bab ii tinjauan pustaka 2.1 kawasan industri galangan...

22
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapal Galangan kapal adalah proses pembongkaran struktur sebuah kapal usang untuk dipotong-potong (scrapping) atau dibuang (disposal). Suatu proses yang dilakukan di sebuah dermaga kapal atau dok yang mencakup berbagai kegiatan, termasuk mengangkat semua gigi transmisi dan peralatan sehingga bisa dilakukan pemotongan infrastruktur kapal (OSHA 2001:http://digilib.its.ac.id/public/ITS). Industri galangan kapal dan pengecatan antifouling pada kapal merupakan pencemar Cu terbesar di Great Britain dan California Selatan pada tahun 1978. Tembaga masuk ke laut melalui buangan limbah industri dan endapan partikel atmosfer yang tercemar oleh asap pabrik mengandung tembaga. Data tentang status pencemaran logam tembaga untuk setiap wilayah perairan Indonesia belum tersedia, namun penelitian mengenai status pencemaran tembaga telah banyak dilakukan dan diperkirakan sudah berindikasi pencemaran. (Mukhtasor 2007) Teluk Banten sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat seperti, galangan kapal, fabrikasi, baja, logam sedangkan industri ringan yang meliputi industri perakitan, elektronika, garmen, gula, dan plastik. Dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, maka jalur mobilitas menjadi semakin mudah dan cepat. Pertumbuhan pembangunan dan perkembangan perindustrian yang begitu pesat serta mobilitas yang tinggi tersebut akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran. Industri galangan kapal yang beroperasi masuk kategori yang banyak menimbulkan pencemaran dan tidak memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) (Mukhtasor 2007). Limbah Industri Galangan kapal ternyata termasuk dalam golongan industri yang menghasilkan limbah B3. Karena dalam kegiatan produksinya baik reparasi

Upload: hathuy

Post on 03-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kawasan Industri Galangan Kapal

Galangan kapal adalah proses pembongkaran struktur sebuah kapal usang

untuk dipotong-potong (scrapping) atau dibuang (disposal). Suatu proses yang

dilakukan di sebuah dermaga kapal atau dok yang mencakup berbagai kegiatan,

termasuk mengangkat semua gigi transmisi dan peralatan sehingga bisa dilakukan

pemotongan infrastruktur kapal (OSHA 2001:http://digilib.its.ac.id/public/ITS).

Industri galangan kapal dan pengecatan antifouling pada kapal merupakan

pencemar Cu terbesar di Great Britain dan California Selatan pada tahun 1978.

Tembaga masuk ke laut melalui buangan limbah industri dan endapan partikel

atmosfer yang tercemar oleh asap pabrik mengandung tembaga. Data tentang status

pencemaran logam tembaga untuk setiap wilayah perairan Indonesia belum tersedia,

namun penelitian mengenai status pencemaran tembaga telah banyak dilakukan dan

diperkirakan sudah berindikasi pencemaran. (Mukhtasor 2007)

Teluk Banten sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis,

membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di

dominasi oleh industri berat seperti, galangan kapal, fabrikasi, baja, logam sedangkan

industri ringan yang meliputi industri perakitan, elektronika, garmen, gula, dan

plastik. Dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, maka jalur mobilitas menjadi

semakin mudah dan cepat. Pertumbuhan pembangunan dan perkembangan

perindustrian yang begitu pesat serta mobilitas yang tinggi tersebut akan

menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran. Industri galangan kapal yang

beroperasi masuk kategori yang banyak menimbulkan pencemaran dan tidak

memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) (Mukhtasor 2007).

Limbah Industri Galangan kapal ternyata termasuk dalam golongan industri

yang menghasilkan limbah B3. Karena dalam kegiatan produksinya baik reparasi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

7

maupun pembangunan kapal baru menghasilkan limbah berupa besi sekrap yaitu pada

waktu melakukan pekerjaan replating; minyak atau olibekas akibat kegiatan overhaul

permesinan kapal atau pasir bekaspekerjaan (sandblasting) (DKB News 2009).

2.2 Kawasan Industri Gula

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah, baik

limbah padat, gas, maupun limbah cair.Limbah yang dihasilkan merupakan salah satu

permasalahan karena dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dibandingkan dengan limbah padat dan gas, limbah cair lebih menjadi sorotan karena

limbah cair akan dibuang ke sungai yang airnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat

(Saeni 1998).

