nemotoda yang terdiri dari Nematode usus dan Nematoda jaringan. Sedangkan yang termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda. Namun yang akan dibahas di bawah ini adalah kelompok Nematoda usus. Sebab sebagian besar dari Nematoda usus ini merupakan penyebab kecacingan yang sering dijumpai pada masyarakat Indonesia khususnya pada usia Sekolah Dasar. Diantara Nematoda usus ini yang sering menginfeksi manusia ditularkan melalui tanah atau disebut ”soil transmitted helminths” yakni : 1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang) a. Batasan Cacing ini berukuran 20-25 cm tinggal dan menyebar di usus kecil Telur cacing yang keluar bersama tinja dapat mencemari tanah sekitar dan sayuran yang tidak dimasak. Bila telur tertelan setelah melalui berbagai tahap perkembangan di dalam tubuh anak, cacing dewasa akan timbul di usus kecil. Manusia adalah satu-

Upload: duongtuyen

Post on 10-Mar-2018

237 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KECACINGAN

a. Definisi Kecacingan

Kecacingan secara umum merupakan infeksi cacing ( Soil Transmitted

Helminthes) yang disebabkan oleh cacing gelang, cacing cambuk,cacing

tambang, bersifat parasit dan merugikan. Daur hidup berkaitan dengan

perilaku hidup bersih dan kondisi sanitasi lingkungan.10

b. Penyebab

Helmint (cacing) adalah salah satu kelompok parasit yang dapat

merugikan manusia. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Nemathelminthes (cacing gilik)

2. Plathyhelminthes (cacing pipih)

Cacing yang termasuk Nemathelminthes yaitu kelas Nemotoda yang

terdiri dari Nematode usus dan Nematoda jaringan. Sedangkan yang

termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda. Namun

yang akan dibahas di bawah ini adalah kelompok Nematoda usus. Sebab

sebagian besar dari Nematoda usus ini merupakan penyebab kecacingan

yang sering dijumpai pada masyarakat Indonesia khususnya pada usia

Sekolah Dasar.

Diantara Nematoda usus ini yang sering menginfeksi manusia

ditularkan melalui tanah atau disebut ”soil transmitted helminths” yakni :

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

a. Batasan

Cacing ini berukuran 20-25 cm tinggal dan menyebar di usus

kecil Telur cacing yang keluar bersama tinja dapat mencemari

tanah sekitar dan sayuran yang tidak dimasak. Bila telur tertelan

setelah melalui berbagai tahap perkembangan di dalam tubuh anak,

cacing dewasa akan timbul di usus kecil. Manusia adalah satu-

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

9

satunya hospes cacing gelang. Penyakit yang disebabkan oleh

cacing ini disebut Askariasis.11

b. Biografi

Tersebar diman-mana / kosmopolit teritama terdapat di Negara-

negara tropis.

c. Bentuk umum / morfologi

Cacing gelang berbentuk gilik dan bergaris-garis melintang

pada kutikula berwarna abu-abu agak kemerahan. Cacing jantan

berukuran 10-30 cm, sedangkan yang betina 22-33 cm.Seekor

cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir telur

sehari yang terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.

Panjang dari cacing gelang ini 25-40 cm.11

d. Telur

Bentuk oval mempunyai 3 lapisan dinding :

1. Membran vitellina yaitu lapisan tipis bagian dalam

2. Glikoid yaitu lapisan tengah berwarna kuning/coklat.

3. Albumin yaitu lapisan bagian luar berwarna cokelat dan tidak

rata yang di dalamnya berisi sel telur dan bila masak akan

berisi larva.

Telur invertil berbentuk lonjong hamper segiempat dindingnya 2

lapis yaitu lapisan luar dan tengah yang sangat tipis sinya suatu

masa yang berwarna mengkilat disebut granula-granula refraktil.