Berbagai industri senantiasa menghasilkan limbah, seperti proses pembuatan

gula di pabrik gula dari tanaman tebu dihasilkan berbagai limbah seperti ampas tebu,

blotong, tetes, dan limbah cair. Limbah tebu tetes banyak dimanfaatkan untuk didaur

ulang, sementara limbah cair ditampung dan diendapkan dalam beberapa buah kolam

(biasanya sampai lima kolam), kolam pertama menampung limbah dari pabrik dan

kolam terakhir merupakan penampungan limbah yang dianggap telah ”aman” bagi

lingkungan, dan selanjutnya dibuang ke perairan umum. Limbah cair pabrik gula tebu

merupakan hasil dari proses kristalisasi gula tebu yang diantaranya menggunakan

belerang (S), melalui penguapan bertingkat, sehingga limbah yang dihasilkan

mempunyai derajat kemasaman yang tinggi (Villandri 2010).

Menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

51/MENLH/10/1995, limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan

oleh kegiatan industri dan dibuang ke lingkungan.Pada limbah cair terdapat bahan

organik yang dapat bersifat toksik di perairan.Terdapat dua jenis limbah cair yang

dihasilkan oleh industri gula, yaitu limbah cair pabrik dan limbah kondensor atau air

pendingin.Air pendingin atau limbah kondensor dihasilkan oleh kondensasi uap

dalam kondensor barometrik. Air pendingin memiliki kandungan senyawa organik

yang berkisar antara 0 – 1.000 mg/L. Air limbah pabrik memiliki kandungan senyawa

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

8

organik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan air limbah kondensor karena air

limbah pabrik merupakan gabungan dari beberapa limbah, yaitu air limbah proses, air

dari bak penampungan abu boiler, dan air dari proses pencucian peralatan pabrik serta

proses pembuatan susu kapur (Vawada 2008).

Bahan organik yang terakumulasi akan menimbulkan terbentuknya senyawa

metabolit yang toksik terhadap organisme di perairan, seperti : amonia, nitrit, nitrat,

dan hidrogen disulfida (Widiyanto 2002). Hal ini akan menyebabkan dampak negatif

terhadap lingkungan sehingga dibutuhkan pengolahan limbah cair untuk mengurangi

dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan tersebut.

2.3 Lamun

Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai

vegetasi yang dominan. Struktur Komunitas Lamun yaitu komposisi kepadatan,

keanekaragaman, keseragaman, frekuensi, dan penutupan lamun pada wilayah pesisir.

(Wimbaningrum, 2003). Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal yang

disusun oleh satu jenis lamun saja atau vegetasi campuran yang disusun mulai dari 2

sampai 12 jenis lamun yang tumbuh bersama pada suatu substrat (Kirkman 1985).

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah

sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini

mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut, yaitu :

mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam,

mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik, mampu melaksanakan

peneyrbukan, dan daun generatif dalam keadaan terbenam (Den Hartog, 1970).

Lamun juga memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, sistem

transportasi internal untuk gas dan nutrient, serta stomata yang berfungsi dalam

pertukaran gas. Akar pada tumbuhan lamun tidak berfungsi penting dalam

pengambilan air karena daun dapat menyerap nutrien secara langsung dari dalam air

laut.Tumbuhan tersebut dapat menyerap nutrient dan melakukan fiksasi nitrogen

melalui tudung akar.Kemudian, untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung di

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

9

dalam kolom air, tumbuhan ini dilengkapi dengan ruang udara (Dahuri, 2003). Dua

belas jenis lamun yang ada di Indonesia.

1. Enhalus acoroides

Enhalus acoroides (Gambar 2) mempunyai rimpang lebar mencapai 1,5 cm

diselubungi serabut-serabut kaku dan akar banyak tetapi tidak bercabang. Daun

berbentuk pita dengan panjang 30-150 cm dan lebar 1,25-1,75 cm. Tangkai

pendukung pada bunga betina berbentuk spiral, sedangkan bunga jantan langsing

mempunyai tangkai lurus (Susetiono 2007).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Enhalus

Jenis : Enhalus acoroides

(Nur 2011)

Gambar 2. Enhalus acoroides

Sumber : Den Hartog (1970)

Enhalus acoroides memiliki peranan bagi lingkungan hidup. Daunnya yang

panjang merupakan pemecah ombak yang baik sehingga melindungi pantai dari

terpaan ombak. Hewan-hewan kecil berlindung dibalik vegetasinya yang lebat. Daun

Enhalus acoroides juga merupakan makanan bagi duyung, sedangkan buahnya dapat

dimakan manusia dan dijual di pasar. Bijinya dapat fimakan mentah oleh penduduk

sekitar pantai. Lamun Enhalus acoroides menyuplai oksigen bagi kehidupan laut dan

menyerap karbon dioksida sehingga mengurangi efek pemanasan global (Tjandra

2011).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

10

2. Syringodium isoetifolium

Syringodium isoetifolium (Gambar 3) merupakan salah satu kesukaan duyung.

Ruas-ruas rimpang berjarak 1,5-3,5 cm, ruas cincin mempunyai tegakan dan beberapa

akar (satu sampai tiga akar). Panjang seludang daun adalah 1,5-4,0 cm, sedangkan

daunnya mempunyai panjang 7-30 cm. Lamun Syringodium isoetifolium hidup pada

substrat lumpur dan tidak tahan terhadap pada kekeringan yang lama (Susetiono

2007).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angisopermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Syringodium

Jenis : Syringodium iseotifolium

(Nur 2011) Gambar 3. Syringodium isoetifolium

Sumber : Den Hartog (1970)

3. Cyomodocea rotundata

Cyomodocea rotundata (Gambar 4) banyak ditemukan di daerah pasang surut

dengan substrat pasir lumpuran sampai dengan pasir kasar disertai pecahan bebatuan

yang berasal dari karang mati (Susetiono 2007).

Rimpang Cyomodocea rotundata berjarak antara 1,0-4,5 cm dan setiap cincin

ruas satu sampai tiga akar dan tegakan berdaun. Panjang daun adalah 1,5-4 cm. Ujung

daun bila diraba terasa halus karena bagian pinggirnya rata (inzet) (Susetiono 2007).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

11

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Cymodocea

Jenis : Cymodocea rotundata

(Nur 2011) Gambar 4. Cyomodocea rotunda

Sumber : Den Hartog (1970)

4. Cyomodocea serrulata

Tempat hidup Cyomodocea serrulata (Gambar 5) hampir sama dengan

Cyomodocea rotundata, tetapi Cyomodocea serrulata sangat tidak tahan terhadap

pengaruh air tawar. Secara umum lamun jenis Cyomodocea serrulata sangat mirip

dengan Cyomodocea rotundata , perbedaannya terdapat pada ukuran daun yang

relatif lebih besar dan bila ujung daun dipegang terasa kasar dan mempunyai gerigi

(inzet) (Susetiono 2007).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Cymodocea

Jenis : Cymodocea serrulata

(Nur 2011) Gambar 5. Cyomodocea serrulata

Sumber : Den Hartog (1970)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

12

5. Halodule uninervis

Halodule uninervis (Gambar 6) banyak ditemukan disubstrat berpasir dan

mampu tumbuh pada daerah pasang surut yang umumnya mempunyai tekanan

hidrodinamika yang cukup dinamis. Halodule uninervis hidup di kedalaman 8-10

meter, sedangkan Halodule pinifolia hidup pada kedalaman 1-2 meter, dan Halodule

uninervis merupakan salah satu makanan kesukaan duyung (Tjandra 2011).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Halodule

Jenis : Halodule uninervis

(Nur 2011) Gambar 6. Halodule uninervis

Sumber : Den Hartog (1970)

Halodule uninervis mempunyai panjang ruas rimpang berkisar antara 0,5-4

cm yang setiap cincin ruas terdapat satu sampai enam akar dan tegakan yang terdiri

dari dua sampai tiga daun. Panjang daun 6-15 cm dan lebar 1-3,5 mm, sedangkan

panjang seludang daun 1-3,5 cm. Pada ujung daun terdapat dua gigi yang terletak

pada samping daun dan sebuah gigi yang merupakan ujung tulang daun (inzet)

(Susetiono 2007).

6. Halophila ovalis

Halophila ovalis (Gambar 7) disebut juga lamun sendok atau lamun dayung.