Ukuran telur yang dibuahi 60x45 mikron dan yang tidak dibuahi

90x40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai telur yang dibuahi

dapat berbentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.11

e. Siklus hidup

Telur yang infektif, bila tertelan oleh manusia, akan menetas di

usus halus. Larvanya akan menembus dinding usus halus menuju

pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung,

kemudian mengikuti aliran darah ke paru menembus dinding

pembuluh darah, lalu dinding alveoli dan kemudian naik ke trachea

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

10

melalui bronchioles dan bronchus. Dari trachea larva ini menuju

faring yang menimbulkan rangsangan dan terakhir menuju ke usus

halus. Di usus halus larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa,

sedangkan cacing yang betina akan bertelur dan telur akan keluar

kea lam luar bersama tinja, apabila jatuh pada tanah dan

lingkungan yang sesuai maka telur akan menjadi masak dan siap

menginfeksi hospes.11

f. Cara penularan

Cara penularan askariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan

yaitu masuknya telur yang infektif kedalam mulut bersama

makanan atau minuman yang tercemar atau telur tertelan melalui

tangan yang kotor misalnya pada anak-anak maupun telur yang

terhirup bersama debu udara. Pada keadaan yang terakhir ini larva

cacing akan menetas di mukosa jalan napas bagian atas kemudian

masuk dengan menembus pembuluh darah dan memasuki aliran

darah.11

2. Trichuris trichiura (cacing cambuk)

Dalam bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk

karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Hospes

defenitifnya adalah manusia. Cacing ini lebih sering ditemukan

bersama-sama dengan cacing Ascaris lumbricoides. Cacing dewasa

hidup di dalam usus besar manusia terutama di daerah sekum dan

kolon. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis.

Telur Trichuris trichiura berbentuk bulat panjang dan memiliki

“sumbat” yang menonjol di kedua ujungnya, dan dilengkapi dengan

tutup (operkulum) dari bahan mucus yang jernih. Telur berukuran 50-

54 x 32 mikron. Kulit luar telur berwarna kuning tengguli dan bagian

dalam jernih. Cacing jantan panjangnya ± 4 cm, dan cacing betina

penjangnya ± 5 cm.11

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

11

a. Batasan

Manusia merupakan hospes satu-satunya, bila manusia

terinfeksi cacing cambuk penyakitnya disebut trichuriasis.

b. Morfologi

Cacing cambuk berbentuk seperti cambuk yaitu 3/5 bagian

atas mengecil sedangkan 2/3 bagian bawah lebih besar, cacing

betina panjangnya mencapai 35 sampai 50 mm dengan ekor yang

lurus, seddangkan cacing yang jantan mempunyai panjang 30-40

mm dengan ekor melintang.Telur cacing cambuk berbentuk oval

mempunyai semacam tutup pada kedua ujungnya yang sering

disebut dengan tong anggur.11

c. Daur hidup

Manusia terinfeksi cacing ini melalui makanan yang

terkontaminasi telur cacing yang telah berembrio. Telur yang

tertelan akan menetas di duodenum dan larva yang keluar akan

melekat di villi usus. Untuk perkembangan larvanya cacing ini

tidak mempunyai siklus paru-paru. Larva ini akan tetap tinggal di

villi usus selama 20-30 hari untuk kemudian bergerak ke coecum

dan kolon bagian proximal. Pada infeksi yang berat, cacing dapat

pula ditemukan di ileum, appendix, bahkan seluruh usus besar.

Cacing dewasa membenamkan bagian anteriornya di mukosa usus

dan mulai memproduksi telur sebanyak 2000-7000 telur perhari.

Telur yang dihasilkan cacing ini akan keluar dari tubuh bersama

tinja. Di luar tubuh, di tempat yang lembab dan hangat, telur ini

akan mengalami pematangan dalam waktu 2- 4 minggu dan siap

menginfeksi host lain. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan

mulai dari telur sampai menjadi dewasa adalah ± 1-3 bulan.12

d. Cara infeksi

Cara menginfeksi langsung dengan menelan telur melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi telur serta tangan

yang kotor cara lain terhirup bersama debu di udara. Pada keadaan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

12

yang terakhir ini larva cacing akan menetas di usus besar dan

melalui kepala dan ekornya masih tetap di rongga usus / di luar

rongga usus, keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya

sondroma kerusakan otot usus. Infeksi tidak langsung terjadi telur

infektif melekat badan oleh kaki kecoa, lalat, tikusyang

terkontaminasi tinja manusia yang mengandung telur matang

selama itu bisa terbawa angin, air dan terselip di kuku.11,12

3. Necator americanus / Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

a. Batasan

Disebut cacing tambang karena pertama kali ditemukan di

daerah pertambangan, yang fasilitas sanitasinya kurang memadai.