Banyak ditemukan pada berbagai substrat mulai dari pasir lumpuran sampai pada

substrat berkerikil. Tersebar mulai dari daerah pasang surut sampai pada kedalaman

10-12 (Tjandra 2011).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

13

Klasifikasi :

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Halophila

Jenis : Halophila ovalis

(Nur 2011) Gambar 7. Halophila ovalis

Sumber : Den Hartog 1970

Halophila ovalis mempunyai lebar rimpang mencapai 2,2 mm. Helaian daun

berbentuk oval dan panjang 1-4 cm, seluruh bagian tepi daun rata, bagian atas

membulat, pangkal bawah beragam mulai membulat sampai dengan meruncing. Urat

daun sebanyak 10-25 pasang yang berpangkal pada tulang daun dengan membentuk

sudut 450-60

0 (Susetiono 2007).

7. Thalassia hemprichii

Thalassia hemprichii (Gambar 8) mempunyai rimpang agar membulat, daun

tebal dan agak melengkung. Bunga jantan mempunyai tangkai pendukung pendek,

yaitu sekitar 3 cm. Sedangkan bunga betina tangkai pendukungnya lebih pendek,

yaitu berkisar antara 1-1,5 cm dan buahnya terbagi dalam 8-20 keping yang tidak

beraturan . Umumnya hidup berdampingan dengan jenis lamun lainnya, seperti

Enhalus acoroides, tetapi bila mendominasi selalu membentuk kelompok vegetasi

yang rapat (Susetiono 2007).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

14

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Thalassia

Jenis : Thalassia hemprichii

(Nur 2011) Gambar 8. Thalassia hemprichii

Sumber : Den Hartog (1970)

8. Halophila minor

Halophila minor (Gambar 9) mempunyai daun yang mirip dengan Halophila

ovalis tetapi lebih kecil (0,7-1,4 cm) dan jumlah urat daun juga lebih sedikit (3-8

pasang). Rimpang tipis dan mudah patah. Mampu hidup di perairan yang berlumpur.

Halophila minor tidak pernah hidup berdampingan dengan lamun Enhalus Acoroides

yang predominan, tetapi hidup berdampingan dengan vegetasi lamun yang tidak

menutup penuh permukaan sedimen, seperti jenis Halophila ovalis, Syringodium

isoetifolium, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata,

Cymodocea serrulata (Susetiono 2007).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Halophila

Jenis : Halophila minor

(Nur 2011) Gambar 9. Halophila minor

Sumber : Den Hartog (1970)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

15

9. Thalassadendron ciliatum

Thalassadendron ciliatum (Gambar 10) mempunyai rimpang dengan ruas-

ruas yang panjangnya 1,5-3,0 cm. Tegakan batang mencapai 10-65 cm. Daun-

daunnya berbentuk seperti pita. Akar dan rimpangnya sangat kuat sehingga sangat

cocok untuk hidup pada berbagai tipe sedimen termasuk di sekitar bingkahan batuan

karang. Thalassadendron ciliatum banyak ditemukan pada dasar perairan yang

cekung dan berdekatan dengan daerah tubir terumbu karang (Susetiono 2007).

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Thalassodendron

Jenis : Thalassodendron ciliatum

(Nur 2011) Gambar 10. Thalassadendron ciliatum

Sumber : Den Hartog (1970)

10. Halodule pinifolia

Halodule pinifolia (Gambar 11) mempunyai ruas-ruas rimpang mempunyai

kisaran panjang 1-3 cm dan setiap cincin ruas terdapat 2-3 akar dan tegakan yang

langsung dimulai dengan daun sebanyak 2-4 helai. Panjang daun 5-20 cm dan lebar

0,6-1,2 cm, panjang seludang daun 1-4 cm. Ujung daun Halodule pinifolia membulat

disertai gerigi halus dan ujung tulang daun terbelah membentuk huruf “V”. Hidup di

substrat pasir berlumpur bersamaan dengan lamun jenis lainnya (Susetiono 2007).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

16

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Potamogetonaceae

Marga : Halodule

Jenis : Halodule uninervis

(Nur 2011) Gambar 11. Halodule pinifolia

Sumber : Den Hartog (1970)

11. Halophila spinulosa

Bentuk daunnya bulat-panjang menyerupai pisau wali, memiliki 4-7 pasang

tulang daun. Daun dapat berpasangan sampai 22 pasang, serta memiliki tangkai yang

panjang.