Hospes cacing tambang adalah manusia dan akan menyebabkan

Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.11

Pada manusia terdapat 2 spesies :

1. Ancylostoma duodenal

2. Necator amiricanus

a. Morfologi

Cacing tambang mempunyai 3 stadium yaitu :

1. Stadium telur

2. Stadium larva

3. Cacing dewasa

Cacing betina Ancylostoma duodenal tiap hari mampu bertelur

10.000 butir, sedangkan cacing betina Necator amiricanus

mengeluarkan telur sekitar 9000 butir, telur keluar bersama tinja

berbentuk oval, besarnya 20-50 mikron. Di dalam sel telur dapat

terlihat seperti ada sel-sel berjajar. Telur yang keluar bersama tinja

akan menetas dalam waktu 1-1,5 hari sampai keluar larva pada hari

ke tiga. Larva rhabditoid akan tumbuh menjadi larva filaform yang

dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu di

tanah.12

Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

13

bidang medik, namun yang sering menginfeksi manusia ialah

cacing Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Hospes

dari kedua cacing ini adalah manusia. Dan kedua cacing ini

menyebabkan penyakit Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.

b. Daur Hidup

Cacing jantan dan betina dewasa berhabitat di usus kecil terutama

jejenum, tetapi pada infeksi yang berat, cacing ini dapat pula

ditemukan di lambung. Telur yang dihasilkan betinanya akan

dikeluarkan bersama-sama tinja, 2-3 hari kemudian menetas dan

keluar larva rhabditiform, selama 2 hari larva rhabditiform tumbuh

menjadi larva filariform (infektif) yang tahan terhadap perubahan

iklim dan dapat hidup selama 7-8 minggu di tanah lembab. Larva

filariform menembus kulit, masuk ke pembuluh darah kapiler dan

mengikuti peredaran darah masuk ke jantung kanan, kemudian

paru-paru, lalu ke pharynx, kemudian ke usus halus dan di sana

menjadi dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus

kulit. Infeksi Ancylostoma duodenale juga mungkin dengan

menelan larva filariform.12

c. Cara Penularan

Perilaku anak BAB tidak dijamban atau di sembarang tempat

menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tija yang

berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari

lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing.

Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang

tercemar telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi telur

cacing. Penularan melalui air sungai juga dapat terjadi, karena air

sungai sering digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari,

perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak

dapat dikontrol oleh orang tua dan tidak terlindung dan dapat

tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal

ini dapat menjadi penularan kecacingan pada anak.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

14

4. Oxyuris Vermicularis (cacing kremi)

a. Batasan

Enterobius Vermicularis (cacing kremi) dengan biografi

kosmopolitan, manusia merupakan satu-satunya hospes.

b. Morfologi

Cacing betina berukuran 8-13 mm, sedangkan yang jantan

berukuran lebih kecil yaitu 2-5 mm dengan ciri-ciri :

1. Cacing jantan mempunyai lipatan kutikula pada bagian lateral

tubuhnya terutama pada bagian kepalanya.

2. Pada esophagusnya terdapat penebalan otor yang disebut

bulbus osophagus.