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Halophila

Jenis : Halophila spinulosa

(Nur 2011) Gambar 12. . Halophila spinulosa

Sumber : Den Hartog (1970)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

17

12. Halophila decipiens

Bentuk daunnya bulat-panjang dan menyerupai pisau wali. sama halnya

dengan Halophila spinolosa dan Halophila minor. Pinggiran daun seperti gergaji,

daun membujur seperti garis dengan panjang 50 – 200mm.

Klasifikasi

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Marga : Halophila

Jenis : Halophila decipiens

(Nur 2011) Gambar 13. . Halophila decipiens

Sumber : Den Hartog (1970)

2.4 Parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan lamun

1. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengontrol

kehidupan dan penyebaran organisme dalam suatu perairan. Perubahan suhu perairan

akan mempengaruhi proses-proses biologis yang terjadi di dalam air, yang pada

akhirnya mempengaruhi aktivitas biologis di dalamnya (Abel 1989). Suhu perairan

merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang mempengaruhi lamun. Suhu

bersama dengan salinitas dalam mengontrol densitas air laut. Berwick (1983)

menyatakan bahwa kisaran suhu optimal bagi spesies lamun berkisar antara 280-30

0C,

sedangkan untuk fotosintesis, lamun membutuhkan suhu optimum anatara 250-35

0C.

Perubahan suhu air dapat mempengaruhi proses-proses biokimia, ketersediaan

unsur hara, penyerapan unsur hara, translokasi larutan dalam tubuh lamun, panjang

daun dan faktor fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan, dan reproduksi. Proses-

proses fisiologi tersebut akan menurun tajam apabila temperatur perairan berada di

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

18

luar kisaran suhu optimal. Kondisi suhu perairan pesisir pada umumnya selalu

berfluktasi karena adanya pengaruh oseanografi lautan seperti pasang surut dan

pengaruh daratan, berupa masukan massa air. Pada saat surut, suhu perairan relative

lebih tinggi dibandingkan dengan saat pasang. Oleh karena itu organism perairan

pesisir umumnya mampu mentolerir perubahan suhu tinggi (Argadi 2003).

2. Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkan oleh

tiupan angin, perbedaan densitas air laut dapat disebabkan oleh gerakan periodik

jangka panjang. Arus yang disebabkan oleh gerakan periodik jangka panjang ini

antara lain arus yang disebabkan oleh pasang surut (pasut). Arus yang disebabkan

oleh pasang surut biasanya banyak diamati diperairan teluk dan pantai (Nontji 1987)

Keadaan arus air laut umumnya terjadi akibat pengaruh beberapa gaya yang

bersamaan, terdiri dari arus tetap, arus priodik akibat pasang surut dan arus angin.

Bagi padang lamun, kecepatan arus mempunyai pengaruh yang nyata. Produktivitas

padang lamun tampak dari pengaruh keadaan kecepatan arus perairan.. Lamun jenis

Turtle Grass mempunyai kemampuan maksimal menhasilkan produktifitas optimal

pada saat kecepatan aus berkisar 0,5 m/detik (Berwick 1983). Pada daerah yang

arusnya cepat, sedimen pada padang lamun terdiri dari lumpur halus dan detritus. Hal

ini menunjukkan kemampuan tumbuhan lamun untuk mengurangi pengaruh arus

sehingga mengurangi transpor sedimen (Berwick 1983).

3. Kecerahan

Kecerahan perairan menunjukan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan

air pada kedalaman tertentu. Kecerahan perairan sangat berhubungan erat dengan

proses fotosintesis. Nilai kecerahan berbanding terbalik dengan nilai kekeruhan dan

sebaliknya.Semakin tinggi nilai kecerahan, semakin besar pula tingkat penetrasi

cahaya ke kolam air. Secara kualitatif banyaknya chaya matahari yang masuk ke

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

19

dalam perairan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk memperkirakan besarnya

fotosintesis yang tejadi di perairan tersebut (Argadi 2003).

Lamun membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk melaksanakan

proses fotosintesis. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa

distribusi padang lamun hanya terbatas pada perairan yang tidak terlalu dalam, tetapi

pengamatan di lapangan menunjukan bahwa sebaran komunitas lamun di dunia masih

ditemukan hingga kedalaman 90 meter, jika cahaya matahari masih ada pada

kedalaman ini (Dahuri 2003).

4. Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam substrat, mulai dari lumpur sampai

sedimen yang terdiri dari 40% endapan lumpur halus. Kedalaman substrat berperan

dalam menjaga stabilitas sedimen yang mencakup 2 hal, yaitu pelindung tanaman dari

arus air laut, dan tempat pengolahan serta pemasok nutrien. Kedalaman sedimen yang

cukup merupakan kebutuhan utama untuk pertumbuhan dan perkembangan habitat

lamun (Dahuri 2003).

Di Indonesia padang lamun dikelompokkan ke dalam enam kategori

berdasarkan karakteristik tipe substratnya, yaitu lamun yang hidup di substrat lumpur,

lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang (Kiswara 1997).

Lamun tumbuh pada rataan terumbu dan paparan terumbu yang didominasi oleh

sedimen karbonat (pecahan karang dan pasir koral halus), teluk dangkal yang

didominasi oleh pasir hitam terrigenous dan pantai intertidal datar yang didominasi

oleh lumpur halus terrigenous (Erftemeijer 1993).

5. Kedalaman

Kedalaman merupakan faktor fisika yang berhubungan dengan banyaknya

volume air yang masuk dalam sebuah perairan. Pengaruh kedalaman berhubungan

dengan kecerahan dan arus perairan.Padang lamun membutuhkan penetrasi cahaya

yang cukup agar dapat melakukan fotosintesis (Berwick 1983).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

20

Sebagian besar padang lamun menyebar pada kedalaman 1 sampai dengan 10

meter. Di perairan dangkal lamun dapat tumbuh dengan baik karena adanya

kecerahan yang baik, untuk padang lamun melakukan fotosintesis. Padang lamun

biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup

pada kedalaman yang relatif dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti

Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada

kedalaman sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relatif rendah. Ada

Jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90 meter (Den Hartog 1970).

6. Salinitas

Salinitas adalah kadar seluruh ion-ion yang terlarut di dalam air. Sebaran

salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan,

curah hujan, dan aliran sungai (Nontji 1987). Salinitas merupakan salah satu variable

yang menentukan kehidupan organisme akuatik pada umumnya dan lamun pada

khusunya, terutama berkaitan dengan keseimbangan osmotik antara lamun dengan

medium air lingkungannya (Berwick 1983).

Spesie lamun memiliki kemampuan toleransi yang berbeda-beda terhadap

salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar, yaitu anatara 10 0/oo

dan 40 0/oo.Nilai salinitas optimum untuk spesies lamun adalah 35

0/oo. Salah satu

faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem padang lamun adalah meningkatnya

salinitas yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai air tawar dari sungai (Dahuri,

2003).

7. Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air.

Oksigen terlarut dalam air, berasal dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton atau

tanaman air lainnya serta difusi dari udara (Argadi 2003). Oksigen terlarut merupakan

kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan air.Konentrasi oksigen terlarut

yang rendah mengakibatkan biota air mati.Oksigen terlarut merupakan unsur penting

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

21

yang sangat dioerlukan dalam respirasi dan aktivitas biologi lainnya. Oksigen yang

ada di sedimen juga akan dipakai dalam siklus nitrogen di padang lamun oleh bakteri

nitrifikasi (Argadi 2003).

Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman

tergantung pada pencampuran dan pergerakan massa air, aktifitas fotosintesis,

respirasi, dan limbah yang masuk ke badan air (Effendi 2003). Hilangnya oksigen

diperairan terjadi akibat proses respirasi tumbuhan dan hewan, serta aktivitas mikroba

dalam mengoksidasi bahan organik. Kadar oksigen terlarut pada perairan alami

biasanya kurang dari 10 mg/L (Effendi 2003). Kualitas air dapat digolongkan

berdasarkan kandungan oksigen terlarut (Tabel 1).

Tabel 1. Penggolongan Kualitas Air Berdasarkan Kandungan Oksigen Terlarut

Golongan Oksigen Terlarut (ppm) Kualitas Air

I ≥ 8 atau pernah terjadi walaupun dalam

jangka waktu yang sangat pendek Sangat baik

II ± 6 Baik

III ± 4 Kritis

IV ± 2 Buruk

V < 2 Sangat buruk

Sumber : Schmitz (1971) dalam Effendi (2003)

8. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+)

yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik

tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk

menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1993).