3. Cacing betina pada bagian posterior tubuh berwarna transparan

yang berisi penuh dengan telur.

c. Telur

Telur cacing kremi berbentuk oval asimetris berisi larva dengan

ukuran 60x20 mikron.

d. Siklus hidup

Cacing dewasa hidup di rongga usus besar terutama bagian bawah,

sesudah kopulasi cacing betina turun ke bawah sampai ke anus dan

meletakkan telurnya di kulit sekitar anus. Sesudah bertelur cacing

betina akan mati, telur ini dengan zat perekat pada kulitnya dapat

melekat pada kulit perional dan juga ada pula yang jatuh terlepas,

karena ringannya dapat tersebar kemana-mana.12

e. Cara Penularan

Cara penularan pada manusia :

1) Auto Infeksi

Telur masuk ke tubuh manusia melalui tangan yang menyentuh

tinja yang tercemar telur cacing kremi, kemudian masuk ke

dalam mulut

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

15

2) Hetero Infeksi

Telur tertelan oleh manusia lain sampai diusus menetas sampai

jadi cacing dewasa.

3) Retregrad Infeksi

Telur pada anus penderita menetas dan larva-larvanya masuk

melalui anus ke usus besar kemudian menetas menjadi cacing

dewasa.

f. Gejala

Cacing kremi pada anak terlihat perutnya buncit, gatal disekitar

anus, terutama pada malam hari, kulit disekitar anus meradang dan

lecet-lecet.

c. Pencegahan dan Penanggulangan Kecacingan

Upaya pencegahan cacingan dapat dilakukan melalui upaya kebersihan

perorangan ataupun kebersihan lingkungan. Kegiatan tersebut dapat dirinci

sebagai berikut.13

1) Menjaga Kebersihan Perorangan

1. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar

dengan menggunakan air dan sabun.

2. Menggunakan air bersih untuk keperluan makan, minum, dan

mandi

3. Memasak air untuk minum

4. Mencuci dan memasak makanan dan minuman sebelum dimakan

5. Mandi dan membersihkan badan paling sedikit dua kali sehari

6. Memotong dan membersihkan kuku

7. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung

tangan bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah

8. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan

lalat mencemari makanan tersebut

2) Menjaga Kebersihan Lingkungan

a. Membuang tinja di jamban agar tidak mengotori lingkungan.

b. Jangan membuang tinja, sampah atau kotoran di sungai.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

16

c. Mengusahakan pengaturan pembuangan air kotor.

d. Membuang sampah pada tempatnya untuk menghindari lalat dan

lipas.

e. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya.

3) Pengobatan

1. Tujuan

a. Memutuskan mata rantai penularan.

b. Menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi.

c. Meningkatkan kesehatan dan produktivitas.

2. Prinsip Pengobatan

Prinsip pengobatan infeksi Cacingan adalah membunuh cacing

yang ada dalam tubuh manusia yaitu dengan dengan menggunakan

obat yang aman berspektrum luas, efektif untuk jenis cacing yang

ditularkan melalui tanah. Menurut berbagai pengalaman frekuensi

pengobatan dilakukan 2 kali dalam setahun.

3. Jenis Pengobatan

Jenis pengobatan penyakit Cacingan ada dua macam yaitu

pengobatan massal dan pengobatan selektif.

1. Pengobatan Massal (Blanket Treatment)

a. Blanket Mass Treatment

Suatu jenis pengobatan yang dilakukan secara menyeluruh

kepada seluruh penduduk yang menjadi sasaran program.