Menurut Nybakken (1992), kisaran pH yang optimal untuk kisaran air laut

adalah 7,5-8,5. Menurut Beer, Esel dan Waisel (1997) in Philip dan Menez (1988),

kisaran pH yang baik bagi lamun adalah pada saat pH air laut normal yaitu 7,5-8,5

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

22

karena pada saat tersebut ion bikarbonat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis

oleh lamun dalam keadaan melimpah.

9. Kandungan Amonia

Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Amonia

banyak digunakan dalam proses produksi industri bahan kimia (asam nitrat, amonium

fosfat, dan amonium nitrat, dan amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan

kertas (pulp dan paper). Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses

volatilisasi karena tekanan parsial ammonia dalam larutan meningkat dengan semakin

meningkatnya pH (Effendi, 2003)

Persentase amonia bebas meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu

perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi.

Sebaliknya, pada pH lebih besar dari 7, amonia tidak terionisasi yang bersifat toksik

(Novotny dan Olem, 1994).

Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/l (McNeely

et.al., 1979). Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/l, perairan bersifat toksik bagi

ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan

organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan (run-off) pupuk

pertanian (Sawyer dan McCartym 1978).

2.5 Fungsi Ekologi Lamun

Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas primernya.

Pada ekosistem lamun hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea,

molluska (Pinna sp., Lambis sp., dan Strombus sp.), Echinodermata (Holothuria sp.,

Synapta sp., Diadema sp., Arcbaster sp., Linckia sp.) dan cacing (Polichaeta)

(Bengen, 2001).

Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di

laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai

peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

23

dangkal, menurut hasil penelitian diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan

perairan laut dangkal sebagai berikut :

1. Produsen Primer

Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan

dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang

(Hutomo, et al., 1993 dalam Ardhani, 2010). Lamun memiliki peranan penting bagi

kehidupan di laut, sebagai produsen primer serta penyusun habitat dan ekosistem

yang menyangga kehidupan dan proses di terumbu karang dan di mangrove atau

daratan pantai. Sistem perakaran rhizome lamun dapat menstabilkan sedimen dan

daun lamun dapat mengurangi kecepatan arus. Bagi invertebrata kecil dan ikan,

padang lamun merupakan tempat berlindung, mencari makan, dan tempat memijah

(Hemminge dan Duarte, 2000).

Padang lamun memberikan sumbangan terhadap produktifitas terumbu

karang. Serasah yang diproduksi oleh lamun diduga membantu meningkatkan

kelimpahan fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton dan zooplankton selanjutnya

akan dimakan oleh karang dan segenap biota pemakan atau penyaring yang hidup di

habitat tersebut. Energi yang dikeluarkan oleh lamun ditransfer ke ekosistem terumbu

karang. Interaksi antara tiga ekosistem laut dangkal yaitu terumbu karang, lamun, dan

mangrove dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

24

Gambar 14. Bentuk interaksi antara tiga ekosistem bahari

(terumbu karang, mangrove, padang lamun)

Sumber : Ogden dan Gladfelter (1983) in Bengen (2001)

2. Habitat Biota

Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai

hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds)

dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan mencari makanan untuk

berbagai jenis ikan herbivora dan ikan– ikan karang (coral fishes) (Kikuchi and Peres,

1977).

Menurut Kikuchi and Peres (1973), komunitas hewan mempergunakan

padang lamun sebagai habitatnya, tempat memijah dan mencari makan. Komunitas

hewan yang hidup di padang lamun membentuk empat kategori struktur dan cara

hidup di padang lamun, yaitu :

1. Komunitas biota yang hidup pada daun hijau (segar) lamun (epifit, mikro-

meiofauna).

2. Komunitas biota yang menempel pada rimpang (rhizome) lamun ( polikhaeta,

krustacea, molluska. echinodermata).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

25

3. Komunitas biota yang bergerak atau berenang di bawah daun lamun (ikan dan

cumi).

4. Komunitas biota yang hidup dalam sedimen (bivalvia dan polikhaeta).

3. Penahan dan Pengikat Sedimen

Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus

dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang

dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan

dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang lamun berfungsi sebagai penahan

sedimen untuk mencegah erosi (Gingsburg and Lowestan 1958).