Blanket Treatment dilakukan bila sarana dan prasarana

laboratorium tidak ada/tidak memadai atau ada sarana

laboratorium tapi kondisi geografis menyulitkan

pengumpulan sampel tinja, pengobatan massal ini dapat

dilakukan sampai 3 tahun tanpa survei evaluasi. Daerah

yang melaksanakan sistem Blanket, agar diikuti dengan

kegiatan penyuluhan tentang hidup bersih dan memperbaiki

sanitasi lingkungan di wilayah tersebut. Disamping itu agar

diupayakan meningkatkan SDM dan sarana laboratorium

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

17

untuk menunjang kemampuan pemeriksaan tinja, dengan

harapan suatu saat mampu melaksanakan pengobatan

selektif di wilayahnya. Selain itu pengobatan massal

dilakukan apabila di daerah sasaran pernah mempunyai

prevalensi 30 % atau lebih.13

b. Selective Mass Treatment

Pengobatan yang dilakukan terhadap penduduk yang

menjadi sasaran program, tetapi hanya kepada penduduk

yang hasil pemeriksaan tinjanya positif. Hal ini dilakukan

pada daerah yang mempunyai sarana dan prasarana

laboratorium yang memadai, karena pemeriksaan tinja

harus dilakukan pada seluruh sasaran. Di samping itu

kondisi geografis memungkinkan untuk pengumpulan

sediaan tinja secara berkala. Pengobatan dilakukan secara

berurutan (satu per satu) dan harus diminum didepan

petugas (tidak boleh dibawa pulang).13

2. Pengobatan Selektif (Selective Treatment)

Pengobatan dilakukan di sarana kesehatan bagi penderita yang

datang berobat sendiri dan hasil pemeriksaan mikroskopik tinja

positif atau hasil pemeriksaan klinis dinyatakan positif

menderita Cacingan.

Jenis Obat

Pemilihan obat cacing dengan kriteria dan spesifikasi sebagai

berikut :

1. Aman (efek samping minimal)

2. Efektif untuk beberapa jenis cacing

3. Harga terjangkau baik oleh pemerintah maupun

masyarakat. Sebaiknya dipilih satu macam obat dengan

dosis tunggal, hal ini untuk mempermudah pelaksanaan

pengobatan. Program P2 Cacingan menganjurkan Pyrantel

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

18

pamoate dengan dosis 10 mg/kg berat badan (dosis

tunggal), untuk pengobatan pertama pada pengobatan

massal. Untuk pengobatan kedua dapat menggunakan

Albendazole. Jika infeksi cacing gelang rendah dan infeksi

cacing cambuk menjadi masalah, dianjurkan memakai

Mebendazole atau Albendazole. Untuk pengobatan massal

dosis Mebendazole 500 mg (dosis tunggal) dan Albendazole

400 mg (dosis tunggal). Untuk pengobatan selektif

Mebendazole dosisnya 100 mg x 2 kali selama 3 hari.13

B. Penyuluhan Kesehatan

a. Definisi Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.21

b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Berdasarkan WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku

sehat.14

c. Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan di Indonesia, berdasarkan kepada program

pembangunan Indonesia adalah :

a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja.

Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok lembaga

pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama

swasta maupun negeri.

c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.14

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

19

d. Peran penyuluhan kesehatan dalam kesehatan masyarakat

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor internal maupun

eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor

eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik,

politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Lingkungan yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik,

ekonomi.

b. Perilaku

c. Pelayanan kesehatan

d. Hereditas (keturunan)

C. Media

a. Pengertian media

Semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat yang

dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.15

b. Fungsi media

Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan

atau media. Berkaitan dengan hal tersebut, media pembelajaran memiliki

beberapa fungsi, antara lain:

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dalam Menyampaikan

pesan kepada anak didik.

b. Untuk menyederhanakan tingkat kesukaran dalam pembelajaran.

c. Untuk mengurangi kebosanan dan kelelahan dalam pembelajaran

d. Untuk mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para

peserta didik.

e. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan ruang kelas, seperti

(a). Obyek terlalu besar

(b). Obyek terlalu kecil

(c). Obyek yang bergerak terlalu lambat

(d). Obyek yang bergerak terlalu cepat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

20

(e). Obyek yang terlalu kompleks

f. Dengan menggunakan media pembelajaran memungkinkan adanya

interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

g. Untuk menghasilkan keseragaman peserta didik dalam pengamatan

h. Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

i. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru bagi peserta didik.

j. Untuk membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk

belajar.

c. Macam-macam media

a. Media Visual; antara lain berupa grafik, diagram, chart, bagan, poster,

kartun, komik,cerita bergambar.

b. Media Audial; antara lain berupa: radio, tape recorder, laboratorium

bahasa, dan sebagainya.

c. Projected still media antara lain: slide; over head projektor (OHP), in

focus dan sejenisnya.

d. Projected motion media;seperti: film, televisi, video (VCD, DVD,

VTR), computer dan sejenisnya.16

D. Cerita Bergambar

a. Pengertian Cerita Bergambar

Cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-

gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk jalinan cerita. Gambar adalah suatu bentuk ekspresi

komunikasi universal yang dikenal khayalak luas. Melalui cerita

bergambar diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi

dan diskripsi cerita yang hendak disampaikan .15

b. Kelebihan cerita bergambar

Sebagai salah satu media visual media komik tentunya memiliki kelebihan

tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan pendidikan kesehatan.

Kelebihan media cerita bergambar dalam kegiatan penyuluhan kesehatan

adalah :

a. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

21

b. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang

abstrak

c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi

yang lain

d. seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau

studi yang lain

c. Kelemahan media cerita bergambar

Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga

menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar

E. Ceramah

Ceramah merupakan metode pembelajaran yang paling tua. Metode ini paling

sering dipergunakan dalam bidang pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan

dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Metode ceramah adalah cara mengajar

melalui penyajian fakta dan ide secara lisan, baik dengan atau tanpa media,

adapun para siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap

penting. Metode ceramah didalam pelaksanaannya memerlukan beberapa

faktor penting, yaitu ruangan yang bisa ditempati sekelompok orang,

pembicara yang menguasai masalah yang akan diberikan, pembicara yang bisa

memikat dan menarik perhatian sasaran.

F. Perilaku

Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang

merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor

internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah

kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Seorang ahli psikologi

pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau

kawasan yakni : a) kognitif (Cognitive) b) afektif (affective) c) psikomotor

(psychomotor). Dalam perkembangannya teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu17

:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

22

pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).17

1. Edukasi (Education)

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan

masyarakat, pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) lebih tepat

dibandingkan dengan pendekatan koersi. Dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang

ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk

kesehatan. Pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku

individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif

terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Sesuai dengan 3

faktor penyebab terbentuknya perilaku (Green, 1980), maka kegiatan

pendidikan kesehatan juga ditujukan kepada 3 faktor berikut :

1. Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi

Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah

kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik

bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Bentuk

pendidikan kesehatan adalah penyuluhan kesehatan, pelatihan,

pameran kesehatan dan sebagainya.

2. Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor enabling

Karena faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana

dan prasarana kesehatan bagi mereka mampu mengadakan sarana

dan prasarana kesehatan bagi mereka. Hal ini bukan berarti

memberikan sarana dan prasarana kesehatan dengan Cuma-Cuma

tetapi memberikan kemampuan dengan bantuan teknik,

memberikan arahan, dan mencari dana untuk pengadaan sarana dan

prasarana.

3. Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor reinforcing

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

23

Karena faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas termasuk petugas

kesehatan, maka pendidikan kesehatan yang paling tepat adalah

dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan bagi toma, toga dan

petugas kesehatan.17

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yakni :

1. Awarenes ( kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

4. Trial, orang telah mencoba perilaku baru.

Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh penegtahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long

lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.17

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

24

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-

hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

1. Komponen pokok sikap

Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : a) kepercayaan

(keyakinan), ide dan konsep suatu objek, b) kehidupan emosional atau

evaluasi terhadap suatu objek, c) kecenderungan untuk bertindak (tend

to behave)

2. Berbagai tingkatan sikap

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

a. Menerima (Receiving) menerima diartikan bahwa orang mau dan

memperhatikan stimulus yanng diberikan.

b. Merespon (Responding) memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat

tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan

sikap yang paling tinggi.

Hubungan antara perilaku dan sikap, tidak sepenuhnya dipengaruhi

namun bukti adanya hubungan tersebut cukup banyak. Analisis akan

memperhatikan misalnya bahwa sikap sampai tingkat tertentu

merupakan penentu komponen dari akibat perilaku. Hal tersebut

merupakan alasan yang cukup untuk memberikan perhatian terhadap

sikap, keyakinan dan nilai sebagai faktor.