Padang lamun memainkan peranan penting dalam stabilitas substrat dan

melindungi dasar perairan dari erosi. Daun lamun yang lebat dapat memperlambat

gerakan air (dapat meredam arus) yang disebabkan oleh arus dan ombak, serta

menyebabkan perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar

lamun dapat menahan dan menangkap sedimen, sehingga dapat menguatkan dan

menstabilkan dasar perairan. Dengan demikian ekosistem ini bertindak pencegah

erosi dan pengikat sedimen (Argadi 2003).

Rimpang dan akar lamun mengikat dan menggabungkan sedimen, sehingga

meningkatkan stabilitas di permukaan dibawahnya dan pada saat yang sama

menjadikan air lebih jernih (Hutomo dan Azkab 1987). Lamun dapat menstabilkan

endapan atau hamparan pasir dan menyebabkan perairan menjadi tenang. Ketika

sedimen halus tersebut ke bawah dan berada diantara akar, sedimen tersebut tidak

dapat tersuspensi lagi oleh kekuatan arus dan ombak (Gingsburg and Lowenstan,

1958).

4. Pendaur Zat Hara

Lamun memegang peranan penting dalam pendauran barbagai zat hara dan

elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya berupa zat-zat hara yang

dibutuhkan oleh lamun untuk pertumbuhannya (Argadi 2003).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

26

Padang lamun di perairan tropis mempunyai sistem yang mandiri (self

sustainable system), artinya unsur hara N dan P yang dibutuhkan untuk mendukung

pertumbuhan sebagian besar berasal dari dalam lingkungan perairan sendiri (Argadi

2003). Daur yang terjadi pada sedimen padang lamun, merupakan sumber utama

yang akan menunjang kebutuhan hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Hal

ini terjadi karena adanya aktivitas proses-proses biogeokimia oleh mikroba yang

dapat menghancurkan berbagai bentuk bahan organic menjadi mineral-mineral yang

mudah dimanfaatkan lamun (Argadi 2003).

Lamun dapat menyerap karbon dari air melalui daun dan dari sedimen melalui

akar (Philips dan Menez 1988).Fosfat yang diserap oleh daun-daun lamun dapat

bergerak sepanjang helai daun. Fosfat diserap oleh akar lamun dari celah-celah

sedimen, kemudian dialirkan ke daun dan selanjutnya dipindahkan ke perairan

sekitarnya lamun (Argadi 2003).

Beberapa jenis algae biru-hijau, yang bersifat epifit pada Thallasia,

memfiksasi nitrogen dan menyebabkan nitrat yang terlarut mendapatkan jalan masuk

ke hospesnya (Argadi 2003) dan kemudian nitrogen yang diserap oleh akar akan

ditranslokasikan ke daun.

2.6 Dampak Kegiatan Industri Terhadap Ekosistem Padang Lamun

Menurut Bengen (2001), banyak kegiatan atau proses dari alam atau aktivitas

manusia yang mengancam kelangsungan hidup ekosistem lamun, seperti :

Kegiatan dampak potensial

1. Pengerukan dan pengurugan yang berkaitan dengan pembangunan areal

estate pinggir laut, pelabuhan, industri, dan saluran navigasi.

2. Pencemaran limbah industri, seperti : logam berat dan senyawa

organoklorin.

3. Pembuangan sampah organik, seperti : pencemaran limbah pertanian dan

pencemaran minyak.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Industri Galangan Kapalmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090009_2_5666.pdf · industri ringan yang meliputi ... kapal ternyata termasuk

27

Perusakan total pada padang lamun

1. Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil pengerukan.

2. Dampak sekunder pada perairan dengan meningkatnya kekeruhan air.

3. Penurunan kandungan oksigen terlarut.

4. Dapat menjadi eutrofikasi yang mengakibatkan blooming dan perifiton

yang menenmpel di daunlamun dapat meningkatkan kekeruhan yang dapat

menghalangi cahaya matahari.

5. Terjadinya akumulasi logam berat pada padang lamun melalui proses

biological magnification.

6. Pencemaran peptisida dapat mematikan hewan yang berasosiasi dengan

padang lamun.

7. Pencemaran yang berasal dari pupuk dapat mengakibatkan eutrofikasi.

8. Lapisan minyak pada daun lamun dapat menghalangi proses fotosintesis.