3. Praktik atau tindakan (praktice)

Praktik merupakan salah satu dari tiga jenis perilaku yang berbentuk

perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Perbuatan

atau praktik tidak sama dengan perilaku. Perwujudan dari perilaku yang

lain dapat melalui pengetahuan dan sikap. Perwujudan suatu sikap agar

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

25

menjadi suatu perbuatan nyata perlu adanya kondisi tertentu yang

memungkinkan antara lain adanya fasilitas dan dukungan. Perbuatan nyata

atau praktik mempunyai beberapa tingkatan antara lain:

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik tingkat dua.

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka

dia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4. Adopsi (adaption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa

mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

G. Perkembangan anak (Perkembangan fisik, perkembangan motorik,

perkembangan kognitif, perkembangan psikososial)

Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang

ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif

(perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh

perubahan – perubahan yang lain.

1. Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan

berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan

berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem

rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

26

2. PerkembanganMotorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih

terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih

cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga

keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan

motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang

terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak

– anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang

bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.

3. Perkembangan Kognitif

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara

berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih

bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak

sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya

ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada

stadiumbelajar.

Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut

pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya

aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau

konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi

terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena

ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak

oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya.

Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut

dengan operasi – operasi, yaitu:

1. Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami

hubungan – hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda

atau keadaan yang lain.

2. Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui

hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

27

3. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-

benda yang ada. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula

untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut

ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif

yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,

tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

a. Perkembangan Memori (usia 5 – 7 tahun)

Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang

dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak

peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk

mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan

strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku

disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. 4 macam

strategi memori yang penting, yaitu :

Rehearsal (Pengulangan): Suatu strategi meningkatkan memori dengan

cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.

Organization (Organisasi): Pengelompokan dan pengkategorian

sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak

SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan

dimana mereka duduk dalam satu kelas.

Imagery (Perbandingan): Membandingkan sesuatu dengan tipe dari

karakteristik pembayangan dari seseorang. Retrieval (Pemunculan

Kembali): Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari

tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat

membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan

menggunakannya secara spontan.

Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang

mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk

sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak

sebelumnya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

28

b. Perkembangan Pemikiran Kritis ( usia 7 – 9 tahun)

Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi

terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran

agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi

yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif

dan evuatalif.

c. Perkembangan Kreatifitas ( usia 9 – 11 tahun)

Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi

oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

d. PerkembanganBahasa(usia11–12tahun)

Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut.

Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah

kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-

kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai

menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat

menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.24

4. PerkembanganPsikosial

Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau

perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak

menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah

dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di

sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing

(kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima,

setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini

proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya.

Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru.

Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa

kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu

memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi

terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.24

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

29

H. Kerangka Teori

Dari teori yang telah dipaparkan dalam tinjauan pustaka dapat dibuat kerangka

teori sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Teori 16

Reinforcing factor

Dukungan dan sikap

dari keluarga, dan

petugas kesehatan

Enabling factor

Ketersediaan sarana

dan prasarana

Predisposing factor

Perilaku :

1. pengetahuan

2. sikap

Training Pemberdayaan

masyarakat

Komunikasi Informasi

dan Edukasi (KIE)

Promosi Kesehatan

Pendidikan Kesehatan

Perubahan perilaku

terhadap kecacingan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ciciliapre... · termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda

30

I. Kerangka Konsep

Mengacu pada kerangka teori yang telah dipaparkan, kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka konsep

J. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan

dengan media cerita bergambar tentang kecacingan.

2. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan

dengan ceramah tentang kecacingan.

3. Ada perbedaan peningkatan pengetahuan setelah diberi penyuluhan

kesehatan dengan media cerita bergambar dan ceramah.

4. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan

media cerita bergambar tentang kecacingan.

5. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan

ceramah tentang kecacingan.

6. Ada perbedaan peningkatan sikap setelah diberi penyuluhan kesehatan

dengan media cerita bergambar dan ceramah.

Perilaku terhadap

kecacingan :

- Pengetahuan terhadap

kecacingan

- Sikap terhadap kecacingan

Penyuluhan kesehatan :

- Cerita bergambar

-Ceramah